Pratama Akbar 4206 100 001 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS
PT. Indonesia Power sebagai salah satu pembangkit listrik di Indonesia
Tenaga Power Plant: MAN 3 x 18.900 KW
PENDAHULUAN
Rencana untuk membangun PLTD
Power Plant dengan kapasitas sebesar 50.000 KW
PEMAKAIAN BAHAN BAKAR MFO UNTUK DIESEL ENGINE DI PLTD BALI
“MAN” HANYA MEMBERIKAN, DAN MENYUPLAI MODULE-MODULE POKOK TERTENTU
DIPERLUKAN DESAIN DAN SPESIFIKASI TEKNIS SISTEM PENUNJANG PEMBANGKIT LISTRIK POWER PLANT PLTD
Belum ada desain awal dari sistem penunjang
untuk memenuhi kebutuhan kriteria kelayakan berdirinya sebuah power plant.
Dibutuhkan akan produk, dan technical
spesification yang bakal dipasang pada sistem penunjang power plant agar bisa membantu berfungsinya penggerak PLTD yang sudah ada.
BATASAN MASALAH Hanya membahas konsep berupa desain sistem penunjang PLTD Hanya menganalisis spesifikasi utama penyusun sistem penunjang PLTD Instalasi elektrik, dan sistem control otomatisasi tidak diperhitungkan. Tidak mengkaji analisis ekonomi.
TUJUAN • Untuk merancang rencana sistem penunjang yang ada di dalam PLTD sesudah dilaksanakannya survey lapangan pada PT.Indonesia Power Bali. • Pemilihan instalasi utama penyusun PLTD dan spesifikasi tekniknya sebagai upaya terpenuhinya kriteria desain.
Mengetahui kebutuhan sistem penunjang yang melayani operasional pada Power Plant 50.000 KW Mengerti akan karakteristik rancangan pada sistem penunjang di dalam Power Plant PT. Indonesia Power Bali Memberikan gambaran sistem penunjang yang dibutuhkan oleh Power Plant PLTD Studi awal pada pelaksanaan desain sistem penunjang PLTD
Diagram alir sederhana diesel power plant
Pembangkit listrik tenaga nuklir adalah yang menggunakan panas reaktor nuklir untuk mengoperasikan sebuah generator turbin uap. Pembangkit listrik berbahan bakar fosil adalah yang bisa menggunakan minyak bumi, gas alam, batu bara, dll. Pembangkit listrik panas bumi adalah yang dapat menggunakan uap panas bawah tanah. Pembangkit listrik energi terbarukan adalah Power Plants dengan bahan bakar biomassa yang dapat dipacu oleh limbah dari tebu, limbah padat perkotaan, metana, atau bentuk lain dari biomassa. Pembangkit listrik solar thermal adalah Power Plant yang menggunakan sinar matahari untuk mendidihkan air, yang menggerakkan generator.
DEFINISI PEMBANGKIT LISTRIK BERDASARKAN BAHAN BAKARNYA
Pembangkit turbin uap (PLTU) adalah Power Plant yang menggunakan tekanan dinamis yang dihasilkan oleh uap untuk memutar bilah turbin. Pembangkit turbin gas adalah Power Plant yang menggunakan tekanan dinamis dari gas yang mengalir (udara dan hasil pembakaran) untuk langsung mengoperasikan turbin. Pembangkit siklus gabungan adalah Power Plant yang memiliki baik turbin gas oleh gas alam, dan ketel uap juga turbin uap yang menggunakan panas gas buang dari turbin gas untuk menghasilkan listrik. Pembangkit mesin pembakaran internal reciprocating (PLTD) adalah pembangkit yang digunakan untuk memberikan listrik bagi masyarakat terpencil dan sering digunakan untuk pembangkit Cogeneration kecil. Rumah sakit, gedung perkantoran, pabrik-pabrik industri, dan fasilitas penting lainnya juga menggunakannya untuk menyediakan tenaga cadangan jika terjadi ketidakmampuan. Ini biasanya dibahan bakari oleh (DO) minyak solar, (MFO) minyak berat, dan gas alam.
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) adalah pembangkit listrik
yang memakai tenaga diesel sebagai penggerak generatornya. Disamping itu juga dilengkapi oleh sistem penunjang lainnya seperti sistem bahan bakar, sistem pelumasan, sistem pendinginan, sistem udara bertekanan, dan sistem lainnya. Pada umumya PLTD mendistribusikan listrik selama 24 jam dan sesuai dengan kapasitas dan mutu (tegangan dan frekuensi) yang diinginkan oleh pelanggan. Oleh karena itu persyaratan inilah maka keandalan dan effisiensi (performance) menjadi persyaratan yang mutlak pada pengoperasian PLTD. Effisiensi PLTD sangat dipengaruhi oleh pemakaian bahan bakar, hal ini disebabkan biaya yang terbesar dalam pengoperasian PLTD adalah biaya bahan bakar (±70% dari keseluruhan biaya operasional).
MOTOR DIESEL Motor diesel adalah jenis khusus dari motor bakar dalam yang sesuai dengan namanya, motor bakar dalam dengan mesin panas yang didalamnya terdapat energi kimia dari pembakaran yang dilepaskan ke dalam setiap silinder mesin. Karakteristik mesin diesel yang membedakan dengan motor bakar lainnya adalah terletak pada metode penyalaan dari bahan bakarnya. Pada mesin diesel, bahan bakar di injeksikan ke dalam silinder mesin, yang berisi udara bertekanan tinggi. Selama pengkompresian udara di dalam silinder mesin, maka temperatur udara akan naik, sehingga pada saat bahan bakar yang berbentuk kabut halus bersinggungan dengan udara panas bertekanan ini akan menyala dan tidak membutuhkan lagi komponen penyalaan dari luar.
DEFINISI BAHAN BAKAR • Minyak solar adalah bahan bakar jenis distilat berwarna kuning kecokelatan yang jernih. Digunakan pada umumnya ke semua jenis mesin diesel putaran tinggi. Cetane rating berkisar antara 40 s/d 65. Minyak solar juga disebut High Speed Diesel (HSD). • Minyak diesel adalah hasil penyulingan minyak berwarna hitam, berbentuk cair pada temperatur rendah memiliki kandungan sulfur, cetane rating sekitar 30 s/d 45. Dapat digunakan pada mesin diesel putaran sedang. Minyak Diesel juga disebut Marine Diesel Oil (MDO) • Minyak bakar adalah minyak tipe residu dengan viscositas yang lebih tinggi dari diesel oil dan memerlukan pemanasan untuk dapat dipompa. Dapat digunakan untuk mesin diesel putaran rendah sampai dengan sedang. Minyak Bakar juga disebut Marine Fuel Oil (MFO)
Sistem bahan bakar - Day tank/return fuel tank - Fuel oil separator - Feeder pump - Mixing tank - Booster pump - Duplex filter - Pressure relief valve - HFO heater Sistem pelumasan - Lube oil separator - Lube oil cooler (optional) Sistem pendingin – Pre-heating unit – Pressure increasing pump for cooling water circuit (optional)
Umum
- Ukuran maksimum merupakan salah satu standar kontainer - Ada peralatan standby di HFO sistem, LFO digunakan sebagai bbm standby - Tidak ada persyaratan kebisingan dianggap, ditangani oleh desain bangunan - Maximum prefabrication - Tidak ada heat recovery sebagai standar - Listrik sebagai pemanas bahan bakar - Satu-rangkaian sistem pendingin Proses dan performa - Ketinggian: 0 m (101,31 kPa) - Ambient temperature: 35 °C - Kelembapan relatif: 60% - Viskositas bahan bakar: 380 cSt pada 50 ° C - Densitas bahan bakar: 960 kg/m3 pada 15 ° C
Kriteria desain
Full Kapabilitas Jam
Load Harapan Periode
Rating Jam
Kelas
Pemakaian
Minimal
Operasi
Annually
“A”
Kontinyu
8.000
Tahunan
“B”
Siaga
8.000
Tahunan
“C”
Darurat
650
Bulanan*
4.000 jam keatas 1.000 sampai 4.000 jam Dibawah 1.000 jam
Operasi Sepuluh Tahun Pertama 40.000 jam keatas 20.000 sampai 40.000 jam Dibawah 10.000 jam
Kategori Kecil Medium Besar
Ukuran 0 sampai 2.500 kW 2.500 kW sampai 10.000 kW 10.000 kW sampai 30.000 kW
Kelas (Kategori Pembangkit ) A (Primer) B (Siaga) C (Darurat)
Beban Tenaga Listrik
Beban Keluaran Uap
Sumber Fuel dan Batu Bara
A A hanya beban kritis
A N/A N/A
A A A
A= Aplikatif N/A = Tidak diaplikasikan
Suplai Air
Emisi Stack
Waste Disposal
A N/A N/A
A N/A N/A
A A N/A