ANALISIS PERBANDINGAN MANAJEMEN LABA SEBELUM DAN SESUDAH REFORMASI PAJAK PENGHASILAN BADAN TAHUN 2008 PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE TAHUN 2009-2010
SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh Nisitha Dyah Pramesti NIM 7211409014
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pem bimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi pada:
Hari : Tanggal
:
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Subowo, M.Si
Trisni Suryarini, S.E.,M.Si
NIP. 195504161984031003
NIP. 197804132001122001
Mengetahui, Ketua Jurusan Akuntansi
Drs. Fachrurrozie, M.Si. NIP. 196206231989011001
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Tanggal
:
Penguji
Drs. Kusmuriyanto, M.Si. NIP.196005241984031001
Anggota I
Anggota II
Drs. Subowo, M.Si
Trisni Suryarini, S.E.,M.Si
NIP. 195504161984031003
NIP. 197804132001122001
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
Dr. S. Martono, M.Si. NIP. 196603081989011001 iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, 21 Mei 2013
Nisitha Dyah Pramesti NIM. 7211409014
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO Ojo ngeplak yen ora gelem dikeplak Jangan memukul apabila tidak ingin dipukul/ jangan melakukan perbuatan buruk terlebih dahulu bila tidak ingin mendapat balasan (Anonim). Jika kamu belum bahagia, berusahalah untuk tampak bahagia, tapi bukan berpura-pura bahagia (Deddy Corbuzier)
Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan (Anonim)
Perlawanan yang paling sulit adalah melawan diri kita sendiri (penulis).
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada :
Allah SWT yang selalu menerangi hidupku
Bapak dan ibuku tercinta, Mbak Disti, Dita, dan keluarga besar eyang Soebardi, yang tak pernah lelah mendoakan, mencintai dan selalu memberi bimbingan serta dukungan dalam setiap langkahku.
Nirawan Adiasa yang tidak pernah lelah membantu dan berjuang bersama meraih citacita.
Sahabat-sahabatku Clara, Eli, Vita, Yosh, Tya, Chuning, Wildan, Arif, Sari atas semua motivasi dan dukungannya.
Serta almamaterku tercinta.
v
KATA PENGANTAR Segala puji syukur ke hadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Perbandingan Manajemen Laba Sebelum Dan Sesudah Reformasi Pajak Penghasilan Badan Tahun 2008 Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Tahun 2009-2010”.dalam rangka menyelesaikan studi strata I untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Pro. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar di Universitas Negeri Semarang. 2. Dr. S. Martono, M. Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan mengikuti program S1 di Fakultas Ekonomi. 3. Drs. Fachrurrozie, M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan selama masa studi. 4. Drs. Subowo, M. Si, Pembimbing I atas petunjuk, bimbingan, dan pengarahan sehingga terselesaikannya skripsi ini. 5. Trisni Suryarini, S.E, M. Si, Pembimbing II atas petunjuk, bimbingan, dan pengarahan sehingga terselesaikannya skripsi ini. 6. Drs. Kusmuriyanto, M. Si, Penguji skripsi yang telah memberikan masukan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik. 7. Seluruh staff pengelola Pojok Bursa Efek Indonesia, Universitas Diponegoro dan pengelola Accounting Corner, Universitas Negeri Semarang yang telah membantu di dalam proses pengumpulan data penelitian.
vi
8. Orang tua, kakak dan adikku, atas semua doa, dan dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini secepatnya. 9. Bapak dan Ibu Dosen FE UNNES, khususnya dosen Akuntansi, terimakasih atas ilmu dan pengalaman yang telah diberikan pada penulis. 10. Pak Agus (TU Jurusan Akuntansi) dan Karyawan Fakultas Ekonomi yang telah banyak membantu proses kuliah hingga saat ini.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, serta saran yang membangun. Akhir kata semoga tulisan sederhana ini bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca.
Semarang, 21 Mei 2013
Nisitha Dyah Pramesti NIM. 7211409014
vii
SARI Pramesti, Nisitha Dyah. 2013. ”Analisis Perbandingan Manajemen Laba Sebelum dan Sesudah Reformasi Pajak Penghasilan Badan Tahun 2008 Pada Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2009-2010”. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs. Subowo, M.Si. II. Trisni Suryarini, S.E., M.Si. Kata Kunci: discretionary accrual, manajemen laba, perubahan tarif pajak badan, rekayasa akrual Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan melakukan manajemen laba dalam menanggapi perubahan tarif pajak badan pada tahun 2008, serta mengetahui tingkat discretionary accrual tertinggi terjadi pada tahun sebelum atau sesudah perubahan tarif pajak. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 perusahaan property dan real estate yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia yang melaporkan laporan keuangannya tahun 2009 dan 2010. Metode analisis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui nilai non-discretionary accrual dan uji beda T-test dengan menggunakan paired sample t-test sebagai alat uji beda tersebut. Uji beda T-test digunakan untuk menguji tingkat discretionary accrual antara sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak penghasilan Badan 2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 perusahanaan diperoleh nilai rata-rata discretionary accrual pada tahun sebelum perubahan tarif pajak (2009) sebesar -0,035 dan sesudah perubahan tarif (2010) sebesar -0,036. Nilai standar deviasi sebelum perubahan tarif (2009) sebesar 0,093 dan sesudah perubahan tarif (2010) sebesar 0,099, hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata perusahaan berusaha menurunkan labanya (income decreasing) setelah periode berlakunya penurunan tarif pajak badan di tahun 2010 dengan menggunakan konsep akrual. Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil dari pengujian empiris tidak menemukan adanya perbedaan yang signifikan antara rata-rata tingkat discretionary accrual pada tahun 2009 yang menggunakan tarif pajak 28%, dengan rata-rata tingkat discretionary accrual pada tahun 2010 yang menggunakan tarif pajak 25%. Dan nilai discretionary accrual yang tertinggi dilakukan pada periode sebelum perubahan tarif pajak badan. Hasil ini menunjukkan bahwa motivasi perpajakan dimana terjadi perubahan tarif pajak tidak berpengaruh terhadap tindakan manajemen laba. Dapat dikatakan bahwa perusahaan property dan real estate di Indonesia tidak melakukan rekayasa akrual dalam menanggapi perubahan tarif pajak badan tahun 2008.
viii
ABSTRACT Pramesti, Nisitha Dyah. 2013. ”Comparative Analysis of Earnings Management Before and After Income Tax Reform of 2008 Property and Real Estate Company in 2009-2010”. Undergraduate Thesis. Accounting Department. Faculty of Economics. State University of Semarang. Advisor Drs. Subowo, M.Si. Co. Advisor. Trisni Suryarini, S.E., M.Si. Keywords : discretionary accrual, earning management, change in corporate tax rate, accrual engineering The purpose of this study was to find out whether the companies conduct earning management in response to corporate tax rate changes in 2008, and to know the highest level of discretionary accruals in the year before or after the change in tax rates. The sample in this study was 30 property and real estate companies listed in the Indonesia Stock Exchange that report their financial statements in 2009 and 2010. The method of analysis in this study using multiple regression analysis to find out the value of non-discretionary accruals and test different T-test using a paired sample t-test as a test of the difference. Test of different T-test was used to test the level of discretionary accruals between before and after the reduction in income tax rate Agency 2008. The results showed that of the 30 companies obtained the average value of discretionary accruals in the year before the change in tax rate (2009) by -0.035 and after the rate change (2010) by -0.036. Standard deviation value before the change in rates (2009) at 0.093 and after the rate change (2010) at 0.099, indicating that on average companies tried to lower their profits (income decreasing) after the validity period corporate tax rate reduction in 2010 by using the concept of accrual . Based on the above results, it can be concluded that the results of empirical testing found no significant difference between the average level of discretionary accruals in the year 2009 that the tax rates of 28%, with an average level of discretionary accruals in the year 2010 that the tax rates of 25%. And the highest value of discretionary accruals made in the period before the change in corporate tax rates. These results suggest that the motivation of taxation where there is a change in tax rates have no effect on earning management actions. It can be said that the property and real estate companies in Indonesia did not do accrual engineering in response to change in corporate tax rates in 2008.
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................... iii PERNYATAAN ......................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ v KATA PENGANTAR ............................................................................... vi SARI ............................................................................................................ viii ABSTRACT ................................................................................................. ix DAFTAR ISI .............................................................................................. x DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 12 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 12 1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan ............................................................................... 14 2.2 Manajemen Laba ............................................................................ 16 2.3 Konsep Akrual ................................................................................ 26 2.4.1 Pengukuran Manajemen Laba Dengan Pendekatan Discretionary Acrual ............................................................ 28 2.4 Pajak ................................................................................................ 31 2.4.1 Perubahan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan Badan ....................................... 33 2.5 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 39 2.6 Kerangka Berpikir .......................................................................... 40 2.7 Perumusan Hipotesis ..................................................................... 43 x
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian ............................................................ 45 3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ...................... 45 3.3 Variabel Penelitian .......................................................................... 46 3.3.1 Total Laba Akrual ................................................................. 47 3.3.2 Perubahan Pendapatan (PPE) ................................................ 48 3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 49 3.5 Metode Analisis Data ...................................................................... 50 3.5.1 Uji Statistik Deskriptif .......................................................... 50 3.5.2 Uji Normalitas ....................................................................... 50 3.5.3 Uji Beda T-test ...................................................................... 50 3.6 Ukuran Discretionary Accrual......................................................... 51 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Data ......................................................................... 52 4.2 Hasil Statistik Deskriptif ................................................................ 52 4.3 Hasil Uji Normalitas ...................................................................... 59 4.4 Uji Hipotesis ................................................................................... 61 4.4.1 Periode Sebelum Perubahan Tarif Pajak Badan (2009) ........ 61 4.4.2 Periode Sesudah Perubahan Tarif Pajak Badan (2010) ......... 63 4.5 Uji Beda T-test Discretionary Accruals .......................................... 64 4.6 Pembahasan ..................................................................................... 66 4.6.1 Perbedaan Tingkat Discretionary Accrual ............................ 66 4.6.2 Discretionary Accrual Tertinggi ........................................... 68 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan .................................................................................... 75 5.2 Saran ............................................................................................... 76 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 77 LAMPIRAN .................................................................................................... 80
xi
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Perbedaan Undang-Undang Tarif PPh Badan 1983, 1994, 2000, 2008 ........................................................................................ 38 Tabel 3.1 Sampel Penelitian ............................................................................ 46 Tabel 4.1 Descriptive Statistics Total Accrual ................................................ 53 Tabel 4.2 Nilai Discretionary Accrual ............................................................ 55 Tabel 4.3 Descriptive Statistics Discretionary Accrual .................................. 58 Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 61 Tabel 4.5 Estimasi non-discretionary accrual tahun 2009 dengan model Jones yang telah dimodifikasi ................................. 62 Tabel 4.6 Estimasi non-discretionary accrual tahun 2010 dengan model Jones yang telah dimodifikasi .................................. 63 Tabel 4.7 Hasil Uji Beda Rata-rata Discretionary Accruals ........................... 65 Tabel 4.8 Hasil Uji Beda Signifikansi Discretionary Accrual ......................... 65
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ......................................................................... 43 Gambar 4.1 Uji Grafik DA 2009....................................................................... 59 Gambar 4.2 Uji Grafik DA 2010....................................................................... 60
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Uji Statistics Descriptive ............................................... 81 Lampiran 2 Hasil Uji Normalitas ............................................................... 82 Lampiran 3 Hasil Uji Regresi Koefisien DA 2009 .................................... 84 Lampiran 4 Hasil Uji Regresi Koefisien DA 2010 ................................... 85 Lampiran 5 Hasil Uji T-test ....................................................................... 86 Lampiran 6 Data Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2009 ........ 87 Lampiran 7 Data Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2010 ........ 95 Lampiran 8 Nilai Discretionary Accruals ................................................. 103 Lampiran 9 Perusahaan Property dan Real Estate yang memenuhi Kriteria (2009-2010) .......................................... 105 Lampiran 10 Laporan Keuangan PT. Cowell Development Tbk. ............ 106
xiv
BAB I PENDALUHUAN
1.1
Latar Belakang Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-
Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan untuk membayar pengeluaran umum (Suryarini dan Tarmudji, 2009). Pajak yang dibayarkan masyarakat kepada negara akan dikembalikan dalam bentuk pelayanan kepada masyarakat. Pajak digunakan pemerintah untuk pembuatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di suatu negara. Sehingga pajak adalah dari rakyat dan untuk rakyat. Besarnya pajak yang disetorkan oleh Wajib Pajak Badan tergantung pada besarnya laba yang dihasilkan tiap tahunnya. Informasi yang terkandung dalam laba (earnings) memiliki peran penting dalam menilai kinerja perusahaan. Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan laba (sustainable earnings) di masa depan, yang ditentukan oleh komponen akrual dan kas, dan dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Melihat betapa penting peran laba bagi investor maupun pihak lain
sebagai
pengguna laporan keuangan, tidak mengherankan pihak manajemen perusahaan melakukan manajemen laba demi menarik investor. Berbagai penelitian menggunakan bermacam-macam pendekatan (proksi) untuk menilai kualitas laba atau mendeteksi manajemen laba (Wiryandari, dalam Anggreani, 2011).
1
2
Besarnya laba ini digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Laba yang besar dapat menunjukkan kinerja yang baik dari suatu perusahaan. Namun, besarnya laba ini akan mempengaruhi setoran pajak dari perusahaan tersebut. Kondisi inilah yang sering membuat pihak manajemen melakukan praktek manajemen laba pada laporan keuangan mereka. Meminimalkan beban pajak adalah sebuah tindakan manajemen laba yang digunakan untuk meminimalkan besarnya setoran pajak suatu perusahaan. Bisnis property dan real estate di Indonesia berkembang cukup pesat pada dekade terakhir ini. Dapat dilihat dari banyaknya pembangunan besar-besaran gedung-gedung perkantoran, pertokoan, perumahan serta apartemen yang semakin menjamur di beberapa daerah di Indonesia. Bisnis property dan real estate berkembang cukup pesat dikarenakan kebutuhan manusia akan tempat hunian merupakan kebutuhan dasar. Setiap orang menginginkan sebuah hunian yang nyaman sesuai dengan harapan mereka. Selain itu perkantoran pun membutuhkan gedung untuk menjalankan usaha mereka. Serta semakin berkembangnya iklim perekenomian di Indonesia yang mendorong para pebisnis untuk melakukan usaha jual beli, maka mereka membutuhkan ruko atau toko untuk jalannya usaha. Salah satu sebab bisnis property dan real estate berkembang pesat selain akan kebutuhan papan manusia, alternatif kepemilikan property cukup mudah. Untuk membeli sebuah property tidak harus menggunakan uang cash, namun sekarang banyak jasa pemberian kredit untuk jual beli property. Kemudahan inilah yang semakin menguatkan masyarakat untuk membeli produk-produk property yang semakin banyak ditawarkan oleh para pengembang. Selain itu
3
property merupakan bentuk investasi yang baik, karena harga property tiap tahunnya akan semakin naik. Perkembangan usaha atau bisnis yang semakin marak dan peredaran uang yang ada dalam bisnis property dan real estate ini tentu membuat pemerintah berpikir untuk menarik pajak yang dari sektor ini lebih besar. Beberapa jenis pajak berkaitan erat dengan bisnis property dan real estate, yaitu Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolahan Hak Atas Tanah dan Bangunan dan Bea Materai. Belum termasuk pajak daerah yang mungkin dikenakan tergantung pada regulasi masing-masing daerah yang berbeda kebijakannya. (Budinugroho, 2010) Disamping itu, perkembangan bisnis property dan real estate ini semakin membuat kompleksnya masalah dalam transaksi yang berkaitan dengan usaha atau bisnis property. Semakin banyak variasi atau model transaksi yang terjadi sehingga
berpengaruh juga terhadap implikasi perpajakannya. Hal ini juga
menjadi pertimbangan bagi manajemen perusahaan untuk melakukan usaha manajemen laba untuk memperkecil besarnya pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Manajemen laba dapat dilakukan dengan basis yang ada dalam akuntansi. Transaksi akrual memberikan kebebasan pada manajer untuk menentukan jumlah transaksi secara fleksibel yaitu dengan menaikkan atau menurunkan porsi laba rugi dan neraca. Efisiensi beban pajak lebih menguntungkan memilih basis akrual
4
karena biaya administrasi dan umum dibebankan pada saat timbulnya kewajiban (Suandy, 2006, dalam Hamzah) Manajemen dapat melakukan manajemen laba menggunakan model akrual. Penggunaan discretionary accrual pada laporan keuangan menyebabkan manajemen dapat merekayasa laba yang disajikan. Manajemen yang melakukan manajemen laba akan mendapatkan beberapa keuntungan pribadi. Tujuan yang akan dicapai manajemen melalui manajemen laba antara lain untuk memperoleh bonus dan kompensasi lain, untuk mempengaruhi keputusan pelaku pasar modal, untuk menghindari pelanggaran perjanjian hutang, dan untuk menghindari biaya politik (Wulandari, dkk, 2004). Selain itu manajemen laba juga dilakukan untuk menghindari besarnya pembayaran pajak. Sehingga manajemen sering kali melakukan rekayasa laba untuk memperkecil besarnya pajak yang dibayarkan oleh perusahaan. Manajemen laba dapat dideteksi dengan beberapa cara yaitu menggunakan beban pajak tangguhan dan menggunakan discretionary accrual. Deteksi manajemen laba dengan menggunakan beban pajak tangguhan dikarenakan adanya perbedaan antara laba akuntansi (book income) dengan laba fiskal (taxable income) yang cenderung membuat perusahaan untuk mengelola labanya. Sedangkan deteksi manajemen laba menggunakan discretionary accrual terjadi karena adanya keleluasaan manajemen untuk menentukan jumlah transaksi secara fleksibel yaitu dengan menaikkan atau menurunkan porsi laba rugi dan neraca. Perbedaan antara laba akuntansi (book income) dengan laba fiskal (taxable income) membuat perusahaan memiliki kecenderungan untuk mengelola labanya
5
agar terhindar dari biaya pajak yang tinggi. (Hadimukti, 2012). Salah satu cara untuk mendeteksi adanya pengelolaan laba perusahaan ini yaitu menggunakan komponen beban pajak tangguhan. Phillips, et. al (2004) dalam Irreza dan Yulianti (2010)
memecah komponen beban pajak tangguhan ke dalam 8
komponen yaitu, (1) akrual dan pencadangan atas pendapatan dan beban, (2) kompensasi terkait dengan kewajiban pasca imbalan kerja, (3) depresiasi atas aset berwujud, (4) penilaian aset lainnya, (5) poin lain -lain, (6) unrealized gains or losses from securities, (7) tax carryforwards, (8) valuation allowance account. Deteksi manajemen laba menggunakan beban pajak tangguhan terdapat kemungkinan terjadi bias apabila menggeneralisasi seluruh beban pajak tangguhan sebagai komponen diskresioner. Hal ini disebabkan beban pajak tangguhan dapat timbul karena perbedaan yang tidak dapat dihindari antara standar akuntansi dan pajak. (Yulianti, 2005). Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 22 (SAK, 2007) menyatakan laporan keuangan disusun dengan menggunakan basis akrual. Standar Akuntansi Keuangan mengharuskan penggunaan dasar akrual untuk penyusunan laporan keuangan. Dalam prosesnya, konsep akrual ini memungkinkan adanya perilaku manajer untuk melakukan rekayasa laba guna menaikkan atau menurunkan porsi angka akrual dalam laporan laba rugi. (Sulistyanto, 2003, dalam Hamzah). Total akrual dibagi menjadi 2 komponen yaitu discretionary accrual dan non-discretionary accrual. Namun, Bernard dan Skinner (1996) dalam Djamaluddin dkk (2007) menyatakan deteksi manajemen laba menggunakan discretionary accrual juga memiliki potensi kesalahan dalam
6
pendeteksiannya. Kesalahan tersebut disebabkan oleh kesalahan pengklasifikasian akrual total kedalam bentuk discretionary accrual dan non-discretionary accrual, sehingga penggunaan model akrual menjadi tidak tepat. Mulai tahun pajak 2009, tarif PPh Badan menganut sistem tarif tunggal atau single tax yaitu 28% dan akan menjadi 25% pada tahun 2010. Jadi berapapun penghasilan kena pajaknya, tarif yang dikenakan adalah satu yaitu 28% atau 25%. Selain itu, bagi perusahaan yang masuk bursa (go public) diberikan penurunan tarif sebesar 5% dari tarif normal dengan syarat lainnya. Sehingga pada tahun pajak 2009 tarif perusahaan yang masuk bursa (go public) sebesar 23% dan pada tahun pajak 2010 sebesar 20% (Wijaya dan Martani, 2011). Penurunan tarif pajak ini akan sangat menguntungkan bagi perusahaan, terutama pada perusahaan yang masuk bursa (go public). Karena tarif yang dikenakan pada perusahaan go public lebih kecil dari pada badan usaha yang tidak masuk bursa. Sehingga tidak menutup kemungkinan banyak terjadi tindakan manajemen laba pada perusahaan yang masuk bursa (go public). Namun, tidak menutup kemungkinan juga perusahaan-perusahaan yang belum masuk bursa juga melakukan tindakan manajemen laba dalam laporan keuangannya. Perbaikan-perbaikan di bidang perpajakan selalu dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan juga untuk optimalisasi pendapatan negara. Reformasi di bidang perpajakan secara garis besar bertujuan untuk optimalisasi penerimaan yang berkeadilan, meliputi: (1) perluasan tax base dan stimulus fiskal, (2) meningkatkan kepatuhan perpajakan melalui layanan prima dan penegakan hukum secara konsisten, (3) efisiensi administrasi berupa
7
penerapan sistem dan administrasi andal dan pemanfaatan teknologi tepat guna, (4) terbentuknya citra yang baik dan tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi, melalui kapasitas SDM yang professional, budaya organisasi yang kondusif, pelaksanaan good governance (Abimanyu, 2009). Penurunan besarnya tarif pajak ini menjadi motivasi Wajib Pajak Badan melakukan manajemen laba. Salah satu upaya yang dilakukan manajemen untuk memperoleh keuntungan dari adanya penurunan tarif pajak badan ini adalah tax shifting yaitu dengan memindahkan laba tahun sebelum perubahan tarif pajak badan ke tahun sesudah perubahan tarif pajak. Menurut akuntansi hal ini dapat diterima karena akuntansi menggunakan prinsip accrual basis dimana pada dasarnya basis akrual digunakan untuk pengakuan pendapatan (revenue) dan beban (expense) yang dilakukan pada periode dimana seharusnya pendapatan dan beban tersebut terjadi tanpa memperhatikan waktu penerimaan/pengeluaran kas dari pendapatan/beban yang bersangkutan. (Wijaya dan Martani, 2011) Phillips, et al (2004) dalam Irreza dan Yulianti (2010) meyakini bahwa manajamen laba tercipta akibat diskresi yang dilakukan oleh manajer terhadap pilihan akuntansi dan arus kas dari aktivitas operasi. Phillips meyakini bahwa aktivitas manajemen laba dengan membesarkan laba menurut akuntansi adalah manajemen laba yang memaksimalkan laba tanpa harus meningkatkan biaya terkait dengan pajak perusahaan tersebut. Penelitian Phillips menggunakan perubahan kewajiban pajak tangguhan bersih sebagai proksi perbedaan laba menurut akuntansi dengan perpajakan.
8
Dechow, dkk (2011) mengatakan bahwa akuntansi akrual harus diubah tiap periode. Perubahan ini dapat meningkatkan test power sampai 40% dan dapat mengurangi terjadinya accounting earning management. Perubahan metodemetode akuntansi baiknya sering dilakukan agar perusahaan-perusahaan tidak melakukan earning management. Penelitian mengenai penurunan tarif pajak badan sudah cukup banyak dilakukan. Hidayati dan Zulaikha (2003) melakukan penelitian mengenai adanya perilaku earning management menggunakan pendekatan discretionary accrual. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perubahan Undang-Undang Perpajakan tahun 2000 tidak direspon oleh Wajib Pajak Badan untuk melakukan earning management
dengan tujuan untuk meminimumkan beban pajak penghasilan
perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya perbedaan discretionary accrual
pada tahun 2000 dan 2001, dan hal ini diinterpretasikan bahwa
perusahaan tidak menunda pelaporan laba tahun 2000 dan menggesernya ke tahun 2001 dalam merespon Undang-Undang Perpajakan 2000 tersebut. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan Subagyo dan Oktavia (2010) yang mengindikasikan adanya praktek manajemen laba menanggapi penurunan tarif pajak badan tahun 2008. Penelitian Subagyo dan Oktavia (2010) ini membuktikan bahwa perusahaan merespon penurunan tarif pajak badan di tahun 2008 ini dengan melakukan manajemen laba. Subagyo dan Oktavia (2010) juga menyatakan bahwa hanya perusahaan yang mendapatkan laba (profit firm) sajalah yang melakukan praktek manajemen laba. Perusahaan yang mengalami kerugian (loss firm) dibebaskan dari pembayaran pajak dan dapat
9
mengkompensasikan kerugiannya maksimal dalam kurun waktu lima tahun sesuai dengan peraturan perpajakan di Indonesia. Wijaya dan Martani (2011) juga mengindikasikan bahwa perusahaan melakukan praktek manajemen laba dalam pelaporan keuangannya menanggapi penurunan tarif pajak di tahun 2008. Namun, yang membedakan penelitian Wijaya dan Martani (2011) dengan penelitian Subagyo dan Oktavia (2010) yaitu Wijaya mengatakan bahwa tidak hanya perusahaan yang mendapatkan laba (profit firm) sajalah yang melakukan tindakan manajemen laba, namun perusahaan yang mengalami kerugian (loss firm) juga melakukan hal tersebut. Perusahaan yang mendapat laba (profit firm) melakukan praktik manajemen laba yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang mengalami kerugian (loss firm). Hal ini terlihat dari tingkat rata-rata discretionary accrual perusahaan yang memperoleh laba lebih negatif (rendah) bila dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami kerugian. Hal ini
dikarenakan perusahaan yang mengalami kerugian dapat
dibebaskan dari pembayaran pajak dan boleh mengkompensasikan kerugiannya maksimal dalam kurun waktu maksimal 5 (lima) tahun sesuai dengan peraturan perpajakan di Indonesia. Subagyo dan Oktavia (2010) mengatakan penelitian yang pernah dilakukan oleh Hidayati dan Zulaikha (2003) yang tidak dapat menemukan adanya manajemen laba dalam rangka merespon penurunan tarif pajak di Indonesia. Kelemahan dari penelitian tersebut menurut Subagyo dan Oktavia (2010) terletak pada metode penelitiannya, yaitu mereka hanya menggunakan uji beda dalam mendeteksi manajemen laba, padahal dibutuhkan pengujian statistik yang lebih
10
mendalam untuk mendeteksi perilaku manajemen laba tersebut.
Selain itu,
penentuan tahun yang menjadi sorotan dalam penelitian Hidayati dan Zulaikha (2004) dianggap kurang tepat, karena mereka berasumsi bahwa perusahaan akan melakukan manajemen laba pada tahun setelah diberlakukannya perubahan tarif pajak.
Seharusnya tahun yang menjadi sorotan dalam penelitian mereka adalah
tahun sebelum diefektifkannya perubahan tarif pajak, karena jika manajer berupaya untuk memaksimalkan nilai perusahaan dengan meminimalkan beban pajak, maka perubahan tarif ini akan memberikan insentif bagi manajer untuk melakukan rekayasa laba perusahaan pada tahun sebelum diefektifkannya perubahan tarif pajak. Penelitian yang dilakukan oleh Yamashita dan Otogawa (2007) meneliti tentang pengaruh publikasi perubahan Undang-Undang tarif pajak penghasilan badan terhadap perusahaan Jepang. Penelitian ini membuktikan terdapat signifikansi negatif discretionary accrual untuk tahun sebelum penurunan tarif pajak. Hal ini membuktikan bahwa manager perusahaan menunda penghasilan dalam menanggapi perubahan Undang-Undang Perpajakan yang digunakan untuk meminimalkan biaya pajak penghasilan badan. Beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya mengenai adanya indikasi manajemen melakukan manajemen laba sebagai respon dari penurunan tarif pajak, terdapat perbedaan yaitu antara penelitian yang dilakukan oleh Subagyo dan Oktavia (2010) serta Wijaya dan Martani (2011) berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayati dan Zulaikha (2004). Adanya perbedaan hasil penelitian inilah yang membuat peneliti ingin meneliti kembali
11
mengenai tindakan manajemen laba sebagai respon penurunan tarif pajak tahun 2008. Dan untuk mengetahui apakah perusahaan melakukan pemindahan laba pada tahun sebelum diberlakukannya tarif pajak baru (28%) atau sesudah penerapan tarif pajak baru (25%). Objek dalam penelitian ini yaitu perusahaan property dan real estate. Bisnis property dan real estate di Indonesia tidak mudah terpengaruh oleh krisis ekonomi global. Hal ini terbukti pada tahun 2008 saat terjadi krisis ekonomi global, bisnis property dan real estate di Indonesia tidak mengalami penurunan yang cukup berarti. Selain itu, jumlah permintaan dari masyarakat akan kebutuhan property dan real estate cukup tinggi, sehingga persaingan antar perusahaan property dan real estate cukup ketat. Jumlah dari perusahaan property dan real estate pun semakin bertambah jumlahnya. Terdapat 1300 perusahaan property dan real estate yang tergabung menjadi anggota Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (REI). Banyaknya jumlah perusahaan property dan real estate dan semakin ketatnya persaingan tidak menutup kemungkinan banyak terjadi manajemen laba dalam pelaporan keuangannya. Selain itu objek yang dipilih merupakan perusahaan property dan real estate yang telah masuk bursa (go public). Perusahaan go public dipilih karena mempertimbangkan bahwa tarif pajak yang dibebankan berbeda dengan badan usaha lainnya. Pada perusahaan yang masuk bursa diberi potongan 5% dari tarif normal dengan syarat lainnya. Sehingga kemungkinan tindakan manajemen laba banyak terjadi pada perusahaan go public.
12
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan Manajemen Laba Sebelum Dan Sesudah Reformasi Pajak Penghasilan Badan Tahun 2008 Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Tahun 2009-2010”.
1.2 Rumusan Masalah Penurunan tarif pajak penghasilan badan dinilai akan mempengaruhi laporan keuangan suatu perusahaan. Hal ini memotivasi manajemen untuk melakukan manajemen laba dengan menggunakan discretionary accrual. Berdasarkan
latar belakang masalah diatas, maka permasalahan pada
penelitian ini adalah: 1.
Apakah adanya perubahan tarif pajak badan yang diatur dalam UU No. 36 tahun 2008 berpengaruh dalam perilaku manajemen untuk melakukan tindakan earning management melalui discretionary accrual pada tahun 2009 dan 2010?
2.
Apakah tingkat discretionary accrual lebih tinggi pada saat sebelum perubahan tarif pajak (2009) ataukah pada saat setelah perubahan tarif pajak (2010)?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan permasalahan diatas maka tujuan penelitian ini adalah:
13
1.
Untuk menguji apakah dengan adanya penurunan tarif pajak penghasilan Badan 2008 akan direspon oleh wajib pajak Badan untuk melakukan manajemen laba.
2.
Untuk memperoleh bukti empiris tentang ada tidaknya perbedaan tingkat discretionary accrual pada periode sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak penghasilan Badan 2008.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini : 1.4.1. Manfaat teoritis Penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran berdasarkan disiplin ilmu yang di dapat selama perkuliahan dan merupakan media latihan dalam memecahkan secara ilmiah. Dari segi ilmiah, diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang akuntansi. 1.4.2. Manfaat praktis 1.
Dapat memberikan masukan kepada pemerintah untuk memperbaiki sistem akuntansi perpajakan agar mengurangi tindak kecurangan pada wajib pajak.
2.
Memberi masukan kepada perusahaan untuk tidak melakukan tindakantindakan kecurangan yang dapat merugikan Negara.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Teori Keagenan Teori keagenan (agency theory) dapat menjelaskan bagaimana timbulnya
manajemen laba. Teori keagenan (agency theory) merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Teori tersebut berakar dari sinergi teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan teori organisasi. Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (prinsipal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama yang disebut ”nexus of contract”. Jensen dan Meckling (1976) dalam Endrianto (2010)
menjelaskan
hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak (nexus of contract) antara pemilik sumber daya ekonomis (principal) dan manajer (agent) yang mengurus penggunaan dan pengendalian sumber daya tersebut. Menurut Meisser, et al., (2006:7) hubungan keagenan ini mengakibatkan dua permasalahan yaitu : (a) terjadinya informasi asimetris (information asymmetry), dimana manajemen secara umum memiliki lebih banyak informasi mengenai posisi keuangan yang sebenarnya dan posisi operasi entitas dari pemilik; dan (b) terjadinya konflik kepentingan (conflict of interest) akibat ketidaksamaan tujuan, dimana manajemen tidak selalu bertindak sesuai dengan kepentingan pemilik.
14
15
Menurut Eisenhard (1989) dalam Endrianto (2010), teori keagenan dilandasi oleh 3 (tiga) buah asumsi yaitu : 1. Asumsi tentang sifat manusia Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa manusia memiliki sifat untuk mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded rationality), dan tidak menyukai risiko (risk aversion) 2. Asumsi tentang keorganisasian Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota organisasi, efisiensi sebagai kriteria produktivitas, dan adanya Asymmetric Information (AI) antara prinsipal dan agen. 3. Asumsi tentang informasi. Asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi dipandang sebagai barang komoditi yang bisa diperjual belikan. Masalah
yang
kemudian
timbul
dalam
teori
agensi
adalah
ketidaklengkapan informasi yaitu ketika tidak semua keadaan diketahui oleh kedua belah pihak, hal inilah yang disebut dengan asimetri informasi (asymetry information). Terdapat dua tipe asimetri informasi, yaitu: 1. Adverse Selection Adverse selection adalah tipe informasi asimetri di mana satu orang atau lebih pelaku transaksi bisnis atau transaksi usaha informasi lebih atas yang lain.
yang potensial mempunyai
Adverse selection ini dapat terjadi karena
beberapa orang seperti manajer dan para pihak internal perusahaan lainnya
16
lebih mengetahui kondisi saat ini dan prospek ke depan suatu perusahaan daripada para investor. 2. Moral Hazard Moral hazard adalah suatu tipe asimetri informasi dimana satu orang atau lebih pelaku bisnis atau transaksi potensial yang dapat mengamati kegiatan-kegiatan mereka secara penuh dibandingkan dengan pihak lain. Moral hazard ini dapat terjadi karena adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian sehingga principal tidak dapat mengamati seluruh aksi manajer yang mungkin berbeda dengan apa yang diinginkan principal. Penelitian oleh Richardson dalam Anggraeni (2011) menunjukkan adanya hubungan antara asimetri informasi dengan manajemen laba. Kesimpulan dari penelitian tersebut menyatakan bahwa semakin tinggi asimetri informasi, stakeholders akan semakin tidak memiliki akses untuk memantau tindakan manajer, hal inilah yang pada akhirnya menjadi sebuah kesempatan bagi manajemen untuk melakukan praktik manajemen laba untuk kepentingan pribadi. Asimetri informasi ini akan mendorong manajer untuk menyajikan informasi yang manipulatif, terutama ketika informasi itu merupakan cerminan dari kinerjanya. Ketertarikan prinsipal pada hasil yang diperoleh oleh agen mereka dan ditambah dengan adanya asimetri informasi kemudian akan semakin memberikan keleluasaan manajer dalam melakukan manajemen laba. 2.2
Manajemen Laba Berdasarkan Statement of Financial Concept dalam Anggraeni (2011)
menyatakan bahwa sasaran utama pelaporan keuangan adalah informasi tentang
17
prestasi-prestasi perusahaan yang disajikan melalui pengukuran laba dan komponen-komponennya. SFAC juga menyatakan bahwa informasi laba mempunyai manfaat dalam menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang, memprediksi laba, dan menaksir resiko dalam investasi. Menurut Belkaouli dalam Ma’ruf (2006) laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi periode tersebut dan biaya historis yang sepadan dengannya. Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi : 1. Pembuatan kebijakan dividen dan penahanan laba suatu perusahaan. 2. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu investasi dan pedoman pengambilan keputusan. 3. Laba dipandang sebagai suatu peralatan prediktif yang membantu dalam peramalan laba mendatang dan peristiwa ekonomi yang akan datang. Kondisi keuangan perusahaan tercermin pada laporan keuangan, karena dalam laporan keuangan memuat informasi mengenai kinerja manajemen, laporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan juga menunjukkan sejauh mana kinerja manajemen dan merupakan sumber dalam mengevaluasi kinerja manajemen. Besarnya laba perusahaan dijadikan parameter utama dalam laporan keuangan perusahaan. Hal inilah yang dapat menimbulkan motivasi bagi manajemen untuk melakukan tindakan menyimpang, salah satunya
18
adalah tindakan manajemen laba. Manajemen laba merupakan tindakan manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi dari suatu standar tertentu untuk mempengaruhi laba yang akan terjadi seperti yang mereka inginkan melalui pengelolaan faktor internal yang dimiliki atau digunakan perusahaan. Berdasarkan penelitian Scott (2000) dalam Sitorus (2010) mendefinisikan earnings management sebagai pilihan yang dilakukan oleh manajemen dalam menentukan kebijakan akuntansi untuk mencapai beberapa tujuan tertentu. Menurut Schipper (1989) dalam Rahmawati dkk. (2006) yang menyatakan bahwa manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan privat (sebagai lawan untuk memudahkan operasi yang netral dari proses tersebut). Schroeder dan Clark (1998: 244) mengartikan manajemen laba (earnings management) sebagai upaya-upaya manajemen untuk mempengaruhi laba bersih yang dilaporkan saat ini. Secara lebih tegas, Fischer dan Rosenzweig (1995: 436) mengartikan
manajemen
laba
sebagai
tindakan-tindakan
manajer
yang
dimaksudkan untuk memperbesar atau memperkecil laba bersih yang dilaporkan sekarang tanpa menimbulkan kenaikan atau penurunan profitabilitas ekonomik perusahaan dalam jangka panjang. Definisi ini secara implisit memberikan gambaran bahwa manajemen laba sebenarnya hanyalah tindakan manajer untuk menggeser periode pengakuan laba, dengan cara memperbesar atau memperkecil laba yang diakui sekarang, tanpa mempengaruhi total laba atau profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang.
19
Earning management merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan (mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit dimana manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomis jangka panjang unit tersebut. (Sugiri, 1998). Surfiah (1999) memberikan pendapat mengenai dampak tindakan manajemen laba terhadap kredibilitas perusahaan. Tindakan manajemen laba dapat mengurangi kredibilitas perusahaan apabila laporan tersebut digunakan untuk pengambilan keputusan, karena laporan keuangan merupakan sarana komunikasi antara manajemen perusahaan dengan pihak eksternal perusahaan. Apabila tindakan manajemen laba ini terungkap maka akan mengurangi kepercayaan investor terhadap kredibilitas perusahaan. Dari beberapa definisi yang telah diungkapkan penulis tindakan manajemen laba sengaja dilakukan oleh manajemen untuk mengatur laba dalam upaya untuk mencapai tujuan tertentu. Manajemen laba dapat dipraktekkan untuk tujuan: a. Menaikkan laba b. Menurunkan laba c. Meratakan laba (income smoothing) Bukti empiris menunjukkan perusahaan yang besar cenderung memilih metode akuntansi yang menurunkan keuntungan (biasanya berbasis politycal cost hypothesis). Perusahaan yang cenderung memiliki masalah kesulitan keuangan memilih metode akuntansi yang menaikkan keutungan (biasanya berbasis debtequity method). Manajer yang bekerja pada perusahaan yang menerapkan bonus
20
cenderung memilih metode akuntansi yang menaikkan keuntungan (bonus-plan hypothesis) Magnan dan Cormier (1997: 9) membagi motivasi manajemen laba tersebut ke dalam tiga kelompok, yaitu a. motivasi untuk meminimumkan biaya politis (political costs minimization), b. memaksimumkan kesejahteraan manajer (manager wealth maximization), c. meminimumkan biaya keuangan (minimization of financial costs). Watts dan Zimmerman (1986: 122) mengklasifikasikan motivasi manajemen laba ke dalam empat kelompok, yaitu a. motivasi untuk mendapatkan bonus dan kompensasi lainnya, b. mempengaruhi keputusan pelaku pasar modal, c. menghindari pelanggaran perjanjian utang (debt covenant), d. menghindari biaya politik (political costs). Hampir sama dengan Magnan dan Cormier serta Watts dan Zimmerman, Healy dan Wahlen (1998) membagi motivasi yang mendasari manajemen laba ke dalam tiga kelompok, yaitu motivasi pasar modal (capital market motivations), motivasi kontrak (contracting motivations), dan motivasi regulasi (regulatory motivations). Secara lebih luas, Setiawati dan Na’im (2000:
426-430)
menyebutkan bahwa motivasi dan kepentingan dari manajemen laba adalah motivasi untuk mencapai kompensasi manajemen yang dikaitkan dengan laba akuntansi, mempengaruhi harga saham di pasar modal. Menurut Wedari (2004) aktivitas laba dapat terjadi karena tiga faktor yaitu, pemanfaatan transaksi akrual, perubahan metode akuntansi dan penerapan
21
suatu kebijakan. Scott (2000) mengemukakan beberapa motivasi terjadinya manajemen laba sebagai berikut: a.
Motivasi Program Bonus Motivasi program bonus ini merupakan tindakan manajemen untuk mengelola laba bersih untuk memaksimalkan bonus mereka (manajemen) berdasarkan program kompensasi perusahaan. Menurut Healy (1985) jika pada suatu tahun tertentu laba bersih perusahaan rendah (di bawah bogey) maka tindakan manajer adalah menurunkan pendapatan, sehingga laba perusahaan akan menjadi lebih rendah (taking a bath) yang bermaksud untuk mencapai bonus pada tahun berikutnya. Sedangkan jika pada satu tahun tertentu laba bersih perusahaan tinggi (diatas cap) maka tindakan yang dilakukan manajer adalah menurunkan pendapatan, sehingga laba perusahaan akan menjadi lebih rendah. Tindakan ini dilakukan karena manajer tidak akan mendapatkan bonus yang lebih tinggi dari target yang telah ditentukan. Intinya manajer akan melakukan manajemen laba pada saat laba bersih berada diantara bogey dan cap.
b.
Motivasi Politik (Political Motivations) Perusahaan besar yang aktivitasnya berhubungan dengan publik atau perusahaan yang bergerak dalam industri strategis seperti minyak dan gas akan sangat mudah untuk diawasi. Perusahaan seperti ini cenderung untuk mengelola labanya. Pada perioda kemakmuran perusahaan menggunakan prosedur dan praktik-praktik akuntansi yang meminimalkan laba bersih
22
perusahaan.
Sebaliknya,
publik
akan
mendorong
pemerintah
untuk
meningkatkan peraturan untuk menurunkan profitabilitas mereka. c.
Motivasi Perpajakan (Taxation Motivations) Motivasi penghematan pajak menjadi motivasi manajemen laba yang paling nyata. Namun demikian, kewenangan pajak cenderung untuk memaksakan aturan akuntansi pajak sendiri untuk menghitung pendapatan kena pajak. Guenther (1994) menginvestigasi pengaruh publikasi TRA terhadap perusahaan di Amerika. Guenther mengevaluasi perusahaan yang tidak mengalami
net
operating
loss. Penelitian
Guenther
tidak
berhasil
membuktikan bahwa satu periode sebelum berlakunya TRA 1986, perusahaan melakukan penurunan akrual untuk memaksimalkan penghematan pajak. Tetapi penelitian Guenther berhasil membuktikan bahwa tingkat akrual perusahaan besar relatif lebih rendah dibanding tingkat akrual perusahaan kecil. Berikutnya, tingkat akrual perusahaan dengan leverage utang yang tinggi relatif lebih tinggi dibanding perusahaan dengan leverage utang rendah. Kegagalan Guenther untuk membuktikan bahwa penurunan pajak dapat mempengaruhi kebijakan akrual perusahaan ini mungkin disebabkan penelitian tersebut tidak memperhitungkan keterbatasan manajer untuk memanipulasi akrual. d.
Motivasi Perubahan Chief Executife Officer (Changes of CEO Motivations) Manajemen laba juga terjadi disekitar waktu pergantian CEO. Hipotesis program bonus memprediksi bahwa ketika waktu mendekati pengunduran diri CEO maka tindakan yang dilakukan adalah memaksimalkan laba untuk
23
meningkatkan bonus mereka. Sedangkan CEO yang kinerjanya buruk akan melakukan manajemen laba untuk memaksimalkan laba mereka dengan tujuan mencegah atau menunda pemberhentian mereka. Motivasi melakukan manajemen laba juga dapat dilakukan oleh CEO baru, terutama jika cost dibebankan pada tahun transisi, melalui penghapusan operasi yang tidak diinginkan atau divisi yang tidak menguntungkan. e.
Initial Public Offering (IPO) Perusahaan yang akan go public belum memiliki nilai pasar, dan menyebabkan manajer perusahaan yang akan go public melakukan manajemen laba dalam prospektus mereka. Nampaknya informasi akuntansi keuangan yang dimasukkan dalam prospektus bermanfaat sebagai sumber informasi. Terdapat kemungkinan bahwa manajer perusahaan yang go public akan mengelola prospektusnya dengan harapan dapat menaikkan harga saham.
f.
Motivasi Perjanjian Utang (Debt Covenents Motivations) Manajemen laba dengan tujuan untuk memenuhi perjanjian utang timbul dari kontrak utang jangka panjang. Perjanjian utang bertujuan melindungi peminjam terhadap tindakan manajer. Pelanggaran terhadap covenant mengakibatkan cost yang tinggi terhadap perusahaan, oleh karena itu manajer berusaha untuk menghindari terjadinya pelanggaran terhadap covenant. Menurut Lev (2003) dalam Sulistiawan, et al (2011) menyatakan bahwa
indikasi adanya praktik manajemen laba dapat dibuktikan dengan bukti langsung dan bukti tidak lansung. Bukti langsung diantaranya mengacu frack litigation atau
24
penyajian
kembali
laporan
keuangan
(corporate
earning
restatements).
Sementara, pembuktian dengan bukti tidak langsung dapat menggunakan beberapa model studi empiris. Pada prinsipnya, walaupun angka yang disajikan dalam laporan keuangan adalah fakta, nilainya bisa saja merupakan imajinasi dari penyusunnya, mengingat kebijakan akuntansi yang berbeda bisa menghasilkan nilai laba yang berbeda. Mohanram (2003) dalam Sulistiawan, et al (2011) membagi deteksi manajemen laba menjadi 2 cara, yaitu: 1.
Deteksi Manajemen Laba Secara Kualitatif Deteksi manajamen laba secara kualitatif dapat dilakukan dalam beberapa tahapan sebagai berikut: a. Mengidentifikasi kebijakan akuntansi utama yang digunakan oleh sebuah perusahaan atau industri. b. Menilai penggunaan fleksibilitas akuntansi perusahaan, yaitu seberapa fleksibel perusahaan menerapkan kebijakan akuntansinya. c. Menilai strategi yang dijalankan perusahaan, yaitu sejauh manakah perbedaan kebijakan akuntansi perusahaan yang sedang dijalankan dengan kebijakan akuntansi perusahaan lain. d. Menilai kualitas pengungkapan perusahaan, yaitu dengan menilai apakah perusahaan telah menyediakan informasi yang memadai untuk menilai strategi dan memahami kondisi ekonomi dari kegiatan operasinya. e. Mengidentifikasi adanya potensi permasalahan akuntansi (potencial red flag).
25
2.
Deteksi Manajemen Laba Secara Kuantitatif Manajamen laba secara kuantitatif dibagi menjadi dua kategori, yaitu manajemen laba melalui kebijakan akuntansi dan manajemen laba melalui aktivitas riil. a. Deteksi manajemen laba melalui kebijakan akuntansi Manajemen laba melalui kebijakan akuntansi merujuk pada permainan angka laba yang dilakukan menggunakan teknik dan kebijakan akuntansi. Fokus pada deteksi ini yaitu terletak pada penjelasan model-model deteksi manajemen laba yang banyak digunakan dalam riset empiris. Modelmodel tersebut diantaranya adalah Jones Model (1991), Modified Jones Model (1995), Kasznik Model (1999), dan Performance-Matched Discretionary Model yang dikemukakan oleh Kothari dkk (2005). b. Deteksi manajemen laba melalui aktivitas riil Manajemen laba melalui aktivitas riil merujuk pada permainan angka laba yang dilakukan melalui aktivitas-aktivitas yang berasal dari kegiatan bisnis normal atau yang berhubungan dengan kegiatan operasional, misalnya menunda kegiatan promosi produk atau mempercepat penjualan dengan pemberian
diskon
besar-besaran.
Roychowdhury
(2006)
dalam
Sulistiawan, et al (2011) menyatakan bahwa manajemen laba melalui aktivitas riil dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu: 1.) Memanipulasi penjualan atau meningkatkan penjualan secara tidak wajar (sales manipulation). Penjualan secara tidak wajar dapat dilakukan dengan cara memberikan diskon besar-besaran atau dengan
26
memberikan syarat kredit ringan. Akibatnya perusahaan dapat meningkatkan penjualan selama tahun berjalan sehingga akan meningkatkan nilai laba kotornya. 2.) Mengurangi pengeluaran diskresioner. Pengeluaran diskresioner seperti biaya riset dan pengembangan, biaya iklan, dan biaya pemeliharaan dibebankan pada periode terjadinya. Dengan begitu, perusahaan
dapat
mengurangi
biaya
yang
dilaporkan
dan
meningkatkan laba dengan mengurangi pengeluaran diskresioner. 3.) Produksi yang berlebihan (overproduction). Produksi yang berlebihan ini digunakan manajer untuk menaikkan laba. Karena tingkat produksi yang lebih tinggi, biaya overheadnya akan semakin kecil sehingga biaya per unitnya akan turun. Sehingga labanya akan terlihat lebih tinggi dikarenakan biaya operasional yang lebih rendah. 2.3
Konsep Akrual Dalam akuntansi dikenal istilah basis akrual (accrual basis) dan basis kas
(cash basis). Istilah akrual ini digunakan untuk menentukan penghasilan (revenue) pada saat diperoleh dan untuk mengakui beban yang sepadan dengan revenue pada periode yang sama, tanpa memperhatikan waktu penerimaan kas dari penghasilan yang bersangkutan. Sedang istilah basis kas adalah pengakuan beban dan revenue atas dasar kas tunai yang diterima. Pengakuan atas dasar kas ini menyimpang dari konsep dasar akuntansi yaitu matching of cost with revenue (memadankan antara penghasilan dan beban) sehingga konsep pengakuan
27
revenue dan beban atas dasar kas tunai yang diterima tidak sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Akrual adalah proses akuntansi dalam pengakuan kejadian non kas dan keadaan-keadaan
yang
terjadi.
Dalam
prosesnya,
konsep
akrual
ini
memungkinkan adanya perilaku manajer untuk melakukan rekayasa laba guna menaikkan atau menurunkan porsi angka akrual dalam laporan laba rugi. (Sulistyanto, 2003, dalam Hamzah) Pengertian Dasar Antisipasi/Akrual (Accrual Method) adalah suatu cara dalam pembukuan yang dianggap sebagai biaya dan pendapatan bukanlah jumlahjumlah yang dibayarkan atau diterima saja, melainkan mencakup seluruh jumlah yang belum dibayarkan dan belum diterima asalkan jumlah-jumlah tersebut menyangkut masa pembukuan untuk periode bersangkutan. Laporan keuangan yang disusun atas Dasar Antisipasi/Akrual (Accrual Method) memberikan informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran kas dimasa depan serta sumber daya yang merepresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. Oleh karena itu laporan keuangan menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Sulistyanto (2003) total akrual terdiri atas dua komponen yaitu: a. Discretionary accrual adalah pengakuan akrual laba atau beban yang bebas, tidak diatur dan merupakan pilihan kebijakan manajemen.
28
b. Non discretionary accrual adalah pengakuan akrual laba yang wajar yang tunduk pada suatu standar atau prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. Menurut
Sulistiawan,
et
al
(2011)
akrual
nondiskresioner
(nondiscretionary accruals) adalah akrual yang dapat berubah sesuai dengan kebijakan manajemen, seperti pertimbangan tentang penentuan umur ekonomis aset tetap atau pertimbangan pemilihan metode depresiasi. Akrual diskresioner (discretionary accruals) adalah akrual yang dapat berubah bukan karena kebijakan atau pertimbangan pihak manajemen, seperti perubahan piutang yang besar karena adanya tambahan penjualan yang signifikan. Sehingga perbedaan dari akrual diskresioner dengan akrual nondiskresioner terletak pada penyebab terjadinya akrual tersebut. Sementara,
akrual
(accruals)
adalah
penjumlahan
antara
akrual
diskresioner dan akrual nondiskresioner. Akrual merupakan perbedaan laba dengan arus kas operasi. Makin besar perbedaannya, maka perbedaan itu disebabkan karena aspek akrual atau kebijakan akuntansi. Laba dipengaruhi oleh kebijakan akuntansi, sedangkan arus kas operasional hanya berasal dari transaksi kas riil. Makin tinggi nilai akrual menunjukkan adanya strategi menaikkan laba dan makin minus nilai akrual menunjukkan adanya strategi menurunkan laba. (Sulistiawan, et al, 2011) 2.4.1. Pengukuran Manajemen Laba Dengan Pendekatan Discretionary Acrual Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 22 (sak, 2007) menyatakan laporan keuangan disusun dengan menggunakan basis
29
akrual. Standar Akuntansi Keuangan mengharuskan penggunaan dasar akrual untuk penyusunan laporan keuangan. Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. (Setiadi Alim, 2009) Belkaoui (2007) menyatakan nilai yang timbul dari penggunaan basis akrual biasanya disebut total akrual dan dihitung dengan mengurangkan laba bersih sebelum pos luar biasa dengan arus kas pada operasi. Akrual ini bisa dibedakan atas akrual diskresioner (discretionary accrual) yaitu akrual yang timbul dari diskresi/keleluasaan yang dimiliki oleh manajemen untuk memilih metode, prinsip dan estimasi serta akrual nondiskresioner (non discretionary accrual) yaitu akrual yang sudah ditetapkan oleh standar. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan ukuran discretionary accrual yang diperoleh dari error term total akrual dengan menggunakan model Jones (1991) yang telah dimodifikasi oleh Dechow (1995). Perhitungan dilakukan dengan menghitung total laba akrual, kemudian memisahkan nondiscretionary accrual (tingkat laba akrual yang wajar) dan discretionary accrual (tingkat laba akrual yang tidak normal). Total akrual merupakan selisih antara net income dengan cash flow operation yang dirumuskan sebagai berikut (Sook, 1998) : TAit
= Nit - CFOit ....................................................................................(1)
di mana : TAit
= Total akrual perusahaan i pada tahun t.
Nit
= Laba bersih (net income) perusahaan i pada tahun t.
CFOit
= Kas dari operasi (cash flow operation) perusahaan i pada tahun t.
30
Total akrual (TAit) sendiri juga merupakan penjumlahan dari nondiscretionary accrual dengan discretionary accrual dengan persamaan berikut : TAit
= NDAit + DAit ............................................................................. (2)
di mana : TAit
= Total akrual perusahaan i pada tahun t.
NDAit
= Nondiscretionary accrual perusahaan i pada tahun t.
DAit
= Discretionary accrual perusahaan i pada tahun t.
Total akrual kemudian dirumuskan oleh Jones (1991) yang dimodifikasi oleh Dechow et. Al (1995) sebagai berikut : TAit / Ait
= α1(1/Ait-1) + β1((ΔREVit / Ait-1) – (ΔRECit / Ait-1) + β2(PPEit /Ait-1) + εit............................................................................................................................................. (3)
di mana : TAit
= Total akrual perusahaan i pada tahun t.
Ait-1
= Total aktiva perusahaan i pada tahun t-1.
∆ REVit
= Pendapatan perusahaan i pada tahun t dikurangi pendapatan pada tahun t-1.
∆ RECit
= piutang perusahaan i pada tahun t dikurangi piutang tahun t-1
PPEit
= aktiva tetap perusahaan i pada tahun t.
εit
= Error term perusahaan i pada tahun t.
Perhitungan nondiscretionary accrual menurut model Jones yang dimodifikasi kemudian dirumuskan sebagai berikut : NDAit
= α1(1/Ait-1) + β1((ΔREVit / Ait-1) – (ΔRECit / Ait-1) + β2(PPEit / Ait-1) (4)
DAit
= TAit/Ait-1-NDAit........................................................................................................................ (5)
31
di mana : DAit
= Discretionary accrual perusahaan i pada tahun t.
TAit
= Total akrual perusahaan i pada tahun t.
Ait-1
= Total aktiva perusahaan i pada tahun t-1.
∆ REVit = Pendapatan perusahaan i pada tahun t dikurangi pendapatan pada tahun t-1. ∆ RECit = Piutang perusahaan i pada tahun t dikurangi piutang tahun t-1 PPEit 2.4
= Aktiva tetap perusahaan i pada tahun t. Pajak Definisi dan pengertian pajak yang beberapa dikemukakan oleh para ahli,
diantaranya Prof. Dr. P. J. A. Adriani, pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. (www.gudangmateri.com) Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH, mengartikan pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan
32
surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment. (www.gudangmateri.com) Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan UndangUndang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan untuk membayar pengeluaran umum (Suryarini dan Tarmudji, 2009). Dapat disimpulkan bahwa pajak merupakan kewajiban rakyat untuk memberikan iuran kepada negara yang dipaksakan melalui Undang-Undang. Seseorang yang memiliki kewajiban membayar pajak ini harus membayarkan pajaknya sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku. Namun, tidak sedikit orang-orang yang memiliki kewajiban perpajakan tidak patuh terhadap peraturan perpajakan dan juga melakukan tindakan-tindakan untuk melakukan penghindaran pajak (tax avoidance). Menurut Arnold & Mclntyre, penghindaran pajak (tax avoidance) adalah upaya penghindaran atau penghematan pajak yang masih dalam kerangka memenuhi ketentuan perundangan (layful fashion). Dengan demikian banyak ahli yang mengatakan bahwa tax avoidance ini tidak melanggar ketentuan perpajakan, karena mereka menggunakan celah dalam peraturan perpajakan yang ada. Namun, disisi lain pemerintah tentu juga berkepentingan bahwa jangan sampai suatu ketentuan perpajakan disalahgunakan oleh wajib pajak untuk melakukan penghindaran pajak yang mana akan merugikan penerimaan negara. Oleh karena itu perlu adanya peraturan yang tegas yang mengatur tentang penghindaran pajak tersebut agar tidak merugikan negara.
33
Penghindaran pajak dilakukan dengan tiga cara, antara lain: 2.
Menahan Diri Yang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak. Contohnya seperti wajib pajak tidak merokok agar terhindar dari cukai tembakau.
3.
Pindah lokasi Memindahkan lokasi usaha atau domisili dari lokasi yang tarif pajaknya tinggi ke loksi yang tarif pajaknya rendah.
4.
Penghindaran pajak secara yuridis Perbuatan dengan cara sedemikian rupa sehingga perbuatan-perbuatan yang dilakukan tidak terkena pajak. Biasanya dilakukan dengan memanfaatkan kekosongan atau ketidak jelasan Undang-Undang. Hal inilah yang memberikan dasar potensial penghindaran pajak secara yuridis. Dengan menggunakan cara penghindaran pajak atau tax avoidance, wajib
pajak memiliki peluang untuk melakukan peminimalisasian pembayaran pajaknya. Hal ini juga bisa menjadi celah bagi pihak manajemen perusahaan untuk melakukan manajemen laba dengan cara penghindaran pajak, melalui celahcelah yang tidak diatur dalam peraturan perpajakan. 4.5.1. Perubahan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan Reformasi perpajakan adalah perubahan yang mendasar di segala aspek perpajakan. Reformasi pajak dilakukan agar sistem perpajakan lebih efektif dan efisien, sejalan dengan perkembangan globalisasi yang menuntut daya saing tinggi
34
dengan negara lain. Tentu saja dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip perpajakan yang sehat seperti persamaan (equality), kesederhanaan (simplicity), dan keadilan (fairness), sehingga tidak hanya berdampak terhadap peningkatan kapasitas fiskal, melainkan juga terhadap perkembangan ekonomi makro. Reformasi perpajakan pertama, tahun 1983, dengan diundangkannya: 1.
Undang-Undang No. 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP);
2.
Undang-Undang No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (UU PPh 1984);
3.
Undang-Undang No. 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (UU PPN tahun 1984);
4.
Undang-Undang No. 12 tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (UU PBB), dan
5.
Undang-Undang No. 13 tahun 1985 tentang Bea Materai. Reformasi Undang-Undang perpajakan tersebut benar-benar mengganti
warisan Belanda seperti Pajak Perseroan 1944. Adapun perubahan yang dilakukan adalah: 1.
UU KUP telah diubah dengan UU No. 9 tahun 1994 (perubahan pertama), UU No. 16 tahun 2000 (perubahan kedua) dan UU No. 28 tahun 2007 (perubahan ketiga).
2.
UU PPh 1984 telah diubah dengan UU No. 7 tahun 1991 (perubahan pertama), UU No. 10 tahun 1994 (perubahan kedua), UU No. 17 tahun 2000 (perubahan ketiga) dan UU No. 36 tahun 2008 (perubahan keempat).
35
3.
UU PPN dan PPn BM 18984 telah diubah dengan UU No. 11 tahun 1994 (perubahan pertama), UU No. 18 tahun 2000 (perubahan kedua) dan UU No. 42 tahun 2009 (perubahan ketiga).
4.
UU PBB telah diubah dengan UU No. 12 tahun 1994 (perubahan pertama), UU No. 20 tahun 2000 (perubahan kedua) dan UU No. 28 tahun 2009 (perubahan ketiga). Sebelum diberlakukannya UU perpajakan tahun 1983, sistem pemungutan
pajak di Indonesia menggunakan system Official Assesment System dimana dalam sistem pemungutan pajak ini memberi wewenang penuh kepada pemungut pajak (fiskus) menentukan besarnya pajak yang harus dibayar (pajak terutang) oleh seorang WP. Namun, setelah tahun 1983, berdasarkan UU Perpajakan tahun 1983 dan berlaku di Indonesia sejak tahun 1984 sampai sekarang diterapkan Self Assesment
System,
dimana
WP
diberi
wewenang
untuk
menghitung,
memperhitungkan, menyetor, dan melaporkan sendiri besarnya utang pajak. UU PPh 1984 telah diubah dengan UU No. 7 tahun 1991, UU No. 10 tahun 1994, UU No. 17 tahun 2000 dan diubah kembali menjadi UU No. 36 tahun 2008, yang mengatur tentang penurunan tarif pajak penghasilan. Adapun isi dari penurunan tarif pajak penghasilan adalah sebagai berikut: 1.
Bagi WP orang pribadi (WP OP), tarif PPh tertinggi diturunkan dari 35% menjadi 30% dan menyederhanakan lapisan tarif dari 5 lapisan menjadi 4 lapisan, namun memperluas masing-masing penghasilan kena pajak (income bracket), yaitu lapisan tertinggi dari sebesar Rp 200.000.000,00 menjadi Rp 500.000.000,00.
36
2.
Bagi WP badan, tarif PPh yang semula terdiri dari 3 lapisan, yaitu 10%, 15%, dan 30% menjadi tarif tunggal yaitu 28% di tahun 2009 dan 25% tahun 2010. Penerapan tarif tunggal dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan prinsip kesederhanaan dan international best practice. Selain itu, bagi WP badan yang telah go public diberikan pengurangan tarif 5% dari tarif normal dengan kriteria paling sedikit 40% saham dimiliki oleh masyarakat. Insentif tersebut diharapkan dapat mendorong lebih banyak perusahaan yang masuk bursa sehinggan akan meningkatkan Good Corporate Governance dan mendorong pasar modal sebagai alternatif pembiayaan bagi perusahaan.
3.
Bagi WP UMKM yang berbentuk badan diberikan insentif pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif normal yang berlaku terhadap bagian peredaran bruto sampai dengan Rp 4.800.000.000,00. Pemberian insentif ini dimaksudkan untuk mendorong berkembangnya UMKM yang pada kenyataannya memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian di Indonesia. Pemberian insentif juga diharapkan meningkatkan kepatuhan WP yang bergerak di UMKM.
4.
Bagi WP orang pribadi Pengusaha Tertentu, besarnya angsuran PPh Pasal 25 diturunkan dari 2% menjadi 0,75% dari peredaran bruto. Penurunan tarif tersebut dimaksudkan untuk membantu likuiditas WP dengan pembayaran angsuran pajak yang lebih rendah serta memberikan kepastian dan kesederhanaan penghitungan PPh.
5.
Bagi WP pemberi jasa yang semula dipotong PPh Pasal 23 sebesar 15% dari perkiraan penghasilan neto menjadi 2% dari peredaran bruto. Perubahan tarif
37
ini dimaksudkan untuk memberikan keseragaman pemotongan pajak yang sebelumnya ada yang didasarkan pada penghasilan bruto dan sebagian didasarkan pada penghasilan neto. Dengan metode ini, penerapan perpajakan diharapkan dapat lebih sederhana dan tarif relatif lebih rendah sehingga dapat meningkatkan kepatuhan WP. 6.
Bagi WP penerima deviden yang semula dikenai tarif PPh progresif dengan tarif tertinggi sampai dengan 35%, menjadi tarif final 10%. Penurunan tarif tersebut dimaksudkan untuk mendorong perusahaan untuk membagikan deviden kepda pemegang saham, mendorong tumbuhnya investasi di Indonesia karena dikenakan tarif lebih rendah dan meningkatkan kepatuhan WP.
(http://cwiexz.blogspot.com/2009/11/reformasi-perpajakan-di-
indonesia.html) Terdapat empat kali perubahan tarif pajak penghasilan yaitu UU PPh tahun 1983 yang mulai berlaku tahun 1984, tarif UU PPh tahun 1994 yang mulai berlaku tahun 1995, UU PPh tahun 2000 yang mulai berlaku tahun 2001, dan UU PPh tahun 2008 yang mulai berlaku tahun 2009. Perubahan-perubahan tarif dari tahun ke tahun tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini :
38
Tabel 2.1 Perbedaan Tarif PPh 1983, 1994, 2000, 2008 UU No.7 / 1983 UU No.10 / 1994 UU No. 17 / 2000 PKP s/d
PKP s/d
PKP s/d
10.000.000 =
25.000.000 =
50.000.000 =
15%
10%
10%
PKP di atas
PKP di atas
PKP di atas
10.000.000 s/d
25.000.000 s/d
50.000.000 s/d
50.000.000 =
50.000.000 =
100.000.000 =
25%
15%
PKP di atas
PKP di atas
PKP di atas
50.000.000 =
50.000.000 =
100.000.000 =
35%
30%
30%
Sumber : UU Perpajakan (www.pajak.go.id)
Peraturan
Menteri
UU No.36 / 2008 Tarif Wajib Pajak Badan dan bentuk usaha tetap adalah 28% (2009) dan 25% (2010) dan bisa turun sebesar 5% untuk Wajib Pajak berbentuk Perseroan Terbuka.
Keuangan
Tahun
2008
Berdasarkan UU No. 36 tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, tarif pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan kena pajak baik untuk WP Perseorangan (WP OP) ataupun WP Badan telah terjadi perubahan. Khusus untuk WP Badan sebelumnya berlaku tarif progresif yaitu 10%, 15%, dan 30% [UU No. 17 tahun 2000 pasal 17 ayat (1b)], sedangkan berdasarkan Pasal 17 ayat (1b) UU No. 36 tahun 2008 dikenakan tarif tunggal sebesar 28%. Kemudian dalam ayat 2a diatur lebih lanjut bahwa mulai tahun pajak 2010 tarif yang berlaku diturunkan lagi menjadi 25%. UU No. 36 tahun 2008
berlaku
efektif
per
1
Januari
2009.
(http://cwiexz.blogspot.com/2009/11/reformasi-perpajakan-di-indonesia.html)
39
2.5
Penelitian Terdahulu Selain berpedoman kepada teori-teori yang diperoleh dari literatur-literatur
yang dijadikan acuan, penelitian ini juga melihat pada penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan. Yamashita dan Otogawa (2007) melakukan penelitian tentang perubahan tarif pajak badan di Jepang pada tahun 1990. Hasil dari penelitian tersebut menemukan bahwa terdapat signifikansi negatif discretionary accrual untuk tahun sebelum penurunan tarif pajak di Jepang tahun 1990. Hasil penelitian yang sama ditunjukkan oleh penelitian Setiadi Alim (2009) membuktikan bahwa terdapat tindakan earning management pada periode satu tahun sebelum diberlakukannya Undang-undang No. 36 Tahun 2008 (Tarif 28%). Subagyo dan Oktavia (2010) melakukan penelitian yang sama mengenai manajemen laba sebagai respon atas penurunan tarif pajak penghasilan badan di Indonesia. Penelitian ini juga membuktikan adanya praktik manajemen laba dalam merespon penurunan tarif pajak penghasilan badan. Subagyo dan Oktavia (2010) mendapatkan hasil bahwa perusahaan yang melakukan manajemen laba hanyalah perusahaan yang mendapat laba saja, sedangkan perusahaan yang mengalami kerugian (loss firm) dibebaskan dari pembayaran pajak. Penelitan yang dilakukan Wijaya dan Martani (2011) meneliti adanya praktik manajemen laba perusahaan dalam menanggapi penurunan tarif pajak di tahun 2008. Hasil penelitian menunjukkan adanya praktik manajemen laba dalam menanggapi penurunan tarif pajak di tahun 2008. Wijaya dan Martani (2011) juga menemukan bahwa tidak hanya perusahaan yang mendapat laba saja yang melakukan praktik manajemen laba, namun perusahaan yang mengalami kerugian
40
(loss firm) juga akan melakukan manajemen laba dalam menanggapi penurunan tarif pajak di tahun 2008. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Setiawati dan Na’im (2000) yang menguji apakah terdapat perilaku manajemen laba di perusahaan manufaktur pada saat penurunan tarif pajak tahun 1994. Hasil penelitiannya tidak membuktikan adanya perilaku perusahaan untuk menurunkan laba setelah penurunan tarif pajak tahun 1994 tersebut. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayati dan Zulaikha (2003). Penelitiannya menunjukkan bahwa perubahan Undang-Undang Perpajakan tahun 2000 tidak direspon oleh Wajib Pajak Badan untuk melakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni (2011) juga tidak menemukan adanya tindakan manajemen laba oleh manajemen setelah berlakunya penurunan tarif pajak penghasilan badan tahun 2008. earning management
dengan tujuan untuk
meminimumkan beban pajak penghasilan perusahaan. Dechow, dkk (2011) mengatakan bahwa akuntansi akrual harus diubah tiap periode. Perubahan ini dapat meningkatkan test power sampai 40% dan dapat mengurangi terjadinya accounting earning management. Perubahan metodemetode akuntansi baiknya sering dilakukan agar perusahaan-perusahaan tidak melakukan earning management. 2.6
Kerangka Berpikir Penelitian ini menguji apakah adanya momen perubahan tarif pajak
penghasilan badan menurut Undang-undang No. 36 tahun 2008 yang diberlakukan tahun 2009 direspon oleh manajemen untuk melakukan manajemen laba. Tujuan
41
manajemen melakukan manajemen laba yaitu untuk meminimumkan beban pajak penghasilan dengan menggunakan rekayasa akrual. Dalam Undang-Undang No. 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan yang mengubah Undang-Undang No. 7/1983, Undang-Undang No. 10/1994, dan Undang-Undang No. 17/1999 tentang pajak penghasilan yang berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 2009, terdapat perubahan pada tarif, baik pada Wajib Pajak Pribadi maupun Wajib Pajak Badan. Undang-undang No. 36/2008 membedakan tarif dan lapisan PKP. Adanya perubahan tarif dapat memberikan intensif bagi manajemen untuk melakukan rekayasa laba dengan akrual pada tahun 2008 dan laba tahun 2009 dengan cara mempercepat pengakuan biaya yang selanjutnya dibebankan ke laba tahun sebelumnya atau menunda pengakuan pendapatan dan memasukkan pendapatan tersebut ke laba tahun berikutnya. Berdasarkan penelitian Scott (2000) dalam Pamungkas (2011) mengatakan motivasi dilakukannya earning management atau rekayasa laba salah satunya adalah Taxation Motivation, dalam hal ini manajer berusaha untuk menurunkan laba untuk mengurangi beban pajak yang harus dibayar. Perilaku manajemen yang mendasari lahirnya manajemen laba adalah perilaku opportunistic yang memaksimalkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, hutang dan political cost. Perilaku oportunis ini direfleksikan dengan melakukan rekayasa keuangan dengan menerapkan income increasing atau income decreasing discretionary accrual. Political Cost Hypotesys (Belkaoui, 2000) menyatakan bahwa perusahaan berusahan menyajikan laporan keuangan yang meminimalkan laba agar diperoleh
42
biaya politik (pajak) yang minimal. Perusahaan cenderung mengatur accounting accruals untuk memperoleh keuntungan pajak dari adanya perubahan peraturan pajak. Manajemen dapat memanfaatkan konsep akuntansi akrual untuk merencanakan laba yang diinginkan. Hal ini memberikan dampak bahwa perusahaan cenderung akan menurunkan laba agar dapat meminimalkan jumlah pajak yang dibayar. Berdasarkan pemikiran tersebut dan berdasarkan kajian penelitian terdahulu, maka dengan adanya perubahan Undang-undang Pajak penghasilan tahun 2008 akan memberikan insentif bagi Wajib Pajak untuk melakukan earning management dengan menunda pengakuan laba satu periode sebelum berlaku peningkatan lapisan pajak ke tahun berikutnya dan membebankan laba yang ditunda tersebut kedalam laporan keuangan periode berlakunya tarif dan lapisan penghasilan kena pajak baru dengan tujuan mengurangi beban pajak penghasilan yang harus dibayar. Jadi, jika wajib pajak tersebut melakukan earning management dimana nilai discretionary accrual mengindikasikan tingkat akrual hasil earnings management, maka nilai discretionary accrual pada tahun setelah berlakunya tarif pajak yang baru (2010) akan bernilai positif atau akan lebih tinggi dari tahun sebelum perubahan tarif pajak (2009). Berdasarkan telaah yang telah dikemukakan, penelitian ini akan menganalisis tentang indikasi adanya manajemen laba sebagai respon perubahan tarif pajak penghasilan badan tahun 2008. Model penelitian yang diajukan dalam gambar berikut ini merupakan kerangka konseptual dan sebagai alur pemikiran dalam menguji hipotesis.
43
Sesudah Penurunan
Sesudah Penurunan
Tarif Pajak
Tarif Pajak
Penghasilan Badan
Penghasilan Badan
2008 (Tarif Tunggal
2008 (Tarif Tunggal
28%)
25%)
(2009)
(2010)
Tingkat Discretionary Accrual
Tingkat Discretionary Accrual
UJI BEDA Gambar 2.1 Kerangka Bepikir 2.7
Perumusan Hipotesis Menurut Undang-Undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
yang berlaku efektif pada 1 Januari 2009, terdapat perubahan tarif pajak yang dikenakan, salah satunya adalah penurunan tarif pajak penghasilan Badan yang tertuang pada pasal 17 ayat 1 huruf (b) di mana wajib pajak Badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap dikenakan tarif pajak penghasilan sebesar 28% (dua puluh delapan persen). Tarif yang dikenakan ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tarif pajak yang dikenakan pada periode sebelumnya di mana tarifnya tergantung dari tingkat penghasilan kena pajak. Adanya penurunan tarif pajak ini dapat memberikan insentif bagi manajemen untuk melakukan rekayasa laba dengan cara mempercepat pengakuan biaya sebelum penurunan tarif yaitu pada
44
tahun 2008, atau menunda pengakuan pendapatan dan memasukkan pendapatan tersebut ke laba tahun 2009. Berdasarkan sifat opportunistik di mana dengan adanya penurunan tarif pajak penghasilan yang dikenakan, maka memberi insentif bagi pihak manajemen untuk menunda pengakuan laba sebelum penurunan tarif pajak ini dan membebankan laba yang ditunda tersebut ke periode berlakunya tarif pajak baru dengan tujuan untuk mengurangi jumlah beban pajak yang harus dibayar. Dari hal tersebut, maka rumusan hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut : H1 : terjadi perbedaan tingkat discretionary accrual pada periode sebelum perubahan tarif pajak (2009) dan periode sesudah perubahan tarif pajak (2010) H2 : tingkat discretionary accrual lebih tinggi terjadi setelah perubahan tarif 28% menjadi 25% di tahun 2010
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Jenis dan Sumber Data Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Data yang digunakan
dalam penelitian ini berupa data sekunder. Yaitu data kuantitatif yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Data tersebut berupa laporan tahunan yang dikeluarkan oleh perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 dan 2010. Laporan keuangan tersebut diperoleh dari ICMD dan melalui situs resmi www.idx.co.id. 3.2
Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi adalah seluruh elemen yang dapat digunakan untuk membuat
beberapa kesimpulan (Sekaran, 2003:273). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009 dan 2010 yang berjumlah 47 perusahaan dengan mengambil sampel melalui teknik purposive sampling. Menurut Indriantoro (2002), purposive sampling merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu (umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian). Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan cara purposive sampling maka sampel yang digunakan berjumlah 30 perusahaan property dan real estate. Elemen populasi yang dipilih sebagai sampel dibatasi kriteria berdasarkan pertimbangan. Kriterianya sebagai berikut: 45
46
1.
Perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2010.
2.
Perusahaan menerbitkan data laporan keuangan tahunan yang lengkap selama periode pengamatan 2009-2010.
3.
Mempunyai kelengkapan data yang diperlukan dalam penelitian ini. Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan metode purposive sampling,
maka data yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Sampel Penelitian No.
Keterangan
Jumlah
1.
Perusahaan property dan real
47
estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20092010 2.
Perusahaan yang mengalami
5
rugi 3.
Perusahaan
yang
datanya
12
tidak lengkap selama periode pengamatan Jumlah Sampel Akhir
30
Sumber : Data sekunder yang telah diolah 3.3
Variabel Penelitian Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Total
Akrual (TA), dengan perubahan pendapatan setelah dikurangi piutang dan aktiva tetap sebagai variabel dependen. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan ukuran discretionary accrual yang diperoleh dari error term total akrual dengan menggunakan model Jones (1991) yang telah dimodifikasi oleh Dechow (1995).
47
Model Jones yang telah dimodifikasi ini dipilih karena pada model ini memperhitungkan kas pada operasi, variabel arus kas operasi digunakan untuk mengontrol tingkat kinerja yang ekstrim karena arus kas operasi sangat menentukan besarnya laba yang akan diperoleh di mana semakin besar kas operasi akan menunjukkan kesempatan perusahaan untuk memperoleh laba yang besar sehingga sangat dimungkinkan manajemen laba akan dilakukan. 3.3.1 Total Laba Akrual Perhitungan dilakukan dengan menghitung total laba akrual, kemudian memisahkan nondiscretionary accrual (tingkat laba akrual yang wajar) dan discretionary accrual
(tingkat laba akrual yang tidak normal). Total akrual
merupakan selisih antara net income dengan cash flow operation yang dirumuskan sebagai berikut (Sook, 1998) : TAit
= Nit - CFOit ....................................................................................(1)
di mana : TAit
= Total akrual perusahaan i pada tahun t.
Nit
= Laba bersih (net income) perusahaan i pada tahun t.
CFOit
= Kas dari operasi (cash flow operation) perusahaan i pada tahun t.
Total akrual (TAit) sendiri juga merupakan penjumlahan dari nondiscretionary accrual dengan discretionary accrual dengan persamaan berikut : TAit
= NDAit + DAit ............................................................................. (2)
di mana : TAit
= Total akrual perusahaan i pada tahun t.
NDAit
= Nondiscretionary accrual perusahaan i pada tahun t.
48
DAit
= Discretionary accrual perusahaan i pada tahun t.
Total akrual kemudian dirumuskan oleh Jones (1991) yang dimodifikasi oleh Dechow et. Al (1995) sebagai berikut : TAit / Ait
= α1(1/Ait-1) + β1((ΔREVit / Ait-1) – (ΔRECit / Ait-1) + β2(PPEit /Ait-1) + εit............................................................................................................................................. (3)
di mana : TAit
= Total akrual perusahaan i pada tahun t.
Ait-1
= Total aktiva perusahaan i pada tahun t-1.
∆ REVit
= Pendapatan perusahaan i pada tahun t dikurangi pendapatan pada tahun t-1.
∆ RECit
= piutang perusahaan i pada tahun t dikurangi piutang tahun t-1
PPEit
= aktiva tetap perusahaan i pada tahun t.
εit
= Error term perusahaan i pada tahun t.
3.3.2 Perubahan Pendapatan (PPE) Dalam penelitiannya, Jones menggunakan aktiva tetap dan perubahan pendapatan untuk mengontrol perubahan
nondiscretionary accrual
karena
perubahan kondisi yang terjadi. Pendapatan digunakan sebagai kontrol terhadap lingkungan perusahaan karena pendapatan merupakan ukuran objektif dari operasi perusahaan sebelum manipulasi manajer (Jones, 1991). Aktiva tetap digunakan karena berkaitan dengan biaya depresiasi yang nondiscretionary. Kemudian oleh Jones model tersebut dibagi dengan total aktiva tahun sebelumnya dengan tujuan untuk menghilangkan pengaruh heteroskedastisitas. Pada model Jones yang telah dimodifikasi oleh Dechow (1995) perubahan pendapatan disesuaikan dengan
49
perubahan piutang, karena dalam pendapatan atas penjualan sudah tentu ada yang berasal dari penjualan secara kredit. Pengurangan terhadap nilai piutang ini digunakan untuk menunjukkan bahwa pendapatan yang diterima benar-benar merupakan pendapatan bersih. Perhitungan nondiscretionary accrual menurut model Jones yang dimodifikasi kemudian dirumuskan sebagai berikut : NDAit
= α1(1/Ait-1) + β1((ΔREVit / Ait-1) – (ΔRECit / Ait-1) + β2(PPEit / Ait-1) (4)
DAit
= TAit / Ait - NDAit
di mana : NDAit
= Nondiscretionary accrual perusahaan i pada tahun t.
DAit
= Discretionary accrual perusahaan i pada tahun t.
TAit
= Total akrual perusahaan i pada tahun t.
Ait-1
= Total aktiva perusahaan i pada tahun t-1.
∆ REVit = Pendapatan perusahaan i pada tahun t dikurangi pendapatan pada tahun t-1. ∆ RECit = Piutang perusahaan i pada tahun t dikurangi piutang tahun t-1 PPEit 3.4
= Aktiva tetap perusahaan i pada tahun t. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan Wajib
Pajak Badan untuk perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode tahun 2009 dan 2010. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh, dikumpulkan, dan diolah oleh pihak lain.
50
3.5
Metode Analisis Data Dalam pengelolaan data, peneliti menggunakan alat bantu berupa
perangkat lunak statistik yang dikenal dengan SPSS 16. Sedangkan teknik analisis yang digunakan meliputi : uji statistik deskriptif, uji normalitas, dan uji beda Ttest. 3.5.1 Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran variabel-variabel yang diteliti. Uji statistik deskriptif mencakup range, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), serta standar deviasi dari data discretionary accrual selama tahun pengamatan 2009-2010. 3.5.2 Uji Normalitas Normalitas adalah kewajaran distribusi data mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2005). Pengujian normalitas dilakukan dengan cara: a.
Uji Grafik
Uji grafik dengan melihat normal distribusi plot yang membandingkan distribusi normal. Jika distribusi data adalah normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan menguji garis diagonal. b.
Uji Kolmogorov Sminov
Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat uji kolmogorv sminov. Data berdisribusi normal apabila signifikansinya lebih besar dari 0,05. 3.5.3 Uji Beda T-Test Uji beda T-test yang digunakan dalam penelitian ini adalah paired sample t-test yang digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan rata-rata dua sampel yang
51
berhubungan. Manajemen laba dapat dilihat dengan apakah ada perbedaan yang signifikan antara
discretionary accrual
pada periode sebelum dan sesudah
penurunan tarif pajak penghasilan Badan 2008 untuk tahun 2009 dan 2010. Pada penelitian ini tingkat signifikansi yang ditetapkan adalah 5% (lima persen) (α= 0,05) (Ghozali, 2006). 3.6
Ukuran Discretionary Accrual Ukuran discretionary accrual sebagai berikut:
1.
Nilai discretionary accrual positif (DA>0), maka dapat diasumsikan bahwa suatu perusahaan telah menerapkan earning management dengan cara menaikkan pelaporan laba akrual perusahaan (income increasing accrual).
2.
Nilai discretionary accrual negatif (DA<0), maka dapat diasumsikan bahwa suatu perusahaan melakukan earning management berupa menurunkan pelaporan laba akrual perusahaan (income decreasing accrual).
3.
Nilai discretionary accrual hasilnya (DA=0) maka perusahaan tidak melakukan earning management.
4.
Discretionary accrual yang baik adalah yang perbedaan tidak terlalu besar antara periode sebelum dan sesudah perubahan tarif pajak yang baru.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Analisis Data Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate
yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan 2009-2010. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Indonesian Capital Market Directory
(ICMD), terdapat 47 perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI selama periode 2009-2010. Dari seluruh jumlah perusahaan property dan real estate yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia tahun 2009 sampai 2010 hanya terdapat 30 perusahaan tiap tahunnya yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Sehingga jumlah observasi (n) dalam penelitian ini adalah 2 x 30 = 60 perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sebelum membahas pembuktian dari hipotesis dalam penelitian, secara deskriptif akan dijelaskan mengenai kondisi masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain total akrual perusahaan, total aktiva perusahaan pada tahun sebelumnya, selisih pendapatan, selisih piutang, dan aktiva tetap perusahaan. 4.2
Hasil Statistik Deskriptif Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif untuk memberikan
gambaran tentang total akrual. Analasis statistik deskriptif digunakan untuk
52
53
memberikan gambaran terhadap discretionary accrual. Tabel 4.1 berikut ini menyajikan statistik deskriptif untuk pendekatan discretionary accrual. Tabel 4.1 Descriptive Statistics Total Accrual N TA 2009 TA 2010 Valid N (listwise)
Minimum 30 30
Maximum
-.1314 -.1902
.3830 .2952
Mean
Std. Deviation
.002875 .001118
.0925441 .1016006
30
Sumber: Output SPSS, data diolah Tahun 2009 adalah masa sebelum perubahan tarif pajak (tarif 28%) dan tahun 2010 adalah masa setelah perubahan tarif pajak (tarif 25%) sesuai dengan UU No. 36 tahun 2008. Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa variabel Total Akrual (TA) terendah untuk tahun sebelum perubahan tarif pajak (2009) memiliki nilai minimum sebesar -0,131 yang dimiliki oleh perusahaan PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. (lihat lampiran) hal ini berarti bahwa perusahaan lebih banyak menggunakan konsep kas basis dalam metode pengakuan pendapatannya daripada perusahaan-perusahaan lainnya. Sedangkan nilai TA tertinggi di tahun 2009 memiliki nilai maksimum sebesar 0,383 yang dimiliki oleh perusahaan PT. Bumi Citra Permai Tbk. (lihat lampiran) hal ini berarti bahwa perusahaan lebih banyak menggunakan konsep akrual dalam metode
pengakuan
pendapatannya
daripada
perusahaan-perusahaan
lainnya. Metode pengakuan pendapatan menggunakan konsep kas basis yaitu mengakui pendapatan ketika adanya aliran kas masuk pada perusahaan, sedangkan konsep akrual mengakui adanya pendapatan ketika terjadinya transaksi tersebut meskipun belum ada aliran kas yang masuk.
54
Mean sebesar -0,0028 artinya ke-30 perusahaan tersebut rata-rata menggunakan konsep akrual dengan standar deviasi sebesar 0,0925. Untuk tahun sesudah perubahan tarif pajak (2010) nilai TA terendah yang memiliki nilai minimum -0,190 yang dimiliki oleh perusahaan PT. Duta Graha Indah Tbk. Hal ini berarti bahwa perusahaan ini banyak menggunakan konsep kas basis dalam metode pengakuan pendapatannya. Sedangkan untuk perusahaan yang memiliki TA tertinggi di tahun 2010 ini memiliki nilai maksimum yaitu sebesar 0,295 yang dimiliki oleh perusahaan PT. Intiland Development Tbk. Perusahaan tersebut banyak menggunakan konsep akrual dalam metode penentuan pendapatannya daripada perusahaan lainnya. Mean sebesar -0,0011 artinya ke-30 perusahaan tersebut rata-rata menggunakan konsep akrual dengan standar deviasi sebesar 0,1016. Pengujian untuk membuktikan bahwa pada tahun tersebut perusahaan melakukan earning management dapat dilihat dari nilai discretionary accrual perusahaan. Apabila nilai discretionary accrual positif (DA>0) maka diasumsikan perusahaan melakukan earning management dengan cara menaikkan pelaporan laba akrualnya (income increasing accrual). Sedangkan apabila nilai discretionary accrual bernilai negatif (DA<0) maka dapat diasumsikan bahwa perusahaan melakukan earning management dengan cara menurunkan pelaporan penerimaan laba akrualnya (income decreasing accrual). Dan apabila nilai
55
DA=0 maka diasumsikan perusahaan tidak melakukan tindakan earning management. Berikut ini disajikan tabel nilai Discretionary Accrual perusahaan property dan real estate tahun 2009 dan 2010. Tabel 4.2 Nilai Discretionary Accrual No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Perusahaan PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk PT. INDONESIA PRIMA PROPERTY Tbk PT. BEKASI ASRI PEMULA Tbk PT. BUMI CITRA PERMAI Tbk PT. SENTUL CITY Tbk PT. BUMI SERPONG DAMAI Tbk PT. COWELL DEVELOPMENT Tbk PT. CIPUTRA DEVELOPMENT Tbk PT. CIPUTRA PROPERTY Tbk PT. CIPUTRA SURYA Tbk PT. DUTA ANGGADA REALTY Tbk PT. DUTA GRAHA INDAH Tbk PT. INTILAND DEVELOPMENT Tbk PT. DUTA PERTIWI Tbk PT. BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk PT. PERDANA GAPURAPRIMA Tbk PT. JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA Tbk PT. JAYA REAL PROPERTY Tbk PT. GLOBAL LAND DEVELOPMENT Tbk PT. LAMICITRA NUSANTARA Tbk PT. LIPPO CIKARANG Tbk PT. MODERNLAND REALTY Tbk PT. METROPOLITAN KENTJANA Tbk PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN Tbk PT. PAKUWON JATI Tbk PT. DANAYASA ARTHATAMA Tbk PT. SUMMARECON AGUNG Tbk PT. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk PT. WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk Sumber: Data sekunder yang diolah
DA2009 -0.01548 0.03931 -0.13096 0.34690 0.04352 -0.00741 0.01565 -0.07827 -0.08710 -0.03754 0.04439 0.00432 -0.01649 -0.02370 -0.08222 0.00292
DA2010 0.01947 -0.06615 -0.02388 0.20216 0.07594 -0.04549 -0.02027 -0.11638 -0.10972 -0.08327 -0.01779 -0.20863 0.27645 -0.00612 0.05811 -0.06233
-0.08539
-0.08794
-0.18606 -0.08707
-0.05703 -0.15447
-0.01031 -0.05764 -0.03562 -0.09593 -0.07007 0.03407 -0.10028 -0.07628 -0.13325 -0.02902 -0.13708
0.00349 -0.06065 -0.12717 0.01971 -0.12098 0.02648 -0.13668 -0.06112 -0.11717 -0.07732 -0.0116
56
Dari nilai discretionary accrual yang telah diolah diketahui bahwa sebagian besar perusahaan melakukan penurunan laba di tahun 2010 (lihat lampiran). Sebanyak 17 perusahaan melakukan usaha penurunan laba atau sekitar 57% perusahaan property dan real estate yang melakukan usaha penurunan laba. Serta 13 perusahaan lainnya melakukan usaha menaikkan laba atau sekitar 43% perusahaan property dan real estate yang melakukan usaha menaikkan laba. Nilai discretionary accrual terendah pada tahun sebelum perubahan tarif pajak yaitu tahun 2009 adalah -0,186 (DA<0) yang dimiliki oleh perusahaan PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. Hal ini berarti bahwa perusahaan tersebut melakukan pengurangan laba tertinggi diantara 30 perusahaan property dan real estate lainnya di tahun 2009, karena nilai discretionary accrual pada PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk memiliki nilai discretionary accrual negatif (DA<0) dan memiliki nilai DA yang terendah dari perusahaan lainnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut melakukan earning management yang berupa pengurangan laba akrual (income decreasing accrual). Nilai discretionary accrual yang tertinggi pada periode sebelum perubahan tarif pajak (2009) adalah 0,347 (DA>0) yang dimiliki oleh perusahaan PT. Bumi Citra Permai Tbk. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan tersebut telah melakukan peningkatan laba akrual yang tertinggi diantara 30 perusahaan property dan real estate lainnya pada tahun 2009. Perusahaan tersebut memiliki nilai discretionary accrual positif (DA>0) yang berarti perusahaan telah melakukan earning management berupa peningkatan laba akrual (income increasing accrual).
57
Pada periode setelah perubahan tarif pajak yaitu tahun 2010, nilai discretionary accrual yang terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Duta Graha Indah Tbk dengan nilai minimum -0,208. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan tersebut melakukan pengurangan laba akrual tertinggi diantara 30 perusahaan property dan real estate lainnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut melakukan earning management berupa pengurangan laba akrual (income decreasing accrual) karena nilai discretionary accrual-nya negatif (DA<0). Nilai discretionary accrual tertinggi pada periode sesudah perubahan tarif pajak (2010) memiliki nilai maksimum yaitu sebesar 0,276 yang dimiliki oleh perusahaan PT. Intiland Development Tbk. Hal ini berarti bahwa perusahaan melakukan earning management berupa peningkatan laba akrual (income increasing accrual) karena memiliki nilai discretionary accrual positif (DA>0). PT. Intiland Development Tbk. merupakan perusahaan yang paling besar melakukan income increasing diantara 30 perusahaan property dan real estate yang masuk bursa tahun 2010 karena memiliki nilai DA tertinggi. Pada tabel 4.2 terlihat bahwa sebagian besar perusahaan melakukan usaha untuk menurunkan laba. Hal ini dapat dilihat dari nilai DA di tahun 2009 sebagian besar memiliki nilai yang lebih tinggi daripada nilai DA di tahun 2010. Dalam teori motivasi pajak, perusahaan akan cenderung menaikkan laba apabila terjadi perubahan tarif pajak yang lebih rendah. Namun pada kasus ini perusahaan tidak melakukan peningkatan laba pada tahun yang memiliki tarif pajak lebih rendah yaitu pada tahun 2010. Sebaliknya perusahaan sebagian besar menurunkan labanya pada tahun 2010. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian besar
58
perusahaan tidak merespon adanya penurunan tarif pajak badan di tahun 2010, serta teori yang diungkapkan Scott (2000) tentang motivasi terjadinya manajemen laba yang diakibatkan oleh motivasi perpajakan tidak dilakukan oleh sebagian besar perusahaan property dan real estate yang masuk bursa tahun 2009 dan 2010. Analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran terhadap discretionary accrual. Tabel 4.3 berikut ini menyajikan statistik deskriptif untuk pendekatan discretionary accrual. Tabel 4.3 Descriptive Statistics Discretionary Accrual N DA 2009 DA 2010 Valid N (listwise)
Minimum 30 30
-.186 -.208
Maximum .346 .276
Mean -.035070 -.036345
Std. Deviation .0932203 .0995836
30
Sumber: Output SPSS, data diolah Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai minimum discretionary accrual (DA) pada tahun sebelum perubahan tarif pajak (2009) adalah sebesar 0,186. Sedangkan nilai maksimum discretionary accrual-nya sebesar 0,346. Ratarata nilai DA sebesar -0,035 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,093. Untuk tahun setelah perubahan tarif pajak (2010) memiliki nilai minimum DA sebesar 0,208. Sedangkan nilai maksimum DA sebesar 0,276. Rata-rata nilai DA 2010 sebesar -0,036 dengan standar deviasi sebesar 0,099. Nilai discretionary accrual yang bernilai positif dan negatif menunjukkan bahwa terdapat DA yang bersifat menaikkan laba (income increasing) dan menurunkan laba (income decreasing). Rata-rata discretionary accrual periode sebelum dan sesudah perubahan tarif pajak, dimana rata-rata discretionary
59
accrual periode sesudah lebih rendah dari periode sebelum perubahan tarif pajak. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan melakukan penurunan laba pada tahun 2010 dan mengoptimalkan labanya pada tahun 2009. Sehingga dapat diindikasikan bahwa perusahaan tidak terlalu mempedulikan adanya perubahan tarif pajak di tahun 2010. Namun ada juga perusahaan yang merespon penurunan tarif pajak di tahun 2010 dibuktikan dengan adanya nilai DA positif (DA>0) yang berarti bahwa perusahaan melakukan usaha peningkatan laba (income increasing) di tahun 2010. 4.3
Hasil Uji Normalitas
a.
Uji Grafik Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat normal distribusi plot
yang membandingkan distribusi normal. Jika distribusi data adalah normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan menguji garis diagonal.
Gambar 4.1 Uji Grafik DA 2009 Sumber: Output SPSS, data diolah
60
Gambar 4.2 Uji Grafik DA 2010 Sumber: Output SPSS, data diolah Berdasarkan gambar 4.1 dan gambar 4.2 dapat diketahui bahwa distribusi data berbentuk garis diagonal yang merapat mengikuti garis sehingga data tersebut dinyatakan berdistribusi normal.
b.
Uji Kolmogorov Sminov Pengujian terhadap normalitas dilakukan dengan menggunakan metode
one sample kolmogorov smirnov (1-Sample K-S), dalam pengujian ini terlebih dahulu ditentukan hipotesis sebagai berikut : H0 : data residual berdistribusi normal HA : data residual tidak berditrisribusi normal Pada pengujian ini nilai signifikansi Kolmogorov-Smirov lebih besar dari 0,05,
maka
data
residual
terdistribusi
normal.
Sebaliknya
signifikansi
61
Kolmogorov-Smirnov lebih kecil dari 0,05 maka data residual terdistribusi secara tidak normal (Ghozali, 2005). Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas DA2009 N a Normal Parameters Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
30 -.0351 .09322 .164 .164 -.109 .896 .398
DA2010 30 -.0363 .09958 .131 .131 -.090 .716 .684
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Output SPSS,data diolah Tabel diatas dapat menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov untuk periode tahun 2009 dan 2010 adalah 0,896 dan 0,716 dan tingkat signifikan pada 0,398 dan 0,684 karena Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 hal ini berarti HA ditolak yang berarti data terdistribusi secara normal.
4.4
Uji Hipotesis
4.4.1
Periode Sebelum Perubahan Tarif Pajak Badan (2009) Langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung nilai total akrual.
Nilai total akrual dijadikan sebagai variabel dependen.
Kemudian dilakukan
regresi untuk menentukkan nilai estimasi non-discretionary accrual. Estimasi non-discretionary accruals menggunakan model Jones yang telah dimodifikasi oleh Dechow et. al (1995). Maka model persamaan regresi berganda yang digunakan untuk mengestimasi non-discretionary accrual sebagai berikut :
62
NDAit = α1(1/Ait-1) + β1((ΔREVit / Ait-1) – (ΔRECit / Ait-1) + β2(PPEit / Ait-1) Terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk dapat memenuhi syarat pengujian regresi berganda. Hasil pengujian regresi berganda menyajikan data sebagai berikut: Tabel 4.5 Estimasi non-discretionary accrual tahun 2009 dengan model Jones yang telah dimodifikasi Standardized Coefficients Model Beta 1 (Constant) 1/Ait
.426
(REVit-RECit)/Ait-1
.071
PPEit /Ait-1
.259
a. Dependent Variable: (Ta/Ait-1)
Sumber: Output SPSS, data diolah Dari hasil regresi, diperoleh koefisien yang digunakan untuk mencari nilai nondiscretionary accrual
yang nantinya akan digunakan untuk mencari nilai
discretionary accrual. Karena pada rumus Jones yang telah dimodifikasi tidak terdapat nilai konstan, maka nilai koefisien yang digunakan adalah Beta dari standardized coefficients. Oleh karena itu model Jones yang digunakan untuk mengestimasi nilai akrual normal sebelum adanya penurunan tarif pajak badan dapat ditulis sebagai berikut : NDAit
= 0,426 (1/Ait-1) + 0,071 ((ΔREVit / Ait-1) – (ΔRECit / Ait-1) + 0,259 (PPEit / Ait-1)
Hasil perhitungan dari persamaan di atas adalah nilai non-discretionary accrual, kemudian nilai total akrual dikurangi dengan nilai non-discretionary accrual untuk dapat memperoleh nilai discretionary accrual pada saat sebelum penurunan tarif pajak Badan yang disajikan dalam Lampiran.
63
4.4.2. Periode Sesudah Perubahan Tarif Pajak Badan (2010) Sebelum dapat menemukan nilai discretionary accrual, pertama-tama menghitung nilai dari total akrual yang akan menjadi variabel dependen. Kemudian dilakukan regresi untuk dapat menemukan nilai dari estimasi nondiscretionary accrual. Estimasi non-discretionary accrual menggunakan model Jones yang telah dimodifikasi oleh Dechow et. al (1995). Regresi berganda yang digunakan untuk mengestimasi non-discretionary accrual adalah sebagai berikut : NDAit = α1(1/Ait-1) + β1((ΔREVit / Ait-1) – (ΔRECit / Ait-1) + β2(PPEit / Ait-1) Sebelum dilakukan regresi, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah nilai yang dibutuhkan untuk dapat mengetahui estimasi nilai non-discretionary accrual ini telah memenuhi syarat untuk dapat lolos uji asumsi klasik dan dapat dilakukan regresi. Hasil regresi pada tahun 2010 atau pada saat setelah penurunan tarif pajak Badan adalah sebagai berikut : Tabel 4.6 Estimasi non-discretionary accrual tahun 2010 dengan model Jones yang telah dimodifikasi Model 1
Standardized Coefficients Beta
(Constant) 1/Ait (REVit-RECit)/Ait-1
PPEit /Ait-1 a. Dependent Variable: (Ta/Ait-1)
.244 -.030 .304
Sumber: Output SPSS, data diolah Dari hasil regresi, diperoleh koefisien yang digunakan untuk mencari nilai nondiscretionary accrual yang nantinya akan digunakan untuk mencari nilai discretionary accrual. Karena pada rumus Jones yang telah dimodifikasi tidak
64
terdapat nilai konstan, maka nilai koefisien yang digunakan adalah Beta dari standardized coefficients.Oleh karena itu model Jones yang digunakan untuk mengestimasi nilai akrual normal sebelum adanya penurunan tarif pajak badan dapat ditulis sebagai berikut : NDAit
= 0,244 (1/Ait-1) + (-0,030) ((ΔREVit / Ait-1) – (ΔRECit / Ait-1) + 0,304 (PPEit / Ait-1)
Hasil perhitungan dari persamaan di atas adalah nilai non-discretionary accrual, kemudian nilai total akrual dikurangi dengan nilai non-discretionary accrual untuk dapat memperoleh nilai discretionary accrual pada saat sesudah penurunan tarif pajak Badan yang disajikan dalam Lampiran. 4.5
Uji Beda T-test Discretionary Accruals Setelah melakukan pengujian regresi untuk menentukan nilai estimasi
non-discretionary accrual, maka akan diperoleh nilai discretionary accrual yang akan dipergunakan sebagai ukuran manajemen laba. Hipotesis yang diajukan menyatakan bahwa terdapat perbedaan tingkat discretionary accrual pada periode sebelum adanya UU perubahan tarif pajak badan dengan sesudah adanya perubahan tarif pajak. Perusahaan yang melakukan manajemen laba diindikasikan dengan tingkat discretionary accrual yang lebih rendah sebelum perubahan tarif pajak pada periode ini perusahaan cenderung menyajikan laba yang minimal untuk menghemat beban PPh saat tarif pajak masih belum turun. Hipotesis tersebut diuji dengan melihat perbedaan tingkat discretionary accruals sebelum dan sesudah perubahan tarif pajak badan. Jika terdapat perbedaan yang signifikan maka perusahaan-perusahaan melakukan manajemen
65
laba sehubungan dengan adanya penurunan tarif pajak badan pada tahun 2008. Perusahaan tidak melakukan manajemen laba jika nilai total akrual akan sama dengan nilai non-discretionary accruals atau discretionary accruals sama dengan nol. Untuk itu peneliti membagi dua kelompok yaitu discretionary accruals sebelum dan sesudah perubahan tarif pajak badan. Alat uji yang digunakan adalah uji beda (paired sample t-test). Hasil yang diperoleh dari uji tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 4.7 Hasil Uji Beda Rata-rata Discretionary Accruals Mean Pair 1
DA2009
DA2010 Sumber: Output SPSS, data diolah
Std. Deviation -.0351
.09322
-.0363
.09958
Dari 30 perusahanaan diperoleh nilai rata-rata discretionary accrual pada tahun sebelum perubahan tarif pajak (2009) sebesar -0,035 dan sesudah perubahan tarif (2010) sebesar -0,036. Nilai standar deviasi sebelum perubahan tarif (2009) sebesar 0,093 dan sesudah perubahan tarif (2010) sebesar 0,099, hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata perusahaan berusaha menurunkan labanya (income decreasing) setelah periode berlakunya penurunan tarif pajak badan di tahun 2010 dengan menggunakan konsep akrual. Tabel 4.8 Hasil Uji Beda Signifikansi Discretionary Accrual t Pair 1 DA2009 .071 DA2010 Sumber: Output SPSS, data diolah
Sig. (2-tailed) .944
66
Berdasarkan tabel 4.7 hasil yang diperoleh dari uji beda rata-rata discretionary accrual menunjukkan bahwa secara statistik terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara periode sebelum penurunan tarif pajak Badan tahun 2009 dengan sesudah penurunan tarif pajak Badan tahun 2010 yaitu dengan nilai signifikansi 2-tailed sebesar 0,944 pada taraf signifikansi 0,05. Nilai t yang disajikan untuk uji beda rata-rata berpasangan sebesar 0,071 dengan tingkat signifikansi 2-tailed 0,944 yang berarti nilai t tidak signifikan karena p-value 0,944 jauh lebih besar dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa data empiris tidak mendukung hipotesis alternatif yang diajukan. 4.6
Pembahasan
4.6.1. Perbedaan Tingkat Discretionary Accrual Pada hasil uji regresi sebelum perubahan tarif pajak badan tahun 2009 diketahui bahwa nilai β untuk jumlah pendapatan dikurangi piutang hasilnya adalah 0,069, berarti pendapatannya tinggi dan piutangnya rendah sehingga labanya menjadi tinggi. Sedangkan pada periode setelah perubahan tarif pajak badan tahun 2010 diketahui nilai β untuk jumlah pendapatan dikurangi piutang hasilnya sebesar -0,030, berarti pendapatannya rendah sedangkan piutangnya tinggi sehingga labanya menjadi rendah. Sehingga manajemen terindikasi melakukan earning management dengan melakukan penurunan laba (income decreasing) pada periode setelah perubahan tarif pajak badan tahun 2010. Penelitian ini menggunakan uji sample t-test dengan analisis compare means untuk dapat mengetahui perbedaan tingkat discretionary accrual pada
67
tahun sebelum penurunan tarif pajak yaitu tahun 2009 yang dibandingkan dengan tingkat discretionary accrual sesudah perubahan tarif pajak yaitu tahun 2010. Rata-rata discretionary accrual pada saat sebelum penurunan tarif pajak di mana nilai tahun 2009 ini lebih tinggi daripada tahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi usaha penurunan laba pada tahun 2010 di mana tarif pajaknya lebih rendah daripada sebelum adanya penurunan tarif. Hal ini menunjukkan bahwa secara absolut, akrual tahun 2010 lebih rendah, tetapi secara statistik tidak ada perbedaan secara signifikan, hal ini menandakan manajemen tidak menggunakan akrual untuk menghemat pajak. Hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa tingkat discretionary accrual pada tahun 2010 lebih tinggi daripada tahun 2009 tidak dapat diterima. Meskipun secara absolut, akrual di tahun 2009 lebih tinggi daripada tahun 2010, namun secara statistik tidak ada perbedaan yang signifikan antara akrual tahun 2009 dengan tahun 2010. Sehingga dapat dikatakan bahwa manajemen tidak melakukan penghematan laba pada tahun sesudah penurunan tarif pajak, hal ini dapat diinterpretasikan bahwa perusahaan tidak menunda pelaporan laba tahun 2009 dan menggeser laba tersebut ke tahun 2010 dalam merespon Undang-Undang Perpajakan tarif PPh Badan 2008. Dari hasil
yang diperoleh tersebut
membuktikan bahwa manajemen tidak menggunakan akrual untuk menghemat pajak, selain itu manajemen di Indonesia tidak melakukan tindakan opportunistik dalam merespon penurunan tarif pajak penghasilan Badan 2008. Dalam dunia bisnis, fenomena oportunis diungkap dalam teori keagenan yang dinyatakan oleh Jensen dan Meckling (1976). Teori ini menyatakan bahwa
68
setiap individu memiliki kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan secara maksimal. Selain itu dalam teori ini terdapat hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (principal) dan pihak yang diberi wewenang (manajemen) dalam suatu kontrak. Implikasinya, pihak manajemen cenderung
berperilaku
oportunis.
(Setiawan,
2011).
Tindakan
earning
management ini dapat dijelaskan menggunakan teori keagenan, manajemen sebagai pihak yang diberi wewenang bertanggungjawab secara moral kepada pihak yang member wewenang (principal) dengan memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak, oleh karena itu dengan adanya momen penurunan tarif pajak dimanfaatkan oleh pihak manajemen untuk mendapatkan selisih keuntungan dengan melakukan tindakan earning management. Standar Akuntansi Keuangan tahun 2007 menyatakan bahwa laporan keuangan disusun menggunakan basis akrual. Dalam basis akrual dibagi menjadi dua, yaitu discretionary accrual dan nondiscretionary accrual, dimana discretionary accrual perusahaan dapat leluasa untuk menentukan metode akuntansi yang akan digunakan. Sehingga tidak dapat disalahkan apabila perusahaan melakukan tindakan manajemen laba menggunakan metode akrual, karena metode akrual ini sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. 4.6.2. Discretionary Accrual Tertinggi Pengujian untuk membuktikan bahwa periode sesudah perubahan tarif pajak tahun 2010 memiliki nilai discretionary accrual yang lebih tinggi dari periode sebelum perubahan tarif pajak tahun 2009 dengan melihat tabel statistik deskriptif nilai discretionary accrual. Apabila nilai discretionary accrual positif
69
(DA>0) maka dapat diasumsikan bahwa suatu perusahaan telah menerapkan earning management dengan cara menaikkan pelaporan laba akrual perusahaan (income increasing accrual). Sedangkan bila nilai discretionary accrual negatif (DA<0) maka dapat diasumsikan bahwa suatu perusahaan melakukan earning management berupa menurunkan pelaporan laba akrual perusahaan (income decreasing accrual). Dan bila nilai discretionary accrual hasilnya (DA=0) maka perusahaan tidak melakukan earning management. DA yang baik adalah yang perbedaan tidak terlalu besar antara periode sebelum dan sesudah perubahan tarif pajak yang baru. Nilai discretionary accrual pada tahun sebelum perubahan tarif pajak yaitu tahun 2009 adalah -0,186 (DA<0) yang dimiliki oleh perusahaan PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. Hal ini berarti bahwa perusahaan tersebut melakukan pengurangan laba tertinggi diantara 30 perusahaan, karena nilai discretionary accrual negatif (DA<0) berarti melakukan earning management (income decreasing). Sedangkan nilai discretionary accrual PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. pada periode setelah perubahan tarif pajak adalah sebesar -0,057, berarti setelah adanya perubahan tarif pajak perusahaan tersebut melakukan earning management berupa peningkatan laba (income increasing). Nilai discretionary accrual yang tertinggi pada periode sebelum perubahan tarif pajak (2009) adalah 0,347 (DA>0) yang dimiliki oleh perusahaan PT. Bumi Citra Permai Tbk. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan tersebut telah melakukan peningkatan laba akrual yang tertinggi diantara 30 perusahaan, karena nilai discretionary accrual positif (DA>0) yang berarti perusahaan telah
70
melakukan earning management berupa peningkatan laba akrual (income increasing accrual). Nilai discretionary accrual PT. Bumi Citra Permai Tbk. setelah perubahan tarif pajak tahun 2010 sebesar 0,202, berarti setelah adanya perubahan tarif perusahaan tersebut melakukan earning management berupa peningkatan laba (income increasing). Untuk melihat nilai discretionary accrual yang tertinggi dapat dilihat dari nilai discretionary accrual maksimum pada periode sebelum dan sesudah perubahan tarif pajak badan. Nilai discretionary accrual maksimum pada periode sebelum perubahan tarif pajak (2009) yaitu sebesar 0,347 dan nilai discretionary accrual maksimum pada periode setelah perubahan tarif pajak (2010) yaitu sebesar 0,276. Sehingga dapat dilihat bahwa nilai discretionary accrual yang tertinggi terjadi pada periode sebelum perubahan tarif pajak yaitu tahun 2009. Nilai discretionary accrual yang tinggi tersebut membuktikan bahwa pada tahun tersebut banyak perusahaan yang melakukan tindakan earning management berupa peningkatan laba akrual (income increasing accrual), sedangkan pada periode setelah perubahan tarif pajak perusahaan banyak yang melakukan penurunan laba akrual (income decreasing accrual). Tahun 2010 sebagian besar perusahaan melakukan penurunan laba akrual, hal ini dapat dilihat dari nilai discretionary accrual pada tahun 2010 lebih rendah dari tahun 2009. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan melakukan manajemen laba dengan cara penurunan laba. Secara teori seharusnya perusahaan melakukan penundaan laba pada tahun 2009 yang mana berarti laba di tahun 2009 lebih rendah dari tahun 2010 hal ini dikarenakan tarif pajak di tahun 2010
71
mengalami penurunan. Namun, hal tersebut tidak dilakukan oleh sebagian besar perusahaan property dan real estate yang masuk bursa. Sebaliknya mereka melakukan penurunan laba akrual pada tahun dimana tarif pajaknya lebih rendah. Sehingga dapat dikatakan bahwa adanya perubahan tarif pajak tidak berpengaruh terhadap pelaporan laba perusahaan. Penelitian ini tidak dapat membuktikan adanya tindakan manajemen laba (earning management) melalui discretionary accrual dalam menanggapi perubahan tarif pajak badan tahun 2008, dimana pada tahun 2009 berlaku tarif pajak 28% dan di tahun 2010 tarif pajak turun menjadi 25%. Hal ini dapat dimungkinkan oleh beberapa faktor, faktor yang pertama yaitu manajemen tidak menggunakan akrual sebagai usaha untuk melakukan penghematan pajak. Faktor yang kedua yaitu kemungkinan manajemen tidak begitu mempedulikan adanya penurunan tarif pajak di tahun 2010 karena penurunan tarif yang relatif kecil sehingga manajemen menganggap tidak perlu melakukan tindakan manajemen laba di tahun 2009 dan 2010. Selain itu dapat juga dikarenakan sistem akuntansi perpajakan yang berbeda dari sistem akuntansi keuangan untuk menghitung penghasilan kena pajak, sehingga laba yang dilaporkan menggunakan metode akuntansi keuangan tetap akan berbeda dengan laba menggunakan metode akuntansi perpajakan. Penelitian ini tidak memasukkan arus kas dari operasi (CFO) dikarenakan arus kas operasional hanya berasal dari transaksi kas riil, sehingga kemungkinan terjadinya manipulasi cukup kecil. Dan juga kas riil merupakan metode cash basis, sedangkan dalam akuntansi diwajibkan menggunakan konsep akrual dalam
72
penyajiian dan pengungkapan laporan keuangan perusahaan. Konsep akrual tertuang dalam SAK 2007. Hasil dari penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiawati dan Na’im (2000) yang menguji apakah terdapat perilaku manajemen laba di perusahaan manufaktur pada saat penurunan tarif pajak tahun 1994. Hasil penelitiannya tidak membuktikan adanya perilaku perusahaan untuk menurunkan laba setelah penurunan tarif pajak tahun 1994 tersebut. Penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayati dan Zulaikha (2003). Penelitiannya menunjukkan bahwa perubahan Undang-Undang Perpajakan tahun 2000 tidak direspon
oleh Wajib Pajak Badan untuk melakukan earning
management dengan tujuan untuk meminimumkan beban pajak penghasilan perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya perbedaan discretionary accrual pada tahun 2000 dan 2001, dan hal ini diinterpretasikan bahwa perusahaan tidak menunda pelaporan laba tahun 2000 dan menggesernya ke tahun 2001 dalam merespon Undang-Undang Perpajakan 2000 tersebut. Penelitian yang dilakukan Anggraeni (2011) juga konsisten dengan penelitian ini. Hasil yang diperoleh pada penelitian Anggraeni (2011) juga tidak dapat menemukan bukti empiris bahwa perusahaan terindikasi melakukan manajemen laba dalam menanggapi perubahan tarif pajak badan tahun 2008, dimana adanya perubahan tarif pajak progresif menjadi tarif pajak tunggal di tahun 2009. Hasil pengujian empiris menunjukkan bahwa rata-rata discretionary accrual di tahun sebelum perubahan tarif (2008) lebih rendah dari tahun sesudah perubahan tarif (2009). Namun secara statistik tidak dapat menemukan adanya
73
perbedaan yang signifikan antara nilai discretionary accrual tahun 2008 dengan tahun 2009. Hasil penelitian yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Yamashita dan Kazuhisa Otogawa (2007) melakukan penelitian tentang perubahan tarif pajak badan di Jepang pada tahun 1990. Hasil dari penelitian tersebut menemukan bahwa terdapat signifikansi negatif discretionary accrual untuk tahun sebelum penurunan tarif pajak di Jepang tahun 1990. Hasil penelitian yang sama ditunjukkan oleh penelitian Setiadi Alim (2009) membuktikan bahwa terdapat tindakan earning management pada periode satu tahun sebelum diberlakukannya Undang-undang No. 36 Tahun 2008 (Tarif 28%). Subagyo dan Oktavia (2010) melakukan penelitian yang sama mengenai manajemen laba sebagai respon atas penurunan tarif pajak penghasilan badan di Indonesia. Penelitian ini juga membuktikan adanya praktik manajemen laba dalam merespon penurunan tarif pajak penghasilan badan. Subagyo dan Oktavia (2010) mendapatkan hasil bahwa perusahaan yang melakukan manajemen laba hanyalah perusahaan yang mendapat laba saja, sedangkan perusahaan yang mengalami kerugian (loss firm) dibebaskan dari pembayaran pajak. Penelitan yang dilakukan Wijaya dan Martani (2011) meneliti adanya praktik manajemen laba perusahaan dalam menanggapi penurunan tarif pajak di tahun 2008. Hasil penelitian menunjukkan adanya praktik manajemen laba dalam menanggapi penurunan tarif pajak di tahun 2008. Wijaya dan Martani (2011) juga menemukan bahwa tidak hanya perusahaan yang mendapat laba saja yang melakukan praktik manajemen laba, namun perusahaan yang mengalami kerugian
74
(loss firm) juga akan melakukan manajemen laba dalam menanggapi penurunan tarif pajak di tahun 2008. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa tidak terdapat indikasi adanya praktik manajemen laba untuk merespon adanya perubahan tarif pajak badan tahun 2008. Hasil ini bertolak belakang dengan motivasi terjadinya praktik manajemen laba seperti yang diungkapkan oleh Scott (2000) yang salah satunya adalah motivasi perpajakan. Scott (2000) mengatakan bahwa motivasi yang paling nyata dari tindakan earning management adalah motivasi perpajakan. Namun hasil dari penelitian ini tidak menemukan adanya indikasi motivasi perpajakan berpengaruh dalam tindakan manajemen laba pada saat terjadi penurunan tarif pajak badan tahun 2009 dan 2010. Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi perpajakan tidak begitu terpengaruh dalam praktik manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen. Hasil yang sama juga pernah dilakukan oleh Guenther (1994) yang tidak berhasil membuktikan bahwa satu periode sebelum berlakunya TRA 1986, perusahaan melakukan penurunan akrual untuk memaksimalkan penghematan pajak.
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah: 1. Setelah dilakukan pengujian ternyata peneliti tidak menemukan adanya indikasi bahwa perusahaan melakukan rekayasa akrual dengan tujuan untuk penghematan pajak setelah adanya penurunan tarif pajak badan sesuai dengan Undang-undang perpajakan No. 36 tahun 2008. Hasil dari pengujian empriris tidak menemukan adanya perbedaan yang signifikan antara rata-rata tingkat discretionary accrual pada tahun 2009 yang menggunakan tarif pajak 28%, dengan rata-rata tingkat discretionary accrual pada tahun 2010 yang menggunakan tarif pajak 25%. 2. Nilai discretionary accrual yang tertinggi dilakukan pada periode sebelum perubahan tarif pajak badan. Hasil ini menunjukkan bahwa motivasi perpajakan dimana terjadi perubahan tarif pajak tidak berpengaruh terhadap tindakan manajemen laba.
Dapat dikatakan
bahwa perusahaan property dan real estate di Indonesia tidak melakukan rekayasa akrual dalam menanggapi perubahan tarif pajak badan tahun 2008.
75
76
5.2
Saran Penelitian 1. Penelitian selanjutnya sebaiknya memperluas sektor industri yang diteliti tidak hanya pada sektor industri property dan real estate saja. 2. Perusahaan sebaiknya tidak melakukan usaha pengelakan pajak dengan menggunakan tindakan manajemen laba, sehingga tidak merugikan negara karena mengurangi pendapatan yang diterima oleh negara.
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, A. 2009. Tantangan Kebijakan Fiskal 1998-2009; dari Krisis Asia ke Krisis Global. Dalam Kompas: Era Baru Kebijakan Fiskal. Alim, Setiadi. 2009. Manajemen Laba Dengan Motivasi Pajak Pada Badan Usaha Manufaktur Di Indonesia. Dalam Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13, No. 3 September 2009. Anggraeni, Wenty. 2011. Analisis Tingkat Discretionary Accrual Sebelum Dan Sesudah Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Badan 2008 (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 20082009). Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro. Dechow, Patricia M. dkk. 2011. Detecting Earning Management: A New Approach. Djamaluddin, dkk. 2007. Analisis Perubahan Aktiva Pajak Tangguhan Dan Kewajiban Pajak Tangguhan Untuk Mendeteksi Manajemen Laba. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS edisi 3. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hadimukti, Fathony Aziz. 2012. Pengaruh Pajak Tangguhan Dan Rasio Pajak Terhadap Peringkat Obligasi Di Indonesia. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro. Hamzah, Ardi. Deteksi Earning Management Melalui Beban Pajak Tangguhan, Akrual dan Arus Kas Operasi (Studi Pada Perusahaan Real Estate dan Property Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008). http://cwiexz.blogspot.com/2009/11/reformasi-perpajakan-di-indonesia.html, diunduh pada tanggal 27 Mei 2013. http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/teori-earning-management-definisipola.html http://wibowo-pajak.blogspot.com/2012/05/pengertian-dasar-antisipasiakrual.html
77
78
Http://www.gudangmateri.com/2011/04/definisi-dan-pengertian-pajak.html, diunduh pada tanggal 4 November 2012. http://www.realestatindonesia.org/ Indriantoro, Nur. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE. Irreza dan Yulianti. 2010. Penggunaan Komponen-Komponen Pembentuk Pajak Tangguhan dalam Mendeteksi Manajemen Laba: Sebuah Pendekatan Baru di Indonesia. Dalam Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto, 2010. Jones, J. J. 1991. The Effects of Foreign Trade Regulation on Accounting Choises. Journal of Accounting Research 29(2): 193-228. Nugroho, Aryanto Budi. 2010. Pelaksanaan Ketentuan Pajak Penghasilan Final Bagi Wajib Pajak Yang Usaha Pokoknya Melakukan Pengalihan Hak Atas Tanah Dan/Atau Bangunan: Studi Kasus Pt X. Thesis. Jakarta: Universitas Indonesia. Pamungkas, Mur Aditya. 2011. Analisa Pengaruh Perubahan Tarif Pajak Penghasilan Tahun 2008 Terhadap Tindakan Earning Management Oleh Wajib Pajak Badan. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Phillips, J., M. Pincus and S.O.Rego. 2003. “Earnings Management : New Evidence Based on Deferred Tax Expense”. Dalam The Accounting Review Vol.78. No.2 (April, 2003): 491-521. Rahmawati, dkk. 2006. “Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan Publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Dalam Simposium Nasional Akuntansi IX. Sekaran, Uma. 2003. Research Methods for Bussiness: A Skill Building Approach. Six edition, John Willey & Sons, inc. New York. Sitorus, Rumenta P. 2010. Indikasi Manajemen Laba Sebelum dan Sesudah Perubahan Tarif Pajak Penghasilan Badan Tahun 2008. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro. Subagyo dan Oktavia. 2010. Manajemen Laba Sebagai Respon Atas Perubahan Tarif Pajak Penghasilan Badan Di Indonesia. Dalam Simposium Nasional XIII Purwokerto, 2010. Sulistiawan, dkk. 2011. Creative Accounting: Mengungkap Manajemen Laba dan Skandal Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
79
Suryarini, Trisni dan Tarsis Tarmudji. 2009. Pengetahuan Perpajakan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press. UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Wijaya, Maxson dan Dwi Martani. 2011. Praktik Manajemen Laba Perusahaan Dalam Menanggapi Penurunan Tarif Pajak Sesuai Uu No. 36 Tahun 2008. Dalam Simposium Nasional XIV Aceh, 2011. Wulandari dkk. 2004. Indikasi Manajemen Laba Menjelang Undang-Undang Perpajakan 2000 Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Dalam Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar Bali : 883 –896. www.idx.co.id www.pajak.go.id Yamashita, H and Otogawa Kazuhisa, 2007. Do Japanese Firms Manage Earnings in Response to Tax Rate Reduction in the Late 1990s? M. S. -05-01. Yulianti. 2005. Kemampuan Beban Pajak Tangguhan dalam Mendeteksi Manajemen Laba. Dalam Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juli 2005.
80
81
Lampiran 1 Hasil Uji Statistics Descriptive a.
Hasil Uji Statistic Descriptive Total Akrual Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
TA 2009
30
-.1314
.3830
.002875
.0925441
TA 2010
30
-.1902
.2952
.001118
.1016006
Valid N (listwise)
30
b. Hasil Uji Statistic Descriptive Discretionary Accrual Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
DA 2009
30
-.1861
.3469
-.035070
.0932203
DA 2010
30
-.2086
.2764
-.036345
.0995836
Valid N (listwise)
30
82
Lampiran 2 Hasil Uji Normalitas 1. Uji Grafik
Gambar Grafik DA 2009
Gambar Grafik DA 2010
83
2.
Uji Kolomogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test DA2009
N
DA2010
30
30
Mean
-.03507
-.036345
Std. Deviation
.093220
.0995836
Absolute
.164
.131
Positive
.164
.131
Negative
-.109
-.090
Kolmogorov-Smirnov Z
.896
.716
Asymp. Sig. (2-tailed)
.398
.684
Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal.
84
Lampiran 3 Hasil Uji Regresi Koefisien DA 2009 Variables Entered/Removed Variables
Variables
Entered
Removed
Model 1
b
Method
PPEit/Ait Δ(REV-REC)/Ait
. Enter
a 1/Ait
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Ta/Ait
Model Summary
Model
R
1
.455
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.207
.115
.087059239
a. Predictors: (Constant), PPEit/Ait , Δ(REV-REC)/Ait, 1/Ait
a
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
.051
3
.017
Residual
.197
26
.008
Total
.248
29
a. Predictors: (Constant), PPEit/Ait , Δ(REV-REC)/Ait, 1/Ait
F
Sig.
2.256
.106
a
a
b. Dependent Variable: Ta/Ait Coefficients
Model 1
(Constant)
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
B
Std. Error
-.046
.028
1.925E10
8.417E9
Δ(REV-REC)/Ait
.069
PPEit/Ait
.178
1/Ait
a
a. Dependent Variable: Ta/Ait
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
-1.657
.110
.426
2.287
.031
.879
1.137
.177
.071
.390
.700
.917
1.090
.125
.259
1.423
.167
.923
1.083
85
Lampiran 4 Hasil Uji Regresi Koefisien DA 2010 Variables Entered/Removed Model 1
Variables Entered
b
Variables Removed
Method
PPEit/Ait Δ(REV-REC)/Ait
. Enter
a 1/Ait
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: (Ta/Ait-1)
Model Summary
Model
R
1
.334
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.111
.009
.10116
a. Predictors: (Constant), PPEit/Ait , Δ(REV-REC)/Ait, 1/Ait b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
.033
3
.011
Residual
.266
26
.010
Total
.299
29
Sig.
1.085
.373
a
a. Predictors: (Constant), PPEit/Ait , Δ(REV-REC)/Ait, 1/Ait b. Dependent Variable: (Ta/Ait-1)
Coefficients Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
Model
B
1
-.044
.031
1.390E10
1.096E10
-.030 .251
(Constant) 1/Ait Δ(REV-REC)/Ait PPEit/Ait
a
Std. Error
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
-1.407
.171
.244
1.268
.216
.924 1.082
.182
-.030
-.164
.871
.993 1.007
.159
.304
1.579
.126
.923 1.083
86
Lampiran 5 Hasil Uji T-test
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
DA2009
-.03507
30
.093220
.017020
DA2010
-.036345
30
.0995836
.0181814
Paired Samples Correlations N Pair 1
DA2009 & DA2010
Correlation 30
Sig.
.487
.006
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the
Mean
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
Difference Lower
Sig. (2Upper
t
df
tailed)
Pair 1 DA2009 .0012753 DA2010
.0978275
.0178608
-.0352541
.0378047
.071
29
.944
87
Lampiran 6 Data Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2009 No
Kode
Total Akrual (X)
Nama Perusahaan
Laba bersih (net income) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
ADHI OMRE BAPA BCIP BKSL BSDE COWL CTRA CTRP CTRS DART DGIK DILD DUTI ELTY GPRA
17 JIHD
PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk PT. INDONESIA PRIMA PROPERTY Tbk PT. BEKASI ASRI PEMULA Tbk PT. BUMI CITRA PERMAI Tbk PT. SENTUL CITY Tbk PT. BUMI SERPONG DAMAI Tbk PT. COWELL DEVELOPMENT Tbk PT. CIPUTRA DEVELOPMENT Tbk PT. CIPUTRA PROPERTY Tbk PT. CIPUTRA SURYA Tbk PT. DUTA ANGGADA REALTY Tbk PT. DUTA GRAHA INDAH Tbk PT. INTILAND DEVELOPMENT Tbk PT. DUTA PERTIWI Tbk PT. BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk PT. PERDANA GAPURAPRIMA Tbk PT. JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Kas dari operasi/ CFO
165,530,000,000 83,784,956,716 8,982,142,892 8,614,762,269 2,457,166,164 308,738,334,000 13,691,009,424 136,327,668,227 74,200,352,446 57,118,544,162 73,281,784,880 66,743,636,441 25,612,283,715 211,986,451,546 132,255,912,805 31,296,373,054
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
150,791,957,628 15,352,807,668 24,824,672,443 (38,934,926,933) (117,011,989,335) 239,242,777,000 8,957,435,448 371,914,959,547 138,676,652,011 22,950,808,160 (68,047,212,728) 51,033,740,764 21,252,628,323 309,646,127,132 (365,677,947,540) (10,623,700,937)
Rp 315,166,027,000
Rp
357,654,772,000
88
18 JKON 19 JRPT No 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kode KPIG LAMI LPCK MDLN MKPI PTPP PWON SCBD SMRA SSI WIKA
PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA Tbk PT. JAYA REAL PROPERTY Tbk Nama Perusahaan PT. GLOBAL LAND DEVELOPMENT Tbk PT. LAMICITRA NUSANTARA Tbk PT. LIPPO CIKARANG Tbk PT. MODERNLAND REALTY Tbk PT. METROPOLITAN KENTJANA Tbk PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN Tbk PT. PAKUWON JATI Tbk PT. DANAYASA ARTHATAMA Tbk PT. SUMMARECON AGUNG Tbk PT. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk PT. WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk
Rp 125,968,151,763 Rp 305,886,803,736 Rp 191,705,460,000 Rp 377,493,848,000 Total Akrual (X) Laba bersih (net income) Rp 127,874,560,767 Rp 12,602,248,000 Rp 25,681,106,177 Rp 2,355,455,742 Rp 236,423,792,840 Rp 163,260,215,238 Rp 146,622,125,000 Rp 265,350,685,000 Rp 167,342,743,000 Rp 17,598,623,843 Rp 189,222,076,000
Kas dari operasi/ CFO Rp 12,038,249,588 Rp 26,757,944,000 Rp 67,554,133,296 Rp 144,090,913,646 Rp 263,853,186,546 Rp 24,327,854,391 Rp 82,835,045,000 Rp 321,545,684,000 Rp 572,891,906,000 Rp (67,756,385,148) Rp 880,209,448,000
89
Data Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2009 NO.
Nama Perusahaan 1
PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk
2
PT. INDONESIA PRIMA PROPERTY Tbk
3
PT. BEKASI ASRI PEMULA Tbk
4
PT. BUMI CITRA PERMAI Tbk
5
PT. SENTUL CITY Tbk
6
PT. BUMI SERPONG DAMAI Tbk
7
PT. COWELL DEVELOPMENT Tbk
8
PT. CIPUTRA DEVELOPMENT Tbk
9
PT. CIPUTRA PROPERTY Tbk
10
PT. CIPUTRA SURYA Tbk
11
PT. DUTA ANGGADA REALTY Tbk
12
PT. DUTA GRAHA INDAH Tbk
13
PT. INTILAND DEVELOPMENT Tbk
14
PT. DUTA PERTIWI Tbk
15
PT. BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk
Aktiva Tetap / PPE
Piutang t-1/ REC
Pendapatan t-1/ REV
Total aktiva t-1/ Ait
Rp
128,128,294,785
Rp 216,822,082,027
Rp 1,074,671,969,898
Rp 5,125,368,541,520
Rp
144,291,499,718
Rp
1,319,136,564
Rp
11,523,967,230
Rp
771,688,606,838
Rp
729,227,069
Rp
2,478,592,529
Rp
11,337,258,158
Rp
127,212,980,516
Rp
9,141,489,898
Rp
9,955,280,387
Rp
39,772,453,925
Rp
124,142,900,259
Rp
34,110,054,088
Rp
83,045,452,303
Rp
82,548,217,267
Rp 2,543,182,987,219
Rp
111,474,980,000
Rp
(4,957,254,000)
Rp 1,024,247,602,210
Rp 4,381,085,317,000
Rp
1,329,936,554
Rp
(954,260,686)
Rp
15,125,794,805
Rp
Rp 1,524,697,443,132
Rp
(29,165,002,426)
Rp
29,150,156,876
Rp 8,108,443,360,875
Rp
967,078,302,762
Rp
1,562,848,220
Rp
12,834,947,684
Rp 3,625,080,672,129
Rp
490,511,425,769
Rp
(23,298,483,652)
Rp (189,723,018,435)
Rp 2,159,220,314,994
Rp
87,253,341,315
Rp
4,914,977,385
Rp
(57,357,306,220)
Rp 2,774,514,489,772
Rp
54,433,919,708
Rp
(3,607,102,262)
Rp
(64,710,679,733)
Rp 1,378,179,489,324
Rp
142,580,200,001
Rp
22,099,512,883
Rp
53,816,346,876
Rp 2,111,152,441,704
Rp
51,896,899,751
Rp
(1,538,927,213)
Rp
(59,824,378,584)
Rp 4,513,527,428,217
Rp 176,193,911,022
Rp
5,202,775,697
Rp 8,334,991,485,092
Rp 4,615,514,120,951
207,447,390,282
90
NO.
Nama Perusahaan
Aktiva Tetap / PPE Rp
16
18
PT. PERDANA GAPURAPRIMA Tbk PT. JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA Tbk
19
PT. JAYA REAL PROPERTY Tbk
20
PT. GLOBAL LAND DEVELOPMENT Tbk
21
PT. LAMICITRA NUSANTARA Tbk
22
PT. LIPPO CIKARANG Tbk
23
PT. MODERNLAND REALTY Tbk
24
PT. METROPOLITAN KENTJANA Tbk
25
PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN Tbk
26
PT. PAKUWON JATI Tbk
27
PT. DANAYASA ARTHATAMA Tbk
28
PT. SUMMARECON AGUNG Tbk
29
PT. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk
30
PT. WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk
17
160,311,149,978
Piutang t-1/ REC Rp
51,848,368,534
Pendapatan t-1/ REV
Total aktiva t-1/ Ait
Rp
(572,274,808)
Rp 1,409,097,674,907
Rp 1,374,921,420,000
Rp 169,867,749,000
Rp 1,154,781,446,000
Rp 5,487,044,343,000
Rp
200,126,448,631
Rp
37,714,006,269
Rp
361,488,167,857
Rp 1,369,148,932,912
Rp
23,727,637,000
Rp
5,035,042,000
Rp
13,489,459,000
Rp 2,211,213,226,000
Rp
528,253,766,929
Rp
11,322,250,516
Rp
9,000,033,445
Rp 2,019,232,332,119
Rp
82,267,962,000
Rp
2,426,976,000
Rp
21,952,298,000
Rp
Rp
22,068,786,105
Rp
13,752,847,187
Rp
46,601,277,904
Rp 1,401,408,806,528
Rp
95,237,905,190
Rp
(96,524,844,600)
Rp
54,444,240,909
Rp 1,846,259,737,784
Rp
320,184,567,693
Rp
(314,563,382)
Rp
76,198,696,890
Rp 1,652,508,813,097
Rp
78,861,891,981
Rp
(63,785,221,151)
Rp
269,643,838,922
Rp 2,783,131,441,640
Rp 1,559,359,538,000
Rp
1,635,557,000
Rp
243,576,520,000
Rp 3,562,501,143,000
Rp
715,445,577,000
Rp 168,707,137,000
Rp 1,149,298,039,000
Rp 4,078,616,800,000
Rp
308,637,298,000
Rp
(44,018,020,000)
Rp
(69,370,268,000)
Rp 3,629,969,131,000
Rp
635,606,504,090
Rp
(72,884,795,588)
Rp (269,177,998,224)
Rp 2,251,369,383,772
Rp
332,207,429,000
Rp (167,031,235,000)
Rp
Rp 5,771,423,810,000
31,780,004,000
639,351,512,000
91
Data Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2009 NO.
TA
Nama Perusahaan 1
PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk
2
PT. INDONESIA PRIMA PROPERTY Tbk
3
PT. BEKASI ASRI PEMULA Tbk
4
PT. BUMI CITRA PERMAI Tbk
5
PT. SENTUL CITY Tbk
6
PT. BUMI SERPONG DAMAI Tbk
7
PT. COWELL DEVELOPMENT Tbk
8
PT. CIPUTRA DEVELOPMENT Tbk
9
PT. CIPUTRA PROPERTY Tbk
10
PT. CIPUTRA SURYA Tbk
11
PT. DUTA ANGGADA REALTY Tbk
12
PT. DUTA GRAHA INDAH Tbk
13
PT. INTILAND DEVELOPMENT Tbk
14
PT. DUTA PERTIWI Tbk
15
PT. BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk
16
18
PT. PERDANA GAPURAPRIMA Tbk PT. JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA Tbk
19
PT. JAYA REAL PROPERTY Tbk
20
PT. GLOBAL LAND DEVELOPMENT Tbk
17
(Ta/Ait-1)
1/Ait
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
14,738,042,372 68,432,149,048 (15,842,529,551) 47,549,689,202 119,469,155,499 69,495,557,000 4,733,573,976 (235,587,291,320) (64,476,299,565) 34,167,736,002 141,328,997,608 15,709,895,677 4,359,655,392 (97,659,675,586) 497,933,860,345 41,920,073,991
0.0028755088 0.0886784494 -0.1245354797 0.3830238306 0.0469762326 0.0158626349 0.0228181900 -0.0290545646 -0.0177861696 0.0158241083 0.0509382806 0.0113990201 0.0020650595 -0.0216371069 0.0597401762 0.0297495871
0.0000000000001951 0.0000000000012959 0.0000000000078608 0.0000000000080552 0.0000000000003932 0.0000000000002283 0.0000000000048205 0.0000000000001233 0.0000000000002759 0.0000000000004631 0.0000000000003604 0.0000000000007256 0.0000000000004737 0.0000000000002216 0.0000000000001200 0.0000000000007097
Rp
(42,488,745,000)
-0.0077434667
0.0000000000001822
Rp Rp Rp
(179,918,651,973) (185,788,388,000) 115,836,311,179
-0.1314091167 -0.0840210188 0.0573665097
0.0000000000007304 0.0000000000004522 0.0000000000004952
92
NO.
TA
Nama Perusahaan
21
PT. LAMICITRA NUSANTARA Tbk
22
PT. LIPPO CIKARANG Tbk
23
PT. MODERNLAND REALTY Tbk
24
PT. METROPOLITAN KENTJANA Tbk
25
PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN Tbk
26
PT. PAKUWON JATI Tbk
27
PT. DANAYASA ARTHATAMA Tbk
28
PT. SUMMARECON AGUNG Tbk
29
PT. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk
30
PT. WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
(14,155,696,000) (41,873,027,119) (141,735,457,904) (27,429,393,706) 138,932,360,847 63,787,080,000 (56,194,999,000) (405,549,163,000) 85,355,008,991 (690,987,372,000)
(Ta/Ait-1) -0.0221407094 -0.0298792379 -0.0767689697 -0.0165986369 0.0499194392 0.0179051395 -0.0137779551 -0.1117224826 0.0379124854 -0.1197256335
1/Ait 0.0000000000015641 0.0000000000007136 0.0000000000005416 0.0000000000006051 0.0000000000003593 0.0000000000002807 0.0000000000002452 0.0000000000002755 0.0000000000004442 0.0000000000001733
93
Lampiran 7
Data Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2009 NO.
Nama Perusahaan
1
PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk
2
PT. INDONESIA PRIMA PROPERTY Tbk
3
PT. BEKASI ASRI PEMULA Tbk
4
PT. BUMI CITRA PERMAI Tbk
5
PT. SENTUL CITY Tbk
6
PT. BUMI SERPONG DAMAI Tbk
7
PT. COWELL DEVELOPMENT Tbk
8
PT. CIPUTRA DEVELOPMENT Tbk
9
PT. CIPUTRA PROPERTY Tbk
10
PT. CIPUTRA SURYA Tbk
11
PT. DUTA ANGGADA REALTY Tbk
12
PT. DUTA GRAHA INDAH Tbk
13
PT. INTILAND DEVELOPMENT Tbk
14
PT. DUTA PERTIWI Tbk
15
PT. BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk
16
18
PT. PERDANA GAPURAPRIMA Tbk PT. JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA Tbk
19
PT. JAYA REAL PROPERTY Tbk
17
REVit / Ait1
RECit / Ait1
PPEit /Ait1
0.20967701 0.01493344 0.08912029 0.32037639 0.03245862 0.23378855 0.07291388 0.00359504 0.00354060 -0.08786645 -0.02067292 -0.04695374 0.02549145 -0.01325446 0.00062421 -0.00040613
0.04230371 0.00170942 0.01948380 0.08019210 0.03265414 -0.00113151 -0.00460001 -0.00359687 0.00043112 -0.01079023 0.00177147 -0.00261729 0.01046799 -0.00034096 0.02113906 0.03679544
0.02499885 0.18698151 0.00573233 0.07363683 0.01341235 0.02544460 0.00641096 0.18803824 0.26677428 0.22717062 0.03144815 0.03949697 0.06753667 0.01149808 0.55375151 0.11376866
0.21045601
0.03095797
0.26402399 0.00610048
0.02754558 0.00227705
(REVitRECit)/Ait-1 0.16737331 0.01322403 0.06963649 0.24018428 -0.00019552 0.23492007 0.07751390 0.00719191 0.00310948 -0.07707622 -0.02244439 -0.04433644 0.01502347 -0.01291350 -0.02051485 -0.03720157
NDA
DA=Ta/AitNDA
0.0183582058 0.0493671166 0.0064288649 0.0361250236 0.0034599163 0.0232694771 0.0071639248 0.0492125302 0.0693153125 0.0533647801 0.0065515186 0.0070818288 0.0185586631 0.0020611440 0.1419650864 0.0268247708
-0.01548 0.03931 -0.13096 0.34690 0.04352 -0.00741 0.01565 -0.07827 -0.08710 -0.03754 0.04439 0.00432 -0.01649 -0.02370 -0.08222 0.00292
0.25057596
0.17949804 0.0776435351
-0.08539
0.14616850 0.01073060
0.23647841 0.0546476091 0.00382343 0.0030506880
-0.18606 -0.08707
94
NO.
Nama Perusahaan
20
PT. GLOBAL LAND DEVELOPMENT Tbk
22
PT. LIPPO CIKARANG Tbk
23
PT. MODERNLAND REALTY Tbk
24
PT. METROPOLITAN KENTJANA Tbk
25
PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN Tbk
26
PT. PAKUWON JATI Tbk
27
PT. DANAYASA ARTHATAMA Tbk
28
PT. SUMMARECON AGUNG Tbk
29
PT. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk
30
PT. WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk
REVit / Ait1
RECit / Ait1
PPEit /Ait1
0.00445716 0.03325316 0.02948894 0.04611092 0.09688505 0.06837233 0.28178623 -0.01911043 -0.11956190 0.00550644
0.00560721 0.00981359 -0.05228129 -0.00019036 -0.02291851 0.00045910 0.04136381 -0.01212628 -0.03237354 -0.02894108
0.26161119 0.01574757 0.05158424 0.19375665 0.02833567 0.43771482 0.17541378 0.08502477 0.28231996 0.05756074
(REVitRECit)/Ait-1 -0.00115005 0.02343958 0.08177023 0.04630127 0.11980356 0.06791323 0.24042242 -0.00698415 -0.08718836 0.03444752
NDA 0.0676756439 0.0057428312 0.0191660045 0.0534703620 0.0158449912 0.1181899772 0.0625021597 0.0215255413 0.0669304950 0.0173540058
DA=Ta/AitNDA -0.01031 -0.03562 -0.09593 -0.07007 0.03407 -0.10028 -0.07628 -0.13325 -0.02902 -0.13708
95
Data Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2010 No
Kode
Total Akrual (X)
Nama Perusahaan
Laba bersih (net income) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
ADHI 0MRE BAPA BCIP BKSL BSDE COWL CTRA CTRP CTRS DART DGIK DILD DUTI ELTY GPRA
17 JIHD 18 JKON
PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk PT. INDONESIA PRIMA PROPERTY Tbk PT. BEKASI ASRI PEMULA Tbk PT. BUMI CITRA PERMAI Tbk PT. SENTUL CITY Tbk PT. BUMI SERPONG DAMAI Tbk PT. COWELL DEVELOPMENT Tbk PT. CIPUTRA DEVELOPMENT Tbk PT. CIPUTRA PROPERTY Tbk PT. CIPUTRA SURYA Tbk PT. DUTA ANGGADA REALTY Tbk PT. DUTA GRAHA INDAH Tbk PT. INTILAND DEVELOPMENT Tbk PT. DUTA PERTIWI Tbk PT. BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk PT. PERDANA GAPURAPRIMA Tbk PT. JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA Tbk
Kas dari operasi/ CFO
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
189,483,638,611 106,072,961,890 12,680,878,136 18,644,127,247 65,489,228,775 394,403,204,755 8,400,943,653 257,959,577,688 155,371,099,329 87,178,005,009 26,907,902,380 70,542,159,376 350,491,922,129 267,041,220,494 178,704,601,860 35,172,644,425
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
(30,755,924,856) 120,251,670,077 15,498,483,793 (18,079,402,380) (145,915,771,431) 759,666,347,857 10,923,642,835 650,372,359,395 157,294,272,376 85,395,292,842 60,737,782,206 354,838,827,833 (281,183,722,896) 279,191,566,362 (2,208,637,400,758) 118,639,720,766
Rp
61,417,164,000
Rp
91,578,408,000
Rp
115,364,098,213
Rp
122,099,460,744
96
No 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kode JRPT KPIG LAMI LPCK MDLN MKPI PTPP PWON SCBD SMRA SSI WIKA
Nama Perusahaan PT. JAYA REAL PROPERTY Tbk PT. GLOBAL LAND DEVELOPMENT Tbk PT. LAMICITRA NUSANTARA Tbk PT. LIPPO CIKARANG Tbk PT. MODERNLAND REALTY Tbk PT. METROPOLITAN KENTJANA Tbk PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN Tbk PT. PAKUWON JATI Tbk PT. DANAYASA ARTHATAMA Tbk PT. SUMMARECON AGUNG Tbk PT. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk PT. WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk
Total Akrual (X) Laba bersih (net income) Rp 264,923,460,000 Rp 163,116,314,140 Rp 19,052,278,000 Rp 65,307,482,748 Rp 38,601,640,901 Rp 262,847,794,796 Rp 201,647,908,789 Rp 273,560,528,000 Rp 76,489,042,000 Rp 233,477,896,000 Rp 115,588,154,217 Rp 284,922,192,000
Kas dari operasi/ CFO Rp 658,108,015,000 Rp 13,167,401,400 Rp 33,930,964,000 Rp 248,446,261,967 Rp (36,404,026,672) Rp 415,766,322,325 Rp 66,876,718,076 Rp 538,644,223,000 Rp 84,197,060,000 Rp 654,388,839,000 Rp 93,707,935,480 Rp 209,923,753,000
97
Data Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2010 No
Nama Perusahaan
Aktiva Tetap / PPE
Piutang t-1/ REC
1 PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk PT. INDONESIA PRIMA 2 PROPERTY Tbk
Rp 186,401,376,095
Rp (240,349,386,005)
Rp 131,580,142,110
Rp
14,343,684,983
3 PT. BEKASI ASRI PEMULA Tbk
Rp
355,862,657
Rp
739,256,430
4 PT. BUMI CITRA PERMAI Tbk
Rp
12,061,911,498
Rp
(11,060,830,074)
5 PT. SENTUL CITY Tbk
Rp
28,622,195,245
Rp
(9,598,188,557)
6 PT. BUMI SERPONG DAMAI Tbk PT. COWELL DEVELOPMENT 7 Tbk PT. CIPUTRA DEVELOPMENT 8 Tbk
Rp 313,734,349,372
Rp
72,160,400,445
Rp
5,404,006,635
Rp
2,909,175,371
Rp 2,012,889,541,100
Rp
65,001,409,467
9 PT. CIPUTRA PROPERTY Tbk
Rp 1,280,672,973,337
Rp
3,670,180,705
10 PT. CIPUTRA SURYA Tbk PT. DUTA ANGGADA REALTY 11 Tbk
Rp 646,025,466,322
Rp
12,036,748,681
Rp
80,167,195,842
Rp
(35,001,877)
12 PT. DUTA GRAHA INDAH Tbk PT. INTILAND DEVELOPMENT 13 Tbk
Rp
83,385,467,313
Rp 140,093,771,506
Rp
144,366,782,041
Rp 330,374,985,832
Pendapatan t-1/ REV
Total aktiva t-1/ Ait Rp Rp (2,039,633,173,180) 5,629,454,335,393 Rp Rp 177,840,564,452 744,866,369,493 Rp Rp (9,096,204,109) 134,883,970,713 Rp Rp 10,251,097,182 166,677,118,442 Rp Rp 280,888,981,267 2,784,021,782,133 Rp Rp 1,270,592,451,000 9,334,997,312,907 Rp Rp 1,559,909,725 207,505,008,227 Rp Rp 360,315,844,770 8,553,946,343,429 Rp Rp 18,252,673,464 3,561,888,611,993 Rp Rp 201,848,437,910 2,268,629,009,246 Rp Rp 34,552,118,890 3,213,315,053,678 Rp Rp 66,535,033,723 1,494,791,050,488 Rp Rp 459,009,557,986 2,140,126,674,921
98
14 PT. DUTA PERTIWI Tbk PT. BAKRIELAND 15 DEVELOPMENT Tbk PT. PERDANA GAPURAPRIMA 16 Tbk No Nama Perusahaan PT. JAKARTA INTERNATIONAL 17 HOTELS & DEVELOPMENT Tbk PT. JAYA KONSTRUKSI 18 MANGGALA PRATAMA Tbk
Rp
49,557,317,531
Rp
822,716,502
Rp
4,800,880,125
Rp 5,639,422,127,074
Rp 283,720,571,821
Rp
308,551,688,171
Rp 9,910,409,289 Aktiva Tetap / PPE
Rp (129,597,399,099) Piutang t-1/ REC
Rp 3,959,864,954 Pendapatan t-1/ REV
Rp 1,328,370,650,000
Rp (179,012,749,000)
Rp
(772,770,564,000)
Rp 262,224,230,352
Rp
30,597,865,372
Rp
(12,854,891,567)
19 PT. JAYA REAL PROPERTY Tbk PT. GLOBAL LAND 20 DEVELOPMENT Tbk PT. LAMICITRA NUSANTARA 21 Tbk
Rp
31,825,005,000
Rp
(4,510,312,000)
Rp
111,466,196,000
Rp
471,401,619,660
Rp
(6,419,449,603)
Rp
15,421,979,698
Rp
72,318,456,000
Rp
(557,631,000)
Rp
(5,928,071,000)
22 PT. LIPPO CIKARANG Tbk
Rp
55,080,067,341
Rp
(6,575,305,928)
Rp
81,501,441,998
23 PT. MODERNLAND REALTY Tbk PT. METROPOLITAN KENTJANA 24 Tbk PT. PEMBANGUNAN 25 PERUMAHAN Tbk
Rp 123,543,123,992
Rp
51,771,665,010
Rp
(33,025,146,655)
Rp 162,219,682,313
Rp
(2,397,698,681)
Rp
29,671,268,746
Rp
77,126,920,371
Rp
267,849,148,060
Rp
197,915,836,359
26 PT. PAKUWON JATI Tbk PT. DANAYASA ARTHATAMA 27 Tbk
Rp 736,173,082,000
Rp
74,831,449,000
Rp
530,619,579,000
Rp 677,846,677,000
Rp
(187,658,993,000)
Rp
(810,274,043,000)
Rp 4,429,503,290,693 Rp11,592,631,487,233 Rp 1,323,187,899,971 Total aktiva t-1/ Ait Rp 5,137,438,904,000 Rp 1,538,696,405,885 Rp 2,585,475,177,000 Rp 2,088,221,069,234 Rp 610,489,273,000 Rp 1,551,020,489,441 Rp 1,770,704,521,774 Rp 1,663,732,806,949 Rp 4,125,551,419,349 Rp 3,476,869,704,000 Rp 3,803,478,613,000
99
28 PT. SUMMARECON AGUNG Tbk PT. SURYA SEMESTA 29 INTERNUSA Tbk PT. WIJAYA KARYA (PERSERO) 30 Tbk
Rp 379,106,473,000
Rp
45,667,727,000
Rp
Rp 656,511,574,544
Rp
43,849,101,387
Rp
Rp
Rp
27,619,626,000
Rp
405,546,470,000
Rp 4,460,277,206,000 Rp 205,994,057,531 2,235,441,508,554 Rp (567,935,390,000) 5,700,613,602,000 497,751,323,000
100
Data Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama Perusahaan PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk PT. INDONESIA PRIMA PROPERTY Tbk PT. BEKASI ASRI PEMULA Tbk PT. BUMI CITRA PERMAI Tbk PT. SENTUL CITY Tbk PT. BUMI SERPONG DAMAI Tbk PT. COWELL DEVELOPMENT Tbk PT. CIPUTRA DEVELOPMENT Tbk PT. CIPUTRA PROPERTY Tbk PT. CIPUTRA SURYA Tbk PT. DUTA ANGGADA REALTY Tbk PT. DUTA GRAHA INDAH Tbk PT. INTILAND DEVELOPMENT Tbk PT. DUTA PERTIWI Tbk PT. BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk PT. PERDANA GAPURAPRIMA Tbk PT. JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA Tbk PT. JAYA REAL PROPERTY Tbk PT. GLOBAL LAND DEVELOPMENT Tbk
TA
(Ta/Ait-1)
1/Ait
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
220,239,563,467 (14,178,708,187) (2,817,605,657) 36,723,529,627 211,405,000,206 (365,263,143,102) (2,522,699,182) (392,412,781,707) (1,923,173,047) 1,782,712,167 (33,829,879,826) (284,296,668,457) 631,675,645,025 (12,150,345,868) 2,387,342,002,618 (83,467,076,341)
0.0391227196 -0.0190352374 -0.0208891067 0.2203273609 0.0759351100 -0.0391283608 -0.0121572930 -0.0458750577 -0.0005399307 0.0007858104 -0.0105280308 -0.1901915779 0.2951580635 -0.0027430493 0.2059361591 -0.0630802899
0.0000000000001776 0.0000000000013425 0.0000000000074138 0.0000000000059996 0.0000000000003592 0.0000000000001071 0.0000000000048192 0.0000000000001169 0.0000000000002807 0.0000000000004408 0.0000000000003112 0.0000000000006690 0.0000000000004673 0.0000000000002258 0.0000000000000863 0.0000000000007558
Rp Rp Rp Rp
(30,161,244,000) (6,735,362,531) (393,184,555,000) 149,948,912,740
-0.0058708716 -0.0043773174 -0.1520743879 0.0718070107
0.0000000000001946 0.0000000000006499 0.0000000000003868 0.0000000000004789
101
No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Perusahaan PT. LAMICITRA NUSANTARA Tbk PT. LIPPO CIKARANG Tbk PT. MODERNLAND REALTY Tbk PT. METROPOLITAN KENTJANA Tbk PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN Tbk PT. PAKUWON JATI Tbk PT. DANAYASA ARTHATAMA Tbk PT. SUMMARECON AGUNG Tbk PT. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk PT. WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk
TA Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
(14,878,686,000) (183,138,779,219) 75,005,667,573 (152,918,527,529) 134,771,190,713 (265,083,695,000) (7,708,018,000) (420,910,943,000) 21,880,218,737 74,998,439,000
(Ta/Ait-1) -0.0243717403 -0.1180763120 0.0423592229 -0.0919129123 0.0326674369 -0.0762420561 -0.0020265706 -0.0943687855 0.0097878735 0.0131562046
1/Ait 0.0000000000016380 0.0000000000006447 0.0000000000005647 0.0000000000006011 0.0000000000002424 0.0000000000002876 0.0000000000002629 0.0000000000002242 0.0000000000004473 0.0000000000001754
102
Data Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2010 No
Nama Perusahaan
1 PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk PT. INDONESIA PRIMA PROPERTY 2 Tbk 3 PT. BEKASI ASRI PEMULA Tbk 4 PT. BUMI CITRA PERMAI Tbk 5 PT. SENTUL CITY Tbk 6 PT. BUMI SERPONG DAMAI Tbk 7 PT. COWELL DEVELOPMENT Tbk 8 PT. CIPUTRA DEVELOPMENT Tbk 9 PT. CIPUTRA PROPERTY Tbk 10 PT. CIPUTRA SURYA Tbk 11 PT. DUTA ANGGADA REALTY Tbk 12 PT. DUTA GRAHA INDAH Tbk 13 PT. INTILAND DEVELOPMENT Tbk 14 PT. DUTA PERTIWI Tbk PT. BAKRIELAND DEVELOPMENT 15 Tbk 16 PT. PERDANA GAPURAPRIMA Tbk PT. JAKARTA INTERNATIONAL 17 HOTELS & DEVELOPMENT Tbk No Nama Perusahaan
0.03311180
(REVitRECit)/Ait1 -0.31961957
0.0196545749
0.01925672 0.00548068 -0.06636082 -0.00344760 0.00773009 0.01401978 0.00759900 0.00103040 0.00530574 -0.00001089 0.09372131 0.15437170 0.00018574
0.17664933 0.00263829 0.07236693 0.01028088 0.03360840 0.02604278 0.23531706 0.35954886 0.28476470 0.02494844 0.05578403 0.06745712 0.01118801
0.21949827 -0.07291793 0.12786355 0.10434084 0.12838055 -0.00650233 0.03452377 0.00409403 0.08366802 0.01076369 -0.04921005 0.06010606 0.00089811
0.0471164470 0.0029895774 0.0181636406 (0.0000048375) 0.0063655381 0.0081120740 0.0705006746 0.1091800310 0.0840584293 0.0072614149 0.0184346462 0.0187037828 0.0033742112
0.02661619 0.00299267
0.02447422 -0.09794331
0.48646609 0.00748980
-0.15041942 REVit / Ait-
-0.03484475 RECit / Ait-
0.25856671 PPEit /Ait-1
REVit / Ait1
RECit / Ait1
PPEit /Ait-1
-0.36231454
-0.04269497
0.23875499 -0.06743725 0.06150273 0.10089324 0.13611064 0.00751746 0.04212276 0.00512444 0.08897375 0.01075280 0.04451126 0.21447775 0.00108384
0.00214197 0.10093598 -0.11557467 (REVit-
NDA
DA=Ta/AitNDA 0.01947 -0.06615 -0.02388 0.20216 0.07594 -0.04549 -0.02027 -0.11638 -0.10972 -0.08327 -0.01779 -0.20863 0.27645 -0.00612
0.1478214325 (0.0007511809)
0.05811 -0.06233
0.0820715185 NDA
-0.08794 DA=Ta/Ait-
103
PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA 18 PRATAMA Tbk 19 PT. JAYA REAL PROPERTY Tbk PT. GLOBAL LAND DEVELOPMENT 20 Tbk 21 PT. LAMICITRA NUSANTARA Tbk 22 PT. LIPPO CIKARANG Tbk 23 PT. MODERNLAND REALTY Tbk 24 PT. METROPOLITAN KENTJANA Tbk PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN 25 Tbk 26 PT. PAKUWON JATI Tbk 27 PT. DANAYASA ARTHATAMA Tbk 28 PT. SUMMARECON AGUNG Tbk PT. SURYA SEMESTA INTERNUSA 29 Tbk 30 PT. WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk
1
1
RECit)/Ait1
-0.00835440 0.04311246
0.01988558 -0.00174448
0.17041973 0.01230915
0.00738522 -0.00971036 0.05254698 -0.01865085 0.01783415
-0.00307412 -0.00091342 -0.00423934 0.02923789 -0.00144116
0.22574316 0.11845983 0.03551215 0.06977060 0.09750345
0.04797318 0.15261417 -0.21303499 0.11159650
0.06492445 0.02152265 -0.04933878 0.01023876
0.01869494 0.21173445 0.17821756 0.08499617
0.09214916 -0.09962706
0.01961541 0.00484503
0.29368318 0.07114085
-0.02823998 0.04485694 0.01045935 -0.00879694 0.05678632 -0.04788874 0.01927531 -0.01695126 0.13109152 -0.16369621 0.10135774 0.07253375 -0.10447209
NDA
0.0526547982 0.0023962737
-0.05703 -0.15447
0.0683121397 0.0362756969 0.0090921030 0.0226469259 0.0290627883
0.00349 -0.06065 -0.12717 0.01971 -0.12098
0.0061917985 0.0604345261 0.0590890246 0.0227981032
0.02648 -0.13668 -0.06112 -0.11717
0.0871036747 0.0247609796
-0.07732 -0.01160
104
Lampiran 8 Tabel Nilai Discretionary Accrual No Nama Perusahaan 1 PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk
DA 2009
DA 2010
-0.01548
0.01947
0.03931
-0.06615
-0.13096
-0.02388
4 PT. BUMI CITRA PERMAI Tbk
0.34690
0.20216
5 PT. SENTUL CITY Tbk
0.04352
0.07594
-0.00741
-0.04549
7 PT. COWELL DEVELOPMENT Tbk
0.01565
-0.02027
8 PT. CIPUTRA DEVELOPMENT Tbk
-0.07827
-0.11638
9 PT. CIPUTRA PROPERTY Tbk
-0.08710
-0.10972
-0.03754
-0.08327
11 PT. DUTA ANGGADA REALTY Tbk
0.04439
-0.01779
12 PT. DUTA GRAHA INDAH Tbk
0.00432
-0.20863
13 PT. INTILAND DEVELOPMENT Tbk
-0.01649
0.27645
14 PT. DUTA PERTIWI Tbk
-0.02370
-0.00612
15 PT. BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk
-0.08222
0.05811
2 PT. INDONESIA PRIMA PROPERTY Tbk 3 PT. BEKASI ASRI PEMULA Tbk
6 PT. BUMI SERPONG DAMAI Tbk
10 PT. CIPUTRA SURYA Tbk
16 PT. PERDANA GAPURAPRIMA Tbk PT. JAKARTA INTERNATIONAL 17 HOTELS & DEVELOPMENT Tbk PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA 18 PRATAMA Tbk
0.00292
-0.06233
-0.08539
-0.08794
-0.18606
-0.05703
19 PT. JAYA REAL PROPERTY Tbk
-0.08707
-0.15447
20 PT. GLOBAL LAND DEVELOPMENT Tbk
-0.01031
0.00349
21 PT. LAMICITRA NUSANTARA Tbk
-0.05764
-0.06065
22 PT. LIPPO CIKARANG Tbk
-0.03562
-0.12717
23 PT. MODERNLAND REALTY Tbk
-0.09593
0.01971
24 PT. METROPOLITAN KENTJANA Tbk
-0.07007
-0.12098
105
No
Nama Perusahaan
25 PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN Tbk
DA 2009
DA 2010
0.03407
0.02648
26 PT. PAKUWON JATI Tbk
-0.10028
-0.13668
27 PT. DANAYASA ARTHATAMA Tbk
-0.07628
-0.06112
28 PT. SUMMARECON AGUNG Tbk
-0.13325
-0.11717
29 PT. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk
-0.02902
-0.07732
30 PT. WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk
-0.13708
-0.0116
106
Lampiran 9 Tabel Perusahaan Property dan Real Estate yang Memenuhi Kriteria (20092010) No
Nama Perusahaan 1 PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk 2 PT. INDONESIA PRIMA PROPERTY Tbk 3 PT. BEKASI ASRI PEMULA Tbk 4 PT. BUMI CITRA PERMAI Tbk 5 PT. SENTUL CITY Tbk 6 PT. BUMI SERPONG DAMAI Tbk 7 PT. COWELL DEVELOPMENT Tbk 8 PT. CIPUTRA DEVELOPMENT Tbk 9 PT. CIPUTRA PROPERTY Tbk
10 PT. CIPUTRA SURYA Tbk 11 PT. DUTA ANGGADA REALTY Tbk 12 PT. DUTA GRAHA INDAH Tbk 13 PT. INTILAND DEVELOPMENT Tbk 14 PT. DUTA PERTIWI Tbk 15 PT. BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk 16 PT. PERDANA GAPURAPRIMA Tbk PT. JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT 17 Tbk 18 PT. JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA Tbk 19 PT. JAYA REAL PROPERTY Tbk 20 PT. GLOBAL LAND DEVELOPMENT Tbk 21 PT. LAMICITRA NUSANTARA Tbk 22 PT. LIPPO CIKARANG Tbk 23 PT. MODERNLAND REALTY Tbk
107
24 PT. METROPOLITAN KENTJANA Tbk 25 PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN Tbk 26 PT. PAKUWON JATI Tbk 27 PT. DANAYASA ARTHATAMA Tbk 28 PT. SUMMARECON AGUNG Tbk 29 PT. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk 30 PT. WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk
Laporan Tahunan
PT Cowell Development Tbk
- 2.0.0.9 annual report
Graha Atrium 6th Fl Senen Raya No. 135 Jakarta 10410 Telp. (021) 386 7868 (hunting) Fax. (021) 386 2919 www.cowelldev.com
PT Cowell Development Tbk
PT Cowell Development Tbk
LAPORAN TAHUNAN
2009
a.n.n.u.a.l r.e.p.o.r.t
we’re ready to serve you better
DAFTAR ISI contents 01
Visi dan Misi / vision and mission
02
Informansi Perusahaan / corporate information
05
Ikhtisar Keuangan / financial highlights
06
Informasi Saham / share information
07
Sambutan Dewan Komisaris / message from the board of commissioners
11
Profil Manajemen - Komisaris / management profile - commissioners
12
Laporan Dewan Direksi / report from the board of directors
16
Profil Manajemen - Direksi / management profile - directors
19
Analisa dan Pembahasan Manajemen / management’s analysis and review
27
Tata Kelola Perusahaan / good corporate governance
42
Struktur Organisasi / organization structure
43
Pertanggungjawaban Atas Laporan Tahunan 2009 / responsibility for the annual report 2009
44
Laporan Auditor Independen / independent auditor’s report
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk
NILAI INTI core value
VISI
vision
NILAI INTI - core value : Menjadi Perusahaan yang Dapat Dibanggakan » To be a Company that all can be proud of
..............................................................
01
VISI
VISION
PELANGGAN • Memenuhi kebutuhan pelanggan. • Secara konsisten menghadirkan produk yang mampu memenuhi kebutuhan pelanggan melalui layanan yang lebih baik, lebih cepat berikut harga yang lebih kompetitif. • Menciptakan imbal hasil yang memuaskan bagi pelanggan.
CUSTOMER • Provide customer with their needs. • Consistently delivering the products above customers’ satisfaction by providing more, better, faster and competitive price. • Create good return for our customers.
KARYAWAN • Harus berpikir dan bertindak layaknya Pemilik dan Mitra. • Perlakukan semua orang secara adil dan dengan rasa hormat. • Melaksanakan dengan standar integritas tertinggi. • Menilai karyawan kita, mendorong perkembangan mereka serta memberi penghargaan atas kinerja mereka. • Bekerja keras agar stakeholder (pemangku kepentingan) kita bangga.
EMPLOYEE • Must think and act like Owners and Partners. • Treat each other fairly and with respect.
TIM YANG HEBAT SERTA KEHENDAK UNTUK MENANG • Saling bekerja sama, berdisiplin serta melaksanakan secara konsisten dengan standar tertinggi, untuk memenuhi kebutuhan pelanggan kita dan membuat perusahaan menang. • Menunjukkan kemauan yang kuat untuk menang di pasar dan di setiap aspek dalam bisnis kita.
GREAT TEAM AND A WILL TO WIN • Work well together, disciplined and execute consistently with the highest standard, to meet the needs of our customers and to make the company win.
MELAKSANAKAN DENGAN LUAR BIASA • Mengeliminir pemborosan dan birokasi. • Mengefisienkan serta menyetandarkan pelaksanaan tugas kita. • Bertindak cepat dalam mengatasi masalah, mendorong tercapainya hasil serta menindaklanjutinya secara terperinci.
EXECUTE SUPERBLY • Eliminate waste and bureaucracy. • Streamlining and standardizing our operation.
INTEGRITAS • Terbuka dan jujur pada diri kita sendiri, rekan-rekan sekerja, serta para pemangku kepentingan (stakeholders). • Menjunjung integritas dengan standar tertinggi di dalam setiap tindakan kita.
INTEGRITY • Be open and honest with ourselves, our colleges, our shareholders. • Uphold the highest standards of integrity in all of our actions.
PEMANGKU KEPENTINGAN • Membangun perusahaan yang mampu berkembang di lingkungan manapun. • Menuju pendapatan yang bernilai tinggi, memperoleh imbal hasil atas modal yang tinggi, menghasilkan margin yang bagus dan memberikan perkiraan risiko wajar secara relatif terhadap modal yang telah ditempatkan.
STAKEHOLDERS • To build a company that can thrive to any environment.
MISI
MISSION
Kita harus bekerja sama erat dengan integritas standar tertinggi untuk menjaga kepercayaan dari pelanggan kami dan stakeholder dengan menyediakan produk dengan kualitas terbaik sebagai pengembalian atas investasi mereka.
We must work together fiercely with the highest standard of integrity to keep the Trust of our Customers and Stakeholders by providing best quality products with a good return on their investment.
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
• Operate with the highest standards of integrity. • Value our employees, encourage their development and reward their performance. • Work with fierce to make our Stakeholders can be proud of.
• Exhibit a strong Will to Win in the marketplace and in every aspect of our business.
• Act quickly on problems; drive for results; and ensure detailed follow up.
• Lead to high quality earnings; yield high returns on capital; produces good margins and provides reasonable risk relative to the capital deployed.
INFORMASI PERUSAHAAN corporate information
Gambaran Umum Perseroan PT Cowell Development Tbk (selanjutnya disebut Perseroan) berdiri pada tahun 1981 di Jakarta dengan kegiatan usaha sebagai pengembang kawasan perumahan dan bangunan komersial. Proyek pertama Perseroan adalah perumahan Vila Melati Mas pada tahun 1984 yang kini dikenal dengan nama Melati Mas Residence. Perubahan manajemen terjadi pada tahun 2000 sehubungan dengan adanya pembelian kepemilikan Perseroan dari PT Misori Utama dan PT Indokisar Djaya oleh PT Gama Nusapala selaku salah satu pemegang saham. Seiring dengan perubahan manajemen tersebut, pada tahun 2005 nama Perseroan berubah dari PT Internusa Artacipta menjadi PT Karya Cipta Putra Indonesia. Pada tahun 2007, PT Karya Cipta Putra Indonesia berubah menjadi PT Cowell Development Tbk seperti yang sudah dikenal sekarang ini. Kini PT Cowell Development Tbk tengah mengembangkan tiga proyek utamanya di daerah Serpong yaitu Melati Mas Residence, Serpong Park dan Serpong Terrace, serta satu proyek di Kalimantan yaitu Borneo Paradiso di kota Balikpapan. Sebagai tambahan, Perseroan juga membangun sebuah apartemen untuk kelas menengah atas di Jakarta Barat yang bernama apartemen Concord. Bersamaan dengan semakin berkembangnya kedua kawasan tersebut, PT Cowell Development Tbk semakin optimis menyongsong pertumbuhan properti di tahun 2010.
. . . . . . . . . . . .......................................................................................................... . . . . . . Company Overview PT. Cowell Development Tbk., (the Company) was established in 1981 in Jakarta with line business was as a housing development business and building commercial area. In 1984 the Company started its pilot project of Melati Mas Residence which was formerly known as Villa Melati Mas. Management amendment occurred in 2000 relating to the acquisition of the Company's ownership from PT. Misori Utama and PT. Indokisar Djaya by PT. Gama Nusapala as one of shareholders. In line with this management amendment, in the year 2005 the Company’s corporate identity changed from PT. Internusa Artacipta to PT. Karya Cipta Putra Indonesia. In 2007 PT. Karya Cipta Indonesia Putra changed to PT. Cowell Development Tbk. as widely known today. Now PT. Cowell Development Tbk. is developing three main projects in Serpong area namely Melati Mas Residence, Serpong Park and Serpong Terrace, and one project in Kalimantan namely Borneo Paradiso in the city of Balikpapan. Additionally, the Company is also developing an apartment for the upper middle segment in West Jakarta namely Apartment Concord. Simultaneously with the growth of both regions, PT. Cowell Development Tbk is increasingly optimistic about the property growth in 2010.
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
02
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk
INFORMASI PERUSAHAAN corporate information
DATA PERSEROAN / CORPORATE INFORMATION TANGGAL BERDIRI / DATE OF ESTABLISHMENT 25 Maret 1981 / March 25th 1981 DEWAN KOMISARIS / BOARD OF COMMISSIONERS Ir. Harijanto Thany Presiden Komisaris / President Commissioner Vijay Perapti Komisaris Independen / Independent Commissioner DIREKSI / BOARD OF DIRECTORS Pikoli Sinaga, SE, MM Presiden Direktur / President Director Ir. Novi Imelly Direktur Tak Terafilliasi / Non- Affiliated Director Hari DhohoTampubolon Direktur - Sekretaris Perusahaan / Director - Corporate Secretary HUBUNGAN INVESTOR / INVESTOR RELATION Hari Dhoho Tampubolon KANTOR PUSAT / HEAD OFFICE : Graha Atrium 6th Floor Jl. Senen Raya No.135 Jakarta 10410 T +62-21 386 7868 F +62-21 386 2919 www.cowelldev.com KANTOR PEMASARAN DAN PROYEK / MARKETING OFFICES AND PROJECT : Melati Mas Residence Jl. Melati Mas Raya Blok Q No.1 Serpong-Tangerang 15322 T +62-21 537 1122, 538 1122 F +62-21 537 1123 Serpong Park Perumahan Serpong Park Blok P1 Serpong Tangerang 15322 T +62-21 5315 2826 Serpong Terrace Jl. Raya Victor BSD Serpong Tangerang T +62-21 756 4888 Borneo Paradiso Ruko Bandar Klandasan T +62-542 739 048-50
03
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
PENGHARGAAN / AWARDS Warta Ekonomi Company Award 2009 Terbaik Pertama Kategori Properti / Warta Ekonomi Magazine Company Award 2009 The Best of Property Category LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG / SUPPORTING INSTITUTIONS AND PROFESSIONALS AUDITOR Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja Gedung Jaya 4th floor Jl. M.H. Thamrin No.12 Jakarta 10340 T +62-21 3190 8550 F +62-21 3190 8502 KSEI PT Kustodian Sentral Efek Indonesia Indonesia Stock Exchange Building 1st Tower 5th fl Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 T +62-21 5299 1099 F +62-21 5299 1199 FICOMINDO PT Ficomindo Buana Registrar Mayapada Tower 10th fl Suite 02 B Jl. Jend. Sudirman Kav. 28 Jakarta 12920 T +62-21 521 2316, 521 2317 F +62-21 521 2320 E-mail :
[email protected] PERUSAHAAN PEMERINGKAT / RATING AGENCY PT Pemeringkat Efek Indonesia Setiabudi Atrium, 8th floor, suite 809-810 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 62 Kuningan Jakarta 12920 T +62-21 521 0077 F +62-21 521 0078
INFORMASI PERUSAHAAN corporate information
Subsidiaries and Associated Companies In its operational business, the Company is supported by a company as follows :
Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi Dalam menjalankan usahanya, Perseroan didukung oleh perusahaan sebagai berikut : Nama Perusahaan Name of the Company
Kepemilikan Perseroan The Company’s Ownership
Kegiatan Usaha Line of Business
PT. Sandi Mitra Selaras
99,99%
Properti
Kepemilikan Saham Perseroan Susunan Pemegang Saham Perseroan (di atas 5%) per tanggal 31 Desember 2009 adalah : Nama Pemegang Saham Shareholders’ Name
The Company’s Share Ownership The composition of the Company’s shareholders (above 5%) as of December 31, 2009 is : Jumlah Saham Number of Share
Persentase (%) Percentage
PT. Gama Nusapala
499.000.000
66,15
Masyarakat
255.375.900
33,85
Total
754.375.900
100
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
04
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk
IKHTISAR KEUANGAN financial highlights
2009
2008
2007
2006
2005
Pendapatan Bersih (Net Revenues)
98.931
83.805
83.456
98.007
64.327
Laba Kotor (Gross Profit)
48.969
33.229
28.077
29.556
24.412
Laba Usaha (Operating Income)
22.078
11.481
12.913
9.869
4.417
Laba Bersih (Net Income)
13.691
6.617
7.361
5.247
2.074
207.505
207.447
226.300
286.454
276.124
Jumlah Investasi (Total Investments)
21.974
22.780
-
-
-
Jumlah Kewajiban (Total Liablilities)
76.268
88.551
113.225
236.251
249.370
Modal Saham (Paid-up Capital)
75.473
75.473
75.000
9.900
9.900
131.233
118.893
113.075
50.201
26.754
2
2
-
2
-
138.151
113.645
140.603
86.006
69.057
75.437
75.437
75.000
9.900
9.900
475 / 100
410 / 100
100
1.000.000
1.000.000
18
9
23
529.961
209.544
Laba Kotor Terhadap Pendapatan Bersih Gross Profit Margin
49,49%
39.65%
33,64%
30,16%
37,95%
Laba Bersih Terhadap Pendapatan Bersih Net Profit Margin
13,83%
7.89%
8,82%
5,35%
3,22%
Laba Bersih Terhadap Jumlah Aktiva Return on Assets
6,59%
3,19%
3,25%
1,83%
0,75%
Laba Bersih Terhadap Jumlah Ekuitas Return on Equity
10,43%
5,56%
6,51%
10,45%
7,75%
Jumlah Kewajiban Terhadap Aktiva Total Liabilities to Total Assets
36,75%
42.68%
50,03%
82,47%
90,31%
Jumlah Pinjaman Terhadap Jumlah Ekuitas Debt to Equity
58,11%
74.47%
100,13%
470,61%
932,08%
3,80
2,32
2,87
1,32
1.31
Rp 1,79
Rp 2,00
-
-
-
Dalam jutaan Rupiah 31 Desember 2009 in millions of Rupiah December 31, 2009
Laporan Laba-Rugi / Statement Income
Neraca / Balance Sheet Jumlah Aktiva (Total Assets)
Jumlah Ekuitas (Total Equity) Hak Minoritas (Minority Interests) Modal Kerja Bersih (Working Capital)
Jumlah Saham Beredar (jutaan Rupiah) Outstanding Shares (Million Rupiah) Harga Penutupan / Nilai Nominal per Saham Closing Price per Share / Par Value per Share Laba Bersih per Saham Dasar Earning per Share
Rasio Keuangan / Financial Ratios
Rasio Lancar Current Ratio Pembagian Dividen Tahunan Dividends Declared for Financial Year
05
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
INFORMASI SAHAM share information
Pencatatan Saham Perdana / Public Listing Date 19 Desember 2007 / 19 December 2007 Bursa Saham / Stock Exchange Bursa Efek Indonesia / Indonesia Stock Exchange Kode Saham / Stock Code COWL Saham Perdana / Share Issued on Initial Public Offering 250.000.000.000 Saham per Rp 100,- / Saham 250.000.000.000 Shares of Rp 100,- each Harga Saham Perdana / Price on Listing Rp 130,Jumlah Saham per 31 Desember 2009 / Total Shares Issued at 31 December 2009 754.375.900 Lembar / Shares
Pemegang Saham
Shareholders
PT. Gama Nusapala
66.15%
PT Gama Nusapala
Pemegang Saham lainnya dengan kepemilikan kurang dari 5%
33.85%
Other Shareholders holding less than 5% each
Jumlah
100%
Total
Harga Saham / Share Price Tahun 2009 / Year 2009
Harga Tertinggi / Highest Price
Harga Terendah / Lowest Price
Harga Penutupan / Closing Price
Volume
Value (T)
Desember / December November / November Oktober / October September / September Agustus / August Juli / July Juni / June Mei / May April / April Maret / March Ferbuari / February Januari / January
475 355 375 0 350 350 350 430 390 420 440 410
325 325 300 0 265 290 250 260 340 385 395 410
475 330 345 330 330 335 350 290 390 390 420 410
619,010 24,875 123,169 118 112 104 288 3 1,007 1,855 20
129,202,645,000 4,228,552,500 21,193,420,000 19,385,000 17,512,500 15,615,000 43,287,500 560,000 203,900,000 391,645,000 4,100,000
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
06
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk
SAMBUTAN DEWAN KOMISARIS message from the board of commissioners
07
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
SAMBUTAN DEWAN KOMISARIS message from the board of commissioners
IR. HARIJANTO THANY Presiden Komisaris president commissioner
Atas nama Dewan Komisaris PT Cowell Development Tbk, saya merasa bangga dapat menyampaikan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Perusahaan yang telah diaudit untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009. Perspektif 2009 Krisis ekonomi yang menghantam pasar uang global pada tahun 2008 kini sudah makin berkurang dampaknya di tahun 2009, khususnya di Indonesia. Pasar properti mulai bergairah namun penjualan properti tidak dapat serta merta langsung dapat terakselerasi karena semua bidang usaha tengah melakukan konsolidasi di segala lini. Namun di tengah-tengah situasi ekonomi yang demikian, Perseroan mampu meningkatkan angka penjualan menjadi Rp 98,9 milyar atau meningkat sebesar 18,04 % dari Rp 83,8 milyar di 2008, dengan kontribusi terbesar berasal dari Serpong Terrace (ST).
........................... On behalf of the Board of Commissioners of PT Cowell Development Tbk, I have the pleasure of presenting to you the Company’s Annual Report and Financial Statements audited for the year ended December 31, 2009. Perspective 2009 The economic crisis which crashed global financial markets in 2008 has now been further reduced its impact in 2009, particularly in Indonesia. Property markets began to passionately grow but property sales can not necessarily be accelerated direct since all business areas are making consolidation. However in the midst of this sort of economic situation, the Company could increase sales to Rp 98.9 billion or an increase of 18,04 % from Rp 83.8 billion in 2008, with the largest contribution came from Serpong Terrace (ST).
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
08
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk
SAMBUTAN DEWAN KOMISARIS message from the board of commissioners
09
Hal ini berkat komitmen Perseroan dalam menjalankan empat hal penting yang harus selalu dipertimbangkan. Pertama adalah komitmen manajemen dalam menjalankan kegiatannya dalam mencapai pertumbuhan pendapatan yang positif. Kedua, mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk-produk yang ditawarkan oleh Perseroan yang dapat memberikan nilai jual kembali yang tinggi. Yang ketiga adalah menjaga kepercayaan lembaga keuangan terhadap kinerja dan masa depan Perseroan sehingga mereka selalu mendukung. Yang terakhir adalah kebijakan-kebijakan pemerintah yang ditetapkan dalam program pemulihan ekonomi sehingga tercapai solusi terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang dan tingkat suku bunga, khususnya dalam hal pemulihan kredit macet perbankan.
This is thanks to the commitment of the Company in carrying out four important matters that should always be considered. The management stay focused on four important matters, first is the commitment to achieve positive revenue. Secondly, sustain and leverage consumer loyalty to the products offered by the Company that would give a higher investment return rate. Thirdly is to maintain financial institution's trust to keep their continuous support. The last one is the government's policies and procedures in order to stimulate the economic climate to find the best solution for the fluctuating currency exchange rate and interest rate.
Selain itu, pengalaman dalam menghadapi krisis ekonomi pada tahun 1997-1998 dan perlambatan ekonomi 2000-2001 telah membantu Perseroan dalam menerapkan strategi untuk menstabilkan kondisi akibat efek krisis sehinga Perseroan masih mampu menghasilkan keuntungan.
In addition, experience in dealing with the economic crisis in 1997-1998 and 2000 -2001 economic slowdown has helped the Company in applying the strategy to stabilize the condition from the effects of the crisis so that the Company was able to turn a profit.
Selaku Dewan Komisaris, kami telah memeriksa Laporan Direksi berikut kinerja keuangan yang dirangkum dalam laporan keuangan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009. Kami menghargai beberapa kebijakan yang telah diambil Direksi dalam upayanya mewujudkan amanat yang telah dituangkan dalam rencana kerja 2009.
We have reviewed the Board of Director's report including the consolidated Finanacial Report as per December 31th 2009. We acknowledge some of the initiatives that the Board of Director's had taken in order to accomplish the goals that had been set in 2009. We appreciate some policies carried out by the Board of Directors to realize the mandate that has been written in the 2009 work plan.
Untuk selanjutnya kami berharap agar Direksi senantiasa selalu memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian dalam setiap penentuan kebijakan-kebijakan dan pengambilan-pengambilan keputusan. Dengan terus melakukan perbaikan dan pengembanganpengembangan dalam struktur internal maupun eksternal, kami yakin Perseroan akan mampu tumbuh dengan baik di tahun 2010.
We hope that the Board of Director will always think thoroughly in all decision making and policy initiatives. By continuously perfecting and developing internal and external structure, we believe that the Company will grow rapidly in 2010.
Komite Audit, Komite Pemantau Resiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi yang dibentuk oleh Dewan Komisaris, ketiganya berada di bawah pengawasan langsung Dewan Komisaris telah memberikan laporan dan rekomendasi yang sangat berharga demi kemajuan Perseroan.
Audit Committee, Risk Monitoring Committee and Remuneration and Nomination Committee established by the Board of Commissioners, three of them were under the direct supervision of the Board of Commissioners has provided a report and recommendations are valuable for the progress of the Company.
Dewan Komisaris bersama Dewan Direksi memastikan bahwa semua laporan dan rekomendasi yang diberikan telah ditindaklanjuti dan semua langkah yang harus diambil telah dilaksanakan. Hasil dari seluruh proses ini adalah, keberhasilan Perusahaan dalam menciptakan nilai bagi pemegang saham, pelanggan dan masyarakat Indonesia secara umum.
Board of Commissioners with the Board of Directors ensures that all reports and recommendations have been followed up and all the steps to be taken have been implemented. Results from this whole process is, that the Company's success in creating value for shareholders, customers and people of Indonesia in general.
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
SAMBUTAN DEWAN KOMISARIS message from the board of commissioners
Prospek di tahun 2010 Tahun 2010 akan menjadi tahun yang menggairahkan bagi industri properti. Penjualan properti, terutama residensial, baik rumah, ruko, maupun apartemen diperkirakan akan menggeliat lagi dengan nilai penjualan secara nasional mencapai Rp 34 trilyun. Dewan Komisaris optimistis Perseroan dapat memanfaatkan momentum ini untuk mencapai keberhasilan yang optimal.
Prospects in 2010 Year of 2010 will be a stimulating year for the property industry. Sales of property, especially residential, well house, shop, or apartment are expected to pick up again with a national sales value reaches Rp 34 trillion. The Board of Commissioners has a confidence that the Company can take advantage of this momentum to achieve an optimum success.
Lokasi pengembangan proyek pun tak hanya terbatas Jabodetabek saja, melainkan telah meluas hingga luar Jawa, seperti yang telah dirintis Perseroan melalui proyek BP di Balikpapan, Kalimantan Timur. Sebagai kota transit di propinsi terkaya di Indonesia dengan pendapatan per kapita mencapai US$ 6.000, Balikpapan merupakan pasar properti yang menjanjikan. Terbukti dengan pesanan untuk 2 cluster yang berhasil dibukukan oleh Perseroan sebesar Rp 120 milyar di BP.
The location of project development was not limited in Jabodetabek area only, but has expanded beyond Java, such as the one that Company has been initiated through BP project in Balikpapan, East Kalimantan. As a city transit in the richest provinces of Indonesia of which the income per capita reached U.S. $ 6000, Balikpapan is a promising property market. It was demonstrated by the purchase orders of 2 clusters of BP which were successful listed by the Company amounting to Rp 120 billion.
Di samping perumahan, potensi pasar yang tengah dikembangkan Perseroan adalah apartemen 30 lantai yaitu West Mark di jantung Jakarta Barat, tepatnya di sebelah Mal Taman Anggrek. Dengan letaknya yang begitu strategis, kami yakin penjualan apartemen dengan kisaran harga Rp 12 juta per m2 ini akan sukses, sejalan dengan makin bergairahannya dunia usaha, khususnya industri properti.
As well as housing, the market potential that the Company develops is a 30 floor apartment namely West Mark apartment in the heart of West Jakarta, precisely near Mal Taman Anggrek. With such strategic location, we believe that the sale of the apartment’s units with the price range of Rp12 million per m2 will be successful, in line with the enthusiasm of business world, especially property industry.
Ucapan Terima Kasih Atas nama Dewan Komisaris, saya menyampaikan ucapan terimakasih kepada para pelanggan, pemegang saham, mitra bisnis, pejabat pemerintah dan komunitas keuangan atas kepercayaan dan keyakinan yang diberikan selama ini.
Acknowledgments On behalf of the Boards of Commissioners, I would like to express my appreciation to our customers,to shareholders, business partners, government authorities and financial community for their continued trust and confidence in us.
Tidak lupa pula, atas nama seluruh Dewan komisaris, kami menyampaikan penghargaan yang setinggitingginya kepada Dewan Direksi dan Komite Audit atas komitmen dan dedikasinya di tahun yang penuh tantangan ini. Selain itu, juga kepada segenap karyawan kami yang telah bekerja keras serta memegang teguh budaya Perusahaan untuk melakukan continuous learning & improvements dalam pencapaian dan penetapan target Perseroan.
Not forgetting also, on behalf of Board of Commissioners, we express appreciation to the Board of Directors and Audit Committee for the commitment and dedication in this challenging year. In addition, also to all our employees who have worked hard and upheld the Company culture to make continuous improvements in learning & achievement and setting targets of the Company.
Dewan Komisaris / Board of Commissioners
IR. HARIJANTO THANY Presiden Komisaris President Commissioner
VIJAY PERAPTI Komisaris Independen Independent Commissioner
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
10
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk
PROFIL MANAJEMEN - KOMISARIS management profile - commissioners
Ir. Harijanto Thany - Komisaris Utama
Ir. Harijanto Thany - (Chairman)
Beliau menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Teknik Institut Teknologi Bandung, jurusan Teknik Sipil pada tahun 1981.
He completed his education at the Faculty of Engineering, Institut Teknologi Bandung, majoring in Civil Engineering in 1981.
Riwayat Pekerjaan 2009 - Sekarang : Komisaris Utama Perseroan 2004 - 2009 : Direktur Perseroan 2003 - 2004 : PT. Karya Agung Putra Indonesia, Direktur Utama 1981 - 2004 : PT. Karya Cipta Putra Indonesia, Manajer Proyek
Working Experience: 2009 - Present : Chairman of the Company 2004 - 2009 : Director of the Company 2003 - 2004 : PT. Karya Agung Putra Indonesia, President Director 1981 - 2004 : PT. Karya Cipta Putra Indonesia, Project Manager
Vijay Perapti - Komisaris Independen
Vijay Perapti - Independent Commissioner
Menyelesaikan pendidikannya di Cambridge University, United Kingdom di jurusan Akuntansi pada tahun 1979 dan mendapatkan diplomanya dari Stanford Singapura pada tahun 1982
Completed her education at Cambridge University, United Kingdom in the department of Accounting in 1979 and a diploma from Stanford in 1982 Singapore
Riwayat Pekerjaan 2007 - Sekarang : Komisaris Independen Perseroan
Working Experience 2007 - Present : Independent Commissioner of the Company 1995 - Present : PT. Mitra Dana Utama, as President Director 1992 - 1995 : PT. Mitra Dana Utama, as Director 1990 - 1992 : PT. Asia Nusamas Leasing Corp.., as Director
1995 - Sekarang : PT Mitra Dana Utama, Presiden Direktur 1992 - 1995 : PT MItra Dana Utama, Direktur 1990 - 1992 : PT Asia Nusamas Leasing Corp., Direktur
11
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
12
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk
LAPORAN DEWAN DIREKSI report from the board of directors
PIKOLI SINAGA, SE, MM Presiden Direktur president director
Kinerja Keuangan Perseroan telah mencapai hasil-hasil yang membanggakan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, karena diakibatkan oleh nilai penjualan yang sukses atas proyek-proyek residensial yang sedang dibangun maupun yang baru saja dipasarkan. Terbukti dari meningkat angka penjualan sebesar 18,04 % menjadi Rp Rp 98,9 milyar dari Rp 83,8 milyar tahun lalu. Begitu pula dengan laba bersih yang meningkat sebesar Rp 7,07 milyar atau 107 % dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp. 6,61 milyar. Kebijakan strategis Pada tahun 2009, dampak dari krisis ekonomi global sudah makin menurun dibandingkan pada tahun 2008. Kondisi ekonomi bergerak ke arah yang positif, telihat dari Seluruh bidang tingkat suku bunga KPR yang semula 16 % pada Desember 2008, mengalami penurunan menjadi 12% pada akhir tahun 2009. Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika stabil bahkan cenderung menguat dari Rp 11.500 di tahun 2008 menjadi Rp 9.400 di akhir tahun 2009.
........................... Financial Performance The Company has recorded commendable results for the year ended 31 December 2008, driven by strong take-up rates for both ongoing and newly launched residential projects. The achievement was evidenced by increased sales of 18,04 % to Rp 98.9 billion from Rp 83.8 billion last year. Similarly, net profit was increased by Rp 7.07 billion or 107% compared to 2008 by Rp 6.61 billion. Strategic Policy In 2009, the impact of the global economic crisis was diminishing compared to 2008. The economic situation moved toward positive trend, seemingly from the entire field of mortgage interest rates which had been 16% in December 2008, has decreased to 12% at the end of 2009. Rupiah currency against the U.S. dollar is stable and even tended to strengthen from Rp 11,500 in 2008 to Rp 9,400 at the end of 2009.
13
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
LAPORAN DEWAN DIREKSI
report from the board of directors
Keadaan yang makin kondusif ini disikapi oleh manajemen dengan mengambil langkah-langkah konsolidasi, antara lain dengan terus ber inovasi dalam memasarkan produknya, mengingat kondisi pasar yang belum sepenuhnya pulih. Salah satunya adalah dengan mengantisipasi tren di pasar properti dan kondisi ekonomi, sehingga hasil akhirnya memberikan optimisme akan kenaikan harga saham Perseroan, peningkatan kepercayaan konsumen, serta pertumbuhan pendapatan.
The situation which was more conducive was followed up by the management through consolidation, among other things were continued innovating the product marketing, considering the market conditions that have not fully recovered. The consolidation involved anticipating trends in property market and economic conditions, therefore the outcome brings optimism over the increase of the Company's stock price, and the growth of consumer trust and the Company’s income.
Selain itu, dalam proyek-proyek pengembangan usaha, Perseroan selalu menekankan pada pembangunan kluster-kluster dengan rumah yang berkualitas dan menciptakan sebuah konsep gaya hidup terpadu yang terbukti dapat menarik para pembeli. Perseroan akan terus memfokuskan diri untuk memberikan nilai tambah kepada para pembeli dalam bentuk properti hunian dan komersial berkualitas dengan harga yang terjangkau oleh pasar yang sedang berkembang, khususnya di wilayah Serpong.
In addition, in business development projects, the Company always emphasized on the development of clusters with high-quality homes and created an integrated lifestyle concept. That was proven to attract buyers. The Company will continue to focus on adding value to the buyer in the form of residential property and commercial quality at an affordable price by emerging markets, particularly in Serpong area.
Alhasil, Perseroan mampu membukukan angka penjualan menjadi Rp 98,9 milyar atau meningkat sebesar 18,04% dari Rp 83,8 milyar di 2008. Laba bersih meningkat sebesar Rp 5,24 milyar atau 79 % dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp. 6,6 milyar.
As a result, the Company was able to record sales to Rp 98.9 billion or an increase of 18,04% from Rp 83.8 billion of 2008. Net income increased by Rp 5.24 billion or 79% compared to 2008 which was Rp 6.6 billion.
Penerapan Tata Kelola Perusahaan Pencapaian tersebut juga tak lepas dari upaya Perseroan dalam menekannya pentingnya penerapan Tata Kelola Perusahaan. Hal ini dapat dibuktikan melalui berfungsinya sejumlah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Komite-komite tersebut, yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Resiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi telah memberikan laporan dan rekomendasi kepada Dewan Direksi yang telah ditindaklanjuti oleh Manajemen ke dalam tindakan yang nyata.
The Implementation of Good Corporate Governance The achievement was also associated with the Company's efforts in emphasizing the importance of the Good Corporate Governance implementation. This could be demonstrated through the performance of committees established by the Board of Commissioners in accordance with prevailing regulations in Indonesia. These committees, namely Audit Committee, Risk Monitoring Committee and Remuneration and Nomination Committee have provided a report and recommendations to the Board of Directors who have been followed up by management into concrete actions.
Pengangkatan Direksi Dalam RUPS tanggal 10 Juni tahun 2009, menyetujui pengangkatan Bapak Pikoli Sinaga, SE MM , Ir. Novi Imelly, dan Hari Dhoho Tampubolon masing masing selaku Direktur Utama, Direktur Tidak Terafiliasi dan Direktur/ Sekretaris Perusahaan dengan masa jabatan sampai dengan 2012.
Directors’ Appointments The AGM on 10 June 2009 approved the appointment of Mr. Pikoli Sinaga, SE MM, Ir.Novi Imelly, and Hari Dhoho Tampubolon as Managing Director, Director Not Affiliated and Director/ Company Secretary for the period until 2012.
Perkembangan ke depan Sejalan dengan membaiknya pertumbuhan industri nasional, kami yakin akan menjadi pengembang pilihan bagi para pembeli rumah di Jabodetabek dengan memposisikan produk kami secara strategis, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar menengah secara efektif, mengingat permintaan terbesar dan prospektif adalah dari perumahan seharga di bawah
Future developments Along with the growth improvement of national industry, we are confident in becoming a developer of choice for home buyers in Jabodetabek area by strategically positioning our products, so as to meet the needs of middle class market effectively, considering that the greatest and the most prospective demand comes from houses with price of under Rp 300
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
14
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk
LAPORAN DEWAN DIREKSI report from the board of directors
Rp 300 juta yang mencapai 150.000 unit dari tahun 2010 hingga 2020. Permintaan rumah untuk daerah pinggiran Jakarta seperti Serpong juga akan meningkat. Ditunjang dengan penurunan suku bunga pinjaman dan deposito di tahun 2010.
million a 150,000 units from 2010 until 2020. Demand for houses in Jakarta’s southern outskirt such as Serpong will also increase, supported by the decrease of loans and deposits interest rates in 2010.
Kami tidak meragukan komitmen yang kuat dari Perseroan dalam memelihara reputasi terpercaya yang secara konsisten menyediakan produk perumahan berkualitas tinggi serta dapat memuaskan kebutuhan pelanggan kami di kawasan Jabodetabek yang kebutuhannya mencapai 2,1 juta unit di tahun 20102020.
We do not doubt the Company’s strong commitment in maintaining a trusted reputation that consistently provides high quality housing products as well as satisfies the needs of our customers in Jabodetabek area of which the needs reach 2.1 million units in 2010-2020.
Selain itu kami juga melebarkan sayap untuk menggarap perumahan di luar Jawa dengan hadirnya Borneo Paradiso (BP) di Balikpapan, Kalimantan Timur. Ekspansi bisnis Perseroan ke Balikpapan menjadi sangat prospektif, oleh karena kota tersebut merupakan kota transit paling dinamis petumbuhan bisnis dan penduduknya, dengan Produk Regional Domestik Bruto sebesar US$ 6.000, sehingga BP dapat meraih target penjualan sebesar 150 miliar per tahun. Hingga saat ini Perseroan telah membukukan pesanan untuk 2 cluster sebesar Rp120 miliar yang akan diserahterimakan akhir 2010.
We also expand to work on the housing outside Java through the presence of Borneo Paradiso (BP) in Balikpapan, East Kalimantan. The Company's business expansion in Balikpapan turns to be prospective since the city represents the most dynamic transit city in business and residents, with the Regional Gross Domestic Product of US $ 6000, therefore BP could achieve sales target of RP 150 billion a year. Until now the Company has received orders for 2 clusters of Rp 120 billion to be handed over in late 2010.
Membaiknya situasi ekonomi di tahun 2010 mendorong investor untuk mengalihkan investasinya ke sektor properti termasuk apartemen yang secara nasional akan tumbuh menjadi sebesar 13.500 unit dibandingkan tahun 2009 sebesar 6.000 unit, terutama apartemen untuk segmen menengah atas. Situasi ini telah diantisipasi oleh Perseroan dengan mengembangkan Apartemen West Mark yang rencananya akan selesai dan diserahterimakan pada tahun 2012. Dari apartemen 30 lantai ini diperkirakan Perseroan akan memperoleh pendapatan sebesar lebih dari Rp 135 milyar.
The 2010 economic situation improvement encourages investors to shift their investment into property sectors including apartments which will nationally grow to 13,500 units compared to 6,000 units of 2009 mainly for apartments of upper middle segment. This situation has been anticipated by the Company through the development of West Mark Apartment which will be completed and handed over in 2012. Out of the 30 floor apartment the Company will expectedly earn revenues over Rp 135 billion from the sale of 180 units.
Akhir kata kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada para pemegang saham, konsumen, mitra usaha dan para karyawan yang telah memberikan kepercayaan dan dukungan kepada Perseroan. Tuhan yang Maha Kuasa senantiasa memberkati dan memberikan bimbingan serta melindungi kita semua.
Finally we do not forget to thank our shareholders, customers, business partners and employees who have given their trusts and supports to the Company. May God Almighty always bless and give guidance and protect us all.
Dewan Direksi / Board of Directors
IR. NOVI IMELLY Direktur tidak Terafiliasi Director not Affiliated
15
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
PIKOLI SINAGA, SE, MM Presiden Direktur President Director
HARI DHOHO TAMPUBOLON Direktur / Sekretaris Perusahaan Director / Corporate Secretary
PROFIL MANAJEMEN - DIREKSI management profile - directors
Pikoli Sinaga, SE MM - Direktur Utama
Pikoli Sinaga, SE MM - President Director
Lahir pada 11 September1965. Mengenggam gelar sarjana ekonomi pada tahun 2001dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Jakarta, gelar Magister Manajemennya diperoleh di universitas yang sama pada tahun 2003. Sementara pada tahun 1986 beliau telah memperoleh Sarjana Muda Pendidikan dari IKIP Medan.
Born in 11 September 1965, he obtained the bachelor degree from Economic College of Jakarta. His Master of Management was obtained the same college in 2003. While in 1986 he had obtained the Bachelor of Education from IKIP Medan.
Riwayat Pekerjaan Juni 2009 - Sekarang : Direktur PT. Cowell Development Tbk. 2007 - 2009 : Direktur PT. Karya Agung Putra Indonesia 2002 - 2006 : Project Manager PT. Karya Agung Putra Indonesia
Working Experience June 2009 - Present : Director of PT.Cowell Development Tbk. 2007 - 2009 : Director of PT. Karya Agung Putra Indonesia 2002 - 2006 : Project Manager at PT. Karya Agung Putra Indonesia
Ir. Novi Imelly - Direktur tidak Terafiliasi
Ir. Novi Imelly - Director Not Affiliated
Lahir pada tahun 1970, lulus dari jurusan teknik, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Bandung pada tahun 1993 dengan predikat cumlaude.
Born in 1970, she was graduated from the engineering department, Faculty of Civil Engineering and Planning of InstituteTeknologi Bandung in 1993 with the predicate “cumlaude”.
Riwayat Pekerjaan 2009 - Sekarang
Working Experience 2009 - Present : Director of PT.Cowell Development Tbk. 2008 - 2009 : Chief Marketing Officer and Business Development of PT. Cowell Development Tbk. 2004 - 2008 : Marketing and Business Development Director of PT. Modernland Realty May - October 2004 : Executive Director for Project of Gading Serpong Permai. 1999 - 2004 : Chief Executive Officer (CEO) and owner representative for
2008 - 2009
2004 - 2008
Mei - Okt 2004 1999 - 2004
: Direktur PT. Cowell Development, Tbk : Chief Marketing Officer dan Business Development PT. Cowell Development, Tbk : Marketing dan Business Development Director PT. Modernland Realty : Direktur Executive untuk Proyek Gading Serpong Permai. : Chief Executive Officer ( CEO ) and owner representative
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
16
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk
PROFIL MANAJEMEN - DIREKSI management profile - directors
1995 - 1999
1994 - 1995
17
untuk proyek WTC Matahari, Metropolis Town Square dan Depok Town Square. : Biro Direksi dan Pengembangan Usaha / Business Development (1997 - 1999) PT. Bumi Serpong Damai : Analyst Research and Development di PT. Satyatama Graha Tara in Association with Brooke Hiller Parker
1995 - 1999
1994 - 1995
the project of WTC Matahari, Metropolis Town Square and Depok Town Square. : Bureau Directors and Business Development (1997 - 1999) at PT. Bumi Serpong Damai : Analyst Research and Development at PT. Satyatama Graha Tara in Association with Brooke Hiller Parker
Hari Dhoho Tampubolon - Direktur / Sekretaris Perusahaan
Hari Dhoho Tampubolon - Director / Corporate Secretary
Warga Negara Indonesia, lahir di Kediri tahun 1973. Sarjana Ekonomi dari Universitas Trisakti, mendapat gelar Master Accounting dari Universitas Indonesia.
Indonesian citizen, he was born in Kediri in 1973. He holds Bachelor of Economics from the University of Trisakti, and received a Masters Degree Accounting from the University of Indonesia.
Riwayat Pekerjaan 2008 - Sekarang : Direktur dan Sekretaris Perseroan PT Cowell Development Tbk, Jakarta 2007 - 2008 : Financial Controller PT Cowell Development Tbk, Jakarta 2006 : Finance Controller Hotel Sari Pan Pacific Jakarta pada PT Sarinitokyu Hotel International 2005 - 2006 : Finance Controller Hotel Imperial Aryaduta dan Country Club pada PT Lippo Karawaci Tbk 2000 - 2005 : Corporate Controller pada Perusahaan A. Latief 1997 - 2000 : Senior Auditor pada Deloitte Touche Indonesia
Working Experience: 2008 - Present : Director and Corporate Secretary of PT Cowell Development Tbk., Jakarta 2007 - 2008 : Financial Controller of PT Cowell Development Tbk., Jakarta 2006 : Finance Controller Hotel Sari Pan Pacific Jakarta at PT Sarinitokyu Hotel International 2005 - 2006 : Finance Controller Aryaduta Hotel and Country Club at PT Lippo Karawaci Tbk.
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
2000 - 2005 1997 - 2000
: Corporate Controller at a company of A. Latief Group : Senior Auditor at Deloitte Touche Indonesia
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
18
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN management’s analysis and review
19
Penjualan
Sales
Hasil yang cukup menggembirakan telah dicapai Perseroan telah untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2009. Hal didorong oleh nilai penjualan yang sukses atas proyek-proyek residensial yang sedang dibangun seperti Serpong Terrace yang baru saja dipasarkan. Pendapatan meningkat sebesar 18,04 % menjadi Rp 98,9 milyar dari Rp 83,8 milyar tahun lalu.
The quite encouraging result has been achieved by the Company for the year ended on December 31, 2009. This value was driven by successful sales of residential projects which were under construction such as the newly marketed Serpong Terrace. Revenue increased by 18.04 % to Rp 98.9 billion from the Rp 83.8 billion last year.
Pengembangan Properti
Property Development
Penjualan rumah di Serpong Terrace (ST) telah memberikan kontribusi sebesar 31 % dari total pendapatan Perseroan selama tahun 2009, selain pendapatan dari penjualan rumah, ruko dan kios di Melati Mas Residence (MMR), Serpong Park (SP), bahkan dari Borneo Paradiso (BP) .
Sales of homes in Serpong Terrace (ST) has contributed 31% of total Company’s revenue for the year 2009, besides the income from the sale of houses, shophouses and stalls at the Melati Mas Residence (MMR), Serpong Park (SP), even from Borneo Paradiso ( BP).
Pertumbuhan Laba
Profit Growth
Laba (Rugi) Usaha
Income (Loss) from Operations
Laba usaha berasal dari laba kotor dikurangi biaya penjualan dan biaya umum & administrasi. Laba usaha di tahun 2009 adalah sebesar Rp 22.07 milyar yang berarti terjadi peningkatan sebesar Rp 10,59 milyar atau 92 % dibandingkan laba usaha selama tahun 2008 yaitu sebesar Rp 11,48 milyar. Angka pertumbuhannya meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan di tahun 2008 (11,15%). Peningkatan laba usaha ini disebabkan oleh penjualan Serpong Terrace.
Operating profit from gross profit less selling expenses and general & administrative expenses. Operating profit in the year 2009 was Rp 22.07 billion which meant an increase of Rp 10,59 billion or 92 % compared to operating income for the year 2008 which was Rp 11.5 billion. The growth numbers increased compared to 2008 (11.15%). The Increase of operating profit was due to the sale of Serpong Terrace.
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN management’s analysis and review
Laba (Rugi) Bersih
Net Income (Loss)
Laba bersih sampai dengan 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 13,69 milyar yang berarti terjadi peningkatan sebesar Rp 7,07 milyar atau 107% dibandingkan dengan laba bersih selama tahun 2008 yaitu sebesar Rp 6,61 milyar.
Net profit up to December 31, 2009 amounted to Rp13.69 billion, which meant an increase of Rp 7.07 billion or 107% compared to 2008 which was Rp 6.61 billion.
Pertumbuhan Total Aktiva dan Ekuitas
Growth of Total Assets and Equity
Aktiva
Assets
Aktiva Perseroan pada tanggal 31 Desember 2009 tercatat sebesar Rp 207,5 milyar yang berarti tidak mengalami banyak peningkatan dibandingkan dengan total aktiva sampai dengan 31 Desember 2008 sebesar Rp 207, 4 milyar.
Assets of the Company on 31 December 2009 reached Rp 207.5 billion which meant an unsignificantly increase compared to total assets up to December 31, 2008 which amounted to Rp 207.4 billion.
Kewajiban
Liabilities
Total kewajiban menurun sebesar Rp 12 milyar (13,6%) terutama dari : 1. Pinjaman bank dan lembaga pembiayaan telah terbayarkan sesuai dengan jadwal jatuh tempo yang terjadi pada tahun 2009. 2. Penurunan uang muka penjualan diterima sebesar Rp 20,1 milyar dari Rp 40,5 milyar menjadi Rp 20,4 milyar dikarenakan adanya pengakuan penjualan tahun 2009 seiring dengan terjadinya serah terima kunci ke konsumen.
Total liabilities increased by Rp 12 billion (13.5%) mainly from : 1. Bank and financing institution loans have been paid on due date of 2009.
Ekuitas
Equity
Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2009 tercatat sebesar Rp 131,2 milyar mengalami peningkatan sebesar Rp 12,4 milyar atau 10,5% dari total ekuitas Perseroan di tahun 2008 sebesar Rp 118, 8 milyar.
The Company’s equity on 31 December 2009 reached Rp 131.2 billion having increased by Rp 12.4 billion or 10.5% of the total equity of the Company in the year 2008 which was Rp 118.8 billion.
Imbal Hasil Ekuitas dan Imbal Hasil Investasi
Yields results and Return Equity Investment Results
Tingkat Imbal Hasil Ekuitas atau Return on Equity (ROE) menunjukkan kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba bersih dari ekuitas yang ditanamkan, yang diukur dari perbandingan antara laba (rugi) dengan ekuitas. Imbal hasil ekuitas untuk tahun tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 adalah 10,43%. Tingkat Imbal Hasil Investasi atau Return on Investment (ROI) menunjukkan kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang dimilikinya, yang diukur dari perbandingan antara laba (rugi) dengan total aktiva. Imbal Hasil Investasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 adalah 6,59%.
Level of Equity or Return Result Return on Equity (ROE) shows the ability of the Company's net profit from the equity invested, which is measured by the ratio between incomes (loss) in equity. Equity yield for the year the year ended December 31, 2009 was 10.43%. Level of Investment Return or Return on Investment (ROI) demonstrate the ability of the Company's net profits from assets owned, as measured by the ratio between incomes (loss) by total assets. Investment returns for the year ended December 31, 2009 was 6.59%.
2. Decrease in advances received amounted to Rp 20,1 from Rp 40,5 billion Rp 20,4 milyar because the yield booking fee of 2009 has been recognized as income in line with the home delivery to consumers.
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
20
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN management’s analysis and review
21
Solvabilitas dan Rentabilitas
Solvency and Profitability
Rasio hutang menurun disebabkan adanya pembayaran hutang bank yang sudah jatuh tempo. Rasio lancar dibandingkan tahun lalu relatif tidak mengalami perubahan berarti, yaitu sebesar 3,79%.
The debt ratio decreased due to the loan payment on due date. Current ratio did not increase significantly by 3.79%.
Margin laba kotor meningkat 9,84% menjadi sebesar 49,49% dari 39.65% disebabkan penjualan Serpong Terrace yang diakui pada tahun 2009. Margin laba bersih meningkat 106% sebesar Rp 7,07 milyar menjadi Rp 13.69 milyar.
Gross profit margin increased by 9.84% to 49.49% from 39.65% due sales of Serpong Terrace which have been recognized in 2009. Net profit margin increased by 106% or Rp 7.07 billion to Rp 13.69 billion.
Penggunaan Dana
Use of Funds
Pada saat penerbitan obligasi pada Desember 2007, Perseroan menerima pendapatan sebesar Rp 32,5 milyar di mana dana tersebut akan digunakan untuk : • Pembelian lahan bagi pembangunan Apartemen West Mark di Jakarta Barat sebesar Rp 23,5 milyar.
At the time of issuance of bonds in December 2007, the Company received revenues of Rp 32,5 billion in which will be used for: • The purchase of land for the development of West Mark Apartment in West Jakarta.
Pembagian Deviden
Division Dividend
Perseroan sudah mendistribusikan deviden sebesar 20,40 % atau sebesar Rp 1.350.013.807 dari laba bersih pada tahun 2008 sebesar Rp 1,79 per lembar saham.
The Company has distributed dividends of 20.40% or Rp 1,350,013,807 of net profit in 2008 of USD 1.79 per share.
Profil Perusahaan
Company Profile
Berdiri pada tahun 1981, saat ini Perseroan telah berkembang menjadi salah satu perusahaan properti terkemuka di Indonesia. Mulai mengembangkan perumahan Melati Mas Residence di kawasan Serpong pada tahun 1984, selanjutnya Perseroan telah berhasil mengembangkan kawasan yang prospektif tersebut menjadi kawasan pemukiman dan komersial terpadu dengan perputaran bisnis tercepat, lengkap dengan infrastruktur dan fasilitas pendukungnya, dengan hadirnya Serpong Park di tahun 2004, dan Serpong Terrace di tahun 2008.
Established in 1981, the Company now has grown into one of the leading property companies in Indonesia. Beginning to develop Melati Mas Residence in the Serpong in 1984, the Company has successfully developed the prospective region into integrated residential and commercial one with the fastest business turnover, completed with supporting infrastructure and facilities, due to the presence of Serpong Park in 2004, and Serpong Terrace in the year 2008.
Perseroan juga mengembangkan perumahan Borneo Paradiso di kawasan di luar Jawa yang berkembang pesat, yaitu tepatnya di Balikpapan Kalimantan Timur, melalui joint operation dengan PT. Karya Agung Putra Indonesia. Selain perumahan, Perseroan juga mengembangkan apartemen di kawasan elit di Jakarta Barat, yaitu Apartemen West Mark.
The Company also develops Borneo Paradiso in one of rapidly growing region outside Java, precisely in Balikpapan in East Kalimantan, through a joint operation with PT. Karya Agung Putra Indonesia. In addition to housing, the Company is also developing apartments in the elite area of West Jakarta, West Mark Apartment.
Dalam mengembangkan produk propertinya, Perseroan selalu mengikuti ketentuan Pemerintah dalam menyediakan fasilitas umum dan sosial bagi para penghuninya seperti tempat ibadah, sekolah,
In developing property products, the Company has always complied with the Government regulation in providing public and social facilities for its inhabitants such as a place of worship, schools, neighborhood
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN management’s analysis and review
taman lingkungan, dan danau. Dengan demikian Perseroan mengharapkan para penghuni dapat tinggal dengan aman dan nyaman dalam setiap perumahan yang dikembangkannya.
parks, and lakes. Thus, the Company expects its residents are able to live safely and comfortably in any residential development.
Melati Mas Residence (MMR)
Melati Mas Residence (MMR)
Proyek perumahan yang awalnya bernama Vila Melati Mas ini membidik segmen menengah atas. Dikembangkan sejak tahun 1984, MMR merupakan salah satu perumahan paling hidup di Serpong. Keberhasilan pengembangan dari perumahan ini dapat dilihat dari maraknya pusat bisnis (Giant dan Melati Mas Square) serta hadirnya Sports Club Melati Mas ditambah dengan hadirnya ribuan Kepala Keluarga (KK) yang telah menjadi penghuni tetap perumahan tersebut.
The housing project which was initially named Vila Melati Mas is aimed at middle to high segment. Developed since 1984, MMR is one of the most developing housing in Serpong. The success of this housing development can be observed through the rise of the business center (Giant and Melati Mas Square) and the presence of Melati Mas Sports Club coupled with the presence of thousands of families who have become permanent residents.
Saat ini harga produk MMR berkisar mulai dari Rp 400 juta (T.51/114) sampai dengan Rp 1,5 miliar (T.245/413). Tingkat hunian dari MMR mencapai 90% di mana tahap pertama pengembangan dari MMR mencapai 120 ha (ekuivalen 3,000 unit) yang telah terjual semua. Kini pengembangan MMR tahap ke-dua mencakup areal seluas 40 Ha (ekuivalen 500 unit) di mana pada tahap ini masih terdapat sisa lahan 15 Ha.
Currently MMR product prices range from Rp 400 million (T.51/114) to RP 1.5 billion (T.245/413). The level of occupancy of the MMR reaches 90% in which the first stage of the development reached 120 hectares (equivalent to 3.000 units) that have been sold all. MMR is now developing the second stage covering an area of about 40 hectares (equivalent to 500 units) in which at this stage there are still 15 hectares of land remaining.
Untuk akses jalan, MMR hanya terletak sekita 6 km dari pintu keluar tol keluar Tomang Tangerang dan 5 km dari pintu keluar tol Pondok Indah Serpong Tangerang.
For the toll road access, MMR is only about 6 km from the exit toll of Tomang-Tangerang and 5 km from the exit toll of Pondok Indah-Serpong-Tangerang.
Tipe perumahan yang tersedia di MMR
Type of housing that is available on MMR is as follows :
Tipe Type
Luas Bangunan / Luas Tanah Size of Building / Size of Land
Bougenville Delima Emeralda Nevada Vicenza Vignory Virenze Pasaseda Valencia Byzantine Le Granda Vista
64 m2 - 77 m2/ 155 m2 - 210 m2 70 m2 / 331 m2 51 m2 - 79 m2 / 114 m2 - 194 m2 69 m2 - 79 m2 / 226 m2 - 235 m2 85 m2 / 144 m2 104 m2 / 162 m2 65 m2 - 67 m2/ 144 m2- 257 m2 102 m2/ 185 m2 114 m2- 200 m2 187 m2 - 191 m2 / 210 m2 - 294 m2 245 m2- 362 m2 / 392 m2 - 416 m2
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
22
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN management’s analysis and review
23
Serpong Park (SP)
Serpong Park (SP)
Sejalan dengan pesatnya perkembangan MMR, diiringi dengan tingginya permintaan pasar akan hunian di daerah sekitarnya, pada tahun 2004 Perseroan mulai mengembangkan perumahan terbarunya yang diberi nama Serpong Park (SP). SP adalah proyek pengembangan perumahan dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan para pesaingnya yang pada umumnya merupakan pengembang besar di daerah sekitar, yaitu dengan harga mulai dari Rp 176 juta (T.36/72) sampai dengan Rp 510 juta (T.105/162). Dengan harganya yang bersaing serta letaknya yang tidak begitu jauh dari MMR, SP memiliki keunggulan dari segi harga di tengah persaingan ketat perumahan yang terjadi di daerah Serpong, Tangerang. Ditambah dengan kemudahan akes tol yaitu tol Tomang-Tangerang sejauh 6 km dan tol Pondok Indah Serpong Tangerang sejauh 5 km.
In line with the rapid growth of MMR, coupled with high market demand for housing in the surrounding area, in 2004 the Company began to develop a new housing in Serpong namely Serpong Park (SP). SP is a housing development project with more affordable price than its competitors, which generally are major developers in the area, whose prices ranging from Rp 176 million (T.36/72) to Rp 510 million (T.105/162 ). With a competitive price and its strategic location in the neighborhood of MMR, SP has the advantage in terms of price competition amid tight housing rivalries that occurred in Serpong, Tangerang. Coupled with the ease to reach Tangerang-Tomang toll road which is located about 6 km away and the toll Pondok Indah Tangerang Serpong which is located about 5 km away.
Tahap pertama pengembangan dari SP mencapai 25 Ha (setara dengan 1.400 unit). Pada tahun 2008, pengembangan SP telah memasuki tahap kedua pengembangannya dengan total area mencapai 10 Ha (setara dengan 850 unit).
The first stage of the development of SP reached 25 ha (equivalent to 1400 units). In 2008, the development of SP has entered the second phase of development with a total area reached 10 ha (equivalent to 850 units).
Tipe Perumahan SP :
Housing types are available in SP : Tipe Type
Luas Bangunan / Luas Tanah Size of Building / Size of Land
Noble Dominion Platinum Precilage Absolute Soverign
36 m2 / 72 m2 45 m2 / 90 m2 63 m2 / 75 m2 65 m2 / 120 m2 80 m2 / 144 m2 -162 m2 105 m2/ 162 m2
Kini sebuah club house tengah dibangun dan selanjutnya akan dikembangkan lagi kawasan untuk Blok 4 seluas 6,5 ha di wilayah SP.
Now a club house is being built and will be developed once more to Block 4 area covering 6.5 hectares in the region of SP.
Serpong Terrace (ST)
Serpong Terrace (ST)
Serpong Terrace (ST) untuk pertama kalinya diluncurkan pada tanggal 8 Agustus 2008. Menempati lahan seluas 112.000 m2 di lokasi Buaran Serpong yang semakin berkembang, ST kembali memberikan banyak pilihan hunian yang mampu memenuhi seluruh kebutuhan penghuninya di lokasi paling strategis sebagai alternatif hunian. Penjualan perdana proyek ini mencapai 106 (10.584 m2) unit, dan hingga tahap I telah terjual 300 unit. Keseluruhan jumlah total unit yang akan dibangun menurut rencana adalah sebanyak 600 unit (12 Ha) yang dibagi dalam tiga tahap pembangunan.
Serpong Terrace (ST) for the first time was launched on August 8, 2008. Occupying an area of 112,000 m2 in the growing location of Buaran Serpong, ST brings options to many residential that could meet all residents’ needs in the most strategic location as an alternative residential. The initial sales of this project reached 106 (10,584 m2) units, and until phase 1 had reached 300 units. The total number of units to be built according to the plan are 600 units (12 ha)which is divided into three stages of development.
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN management’s analysis and review
Berikut adalah pilihan tipe rumah yang tersedia di ST : • Tipe Rosemary 36/72 dengan harga sekitar 180 juta • Tipe Jasmine 29/72 dengan harga sekitar 160 juta
Options of house types in ST are as follows : • Type 36/72 Rosemary at around 180 million • Type Jasmine 29/72 at a price of about 160 million
Borneo Paradiso (BP)
Borneo Paradiso (BP)
Kalimantan Timur, tepatnya Balikpapan merupakan salah satu kawasan yang paling dinamis. Kebutuhan akan hunian yang representatif dan memiliki fasilitas yang lengkap sudah semakin mendesak seiring dengan berkembangnya budidaya pertanian dan proyek pengelolaan tambang serta meningkatnya pembangunan infrastruktur di Kalimantan Timur. Melihat besarnya potensi tersebut, Perseroan sejak tahun 2009 telah menghadirkan Borneo Paradiso (BP), sebuah hunian berkelas seluas 120 ha untuk kelas menengah atas, hanya sekitar 3 km dari Bandara Sepinggan, Balikpapan.
East Kalimantan, precisely Balikpapan is one of the most dynamic regions. The need for a representative and fully facilitated residential has been increasingly urgent as the development of agricultural cultivation and of mining projects management as well as increased infrastructure development in East Kalimantan. Considering the scale of the potential, the Company since 2009 has introduced Borneo Paradiso (BP), a classy residential area of 120 hectares for the upper middle class, only about 3 km from the airport Sepinggan, Balikpapan.
Merupakan proyek joint venture Perseroan dengan mitra afiliasinya, yaitu PT Karya Agung Putra Indonesia, BP menghadirkan suasana kehidupan bernuansa hijau yang asri di tengah-tengah kehidupan modern yang sarat dengan fasilitas. BP memiliki konsep “pembangunan berkelanjutan yang berorientasi pada pelestarian alam” dengan harga yang ditawarkan mulai dari Rp 169 juta (T.36/72) hingga Rp 423 juta (T.90/180). Perumahan dengan 3.000 unit ini terbagi atas beberapa cluster di mana masing-masing cluster memiliki tipe rumah berbeda, seperti misalnya pada cluster Pine Wood dengan tipe rumah sebagai berikut :
The Company is a joint venture project with affiliate partners, namely PT Karya Agung Putra Indonesia, BP presents green atmosphere of the beautiful life in the midst of modern life is full of facilities. BP has a concept of "sustainable development, conservationoriented" with the price offered ranging from Rp 169 million (T.36/72) up to Rp 423 million (T.90/180). 3000 housing units are divided into several groups where each segment has a variety of housing types, such as for instance in the cluster housing Pine Wood with the following types :
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
24
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN management’s analysis and review
Tipe Perumahan yang tersedias di BP :
25
Housing types are available in BP :
Tipe Type
Luas Bangunan / Luas Tanah Size of Building / Size of Land
Iris Gladiol Carnation Orchid
36 m2 / 72 m2 45 m2 / 90 m2 60 m2 / 120 m2 90 m2 / 180 m2
Hadirnya BP di Kalimantan Timur menunjukkan kemampuan Perseroan dalam melihat potensi perkembangan properti, sekaligus merupakan upaya Perseroan dalam melebarkan sayap bisnisnya hingga ke luar Jawa.
BP's presence in East Kalimantan illustrates the Company's capability to see property growth potential concurrently represents the Company's efforts in expanding its business wing to outside Java.
Selain perumahan, melalui anak perusahaannya PT. Sandi Mitra Selaras, Perseroan juga mengembangkan apartemen dengan lokasi premium di Jakarta Barat, tak jauh dari Mal Taman Anggrek. Apartemen 30 lantai dengan luas rata-rata 60m2 ini terdiri atas 180 unit dengan harga Rp 12 juta per m2.
In addition to housing, through its subsidiary PT. Sandi Mitra Selaras, the Company also develops premium apartments located in West Jakarta, in the vicinity of Mal Taman Anggrek. The 30 floor apartment with an average size of 60m2 consists of 180 units at a price of Rp 12 million per m2.
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
26
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk
TATA KELOLA PERUSAHAAN good corporate governance
27
PERNYATAAN DIREKSI MENGENAI TATA KELOLA PERUSAHAAN
STATEMENT OF DIRECTORS REGARDING CORPORATE GOVERNANCE
Perseroan memandang pentingnya penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau GCG (Good Corporate Governance) oleh karena GCG berfungsi sebagai pedoman agar segenap keputusan yang diambil dilandasi nilai-nilai moral yang tinggi, patuh terhadap Peraturan Perundang-undangan dan kesadaran akan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) terhadap pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders). Selain dalam upaya mematuhi dan melaksanakan semua aturan yang diterapkan oleh Badan Pengelola Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), pelaksanaan GCG juga merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan perusahaan modern dan profesional agar dapat memenangkan persaingan bisnis.
The Company recognizes the importance of implementation of Good Corporate Governance (GCG) due to GCG’s functions as guideline for all decisions are taken based on high moral grounds, in compliance with all laws and regulations and with awareness for the social responsibility of the Company towards its stakeholders. Besides in order to comply with and to implement all the rules imposed by the Management Board of Capital Market and Financial Institutions (Bapepam-LK), GCG is also one of the key factors in the formation of the modern and professional company in order to prevail against the competition.
Dalam penerapan GCG Perseroan mengedepankan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggungjawab, kemandirian dan kewajaran untuk meningkatkan kinerja dan citra perusahaan. GCG diperlengkapi Code of Conduct, yang berisi pedoman etika usaha dan etika kerja bagi pimpinan, karyawan dan stakeholder lainnya.
In its implementation, GCG the Company emphasizes the principles of transparency, accountability, responsibility, independence and responsibility, in order to enhance the performance and image of the Company. GCG is complemented by the Code of Conduct, comprising of the guidelines of business and work ethics for Management, employees and other stakeholders.
Organ Perusahaan
Company’s Organ
Berdasarkan urutan hirarki, organ-organ perusahaan pada Perseroan adalah sebagai berikut: » Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), » Komisaris, dan » Direksi.
Based on hierarchies, the organs of the Company at the Company is as follows: » General Meeting of Shareholders (GSM), » The Board of Commissioners (BOC), » The Board of Directors (BOD).
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
General Meeting of Shareholders (GMS)
RUPS mempunyai kekuasaan tertinggi dalam struktur kepengurusan Perusahaan. RUPS memiliki segala wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Komisaris seperti melakukan pengambilan keputusan tentang pengubahan Anggaran Dasar Perusahaan, penggabungan, peleburan, pengambilalihan, kepailitan, dan pembubaran Perseroan. Wewenang tersebut pada dasarnya hanya dibatasi oleh Undang-undang Perseroan Terbatas dan atau Anggaran Dasar Perusahaan.
GMS holds the highest authority in the organizational structure of the Company. GMS has all the power that is not granted to BOD or BOC, such as resolving to change the Company’s Articles of Association, merger and acquisitions, bankruptcy, and dissolution of the Company. Such powers are essentially limited only by the Laws on Limited Liability Company and the Articles of Association of the Company.
RUPS yang telah dilaksanakan Perseroan sepanjang tahun 2009 adalah: 1. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan Public Expose diselenggarakan pada 10 juni 2009, dengan keputusan : Perubahan Dewan Direksi dan Komisaris Susunan Komisaris lama Komisaris Utama : Baby Noviani Komisaris Independen : Vijay Perapti
GMS that have been conducted throughout the year the company are: 1. Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS) and the Public Expose were conducted on 10 June 2009 with the following resolutions: Changes in the composition of the Board of Commissioners The former Board of Commissioners President Commissioners : Baby Noviani Independent Commissioner : Vijay Perapti
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
TATA KELOLA PERUSAHAAN good corporate governance
Susunan Komisari baru Komisaris Utama Komisaris Independen
: Ir.Harjanto Thany : Vijay Perapti
The new Board of Commissioners President Commissioners : Ir. Harjanto Thany Independent Commissioner : Vijay Perapti
Susunan Direksi lama Direktur Utama Direktur Direktur Direktur
: : : :
The former Board of Directors President Director : Sugiarto Santoso Director : Ir. Harijanto Thany Director : Hari Dhoho Tampubolon Director : Rickson Eduard Silitonga
Susunan Direksi baru Direktur Utama Direktur Tak Terafiliasi Direktur / Sekretaris Perusahaan
Sugiarto Santoso Ir.Harijanto Thany Hari Dhoho Tampubolon Rickson Eduard Silitonga
: Pikoli Sinaga, SE MM : Ir. Novi Imelly : Hari Dhoho Tampubolon
The new Board of Directors President Director : Pikoli Sinaga, SE MM Non-Affiliated Director : Ir. Novi Imelly Director / Corporate Secretary : Hari Dhoho Tampubolon
Dari laba bersih yang diperoleh pada periode 31 Desember 2008 sebesar Rp 6.617.794.740, Peseroan menyetujui untuk membagi deviden 20.40% atau sebesar Rp 1.350.013.807 atau Rp1,79 per lembar saham kepada pemegang saham yang namanya tertera pada Daftar Pemengang Saham tertanggal 3 Juli 2009 pk 16.00 WIB.
Net profit earned as of December 31, 2008 was Rp 6,617,794,740, the Company agreed to share the dividend 20:40% or Rp 1,350,013,807 or Rp1.79 per share to shareholders whose names were listed on the Shareholders’ List dated on July 3, 2009 at 16.00 WIB.
RUPS menyetujui Joint Operation dengan PT Karya Agung Putra Indonesia (PT KAPI) salah satu afiliasi Perseroan untuk mengembangkan lahan seluas kurang lebih 110 ha yang dimiliki oleh PT KAPI di Kalimantan, yaitu proyek perumahan Borneo Paradiso Balikpapan.
General Meeting of Shareholders approved the Joint Operation with PT Karya Agung Putra Indonesia (PT. KAPI), the Company‘s affiliate to develop an area of approximately 110 hectares owned by PT. KAPI in Kalimantan, the housing project Paradiso Balikpapan Borneo.
2. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan diselenggarakan pada 10 juni 2009, dengan keputusan sama dengan keputusan yang diambil pada saat RUPSLB.
2. Annual General Meeting of Shareholders is conducted on June 10, 2009 with the similar resolution to the one of EGMS.
KOMISARIS
THE BOARD OF COMMISSIONERS
Komisaris bertanggungjawab mengawasi dan memberikan nasehat kepada Direktur Perseroan dalam menerapkan strategi dan kebijakan Perseroan dan menjalankannya sesuai dengan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
The Board of Commissioners is responsible for supervising and advising the Board of Directors in implementing the Company’s strategy and policy pursuant to good corporate governance principles.
Anggota Komisaris diangkat oleh RUPS untuk masa jabatan selama empat (4) tahun. Namun, RUPS berhak untuk memberhentikan anggota Komisaris sewaktuwaktu sebelum berakhirnya masa jabatan, jika anggota Komisaris dipandang tidak dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan Anggaran Dasar dan / atau keputusan RUPS.
The Board of Commissioners is appointed by GMS for 4 (four) years. However, GMS shall be entitled to suspend the member of Board of Commissioners at any time before the final term, if they are considered to have acted in contravention to Articles of Association or GMS’s resolutions.
Komisaris Independen
Independent Commissioner
Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/ atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi
The Independent Commissioner is a member of the Board of Commissioners that is not affiliated with any Director, Commissioner and major Shareholder such that the person would be independent solely for the
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
28
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk
TATA KELOLA PERUSAHAAN good corporate governance
dan/ atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
interest of the Company.
Komposisi Dewan Komisaris per Desember 2009 adalah sebagai berikut: Komisaris Utama : Ir.Harjanto Thany Komisaris Independen : Vijay Perapti
The composition of the Board of Commissioners as of Desember 2009 is as follows: President Commissioners : Ir. Harjanto Thany Independent Commissioner : Vijay Perapti
Rapat Komisaris
Commissioners’ Meeting
Sesuai Anggaran Dasar Perseroan serta Kebijakan Komisaris dan Direksi, Komisaris dapat menyelenggarakan rapat setiap waktu bilamana dianggap perlu oleh seorang atau lebih anggota Komisaris atau seorang atau lebih anggota Direksi. Panggilan rapat Komisaris dilakukan oleh Presiden Komisaris atau oleh dua (2) anggota Komisaris atau Direksi.
In accordance with the Company’s Articles of Association as well as the Commissioners and Directors’ policies, the Board of Commissioners can conduct meeting at any time if deemed necessary by one or more members of the Board of Commissioners, or one or more members of the Board of Directors. The meeting’s call is conducted by the Commissioner President Commissioner or by 2 (two) members of the Commissioners or Directors.
Rapat Komisaris dipimpin oleh Presiden Komisaris atau oleh Komisaris lain yang dipilih oleh anggota Komisaris yang hadir dalam rapat tersebut. Rapat Komisaris adalah sah dan berhak untuk mengambil keputusan yang mengikat hanya apabila dihadiri oleh lebih dari 50% anggota Komisaris. Dalam tiap rapat, setiap Komisaris berhak atas satu (1) suara dan, selain itu, juga dapat memberikan satu (1) suara bagi Komisaris lain yang diwakilinya. Rapat juga dihadiri oleh Presiden Direktur. Selama tahun 2009 telah diselenggarakan empat (4) kali rapat Komisaris dengan data hadir seperti di bawah ini:
Commissioners’ meetings are chaired by the President Commissioner or by another Commissioner selected by the members of the Commissioners who attend the meeting. Commissioners ‘meetings are legitimate and entitled to take binding decisions only if are attended by more than 50% of Commissioners. In every meeting, each commissioner is entitled to 1 (one) vote and, in addition, can also provide 1 (one) vote for the other Commissioners that it represents. The meeting is attended by the President Director as well. During 2009, Commissioners’ meetings have been conducted 4 (four) times with the list of attendance as below:
Nama Name
2
2
Vijay Perapti
2
2
• Dewan Komisaris Perseroan berperan penting dalam melaksanakan prinsip-prinsip GCG melalui fungs pengawasan yang dilakukan. • Dewan Komisaris berperan dalam mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan keseluruhan kebijakan strategis Perusahaan melalui laporan dari Direksi dan divisi-divisi terkait.
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
Kehadiran Adherence
Ir. Harjanto Thany
Pernyataan Dewan Komisaris
29
Frekuensi Frequency
The Board of Commissioners’ Statement • Board of Commissioners assumes an important role to implement GCG principles through its function to conduct the supervision. • Board of Commissioners assumes a role in directing, monitoring and evaluating the implementation of the Company's overall strategic policies through the Board of Directors and related divisions’ reports.
TATA KELOLA PERUSAHAAN good corporate governance
• Selama tahun 2009, Dewan Komisaris tidak menemukan pelanggaran hukum dan peraturan di sektor keuangan dan properti.
• During 2009, the Board of Commissioners found no violation of laws and regulations in the financial and property sectors.
DIREKSI
THE BOARD OF DIRECTORS
Tugas dan Tanggung Jawab
Duties and Responsibilities
Direksi bertanggung jawab atas pengelolaan Perusahaan melalui pengelolaan resiko dan pelaksanaan GCG pada seluruh tingkatan / jenjang organisasi. Direksi juga bertanggung jawab atas penerapan struktur pengendalian internal, pelaksanaan fungsi audit internal, dan pengambilan tindakan berdasarkan temuan-temuan Audit Internal sesuai dengan arahan Dewan Komisaris. Direksi wajib menyusun strategi bisnis termasuk rencana kerja dan anggaran serta pelaksanaan praktek akuntansi dan praktek pembukuan sesuai ketentuan perusahaan publik. Direksi juga wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS.
The Board of Directors is responsible for managing the Company through proper risk management and GCG covering all levels of the organization. Directors are also responsible for the implementation of internal control structure, and internal audit functions, as well as for taking actions based on internal audit findings as directed by the Board of Commissioners. Additionally, the Board of Directors is responsible for the structuring of business strategies, including work plan, budget, the operation of accounting and bookkeeping practices in line with public company regulations. Member of the Board are obliged to report on their performances to shareholders at the Annual General Meeting of Shareholders.
Komposisi Dewan Direksi per Desember 2009 adalah sebagai berikut : Direktur Utama : Pikoli Sinaga, SE MM Direktur Tidak Terafiliasi : Ir. Novi Imelly Direktur / Sekretaris Perusahaan : Hari Dhoho Tampubolon
The composition of The Board of Directors as of December 2009 is as follows : President Director : Pikoli Sinaga, SE MM Non-Affiliated Director : Ir. Novi Imelly Director / Corporate Secretary : Hari Dhoho Tampubolon
Rapat Dewan Direksi
The Board of Directors’ Meeting
Sesuai Anggaran Dasar Perseroan dan Kebijakan Dewan, Direksi dapat mengadakan rapat setiap waktu bila dipandang perlu atas usulan dari satu atau lebih anggota Direksi. Rapat Direksi dianggap sah dan berhak mengeluarkan keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh sedikitnya lebih dari separuh anggota Direksi.
According to the Company’s Articles of Association, the Board of Directors may conduct meetings at any time if deemed necessary at the suggestion of one or more members of the Board of Directors. Board of Directors’ meeting are considered legitimate and entitled to issue binding decisions if are attended by at least more than half the members of the Board of Directors.
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
30
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk
TATA KELOLA PERUSAHAAN good corporate governance
Selama tahun 2009 telah diselenggarakan 16 (enam belas) kali rapat. Dewan juga mengundang Komisaris dan manajemen senior untuk turut berpartisipasi saat dibutuhkan.
During 2009 meetings have been held 16 (sixteen) times the meeting. Board of Directors invited Commissioners and senior management as well to participate when necessary.
Aktifitas rapat yang dijalankan oleh Dewan Direksi sepanjang tahun 2009 :
Meeting activities held by the Board of Directors during the year 2009 are as follows :
Nama Name
31
Frekuensi Frequency
Kehadiran Adherence
Pikoli Sinaga. SE, MM
4
4
Ir. Novi Imelly
4
4
Hari Dhoho Tampubolon
4
4
Program Pelatihan
Training Programs
Untuk meningkatkan kompetensi Direksi, secara berkala Perseroan membekali direksi dengan berbagai ketrampilan dan pengetahuan lewat berbagai pelatihan dan seminar in-house dihadiri oleh Direksi dan Manajemen Senior Perusahaan. Program ini dilaksanakan dalam kerangka upaya peningkatan kinerja SDM Perseoran secara berkesinambuangan, yang dibahas secara rinci dalam bab Sumber Daya Manusia.
To increase the Directors’ competency, the Company periodically provides the Board with a variety of skills and knowledge through various trainings and inhouse seminars attended by the Company’s Directors and Senior Management. The program is implemented within the framework to improve the performance of the Company’s HR continually, which is discussed in detail in the chapter of Human Resources.
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi
Remuneration of the Board of Commissioners and Directors
Perseroan di dalam Anggaran Dasar menetapkan kerangka kebijakan remunerasi Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Komite. Remunerasi Komisaris diputuskan oleh Dewan Komisaris secara keseluruhan dan akan dipresentasikan untuk mendapat persetujuan dari rapat umum pemegang saham. Total remunerasi yang diterima oleh Dewan Komisaris sebesar Rp 1.427.737,673 untuk tahun 2009.
The Company’s Articles of Association specifies that the General Meeting of Shareholders shall determine the remuneration of the Board of Commissioners, the Board of Directors, and Committees. The Remuneration of Commissioners decided by the Board of Commissioners as a whole and will be presented for approval by the general meeting of shareholders. The total remuneration received by the Board of Commissioners of Rp 1,427,737.673 for the year 2009.
Remunerasi Direksi diputuskan oleh Dewan Direksi secara keseluruhan dan akan dipresentasikan ke Dewan Komisaris untuk mendapat persetujuan. Total remunerasi yang diterima oleh Dewan Direksi sebesar Rp 2.157.633,655 untuk tahun 2009.
Remuneration of Directors was decided by the Board of Directors as a whole and will be presented to the Board of Commissioners for approval. The total remuneration received by the Board of Directors amounted to Rp 2,157,633.655 for the year 2009.
Dewan Direksi bertanggungjawab menentukan semua remunerasi karyawan lainnya, berdasarkan saran dari eksternal bila dibutuhkan.
The Board of Directors is responsible for determining all employees’ remuneration, based on external advices if necessary.
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
TATA KELOLA PERUSAHAAN good corporate governance
Satuan Kerja dan Satuan Tugas yang Dibentuk oleh Direksi
Working Units and Task Forces Established by the Board of Directors
Dalam membantu pelaksanaan tugas-tugasnya, Direksi membentuk 2 (dua) satuan kerja dan 2 (dua) komite, yaitu : • Satuan Kerja Audit Internal dibentuk untuk memantau dan memastikan aktivitas pengendalian internal. • Satuan Kerja Manajemen Resiko dibentuk untuk memastikan bahwa kerangka kerja pengelolaan resiko telah memberikan perlindungan yang memadai terhadap seluruh resiko Perusahaan. • Komite Investasi dibentuk untuk memberikan persetujuan investasi Perusahaan, baik berupa investasi saham maupun pelaksanaan proyekproyek baru. • Komite Sumber Daya Manusia dibentuk untuk memastikan penerapan kebijakan sumber daya manusia yang optimal serta sesuai dengan arah dan strategi Perusahaan.
The Board of Directors has established 2 (two) working units and 2 (two) committees to assist its duties, namely : • Internal Audit Unit is established to monitor and ensure that all internal control.
KOMITE AUDIT
AUDIT COMMITTEE
Komite Audit membantu Komisaris dalam pelaksanaan tugasnya agar pengelolaan perusahaan dapat berlangsung dengan efisien dan efektif melalui sistem dan pelaksanaan pengawasan yang kompeten dan independen. Komite Audit harus memeriksa dan melaporkan setiap temuan hasil dari penyelidikan internal apabila ditemukan adanya kemungkinan kecurangan, atau kegagalan sistem kendali internal, atau pelanggaran hukum dan peraturan yang mampu berdampak secara materiil terhadap kegiatan operasional dan posisi keuangan.
The Audit Committee assists the Commissioners in the discharging of their duties such that the management of the Company can be undertaken effectively and efficiently through a system and exercise of oversight that is competent and independent. The Audit Committee should verify and report any findings of an internal investigation when the possibility of cheat is found, or the failure of the internal control system, or violation of laws and regulations that could materially affect the operations and financial position.
Tugas dan Tanggung Jawab
Duties and Responsibilities
Komite Audit bertanggung jawab memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas laporan yang diberikan oleh Direksi, melakukan identifikasi aspek-aspek yang memerlukan perhatian dari Dewan Komisaris serta melaksanakan tugastugas lainnya yang berkaitan dengan tugas-tugas Dewan Komisaris, seperti diuraikan sebagai berikut : • Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan lainnya. • Melakukan penelaahan atas ketaatan Perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan peraturan perundangundangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan Perusahaan.
The Audit Committee is responsible for providing recommendations to the Board of Commissioners on reports given by the Board of Directors, identify aspects that require attention from the Board of Commissioners and perform other duties relevant to those of the Board of Commissioners outlined below :
• Risk Management Unit is established to ensure that the framework of risk management provides adequate protection against all risk factors faced by the Company. • Investment Committee is established to recommend approval for the Company’s investments in stock portfolio ornew property development projects. • Human Resources Committee, established to ensure optimum implementation of HR policies, in accordance with the Company’s strategy and business direction.
• Analyze financial information published by the Company, such as financial reports, projectrelated financial reports and other financial data. • Analyze the Company’s observation of existing stock exchange regulations and other laws and directives relevant to corporate business activities.
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
32
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk
TATA KELOLA PERUSAHAAN good corporate governance
• Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh Auditor Internal. • Melaporkan kepada Dewan Komisaris berbagai resiko yang dihadapi Perusahaan dan implementasi manajemen risiko oleh Direksi. • Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Dewan Komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan emiten atau perusahaan publik. • Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Perusahaan. Wewenang Komite Audit
Audit Committee’s Rights
Komite Audit berwenang untuk mengakses catatan atau informasi tentang karyawan, dana, aset serta sumber daya perusahaan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. Dalam melaksanakan wewenangnya, Komite Audit wajib bekerja sama dengan pihak yang melaksanakan fungsi Internal Audit.
The Audit Committee is given the right to access information concerning employees’ records, finance, assets and other company’s resources relevant to the management of its business activities. In carrying out its responsibilities, the Audit Committee must cooperate with the Internal Audit.
Rapat Komite
Rapat Komite
Komite Audit mengadakan pertemuan sesuai dengan persyaratan minimal sebagaimana ditentukan oleh Anggaran Dasar Perusahaan. Sepanjang tahun 2009, Komite Audit telah melakukan 2 (dua) kali pertemuan, di mana dalam pertemuan tersebut dibahas hal-hal yang menjadi perhatian Komisaris seperti informasi keuangan Perusahaan, ketaatan terhadap peraturan yang berlaku, hasil laporan Satuan Kerja Internal Audit, dan manajemen resiko.
The Audit Committee conducts meetings in accordance to the minimum requirements imposed by the Article of Association. The Audit Committee has held 2 (two) meetings during 2009. Topics discussed during the meetings included the Company’s financial information, compliance to the prevailing rules and regulation, and reports of Internal Audit Unit, and risk management.
Frekuensi Rapat
Frequency of Meetings
Tabel dibawah ini menunjukkan aktiitas rapat yang dijalankan oleh Dewan Direksi sepanjang tahun 2008. Keputusan rapat Komite dituangkan dalam suatu risalah rapat yang ditandatangani oleh seluruh anggota Komite yang hadir dan didokumentasikan secara baik, termasuk perbedaan pendapat yang terjadi dalam rapat komite beserta alasan perbedaan pendapat tersebut. Hasil rapat Komite merupakan rekomendasi yang dapat dimanfaatkan secara optimal oleh Dewan Komisaris.
The table below shows the meeting activities conducted by the Board of Directors during the year 2009. Decisions made during Committee meetings shall be drawn up in minutes of meeting that must be signed by all attended Committee members and documented properly, including any dissent of opinion which occurred in the meeting and the reasons for such. The results of the meeting constitute a recommendation that may be used optimally by the Board of Commissioners.
Rapat Komite Audit sepanjang tahun 2009
Audit Committee’s meetings in 2009
Nama Name
33
• Examine inspection activities conducted by the Internal Auditor. • Report to the Board of Commissioners on various corporate risks and on the implementation of risk management by the Board of Directors. • Conduct examination and report on any complaint relevant to the listed companies or public listing queries. • Maintain confidentiality of the Company’s internal documents and information.
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
Frekuensi Frequency
Kehadiran Adherence
Vijay Perapti
2
2
Sony Prabowo
2
2
Darwin F. Manurung
2
2
TATA KELOLA PERUSAHAAN good corporate governance
Susunan Komite Audit
Composition of Audit Committees
Ketua
: Vijay Perapti Saat ini menjadi Komisaris Independen di PT Cowell Development Tbk
Chairman : Vijay Perapti At present concurrently as independent Commissioner of PT. Cowell Development Tbk.
Anggota : Sonny Prabowo Warganegara Indonesia, lahir pada tahun 1977 dan menamatkan gelar Sarjana Ekonomi dan Magister Management dari Universitas Tarumanegara.
Members : Sonny Prabowo Indonesian citizen, born in 1977, he’s completing his Master's degree in Economics and Masters in Management from the University of Tarumanegara.
Riwayat Pekerjaan : 2007 - sekarang : Komite Audit di PT. Cowell Development Tbk. 2003 - 2007 : Manager Finance & Accounting and Head of Cost & Receivable Controller PT. Grand Indonesia (Developer Company) - Mall, Hotel, Office & Apartment 2000 - 2003 : Senior Auditor di Ernst & Young Jan - Sept 1999 : Auditor di Prasetio, Sarwoko & Sandjaja 1998 - 2000 : Pengajar di Synergistic - Accounting Course
Work Experience : 2007 - present : Audit Committe of PT. Cowell Development Tbk. 2003 - 2007 : Manager Finance & Accounting and Head of Cost & Receivable Controller PT. Grand Indonesia (Developer Company) - Mall, Hotel, Office & Apartment 2000 - 2003 : Senior Auditor at Ernst & Young Jan - Sept 1999 : Auditor in Prasetio, Sarwoko & Sandjaja 1998 - 2000 : Lecturer at Synergistic - Accounting Course
Anggota : Darwin Fernandes Manurung Warganegara Indonesia, lahir pada tahun 1973 dan memperoleh gelar Sarjana dan Magister of Finance dari Universitas Trisakti.
Member : Darwin Fernandes Manurung Indonesian citizen, he was born in 1973 and obtained his Bachelor and Master of Finance from the University of Trisakti.
Riwayat Pekerjaan : 2008 - Sekarang : Komite Audit di PT. Cowell Development, Tbk. 2007 - 2008 : Ass. Financial Controler di PT. Pakuwon Jati, Tbk. 2004 -2007 : Financial Controller di PT .Buana Integity Metindo 2003 - 2004 : Accounting Manager di Latief Corporation 2000 - 2003 : Finance & Accounting Manager di MRA Group F&B Division 1999 - 2000 : Sebagai Treasury Staff di Standard Chartered Bank
Work Experience : 2008 - Present : The Audit Committee of PT. Cowell Development Tbk. 2007 - 2008 : Ass. Financial Controler at PT. Pakuwon Jati, Tbk. 2004 - 2007 : Financial Controller at PT. Buana Integity Metindo 2003 - 2004 : Accounting Manager at Latief Corporation 2000 - 2003 : Finance & Accounting Manager at MRA Group F & B Division 1999 - 2000 : A Treasury Staff at Standard Chartered Bank
Sepanjang tahun 2009 Komite Audit melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Merevisi Piagam Komite Audit dan menyusun program tahunan. 2. Mengadakan Rapat Komite Audit sebanyak lima kali dengan tingkat kehadiran masingmasing anggota sebanyak 100%. Selain itu, Komite Audit juga melakukan rapat dengan Internal dan Eksternal Auditor, dan dengan Manajemen Perseroan 3. Memberikan masukan kepada Komisaris atas RJP Perusahaan, Audit Laporan Keuangan, Manajemen Risiko dan Key Performance Indicator Perseroan.
During 2009 Audit Committee carried out the following activities: 1. Revising the Audit Committee Charter and developing the annual program. 2. Conducting Audit Committee meetings on two occasions with 100% attendance record for each committee member. In addition, the Committee Audit attended meetings with the Internal and External Auditors, and with the Management of the Company. 3. Providing inputs to the Commissioners on audit findings by the IAU, among others Long-term Business Plans, Financial Report Audit, Risk Management and the Company’s Key Performance Indicator.
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
34
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk
TATA KELOLA PERUSAHAAN good corporate governance
4. Membuat tanggapan atas Laporan SPI mengenai kinerja Proyek. 5. Melaksanakan penugasan khusus dari Komisaris di bidang operasional Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Sebagai perusahaan publik yang mematuhi dan mentaati hukum, peraturan dan ketentuan pasar modal, serta menerapkan pelaksanaan GCG, Direksi Perseroan telah mengangkat seorang Sekretaris Perusahaan yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.
The Corporate Secretary is responsible for ensuring the obedience of Company on the rules and regulations of the Capital Market, providing relevant and material information, carrying out activities on investor relations and acting as a mediator to authority of the Capital Market.
Sekretaris Perusahaan merupakan kontak resmi antara Perusahaan dan otoritas pasar modal, pemegang saham, media masa dan masyarakat umum.
The Corporate Secretary also preserves the image of Company through various public relations activities and represents the Board of Director in each matter related to external communications, particularly with investors, the capital market community and shareholders.
Tanggung jawab Sekretaris Perusahaan: • Mengembangkan proses komunikasi dua arah yang efektif antara Perusahaan dan komunitas keuangan dalam batasan badan pengaturan pasar modal. • Mengelola penyebaran informasi keuangan, strategi dan informasi legal kepada pihak yang berkepentingan termasuk institusional yang potensial, dan investor retail, analis keuangan, pialang saham, badan pemerintah serta media keuangan. • Menjamin kepatuhan atas undang-undang dan peraturan pasar modal, Peraturan Perusahaan Asosiasi, dan prinsip tata kelola perusahaan yang baik. • Melaksanakan tanggung-jawab sosial Perseroan terhadap Pemangku Kepentingan, dan bina lingkungan dalam rangka menjaga citra Perseroan ke dalam dan ke luar Perseroan.
Company Secretary responsibilities: • Develop an effective a two-way communication process between the Company and the financial community within the capital market regulations. • Managing the distribution of financial information, strategies and legal information to interested parties, including potential institutions and retail investors, financial analysts, stockbrokers, government agencies and the financial media.
Sekretaris Perusahaan Perseroan adalah Hari Dhoho Tampubolon. Warga Negara Indonesia, lahir di Kediri tahun 1973. Sarjana Ekonomi dari Universitas Trisakti, mendapat gelar Master Accounting dari Universitas Indonesia.
The Company’s Corporate Secretary is Hari Dhoho Tampubolon. Indonesian citizen, he was born in Kediri in 1973. Obtaining Bachelor of Economics from the University of Trisakti, he received a Masters Degree Accounting from the University of Indonesia.
Riwayat Pekerjaan 2008 - Sekarang : Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Cowell Development Tbk, Jakarta
Work Experience 2008 - Present : Director and Corporate Secretary of PT. Cowell Development Tbk., Jakarta 2007 - 2008 : Financial Controller of PT. Cowell Development Tbk, Jakarta 2006 : Finance Controller Hotel Sari Pan Pacific Jakarta at PT. Sarinitokyu Hotel International
2007 - 2008 2006
35
4. Formulating responses on IAU report on branch performance, projects and units. 5. Carrying out special assignment from Commissioners on operations and appointment of external auditors.
: Financial Controller PT Cowell Development Tbk, Jakarta : Finance Controller Hotel Sari Pan Pacific Jakarta pada PT Sarinitokyu Hotel International
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
• Ensuring that the Company adheres to laws and regulations of capital markets, the Association of Corporate Rule, and the principles of good corporate governance. • Implementing the Company’s social responsibility of to the Stakeholders, and environment in order to keep the Company's image in and outside the Company.
TATA KELOLA PERUSAHAAN good corporate governance
2005-2006
2000-2005 1997-2000
: Finance Controller Hotel Imperial Aryaduta dan Country Club pada PT Lippo Karawaci Tbk : Corporate Controller pada Perusahaan A. Latief : Senior Auditor pada Deloitte Touche Indonesia
2005 - 2006
2000 - 2005 1997 - 2000
: Finance Controller Aryaduta Hotel and Country Club at PT. Lippo Karawaci Tbk. : Corporate Controller at Company A. Latief : Senior Auditor at Deloitte Touche Indonesia
Selama tahun 2009, Sekretaris Perusahaan telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut : • Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tentang pengangkatan Komisaris Utama dan Komisaris, dilaksanakan pada tanggal 10 Juni 2009; • Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) diselenggarakan pada tanggal 10 juni 2009; • Rapat Direksi, dilaksanakan sebanyak 48 kali pertemuan; • Rapat Dewan Komisaris tahun 2009 terlaksana sebanyak 19 kali pertemuan; • Rapat Gabungan Dewan Komisaris & Direksi terlaksana sebanyak 11 kali pertemuan.
Throughout 2009, Corporate Secretary carried out activities as follows: • Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS) concerning the appointment of President Commissioner and Commissioners, on June 10, 2009; • Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) on June 10, 2009; • Board of Directors meeting, 48 meetings;
Pengawasan Intern
Internal Control
Dewan Komisaris dan Direktur menyadari bahwa mereka bertanggung jawab atas sistem pengendalian internal Perusahaan untuk meyakinkan kecukupan dan integritas Perusahaan. Sistem ini dibuat untuk menyediakan jaminan yang layak atas kegiatan operasional yang efektif dan patuh pada undangundang dan peraturan yang berlaku.
The Board of Commissioners and Directors understand that they are responsible for the Company's internal control system to ensure the adequacy and integrity of the Company. The system is designed to provide reasonable and obedient operational activities to the laws and regulations.
Sistem pengendalian internal didesain bukan untuk menghilangkan semua resiko kegagalan dalam mencapai tujuan Perusahaan melainkan untuk mengelola risiko tersebut, dan hanya menyediakan jaminan yang layak dan tidak absolut terhadap kesalahan saji yang material atau kerugian. Dengan mengatasnamakan Dewan Komisaris dan Direktur, Komite Audit memeriksa keefektifan sistem pengendalian internal Perusahaan. Hal ini tercapai melalui peninjauan kembali pekerjaan dan rencana kerja Departemen Internal Audit, yang menggunakan pendekatan berbasis resiko dalam mengidentifikasi area prioritas yang dijalankan sesuai dengan rencana audit. Departemen Internal Audit melaporkannya kepada Komite Audit.
The internal control system is designed not to eliminate all risks of failure in achieving the Company objectives, but to manage risk, and only provide a reasonable and not absolute assurance and to the material errors or losses. In behalf of the Board of Commissioners and Directors, the Audit Committee examines the effectiveness of the Company's internal control system. This is achieved through a review of the work and the work plan of the Internal Audit Department, which utilizes a risk-based approach in identifying priority areas implemented in accordance with the audit plan. The Internal Audit Department reports to the Audit Committee.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari filosofi dan strategi Perseroan di mana Perusahaan berusaha untuk memberikan kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi di sekitarnya dengan mengembangkan kualitas hidup karyawan serta keluarga, komunitas lokal dan masyarakat secara umum. Perusahaan dan
Corporate Social Responsibility is an integral part of the Company’s philosophy and strategy in which the Company seeks to contribute to economic growth in surrounding areas by developing the quality of life of employees and families, local communities and society in general. The Company and employees contribute the social responsibility internally through
• Board of Commissioners meeting, 19 meetings; • Combined meeting between BOC and BOD, 11 meetings.
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
36
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk
TATA KELOLA PERUSAHAAN good corporate governance
37
karyawan memberikan kontribusi tanggung jawab sosial secara internal melalui sumbangan kepada rumah-rumah ibadat di sekitar Serpong seperti mesjid dan gereja pada bulan Agustus 2009.
donations to the mosques and churches around Serpong in August 2009.
MANAJEMEN RISIKO
RISK MANAGEMENT
Perseroan menyadari bahwa kegiatan usahanya memiliki berbagai risiko. Namun demikian, prioritas Direksi dan seluruh jajaran manajemen adalah untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan meminimalkan risiko-risiko dalam seluruh lingkup kegiatannya (enterprise risk management). Sejalan dengan temuan dan rekomendasi dari komitekomite dan Audit Internal, Direksi memastikan semua upaya telah ditindaklanjuti. Beberapa risiko usaha yang dihadapi Perseroan dan anak perusahaan :
Company is well aware that its business activities contain inherent risks. However, a priority of the Board of Directors, and indeed all of the management staff, is to identify, assess and then minimize risks within all activities (enterprise risk management). In conjunction with committees and the Internal Audit team, the Board of Directors assures that risks and recommendations made are followed up. Specific business risks faced by Company and its subsidiaries are discussed below :
Risiko Kinerja Anak Perusahaan Perseroan secara aktif melakukan pemantauan dan pengelolaan terhadap anak perusahaan. Perusahaan melakukan seleksi yang ketat terhadap seluruh kontraktor dan menerapkan sistem usaha yang baik untuk mengurangi resiko bisnis, sekaligus secara aktif memperbaharui informasi dan memperkuat akuntabilitas untuk pengambilan keputusan bisnis bagi anak perusahaan.
The Subsidiary's Performance Risks The Company actively observes and manages the subsidiaries. It also strictly selects all contractors and implements an appropriate business system to reduce risks, to also constantly renew information and strengthen accountability of the decision making process for the Company's subsidiaries.
Risiko Mata Uang Untuk mengurangi risiko atas perubahan mata uang asing Cowell menerapkan hedging policy, mengutamakan penggunaan material bangunan produksi dalam negeri serta menghindari pinjaman dalam mata uang asing.
Currency Risks To reduce the risks of currency rates changes, Cowell implements hedging policy, to primarily use domestic construction materials and to avoid loans in foreign currency.
Risiko Suku Bunga Untuk mengurangi risiko perubahan suku bunga, Cowell melakukan metode pembayaran bertahap dengan jangka waktu yang lebih panjang ataupun pinjaman dengan bunga tetap.
Interest Rate Risks To reduce the impact of interest rates fluctuation, Company uses a staging payment method with a longer payment period or fixed rates.
Risiko Persaingan Usaha Ketatnya persaingan usaha dalam industri property dan beragamnya konsep yang ditawarkan oleh kompetitor berpotensi mengurangi permintaan atas produk-produk Cowell. Dalam mengantisipasi hal ini, Cowell berusaha untuk selalu mengeluarkan produk yang inovatif sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar.
Competition Risks The fierce competition within the property industry and various concepts introduced by competitors has potentially reduced market demand for Company’s products. In anticipation of these matters, Company continues to provide innovative products to meet the market’s needs.
Risiko Sosial dan Politik Risiko sosial dan politik yang timbul dalam pengembangan properti terdiri dari berbagai macam bentuk resiko, termasuk peraturan pemerintah dan reaksi masyarakat terhadap pembangunan proyek. Cowell selalu berusaha memenuhi ekspektasi seluruh pemegang kepentingan sebelum memulai sebuah proyek. Melalui implementasi standar-standar terbaik
Social and Political Risks Social and political risks in property development come in various forms involving both government regulations and public reaction to any given development. Company, at all times, endeavors to meet the expectations of all stakeholders before proceeding with a project. In addition, by following optimal practices and through careful planning, costs
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
TATA KELOLA PERUSAHAAN good corporate governance
dan rencana yang matang, risiko-risiko yang mungkin timbul dapat ditekan, namun tetap memperkirakan force majeure yang mungkin terjadi. Seluruh proyek diasuransikan, serta senantiasa memperhatikan faktor lingkungan, baik di dalam maupun luar kota, sehingga terjadi keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian alam.
associated with these sorts of risks can be factored in, in all but extreme cases involving a force majeure. All projects have as much as possible been covered by insurance. By stringently following optimal environmental practices, the Company’s projects, whether within cities or outside, seek to balance the demands of development with respect for nature.
Risiko Gugatan Hukum Untuk mengurangi dampak risiko gugatan hukum, Cowell secara seksama mengikuti semua peraturan pemerintah dan hukum yang berlaku, untuk itu Cowell yakin bahwa di setiap proyeknya seluruh unsur hukum telah terpenuhi. Risiko Tuntutan Masyarakat dan Sanksi Pemerintah. Segala risiko tuntutan masyarakat dan sanksi pemerintah terhadap dampak lingkungan yang terjadi telah diminimalkan oleh Perusahaan melalui pemenuhan seluruh persyaratan pemerintah yang berkaitan dengan penanganan dampak lingkungan.
Legal Risks Company rigorously follows all government regulations and laws in order to reduce legal risks, and Company feels confident that its legal position in every project is fully justifiable. Society Claim and Government Sanction Risks Any risks of societal claims and/or sanction by the Government are avoided by fulfilling all of the requirements determined by the Government regarding overcoming a negative impact on the environment.
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
38
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk
TATA KELOLA PERUSAHAAN good corporate governance
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
HUMAN RESOURCES MANAGEMENT
Karyawan adalah aset yang sangat berharga. Perseroan memberdayakan mereka dengan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan diberbagai bidang, agar karyawan senantiasa siap menghadapi berbagai tantangan di industri properti.
Employees are highly valuable assets of the Company thus the Company empowers employees with several training and education programs to advance their capabilities and skills to be invariably prepared to face whatever challenges emerging from the property industry.
Sebagai salah satu aset perusahaan, setiap karyawan diberi kesempatan yang sama untuk berkembang dan mencapai prestasi setinggi-tingginya serta menunjukkan potensi yang dimilikinya melalui kompetisi yang sehat.
As the assets of the Company, all employees are given equal chances to develop themselves, reach their highest accomplishment and also to show what they are capable of through healthy competition yet.
Perseroan lebih menitikberatkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan yang sudah ada ketimbang merekrut karyawan baru, seiring dengan adanya pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kinerja mereka. Secara berkala Perseroan melakukan pelatihan dan mengikutsertakan para pekerjanya dalam seminar-seminar maupun program-program pelatihan yang diselenggarakan oleh para pakar dibidangnya masing-masing. Pengembangan sumber daya manusia tersebut juga merupakan salah satu upaya untuk menjaga loyalitas dan dedikasi yang tinggi dari para karyawan Perseroan.
The Company's emphasizes the zero growth policy rather than recruiting new employees, while simultaneously making use of the technology to enhance employees’ productivity. The Company periodically conducts training and engages employees in seminars and training programs conducted by experts in their fields respectively. The development of human resources is also one of the efforts to maintain the loyalty and dedication of the Company’s employees.
Prinsip-prinsip dasar pengelolaan sumber daya manusia tersebut dijadikan pedoman bagi seluruh pimpinan dalam melaksanakan supervisi terhadap karyawan yang berada di bawah tanggung jawabnya. Sehingga nilai-nilai perusahaan dapat diterima karyawan sebagai nilai-nilai pribadi masing-masing.
The basic principles of human resource management are utilized as guidelines for the all leaders in conducting the supervision of the employees under their responsibility. Therefore the Company values are accepted by employees as personal values.
Komposisi karyawan menurut jenjang pendidikan :
The composition of employees according to education level :
S2 S1 D3 SMA Jumlah
Master Degree Bachelor Degree Diploma Degree Senior High School Total
: : : : :
12 84 23 23 142
Pelatihan berdasarkan jenis ketrampilan Program
Organisasi & Perusahaan - Organization & Corporation Bertujuan membekali pengetahuan tentang organisasi dan perusahaan serta peraturan-peraturan yang berlaku. Providing the knowledge on organization and corporation along with current regulation.
39
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
: : : : :
12 84 23 23 142
Based on the type of skills training Peserta / Participants 2009 % 14
7
Peserta / Participants 2008 % 26
13
TATA KELOLA PERUSAHAAN good corporate governance
Peserta / Participants Peserta / Participants 2009 % 2008 %
Program
Ketrampilan Teknis - Technical Skill
24
12
27
12,5
13
6,5
19
8,5
8
4
10
5
Pengembangan Pribadi - Personality Development
5
2,5
8
4
Jumlah - Total
64
32
90
45
Bertujuan membekali pengetahuan dan ketrampilan teknis untuk mendukung proses bisnis perusahaan dan fungsi pokok jabatan. Providing technical skills and knowlwedge to support the company in performing its business process and the employees in performong their main duties. Ketrampilan Pendukung - Supporting Skill Bertujuan membekali pengetahuan dan ketrampilan pendukung yang menunjang tugas pokok jabatan. Providing supporting skills and knowledge that will be useful in carrying out the main duties. Kepemimpian & Manajemen - Leadership & Management Membekali pengetahuan dan ketrampilan dalam manajemen & kepemimpinan. Providing supporting skills and knowledge in leadership and management.
Persentase Peserta Diklat Berdasarkan Kelompok Jabatan
Training Participants Percentage based on Position
Jabatan Position
2009
2008
Manajer dan Direktur - Manager and Director
60%
60%
Staf Ahli - Expert Staff
20%
20%
Pelaksana Kantor - Office Staff
15%
17%
Pelaksana Lapangan - Field Staff
5%
6%
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
40
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk
TATA KELOLA PERUSAHAAN good corporate governance
41
Kesejahteraan karyawan
Employee welfare
Bagi seluruh karyawan tetap (dengan beberapa pengecualian), Perseroan memberikan program kesejahteraan yang sudah memenuhi standar Upah Minimum Propinsi (UMP). Program kesejahteraan tersebut meliputi jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK), fasilitas kesehatan, program pensiun, tunjangan pajak, Tunjangan Hari Raya Keagamaan, tunjangan cuti, jaminan asuransi kecelakaan, santunan kematian, fasilitas pinjaman perumahan atau kendaraan, tansportasi (karyawan tertentu, fasilitas rumah dan mobil dinas, serta pulsa telepon genggam (karyawan tertentu) pelatihan dan pengembangan, serta fasilitas olah raga, kesenian, keagamaan dan rekreasi.
For all permanent employees (with some exceptions), the Company facilitates them with welfare programs that already meet the standards of Provincial Minimum Wage (UMP). The program covers welfare benefits, Employees Social Security System (Jamsostek), health allowances, pension plans, tax benefits, religious holidays allowances, leaves allowances, accident insurance, death compensation, housing loan facility or vehicle, transportation (certain employees), home facility and an official car, mobile phone credit (for certain employees) training and development, as well as sports, arts, religion and recreation facilities.
Program pensiun
Pension Plan
Untuk memberikan jaminan hari tua kepada karyawan yang telah pensiun, Perseroan tengah mengadakan program pensiun bagi karyawan tetap yang dikelola oleh Dana Pensiun Cowell dan diatur dalam keputusan Direksi tentang Regulasi dan Pensiun Perseroan. Usia pensiun karyawan adalah 55, dengan pengecualian usai 45 tahun untuk program pensiun yang dipercepat. Jumlah manfaat pensiun yang diterima dihitung berdasarkan penghasilan dasar pensiun dan masa bakti karyawan.
To give continuous earning once the employees retired, the Company provides pension program which is managed by Dana Pensiun Cowell and regulated in Board of Director’s Decree concerning regulation of the Company’s Pension Plan. The employees are retired at the age of 55 and those choosing the early retirement may do so at the age of 45. The pension benefit is calculated based on employee’s pension base salary and their period of service.
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
STRUKTUR ORGANISASI corporate structure
President Director
Internal Auditor
Sales & Marketing Director
General Manager Sales & Marketing
Finance Director & Corporate Secretary
General Manager Finance & Acc
Operational Director
GM Information Technology
GM Operational
Corporate Legal Manager
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
42
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk
PERTANGGUNGJAWABAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 2009 responsibility for the annual report 2009
Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perseroan telah menelaah isi Laporan Tahunan 2009 dan menyatakan bertanggungjawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan ini. Laporan ini telah disetujui oleh Dewan Komisaris dan Dewan Direksi untuk disampaikan ke para pemegang saham dan pihak lain yang berkepentingan.
The Board of Commissioners and Directors have reviewed the contents of this Annual Report 2009, and are responsible for the integrity of this report. This report has been approved by the Board of Commissioners and Directors for distribution to Shareholders and the interested parties.
Dewan Komisaris / Board of Commissioners
Vijay Perapti Komisaris Independen Independent Commissioner
Ir. Harjanto Thany Komisaris Utama President Commissioner
Dewan Direksi / Board of Directors
Ir.Novi Imelly Direktur tidak Terafiliasi Director not Affiliated
43
Laporan Tahunan | 2009 | Annual Report
Pikoli Sinaga, SE MM Direktur Utama President Director
Hari Dhoho Tampubolon Direktur / Sekretaris Perusahaan Director / Corporate Secretary
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS WITH INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT FOR THE YEARS ENDED
DAFTAR ISI
TABLE OF CONTENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
Halaman/ Page Surat Pernyataan Direksi
Directors’ Statement Letter
Laporan Auditor Independen
i - ii
Independent Auditor’s Report
Neraca Konsolidasian
1-2
Consolidated Balance Sheet
Laporan Laba Rugi Konsolidasian
3
Consolidated Statement of Income
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
4
Consolidated Statement of Changes in Equity
Laporan Arus Kas Konsolidasian
5-6
Consolidated Statement of Cash Flows
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
7 - 50
Notes to Consolidated Financial Statements
**************************
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
NERACA KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
CONSOLIDATED BALANCE SHEET AS OF DECEMBER 31, 2009 AND 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2009
2008
ASET
ASSETS
Kas dan setara kas Piutang lain-lain Pihak ketiga Pihak hubungan istimewa Persediaan Pajak dibayar di muka Uang muka dan biaya dibayar di muka Tanah yang belum dikembangkan Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 3.681.147.408 pada tahun 2009 dan Rp 2.928.693.699 pada tahun 2008 Setoran dana kerjasama operasi Goodwill - setelah dikurangi amortisasi sebesar Rp 1.704.373 pada tahun 2009 dan Rp 774.715 pada tahun 2008 Aset lain-lain JUMLAH ASET
2c,4
10.720.181.551
17.467.339.442
2d,5 2m,5,31 2f,2h,6 2l,20a
176.115.029 37.030.545.885 105.714.048.619 -
177.014.846 37.983.906.754 112.708.094.172 239.526.158
2g,8 2i,7
4.275.859.043 29.602.206.700
1.625.049.293 29.602.206.700
2j,9 2s,10,33
1.329.936.554 5.193.861.663
1.939.157.949 -
2b,2q,11 12,32b
16.888.793 13.445.364.390
17.818.451 5.687.276.517
Cash and cash equivalents Other receivables Third parties Related parties Inventories Prepaid tax Advances and prepaid expenses Land bank Fixed assets - net of accumulated depreciation of Rp 3,681,147,408 in 2009 and Rp 2,928,693,699 in 2008 Joint operation fund deposit Goodwill - net of amortization of Rp 1,704,373 in 2009 and Rp 774,715 in 2008 Other assets
207.505.008.227
207.447.390.282
TOTAL ASSETS
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of these Consolidated Financial Statements.
1
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
NERACA KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Lanjutan) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
CONSOLIDATED BALANCE SHEET AS OF DECEMBER 31, 2009 AND 2008 (Continued) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2009
2008
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
LIABILITIES AND STOCKHOLDERS’ EQUITY
KEWAJIBAN Hutang bank jangka pendek 17 Hutang usaha - pihak ketiga 13 Hutang lain-lain Pihak hubungan istimewa 2m,14,31 Pihak ketiga 14 Biaya masih harus dibayar 15 Hutang pajak 2l,20b Uang muka penjualan 2e,16 Hutang bank jangka panjang - jatuh tempo dalam satu tahun 18 Hutang bank jangka panjang - setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun 6,18 Kewajiban imbalan kerja 2k,19 Jumlah Kewajiban HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN
17.924.767.617
36.000.000.000 5.639.821.055
287.245.640 2.900.382.996 1.511.922.687 1.276.857.369 20.467.219.114
680.771.811 1.761.760.808 1.496.637.978 40.579.217.939
5.000.000.000
-
LIABILITIES Short-term bank loan Trade payables - third parties Other receivables Related parties Third parties Accrued expenses Taxes payable Advance on sales Current maturities of long-term bank loan
23.700.000.000 3.200.341.568
2.393.500.378
Long term bank loan - net of current maturities Employee benefits liabilities
76.268.736.991
88.551.709.969
Total Liabilities
2.421.637
MINORITY INTEREST IN NET ASSETS OF SUBSIDIARY
2r,22
2.335.997
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham
23 25
75.437.590.000 5.956.104.449
75.437.590.000 5.956.104.449
2n,3a
2.919.855.063 46.920.385.727
2.919.855.063 34.579.709.164
EQUITY Capital stock - par value of Rp 100 per share Authorized shares 2,000,000,000 shares Issued and fully paid shares 754,375,900 shares in 2009 and 2008 Additional paid-in capital Difference in value of restructuring transactions with entities under common control Retained earnings
Jumlah Ekuitas
131.233.935.239
118.893.258.676
Total Equity
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
207.505.008.227
207.447.390.282
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Modal dasar - 2.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 754.375.900 saham pada tahun 2009 dan 2008 Agio saham Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Saldo laba
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of these Consolidated Financial Statements. 2
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENT OF INCOME FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2009 AND 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Notes
2009
2008
2e,27
98.931.430.006
83.805.635.201
NET SALES
2e,6,28
49.962.486.909
50.575.770.508
COST OF GOODS SOLD
48.968.943.097
33.229.864.693
GROSS PROFIT
4.329.099.084 22.561.531.045
3.019.680.123 18.729.026.420
OPERATING EXPENSES Selling General and administrative
Jumlah Beban Usaha
26.890.630.129
21.748.706.543
Total Operating Expenses
LABA USAHA
22.078.312.968
11.481.158.150
INCOME FROM OPERATIONS
PENJUALAN BERSIH BEBAN POKOK PENJUALAN LABA KOTOR BEBAN USAHA Penjualan Umum dan administrasi
2e,2j,2k,9,19,29
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Pendapatan bunga - bersih Pendapatan denda pembatalan dan pengalihan hak Laba atas penjualan aset tetap Beban bunga - bersih Lain-lain - bersih
( (
612.928.274 4.096.258.074 ) ( 374.056.314 ) (
725.711.527 294.546.406 4.827.904.244 ) 100.499.829 )
OTHER INCOME (CHARGES) Interest income - net Income of penalty cancellation and transfer right Gain on sale of fixed assets Interest expenses - net Others - net
(
3.440.817.684 ) (
593.557.229 )
Other Charges - Net
416.568.430 30 9 17,18
Beban lain-lain - Bersih LABA SEBELUM TAKSIRAN MANFAAT (BEBAN) PAJAK TAKSIRAN MANFAAT (BEBAN) PAJAK Final Tahun berjalan Tangguhan
18.637.495.284 2l,20c
Jumlah Taksiran Beban Pajak LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS RUGI BERSIH ANAK PERUSAHAAN HAK MINORITAS ATAS RUGI BERSIH ANAK PERUSAHAAN
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR LABA BERSIH PER SAHAM DILUSIAN
10.887.600.921
INCOME BEFORE PROVISION FOR TAX BENEFIT (EXPENSE)
(
4.946.571.500 ) - ( 3.591.242.900 ) - ( 678.639.784)
PROVISION FOR TAX BENEFIT (EXPENSE) Final Current Deferred
(
4.946.571.500 ) ( 4.269.882.684 )
Total Provision for Tax Expense
6.617.718.237
INCOME BEFORE MINORITY INTEREST IN NET LOSS OF SUBSIDIARY
85.640
76.503
MINORITY INTEREST IN NET LOSS OF SUBSIDIARY
13.691.009.424
6.617.794.740
NET INCOME
18,15
8,77
BASIC NET EARNING PER SHARE
16,63
7,83
DILUTIVE NET EARNING PER SHARE
13.690.923.784
2b,2r
LABA BERSIH
3.314.588.911
2o,21
2o,21
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of these Consolidated Financial Statements. 3
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes Saldo, 1 Januari 2008
CONSOLIDATED STATEMENT OF CHANGES IN STOCKHOLDERS’ EQUITY FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2009 AND 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali/ Difference in Value of Restructuring Transactions Differences Due to With Entities Under Common Control
Agio Saham/ Addtional Paid-in Capital - Net
Modal Saham/ Capital Stock
Saldo Laba/ Retained Earnings
Jumlah Ekuitas/ Total Equity
75.000.000.000
5.693.550.449
2.919.855.063
29.461.914.424
113.075.319.936
Balance, January 1, 2008
Pelaksanaan waran
24
437.590.000
-
-
-
437.590.000
Exercise of warrants
Agio saham atas pelaksanaan waran
25
-
262.554.000
-
-
262.554.000
Additional paid-in capital from exercise warrant
-
-
-
6.617.794.740
6.617.794.740
Net income for 2008
-
-
-
1.500.000.000 ) (
1.500.000.000 )
75.437.590.000
5.956.104.449
2.919.855.063
34.579.709.164
118.893.258.676
Balance, December 31, 2008
-
-
-
13.691.009.424
13.691.009.424
Net income for 2009
-
-
-
75.437.590.000
5.956.104.449
2.919.855.063
Laba bersih tahun 2008 Deklarasi deviden
26
Saldo, 31 Desember 2008 Laba bersih tahun 2009 Deklarasi deviden Saldo, 31 Desember 2009
26
(
(
1.350.332.861 ) ( 46.920.385.727
1.350.332.861 ) 131.233.935.239
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of these Consolidated Financial Statements.
4
Dividend declared
Dividend declared Balance, December 31, 2009
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENT OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2009 AND 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2009 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas untuk: Perolehan tanah, pemasok dan kontraktor Beban gaji dan tunjangan Beban usaha diluar beban gaji, upah dan tunjangan
79.006.094.501 33.528.770.135 ) 14.258.193.643 )
( (
22.584.107.142 ) 11.770.784.503 )
(
12.632.436.484 )
(
9.278.463.535 )
( ( (
Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil dari penjualan aset tetap Investasi saham Pembelian aset tetap Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Investasi
18.586.694.239
13.182.527.909
291.024.915
3.114.116.706
400.371.663 4.096.258.074 ) 6.189.370.551 ) 35.026.744 )
( (
8.957.435.448
191.407.871 4.827.904.244 ) 4.227.918.770 ) 920.650.048 8.352.879.520
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Receipts from customers Payments for: Land acquisitions, suppliers and contractors Salaries and benefit in kinds Operational expenses, exclude salaries, wages and benefit in kinds Cash provided from operating Receipts from (payment for): Interest income Cancelation and transferred rights income Interest expenses Tax expenses Others income Net Cash Provided from Operating Activities
(
143.232.314 )
( (
316.000.000 23.500.000.000 ) 1.660.202.533 )
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Proceeds from sale of fixed assets Investment in share Acquisition of fixed assets
(
143.232.314 )
(
24.844.202.533 )
Net Cash used for Investing Activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penurunan dana dalam pembatasan ( Tambahan modal saham: - Realisasi waran Agio saham Penerimaan hutang jangka panjang: Bank Pembayaran hutang bank ( Penurunan (kenaikan) piutang hubungan istimewa Pembayaran deviden ( Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan
56.815.883.089
( (
Kas yang diperoleh dari operasi Penerimaan dari (pembayaran untuk): Pendapatan bunga Pendapatan denda pembatalan dan pengalihan hak Beban bunga Beban pajak Pendapatan lain-lain
2008
(
953.360.869 1.350.332.861 )
( (
9.414.030.026 ) 1.500.000.000 )
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Decrease in restricted funds Additional paid-up capital: - Exercise warrant Additional paid-in capital Proceeds from long-term debts: Bank Payment of bank loans Decrease (increase) in related parties receivables Dividend payment
15.561.361.025 )
(
5.841.510.705 )
Net Cash Used for Financing Activities
7.864.389.033 )
4.230.124.250
-
437.590.000 262.554.000
28.700.000.000 36.000.000.000 )
142.251.071
5
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENT OF CASH FLOWS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2009 AND 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2009 PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
(
2008
6.747.157.891 )
(
22.332.833.718 )
NET DECREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN Perusahaan Anak perusahaan yang dikonsolidasi
17.467.339.442 -
39.789.463.883 10.709.277
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR The Company Consolidated Subsidiary
Jumlah
17.467.339.442
39.800.173.160
Total
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
10.720.181.551
17.467.339.442
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of these Consolidated Financial Statements.
6
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM
1.
a. Pendirian Perusahaan
GENERAL a. The Company’s Establishment
PT Cowell Development Tbk. (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta Notaris Dian Paramita Tanzil S.H., (Notaris pengganti Kartini Mulyadi, S.H.) No. 166 tanggal 25 Maret 1981 dengan nama PT Internusa Artacipta. Akta pendirian tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui surat No. YA 5/69/21 tanggal 27 Januari 1982 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 55 tanggal 9 Juli 1982 Tambahan No. 870. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H. No. 30 tanggal 10 Juni 2009 mengenai Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan untuk menyesuaikan dengan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.J.1. tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik.
PT Cowell Development Tbk. (The Company) was established on March 25, 1981 based on Notarial Deed No. 166 of Dian Paramitha Tanzil, S.H., (substitute Notary Kartini Mulyadi, S.H.) under the name of PT Internusa Artacipta. The Deed of establishment was approved by The Ministry of Justice of Republic of Indonesia in his Decision Letter No. YA 5/69/21 dated January 27, 1982 and was published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 55 dated July 9, 1982 Supplement No. 870. The Articles of Association have been amended several times, the most recently by Notarial Deed No.30 of Fathiah Helmi, S.H. dated June 10, 2009 regarding the Extraordinary Shareholders’ General Meeting to conform with Bapepam-LK Regulation No. IX.J.1 regarding the Company’s Articles Association Conducting Public Offering of Equity Securities and Public Company.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi bidang jasa, pembangunan, dan perdagangan, terutama jasa pengelolaan gedung, pembangunan dan pengembangan perumahaan, dan perdagangan real estat.
According to Article 3 of the Articles of Association, the scope of the Company's activities comprises of service, development and trading, especially building maintenance service and real estate development and trading.
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1981.
The Company started its commercial operations in 1981.
Nama perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir perubahan nama Perusahaan dari PT Karya Cipta Putra Indonesia menjadi PT Cowell Development Tbk. tercantum dalam Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H. No. 31 tanggal 27 Agustus 2007 dan telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. W7-09692 HT.01.04.TH.2007 tanggal 4 September 2007
The name of the Company have been changed several times, the most recently from PT Karya Cipta Putra Indonesia to PT Cowell Development Tbk. based on Notarial Deed No. 31 of Fathiah Helmi, S.H., dated August 27, 2007 and has been approved by The Ministry of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia on his Decision Letter No. W709692 HT.01.04.TH.2007 dated September 4, 2007.
Perusahaan berdomisili di Jakarta, kantor pusat Perusahaan berlokasi di Graha Atrium, Lantai 6, Suite 6.01A, Jalan Senen Raya No. 135, Jakarta Pusat. Saat ini Perusahaan memiliki properti yang terletak di Kecamatan Serpong, Tangerang.
The Company is domiciled in Jakarta and its head office is located at Graha Atrium, 6th Floor, Suite 6.01A, Jalan Senen Raya No. 135, Central Jakarta. The Company has property at Serpong, Tangerang.
b. Penawaran Umum dan Perusahaan di Bursa Efek
Pencatatan
Saham
b. Public Offering and Company’s Listing of Shares at the Stock Exchange
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) sebagaimana dinyatakan dalam Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 57 tanggal 27 Juni 2007, pemegang saham memberikan persetujuan atas perubahan Anggaran Dasar Perusahaan berkenaan dengan peningkatan modal dasar dari semula Rp 10 miliar menjadi Rp 200 miliar dan modal ditempatkan dan disetor penuh dari semula Rp 9,9 miliar menjadi Rp 50 miliar dengan nilai nominal saham Rp 1.000.000. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. W7-07239 HT.01.04-TH.2007 tanggal 29 Juni 2007.
Based on the Extraordinary Shareholders’ General Meeting as notarized by Notarial Deed No. 57 of Fathiah Helmi, S.H., dated June 27, 2007, the shareholders resolved to the amendment of the Company’s Articles of Association and to increase of the Company’s authorized capital from Rp 10 billion to Rp 200 billion and capital issued and fully paid from Rp 9.9 billion to Rp 50 billion with par value of Rp 1,000,000 per share. This change has been approved by The Ministry of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia in his decision letter No. WJ-07239 HT.01.04-TH.2007 dated June 29,2007.
7
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM (Lanjutan)
1.
b. Penawaran Umum dan Pencatatan Perusahaan di Bursa Efek (Lanjutan)
GENERAL (Continued)
Saham
b. Public Offering and Company’s Listing of Shares at the Stock Exchange (Continued)
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2007, para pemegang saham Perusahaan menyetujui pelaksanaan Penawaran Umum Saham Perdana dengan penerbitan 250.000.000 saham baru dan perubahan nilai nominal saham dari semula Rp 1.000.000 menjadi Rp 100. Perubahan tersebut tertuang dalam Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 31 tanggal 27 Agustus 2007 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. W7-09692 HT.01.04.TH.2007 tanggal 4 September 2007.
Based on the Extraordinary Shareholders’ General Meeting on August 27, 2007, the shareholders resolved to conduct Initial Public Offering by issuing of 250,000,000 new shares and changing par value from Rp 1,000,000 to Rp 100 per share. This change was notarized by Notarial Deed of Fathiah Helmi, S.H., No. 31 dated August 27, 2007 and approved by the Ministry of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. W709692 HT.01.04.TH.2007 dated September 4, 2007.
Berdasarkan surat pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. S-6253/BL/2007 tanggal 10 Desember 2007, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Saham Perdana kepada masyarakat atas sejumlah 250.000.000 lembar Saham Biasa dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 130 per saham, yang seluruh saham ditempatkan dan disetor penuh telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 19 Desember 2007.
Based on effective letter from the chairman of the Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (Bapepam-LK) No. S-6253/BL/2007 dated December 10, 2007, the Company conducted an Initial Public Offering of its 250,000,000 shares of Common Stock par the value of Rp 100 per share and offering price of Rp 130 per share wihich all of its shares issued and fully paid have been listed in the Indonesia Stock Exchange on December 19, 2007.
Berkenaan dengan Penawaran Umum Saham Perdana, Perusahaan juga menerbitkan 150.000.000 Waran Seri I menyertai Saham Biasa, dimana setiap 5 saham baru berhak memperoleh 3 Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham baru.
In regards to the Initial Public Offering, the Company also issued 150,000,000 warrants of Seri I together with Common Stock in which for each 5 new shares entitle to buy 3 warrants issued as incentive for the Company shareholders.
Waran Seri I ini memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian saham biasa atas nama yang bernilai nominal Rp 100 per saham dengan harga sebesar Rp 160 per saham selama periode pelaksanaan dari tanggal 19 Juni 2008 sampai dengan 17 Desember 2010.
This Series I Warrants give the rights to the shareholders to purchase registered Common Stock with par value of Rp 100 per share with exercise price of Rp 160 per share during the exercise period from June 19, 2008 to December 17, 2010.
Berdasarkan RUPSLB tanggal 27 Maret 2008 sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris Nanda Fauz Iwan, S.H., M.Kn. No. 46 tanggal 27 Maret 2008, Perusahaan melakukan Perubahan Penggunaan Dana hasil Penawaran Umum Saham Perdana yaitu 50% akan digunakan untuk pembelian lahan seluas 4.694 meter persegi yang dimiliki oleh PT Sandi Mitra Selaras (SMS) diubah untuk akuisisi saham SMS.
Based on Extraordinary Shareholders’ General Meeting dated March 27, 2008 as notarized by Notarial Deed No. 46 of Nanda Fauz Iwan, S.H., M.Kn., dated March 27, 2008, the Company amended the fund usage of the Company’s Initial Public Offering which is 50% of fund that will be used for purchase 4,694 square metres land owned by PT Sandi Mitra Selaras was amended to share acquisition of SMS.
c. Struktur Perusahaan dan Anak perusahaan
c. The Structure of the Company and Subsidiary
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, Perusahaan memiliki Anak perusahaan dengan kepemilikan langsung sebagai berikut:
As of December 31, 2009 and 2008, the Company has direct ownerships in Subsidiary as follows: 2009
Anak perusahaan / Subsidiary PT Sandi Mitra Selaras
Persentase Kepemilikan / Percentage of Ownership
Lokasi / Domicile Jakarta
99,99%
8
Mulai Operasi Komersial / Start of Commercial Operations -
Jumlah Aset / Total Assets Rp
31.518.465.925
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM (Lanjutan)
1.
GENERAL (Continued)
2008
Anak perusahaan / Subsidiary
Lokasi / Domicile
PT Sandi Mitra Selaras c. Struktur Perusahaan (Lanjutan)
Persentase Kepemilikan / Percentage of Ownership
Jakarta dan
Anak
99,99%
-
Jumlah Aset / Total Assets Rp
29.188.408.296
perusahaan
c. The Structure of the Company and Subsidiary (Continued)
Pada tahun 2009 dan 2008, kegiatan usaha utama Anak perusahaan PT Sandi Mitra Selaras adalah bergerak dalam bidang properti dan masih dalam tahap pengembangan.
In 2009 and 2008, main activities of Subsidiary PT Sandi Mitra Selaras are in property sector and under development stage.
d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
d. Boards of Commissioners, Directors and Employees
Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
As of December 31, 2009 and 2008, the members of the Company’s Boards of Commissioners and Directors are as follows:
2009 Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Independen Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Tidak Terafiliasi
2.
Mulai Operasi Komersial / Start of Commercial Operations
2008
Harijanto Thany Baby Noviani Vijay Perapti Vijay Perapti Pikoli Sinaga Hari Dhoho Tampubolon Novi Imelly
Sugiarto Santoso Harijanto Thany Hari Dhoho Tampubolon Rickson Eduard Silitonga
Board of Commissioners President Commissioner Independent Commissioner Board of Directors President Director Director Director Non Affiliated Director
Jumlah gaji dan kompensasi lainnya untuk Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan untuk tahun yang berakhir tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing adalah sebesar Rp 2.022.657.109 dan Rp 1.740.076.400.
The total of salary and other compensation of the Board of Commissioners and Directors for the years ended December 31, 2009 and 2008 are Rp 2,022,657,109 and Rp 1,740,076,400, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, jumlah karyawan tetap Perusahaan dan Anak perusahaan masing-masing adalah 144 dan 123 orang (tidak diaudit).
As of December 31, 2009 and 2008, the Company and its Subsidiary have a total of 144 and 123 permanent employees, respectively (unaudited).
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN a. Dasar Penyusunan Konsolidasian
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
Keuangan
a. Basis Preparation of the Consolidated Financial Statements
Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAMLK) No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan Surat Edaran No. SE 02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Real Estat.
The consolidated financial statement have been prepared in accordance with the accounting principles generally accepted in Indonesia and the Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency’s (Bapepam-LK) No. VIII.G.7 regarding Guidelines for Financial Report Presentation and circular letter No. SE-02/PM/2002 dated December 27, 2002 regarding Financial Statements Presentation Guidelines for Public Company engaged in real estate industry.
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan basis akrual dengan menggunakan konsep biaya perolehan, kecuali persediaan yang dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih.
The consolidated financial statements is prepared based on accrual basis using the historical cost concept, except for inventory is stated at the lower of cost or net realizable value.
Laporan
9
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
Keuangan
a. Basis Preparation of the Consolidated Financial Statements (Continued)
Laporan arus kas konsolidasian menyajikan arus kas yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi disajikan dengan menggunakan metode langsung.
The consolidated statements of cash flows are classified into operating activity, investing and financing. The statement of cash flows from operating activities are presented using the direct method.
Mata uang yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan dan Anak perusahaan.
The reporting currency used in the preparation of the consolidated financial statements is the Indonesian Rupiah, which is the functional currency of the Company and Subsidiary.
a. Dasar Penyusunan Laporan Konsolidasian (Lanjutan)
b. Prinsip-prinsip Konsolidasian
b. Principles of Consolidation
Laporan keuangan konsolidasian mencakup akunakun keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan dengan pemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, kecuali Anak perusahaan yang pengendaliannya bersifat sementara atau terdapat pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan Anak perusahaan untuk mengalihkan dananya kepada Perusahaan.
The consolidated financial statements include the accounts of the Company and Subsidiary which are owned more than 50% either directly or indirectly, except for the subsidiary which is intended to be temporarily controlled or operates under long-term restrictions; which significantly affects the ability to transfer funds to the Company.
Saldo dan transaksi, termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan terkonsolidasi dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
Balance and transactions, including unrealized gains/losses on the consolidated inter-company transactions are eliminated to reflect the financial position and the result of operation of the Company and Subsidiary as a single business entity.
Hak minoritas atas laba (rugi) bersih dan ekuitas Anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba (rugi) bersih dan ekuitas Anak perusahaan tersebut.
Minority interest in net income (loss) and equity of Subsidiaries are stated at the proportion of ownership of the minority shareholders in net income (loss) and equity of the related Subsidiaries.
Pada saat akuisisi, aset dan kewajiban Anak perusahaan diukur sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian perusahaan atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill dan diamortisasi. Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian perusahaan atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi yang diakui pada tanggal transaksi, maka nilai wajar aset nonmoneter yang diakuisisi harus diturunkan secara proporsional, sampai seluruh selisih tersebut tereliminasi. Sisa selisih lebih setelah penurunan nilai wajar aset dan kewajiban non-moneter tersebut diakui sebagai goodwill negatif, dan diperlakukan sebagai pendapatan ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan dengan menggunakan garis lurus.
On acquisition, the assets and liabilities of a Subsidiary are measured at their fair values at the date of acquisition. Any excess of the acquisition cost over the fair values of the identifiable net assets acquired is recognized as goodwill and amortized. When the cost of acquisition is less than the interest in the fair values of the identifiable assets and liabilities acquired as at the date of acquisition, the fair values of the acquired non-monetary assets are reduced proportionately until all the excess is eliminated. The excess remaining after reducing the fair values of non-monetary assets and liabilities acquired is recognized as negative goodwill, treated as deferred revenue and recognized as revenue on a straight-line method.
c. Kas dan Setara Kas
c. Cash and Cash Equivalents
Kas terdiri dari kas dan bank yang tidak dibatasi penggunaannya. Setara kas adalah deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan.
Cash consists of unrestricted cash on hand and cash in banks. Cash equivalents are time deposits with maturities of three months or less at the time of placement and not pledged as collateral.
10
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
c. Kas dan Setara Kas (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) c. Cash and Cash Equivalents (Continued)
Kas dalam pembatasan diklasifikasikan sebagai bukan kas dan dicatat dalam aset lain-lain “Dana dalam Pembatasan”.
Cash limited to be used are classified into non cash and recorded in other assets “Restricted Funds”.
d. Piutang Usaha
d. Accounts Receivable
Piutang usaha disajikan sebesar jumlah netto setelah dikurangi dengan penyisihan piutang tidak tertagih. Penyisihan piutang tidak tertagih ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan masing-masing piutang pada akhir tahun.
Trade receivables are stated net of an allowance for doubtful accounts. The allowance of doubtful accounts is determined based on a review of the status of the individual trade receivable accounts at the end of the year.
e. Pengakuan Pendapatan dan Beban
e. Recognition of Revenues and Expenses
Pendapatan dari penjualan real estat diakui berdasarkan PSAK No. 44 mengenai “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat” sebagai berikut:
Revenues from real estate sales are recognized in accordance with PSAK No. 44 on “Accounting for Real Estate Development Activity” as follows:
i. Pendapatan dari penjualan bangunan rumah tinggal, rumah toko dan bangunan sejenis lainnya beserta kavling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method) apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi:
i. Revenues of selling houses, shop houses and other similar property and the lots of land are recognized under full accrual method if all of the following criterion are met:
1. Proses penjualan telah selesai;
1. Selling process is done;
2. Harga jual akan tertagih;
2. The selling price is collectible;
3. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang; dan
3. A sales invoice is unsubordinately toward other borrowing that will gain by the buyer next time; and
4. Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut.
4. The seller has transferred the risks and reward of ownership of building to the buyer in transaction which substantially is a sales and the seller does not have any liability and involve in significantly with those unit.
ii. Pendapatan dari penjualan kavling tanah dimana tidak memerlukan keterlibatan penjual dalam pendirian bangunan diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method) apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi:
ii. Revenues of selling lots of land that do not require the seller in constructing the building are recognized under the full accrual method if all of the criteria are met:
1. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli;
1. Total payment by the buyer at least 20% of the agreed selling price and the amount could not refundable;
2. Harga jual akan tertagih;
2. The selling price is collectible;
3. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang;
3. A sales invoice is unsubordinately toward other borrowing that will gain by the buyer next time;
4. Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kavling tanah yang dijual; dan
4. Land development process is done, so the seller does not have any liability to construct sold lots; and
11
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
e. Pengakuan Pendapatan dan Beban (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) e. Recognition (Continued)
of
Revenues
and
Expenses
5. Hanya kavling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan penjual dalam pendirian bangunan di atas kavling tersebut.
5. Only lots are sold, without any requirement of the seller involvement in constructing on lots.
iii. Pendapatan dari penjualan unit bangunan apartemen yang belum selesai pembangunannya diakui dengan metode persentase penyelesaian (percentage-ofcompletion method) apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi:
iii. Revenues from sales of apartments, which the construction has not been completed, are recognized using the percentage-of-completion method if all of the following criteria are met:
1. Proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu pondasi bangunan telah selesai dan semua persyaratan untuk memulai pembangunan telah terpenuhi;
1. The construction process has already commenced, that is the building foundation has been completed and all of the requirements to commence construction have been fulfilled;
2. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli; dan
2. Total payment by the buyer at least 20% of the agreed selling price and the amount could not refundable; and
3. Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan andal.
3. The total revenues and expenses of the property can be really estimated.
Apabila salah satu kriteria di atas tidak terpenuhi Perusahaan akan mengunakan metode deposit (Deposit method), dimana dengan metode ini semua pembayaran yang telah diterima dari pelanggan akan dibukukan terlebih dahulu sebagai “Uang Muka Pelanggan” sampai semua kriteria di atas terpenuhi.
If one of the above conditions is not met, the company used Deposit Method that is for every payment accepted from customer is firstly recognized as “Unearned Revenues” until all of those conditions is met.
Pendapatan dari penjualan tanah, rumah tinggal dan rumah toko diakui dengan metode deposit (Deposit method) dengan kriteria sebagai berikut:
Revenues of selling land, houses and shop houses recognized by Deposit Method under the following criteria:
- Penjual tidak mengakui pendapatan atas transaksi penjualan unit real estat, penerimaan pembayaran dari pelanggan dibukukan sebagai uang muka.
- The seller did not recognize revenues of selling real estate, advanced received from customer recognized as Unearned Revenues.
- Piutang dari penjualan transaksi unit real estat tidak diakui.
- Receivables from transaction of selling unit of real estate are not recognized.
- Unit real estat tersebut tetap dicatat sebagai aset penjual, demikian juga dengan kewajiban yang terkait dengan unit real estat tersebut, walau kewajiban tersebut telah dialihkan kepada pelanggan.
- The unit real estate sold is recorded as the seller's assets, either liability is recorded; even the liabilities have been transferred to customers.
Metode yang digunakan untuk menentukan persentase penyelesaian adalah berdasarkan biaya aktual yang telah dikeluarkan dibandingkan dengan estimasi jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk pengembangan proyek real estat tersebut.
The method used to determine the percentage of completion that is based on actual cost incurred compared with the estimated cost that should be expense for the development of real estate project.
Beban diakui pada saat terjadinya dengan metode akrual (accrual basis).
An expense is recognized when it occurred (accrual basis).
12
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) f.
2.
Biaya Pengembangan Proyek Real Estat
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) f.
The Development of Real Estate Project Cost
Biaya yang berhubungan langsung dengan aktivitas pengembangan real estat dan biaya proyek tidak langsung yang berhubungan dengan beberapa proyek real estat dialokasikan dan dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat. Biaya yang tidak berhubungan langsung dengan suatu proyek real estat diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Biaya pengembangan real estat yang dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat sebagai berikut:
The direct cost of real estate's development activities and indirect cost related to a few real estate’s project should be allocated and capitalized to real estate’s development project. The indirect cost of real estate’s project recognized when it occurred Real estate’s development costs which capitalized to the real estate's development project are the following:
a. Biaya pra-perolehan tanah; b. Biaya perolehan tanah; c. Biaya langsung proyek; d. Biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estat; dan e. Biaya pinjaman.
a. Land pre-acquisition cost; b. Land acquisition cost; c. Project's direct cost; d. Attributable cost to real estate's development cost; and e. Borrowing costs.
Dalam menghitung unit cost dari setiap unit rumah atau ruko yang selesai dibangun, biaya konstruksi yang telah dikapitalisasi ke persediaan proyek real estat dialokasikan ke setiap unit rumah atau ruko berdasarkan aktual biaya yang terjadi.
In calculating unit cost of each unit of houses and shop houses that have been completed, construction cost that have been capitalized to real estate’s project inventory allocated to every units based on its actual cost.
g. Biaya Dibayar di Muka
g. Prepaid Expenses
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
Prepaid expenses are amortized over the periods benefited of each expense using the straight-line method.
h. Persediaan
h. Inventory
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode identifikasi khusus (specific identification method).
Inventories are stated at the lower of cost or net realizable value. The acquisition cost is determining used specific identification method.
Biaya perolehan tanah sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan, biaya pengembangan langsung dan tidak langsung yang dapat diatribusikan pada kegiatan pengembangan real estat serta biaya-biaya pinjaman.
The cost of land under development consists of cost undeveloped land, direct and indirect development cost that attributable to the real estate development activity and borrowing costs.
Tanah yang sedang dikembangkan dipindahkan ke tanah matang pada saat pengembangan tanah telah selesai. Semua biaya dialokasikan secara proporsional ke tanah yang dapat dijual berdasarkan luas area masing-masing.
Land under development is tranferred to lots available for sale when land development is completed. Total cost is allocated proportionately to the saleable lots based on their respective areas.
Biaya pengembangan tanah, termasuk tanah yang digunakan sebagai jalan dan prasarana area yang tidak dapat dijual lainnya, dialokasikan kepada luas area yang dapat dijual.
The cost of land development, include land used for roads and infrastructure. Other unsaleable areas, is allocated to the saleable area.
Biaya perolehan bangunan dalam penyelesaian dipindahkan ke rumah, rukan dan apartemen (strata line) tersedia untuk dijual pada saat pembangunan telah selesai.
The cost of buildings under construction is transferred to houses, office houses, and apartment (strata line) available for sale when the construction is substantially completed.
13
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) i.
j.
2.
Tanah yang Belum Dikembangkan
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) i.
Land bank
Tanah yang belum dikembangkan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value).
Land bank is stated as the lower of cost or net realizable value.
Biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan, yang terdiri dari biaya pra-perolehan dan perolehan tanah, dipindahkan ke tanah yang sedang dikembangkan pada saat pengembangan tanah akan dimulai.
The cost of land banks consisting pre-acquisition cost and acquisition cost of land, are transferred to land under development upon commencement of land development.
Aset Tetap
j.
Fixed Assets
Aset tetap yang dimiliki secara langsung diakui sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Semua aset tetap Perusahaan dan Anak perusahaan kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan saldo menurun berganda dan metode garis lurus.
Fixed Assets directly owned are stated at cost less accumulated depreciation. All the Company and Subsidiary’s fixed assets except land, depreciated by double declining balance method and straight line method.
Estimasi umur dan persentase (%) penyusutan dari aset tetap sebagai berikut:
The estimated useful lives and percentage of depreciation of fixed assets are the following:
Prasarana kantor Kendaraan Peralatan kantor Perabotan kantor - Perusahaan - Anak perusahaan
Masa Manfaat/ Useful Lives (Tahun/Year)
Persentase Penyusutan/ Percentage of Depreciation
8 4 - 8 4 - 8
25 25 - 50 25 - 50
4 - 8 4 - 5
25 - 50 20 - 25
Office infrastructure Vehicles Office supplies Office equipment - Company - Subsidiary
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan PSAK N0. 16 (Revisi 2007) mengenai “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994) mengenai “Aset tetap dan Aset Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994) mengenai “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih antara model biaya dan model revaluasi sebagai kebijakan akutansi pengukuran atas aset tetap. Perusahaan dan Anak perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Anak perusahaan.
Effective January 1, 2008, the Company and Subsidiary applied PSAK No. 16 (Revised 2007), “Fixed Assets”, which supersedes PSAK No. 16 (1994), “Fixed Assets and Other Assets”, and PSAK No. 17 (1994), “Accounting for Depreciation”. Under PSAK No. 16 (Revised 2007), the Company shall choose between the cost model and revaluation model as the accounting policy for its fixed assets measurement. The Company has chosen cost method as its accounting policy for its fixed assets. The application of this PSAK does not have impact to the Company’s and Subsidiary’s consolidated financial statements.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui sebagai beban pada saat terjadinya, kecuali pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aset tetap atau meningkatkan manfaat ekonomis, dikapitalisasi dan disusutkan dengan tarif penyusutan yang sesuai.
Maintenance and repairment cost recognized as expense when it occured, except an expense to increase useful life of fixed asset or increase economic life, capitalized and depreciated based on depreciation rate.
14
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) j.
2.
Aset Tetap (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) j.
Sesuai dengan PSAK No. 47 mengenai “Akuntansi Tanah”, tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah, ditangguhkan (sebagai bagian dari aset lain-lain) dan diamortisasi sepanjang periode berlakunya hak atas tanah atau umur ekonomis hak atas tanah, periode mana yang lebih pendek.
In accordance with PSAK No. 47 on “Accounting for Land”, land stated based on its acquisition cost and not depreciated. Certain expenses related to acquisition or renewal the rights of land, deferred (as a part of other assets) and amortized as long as the period of land's rights or economics life of rights of land, which period is shorter.
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya. Biaya-biaya pemugaran dan penambahan dalam jumIah signifikan dikapitalisasi. Aset tetap yang tidak digunakan lagi atau dijual, nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan konsolidasian, dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian periode yang bersangkutan.
The cost of repair and maintenance are charged to the consolidated statements of income during the period when incurred. The significant cost for renewals and betterments are capitalized. When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying value and the related accumulated depreciation are eliminated from the consolidated financial statements, and the resulting gains or losses on the disposal of property and equipment are recognized in the consolidated statement of income.
k. Imbalan Kerja
k. Employee Benefits
Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya imbalan pasca masa kerja berdasarkan UndangUndang Tenaga Kerja No. 13 ditentukan dengan menggunakan metode perhitungan aktuarial projected unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi bersih keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui untuk setiap program pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi jumlah 10% nilai kini dari kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut dan selama rata-rata masa kerja karyawan dengan menggunakan metode garis lurus. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang timbul akibat perubahan kewajiban imbalan kerja dari program sebelumnya harus diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan. l.
Fixed Assets (Continued)
In accordance with PSAK No. 24 (Revised 2004), the cost of providing employee benefits under Labor Law No. 13 is determined using the projected unit credit actuarial valuation method. Actuarial gains or losses are recognized as income or expenses when the net accumulative unrecognized actuarial gains or losses for each individual plan at the end of the previous reporting year exceed the greater of 10% of the present value of the defined benefit obligation at that date and as long as average remaining working lives of the employees using straight line method Further, past service costs arising from the changes in the benefits payable of an existing plan are required to be amortized over the period until the benefits concerned become vested.
Pajak Penghasilan
l.
Income Tax
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau pada saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan jika Perusahaan dan Anak perusahaan mengajukan keberatan.
Adjustments to taxation obligations are recorded when a Tax Assessment Letter is received and accepted or, if appealed against, when the result of the appeal is determined.
Perbedaan nilai tercatat aset atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai aset atau kewajiban pajak tangguhan.
Current tax expense related to income subject to final income tax is recognized in proportion to total income recognized during the current year for accounting purposes.
Beban pajak periode berjalan sehubungan dengan penghasilan yang menjadi subyek pajak penghasilan final diakui proposional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode berjalan.
Current tax expense related to income subject to final income tax is recognized in proportion to total income recognized during the current year for accounting purposes.
Selisih antara jumlah pajak penghasilan final yang telah dibayar dengan jumlah yang dibebankan sebagai beban pajak penghasilan final pada laporan laba rugi diakui sebagai pajak dibayar di muka atau hutang pajak.
The difference between the final income tax paid and the amount charged as final income tax expense in the Statements of Income is recognized as prepaid tax or tax payable.
15
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) m. Transaksi dengan Hubungan Istimewa
Pihak
yang
2.
Mempunyai
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) m. Transaction with Related Parties
Perusahaan dan Anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang dianggap mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
The Company and Subsidiary conduct transactions with certain parties, which have related party relationships in accordance with PSAK No. 7, “Related Party Disclosures”.
Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik ataupun tidak dengan harga dan persyaratan normal yang dilakukan terhadap pihak ketiga, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.
All transactions with related parties, whether or not under the normal price and condition as those conducted with third parties, are disclosed in the notes to consolidated financial statements.
n. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
n. Difference in Value from Restructuring Transactions of Entities under Common Control
Selisih antara harga pengalihan yang timbul dari pengalihan aset, hutang, saham atau bentuk instrumen kepemilikan lainnya dengan nilai buku dalam rangka restrukturisasi antara entitas sepengendali diakui sebagai “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas.
The difference between the transfer price and book value of assets, liabilities, shares or other forms of ownership instruments in a restructuring transaction under common control entities is recorded as “Difference in value from restructuring transactions of entities under common control” and presented as part of equity.
o. Laba Bersih per Saham
o. Earning per Share
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih tahun berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang ditempatkan dan disetor penuh, yang beredar selama tahun bersangkutan. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar adalah sejumlah 754.375.900 saham untuk tahun 2009 dan 2008.
Basic earnings per share is computed by dividing net income for current year by the weighted average number of shares issued and fully paid, outstanding during the period The weighted average number totaled 754,375,900 shares for 2009 and 2008.
Laba bersih per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih konsolidasi tahun berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan setelah mempertimbangkan pengaruh semua saham yang berpotensi dilutif yang timbul dari pemberian waran karyawan. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar atas dasar dilusi setara dengan 823.470.937 saham dan 845.645.384 saham pada tahun 2009 dan 2008 (lihat Catatan 21).
Diluted earning per share is computed by dividing the consolidated net income for the year by the weighted average number of shares outstanding during the year after considering the effects of all dilutive potential shares arising from the grant of employee stock warrants. The weighted average number of shares outstanding on diluted basis is 823,470,937 shares and 845,645,384 shares for 2009 and 2008 (see Note 21).
p. Kewajiban Bersyarat
p. Contingencies
Kewajiban bersyarat diakui apabila Perusahaan dan Anak perusahaan mempunyai kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu dan besar kemungkinan penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya dan kewajiban tersebut dapat diestimasi dengan andal.
Contingencies are recognized when the Company and Subsidiary have a present obligation (legal as well as constructive) as a result of past events and it is more likely than not that an outflow of resources embodying economic benefits will be required to settle the obligation and a reliable estimate can be made of the amount of the obligation.
Apabila terdapat sejumlah kewajiban serupa, kemungkinan arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban tersebut ditentukan dengan mempertimbangkan kelompok kewajiban tersebut secara keseluruhan. Kewajiban diestimasi diakui walaupun kemungkinan arus kas keluar untuk masing-masing unsur dalam kewajiban tersebut kecil.
Where there are a number of similar obligations, the likelihood that an outflow will be required in settlement is determined by considering the class of obligations as a whole. A provision is recognized even if the likelihood of an outflow with respect to any one item included in the same class of obligation may be small.
16
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
q. Goodwill
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) q. Goodwill
Selisih lebih antara harga perolehan dan nilai wajar aset bersih Anak perusahaan yang diakuisisi dari pihak ketiga dibukukan sebagai “Goodwill” dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 20 tahun. r.
The excess of the purchase price over the underlying fair value of the net assets of the acquired Subsidiary from the third party, is accounted for under “Goodwill” and is amortized using the straight-line method over 20 years.
Hak Minoritas atas Aset Bersih Anak perusahaan
r.
Hak minoritas atas laba (rugi) bersih dan ekuitas Anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba (rugi) bersih dan ekuitas Anak perusahaan tersebut.
Minoriy interest in net income (loss) and equity of Subsidiary are stated at proportion of minority shareholders in net income (loss) and equity Subsidiary.
s. Kerjasama Operasi
t.
Minority Interest in Net Assets of Subsidiary
s. Joint Operation
Pada tanggal 5 Juni 2009, Perusahaan mengadakan Perjanjian Kerjasama (joint operation) dengan PT Karya Agung Putra Indonesia dan Addendum Perjanjian Kerjasama pada tanggal 6 Juli 2009 (lihat Catatan 33).
On June 5, 2009, the Company entered into joint agreement with PT Karya Agung Putra Indonesia and Addendum of joint agreement on July 6, 2009 (see Note 33).
Perusahaan mencatat jumlah setoran dana kepada Badan Kerjasama (BKS) Cowell-KAPI untuk biaya pengembangan dan biaya operasional proyek perumahan ”Borneo Paradiso @Balikpapan” ke dalam akun ”Setoran Dana Kerjasama Operasi” pada neraca laporan keuangan konsolidasian.
The Company recorded the amount of deposit funds to Badan Kerjasama (BKS) Cowell-KAPI for development cost and operational cost of housing project “Borneo Paradiso @Balikpapan” into account “Joint Operation Fund Deposit” in the consolidated balance sheet.
Tagihan atas bagian pendapatan (omzet sharing) dari kerjasama operasi dicatat pada akun ”Piutang Usaha - Kerjasama Operasi” pada neraca laporan keuangan konsolidasian.
Omzet sharing from joint operation is recorded in the account “Trade Receivable - Joint Operation in the consolidated balance sheet.
Sampai dengan 31 Desember 2009, belum ada pembagian pendapatan (omzet sharing) yang dilakukan oleh BKS Cowell-KAPI karena belum terjadi pengakuan pendapatan atas penjualan rumah (serah terima) di proyek Borneo Paradiso.
As of 31 December 2009, there is no omzet sharing because BKS Cowell-KAPI has not recognized revenue on the sale of the house (the handover) at Paradiso Borneo project
Sesuai dengan PSAK No. 12, “Pelaporan Keuangan Mengenai Bagian Partisipasi (Interest) dalam Pengendalian Bersama Operasi dan Aset (Jointly Controlled Operations and Assets)”, partisipasi SCK dalam kerja sama operasi tersebut telah dicatat dalam laporan keuangan konsolidasi dengan menggunakan metode konsolidasi proporsional (proportionate consolidation method). Dalam menerapkan metode konsolidasi proporsional, venturer menyajikan dalam laporan keuangannya bagiannya atas aset yang dikendalikan bersama, kewajiban bersama yang timbul sehubungan dengan joint ventures dan bagiannya atas pendapatan dan beban joint ventures dengan akun-akun yang bersangkutan dalam laporan keuangan konsolidasi.
According to the PSAK No. 12, "Financial Reporting Section Concerning Participation (Interest) in the Joint Operation and Control of Assets (Jointly Controlled Operations and Assets)", participation in co-operation SCK these operations have been recorded in the consolidated financial statements using proportionate consolidation method (proportionate consolidation method). In applying the proportional consolidation method, venturer present in parts of the financial reports of controlled assets together with liabilities incurred in connection with joint ventures and share of revenues and expenses of joint ventures with the accounts in question in the consolidated financial statements.
Penggunaan Taksiran-taksiran
t.
Penyajian laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban dan pengungkapan aset dan kewajiban kontijen pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode berjalan. Hasil yang sebenarnya dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi.
Use of Estimates The preparation of the consolidated financial statements, in accordance with generally accepted accounting principles, requires the use of management’s estimates and assumptions in determining the carrying values of certain assets and liabilities and disclosures of contingent assets and liabilities as of the date of the consolidated financial statements and the reported amounts for certain revenues and expenses during the current year. The actual results could differ from those method.
17
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
AKUISISI DAN DIVESTASI ANAK PERUSAHAAN
3.
a. PT Sandi Mitra Selaras (SMS)
a. PT Sandi Mitra Selaras (SMS)
Pada tanggal 27 Maret 2008, Perusahaan mengakuisisi 99,99% kepemilikan atau 47.000 saham pada PT Sandi Mitra Selaras (SMS), perusahaan yang didirikan di Jakarta, yang dibeli dari PT Kharisma Kusuma Bangsa sesuai dengan Akta Jual Beli Saham No. 48 oleh Notaris Nanda Fauz Iwan, S.H., M.Kn., pada tanggal yang sama. Harga akuisisi saham tersebut adalah Rp 23.500.000.000. 4.
On March 27, 2008, the Company acquired 99.99% ownership or 47,000 shares in PT Sandi Mitra Selaras (SMS) which is established and located in Jakarta, from PT Kharisma Kusuma Bangsa in accordance with Deed of Share Sale and Purchase No. 48 of Nanda Fauz Iwan, S.H., M.Kn., on the same date. The cost of acquisition is amounted to Rp 23,500,000,000.
KAS DAN SETARA KAS
4.
Akun ini terdiri dari:
Kas di bank - Rupiah Pihak ketiga PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Panin Tbk. PT Bank Permata Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. PT Bank OCBC NISP Tbk. PT Bank Victoria International Tbk. Jumlah kas di bank Deposito - Rupiah Pihak ketiga PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. PT Bank OCBC NISP Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Jumlah
2008
60.000.000
62.000.000
2.650.206.092 1.700.484.680 795.276.018 627.333.585
4.128.357.079 1.878.204.746 16.402.740 -
340.467.046
223.003.942
254.399.670 39.850.133
400.234.695
7.164.327
259.136.240
6.415.181.551
6.905.339.442
Total cash in banks
4.000.000.000 245.000.000
-
-
10.500.000.000
Time Deposit - Rupiah Third parties PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. PT Bank OCBC NISP Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
10.720.181.551
17.467.339.442
Total
Time deposit bears annual interest rate of 10.50% and 9.80% per annum in 2009 and 2008, respectively.
PIUTANG LAIN-LAIN
5.
Akun ini terdiri dari:
Jumlah pihak ketiga
OTHER RECEIVABLES This account consists of:
2009 Pihak ketiga PT Mitra Giri Ratna Mulya PT Plaza Adika Lestari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Lain-lain
Cash on hand Cash in Banks - Rupiah Third parties PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Panin Tbk. PT Bank Permata Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. PT Bank OCBC NISP Tbk. PT Bank Victoria International Tbk.
Tingkat suku bunga tahunan deposito untuk tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar 10,50% dan 9,80% per tahun.
5.
CASH AND CASH EQUIVALENTS This account consists of:
2009 Kas
ACQUISITION AND DIVESTMENT OF SUBSIDIARY
2008
176.115.029 -
88.820.649
-
15.787.397 72.406.800
Third parties PT Mitra Giri Ratna Mulya PT Plaza Adika Lestari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Others
176.115.029
177.014.846
Total third parties
18
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5.
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG LAIN-LAIN (Lanjutan)
5. 2009
OTHER RECEIVABLES (Continued) 2008
Pihak hubungan istimewa PT Karya Agung Putra Indonesia Karyawan Perusahaan
36.909.764.130 120.781.755
37.853.188.579 130.718.175
Related parties PT Karya Agung Putra Indonesia The Company’s employees
Jumlah pihak hubungan istimewa
37.030.545.885
37.983.906.754
Total related parties
Jumlah
37.206.660.914
38.160.921.600
Total
Piutang karyawan Perusahaan merupakan pinjaman tanpa bunga atas kredit pemilikan rumah yang pembayarannya melalui pemotongan gaji.
The Company’s employees receivable represents noninterest bearing housing loan to employees and the payments were deducted from their salary.
Piutang hubungan istimewa kepada PT Karya Agung Putra Indonesia (KAPI) merupakan piutang yang timbul dari pinjaman modal kerja tahun-tahun sebelumnya dimana PT KAPI masih merupakan Anak perusahaan. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 13 Oktober 2005 di Jakarta, Perusahaan memberikan pinjaman kepada PT KAPI dengan jumlah maksimum sebesar Rp 40.000.000.000 untuk keperluan pembebasan Tanah yang berlokasi di Balikpapan, Kalimantan Timur (lihat Catatan 31).
Other receivable related party to PT Karya Agung Putra Indonesia (KAPI) represents the receivable for working capital loans from the previous years, when PT KAPI is still as a Subsidiary of the Company. Based on the Extraordinary Shareholders’ General Meeting dated October 13, 2005, the Company provides a loan to PT KAPI with maximum amount of Rp 40,000,000,000 for land acquisition located in Balikpapan, East Kalimantan (see Note 31).
Berdasarkan Addendum Perjanjian Pinjaman tanggal 28 Juni 2007, pinjaman tersebut tidak dikenakan bunga namun Perusahaan mendapatkan bagian sebesar 50% dari keuntungan yang diperoleh KAPI, Perusahaan afiliasi, dari penjualan tanah dan rumah proyek di Balikpapan yang dikembangkan. Bila dalam waktu 60 bulan proyek tersebut belum menghasilkan, Perusahaan dapat menagih secara sekaligus atau mengambil alih seluruh tanah tersebut.
Based on the Amendment of Loan Agreement dated June 28, 2007 this loan without interest bearing but the Company will earned 50% from KAPI, an affiliate, gain on sale of land and houses project developed in Balikpapan. If within 60 months, this project has not developed yet, the Company can collect or take over all of the land asset above.
Berdasarkan Addendum ke 2 Perjanjian Pinjaman tanggal 29 Oktober 2007, pinjaman tersebut dikenakan bunga sebesar 6% per tahun, denda keterlambatan pembayaran 2% per bulan dari beban bunga dan akan jatuh tempo dalam jangka waktu 60 bulan sejak tanggal perjanjian pinjaman. Pinjaman tersebut dijamin dengan Aset Tanah di Balikpapan.
Based on the 2nd Amendment of Loan Agreement dated October 29, 2007, the loan bears annual interest rate of 6% per annum, penalty of the late payment of interest of 2% per month and will be due in 60 months since the approval of the Loan Agreement. This loan is secured by acquired land in Balikpapan.
Sehubungan perjanjian kerjasama (joint operation) antara Perusahaan dan KAPI tanggal 5 Juni 2009 maka Perusahaan dan KAPI sepakat untuk mengubah ketentuan Perjanjian Pinjaman tanggal 13 Oktober 2005 jo Perubahan Perjanjian Pinjaman (Addendum) tanggal 28 Juni 2007 jo Perubahan Perjanjian Pinjaman Kedua (Addendum - 2) tanggal 29 Oktober 2007, antara lain, penghapusan bunga dan penjadwalan pembayaran hutang (lihat Catatan 33).
In relation with joint operation agreement between the Company and KAPI on June 5, 2009, the Company and KAPI have agreed to change the condition of Loan Agreement dated October 13, 2005 jo Amendment Loan Agreement (Addendum) dated June 28, 2007 jo Second Amendment of Loan Agreement (Addendum - 2) dated October 29, 2007, among others, the cancellation of interest and repayment loan schedule (see Note 33).
Pada tanggal 31 Desember 2009, pinjaman kepada KAPI adalah pinjaman yang belum jatuh tempo dan manajemen Perusahaan berkeyakinan semua piutang lain-lain pihak ketiga dan pihak hubungan istimewa dapat tertagih sehingga tidak diperlukan penyisihan piutang ragu-ragu.
As of December 31, 2009, the loan to KAPI has not due yet and the Company’s management believes that other receivables from third parties and related parties are recoverable therefore no allowance for doubtful accounts is reqiured.
19
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
PERSEDIAAN
6.
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2009
Tanah dalam pengembangan Perusahaan Serpong Park (SP) Serpong Terrace (ST) Melati Mas Residence (MMR) Anak perusahaan Apartemen Concord Jumlah tanah dalam pengembangan Bangunan dalam penyelesaian Perusahaan Rumah dan rumah toko Serpong Park Rumah Melati Mas Residence Rumah toko Melati Mas Residence Rumah Serpong Terrace Anak perusahaan Apartemen Concord Jumlah bangunan dalam penyelesaian Persediaan lainnya Jumlah
INVENTORIES
2008 Land under development The Company Serpong Park (SP) Serpong Terrace (ST) Melati Mas Residence (MMR)
33.284.872.235 17.315.144.075 9.580.249.602
37.961.515.773 15.524.477.058 12.434.612.645
60.180.265.912
65.920.605.476
25.605.512.491
24.949.867.477
85.785.778.403
90.870.472.953
Total land under development
2.832.543.444 7.181.907.783
10.396.837.683 7.093.838.238
386.368.178 3.973.508.338
720.551.708 135.337.500
Building in progress The Company Houses and shop houses of Serpong Park Houses of Melati Mas Residence Shop houses of Melati Mas Residence Houses of Serpong Terrace
14.374.327.743
18.346.565.129
5.022.148.458
3.491.056.090
19.396.476.201
21.837.621.219
Total building in progress
531.794.015
-
Other supplies
105.714.048.619
112.708.094.172
Total
Subsidiary Concord Apartment
Subsidiary Concord Apartment
Harga perolehan untuk tanah dalam pengembangan meliputi biaya pembebasan tanah, biaya pembangunan infrastruktur sarana dan biaya pengurusan pematokan, pengukuran, perijinan, dan sertifikat tanah serta bebanbeban lainnya untuk pengembangan perumahan. Luas persediaan tanah yang siap untuk dijual merupakan luas bersih, tidak termasuk untuk tanah sarana jalan, taman dan fasos serta fasum (lihat Catatan 2f).
Cost of land under development consists of land acquisition, infrastructure development cost and cost of determining, measuring, license and land certificates and other expenses for real estate development. Land available fo sale are net from land for roads, garden, public and social facility (see Note 2f).
Harga perolehan untuk bangunan dalam penyelesaian meliputi pembiayaan pembangunan untuk rumah tinggal dan rumah toko, biaya-biaya pengurusan perijinan, serta beban-beban lainnya dan tidak termasuk harga pokok dari tanah matang.
Costs components of building in process consist of cost of houses and shop houses development, license cost and other expenses excluding the cost of land.
Estimasi waktu penyelesaian proyek Perusahaan setelah tanggal pelaporan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masingmasing adalah 3 bulan.
Estimated project completion of the Company after the reporting date for the years ended December 31, 2009 and 2008 is 3 months.
Persentase akumulasi biaya yang telah dikeluarkan Perusahaan dan Anak Perusahaan sampai akhir periode laporan dengan total biaya penyelesaian bangunan untuk masing-masing periode adalah sebagai berikut:
Percentage of accumulation of cost spent by the Company and Subsidiary until the end of period and total completion cost, for each period, are the following:
20
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
PERSEDIAAN (Lanjutan)
Tahun 2009
6. Total biaya Kontrak Penyelesaian/ Total cosf of completion contract
INVENTORIES (Continued)
Nilai persediaan bangunan dalam penyelesaian/ Inventory of building in process
Persentase penyelesaian/ Percentage of completion
Year 2009
Perusahaan Rumah dan rumah toko Serpong Park 5.504.792.266 Rumah Melati Mas Residence 10.499.415.000 Rumah Serpong Terrace 10.281.587.500 Rumah dan rumah toko Melati Mas Residence 386.368.178
2.832.543.444 7.181.907.783 3.973.508.338
51 68 39
386.368.178
100
26.672.162.944
14.374.327.743
54
10.433.860.500
5.022.148.458
48
Subsidiary Concord Apartment
Jumlah
37.106.023.444
19.396.476.201
52
Total
Tahun 2008
Total biaya Kontrak Penyelesaian/ Total cosf of completion contract
Nilai persediaan bangunan dalam penyelesaian/ Inventory of building in process
Anak perusahaan Apartemen Concord
The Company Houses and shop houses of Serpong Park Houses of Melati Mas Residence Houses of Serpong Terrace Houses and shop houses of Melati Mas Residence
Persentase penyelesaian/ Percentage of completion
Year 2008
Perusahaan Rumah dan rumah toko Serpong Park 10.973.012.100 Rumah Melati Mas Residence 11.383.539.291 Rumah Serpong Terrace 1.353.375.000 Rumah dan rumah toko Melati Mas Residence 758.475.482
10.396.837.683 7.093.838.238 135.337.500
95 62 10
720.551.708
95
24.468.401.873
18.346.565.129
75
9.382.466.530
3.491.056.090
37
Subsidiary Concord Apartment
33.850.868.403
21.837.621.219
65
Total
Anak perusahaan Apartemen Concord Jumlah
The Company Houses and shop houses of Serpong Park Houses of Melati Mas Residence Houses of Serpong Terrace Houses and shop houses of Melati Mas Residence
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2009, proyek pembangunan Apartemen Concord masih dalam tahap survey “seismic down hole”, perencanaan pembangunan infrastruktur prasarana jembatan dan master plan.
Until December 31, 2009, the development of Apartment Concord project still in “seismic down hole” survey, planning of infrastructure bridge and master plan.
Luas tanah dalam pengembangan yang diakui adalah luas tanah yang dapat dijual yaitu 60% dari total tanah, sedangkan 40% merupakan sarana jalan, fasum dan fasos.
The land under development represents 60% of total lands, the remaining of 40% for roads, public and social facility.
Rekonsiliasi atas penambahan dan pengurangan/ pelepasan atas tanah dalam pengembangan dan bangunan dalam penyelesaian, adalah sebagai berikut:
Reconciliation of additional and deduction/disposal of land under development and building in process, are as follows:
Saldo Awal 1 Januari 2009/ Beginning Balance January 1, 2009 Perusahaan Serpong Park Tanah Harga pembebasan tanah Pembangunan sarana dan prasarana
Penambahan (Pembangunan)/ Additions (Development)
Pengurangan (Beban pokok)/ Deductions (Cost)
Saldo akhir 31 Desember 2009/ Ending balance December 31, 2009 The Company Serpong Park Land
15.133.153.952
-
2.032.611.750
13.100.542.202
Land acquisition
12.491.153.983
2.001.288.349
2.950.803.927
11.541.638.405
Infrastructure development
21
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
PERSEDIAAN (Lanjutan)
6.
Saldo Awal 1 Januari 2009/ Beginning Balance January 1, 2009 Biaya cut fill Biaya perijinan, sertifikat dan lain-lain Bangunan dalam konstruksi Biaya bangunan rumah Persediaan alat tulis kantor Jumlah Serpong Park Melati Mas Residence Tanah Harga pembebasan tanah Pembangunan sarana dan prasarana Biaya cut fill Biaya perijinan, sertifikat dan lain-lain Bangunan dalam konstruksi Biaya bangunan rumah Biaya bangunan rumah toko Persediaan alat tulis kantor Jumlah Melati Mas Residence Serpong Terrace Tanah Harga pembebasan tanah Pembangunan sarana dan prasarana Biaya cut fill Biaya perijinan, sertifikat dan lain-lain Bangunan dalam konstruksi Biaya bangunan rumah Persediaan alat tulis kantor Jumlah Serpong Terrace Anak perusahaan Apartemen Concord Tanah Harga pembebasan tanah Pembangunan sarana dan prasarana Biaya cut fill Biaya perijinan, sertifikat dan lain-lain
Penambahan (Pembangunan)/ Additions (Development)
INVENTORIES (Continued)
Pengurangan (Beban pokok)/ Deductions (Cost)
Saldo akhir 31 Desember 2009/ Ending balance December 31, 2009
5.276.170.396
215.616.214
1.196.107.743
4.295.678.867
Cut fill costs
5.061.037.442
597.063.406
1.311.088.087
4.347.012.761
License, certificate and other costs
37.961.515.773
2.813.967.969
7.490.611.507
33.284.872.235
10.396.837.683
6.842.870.577
14.407.164.816
2.832.543.444
House building cost
-
13.990.270
-
13.990.270
Stationery supplies
48.358.353.456
9.670.828.816
21.897.776.323
36.131.405.949
Construction-in-progress
Total Serpong Park
Melati Mas Residence Land 2.053.628.679
-
1.068.330.755
985.297.924
Land acquisition
5.939.200.693 715.525.608
881.333.125 400.255.890
1.975.333.971 423.316.025
4.845.199.847 692.465.473
Infrastructure development Cut fill costs
3.726.257.665
1.036.906.003
1.705.877.310
3.057.286.358
License, certificate and other costs
12.434.612.645
2.318.495.018
5.172.858.061
9.580.249.602 Construction-in-progress
7.093.838.238
7.912.253.511
7.824.183.966
7.181.907.783
House building cost
720.551.708
5.268.171
339.451.701
386.368.178
Shop houses building cost
-
144.973.107
-
144.973.107
Stationery supplies
20.249.002.591
10.380.989.807
13.336.493.728
17.293.498.670
Total Melati Mas Residence
Serpong Terrace Land 10.835.564.000
-
1.597.113.937
9.238.450.063
Land acquisition
1.280.882.568 1.788.363.650
3.032.786.864 2.326.004.505
723.697.518 750.397.293
3.589.971.914 3.363.970.862
Infrastructure development Cut fill costs
1.619.666.840
296.137.006
793.052.610
1.122.751.236
License, certificate and other costs
15.524.477.058
5.654.928.375
3.864.261.358
17.315.144.075 Construction-in-progress
135.337.500
14.702.126.338
10.863.955.500
3.973.508.338
House building cost
-
372.830.638
-
372.830.638
Stationery supplies
15.659.814.558
20.729.885.351
14.728.216.858
21.661.483.051
Total Serpong Terrace
The Subsidiary Apartment Concord Land 18.866.000.000
-
-
18.866.000.000
Land acquisition
844.963.268 88.150.000
-
-
844.963.268 88.150.000
Infrastructure development Cut fill costs
5.150.754.209
655.645.014
-
5.806.399.223
License, certificate and other costs
24.949.867.477
655.645.014
-
25.605.512.491
22
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
PERSEDIAAN (Lanjutan)
6.
Saldo Awal 1 Januari 2009/ Beginning Balance January 1, 2009
Penambahan (Pembangunan)/ Additions (Development)
INVENTORIES (Continued)
Pengurangan (Beban pokok)/ Deductions (Cost)
Saldo akhir 31 Desember 2009/ Ending balance December 31, 2009
Bangunan dalam konstruksi Biaya bangunan apartemen
3.491.056.090
1.531.092.368
-
5.022.148.458
Jumlah Apartemen Concord
28.440.923.567
2.186.737.382
-
30.627.660.949
Total Apartment Concord
112.708.094.172
42.968.441.356
49.962.486.909
105.714.048.619
Total
Jumlah
Saldo Awal 1 Januari 2008/ Beginning Balance January 1, 2008 Perusahaan Serpong Park Tanah Harga pembebasan tanah Pembangunan sarana dan prasarana Biaya cut fill Biaya perijinan, sertifikat dan lain-lain
Penambahan (Pembangunan)/ Additions (Development)
Pengurangan (Beban pokok)/ Deductions (Cost)
Saldo akhir 31 Desember 2008/ Ending balance December 31, 2008 The Company Serpong Park Land
17.491.704.445
60.032.075
2.418.582.568
15.133.153.952
Land acquisition
15.607.186.183 7.642.894.409
1.864.879.582 9.916.669
4.980.911.782 2.376.640.682
12.491.153.983 5.276.170.396
Infrastructure development Cut fill costs
5.792.691.769
1.596.938.811
2.328.593.138
5.061.037.442
License, certificate and other costs
46.534.476.806
3.531.767.137
12.104.728.170
37.961.515.773
Bangunan dalam konstruksi Biaya bangunan rumah
23.105.711.705
7.724.235.013
20.433.109.035
10.396.837.683
Jumlah Serpong Park
69.640.188.511
11.256.002.150
32.537.837.205
48.358.353.456
Melati Mas Residence Tanah Harga pembebasan tanah Pembangunan sarana dan prasarana Biaya cut fill Biaya perijinan, sertifikat dan lain-lain Bangunan dalam konstruksi Biaya bangunan rumah Biaya bangunan rumah toko Jumlah Melati Mas Residence Serpong Terrace Tanah Harga pembebasan tanah Pembangunan sarana dan prasarana Biaya cut fill Biaya perijinan, sertifikat dan lain-lain
Construction-in-progress Apartment
Construction-in-progress House building cost Total Serpong Park Melati Mas Residence Land 3.663.482.067
-
1.609.853.388
2.053.628.679
Land acquisition
7.812.230.112 698.916.011
431.586.719 293.892.150
2.304.616.138 277.282.553
5.939.200.693 715.525.608
Infrastructure development Cut fill costs
4.012.744.211
1.149.723.946
1.436.210.492
3.726.257.665
License, certificate and other costs
16.187.372.401
1.875.202.815
5.627.962.571
12.434.612.645
12.868.552.619
6.055.261.010
11.829.975.391
7.093.838.238
House building cost
1.300.547.049
-
579.995.341
720.551.708
Shop houses building cost
30.356.472.069
7.930.463.825
18.037.933.303
20.249.002.591
Construction-in-progress
Total Melati Mas Residence Serpong Terrace Land
-
10.835.564.000
-
10.835.564.000
Land acquisition
-
1.280.882.568 1.788.363.650
-
1.280.882.568 1.788.363.650
Infrastructure development Cut fill costs
-
1.619.666.840
-
1.619.666.840
License, certificate and other costs
-
15.524.477.058
-
15.524.477.058
23
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
PERSEDIAAN (Lanjutan)
6.
Saldo Awal 1 Januari 2008/ Beginning Balance January 1, 2008
Penambahan (Pembangunan)/ Additions (Development)
INVENTORIES (Continued)
Pengurangan (Beban pokok)/ Deductions (Cost)
Saldo akhir 31 Desember 2008/ Ending balance December 31, 2008
Bangunan dalam konstruksi Biaya bangunan rumah
-
135.337.500
-
135.337.500
Jumlah Serpong Terrace
-
15.659.814.558
-
15.659.814.558
Construction-in-progress
Anak perusahaan Apartemen Concord Tanah Harga pembebasan tanah Pembangunan sarana dan prasarana Biaya cut fill Biaya perijinan, sertifikat dan lain-lain
House building cost Total Serpong Terrace The Subsidiary Apartment Concord Land
-
18.866.000.000
-
18.866.000.000
Land acquisition
-
844.963.268 88.150.000
-
844.963.268 88.150.000
Infrastructure development Cut fill costs
-
5.150.754.209
-
5.150.754.209
License, certificate and other costs
-
24.949.867.477
-
24.949.867.477
Bangunan dalam konstruksi Biaya bangunan apartemen
-
3.491.056.090
-
3.491.056.090
Jumlah Apartemen Concord
-
28.440.923.567
-
28.440.923.567
Total Apartment Concord
99.996.660.580
63.287.204.100
50.575.770.508
112.708.094.172
Total
Jumlah
Construction-in-progress Apartment
Penambahan persediaan di tahun 2008 termasuk didalamnya nilai persediaan awal tahun 2007 dari persediaan yang berasal dari akuisisi PT Sandi Mitra Selaras. (lihat Catatan 3).
Additions of inventories in 2008 include inventory beginning year of 2007 arising from acquisition of PT Sandi Mitra Selaras. (see Note 3).
Jumlah pengurangan Tanah dalam mutasi pengembangan dan Bangunan dalam penyelesaian sama dengan Beban pokok penjualan yang dibebankan dalam laporan laba-rugi konsolidasian pada tahun berjalan (lihat Catatan 28), sebagai berikut:
The total deduction of land under development and building in process is equivalent to cost of goods sold of consolidated statement of income for the current year are as follows (see Note 28):
2009 Perusahaan Rumah dan rumah toko Serpong Park Rumah dan rumah toko Serpong Terrace Rumah Melati Mas Residence Kavling Melati Mas Residence Kavling Serpong Park Rumah toko dan kios Melati Mas Residence Jumlah
2008
20.537.798.679
32.004.702.480
14.728.216.858 9.779.604.575 3.185.163.812 1.359.977.644
15.001.798.796 2.388.237.882 533.134.725
371.725.341
647.896.625
The Company Houses and shop houses of Serpong Park Houses and shop houses of Serpong Terrace Houses of Melati Mas Residence Lots of Melati Mas Residence Lots of Serpong Park Shop houses and kiosk of Melati Mas Residence
49.962.486.909
50.575.770.508
Total
24
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
PERSEDIAAN (Lanjutan)
6.
Berikut rincian luas tanah dalam pengembangan dan bangunan dalam penyelesaian adalah sebagai berikut:
INVENTORIES (Continued) The detail of land under development and building in process are the following:
2009 Tanah (dalam meter persegi)/ Lands (in square metres)
Bangunan (dalam unit)/ Buildings (in unit) Tanah dalam pengembangan Perusahaan Rumah dan rumah toko Serpong Park Rumah Melati Mas Residance Rumah dan rumah toko Serpong Terrace Anak perusahaan Apartemen Concord Bangunan dalam penyelesaian Perusahaan Rumah dan rumah toko Serpong Park Rumah Melati Mas Residance Rumah toko dan kios Melati Mas Residence Rumah dan rumah toko Serpong Terrace Jumlah
2008 Tanah (dalam meter persegi)/ Lands (in square metres)
Bangunan (dalam unit)/ Buildings (in unit)
-
69.359
-
-
28.295
-
-
68.720
-
-
-
-
Land under development The Company Houses and shop houses of 34.540 Serpong Park Houses of Melati Mas 56.657 Residence Houses and shop houses of 66.929 Serpong Terrace 4.694
The Subsidiary Concord Apartment
52
5.189
94
5.585
58
9.931
39
5.219
9
216
11
303
147
14.437
4
260
Building-in-progress The Company Houses and shop houses of Serpong Park Houses of Melati mas Residence Shop houses and kiosk of Melati Mas Residence Houses and shop houses of Serpong Terrace
266
196.147
148
174.187
Total
Pada tanggal 31 Desember 2009, persediaan Perusahaan berupa tanah seluas 85.374 meter persegi yang terletak di Serpong Terrace, Desa Buaran, Kecamatan Serpong, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten, telah dijadikan jaminan untuk pinjaman bank yang diperoleh Perusahaan dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) (lihat Catatan 18).
As of December 31 , 2009, the Company’s Land approximately 85,374 square metres located in Serpong Terrace, Buaran Village, Sub Serpong, Tangerang District, Banten Province are pledged as collateral for bank loan obtained by the Company from PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) (see Note 18).
Pada tanggal 31 Desember 2008, persediaan Perusahaan berupa tanah seluas 236.311 meter persegi yang terletak di Serpong Park blok 3 dan 5, Desa Lengkong Karya, Serpong, Tangerang - Banten, telah dijadikan jaminan untuk pinjaman bank yang diperoleh Perusahaan dari BNI (lihat Catatan 17).
As of December 31 , 2008, the Company’s Land approximately 236,311 square metres located in Serpong Park block 3 and 5, Lengkong Karya Village, Serpong, Tangerang - Banten are pledged as collateral for bank loan obtained by the Company from BNI (see Note 17).
Persediaan rumah tinggal dan rumah toko telah di asuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya pada PT Asuransi Indrapura dan PT Zurich Insurance Indonesia, pihak ketiga, dengan jumlah nilai pertanggungan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-rnasing sebesar Rp 7.146.510.292 dan Rp 8.603.771.785. Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Inventories consist of houses and shop houses are insured against the risks of fire and others to PT Asuransi Indrapura and PT Zurich Insurance Indonesia, third parties, with the sum insured amounting to Rp 7,146,510,292 and Rp 8,603,771,785 as of December 31, 2009 and 2008, respectively. The Company’s management believes that the sum insured is sufficient to cover the possible losses on those assets.
Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berkeyakinan bahwa tidak ada penurunan nilai persediaan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008. Di samping itu, manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan juga berpendapat bahwa tidak terdapat hambatan dalam penyelesaian proyek yang masih dalam tahap penyelesaian.
Managements of the Company and Subsidiary believe that no decline in the value of inventories as of December 31, 2009 and 2008. Meanwhile the Company’s and Subsidiary’s management believe that they will enable to complete the project-in-progress.
25
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
TANAH YANG BELUM DIKEMBANGKAN
7.
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2009
8.
2008
Perusahaan Serpong Park - Blok 4
29.602.206.700
29.602.206.700
The Company Serpong Park - 4th Block
Jumlah
29.602.206.700
29.602.206.700
Total
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, tanah yang belum dikembangkan Perusahaan kurang lebih seluas 109.105 meter persegi terletak di Blok 4 Serpong Park, Desa Jelupang, Serpong, Tangerang - Banten. Tanah seluas kurang lebih 65.642 meter persegi telah bersertifikat (SHGB) sedangkan 43.463 meter persegi masih berupa girik (SPH). Nilai perolehan tanah yang belum dikembangkan terdiri dari harga beli atau pembebasan tanah dan biaya pengurusan surat serta biaya pengukuran.
As of December 31, 2009 dan 2008, the Company land banks is approximately 109,105 square metres located in Serpong Park Block 4, Jelupang Village, Serpong, Tangerang - Banten. Land approximately of 65,642 square metres has certificate (Right of Used Building) while 43,463 square metres still Girik (The License of Transfer Right). Cost of land banks consist of purchase price, land acquisition and license and scale cost.
Pada tahun 2009 dan 2008, tanah yang belum dikembangkan tidak mengalami perubahan.
In 2009 dan 2008, land bank has no movement.
UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DI MUKA
8.
Akun ini terdiri dari:
ADVANCES AND PREPAID EXPENSES This account consists of:
2009
9.
LAND BANK
2008
Pengurusan perijinan Pameran dan marketing Promosi Listrik, air dan telepon Sewa Lain-lain
1.139.388.351 280.690.851 144.932.831 142.950.305 138.389.613 2.429.507.092
394.660.400 137.474.501 469.918.363 141.425.205 101.238.470 380.332.354
License cost Exhibitions and marketing Promotion Electricity, water and telephone Rents Others
Jumlah
4.275.859.043
1.625.049.293
Total
ASET TETAP
9.
Rincian dan mutasi aset tetap selama tahun 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
FIXED ASSETS Details and changes of fixed assets for 2009 and 2008 are as follows:
2009 Saldo Awal/ Beginning Balance
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Saldo Akhir/ Ending Balance
Harga perolehan Pemilikan langsung Kendaraan Peralatan kantor Perabotan kantor
1.615.905.646 2.510.633.713 741.312.289
143.232.314 -
-
1.615.905.646 2.653.866.027 741.312.289
Costs Direct ownership Vehicles Office supplies Office equipment
Jumlah harga perolehan
4.867.851.648
143.232.314
-
5.011.083.962
Total costs
Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Kendaraan Peralatan kantor Perabotan kantor
1.407.710.143 1.164.829.413 356.154.143
69.091.500 567.048.823 116.313.386
-
1.476.801.643 1.731.878.236 472.467.529
Accumulated depreciation Direct ownership Vehicles Office supplies Office equipment
Jumlah akumulasi penyusutan
2.928.693.699
752.453.709
-
3.681.147.408
Total accumulated depreciation
Nilai buku bersih
1.939.157.949
1.329.936.554
Net book value
26
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
ASET TETAP (Lanjutan)
9.
FIXED ASSETS (Continued)
2008
Saldo Awal/ Beginning Balance
Penambahan/ Additions
Anak perusahaan baru/ New subsidiary
Pengurangan/ Deductions
Saldo Akhir/ Ending Balance
Harga perolehan Pemilikan langsung Kendaraan Peralatan kantor Perabotan kantor
2.122.525.646 1.083.492.355 461.861.114
1.427.141.358 266.851.175
506.620.000 -
12.600.000
1.615.905.646 2.510.633.713 741.312.289
Jumlah harga perolehan
3.667.879.115
1.693.992.533
506.620.000
12.600.000
4.867.851.648
Total costs
Costs Direct ownership Vehicles Office supplies Office equipment
Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Kendaraan Peralatan kantor Perabotan kantor
1.715.694.996 825.901.834 249.473.637
177.181.553 338.927.579 95.550.506
485.166.406 -
11.130.000
1.407.710.143 1.164.829.413 356.154.143
Accumulated depreciation Direct ownership Vehicles Office supplies Office equipment
Jumlah akumulasi penyusutan
2.791.070.467
611.659.638
485.166.406
11.130.000
2.928.693.699
Total accumulated depreciation
Nilai buku bersih
876.808.648
1.939.157.949
Net book value
Pengurangan aset tetap merupakan penjualan aset tetap dengan rincian sebagai berikut:
Deductions on fixed assets represent sales of fixed assets with details as follows:
2009
2008
Nilai perolehan Akumulasi penyusutan
-
506.620.000 485.166.406
Cost Accumuluated depreciation
Nilai buku aset tetap Harga jual
-
21.453.594 316.000.000
Net book value of fixed asset Selling price
Laba penjualan aset tetap
-
294.546.406
Gain on sale of fixed assets
Aset tetap telah diasuransikan terhadap risiko kecelakaan, pencurian dan risiko lainnya pada PT Asuransi Wahana Tata dan PT Asuransi AIU Indonesia, pihak ketiga, dengan jumlah nilai pertanggungan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 2.012.645.000 dan Rp 2.956.945.000. Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Fixed assets have been insured against accidents, theft and other risks to PT Asuransi Wahana Tata and PT Asuransi AIU Indonesia, third parties, with the sum insured amounting to Rp 2,012,645,000 and Rp 2,956,945,000 in 2009 and 2008, respectively. The Company’s management believes that the sum insured is sufficient to cover possible losses on insured assets.
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap, manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berpendapat bahwa tidak ada kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008.
Based on the review on the recoverable value of the fixed assets, the Company’s and Subsidiaries’ management believe that there is no event or change indicating assets impairment as of December 31, 2009 and 2008.
Seluruh beban penyusutan aset tetap dibebankan sebagai akun “Beban Umum dan Administrasi” dalam laporan laba rugi konsolidasian.
All depreciation expenses of fixed assets are charged to “General and Administrative Expenses” account in the consolidated statement of income.
10. SETORAN DANA KERJASAMA OPERASI
10. JOINT OPERATION DEPOSIT FUND
Pada tahun 2009, akun ini merupakan jumlah setoran dana yang telah dikeluarkan oleh Perusahaan untuk kerjasama operasi (joint operation) BKS Cowell - KAPI sehubungan dengan pengembangan proyek perumahan Borneo Paradiso @Balikpapan" di Kalimantan Timur.
In 2009, this account represents funds transferred by the Company for joint operation of BKS Cowell-KAPI regarding to the development of housing projects at Borneo Paradiso @Balikpapan in East Kalimantan.
27
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
10. SETORAN DANA KERJASAMA OPERASI (Lanjutan)
10. JOINT OPERATION DEPOSIT FUND (Continued)
Sesuai dengan Perjanjian Kerjasama antara Perusahaan dan PT Karya Agung Putra Indonesia tanggal 5 Juni 2009 dan Addendum Perjanjian Kerjasama tanggal 6 Juli 2009 (lihat Catatan 33), maka Perusahaan berkewajiban menanggung biaya pembangunan dan biaya-biaya operasional sehubungan proyek perumahan Borneo Paradiso @Balikpapan.
In accordance with the Joint Operation Agreement between the Company and PT Karya Agung Putra Indonesia on June 5, 2009 and its Addendum dated July 6, 2009 (see Note 33), the Company is obligated to bear the cost of construction and operational costs of housing project at Borneo Paradiso @Balikpapan.
11. GOODWILL
11. GOODWILL
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2009
Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian aset bersih Anak perusahaan: PT Sandi Mitra Selaras Jumlah Amortisasi
2008
18.593.166 (
Bersih
18.593.166 1.704.373 )
18.593.166 (
16.888.793
Total Amortization Net
12. OTHER ASSETS
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2009
Jumlah
18.593.166 774.715 ) 17.818.451
12. ASET LAIN-LAIN
Dana yang dibatasi penggunaannya PT Bank OCBC NISP Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Bank Panin Tbk. PT Bank Permata Tbk. PT Bank Victoria International Tbk. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. PT Bank Index Selindo PT Bank UOB Buana Indonesia Tbk. PT Bank Syariah Mandiri Beban ditangguhkan Uang jaminan
The excess cost over net asset of Subsidiary: PT Sandi Mitra Selaras
2008
3.807.537.506
3.828.005.814
3.128.653.000 3.092.679.991 1.183.626.012 891.475.400 631.531.609 252.780.336
435.852.331 520.487.887 373.896.531
114.264.000 82.666.480 29.998.814 21.309.091 163.285.591 45.556.560
123.894.201 89.996.442 163.285.593 151.857.718
Restricted funds PT Bank OCBC NISP Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Bank Panin Tbk. PT Bank Permata Tbk. PT Bank Victoria International Tbk. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. PT Bank Index Selindo PT Bank UOB Buana Indonesia Tbk. PT Bank Syariah Mandiri Deferred charges Security deposits
13.445.364.390
5.687.276.517
Total
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, dana yang dibatasi penggunaannya milik Perusahaan merupakan dana pembatasan dalam bentuk deposito atas penjualan rumah melalui fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Dana tersebut akan segera dicairkan oleh pihak Bank setelah pemecahan sertifikat telah dilakukan dan diserahkan kepada Bank yang bersangkutan (lihat Catatan 32 butir b).
As of December 31, 2009 and 2008, restricted funds owned by the Company represent restricted fund of time deposits on sales of housing through housing loan program (KPR). These funds will be withdrawn immediately by Bank after the spliting of the certificate has done and hand over to the related bank (see Notes 32 point b).
28
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
12. ASET LAIN-LAIN (Lanjutan)
12. OTHER ASSETS (Continued)
Tingkat suku bunga tahunan deposito untuk tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebagai berikut:
PT Bank OCBC NISP Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Bank Panin Tbk. PT Bank Permata Tbk. PT Bank Victoria International Tbk. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. PT Bank Index Selindo PT Bank UOB Buana PT Bank Syariah Mandiri
Time deposits bear annual interest rates in 2009 and 2008 are as follows:
2009
2008
6,5 - 8,00
6,00
5,75 - 6,00 5,25 5,50 6,00 5,00 - 5,25 7,00 - 9,25
5,75 - 6,25 6,00 - 6,25 7,00 - 8,00
6,00 7,50 - 8,25 5,25 6,00
7,50 - 8,25 5,25 - 5,50 -
13. HUTANG USAHA - PIHAK KETIGA
13. ACCOUNTS PAYABLE - THIRD PARTIES
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2009
PT Mitra Giri Ratna Mulya PT Batavia International PT Median Cipta Graha PT Centro Link Indonesia PT Hadi Daya Utama PT Kokoh Contraktor Indonesia PT Sarana Karya Sya'ban PT Putra Jaya Taruna Mandiritama PT Trijaya Abimanhtra PT Hollywood PT Bina Sarana Inti Sejahtera PT Duta Marga Silima PT Piranti Cipta PT Surjotomo Ellys Bustomi PT Mutiara Persada CV Sinar Mulia Abadi PT Pilar Cipta Sejahtera CV Ngrayun Agung Lestari PT Gratia Alfaomega Konstruksi PT Arvindo Cipta Gemilang PT Ultra Limonk Corporation Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 200 juta) Jumlah
PT Bank OCBC NISP Tbk. PT Bank Negara Indonesia Persero) Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Bank Panin Tbk. PT Bank Permata Tbk. PT Bank Victoria International Tbk. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. PT Bank Index Selindo PT Bank UOB Buana PT Bank Syariah Mandiri
2008
3.823.656.828 1.272.254.523 1.202.532.869 899.980.000 499.750.968 486.315.000 386.784.000 380.462.040 366.902.500 352.052.800 348.285.000 275.244.820 263.103.660 219.585.600 213.150.000 -
1.397.783.802 59.994.900 1.048.950.000 544.927.500 476.928.000 444.717.000 348.705.000 346.827.411 274.187.500
6.934.707.009
696.799.942
PT Mitra Giri Ratna Mulya PT Batavia International PT Median Cipta Graha PT Centro Link Indonesia PT Hadi Daya Utama PT Kokoh Contraktor Indonesia PT Sarana Karya Sya'ban PT Putra Jaya Taruna Mandiritama PT Trijaya Abimanhtra PT Hollywood PT Bina Sarana Inti Sejahtera PT Duta Marga Silima PT Piranti Cipta PT Surjotomo Ellys Bustomi PT Mutiara Persada CV Sinar Mulia Abadi PT Pilar Cipta Sejahtera CV Ngrayun Agung Lestari PT Gratia Alfaomega Konstruksi PT Arvindo Cipta Gemilang PT Ultra Limonk Corporation Others (each below of Rp 200 million)
17.924.767.617
5.639.821.055
Total
Akun ini merupakan hutang kepada pemasok bahan bangunan dan kepada kontraktor, sub kontraktor untuk pembangunan perumahan Serpong Park, Melati Mas Residence, dan Serpong Terrace.
This account represents payable to material supplier, contractor and sub-contractor for development Serpong Park, Melati Mas Residence, and Serpong Terrace real estate.
29
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
13. HUTANG USAHA - PIHAK KETIGA (Lanjutan)
13. ACCOUNTS PAYABLE - THIRD PARTIES (Continued)
Rincian hutang usaha berdasarkan umur hutang adalah sebagai berikut:
The details of aging schedule of trade payable to third parties is as follows:
2009
2008
Sampai dengan 60 hari 61 hari sampai 90 hari Lebih dari 90 hari
14.312.437.552 1.957.183.965 1.655.146.100
5.580.571.055 59.250.000
Up to 60 days 61 days to 90 days More than 90 days
Jumlah
17.924.767.617
5.639.821.055
Total
14. HUTANG LAIN-LAIN
14. OTHER PAYABLES
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2009
2008
Pihak ketiga: Hutang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Jaminan Lain-lain
2.556.374.257 297.080.000 46.928.739
314.101.863 302.280.000 64.389.948
Third parties: Duty on Acquisition of Land Rights and Building (BPHTB) Payables Deposits Others
Jumlah hutang lain-lain pihak ketiga
2.900.382.996
680.771.811
Total other payable third parties
287.245.640
-
3.187.628.636
680.771.811
Pihak hubungan istimewa: BKS Cowell - KAPI Jumlah
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, hutang lainlain sebagian besar merupakan hutang atas titipan konsumen untuk biaya-biaya pengalihan hak dan pengurusan sertifikat dan jaminan dari pembeli unit kavling jika melakukan pembangunan rumah.
15. ACCRUED EXPENSES
Akun ini terdiri dari:
Jumlah
Total
As of December 31, 2009 and 2008, other payables mainly represent the payables of transferring of right cost and certificates and deposit from the buyer if they will build the house.
15. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
Keamanan Estimasi pemutusan hubungan kerja Jasa profesional Promosi Pemeliharaan sarana jalan Lain-lain
Related party: BKS Cowell - KAPI
This accounts consists of: 2009
2008
389.502.350 370.800.000 248.117.537 85.579.295 417.923.505
272.977.350 370.800.000 340.117.537 105.122.180 122.284.771 550.458.970
Security Estimate separation payment Professional fees Promotion Roads maintenance Others
1.511.922.687
1.761.760.808
Total
Beban pemutusan hubungan kerja merupakan kewajiban kontinjensi Perusahaan terhadap Martinus Marta Jaya sesuai dengan Relaas Pemberitahuan dari Pengadilan Hubungan Industrial Pengadilan Negeri Serang (lihat Catatan 34).
Cost of separation payment represents contingency obligation of the Company to Martinus Marta Jaya in accordance with Relaas Pemberitahuan from Industrial Relation Court in Serang District Court (see Note 34).
Beban pemeliharaan sarana jalan yang masih harus dibayar beban perbaikan sarana merupakan (infrastruktur) termasuk fasum dan fasos perumahan.
Accrued roads maintenance represent infrastructure maintenance and repairment cost include public and social facility.
Beban promosi yang masih harus dibayar merupakan beban perijinan dan promosi untuk pemasaran seperti: papan reklame, spanduk-spanduk, iklan, bingkisan dan hadiah.
Accrued promotion represents licensing and promotion cost such as of billboard, brochure, advertisement, and gift.
30
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
15. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR (Lanjutan)
15. ACCRUED EXPENSES (Continued)
Beban lain-lain yang masih harus dibayar merupakan biaya Iistrik, telepon, air (PAM), gaji dan kesejahteraan karyawan yang terhutang dan beban biaya lainnya yang masih terhutang pada akhir periode laporan.
Accrued others expense electricity, telephone, water, salary and employee incentive and others accrued expenses at the end of period.
16. UANG MUKA PENJUALAN
16. ADVANCE ON SALES
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2009
Perusahaan Rumah Serpong Terrace Rumah Melati Mas Residence Rumah Serpong Park Kavling Serpong Park Kavling Melati Mas Residence Rumah Toko Serpong Terrace Rumah Toko Serpong Park Rumah Toko dan Kios Melati Mas Residence Jumlah
2008
11.596.638.682 4.222.288.125 2.627.808.563 688.623.366 620.909.087 527.133.110 116.545.454
11.433.515.978 6.551.766.215 8.813.736.151 3.087.057.457 5.386.283.048 64.200.000 4.694.477.272
67.272.727
548.181.818
The Company Houses of Serpong Terrace Houses of Melati Mas Residence Houses of Serpong Park Lots of Serpong Park Lots of Melati Mas Residence Shop Houses of Serpong Terrace Shop Houses of Serpong Park Shop Houses and Kiosk of Melati Mas Residence
20.467.219.114
40.579.217.939
Total
<
Akun ini merupakan penerimaan uang muka pembelian rumah tinggal, rumah toko, kios dan tanah kavling dari pelanggan yang sampai tanggal neraca konsolidasian proses penjualannya belum selesai. Perusahaan akan melaporkan uang muka sebagai penjualan setelah diselesaikannya perikatan jual beli atau pengikatan kredit dan dilakukan serah terima kunci pada pelanggan.
This account represents advance received from customer of selling houses, shop houses, kiosk and lots where as until the date of consolidated balance sheet, the selling process have not finished yet. The Company will recognize advance on sales as sales after the signing of sale and purchase or credit agreement of selling agreement and hand over key to the customer.
Berikut ini persentase jumlah uang muka penjualan yang telah diterima dari harga jual, sebagai berikut:
Percentage of advance on sales from selling price are as follows:
Persentase Penyelesaian/ Percentage of Completion Perusahaan Rumah Serpong Terrace
100% 50% - 99% 20% - 49% < 20%
Jumlah Rumah Serpong Terrace Rumah Melati Mas Residence
100% 50% - 99% 20% - 49% < 20%
Jumlah Rumah Melati Mas Residence Rumah Serpong Park
Jumlah Rumah Serpong Park
100% 50% - 99% 20% - 49% < 20%
2009
2008
3.064.283.165 2.374.240.936 5.558.328.275 599.786.306
450.239.000 6.255.192.764 2.347.067.450 2.381.016.764
11.596.638.682
11.433.515.978
689.545.454 2.738.725.907 794.016.764
`
The Company Houses of Serpong Terrace
Total Houses of Serpong Terrace
6.040.837.294 Houses of Melati Mas Residence 434.492.557 76.436.364 Total Houses of Melati Mas Residence
4.222.288.125
6.551.766.215
367.827.263 116.818.181 1.907.032.091 236.131.028
4.857.552.090 3.381.000.000 416.692.727 158.491.334
Houses of Serpong Park
2.627.808.563
8.813.736.151
Total Houses of Serpong Park
31
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
16. UANG MUKA PENJUALAN (Lanjutan)
16. DEPOSITS ON SALE (Continued)
Persentase Penyelesaian/ Percentage of Completion Kavling Serpong Park
2009
100% 50% - 99% 20% - 49%
Jumlah Kavling Serpong Park Kavling Melati Mas Residence
100% 50% - 99% < 20%
Jumlah Kavling Melati Mas Residence Rumah Toko Serpong Terrace
100% < 20%
Lots of Serpong Park
688.623.366
3.087.057.457
Total lots of Serpong Park
227.272.723 393.636.364 -
5.327.646.684 58.636.364
Lots of Melati Mas Residence
620.909.087
5.386.283.048
Total lots of Melati Mas Residence
527.133.110
64.200.000
102.909.091 13.636.363
4.623.840.909 70.636.363 -
116.545.454
4.694.477.272
Total Shop Houses of Serpong Park
67.272.727
548.181.818
Shop Houses and Kiosk of Melati Mas Residence
67.272.727
548.181.818
Total Shop Houses and Kiosk of Melati Mas Residence
20.467.219.114
40.579.217.939
Total
Jumlah Rumah Toko Serpong Park 100%
Jumlah Rumah Toko dan Kios Melati Mas Residence Jumlah
2.902.966.548 184.090.909 -
- Shop Houses of Serpong Terrace 64.200.000
100% 50% - 99% 20% - 49% < 20%
Rumah Toko dan Kios Melati Mas Residence
166.000.000 468.077.911 54.545.455
374.883.655 152.249.455
Jumlah Rumah Toko Serpong Terrace Rumah Toko Serpong Park
2008
17. HUTANG BANK JANGKA PENDEK
Total Shop Houses of Serpong Terrace Shop Houses of Serpong Park
17. SHORT - TERM BANK LOANS
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2009
2008
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
-
36.000.000.000
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Jumlah
-
36.000.000.000
Total
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Hutang kepada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) merupakan fasilitas kredit modal kerja sebesar Rp 42 miliar berdasarkan akta Perjanjian Kredit No. 7 tanggal 15 Oktober 2004 dari Notaris Florina Chrysanthi, S.H., tanggal 15 Oktober 2004. Pinjaman tersebut jatuh tempo dalam 12 bulan dan dapat diperpanjang dengan persetujuan dari BNI dan digunakan untuk modal kerja pembangunan Serpong Park dan dijamin dengan:
Loan to PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) represent: working capital loan facility amounting to Rp 42 billion based on Bank Loan Agreement No. 7 notarized by Florina Chrysanthi, S.H., dated October 15, 2004. This loan will be due in 12 months and extendable as approved by BNI. This loan used for working capital to develop Serpong Park and was insured by:
32
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
17. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (Lanjutan)
17. SHORT - TERM BANK LOANS (Continued)
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
a. 37 Bidang tanah kosong yang terletak di Serpong Park, Blok 3 dan 5, desa Lengkong Karya, Kecamatan Jelupang Serpong, Tangerang, seluas 131.302 meter persegi (lihat Catatan 6).
a. The idle land of 37 lots located at Serpong Park, Block 3 and 5, Lengkong Karya village, Jelupang Serpong, Tangerang approximately of 131,302 square metres (see Note 6).
b. 126 Bidang tanah kosong yang terletak di Serpong Park, Blok 3 dan 5, desa Lengkong Karya, Kecamatan Jelupang Serpong, Tangerang, seluas 105.009 meter persegi (lihat Catatan 6).
b. The idle land of 126 lots located at Serpong Park, Block 3 and 5, Lengkong Karya village, Jelupang Serpong, Tangerang approximately of 105,009 square metres (see Note 6).
c. Piutang dagang yang diaktakan dengan akta fidusia No. 10 tanggal 15 Oktober 2004 dan telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran Fidusia No. W708825 HT.04.06.TH.2004/STD tanggal 14 Desember 2004.
c. Trade receivables notarized by Fiduciary Deed No. 10 dated October 15, 2004 and registered on Fidusia Registration Office No. W7-08825 HT. 04. 06 TH. 2004/STD dated December 14, 2004.
d. Klaim Asuransi yang diaktakan dengan akta Fidusia No. 13 tanggal 28 Februari 2005 dan telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran Fidusia No. W7002937HT.04.06.TH.2005/STD tanggal 23 Maret 2005.
d. The Insurance claim notarized by Fiduciary Deed No. 13 dated February 28, 2005 and registered on Fidusia Registration Office No. W7002937HT.04.06.TH.2005/STD dated March 23, 2005.
e. Jaminan Perusahaan atas nama PT Gama Nusapala sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris Florina Chrysanthi, S.H., No. 1 tanggal 15 Oktober 2005.
e. The Corporate guarantee on behalf of PT Gama Nusapala as notarized by Notarial Deed No. 1 of Florina Chrysanthi, S.H., dated October 15, 2005
Pada tahun 2007, fasilitas KMK diturunkan sehingga maksimum kredit menjadi sebesar Rp 36 miliar yang terdiri dari Rp 20 miliar dan Rp 16 miliar masing-masing untuk tahun 2008 dan 2007.
In 2007, the working capital credit facility has been reduced to maximum amount of Rp 36 billion consists of Rp 20 billion and Rp 16 billion for 2008 and 2007, respectively.
Perjanjian kredit ini telah mengalami beberapa kali perpanjangan, antara lain berdasarkan persetujuan Perubahan Perjanjian Kredit No. 6 (7) tanggal 14 Oktober 2008, jumlah maksimal kredit menjadi Rp 36 miliar dengan jangka waktu sejak jatuh tempo tanggal 15 Oktober 2008 sampai dengan 14 Januari 2009. Pinjaman ini berbentuk Aflopend Kredit yaitu penurunan batas kredit per periodik, dengan jadwal angsuran pada bulan Desember 2008 sebesar Rp 16 miliar dan pada tahun 2009 sebesar Rp 20 miliar. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 14%.
This loan agreement has been extended several times, among other, based on approval of Amended Loan Agreement No. 6 (7) dated October 14, 2008, maximum loan facility to be Rp 36 billion from to maturity date of October 15, 2008 until January 14, 2009. This loan is Aflopend Loan represents the decreasing of credit plafond per period. The installment on December 2008 and 2009 amounting to Rp 16 billion and Rp 20 billion, respectively. The loan bears interest rate of 14%.
Berdasarkan persetujuan kredit dari BNI No. KPI/2/221/R tanggal 13 Oktober 2008, Perusahaan harus menambah jaminan berupa tanah berikut bangunan sport club yang terletak di Klub Hijau Bilabong, desa Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat seluas 99.635 meter persegi atas nama PT Bukit Hijau Pratama, pihak hubungan istimewa.
Based on BNI’s approval No. KPI/2/221/R dated October 13, 2008, the Company should increase its colateral by land and sport club building located in Klub Hijau Bilabong, Cimanggis village, Bojong Gede, Bogor, West Java of 99,635 square metres owned by PT Bukit Hijau Pratama, a related party.
Berdasarkan surat Bank BNI No. KPS/2.2/025/R tanggal 30 Januari 2009, Perusahaan dan Bank BNI mengadakan Persetujuan Perubahan Perjanjian kredit No. 7 (7) pada tanggal 4 Pebruari 2009 dengan jangka waktu kredit sejak jatuh tempo tanggal 15 Oktober 2008 sampai dengan 14 Oktober 2009 termasuk perpanjangan sementara selama 3 bulan. Maksimum kredit yang diberikan adalah Rp 36 miliar.
Based on Bank BNI Letter No. KPS/2.2/025/R dated January 30, 2009, the Company and Bank BNI entered into Approval of Amended Loan Agreement No. 7 (7) dated February 4, 2009 which effectives since maturity date on October 15, 2008 until October 14, 2009 including temporer extended for 3 months. The credit limit facility is amounting to Rp 36 billion.
Pada tanggal 30 November 2009, Perusahaan telah melunasi pinjaman ini.
On November 30, 2009, the Company has fully paid this loan.
33
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
18. HUTANG BANK JANGKA PANJANG
18. LONG TERM - BANK LOANS
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2009
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank TabunganNegara (Persero) Tbk. Jumlah Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun ( Bagian jangka panjang
2008
21.500.000.000
-
7.200.000.000
-
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
28.700.000.000
-
Total
-
Less current portion
-
Long - term portion
5.000.000.000 ) 23.700.000.000
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Berdasarkan persetujuan kredit dari BNI No. KPI/3.1/144/R tanggal 26 Mei 2009, Perusahaan memperoleh tambahan pinjaman dengan maksimal kredit sebesar Rp 21,5 miliar untuk keperluan modal kerja pembangunan Serpong Terrace dengan jangka waktu 24 bulan sejak penandatanganan perjanjian sampai dengan tanggal 26 Mei 2011 dengan masa tenggang 1 tahun. Pinjaman ini berbentuk Aflopend Kredit dan dikenakan bunga sebesar 14% per tahun. Bunga dibayar setiap bulan. Sampai dengan 31 Desember 2009, pinjaman yang telah dicairkan oleh Perusahaan adalah sebesar Rp 21,5 miliar.
Based on BNI’s approval No. KPI/3.1/144/R dated May 26, 2009, the Company obtained additional loan with a maximum credit of Rp 21.5 billion. This loan used for working capital to develop Serpong Terrace and due in 24 months since the signing of the agreement until May 26, 2011. This loan is Aflopend Loan and bears annual interest rate of 14% per annum. Interest expense will be paid on a monthly basis. Until December 31, 2009, the Company has drawdown the loan amounted to Rp 21.5 billion.
Perubahan jaminan atas persetujuan pinjaman ini adalah: a. Sebidang tanah di Desa Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat dengan hak guna bangunan No. 808 seluas 99.635 meter persegi atas nama PT Bukit Hijau Pratama, pihak hubungan istimewa.
Changes collateral for this loan approval is: a. Land located at Cimanggis villange, Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat with building use rights No.808 for 99,635 square metres owned by PT Bukit Hijau Pratama, a related party.
b. 12 bidang tanah terletak di Serpong Terrace, Desa Buaran, Kecamatan Serpong, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten seluas 30.577 meter persegi dengan 12 hak guna bangunan atas nama Perusahaan yang diikat Hak Tanggungan sebesar Rp 11 miliar (lihat Catatan 6).
b. The land of 12 lots located at SerpongTerrace, Buaran Village, Sub Serpong, Tangerang District, Banten Province approximately 30,577 square metres with 12 building use right owned by the Company which will be bound rights liability of Rp 11 billion (see Note 6).
c. 68 bidang tanah kosong di Serpong Terrace, Desa Buaran, Kecamatan Serpong, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten seluas 54.797 meter persegi masih berupa Girik (SPH) (lihat Catatan 6).
c. The idle land of 68 lots located at Serpong Terrace, Buaran Village, Serpong, Tangerang, Banten Province approximately 54,797 square metres still Girik (The License of Transfer Right) (see Note 6).
Sehubungan dengan pinjaman ini, Perusahaan diwajibkan memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Current Ratio (CR) minimum 1 kali 2. Debt to Equity Ratio (DER) maksimum 2,7 kali 3. Debt Service Coverage (DSC) minimum 100%
In regards to this loan, the Company is required to maintain the ratio as follows: 1. Current Ratio (CR) minimum 1 time 2. Debt to Equity Ratio (DER) maximum 2,7 times 3. Debt Service Coverage (DSC) minimum 100%
Pada tanggal 31 Desember 2009, Perusahaan mempunyai rasio CR, DER dan DSC masing-masing sebesar 3,20, 0,58, dan 555%.
As of December 31, 2009, the Company’s ratio CR, DER and DSC is amounting to 3.20, 0.58, and 555%, respectively.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Pada tanggal 17 September 2009, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) memberikan Surat Persetujuan Pemberian Kredit (SPPK) dengan plafon kredit sebesar Rp 18 miliar untuk pembiayaan 29 unit bangunan tipe 140/200 dan 21 unit bangunan tipe 245/350 diperumahan Melati Mas dengan tingkat bunga 14% per tahun. Bunga dibayar setiap bulan. Jangka waktu pinjaman adalah 24 bulan sampai dengan 5 Oktober 2011.
On September 17, 2009, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) approved the credit facility approval letter with maximum loan facility amounting to Rp 18 billion for financing 29 unit houses type 140/200 and 21 unit houses type 245/350 and bears annual interest rate of 14% per annum. Interest expense will be paid on a monthly basis. This loan will be due in 24 months until October 5, 2011. 34
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
18. HUTANG BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan)
18. LONG TERM - BANK LOANS (Continued)
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (Lanjutan)
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (Continued)
Pengembalian kredit adalah dari penjualan unit-unit rumah yang pembangunannya dibiayai oleh BTN. Agunan pokok terdiri dari tanah dan bangunan yang berdiri dan akan berdiri di perumahan Melati Mas Residence atas nama Perusahaan, seluas minimal 13.332 meter persegi dan jaminan pribadi dari Direktur Utama, Direktur dan Komisaris.
Loan repayment is from houses sales which is construction cost is funded by BTN. This loan was insured by land and building that has been built and will be built at Melati Mas Residence approximately 13,332 square metres owned by the Company and personal guarantee from President Director, Director and Commissioner.
Pada tanggal 5 Oktober 2009, dilakukan perubahan atas SPPK yaitu:
On October 5, 2009, approval letter was amended as follows:
a. b.
Agunan pokok berupa hak guna bangunan atas nama Perusahaan menjadi seluas 13.389 meter persegi. Membatalkan tiga jaminan pribadi dan memberikan jaminan perusahaan dari PT Gama Nusa Pala, pemegang saham Perusahaan.
a.
b.
The loan collateral of building use right owned by the Company becomes approximately 13,389 square metres. Cancel three personal guarantees and provide Corporate guarantee from PT Gama Nusa Pala, a shareholder.
Sampai dengan 31 Desember 2009, pinjaman yang telah dicairkan oleh Perusahaan adalah sebesar Rp 7,2 miliar.
Until December 31, 2009, the Company has drawdown the loan amounted to Rp 7.2 billion.
Sampai dengan 31 Desember 2009, pembangunan yang dibiayai oleh BTN masih dalam tahap proses pembangunan.
Until December 31, 2009, the development funded by BTN still in development process.
19. PENYISIHAN IMBALAN KERJA KARYAWAN
19. PROVISION FOR EMPLOYEES’ BENEFITS
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, Perusahaan dan Anak perusahaan mencatat penyisihan imbalan kerja berdasarkan perhitungan aktuaris independen terakhir yang dilakukan oleh PT Dian Artha Tama (aktuaris independen), yang dalam laporannya masingmasing tertanggal 25 Pebruari 2010 dan 6 Maret 2009, menggunakan metode “Projected Unit Credit” dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
As of December 31, 2009 and 2008, the Company and Subsidiary recognize retirement benefit costs based on the latest actuary’s calculation of PT Dian Artha Tama (an independent actuary) dated February 25, 2010 and March 6, 2009, respectively, using “Projected Unit Credit” method with assumption as follows:
2009 Tingkat diskonto per tahun Tingkat kenaikan gaji tahunan Tingkat mortalitas Usia pensiun
2008
10% 10% Tabel CSO - 58 54
12% 10% Tabel CSO - 58 54
Discount rate per year Rate of salary increase per year Mortality rate Retirement age
Jumlah karyawan Perusahaan dan Anak perusahaan yang berhak atas imbalan kerja tersebut adalah 144 karyawan dan 138 karyawan masing-masing pada 31 Desember 2009 dan 2008.
Total Company and Subsidiary’s employees that have rights of employment benefits are 144 and 138 as of December 31, 2009 and 2008, respectively
Rincian beban penyisihan imbalan kerja karyawan Perusahaan dan Anak perusahaan yang diakui pada laporan laba rugi konsolidasian adalah sebagai berikut:
The details of employees benefit expenses of the Company and Subsidiary in the consolidated statement of income are as follows:
Biaya jasa kini Biaya bunga Jumlah
2009
2008
979.033.500 260.101.529
711.543.028 268.854.982
Current service cost Interest expense
1.239.135.029
980.398.010
Total
35
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. PENYISIHAN (Lanjutan)
IMBALAN
KERJA
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KARYAWAN
19. PROVISION (Continued)
Jumlah kewajiban imbalan kerja karyawan yang diakui dalam neraca konsolidasian adalah sebagai berikut:
FOR
EMPLOYEES’
BENEFITS
Employees benefit liabilities presented in the consolidated balance sheet are as follows:
2009
2008
Nilai kini kewajiban Kerugian aktuarial yang belum diakui
3.127.728.818 72.612.750
Jumlah
3.200.341.568
(
2.601.015.283 207.514.905 )
Fair value of liabilities Unamortized of acturial loss
2.393.500.378
Mutasi pada kewajiban bersih yang diakui pada neraca konsolidasian adalah sebagai berikut:
Total
Amount recognized in the consolidated balance sheet in respect of these employement benefits are as follows:
2009
2008
Saldo awal tahun Beban diakui pada laporan laba rugi konsolidasian Pembayaran imbalan kerja (
2.393.500.378
Saldo akhir tahun
3.200.341.568
1.239.135.029 432.293.839 )
2.149.258.650 (
980.398.010 736.156.282 )
Beginning of the year Expenses charged in the consolidated statement of income Employee benefit paid
2.393.500.378
Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berkeyakinan bahwa jumlah tersebut cukup untuk memenuhi persyaratan Undang-Undang Ketenagakerjaan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008.
Ending balance of the year
The Company’s and Subsidiary’s management believe that provision for employees’ benefit liabilities as of December 31, 2009 and 2008 are adequate to cover the requirements of Labor Law.
20. PERPAJAKAN
20. TAXES
a. Pajak Dibayar Dimuka
a. Prepaid tax
Pada tanggal 31 Desember 2008, akun ini merupakan pajak dibayar di muka atas pajak pertambahan nilai sebesar Rp 239.526.158.
As of December 31, 2008, this account represents prepaid tax of value added tax amounting tp Rp 239,526,158.
b. Hutang Pajak
b. Taxes payable 2009
2008
Pajak Penghasilan: Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 29 Pasal 4 (2) Pajak Pertambahan Nilai
66.844.935 10.843.859 1.012.505.255 186.663.320
194.361.135 8.434.470 208.627.992 1.034.171.059 51.043.322 -
Income taxes: Article 21 Article 23 Article 25 Article 29 Article 4 (2) Value Added Tax
Jumlah
1.276.857.369
1.496.637.978
Total
c. Beban (manfaat) pajak
c. Tax expenses (benefit) 2009
2008
Pajak kini Perusahaan Anak perusahaan
-
3.591.242.900 -
Final tax Company Subsidiary
Jumlah pajak kini
-
3.591.242.900
Total current tax
Pajak final Perusahaan Anak perusahaan
4.946.571.500 -
-
Final tax Company Subsidiary
Jumlah pajak final
4.946.571.500
-
Total final tax
36
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
20. PERPAJAKAN (Lanjutan)
20. TAXES (Continued)
c. Beban (manfaat) pajak (Lanjutan)
c. Tax expenses (benefit) (Continued) 2009
2008
Pajak tangguhan Perusahaan Anak perusahaan
-
678.639.784 -
Deferred tax Company Subsidiary
Jumlah pajak tangguhan
-
678.639.784
Total deferred tax
4.946.571.500
4.269.882.684
Total tax expense
Jumlah beban pajak
Rekonsiliasi antara laba sebelum taksiran manfaat (beban) pajak seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasian dengan taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan untuk tahun 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
A reconciliation between income before provision for income tax benefit (expense) as shown in the consolidated statement of income and the estimated income tax in 2009 and 2008 is as follows:
2009 Laba sebelum taksiran manfaat (beban) pajak menurut laporan laba rugi konsolidasian Ditambah (dikurangi): Laba bersih Anak perusahaan sebelum pajak penghasilan Bagian Perusahaan atas laba (rugi) bersih Anak perusahaan ( Amortisasi goodwill Laba komersial Perusahaan sebelum taksiran beban pajak Beda tetap: Bagian Perusahaan atas rugi bersih Anak perusahaan Sumbangan Jamuan Denda pajak Tunjangan Pajak Penghasilan pasal 21 Penghasilan yang dikenakan pajak bersifat final: Pendapatan bunga deposito Pendapatan jasa giro Laba atas penghasilan yang telah dikenakan pajak penghasilan final ( Beda waktu: Beban penyusutan Beban imbalan paska masa kerja tahun berjalan
2008
18.637.495.284
10.887.600.921
805.100.921
719.205.635
805.944.938) 929.658
(
719.903.846 ) 774.715
Income before provision for tax benefit (expense) per consolidated statement of income Additions (deductions): Net income of Subsidiary before provision for tax expenses Company’s portion on net income (loss) of Subsidiary Amortization of goodwill
10.887.677.425
Commercial income before provision for tax expense attributable to the Company
805.944.938 -
719.903.846 17.701.140 57.138.098 43.535.895
-
1.041.196.900
Permanent differences: Company’s portion on net loss of Subsidiary Donation Banquets Tax penalties Allowances of income tax article 21
18.637.580.925
-
( (
720.296.441 ) 196.023.100 )
Final taxable income: Deposit interest income Clearing Service income
-
225.257.480
Gain (loss) on income subjected final income tax Temporary differences: Depreciation expense Current provision for employee benefits expense
Taksiran penghasilan kena pajak
-
12.029.143.904
Estimated taxable income
Taksiran penghasilan kena pajak (dibulatkan)
-
12.029.143.000
Estimated taxable income (rounded)
-
3.591.242.900
19.443.525.863 ) -
Perhitungan beban pajak secara progresif Kredit pajak: PPh Pasal 23 PPh Pasal 25 Fiskal
-
Taksiran hutang pajak pasal 29 - Perusahaan
-
(
( ( (
46.947.339 )
359.073.039 ) 2.190.998.802 ) 7.000.000 ) 1.034.171.059
37
Progresif income tax expense Tax credit: Income tax article 23 Income tax article 25 Fiscall Estimate tax payable article 29 - the Company
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
20. PERPAJAKAN (Lanjutan)
20. TAXES (Continued)
d. Pajak tangguhan
d. Deferred tax
Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh dari perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban.
Deferred tax is calculated based on temporary differences of stated assets and liabilities according to financial statements as assets and liabilities tax basis.
Rincian manfaat (beban) pajak penghasilan tangguhan pada tahun 2008 termasuk di dalamnya penyesuaian sehubungan dengan penyesuaian atas tarif pajak badan sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 36 tahun 2008. Berikut rincian manfaat (beban) pajak penghasilan tangguhan tahun 2008 sebagai berikut:
The details of deferred tax benefits (expense) in the year of 2008 including the adjustment due to the changes in tax rates in accordance with Tax Law No. 36 Year 2008. The details of deferred tax benefit (expense) in 2008 as follows:
2008
Berasal dari Tahun Berjalan / Coming from Current Year Taksiran pajak penghasilan tangguhan Perusahaan Penyisihan imbalan kerja karyawan ( Penyusutan aset tetap (
56.314.370 ) 11.736.835 44.577.535 )
Beban Penyisihan atas Kemungkinan tidak terealisasinya Aset Pajak Tangguhan / Provision for Unrealized Deferred Tax Assets *)
Berasal dari Penyesuaian Tahun Lalu / Coming from Adjustment Previous Years
Jumlah yang Dibebankan pada Laporan Laba Rugi Konsolidasian Tahun Berjalan / Total Charged to Consolidated Statement of Income Current Year
107.462.932
593.629.033
644.777.595
5.643.698
16.481.656
33.862.189
113.106.630
610.110.689
678.639.784
*) Perusahaan mencadangkan penyisihan atas kemungkinan tidak terealisasinya aset pajak tangguhan sehubungan dengan telah dikeluarkannya PP No. 71 Tahun 2008.
*) The Company provides provision for unrealized deferred tax assets due to the issue of PP No. 71 Year 2008.
Rincian aset pajak tangguhan adalah sebagai berikut:
The detail of deferred income tax assets are as follows:
2009 Perusahaan: Penyisihan imbalan kerja karyawan Penyusutan aset tetap Penyisihan atas kemungkinan tidak terealisasinya aset pajak tangguhan Jumlah aset pajak tangguhan - bersih
Estimated deferred income tax Company Provision for employees retirement benefit Depreciation of fixed assets
2008 The Company: -
593.629.033 16.481.656
-
610.110.689
-
(
-
610.110.689)
-
Pada tahun 2009, Perusahaan tidak menghitung asset pajak tangguhan sehubungan dengan seluruh pendapatan Perusahaan dikenakan pajak final.
Provision for employee Depreciation of fixed assets
Allowance for unrealized deferred tax assets Total deferred assets - net
In 2009, the Company does not calculate deferred tax assets due to all the Company’s revenue subject to final tax.
38
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
20. PERPAJAKAN
20. TAXES
e. Administrasi dan Perubahan Peraturan Perpajakan
e.
Administration and Changes of Tax Regulation
Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perusahaan dan Anak perusahaan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terhutang. Direktur Jenderal Pajak ("DJP") dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak saat terhutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menentukan bahwa DJP dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak tersebut dalam batas waktu lima tahun sejak saat terhutangnya pajak.
Under the taxation laws of Indonesia, the Company and Subsidiary submits tax returns on the basis of self assessment. The Director General of Tax (“DGT”) may assess or amend taxes within ten years of the time the tax becomes due, or until the end of 2013, whichever is earlier. There are new rules applicable to fiscal year 2008 and subsequent years stipulating that the DGT may assess or amend taxes with in five years of the time the tax becomes due.
Pada tanggal 23 September 2008, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menandatangani Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang “Perubahan Keempat atas Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan”. Peraturan ini mengatur perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun pajak 2009 dan 25% untuk tahun pajak 2010 dan seterusnya. Undangundang ini berlaku efektif sejak 1 Januari 2009. Aset dan kewajiban pajak tangguhan disesuaikan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode ketika aset direalisasikan dan kewajiban diselesaikan berdasarkan tarif pajak yang akan diterapkan.
On September 23, 2008, the President of the Republic of Indonesia and the Minister of Justice and Human Rights signed Law No. 36 of 2008 on “Fourth Amendment of Law No. 7 of 1983 on Income Taxes”. This revised Law stipulates change in the corporate tax rates from progressive tax rates to a single rate of 28% for fiscal year 2009 and 25% for fiscal years 2010 onwards. The revised Law will be effective January 1, 2009. Accordingly, deferred tax assets and liabilities has been adjusted to the tax rates that are expected to apply at the period when the asset is realized or liability is settled, based on the tax rates that will be enacted.
Pada tanggal 4 Nopember 2008, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menandatangani Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2008 (PP No. 71/2008) tentang “Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 1984 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan”. Peraturan ini mengatur wajib pajak yang melakukan transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, pembayaran pajak penghasilan bersifat final sebesar 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, kecuali atas pengalihan hak atas Rumah Sederhana dan Rumah Susun Sederhana yang dilakukan oleh wajib pajak yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dikenakan pajak penghasilan sebesar 1% dari jumlah bruto nilai pengalihan. Peraturan Pemerintah ini berlaku efektif sejak 1 Januari 2009.
On November 4, 2008, the President of the Republic of Indonesia and the Minister of Justice and Human Rights signed the Government Regulation No. 71 Year 2008 (PP No. 71/2008) on “Third Amendment of Government Regulation No. 48 Year 1994 concerning Payment of Income Tax on Income from Transfer of Right on Land and/or Building”. This revised regulation stipulates tax payers that conducted transaction from transfer of right of land and/or buildings, the tax payment is final tax amounted to 5% from the gross value of transfer right of land/or buildings, except transfer of right of Simple House and Simple Apartment by tax payers which its main activity was transferring rights of land and/or buildings was applied with final tax amounted to 1% from the gross value of transfer. The Government Regulation will be effective January 1, 2009.
Perusahaan dan Anak perusahaan melakukan analisa terhadap peraturan ini dan membuat penyisihan seluruhnya atas aset dan kewajiban pajak tangguhan.
The Company and Subsidiary has performed an analysis for the regulation and provided a full adjusment of its deferred tax assets and liabilities.
39
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
20. PERPAJAKAN (Lanjutan)
20. TAXES (Continued)
e. Administrasi dan Perubahan Peraturan Perpajakan (Lanjutan)
e.
Administration and Changes of Tax Regulation (Continued)
Pada tanggal 28 Desember 2007, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menandatangani Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2007 (“PP No. 81/2007”) tentang “Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang berbentuk Perseroan Terbuka”. Peraturan ini mengatur perseroan terbuka di Indonesia dapat memperoleh penurunan tarif pajak penghasilan sebesar 5% lebih rendah dari tarif tertinggi pajak penghasilan sebagaimana diatur dalam Pasal 17 ayat 1 (b) dari Undang-undang Pajak Penghasilan, dengan memenuhi kriteria yang ditentukan yaitu perseroan yang saham atau efek bersifat ekuitas lainnya tercatat di Bursa Efek Indonesia yang jumlah kepemilikan saham publiknya 40% atau lebih dari keseluruhan saham yang disetor dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 pihak, masing-masing pihak hanya boleh memiliki saham kurang dari 5% dari keseluruhan saham yang disetor.
On December 28, 2007, the President of the Republic of Indonesia and the Minister of Justice and Human Rights signed the Government Regulation No. 81 Year 2007 (PP No. 81/2007) on “Reduction of the Rate of Income Tax on Resident Corporate Taxpayers in the Form of Publicly-listed Companies”. This regulation provides that resident publicly-listed companies in Indonesia can obtain the reduced income tax rate which is 5% lower than the highest income tax rate under Article 17 paragraph 1 (b) of the Income Tax Law, provided they meet the prescribed criteria, i.e., companies whose shares or other equity instruments are listed in the Indonesia Stock Exchange, whose shares owned by the public are 40% or more of the total paid shares and such shares are owned by at least 300 parties, each party owning less than 5% of the total paid-up shares.
Ketentuan sebagaimana dimaksud harus dipenuhi oleh perseroan terbuka dalam waktu paling singkat enam bulan dalam jangka waktu satu tahun pajak. Pada tanggal 31 Desember 2008, Perusahaan tidak berharap dapat memenuhi kriteria untuk memperoleh penurunan tarif pajak penghasilan, dan oleh karenanya tidak menerapkan penurunan tarif pajak ini terhadap aset dan kewajiban pajak tangguhan Perusahaan.
These requirements should be fulfilled by the publiclisted companies for a period of six months in one tax year. As of December 31, 2008, the Company does not expect to meet the required criteria to avail of the lower income tax rate and has, therefore, not applied this reduced tax rate to its deferred tax assets and liabilities.
21. REKONSILIASI LABA PER SAHAM
21. EARNINGS PER SHARE (EPS) RECONCILIATION
Berikut adalah rekonsiliasi pembilang dan penyebut yang digunakan untuk perhitungan laba per saham dasar dan dilusian pada tahun 2009 dan 2008.
The following presents the reconciliation of the numerators and denominators used in the computation of basic and diluted EPS in 2009 and 2008. 2009
Nilai Laba Jumlah Rata-rata per Saham Tertimbang Saham (Rupiah Penuh)/ yang Beredar/ Earnings Average Number per Share of Shares (in Rupiah Outstanding Full Amount)
Laba Bersih/ Net Income Laba per saham dasar Laba bersih tersedia untuk pemegang saham Ditambah: Asumsi atas konversi waran ke modal saham (lihat Catatan 24) Laba per saham dilusian Laba bersih tersedia untuk pembagian saham setelah asumsi di atas
13.691.009.424
-
13.691.009.424
754.375.900
69.095.037
823.470.937
40
18,15
Basic earning per share Net income available to shareholder
-
Add: Assumed conversion of warrants to share capital (see Note 24)
16,63
Diluted earnings per share Net Income available to shareholders after the above assumption
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
21. REKONSILIASI LABA PER SAHAM (Lanjutan)
21. EARNINGS PER SHARE (EPS) RECONCILIATION (Continued) 2008 Nilai Laba Jumlah Rata-rata per Saham Tertimbang Saham (Rupiah Penuh)/ yang Beredar/ Earnings Average Number per Share of Shares (in Rupiah Outstanding Full Amount)
Laba Bersih/ Net Income Laba per saham dasar Laba bersih tersedia untuk pemegang saham Ditambah: Asumsi atas konversi waran ke modal saham (lihat Catatan 24) Laba per saham dilusian Laba bersih tersedia untuk pembagian saham setelah asumsi di atas
6.617.794.740
754.375.900
-
-
Add: Assumed conversion of warrants to share capital (see Note 24)
91.269.484
6.617.794.740
845.645.384
22. HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH PADA ANAK PERUSAHAAN
7,83
Diluted earnings per share Net Income available to shareholders after the above assumption
22. MINORITY INTEREST OF NET ASSETS OF THE SUBSIDIARY
2009 PT Sandi Mitra Selaras
8,77
Basic earning per share Net income available to shareholder
2008
2.335.997
2.421.637
Merupakan hak minoritas atas aset bersih dan laba bersih Anak perusahaan.
PT Sandi Mitra Selaras
Represent minority interest of net assets and net income of the Subsidiary.
23. MODAL SAHAM
23. CAPITAL STOCK
Susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, berdasarkan laporan yang dibuat oleh PT Ficomindo Buana Registrar, Biro Administrasi Efek masing-masing pada tanggal 30 Desember 2009 dan 7 Januari 2009 adalah sebagai berikut:
The composition of the Company’s shareholders’ as of December 31, 2009 and 2008 as maintained by PT Ficomindo Buana Registrar, Securities Administration Agency, a share register, dated December 30, 2009 and January 7, 2009, respectively, is as follows: 2009
Pemegang Saham
Jumlah Saham/ Number of Shares
Persentase Kepemilikan/ Percentage of Ownership
Modal Disetor/ Paid-in Capital (Rp)
Shareholders
PT Gama Nusapala Masyarakat
499.000.000 255.375.900
66,15% 33,85%
49.900.000.000 25.537.590.000
PT Gama Nusapala Public
Jumlah
754.375.900
100,00%
75.437.590.000
Total
41
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
23. MODAL SAHAM (Lanjutan)
23. CAPITAL STOCK (Continued) 2008
Pemegang Saham
Jumlah Saham/ Number of Shares
Persentase Kepemilikan/ Percentage of Ownership
Modal Disetor/ Paid-in Capital (Rp)
Shareholders
PT Gama Nusapala Susanto Winarto Masyarakat
499.000.000 1.000.000 254.375.900
66,15% 0,13% 33,72%
49.900.000.000 100.000.000 25.437.590.000
PT Gama Nusapala Susanto Winarto Public
Jumlah
754.375.900
100,00%
75.437.590.000
Total
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, tidak terdapat saham Perusahaan yang dimiliki oleh Direktur dan Komisaris Perusahaan.
As of December 31, 2009 and 2008, there is no Company shares owned by the Company’s Director and Commissioners.
24. WARAN
24. WARRANT
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 27 Agustus 2007, yang telah dinyatakan dalam Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 31 pada tanggal yang sama, para pemegang saham telah menyetujui untuk melakukan Penawaran Umum Saham Perdana dengan penerbitan sebanyak 250.000.000 saham baru dan perubahan nilai nominal saham dari semula Rp 1.000.000 menjadi Rp 100 sehingga seluruhnya berjumlah Rp 25 miliar.
Based on the Extraordinary Shareholders’ General Meeting dated August 27, 2007, as notarized by Notarial Deed No. 31 of Fathiah Helmi, S.H., on the same date, the Stockholders agreed among others to conduct Initial Public Offering by issuing of 250,000,000 new share and changing par value from Rp 1,000,000 to Rp 100 with the total amount of Rp 25 billion.
Berkenaan dengan Penawaran Umum Saham Perdana, Perusahaan juga menerbitkan 150.000.000 Waran Seri I dengan ketentuan setiap pemegang saham yang memiliki 5 saham baru akan memperoleh hak 3 Waran Seri I dengan harga penawaran Rp 160 per lembar saham. Waran Seri I ini merupakan waran yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian Saham Biasa Atas Nama yang bernilai Rp 100 setiap saham dengan harga pelaksanaan Rp 160. Waran yang diterbitkan mempunyai periode pelaksanaan dari 19 Juni 2008 sampai dengan 17 Desember 2010 dimana setiap 1 Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 lembar saham baru.
In regards to the Initial Public Offering, the Company also issued 150,000,000 shares of Waran I whereby each 5 new common stock entitle to buy 3 Series I Warrants with offering price of Rp 160 per share. Series I Warrants represent warrants which gives the rights to the stockholders to purchase registered common shares with a par value of Rp 100 per share with exercise price Rp 160. Issued warrants have the exercise period from June 19, 2008 until December 17, 2010 which every 1 warrant will get 1 of new share.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, jumlah waran yang telah dikonversi menjadi saham adalah sebanyak 4.375.900 saham.
Until December 31, 2009 and 2008, total warrant that has been converted to shares was amounting to 4,375,900 shares.
25. AGIO SAHAM
25. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2009
Agio saham Biaya emisi saham Jumlah
(
7.762.554.000 1.806.449.551 )
2008 (
5.956.104.449
7.762.554.000 1.806.449.551 ) 5.956.104.449
Additional paid in capital Share issuance cost Total
Agio saham sebesar Rp 7,5 miliar dan biaya emisi saham sebesar Rp 1,8 milliar berasal dari Penawaran Saham Perdana (lihat Catatan 1 butir b).
Additional paid in capital and share issuance cost amounting to Rp 7.5 billion and Rp 1.8 billion, respectively, in regards of Initial Public Offering (see Note 1 point b).
Selama tahun 2008, terdapat penambahan agio saham sebesar Rp 262,55 juta yang berasal dari pelaksanaan Waran Seri I (lihat Catatan 24).
During the year of 2008, there are addition of additional paid-in-capital amounting to Rp 262.55 million in regards of exercising Series I Warrants (see Note 24). 42
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
26. DEVIDEN
26. DIVIDEND
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 10 Juni 2009 sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 28 tanggal 10 Juni 2009, pemegang saham Perusahaan menyetujui penggunaan keuntungan untuk pembagian dividen tunai tahun buku 2008 yaitu sebesar 20,40% dari laba bersih atau Rp 1,79 setiap saham atau seluruhnya sebesar Rp 1.350.332.861.
Based on the Company’s Annual Shareholders’ General Meeting held on June 10, 2009 which was notarized by Notarial Deed No. 28 of Fathiah Helmi, S.H., dated June 10, 2009, the Company’s shareholders resolved to declare the cash dividend for the year 2008 of 20.40% from net income or amounting to Rp 1.79 per share or totaling of Rp 1,350,332,861.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 9 Mei 2008 sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris Nanda Fauz Iwan, S.H., M.Kn., No. 2 tanggal 9 Mei 2008, pemegang saham Perusahaan menyetujui penggunaan keuntungan untuk pembagian dividen tunai tahun buku 2007 yaitu sebesar 20,37% dari laba bersih atau Rp 2 setiap saham atau seluruhnya sebesar Rp 1.500.000.000.
Based on the Company’s Annual Shareholders’ General Meeting held on May 9, 2008 which was notarized by Notarial Deed No. 2 of Nanda Fauz Iwan, S.H., M.Kn. dated May 9, 2008, the Company’s shareholders resolved to declare the cash dividend for the year 2007 of 20.37% from net income or amounting to Rp 2 per share or totaling of Rp 1,500,000,000.
27. PENJUALAN BERSIH
27. NET SALES
Rincian penjualan bersih berdasarkan proyek adalah sebagai berikut:
The details of net sales net based on project are as follows:
2009 Perusahaan Rumah Serpong Terace Rumah Serpong Park Rumah Melati Mas Residence Kavling Melati Mas Residence Rumah toko Serpong Park Kavling Serpong Park Rumah toko Serpong Terace Rumah toko dan kios Melati Mas Residence Jumlah
2008
29.952.480.280 29.052.401.561 20.244.109.090 10.397.777.257 5.159.750.000 2.523.772.727 1.085.684.545
26.402.825.456 7.444.812.597 45.796.354.930 961.805.854 -
515.454.546
3.199.836.364
The Company Houses of Serpong Terace Houses of Serpong Park Houses of Melati Mas Residence Lots of Melati Mas Residence Shop houses Serpong Park Lots of Serpong Park Shop houses Serpong Terace Shop houses and kios of Melati Mas Residence
98.931.430.006
83.805.635.201
Total
Pada tahun 2009, akun Penjualan dan Beban Pokok Penjualan untuk rumah tinggal, rumah toko dan kios merupakan penjualan untuk Perumahan Melati Mas Residence, Serpong Park dan Serpong Terrace serta penjualan kavling untuk Perumahan Melati Mas Residence dan Serpong Park sedangkan pada tahun 2008, akun Penjualan dan Beban Pokok Penjualan untuk rumah tinggal, rumah toko, kios dan tanah kavling merupakan penjualan untuk Perumahan Melati Mas Residence dan Serpong Park.
In 2009, Sales and Cost of Goods Sold accounts for Houses, Shop Houses and outlet represent the selling of Melati Mas Residence, Serpong Park Real Estate and Serpong Terrace and selling of lots of Melati Mas Residence and Serpong Park Real Estate meanwhile in 2008, Sales and Cost of Goods Sold accounts for Houses, Shop Houses, outlet and lots represent the selling of Melati Mas Residence and Serpong Park Real Estate.
28. BEBAN POKOK PENJUALAN
28. COST OF GOODS SOLD
Beban pokok penjualan berdasarkan proyek adalah sebagai berikut:
Cost of goods based on project are as follows:
2009 Perusahaan Rumah dan rumah toko Serpong Park Rumah dan rumah toko Serpong Terrace Rumah Melati Mas Residence Kavling Melati Mas Residence
2008
20.537.798.679
32.004.702.480
14.728.216.858 9.779.604.575 3.185.163.812
15.001.798.796 2.388.237.882
43
The Company Houses and Shop houses Serpong Park Houses and Shop houses Serpong Terrace Houses of Melati mas Residence Lots of Melati Mas Residence
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
28. BEBAN POKOK PENJUALAN (Lanjutan)
28. COST OF GOODS SOLD (Continued) 2009
Kavling Serpong Park Rumah toko dan kios Melati Mas Residence Jumlah
2008
1.359.977.644
533.134.725
371.725.341
647.896.625
49.962.486.909
50.575.770.508
Rincian unit penjualan rumah tinggal, rumah toko dan tanah kavling selama tahun 2009 dan 2008 sebagai berikut:
Perusahaan Rumah dan rumah toko Serpong Terrace Rumah dan rumah toko Serpong Park Rumah Melati Mas Residence Kavling Melati Mas Residence Kavling Serpong Park Rumah toko dan kios Melati Mas Residence Jumlah
Total
The details sales of houses, shop houses, and land during 2009 and 2008 are as follows:
2009 Unit
Lots of Serpong Park Shop houses and kiosk of Melati Mas Residence
2008 meter persegi/ square metres
Unit
meter persegi/ square metres
160
15.375
-
-
134
13.199
218
21.650
34
6.490
44
9.719
31 27
8.680 2.410
21 7
6.950 889
2
108
4
218
The Company Houses and Shop Houses of Serpong Terrace Houses and Shop Houses of Serpong Park Houses of Melati Mas Residence Lots of Melati Mas Residence Lots of Serpong Park Shop Houses and Kiosk Melati Mas Residence
388
46.262
294
39.426
Total
29. BEBAN USAHA
29. OPERATING EXPENSES 2009
2008
Beban Penjualan Iklan dan promosi Pameran Produk Brosur & Cetakan Biaya maket plan rumah Komisi Biaya notaris/PPAT dan sertifikat Lain-lain
1.511.038.108 836.559.018 305.365.977 210.735.850 102.000.000 1.363.400.131
1.289.616.090 461.574.733 275.086.279 701.212.236 120.620.404 171.570.381
Selling Expenses Advertisement and promotion Exhibition Product Brochure Printing Model house plan Commissions Notarial and certificates Others
Jumlah beban penjualan
4.329.099.084
3.019.680.123
Total selling expenses
11.684.865.791 2.200.147.300 1.333.320.281
9.720.506.201 1.181.910.685 1.098.723.255
1.304.098.883 1.254.003.469
933.093.644 1.050.341.925
1.239.135.029
980.398.010
752.453.709 571.997.154
611.659.638 594.362.183
Beban Umum dan Administrasi Gaji, upah dan tunjangan Keamanan Jasa profesional Listrik, air, telepon dan komunikasi Pajak Penghasilan Pasal 21 Beban manfaat karyawan (lihat Catatan 19) Penyusutan aset tetap (Iihat Catatan 9) Sewa gedung
44
General and Administrative Expenses Salary, wages and allowances Security Professional fees Electricity, water and communication Tax article 21 Employees benefits expenses (see Note 19) Depreciation of fixed assets (see Note 9) Rent of building
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
29. BEBAN USAHA
29. OPERATING EXPENSES 2009
2008
488.924.876
371.456.689
234.792.783 205.151.500 154.519.979 110.474.672 94.708.475 62.565.000 55.660.662 55.137.842 46.353.252 37.821.613 31.827.000 1.365.300 642.206.475
187.792.560 11.130.187 32.079.868 169.246.576 8.499.596 100.563.599 60.010.398 203.441.816 11.642.100 17.804.700 124.481.170 143.950.000 370.800.000 745.131.620
Jumlah beban umum dan administrasi
22.561.531.045
18.729.026.420
Total general and administrative expenses
Jumlah
26.890.630.129
21.748.706.543
Total
Pertamanan Alat tulis kantor, cetakan, pos dan fotokopi Perjalanan dinas Asuransi Pemeliharaan Pajak bumi dan bangunan Biaya legalisasi Perjamuan Transportasi dan kendaraan Fasos dan fasum Sumbangan Denda pajak/pembayaran pajak luran dan perijinan Pemutusan hubungan kerja Lain-lain
30. PENDAPATAN DENDA PENGALIHAN HAK
PEMBATALAN
DAN
Gardening Stationary, printing, postage and photocopy Business travel Insurance Maintenance Land and building tax Legalise expense Entertainment Transport and vehicles Social and public facilities Donations Tax penalties Licensing and fees Separation payment Others
30. REVENUES OF CANCELLING AND TRANSFERRING RIGHTS
Jumlah tersebut merupakan pendapatan atas:
This amount represents revenue of:
a. Denda bunga atas keterlambatan pembayaran yang tidak sesuai jadwal pembayaran.
a. Interest penalty of over due payments.
b. Biaya administrasi atas pengalihan hak pemesan pertama ke pembeli berikutnya.
dari
b. Administration fee of transferring rights from the first customer to the next buyer.
c. Denda atas uang muka, pembeli membatalkan pembelian atas rumah atau ruko secara sepihak.
c. Penalty of advance payment, where the buyer cancelled the purchase of houses or shop houses in unilateral way.
31. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
31. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2009
2008
Piutang lain-lain - pihak hubungan istimewa PT Karya Agung Putra Indonesia Karyawan Perusahaan
36.909.764.130 120.781.755
37.853.188.579 130.718.175
Other receivable - related parties PT Karya Agung Putra Indonesia The Company’s employees
Jumlah piutang lain-lain istimewa
37.030.545.885
37.983.906.754
Total other receivable - related parties
17,85%
18,53%
Receivable percentage to assets
287.245.640
-
Other payables - related parties BKS Cowell - KAPI
0,38%
-
Payable percentage to liabilities
Persentase piutang terhadap aset Hutang lain-lain - pihak hubungan istimewa BKS Cowell - KAPI Persentase hutang terhadap kewajiban
Piutang hubungan istimewa dari PT Karya Agung Putra Indonesia (KAPI), berasal dari pinjaman modal kerja (lihat Catatan 5).
Related party receivable from PT Karya Agung Putra Indonesia (KAPI) represents the receivable for working capital loans (see Note 5).
45
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
31. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (Lanjutan)
31. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (Continued)
Hutang hubungan istimewa kepada BKS Cowell - KAPI merupakan hutang untuk biaya pengembangan dan biaya operasional proyek perumahan Borneo Paradiso @Balikpapan.
Related party payable from BKS Cowell - KAPI represents payable of operational and construction costs of housing projects Borneo Paradiso @ Balikpapan.
Sifat transaksi dan sifat hubungan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai berikut:
The characteristic of transaction and relation with related parties are the following:
Pihak Hubungan Istimewa PT Karya Agung Putra Indonesia BKS Cowell - KAPI
2009
2008
Afiliasi/Affiliated
Pinjaman modal kerja/ Working capital loan Setoran dana kerjasama Operasi/ Joint Operation Deposit Fund
Afiliasi/Affiliated
32. PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA
Related Parties PT Karya Agung Putra Indonesia BKS Cowell - KAPI
32. IMPORTANT AGREEMENT WITH THE THIRD PARTIES
Terdapat beberapa perikatan/perjanjian penting:
There are a few engagements/agreements:
a. Perjanjian Sewa Menyewa No. 0244/PAL/OTPrj/V/08 untuk ruangan kantor yang berlokasi di Graha Atrium lantai 6 - Suite 6.01 A, Jalan Senen Raya No. 135, Jakarta Pusat dengan pihak Penyewa PT Plaza Adika Lestari untuk masa sewa selama satu tahun dari 1 Juni 2008 sampai 31 Mei 2010, dengan luas ruangan 421,83 meter persegi dengan nilai kontrak Rp 850.409.280 per tahun.
a. Rental agreement No. 0244/PAL/OT-Prj/V/08 of office room which located on Graha Atrium 6th floor Suite 6.01 A, Jalan Senen Raya No. 135 Jakarta Pusat rented from PT Plaza Adika Lestari for a year, since June 1, 2008 until May 31, 2010, room width 421.83 square metres and amounted Rp 850,409,280 per annum.
b. Perusahaan mengadakan perjanjian kerja sama dengan Bank sehubungan dengan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi konsumen dengan PT Bank Panin Tbk., PT Bank OCBC NISP Tbk., PT Bank CIMB Niaga Tbk., PT Bank Victoria International Tbk., PT Bank Index Selindo, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Permata Tbk. dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
b. The Company entered into Cooperation agreement with PT Bank Panin Tbk., PT Bank OCBC NISP Tbk., PT Bank CIMB Niaga Tbk., PT Bank Victoria International Tbk., PT Bank Index Selindo PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Permata Tbk. dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. in relation to housing loan (KPR).
33. PERJANJIAN KERJASAMA OPERASI PT KARYA AGUNG PUTRA INDONESIA
DENGAN
33. JOINT OPERATION WITH PT KARYA AGUNG PUTRA INDONESIA
Pada tanggal 5 Juni 2009, Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama operasi (joint operation) dengan PT Karya Agung Putra Indonesia (KAPI) untuk melakukan kerjasama pengembangan dan pembangunan dan penjualan/pemasaran atas tanah dan bangunan di atas lahan seluas 109 hektar yang berlokasi di Kelurahan Manggar dan Sepinggan, Kecamatan Balikpapan Selatan dan Timur, Kotamadya Balikpapan, Kalimantan Timur.
On June 5, 2009, the Company entered into a joint operation agreement with PT Karya Agung Putra Indonesia (KAPI) to conduct construction and development cooperation and sales/marketing of land and buildings on an area of 109 hectares located in Kelurahan Manggar and Sepinggan, Balikpapan South and East, Balikpapan, East Kalimantan.
Kewajiban Perusahaan dan KAPI antara lain: 1. Perusahaan berkewajiban melakukan pembangunan, pematangan lahan, pengembangan, pemasaran, dan penjualan. 2. KAPI berkewajiban menyediakan lahan yang siap untuk dikembangkan dan dibangun serta memperoleh ijin dari pemerintah kota setempat sehubungan dengan pelaksanaan proyek.
The Company and KAPI is obligated to: 1. The Company obligated to construct, development, develop, marketing and sales.
Bagi hasil pendapatan adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan sebesar 80% dari pendapatan 2. KAPI sebesar 20% dari pendapatan
Revenue sharing of joint operation are as follows: 1. The Company for 80% of revenue 2. KAPI for 20% of revenue
Pajak penghasilan ditanggung oleh masing-masing pihak.
Income tax is charged to each party.
2.
46
land
KAPI obligated to provide land that is ready to be developed and built and obtain permission from the local city government in connection with the implementation of the project.
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
33. PERJANJIAN KERJASAMA OPERASI DENGAN PT KARYA AGUNG PUTRA INDONESIA (Lanjutan)
33. JOINT OPERATION WITH PT KARYA AGUNG PUTRA INDONESIA (Continued)
Berdasarkan Akta Notaris Antonius Wahono P. S.H. No. 8 tanggal 5 Juni 2009, Perusahaan ditunjuk oleh KAPI sebagai Pimpinan Pelaksanaan dalam menjalankan proyek Borneo Paradiso.
Based on the Notarial Deed No. 8 of Wahono Antony P. S.H. dated June 5, 2009, the Company has been appointed by KAPI as a leader in implementing the project Borneo Paradiso.
Pembiayaan yang berasal dari pihak ketiga merupakan tanggung jawab KAPI untuk meminjam, menjamin, dan menanggung biaya-biaya yang timbul.
The financing project from a third parties are the responsibility of KAPI to borrow, guarantee, and bear the costs incurred.
Berdasarkan pembiayaan dari pihak ketiga tersebut, Perusahaan melalui PT Sandi Mitra Selaras (SMS), Anak perusahaan bersedia menyerahkan asetnya yaitu sebidang tanah yang berlokasi di Jakarta seluas 4.694 m2 dengan Hak Guna Bangunan No. 02607/Tanjung Duren Selatan atas nama SMS sebagai jaminan.
Based on the financing project from third parties above, the Company through PT Sandi Mitra Selaras (SMS), a Subsidiary, is willing to hand over their assets of land approximately 4,694 square metres with Right to Build Certificate No. 02607/Tanjung Duren Selatan located in Jakarta owned by SMS as collateral.
Dengan adanya bagi hasil pendapatan dalam perjanjian kerja sama ini, maka Perusahaan dan KAPI sepakat untuk merubah ketentuan Perjanjian Pinjaman tertanggal 13 Oktober 2005 jo Perubahan Perjanjian Pinjaman (Addendum) tertanggal 28 Juni 2007 jo Perubahan Perjanjian Pinjaman Kedua (Addendum - 2) tertanggal 29 Oktober 2007 antara lain penghapusan bunga dan penjadwalan pembayaran hutang (Catatan 5).
Regarding to revenue sharing in the joint operation agreement, the Company and KAPI agreed to change the condition of Loan Agreement dated October 13, 2005 jo Amendment Loan Agreemen dated June 28, 2007 jo Second Amendment Loan Agreement dated October 29, 2007, among others, to cancel interest loan and repayment loan schedule (Note 5).
Berdasarkan Akta Notaris Indira Surjati, S.H. No. 01 tanggal 6 Juli 2009 tentang addendum perjanjian kerjasama, Perusahaan dan KAPI membentuk badan kerjasama dengan nama BKS Cowell - KAPI yang bertujuan untuk mengelola Proyek Borneo Paradiso.
Based on the Notarial Deed No. 01 of Indira Surjati, S.H. dated July 6, 2009 regarding to the amendment of the joint operation agreement, the Company and KAPI form a joint body with the name of BKS Cowell - KAPI to manage Paradiso Borneo Project.
Kewenangan BKS Cowell - KAPI adalah melakukan perencanaan (desain, tipe, spesifikasi, ukuran, nama, cluster, termasuk penentuan harga) pengembangan, pembangunan, penjualan, pemasaran dan pengelolaan dalam proyek Borneo Paradiso.
The authority of BKS Cowell - KAPI is to plan (design, type, specification, size, name, cluster, including pricing), develop, construct, sale and manage of Borneo Paradiso Project.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2009 jumlah setoran dana yang telah dikeluarkan oleh Perusahaan kepada BKS Cowell - KAPI adalah sebesar Rp 5.193.861.663 (Catatan 10) dan belum ada pembagian pendapatan (omzet sharing ) atas penjualan oleh BKS Cowell-KAPI yang disebabkan belum ada serah terima rumah oleh BKS Cowell - KAPI kepada konsumen.
As of 31 December 2009, the funds transferred by the Company to BKS Cowell - KAPI is amounting to Rp 5,193,861,663 (Note 10) and no revenue sharing on the sales because BKS Cowell - KAPI has not handedover to the consumers.
34. KEWAJIBAN DAN KONTINJENSI
34. OBLIGATIONS AND CONTINGENCY
Berdasarkan Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Serang No. 08/G/2007/PHl.SRG tanggal 24 April 2007 antara Martinus Marta Jaya selaku Penggugat dan Perusahaan selaku Tergugat dalam perkara PHK, telah memutuskan Perusahaan untuk membayar kepada Penggugat sejumlah uang yang meliputi a) upah sejak 2005 Rp 175.100.000 b) upah keterlambatan Rp 41.200.000 c) THR Rp 20.600.000 dan d) Pesangon Rp 118.450.000. Berdasarkan putusan tersebut kedua belah pihak mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 7 Mei 2007 kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia.
Based on Industrial Relationship State Court Decision Letter No. 08/G/2007/PHI.SRG dated April 24, 2007 of the Serang District Court between Martinus Marta Jaya as a Plaintiff and the Company as a Defendant in the case of PHK, has decided that the Company must pay sum of money to the Plaintiff, for: a) wages since 2005 Rp 175,100,000; b) Latement wages Rp 41,200,000; c) THR incentive Rp 20,600,000; d) Bonus Rp 118,450,000. Based on that decision, both parties submitted cassation against the State Court to the Supreme Court of Republic of Indonesia on May 7, 2007.
Pada tanggal 2 Pebruari 2009, Perusahaan menerima Relaas Pemberitahuan Putusan Kasasi Kepada Pemohon Kasasi yang dikeluarkan oleh Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Serang, tentang putusan Mahkamah Agung RI No. 110 K/PdtSus/2007 tanggal 22 Nopember 2007 yang menyatakan permohonan kasasi Perusahaan tidak dapat diterima sehingga menguatkan keputusan dari pengadilan tingkat yang lebih rendah.
On February 2, 2009, the Company has receipt the notification of the decision of cassation court to plantiff issued by Industrial Connection Court of Serang District Court regarding decision of the judgment of the Supreme Court of Republic of Indonesia No. 110 K/Pdt-Sus/2007 dated November 22, 2007. The judgment stated that the cassation was dismissed and the judgment of the lower court was affirmed. 47
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
35. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) BARU DAN REVISI (Lanjutan)
35. NEW AND REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (PSAK) (Continued)
Berikut ini ikhtisar Standar Akuntansi yang telah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), yang relevan buat Perusahaan dan Anak Perusahaan, sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan tetapi belum efektif adalah sebagai berikut:
The following summarizes the Accounting Standards issued by Indonesian Accounting Standards Board (DSAK), which are relevant to the Company and Subsidiaries, up to the date of completion of the Company’s and Subsidiaries’ consolidated financial statements but not yet effective as follows:
Efektif berlaku 1 Januari 2010:
Effective on or after January 1, 2010:
pada
atau
setelah
tanggal
-
PSAK No. 26 (Revisi 2008) “Biaya Pinjaman” biaya pinjaman yang dapat Menentukan diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan asset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut;
-
PSAK No. 26 (Revised 2008) “Borrowing Costs” Prescribes for the borrowing costs that are directly attributable to the acquisition, construction or production of a qualifying asset form part of the cost of that asset;
-
PSAK No. 50 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” - Berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan;
-
PSAK No. 50 (Revised 2006) “Financial Instruments: Presentation and Disclosures” Contains the requirements for the presentation of financial instruments and identifies the information that should be disclosed;
-
PSAK No. 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” - Mengatur prinsipprinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan; dan
-
PSAK No. 55 (Revised 2006) “Financial Instruments: Recognition and Measurement” Establishes the principles for recognizing and measuring financial assets, financial liabilities, and some contracts to buy or sell non-financial items; and
-
PSAK No. 5 “Pencabutan ISAK 06: Interpretasi atas Paragraf 12 dan 16 PSAK No. 55 (1999) tentang Instrumen Derivatif Melekat pada Kontrak dalam Mata Uang Asing”.
-
PSAK No. 5 “Revocation of ISAK 6: Interpretation of Paragraphs 12 and 16 of PSAK 55 (1999) on embedded Derivative Instruments in Foreign Currency”.
Efektif berlaku 1 Januari 2011:
pada
atau
setelah
tanggal
Effective on or after January 1, 2011:
-
PSAK No. 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan” - Menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain;
-
PSAK No. 1 (Revised 2009) “Presentation of Financial Statements” - Prescribes the basis for presentation of general purpose financial statements to ensure comparability both with the entity's financial statements of previous periods and with the financial statements of other entities;
-
PSAK No. 2 (Revisi 2009) “Laporan Arus Kas” Memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode;
-
PSAK No. 2 (Revised 2009) “Statement of Cash Flows” - Requires the provision of information about the historical changes in cash and cash equivalents by means of a statement of cash flows which classifies cash flows during the period from operating, investing and financing activities;
-
PSAK No. 4 (Revisi 2009) “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri” Akan diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan;
-
PSAK No. 4 (Revised 2009) “Consolidated and Separate Financial Statements” - Shall be applied in the preparation and presentation of consolidated financial statements for a group of entities under the control of a parent and in accounting for investments in subsidiaries, jointly controlled entities and associates when separate financial statements are presented as additional information;
-
PSAK No. 5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi” segmen diungkapkan untuk Informasi memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi;
-
PSAK No. 5 (Revised 2009) “Operating Segments” - Segment information is disclosed to enable users of financial statements to evaluate the nature and financial effects of the business activities in which the entity engages and the economic environments in which it operates;
48
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
35. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) BARU DAN REVISI (Lanjutan)
35. NEW AND REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (PSAK) (Continued)
-
PSAK No. 12 (Revisi 2009) “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama” - Akan diterapkan untuk akuntansi bagian partisipasi dalam ventura bersama dan pelaporan aset, kewajiban, penghasilan dan beban ventura bersama dalam laporan keuangan venturer dan investor, terlepas dari struktur atau bentuk yang mendasari dilakukannya aktivitas ventura bersama;
-
PSAK No. 12 (Revised 2009) “Interests in Joint Ventures” - Shall be applied in accounting for interests in joint ventures and the reporting of joint venture assets, liabilities, income and expenses in the financial statements of venturers and investors, regardless of the structures or forms under which the joint venture activities take place;
-
PSAK No. 15 (Revisi 2009) “Investasi Pada Entitas Asosiasi” - Akan diterapkan untuk akuntansi investasi dalam entitas asosiasi. Menggantikan PSAK No. 15 (1994) “Akuntansi untuk Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi” dan PSAK No. 40 (1997) “Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi”;
-
PSAK No. 15 (Revised 2009) “Investments in Associates” - Shall be applied in accounting for investments in associates. Supersedes PSAK No. 15 (1994) “Accounting for Investments in Associates” and PSAK No. 40 (1997) “Accounting for Changes in Equity of Subsidiaries/Associates”;
-
PSAK No. 25 (Revisi 2009) “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan” Menentukan riteria untuk pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan.
-
PSAK No. 25 (Revised 2009) “Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors” Prescribes the criteria for selecting and changing accounting policies, together with the accounting treatment and disclosure of changes in accounting policies, changes in accounting estimates and corrections of errors.
-
PSAK No. 48 (Revisi 2009) “Penurunan Nilai Aset” Menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui;
-
PSAK No. 48 (Revised 2009) “Impairment of Assets” - Prescribes the procedures applied to ensure that assets are carried at no more than their recoverable amount and if the assets are impaired, an impairment loss should be recognized;
-
PSAK No. 57 (Revisi 2009) “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi” - Bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut;
-
PSAK No. 57 (Revised 2009) “Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets” Aims to provide that appropriate recognition criteria and measurement bases are applied to provisions, contingent liabilities and contingent assets and to ensure that sufficient information is disclosed in the notes to enable users to understand the nature, timing and amount related to the information;
-
PSAK No. 58 (Revisi 2009) “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan” Bertujuan untuk mengatur akuntansi untuk aset yang dimiliki untuk dijual, serta penyajian dan pengungkapan operasi dihentikan;
-
PSAK No. 58 (Revised 2009) “Non-Current Assets, Held for Sale and Discontinued Operations” - Aims to specify the accounting for assets held for sale, and the presentation and disclosure of discontinued operations;
-
ISAK No. 11 “Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik” - Diterapkan untuk distribusi searah (nonreciprocal) aset oleh entitas kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, seperti distribusi aset nonkas dan distribusi yang memberikan pilihan kepada pemilik untuk menerima aset nonkas atau alternatif kas; dan
-
ISAK No. 11 “Distributions of Non-Cash Assets to Owners” - Applies to types of non-reciprocal distributions of assets by an entity to its owners acting in their capacity as owners, i.e., distributions of non-cash assets and distributions that give owners a choice of receiving either non-cash assets or a cash alternative; and
-
ISAK No. 12 “Pengendalian Bersama Entitas (PBE): Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer” - Berkaitan dengan akuntansi venture untuk kontribusi nonmoneter ke PBE dalam pertukaran dengan bagian partisipasi ekuitas PBE yang dicatat baik dengan metode ekuitas atau konsolidasi proporsional.
-
ISAK No. 12 “Jointly Controlled Entities (JCE): Non-Monetary Contributions by Venturers” - Deals with the venturer's accounting for nonmonetary contributions to a JCE in exchange for an equity interest in the JCE accounted for using either the equity method or proportionate consolidation.
Perusahaan dan Anak perusahaan masih mengevaluasi dampak yang mungkin timbul dari penerapan standarstandar ini terhadap laporan keuangan konsolidasian.
The Company and Subsidiaries is evaluating the effects of these standards on the consolidated financial statements.
49
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARY
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
36. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN
36. COMPLETION OF THE FINANCIAL STATEMENTS
Manajemen Perusahaan bertanggungjawab terhadap penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang diselesaikan dan disetujui pada tanggal 5 Maret 2010.
The management of the Company is responsible for the preparation of the accompanying consolidated financial statements that were completed and approved on March 5, 2010.
50