PRAKTIKUM IV MENYUSUN PAKAN A. Menyusun Pakan Ternak Unggas Sebagaimana diketahui dalam tata laksana usaha pemeliharaan ternak, pakan merupakan factor penting untuk mencapai hasil yang diharapkan disamping factor-faktor lain yang juga tidak kalah pentingnya dan tidak dapat dipisahpisahkan. Produksi ternak merupakan perwujudan interaksi genetis dan faktor lingkungan, yang pada dasarnya produksi adalah fungsi dari pada konsumsi pakan. Oleh karena itu untuk mendapatkan efisiensi penggunaan pakan yang optimal, baik kualitas maupun kwantitas pakan perlu mendapat perhatian. Dalam menyusun pakan ternak beberapa hal perlu diperhatikan, antara lain : a. Tersedianya bahan baku yang dipakai b. Kandungan zat-zat makanan dari baha baku tersebut c. Harga bahan baku d. Batasan penggunaan dari masing-masing bahan baku e. Kebutuhan zat makanan bagi ternak sesuai dengan tujuan produksi yang akan dicapai
a. Tersedianya bahan baku Tersedianya bahan baku berpengaruh pada dua segi yaitu segi biologis dan segi ekonomis. Keberadaan bahan baku yang tidak continue untuk memenuhi kebutuhan menyebabkan frekuensi perubahan formula pakan yang lebih sering. Jika hal ini terjadi maka dari segi biologis, khususnya bagi ternak unggas, akan sangat berpengaruh pada produksi, karena ternak unggas sangat peka terhadap perubahan bahan makanan yang diberikan. Dari segi ekonomis penyediaan bahan baku yang tidak continue mungkin akan membawa konsekuensi tingginya biaya produksi, yang pada akhirnya menyebabkan tingginya harga pakan jadi. Oleh karena itu hal tersebut perlu menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan lokasi pabrik pakan ternak.
57
b. Kandungan Zat Makanan Dalam Bahan Pakan Disadari bahwa kandungan zat makanan seperti protein, lemak, air dan sebagainya yang terdapat dalam suatu bahan makanan yang dianalisa secara kimia tidaklah menjamin bahwa bahan makanan tersebut berkualitas baik, karena hasil analisis kimia (proksimat analisis) tidak member nilai biologis dari zat-zat makanan yang terdapat dalam bahan makanan tersebut. Sebagai contoh dua buah bahan makanan yang mempunyai kandungan protein sama, belum tentu mempunyai kualitas yang sama. Mungkin protein dari bahan makanan yang satu mempunyai kandungan asam amino yang lebih seimbang daripada protein dari bahan makanan yang lain. Contoh lain misalnya lemak. Lemak dari bahan makanan yang satu akan berbeda kualitasnya dari bahan makanan yang lain, meskipun jumlah kandungannya sama. Namun demikian untuk menyusun pakan ungas, analisa proksimat sudah cukup member gambaran akan kualitas pakan yang dihasilkan. Bahkan sampai sata ini penyusunan pakan masih menggnakan analisa proksimat untuk menentukan kandungan zat makanan dari bahan baku pakan. Catatan : table komoposisi bahan makanan dapat digunakan table NRC (1982) table komposisi BMT UGM (1986).
c. Harga Bahan Baku Pakan Ternak Tinggi rendahnya harga bahan baku pakan akan menentukan tinggi rendahnya harga pakan jadi. Dalam menyusun pakan sebenarnya ada dua macam harga, yaitu harga riel bahan baku yang berlaku dipasaran dan harga relative berdasarkan kandungan zat makanan yang dikandungnya. Jika ditinjau dari kandungan zat makanan yang terdapat dalam suatu bahan baku, maka harga bahan baku yang satu yang secara riel lebih murah daripada harga riel bahan baku yang lain, tetapi harga tersebut ada kemungkinan relative mahal. Perhitungan harga relative ini penting, khusunya dalam menyusun pakan dengan metode least cst. Oleh karena itu sebaiknya dibuat daftar harga bahan baku baik harga riel maupun harga relatifnya.
58
d. Batasan Penggunaan Bahan Baku Makanan Dalam Menyusun Pakan Sebagaimana diketahui bahwa tidak semua bahan makanan dapat digunakan untuk menyusun pakan sampai mencapai tingkat 100 %. Hal ini disebabkan karena adanya factor-faktor pembatas yang terdapat dalam bahan makanan itu sendiri. Factor-faktor tersebut antara lain : kandungan serat kasar, kandungan zat anti nutrisi seperti tripsin inhibitor pada kedele, asam phytat pada butiran, asam cianida pada ketela, tannin pada sorghum, gossypol pada biji kapas dan sebagainya. Keseimbangan asam amino dari protein yang terdapat dalam bahan makanan. Batasan penggunaan bahan makanan dalam menyusun pakan ini perlu, tidak saja ditinjau dari segi biologis tetapi juga dari segi teknis penyusunan pakan khusunya jika menggunakan paket-paket program computer karena program komputer menggunakan program linier.
e. Kebutuhan Zat Makanan Bagi Ternak Agar dapat menyusun pakan yang mengandung zat-zat makanan sesuai dengan kebutuhan ternak untuk mencapai penampilan produksi yang dikehendaki, maka pengetahuan akan kebutuhan zat-zat makanan bagi ternak sesuai dengan status nutrisinya dan tujuan produksinya adalah penting. Sebagaimana diketahui laju pertumbuhan adalah dipengaruhi oleh umur. Demikian pula susunan kimia tubuh berubah dengan bertambahnya mur hewan. Sebagai contoh, kandungan protein tubuh menurun dengan bertambahnya umur, sedangkan kandungan lemak tubuh bertambah dengan bertambahnya umur. Tetapi kandungan mineral dapat dikatakan tidak berubah dengan bertambahnya umur. Perubahan susunan kimia tubuh ini akan menuntut perubahan kebutuhan zat makanan oleh tubuh. Disamping itu ternak akan cenderung mengkonsumsi pakan sesuai dengan kebutuhan akan energy. Dengan demikian kandungan energy dalam pakan akan berpengaruh pada jumlah konsumsi yang pada akhirya akan berpengaruh juga pada jumlah zat-zat makanan yang dibutuhkan.
Catatan : tabel kebutuhan zat-zat makanan ternak dapat digunakan NRC (1994) maupun yang lainnya
59
PENYUSUNAN PAKAN METODE COBA-COBA (TRIAL AND ERROR) Penyusunan pakan unggas dengan metoda coba-coba ini, tidaklah dapat sekaligus dipenuhi kebutuhan beberapa zat makanan. oleh karena itu setelah didapat suatu formula yang mengadung zat makanan yang mendekati jumlah kebutuhan, langkah selanjutnya adalah mengadakan penyesuaian jumlah bahan makanan yang dipakai sampai didapat suatu formula yang mengadung zat makanan dalam jumlah yang dikehendaki. Untuk jelasnya kita buat contoh sebuah formula Pakan. Misal akan dibuat formula Pakan untuk ayam pedaging periode starter yang mengandung protein 22%, energy 3100 kkal/kg, calcium 1%, phosphor 0,7 %, methionine 0,4 % dan lysine 1,12%. Pakan ini disusun dari bahan-bahan makanan yang mengadung zat-zat makanan seperti tertera dalam table materik berikut di bawah ini: Bahan makanan Jagung Bekatul Tepung Ikan Bungkil Kedele Kapur Tepung Tulang Garam Minyak Kelapa Premix Keterangan : 1 = protein, % 4 = phosphor, %
Kandungan Zat Makanan 2 3 4 3740 0,02 0,28 3100 0,05 1,31 2850 5,11 2,88 2200 0,29 0,65 36,20 0,02 1000 29,40 12,50 8800 -
1 8,8 12,0 60,0 45,0 12,6 -
2 = energi, kkal/kg 5 = methionine, %
5 0,20 0,22 1,78 0,65 -
6 0,24 0,57 4,83 2,93 -
3 = calsium, % 6 = lysine, %
Misal dibuat pakan sebanyak 100 Kg, maka sesuai dengan batasa penggunaa, kita susu bahan sebagai berikut: -
Tepung Ikan
10 Kg
-
Bekatul
10 kg
-
Tepung Tulang
1 Kg
-
Garam
0,3 Kg
-
Minyak kelapa
1 Kg
-
Premix
0,5 Kg
60
Untuk mempermudah perhitungan kita buat materik sebagai berikut:
Bahan Makanan
Jumlah
Kandungan Zat Makanan 1
2
3
4
5
6
Tepung ikan
10
6,0
285
0,51
0,28
0,17
0,48
Bekatul
10
1,2
310
0,01
0,13
0,02
0,06
Tepung tulang
1
0,12
10
0,29
0,12
-
-
0,3
-
-
-
-
-
-
1
-
88
-
-
-
-
Premix
0,5
-
-
-
-
-
-
Jumlah
22,8
7,32
698
0,80
0,53
0,19
0,54
Garam Minyak kelapa
Keterangan : 1 = protein 4 = phosphor
2 = energi 5 = methionin
3 = calsium 6 = lysine
Dari susunan tersebut diatas dapat kita hitung bahwa kekurangan bahan adalah 100 – 22,8 = 77,2 kg. Seperti telah disebut dimuka bahwa kita tidak dapat menghitung kandungan beberapa zat makanan sekaligus. Untuk itu kita mabil contoh protein. Dari perhitungan diatas kekurangan protein adalah sebesar 22 – 7,32 = 14,68 kg. Protein sebanyak 14,68 kg ini harus terkandung dalam campuran bahan pakan sebanyak 77,2 kg yang tersusun dari bungkil kedelai dan jagung. Untuk ini dapat digunakan perhitungan Pearson Square. Oleh karena kandungan zat makanan dinyatakan dalam %, maka protein sebesar 14,68 kg dalam campuran bahan sebanyak 77,2 kg kalau dikonversikan menjadi % sama dengan 14,68/77,2 = 19,02%. Catatan : perhitungan pearson square hanya dapat dilakukan jika campuran bahan yang disusun mempunyai kandungan zat makanan yang nilainya ada diantara nilai zat makanan bahan penyusunnya. Jadi perhitungan segi empat pearson untuk formula Pakan diatas adalah (lihat halaman brikut). Dari perhitungan ini didapatkan jumlah bungkil kedelai sebesar ( 10,4/36,2) x 77,2 = 22,18 kg dan jagung sebesar (25,8/36,2) x 77,2 = 55,02 kg. Kemudian angkaangka ini kita masukkan kedalam matrik table perhitungan yang hasil akhirnya sebagaimana tertera pada tabel materik dibawah ini.
61
Perhitungan Pearson Square : 45
10,4
bungkil kedele
25,8 36,2
jagung
19,2 8,8 Tabel matrik perhitungan : Bahan Makanan Tepung Ikan Bekatul Tepung tulang Garam Minyak kelapa Bungkil kedele Jagung Jumlah Keterangan : 1 = protein 4 = phosphor
Jumlah 10 10 1 0,3 1 22,18 55,12 100,0
1 6,00 1,20 0,12 9,83 4,77 21,9 2
Zat Makanan yang dikandung 2 3 4 5 285 0,51 0,28 0,17 310 0,01 0,13 0,02 10 0,29 0,12 88 481 0,06 0,14 0,14 1884 0,01 0,15 0,10 3063 0,87 0,82 0,43
2 = energi 4 = methionin
6 0,48 0,06 0,64 0,13 1,31
3 = calsium 6 = lysine
Dari table matrik tersebut dapat dilihat bahwa ada zat-zat makanan yang melebihi dan ada pula yang kurang dari kebutuhan. Untuk itu dapat dilakukan penyesuaian pada jumlah bahan makanan yang digunakan dengan mengadakan perubahan-perubahan sedikit sampai didapat formula Pakan yang mengadung zat makanan yang mendekati kebutuhan yang diinginkan.
62
PENYUSUNAN PAKAN METODE PEARSON SQUARE 1. Menggunakan satu bahan makanan ternak. Cara penyusunan dengan metode pearson square sebagai berikut : jika kita memiliki 2 bahan makan ternak yaitu jagung dan konsentrat, masing-masing memilki kadar protein 9% dan 38 %. Sedangkan Pakan yang ingin kita susun harus memilki kadar protein 20 %. Berapa campuran yang harus kita buat jika kita ingin menyusun pakan sebanyak 100 kg. Jawab : Konsentrat
38 %
11 % 20 %
Jagung
9%
18 % 29 %
Jadi kita menyusun Pakan dengan perbandingan sebagai berikut: Konsentrat = 11/29 x 100 kg = 37,9 kg Jagung
= 18/29 x 100 kg = 62,1 kg
Keuntungan dari penggunaan metode ini adalah praktis dan dengan cepat menyusun pakan karena proporsi bahan makanan ternak dapat diketahui dengan cepat melalui perhitungan yang mudah. Namun kerugiannya adalah hanya dapat digunakan untuk dua macam bahan makanan saja, disamping itu pakan hanya dapat disusun berdasarkan salah satu nutrien saja. Dengan pertimbangan tersebut, agar tidak terlampau banyak mengganggu keseimbangan nutrien yang terdapat dalam pakan maka metode ini hanya cocok untuk mencampur satu atau dua bahan makanan ternak dengan konsentrat.
2. Menggunakan dua bahan makanan ternak Jika ada dua macam bahan makanan ternak yang akan dipergunakan untuk mencampur konsentrat menjadi pakan ayam periode layer dengan protein kasar 16%, bagaimana formula pakannya.
Jika diketahui bahan makanan yang
digunakan adalah jagung PK 9% dan bekatul PK 12% dengan perbandingan 3 : 1 serta konsentrat PK 38 %.
63
Jawab : -
-
Menghitung PK dari campuran jagung dan bekatul a. Suplai PK dari jagung
= 0,75 x 9%
= 6,75%
b. Suplai PK dari bekatul
= 0,25 x 12% = 3,00%
Menghitung proposi campuran jagung dan bekatul dalam Pakan Konsentrat
6,25
38 % 16
Campuran
-
9,75 %
22 + 28,25
Jika ingin dibuat pakan sebanyak 100 kg maka : a. Konsetrat yang digunakan
= 6,25/28,25 x 100 kg = 22,1 kg
b. Jagung yang digunakan
= 0,75 x 22/28,25 x 100 kg = 58,40 kg
c. Bekatul yang digunakan
= 0,25 x 22/28,25 x 100 kg = 19,4 kg
3. Menggunakan lima bahan makanan ternak Jika ada lima bahan makanan ternak, yaitu : -
Bekatul
PK = 12%
-
Jagung
PK = 9%
-
Tepung tapioka
PK = 2%
-
Tepung ikan
PK = 60%
-
Bungkil kedelai
PK = 45%
Bagaimana formulai Pakan jika ingin mendapatkan Pakan dengan PK 21% ? Jawab : Tahap I: -
Melakukan perencanaan terhadap jumlah atau proporsi bahan makanan bahan ternak yang digunakan menyusun Pakan.
64
-
Agar tujuan menyusun Pakan PK 21% tercapai perlu dilakukan penggolongan dalam bahan makanan ternak yang mengadung PK tinggi dan PK rendah.
Tahap II: -
Melakukan perhitungan sebagai berikut : Protein tinggi Tepung ikan digunakan 20%
= 0,2 x 60% = 12%
Bungkil kedelai digunakan 80%
= 0,8 x 45% = 36% 48%
Jadi campuran ini memiliki PK 48% Protein rendah Jagung digunakan 60%
= 0,6 x 9
= 5,4%
Bekatul digunakan 25%
= 0,25 x 12
= 3,0%
Tepung tapioka digunakan 15%
= 0,15 x 2
= 0,3% 8,7%
Jadi campuran ini memiliki PK 8,7%
-
Perhitungan Pearson square Campuran I
48 %
8,3 % 17
-
Jadi
Campuran II 8,7 % untuk
31 % + 39,3 % menyusun Pakan
sebanyak 100 kg diperlukan : Tepung ikan
= 0,2 x 8,3/39,3 x 100 kg = 4,22 kg
Bungkil kedelai
= 0,8 x 8,3/39,3 x 100 kg = 16,90 kg
Jagung
= 0,6 x 31/39,3 x 100 kg = 47,33 kg
Bekatul
= 0,25 x 31/39,3 x 100 kg= 19,72 kg
Tepung tapioka
= 0,15 x 31/39,3 x100 kg = 11,83 kg
Perlu diketahui lagi,walaupun metode ini lebih sempurna akan tetapi belum dapat mengatasi kendala bahwa hanya satu nutrisi saja yang dapat diamati sehingga untuk menekan kemungkinan terjadinya difisiensi terhadap salah satu nutrient, sekali lagi ditegaskan bahwa bagaimanapun modifikasi dilakukan metode ini
65
hanya digunakan untuk mencampur pakan konsentrat dengan satu atau lebih bahan makanan ternak lain.
Daftar Pustaka
Juju Wahyu, 1985. Ilmu Nutrisi Ternak Unggas. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Surisdiarto dan Koentjoko, 1990. Industri Makanan Ternak. Nuffic – Unibraw. Malang
66
B. MENYUSUN PAKAN TERNAK RUMINANSIA Seorang peternak senantiasa menginginkan agar ternak-ternak yang dipelihara mempunyai kondisi yang optimum diseluruh fase kehidupannya. Untuk memenuhi keinginan tersebut, diperlukan zat-zat makanan yang tidak sedikit jumlahnya, yang pemberiannya sesuai dengan fase hidupnya. Pada prinsipnya pemberian pakan kepada ternak harus diperhitungkan effisiensi biologis maupun effisiensi ekonomis. Penyusunan Pakan ternak adalah cara meramu bahan-bahan pakan ternak untuk memenuhi kebutuhan ternak sesuai dengan tingkat produksi yang diinginka. Diatas telah diterangkan bahwa zatzat makanan utama yang dibutuhkan oleh ternak ruminansia dan harus mendapat perhatian terlebih dahulu adalah bahan kering, protein, energi, kalsium dam phosphor. Cara terbaru dalam menyusun Pakan adalah didasarkan pada 100% bahan kering (dry matter basis). Walaupun demikian masih memungkinkan untuk merubahnya kedalam bentuk yang tersedia (as – fed basis). Dalam menyusun Pakan seimbang (balance ration) dibutuhkan data – data sebagai berikut: 1. Data kebutuhan ternak akan zat-zat makanan. 2. Data komposisi zat-zat makanan dari bahan pakan yang digunakan untuk menyusun Pakan. Tahapan – tahapan didalam menyusun Pakan seimbang adalah sebagai berikut : 1. Harus mengetahui kondisi ternak yang diberi pakan, apakah ternak dalam keadaan pertumbuhan, produksi ataupun kerja. 2. Siapkan data kebutuhan ternak akan zat-zat makanan 3. Tentukan bahan-bahan pakan yag akan digunakan dalam menyusun Pakan, dengan mengingat syarat-syaratnya 4. Siapkan data komposisi zat-zat makanan dari bahan-bahan pakan yang akan digunakan 5. Disusun daftar bahan-bahan pakan yang digunakan dan komposisi zat-zat makanannya, dengan membuatnya kedalam bentuk tabel 6. Diperhitungkan Pakan seimbang 7. Diteliti susunan zat-zat makanan Pakan seimbang, apakah sudah sesuai kebutuhannya
67
8. Apabila Pakan telah seimbang, cek lagi dengan menjawab pertanyaanpertanyaan sebagai berikut : a. Apakah ada kelebihan zat-zat makanan didalam Pakan bila ada sampai seberapa jauh pengaruhnya terhadap ternak. Bila kekurangan zat-zat makanan, apa pengaruhnya terhadap ternak dan apa yang harus anda kerjakan. b. Apakah Pakan tersbut tealah merupakan Pakan murah, tetapi telah memenuhi syarat c. Perlukan ditambah pakan tambahan pada Pakan tersebut seperti garam, mineral, kapur, dan sebagainya Dalam menyusun Pakan dikenal beberapa cara, yang dapat menolong kita dalam formulasi tersebut. Beberapa cara diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pearson Square Methode Method ini digunakan untuk mengetahui perbadingan 2 buah/group bahan pakan untuk mendapatkan suatu level zat makanan yang telah dikehendaki dari campuran kedua bahan/group tersebut. Contoh : membuat campuran dari leguminosa (Protein Kasar = PK = 15%) dengan rumput (PK = 7%) agar mendapatkan kadar PK sebesar 12%. Leguminosa, PK = 15 %
5
→
16
Rumput
PK =
7%
3 8
→ 100,00 %
2. Metode “Trial and Error “ Cara ini merupakan modifikasi formula dari suatu Pakan ang telah ada dengan mengganti (mensubstitusi) satu atau lebih dari bahan pakan komponen Pakan yang telah ada dengan bahan pakan yang kita punyai, yang nilai gizinya kira-kira seimbang dengan bahan-bahan pakan yang kita ganti. Hal ini dapat terjadi apabila komponen dari Pakan yang kita pakai tidak tersedia di lapangan.
68
3.Weighed Metode Yaitu menghitung dengan jalan coba-coba berdasarkan satuan berat untuk mendapatkan campuran bahan pakan yang mengandung nilai gizi tertentu. Unutk mendapatkan perhitungan biasanya digunakan jumlah 100 kilogram yang merupakan jumlah Pakan yang akan disusun. Contoh : susun suatu Pakan yang mengadung protein 14% yang tersusun dari rumput lapang (PK = 8%), gliricidia (PK = 20 %) dan dedak (PK = 8%).
Jawab : Susunan Pakan adalah sebagai berikut : Bahan pakan
Jumlah (kg)
PK (%)
PK (kg)
Rumput lapangan
25
8
2
Gliricidia
50
20
10
Dedak
25
8
2
Jumlah
100
14
Pakan tersebut mengadung Protein Kasar : Protein Kasar =
PAKAN SAPI
Pakan Pertumbuhan Sapi Dara (Grower) Setelah umur 1 tahun hingga dewasa, diberi Pakan pertumbuhan untuk sapi dara (grower) yang mengandung protein sekitar 15%. Pakan grower yang diberikan dapat disusun dari campuran 55% bungkil kelapa, 40% dedak halus, dan 5% onggok. Pemberian Pakan sapi dara tertera pada tabel berikut : Tabel 1 : Pemberian Pakan untuk sapi dara Umur (bulan) 12 – 18 18 – 24 24 – 30 30 – 36
Rumput (kg) 15 20 25 30
Konsentrat 2,25 2,50 2,75 3,00
Cara yang paling tepat untuk member pakan sapi dara (grower) adalah dengan menyusun Pakan bersadarkan kebutuhan sapi akan zat-zat makanan dengan
69
menggunakan daftar kebutuhan bagi sapi dara dan daftar komposisi zat-zat makanan dari pakan penyusun Pakan. Sebagai contoh menyusun Pakan seimbang untuk sapi dara (grower heifer), tipe large breed dengan bobot badan 100 kg, pertambahan bobot badan (daily gain) = 750 gram per hari. Bahan pakan yang tersedia adalah Brachiaria decumbens (umur 15 – 28 hari); stylosanthes gracillis (early growth), bekatul, jagung dan bungkil kedele (full fat). Ditentukan kebutuhan bahan kering hijauan = 1,4 % bobot badan, sedangkan perbadingan rumput dan legume adalah 1:1. Cara mengerjakan Langkah 1 : Kita cari kebutuhan zat-zat makanan dari sapi dara tersebut sesuai dengan bobot badanya dan daily gain. Dari lampiran 2 kebutuhan zat-zat makanannya adalah sebagai berikut :
Kebutuhan
BK (DM) (kg) 2,9
Keterangan : BK DP TDN Ca P
DP (g) 260,0
TDN (kg) 2,0
Ca (g) 10,9
P (g) 8,4
= bahan kering (DM = dry matter) = Digestible Protein = Total Digestible Nutrient = Calsium = Phosphor
Langkah 2 : Menghitung kebutuhan BK untuk hijauan yaitu 1,4% bobot badan = 1,4% x 100 kg = 1,4 kg, terdiri dari Brachiaria decumbens 0,7 kg BK dan Stylosanthes gracillis 0,7 kg. Kemudian hitung zat-zat makanan yang dapat disediakan oleh hijauan. Untuk itu kita perlu mengetahui kandungan zat-zat makanan dari bahan-bahan penyusun Pakan, yang dapat dilihat dari lampiran sebagai berikut: Zat – zat makanan yang dapat disediakan oleh hijauan adalah sebagai berikut: Bahan pakan Brachiaria Stylosanthes Bekatul Jagung Bungkil Kedele
PK (%) 15,0 15,0 15,0 86,0 86,0
DP (%) 7,0 10,0 11,5 6,2 34,2
TDN (%) 59,4 58,6 74,7 82,9 88,7
Ca (%) 0,26 1,56 0,07 0,02 0,26
P (%) 0,20 0,25 2,00 0,33 0,63
70
Yang dapat disediakan Brachiaria decumbens : DP
=
TDN
=
Ca
=
P
=
Yang dapat disediakan Stylosanthes gracilis : DP
=
TDN
=
Ca
=
P
=
Hasil perhitungan tersebut dimasukkan kedalam tabel dan dibandingkan dengan kebutuhannya, seperti dibawah ini :
Bahan Pakan Kebutuhan Pakan - Brachiaria - Stylonsanthes Jumlah Pakan
BK (kg) 2,9
DP (g) 260,0
TDN (kg) 2,0
Ca (g) 10,9
P (g) 8,4
0,7 0,7 1,4
49,0 70,0 119,0
0,4 0,4 0,8
1,8 11,0 12,8
1,4 1,8 3,2
Kekurangan za-zat makanan yang harus disediakan oleh campuran bekatul, jagung dan bungkil kedelai adalah : BK
= 2,9 kg – 1,4 kg = 1,5 kg
TDN = 2,0 kg – 0,8 kg = 1,2 kg DP
= 260 gr – 119 gr = 141,0 gr
P
= 8,4 gr – 3,2 gr = 5,2 gr
Kekurangan DP = 141 gr =
71
Kekurangan TDN = 1,2 kg =
Langkah 3 : Menghitung campuran sumber energi yaitu campuran antara bekatul dan jagung untuk memenuhi kekurangan TDN sebanyak 80,0% dengan menggunakan metode “Pearson Square” sebagai berikut :
Leguminosa
TDN
Bagian
74,7
2,9
Persentase 35,4
80,0
Rumput
82,9
5,3 8,2
64,6 100,0
Selanjutnya kita hitung zat-zat makanan yang dapat disediakan oleh 35,4 % bekatul dan 64,6 % jagung dengan cara seperti diatas dan kita masukkan dalam tabel. Presentase zat-zat makanan yang disediakan oleh jagung dan bekatul (sumber energi) : Bahan Bekatul Jagung Jumlah
BK (%) 35,4 64,6 100,0
DP (%) 4,1 4,0 8,1
TDN (%) 26,4 53,6 80,0
Ca (%) 0,02 0,01 0,03
P (%) 0,71 0,21 0,92
Dari perhitungan diatas, DP masih kurang sebanyak 9,4 % kekurangan ini kita penuhi dari campuran antara pakan sumber energi (campuran bekatul dan jagung) dengan bungkil kedelai, dengan menggunakan metode Pearson Square sebagai berikut : Bagan a :
Campuran Sumber Energi
DP (%)
Bagian
Persentase
8,1
24,8
95,0
9,4
Rumput
34,2
1,3 26,1
5,0 100,0 72
Tabel a: Bahan Campuran - Sumber energi - Bungkil kedelai Jumlah
BK (%)
DP (%)
TDN (%)
Ca (%)
P (%)
95,0 5,0 100,0
7,7 1,7 9,4
76,0 4,4 80,4
0,03 0,01 0,04
0,87 0,03 0,90
Jadi zat-zat makanan yang dapat disediakan oleh konsentrat adalah sebagai berikut : BK
= ( 2,9 – 1,4 ) kg = 1,5 kg
DP
=
TDN = Ca
=
P
=
Langkah berikutnya adalah menjumlahkan zat-zat makanan yand dapat disediakan oleh hijauan dan konsentrat, kemudian kita bandingkan dengan kebutuhan ternak akan zat-zat makanan, dan kita masukkan tabel sebagai berikut :
Bahan pakan Hijauan Konsentrat Jumlah Kebutuhan
BK (kg) 1,4 1,5 2,9 2,9
DP (gr) 119,0 141,0 260,0 260,0
TDN (kg) 0,8 1,2 2,0 2,0
Ca (gr) 12,8 0,6 13,4 10,9
P (gr) 3,2 13,5 16,7 8,4
Dari tabel diatas terlihat bahwa susunan Pakan telah sesuai dengan kebutuhan sapi akan zat-zat makanan. Perbandingan Ca dan P idealnya adalah 1:1. Kekurangan Ca dapat dipenuhi dengan penambahan CaCO3 (kapur). CaCO3 mengandung 36% Ca.Jadi kapur yang harus ditambahkan : Penambahan CaCO3 =
73
Langkah selanjutnya adalah menghitung susunan Pakan dalam bentuk segar, sebagai berikut: -
Brachiaria
=
-
Stylosanthes
=
-
Bekatul
= 35,4% x 95% x 1,5 kg BK = 0,5 kg BK =
-
Jagung
= 64,5 % x 95% x 1,5 kg BK = 0,9 kg BK =
-
Bungkil kedelai
= 5 % x 1,5 kg BK = 0,1 kg BK =
Pakan Sapi Laktasi Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menyusun Pakan untuk sapi perah laktasi adalah berapa jumlah pemberian yang layak, bagaimana daya cerna Pakan tersebut dan bagaimana pengaruh zat-zat makanan yang diserap oleh tubuh ternak akan mempengaruhi kualitas air susu. Dari ketiga hal tersebut, maka beberapa pedoman yang perlu diingat adalah : a. Pemberian pakan tidak ditujukan agar sapi maka sekenyang –kenyangnya. Pemberian pakan sebanyak 80% dari konsumsi pakan bebas ( Voluntary feed intake) praktis sama dengan pemberian 100%. b. Sapi membutuhkan sejumlah serat kasar tertentu didalam Pakannya. Serat kasar tersebut sebagian besar diperoleh dari pakan hijauan. Koefisien cerna tertinggi dicapai pada perbandingan bahan kering hijauan dan bahan kering konsentrat = 50 : 50 atau bahan kering yang berasal dari hijauan berkisar antara 40 – 60 % dari total kebutuhan bahan kering Pakan. c. Harga air susu antara lain dinilai berdasarkan kandungan lemaknya. Kadar lemak air susu yang diperdagangkan sebagai susu segar, sekurang-kurangnya harus mengandung 2,8% lemak. Sebagian besar lemak dibentuk dari hasil fermentasi serat kasar atau asam acetat, sehingga kebutuhan akan hijaun tidak dapat terlalu banyak dikurangi. Untuk menjaga agar kadar lemak susu lebih
74
2,8% maka sekurang-kurangnya 40% dari total bahan kering Pakan harus berasal dari hijauan. Berikut ini akan diutarakan contoh menyusun Pakan seimbang untuk sapi perah laktasi dengan bobot badan 500 kg, produksi susu 20 liter dengan kadar lemak 4%. Bahan – bahan pakan yang digunakan adalah rumput gajah (umur 5642 hari), jerami kacang tanah, dedak halus pabrik dan bungkil kelapa (full fat). Di dalam menyusun Pakan sapi laktasi, hanya satu nilai energi netto yang dipakai yaitu NEL (net energy for lactating cows), karena NEL merupakan nilai energi netto untuk hidup pokok, pertambahan bobot badan, kebuntingan dan produksi susu.
Langkah pertama Kita mencari kebutuhan zat – zat makanan dari sapi laktasi tersebut dari lampiran 3. Kebutuhan zat-zat makanan adalah sebagai berikut : Kebutuhan
DP (gr)
NEL (Mcal)
Ca (gr)
P (gr)
Hidup pokok
300
9,0
20
15
Produksi susu
1020
14,8
54
55
1320
23,8
74
55
(20 liter/4% lemak) Jumlah
Dari lampiran 3, kebutuhan DP untuk produksi susu sebesar 1 kg, dengan kadar lemak 4 % adalah 51 gram. Maka kebutuhan DP untuk sapi perah laktasi yang memproduksi susu sebanyak 20 liter dengan kadar lemak 4 % adalah 20 x 51 gram = 1020 gram. Dengan cara yang sama kebutuhan NEL, Ca dan P untuk memproduksi 20 kg dengan kadar lemak 4% dapat dihitung.
Langkah kedua adalah mencari komposisi zat-zat makanan dari bahan-bahan pakan penyusun Pakan, dari lampiran 1 dan dimasukkan dalam tabel sebagai berikut : Bahan Rumput Gajah (umur 42-56 hari) Jerami kacang tanah Dedak halus pabrik Bungkil kelapa
BK (%) 16,0 37,0 86,0 86,0
DP (%) 3,6 10,1 9,0 19,9
NE (Mcal/kg) 0,99 1,78 1,96 2,13
Ca (%) 0,27 1,11 0,04 0,30
P (%) 0,38 0,33 1,58 0,67
75
Langkah ketiga adalah menentukan kebutuhan bahan kering Pakan. Pada lampiran 4, diketahui bahwa untuk sapi yang berproduksi 20-30 liter air susu, per kh BK Pakan harus mengandung NEL sebesar 1,6 Mcal. Padahal kebutuhan NEL = 23,8 Mcal. Jadi kebutuhan Bila ditentukan hijauan yang diberikan = 60 % dari total kebutuhan BK Pakan, maka BK hijauan yang diberikan = 60 % x 14,9 kg = 8,9 kg = 9,0 kg. Perbandingan rumput gajah = jerami kacang tanah = 1:1
Langkah keempat adalah menghitung jumlah zat-zat makanan yang dapat disediakan oleh hijauan dengan cara seperti di atas. Bahan Rumput Gajah Jerami kacang tanah Jumlah Kebutuhan Kekurangan
BK (%) 4,5 4,5 9,0 14,9 5,9
DP (%) 162,0 454,5 616,5 1320,0 703,5
NEL (Mcal/kg) 4,5 8,0 12,8 23,8 11,3
Ca (%) 12,2 49,9 62,0 74,0 11,9
P (%) 17,1 14,9 32,0 55,0 23,0
Dari tabel di atas terlihat bahwa kekeurangan DP = 703,5 gr. Kekurangan DP itu kita konversikan dalam bentuk persen yaitu :
Kekurangan BK sebesar 5,9 tersebut harus dipenuhi dari campuran antara dedak dengan bungkil kelapa. Untuk mencari persentase dedak dan bungkil kelapa agar dapat memenuhi kekurangan zat-zat makanan, dicari dengan metode person square : Dedak halus
DP (%) 9,0
Bagian 8,0
Persentase 73,4
11,9
Bungkil kedelai Jadi jumlah dedak Bungkil kelapa
= 73,419,9 % x 5,9 kg = 4,3 kg9,9 BK Jumlah 10,9 = 26,6 % x 5,9 kg = 1,6 kg BK
26,6 100,0
76
Langkah kelima : adalah menghitung zat-zat makanan yang disediakan oleh hijauan dan konsentrat. Bahan Hijauan Dedak halus pabrik Bungkil kelapa Jumlah Kebutuhan
BK (kg) 9,0 4,3 1,6
DP (gr) 616,5 387,0 318,4
NEL (Mcal/kg) 12,5 8,4 3,4
Ca (gr) 62,1 1,7 4,8
P (gr) 32,0 67,9 10,7
14,9
1321,4
24,3
68,6
110,6
14,9
1320,0
23,8
74,0
55,0
Jadi Pakan sudah memenuhi kebutuhan akan zat-zat makanan, perbandingan Ca dan P yang ideal 1:1. Pada Pakan di atas kandungan Ca lebih kecil daripada kandungan P. Kekurangan Ca dapat dipenuhi dengan menambahkan CaCO3 dalam Pakan. Diketahui CaCO3 mengandung 36 % Ca. Untuk membuat agar Ca : P = 1:1, maka CaCO3 yang harus ditambahkan adalah sebesar :
Langkah terakhir adalah menghitung susunan Pakan dalam bentuk segar, yaitu: -
NaCl (garam dapur) dapat diberikan sebanyak 0,45 % BK =
77
PAKAN DOMBA Domba merupakan ternak yang tidak terlalu memilih pakan, karena hampir semua jenis hijauan disukainya. Domba juga tidak begitu memerlukan konsentrat, kecuali untuk betina bunting tua, betina yang mulai menyusui (laktasi), pejantan yang digunakan untuk mengawini dan anak-anak domba. a. Pakan untuk domba yang sedang bunting Periode kebuntingan merupakan periode yang kritis untuk mendapatkan domba yang sehat dan kuat pada kelahiran. Selama periode kebuntingan, domba akan mendapatkan tambahan bobot badan sebesar 5-10 kg, sehingga selama periode laktasi, kondisi tubuhnya baik. Di bawah ini adalah contoh menyusun Pakan seimbang untuk domba kering selama 15 minggu pertama dari kebuntingan dengan bobot badan 45 kg. Tersedia hijauan Cynodon plectostachyus (umur 43-56 hari). Langkah 1: Memperhitungkan kebutuhan domba akan zat-zat makanan dengan menggunakan table kebutuhan yaitu lampiran 11, sebagai berikut:
Bobot badan (kg) 45
BK (kg)
DP (54)
TDN (kg)
Ca (gr)
P (gr)
1,2
54
0,5
3,2
2,5
Langkah 2 : Mencari komposisi zat-zat makanan dari Cynodon plectostachyus umur 43-56 hari dari lampiran 1, sebagai berikut Bahan Cynodon P. (43,56 hari)
BK (%)
DP (%)
TDN (kg)
Ca (gr)
P (gr)
16,0
5,5
57,5
0,25
0,31
Langkah 3: Menghitung zat-zat makanan yang dapat disediakan oleh hijauan tersebut dan membandingkan dengan kebutuhannya, sebagai berikut : Bahan
BK (kg)
DP (gr)
TDN (kg)
Ca (gr)
P (gr)
Cynodon P.
1,2
66
0,69
3,0
3,7
Kebutuhan
1,2
54
0,59
3,2
2,5
Dari perhitungan di atas, ternyata rumput Cynodon P. (umur 43-56 hr), telah dapat memenuhi kebutuhan nutrient bagi domba kering selama 15 minggu
78
pertama dari kebuntingan dengan bobot badan 45 kg. Campuran mineral yang tersusun dari garam, kapur dan tepung tulang masing-masing 1/3 bagian diberikan secara bebas. Untuk Pakan domba selama 6 minggu terakhir dari kebuntingan, memerlukan tambahan konsentrat sebanyak 300-600 gr. Dedak halus dapat digunakan. Hasil perhitungan Pakan yang terdiri dari Cynodon P. dan dedak halus, yang kemudian kita bandingkan dengan kebutuhan domba dapat dilihat pada table di bawah ini.
Bahan Pakan : - Cynodon P. (umur 43-56 hr) - Dedak halus pokok Jumlah : Kebutuhan
BK (kg)
DP (gr)
TDN (kg)
Ca (gr)
P (gr)
1,2
66
0,69
3,0
3,7
0,5 1,7 1,7
45 111 82
0,37 1,06 0,91
0,2 3,2 4,2
7,9 11,6 3,1
Dari tabel tersebut terlihat bahwa susunan Pakan di atas telah serasi untuk semua kebutuhan nutrient, kecuali perbandingan Ca:P yang ideal adalah 1:1, untuk itu maka Pakan harus ditambah kapur. Kapur mengandung Ca = 36%. Jadi kapur yang harus ditambahkan = Pakan ini diberikan sampai anak lahir dan beberapa hari sesudahnya.
b.
Pakan untuk Domba Jantan Tidak ada problem khusus tentang Pakan untuk domba jantan. Pada dasarnya
hijauan yang berkualitas baik sudah dapat memenuhi kebutuhan akan zat-zat makanan sepanjang tahun. Hanya pada saat akan digunakan untuk mengawini domba betina, domba tersebut perlu mendapat tambahan konsentrat sekitar 300500 gr/hr.
c. Pakan untuk anak-anak domba sebagai pengganti betina dan jantan Kebutuhan Pakan bagi ternak tersebut tidak besar sehingga pasture berkualitas baik atau hijauan yang lain akan dapat memenuhi semua kebutuhan nutrient garam dari mineral. Penggunaan mineral mixture seperti yang telah
79
diuraikan di bagian depan akan mensuplai kebutuhan tersebut. Jika kualitas rumput yang tersedia rendah maka perlu penambahan konsentrat. Sebagai contoh : Pakan serasi untuk hewan pengganti (replacement ewe) yang beratnya 27 kg. Bahan-bahan yang tersedia yaitu: -
Jerami padi
-
Dedak halus pabrik
-
Molasses
-
Copra meal (full fat)
Hewan-hewan tersebut mengkonsumsi BK yang berupa hijauan sekitar 1,5% dari bobot tubuhnya atau kira-kira 0,4 kg BK tiap hari. Kita hitung komposisi nutrient dari jerami padi berdasar lampiran 1 dan kita bandingkan dengan Tabel Kebutuhan pada lampiran 11 sebagai berikut:
Hasil Perhitungan : Bahan Kebutuhan Di dalam makanan: Jerami padi (green) Kebutuhan
BK (kg) 1,2
DP (gr) 73
TDN (kg) 0,68
Ca (gr) 2,9
P (gr) 2,6
0,4 0,8
10 63
0,17 0,51
0,8 2,1
0,3 2,3
Kekurangan 0,8 kg BK tersebut dapat dipenuhi dari pakan konsentrat. 0,8 kg BK makanan konsentrat mengandung:
Campuran dari konsentrat seperti di bawah ini (harus mengandung DP tidak boleh kurang dari 8%, TDN tidak boleh kurang dari 63,8%) Bahan Dedak halus pabrik Molasses Copra meal Kapur Total
BK (%) DP (%)
TDN (%) Ca (%)
P (%)
81,0 5,0 10,0 4,0
7,3 0,2 2,0 -
60,6 3,6 9,2 -
0,03 0,05 0,03 1,44
1,28 0,01 0,07 -
100
9,5
73,4
1,55
1,36
80
Langkah selanjutnya yaitu menentukan/menghitung komposisi zat-zat makanan yang dapat disuplai oleh concentrate mixture dan selanjutnya kita bandingkan dengan daftar kebutuhan pada lampiran 11 sebagai berikut: Bahan Kebutuhan Di dalam makanan: - Hijauan (still green) Cocentrate mix Total
BK (kg) 1,2
DP (gr) 73
TDN (kg) 0,68
Ca (gr) 2,9
P (gr) 2,6
0,4 0,8 1,2
10 76 86
0,17 0,59 0,76
0,8 12,4 13,2
0,3 10,9 11,2
Jadi: Pakan telah seimbang atau telah memenuhi kebutuhan akan BK, DP, TDN, Ca dan P.
Campuran mineral diberikan secara bebas yang dicampur dengan makanan konsentrat dan terdiri atas, kapur, dan tepung tulang masing-masing 1/3 bagian.
Langkah terakhir kita hitung level dari masing-masing bahan makanan pakan di dalam Pakan (dalam bahan kering/BK) : -
Hijauan (rice straw green) = 0,40 kg.
-
Dedak halus =
-
Bungkil kelapa =
-
Molasses =
-
Kapur =
Kita konversikan ke berat basah : -
Rice straw (green)
-
Dedak halus pabrik
mengandung BK = 86 %
-
Bungkil kelapa
mengandung BK = 86 %
mengandung BK = 60 %
81
-
Molasses
mengandung BK = 66 %
-
Kapur
mengandung BK = 100 %
Daftar Pustaka Chuzaemi, S., Hartutik., 1990. Ilmu Makanan Ternak Khusus (Ruminansia). NUFFIC – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.
82