perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS TINGKAT MANAJEMEN LABA SEBELUM DAN SESUDAH PENURUNAN TARIF PAJAK 2008 (Studi Empirirs pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010)
SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh : ANNAS SEDAYU F0308031
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id MOTTO
Coins always make sounds but paper moneys are always silent. So, when you value increases you should keep your self silent and humble..
Kita tidak terlalu tua untuk belajar, tetapi kita terlalu tua untuk berpikir mengenainya. Jadi, ketika kita ingin belajar sesuatu jangan pernah berpikir terlalu lama selama hal itu adalah hal positif
The most important thing is being humble and keep silent
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan kepada : -
Kedua orang tua tercinta,
-
Sahabat serta teman-temanku, dan
-
Almamater tercinta Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb Alhamdulillahirabbil’alamiin, segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat dan hidayah-Nya karena hanya dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna meraih gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Adapun judul skripsi ini adalah “ANALISIS TINGKAT MANAJEMEN LABA SEBELUM DAN SESUDAH PENURUNAN TARIF PAJAK TAHUN 2008 (STUDI EMPITIS PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE TAHUN 2006-2010) ” Tak lupa shalawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya. Pada kesempatan ini, penulis tak lupa mengucapkan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril dan materiil dalam penyusunan laporan ini, terutama kepada: 1. Drs. Eko Arief, M.Si., Ak., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu beliau dan membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini. 2. Drs. Wartono, M.Si., Ak. CPA., selaku Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis selama studi di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Sebelas Maret. 3. Drs. Santoso Tri H., M.Si., Ak. selaku Kepala Jurusan atas bimbingan, waktu, dan kebaikannya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Sebelas Maret. 4. Bapak/Ibu Pimpinan dan Pembantu Pimpinan di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Sebelas Maret atas segala kemudahan dan kebaikannya. 5. Bapak/Ibu Dosen di lingkungan S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuannya. 6. Kedua orangtua tercinta yang tiada putus memberikan kasih sayang, doa dan dukungan kepada ananda. Sungguh senyum dan perkataan bangga dari Bapak dan Ibu merupakan penghargaan terbesar bagi ananda. 7. Rekan-rekan Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret angkatan 2008 khususnya Akuntansi kelas A, juga sahabat-sahabatku yang sudah mengisi hari-hariku selama empat tahun ini; Eka Widayati, Oktavia Mustika, Susiana
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Wijaya, dan Gunawan Wibisono. Kalian yang membuat kuliah di sini menjadi tidak membosankan.. 8. My Close Friend Siti Noor Aisyiyah, Latifah Evry, Wilantika Cempaka Ruci, Dendy Santoso, Lulus Yoga, Ozie, Ardi Firmansyah dan Allyn Meity, terimakasih semua dukungan dan juga kesegaran yang kalian berikan di waktu-waktu senggang, yang membuatku tidak jenuh. 9. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan selama penyusunan skripsi ini.
Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, menjadi pahala dan mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa skripsi ini kurang dari kesempurnaan, sehingga adanya kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang membutuhkannya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………….
ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………..
iii
HALAMAN MOTTO………………………………………………………...
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………...
v
KATA PENGANTAR………………………………………………………...
vi
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..
ix
DAFTAR TABEL……………………………………………………………...
xi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….. xii ABSTRAK…………………………………………………………………….. xiii BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang……….…………………………………………………
1
B. Rumusan Masalah………………………………………..……………..
5
C. Tujuan dan KegunaanPenelitian……………………………………….. 7 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori……..…………………………………………………..
9
1. Teori Agency....................................................................................
9
2. Manajemen Laba……………………............................................
10
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3. Discretionary Accrual
digilib.uns.ac.id ................................................................
11
4. Perubahan Tarif PPh......................................................................... 12 5. Mengukur Tingkat Manajemen Laba dengan Pendekatan Discretionary Accrual ………………………………………………14 B. Penelitian Terdahulu……………............................................................ 16 C. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis................. 20 BAB 3. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional………………………… 23 1. Variabel Penelitian..........................................................................
23
2. Definisi Operasional........................................................................
23
B. Penentuan Populasi dan Sampel............………………………………. 27 C. Jenis dan Data Penelitian.................................………………………... 28 D. Metode Pengumpulan Data………………………….………………… 28 E. Metode Analisis Data………………………………………………..….. 29 1. Uji Statistik Deskriptif....................................................................... 29 2. Uji Normalitas................................................................................... 29 3. Uji Beda Rata-rata..............................................................................30 BAB 4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian…………………………………………….. 32 B. Hasil Analisis Data……………………………………………….…….. 33 1. Hasil Statistik Deskriptif................................................................... 33 2. Hasil Uji Normalitas.......................................................................... 35 3. Hasil Hipotesis................................................................................... 37 C. Pembahasan.........………………………………………………………. 39
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……………………………………………………………... 42 B. Keterbatasan……………………………………………………………. 43 C. Saran……………………………………………………………………. 43 D. Implikasi................................................................................................... 44 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel 4.1
Sampel Penelitian.................................…………………… 31
Tabel 4.2
Descriptive Statistics...........…………………………......... 33
Tabel 4.3
Uji Normalitas........................………………………..…………. 35
Tabel 4.4
Hasil Uji Beda Rata-Rata Discretionary Accrual................……….…………………………………. 37
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR
Gambar Gambar. 1
Halaman Kerangka Pemikiran …………………………………… 24
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Analisis Tingkat Earning Manajemen Sebelum dan Sesudah Penurunan Tarif Pajak tahun 2008 ANNAS SEDAYU F0308031
Penelitian ini bertujuan untuk menguji tingkat discretionary accrual antara sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak penghasilan Badan tahun 2008. Sampel penelitian ini adalah 35 perusahaan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang telah mempublikasikan laporan keuangannya dari tahun 2006-2010. Metode analisis ini menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui nilai non-discretionary accrual dan uji beda T-test dengan menggunakan paired sample t-test sebagai alat uji beda tersebut. Uji beda T-test digunakan untuk menguji tingkat discretionary accrual antara sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak penghasilan Badan 2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2009 yaitu sesudah penurunan tarif pajak, pihak manajemen terbukti melakukan discretionary accrual untuk melakukan penghematan laba.
Kata Kunci:
discretionary accrual, manajemen laba, penurunan tarif PPh Badan 2008, penghematan laba, rekayasa laba
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Analysis of Earning Management Before and After The Reduction Income Tax Rate for Fiscal year 2008
ANNAS SEDAYU F0308031
This study aims to test the level of discretionary accruals between before and after the reduction income tax rate for fiscal year 2008. The samples were 35 companies listed in Indonesia Stock Exchange, which has published its financial statements for the years 2006-2010 The method of analysis is using multiple regression analysis to determine the value of non-discretionary accruals and test different T-test using paired samples t-test as a means to test these differences. Test of different Ttest was used to test the level of discretionary accruals between before and after the reduction income tax rates Agency 2008. The results showed that in 2009 after reducing the tax rate, the management has been convicted of discretionary accruals to make revenue savings.
Keywords:discretionary accruals, earnings management, the corporate income tax reduction in the rate of 2008, revenue savings, profit engineering.
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pajak adalah salah satu sumber pendapatan yang penting untuk pembiayaan pembangunan. Salah satu sektor pajak yang paling besar diperoleh Negara adalah pajak penghasilan. Pada tahun 2008, pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat merevisi beberapa Undang-Undang Perpajakan, termasuk perubahan tarif pajak penghasilan badan tahun 2008, yang sebelumnya menggunakan tarif progresif 10 persen, 15 persen dan 30 persen diubah menjadi tarif tunggal yaitu sebesar 28 persen untuk tahun pajak 2009 serta 25 persen untuk tahun pajak 2010 dan seterusnya melalui Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 mengenai Pajak Penghasilan yang akan mulai diberlakukan sejak tanggal 1 Januari 2009. Pemerintah memberi keringanan tarif pajak sebesar 5 persen lebih rendah dari tarif yang berlaku umum bagi wajib pajak yang berbentuk perseroan terbuka dengan minimal 40 persen dari seluruh sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan memenuhi persyaratan tertentu. Perusahaan terdorong untuk melakukan tindakan tertentu dalam mengkaji laporan keuangan karena adanya perubahan tarif pajak penghasilan, yaitu dengan melakukan manajemen laba, karena laba adalah komponen penting yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis. Manajemen laba sendiri
commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
adalah tindakan yang dilakukan manajemen untuk mengurangi atau menaikkan laba sesuai yang diharapkan dengan tujuan tertentu. Tarif PPh yang sebelumnya menggunakan tarif bertingkat berubah menjadi tarif tunggal. Perusahaan akan merasa lebih diuntungkan karena membayar pajak yang lebih sedikit. Karena Undang-Undang ini baru dikeluarkan pada tahun 2008, maka sebelum tahun 2008 perusahaan akan tetap membayar dengan tarif sebelumnya. Supaya tarif yang dibayarkan lebih ringan perusahaan biasanya mempunyai taktik dalam pengenaan Pajak Penghasilan. Manajemen laba atau pengaturan laba oleh pihak manajemen juga dapat dilakukan supaya perusahaan membayar pajak dengan jumlah yang lebih ringan daripada yang sebenarnya. Intinya, manajemen laba dilakukan untuk menghindari kerugian yang terjadi pada perusahaan. Bidang ini perlu direplikasi karena pada penelitian sebelumnya masih belum sempurna, bukan karena hasilnya yang salah atau tidak signifikan, tetapi karena ada beberapa jenis perusahaan yang belum diteliti, juga dengan adanya hasil yang berbeda dari setiap penelitian. Beberapa penelitian yang berkaitan dengan penurunan tarif pajak penghasilan badan sebelumnya telah banyak dilakukan. Antara lain: Yamashita dan Otogawa (2007) meneliti tentang pengaruh publikasi perubahan Undang-Undang tarif pajak penghasilan badan terhadap perusahaan Jepang dan membuktikan adanya signifikansi negatif discretionary accrual untuk tahun sebelum penurunan tarif pajak. Hal ini membuktikan bahwa manager perusahaan menunda penghasilan dalam menanggapi perubahan Undang-Undang Perpajakan yang digunakan untuk meminimalkan biaya pajak penghasilan badan. Di Indonesia, Husni (2010) melakukan penelitian yang serupa. Dalam
commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penelitiannya, Husni ingin menguji apakah dengan dikeluarkannya UU Perpajakan tahun 2008 yang efektif per 1 Januari 2009, manajer akan berusaha menunda pengakuan laba suatu periode sebelum dikeluarkannya tarif baru yang lebih rendah. Hasil penelitian belum dapat menemukan bahwa manajemen merekayasa dengan adanya perubahan Undang-Undang Pajak Penghasilan tahun 2008. Subagyo dan Octavia (2010) juga melakukan penelitian mengenai hal tersebut dan menemukan bahwa perusahaan manufaktur yang melakukan manajemen laba dalam rangka merespon perubahan tarif pajak badan di Indonesia adalah perusahaan yang memperoleh laba (profit firm) saja, yang memanipulasi labanya guna meminimalkan pembayaran pajak perusahaannya. Peneliti juga membuktikan bahwa manajemen laba yang dilakukan perusahaan yang memperoleh laba (profit firm) dipengaruhi insentif pajak dan insentif non pajak, sedangkan manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan yang mengalami kerugian (loss firm) hanya dipengaruhi oleh insentif non pajak saja. Hasil penelitian Wenty Anggraeni (2011) menunjukkan bahwa pada tahun 2009 yaitu sesudah penurunan tarif pajak, pihak manajemen tidak terbukti melakukan discretionary accrual untuk melakukan penghematan laba. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen di Indonesia tidak melakukan tindakan opportunistik untuk melakukan manajemen laba dalam rangka penurunan tarif pajak Badan 2008. Penelitian Wijaya dan Martani (2011) ini dilakukan untuk mengetahui
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
respon perusahaan Publik terhadap penurnan tarif PPh dari 30 persen menjadi 28 persen pada tahun 2008. Perusahaan yang menjadi sampel dari penelitian bukan hanya yang mendapatkan laba saja tetapi juga perusahaan yang mengalami kerugian. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah perusahaan menunda labanya ke tahun dimana tarif pajak lebih kecil dan juga apakah perusahaan memaksimalkan beban pada saat tarif pajak lebih tinggi. Selain itu penelitian ini ingin mengetahui apakah manajemen laba juga dipengaruhi insentif dan non insentif pajak. Yang terakhir untuk mengetahui apakah perusahaan yang mengalami kerugian juga melakukan insentif pajak. Penelitian ini membuktikan perusahaan melakukan manajemen laba, meskipun perusahaan yang mengalami laba tingkat discretionary accrual nya lebih rendah bila dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami kerugian. Manajemen laba juga dipengaruhi oleh insentif pajak (perencanaan pajak dan kewajiban pajak tangguhan bersih) dan non insentif pajak tangguhan yaitu earning pressure, sedangkan perusahaan yang mengalami kerugian dipengaruhi oleh kewajiban pajak tangguhan bersih dan earning pressure. Manajemen laba tidak dipengaruhi banyaknya jumlah saham yang beredar di BEI. Balchandran, et al (2007) meneliti mengenai respon manajemen dengan adanya penurunan tarif pajak di Australia pada tahun 1988 dari 49 persen menjadi 39 persen dan juga pengenalan sistem imputasi deviden pajak pada tahun 1987. Perusahaan yang menjadi sampel di penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Australian Stock Exchange (ASX) dengan menggunakan purposive sampling dan terpilih 102 sampel. Penelitian ini menggunakan beberapa metode
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
modifikasi dan variasi Jones (1991) yaitu dengan model current accrual yang juga digunakan oleh penelitian-penelitian lanjutnya antara lain Guenter (1994), Lopez, et al (1998), serta Yin dan Cheng (2004). Hasil dari penelitian ini yaitu manajer terbukti melakukan manajemen laba dengan hasil negatif dari discretionary accrual ketika adanya pengenalan pajak imputasi dan juga penurunan tarif pajak oleh pemerintah di tahun 1987-1988. Discretionary Accrual dapat digunakan untuk mendeteksi manajemen laba, perusahaan biasa melakukan tax shifting atau penggeseran laba dengan adanya Undang-Undang mengenai penurunan PPh, sehingga laba yang dibayarkan oleh perusahaan pada tahun sebelum adanya penurunan tarif PPh akan lebih sedikit karena digeserkan pada tahun setelah adanya UU penurunan tarif PPh. Berdasarkan perbedaan dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penelitian ini akan menguji perbedaan yang signifikan dan konsistensi dari hasil penelitian tingkat manajemen laba perusahaan dari dua tahun sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak penghasilan Badan tahun 2008. Untuk tujuan tersebut maka disusunlah penelitian yang berjudul “Analisis Tingkat Manajemen Laba Sebelum dan Sesudah Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Badan 2008 (Studi Empiris Pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010)”. B. Rumusan Masalah Penurunan tarif PPh Badan mempengaruhi laporan keuangan perusahaanperusahaan yang ada di Indonesia. Besarnya laba yang diinginkan perusahaan menyebabkan discretionary accrual yang diketahui dilakukan oleh perusahaan-
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perusahaan tersebut. Terdapat perbedaan hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya perbedaan tersebut dan adanya perubahan tarif pajak tahun 2008, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya tindakan manajemen laba untuk meminimalkan beban pajak penghasilan dua tahun sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak 2008. Gap dengan penelitian ini adalah peneliti mendeteksi manajemen laba dengan Discretionary Accrual, karena Discretionary Accrual dinilai sebagai model yang baik untuk memprediksi laba (Dechow, et al.1995). Pada penelitian Wijaya dan Martani, variabel dependennya adalah Discretionary Accrual, sedangkan variabel independennya adalah perencanaan pajak, kewajiban pajak tangguhan bersih, earning pressure, tingkat hutang, earning bath, ukuran perusahaan serta persentase saham disetor yang diperdagangkan di BEI. Dari penelitian ini menunjukkan perusahaan terbukti melakukan manajemen laba meskipun perusahaan yang mengalami laba, tingkat discretionary accrualnya lebih rendah bila dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami kerugian. Manajemen laba juga dipengaruhi oleh insentif pajak (perencanaan pajak dan kewajiban pajak tangguhan bersih) dan non insentif pajak tangguhan yaitu earning pressure, sedangkan perusahaan yang mengalami kerugian dipengaruhi oleh kewajiban pajak tangguhan bersih dan earning pressure. Manajemen laba tidak dipengaruhi banyaknya jumlah saham yang beredar di BEI.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2006-2010.
Kondisi
perekonomian
yang sekarang sedang berkembang
berpengaruh terhadap bisnis real estate, bisnis real estate yang sedang
commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berkembang menyebabkan para investor tertarik untuk menanamkan modal di perusahaan tersebut hal ini menyebabkan manajemen perusahaan melakukan berbagai hal untuk membuat perusahaannya tampak bagus melalui pengerjaan laporan keuangan. Tak jarang para manajer melakukan manajemen laba. sampel yang digunakan adalah seluruh perusahaan publik. Pada penelitian Wijaya dan Martani (2011) sampel yang digunakan adalah seluruh perusahaan publik yang terdaftar di BEI dan pada penelitian Balachandran, et al (2007) sampel yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di Australian Stock Exchange (ASX). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pertanyaan yang diajukan peneliti adalah sebagai berikut. Apakah terdapat perbedaan tingkat discretionary accrual sebelum dan sesudah diberlakukannya UU PPh tahun 2008 yang mendeteksi bahwa perusahaan melakukan manajemen laba?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dan kegunaan dilakukannya penelitian ini yaitu, untuk menguji apakah wajib pajak Badan memberikan respon dengan melakukan manajemen laba setelah adanya penurunan tarif PPh Badan tahun 2008 dan memperoleh bukti empiris mengenai ada atau tidaknya rekayasa discretionary accrual pada periode dua tahun sebelum dan dua tahun setelah ditetapkannya penurunan tarif PPh Badan tahun 2008. Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk memberikan tambahan pengetahuan dan
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dapat menjadi bahan referensi untuk mengkaji topik yang berkaitan dengan manajemen laba, serta mengetahui lebih dalam tentang discretionary accrual dan juga dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya. Discretionary Accrual dapat digunakan untuk mendeteksi manajemen laba, perusahaan biasa melakukan tax shifting atau penggeseran laba dengan adanya Undang-Undang mengenai penurunan PPh, sehingga laba yang dibayarkan oleh perusahaan pada tahun sebelum adanya penurunan tariff PPh akan lebih sedikit karena digeserkan pada tahun setelah adanya UU penurunan tariff PPh.
commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI 1.
Teori Agency Hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan
investor (principal), menurut pernyataan Jensen dan Meckling (1976) dalam Siti Munfiah (2003). Kontrak yang baik antara investor dan manajer adalah kontrak yang mampu menjelaskan apa saja yang harus dilakukan manajer dalam melakukan pengelolaan dana yang diinvestasikan dan pembagian return antara manajer dan investor. Konflik kepentingan antara pemilik dan agen terjadi karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan prinsipal, sehingga memicu biaya keagenan (agency cost). Jensen dan Meckling (1976) menyebutkan ada tiga jenis biaya keagenan. Principal dapat membatasi penyimpangan (divergencies) dari kepentingan dengan menetapkan insentif yang layak dan mengeluarkan biaya monitoring (monitoring cost) yang dirancang untuk membatasi penyimpangan aktivitas-aktivitas yang dilakukan agen. Dalam beberapa situasi tertentu, agen memungkinkan untuk membelanjakan sumber daya perusahaan (biaya bonding/bonding cost) untuk menjamin bahwa agen tidak akan bertindak yang dapat merugikan principal. Nilai uang yang ekuivalen dengan pengurangan kesejahteraan yang dialami oleh principal juga merupakan biaya yang timbul dari hubungan keagenan. Biaya jenis ini disebut kerugian residual (residual loss).
commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Adanya perbedaan kepentingan dan informasi antara principal dan agent memicu agent untuk memikirkan bagaimana angka akuntansi yang dihasilkan dapat lebih memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomis dan psikologisnya. Cara yang dapat dilakukan agent untuk mempengaruhi angka akuntansi tersebut yaitu dengan melakukan manajemen laba.
2.
Manajemen Laba Setiawati dan Na’im (2000) dalam Wisnumurti (2010) menyatakan bahwa
manajemen laba merupakan campur tangan dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Manajemen laba sendiri dapat mengakibatkan berkurangnya kredibilitas laporan keuangan, menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat membuat pemakai laporan keuangan mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa. Sugiri (1998) dalam Widyaningdyah (2001) menyatakan bahwa membagi definisi earnings management menjadi dua, yaitu: a. Definisi sempit Earnings management dalam hal ini hanya berkaitan dengan pemilihan metode akuntansi. Earnings management dalam artian sempit ini didefinisikan sebagai perilaku manajer untuk “bermain” dengan komponen discretionary accruals dalam menentukan besarnya earnings. b. Definisi luas Earnings management merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan (mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit dimana manajer
commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomis jangka panjang unit tersebut. Menurut Healy dan James M. Wahley dalam Aprilia (2010), terdapat tiga aspek penting dalam manajemen laba, antara lain: a. nampak bahwa banyak alasan atau justifikasi yang diajukan oleh manajer untuk mempengaruhi berbagai alasan untuk mengestimasi berbagai kejadian masa depan, misalnya umur mesin, nilai sisa (salvage value) asset jangka panjang, penundaan pajak atau kerugian sebagai akibat dari adanya bad deb, b. manajemen laba digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak sebenarnya kepada pemegang saham (to mislead stock holder) atau beberapa tingkatan pemegang saham tentang kinerja ekonomi sebenarnya. Justifikasi yang dilakukan oleh manajer untuk menggunakan manajemen laba tidak saja berimplikasi pada manfaat tetapi juga biaya. Artinya manajemen laba memiliki dua implikasi langsung, yaitu manfaat dan biaya (cost and benefit).
3.
Discretionary Accrual Satwika dan Damayanti (2005) menyatakan bahwa akrual merupakan
jumlah penyesuaian akuntansi yang dibutuhkan untuk mengubah arus kas operasi menjadi laba bersih. Akrual kemudian dibagi menjadi dua jenis, antara lain:
commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. nondiscretionary Accrual (Normal Accruals) yaitu pengakuan akrual yang wajar dan tunduk pada saat standar atau peraturan akuntansi yang berlaku umum, b. discretionary Accrual (Abnormal Accruals) yaitu pengakuan akrual yang bebas, tidak diatur, dan merupakan pilihan kebijakan manajemen. Basis akrual akan menyediakan banyak keleluasaan bagi manajer dalam hal pengakuan pendapatan dan beban. Manajemen perusahaan kemudian dapat melakukan manipulasi dengan menggunakan discretionary accrual. Pendapat lain yang dinyatakan oleh Sulistyanto (2008) menyatakan bahwa discretionary accrual merupakan komponen akrual hasil rekayasa manajerial dengan memanfaatkan kebebasan dan keleluasaan dalam estimasi dan pemakaian standar akuntansi. Pengertian non-discretionary accrual merupakan komponen akrual yang diperoleh secara alamiah dari dasar pencatatan akrual dengan mengikuti standar yang diterima secara umum, misalkan metode depresiasi dan penentuan persediaan yang dipilih harus mengikuti metode yang diakui dalam prinsip akuntansi.
4.
Perubahan Tarif PPh 2008 Perubahan Undang-Undang Perpajakan terbaru di Indonesia terjadi tahun
2008 meliputi Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP), Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh), serta Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (UU PPN dan PPnBM). Hal ini diatur berdasarkan Aturan Pelaksanaan Ketentuan
commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 81 tahun 2007, UU No. 36 tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan dan dipertegas dengan Peraturan Menteri Keuangan PMK238/PMK.03/2008.
Menurut
Peraturan
Menteri
Keuangan
PMK-
238/PMK.03/2008 ada 5 (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, diantaranya: a. Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang berbentuk Perseroan Terbuka
dapat memperoleh potongan tarif pajak penghasilan sebesar 5% (lima persen) lebih rendah dari tarif tertinggi Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Dalam Negeri sebagaimana diatur dalam pasal 17 ayat (1) huruf b Undang-Undang PPh, b. Penurunan Tarif Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud di atas
diberikan kepada Wajib Pajak apabila jumlah kepemilikan saham publiknya 40% (empat puluh persen) dan atau lebih dari keseluruhan saham yang disetor dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 (tiga ratus) pihak, c. Masing-masing pihak sebagaimana dimaksud di atas hanya boleh
Memiliki saham kurang dari 5% (lima persen) dari keseluruhan saham yang disetor, d. Ketentuan sebagaimana dimaksud di atas harus dipenuhi oleh Wajib
Pajak Badan dalam waktu paling singkat 6 (enam) bulan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun pajak,
commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Waktu enam bulan sebagaimana dimaksud di atas adalah 183 (seratus
delapan puluh tiga) hari. Perubahan tarif pajak penghasilan Badantelah berganti sebanyak empat kali yaitu UU PPh tahun 1983 yang mulai berlaku tahun 1984, tarif UU PPh tahun 1994 yang mulai berlaku tahun 1995, UU PPh tahun 2000 yang mulai berlaku tahun 2001, dan UU PPh tahun 2008 yang mulai berlaku tahun 2009. 5.
Mengukur Tingkat Manajemen Laba dengan Pendekatan Discretionary Accrual Dechow, et al (1995) telah mengevaluasi beberapa model untuk
mendeteksi dan mengukur manajemen laba berdasarkan akrual. Dalam penelitian ini, discretionary accrual sebagai proksi atas manajemen laba diukur dengan menggunakan Modified Jones Model, karena model ini mempunyai standar error dari εit (error term) hasil regresi estimasi nilai total akrual yang paling kecil dibandingkan model-model yang lainnya. (Dechow et. al, 1995). Seperti yang dilakukan Jones (1991),
perhitungan dilakukan dengan
menghitung total laba akrual, kemudian memisahkan nondiscretionary accrual (tingkat laba akrual yang wajar) dan discretionary accrual (tingkat laba akrual yang tidak normal). Total akrual merupakan selisih antara net income dengan cash flow operation yang dirumuskan sebagai berikut (Sook, 1998): TAit = Nit – CFOit .......................................................................(1) Keterangan: TAit
= Total akrual perusahaan i pada tahun t.
Nit
= Laba bersih (net income) perusahaan i pada tahun t.
commit to user
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
CFOit = Kas dari operasi(cash flow operation) perusahaan i pada tahun t. Total akrual (TAit) sendiri juga merupakan penjumlahan dari nondiscretionary accrual dengan discretionary accrual dengan persamaan berikut: TAit =NDAit-DAit......................................................................(2) Keterangan: TAit
= Total akrual perusahaan i pada tahun t.
NDAit = Nondiscretionary accrual perusahaan i pada tahun t. DAit
= Discretionary accrual perusahaan i pada tahun t. Total akrual kemudian dirumuskan oleh Jones (1991) yang dimodifikasi
oleh Dechow et. Al (1995) sebagai berikut: TAit / Ait−1= α1 (1/ATit-1) + β1 (ΔREV+Ait−1 – ΔRECit/ Ait−1) + β2 (PPEit/Ait−1) + ε ………………………………….................(3) Keterangan: TAit
= Total akrual perusahaan i pada tahun t
ATit−1
= Total aktiva perusahaan i pada tahun t-1
ΔREVit
= Pendapatan perusahaan i pada tahun t dikurangi pendapatan pada tahun t-1.
ΔRECit
= piutang perusahaan i pada tahun t dikurang piutang tahun t-1.
PPEit
= Aktiva tetap perusahaan i pada tahun t
εit
= Error term perusahaan i pada tahun t
commit to user
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perhitungan nondiscretionary accrual menurut model Jones yang dimodifikasi kemudian dirumuskan sebagai berikut: NDAit
=α1(1/Ait−1)+β1(ΔREVit/Ait−1–ΔRECit)+β2(PPEit/Ait−1)......(4)
Keterangan: DAit
= Discretionary accrual pada perusahaan i pada tahun t
TAit
= Total akrual perusahaan i pada tahun t
Ait−1
= Total aktiva perusahaan i pada tahun t-1
ΔREVit
= Pendapatan perusahaan i pada tahun t dikurangi pendapatan tahun t-1.
ΔRECit
= piutang perusahaan i pada tahun t dikurang piutang tahun t-1.
PPEit
= Aktiva tetap perusahaan i pada tahun t.
Discretionary accrual sebagai proxy atas manajemen laba diukur dengan menggunakan Modified Jones Model, karena model ini mempunyai standar error dari εit (error term) hasil regresi estimasi nilai total akrual yang paling kecil dibandingkan model-model yang lainnya. (Dechow,et al. 1995).
B. Penelitian Terdahulu
Tahun 2008 di Indonesia perubahan Undang-Undang perpajakan yang keempat untuk pajak penghasilan UU No.36 Tahun 2008. Dalam UU Pajak Penghasilan 2008 ada perubahan tarif untuk Wajib Pajak Badan. UU ini ditetapkan pada tangal 23 September 2008 yang memungkinkan adanya cukup
commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
waktu untuk manajemen melakukan earnings management dalam merespon perubahan UU Pajak Penghasilan. Di Amerika Serikat terdapat studi empiris tentang perilaku yang memanfaatkan perubahan peraturan perpajakan (yang dikenal dengan TRA/ Tax Reform Act) yang mengevaluasi perilaku manajemen laba dalam kaitannya dengan minimalisasi pajak (Guenther, 1994). Tax Reform Act (TRA) di Amerika serikat dipublikasikan pada bulan September 1986, dan berlaku efektif 1 Juli 1987 sehingga fleksibilitas kebijakan akuntansi berperan sebagai suatu peluang yang tersedia untuk menunda pelaporan laba. Penelitian yang dilakukan oleh Guenther (1994) mencoba mengevaluasi pengaruh publikasi TRA terhadap perusahaan di United State (US) seperti banyak penelitian manajemen yang lain. Guenther memfokuskan pada total akrual. Dalam penelitiannya Guenther tidak berhasil membuktikan bahwa satu periode sebelum berlakunya TRA 1986, perusahaan melakukan penurunan akrual untuk memaksimumkan penghematan pajak. Kegagalan Guenther untuk membuktikan bahwa penurunan pajak dapat mempengaruhi kebijakan akrual perusahaan ini mungkin disebabkan tidak diperhitungkannya keterbatasan manajer untuk melakukan rekayasa akrual. Penelitian yang dilakukan di Indonesia oleh Siti Munfiah (2003) dalam mendeteksi adanya earning management menggunakan pendekatan discretionary accrual model Jones. Hasil penelitiaannya tidak dapat membuktikan adanya perilaku perusahaan yang berusaha untuk menurunkan laba pada tahun 2000 dengan tujuan untuk mendapatkan penghematan pajak tahun yang bersangkutan.
commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2004) yang yang menguji adanya indikasi manajemen laba saat sebelum dan sesudah perubahan tarif Pajak Penghasilan Badan tahun 2000. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa faktor perubahan tarif pajak penghasilan badan berdampak pada perilaku manajemen laba perusahaan. Hal ini ditandai dengan nilai hasil pengujian manajemen laba yang membuktikan bahwa nilai discretionary accrual setelah perubahan tarif PPh Badan lebih tinggi daripada nilai discretionary accrual sebelum perubahan tarif PPh Badan. Hal ini berarti bahwa pihak manajemen perusahaan cenderung untuk menunda penghasilannya pada tahun 2000, dimana tarif PPh Badannya masih tinggi, dan kemudian mengakuinya sebagai penghasilan pada tahun 2001, dimana tarif PPh Badannya lebih kecil, sehingga perusahaan dapat memperoleh penghematan pajak. Balchandran, et al (2007) meneliti mengenai respon manajemen dengan adanya penurunan tarif pajak di Australia Hasil dari penelitian ini yaitu manajer terbukti melakukan manajemen laba dengan hasil negatif dari discretionary accrual ketika adanya pengenalan pajak imputasi dan juga penurunan tarif pajak oleh pemerintah di tahun 1987-1988. Penelitian yang sama dilakukan oleh Yamashita dan Otogawa (2007) yang mencoba menginvestigasi pengaruh publikasi perubahan UU tarif pajak penghasilan badan terhadap perusahaan Jepang, seperti banyak penelitian manajemen laba yang lain. Dalam penelitiannya Yamashita dan Otogawa berhasil menemukan bahwa ada signifikan negatif diskresioanari akrual untuk tahun
commit to user
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
segera sebelum penurunan tarif pajak. Ini menunujukan perusahaan Jepang mengatur pendapatan akuntansi mereka untuk meminimumkan biaya pajak. Subagyo dan Oktavia (2010) melakukan penelitian tentang manajemen laba yang digunakan sebagai respon atas perubahan tarif pajak penghasilan badan Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur yang melakukan manajemen laba dalam rangka merespon perubahan tarif pajak badan di Indonesia adalah perusahaan yang memperoleh laba, sedangkan perusahaan yang mengalamai kerugian tidak melakukan manajemen laba dalam rangka merespon perubahan tarif pajak badan. Selain itu, diketahui pula bahwa manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan yang memperoleh laba dipengaruhi oleh insentif pajak dan non pajak, sedangkan manajemen laba yang dilakukan perusahaan yang mengalami kerugian hanya dipengaruhi oleh insentif non pajak. Wijaya dan Martani (2011) hasil penelitiannya menemukan bahwa perusahaan melakukan manajemen laba dalam menanggapi penurunan tarif pajak badan di Indonesia. Hal ini menunjukkan Perusahaan yang memperoleh laba (profit firm) melakukan praktik manajemen laba yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang mengalami kerugian (loss firm). Hal ini terlihat dari tingkat ratarata discretionary accrual perusahaan yang memperoleh laba lebih negatif (rendah) bila dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami kerugian. Mengacu pada penelitian terdahulu yang hasilnya berbeda-beda, penelitian ini akan menguji penurunan Penghasilan Kena Pajak dan perubahan tarif pada Wajib Pajak di Indonesia tahun 2008, yang diberlakukan efektif tahun 2009 dan 2010, memberikan peluang kepada perusahaan untuk menikmati penghematan
commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pajak, sehingga menyebabkan manajer untuk melakukan rekayasa laba akrual atau beban.
C. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis
Undang Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Sebelum penurunan tarif PPh 2008
Setelah penurunan tarif PPh 2008
Discretionary Accrual
Discretionary Accrual
Uji Normalitas
Uji Beda rata-rata dengan Wilcoxon test
Uji Beda rata-rata dengan Paired sample test
Gambar.1 Kerangka Pemikiran
a.
Kerangka Pemikiran
Penelitian ini menguji apakah dengan adanya perubahan tarif PPh Badan dalam Undang-Undang tahun 2008 direspon manajemen untuk melakukan manajemen
commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
laba yang bertujuan supaya beban pajak penghasilan lebih minim dengan menguji perbedaan tingkat discretionary accrual sebelum dan sesudah diberlakukannya UU PPh 2008.
b.
Pengembangan Hipotesis
Menurut Undang-Undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan yang berlaku efektif pada 1 Januari 2009, terdapat perubahan tarif pajak yang dikenakan, salah satunya adalah penurunan tarif pajak penghasilan Badan yang tertuang pada pasal 17 ayat 1 huruf (b) di mana wajib pajak Badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap dikenakan tarif pajak penghasilan sebesar 28% (dua puluh delapan persen). Tarif yang dikenakan ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tarif pajak yang dikenakan pada periode sebelumnya di mana tarifnya tergantung dari tingkat penghasilan kena pajak. Adanya penurunan tarif pajak ini dapat memberikan insentif bagi manajemen untuk melakukan rekayasa laba dengan cara mempercepat pengakuan biaya sebelum penurunan tarif yaitu pada tahun 2008, atau menunda pengakuan pendapatan dan memasukkan pendapatan tersebut ke laba tahun 2009. Dari hal tersebut, maka rumusan hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha:
Tingkat discretionary accrual setelah penurunan tarif pajak penghasilan Badan Tahun 2008 lebih tinggi daripada sebelum penurunan tarif pajak penghasilan Badan Tahun 2008.
commit to user
22
perpustakaan.uns.ac.id
Ho:
digilib.uns.ac.id
Tingkat discretonary accrual setelah penurunan tarif pajak penghasilan Badan Tahun 2008 lebih rendah dari pada sebelum perubahan UU perpajakan tahun 2008.
commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Pengujian dalam penelitian ini menggunakan ukuran discretionary accrual yang diperoleh dari error term total akrual dengan menggunakan model Jones(1991) yang telah dimodifikasi oleh Dechow (1995). Model Jones yang telah dimodifikasi ini dipilih karena pada model ini memperhitungkan kas pada operasi, variabel arus kas operasi digunakan untuk mengontrol tingkat kinerja yang ekstrim karena arus kas operasi sangat menentukan besarnya laba yang akan diperoleh di mana semakin besar kas operasi akan menunjukkan kesempatan perusahaan untuk memperoleh laba yang besar sehingga sangat dimungkinkan manajemen laba akan dilakukan.
2. Defenisi Operasional a. Total Akrual Model pengujian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model Jones (1991) yang telah dimodifikasi untuk menghitung total akrual yaitu: 1) Menghitung total akrual TAit
= Nit – CFOit ..................................................................(1)
commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan: TAit
= Total akrual perusahaan i pada tahun t.
Nit
= Laba bersih (net income) perusahaan i pada tahun t.
CFOit = Kas dari operasi(cash flow operation) perusahaan i pada tahun t. Total akrual tersebut dapat dipergunakan sebagai perhitungan untuk mencari proksi discretionary accrual yang merupakan ukuran manajemen laba. Total accrual sebuah perusahaan dapat dipisahkan menjadi non-discretionary accrual dan discretionary accrual. Model Jones (1991) memisahkan tingkat akrual
discretionary
dan non-discretionary.
Dalam penelitiannya
Jones
menggunakan aktiva tetap dan perubahan pendapatan untuk mengontrol perubahan non-discretionary accrual karena perubahan kondisi yang terjadi. Pendapatan digunakan sebagai kontrol terhadap lingkungan perusahaan karena pendapatan merupakan ukuran objektif dari operasi perusahaan sebelum manipulasi manajer Jones (1991). Aktiva tetap digunakan karena berkaitan dengan biaya depresiasi yang non-discretionary. Kemudian oleh Jones model tersebut dibagi dengan total aktiva tahun sebelumnya (Ait-1) dengan tujuan untuk menghilangkan pengaruh heteroskedastisitas. Penelitian ini menggunakan model Jones yang telah dimodifikasi oleh Dechow, et al (1995) yaitu bahwa perubahan pendapatan disesuaikan dengan perubahan piutang karena dalam pendapatan atas penjualan sudah tentu ada yang berasal dari penjualan secara kredit. Pengurangan terhadap nilai piutang untuk
commit to user
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menunjukkan bahwa
pendapatan
yang diterima
benar-benar
merupakan
pendapatan bersih. Penelitian ini juga menggunakan model yang dikembangkan oleh Gill- deAlbonorz and Illueca (2005), Phillips et al. (2003), Kaznik (1999), and Jeter and Shivakumar (1999) yang memasukkan arus kas dari operasi (CFO) untuk mengurangi pengaruh tingkat kinerja yang ekstrim, karena arus kas menunjukkan kesempatan untuk memperoleh laba besar. Model modifikasi Jones untuk melakukan estimasi terhadap akrual tersebut adalah sebagai berikut: TAit/Ait-1 = α1 (1/Ait−1) + β1(ΔREVit/Ait−1−ΔRECit/Ait−1) + β2 (PPEit/Ait-1) +β3(CFOit/Ait−1)+εit ………………………....... (2) Keterangan: TAit/Ait-1
= Total akrual perusahaan i pada tahun t
Ait−1
= Total aktiva perusahaan i pada tahun t-1
ΔREVit
= Pendapatan perusahaan i pada tahun t dikurangi pendapatan pada tahun t-1.
ΔRECit
= Piutang perusahaan i pada tahun t dikurangi piutang pada tahun t-1.
PPEit
= Aktiva tetap perusahaan i pada tahun t
CFOit
= Arus kas operasi perusahaan i pada tahun t
εit
= Error term perusahaan i pada tahun t
commit to user
26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari rumus diatas dapat diketahui bahwa total akrual merupakan penjumlahan antara non-discretionary accrual dengan discretionary accrual dengan persamaan sebagai berikut: TAit = NDAit-DAit……………………………… (3) Keterangan: TAit
= Total akrual perusahaan i pada tahun t.
NDAit = Nondiscretionary accrual perusahaan I pada tahun t. Dait
= Discretionary accrual pada perusahaan i pada tahun t
2). Menghitung tingkat akrual yang normal NDAit = α1 (1/Ait−1) + β1 (ΔREVitAit−1−ΔRECitAit−1) + β2 (PPEit/Ait-1) + β3(CFOit /Ait−1)…………………….. ..............(4) Oleh karena itu jika dilihat dari persamaan (3) dan (4) maka estimasi discretionary accrual adalah εit (error term). Jadi proxy discretionary accrual adalah: DAit = TAit / Ait−1 – [α1 (1/Ait−1) + β1 (ΔREVitAit−1−ΔRECitAit−1 ) + β2 (PPEit /Ait−1) +β3(CFOit /Ait−1)]……………………… (5) Keterangan: DAit
= Discretionary accrual pada perusahaan.
TAit
= Total akrual perusahaan i pada tahun t.
Ait−1
= Total aktiva perusahaan i pada tahun t-1.
ΔRECit
= Piutang perusahaan i pada tahun t dikurangi piutang pada tahun t-1
PPEit
= Aktiva tetap perusahaan i pada tahun t.
commit to user
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
CFOit
= Arus kas operasi perusahaan i pada tahun t.
ΔREVit
= Pendapatan perusahaan i pada tahun t dikurangi pendapatan tahun t-1
B. Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Real Estate yang terdaftar di BEI tahun 2006 – 2010. Pemilihan sampel dalam penelitian ini mengguanakan metode purposive sampling. Purvosive sampling merupakan suatu metode pengambilan sampel non probabilita yang disesuaikan dengan kriteria tertentu. Beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam penentuan sampel penelitian ini adalah: 1. Menerbitkan data laporan keuangan tahunan yang lengkap selama periode pengamatan 2006-2010. Pemilihan rentang waktu bertujuan agar penelitian hanya berfokus pada tahun sekitar perubahan UU PPh Tahun 2008 sehingga hasil yang diperoleh akan maksimal. 2. Perusahaan Real Estate harus
memperoleh laba selama periode
pengamatan 2006-2010. Perusahaan harus memperoleh laba karena laba yang direkayasa oleh manajemen merupakan penghasilan kena pajak. Sedangkan perusahaan yang rugi akan mengkreditkan pajaknya ke tahuntahun berikutnya. Selain itu perusahaan tidak kena kompensasi pajak akibat rugi tahun sebelumnya
yang menutupi laba pada tahun
bersangkutan.
commit to user
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Jenis dan Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan Wajib Pajak Badan perusahaan Real Estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006-2010. Di dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2006-2010 dan laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit tahun 2006-2010 dari www.idx.co.id.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode
pengumpulan data
dalam penelitian ini
adalah
metode
dokumentasi. Pengumpulan data dimulai dengan tahap penelitian pendahuluan, yaitu melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari buku–buku bacaan yang berhubungan dengan pokok bahasan dalam penelitian ini. Pada tahap ini juga dilakukan pengkajian data yang dibutuhkan, yaitu mengenai jenis data yang dibutuhkan, ketersediaan data, cara memperoleh data dan gambaran cara pengolahan data. Tahapan selanjutnya adalah penelitian pokok yang digunakan untuk mengumpulkan keseluruhan data yang dibutuhkan guna menjawab persoalan penelitian dan memperkaya literatur untuk menunjang data kuantitatif yang diperoleh.
commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Metode Analisis Data
Dalam pengelolaan data, peneliti menggunakan alat bantu berupa perangkat lunak statistik yang dikenal dengan SPSS. Sedangkan teknik analisis yang digunakan meliputi: uji statistik deskriptif, uji normalitas, dan uji beda ratarata.
1.
Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran variabel-variabel yang diteliti. Uji statistik deskriptif mencakup range, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), serta standar deviasi dari data discretionary accrual selama tahun pengamatan 2006-2010. 2.
Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini bertujuan untuk menentukan alat uji yang digunakan sebagai teknik statistik analisis data. Normalitas suatu data dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal plot, melihat grafik histogram dari residualnya, atau menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika data berdistribusi normal maka langkah yang diambil atau digunakan statistik parametrik sedangkan data tidak berdistribusi normal dengan menggunakan statistik non parametrik. Dasar pengambilan keputusan untuk analisis grafik normal plot adalah sebagai berikut (Ghozali, 2009):
commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis histogram, menuju pola distribusi normal, maka data berdistribusi normal, b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti Garis diagonal atau garis histograf, maka data tidak berdistribusi normal. Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji kolmogorov-Smirnov (K-S) adalah sebagai berikut: a. Jika p-value < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal, b. Jika p-value > 0.05 maka data berdistribusi normal.
3.
Uji Beda Rata-rata
Menurut Santoso
(2002) uji beda mean adalah dua sampel
berpasangan
diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama akan tetapi mengalami
dua
perlakuan
yang berbeda.
Dalam studi
ini
dilakukan
pembandingkan antara nilai Discretionary Accrual penurunan tarif pajak penghasilan Badan Tahun 2008. Nilai Discretionary Accrual untuk tahun 2006 dan 2007 merupakan nilai sebelum penurunan tarif pajak penghasilan Badan Tahun 2008. Dan nilai Discretionary Accrual tahun 2009 dan 2010 merupakan nilai setelah penurunan tarif pajak penghasilan Badan Tahun 2008. Dalam penelitian ini, jika data berdistribusi normal adalah paired sample t-test sedangkan data tidak berdistribusi normal adalah Wilcoxon Test. Manajemen laba dapat dilihat dengan apakah ada perbedaan yang signifikan antara
commit to user
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
discretionary accrual pada periode sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak penghasilan Badan 2008 untuk tahun 2006-2010. Pada penelitian ini tingkat signifikansi yang ditetapkan adalah 5 persen (α = 0,05) (Ghozali, 2009). Pengambilan keputusannya adalah: jika rata-rata discretionary accrual tahun 2006-2007 > rata-rata discretionary accrual tahun 2009-2010 dengan probabilitas < 0,05, maka HA diterima yang berarti perusahaan melakukan manajemen laba tahun 2009-2010 untuk menghemat pajak. Jika rata-rata discretionary accrual tahun 2006-2007 < rata-rata discretionary accrual tahun 2009-2010 dengan probabilitas < 0,05, maka maka HA ditolak yang berarti perusahaan tidak melakukan manajemen laba tahun 2009 untuk menghemat pajak.
commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian. Sampel yang terpilih dalam penelitian ini dengan metode purposive sampling sebanyak 35 perusahaan, pada sub sektor perusahaan and property yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan 2006-2010. Berdasarkan data yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Adapun perusahaan ya ng me me nuhi pers yara ta n adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Sampel Penelitian No. 1. 2.
Keterangan Perusahaan real estate yang terdaftar di BEI selama periode tahun 2006-2010.
Jumlah 52
Perusahaan real estate yang datanya tidak lengkap pada laporan keuangan selama periode penga matanta hun 2006-2010.
17
Jumlah Sampel Akhir
35
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Dari keseluruhan jumlah perusahaan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010, terdapat 52 perusahaan. Sedangka n perusahaan yang tidak memenuhi persyaratan sebagai sampel sebanyak 17 sehingga sampel yang diambil pada penelitian ini sebanyak 35 perusahaan pada
commit to user
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
setiap tahunnya yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dalam pemilihan sampel sehingga jumlah observasi (n) dalam penelitian adalah 35 x 5 = 1 7 5 perusahaan real estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Dilihat dari komposisi sampel perusahaan maka dapat diketahui bahwa sampel yang diambil sudah cukup mewakili populasi.
B. Hasil Analisis Data 1.
Hasil Statistik Deskriptif
Sebelum
dapat
menemukan
menghitung nilai dari total
nilai
discretionary
accrual,
pertama-tama
akrual yang akan menjadi variabel dependen.
Kemudian dilakukan regresi untuk dapat menemukan nilai dari estimasi nondiscretionary accrual. Estimasi non-discretionary accrual menggunakan model Jones yang telah dimodifikasi oleh Dechow, et al (1995). Dari hasil regresi, diperoleh koefisien yang digunakan untuk mencari nilai non-discretionary accrual yang nantinya akan digunakan untuk mencari nilai discretionary accrual. Penelitian dilakukan pada periode 2006-2010 dengan sampel adalah 35 perusahaan. Data penelitian diambil berdasarkan laporan tahunan yang merupakan
data akhir tahun dari masing-masing perusahaan. Nama-nama
perusahaan selama tahun 2006–2010 tersebut adalah sebagaimana tercantum pada Lampiran. Setelah diketahui nilai dari discretionary accrual pada tahun 2006 sampai tahun 2010, maka dapat diketahui range, nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata, serta standar deviasinya setiap tahun dari 35 perusahaan tersebut pada analisis statistik deskriptif. Tabel 4.2 berikut ini menyajikan statistik deskriptif
commit to user
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
untuk discretionary accrual tahun 2006-2010.
Tabel 4.2 Descriptive Statistics N DA.06 DA.07 DA.08 DA.09 DA.10 DA_Sblm DA_Ssdh Valid N (listwise) Sumber: OutputSPSS
35 35 35 35 35 35 35
Minimum -0,0648 -1,6749 -2,9587 -0,1656 -0,3971 -0,7546 -0,2814
Maximum 0,5320 0,2023 3,4249 2,2779 1,9178 0,2513 1,9669
Mean 0,095192 -0,089535 0,217641 0,228225 0,207381 0,002828 0,217803
Std. Deviation 0,1162051 0,3372315 0,9049129 0,4176019 0,4405472 0,1754274 0,4107720
35
Tabel statistik deskriptif menjelaskan bahwa nilai minimum variabel discretionary accrual tahun 2006 sebesar -0,0648, discretionary accrual tahun 2007 sebesar -1,6749,
discretionary
accrual tahun 2008 sebesar 2,9587,
discretionary accrual tahun 2009 sebesar -0,1656, discretionary accrual tahun 2010 sebesar -0,3971, discretionary accrual sebelum penurunan pajak 2008 sebesar -0,7546 dan
discretionary
accrual sesudah penurunan pajak 2008
sebesar -0,2814. Sedangkan nilai maksimumnya discretionary accrual ta hun 2006 sebesar
0,5320, discretionary
accrual tahun 2007 sebesar 0,2023,
discretionary accrual tahun 2008 sebesar 3,4249, discretionary accrual tahun 2009 sebesar 2,2779, discretionary discretionary
accrual sebelum
accrual tahun 2010 sebesar 1,9178,
dan DA sesudah
2,0600. Rata-rata nilai
discretionary accrual pada tahun 2006 sebesar 0,095192, dengan standar deviasi sebesar DA tahun 2007
sebesar
-0,089535 dengan standar deviasi sebesar
0,3372315, DA tahun 2008 sebesar 0,217641 dengan standar deviasi 0,9049129,
commit to user
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DA tahun 2009 sebesar 0,228225 dengan standar deviasi 0,4176019, DA 2010 sebesar 0,207381 dengan standar deviasi 0,4405472, DA sebelum 0,002828 dengan standar deviasi 0,1754274 dan DA sebelum 0,217803 dengan standar deviasi
0,4107720. Nilai
menunjukkan bahwa
discretionary
accrual
terdapat discretionary
yang
bertanda
positif
accrual yang menaikkan laba
(income increasing) dan bertanda negatif menurunkan laba (income decreasing). Rata-rata
discretionary
accrual
setelah adanya
peraturan
pajak
2008
menunjukkan nilai positif hal ini menunjukkan bahwa terjadi usaha menurunkan laba di mana tarif pajaknya lebih tinggi sebelum adanya penurunan tarif pajak 2008. 2.
Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini bertujuan untuk menentukan alat uji yang digunakan sebagai teknik statistik analisis data. Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika data
berdistribusi normal maka langkah yang diambil atau digunakan statistik parametrik sedangkan data tidak berdistribusi normal dengan menggunakan statistik non parametrik.. (Ghozali,2009). Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji kolmogorov-Smirnov (K-S) adalah sebagai berikut: a. Jika p-value< 0.05 maka data tidak berdistribusi normal, b. Jika p-value> 0.05 maka data berdistribusi normal. Pada pengujian ini nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov jika lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi secara normal, tetapi jika nilai signifikansi di
commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bawah 0,05 menunjukkan bahwa variabel yang diuji tidak berdistribusi normal (Ghozali,2009). Tabel 4.3 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test DA.06
DA.07
DA.08
DA.09
DA.10
DA_Sblm
DA_Ssdh
35
35
35
35
35
35
35
0,095192
-0,089535
0,217641
0,228225
0,207381
0,002828
0,217803
0,116205
0,337232
0,904913
0,417602
0,440547
0,1754274
0,4107720
0,.288
0,311
0,278
0,311
0,249
0,246
0,284
Positive
0,288
0,257
0,278
0,311
0,249
0,170
0,284
Negative
N Normal Parameters(a,b)
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute
-0,126
-0,311
-0,275
-0,229
-0,205
-0,246
-0,243
Kolmogorov-Smirnov Z
1,702
1,842
1,647
1,838
1,472
1,458
1,681
Asymp. Sig. (2-tailed)
0,006
0,002
0,009
0,002
0,026
0,029
0,007
Sumber: output SPSS
Tabel 4.3 menjelaskan bahwa nilai Z Kolmogorov-Smirnov untuk periode tahun 2006 sebesar 1,702 dengan p-value 0,006 periode tahun 2007 sebesar 1,842 dengan p-value 0,002, periode tahun 2008 sebesar 1,647 dengan p-value sebesar 0,009, periode tahun 2009 sebesar 1,838 dengan p-value 0,002 periode tahun 2010 dengan p-value 0,026, DA sebelum adanya penurunan tarif pajak 2008 sebesar 1.458 dengan p-value 0,029 dan DA setelah adanya penurunan tarif pajak 2008 sebesar 1.681 dengan p-value 0,007. Dari tabel 4.2 terlihat bahwa nilai KS-Z mempunyai p-value < 0,05 sehingga alat uji statistik yang digunakan sebagai penelitian adalah non parametrik yaitu wilcoxon test .
commit to user
37
perpustakaan.uns.ac.id
3.
digilib.uns.ac.id
Hasil Uji Hipotesis Setelah melakukan uji normalitas, maka data discretionary accrual
dilakukan tahun 2007 sampai dengan tahun 2010, dan discretionary accrual sebelum dan discretionary accrual setelah adanya penurunan tarif pajak 2008 dilakukan uji wilcoxon test karena dari uji normalitas terbukti bahwa data tidak berdistribusi normal. Hipotesis yang diajukan menyatakan bahwa terdapat perbedaan tingkat discretionary accrual antara sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak Badan 2008, dimana perusahaan yang melakukan manajemen laba diindikasikan tingkat discretionary accrualnya lebih rendah pada saat sesudah penurunan tarif pajak tersebut. Untuk mengetahui kebenaran hipotesis tersebut, maka dilakukan uji beda wilcoxon test antara tingkat discretionary accrual antara sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak 2008. Jika terdapat perbedaan yang signifikan antara tahun 2006 dengan 2010, antara tahun 2007 dengan 2009 dan DA sebelum dengan DA sesudah adanya penurunan tarif pajak 2008 pada 35 perusahaan yang telah dijadikan sampel pengujian, maka perusahaan-perusahaan tersebut melakukan manajemen laba sehubungan dengan adanya penurunan tarif pajak 2008. Perusahaan tidak melakukan manajemen laba jika nilai total akrual sama dengan nilai non-discretionary accrual, atau nilai discretionary accrual sama dengan nol, maka peneliti menguji nilai discretionary accrual antara sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak. Alat uji yang digunakan adalah uji beda wilcoxon test. Tabel 4.4 dibawah ini menunjukkan hasil dari uji beda tersebut
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabe l 4.4 Hasil Uji Beda Rata-Rata Discretionary Accrual Uji Statistik Wilcoxon Test DA 2006 DA 2010
N
Mean
Sig. (p-value)
35 35
0,095192 -0,089535
DA 2007 DA 2009
35 35
0.217641 0,228225
0,000
DA Sebelum DA Setelah
35 35
0,002828 0,217803
0,001
0,039
Sumber: Output SPSS, data diolah
Tabel 4.2 menjelaskan bahwa hasil yang diperoleh dari uji beda rata-rata discretionary accrual menunjukkan bahwa secara statistik terlihat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara periode 2 tahun sebelum penurunan tarif pajak Badan 2008 dengan 2 tahun sesudah penurunan tarif pajak Badan 2008 yaitu dengan nilai signifikansi sebesar 0,039,
antara periode 1 tahun sebelum
penurunan pajak Badan 2008 dengan 1 tahun sesudah penurunan tarif pajak Badan 2008 yaitu dengan nilai signifikan sebesar 0,000 dan discretionary accrual sebelum dengan discretionary accrual setelah tarif pajak pajak Badan 2008 sebesar 0,001. Oleh karena nilai p-value < 0.05 maka ada perbedaan setelah adanya penurunan tarif pajak Badan 2008 pada periode 1 tahun sebelum dengan 1 tahun sesudah adanya penurunan tarif pajak Badan 2008, periode 2 tahun sebelum dengan 2 tahun sesudah adanya penurunan tarif pajak Badan 2008, dan discretionary accrual sebelum dengan discretionary accrual sesudah adanya penurunan tarif pajak Badan 2008. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa data empiris mendukung hipotesis alternatif yang diajukan.
commit to user
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Pe mbahasan
Dalam penelitian yang dilakukan digunakan uji wilcoxon test denga n analisis compare means untuk dapat mengetahui perbedaan tingkat discretionary accrual pada tahun sebelum penurunan tarif pajak Badan 2008 yang dibandingkan dengan tingkat discretionary accrual sesudah perubahan tarif pajak Badan 2008. Rata-rata discretionary accrual sebelum penurunan tarif pajak Badan 2008 yaitu sebesar 0,003939, dimana nilai rata- rata discretionary accrual sebelum adanya tarif pajak Badan 2008 lebih rendah daripada discretionary accrual setelah adanya tarif pajak Badan 2008 sebesar 0,217803. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi usaha penurunan laba pada tahun sebelumnya di mana tarif pajaknya lebih
tinggi
sebelum adanya penurunan tarif. Tingkat
signifikansi yang diperoleh menunjukkan probabilitas tingkat signifikansi sebesar 0,001, hal tersebut menunjukkan bahwa secara absolut, akrual tahun sebelumnya lebih rendah dan secara statistik ada perbedaan secara signifikan, hal ini menandakan manajemen menggunakan akrual untuk menghemat pajak. Hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa tingkat discretionary accrual sesudah penurunan tarif pajak penghasilan Badan 2008 akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan sebelum penurunan tarif pajak penghasilan Badan 2008 dapat diterima. Hasil pengujian tersebut membuktikan bahwa adanya perubaha n tarif PPh Badan yang lebih kecil direspon oleh perusahaan untuk melakuka n manajemen laba. Oleh karena itu data yang dihasilkan mendukung hipotesis alternatif (HA). Pada penelitian ini perusahaan real estate
commit to user
melakuka n
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penghematan laba pada tahun sesudah penurunan tarif pajak, hal ini dapat diinterpretasikan bahwa perusahaan menunda pelaporan laba tahun sebelumnya yaitu tahun 2006-2007 dan menggeser laba tersebut ke tahun 2009-2010 dalam merespon Undang-Undang Perpajakan tarif PPh Badan 2008. Dari hasil yang diperoleh tersebut membuktikan bahwa manajemen menggunakan akrual untuk menghemat pajak, selain itu manajemen di Indonesia melakukan tindaka n opportunistik dalam merespon penurunan tarif pajak penghasilan Badan 2008. Pada penelitian ini perusahaan terbukti melakukan manajemen laba setelah penurunan tarif pajak penghasilan Badan 2008. Hasil penelitian ko nsisten dengan penelitian yang dilakukan Wulandari, dkk (2004) yang meneliti tentang adanya indikasi manajemen laba menjelang Undang-Undang Perpajakan tahun
2000. Hasil penelitiannya
membuktikan
bahwa praktik manajemen laba masih tetap dilakukan dengan adanya perubahan Undang-Undang Perpajakan 2000. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat discretionary accrual yang lebih tinggi setelah perubahan Undang-Undang dibandingkan
sebelum perubahan Undang-Undang. Dengan dibuktikannya
penelitian ini, maka menunjukkan bahwa pihak manajemen perusahaan cenderung untuk mentransfer labanya pada periode setelah Undang-Undang Perpajakan, karena pada periode ini tarif pajak penghasilannya telah menurun sehingga perusahaan dapat memperoleh penghematan pajak. Dan Hasil penelitian juga didukung oleh Yamashita dan Otogawa (2007) yang meneliti tentang pengaruh publikasi perubahan Undang- Undang tarif pajak penghasilan badan terhadap perusahaan Jepang. Dalam penelitiannya ini membuktikan terdapat perbedaan
commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang signifikansi discretionary accrual untuk tahun sebelum penurunan tarif pajak. Hal ini membuktikan bahwa manager perusahaan menunda penghasilan dalam menanggapi perubahan Undang-Undang Perpajakan yang digunakan untuk meminimalkan biaya pajak penghasilan badan. Sedangkan hasil penelitian ini tidak didukung oleh penelitian yang dilakukan Hidayati dan Zulaikha (2003) yang melakukan penelitian menggunakan
mengenai
pendekatan
adanya
perilaku
earning
management
discretionary
accrual.
Hasil
penelitiannya
menunjukkan bahwa perubahan Undang-Undang Perpajakan tahun 2000 tidak direspon oleh Wajib Pajak Badan untuk melakukan earning management dengan tujuan untuk meminimumkan beban pajak penghasilan perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya perbedaan discretionary accrual pada tahun 2000 dan 2001, dan hal ini diinterpretasikan bahwa perusahaan tidak menunda pelaporan laba tahun 2000 dan menggesernya ke tahun 2001 dalam merespon Undang-Undang Perpajakan 2000 tersebut, dan hasil penelitian Hidayati dan Zulaikha (2003) dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiawati dan Na’im (2000) yang menguji apakah terdapat perilaku manajemen laba di perusahaan manufaktur pada saat penurunan tarif pajak tahun1994. Hasil penelitiannya tidak membuktikan adanya perilaku perusahaan untuk menurunkan laba setelah penurunan tarif pajak tahun 1994 tersebut.
commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tingkat Manajemen Laba Sebelum dan Sesudah PenurunanTarif Pajak Badan 2008 pada perusahaanperusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), periode penelitian 2006-2010.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara 2 tahun (tahun 2006) sebelum adanya tarif pajak Badan 2008 dan 2 tahun (tahun 2010) setelah adanya tarif pajak Badan 2008 terhadap tingkat manajemen laba. Hal ini ditunjukkan dengan 35 perusahaan yang dijadikan sample memiliki nilai rata-rata yang berbeda pada discretionaryaccrual. Sebelum adanya tariff pajak Badan 2008 dan setelah adanya tarif pajak Badan 2008. 2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara 1 tahun (tahun 2007) sebelum adanya tarif pajak Badan 2008 dan 1 tahun (tahun 2009) setelah adanya tarif pajak Badan 2008 terhadap tingkat manajemen laba. Hal ini ditunjukkan dengan 35perusahaan yang dijadikan sample memiliki nilai rata-rata yang berbeda pada discretionary accrual sebelum adanya tarif pajak Badan 2008 dan setelah adanya tarif pajak Badan 2008. 3. Terdapat perbedaan yang signifikan sebelum (tahun 2006 dan tahun 2007) adanya tarif pajak Badan 2008 dan setelah (tahun 2009 dan tahun 2010)
commit to user
43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
adanya tarif pajak Badan 2008 terhadap tingkat manajemen laba. Hal ini ditunjukkan dengan 35 perusahaan yang dijadikan sample memiliki nilai rata-rata yang berbeda pada discretionary accrual sebelum adanya tarif pajak Badan 2008 dan setelah adanya tarif pajak Badan 2008. B. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. penelitian ini memiliki sampel yang sedikit akibat adanya persyaratan sampel harus dipenuhi untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih baik, 2. Periode penelitian yang pendek menyebabkan jumlah pengamatan yang dilakukan tidak telalu banyak.
C. Saran
Dari keterbatasan yang ada, saran yang dapat dikemukakan untuk penelitian selanjutnya agar dapat memperoleh hasil yang lebih baik adalah: penelitian ini menggunakan model Model Jones dimodifikasi oleh Dechow, et al (1995) yang telah telah penulis modifikasi sesuai dengan pola distribusi laba emiten di Bursa Efek Jakarta yang mengikuti pola random walk. Keakuratan model jones yang dimodifikasi ini perlu dikaji lagi dengan menggunakan model alternatif penilaian perusahaan yang lain. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan menggabungkan perusahaan yang bernilai buku ekuitas negatif dan positif, dan juga untuk sektor non .
D. Implikasi Penelitian
Secara teori informasi
akuntansi
yang
digunakan secara luas oleh
investor dan analis keuangan dapat memunculkan keinginan manajemen melakukan manajemen laba dengan maksud mempengaruhi harga saham jangka pendek. Manajemen laba dapat dideteksi atau diproxy dengan menggunakan Discretionary Accrual. Discretionary
Accrual dapat digunakan untuk
mendeteksi manajemen laba, perusahaan biasa melakukan tax shifting atau penggeseran laba dengan adanya Undang-Undang mengenai penurunan PPH, sehingga laba yang dibayarkan oleh perusahaan pada tahun sebelum adanya penurunan tarif PPh akan lebih sedikit karena digeserkan pada tahun setelah adanya UU penurunan tariff PPh. Hasil penelitian Balachandran, et al (2007) membuktikan bahwa model modifikasi Jones oleh Dechow (1994) dapat digunakan untuk mendeteksi tingkat discretionary accrual.
commit to user