Revitalisasi Ideologi GERAKAN Muhammadiyah
Paryanto MPK PP Muhammadiyah 1
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
13 August 2011
Mari Kita Pahami: 2
1. Ideologi Muhammadiyah?
2. Mengapa perlu revitalisasi ideologi
gerakan Muhammadiyah? 3. Strategi apa yang harus dirancang dan diimplementasikan?
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
13 August 2011
Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”.
(Q.S. Ash-Shaf/61: 4) 13 August 2011
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
3
PEMAHAMAN IDEOLOGI Sistem paham yang mengandung konsep, cara berpikir, cita-cita, dan strategi perjuangan mengenai kehidupan.
GERAKAN Aksi terorganisasi yang mengandung aspek-aspek keyakinan, pengetahuan, kelembagaan, dan pelaku untuk mencapai tujuan tertentu (menolak atau melakukan perubahan).
MUHAMMADIYAH Gerakan Islam, Dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid, yang bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah, berasas Islam, dan bertujuan mewujudkan masyarakat Islam yang sebenarbenarnya. 13 August 2011
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
4
Dimensi Ideologi Muhammadiyah (Haedar Nashir 2001: 72)
1) Ideologi gerakan Muhammadiyah merupakan sistem paham dan teori perjuangan yang dilandasi, dijiwai, dan dibingkai serta dimaksudkan untuk mengamalkan Islam dalam seluruh kehidupan umat manusia.
13 August 2011
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
5
2) Ideologi gerakan Muhammadiyah ialah manhaj (sistem, metode) dakwah Islam untuk mengajak manusia beriman kepada Allah (tu’minuna billah) serta amar ma`ruf nahi munkar. 13 August 2011
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
6
3) Ideologi gerakan Muhammadiyah ialah sistem dan teori perjuangan Islam untuk tajdid (pembaruan) sehingga selalu terbuka pada kritik dan memiliki agenda perubahan ke arah kemajuan (ishlah). 13 August 2011
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
7
4) Ideologi gerakan Muhammadiyah memiliki kerangka pemikiran dalam Muqaddimah AD Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah, MKCH Muhammadiyah, Khittah Muhammadiyah, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, dan pemikiran-pemikiran formal lainnya. 13 August 2011
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
8
5) Ideologi gerakan Muhammadiyah merupakan teori dan strategi perjuangan Islam yang menyeluruh dan mencakup seluruh aspek kehidupan untuk mewujudkan Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. 13 August 2011
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
9
6) Ideologi gerakan Muhammadiyah merupakan tali pengikat gerakan yang diwujudkan dalam sistem organisasi, jama`ah, kepemimpinan, dan gerakan amal usaha untuk menjadikan Islam sebagai rahmatan lil`alamin di muka bumi ini. 13 August 2011
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
10
REVITALISASI GERAKAN REVITALISASI Proses perubahan untuk menguatkan kembali gerakan melalui Penataan, Pemantapan, Peningkatan, dan Pengembangan ASPEK REVITALISASI GERAKAN 1. Revitalisasi Teologis 2. Revitalisasi Ideologis 3. Revitalisasi Organisasi 4. Revitalisasi Kepemimpinan 5. Revitalisasi Amal Usaha 6. Revitalisasi Aksi 13 August 2011
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
11
“TEORI” KAPAL KARAM 12
Kapal besar berlayar penuh muatan, diterpa gelombang dahsyat. Nakhoda dan awak kapal sibuk sendiri-sendiri dan tak mampu mengendalikan arah perjalanan. Kompas pun tidak di tangan. Sementara penumpang pun melebihi kapasitas dengan berbagai macam tingkah, bahkan di antara mereka ada yang membocorkan kapal secara tak bertanggungjawab. Dalam keadaan seperti itu kapal bukan hanya akan kehilangan arah, bahkan kemungkinan karam di tengah jalan sebelum sampai ke pantai tujuan. Apa yang dapat diharapkan dari ekspedisi semacam itu? BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
13 August 2011
PROBLEM ORGANISASI PROBLEM ORGANISASI SECARA IDEOLOGIS 1. Lemahnya identitas kelompok 2. Lemahnya fanatisme 3. Lemahnya solidaritas kolektif 4. Tidak/kurang dipahaminya misi dan visi gerakan 5. Lemahnya komitmen, visi, dan pengabdian anggota/pimpinan 6. Lemahnya strategi gerakan/perjuangan 13 August 2011
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
13
Menjelaskan dunia/kehidupan dengan paham tertentu Menumbuhkan fanatisme Menggerakkan orang dalam menjalankan paham dan
mencapai cita-cita Mengubah keadaan dengan strategi perjuangan sesuai paham yang dianut Mengikat solidaritas kolektif dalam melakukan perjuangan mewujudkan cita-cita
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
13 August 2011
14
FAKTOR PELEMAH IDEOLOGI
Egoisme dan mobilitas perjuangan diri yang berlebihan Konflik internal Menguatnya budaya inderawi (berorientasi pada materi/uang, kesenangan duniawi, pragmatisme/oportunisme) Melemahnya ruh keikhlasan, penghidmatan, dan jihad fisabilillah Faktor-faktor eksternal: infiltrasi pihak luar, kebijakan politik negara, pengaruh global, dll. 13 August 2011
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
15
CITRA PEMIMPIN
Kaidah Ushul Fiqh: Afdholu al imam manutun bi al maslahah (keutamaan Pemimpin tergantung pd Kemaslahatan yg berhasil diwujudkan). Jangan jadi pemimpin mercusuar, suara menggelagar menembus angkasa raya, tapi tak berpijak ke bumi. 16
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
13 August 2011
Pemimpin laksana Rajawali Pemimpin bak burung
17
rajawali, terbang tinggi ke angkasa tinggi, kemudian hinggap di setiap tempat untuk mengalirkan listrik perubahan, tapi tak pernah membangun sarangnya sendiri (bukan tipe orang yang mementingkan diri sendiri, apalagi ajimumpung) BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
13 August 2011
Keputusan Tanwir Muhammadiyah 2007 tentang Ideologi
Latar Masalah:
Upaya untuk menjalankan revitalisasi ideologi ini dilatarbelakangi oleh berbagai masalah dan faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. 18
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
13 August 2011
1.
2.
3.
Mudahnya sebagian anggota yang tertarik pada paham gerakan lain tanpa memahami Muhammmadiyah secara lebih mendalam; Melemahnya spirit, militansi, karakter/identitas, dan visi gerakan pada sebagian anggota/kalangan di lingkungan Persyarikatan seperti rendahnya kiprah dalam menggerakkan Muhammadiyah; Gejala menurunnya ketaatan dan komitmen pada misi, pemikiran, kebijakan, dan kepentingan Muhammadiyah baik yang menyangkut urusan paham agama maupun yang menyangkut pengabdian dan kiprah dalam menggerakkan/membesarkan Muhammadiyah;
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
19
13 August 2011
4. Melemahnya ikatan atau solidaritas kolektif yang ditandai oleh kurang berkembangnya ukhuwah, silaturahim, dan sinergi antar anggota maupun antar institusi dalam Persyarikatan; 5. Kecenderungan sebagian anggota Muhammadiyah termasuk yang berada di amal usaha yang lebih mengutamakan kiprahnya untuk membesarkan organisasi, usaha, dan kegiatan lain di luar Muhammadiyah, bahkan dengan cara memanfaatkan fasilitas milik Persyarikatan. BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
20
13 August 2011
1. Menguatnya tarikan dan kepentingan politik yang masuk ke lingkungan Persyarikatan, termasuk dalam amal usaha, melalui para aktivis atau kegiatan partai politik; 2. Semakin banyaknya berbagai paham pemikiran dari luar yang berbeda dengan paham Muhammadiyah dan berusaha masuk ke dalam Muhammadiyah. BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
13 August 2011
21
Langkah Stretegis
Revitalisasi Ideologi ?
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
13 August 2011
22
Langkah Strategis Revitalisasi Ideologi: 23
1.
2.
3.
Optimalisasi pengajian rutin (mingguan/ bulanan) dengan materi ideologi Muhammad-iyah yang dilaksanakan pada semua tingkat kepemimpinan Persyarikatan dan Ortom mulai dari tingkat Ranting sampai Pusat serta AUM; Penajaman materi-materi ideologi Muhammadiyah sebagai pengantar (kultum) pada setiap pertemuan formal dan informal yang dilaksanakan di semua lini Persyarikatan; Penyelenggaraan secara intensif program-program perkaderan seperti Darul Arqam, Baitul Arqam dan sebagainya di setiap lini Persyarikatan.
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
13 August 2011
Langkah Strategis… 24
4.Pengenalalan ideologi gerakan Muhammadiyah bagi siswa-siswa pendidikan dasar dan internalisasinya bagi mahasiswa PTM dalam proses pembelajaran; 5.Penyampaian materi ideologi gerakan Muhammadiyah dalam setiap pelatihan, penataran profesi dan pengembangan skill bagi pimpinan dan orang-orang yang bekerja di AUM.
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
13 August 2011
Tanfidz Keputusan Tanwir Muhammadiyah 1428 H / 2007 M [2] 25 Setiap Pimpinan Muhammadiyah dan Ortom di setiap tingkat Persyarikatan serta pimpinan AUM diharuskan menunjukkan : • Komitmen dan loyalitas yang tinggi terhadap Muhammadiyah, • Pengendalian diri terhadap segala sesuatu yang dapat menimbulkan kebingungan bagi warga persyarikatan; • Keberanian menunjukkan kebenaran di tengah warga Muhammadiyah dan masyarakat. 2. Reward diberikan kepada setiap anggota, pimpinan ataupun orang yang bekerja di AUM yang menunjukkan prestasi di masing-masing tingkat Persyarikatan dan AUM.
1.
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
13 August 2011
Tanfidz Keputusan Tanwir Muhammadiyah 1428 H / 2007 M [2] 26
3. Bentuknya dapat materi ataupun jasa,
dan disesuaikan. 4. Sangsi diberikan kepada setiap anggota, pimpinan ataupun orang yang bekerja di AUM yang terbukti dengan sengaja melanggar komitmen ber-Muhammadiyah. 5. AUM agar ikut berperan aktif dalam pengembangan Cabang dan Ranting. 6. Dll. BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
13 August 2011
Internalisasi di AUM
27 Meningkatkan peran AUM sebagai bagian dari sistem Kaderisasi. Pengelola PTM/AUM harus merupakan tenaga profesional sekaligus kader Muhammadiyah dan dituangkan dalam aturan yang jelas. Khusus bagi person yang bekerja dan akan bekerja di AUM harus membuat surat perjanjian kerja terkait dengan komitmen berMuhammadiyah. Setiap person yang bekerja di AUM diharuskan mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Muhammadiyah.
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
13 August 2011
IMPLEMENTASI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH di AUMKES 28
IDEOLOGI INOVASI Capacity Building
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
13 August 2011
Urgensi Inovasi 29
Semakin disadari bahwa daya saing yang dicirikan dengan
produktivitas yang tinggi mensyaratkan kapasitas inovatif yang tinggi pula. Untuk meningkatkan daya saing dan kapasitas inovatif
yang tinggi diperlukan agenda strategis yang harus dilaksanakan dengan komitmen tinggi.
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
13 August 2011
H G
G2 G1
F
F1
H2 G3 F3 F4
E
A H1 H3 G4 F2 E3
A1 A4 A6 D5 E2 E1
A2 A5 D4 D3 D2
A3 B2 C2 D1
B1
B
B3 C1
C
D
Membangun budaya inovasi Pgmbngan/ Pguatan Budaya Kreatif-Inovatif dan Kewirausahaan
Program belajar seumur hidup lifelong learning
Semua warga AUMKES berhak memperoleh pendidikan pada tahap manapun dalam perjalanan kariernya. Oleh sebab itu, perlu dirancang fasilitas yang memungkinkan untuk melakukan proses belajar, baik fasilitas fisik maupun piranti lunak (mis: organisasi, pengelolaan)
Paryanto, Direktur Lembaga Provisi Yogyakarta
H G
G2 G1
F
F1
H2 G3 F3 F4
A H1 H3 G4 F2 E3
A1 A4 A6 D5 E2 E1
A2 A5 D4 D3 D2
E
A3 B2 C2 D1
B1
B
B3 C1
C
D
Membangun budaya inovasi Pgmbngan/ Pguatan Budaya Kreatif-Inovatif dan Kewirausahaan
D1
D b
Pendidikan Dini Kewirausahaan
Kewirausahaan merupakan format budaya inovasi yang perlu disampaikan kepada stake holder AUMKES. Selama ini pendidikan kewirausahaan dianggap sebagai pelengkap pendidikan di tingkat usia relatif tinggi. Penyampaian muatan kewirausahaan perlu disampaikan sejak dini melalui media yang tepat dan modus yang efektif.
Paryanto, Direktur Lembaga Provisi Yogyakarta
H G
G2 G1
F
F1
H2 G3 F3 F4
A H1 H3 G4 F2 E3
A1 A4 A6 D5 E2 E1
A2 A5 D4 D3 D2
E
A3 B2 C2 D1
B1
B
B3 C1
C
D
Membangun budaya inovasi Pgmbngan/ Pguatan Budaya Kreatif-Inovatif dan Kewirausahaan
D1
D c
Apresiasi Prestasi Inovasi
Proses terjadinya inovasi, sampai dengan capaian komersial atau terjadinya adopsi secara luas, memiliki beberapa tahapan. Setiap tahapan diberikan apresiasi seperlunya agar prakarsa inovatif lebih banyak yang mencapai tujuan.
Paryanto, Direktur Lembaga Provisi Yogyakarta
H G
G2 G1
F
F1
H2 G3 F3 F4
A H1 H3 G4 F2 E3
A1 A4 A6 D5 E2 E1
A2 A5 D4 D3 D2
E
A3 B2 C2 D1
B1
B
B3 C1
C
D
Membangun budaya inovasi Pgmbngan/ Pguatan Budaya Kreatif-Inovatif dan Kewirausahaan
D1
D d
Kampanye kepedulian
Inovasi yang meliputi proses, lingkungan pendukung, sikap dan perilaku merupakan wacana yang relatif baru bagi masyarakat Indonesia termasuk di AUMKES. Oleh karenanya masih sangat perlu dilakukan kampanye penyadaran menuju kepedulian tentang budaya inovasi. Perlu dipikirkan berbagai modus dan pendekatan agar terjadi proses internalisasi ke dalam budaya kerja AUMKES.
Paryanto, Direktur Lembaga Provisi Yogyakarta
H G
G2 G1
F
F1
H2 G3 F3 F4
A H1 H3 G4 F2 E3
A1 A4 A6 D5 E2 E1
A2 A5 D4 D3 D2
E
A3 B2 C2 D1
B1
B
B3 C1
C
D
Membangun budaya inovasi Pgmbngan/ Pguatan Budaya Kreatif-Inovatif dan Kewirausahaan
D1
D e
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan pemacu dan pemicu perkembangan teknologi yang lain, sehingga disebut “enabling technology”. Oleh karena itu pemanfaatannya perlu difasilitasi dan didorong agar terjadi percepatan kemajuan.
TIK dapat menjadi “produk” dapat pula menjadi “alat”.
Paryanto, Direktur Lembaga Provisi Yogyakarta
H G
G2 G1
F
F1
H2 G3 F3 F4
A H1 H3 G4 F2 E3
A1 A4 A6 D5 E2 E1
A2 A5 D4 D3 D2
E
A3 B2 C2 D1
B1
B
B3 C1
C
D
Membangun budaya inovasi Pngkatan/ Pngmbangan Prsahaan Pemula (Baru) yang Inovatif
D2
D a
Program Inkubasi Teknobisnis
Bisnis baru merupakan salah satu indikator tumbuhnya budaya inovasi
Masa penumbuhan bisnis adalah masa kritis bagi perusahaan. Perlu pendampingan intensif pada periode tersebut, terutama untuk mendorong pemanfaatan teknologi sebagai pemicu terjadinya nilai tambah yang signifikan.
Skema pendampingan intensif dan komprehensif melalui skema “inkubator teknobisnis” perlu dibangun.
Paryanto, Direktur Lembaga Provisi Yogyakarta
H G
G2 G1
F
F1
H2 G3 F3 F4
A H1 H3 G4 F2 E3
A1 A4 A6 D5 E2 E1
A2 A5 D4 D3 D2
E
A3 B2 C2 D1
B1
B
B3 C1
C
D
Membangun budaya inovasi Pngkatan/ Pngmbangan Prsahaan Pemula (Baru) yang Inovatif
D2
D b
Pengembangan kelembagaan pembiayaan berisiko
Dukungan pembiayaan pada tahap-tahap awal suatu perusahaan pemula sangat mutlak diperlukan. Mengingat fase awal ini merupakan fase kritis, sehingga sangat berisiko, maka diperlukan skema khusus, seperti modelBapak asuh dari AUMKES mapan ke AUMKES perintis. Untuk lebih menjamin keberlangsungan dukungan sehingga makin banyak perusahaan pemula yang terdukung, skema pembiayaan semacam ini perlu dilembagakan.
Paryanto, Direktur Lembaga Provisi Yogyakarta
H G
G2 G1
F
F1
H2 G3 F3 F4
A H1 H3 G4 F2 E3
A1 A4 A6 D5 E2 E1
A2 A5 D4 D3 D2
E
A3 B2 C2 D1
B1
B
B3 C1
C
D
Membangun budaya inovasi Pngkatan/ Pngmbangan Prsahaan Pemula (Baru) yang Inovatif
D2
D c
Insentif Pembiayaan Usaha Pemula (Baru)
Salah satu elemen sumberdaya bisnis yang penting adalah dana.
Pertumbuhan usaha baru merupakan indikator penting bagi terjadinya inovasi sekaligus entitas penyerap tenaga kerja. Skema insentif pembiayaan usaha baru (start-up company) perlu mendapat prioritas dalam penyediaan skema pembiayaan.
Paryanto, Direktur Lembaga Provisi Yogyakarta
H G
G2 G1
F
F1
H2 G3 F3 F4
A H1 H3 G4 F2 E3
A1 A4 A6 D5 E2 E1
A2 A5 D4 D3 D2
E
A3 B2 C2 D1
B1
B
B3 C1
C
D
Membangun budaya inovasi Pngkatan/ Pngmbangan Prsahaan Pemula (Baru) yang Inovatif
D2
D d
Reverse Brain drain
AUMKES pemula merupakan embrio pertumbuhan ekonomi sekaligus sebagai indikator tumbuhnya budaya inovasi. AUMKES pemula dapat ditumbuhkan dari populasi lokal maupun mengundang talenta dari luar daerah yang memiliki potensi, terutama individu yang memiliki keterkaitan dengan daerah yang bersangkutan.
Paryanto, Direktur Lembaga Provisi Yogyakarta
H G
G2 G1
F
F1
H2 G3 F3 F4
A H1 H3 G4 F2 E3
A1 A4 A6 D5 E2 E1
A2 A5 D4 D3 D2
E
A3 B2 C2 D1
B1
B
B3 C1
C
D
Membangun budaya inovasi Dinamisasi Perkembangan Inovasi, Bisnis dan Manajemen
D3
D a
Bantuan Teknis Peningkatan Kapasitas Pelaku Bisnis
Pelaku bisnis jasa kesehatan di AUMKES merupakan penggerak inovasi yang dominan. Pada kondisi yang ideal, sumber-sumber inovasi (termasuk pelaku bisnis) berantaraksi dan bertransaksi bisnis dan non-bisnis secara intensif. Jika belum terjadi kondisi yang ideal, proses peningkatan kapasitas dapat dirangsang dengan bantuan teknis secara terpilih, dengan melakukan pemilihan topik yang dapat memunculkan proses inovasi selanjutnya.
Paryanto, Direktur Lembaga Provisi Yogyakarta
H G
G2 G1
F
F1
H2 G3 F3 F4
A H1 H3 G4 F2 E3
A1 A4 A6 D5 E2 E1
A2 A5 D4 D3 D2
E
A3 B2 C2 D1
B1
B
B3 C1
C
D
Membangun budaya inovasi
Reformasi di Bidang Publik
D4
D a
Program peningkatan kapasitas pelaku kewenangan publik
Pemerintah dan Pimpinan Persyarikatan merupakan pemegang kewenangan publik yang menentukan serta sangat berpengaruh pada penciptaan iklim inovasi. Pimpinan dan semua staff AUMKES harus bisa menyeimbangkan antara upaya inovasi yang dilakukan dengan kebijakan pemerintah dan persyarikatan. Oleh karenanya, peningkatan kapasitas pimpinan dan staf AUMKES pada semua tataran menjadi prasyarat penting bagi berlangsungnya suatu prakarsa inovasi. Paryanto, Direktur Lembaga Provisi Yogyakarta
H G
G2 G1
F
F1
H2 G3 F3 F4
A H1 H3 G4 F2 E3
A1 A4 A6 D5 E2 E1
A2 A5 D4 D3 D2
E
A3 B2 C2 D1
B1
B
B3 C1
C
D
Membangun budaya inovasi
Penguatan kohesi sosial
D5
D a
Sist pngelolaan, prlndungan hukum & pmnfaatan tknlgi tradisinal (msyrkat).
Teknologi tradisional atau teknologi masyarakat merupakan aset pengetahuan yang melekat pada suatu kelompok masyarakat tertentu dan dikomunikasikan secara turun-temurun. Telah disadari bahwa warisan tersebut tidak saja memiliki makna sejarah, tetapi memiliki dimensi “iptek” yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan lebih lanjut untuk memenuhi kebutuhan aktual. Untuk itu perlu dibangun sistem pengelolaannya, termasuk perlindungan hukum serta pemanfaatannya.
Paryanto, Direktur Lembaga Provisi Yogyakarta
H G
G2 G1
F
F1
H2 G3 F3 F4
A H1 H3 G4 F2 E3
A1 A4 A6 D5 E2 E1
A2 A5 D4 D3 D2
E
A3 B2 C2 D1
B1
B
B3 C1
C
D
Membangun budaya inovasi
Penguatan kohesi sosial
D5
D b
Prakarsa invntrisasi dan dokumentasi pengetahuan/ teknologi masyarakat
Penjelasan pada D.5.a menuntut adanya inventarisasi dan dokumentasi pengetahuan masyarakat Prakarsa untuk mulai melakukannya dapat dilakukan oleh pemerintah maupun swasta agar dokumentasinya dapat segera dimanfaatkan oleh proses selanjutnya.
Paryanto, Direktur Lembaga Provisi Yogyakarta
H G
G2 G1
F
F1
H2 G3 F3 F4
A H1 H3 G4 F2 E3
A1 A4 A6 D5 E2 E1
A2 A5 D4 D3 D2
E
A3 B2 C2 D1
B1
B
B3 C1
C
D
Membangun budaya inovasi
Penguatan kohesi sosial
D5
D c
Kmpnye kpdlian pnglolan, pmnfaatan & pngmbangan pnget/teknlgi msyrkt
Kampanye kepedulian terhadap isu D.5.a perlu terus diperluas agar semakin banyak pihak yang terlibat dalam pengelolaan, pemanfaatan dan pengembangan pengetahuan/ teknologi masyarakat.
Paryanto, Direktur Lembaga Provisi Yogyakarta
H G
G2 G1
F
F1
H2 G3 F3 F4
A H1 H3 G4 F2 E3
A1 A4 A6 D5 E2 E1
A2 A5 D4 D3 D2
E
A3 B2 C2 D1
B1
B
B3 C1
C
D
Membangun budaya inovasi
Penguatan kohesi sosial
D5
D d
Kemitraan inovasi pengetahuan masyarakat
Seperti halnya inovasi pengetahuan, pengembangan tekmas ini juga dapat dilakukan dengan melakukan kemitraan antar beberapa pihak. Beberapa pihak sebenarnya telah melakukan prakarsa sehubungan dengan isu D.5.a dengan kepentingannya masing-masing. Agar terjadi percepatan dalam pengembangannya, sebaiknya dilakukan kemitraan dalam melakukan inovasi yang berasal dari tekmas.
Paryanto, Direktur Lembaga Provisi Yogyakarta
H G
G2 G1
F
F1
H2 G3 F3 F4
A H1 H3 G4 F2 E3
A1 A4 A6 D5 E2 E1
A2 A5 D4 D3 D2
E
A3 B2 C2 D1
B1
B
B3 C1
C
D
Membangun budaya inovasi
Penguatan kohesi sosial
D5
D e
Program Reverse Brain Drain (inklusi sosial)
Ikatan emosional Keislaman dan Kemuhamadiyahan dapat digunakan untuk proses peningkatan modal sosial sebagai upaya untuk melakukan pemajuan teknologi masyarakat. Sumberdaya (primordial) dari luar daerah dapat diajak untuk berperan serta dalam pembangunan daerah.
Paryanto, Direktur Lembaga Provisi Yogyakarta
CAPACITY BUILDING 46
Capacity is the capability of an organization to
achieve effectively what it sets out to do. Capacity is the measure of the internal state of an organization that expresses itself through its results ( external effects)
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
13 August 2011
. 47
CAPACITY IS THE MEASURE OF AN ORGANIZATION/PERSONS CAPABILITY TO SATISFY OR INFLUENCE ITS STAKEHOLDERS
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
13 August 2011
UNSUR UNSUR CAPASITAS PEMBELAJARAN PARTISIPASI PENGEMBANGAN ORGANISASI KEMITRAAN BANTUAN TEKNIS MOBILISASI SUMBERDAYA
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
48
13 August 2011
UNSUR UNSUR CAPASITAS PEMBELAJARAN PARTISIPASI PENGEMBANGAN ORGANISASI KEMITRAAN BANTUAN TEKNIS MOBILISASI SUMBERDAYA
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
49
13 August 2011
INDIKATOR CAPACITY BUILDING DI AUMKES: •MENINGKATNYA KAPASITAS MANAJEMEN DAN PERFORMANCE LEMBAGA •MENINGKATNYA KEKOMPAKAN •MENINGKATNYA EFEKTIFITAS •KINERJA KESELURUHAN •MENINGKATNYA KEPERCAYAAN DIRI •KEBERLANJUTAN •TRANSFORMASI DAN PERUBAHAN AUMKES MENUJU AUM YG UNGGUL DALAM PELAYANAN KESEHATAN DAN ISLAMI DALAM TINDAKAN YG BERBASIS IDEOLOGI MUHAMMADIYAH. BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
50
13 August 2011
Menjadi orang baik itu baik. Lebih baik menjadi orang baik yang mau berbuat baik. Lebih baik menjadi orang baik yang mau berbuat baik, dan mengajak orang lain untuk berbuat baik.
BA KHUSUS PIMPINAN DAN CALON PIMPINAN AUMKES
51
13 August 2011