PREDIKSI PRESTASI PANAHAN RONDE NASIONAL BERDASARKAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN, KETAJAMAN PENGLIHATAN, DAN KECEMASAN PADA ATLET PPLP PANAHAN JAWA TENGAH Munawar, M. Furqon Hidayatullah, Agus Kristiyanto Magister Ilmu Keolahragaan Program PASCASARJANA UNS
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Prediksi antara daya tahan otot lengan dengan prestasi panahan Ronde Nasional. 2) Prediksi antara ketajaman penglihatan dengan prestasi panahan Ronde Nasional. 3) Prediksi antara kecemasan dengan prestasi panahan Ronde Nasional. 4) Prediksi antara daya tahan otot lengan, ketajaman penglihatan, dan kecemasan secara bersama-sama dengan prestasi panahan Ronde Nasional. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan pendekatan korelasional. Populasi penelitian ini adalah adalah seluruh atlet panahan PPLP Panahan Jawa Tengah yang berjumlah 18 atlet. Pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling. Instrumen yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengukuran terhadap variabel – variabel yang terdapat dalam penelitian ini Teknik analisis yang digunakan adalah korelasi sederhana, parsial, multiple dan regresi ganda pada taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Terdapat prediksi antara daya tahan otot lengan (rx1y = 82,8 , p = 0.000) dengan prestasi panahan Ronde Nasional. 2) Terdapat prediksi antara ketajaman penglihatan (rx2y = 77,3, p = 0.000) dengan prestasi panahan Ronde Nasional. 3) Terdapat prediksi antara kecemasan (rx3y = 57,1, p = 0.000) dengan prestasi panahan Ronde Nasional. 4) Terdapat prediksi antara daya tahan otot lengan, ketajaman penglihatan, dan kecemasan secara bersama-sama (R x1x2x3y = 92,1, p = 0.000) dengan prestasi panahan Ronde Nasional. Kata kunci : Daya Tahan Otot Lengan, Ketajaman Penglihatan, Dan Kecemasan Dengan Prestasi Panahan Ronde Nasional.
PENDAHULUAN Perkembangan
olahraga
di
macamnya
dan
olahraga
tidak
selalu
Indonesia saat ini semakin pesat, ini
harus berpatokan pada prestasi. Olahraga
dibuktikan
dapat
dengan
banyaknya
berupa
kesehatan,
terapi
pertandingan-pertandingan olahraga yang
penyembuhan, menjaga kondisi tubuh
diselenggarakan
agar
di
beberapa
wilayah,
tetap
fit
dan
mulai dari pertandingan olahraga tingkat
Kegiatan
semacam
Kabupaten,
dibanyak
tempat,
Provinsi,
Nasional,
sampai
lain ini
sebagainya.
dapat
misalnya
di
dilihat GOR
Internasional. Olahraga merupakan suatu
(gelanggang olahraga), fitness center, di
kegiatan
jalan-jalan yang memungkinkan untuk
yang
mempunyai
banyak
melakukan
aktifitas
olahraga,
dan
sebagainya.
pertandingan
panahan,
banyak sekali faktor-faktor yang dapat
Panahan olahraga
Dalam
merupakan
yang
koordinasi,
sangat
daya
cabang
memerlukan
tahan,
kelentukan,
mempengaruhi
prestasi
seorang
atlet.
Mulai dari faktor fisik, teknik, mental, dan lingkungan.
Terkadang
atlet
sering
panjang tarikan, dan keseimbangan untuk
merasakan suatu kelelahan yang berarti
membentuk teknik memanah yang baik.
ketika sedang mengikuti suatu babak
Faktor-faktor di atas haruslah ditunjang
kualifikasi dengan durasi yang panjang,
dengan latihan yang baik serta kondisi
ditambah
fisik yang prima dan tahan lama. Kondisi
matahari dan kencangnya angin, semua
fisik yang dimaksud disini yaitu bahwa
itu
seorang pemanah tidak hanya sekedar
penembakan atlet tersebut. Selain itu juga
memiliki kekuatan yang besar, tetapi juga
terkadang atlet mengalami suatu tekanan-
harus didukung oleh daya tahan yang baik
tekanan kondisi kejiwaan, dalam hal ini
agar penampilan si atlet tersebut tidak
timbulnya rasa cemas dalam diri atlet
hanya bagus pada awal pertandingan saja,
dimana hal tersebut bisa dipengaruhi dari
tetapi
diri sendiri maupun lingkungan sekitar.
konsisten
sampai
akhir
perlombaan.
sangat
Sehingga
Olahraga panahan berkaitan erat
lagi
dengan
teriknya
mempengaruhi
gejala-gejala
ditimbulkan
dari
sinar irama
fisiologis
tekanan
yang
kondisi
dengan ketepatan sasaran, karena tujuan
kejiwaan tersebut seperti rasa tegang,
akhir
takut akan gagal, gugup, kurang fokus,
dari
menembakkan
memanah anak
panah
adalah ke
muka
pesimis, dan
sebagainya
akan
sangat
sasaran (target face) setepat mungkin.
mempengaruhi
Sehingga
yang
berujung pada berubah-ubahnya irama
memanah
penembakan atlet tersebut dalam satu
adalah keajegan (consistency), yang harus
sesi pertandingan. Apabila atlet tersebut
dilakukan secara terus menerus selama
tidak memiliki kemampuan fisik yang
latihan
baik,
salah
diperlukan
dalam
dan
satu
faktor
gerakan
selama
berlangsungnya
dan
penampilan
mental
yang
atlet
kuat
yang
untuk
kompetisi. Hal ini juga dikatakan oleh Mc
menghadapi berbagai kondisi pada saat
Kinney bahwa dalam gerakan memanah
bertanding,
adalah sederhana, tidak ada gerakan yang
sangat berpengaruh pada teknik atlet
sulit dalam melakukannya, anda akan
tersebut.
mampu memperoleh skor 1440 jika anda
bersama bahwa olahraga panahan sangat
mampu mengulang gerakan yang benar
membutuhkan
dan
(consistency) dalam menembakkan anak
sama
sebanyak
(Rahantokman, 1989 : 76).
144
kali
panah
maka
hal
Sebagaimana
mulai
suatu dari
awal
tersebut kita
akan
ketahui keajegan
pertandingan
sampai akhir pertandingan. Hal tersebut
diperlukan
supaya
menembakkan
atlet
anak
panahnya
dapat
menancap tepat pada sasaran. Melalui
secara
ketajaman
penglihatan
atlet
akhir pertandingan, sehingga diharapkan
prestasinya. Penglihatan adalah indera
pula dapat meraih nilai atau skor yang
yang
tinggi dan pada akhirnya bisa menjadi
indera
juara.
penting untuk melengkapi segala bentuk
paling
dapat
diharapkan
tepat sasaran dan stabil dari awal hingga
Daya tahan otot lengan merupakan
panahan
ini
penting
lainnya.
aktifitas
memaksimalkan diantara
Kemampuan
sehari-hari
kelima melihat
termasuk
dalam
salah satu faktor yang mempengaruhi
kegiatan olahraga panahan. Normalnya,
prestasi pada cabang olahraga panahan,
penglihatan
dimana dengan dengan daya tahan otot
bagian kecil dan rumit yang menyusun
lengan
akan
mata. Walaupun setiap bagian mata cukup
berpengaruh terhadap penampilan dalam
kecil dan rumit, yang sangat penting bagi
melakukan keterampilan memanah. Daya
kelangsungan penglihatan yang normal,
tahan otot lengan yang dimiliki setiap
tetapi
atlet panahan tidaklah sama, maka daya
mempengaruhi satu dengan yang lainnya,
tahan otot lengan merupakan bagian yang
juga sama pentingnya.
yang
sangat aktifitas
baik
makan
penting
dalam
gerak
individu
mendukung
pada
fungsi-fungsinya
Kecemasan
bagian-
yang
sebagai
saling
salah
satu
bisa
kondisi kejiwaan yang tidak stabil dapat
memanah
timbul dalam setiap perlombaan olahraga
seperti mendorong dan menarik busur
panahan, terutama pada babak kualifikasi,
dalam waktu yang relatif lama dalam
karena adanya unsur kompetisi antara
suatu pertandingan.
dengan daya tahan
seorang atlet dengan atlet–atlet lainnya.
yang baik, performa atlet akan tetap
Setiap atlet berusaha mencapai prestasi
optimal dari waktu ke waktu karena
yang
memiliki waktu menuju kelelahan yang
temannya yang lain. Namun layaknya
cukup panjang. Hal ini berarti bahwa atlet
sebuah kompetisi tentu ada pihak yang
mampu melakukan gerakan, yang dapat
menang
dikatakan berkualitas tetap tinggi, sejak
Kemenangan atau keberhasilan pada atlet
awal hingga akhir pertandingan
yang
diaplikasikan
pada
Dalam penglihatan.
gerakan
panahan
diperhitungkan Mata
yang
tergantung
tetang
juga
perlu
ketajaman
merupakan
organ
atlet
terbaik,
dan
ada
pihak
berprestasi agar
teman–
yang
cenderung
berusaha
prestasinya Juara.
mengungguli
kalah.
membuat
mempertahankan tetap
Sebaliknya
menjadi
kekalahan
Sang atau
penglihatan manusia yang sangat penting
kegagalan yang berulang-ulang cenderung
untuk olahraga panahan, karena dalam
membuat atlet patah semangat dan putus
melakukan kegiatan memanah diperlukan
asa.
ketajaman penglihatan agar busur dapat
ini biasanya akan terus membekas dan
Pengalaman atlet tentang kegagalan
menimbulkan kecemasan pada diri atlet.
KAJIAN TEORI
Ketika
Konsep Panahan
atlet
pertandingan
dihadapkan yang
berbeda
jauh
kegagalan
yang
berprestasinya
pada
tingkatannya
dengan lalu,
kegagalan–
maka
dikalahkan
motivasi
oleh
Seidel,
tak
rasa
at
al
(
1975
:
90
)
mengemukakan bahwa panahan adalah suatu aktivitas yang memerlukan tenaga yang
memadai
untuk
ditransfer
dari
cemas takut gagal meskipun sebenarnya
busur ke panah supaya menggerakkan
mampu bertanding dengan baik.
panah ke sasaran yang dituju. Jika busur
Memang
dalam
batas–batas
direntang,
maka
potensi
untuk memicu prestasi atlet. Jika atlet
potensi energi diubah menjadi energy
tidak
akan
kinetik, maka energi diberikan ke panah.
pada
Kegagalan
menunjukan
cemas
maka
penampilan
Pada
menghasilkan
tertentu kecemasan justru bermanfaat pernah
energi.
akan
dalam
saat
pelepasan
memberikan
memadahi
ke
panah
tenaga
pertandingan yang kurang baik karena
yang
akan
tidak akan pernah mempersiapkan diri
menghasilkan tembakan yang lemah dan
untuk menghadapi pertandingan tersebut.
panah tidak dapat melaju sampai jauh.
Namun tingkat kecemasan yang tinggi
Dari sudut biomekanis, olahraga
karena kegagalan yang berlangsung terus–
panahan adalah mempertahankan sikap
menerus akan berakibat buruk pada atlet.
yang memerlukan kekuatan otot pada
Kegagalan
waktu
yang
berulang
itu
menarik,
melepaskan
yang makin besar. Akhirnya ketika atlet
perhitungan arah bagi jalannya panah,
bertanding
dapat
setepat
berkonsentrasi, yang bisa diikuti gejala–
seperti
gejala fisiologis orang yang sedang cemas,
dalam bentuk kelompok keterampilan
seperti: keluar keringat dingin, muka
yang memerlukan otot-otot untuk sikap
pucat pasi, jantung berdegup kencang dan
memanah dan mengarahkan panahnya ke
sebagainya.
sasaran. Pada saat tarikan dilakukan oleh
tidak
Sejalan dengan pemikiran di atas jelas
membuktikan
bahwa
seorang
lengan
mungkin. itu,
maka
penarik
ditambah
dan
menyebabkan rasa cemas takut gagal pikirannya
panah,
membidik
dengan
Berdasarkan panahan
busur
sikap
termasuk
(kontraksi
isotonis/dinamis), maka lengan pemegang
pemanah di samping memerlukan aspek
busur
fisik seperti daya tahan otot lengan yang
dipertahankan untuk mengatasi kekuatan
baik dan ketepatan yang baik, juga harus
tarikan. Pada saat tarikan penuh, maka
dapat
lengan
mengendalikan
aspek
psikisnya
harus
yang
dijaga
memegang
atau
busur
harus
yaitu tingkat kecemasan, sehingga dapat
benar-benar
menunjukkan prestasi yang optimal.
tempatnya (kontraksi isometris/statis). Ini akan
bertahan/terkunci
harus
memungkinkan
lengan
pada yang
memegang busur menyerap tenaga atau
Outdoor. Pada nomor Internasional
reaksi
dibedakan
dari
busur
pada
saat
panah
menurut
jebnis
busurnya yaitu nomor recurve dan
meninggalkan tali busur. Secara
lagi
kinesiologis,
nomor compound.
khususnya
menganalisis otot-otot utama dari tubuh
d. Busur Recurve modern terdiri atas 4
bagian atas yang terlibat dalam memanah.
bagian utama yang dapat dibongkar
Furqon dan Doewes (2000) mengutip
pasang. Handle, yaitu bagian tengah
pendapat
Guide
biasanya terbuat dari kayu keras atau
mengemukakan bahwa otot-otot utama
alumunium. Limb, yaitu daun busur,
yang perlu dikembangkan dalam olahraga
terdapat dua yaitu atas dan bawah.
panahan adalah otot-otot leher, bahu,
Terbuat
bicep, triceps, lengan bawah, pergelangan
bambu atau serat karbon. Terakhir
tangan, perut dan otot-otot togok. (Jurnal
yaitu string terbuat dari serat yang
Iptek Olahraga, Vol.7, No.3, September
tahan atas regangan. Seluruh bagian
2005: 203-220)
ini dapat dibongkar dengan mudah
dari
Consumer
Olahraga panahan yang dikenal di
untuk
dari
bahan
memudahkan
elastis
yaitu
transportasi.
Indonesia terbagi menjadi tiga nomor,
Pada umumnya busur ini memiliki
berdasarkan jenis busur yang digunakan.
kekuatan
Ini merupakan akomodasi dari peraturan
setara dengan beban 36-40 pon pada
yang dikeluarkan oleh FITA terhadap
nomor Nasional dan 40-44 pon pada
kondisi Indonesia. Ketiganya mewakili
nomor
jenis busur yang banyak terdapat di
kekuatan
Indonesia saat ini, berikut nomor-nomor
Mongol.
yang ada di Indonesia saat ini: terbuat
Anak dari
Olahraga
yang
outdoor.
Dilakukan
kayu
dilakukan dalam
yang
Internasional. Longbow
disimpan)
Separuh maupun
dari busur
e. Anak Panah
a. Nomor tradisional Busur
(energi
panah
yang
digunakan
utuh.
umumnya terbuat bahan utamanya
panahan
dari kayu atau bambu. Anak panah
posisi
dari bambu umumnya lebih tahan
duduk, target menyesuaikan.
lama karena sifat elastisitasnya. Di
b. Nomor Nasional
ujung belakangnya terdapat nock yang
Busur terbuat dari kayu dan bambu,
berfungsi
peraturan lainnya sama dengan nomor
busur(string).
Internasional. c. Nomor Internasional, busur terbuat
f.
memegang
tali
Sasaran Sasaran yang ada disesuaikan dengan
dari bahan sintetis
nomor
Selanjutnya dibedakan lagi menurut
dilakukan.
jenis lapangannya yaitu Indoor atau
ukuran targetnya berdiameter 80 cm
olahraga Pada
panahan nomor
yang outdoor
sedang pada nomor indoor ukuran
50 meter dan 30 meter. Beratnya
targetnya 40 cm atau 60 cm. Pada
hampir 5 kilogram
nomor outdoor jaraknya adalah 80
c. Nasional/Standart Bow
meter sedangkan indoor hanya 25
Ini hanya untuk di Indonesia, dan
meter.
jarak yang diperlombakan 50 meter,
g. Lapangan panahan Lapangan
40
panahan
melibatkan
meter,
30
meter.
Pemula
disarankan memakai yang ini. Lebih Recurve
pemotretan di berbagai sasaran (dan
ringan
sering yg tak ditandai) jarak, sering di
Compound.
daerah berhutan dan kasar daerah.
asesoris) : Biasanya atlit menembak
Salah
lapangan
dengan cara duduk bersila, namun
panahan adalah untuk meningkatkan
sekarang sudah jarang di Kejuaraan
teknik
Nasional Indonesia.
satu
tujuan
dan
dari
kemampuan
yang
dibanding
4.Tradisional
dan (tanpa
diperlukan untuk bowhunting yang
Dari uraian singkat tersebut dapat
lebih realistis di luar pengaturan.
disarikan bahwa olahraga panahan adalah
Seperti golf, kelelahan bisa menjadi
olahraga yang memerlukan: (1)koordinasi
masalah karena atlet berjalan jarak
gerak visual (ketepatan); (2) rasa gerak
antara sasaran di daerah terkadang
(feeling/sense of kinesthetics); (3) kekuatan
kasar.
dan
Untuk
kategori
Indonesia,
yang
ada
dilombakan
empat
ronde,
di dan
daya
aerobik.
tahan (6)
otot;
(5)
panjang
kapasitas
tarikan:
(7)
konsentrasi; dan (8) keseimbangan emosi.
klasifikasinya berdasarkan alat :
Dilihat
a. Recurve
panahan
dari
karakteristiknya
adalah
olahraga
melepaskan
panah
Panah buatan Amerika dan Korea ini
melalui lintasan tertentu menuju sasaran
dipakai untuk standart pertandingan
pada jarak tertentu.
Internasional. Bahannya terbuat dari
Peraturan-peraturan
dan
campuran Fibere dan karbon. Jarak
ketentuan-ketentuan yang berlaku pada
yang dilombakan itu 90 Meter, 70
pertandingan
Meter,
mengacu pada peraturan Constitutional
50
Meter,
dan
30
Meter.
Beratnya sekitar hampir 5 kilogram b. Compound
panahan
pada
dasarnya
and Rules FITA (FITA, 2008 : 128). Adapun
nomor-nomor
Sama seperti Recurve, hanya saja
dipertandingkan
mempunyai roda pada sisi-sisi busur,
berikut :
jadi saat ditarik itu punya nilai Nol
1) Ronde
FITA
dan nggak ada beban campuran fiber
dilaksanakan
dan karbon. Jarak 90 meter, 70 meter,
tunggal, ronde
yang
diantaranya
sebagai
Recurve
dapat
dengan
cara
ronde
ganda, ronde versi
olympic
dan
ronde
versi
Olympic
beregu.
lain
sistem
prasarana
2) Ronde FITA Recurve tunggal terdiri
pembinaan
olahraga.
dan
sarana-
Sedangkan
yang
termasuk kedalam faktor eksternal ialah
dari 36 anak panah yang ditembakkan
faktor
psikologis,
ke setiap
jarak berikut ini secara
pelatih, keadaan fisik, serta teknik dan
berurutan untuk Putra: 90m, 70m,
skill yang dimiliki atlet. Bila semua faktor
50m, 30m, dan Putri: 70m, 60m, 50m,
tersebut
telah
30m.
pastilah
prestasi
dapat
menjadi lebih baik.
dari dua sesi pertandingan pada jarak
Berdasarkan peneliti
4) Ronde Nasional dapat dilaksanakan
teknik
dapat adalah
latihan,
dipenuhi,
seorang
3) Ronde FITA Recurve ganda, terdiri 70m.
rutinitas
maka
atlet
pendapat
di
menyimpulkan bentuk-bentuk
akan atas,
bahwa, gerakan
dengan cara ronde tunggal, ronde
yang merupakan bagian dari gerakan-
versi Olympic perorangan, dan ronde
gerakan yang sengaja diberikan kepada
versi Olympic beregu.
atlet tetapi bukan merupakan bagian
5) Ronde Nasional tunggal terdiri dari 36
keseluruhan
dari
keterampilan,
yang
anak panah yang ditembakkan ke
sengaja diajarkan dengan perhitungan-
setiap
perhitungan ilmiah.
jarak
berikut
ini
secara
berurutan untuk putra dan putri: 50m,
Begitu
juga
dengan
teknik
olahraga panahan yang diajarkan pada
40m, dan 30m.
setiap atlet yakni terdiri dari beberapa Prestasi Panahan Ronde Nasional
bagian
Prestasi menurut Poerwadarminta
teknik,
dimana
teknik-teknik
tersebut tidak terlepas dari perhitungan
dikatakan sebagai hasil yang telah dicapai
ilmiah.
atau
teknik olahraga panahan, yaitu:
dilakukan,
dikerjakan
dan
sebagainya (Poerwadarminta, 1991 : 768).
Ada
sembilan
langkah
(step)
a. Sikap Berdiri (stand)
Dalam olahraga, hasil atau tujuan yang
Sikap berdiri (stand), menurut Damiri
dicapai biasa disebut prestasi. Sumarno
(1990 : 14),
Sumoprawiro, dalam sebuah jurnal di
lantai atau tanah. Sikap berdiri yang
internet menyatakan bahwa secara garis
baik ditandai oleh: (1) titik berat
besar, untuk mencapai prestasi olahraga
badan
yang diinginkan, dibutuhkan tujuh faktor
kaki/tungkai
yang
Faktor-faktor
tubuh tegak, tidak condong ke depan
tersebut digolongkan menjadi 2, yaitu
(belakang) ke samping kanan ataupun
faktor
ke samping kiri.” Terdapat
harus internal
dipenuhi. dan
faktor
(Poerwadarminta, 1991 : 768).
eksternal
“Sikap/posisi kaki pada
ditumpu secara
oleh
kedua
seimbang,
(2)
empat
Yang
macam sikap kaki dalam panahan,
tergolong dalam faktor internal antara
yaitu open stand, square stand, close
stand,
dan
oblique
stand,
yang
c. Mengangkat Lengan Busur (extend)
kebanyakan dipakai oleh pemanah
Hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu
pemula adalah sikap square stand
lengan
penahan
atau sikap sejajar.
ditarik
oleh
busur
tiga
jari
rileks,
tali
yaitu
jari
telunjuk, jari tengah, dan jari manis. Tali ditempatkan atau lebih tepatnya diletakkan
pada
ruas-ruas
jari
pertama, dan tekanan busur terhadap telapak
tangan
penahan
busur
ditengah-tengah titik V, yang dibentuk oleh ibu jari dan jari telunjuk (lengan penahan busur), peneliti memperjelas dengan memberikan gambar seperti Gambar 1. Posisi Berdiri
dibawah ini:
Sumber: www.archery.metu.edu.tr b. Memasang Ekor Panah (nocking) Memasang ekor anak panah (nocking), menurut Damiri (1990 : 16), “Gerakan menempatkan atau memasukkan ekor panah ke tempat anak panah (nocking point) pada tali dan menempatkan gandar (shaft) pada sandaran anak panah (arrow rest). Kemudian diikuti dengan menempatkan jari-jari penarik pada tali dan siap menarik tali.”
Gambar 3. Mengangkat Lengan Busur Sumber: www.archery.metu.edu.tr d. Menarik Tali Busur (drawing) Menarik
tali
busur
(drawing),
menurut Damiri (1990 : 21), “Gerakan menarik tali sampai menyentuh dagu, bibir
dan
dilanjutkan
atau
hidung. Kemudian
dengan
menjangkarkan
tangan penarik tali di dagu.” Ada tiga fase gerakan menarik, yaitu pre-draw, primary draw dan secondary draw. Gambar 2. Memasang Anak Panah
Pre-draw adalah gerakan tarikan awal.
Sumber: www.archery.metu.edu.tr
Pada saat itu sendi bahu, sendi siku
dan sendi pergelangan tangan telah
penjangkaran
dikunci. Primary-draw atau tarikan
harus
utama adalah gerakan tarikan dari
menempel di bawah dagu, dan harus
posisi
pre-draw
menyentuh
sampai
atau
menempel
tangan
tetap
sama
penarik dan
tali
kokoh
tali
memungkinkan terlihatnya bayangan
dan
tali pada busur (string alignment). Ada
sedikit menekan atau mengetat pada
dua
jenis
penjangkaran,
bagian dagu, bibir dan hidung dan
penjangkaran
berakhir pada posisi penjangkaran.
penjangkaran
Secondary-draw atau tarikan kedua
penjangkaran
adalah gerakan menahan tarikan pada
menyentuh pada bagian tengah dagu,
posisi penjangkaran sampai melepas
bibir, dan hidung serta tangan penarik
tali (release). Di bawah ini adalah
menempel di bawah dagu.
di di di
yaitu
tengah
dan
samping.
Pada
tengah,
tali
gambar gerakan menarik busur:
Gambar 5. Menjangkar Sumber: www.archery.metu.edu.tr f.
Menahan Sikap Panahan (tighten) Menahan
sikap
panahan
(tighten),
menurut Damiri (1990 : 23), adalah: Gambar 4. Menarik Tali Busur Sumber: Haywood, M Kathleen and Lewis F.Catherine. Archery Steps to Succes. (IIlinois: Leisure Press, 1989), p.18.
Suatu
keadaan
panahan
menahan
beberapa
penjangkaran
dan
sikap
saat,
setelah
sebelum
anak
panah dilepas. Pada saat itu otot-otot lengan penahan busur dan lengan
e. Menjangkarkan
Lengan
Penarik
(anchoring) Menjangkarkan
penarik tali harus berkontraksi agar sikap
lengan
penarik
panahan
Bersamaan
dengan
tidak
berubah.
itu
pemanah
(anchoring), menurut Damiri (1990 :
melakukan pembidikan. Jadi pada saat
22), “Gerakan menjangkarkan tangan
membidik, sikap pemanah harus tetap
penarik pada bagian dagu.” Hal yang
dipertahankan.
harus
diperhatikan,
yaitu
tempat
h. Melepas Tali/Panah (release) Melepas tali/panah (release), menurut Damiri (1990 : 26), “Gerakan melepas tali busur, dengan cara merilekskan jari-jari penarik tali.”
Ada dua cara
melepaskan anak panah, yaitu dead release dan active release. Pada dead release
setelah
tali
lepas,
tangan
penarik tali tetap menempel pada Gambar 6: Menahan Sikap Panahan
dagu seperti sebelum tali lepas. Pada
Sumber: Haywood, M Kathleen and Lewis
active release, setelah tali lepas tangan
F. Catherine. Archery Steps to Succes.
penarik tali bergerak ke belakang
(IIlinois: Leisure Press, 1989), p.20
menelusuri dagu dan leher pemanah.
g. Membidik (Aiming) Membidik Damiri
(aiming),
(1990
:
26),
menurut “Gerakan
mengarahkan atau menempelkan titik alat
pembidik
sasaran/titik
(visir)
sasaran.”
pada Pada
tengah posisi
membidik, posisi badan dari pemanah diharapkan tidak berubah, kemudian pemanah tidak hanya fokus kepada sasaran
tetapi
diutamakan
pada
Gambar 8. Melepaskan Tali Panah
teknik. Dengan kondisi badan yang
Sumber: www.archery.metu.edu.tr
relaks, maka fokus akan lebih baik. i.
Menahan Sikap Panahan (after hold) Menahan sikap panahan (after hold), menurut Damiri (1990 : 29), “Suatu tindakan
untuk
mempertahankan
sikap panahan sesaat (beberapa detik) setelah busur.
anak
panah
Tindakan
meninggalkan
ini
dimaksudkan
untuk memudahkan pengontrolan Peraturan-peraturan Gambar 7. Membidik Sumber: www.archery.metu.edu.tr
dan
ketentuan-ketentuan yang berlaku pada pertandingan
panahan
pada
dasarnya
mengacu pada peraturan Constitutional
Pada
penelitian
ini,
peneliti
and Rules FITA (FITA, 2008 : 128).
menggunakan hasil total skor semua
Adapun
jarak
nomor-nomor
dipertandingkan
yang
diantaranya
sebagai
guna
FITA
a. Ronde
dilaksanakan
dengan
tunggal, ronde olympic
Recurve
dan
cara
ronde
versi
adalah
dapat
menggunakan
ronde
peneliti
ganda, ronde versi Olympic
penelitian,
dikarenakan sampel yang akan peneliti ambil
berikut :
memudahkan
pemanah
busur
sendiri
yang
nasional,
akan
dan
melakukan
pengambilan data penelitian pada tes skor bulanan atlet PPLP, menggunakan sistem kualifikasi yang menggunakan tiga
beregu. b. Ronde FITA Recurve tunggal terdiri
sesi penembakan jarak 50 meter, 40
dari 36 anak panah yang ditembakkan
meter, dan 30 meter dengan 36 anak
ke setiap
panak
jarak berikut ini secara
setiap
sesinya.
Sedangkan
berurutan untuk Putra: 90m, 70m,
penilaian perkenaan anak panah pada
50m, 30m, dan Putri: 70m, 60m, 50m,
sasaran adalah sebagai berikut (Perpani,
30m.
2006 : 7):
c. Ronde FITA Recurve ganda, terdiri dari
1. Kuning
: a. Bagian Dalam = 10 b. Bagian Luar
dua sesi pertandingan pada jarak 70m. d. Ronde Nasional dapat dilaksanakan
2. Merah
: a. Bagian Dalam = 8
dengan cara ronde tunggal, ronde versi Olympic perorangan, dan ronde versi
b. Bagian Luar 3. Biru
anak
panah
setiap
yang
jarak
ditembakkan
berikut
ini
4. Hitam
b. Bagian Luar
= 5
: a. Bagian Dalam
= 4
b. Bagian Luar
= 3
ke
secara
5. Putih
: a. Bagian Dalam = 2 b. Bagian Luar
berurutan untuk putra dan putri: 50m, Gambar
40m, dan 30m. Dalam
pertandingannya,
Ronde
= 7
: a. Bagian Dalam = 6
Olympic beregu. e. Ronde Nasional tunggal terdiri dari 36
= 9
sasaran
atau
= 1
target
yang
digunakan dalam Ronde Nasional yang
Nasional sendiri mempunyai 3 sesi jarak
menjadi
memanah, dengan spesifikasi jarak 50
menggunakannya
meter, 40 meter, dan 30 meter. Setiap sesi
sarana untuk penelitian ini adalah seperti
berisi 6 seri, dan setiap serinya pemanah
gambar di bawah ini:
harus
menembakkan
anak
panah
sebanyak 6 buah dalam waktu 4 menit. Jadi dalam pertandingan panahan ronde nasional, total anak panah yang harus ditembakkan berjumlah 108 anak panah.
acuan
peneliti sebagai
salah
untuk satu
berkesinambungan suatu
prestasi
akan
yang
didapatkan
optimal.
Sajoto
mengatakan, kondisi fisik adalah satu persyaratan dalam
yang
usaha
sangat
diperlukan
peningkatan
prestasi
seseorang yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi (Sajoto, 1988 : 16). Selain kekuatan, daya tahan juga memegang peranan penting untuk dapat berprestasi dalam suatu cabang olahraga, Gambar 10. Kertas Sasaran (Face Target).
sebagaimana yang dikatakan oleh Astrand
Sumber: PP.PERPANI. Peraturan
bahwa “hal terpenting dari kepelatihan
Perlombaan Panahan terjemahan;
pada
Constution and Rule Book FITA (2006)
dasarnya
adalah
membangun
kekuatan dan daya tahan pada setiap jenis pekerjaan, dimana bentuk latihan
Maka dapat disimpulkan mengenai
dapat
dilakukan
secara
statis
dan
prestasi panahan Ronde Nasional dalam
dinamis”. (Astrand, 1970 : 93)
penelitian ini adalah hasil yang telah
Sajoto (1998 : 9) membagi pengertian
dicapai atau dilakukan dengan penilaian
Daya tahan (endurance) atas dua macam,
yang ditentukan oleh score memanah
yaitu:
jarak 50 meter, 40 meter, dan 30 meter
1. Daya
tahan
ronde nasional, sesuai dengan kaidah
endurance),
yang sudah ditetapkan dalam aturan
seseorang
pertandingan panahan Ronde Nasional.
sistem
umum yaitu
kemampuan
dalam
jantung,
(general
mempergunakan paru-paru
dan
peredaran darahnya secara efektif dan Daya Tahan Otot Lengan Setiap
efisien
menjalankan
kerja
olahraga
secara terus-menerus yang melibatkan
memerlukan pemeliharaan kondisi fisik
kontraksi sejumlah otot-otot dengan
dalam
intensitas tinggi dalam waktu yang
atletnya.
usaha
cabang
untuk
meningkatkan
Pemeliharaan
prestasi
kondisi
fisik
cukup lama.
diibaratkan sebagai komponen dasar yang
2. Daya tahan otot (local endurance),
mau tidak mau harus dilakukan oleh
adalah kemampuan seseorang dalam
seorang atlet sebagai kebutuhan pokok,
mempergunakan
minimal untuk tetap menjaga ketahanan
berkontraksi
fisik dari gangguan-gangguan pada saat
dalam waktu yang relatif lama dengan
pertandingan,
dan
tentunya
beban tertentu.
pemeliharaan
yang
dilakukan
dengan secara
ototnya
secara
untuk
terus-menerus
Dalam olahraga panahan, unsur
otot palmar aponerosis, biceps, triceps,
daya tahan otot lengan sangat dibutuhkan
deltoids,
mengingat besarnya daya dorong dan
menjabarkan otot-otot tersebut di atas
tarik yang harus dilakukan secara terus
melalui gambar di bawah ini:
dan
subscapularis.
Peneliti
menerus oleh otot lengan. Unsur daya tahan
tersebut
berpengaruh
yang
besar
nantinya
akan
terhadap
irama
penembakan si atlet. Perlu diketahui bahwa otot-otot lengan
yang
bekerja
dalam
olahraga
panahan terdiri dari tiga bagian yaitu otot lengan bagian atas, otot lengan bagian bawah
dan
otot-otot
tangan.
Untuk
selanjutnya otot-otot tersebut diperjelas
Gambar 11. Otot–otot Lengan atas
oleh Hardianto Wibowo dalam bukunya
Sumber: www.bodybuilding.com
seperti dijelaskan sebagai berikut: a. Otot lengan bagian atas 1. Otot-otot ventralis atau disebut otot bagian atas (fleksi) 2. Otot-otot
dorsalis
atau
kedang
(ekstensi) b. Otot lengan bagian bawah c. Otot tangan 1. Otot-otot tenar/ ibu jari/ bagian lateral 2. Otot-otot hipotenar/ kelingking/ bagian medial d. Otot-otot bagian dalam lengan/bagian
Gambar 12. Otot–otot lengan bawah bagian depan dan bagian dalam
tengah (Wibowo, 1978 : 14-15) Pada
saat
melakukan
suatu Sehingga
gerakan memanah, tentunya pemanah
dapat
disimpulkan
dan
bahwa daya tahan otot lengan dalam
mendorong busur. Pada gerakan menarik
penelitian ini adalah kemampuan otot
busur, otot-otot yang bekerja antara lain
atau
melakukan
otot
gerakan
triceps,
trapezius.
biceps,
Sementara
menarik
deltoids, otot-otot
dan yang
berperan dalam mendorong busur adalah
sekelompok
otot
untuk
dapat
berkontraksi secara dinamis atau pun statis dengan menahan
beban dalam
waktu relatif lama, untuk dapat menjaga kestabilan antara daya tarik dan daya
dorong yang dilakukan oleh otot-otot
pemeriksaan
lengan,
waktu singkat.
agar
terciptanya
konsistensi
gerakan dari awal perlombaan sampai akhir perlombaan.
Visus
bisa
diketahui
berati
dalam
ketajaman
penglihatan. Visus di ukur dengan optotip snellen, pengukuran visus merupakan
Ketajaman Penglihatan
pengukuran subyektif, yakni ketajaman
Mata adalah salah satu dari indera
penglihatan seseorang dengan ketajaman
tubuh manusia yang berfungsi untuk
penglihatan orang Normal. Pengukuran
penglihatan, meskipun fungsinya bagi
dilakukan pada jarak 5 atau 6 meter,
kehidupan
penting
seseorang dikatakan mempunyai visus
,namun seringkali kurang diperhatikan
baik apabila pada jarak 6 meter dapat
,sehingga
membaca
manusia
sangat
banyak
penyakit
yang
dengan
baik
tanpa
menyerang mata tidak diobati dengan
berakomodasi deretan huruf yang dapat
baik
dan
menyebabkan
gangguan
dibaca
sampai
kebutaan.
Normal.pada keadaan ini visus orang
Pemeriksaan mata yang dilakukan di
tersebut adalah 6/6 refraksinya disebut
optik
Emetrop.
penglihatan adalah
pemeriksaan
refraksi.
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui
dengan
presbiopi
dan
astigmatisma, serta untuk menentukan besar
kekuatan
lensa
koreksi
yang
diperlukan. Ada
oleh
orang
Visus dapat dirumuskan dengan :
adanya kelainan refraksi seperti miopi, hipermetropi,
baik
V = d/D Keterangan : D =
Jarak orang baca dengan optotip snellen
D = Jarak orang baca normal untuk 2
cara
pemeriksaan
yang
huruf
yang
dapat dilakukan yaitu :
dapat dibaca orang coba
pada
a. Pemeriksaan
subyektif dilakukan
jarak
lensa
(http://webvision.med.utah.edu/Ka
mempergunakan percobaan
serta
dan
obyek
frame yang
diletakkan pada jarak tertentu. obyek
membaca
deretan
d.
llSpatial.html) Ketajaman penglihatan seperti sudah
ini biasanya berupa huruf atau bentuk
dijelaskan
lainnya, disusun dalam beberapa baris
kemampuan mata untuk melihat hal-hal
denagan susunan makin ke bawah
yang detil. Untuk mencapai hal ini, sistem
makin kecil.
optik dari mata harus memproyeksikan
b. Pemeriksaan
obyektif dilakukan
bayangan
di
yang
atas
fokus
merupakan
pada
fovea,
mempergunakan peralatan otomatis.
sehingga memiliki resolusi dan warna
Operator
hanya
mengikuti
terbaik.
prosedur
pengoperasian
dan
seseorang
perlu
hasil
Namun dengan
tajam
penglihatan
penglihatan
warna
seseorang
merupakan
dua
hal
yang
b. Diskriminasi spasial (ruang) 1) Visual Acuity-minimum separable
berbeda.
Masing-masing
dapat
dipengaruhi
secara
tanpa
Hal ini merupakan kemampuan
mempengaruhi fungsi yang lain. Korteks
untuk melihat bahwa dua buah
visual merupakan bagian dari korteks
objek terpisah yang ditentukan
serebral pada bagian posterior dari otak
oleh
yang
tersebut
bertanggung
terpisah
jawab
dalam
sudut
penglihatan
memproses suatu rangsang penglihatan.
2) Diskriminasi jarak
Sepuluh
3) Diskriminasi pergerakan
derajat
lapang
pandang
di
sekitar makula manusia diwakili oleh 60%
4) Diskriminasi temporal (waktu)
dari korteks visual. Saraf-saraf di bagian tersebut
diperkirakan
proses
terlibat
ketajaman
dalam
penglihatan.
orang
Pemeriksaan visus dasar biasanya menggunakan kartu Snellen. Pemeriksaan menggunakan
kartu
Snellen
bukanlah
(http://webvision.med.utah.edu/KallSpatia
pemeriksaan yang paling akurat, tetapi
l.html)
pemeriksaan ini menjadi pilihan oleh Ambang suatu penglihatan secara
karena pemeriksaannya yang sederhana.
garis besar dapat dibagi menjadi tiga,
Selain Snellen Chart terdapat metode-
yaitu :
metode lainnya, antara lain
a. Diskriminasi cahaya
a.
Landolt C
Diskriminasi cahaya dapat dibagi lebih
b. Illiterate Tumbling E Chart
lanjut menjadi :
c. Lea Char
1) Brightness
sensitivity
Prinsip
(minimum
dari
pemeriksaan-
visible)
pemeriksaan
Sensitivitas ini bukan ditentukan
berdasarkan
oleh sudut penglihatan tetapi oleh
manusia. Kekuatan membedakan rata-rata
terangnya
objek
untuk mata manusia diukur dengan sudut
latar
resolusi minimal yaitu sebesar 1 menit
suatu
dibandingkan
oleh
2) Brightness
discrimination
(minimum perceptible) diskriminasi
menunjukkan
sudut
sama,
resolusi
yaitu minimal
busur. Maka celah yang berjarak 1 menit
belakangnya.
Suatu
tersebut
bahwa
busur penglihatan dapat diidentifikasi oleh mata manusia. Pada kartu Snellen,
yang
huruf-hurufnya
terbuat
dari
unit-unit
terdapat
bujur sangkar 5x5 menit busur. Setiap
suatu objek , namun objek tidak
lengan huruf memiliki lebar 1 menit
perlu dikenali
busur. Setiap celah pada huruf dibuat
3) Kontras cahaya
agar tidak kurang dari 1 menit busur.
4) Diskriminasi warna
Kartu Snellen memiliki kelemahan, oleh karena
tidak
semua
huruf
dapat
diinterpretasikan
dengan
tingkat
kesulitan yang sama. Huruf-huruf C, D, O, G 10
merupakan huruf-huruf yang lebih
sulit dibaca dibandingkan huruf-huruf seperti A dan J.
Tabel 1. Besaran Huruf Snellen JARAK TINGGI HURUF TINGGI HURUF BESAR HURUF
FEET MM
70 31
60 27
50 40 30 20 15 10 7 4 22 18 13 9 7 4 3 2
POINT 88
76
63 50 38 25 19 13 9 5
POINT 152 130 108 87 65 43 33 21 15 9
Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Peme riksaan_mata Tabel 2. Besaran Tajam Penglihatan
-1 0 1 2 3 4 5
20/16 20/20 20/25 20/32 20/40 20/50 20/63
6 7 8
20/80 20/100 20/125
9 10
20/160 20/200
SNEL LEN METE R 6/3 6/3.7 5 6/4.8 6/6 6/7.5 6/9.4 6/12 6/15 6/18. 9 6/24 6/30 6/37. 5 6/48 6/60
optotype yang mewakili sudut 5 menit.
11
20/250
6/75
0.08
Optotype ini hanya dapat dikenali jika
12
20/320
6/96
0.06
seseorang
dapat
13
20/400
6/120
0.05
huruf/bentuk
yang dipisahkan oleh sudut penglihatan 1
. . 20
. . 20/2000
. . 6/600
. . 0.01
menit.
30
20/2000 0
6/600 0
0.001
BA RIS -3 -2
Gambar 13. Snellen chart. Snellen mendefinisikan “ standar penglihatan “ adalah sebagai kemampuan untuk mengenali salah satu dari obyek
dengan
membedakan
sebagian
Optotype
pemeriksaan
melihatnya
digunakan
dengan
jarak
6
dalam meter.
PERSAM AAN FEET 20/10 20/12.5
DESI MAL (MENI T) 2.00 1.60
VISU AL ANG LE 0.50 0.63
LogM AR*
1.25 1.00 0.80 0.63 0.50 0.40 0.32
0.80 1.00 1.25 1.60 2.00 2.50 3.15
-0.10 0.00 +0.10 +0.20 +0.30 +0.40 +0.50
0.25 0.20 0.16
4.00 5.00 6.25
+0.60 +0.70 +0.80
0.13 0.10
8.00 10.0 0 12.5 0 16.0 0 20.0 0 . . 100. 00 1000 .00
+0.90 +1.00
Sumber
-0.30 -0.20
+1.10 +1.20 +1.30 . . +2.00 +3.00
:
Besaran huruf terbesar yang mewakili
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemeriksaan_
6/60 m adalah 8,8… yang bila dibulatkan
mata
akan menjadi 8,9. Namun tidak sedikit praktisi yang menggolongkan besaran
Kecemasan
untuk huruf tersebut adalah berkisar
Pengaruh faktor psikologis pada
antara 8,8-9,0. Berikut ini adalah rujukan
atlet akan terlihat dengan jelas pada saat
bila anda ingin membuatnya, dengan
atlet tersebut bertanding. Berikut ini akan
sedikit catatan huruf dalam keadaan di
diuraikan masalah psikologis yang paling
blok/dihitamkan
sering
“Courier Bold
dengan
jenis
huruf
timbul
di
kalangan
olahraga,
khususnya
dalam
kaitannya
dengan
3. Kecemasan karena pernyataan diri
olahraga panahan, yaitu kecemasan.
yang
yang
sudah
berlangsung
dari
4. Kecemasan
dan
batasan
tentang
perasaan
Acocella
5. Kecemasan
(baik
keadaan
realistis
atau pelatih yang kurang bijaksana
peningkatan
Capernito,
dilakukan
gawat (untenable), misalnya orang tua (terlalu kejam, dll). Dalam suatu pertandingan, rasa
reaksi takut
kejiwaan (Calhoun, 1995 : 208). Menurut
yang
yaitu
maupun tidak realistis) yang disertai dengan
yang
lingkungan fisik/sosial yang sangat
memberikan
kecemasan
ketakutan
tindakan
terlalu tinggi atas diri sendiri)
pengalaman, juga mengandung ancaman Calhoun
karena
dilakukannya sendiri (tuntutan yang
hasil
dan sulit untuk lepas dari rasa aman.
kecemasan
(anxiety arousing self-statements)
Kecemasan dapat timbul karena situasi yang sedang berlangsung ataupun
menimbulkan
kecemasan
dapat
menjadi
kecemasan.
pemicu
Harsono
suatu
menguraikan
adalah keadaan individu atau kelompok
ketakutan atlet pada umumnya dapat
yang
diklasifikasikan dalam beberapa kategori :
mengalami
perasaan
gelisah
(penilaian atau opini) dan aktivitas sistem
1. Takut gagal di pertandingan
saraf autonom dalam berespons terhadap
2. Takut akan akibat social atas mutu prestasi mereka
ancaman yang tidak jelas, non spesifik. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan
3. Takut
cedera
atau
lain
hal
dengan
yang
yang menggambarkan perasaan, keadaan
berhubungan
kelainan-
emosional yang dimiliki seseorang pada
kelainan kondisi fisiologisnya yang
saat menghadapi kenyataan atau kejadian
mungkin menimpa tubuh mereka
Kecemasan
4. Takut akan akibat agresi fisik, baik
adalah perasaan individu dan pengalaman
yang dilakukan oleh lawan maupun
subjektif
oleh sendiri
dalam
hidupnya yang
(Rivai).
tidak
diamati
secara
langsung dan perasaan tanpa objek yang
5. Takut bahwa fisiknya tidak mampu
spesifik, dipacu oleh ketidaktahuan dan
menyelesaikan
didahului oleh pengalaman yang baru
pertandingan dengan baik. Ada
(Stuart).
34
tugasnya gejala
atau
yang
dapat
Menurut Saparinah dan Sumarno Markum
mempengaruhi seseorang saat merasakan
kecemasan dibagi menjadi lima jenis
kecemasan menurut Harsono (1988 : 273-
antara lain :
274 ), diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kecemasan yang ”conditioned” (ada
(1) Raut muka, (2) Mengatup geraham, (3)
hubungannya dengan masa lalu) 2. Kecemasan
karena
kekurangan
keterampilan (instrumen defisit)
Gerakan-gerakan
tubuh,
(4)
Gerakan-
gerakan anggota tubuh, (5) Kepala pusing, (6)
Leher,
tengkuk
terasa
sakit,
(7)
Punggung
sakit,
(8)
Sakit
perut,
(9)
c. Tingkat gugahan yang sedikit lebih (slightly above
Sembelit, (10) Pencernaan makan kurang
tinggi
baik, (11) Rasa capek, (12) Insomnia
average level of arousal) dianjurkan
”kurang tidur”, (13) Kaki ”tidak tenang”,
untuk semua tugas motorik (aktivitas
(14) Tangan tidak tenang ”tremor”, (15)
fisik).
Mencabut-cabut Keringat
rambut,
kumis,
berlebihan, (17)
(16)
dari normal
Adapun
teknik–teknik
peredaan
Tangan/kaki
ketegangan (Gunarsa, 1996 : 65-66), yaitu:
lembab/dingin, (18) menggigit-gigit kuku
1. Teknik Jacobson dan Schultz, yaitu
jari-jari, (19) Menggigit-gigit bibir atau
dengan mengurangi arti pentingnya
bagian
Mudah
pertandingan dalam benak atlet, atau
tersinggung, (21) Debar jantung lebih
mengurangi ancaman hukuman kalau
keras, (22) Pernafasan tak teratur, (23)
atlet gagal.
dalam
pipi,
(20)
Selera makan kurang, (24) Selera makan
2. Teknik
Cratty,
yaitu
mula–mula
(26)
disusun suatu urutan anxiety yang
Kedipan mata, (27) Mudah lupa, (28)
dialami atlet, dari yang paling ditakuti
Pikiran tidak teratur, (29) Bingung, (30)
sampai yang paling kurang ditakuti
Jalan
oleh
berlebih,
(25)
Air
mata
mondar-mandir,
merokok,
(32)
keluar,
(31)
Banyak
Mengungkapkan
kelemahan-kelemahannya,
(33)
Sangat
pendiam, (34) Banyak bicara. Menurut
Oxendine
atlet.
Pada
permulaan,
atlet
dihadapkan pada situasi yang paling sedikit
membangkitkan
anxiety.
Setelah atlet terbiasa dan tidak takut dan
lagi dengan situasi tersebut, kemudian
Troppmann: 1981 : 276-277), hasil riset
dilibatkan dalam situasi yang agak
literatur
lebih berat. Demikian seterusnya.
ilmiah
(Fuoss
dan
pengalaman
3. Teknik Progressive muscle relaxation
mengungkapkan bahwa: a. Tingkat arousal atau aktivasi yang tinggi, aktivitas
penting yang
untuk menuntut
aktivitas-
dari Jacobson, yaitu latihan memaksa otot-otot yang tegang dijadikan relaks. autogenic
relaxation,
kekuatan
4. Teknik
(misalnya tinju, angkat besi, gulat, dan
teknik
sebagainya).
pada sugesti diri (Self Suggestion).
b. Tingkat arousal mengganggu
yang tinggi dapat
aktivitas
yang
berisi
keterampilan-keterampilan
yang
relaksasi yang menekankan
5. Latihan
pernapasan
breathing) 6. Meditasi.
kompleks (misalnya dalam senam),
7. Berpikir positif
gerakan-gerakan
8. Visualisasi
koordinasi, konsentrasi
otot
yang
halus,
kestabilan, (misalnya
dan panahan,
menembak, golf, dan sebagainya).
yaitu
9. Latihan simulasi.
dalam
(deep
Adapun tingkat kecemasan dalam
hubungan antara variabel daya tahan otot,
suatu perlombaan dapat kita lihat pada
ketajaman penglihatan, kecemasan dan
gambar di bawah ini:
prestasi panahan . Dengan menggunakan metode deskriftif korelasional ini dapat mengetahui daya tahan otot, ketajaman penglihatan,
kecemasan
dan
prestasi
ini
terdapat
anahan. Variabel Penelitian Dalam
penelitian
empat variabel, yaitu 3 variabel bebas dan Gambar 14. Tingkat anxiety sebelum,
1 variabel terikat.
selama, dan seusai perlombaan
1. Variabel Bebas
Sumber: Harsono, Coaching dan Aspek-
: Daya tahan
otot
lengan, Ketajaman penglihatan, dan Kecemasan.
aspek Psikologis dalam Coaching (Jakarta: Tambak Kusuma,1988), p.270 Maka dapat disimpulkan mengenai
2. Variabel Terikat
:
Prestasi
Panahan
Ronde Nasional.
kecemasan dalam penelitian ini yaitu perasaan yang tidak menyenangkan, tidak
Populasi
enak,
Sampel
khawatir
dan
gelisah
yang
direpresentasikan dengan rasa gugup,
dan
Teknik
Pengambilan
1. Populasi
takut akan gagal, dan tegang. Keadaan
Populasi dalam penelitian ini adalah
emosi ini tanpa objek yang spesifik,
seluruh atlet panahan
dialami secara subjektif, dipacu oleh
Jawa Tengah yang berjumlah 18 atlet.
ketidaktahuan
yang
didahului
oleh
PPLP Panahan
2. Teknik pengambilan sampel
pengalaman baru, dan dikomunikasikan
Teknik pengambilan sampel dalam
dalam hubungan interpersonal, sehingga
penelitian
dapat
menggunakan teknik total sampling
mempengaruhi
aspek-aspek
ini
adalah
dengan
(Sugiyono, 2001 : 62-66), Sampel yang
fisiologisnya.
diambil berjumlah 18 orang, dengan METODOLOGI PENELITIAN
kriteria sebagai berikut:
Tempat dan Waktu Penelitian
a.
Atlet panahan
PPLP Panahan
Jawa Tengah
Penelitian ini ini melakukan survai PPLP Panahan Jateng di Klaten yang
b.
Menembak pada Ronde Nasional.
ada kaitannya dengan daya tahan otot,
c.
Peringkat 1-10, dari jumlah score
di
ketajaman penglihatan, kecemasan dan
yang didapat setelah mengikuti
prestasi panahan. Sedangkan korelasional
perlombaan
digunakan
untuk
mempelajari
saling
panahan
ronde
penilaiannya
berdasarkan
FITA
nasional sebanyak 3 jarak, yaitu
dan
50 meter, 40 meter, dan 30 meter.
Constitution and Rules pasal 7.6 tentang penilaian tata cara skoring.
Instrumen Penelitian Instrumen untuk
yang
mengumpulkan
dipergunakan
Kisi-kisi Instrumen Prestasi Panahan
data
Ronde Nasional
dalam
penelitian ini adalah dengan melakukan pengukuran
terhadap
variabel-variabel
1) Tujuan Instrumen pengukuran ini bertujuan
yang terdapat dalam penelitian ini. Cara
untuk
pengukurannya
panahan Ronde Nasional.
dijabarkan
sebagai
mengukur
skor
prestasi
2) Pelaksanaan
berikut:
Untuk mengukur prestasi panahan Prestasi Panahan Ronde Nasional
Ronde
Definisi konseptual
dilakukan
Prestasi
panahan
pelaksanaannya
dengan
mencacat
hasil
nasional
perkenaan anak panah pada sasaran.
adalah hasil yang telah dicapai atau
Adapun ketentuannya adalah (Perpani,
dilakukan
2006 : 7):
dengan
ronde
Nasional,
penilaian
yang
ditentukan oleh skor (score) memanah
a) Muka sasaran (target face) standar
jarak 50 meter, 40 meter, dan 30 meter
FITA (Federation Internationale de
Ronde Nasional, sesuai dengan kaidah
Tir al Arc).
yang
sudah
ditetapkan
dalam
aturan
pertandingan panahan Ronde Nasional. Skor prestasi panahan Ronde Nasional adalah
skor
total
kemampuan
b) Permukaan sasaran dibagi dalam daerah warna
konsentris secara
yang
diberi
berturut-turut
gerak
dimulai dari pusat sasaran yaitu:
penggabungan dari unsur-unsur teknik
kuning, merah, biru, hitam, dan
kemampuan dasar memanah tersebut.
putih.
Skor yang menunjukkan tinggi rendahnya
c) Garis lingkaran yang membatasi
keterampilan memanah adalah jumlah
tiap
skor keterampilan memanah pada jarak
sedemikian rupa sehingga masih
50 meter, 40 meter, dan 30 meter.
berada
Pemanah akan menembakkan sebanyak
konsentris yang lebih dekat pada
108
pusat
anak
pelaksanaannya
panah dibagi
yang tiga
dalam jarak
penembakkan, dimana setiap jaraknya terdiri atas 12 seri penembakkan, dimana
daerah
konsentris
dalam sasaran.
bagian Lebar
harus daerah garis
pembatas tidak boleh lebih dari 2 mm. d) Penilaian perkenaan anak panah
setiap serinya pemanah akan melepaskan
sebagai berikut :
3 anak panah dalam waktu dua menit,
(1) Kuning:
(a) Daerah
bagian
dalam
nilainya 10
Gambar 15. Kertas Sasaran (Face Target). Sumber: PP.PERPANI. Peraturan
(b) Daerah bagian luar nilainya
Perlombaan Panahan terjemahan; Constution and Rule Book FITA (2006), p.7
9 (2) Merah: (a) Daerah
bagian
dalam
Daya Tahan Otot Lengan Daya tahan otot lengan adalah
nilainya 8 (b) Daerah bagian luar nilainya
kemampuan otot atau sekelompok otot
7
untuk dapat berkontraksi secara dinamis
(3) Biru:
atau pun statis dengan menahan beban
(a) Daerah
bagian
dalam
dalam waktu relatif lama, untuk dapat menjaga kestabilan antara daya tarik dan
nilainya 6 (b) Daerah bagian luar nilainya
daya dorong yang dilakukan oleh otototot lengan, agar terciptanya konsistensi
5
gerakan dari awal perlombaan sampai
(4) Hitam: (a) Daerah
bagian
dalam
akhir perlombaan.
nilainya 4 (b) Daerah bagian luar nilainya
Lengan
3 (5)
1). Tujuan
Putih: (a) Daerah
bagian
dalam
(b) Daerah bagian luar nilainya
lengan setiap atlet. 2). Pelaksanaan
1 Gambar sasaran atau target yang dalam
Instrumen tes ini bertujuan untuk mengukur tingkat daya tahan otot
nilainya 2
digunakan
Kisi-kisi Instrumen Daya Tahan Otot
panahan
Ronde
Untuk lengan,
mengukur
daya
tahan
pelaksanaannya
otot
dengan
Nasional yang menjadi acuan peneliti
melakukan Tes Menahan Busur seperti
untuk
yang dilakukan pada penelitian Diana
menggunakannya
sebagai
salah
satu sarana dalam penelitian ini adalah seperti gambar di bawah ini:
(Holding bow test) (Diana, 2003 : 33) (a) Fasilitas: (1) Busur Ronde Nasional (2) Anak Panah (3) Stopwatch (4) Format hasil tes (5) Petugas
(2
pelatih
panahan
yang bersertifikat nasional)
Ketajaman Penglihatan
(b) Petunjuk pelaksanaan tes: (1) Testi
melakukan
gerakan
Definisi Operasional Snellen mendefinisikan “ standar
menembak. mulai
penglihatan “ adalah sebagai kemampuan
mencapai klicker, waktu mulai
untuk mengenali salah satu dari obyek
dihitung.
optotype yang mewakili sudut 5 menit.
(2) Saat
anak
panah
(3) Setelah waktu dihitung, petugas mulai
memperhatikan
ujung
anak
ujung
anak
panah
posisi (apabila
panah
mulai
Optotype ini hanya dapat dikenali jika seseorang
dengan
melihatnya
dapat
membedakan sebagian huruf/bentuk yang dipisahkan
bergeser maju kedepan, maka
menit.
waktu dihentikan).
pemeriksaan
oleh
Optotype
sudut
penglihatan
digunakan
dengan
jarak
6
1
dalam meter.
kali
Besaran huruf terbesar yang mewakili
pengulangan, dengan interval 1
6/60 m adalah 8,8… yang bila dibulatkan
menit
akan menjadi 8,9. Namun tidak sedikit
(4) Testi
melakukan
3
untuk
setiap
praktisi
pengulangan.
yang
menggolongkan
besaran
untuk huruf tersebut adalah berkisar
(5) Penilaian: a. Waktu didapat dari gerakan menahan
busur,
dengan
menggunakan stopwatch. b. Nilai yang diambil adalah waktu yang terbaik dari 3
antara 8,8-9,0. Berikut ini adalah rujukan bila anda ingin membuatnya, dengan sedikit catatan huruf dalam keadaan di blok/dihitamkan
dengan
jenis
huruf
“Courier Bold “
kali pengulangan. Kisi-kisi Hasil Uji Coba Instrumen Daya Tahan
Penglihatan
Otot Lengan
1). Tujuan
Validitas instrumen daya tahan otot lengan berupa validitas muka (face validity),
dengan
pertimbangan
logis
bahwa untuk mengukur daya tahan otot
Instrumen
Ketajaman
Instrumen tes ini bertujuan untuk mengukur ketajaman penglihatan. 2). Pelaksanaan Untuk
mengukur
ketajaman
lengan pemanah, maka subyek tes harus
penglihatan pemanah adalah dengan
melakukan Tes Menahan Busur (Holding
melihat huruf-huruf .
Bow Test) yang sudah baku. Analisis
(a) Fasilitas:
validitas dan reliabilitas instrumen yang
(1) Kartu Snellen
digunakan dalam penelitian ini adalah
(2) Spidol
analisis
koefisien
moment Pearson.
korelasi
product-
(3) Format hasil tes (4) Petugas
(b) Petunjuk pelaksanaan tes:
besaran
(1) Pasien duduk 6 meter (20 feet) dari kartu Snellen telapak
penglihatan.
tangan
tanpa
menekan bola mata
didefinisikan bahwasanya orang normal 60
meter,
sedangkan
orang
yang
megalami gangguan hanya dapat melihat obyek tersebut pada jarak 6 meter.
(3) Minta
pasien
membaca/mengidentifikasi
Kecemasan
optotip
Definisi Operasional
atau
pemeriksa
Kecemasan dalam penelitian ini
menunjuk optotip. Dimulai dari yang
6/60m
dapat melihat obyek tersebut pada jarak
(2) Tutup mata kiri dengan okluder atau
tajam
terbesar
hingga
yang
yaitu
suatu
perasaan
yang
tidak
terkecil, dari kiri ke kanan,
menyenangkan, tidak enak, khawatir, dan
yang
dapat
gelisah, yang direpresentasikan dengan
hanya
rasa gugup, takut akan gagal, dan tegang,
masih
teridentifikasi separuh baris
sampai
optotip yang
pada
satu
teridentifikasi
(4) Lihat berapa tajam penglihatan
secara
subjektif
karena
dipacu oleh pengalaman kegagalan pada
optotip
pengalaman
baru
yang
dapat
mempengaruhi aspek-aspek fisiologisnya
pada baris tersebut. jumlah
dialami
perlombaan-perlombaan terdahulu atau
dengan benar.
(5) Catat
yang
yang
salah diidentifikasi (6) Ulangi langkah 1-5 untuk mata
sehingga jelas akan berpengaruh terhadap peningkatan atau merosotnya prestasi atlet tersebut. Kecemasan adalah skor total yang diperoleh atlet dari jawaban
kiri. menggunakan
yang diberikan atas skala kecemasan.
kedua mata dan catat sebagai
Skala kecemasan terdiri dari 30 butir
tajam penglihatan dua mata
pernyataan dengan lima pilihan jawaban
(7) Ulangi
dengan
untuk setiap butir pernyataan dengan Hasil Uji Coba Instrumen Ketajaman
lima pilihan jawaban untuk setiap butir
Penglihatan
pernyataan, yaitu: (1) Jawaban SL diberi
Dalam melakukan tes, maka pasien
bobot lima, (2) Jawaban SR diberi bobot
diminta untuk membaca dari huruf yang
empat, (3) Jawaban KD diberi bobot tiga,
paling besar hingga huruf terkecil yang
(4) Jawaban HTP diberi bobot dua, (5)
masih dapat dibaca. Huruf terkecil yang
jawaban TP diberi bobot satu untuk setiap
masih
butir pernyataan positif dan sebaliknya
dapat
dibaca
mendelegasikan
besarnya kemampuan tajam penglihatan seseorang. Biasanya di bagian samping optotype terdapat pecahan yang mewakili
untuk setiap butir negatif.
Keterangan dari kategori jawaban
14,15,21, 27
pada skala kecemasan tersebut, dapat kita
9,10,11,1 2,13,16,1 7,18,19, 20, 22,23,24, 25,26 28,29,30
c. Tegang
lihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3. Kategori Jawaban
Jumlah
30
Bobot Skor Kategori Jawaban
No.
1. 2. 3.
Negatif
5 4 3
1 2 3
seleksi butir dengan melihat skor tiap
2
4
butir soal dengan skor total yang dihitung
1
5
dengan rumus product-moment Pearson.
Selalu ( SL) Sering (SR) Kadang – kadang (KD) Hampir Tidak Pernah (HTP) Tidak Pernah (TP)
4 . 5.
Hasil Uji Coba Instrumen Kecemasan
Positif
Validitas
pernyataan dianggap valid dan apabila
Data tentang kecemasan diperoleh dengan
menggunakan
berupa
skala
alat
kecemasan
pengukur atlet
saat
perlombaan. Skala ini disusun dengan personality menggunakan pengukuran
cara–cara
penyusunan
assessment skala
dengan
likert.
tersebut
Instrumen
dilandasi
oleh
(Sugiyono, 2001 : 62-66). Ukuran skala kecemasan ini dikembangkan sebanyak 30 butir pernyataan kecemasan. Keterangan
dari
skala
kecemasan
tersebut, dapat kita lihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4. Kisi – Kisi Instrumen Kecemasan Menghadapi Perlombaan No. 1.
Indikator Kecemasan
dilakukan
Apabila r hitung > r tabel maka butir
Kisi-kisi Instrumen Kecemasan
mengikuti
instrumen
Sub Indikator c. Gugup b. Takut akan gagal
r hitung
< r tabel
maka butir pernyataan
dianggap drop. Berdasarkan perhitungan, diperoleh 22 butir valid dan 8 butir drop. Selanjutnya reliabilitas atas butir pernyataan
valid
yang
dengan
menggunakan rumus alpha cronbach. Keandalan skala kecemasan dicari dengan
menghitung alpha
rumus
koefisien
cronbach,
dengan diperoleh
koefisien alpha cronbach sebesar 0.955, yang
berarti
skala
kecemasan
dalam
kategori andal. Dengan demikian skala kecemasan
dapat
digunakan
sebagai
instrumen
untuk
mengukur
tingkat
kecemasan atlet pada prestasi panahan ronde nasional. .
Hasil uji instrument
kecemasan ini sudah di ujikan dalam
No. Butir Pernyataan Positif
Negatif
3
1,2
4
5,6, 7,8
å
penelitian yang ditulis oleh Ferry Y. Wattimena (2010). 3
5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang diambil
dengan
cara
melakukan
22
pengukuran pada daya tahan otot lengan,
1. Mencari
ketajaman
sederhana
penglihatan
instrumen
yang
sesuai
ada.
dengan
persamaan
Langkah
Sementara
ini
regresi
dilakukan
pengumpulan data mengenai kecemasan
memperkirakan
dilakukan
dengan
antara variabel x dengan variabel y
kuesioner,
kemudian
mengisinya
menggunakan
dengan
pertanyaan–pertanyaan
atlet
dengan
menjawab
berikut:
para pada
kuesioner
prestasi
pengumpulan
panahan
Ronde
bentuk
hubungan
persamaan
sebagai
Ŷ = a + bx Diketahui:
sesuai dengan jawaban yang tersedia. Sedangkan
bentuk
untuk
data
Nasional
Ŷ
= Variabel respon yang diperoleh
dari persamaan regresi
dilakukan dengan hasil skor prestasi atlit
a =
Konstanta regresi untuk x = 0
PPLP Panahan Jawa Tengah di Klaten.
b
Koefisien
=
arah
regresi
yang
menentukan bagaimana arah regresi Teknik Pengolahan Data
terletak Koefisien arah a dan b untuk
Berdasarkan jenis data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini, maka teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian ini adalah
persamaan
hubungan
masing-masing
dua
variabel
X
variabel dan
sederhana, sedangkan untuk mengetahui variabel X1,
X2, dan X3 secara bersama-
sama dengan variabel Y, maka digunakan analisis regresi ganda dan korelasi ganda. Langkah-langkah yang dilakukan sebelum mengolah data mempergunakan korelasi dan regresi, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis. Persyaratan
analisis
yang
menggunakan
uji
dapat
a =
b =
n(SC1U ) - (SC1 )(SU ) 2 n(SC1 ) - (SC1 ) 2
2
2. Mencari Koefisien Korelasi Koefisien korelasi antara variabel X1 dengan
Y
dapat
dicari
dengan
menggunakan rumus sebagai berikut (Sudjana, 1996 : 47 ): rxy
=
n(SC1U ) - (SC1 )(SU )
[n(SC
2 1
][
) - (SC1 ) 2 n(SU 2 ) - (SU ) 2
]
digunakan
dalam penelitian ini adalah uji normalitas dengan
atas
(SU )(SC1 ) - (SC1 )(SC1U ) 2 n(SC1 ) - (SC1 ) 2
Y
digunakan analisis regresi dan korelasi
di
dihitung dengan rumus berikut:
teknik analisis regresi dan korelasi. Untuk mengetahui
regresi
3. Uji Keberartian Koefisien Korelasi
Liliefors
Sebelum
(Sudjana, 1992 : 466 ) Adapun langkah-
atas
langkahnya adalah sebagai berikut:
kesimpulan,
koefisien
dipakai
korelasi
untuk
terlebih
di
mengambil dahulu
mengenai keberartiannya.
diuji
Hipotesis Statistik:
H0 = Ry123 = 0
H0 = r = 0
H0 = Ry123 > 0
H1 = r > 0
Kriteria Pengujian:
Kriteria pengujian:
Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel, dalam hal ini
Tolak H0, jika thitung > ttable, dalam hal
H0 diterima pada a = 0.05.
lain H0 diterima pada a = 0.05.
Untuk
Untuk keperluan uji ini diperlukan
rumus sebagai berikut:
keperluan
ini
pergunakan
R2 / k
rumus sebagai berikut: Fhitung = r
(1-R2) / n – k- l
n –2 Dimana:
thitung = r
1 – r2
4. Mencari Koefisien Determinasi Untuk mengetahui kontribusi variabel X terhadap Y dicari dengan jalan
F
= Uji keberartian regresi
R
= Koefisien korelasi ganda
k
= Jumlah variabel bebas
n
= Jumlah sampel Ftabel
dapat
dengan
dari DK
daftar
mengalikan koefisien korelasi yang
distribusi
sudah dikuadratkan dengan 100%.
pembilang adalah k = 2 dan disebut
5. Mencari Persamaan Regresi Linier
sebagai dk penyebut adalah (n-k-1)
sebagai
pada a = 0.05.
Ganda Langkah
F
dicari
ini
dilakukan
memperkirakan
bentuk
untuk
hubungan
antara variabel X1, variabel X2, dan variabel X3 terhadap Y.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Sebagaimana
telah
dipaparkan
Ŷ = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3,....
pada Bab I, tujuan penelitian ini adalah
6. Mencari Koefisien Korelasi Ganda
untuk mengetahui prediksi antara : (1)
Koefisien korelasi ganda Ry123 dicari
daya tahan otot lengan dengan prestasi
dengan menggunakan rumus sebagai
panahan Ronde Nasional, (2) ketajaman
berikut:
penglihatan Jk(Reg)
thitung =
prestasi
panahan
Ronde Nasional, (3) kecemasan dengan prestasi panahan Ronde Nasional, (4) daya
SY2
7.
dengan
tahan otot lengan, ketajaman penglihatan,
Dimana : Jk (Reg) = b1Sx1y1 - b2Sx2y -
dan kecemasan dengan prestasi panahan
b3Sx3y
Ronde Nasional. Guna mencapai tujuan
Uji Keberartian Koefisien Korelasi
Ganda Hipotesis Statistik:
tersebut maka dalam BAB IV ini akan dilakukan pengujian hipotesis, sehingga dapat diperoleh jawaban apakah rumusan
masalah
yang
diajukan
teruji
secara
waktu dua menit, dan penilaiannya
signifikan atau tidak. Sebelum dilakukan
berdasarkan
pengujian
hipotesis
deskripsi
data
FITA
Constitution and
akan
dipaparkan
Rules pasal 7.6 tentang penilaian tata
uji
persyaratan
cara skoring. (Lampiran 39, hal. 184)
dan
analisis. 2. Data
1. Data Variabel Prestasi Panahan Prestasi panahan ronde nasional dengan
penilaian
yang
Daya
Tahan
Otot
Lengan Analisis
adalah hasil yang telah dicapai atau dilakukan
Variabel
biasanya
mengenai
digunakan
hubungan
nilai
korelasi
ditentukan oleh skor (score) memanah
apabila korelasi lebih besar dari 0,5
jarak 50 meter, 40 meter, dan 30
dan mendekati 1 maka
meter Ronde Nasional, sesuai dengan
bahwa terdapat hubungan positif yang
kaidah yang sudah ditetapkan dalam
kuat antara 2 variabel. Sedangkan jika
aturan pertandingan panahan Ronde
nilai korelasi kurang dari -0,5 dan
Nasional.
mendekati
-1
dikatakan
dikatakan
bahwa
oleh
terdapat hubungan negatif yang kuat
pemanah adalah jika pemanah mampu
antara 2 variabel tersebut (Fauzan,
mengumpulkan
2009:122).
Prestasi
yang
didapat
angka
sebanyak-banyaknya
atau
dengan
skor segala
aspek pendukung dalam keterampilan
Correlations Prestasi Prestasi
memanah yang dikuasai oleh atlet tersebut. Skor prestasi panahan Ronde Nasional
adalah
skor
total
Daya_Tahan_ Otot_Lengan
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 18 ,910** ,000 18
Daya_Tahan_ Otot_Lengan ,910** ,000 18 1 18
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
kemampuan gerak penggabungan dari
Diperoleh bahwa nilai korelasi
unsur-unsur teknik kemampuan dasar
sebesar 0,910. Nilai tersebut dilihat
memanah
dari pearson
tersebut.
menunjukkan
Skor
tinggi
yang
correlation
dan
nilai
rendahnya
tersebut lebih dari 0,5 dan mendekati
keterampilan memanah adalah jumlah
satu yang artinya ada korelasi positif
skor
pada
yang kuat antara variabel prestasi dan
jarak 50 meter, 40 meter, dan 30
daya tahan otot lengan. Karena p-value
meter. Pemanah akan menembakkan
(0,000) < α(0,05) atau t hitung (9,648) >
keterampilan
memanah
sebanyak 108 anak panah yang dalam jarak
t tabel (2,1199) maka H0 ditolak pada
penembakkan, dimana setiap jaraknya
tingkat signifikansi α=5%, yang artinya
terdiri atas 12 seri penembakkan,
ada hubungan yang signifikan atau
dimana setiap serinya pemanah akan
berarti antara variabel prestasi dengan
melepaskan
variabel daya tahan otot lengan.
pelaksanaannya
3
dibagi
anak
tiga
panah
dalam
Setelah hubungan
didapatkan yang
adanya
signifikan
antara
antara 2 variabel tersebut (Fauzan, 2009 : 201).
variabel prestasi dengan variabel daya tahan
otot
lengan.
Dengan
logika
bahwa suatu daya tahan otot lengan seorang
atlet
mempengaruhi
panahan
akan
prestasinya
maka
dilakukan analisis regresi sederhana dengan
variabel
/respon/terikat//Y prestasi
dependen yaitu
variabel
dan
variabel
independen/prediktor/X yaitu variabel daya
tahan
otot
lengan
untuk
mengetahui bentuk hubungan yang lebih lanjut.
Correlations Ketajaman_ Penglihatan ,879** ,000 18 1
Prestasi Prestasi
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Ketajaman_Penglihatan
1 18 ,879** ,000 18
18
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Diperoleh bahwa nilai korelasi sebesar 0,879. Nilai tersebut dilihat dari pearson
correlation
dan
nilai
tersebut lebih dari 0,5 dan mendekati satu yang artinya ada korelasi positif yang kuat antara variabel prestasi dan ketajaman penglihatan. Karena p-value(0,000) < α(0,05) atau t hitung (8,389) > t tabel (2,1199) maka
3. Data Variabel Ketajaman Penglihatan
H0 ditolak pada tingkat signifikansi
untuk
α=5%, yang artinya ada hubungan yang
hubungan
signifikan atau berarti antara variabel
antara dua atau lebih variabel. Metode
prestasi dengan variabel ketajaman
yang sering dan umum digunakan
penglihatan.
Ada
beberapa
mengungkapkan
yaitu
dengan
cara
bentuk
menganalisis
nilai
Setelah
korelasinya dan apabila ingin dianalisa
hubungan
lebih
variabel
lanjut
tentang
bentuk
didapatkan
adanya
yang
signifikan
prestasi
dengan
antara variabel
hubungannya yaitu dengan melakukan
ketajaman penglihatan. Dengan logika
analisis regresi yang sesuai dengan
bahwa suatu ketajaman penglihatan
jenis hubungannya.
seorang
Analisis biasanya
mengenai
digunakan
hubungan
nilai
korelasi
atlet
mempengaruhi
panahan
akan
prestasinya
maka
dilakukan analisis regresi sederhana
apabila korelasi lebih besar dari 0,5
dengan
dan mendekati 1 maka
/respon/terikat//Y
dikatakan
variabel
dependen yaitu
bahwa terdapat hubungan positif yang
prestasi
kuat antara 2 variabel. Sedangkan jika
independen/prediktor/X yaitu variabel
nilai korelasi kurang dari -0,5 dan
ketajaman
mendekati
mengetahui bentuk hubungan yang
-1
dikatakan
bahwa
terdapat hubungan negatif yang kuat
lebih lanjut.
dan
variabel
penglihatan
variabel untuk
4. Data Variabel Kecemasan Analisis biasanya
dilakukan analisis regresi sederhana
mengenai
digunakan
hubungan
nilai
korelasi
dengan
variabel
/respon/terikat//Y
dependen yaitu
variabel
apabila korelasi lebih besar dari 0,5
prestasi
dan mendekati 1 maka
dikatakan
independen/prediktor/X yaitu variabel
bahwa terdapat hubungan positif yang
kecemasan untuk mengetahui bentuk
kuat antara 2 variabel. Sedangkan jika
hubungan yang lebih lanjut.
nilai korelasi kurang dari -0,5 dan
a) Uji Validitas
mendekati
-1
dikatakan
dan
variabel
bahwa
Uji validitas akan menguji kevalidan dari
terdapat hubungan negatif yang kuat
item pertanyaan atau pernyataan dalam
antara 2 variabel tersebut (Fauzan,
mengukur variabel yang diteliti. Pada
2009:201)
penelitian ini diuji sebanyak 30 item pernyataan
Correlations Prestasi Prestasi
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Kecemasan
Kecemasan ,756** ,000 18 1
1 18 ,756** ,000 18
18
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
sebesar 0,756. Nilai tersebut dilihat dari pearson
correlation
dan
nilai
tersebut lebih dari 0,5 dan mendekati
kriteria
yang
dalam
digunakan
dalam
menentukan valid tidaknya pernyataan yang
digunakan
dalam
sebagai
penelitian
berikut
:
ini
tingkat
kepercayaan = 95% ( α = 5% ), derajat kebebasan ( df ) = n – 2 = 18 – 2 = 16, dengan
n
=
banyaknya
pengamatan/
responden.
satu yang artinya ada korelasi positif yang kuat antara variabel prestasi dan
rtabel = rn - 2;a =
kecemasan.
= 0,468
Karena p-value(0,000) < α(0,05)
kevalidan
mengukur variabel kecemasan. Adapun
adalah
Diperoleh bahwa nilai korelasi
tentang
Jika
rhitung
(t n - 2;a ) 2 df + (t n - 2;a )
(untuk
2
= r16;0,05 =
tiap
(t16;0,05 ) 2 df + (t16; 0,05 )
butir
2
item
atau t hitung (6,111) > t tabel (2,1199) maka
pernyataan dapat dilihat pada kolom
H0 ditolak pada tingkat signifikansi
Corrected Item-Total Correlation) lebih
α=5%, yang artinya ada hubungan yang
besar dari rtabel
signifikan atau berarti antara variabel
butir
prestasi dengan variabel kecemasan.
Ghozali, 2005 : 123). Selain itu bisa juga
Setelah hubungan variabel
didapatkan yang
signifikan
prestasi
dengan
kecemasan.
Dengan
kecemasan
seorang
logika atlet
dan nilai r positif, maka
pernyataan
dikatakan
valid
(
adanya
dengan membandingkan nilai signifikansi
antara
(Sig 2-tailed) dengan tingkat kesalahan (α)
variabel
yang digunakan. Jika nilai signifikasi lebih
bahwa
kecil dari alpha (α) maka butir pernyataan
panahan
dikatakan valid. Berdasarkan analisis yang
akan mempengaruhi prestasinya maka
=
(2,1199 16 + (2,1199
dilakukan, maka pengujian validitas dapat
Dapat diketahui bahwa terdapat 7
ditunjukkan pada tabel sebagai berikut :
item pernyataan yang tidak dapat
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Validitas 1
mengukur variabel kecemasan atau dikatakan
No.
Indikator Kecemasan
r hitung
r tabel
P_value
Alpha
tidak
valid
yaitu Kesimpulan Keterangan pernyataan ke 1, 8, 14, 15, 21, 23,
1
Pernyataan 1
0,463
0,468
0,053
2
Pernyataan 2
0,471
0,468
0,049
3
Pernyataan 3
0,507
0,468
0,032
4
Pernyataan 4
0,514
0,468
0,029
5
Pernyataan 5
0,727
0,468
0,001
6
Pernyataan 6
0,716
0,468
0,001
dan 27. (Lampiran 1, hal. 140 ). Tidak valid 0,05 H tidak ditolak Selanjtnya dianalis ulang tanpa Valid 0,05 H ditolak mengikutksertakan item Valid 0,05 H ditolak pernyataan yang tidak valid. Valid 0,05 H ditolak Tabel 4.2 Hasil Pengujian Validitas 2 Valid 0,05 H ditolak Indikator r r alpha No. P_value Kecemasan tabel Valid 0,05 H ditolak hitung
7
Pernyataan 7
0,843
0,468
0,000
1 0,05
Pernyataan 2 0,521 H0 ditolak
0,468
Valid 0,026
0,05
H
8
Pernyataan 8
0,388
0,468
0,112
2 0,05
Pernyataan 0,412 H0 tidak3 ditolak
0,468
0,05 Tidak 0,090 valid
H
9
Pernyataan 9
0,836
0,468
0,000
3 0,05
Pernyataan 4 0,572 H0 ditolak
0,468
Valid 0,013
0,05
H
10
Pernyataan 10
0,665
0,468
0,003
4 0,05
Pernyataan 5 0,789 H0 ditolak
0,468
Valid 0,000
0,05
H
11
Pernyataan 11
0,794
0,468
0,000
5 0,05
Pernyataan 6 0,765 H0 ditolak
0,468
Valid 0,000
0,05
H
12
Pernyataan 12
0,719
0,468
0,001
6 0,05
Pernyataan 7 0,864 H0 ditolak
0,468
Valid 0,000
0,05
H
13
Pernyataan 13
0,745
0,468
0,000
7 0,05
Pernyataan 9 0,876 H0 ditolak
0,468
Valid 0,000
0,05
H
14
Pernyataan 14
-0,065
0,468
0,797
8 0,05
Pernyataan 10ditolak 0,683 H0 tidak
0,468
0,05 Tidak 0,002 valid
H
15
Pernyataan 15
-0,305
0,468
0,219
9 0,05
Pernyataan 11ditolak 0,829 H0 tidak
0,468
0,05 Tidak 0,000 valid
H
16
Pernyataan 16
0,588
0,468
0,010
10 0,05
Pernyataan 12 0,693 H0 ditolak
0,468
Valid 0,001
0,05
H
17
Pernyataan 17
0,826
0,468
0,000
11 0,05
Pernyataan 13 0,674 H0 ditolak
0,468
Valid 0,002
0,05
H
18
Pernyataan 18
0,830
0,468
0,000
12 0,05
Pernyataan 16 0,614 H0 ditolak
0,468
Valid 0,007
0,05
H
19
Pernyataan 19
0,605
0,468
0,008
13 0,05
Pernyataan 17 0,770 H0 ditolak
0,468
Valid 0,000
0,05
H
20
Pernyataan 20
0,721
0,468
0,001
14 0,05
Pernyataan 18 0,831 H0 ditolak
0,468
Valid 0,000
0,05
H
21
Pernyataan 21
0,296
0,468
0,233
15 0,05
Pernyataan 19ditolak 0,644 H0 tidak
0,468
0,05 Tidak 0,004 valid
H
22
Pernyataan 22
0,669
0,468
0,002
16 0,05
Pernyataan 20 0,770 H0 ditolak
0,468
Valid 0,000
0,05
H
23
Pernyataan 23
0,106
0,468
0,676
17 0,05
Pernyataan 22ditolak 0,604 H0 tidak
0,468
0,05 Tidak 0,008 valid
H
24
Pernyataan 24
0,759
0,468
0,000
18 0,05
Pernyataan 24 0,776 H0 ditolak
0,468
Valid 0,000
0,05
H
25
Pernyataan 25
0,819
0,468
0,000
19 0,05
25 HPernyataan ditolak 0
0,864
0,468
0,000
0,05 Valid
H
26
Pernyataan 26
0,693
0,468
0,001
20 0,05
HPernyataan ditolak 26 0
0,750
0,468
0,000
0,05 Valid
H
27
Pernyataan 27
0,169
0,468
0,503
21 0,05
28 HPernyataan tidak ditolak 0
0,657
0,468
Tidak 0,003
0,05 valid
H
28
Pernyataan 28
0,649
0,468
0,004
22 0,05
HPernyataan ditolak 29 0
0,722
0,468
0,001
0,05 Valid
H
29
Pernyataan 29
0,677
0,468
0,002
23 0,05
HPernyataan ditolak 30 0
0,657
0,468
0,003
0,05 Valid
30
Pernyataan 30
0,596
0,468
0,009
Sumber Data 0,05 H0 :ditolak
Sumber : Data primer yang diolah 2013
0
0
0
0
0
Kete
0
primer yang diolah 2013. Valid
Dapat
diketahui
bahwa
masih
Dapat
terdapat 1 item pernyataan yang
pernyataan
tidak
secara
dapat
mengukur
variabel
variabel
valid
digunakan
yaitu
pernyataan
ke-
3.
yang
signifikan
kecemasan atau dikatakan tidak
bahwa tersisa
item semua
mempengaruhi
kecemasan untuk
atau
valid
mengukur
(Lampiran 1, hal. 142 ) Selanjutnya
variabel kecemasan. Berdasarkan
dianalis
tanpa
hasil uji validitas ini diperoleh 22
item
item pernyataan yang valid dan 8
ulang
lagi
mengikutksertakan pernyataan yang tidak valid
item pernyataan drop atau harus
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Validitas 3 Indikator
r
r
Kecemasan
hitung
tabel
1
Pernyataan 2
0,522
2
Pernyataan 3
3
No.
diketahui
dihilangkan dalam analisis karena tidak
P_value
Alpha
0,468
0,026
0,05
0,568
0,468
0,014
Pernyataan 5
0,797
0,468
0,000
4
Pernyataan 6
0,765
0,468
0,000
5
Pernyataan 7
0,878
0,468
0,000
6
Pernyataan 9
0,872
0,468
0,000
7
Pernyataan 10
0,694
0,468
0,001
8
Pernyataan 11
0,849
0,468
0,000
9
Pernyataan 12
0,691
0,468
0,001
10
Pernyataan 13
0,668
0,468
0,002
11
Pernyataan 16
0,621
0,468
0,006
12
Pernyataan 17
0,750
0,468
0,000
13
Pernyataan 18
0,831
0,468
0,000
14
Pernyataan 19
0,650
0,468
0,004
15
Pernyataan 20
0,769
0,468
0,000
16
Pernyataan 22
0,578
0,468
0,012
17
Pernyataan 24
0,774
0,468
0,000
18
Pernyataan 25
0,878
0,468
0,000
19
Pernyataan 26
0,776
0,468
0,000
0,05
20
Pernyataan 28
0,644
0,468
0,004
0,05
21
Pernyataan 29
0,723
0,468
0,001
0,05
22
Pernyataan 30
0,662
0,468
0,003
0,05
Sumber : Data primer yang diolah 2013.
mempengaruhi variabel Kesimpula Keterangan kecemasan secara signifikan. n
(Lampiran 1, hal. 144 ) H ditolak Valid b) Uji Reliabilitas 0,05 H ditolak Valid Reliabilitas adalah alat 0,05 H ditolak Valid untuk mengukur kehandalan suatu 0,05 H ditolak Valid kuesioner yang merupakan alat 0,05 H ditolak Valid pengukuran konstruk atau 0,05 H ditolak Valid variabel. Suatu kuesioner 0,05 H ditolak Valid dikatakan reliabel atau handal jika 0,05 H ditolak Valid jawaban seseorang responden 0,05 H ditolak Valid terhadap pertanyaan atau 0,05 H ditolak Valid pernyataan adalah konsisten atau 0,05 H ditolak Valid stabil dari waktu ke waktu 0,05 H ditolak Valid (Ghozali, 2001:140). Uji reliabilitas 0,05 H ditolak Valid adalah tingkat kestabilan suatu 0,05 H ditolak Valid alat pengukur dalam mengukur 0,05 H ditolak Valid suatu gejala/kejadian. Semakin 0,05 H ditolak Valid tinggi reliabilitas suatu alat 0,05 H ditolak Valid pengukur, semakin stabil pula alat 0,05 H ditolak Valid pengukur tersebut. Menurut 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
H ditolak Nunnaly (1976)Valid dalam Ghozali H ditolak Valid (2001:150), suatu konstruk H ditolak reliabel Valid dikatakan jika memberikan 0
0
0
H ditolak Valid > 0,6. nilai Cronbach Alpha 0
Berdasarkan dilakukan,
analisis maka
yang pengujian
reliabilitas
dapat
ditunjukkan
sebagai berikut:
Uji
normalitas
variabel
dependen berguna agar analisis yang dilakukan akan menghasilkan model
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan
dengan nilai error yang diharapkan
Reliabilitas Variabel
juga akan berdistribusi normal
Cronbac
Kesimpula
h Alpha
n
0,955
Reliabel
Kecemasa n
Sumber : Data primer yang diolah 2013 Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai
variabel
kecemasan
ini
mempunyai nilai Cronbach Alpha
Gambar 4.1. Grafik Normalitas Variabel Dependen (Variabel Prestasi)
yang besar yaitu 0,955. (Lampiran 2, hal. 146 ) Nilai Cronbach Alpha tersebut
lebih
besar
dari
0,6
sehingga dapat dikatakan bahwa pengukuran
pada
variabel
kecemasan adalah reliabel. Untuk selanjutnya item-item pernyataan pada
quesioner
digunakan
tersebut
sebagai
alat
ukur
untuk kepentingan pengujian hipotesis,
Pengujian
dilakukan analisis
ini
meliputi
pengujian
(uji
asumsi).
(1)
pengujian
normalitas, (2) pengujian linearitas dan keberartian persyaratan
artinya varibel prestasi berdistribusi normal. Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig. Prestasi ,201 18 ,052
Statistic ,902
Shapiro-Wilk df 18
Sig. ,062
Karena P_value(0,062) > α(0,05)
Sebelum dilakukan analisis data
persyaratan
berada di sekitar garis normal yang
a. Lilliefors Significance Correction
Uji Prasyarat Analisis
perlu
titik-titik sampel dari variabel prestasi
layak
kecemasan.
maka
Dapat dilihat dari grafik bahwa
regresi. analisis
Hasil
pengujian
secara
rinci
dipaparkan sebagai berikut : 1. Uji Normalitas Variabel Dependen (Variabel Prestasi)
maka H0 tidak ditolak pada tingkat signifikansi
α=5%,
yang
artinya
variabel prestasi berdistribusi normal. 2. Uji
Linearitas
dan
Keberartian
Regresi Dalam bagian ini akan diuji apakah persamaan regresi sederhana Y atas X1, Y atas X2,
dan Y atas X3
berarti dan linear atau tidak. a. Persamaan regresi Y atas X1
Pada analisis regresi linear
hubungan
yang
variabel prestasi dengan variabel
syarat
hubungan
terpenting antara
adalah variabel
linear.
linear
antara
daya tahan otot lengan.
dependen dan independen adalah berbentuk
yang
Karena
asumsi
yang
Untuk
diperlukan sudah terpenuhi maka
mengetahui kelinearan hubungan
analisis regresi linear sederhana
dapat
sah untuk dilakukan.
dilihat
scatterplot
pada
atau
diagram
titik-titik
yang
menghubungkan kedua variabel. Jika
titik-titik
membentuk
tersebut
pola
linear
maka
dianggap bahwa ada hubungan
Model 1
Variables Entered Daya_ Tahan_ Otot_ a Lengan
Variables Removed
Method .
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Prestasi
Dari tabel di atas dapat
yang linear antara dua variabel tersebut.
b
Variables Entered/Removed
diketahui
bahwa
independen
yang
variabel dimasukkan
dalam model yaitu daya tahan otot
lengan
dan
variabel
dependennya adalah Prestasi. b. Persamaan regresi Y atas X2 Pada analisis regresi linear syarat
yang
hubungan
Gambar 4.2. Grafik Uji Linieritas Hubungan Kedua Variabel (Prestasi dan
terpenting antara
variabel
dependen dan independen adalah berbentuk
Daya Tahan Otot Lengan)
adalah
linear.
Untuk
mengetahui kelinearan hubungan Dapat dari scatterplot di atas bahwa titik-titik terbentuk dari
hubungan
prestasi
antara
dengan
variabel
variabel
daya
tahan otot lengan berada disekitar garis
linear
yang
condong
ke
kanan, hal ini kecondongan ke kanan
menunjukkan
hubungan tersebut kesimpulan
dari
kedua
positif. bahwa
bahwa variabel Diambil terdapat
dapat
dilihat
scatterplot
atau
pada
diagram
titik-titik
yang
menghubungkan kedua variabel. Jika titik-titik tersebut membentuk pola linear maka dianggap bahwa ada hubungan yang linear antara dua variabel tersebut.
b
Variables Entered/Removed Model 1
Variables Entered Ketajaman _Penglihat a an
a.
All requested variables entered.
b.
Dependent Variable: Prestasi
Variables Removed
Method .
Enter
Dari tabel di atas dapat diketahui
bahwa
independen
yang
dalam
model
dimasukkan
yaitu
penglihatan Gambar 4.3. Grafik Linearitas Hubungan
variabel ketajaman
dan
variabel
dependennya adalah Prestasi.
Kedua Variabel ( Prestasi dan Ketajaman Penglihatan ) Dapat dari
c. scatterplot di
atas bahwa titik-titik terbentuk dari
hubungan
antara
variabel
prestasi
dengan
ketajaman
penglihatan
disekitar condong
garis ke
variabel berada
linear
kanan,
yang
hal
ini
kecondongan
ke
kanan
menunjukkan
bahwa
hubungan
dari
variabel
kedua
tersebut
positif. Diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang linear antara variabel prestasi dengan
Persamaan regresi Y atas X3 Pada analisis regresi linear syarat
yang
hubungan
terpenting antara
adalah variabel
dependen dan independen adalah berbentuk
linear.
Untuk
mengetahui kelinearan hubungan dapat
dilihat
scatterplot
atau
pada
diagram
titik-titik
yang
menghubungkan kedua variabel. Jika titik-titik tersebut membentuk pola linear maka dianggap bahwa ada hubungan yang linear antara dua variabel tersebut.
variabel ketajaman penglihatan. Karena
asumsi
yang
diperlukan sudah terpenuhi maka analisis regresi linear sederhana sah
untuk
dilakukan,
akan
dibentuk model : Y = β0 + β1*X Prestasi = β0 + β1*(Ketajaman
Gambar 4.4. Grafik Linearitas Hubungan Variabel (Prestasi dan kecemasan) Dapat dari
Penglihatan)
scatterplot di
atas bahwa titik-titik terbentuk dari
hubungan
prestasi
antara
dengan
variabel variabel
ketajaman
penglihatan
disekitar
garis
condong
ke
berada
hipotesis alternatif (H1) ditolak. Sesuai
yang
dengan hipotesis yang diajukan, maka
ini
hasil pengujian terhadap hipotesis yang
linear
kanan,
hal
kecondongan
ke
kanan
menunjukkan
bahwa
hubungan
dari
variabel
kedua
tersebut
diajukan dipaparkan sebagai berikut : 1. Daya
tahan
otot
memprediksi
prestasi
positif. Diambil kesimpulan bahwa
Ronde Nasional.
terdapat hubungan yang linear
a. Uji
antara variabel prestasi dengan
Model/Overall)
F
(Uji
Uji
variabel kecemasan.
lengan
F
dapat
panahan Kelayakan
digunakan
untuk
yang
mengetahui kelayakan model yang
diperlukan sudah terpenuhi maka
dibentuk dari analisis regresi linear
analisis regresi linear sederhana
ini secara keseluruhan, jika model
sah
yang
Karena
asumsi
untuk
dilakukan,
maka
terbentuk
ini
layak
atau
signifikan untuk digunakan maka
dibentuk model :
dapat dianalis lebih lanjut secara mendetail apa bila tidak layak
Y = β0 + β1*X
maka
Prestasi = β0 + β1*(Kecemasan)
analisis
tidak
dapat
dilanjutkan.
Model 1
Variables Entered Kecemasa a n
ANOVAb
b
Variables Entered/Removed Variables Removed
Method .
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Prestasi
bahwa
independen
yang
1 16 17
Mean Square 89623,672 1166,552
F 76,828
Sig. ,000a
b. Dependent Variable: Prestasi
Karena p-value (0.000) < α (0.05)
variabel
maka
dimasukkan
dependennya
b.
jadi
α=5%,
dapat
model layak
Koefisien Regresi/Parsial). Uji t ini digunakan untuk mengetahui
taraf kepercayaan tertentu ditolak dan
regresi
hipotesis alternatif (H1) diterima, atau
mulai
sebaliknya hipotesis nol (H0) diterima dan
tingkat
Uji t (Uji Kelayakan Konstan dan
untuk menguji atau mengetahui apakah hipotesis nol (H0) yang diajukan pada
pada
digunakan.
Prestasi.
Pengujian hipotesis dimaksudkan
ditolak
disimpulkan bahwa
adalah
Pengujian Hipotesis
H0
signifikansi
dalam model yaitu kecemasan dan variabel
df
a. Predictors: (Constant), Daya_Tahan_Otot_Lengan
Dari tabel di atas dapat diketahui
Sum of Model Squares 1 Regression 89623,672 Residual 18664,828 Total 108288,5
apakah
linear dari
koefisien
yang
konstan pengali
koefisien terbentuk dan
nilai
variabel
dependen. Jika koefisien pengali
Karena
variabel dependen tersebut tidak
(0.05) maka H0 ditolak pada
signifikan atau layak untuk masuk
tingkat signifikansi α=5%, jadi
model
dapat
maka
artinya
variabel
p-value
(0.000)
disimpulkan
<
α
bahwa
tersebut tidak berpengaruh secara
konstan layak digunakan dalam
signifikan
terhadap
variabel
model.
dependen
dan
variabel
independen tersebut dikeluarkan
d. Uji Keberartian Koefisien Pengali
dari model. Sedangkan apabila
Variabel Daya Tahan Otot Lengan
konstan tidak layak masuk model
(β1)
maka konstan dikeluarkan dari
-
H0 : β1 = 0 (Koefisien pengali
model.
dan variabel daya tahan otot
a Coefficients
lengan tidak layak digunakan
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 689,832 19,846
Model 1 (Constant) Daya_Tahan_ 207,845 Otot_Lengan
23,713
t 34,759
Sig. ,000
8,765
,000
,910
dalam model) -
a. Dependent Variable: Prestasi
konstan
koefisien
(β0)
pengali
dan
dari
variabel
(β1)
beserta
nilai
signifikansi
atau
nilai
yang
menunjukkan
keberartian
nilai
tersebut. c. Uji Keberartian Constant (β0) Hipotesis H0 : β0 = 0 (Konstanta tidak layak digunakan dalam model) H1 : β0 ≠ 0 (Konstanta layak digunakan dalam model) -
Tingkat Signifikansi α= 0.05
-
Statistik Uji p-value = 0.000
-
Daerah Kritik H0 ditolak jika p-value < α
-
Kesimpulan
lengan layak digunakan dalam
nilai
independent
-
H1 : β1 ≠ 0 (Koefisien pengali dan variabel daya tahan otot
Tabel di atas menunjukkan nilai
Hipotesis
model) -
Tingkat Signifikansi α= 0.05
-
Statistik Uji p-value = 0.000
-
Daerah Kritik H0 ditolak jika p-value < α
-
Kesimpulan Karena
p-value
(0.000)
<
α
(0.05) maka H0 ditolak pada tingkat signifikansi α=5%, jadi dapat
disimpulkan
bahwa
koefisien pengali dan variabel daya tahan otot lengan layak digunakan dalam model. Karena
semua
koefisien
regresi dan constant layak masuk model maka dengan melihat tabel output 4.8 di atas pada kolom B
(estimasi nilai untuk β) diperoleh
sederhana
model Regresi Linear Sederhana :
dengan 100%.
jika
dikalikan
0,828 ´ 100 % = 82,8%
Y = 689,832 + 207,845 * X Prestasi = 689,832 +
Artinya
bahwa
82,8%
207,845 * Daya Tahan Otot
variasi dalam variebel prestasi
Lengan
dapat diterangkan oleh variabel daya tahan otot lengan. Hal ini
e. Nilai
Keakuratan
Model
yang
menunjukkan kontribusi dari variabel X/ independen/ daya
Terbentuk
tahan otot lengan cukup besar Model Summary Model 1
R
Adjusted R Square ,817
R Square ,828
,910a
Std. Error of the Estimate 34,15482
a. Predictors: (Constant), Daya_Tahan_Otot_Lengan
Tabel di atas menunjukkan beberapa
informasi
keakuratan
dari
nilai
model
yang
terbentuk : 1) R
(Koefiseien
Korelasi
Sederhana) Koofisien sederhana
korelasi
sebesar
0,910,
dimana nilai tersebut lebih dari 0,5 dan cukup dekat dengan 1. Hal
tersebut
menunjukkan
derajat hubungan yang cukup kuat
antara
variabel
independent (Daya Tahan Otot Lengan)
dengan
variabel
dependent (Prestasi). 2) R
square
dan
Koofisien
R square sebesar 0,828. R ini
merupakan
nilai
kuadrat dari koefiseien korelasi sederhana.
Nilai
variabel
Y/
dependen/ prestasi. 3) Adjusted R square Adjusted R square sebesar 0,817. Adjusted R squre ini merupakan
nilai
koreksi
terhadap R square, karena R square mempunyai kelemahan yaitu
setiap
variabel
penambahan
independen
nilainya
selalu naik tidak peduli variabel tersebut
berpengaruh
secara
signifikan atau tidak. Adjusted R
square
nilainya
akan
jika
bertambah
variabel
ditambahkan
yang
tersebut
merupakan prediktor yang baik sedangkan akan turun nilainya
Determinasi Sederhana square
terhadap
tersebut
disebut koefisien determinasi
jika variabel yang ditambahkan adalah bukan prediktor yang baik. Adjusted
R
square
digunakan untuk regresi linear berganda.
Sedangkan
untuk
regresi linear sederhana nilai
adjusted R square hampir sama dengan R square.
Beberapa
asumsi
klasik
yang sering diujikan dan pengujian yang dapat digunakannya yaitu :
4) Standar Error of estimate
-
Standar error of estimate
dengan
melihat
sebesar 34,15482 artinya model
dengan
uji
tersebut
mempunyai
Smirnov atau Uji Shapiro-Wilk.
error
sebesar
standar
34,15482.
-
Standar error of estimate ini merupakan
hasil
rata
dari
error
atau
Kolmogorov-
residual
konstan
heteroskedastisitas. -
yang
Residual
bersifat
noautokorelasi
dikuadratkan yang ditarik akar.
dengan
uji
autokorelasi. -
Nomultikolinearitas
antar
variabel independen dengan uji
Uji Asumsi Klasik Model yang dibentuk perlu dilakukan
Variansi
grafik
(homoskedastisitas) dengan uji
mean
dari
square error (MSE) atau rata-
f.
Residual berdistribusi normal
analisis
multikolinearitas. Dalam
tentang
regresi
linear
keabsahan dan kebaikannya, model
sederhana uji asumsi klasik yang
dikatakan
perlu
sah
dan baik
digunakan
jika
terbentuk
tersebut
untuk
model
yang
mengikuti
dianalisis
berdistribusi
yaitu
resdiual
normal,
variansi
residual
konstan
harus
(homoskedastisitas), dan residual
dipenuhi. Hal tersebut dilakukan
bersifat noautokorelasi. Sedangkan
karena dalam pembentukan model
nomultikolinearitas antar variabel
pada analisis regresi linear ini
independen
beberapa
berbasis
asumsi
OLS
yang
Least
(Ordinary
hanya
tidak
terdapat
perlu satu
karena variabel
Square) yang menggunakan asumsi
independen. Pada penelitian ini uji
klasik tersebut. Beberapa asumsi
noautokorelasi residual tidak perlu
klasik
dilakukan
menggunakan
analisis
karena
data
yang
nilai
diambil bukan berupa data time
error atau selisish antara hasil
series atau runtun waktu tetapi
sebenarnya (nilai sebenarnya dari
data diambil dalam waktu yang
variabel dependent) dengan nilai
seketika.
prediksi dari variabel dependent
1) Uji Normalitas Residual
residual.
yang
Residual
diperoleh
adalah
dengan
Pengujian
normalitas
penghitungan menggunakan model
dilakukan
dengan
yang terbentuk.
grafik
plot
P-P
melihat
untuk
nilai
residual
yang
telah
distandardisasi.
dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu
pada
grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan X adalah residual (Y prediksi dikurangi Y sesungguhnya) yang telah distandardized (Ghozali,2001:201). Model yang baik
atau
heteroskedastisitas
Gambar 4.5. Uji Normalitas
titik
Residual Grafik normal P-P Plot di atas menunjukkan bahwa titiktitik data dari residual berada di sekitar garis diagonal dan
yang
tidak jika
dihasilkan
membentuk
pola
titiktidak
tertentu
seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya dan lain-lain.
mengikuti pola garis diagonal tersebut,
maka
disimpulkan regresi
dapat
bahwa
tersebut
asumsi
model
memenuhi
residual
yang
berdistribusi normal. 2) Uji Heteroskedastisitas Uji bertujuan
heteroskedastisitas untuk
menguji
Gambar 4.6. Uji Heteroskedastisitas
apakah dalam model regresi
Dari scatterplot tersebut
terjadi tidak kesamaan variansi
terlihat bahwa titik-titik yang
residual dari pengamatan satu
dibentuk oleh residual dan nilai
ke
Y prediksi tidak membentuk
pengamatan
(Ghozali,2001:201).
yang
lain
Tentunya
suatu
pola
tertentu
atau
dalam pengujian ini diharapkan
bersifat
bahwa
menyebar di atas dan di bawah
tidak
heteroskedastisitas terpenuhi
sehingga
residual
bersifat
dapat
atau
residual
variansinya
Cara
yang
memndeteksinya
adalah
dan
titik-titik
angka 0 pada sumbu Y, maka
homoskedastisitas konstan.
acak
disimpulkan
bahwa
mempunyai
variansi
konstan
atau
homoskedastiditas.
bersifat
2. Ketajaman
Penglihatan
memprediksi
dapat
prestasi
panahan
Ronde Nasional. a. Uji
berpengaruh
secara
terhadap
variabel
signifikan
dependen dan variabel independen
F
(Uji
Kelayakan
Model/Overall) Uji
tidak
tersebut dikeluarkan dari model. Sedangkan apabila konstan tidak
F
digunakan
untuk
mengetahui kelayakan model yang
layak masuk model maka konstan dikeluarkan dari model.
dibentuk dari analisis regresi linear ini secara keseluruhan, jika model yang
terbentuk
ini
layak
atau
signifikan untuk digunakan maka
a Coefficients
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 696,553 22,614 Ketajaman_Penglihatan 115,218 15,616 ,879
Tabel di atas menunjukkan
mendetail apa bila tidak layak
nilai
maka
koefisien
tidak
dapat
dilanjutkan. ANOVAb Sum of Model Squares 1 Regression83690,544 Residual 24597,956 Total 108288,5
df 1 16 17
Mean Square 83690,544 1537,372
F 54,437
Sig. ,000a
Sig. ,000 ,000
a. Dependent Variable: Prestasi
dapat dianalis lebih lanjut secara analisis
t 30,802 7,378
konstan
(β0)
pengali
dan
dari
nilai
variabel
independent
(β1)
beserta
nilai
signifikansi
atau
nilai
yang
menunjukkan
keberartian
nilai
tersebut.
a. Predictors: (Constant), Ketajaman_Penglihatan b. Dependent Variable: Prestasi
c. Uji Keberartian Constant (β0)
Karena p-value (0.000) < α
-
Hipotesis
(0.05) maka H0 ditolak pada tingkat
-
H0 : β0 = 0 (Konstanta tidak
signifikansi
α=5%,
disimpulkan bahwa
jadi
dapat
model layak
layak digunakan dalam model) -
digunakan.
H1 : β0 ≠ 0 (Konstanta layak digunakan dalam model)
-
Tingkat Signifikansi
-
α= 0.05
-
Statistik Uji
-
p-value = 0.000
koefisien
-
Daerah Kritik
regresi linear yang terbentuk mulai
-
H0 ditolak jika p-value < α
dari konstan dan nilai koefisien
-
Kesimpulan
b. Uji t (Uji Kelayakan Konstan dan Koefisien Regresi/Parsial) Uji t ini digunakan untuk mengetahui
apakah
pengali variabel dependen. Jika
Karena
koefisien
variabel
(0.05) maka H0 ditolak pada
dependen tersebut tidak signifikan
tingkat signifikansi α=5%, jadi
atau layak untuk masuk model
dapat
maka
pengali
artinya
variabel
tersebut
p-value
(0.000)
disimpulkan
<
α
bahwa
Prestasi = 696,553 +
konstan layak digunakan dalam
115,218*Ketajaman Penglihatan
model. d. Uji Keberartian Koefisien Pengali Variabel Ketajaman Penglihatan
e. Nilai
Keakuratan
Model Summary
Hipotesis H0 : β1 = 0 (Koefisien pengali dan
variabel
penglihatan
ketajaman tidak
layak
-
Std. Error of the Estimate 39,209
a. Predictors: (Constant), Ketajaman_Penglihatan b. Dependent Variable: Prestasi
Tabel
di
keakuratan
dan
ketajaman
terbentuk :
digunakan
1) R
layak
b
Adjusted R Square ,759
R Square ,773
,879a
H1 : β1 ≠ 0 (Koefisien pengali
dalam model)
-
R
beberapa
penglihatan -
Model 1
digunakan dalam model) variabel
yang
Terbentuk
(β1) -
Model
atas
menunjukkan
informasi dari
nilai
model
(Koefiseien
yang
Korelasi
Sederhana)
Tingkat Signifikansi
Koofisien
korelasi
α= 0.05
sederhana
Statistik Uji
dimana nilai tersebut lebih dari
p-value = 0.000
0,5 dan cukup dekat dengan 1.
Daerah Kritik
Hal
H0 ditolak jika p-value < α
derajat hubungan yang cukup
Kesimpulan
kuat
Karena
p-value
(0.000)
<
sebesar
tersebut
menunjukkan
antara
variabel
α
independent
(0.05) maka H0 ditolak pada
Penglihatan)
tingkat signifikansi α=5%, jadi
dependent (Prestasi)
dapat
disimpulkan
(Ketajaman dengan
2) R
ketajaman
Determinasi Sederhana
layak
square
digunakan dalam model. constant
layak
dan
R
Karena semua koefisien regresi dan
variabel
bahwa
koefisien pengali dan variabel penglihatan
0,879,
masuk
Koofisien
square
sebesar
0,773. R square ini merupakan nilai kuadrat dari koefiseien
model maka dengan melihat
korelasi
sederhana.
tabel output 4.16 di atas pada
tersebut
disebut
kolom B (estimasi nilai untuk β)
determinasi
diperoleh model Regresi Linear
dikalikan dengan 100%.
Sederhana : Y = 696,553 +115,218 * X
Nilai
koefisien
sederhana
jika
0,773 ´ 100 % = 77 ,3%
4) Standar Error of estimate
Artinya bahwa 77,3%
Standar
variasi dalam variebel prestasi
error
of
dapat diterangkan oleh variabel
estimate sebesar 39,209 artinya
ketajaman penglihatan. Hal ini
model
menunjukkan kontribusi dari
standar error sebesar 39,209.
variabel
Standar error of estimate ini
X/
independen/
tersebut
mempunyai
merupakan
besar
square error (MSE) atau rata-
terhadap
variabel
Y/
rata
dependen/ prestasi.
hasil
mean
ketajaman penglihatan cukup
dari
dari
error
yang
dikuadratkan yang ditarik akar. 3) Adjusted R square R
Adjusted
square
sebesar 0,759. Adjusted R squre ini
merupakan
nilai
f.
Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas Residual Pengujian normalitas
koreksi
terhadap R square, karena R
dilakukan
dengan
square mempunyai kelemahan
grafik
plot
yaitu
residual
setiap
variabel
penambahan
independen
nilainya
P-P
melihat
untuk
yang
nilai telah
distandardisasi.
selalu naik tidak peduli variabel tersebut
berpengaruh
secara
signifikan atau tidak. Adjusted R
square
nilainya
akan
jika
bertambah
variabel
ditambahkan
yang
tersebut
merupakan prediktor yang baik sedangkan akan turun nilainya jika variabel yang ditambahkan
Gambar 4.7. Grafik Uji Normalitas
adalah bukan prediktor yang
Residual Grafik normal P-P Plot di
baik. square
atas menunjukkan bahwa titik-
digunakan untuk regresi linear
titik data dari residual berada
berganda.
untuk
di sekitar garis diagonal dan
regresi linear sederhana nilai
mengikuti pola garis diagonal
adjusted R square hampir sama
tersebut,
dengan R square.
disimpulkan
Adjusted
R
Sedangkan
regresi asumsi
maka
dapat
bahwa
tersebut residual
berdistribusi normal.
model
memenuhi yang
2) Uji Heteroskedastisitas Uji
heteroskedastisitas
bertujuan
untuk
menguji
apakah dalam model regresi terjadi tidak kesamaan variansi residual dari pengamatan satu ke
pengamatan
yang
(Ghozali,2001:167).
lain
Tentunya
dalam pengujian ini diharapkan bahwa
Gambar 4.8. Grafik Uji
heteroskedastisitas
tidak
terpenuhi
Heteroskedastisitas
sehingga
residual
Dari scatterplot tersebut
bersifat
homoskedastisitas
atau
variansinya
Cara
konstan.
memndeteksinya
terlihat bahwa titik-titik yang dibentuk oleh residual dan nilai Y prediksi tidak membentuk
adalah
suatu
dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu
pada
bersifat
grafik
dapat
Y yang diprediksi, dan X adalah
yang
sesungguhnya) yang telah di-
heteroskedastisitas titik
yang
membentuk
jika
dihasilkan pola
titiktidak
tertentu
seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya dan lain-lain.
titik-titik
bahwa
mempunyai
variansi
konstan
atau
bersifat
homoskedastiditas.
standardized tidak
dan
disimpulkan
residual
residual (Y prediksi dikurangi Y
atau
acak
atau
angka 0 pada sumbu Y, maka
ZPRED, dimana sumbu Y adalah
baik
tertentu
menyebar di atas dan di bawah
scatterplot antara SRESID dan
(Ghozali,2001:167). Model yang
pola
3. Kecemasan
dapat
memprediksi
prestasi panahan Ronde Nasional. a. Uji
F
(Uji
Kelayakan
Model/Overall) Uji
F
digunakan
untuk
mengetahui kelayakan model yang dibentuk dari analisis regresi linear ini secara keseluruhan, jika model yang
terbentuk
ini
layak
atau
signifikan untuk digunakan maka dapat dianalis lebih lanjut secara mendetail apa bila tidak layak maka
analisis
dilanjutkan.
tidak
dapat
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 61831,349 46457,151 108288,5
df
Mean Square 61831,349 2903,572
1 16 17
F 21,295
Sig. ,000a
c. Uji Keberartian Constant (β0) -
a. Predictors: (Constant), Kecemasan
H0 : β0 = 0 (Konstanta tidak
b. Dependent Variable: Prestasi
layak digunakan dalam model)
Karena p-value (0.000) < α (0.05)
maka
tingkat
H0
ditolak
signifikansi
H1 : β0 ≠ 0 (Konstanta layak
pada
α=5%,
digunakan dalam model)
jadi
dapat disimpulkan bahwa model
-
Koefisien Regresi/Parsial) koefisien
Daerah Kritik H0 ditolak jika p-value < α
Uji t ini digunakan untuk apakah
Statistik Uji p-value = 0.000
b. Uji t (Uji Kelayakan Konstan dan
mengetahui
Tingkat Signifikansi α= 0.05
layak digunakan.
-
Kesimpulan
regresi linear yang terbentuk mulai
Karena
dari konstan dan nilai koefisien
(0.05) maka H0 ditolak pada
pengali variabel dependen. Jika
tingkat signifikansi α=5%, jadi
koefisien
dapat
pengali
variabel
p-value
(0.000)
disimpulkan
<
α
bahwa
dependen tersebut tidak signifikan
konstan layak digunakan dalam
atau layak untuk masuk model
model.
maka
artinya
tidak signifikan
variabel
tersebut
berpengaruh
secara
terhadap
variabel
dependen dan variabel independen
d. Uji Keberartian Koefisien Pengali Variabel Kecemasan (β1) -
Hipotesis
tersebut dikeluarkan dari model.
H0 : β1 = 0 (Koefisien pengali
Sedangkan apabila konstan tidak
dan variabel kecemasan tidak
layak masuk model maka konstan
layak digunakan dalam model)
dikeluarkan dari model.
H1 : β1 ≠ 0 (Koefisien pengali dan variabel kecemasan layak
Coefficientsa
Model 1
Hipotesis
(Constant) Kecemasan
Unstandardized Coefficients B Std. Error 633,708 48,317 3,549 ,769
Standardized Coefficients Beta ,756
digunakan dalam model) t 13,116 4,615
Sig. ,000 ,000
-
a. Dependent Variable: Prestasi
α= 0.05
Tabel di atas menunjukkan
-
nilai konstan (β0) dan nilai koefisien pengali dari variabel independent yang
menunjukkan
keberartian nilai tersebut.
Statistik Uji p-value = 0.000
-
(β1) beserta nilai signifikansi atau nilai
Tingkat Signifikansi
Daerah Kritik H0 ditolak jika p-value < α
-
Kesimpulan
Karena
p-value
(0.000)
<
α
(0.05) maka H0 ditolak pada
dengan
variabel
dependent
(Prestasi).
tingkat signifikansi α=5%, jadi dapat
disimpulkan
bahwa
koefisien pengali dan variabel kecemasan
layak
square
koefisien
Koofisien
R square sebesar 0,571. R square
semua
dan
Determinasi Sederhana
digunakan
dalam model. Karena
2) R
ini
merupakan
nilai
kuadrat dari koefiseien korelasi
regresi dan constant layak masuk
sederhana.
Nilai
tersebut
model maka dengan melihat tabel
disebut koefisien determinasi
output 4.23 di atas pada kolom B
sederhana
(estimasi nilai untuk β) diperoleh
dengan 100%.
jika
dikalikan
0,571 ´ 100 % = 57 ,1%
model Regresi Linear Sederhana : Artinya
bahwa
57,1%
Y = 633,708 +3,549 * X
variasi dalam variebel prestasi
Prestasi = 633,708 + 3,549 *
dapat diterangkan oleh variabel
Kecemasan
kecemasan.
Hal
ini
menunjukkan kontribusi dari e. Nilai
Keakuratan
Model
yang
Terbentuk Model Summary Model 1
R
Adjusted R Square ,544
R Square ,571
,756a
b
Std. Error of the Estimate 53,885
variabel
X/
independen/
kecemasan
cukup
terhadap
variabel
besar Y/
dependen/ prestasi.
a. Predictors: (Constant), Kecemasan b. Dependent Variable: Prestasi
Tabel di atas menunjukkan beberapa
informasi
keakuratan
dari
nilai
model
yang
terbentuk : 1) R
(Koefiseien
Korelasi
Sederhana) Koofisien sederhana
korelasi
sebesar
0,756,
dimana nilai tersebut lebih dari 0,5 dan cukup dekat dengan 1. Hal
tersebut
menunjukkan
derajat hubungan yang cukup kuat
antara
independent
variabel (Kecemasan)
3) Adjusted R square R
Adjusted
square
sebesar 0,544. Adjusted R squre ini
merupakan
nilai
koreksi
terhadap R square, karena R square mempunyai kelemahan yaitu variabel
setiap
penambahan
independen
nilainya
selalu naik tidak peduli variabel tersebut
berpengaruh
secara
signifikan atau tidak. Adjusted R
square
nilainya
akan
jika
ditambahkan
bertambah
variabel
yang
tersebut
merupakan prediktor yang baik
Gambar 4.9. Grafik Uji Normalitas
sedangkan akan turun nilainya
Residual
jika variabel yang ditambahkan
Grafik normal P-P Plot di
adalah bukan prediktor yang
atas menunjukkan bahwa titik-
baik.
titik data dari residual berada Adjusted
R
square
di sekitar garis diagonal dan
digunakan untuk regresi linear
mengikuti pola garis diagonal
berganda.
tersebut,
Sedangkan
untuk
maka
regresi linear sederhana nilai
disimpulkan
adjusted R square hampir sama
regresi
dengan R square.
asumsi
dapat
bahwa
tersebut
model
memenuhi
residual
yang
berdistribusi normal. 4) Standar Error of estimate Standar
error
of
estimate sebesar 53,885 artinya model
tersebut
mempunyai
standar error sebesar 53,885. Standar error of estimate ini merupakan
hasil
mean
dari
square error (MSE) atau ratarata
dari
error
yang
dikuadratkan yang ditarik akar.
Pengujian dengan
grafik
plot
distandardisasi.
melihat
untuk
yang
untuk
menguji
apakah dalam model regresi terjadi tidak kesamaan variansi residual dari pengamatan satu ke
pengamatan
yang
nilai telah
lain
(Ghozali, 2001:201). Tentunya dalam pengujian ini diharapkan heteroskedastisitas terpenuhi
sehingga
residual
normalitas
dilakukan
heteroskedastisitas
bertujuan
tidak
1) Uji Normalitas Residual
residual
Uji
bahwa
e. Uji Asumsi Klasik
P-P
2) Uji Heteroskedastisitas
bersifat
homoskedastisitas
atau
variansinya
Cara
konstan.
memndeteksinya
adalah
dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu
pada
grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan X adalah residual (Y prediksi dikurangi Y sesungguhnya) yang telah distandardized 2001:201).
Model
(Ghozali, yang
baik
atau tidak heteroskedastisitas
ini secara keseluruhan, jika model
jika titik-titik yang dihasilkan
yang
tidak membentuk pola tertentu
signifikan untuk digunakan maka
seperti mengumpul di tengah,
dapat dianalis lebih lanjut secara
menyempit kemudian melebar
mendetail apa bila tidak layak
atau sebaliknya dan lain-lain.
maka
terbentuk
ini
analisis
layak
tidak
atau
dapat
dilanjutkan. ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 99689,795 8598,705 108288,5
df 3 14 17
Mean Square 33229,932 614,193
F 54,103
Sig. ,000a
a. Predictors: (Constant), Kecemasan, Ketajaman_Penglihatan, Daya_Tahan_Otot_ Lengan b. Dependent Variable: Prestasi
Karena p-value (0.000) < α (0.05) maka H0 ditolak pada tingkat signifikansi
Gambar 4.10. Grafik Uji
α=5%,
disimpulkan bahwa
Heteroskedastisitas Dari scatterplot tersebut
jadi
dapat
model layak
digunakan.
terlihat bahwa titik-titik yang dibentuk oleh residual dan nilai
b. Uji t (Uji Kelayakan Konstan dan
Y prediksi tidak membentuk
Koefisien Regresi/Parsial)
suatu
pola
bersifat
acak
tertentu dan
Uji t ini digunakan untuk
atau
titik-titik
mengetahui
koefisien
menyebar di atas dan di bawah
regresi linear yang terbentuk mulai
angka 0 pada sumbu Y, maka
dari konstan dan nilai koefisien
dapat
pengali variabel dependen. Jika
disimpulkan
bahwa
mempunyai
variansi
koefisien
bersifat
dependen tersebut tidak signifikan
residual yang
konstan
atau
maka Tahan
Otot,
pengali
variabel
atau layak untuk masuk model
homoskedastiditas. 4. Daya
apakah
Ketajaman
artinya
tidak
variabel
tersebut
berpengaruh
secara
terhadap
variabel
Penglihatan, dan Kecemasan dapat
signifikan
memprediksi
dependen dan variabel independen
prestasi
panahan
tersebut dikeluarkan dari model.
Ronde Nasional. a. Uji
F
(Uji
Kelayakan
layak masuk model maka konstan
Model/Overall) Uji
Sedangkan apabila konstan tidak
F
digunakan
untuk
mengetahui kelayakan model yang dibentuk dari analisis regresi linear
dikeluarkan dari model.
H0 : β1 = 0 (Koefisien pengali
Coefficientsa
Model 1
Unstandardized Coefficients B Std. Error 623,995 22,266
(Constant) Daya_Tahan_Otot_ Lengan Ketajaman_Penglihatan Kecemasan
Standardized Coefficients Beta
t 28,025
Sig. ,000
dan variabel daya tahan otot
114,359
41,019
,501
2,788
,015
lengan tidak layak digunakan
31,457 1,580
23,211 ,434
,240 ,336
1,355 3,644
,197 ,003
dalam model)
a. Dependent Variable: Prestasi
H1 : β1 ≠ 0 (Koefisien pengali
Tabel di atas menunjukkan nilai
konstan
koefisien
(β0)
pengali
independent
dan
dari
(β1),
yang
(β2)
dan
menunjukkan
keberartian nilai tersebut.
model) -
α= 0.05 -
dapat
Tingkat Signifikansi
Daerah Kritik
disimpulkan
bahwa
e. Uji Keberartian Koefisien Pengali
H0 ditolak jika p-value < α
Variabel Ketajaman Penglihatan
Kesimpulan (0.000)
<
α
(β2) -
(0.05) maka H0 ditolak pada disimpulkan
Hipotesis H0 : β2 = 0 (Koefisien pengali
tingkat signifikansi α=5%, jadi
dan variabel daya ketajaman
bahwa
pengliahatan
tidak
layak
konstan layak digunakan dalam
digunakan dalam model)
model.
H1 : β2 ≠ 0 (Koefisien pengali dan
d. Uji Keberartian Koefisien Pengali (β1)
layak
dalam model) -
Hipotesis
variabel
penglihatan
Variabel Daya Tahan Otot Lengan -
α
digunakan dalam model.
p-value = 0.000
dapat
<
daya tahan otot lengan layak
Statistik Uji
p-value
(0.015)
koefisien pengali dan variabel
α= 0.05
Karena
p-value
tingkat signifikansi α=5%, jadi
digunakan dalam model)
-
Kesimpulan (0.05) maka H0 ditolak pada
H1 : β0 ≠ 0 (Konstanta layak
-
Daerah Kritik
Karena
layak digunakan dalam model)
-
Statistik Uji
H0 ditolak jika p-value < α
Hipotesis H0 : β0 = 0 (Konstanta tidak
-
Tingkat Signifikansi
p-value = 0.015
c. Uji Keberartian Constant (β0) -
lengan layak digunakan dalam
variabel
(β3)beserta nilai signifikansi atau nilai
dan variabel daya tahan otot
nilai
Tingkat Signifikansi α= 0.05
ketajaman digunakan
-
Statistik Uji
penglihatan
p-value = 0.197
model maka dianalisis lagi tanpa
Daerah Kritik
mengikutsertakan
H0 ditolak jika p-value < α
ketajaman
Kesimpulan
dalam
masuk variabel
penglihatan.
Tetapi
penelitian
ini
mengasumsikan bahwa ketajaman
(0.05) maka H0 tidak ditolak
penglihatan berpengaruh penting
pada tingkat signifikansi α=5%,
terhadap prestasi atlet panahan
jadi dapat disimpulkan bahwa
maka dengan melihat kolom B
koefisien pengali dan variabel
(estimasi nilai parameter β regresi)
ketajaman
dapat
p-value
(0.197)
penglihatan
>
tidak
diperoleh
model
sebagai
berikut :
layak digunakan dalam model.
Y = 623,995 + 114,359*X1 +
Uji Keberartian Koefisien Pengali
31,457*X2 + 1,580*X3
Variabel Kecemasan (β3) -
layak
α
Karena
f.
tidak
Prestasi = 623,995 + 114,359 * (Daya
Hipotesis H0 : β3 = 0 (Koefisien pengali
Tahan Otot Lengan) + 31,457 *
dan variabel kecemasan tidak
(Ketajaman Penglihatan) + 1,580 * (Kecemasan)
layak digunakan dalam model) H1 : β3 ≠ 0 (Koefisien pengali dan variabel kecemasan layak -
digunakan dalam model)
g. Nilai
Keakuratan
Tingkat Signifikansi
Terbentuk
α= 0.05 -
-
yang
Model Summary
Statistik Uji
Model 1
R
R Square ,921
,959a
Daerah Kritik
Tabel
H0 ditolak jika p-value < α
beberapa
Kesimpulan
keakuratan
Karena p-value (0.003)< α (0.05)
terbentuk :
maka H0 ditolak pada tingkat
1) R
signifikansi α=5%, jadi dapat
Sederhana)
disimpulkan bahwa
Adjusted R Square ,904
Std. Error of the Estimate 24,783
a. Predictors: (Constant), Kecemasan, Ketajaman_ Penglihatan, Daya_Tahan_Otot_Lengan
p-value = 0.003 -
Model
koefisien
di
atas
menunjukkan
informasi dari
nilai
model
(Koefiseien Koofisien
yang
Korelasi korelasi
pengali dan variabel kecemasan
sederhana
layak digunakan dalam model.
dimana nilai tersebut lebih dari
Karena secara penghitungan koefisien
variabel
ketajaman
sebesar
0,959,
0,5 dan cukup dekat dengan 1. Hal
tersebut
menunjukkan
derajat hubungan yang cukup
selalu naik tidak peduli variabel
kuat
tersebut
antara
variabel
berpengaruh
secara
independent (daya tahan otot
signifikan atau tidak. Adjusted
lengan, ketajaman penglihatan
R
dan
nilainya
kecemasan)
dengan
variabel dependent (prestasi).
square
akan
jika
bertambah
variabel
ditambahkan
yang
tersebut
merupakan prediktor yang baik 2) R
square
dan
Koofisien
Determinasi Sederhana
jika variabel yang ditambahkan
R square sebesar 0,921. R square
ini
sedangkan akan turun nilainya
merupakan
nilai
adalah bukan prediktor yang Adjusted
baik.
R
square
kuadrat dari koefiseien korelasi
digunakan untuk regresi linear
sederhana.
berganda.
Nilai
tersebut
disebut koefisien determinasi sederhana
jika
dikalikan
dengan 100%.
adjusted
dilihat R
square
yang
bahwa
0,904 lebih besar dari adjusted
92,1
%
R square ketika model hanya
variasi dalam variebel prestasi
menggunakan
dapat diterangkan oleh variabel
dependent
daya
lengan
tahan
ketajaman
nilai
diperoleh pada model ini yaitu
0,921 ´ 100% = 92,1% Artinya
Dapat
otot
lengan,
penglihatan
kecemasan.
Hal
dan ini
variabel
daya
tahan
dan
otot
ketajaman
penglihatan yaitu sebesar 0,825 maka
dapat
dikatakan
jika
menunjukkan kontribusi dari
penambahan
variabel
(daya
kecemasan akan meningkatkan
tahan otot lengan, ketajaman
nilai adjusted R square yang
penglihatan
kecemasan)
berarti ketajaman penglihatan
cukup besar terhadap variabel
juga merupakan prediktor yang
dependen prestasi.
baik untuk variabel prestasi.
independen dan
variabel
Demikian juga untuk nilai
3) Adjusted R square Adjusted R square sebesar
adjusted R square ini lebih
0,904. Adjusted R squre ini
besar dari adjusted R square
merupakan
ketika
nilai
koreksi
model
hanya
terhadap R square, karena R
menggunakan daya tahan otot
square mempunyai kelemahan
lengan
yaitu
yaitu sebesar 0,898 maka dapat
variabel
setiap
penambahan
independen
nilainya
dan
dikatakan
kecemasan jika
saja
penambahan
variabel Ketajaman Penglihatan
sertakan
akan
penglihatan,
meningkatkan
nilai
variabel
ketajaman
diperoleh
hasil
adjusted R square yang berarti
regresi seperti yang bahasan
ketajaman
sebelumnya
penglihatan
juga
pada
(Hubungan
merupakan prediktor yang baik
Antara Prestasi dengan Daya
untuk variabel prestasi
Tahan
Selain
itu
juga
nilai
adjusted R square ini lebih
Otot
Lengan
Kecemasan) yaitu
dan
terbentuk
model regresi linear :
besar dari adjusted R square ketika
model
menggunakan penglihatan
dan
hanya
Prestasi = 625,129 + 162,139 *
ketajaman
Daya Tahan Otot Lengan +
kecemasan
1,644 * Kecemasan
saja sebagai varibel prediktor atau X nya yaitu sebesar 0,860
Selanjutnya akan dibandingkan
maka
untuk pemilihan model terbaik
dapat
penambahan
dikatakan
jika
Model yang baik
jika
variabel
daya
lengan
akan
mempunyai nilai R, R_square,
meningkatkan nilai adjusted R
adjusted R_square yang besar
square yang berarti daya tahan
dan s2, AIC (Akaike information
otot lengan juga merupakan
criterion),
prediktor
Information
tahan
otot
yang
baik
untuk
BIC
(Predicted
variabel prestasi.
Square) 4) Standar Error of estimate Standar error of estimate
(Bayes
criterion), Residual
yang
PRESS
Sum
kecil,
juga
memiliki nilai Cp lebih kecil atau
sama
dengan
jumlah
sebesar 24,783 artinya model
parameter dalam regresi.
tersebut
Agar
mempunyai
standar
of
lebih
mudah
maka
error sebesar 24,783. Standar
digunakan penamaan :
error of estimate ini merupakan
Model 1 :
hasil dari mean square error
Prestasi = 623,995 + 114,359 * (
(MSE) atau rata-rata dari error
Daya Tahan Otot Lengan ) +
yang dikuadratkan yang ditarik
31,457
akar.
Penglihatan) Jika
mengacu
kepada
*
(Ketajaman +
1,580
*
(Kecemasan)
ketidak absahan atau secara
Model 2 :
statistik yang tidak signifikan
Prestasi
maka diuji lagi tanpa mengikut
162,139*Daya
=
625,129 Tahan
Lengan + 1,644*Kecemasan
+ Otot
Untuk model 1 :
(daya
ketajaman
b Model Summary
Akaike Adjusted Std. Error of Information R R Square R Square the Estimate Criterion ,959a ,921 ,904 24,78292 119,042
Model 1
tahan
Selection Criteria Amemiya Mallows' Prediction Prediction Criterion Criterion ,125 4,000
lengan,
penglihatan,
kecemasan)
Schwarz Bayesian Criterion 122,603
otot
dengan
dan
variabel
dependent (prestasi)
a. Predictors: (Constant), Kecemasan, Ketajaman_Penglihatan, Daya_Tahan_Otot_Lengan b. Dependent Variable: Prestasi
h. Uji Asumsi Klasik Descriptive Statistics N PRESS1 Valid N (listwise)
Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation 8,69 3738,14 13388,12 743,7847 1061,18215
18 18
Untuk Model 2 : b Model Summary
Model 1
Akaike Adjusted Std. Error of Information R R Square R Square the Estimate Criterion ,954a ,910 ,898 25,46479 119,261
Selection Criteria Amemiya Mallows' Prediction Prediction Criterion Criterion ,126 3,000
Schwarz Bayesian Criterion 121,932
a. Predictors: (Constant), Kecemasan, Daya_Tahan_Otot_Lengan b. Dependent Variable: Prestasi
PRESS2 Valid N (listwise)
uji
asumsi
klasik
yang
perlu
dianalisis
yaitu
resdiual
berdistribusi
normal,
variansi
residual
konstan
(homoskedastisitas),
residual
noautokorelasi,
bersifat
dan
nomultikolinearitas antara variabel independen. Pada penelitian ini uji
Descriptive Statistics N
Dalam regresi linear berganda
Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation 18 1,44 4351,69 12928,38 718,2435 1173,79760 18
Pemilihan model terbaik : Kriteria Pemilihan
Model 1
noautokorelasi residual tidak perlu dilakukan
karena
data
yang
diambil bukan berupa data time
Model 2
series atau runtun waktu tetapi data diambil dalam waktu yang
R_Square
0,910
seketika 1) Uji Normalitas Residual
Adjusted R_Square
0,904
0,898
Std. Error of the Estimate
24,78292
25,46479
AIC
119,042
119,261
BIC
122,603
121,932
Cp_Mallow’s
4
3
PRESS
13388,12
12928,38
Karena model pertama lebih
mempunyai
Pengujian
normalitas
dilakukan
dengan
grafik
plot
residual
P-P
melihat
untuk
yang
nilai telah
distandardisasi.
banyak
keunggulan dibanding model kedua maka model pertama dianggap lebih baik dari model kedua.
Berdasarkan
hal
tersebut Model 1 lebih baik dari model 2 maka model 1 sudah bisa
digunakan
menggambarkan antara
variabel
untuk hubungan
independent
Gambar 4.11. Grafik Uji Normalitas Residual
Grafik normal P-P Plot di
tidak membentuk pola tertentu
atas menunjukkan bahwa titik-
seperti mengumpul di tengah,
titik data dari residual berada
menyempit kemudian melebar
di sekitar garis diagonal dan
atau sebaliknya dan lain-lain.
mengikuti pola garis diagonal tersebut,
maka
disimpulkan regresi
dapat
bahwa
tersebut
asumsi
model
memenuhi
residual
yang
berdistribusi normal. 2) Uji Heteroskedastisitas Uji
heteroskedastisitas
bertujuan
untuk
terjadi tidak kesamaan variansi residual dari pengamatan satu pengamatan
yang
(Ghozali,2001:207).
lain
Tentunya
dalam pengujian ini diharapkan bahwa
heteroskedastisitas
tidak
terpenuhi
sehingga
residual
bersifat
homoskedastisitas
atau
variansinya
Cara
konstan.
memndeteksinya
adalah
dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu
pada
grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan X adalah residual (Y prediksi dikurangi Y sesungguhnya) yang telah distandardized
Heteroskedastisitas
menguji
apakah dalam model regresi
ke
Gambar 4.12. Grafik Uji
(Ghozali
,2001:207). Model yang baik atau tidak heteroskedastisitas jika titik-titik yang dihasilkan
Dari scatterplot tersebut terlihat bahwa titik-titik yang dibentuk oleh residual dan nilai Y prediksi tidak membentuk suatu
pola
bersifat
tertentu
acak
dan
atau
titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat
disimpulkan
bahwa
mempunyai
variansi
residual yang
konstan
atau
bersifat
homoskedastiditas. 3) Nomultikolinearitas
Antara
Variabel Independen Uji
multikolinearitas
bertujuan
untuk
menguji
apakah di dalam model regresi ditemukan
adanya
antar
variabel
(independent). yang
korelasi
baik
terdapat
bebas
Model
seharusnya
korelasi
di
regresi tidak antara
variabel
Pertama, pada akhirnya model
independent
(Ghozali,2001:209).
regresi
Untuk
sederhana
yang
dapat
terbentuk memenuhi semua asumsi
menentukan apakah terdapat
dan signifikan terbentuk model dan
multikolinearitas dalam model
analisis
regresi
disebut analisis asumsi klasik juga
pada
penilitian
ini
residual
adalah dengan melihat nilai VIF
terpenuhi
(Variance Inflation Factor) dan
berdistribusi
Tolerence.
mempunyai
Model 1 (Constant) Daya_Tahan_Otot_ 114,359 Lengan Ketajaman_Penglihatan 31,457 Kecemasan 1,580
Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF ,000
t 28,025
model
meliputi
biasa
residual
normal
dan
residual
variansi
yang
konstan
ini
baik
dan
sah
untuk
,501
2,788
,015
,176
5,683
digunakan baik secara teori maupun
23,211 ,434
,240 ,336
1,355 3,644
,197 ,003
,181 ,665
5,530 1,503
statistik penghitungan.
Terlihat tidak terdapat nilai VIF yang lebih besar dari 10 dan nilai tolerance yang lebih kecil dari 0,1 hal ini menunjukkan
tidak
multikolinearitas
di
Model
dan
terbentuk
dari
dengan variabel X (Daya Tahan Otot Lengan) yaitu: Y = 689,832 +207,845 * X
antara
atau Prestasi = 689,832 + 207,845 * Daya Tahan Otot Lengan
Pembahasan Hasil Penelitian analisis
yang
hubungan antara variabel Y (Prestasi)
ada
variabel independent
pengujian
terhadap hipotesis menunjukkan bahwa keempat hipotesis kerja yang diajukan dalam penelitian ini semuanya diterima. Temuan ini mengandung makna bahwa secara umum daya tahan otot lengan, ketajaman penglihatan, dan kecemasan memiliki hubungan positif dan signifikan dengan prestasi panahan Ronde Nasional pada atlet PPLP Jawa Tengah, baik secara sendiri – sendiri maupun secara bersama (kolektif). Pembahasan hasil
penelitian secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
yang
41,019
a. Dependent Variable: Prestasi
Hasil
yang
atau
atau bersifat homoskedastisitas maka
a Coefficients
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 623,995 22,266
– sama
linear
Dapat diambil kesimpulan dari bentuk persamaan tersebut yaitu : -
Persamaan
tersebut
mempunyai
nilai konstanta sebesar 689,832. -
Persamaan
tersebut
mempunyai
koefisien pengali dari variabel daya tahan otot lengan sebesar 207,845. Hal ini bernilai positif yang artinya daya
tahan
berpengaruh
otot positif
lengan terhadap
prestasi atau semakin besar nilai dari daya tahan otot lengan maka prediksi untuk prestasi juga akan semakin besar. Secara matematika
bahwa setiap keanaikan sebesar 1
item pernyataan drop atau harus
satuan daya tahan otot lengan
dihilangkan dalam analisis karena
maka prestasi akan naik sebesar
tidak
207,845.
kecemasan
Kedua, regresi
pada
linear
akhirnya
model
sederhana
yang
analisis
residual
atau
signifikan.
-
Persamaan
tersebut
mempunyai
nilai konstanta sebesar 696,553. -
Persamaan
tersebut
mempunyai
biasa
koefisien pengali dari variabel daya
disebut analisis asumsi klasik juga
tahan otot lengan sebesar 115,218.
terpenuhi
residual
Hal ini bernilai positif yang artinya
yang
berdistribusi mempunyai
yang
secara
variabel
(Lampiran 1, hal. 144 )
terbentuk memenuhi semua asumsi dan signifikan terbentuk model dan
mempengaruhi
meliputi
normal
dan
residual
ketajaman
variansi
yang
konstan
berpengaruh
penglihatan positif
terhadap
atau bersifat homoskedastisitas maka
prestasi atau semakin besar nilai
model
untuk
dari ketajaman penglihatan maka
digunakan baik secara teori maupun
prediksi untuk prestasi juga akan
statistik penghitungan.
semakin besar. Secara matematika
ini
baik
Model
dan
yang
sah
terbentuk
dari
bahwa setiap keanaikan sebesar 1
hubungan antara variabel Y (Prestasi)
satuan
dengan
maka prestasi akan naik sebesar
variabel
X
(Ketajaman
Penglihatan) yaitu:
ketajaman
penglihatan
115,218. Ketiga,
Y = 696,553 +115,218 * X
regresi
pada
linear
akhirnya
model
sederhana
yang
atau
terbentuk memenuhi semua asumsi
Prestasi = 696,553 + 115,218 *
dan signifikan terbentuk model dan
Ketajaman Penglihatan
analisis
residual
atau
yang
biasa
disebut analisis asumsi klasik juga terpenuhi Dapat
diambil
kesimpulan
dari
bentuk persamaan tersebut yaitu : Dapat
diketahui
pernyataan secara variabel
yang
signifikan
bahwa tersisa
semua
mempengaruhi
kecemasan
digunakan
item
untuk
atau
valid
mengukur
variabel kecemasan. Berdasarkan hasil uji validitas ini diperoleh 22 item pernyataan yang valid dan 8
yang
berdistribusi mempunyai
meliputi
residual
normal
dan
residual
variansi
yang
konstan
atau bersifat homoskedastisitas maka model
ini
baik
dan
sah
untuk
digunakan baik secara teori maupun statistik penghitungan. Model
yang
terbentuk
dari
hubungan antara variabel Y (Prestasi)
dengan
variabel
X
(Ketajaman
mempunyai
variansi
yang
konstan
atau bersifat homoskedastisitas, dan
Penglihatan) yaitu:
tidak ada multikolinearitas diantara Y = 633,708 + 3,549 * X
variabel
atau
independent
nomultikolinearitas)
Prestasi = 633,708 + 3,549 * Kecemasan
(bersifat
maka model ini
baik untuk digunakan. Model
yang
terbentuk
dari
hubungan antara variabel Y (Prestasi) dengan variabel X1 (Daya Tahan Otot Dapat diambil kesimpulan dari bentuk
Lengan), X2 (Ketajaman Penglihatan)
persamaan tersebut yaitu :
dan X3 (Kecemasan) yaitu :
-
Persamaan
tersebut
mempunyai
nilai konstanta sebesar 633,708. -
Persamaan
tersebut
koefisien
pengali
dari
positif
kecemasan
+ 1,580*X3
variabel
kecemasan sebesar 3,549. Hal ini bernilai
Y = 623,995 +114,359*X1 + 31,457*X2
mempunyai
yang
berpengaruh
atau Prestasi = 623,995 + 114,359 * (Daya
artinya
Tahan Otot Lengan) + 31,457 *
positif
(Ketajaman Penglihatan) +
terhadap prestasi atau semakin
1,580*(Kecemasan)
besar nilai dari kecemasan maka prediksi untuk prestasi juga akan
Dapat diambil kesimpulan dari bentuk
semakin besar. Secara matematika
persamaan tersebut yaitu :
bahwa setiap keanaikan sebesar 1
-
satuan kecemasan maka prestasi akan naik sebesar 3,549. yang
terbentuk
asumsi
dan
penghitungan parameter masuk
model
mempunyai
Persamaan
tersebut
mempunyai
koefisien pengali dari variabel daya
memenuhi
semua
tahan otot lengan sebesar 114,359.
walupun
secara
Hal ini bernilai positif yang artinya
masih
yang
tersebut
nilai konstanta sebesar 623,995. -
Keempat, pada akhirnya model
Persamaan
terdapat
tidak
signifikan
tahan
berpengaruh
otot positif
lengan terhadap
prestasi atau semakin besar nilai
penelitian ini dianggap sangat penting
daya tahan otot maka prediksi
dan berpengaruh maka variabel ini
untuk prestasi juga akan semakin
tetap diikutkan. Model yang terbentuk
besar. Secara matematika bahwa
ini memenuhi asumsi pada analisis
dengan mengangagap variabel lain
residual
disebut
konstan setiap keanaikan sebesar 1
analisis asumsi klasik yang meliputi
satuan daya tahan otot lengan
yang
tetapi
daya
dalam
atau
akan
satu
biasa
residual berdistribusi normal, residual
-
maka prestasi akan naik sebesar
dikemukakan
114,359.
sebagai berikut :
Persamaan
tersebut
penelitian
Dari hasil analisis data penelitian
mempunyai
dari
variabel
yang meliputi analisis deskriptif, analisis
penglihatan
sebesar
regresi, yang meliputi analisis regresi
31,457. Hal ini bernilai positif yang
sederhana dan regresi ganda, pada setiap
artinya
penglihatan
korelasi antara variabel bebas dengan
terhadap
variabel terikat, baik secara sendiri –
koefisien
pengali
ketajaman
ketajaman
berpengaruh
positif
prestasi atau semakin besar nilai
sendiri
ketajaman
maka
penglihatan
maka
maupun secara bersamja-sama, dapat
dikemukakan
prediksi untuk prestasi juga akan
kesimpulan sebagai berikut :
semakin besar. Secara matematika
1.
bahwa
dengan
variabel
lain
keanaikan
mengangagap konstan
sebesar
ketajaman -
kesimpulan
otot
lengan
prestasi
Ronde Nasional pada
satuan
penglihatan
tahan
memprediksi
setiap
1
Daya
ringkasan dapat
panahan
atlet PPLP
Panahan Jawa Tengah. Sumbangan
maka
variabel
bebas
daya
tahan
otot
prestasi akan naik sebesar 31,457.
lengan
Persamaan
prestasi panahan sebesar 82,8 %.
tersebut
koefisien
pengali
mempunyai
dari
variabel
terhadap
variabel
terikat
(halaman 95). Ini berarti 82,8 %
kecemasan sebesar 1,580. Hal ini
variasi
bernilai
artinya
prestasi panahan dapat diterangkan
positif
oleh variabel bebas daya tahan otot,
positif
kecemasan
yang
berpengaruh
dalam
variabel
terhadap prestasi atau semakin
sisanya sebesar
besar
oleh variabel lain.
nilai
kecemasan
maka
prediksi untuk prestasi juga akan
2.
Ketajaman
17,2 % diterangkan
penglihatan
semakin besar. Secara matematika
memprediksi
bahwa
Ronde Nasional pada
dengan
variabel
lain
mengangagap konstan
kenaikan
sebesar
kecemasan
maka
1 prestasi
setiap satuan akan
naik sebesar 1,580.
terikat
prestasi
dapat panahan
atlet PPLP
Panahan Jawa Tengah. Sumbangan variabel
bebas
ketajaman
penglihatan terhadap variabel terikat prestasi panahan sebesar 77,3 %. (halaman 104). Ini berarti 77,3 %
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data
variasi
dalam
variabel
terikat
prestasi panahan dapat diterangkan oleh
variabel
bebas
ketajaman
penelitian, baik yang berupa deskripsi
penglihatan, sisanya sebesar 22,7 %
data dan analisis regresi, maka dapat
diterangkan oleh variabel lain.
3.
Kecemasan
memprediksi
lengan,
ketajaman
penglihatan,
dan
prestasi panahan Ronde Nasional
kecemasan. Bukti empiris menunjukkan
pada
bahwa
atlet
PPLP
Panahan
Jawa
92,1 % variasi dalam prestasi
Tengah. Sumbangan variabel bebas
panahan
kecemasan terhadap variabel terikat
keempat faktor tersebut, hanya 7,9 % saja
prestasi panahan sebesar 57,1 %. (
yang diterangkan oleh faktor lain. Hal ini
halaman 110). Ini berarti 57,1 %
berarti faktor oleh daya tahan otot lengan,
variasi
ketajaman penglihatan, dan kecemasan
dalam
panahan
4.
dapat
variabel
dapat
prestasi
diterangkan
oleh
dapat
merupakan
diprediksi
faktor-faktor
yang
penting
sebesar 42,9 % diterangkan oleh
panahan Ronde Nasional pada atlet PPLP
variabel lain.
Panahan Jawa Tengah. Dengan demikian
Daya tahan otot lengan, ketajaman
untuk
penglihatan, dan kecemasan dapat
panahan
memprediksi
panahan
dengan cara meningkatkan daya tahan
atlet PPLP
otot lengan, ketajaman penglihatan, dan
Panahan Jawa Tengah. Sumbangan
kecemasan. Dalam prestasi panahan hal
variabel
otot
yang menunjang sangat beragam, seperti
lengan, ketajaman penglihatan, dan
latihan teknik, fisik, strategi, dam aspek
kecemasan
psikologis.
Ronde Nasional pada bebas
daya
secara
tahan
bersama-sama
dapat
peningkatan
sangat
variabel bebas kecemasan, sisanya
prestasi
dalam
melalui
prestasi
meningkatkan
yang
baik
Dalam
dapat
prestasi dilakukan
penelitian
ini,
terhadap variabel terikat prestasi
kecemasan merupakan bagian dari aspek
panahan sebesar 92,1 %. ( halaman
psikologis yang menunjang prestasi atlet
119).
panahan yang diteliti.
Ini berarti
variasi
dalam
92,1 % bahwa veriabel
Dari
terikat
implikasi
yang
sifatnya
prestasi panahan dapat diterangkan
teoritis tersebut kemudian dikembangkan
oleh variabel bebas daya tahan otot
ke dalam implikasi yang sifatnya teoritis
lengan, ketajaman penglihatan, dan
yang dapat berupa kebijakan – kebijakan
kecemasan
dan
secara
bersama-sama,
usaha-usaha
nyata
agar
prestasi
sisanya sebesar 7,9 % diterangkan
panahan dapat ditingkatkan. Secara rinci,
oleh variabel lain.
kebijakan dan usaha-usaha nyata tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Peningkatan profesionalisme pelatih
Implikasi Secara berimplikasi
teoritis, bahwa
ini
dapat dilakukan melalui pelatihan –
panahan
pelatihan, workshop, pembinaan dan
penelitian
prestasi
Ronde Nasional pada atlet PPLP Panahan Jawa Tengah ditentukan oleh banyak faktor, antara lain oleh daya tahan otot
pengembangan ilmu kepelatihan. 2. Peningkatan pelatih
dan
motivasi atlet
kerja
panahan
para dapat
dilakukan melalui motivasi ketepatan
pendidikan
waktu
workshop,
datang
ke
pusat
latihan,
dan dan
latihan,
seminar,
sejenisnya.
Pelatih
semangat dalam berlatih, keinginan
hendaknya juga mampu membangun
untuk berprestasi, kesempatan untuk
motivasi
maju dalam peningkatan prestasi.
melaksanakan tugas profesinya.
3. Peningkatan prasarana
pemanfaatan
latihan
dapat
sarana dilakukan
2. Untuk
intrinsik sekolah
dalam
panahan
sebagai
penyelenggara pendidikan dan latihan
penggunaan sarana prasaran dengan
Sekolah panahan hendaknya selalu
sebaik
memantau
– baiknya
kebutuhan,
sesuai dengan
memelihara
prasarana
latihan
sarana
dengan
cara
dan
menilai
serta
mengevaluasi kinerja para pelatih. Di samping
itu
pihak
sekolah/klub
mampu
memberikan
meninventarisasi peralatan sebaik –
diharapkan
baiknya,
sarana
motivasi kepada pelatih dan atlet agar
prasarana latihan secara efektif dan
dapat melaksanakan kinerja dengan
efesien
baik, dengan cara memberikan reward
memanfaatkan serta
semangat
member
kepada
dorongan
atlet
agar
prestasinya meningkat. 4. Perbaikan
lingkungan
dilihat
dari
suara,
tata
kebersihan, fasilitas
atlet yang berprestasi. Sekolah/klub latihan
penerangan,
yang
juga diharapkan dapat menciptakan
lapangan,
lingkungan berlatih yang baik, dari sisi
ruang
tempat
serta
keamanan
untuk
atau penghargaan kepada pelatih dan
berlatih
latihan, dan
lengkap
material dan non material. 3. Untuk pemerintah Hendaknya pemerintah memperluas
termasuk pengadaan media cetak dan
atau
elektronik,
sehingga
sekolah/klub
nyaman
terhadap
pelatih
akan
lingkungan
kerjanya.
meningkatkan atau
khususnya untuk
jumlah
pusat
latihan
cabang panahan.
Dengan makin banyaknya prasarana latihan
tersebut,
diharapkan
dapat
Saran
meningkatkan prestasi panahan baik
Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan,
tingkat
dan implikasi yang telah diuraikan di
internasional.
nasional
maupun
muka, dapat dikemukakan saran – saran DAFTAR PUSTAKA
sebagai berikut : 1. Untuk para pelatih : Pelatih
hendaknya
untuk
selalu
meningkatkan kompetensi yang dapat meningkatkan kualitas pelatihannya, baik
melalui
pendidikan
formal,
Astrand and Rodahl. 1970. Textbook of Work Physiology. USA: McGraw Hill Inc. Calhoun dan Acocella. 1995. Psikologi tentang
Penyesuaian
dan
Hubungan
Kemanusiaan.
Holladay, Jack T,MD,FACS. 1997. Proper Method for Calculating Average
Semarang. 2004. Motor Learning
Coker, Cheryl A.
and Control for Practisioners. USA:
Visual Acuity, August. http://file.upi.edu/pendidikan/kepelatiha
Library of Congres Cataloging in
n/komarudin-peraturan.html
Publication Data.
(Penulis dalam situs ini adalah
Daradjat, Zakiah. 1995. Kesehatan Mental.
dosen panahan di UPI Bandung.
Jakarta: Toko Gunung Agung
Situs ini diakses pada tanggal 20
1990.
PERPANI,
Agustus 2010 melalui pencarian
Penataran
Pelatih
Program
cepat google).
Pembinaan
Olahraga
Panahan
Damiri,
Ahmad.
Pada
Tingkat
SD
dan
SMP.
Bandung: FPOK IKIP Bandung
http://astraparahita.com/daya-tahanotot.html (Situs ini adalah berupa laporan akhir karya tulis ilmiah
Damiri, Ahmad, loc.cit. Margaret Klann.
mahasiswa
Universitas
1969. Target Archery. Arizona :
Diponegoro, Semarang. Situs ini
Addison
diakses pada tanggal 24 September
–
Wesley
Publishing
Company.
2010
Depdikbud. 1990. Kamus Istilah Olahraga. Jakarta.
melalui
pencarian
cepat
google). http://psikologiolahraga.wordpress.com/
Diana. 2003. Special Training Techniques
2008/04/28/cemas-bikin-
and Training Aids Part II Reference
lemas.html Situs ini diakses pada
Manual.
tanggal 16 Oktober 2010 melalui
(Scientific
Reseach:
http://www.civiv.com)
pencarian cepat google.
FITA Medical Committee. 2004. Sport
http://www.mitrariset.com/2008/11/kece
Medicine and Science in Archery.
masan-atau-ansietas.html
Turkey
ini
:
University
Hospital
Publishing House. Gunarsa,
Singgih
Olahraga
D.
adalah
(Situs
kumpulan
dari
penelitian ilmiah tentang psikologi. 1996.
Psikologi
Situs ini diakses pada tanggal 16
dan
Praktek.
Oktober 2010 melalui pencarian
Teori
Jakarta: Gunung Mulia.
cepat google. http://www.intjexersci.com
International
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-
Journal of Exercise Science.2009.
aspek Psikologis dalam Coaching.
Comparison of the Power Plate and
Jakarta: CV. Tambak Kusuma.
Free Weight Exercises on Upper
------------.
Latihan
1993.
Jakarta:
Pusat
Penataran.
Kondisi
Pendidikan
Fisik, dan
Body
Muscular
Endurance
in
College Age Subjects. Department of Health and Human Performance,
College of Charleston, Charleston,
Motorik
SC, USA. http://www.jssm.org. Journal of Sports Science and Medicine .2007. Effects of
protein
supplementation
on
muscular performance and resting hormonal football
Lutan, Rusli. 1991. Belajar Keterampilan
changes
players.
in
college
Department
of
Health and Exercise Science, The College of New Jersey, Ewing, New Jersey, USA
dan
Metodik.
Jakarta:
Depdikbud Dirjen Dikti. McKinney, Rick. 1996. The Simple Art of Winning. Tokyo: Shoseki Insatsu Co., Ltd. ---------------------,
The
1977.
Shoot.
Confidence
Tokyo:
Sakamoto-
Kikakushitsu Co., Ltd. Pettifor, Bonnie. 1999. Physical Education For Life Long Fitness. Champaigs :
http://www.elsevier.com/locate/humov.2
Human Kinetics.
003. Activation patterns in forearm
PP. PERPANI. 2006. Peraturan Perlombaan
muscles during archery shooting.
Panahan terjemahan; Constution
Department of Physical Education
and Rule Book FITA. Jakarta.
and Sports, Middle East Technical University, Ankara 06531, Turkey http://jurnalilmiaholahraga.com/2009/07 /prestasi-olahraga-indonesia-oleh-
Poerwadarminta,
W.J.S.
1991.
Kamus
Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud Rahantoknam B.E. 1989. Belajar Motorik
dr.html (Penulis adalah seorang
dan
dokter sekaligus peneliti. Situs ini
Pendidikan Jasmani Dan Olahraga.
diakses pada tanggal 20 Agustus
Jakarta: FPOK IKIP Jakarta.
2010
melalui
pencarian
cepat
Saraswati.
Teori dan
Hubungan
2007.
berprestasi
google). http://id.wikipedia.org/wiki/Pemeriksaan _mata
Aplikasi Dalam
dan
motivasi kecemasan
terhadap prestasi panahan Ronde FITA.
(Suatu
Survey
pada
International Journal of Sports Science
Kejuaraan Nasional Panahan di
and Engineering. 2008. Modeling
Surabaya). Jakarta: Skripsi FIK UNJ.
and Computer Simulation of Bow
Setyobroto,
Sudibyo.
Stabilization in the Vertical Plane.
Training.
Published
“Solo”.
by
World
Academic
Press, World Academic Union Jolirvai Of 4pplitd Sport Psychology.1999. Primary
Process
in
Competitive
Archery Performance: Effects of Flotation RES. Karlstad Universih. Sweden
Jakarta:
Percetakan
1989.
Psikologi
-------------------------, Olahraga.
Mental
2001.
Jakarta:
PT.
Anem
Kosong Anem Sudjana. 1996. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito. ------------,
1992.
Metode
Bandung: Tarsito
Statistika.
Sugiyono.
Metode
2001.
Administrasi.
Penelitian
Bandung,
CV
Alfabeta Sholikhin. 2009. Hubungan kekuatan otot lengan
dan
persepsi
kinestetis
dengan prestasi memanah jarak 18 meter
pada
mahasiswa
kuliah
olahraga prestasi FIK UNJ. Jakarta: Skripsi FIK UNJ. 2000. Kamus Istilah
Syariffudin, Aip. Olahraga
Popular
di
Indonesia.
Jakarta: CV. Baru. 2005. Hubungan
Wattimena, Ferry Y.
antara daya tahan otot lengan dan panjang tarikan terhadap prestasi panahan ronde nasional jarak 30 meter
pada
atlet
DKI
Jakarta.
Jakarta: Skripsi FIK UNJ. Wibowo,
Hardianto.
(Miologi). Jakarta.
1978.
Jakarta:
Anatomi
FPOK
IKIP