PRAKTIK MANAJEMEN LABA PERUSAHAAN MENANGGAPI PERUBAHAN TARIF PAJAK PENGHASILAN BADAN UU NO. 36 TAHUN 2008 Fanny Atika Eka Yuliadani1, Yeasy Darmayanti1, Nurhuda N1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta
1
ABSTRACT The reduction in the corporate income tax rate in 2008, which was applied in 2009 and 2010 will make the management of the company to increase or dicrease the earnings management practices of companies with a variety of factors that influence them. The study aimed to examine whether there were differences in earnings management practices of the company before and after the enactment of the new tax rates and to examine the effect of tax incentives and nontax incentives on earnings management practices performed by the company. The sampling technique used is purposive sampling. The data used are secondary data gained from the Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2009-2012. The data processing used different T-tests and multiple regression analysis with the program SPSS 16. Of the eight hypotheses that were tested, it was found that there was a difference in earnings management practices of company before and after enactment of the new tax rates and tax planning, deferred tax liabilities, earnings pressure, debt level, earnings bath, and managerial ownership had no effect on earnings management, while the firm size had an effect on earnings management. Keyword : corporate tax reduction, earnings management, incentives tax, non incentives tax A. PENDAHULUAN Untuk beberapa negara, pajak
mungkin agar keinginan perusahaan
merupakan sumber penerimaan negara
tersebut bisa terpenuhi. Salah satu cara
yang sangat penting. Di dalam bidang
yang bisa dilakukan manajemen untuk
perpajakan
memperkecil
terdapat
perbedaan
pembayaran
pajak
kepentingan antara perusahaan dengan
perusahaan adalah dengan memberikan
pemerintahan.Perusahaan berkeinginan
laporan bahwa laba yang diperoleh
meminimumkan pembayaran pajaknya,
perusahaan kecil. Untuk memperkecil
sedangkan pemerintah menginginkan
laba perusahaan, manajemen biasanya
memperoleh
melakukan manajemen laba.
mungkin.
pajak Keinginan
semaksimal perusahaan
Pada tahun 2008 terjadi perubahan
meminimalkan pembayaran pajaknya,
undang–undang
membuat manajemen berusaha sebisa
tentang 1
pajak
perpajakan
yaitu
penghasilan
badan.
Undang- undang pajak penghasilan
memperoleh laba dipengaruhi oleh
badan tersebut yaitu diterbitkannya UU
insentif pajak yaitu perencanaan pajak
Nomor
yang
dan kewajiban pajak tangguhan bersih,
memberikan insentif bagi wajib pajak
dan insentif non pajak yaitu earning
karena adanya penurunan tarif pajak
pressure. Sedangkan manajemen laba
badan
pada
36
yaitu
tahun
pada
2008
tahun
2009
perusahaan
yang
mengalami
menggunakan tarif sebesar 28% dan
kerugian dipengaruhi oleh kewajiban
25% pada tahun 2010. Dengan adanya
pajak tangguhan bersih dan earning
penurunan tarif pajak tersebut, maka
pressure. Selain itu juga ditemukan
akan
bahwa manajemen laba yang dilakukan
sedikit
perusahaan
menguntungkan dan
manajemen
bagi
memungkinkan
perusahaan
tidak
untuk
Dari uraian diatas, dapat dilihat
motivasi
perbedaan hasil penelitian yang telah
penunjangnya, salah satu motivasi yang
dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
nyata telah terjadi ialah motivasi pajak
Dengan adanya perbedaan hasil dari
(Albert dan Aprilia, 2012). Dalam
peneliti-peneliti sebelumnya , maka
melakukan praktik manajemen laba
penulis tertarik untuk meneliti tentang
tidak hanya faktor insentif pajak yang
“Praktik
dapat mempengaruhi, faktor insentif
Perusahaan Menanggapi Perubahan
non pajak juga bisa mempengaruhi
Tarif
dalam melakukan praktik manajemen
Berdasarkan Pasal 17 UU NO. 36
laba ini.
Tahun 2008”.
Wijaya
dan
dan
persentase
diperdagangkan di BEI.
Manajemen laba terjadi dengan faktor
oleh
jumlah saham disetor perusahaan yang
melakukan praktik manajemen laba.
berbagai
dipengaruhi
Martani
Manajemen
Pajak
Penghasilan
Laba
Badan
(2011)
Berdasarkan uraian diatas, maka
menemukan bahwa perusahaan yang
rumusan masalah yang dikaji dalam
memperoleh
penelitian ini adalah sebagai berikut :
laba
dan
mengalami
kerugian melakukan manajemen laba
1. Apakah adanya perbedaan praktik
dalam menanggapi penurunan tarif
manajemen
pajak badan di Indonesia. Manajemen
sebelum
laba
pajak
pada
perusahaan
yang 2
laba
pada
diberlakukannya
yang
baru
dan
tahun tarif setelah
2.
diberlakukannya tarif pajak yang
langsung
baru ?
kompensasi mereka (Belkaoui, 2007).
Apakah perencanaan pajak ber pengaruh
terhadap
Teori
manajemen
4.
Apakah
kewajiban
pajak
harus
perusahaan-
diberikan kebebasan untuk memilih
Apakah
earning
pressure
terhadap
ber
salah satu alternatif
manajemen
kontrak
Apakah
tingkat
hutang
terhadap
prosedur yang
tersedia untuk meminimumkan biaya
ber
dan
memaksimalkan
manajemen
2.
Manajemen Laba Menurut
Belkaoui
Apakah earning bath berpengaruh
manajemen
laba
terhadap manajemen laba?
kemampuan
untuk
Apakah
pilihan-pilihan
ukuran
nilai
perusahaan.
perusahaan
(2011)
adalah
yang
suatu
memanipulasi tersedia
dan
berpengaruh terhadap manajemen
mengambil pilihan yang tepat untuk
laba?
dapat mencapai tingkat laba yang
Apakah kepemilikan manajerial
diharapkan.
berpengaruh terhadap manajemen
Menurut Tarjo (2008), praktik
laba?
manajemen laba dapat dipandang dari
B.LANDASAN
TEORI
dua perspektif yang berbeda, baik
DAN
sebagai tindakan yang salah (negatif)
PENGEMBANGAN HIPOTESIS 1.
dengan
manajemen laba?
laba?
8.
sama
perusahaan yang lainnya, perusahaan
pengaruh
7.
positif
tangguhan berpengaruh terhadap
laba?
6.
akuntansi
yang digunakan oleh perusahaan tidak
pengaruh
5.
dengan
menjelaskan bahwa prosedur akuntansi
laba? 3.
berhubungan
maupun tindakan yang seharusnya
Teori Akuntansi Positif Teori
positif
didasarkan
pada
dilakukan manajemen (positif). Jadi,
adanya dalil bahwa manajer, pemegang
manajemen laba bisa menjadi pilihan
saham, dan aparat pengatur/politisi
kebijakan
akuntansi
adalah rasional dan bahwa mereka
dilakukan
oleh
berusaha
untuk
mencapai tujuan tertentu.
kegunaan
mereka,
memaksimalkan yang
secara 3
yang
manajer
dapat dalam
Hasil penelitian Albert dan Rini
3. Perubahan Tarif Pajak Peng hasilan Badan
(2012)
menemukan
bahwa
tidak
Pada tahun 2008 terjadi perubahan
terbukti adanya manajemen laba dalam
tarif pajak penghasilan badan.
merespon perubahan tarif pajak. Oleh
Tabel 2.1 Perubahan Tarif Pajak
karena itu, rumusan hipotesis adalah
Tarif UU Nomor 17 Tarif UU Nomor 36 Tahun
sebagai berikut :
Tahun 2000
H1 :
2008
Adanya perbedaan praktik manajemen laba sebelum diberlakukannya tarif pajak yang baru dan setelah diberlakukannya tarif pajak yang baru 4. Insentif Pajak dan Non Insentif
Lapisan PKP Tarif Lapisan PKP Tarif s.d Rp50 Juta
10%
28% (2009)
Berapapun Di atas Rp50 15% nilai PKP Juta s.d Rp100
25%
(2010
dst)
Juta
Pajak
Di atas Rp100 30%
a.
Juta
Sumber : Undang-Undang tentang pajak penghasilan tahun 2000 sampai 2008 (www.pajak.go.id)
Perencanaan pajak adalah proses mengorganisasi usaha wajib pajak atau
Dengan adanya perbedaan tarif
kelompok wajib pajak sedemikian rupa
PPh badan yang dikenakan pada tahun 2009
dan
tahun
2010
sehingga utang pajaknya, baik pajak
sampai
penghasilan
seterusnya, memungkinkan manajemen perusahaan
untuk
menaikkan
dimungkinkan baik oleh ketentuan
Wijaya dan Martani (2011) dalam bahwa
perusahaan
manufaktur
yang
memperoleh
laba
dan
pajak-pajak
paling minimal, sepanjang hal ini
menurunkan praktik manajemen laba.
menemukan
maupun
lainnya, berada dalam posisi yang
atau
penelitiannya
Perencanaan Pajak
peraturan pajakan
perundang-undangan maupun
secara
per
komersial
(Zain, 2007).
mengalami
Perusahaan
kerugian melakukan manajemen laba
perencanaan
dalam merespon perubahan tarif pajak.
yang pajak
memiliki yang
baik
cenderung akan mengurangi laba bersih
Perusahaan yang memperoleh laba
perusahaan
melakukan praktik manajemen laba
guna
mendapatkan
keuntungan pajak (Wijaya dan Martani,
yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami kerugian. 4
2011).
Ristiyanti
(2012)
juga
dan
Syafruddin
menyatakan
bahwa
semakin besar manajemen laba yang
penelitiannya
dilakukan
untuk
aktiva pajak tangguhan dan kewajiban
memperkecil laba perusahaan, maka
pajak tangguhan dapat mendeteksi
semakin besar juga perencanaan pajak
manajemen laba. Dari uraian diatas
yang dilakukan oleh perusahaan. Dari
dapat
uraian tersebut dapat ditarik suatu
berikut:
hipotesis sebagai berikut :
H3 :
perusahaan
waktu
sebagai
Tindakan earning pressure yaitu
Kewajiban pajak tangguhan timbul beda
ditentukan hipotesis
bahwa
Kewajiban pajak tangguhan berpengaruh terhadap manajemen laba c. Earning Pressure
H2 : Perencanaan pajak berpenga ruh terhadap manajemen laba b. Kewajiban Pajak Tangguhan
apabila
membuktikan
dengan melakukan penurunan akrual
menyebabkan
yang
bersifat
menurunkan
laba
terjadinya koreksi negatif sehingga
sehingga pajak yang dibayar akan
beban pajak menurut akuntansi lebih
menjadi kecil. Wijaya dan Martani
besar dari pada beban pajak menurut
(2011) menyatakan bahwa earning
peraturan
pressure merupakan tindakan yang
perpajakan.
Pengakuan
kewajiban pajak tangguhan didasarkan
dilakukan
pada
menurunkan labanya.
fakta
adanya
kemungkinan
pelunasan
kewajiban
yang
akibatkan
pembayaran
pajak
oleh
perusahaan
guna
meng
Perusahaan yang labanya tidak
pada
mencapai target tidak menurunkan
periode mendatang menjadi lebih besar
labanya sebagai respon penurunan tarif
sebagai akibat pelunasan kewajiban
pajak namun cenderung melakukan
pajak.
earning pressure untuk menaikkan laba
Perusahaan akan melaporkan laba akuntansi
tinggi
perusahaan (Ristiyanti dan Syafruddin,
dibandingkan dengan laba menurut
2012). Dari uraian tersebut dapat
perpajakan, sehingga akan mening
ditentukan hipotesis sebagai berikut :
katkan kewajiban pajak tangguhan
H4 : Earnings Pressure berpengaruh terhadap manajemen laba d. Tingkat Hutang
perusahaan 2011).
yang
(Wijaya Menurut
lebih
akuntansi guna meningkatkan nilai
dan
Martani,
Djamaluddin,
Tingkat hutang adalah besar atau
Rahmawati dan Wijayanti (2007) hasil
kecilnya kewajiban suatu perusahaan 5
yang timbul dari transaksi waktu lalu
apabila laba yang diperoleh perusahaan
dan harus dibayar dengan kas, barang
rendah,
atau jasa di waktu yang akan datang.
melakukan “big bath”.
Ristiyanti
dan
menyatakan perusahaan
Syafruddin bahwa
jika
cenderung
Yin dan Cheng (2004) dalam
laba
Wijaya
dan
Martani
(2011)
menyatakan jika laba perusahaan kecil,
perusahaan besar maka perusahaan
maka manajer tidak akan berusaha
cenderung melakukan manajemen laba
meningkatkan total akrualnya, namun
untuk menurunkan hutangnya agar bisa
akan memperkecil total akrualnya. Dari
menarik investor.
uraian
dan
dan
manajer
hutang
Wijaya
kecil
(2012)
maka
Martani
(2011)
biaya yang dapat mengurangi pajak
Ukuran perusahaan adalah suatu
perusahaan. Dalam hal ini hutang
skala yang mengklasifikasikan besar
bertindak sebagai tax shields karena
atau kecilnya suatu perusahaan. Pada
dapat mengurangi pajak perusahaan.
umumnya perusahaan yang besar akan
Jadi jika perusahaan ingin menurunkan manajemen
hipotesis
H6 : Earnings bath berpengaruh terhadap manajemen laba f. Ukuran Perusahaan
karena bunga pinjaman merupakan
maka
ditentukan
sebagai berikut :
perusahaan meningkatkan hutangnya
labanya
diatas
memperoleh laba yang besar juga.
akan
Besarnya laba yang diperoleh oleh
menaikkan hutangnya agar pajak yang
perusahaan maka pajak yang akan
dibayarkan menjadi lebih kecil. Dari
dibayarkan perusahaan akan lebih besar
uraian diatas diperoleh hipotesis :
juga.
H5 : Tingkat hutang berpengaruh terhadap manajemen laba e. Earning Bath
Perusahaan
besar
memiliki
sumber daya yang memadai untuk memanipulasi proses politik seperti
Earnings Bath yaitu manajemen
yang mereka kehendaki yaitu dengan
mencoba mengalihkan expected future
perencanaan
cost ke masa kini agar bisa mempunyai
kegiatan untuk mencapai penghematan
peluang yang besar memperoleh laba di
pajak
masa yang akan datang dari yang
Martani (2011).
seharusnya diperoleh. Subagyo dan
yang
pajak
optimal
atau
mengatur
(Wijaya
dan
Ristiyanti dan Syafruddin (2012)
Oktavia (2010) menyatakan bahwa
semakin besar ukuran suatu perusahaan 6
maka akan semakin besar juga laba
diharapkan
yang akan diperoleh. Perusahaan yang
accruals
besar dan telah dikenal masyarakat
keuntungan pajak. Dari uraian diatas
cenderung
maka
akan
lebih
berhati-hati
memiliki untuk
diperoleh
discretionary memperoleh
hipotesis
sebagai
dalam melaporkan keuangannya. Dari
berikut :
uraian
H8 : Kepemilikan manajerial berpe
diatas,
ditentukan
hipotesis
sebagai berikut :
ngaruh terhadap manajemen
H7 : Ukuran perusahaan berpenga ruh terhadap manajemen laba g. Kepemilikan Manajerial
laba
Kepemilikan kepemilikan
manajerial
saham
oleh
C. METODE PENELITIAN 1. Sumber Data, Populasi dan
adalah
Sampel
manajer,
Data yang akan digunakan dalam
maksudnya adalah orang tersebut selain
penelitian ini adalah data sekunder
sebagai manajer ia juga pemilik saham
yang bersifat kuantitatif berupa laporan
di perusahaan tersebut. Di dalam laporan persentase perusahaan
keuangan
kepemilikan oleh
keuangan perusahaan manufaktur yang
diperlihatkan
terdaftar di BEI selama periode tahun
saham
manajer.
2009-2012.
Dengan
ICMD www.idx.co.id.
Perusahaan dengan tingkat kepemilikan
Populasi
diharapkan
penelitian
memiliki discretionary accrual yang
adalah
dalam
perusahaan-
telah go public dan sahamnya telah
(Subagyo dan Oktavia, 2010).
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Ristiyanti dan Syafruddin (2012)
dari tahun 2009 sampai dengan akhir
semakin besar proporsi kepemilikan
tahun
manajerial dalam suatu perusahaan
2012.
Pengambilan
sampel
dalam penelitian ini dilakukan secara
maka manajemen akan berusaha untuk kepentingan
ini
penelitian
perusahaan di sektor manufaktur yang
negatif untuk memperoleh pajaknya
memenuhi
dari
(ICMD) 2009-2012, dari situs resmi
akan meningkatkan nilai perusahaan.
yang tinggi
diperoleh
Indonesia Capital Market Directory
adanya kepemilikan manajer maka
manajerial
Data
purposive sampling. Beberapa kriteria
pemegang
yang harus dipenuhi dalam penentuan
saham. Perusahaan dengan tingkat
sampel penelitian ini adalah :
kepemilikan manajerial yang tinggi 7
1.
2.
Perusahaan bergerak di sektor
TAit = Nit - CFOit
manufaktur dan telah terdaftar di
Nilai total akrual yang diestimasi
BEI pada tahun 2009-2012.
dengan persamaan regresi OLS sebagai
Laporan
berikut :
keuangan
tahunan
.............................................(1)
perusahaan yang lengkap yang diperlukan
untuk
pengukuran
........(2)
seluruh variabel selama periode
Dengan menggunakan koefisien
pengamatan 2009-2012. 3.
Perusahaan
yang
kepemilikan
regresi diatas, nilai non discretionary memiliki
manajerial
accrual (NDA) dapat dihitung dengan
selama
rumus sebagai berikut :
periode pengamatan 2009-2012. 2. Definisi Operasional Variabel Selanjutnya discretionary accrual
Penelitian dan Pengukurannya a.
(DA) dapat dihitung dengan rumus
Manajemen Laba Variabel
dependen
dalam
penelitian ini adalah manajemen laba
Dimana :
yang
DAit
diukur
dengan
discretionary
accruals. Discretionary accruals me rupakan
alat
yang
paling
= discretionary accrual perusahaan i pada tahun t
sering
TAit
digunakan untuk melakukan mana
= Total Accrual perusahaan i pada tahun t
jemen laba. Discretionary accruals
NDAit = nondiscretionary accrual
dihitung dengan menggunakan model
perusahaan i pada tahun t
yang telah dimodifikasi oleh Jones
Ait-1
(1991) dalam Belkaoui (2007). Berikut ini
penghitungan
= Total aktiva perusahaan i pada t-1
∆REVit = Pendapatan perusahaan i pada
discretionary
accruals dengan menggunakan model
tahun t dikurangi pendapatan
Jones (1991) :
tahun t-1
∆RECit = Piutang perusahaan i pada
Menghitung Total Accrual Total akrual merupakan selisih antara
tahun t dikurangi piutang
net income dengan cash flow operation
tahun t-1
yang dirumuskan sebagai berikut : 8
PPEit = Aktiva tetap perusahaan i pada
beban pajak dimasa yang akan datang.
tahun t-1
Variabel ini diberi simbol NDTL.
b. Perencanaan Pajak Perencanaan pajak adalah proses
d.
Earning Pressure
mengorganisasi usaha wajib pajak atau
Earnings
pressure
merupakan
kelompok wajib pajak sedemikian rupa
salah
sehingga utang pajaknya, berada dalam
manajemen
posisi yang paling minimal. Variabel
penurunan laba yang dilakukan untuk
ini diberi simbol TAXPLAN .
tujuan pajak dikurangi oleh earnings
Sesuai dengan penelitian Subagyo
satu
pressure
dan Oktavia (2010), perencanaan pajak
cara laba
guna
untuk
merespon
yaitu
dengan
meningkatkan
laba
akuntansi.
pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Keterangan :
Untuk Tahun 2009 :
Untuk Tahun 2010-2012 :
Lit
= Laba tahun berjalan
Lit-1
= Laba tahun lalu
TA0
= Total aset awal tahun
e.
Tingkat Hutang Tingkat
= Perencanaan pajak
PTI
= Pre tax income ( laba sebelum
diperoleh dari modal sendiri maupun dari luar. Variabel ini diberi simbol DEBT .
pajak ) CTE
= Current portion of total tax
expense (beban pajak kini )
Keterangan :
TA
= Total Aset
DEBT = Tingkat Hutang
TI
= Taxable Income
HJP
STR
= Tax Rate
TA0
c.
merupakan
proporsi sumber dana perusahaan yang
Dimana : TAX
hutang
Kewajiban Pajak Tangguhan
f.
= Hutang jangka panjang tahun t = Total aset awal tahun
Earning Bath
Kewajiban pajak tangguhan adalah
Earnings Bath yaitu manajemen
selisih antara beban pajak kini dengan
mencoba mengalihkan expected future 9
cost ke masa kini agar bisa mempunyai
K.Manajerial = %kepemilikan dewan
peluang yang besar memperoleh laba di
direksi
masa yang akan datang dari yang
3. Metode Analisis Data
seharusnya diperoleh. Earning bath
a.
diberi
simbol
ERANK.
Uji Asumsi Klasik
ERANK
Sebelum dilakukan uji hipotesis,
diproksikan dengan peringkat ROE
maka perlu dilakukan pengujian asumsi
perusahaan. ERANK diukur dengan
klasik. Hal tersebut dimaksudkan untuk
menggunakan
dummy.
menguji tidak terdapat bias pada nilai
ERANK diberi angka 1 jika berada di
estimator dari model yang digunakan
quantile terbawah ( 10% terbawah),
dalam
dan ERANK diberi angka 0 untuk yang
dilakukan diantaranya :
lainnya( Wijayanti dan Martani,2011).
normalitas
g.
Ukuran Perusahaan
kolmogorov
Ukuran perusahaan adalah suatu
multi koliniearitas dengan melihat nilai
skala yang mengklasifikasikan besar
variance inflation factor (VIF), (3)
atau
perusahaan.
menguji heteroskedastisitas mengguna
Variabel ini diberi simbol SIZE. SIZE
kan uji glejser, (4)menguji autokorelasi
dapat diukur dengan menggunakan
menggunakan uji durbin-watson.
logaritma total asset.
b. Uji Hipotesis
variabel
kecilnya
suatu
SIZE = log Total Asset
Pengujian
yang
(1) Menguji
menggunakan
smirnov,
H1
(2)
akan
uji
menguji
diuji
menggunakan uji beda yaitu paired adalah
sample t-test, sedangkan hipotesis H2
manajer,
sampai H8 akan menggunakan regresi
maksudnya adalah orang tersebut selain
berganda dengan persamaan sebagai
sebagai manajer ia juga pemilik saham
berikut :
di perusahaan tersebut. Kepemilikan
DAit = α + β1TAXit + β2NDTLit + β3Epresit + β4Debtit + β5Erankit + β6Sizeit + β7OwnManit
kepemilikan
manajerial
manajerial
data
Hipotesis
h. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan
penelitan.
saham
diukur
oleh
dengan
meng
Dimana :
gunakan skala rasio yang dihitung dari persentase kepemilikan dewan direksi dari total saham yang beredar.
10
DA
= Discretionary accrual
TAX
= Perencanaan pajak (Taxplan)
NDTL
= Kewajiban pajak tangguhan
Epres
= Earning Pressure
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas
Debt
= Tingkat Utang
Erank
= Tingkat ROE perusahaan
Size
= Ukuran perusahaan
Variabel Penelitian
OwnMan = Kepemilikan Manajerial
D. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1.
Statistik Deskriptif Statistik
deskriptif
memberikan
Asymp.Sig (2-tailed)
Distribusi normal
DA Taxplane NDTL EPRESS DEBT
0,143 0,242 0,078 0,367 0,770
Normal Normal Normal Normal Normal
ERANK SIZE K.Manajerial
0,000 0,056 0,075
Normal Normal Normal
gambaran atau deskripsi suatu data
Sumber : Hasil pengolahan data dengan SPSS 16.0 for windows
yang dapat dilihat dari nilai rata-rata
Pada tabel 4.3 terlihat bahwa
varians,
semua variabel penelitian berdistribusi
maksimum, dan minimum (Ghozali,
normal karena nilai Asymp Sig (2-
2011).
tailed) nilainya lebih besar dari 0,05.
(mean),
standar
Hasil
deviasi,
perhitungan
statistik
b. Uji Multikoliniearitas
penelitiaan untuk tiap-tiap variabel
Uji
dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai
multikoliniearitas
bertujuan
untuk menguji apakah model regresi
berikut:
ditemukan
Tabel 4.2 Statistik deskriptif
korelasi
antar
variabel bebas (independen). Pengujian
Minim Maximu m
adanya
Std. Mean
ada atau tidaknya multikolinieritas
N
um
Deviation
DA
96
-0,327
0,385
0,0432
0,1030
dilakukan
TAXPLANE
96 -0,1735
0,1198
0,0019
0,0276
variance inflation factor (VIF) dan
NDTL
96 0,0008
40,7560
0,5213
4,2085
EPRESS
96 -0,0035
0,6392
-0,3676
36,3231
tolerance pada tabel 4.4 berikut ini :
DEBT
96
0,01
1,32
0,1335
0,19083
ERANK
96
0
1
0,51
0,503
SIZE
96
9,510
13,773
0,0119
0,7787
K.MANAJE R
96 0,0001
0,7000
0,0523
0,1401
Valid N (listwise)
96
Uji Asumsi Klasik
a.
Uji Normalitas
melihat
nilai
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikoliniearitas Variabel Penelitian
Sumber : Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 16.0 for windows
2.
dengan
Dari uji normalitas yang dilakukan diketahui bahwa data berdistribusi
Tolerance
VIF
Taxplane
0,732
1,367
NDTL
0,683
1,464
EPRESS
0,689
1,451
DEBT
0,803
1,246
ERANK
0,73
1,37
SIZE
0,603
1,659
K.Manajerial
0,718
1,393
Kesimpulan Tidak ada multikoliniearitas Tidak ada multikoliniearitas Tidak ada multikoliniearitas Tidak ada multikoliniearitas Tidak ada multikoliniearitas Tidak ada multikoliniearitas Tidak ada multikoliniearitas
Sumber : Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 16.0 for windows
normal, dapat dilihat pada tabel 4.3 : 11
Pada tabel 4.4 terlihat bahwa masing-masing variabel
Pada tabel 4.5 terlihat bahwa
independen
masing-masing variabel
independen
yang digunakan telah memiliki nilai
yang digunakan telah memiliki nilai
tolerance diatas 0,10. Sedangkan nilai
signifikansi lebih dari 0,05 sehingga
Variance
(VIF)
dapat disimpulkan bahwa model regresi
dapat
tidak terjadi heteroskedasti sitas.
dibawah
Inflation 10
Factor
sehingga
disimpulkan bahwa model regresi telah
d. Uji Autokorelasi
terbebas dari gejala multikoloniearitas.
Salah satu cara yang digunakan
Uji Heteroskedastisitas
untuk mendeteksi ada atau tidaknya
Dalam penelitian ini, metode yang
autokorelasi adalah dengan Uji Durbin
digunakan untuk mengetahui ada atau
Watson (DW Test). Hasil Pengujiannya
tidaknya
sebagai berikut :
c.
heteroskedastisitas
pada
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi
penelitian ini menggunakan uji glejser. Hasil pengujiannya diperoleh sebagai berikut : Tabel 4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas
Variabel Penelitian
Sig
NDTL
EPRESS
0,978
0,706
0,180
0,273
0,815
1,80
1,923
Tidak ada utokorelasi
Pada tabel 4.6 terlihat bahwa nilai DW 1,923 lebih besar dari batas atas (du) 1,80 dan kurang dari 4-1,80 (4-
heteroskedastisitas Tidak terjadi
du), maka dapat disimpulkan bahwa
heteroskedastisitas
tidak ada autokorelasi positif atau negatif
Tidak terjadi
dan dapat disimpulkan bahwa tidak
heteroskedastisitas
terdapat autokorelasi.
heteroskedastisitas Tidak terjadi
ERANK
Kesimpulan
Kesimpulan
Tidak terjadi DEBT
DW
Sumber : Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 16.0 for windows
Tidak terjadi Taxplane
Batas atas (du)
3.
Pengujian Hipotesis
a.
Hipotesis 1 (Uji Beda Paired Sample t-test)
heteroskedastisitas
Setelah melakukan uji normalitas,
Tidak terjadi SIZE
0,728
multikoliniearitas, heteroskedastisitas,
heteroskedastisitas Tidak terjadi
K.Manajerial
0,234
dan
heteroskedastisitas
autokorelasi
maka
dari
discretionary accrual pada tahun 2009-
Sumber : Hasil pengolahan data primer dengan
2012, dilakuka uji beda T-test untuk
SPSS 16.0 for windows
12
mengetahui
perbedaan
tingkat
hutang,
earning
bath,
ukuran
discretionary accrual antara tahun
perusahaan dan kepemilikan manajerial
2009-2012 tersebut.
terhadap
Tabel 4.7 Hasil Uji Beda Rata-rata Discretionary Accrual
Variabel Penelitian
Kesimpulan
dibawah ini:
Adanya perbedaan manajemen laba
0,005
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan tabel 4.7 hasil yang dari
discretionary
uji
beda
accrual
rata-rata
menunjukkan
secara statistik terlihat bahwa adanya perbedaan periode
Hasil
pengujian statistik yang telah dilakukan
Sumber : Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 16.0 for windows
diperoleh
laba.
hasil seperti terlihat pada tabel 4.8
Sig. (2 tailed)
DA 20092012
manajemen
yang
signifikan
sebelum
dan
antara
Varia bel Peneli tian
Koefisie n Regresi
(Const anta)
0.830
TAXP LANE
-0.001
NDTL
-0.001
EPRE SS
0.012
DEBT
0.027
ERAN K
Sig
Al ph a
Kesimpulan
-
-
-
0.941
0.0 5
Tidak signifikan
0.916
0.0 5
Tidak signifikan
0.305
0.0 5
Tidak signifikan
1.24 5
0.221
0.0 5
Tidak signifikan
-0.003
0.07 3
0.942
0.0 5
Tidak signifikan
-0.058
2.02 6
0.049
0.0 5
signifikan
-0.006
0.78 2
0.439
0.0 5
4.8
menunjukkan
T
2.69 9 0.07 4 0.10 6 1.04 2
sesudah
penurunan tarif pajak yang baru yaitu
UKUR AN PERU SAHA AN K.MA NAJE RIAL Adjust ed RSquare
nilai signifikansi 2-tailed sebesar 0,005 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa data empiris mendukung hipotesis pertama
0.08 4 0.17 8
F-sig
Pada
(H1) yang diajukan yaitu terbukti
Tidak signifikan
tabel
adanya perbedaan praktik manajemen
bahwa
laba
penelitian yang digunakan memiliki
sebelum
dan
sesudah
masing-masing
variabel
nilai koefisien regresi yang dapat
diberlakukannya tarif pajak yang baru. b. Hipotesis 2 sampai 8 (Uji Regresi Linear Berganda)
menunjukan
pengaruh
variabel
independen
terhadap
variabel
dependen.
Pengujian ini dilakukan untuk
Berdasarkan tabel diatas
maka diperoleh persamaan regresi
mendapatkan bukti empiris pengaruh
linear berganda adalah sebagai berikut :
perencanaan pajak, kewajiban pajak tangguhan, earning pressure, tingkat 13
Y = 0.830 - 0,001 X1 - 0,001 X2 + 0.012 X3
1. Pemilihan sampel penelitian yang
+ 0.027 X4 - 0.003 X5 - 0.058 X6 -
dilakukan dengan mensyaratkan
0.006 X7
kriteria tertentu sehingga jumlah
Berdasarkan
hasil
pengujian
sampel yang tersisa jadi sedikit
hipotesis yang telah dilakukan, terlihat
yang membuat hasil penelitian
bahwa
tidak dapat digeneralisasi.
hanya
perusahaan
variabel
yang
ukuran
mempengaruhi
2. Variabel
yang dimasukkan ke
manajemen laba. Sedangkan variabel
dalam
perencanaan pajak, kewajiban pajak
sementara
tangguhan, earning pressure, tingkat
variabel lain yang mempengaruhi
hutang, earning bath, dan kepemilikan
manajemen laba.
manajerial
tidak
mempengaruhi
Berdasarkan hipotesis
Kesimpulan dan Keterbatasan
diberlakukannya
yang
hasil
pengujian
dilakukan
dapat
1. Penelitian selanjutnya diharapkan
dan
dalam
tarif
melakukan
pemilihan
sampel secara random sehingga
pajak yang baru. 2. Perencanaan
banyak
peneliti selanjutnya, yaitu :
1. Terbukti adanya perbedaan praktik sebelum
masih
memberikan kontribusi positif untuk
dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
laba
sedikit
diajukan beberapa saran yang dapat
Berdasarkan penelitian yang telah
sesudah
itu
masih
Saran
manajemen laba.
manajemen
model
pajak,
tidak
kewajiban
mengisyaratkan sehingga
kriteria
pajak tangguhan, earning pressure,
tertentu
hasil
tingkat hutang, earning bath, dan
diperoleh dapat digeneralisasi.
yang
tidak
2. Penelitian selanjutnya diharapkan
berpengaruh terhadap manajemen
dapat menambahkan variabel yang
laba. Sedangkan variabel ukuran
dapat mempengaruhi manajemen
perusahaan berpengaruh terhadap
laba seperti kebijakan deviden,
manajemen laba.
jumlah dewan direksi, kepemilikan
kepemilikan
Keterbatasan
manajerial
dalam
penelitian
saham
ini
publik,
corporate
governance dan leverage.
adalah : 14
Subagyo dan Oktavia. 2010. Manajemen Laba Sebagai Respon atas Perubahan Tarif Pajak Penghasilan Badan di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.
DAFTAR PUSTAKA Albert,
dan Aprilia, Rini. 2012. Analisis Perubahan Tarif Pajak Penghasilan Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU No.36 Tahun 2008 Terhadap Manajemen Laba. Jurnal 20092110022.Fakultas Ekonomi STIE MDP.
Tarjo. 2008. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional dan Leverage Terhadap Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham serta Cost of Equity Capital. Simposium Nasional Akuntansi 11. Pontianak.
Belkaoui, A.R. 2007. Accounting Theory, 5th Edition, Buku 2, Edisi Terjemahan. Jakarta : Salemba Empat. . 2011. Accounting Theory, 5th Edition, Buku 1, Edisi Terjemahan. Jakarta : Salemba Empat. Djamaluddin, Subekti, Rahmawati, dan Wijayanti, Handayani, Tri. 2007. Analisis Perubahan Aktiva Pajak Tangguhan dan Kewajiban Pajak Tangguhan Untuk Mendeteksi Manajemen Laba. Universitas Sebelas Maret.
Wijaya, Maxson, dan Martani, Dwi. 2011. Praktik Manajemen Laba Perusahaan dalam Menanggapi Penurunan Tarif Pajak Sesuai UU No. 36 Tahun 2008. Simposium Nasional Akuntansi IV. Aceh. Zain, Mohammad. 2008. Manajemen Perpajakan, Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat. www.idx.co.id www.pajak.go.id
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Ristiyanti, Anik Wahyu dan Syafruddin, Muchamad. 2012. Manajemen Laba Sebagai Respon Perubahan Tarif Pajak Penghasilan Badan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Diponegoro Journal of Accounting Vol. 1 No. 2. Semarang.
15