Daftar isi Daftar isi Prakata Pendahuluan 1 Ruang lingkup 2 Acuan normatif 3 Istilah dan definisi 4 Ketentuan umum 4.1 Manfaat 4.2 Pemifihan Material 4.3 Penyesuaian dari berubahan dan tambahan 4.4 Mudah dibaca dan informatif 4.5 Etika 4.6 Estetika 4.7 Pemeliharaan 5 Tata cara peletakan 5.1 Menempel di dinding 5.2 Digantung 5.3 Ditiang 5.4 Dipintu 5.5 Dilantai
i ii iii 1 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 5 6 7 7
5.6 Di Rute aksesibel 6 Tata cara penentuan dimensi 6.1 Rambu pengenal area/ruang 6.2 Rambu petunjuk 6.3 Rambu pengenal area/ruang 6.4 Rambu pengenal ruang/individu 6.5 Rambu pengenal meja 7 Tata cara penggunaan huruf 8 Tata cara pengguaan simbol 9 Tata cara pemulihan warna Lampiran A: Contoh-contoh simbul Lampiran B: Daftar nama dan lembaga Bibliografi
8 9 9 9 9 10 10 10 14 15 17 20 21
Prakata Pedoman perancangan rambu-rambu di dalam bangunan ini dipersiapkan oleh Panffia Teknik Standarisasi Btdang Konstruksi dan Bangunan, melalaui Gugus Kerja Bidang Tata Ruang Bangunan dan Kawasan pada Sub Panitia Teknik Bidang Permukiman, Tata Cara ini diprakarsai oleh Pusat Litbang Permukiman, Badan Litang Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. Pedoman ini disusun untuk dgunakan sebagai acuan bagi perancang dan pelaksana dalam kegiatan perencanaan dan perancangan ruang-dalam pada bangunan gedung umum yang meliputi tentang tata cara penggunaan rambu-rambu di dalam bangunan, antara lain: peletakan, ketentuan dimensi, penggunaan huruf, penggunaan simbol dan ketentuan warna. Pedoman ini disusun dengan mengacu pada hasil penelitian Pusat Litbang Permukiman, Badan Litang Departemen Kimpraswil dan acuan standar yang bersifat universal dengan mempertimbangkan aksesbilitas untuk penyandang cacat. Tata penulisan mengikuti Pedoman BSN No. 8 tahun 2000 - Penulisan Standar Nasional Indonesia, dan telah dibahas melalui forum konsensus yang dilaksanakan di Bandung pada tangal 6 Oktober 2004 dengan melibatkan para ahli dari berbagai instansi terkait sesuai ketentuan Pedoman BSN No. 9 tahun 2000.
Bandung, Desember 2004
Pendahuluan Bangunan gedung terdiri dari susunan ruang yang saling berhubungan satu dengan yang lainmembentuk satu kesatuan. Ruang-ruang di dalam bangunan gedung mempunyai fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan aktifitas yang ada. Dalam mengenali suatu ruang perlu adanya petunjuk yang dapat menuntun penghuni ke suatu tujuan tertentu sesuai yang diinginkan. Rambu adalah salah satu sarana yang dapat memberikan petunjuk di dalam bangunan gedung. Dalam perancangan rambu-rambu dalam bangunan gedung perlu memperhatikan tata cara yang benar yaitu meltputi; peletakan, penentuan dimensi, penggunaan huruf, penggunaan simbol dan penggunan warna. Dengan berpedoman tata cara tersebut diharapkan fungsi suatu bangunan dapat dimanfaatkan secara optimal dan dapat memberikan kemudahan bagi penghuni dalam perjalanannya menuju area ruang, ruang atau tempat tertentu serta mendapatkan pesan tentang larangan, peringatan dan informasi yang dibutuhkan.
Perancangan rambu-rambu di dalam bangunan gedung 1
Ruang lingkup
Pedoman ini digunakan sebagai petunjuk dalam perancangan rambu-rambu di dalam bangunan gedung umum, supaya memudahkan pejalan kaki berjalan menuju area ruang, ruang atau tempat tertentu, serta mendapatkan pesan tentang peraturan, peringatan dan informasi yang diperlukan. Pedoman ini meliputi tata cara: a) Peletakan, b) Penentuan dimensi, c) Penggunaan huruf, d) Penggunaan simbol, e) Penggunaan warna.
2
Acuan normatif
SNI 03-6574-2001, Tata cara perancangan pencahayaan darurat, tanda arah dan sistem peringatan bahaya pada bangunan gedung. Design and Construction Standards 10421-2001, Architectural signage. Interior Graphic and Design Standards ISBN 0 85139 315 2-1986, Interior signage. ADA and ANSI Guideiines-1998, Interior architectural signage. Time-Saver Standard For Interior design and Space Planning-1992. Signage system design criteria.
3.
Istilah dan Definisi
3.1
area bangunan
bagian dari bangunan yang terdiri dari ruang-ruang yang mengelompok secara horisontal maupun vertikal yang disatukan secara fungsional membentuk satu identitas. 3.2
bangunan
setiap struktur yang digunakan atau dimaksudkan untuk menunjang atau mewadahi suatu penggunaan atau kegiatan manusia. 3.3
bangunan dan gedung umum
semua bangunan, tapak bangunan dan lingkungan luar bangunannya, baik yang dimiliki oleh pemerintah dan swasta, maupun perorangan, yang berfungsi selain sebagai rumah tinggal pribadi, yang dklirikan, dikunjungi dan mungkin di gunakan oleh mayarakat umum. 3.4
jalur pemandu
jalur yang digunakan bagi pejalan kaki, termasuk untuk penyandang cacat, yang memberikan panduan arah dan tempat tertentu,
3.5
rambu
tanda yang bersifat verbal (dapat didengar) bersifat visual (dapat dilihat) atau tanda yang dapat dirasakan/diraba. 3.6
rambu arah
rambu yang berfungsi sebagai penunjuk arah bagi penghuni untuk memudahkan melakukan perjalanan menuju area bangunan, ruang dan tempat tertentu dalam bangunan. 3.7
rambu mekanikal elektrikal
rambu yang berfungsi untuk memudahkan penghuni mendapatkan mengoperasikan peralatan mekanikal elektrikal bangunan. 3.8
letak dan cara
rambu pengenaf
Petunjuk suatu identitas area bangunan, ruang, tempat tertentu dalam bangunan 3.9
rambu peraturan
tanda untuk memberikan pesan bagi penghuni tentang aktifitas yang dilarang atau diwajibkan di dalam bangunan. 3.10
rambu peringatan
tanda untuk memberikan pesan bagi penghuni tentang kemungkinan adanya resiko yang akan membahayakan keselamatan penghuni di dalam bangunan. 3.11
rambu petunjuk
rambu yang memuat informasi tentang tata letak ruang, fungsi ruang, data penghuni, serta fasilitas yang ada di dalam bangunan. 3.12
ruang
bagian dari suatu bangunan yang dapat ditentukan batasnya, seperti kamar, toilet, tempat pertemuan, jalan masuk, gudang dan lobby. 3.14 rute aksesibel jalur lintasan aksesibe! yang menggabungkan suatu elemen/ruang, dengan elemen ruang lainnya dari suatu bangunan. Rute aksesibel interior temiasuk koridor, lantai, ramp, dan lift. 4
Ketentuan Umum
4.1
Manfaat
Sebelum menentukan rambu-rambu yang akan digunakan dalam bangunan, perancang harus peka dalam menentukan bagaimana rambu digunakan secara efektif. Rambu-rambu yang akan digunakan harus menjadikan satu kesatuan arsitektur bangunan dengan mempertimbangkan pemilihan material, warna, penempatan dan jenis kegunaan sementara atau permanen.
4.2
Pemilihan material
Pertimbangan dalam menentukan material rambu adalah persyaratan daya tahan atau keawetan. Komponen yang digunakan lebih dari satu jenis material harus diperhatikan cara penggabungannya. Material hams mempunyai persyaratan: a) Daya tahan dari kerusakan yang disebabkan manusta atau binatang. b) Bahan yang digunakan hams mempunyai ketahanan tertiadap temperatur ruangan dan tahan lama sampai waktu yang ditentukan. c) Wama dari material tidak luntur atau berubah, d) Tahan terhadap goresan yang menyebabkan huruf atau simbol menjadi buram, e) Bahan yang biasa digunakan mempunyai ketebalan minimnal 0.08 cm, f) Bahan yang dapat digunakan seperti: mika, almunium, kayu, besi, kuningan, magnesium, braso, perunggu, stainless steel dan bahan lain yang sejenis. 4.3
Penyesuaian dari berubahan dan tambahan
Rambu-rambu dalam bangunan hams memperhatikan perubahan tata ruang dan fungsi ruang dalam bangunan. Pertimbangan utama dalam mengatasi peaibahan adalah dengan pemilihan material dan cara pemasangan. 4.4
Mudah dibaca dan informatif
Kemudahan dalam membaca rambu d'rtentukan oleh pemilihan jenis huruf, ukuran hunjf, spasi, posisi huruf, warna huruf dan latar belakang. Tulisan dalam rambu harus mengunakan bahasa yang umum dan informatff. Pesan yang disampaikan harus ringkas dan jelas sehingga mudah diterima oleh pembaca. 4.5
Etika
Penggunaan rambu-rambu di dalam bangunan harus memperhatikan kesopanan atau etika dalam menyampaikan pesan baik dari bentuk, simbol atau arti bahasa. 4.6
Estetika
Dalam penggunaan rambu harus mempertimbangkan teknik tampilan tulisan dan warna simbol yang menarik dan benar dengan mengacu pedoman grafis yang ada. Faktor pencahayaan untuk rambu-rambu dalam bangunan sangat panting, pencahayaan dapat menggunakan pencahayaan alami atau buatan dengan mempertimbangkan lama penyinaran dan arah cahaya. Pemiukaan rambu tidak boieh dilapisi dengan material yang menyilaukan atau memantulkan cahaya, karena dapat mengurangi kejelasan pesan yang disampaikan. 4.7
Pemilihan
Pemeliharaan atau perawatan harus dilakukan secara berkala sehingga pesan dari rambu tersebut masih tersampaikan dengan baik untuk jangka waktu yang ditentukan.
5
Tata cara peletakan
5.1
Ditempel didinding
a)
Rambu petunjuk yang ditempel di dinding diletakan dengan jarak batas bawah minimum 90 cm dan batas atas maksimum 180 cm, jarak diukur dari atas permukaan lantai, Ketebalan rambu petunjuk yang ditempel di dinding maksimal 10 cm atau dapat lebih selama tidak menghalangi atau merintangi pejalan yang meEewatinya, Rambu petunjuk arah, pengenal, larangan, informasi dan peringatan yang mempunyai diameter antara 15x15 sampai 30 cm x 30 cm di tempel di dinding dengan jarak 150 cm terhitung dari muka lantai ke as rambu,
b) c)
Sumber: 1. ADA/ ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999 2. Accessibility for Disable - A Design Manual for a Barrier Free Environment, United Nation Enable
Gambar 1 Peletakan rambu yang ditempel di dinding
d)
Peletakan rambu di dinding karidor dekat pintu
Sumber: Tactile Signage, Federal Identity Program Manual, Treasury Board of Canada Secretariat, 1997 Gambar 2 Tata letak di dinding koridor pintu 5.2
Di gantung
a)
Rambu yang peletakannya digantung harus mempunyai ketinggian 200 cm terhirtung dari muka Iantai sampai batas bawah rambu. Tanda yang digantung dengan jarak baca maksimal 500 cm, menggunakan tinggi huruf 5cm. Setiap penambahan jarak pandang 100 cm harus diikuti dengan penambahan tinggi huruf 1 cm.
b)
Sumber: ADA/ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999 Gambar 3 Rambu diletakan digantung
Sumber:
Accessibility for Disable - A Design Manual for a Barrier Free Environment, United Nation Enable Gambar 4 Jarak pandang rambu
Gambar 5 Proporsi jarak baca
5.3
Di tiang
Rambu diletakan di tiang dapat dibuat dengan lebar 30 cm atau lebih, asal tidak menghalangi pejalan kaki, dengan ketinggian 90 cm sampai 180 cm di'atas muka lantai.
Sumben Interior Graphic and Design Standards, 1986 Gambar 6 Rambu diletakan di tiang
5.4
Di pintu
Rambu yang diletakkan di daun pintu harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a) Pintu harus berjenis swing atau pintu dorong, b) Apabila jenis pintu geser dinding hams transparan/ kaca, c) Pintu harus dilengkapi peralatan yang dapat menutup sendiri saat dibuka. Apabila pintu tidak memenuhi persyaratan diatas, maka rambu harus diletakkan di dinding samping pintu atau pada sisi pegangan pintu. Apabila dilengkapi dengan huruf braille, tlnggi huruf dan braille harus di antara 120 cm sampai dengan 150 cm dari muka lantai.
Sumber. ADA/ ANSI
Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999 Gambar 7 Peletakan rambu di pintu
5.5
Di lantai
Jalur pemandu untuk penyandang cacat menggunakan simbol bertekstur yang diletakkan di lantai. Simbol tekstur garis-garis menunjukkan arah perjalanan dan simbol buiat memberikan peringatan terhadap adanya perubahan situasi di sekitamya.
Sumber.
Persyaratan teknis aksesibilitas pada bangunan umum dan Eingkungan Gambar 8 Simbol pemandu
Sumber: Persyaratan teknis aksesibilitas pada bangunan umum dan lingkungan Gambar 9 Peletakan simbol pemandu
5.6
Di rute aksesibel
Rambu arah di rute aksesibel menuju keluar diletakkan pada tempat yang dapat mudah terbaca (menggantung atau ditempel di dinding). Pintu atau jalur yang bukan menuju keluar diberi rambu" bukan untuk keluar".
Sumben Interior Graphic and Design Standards, 1986 Gambar 10 Peletakan rambu a rah di rute aksesibei
6
Tata cara penentuan dimensi
6.1
Rambu pengenal area/ruang (digantung)
Dimensi rambu antara 25 cm x 60 cm sampai dengan 30 cm x 180 cm
Sumber Time-Saver Standards for Interior Design and Space Planning, Signage and Graphic, 1992 Gambar 11 Dimensi rambu pengenal ruang
6.2
Rambu petunjuk
Dimensi rambu untuk keterangan kolom 10 cm x 45 cm dan untuk bans kolom 5 cm x 45 cm
Sumber Saver
Time-
Standards for Interior Designand Space Planning, Signage and Graphic, 1992 Gambar 12 Dimensi rambu petunjuk
6.3
Rambu pengenal area/ruang (ditempel di dinding atau di pintu)
Dimensi rambu antara 15 cm x 15 cm sampai dengan 30 cm x 30 cm
Sumber Time-Saver Standards for Interior Designand Space Planning, Signage and Graphic, 1992 Gambar 13 Dimensi pengenal area/ruang
Rambu pengenal individu (ditempel di dinding atau di pintu) Dimensi rambu maksimal panjang 30 cm dan maksimal lebar 15 cm
Sumber Time-Saver Standards for Interior Designand Space Planning, Signage and Graphic, 1992 Gambar 14 Dimensi pengenal individu
Rambu pengenal individu (diletakan di atas moja) Dimensi rambu maksimal panjang 30 cm dan maksimal lebar 5 cm
Sumber: Time-Saver Standards for Interior Designand Space Planning, Signage and Graphic, 1992 Gambar 15 Dimensi pengenal meja
7 Tata cara penggunaan huruf a) Rambu untuk ruang-ruang permanen harus mengunakan huruf besar atau kapital, kecuali pada bagian rambu yang terpisah untuk huruf kapital dengan braille
Sumber; ADA/' ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999 Gambar 16 Penggunaan huruf kapital
b)
Jenis huruf yang digunakan adalah jenis sans serif, tanpa menambah keindahan pada dasar huruf dan atas huruf.
Sumber: ADA/ ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999 Gambar 17 Penggunaan keindahan huruf
c)
Huruf untuk rambu tidak boleh memakai banyak tambahan seperti dekoratrf, huruf miring dan huruf jenis naskah.
Sumber. ADA/ ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999 Gambar 18 Penggunaan tambahan dekorasi pada huruf
d)
Tinggi huruf yang digunakan adalah antara 1,5 cm sampai dengan 5 cm, kecuali jarak pandang lebih dari 500 cm. (lihat 5.2)
Sumben ADA/ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999 Gambar 19 Penggunaan tinggi huruf
e)
Perbandingan lebar dengan tinggi huruf adalah antara 55 % sampai 110 %
Sumber: ADA/ ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999 Gambar 20 Perbandingan tinggi dan lebar huruf
f)
Ketebalan garis pembentuk huruf di antara 10 % sampai 15 % dari ketinggian huruf
Sumber: ADA/ ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999 Gambar 21 Ketebalan huruf
g)
Jarak antar huruf adalah 0,3 cm sampai dengan 1 cm, kecuali jarak antara dua huruf yang melengkung atau menyerong dengan jarak 0,15 cm.
Sumber ADA/ ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999 Gambar 22 Spasi huruf
h)
Spasi baris kata atau kalimat adalah antara 35 % - 70 % dari tinggi huruf
Surnber: ADA/ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999 Gambar 23 Spasi antara 2 huruf
i)
Semua huruf atau angka yang timbul harus disertai dengan terjemahan ke huruf braille. Huruf braille harus diletakkan tepat di bawah huruf yang timbul dengan minimum jarak 1 cm. Tipe huruf braille disarankan menggunakan singkatan untuk memudahkan pembacaan. Semua rambu yang terletak menggantung di plafon atau di atas kepala tidak pertu menggunakan huruf timbul dan braille
Sumber: ADA/ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999 Gambar 24 Penggunaan huruf Braille
9
Tata cara pemilihan warna
Pemilihan warna untuk rambu harus memperhatikan kekontrasan huruf dengan bidang latamya, tingkat kekontrasan tidak boleh kurang dari 70 %.
Sumber ADA/ ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999 Gambar 27 Kekontrasan warna
b)
Hindari wama pada bidang latar yang menyilaukan atau mengkilap
Sumber ADA/ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999 Gambar 28 Penggunaan bidang yang mengkilap
c)
Rambu di dalam bangunan mempunyai fungsi yang berbeda, setiap fungsi menggunakan kombinasi warna yang berbeda
Tabel 1 Penggunaan warna pada rambu Kategori simbol Peraturan
Tipe
Fungsi
Larangan
menyampaikan pesan Huruf hitam " aktifitas yang dilarang belakang putih merah Menyampaikan pesan Huruf merah belakang putih aktifitas yang dijawibkan merah
Perintah
Warna dengan latar dan batas tepi dengan latar dan batas tepi
Tabel 1 (Lanjutan) Kategori simbol Peringatan
Tipe Himbauan Bahaya Pemeliharaan Dan Perbaikan
Infonmasi
Darurat
Petunjuk dan Informasi
Fungsi
Warna
Menyampaikan pesan tentang Huruf hitam dengan latar kemungkinan adanya resiko belakang kuning Menyampaikan pesan adanya resiko Humf hitam dengan latar yang pasti belakang merah Menyampaikan pesan Huarf hitam dengan latar belakang peringatan adanya aktifitas oranye pemeliharaan dan perbaikan Menyampaikan infbrmasi Humf putih dengan latar mengenai prosedur dalam belakang hijau keadaan darurat Menyampaikan informasi > Huruf putih dengan latar mengenai fasilitas, petayanan dan belakang hitam/abu-abu > Huruf putih prosedur atau kondisi yang ada dengan Latar belakang biru
Sumber : a) b)
Common-use and operational sign, Federal Identity Program Manual, Treasury Board of Canada Secretariat, 1990 Tennessee Driver Handbook, Traffic Sign and Signals
Lampiran A (Inforrmatif) Contoh-contoh Simbol
Ruang Pria Ruang Wanita Runag Pria & Wanita Penyandang Cacat
Informasi Telepon Cafetaria Souvenir
Lift Servis Lift Dilarang Merokok Tangga Kebakaran
Masuk Keluar Ram Naik Ram Turun
Eskalator Tangga Ruang Tunggu Peralatan Pemadam Kebakaran
Petunjuk Keluar
Petugas Keamanan Kotak Surat Jagalah Kebersihan Dilarang Membawa Binatang
Dilarang Masuk Keluar Radio Aktif Alarm
Klinik Penitipan Barang Ruang Rias Air Minum
Perlengkapan Pria Warung Kopi Eceran Mainan Anak
Penukaran Mata Uang Kios Bunga Pakaian Wanita Sepatu
Pengantaran Barang Almari Penyimpanan Pengambilan Barang Trtoar Berjalan
Ruang Bayi Area Merokok Pemeriksaan Barang Salon
Lampiran B (Informatif) Daftar nama dan lembaga 1)
Pemrakarsa
Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan Kimpraswii, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah 2)
Penyusun
Nama Yuri Hermawan Prasetyo., ST., MT
Lembaga Pusat Litbang Pemukiman
Bibliografi Human Dimension & Interior space,1979, A Source Book Of Design Reference Standard. Tennessee Driver Handbook, Traffic Signs and Signal. University of Alberta, 1992, Interior Sign, Graphic Design and Illustration service. University Of Kentucky, 2002, Identifying Device. Federal Identity Program Manual (FIP Manual) 4.1 - 1992, Sinage system overview and implem&ntaion Federal Identity Program Manual (FIP Manual) 4.3 - 1990, Common-use and operational sign. Federal Identity Program Manual (FIP Manual) 4.3B - 1997, Tactile signage, sign sistem and installation guide. Kepmen PU Rl No, 468/KPTS/1998, tentang Persyaratan Aksesbilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan University of California San Francisco, 2002, Signage standards manual and ordering catalog.