PRAKTIK YANG MENGASYIKKAN MENGHILANGKAN RASA NGANTUK SAAT PROSES PEMBELAJARAN.. Kriiiing……..kriiiing…bel berbunyi, tanda jam pelajaran ke Sembilan sudah berbunyi, tanda masuk di dua jam terakhir. Aku berfikir keras, apa yang bisa aku berikan pada peserta didik untuk proses pembelajaran dengan keadaan sudah lelah, ngantuk dan cuaca panas…. Jam kesembilan dan jam ke sepuluh atau pukul 13.15 s.d 14.45 WIB adalah dua jam terakhir untuk mengakhiri proses pembelajaran pada hari itu. Pada jam seperti itu para siswa sudah mulai kehilangan semangat menerima pelajaran. Untuk itulah seorang guru harus punya metoda mengajar yang berbeda jika mengajar pada jam-jam terakhir. Pelajaran fisika , dimata peserta didik, pelajaran yang sulit, banyak rumus dan sulit untuk dipahami, memerlukan logika dan nalar yang tinggi, walau siswa sudah hapal rumus, belum tentu bisa mengerjakan soal-soal fisika. Kita kembali ke permasalahan, proses pembelajaran di jam-jam terakhir pengajaran. Guru berinovasi menggunakan metoda mengajar Diskusi kelompok atau metoda Eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif yang paling cocok diterapkan .Kompetensi Dasar yang harus dikuasai peserta didik, ada kalanya tidak bisa diberikan kepada para peserta didik dengan cara praktik, metoda diskusi kelompok lah yang paling cocok untuk proses pembelajaran. Contoh proses pembelajaran Fisika kelas XII di Semester Gasal dengan kompetensi Dasar : Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang secara umum. Percobaan Melde, alat yang cocok untuk memahami konsep gelombang secara umum. Khususnya dapat mendemonstrasikan gelombang stasioner. Untuk mempelajari Percobaan Melde diperlukan alat dan bahan serta langkah kerjanya sebagai berikut : Alat dan bahan : 1. Seutas tali, kurang lebih 1,5 meter 2. Sebuah katrol 3. Beban gantung, 30 gram 4. Beban bercelah terdiri dari 50 gram, 100 gram dan 150 gram 5. Vibrator atau ticker timer 6. Power supply / Catu daya dengan daya keluaran 4,5 Volt AC. 7. Papan luncur/Meja 8. Mistar ukuran 1 meter. 1
Gambar Skema Percobaan Melde Catu Daya
Gelombang Stasioner λ
Katrol
S
P
P S
Vibrator
λ
S
S
P
P
P
P
S
S
P
AC
S
Beban gantung
Langkah Kerja 1. 2. 3. 4.
Merangkai alat-alat seperti gambar diatas Mengukur panjang tali, kra-kira 120 cm Memasang beban gantung /beban bercelah massa 50 gram Menyalakan catu daya dengan tegangan 3 - 4,5 Volt posisi Tegangan AC, sehingga vibrator bergetar, getaran yang merambat pada tali akan menimbulkan gelombang transversal. Frekuensi getaran pada Arus AC sebesar 50 Hz. 5. Gelombang transversal akan dipantulkan di ujung katrol, hasil pantulan akan berinterfensi dengan gelombang datang, jadilah gelombang Stasioner. Ciri gelombang Stasioner terdapat Simpul (S) dan Perut (P). Simpul adalah titik yang amplitudonya nol dan perut adalah titik yang amplitudonya maksimum. Jarak dua simpul berurutan= ½ λ, λ= panjang gelombang, jarak tiga simpul atau tiga perut = 1 λ 6. Amati ada berapa jumlah simpul dan perut sepanjang tali. Ukur panjang gelombang (λ), dengan cara menghitung jumlah simpul sepanjang tali, atau mengukur langsung panjang gelombangnya. 7. Ulangi langkah 3 , 4 dan 6 dengan menambah massa beban 50 gr, 100 gr, dan 150 gr serta isikan hasil pengukuran pada tabel berikut ! 2
Isian Tabel No.
Massa (Kg)
F = mg (Newton)
f= 50 Hz
1.
0,050
50
2.
0,100
50
3.
0,150
50
4
0,200
50
λ (m)
V= λ f (m/s)
Pembahasan Dengan menggunakan percobaan Melde. Para peserta didik mendapatkan tiga kompetensi dengan aspek, kognitif, psikomotor dan efektif. Kognitif adalah perubahan-perubahan dalam hal pengetahuan. Psikomotor meliputi perubahan pada sikap motorik atau keterampilan, sedangkan, aspek efektif, perubahan pada sikap/mental dan perasaan. 1. Aspek kognitif diantaranya : a. Tentang konsep gelombang, yaitu getaran yang di rambatkan melalui suatu medium. Dalam hal ini medium tali. Dengan percobaan ini fakta tentang gelombang dapat diamati secara langsung. b. Melalui pengamatan bahwa gelombang dapat dipantulkan dan diinterferensikan. Terjadi interferensi terus menerus antara gelombang datang dan gelombang pantul dengan amplitudo dan frekuensi sama, dan bergerak dalam arah yang berlawanan akan menghasilkan Gelombang Stasioner. Gelombang stasioner sering juga disebut gelombang berdiri atau gelombang diam atau gelombang tetap. Ada dua macam gelombang Stasioner, yaitu gelombang stasioner akibat pemantulan (ujung tetap) dan gelombang stasioner akibat pemantulan pada ujung bebas. c. Pengamatan adanya titik-titik yang tidak pernah bergetar pada gelombang stasioner artinya titik yang amplkitudonya nol atau simpangan minimum dinamakan simpul (S), sedangkan titik yang amplitudonya maksimum dinamakan perut (P) d. Konsep panjang gelombang (λ), yaitu jarak yang ditempuh gelombang selama satu perioda. Jarak antara dua simpul atau dua perut yang berurutan jaraknya ½ λ
3
1λ P
S
P
S
P
½λ e. Percobaan Melde dapat menghitung cepat rambat gelombang trasversal pada tali (V), dengan mengukur panjang gelombang (λ), dan frekuensi getaran diketahui f = 50 HZ. Jadi V= λ. F. Semakin besar gaya beban semakin besar cepat rambat gelombang nya. f. Dapat menghitung jarak /letak simpul dan perut dari ujung pantul. 2. Aspek Psikomotor : a. Merangkai alat; b. Mengamati; c. Mengukur; 3. Aspek efektif/Sikap a. Kerja sama; b. Adanya interaksi c. Tanggung jawab d. Pembelajaran berpusat pada peserta didik e. Demokratis Proses pembelajaran dengan waktu 2 x 45 menit atau 2 jam pelajaran Percobaan Melde dapat dilaksanakan, baik dengan metoda eksperimen atau demonstrasi. Cepat rambat gelombang transversal pada tali (v) yang sudah kita ketahui yaitu v = λ.f, terdapat hubungan antara gaya beban (F) dengan cepat rambat gelombang. Untuk pembahasan ini para peserta didik di beri tugas untuk dikerjakan di rumah dengan topic, bagaimana hubungan antara cepat rambat gelombang tranversal pada tali dengan gaya beban ? Percobaan berikutnya tentang ciri-ciri gelombang secara umum, dengan praktik menetukan Sudut deviasi pada prisma. Alat dan Bahan yang diperlukan : 4
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Sebuah prisma dengan sudut pembias prisma 45o atau 60o Papan triplek atau kertas gabus Busur derajat Jarum pentul Kertas putih 4 lembar Pinsil yang tajam Pines Kertas grafik Langkah Kerja 1. Letakkan kertas grafik dan pakulah sudut-sudutnya dengan pines. 2. Buatlah sumbu X dan Y pada kertas grafik itu, dan pasanglah prisma kaca seperti pada gambar berikut! y
β
i P2 A 4
P1
y
B 4
C 4
r’ X P3
P4
y
3. Gambarlah batas-batas prisma itu dan tancapkan jarum pentul P1 dan P2 pada garis sinar datang, lalu amati dari arah yang berlawanan sehingga P1 dan P2 kelihatan berimpit Tancapkan jarum P3 dan P4 untuk menandai arah cahaya yang keluar dari prisma, sehingga P1, P2 ,P3 dan P4 kelihatan berimpit 5
4. .Angkat prisma dan tarik garis P3 dan P4 yang merupakan sinar keluar dari sisi lain. Sudut yang dibentuk antara sinar datang pada sisi prisma yang pertama(P1, P2) dengan sinar yang keluar dari sisi prisma yang lain (P3,P4) di sebut sudut deviasi () 5. .Ulangi percobaan tersebut dengan mengubah-ubah besar sudut dating (i), kemudian masukkan hasil percoban ke dalam tabel Table 1
No
i
1
2
1.
20o
2.
25o
3.
30o
4.
35o
5.
40o
r’
I + r’-β
3
4
5
Tuliskan ir’, I r’, i r’ 6
6. Dari percobaan tersebut, bagaimana kecenderungan harga pada kolom 4 dan 5 ? 7. Pada tabel pada sudut deviasi berapa terjadi nilai sudut yang terkecil. 8. Tulislah kesimpulan mengenai hubungan , i. , r’dan .
Pembahasan : Percobaan pembiasan pada prisma, akan menghasilkan kompetensi dengan aspek kognitif, aspek psikomotor dan aspek afektif. 1. Aspek Kognitif : a. Pembiasan pada prisma , terjadi karena adanya pembelokan berkas cahaya yang melewati dua medium yang berbeda indeks bias. Bila cahaya datang dari medium yang kurang rapat ke medium yang lebih rapat maka sinar bias akan mendekati garis normal. Sebaliknya bila berkas cahaya dari medium yang lebih rapat ke medium yang kurang rapat, maka sinar bias akan menjauhi garis normal. Terlihat dari gambar sinar dating AB, sinat bias BC. Pada prisma akan terjadi dua kali pembiasan
6
b. Berkas sinar putih (polikhromatis) yang dating pada prisma maka akan terjadi peristiwa disversi (penguraian) warna. Penyebabnya adalah karena tiap warna memiliki sudut deviasi , indeks bias dan kecepatan sendiri-sendiri c. Rumus sudut deviasi didapat dari hasil percobaan yaitu : = i+ r’- = sudut deviasi yaitu sudut yang dibentuk antara sinar yang masuk pada prisma dengan sinar yang keluar dari prisma. i = sudut dating, r’= sudut bias bidang batas yang kedua = sudut pembias prisma
2. Aspek psikomotor : a. Merangkai alat dan bahan b. Mengamati c. Mengukur 3. Aspek afektif : a. Kerjasama b. Tanggung jawab c. Demokratis d. Rasa ingin tahu e. Adanya interaksi. Proses pembelajaran dengan waktu 2 x 45 menit atau 2 jam pelajaran Pembiasan pada prisma dapat dilaksanakan, dengan metoda eksperimen. Untuk tugas Siswa di rumah, mempelajari Hukum Snellius tentang pembiasan. Fisika menarik, bila ada proses pembelajaran yang tidak membosankan. Walaupun jam pelajaran terakhir tidak menyurutkan peserta didik untuk tetap semangat belajar Dengan praktik, peserta didik dapat memiliki konsep yang nyata, tidak abstrak. Aspek tiga ranah dapat tercapai. Referensi : 1. Marthen Kanginan, 1995, Fisika 2000 jilid 3a untuk smu kela 3 semester 1 , Penerbit Erlangga anggota IKAPI. 2. Tim penyusun , Buku Pintar belajar Fisika untuk SMA/MA Kelas XII Penerbit sagufindo Kinarya 7
8