/
ss
-""% I
tampiran 1.8.a.2).a.2).d) -a-b*B@ffi
PROSIDING
t t'
IS BN 97 B-97
9-99570- 5-4
*S** mn
rut Peran Teknologi untuk Menjamin Keamanan dan Ketahanan Pangan pada Usaha Mikro
Kecil dan Menengah dalam rangka Meningkatkan Pangsa Pasar " lakaitaf'3,.,
;'4
Nopem ber 2OO9
Editor:
Prof. Dr. Hanny Wijaya, M.Sc, Prof. Dr. Giyatmi, M.Si, Prof. Dn Hari Eko Irianto, M.Si, Dr. rer. nat. Abu Amar, Dr. RD Esti Wijayanti M.Sc Ir. Edi Wahyoio, fV.Sc, ir. dugeng Sugiharto, U.fng. ,-l Ir. Darti Nurani, M.Si, Dra.Yunahara Farida, M,&', AF!-lr#
snutttlm &l
.
. ffi NffSroffff[ :t*
Potpi 2009
-ItrtrTtrtrtr
,..*&
ISBN 978-979-99570-5-4
DAFTAR
ISI
Sambutan Ketua Panitia Sambutan Ketua PATPI Pusat Sambutan Rektor ITI (Institut Teknologi Indonesia) Jadwal Acara Seminar Nasional PATPI Jadwal Presentasi Diskusi Teknis Makalah Utama
- Prof. Dr. Hans Konrad - Badan
Biesalski
POM RI
- M. Hasroel Thayib Daftar Judul Abstrak (Oral) Peserta
- Bidang Teknologi Proses Pangan - Bidang Keamanan Pangan - Bidang Ekonomi dan Manajemen Daftar Judul Abstrak (Poster) Peserta Makalah Peserta Susunan Panitia
Seminar Nasional PATPI 2009, Jakarta, 3 - 4 Nopember
2009
| I
\
'l'l : T
rsBil 978-979-99570-5-4
STUDT KAN DUI{GAN _KAROTEI{O rD,_ UTTAH TN C DAN
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT MELINIO ( Gnetum gnemon L)
[The Study of Antioxidant Activity, Carotenoid and Vitamin C Content of Melinjo Peels ( Gnetum gnemon L) ] Tagor M.S'lregar1, Melanie Cornelial, Ermiziarz, Raskitaz
1) Jurusan Teknologi Pangan Universl'tas Pelita Harapan, TangerangBanten 2) Institut Teknologi Indonesia; Serpong-Banten
ABSTRACT
Melinjo peels contain phytochemical compounds such as carctenoid, phenolia, flavonoids and vitamin C that was useful as antioxidan| This research was conducted to study antioxidant activity and phytochemial cantenF of melinia peels extraet. rn this study, thrce 'different ty1es of
melinjo peels {red, yellow and green) were extracted by maceration method in ethanol, ethyl acetat and n-hexane for three hours. Carotenaid and vitamin C cantent af eaeh axtraet were analyscd by HPLC mcthod. The antioxidant adivity was measured by free radical savenging method with DPPH. Total phenolic and flavonoid were measured by Folin Ciocalteu and AlCft method. Ifie resu/ts sfiawed that extraettan of melinjo peels in athanot has hlgfier rendement than ethyl acetate and n-hexane. Red melinjo peels extract has the highest total phenolic, ftcarotene, lycopene, carotenaid and vitamin C cantent. Th€ |ligt est at ti*xldant aetivity was found ln yeltaw mettnla peels extract (ICSO = 76.73 mg) and the highest of total flavonoid content was found in green melinjo peels extract (3.392 mglg sample). Key words : Carotenoid, phenolic, flavanoid, vitamin C, antioxidant activig
Seminar Nasional
tpi
lrlrtt
'Jakarta 2009
Seminar Nasional PATPI 2009, lakarta, 3-+ NoOember
2OG
I
tsBN 978-979-99570-5-4
KP-62
PEIYDAHULUAN
Tanaman melinjo ( Gnetum gneman L) merupakan tanaman yang di berbagai wilayah di Indonesia khususnya pulau banyak tumbuh Jawa. Bagian-bagian dari tanaman melinjo Seperti daun, bunga dan buahnya bahyak dimanfaatkaR oleh masyarakat. Biji melinjo merupakan bagian dari tanaman melinjo yang sering dimanfaatkan untuk dijadikan makanan atau diolah menjadi produk makanan seperti emping, sedangkan kulit melinjo biasanya hanya diolah menjadi sayur. Buah-buahan umurnnya merupakan sumber vitamin C dan provitamin A (karoten) serta beberapa macam mineral seperti kalsium dan besi. Buahbuahan juga mengandung senyawa fitokimia seperti karotenoid, flavonoid, dan senlrawa fenolik yang b,ermanfaat sebagai antioksidan (Muchtadi dan Sugiyono, 1939). Selain bermanfaat sebagai antioksidan, komponen fitokimia seperti karotenoid dan senyawa fenolik juga berkontribusi terhadap warna dari buah-buahan. Buah melinjo sebenarnya adalah biji yang diselimuti oleh lapisan kulit yang dapat berwarna hijau hingga merah. Perubahan warna kulit melinjo ini mengikuti usia dari buah, dimana warna kulit berangsur-angsur berubah dari hijau, kuning hingga merah. Warna hijau, kuning dan merah pada kulit melinjo disebabkan oleh adanya kandungan komponen fitokimia. Telah banyak diketahui manfaat dari berbagai kornponen fitokimia seBefti karotenoid, fenolik dan flavonoid, antara lain sebagai antioksidan. Proses pengolahan biji melinjo menjadi produk makanan seperti emping, banyak menghasilkan kulit melinjo yang tidak dimanfaatkan, padahal kutit melinjo memiliki potensi sebagai sumber pangan fungsional. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mempelajari kandungan komponen fitokimia dan aKivitas antioksidan kulit melinjo. METODOLOGT
Bahan dan alat Bahan=bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit buah melinjo berwarna hijau, kuning dan merah, yang diperoleh dari Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang, Propinsi Banten. Bahan yang digunakan dalam analisis antioksidan dan kornponen fitokimia adalah standar asam galat (Sigma), standar quercetin (Sigma), larutan DPPH (2,Z-diphenyl-1picrythydrazyt), pelarut metanol (Merck), reagen Folin Ciocalteu (Merck), larutan Na2eO3 2olo, larutan 5olo NaNOz, larutan 1006 Alel:, larut-an NaOH lM, dan akuades. Alat-alat yang digunakan dalam mempersiapkan bahan baku adalah panei dan pisau" Alat-alat yang digunakan dalam proses ekstraksi yaitu blender, Erlenmeyer, heAter, gtirref dan magnetiC stirrer, Alat-alat yang digunakan dalam analisis adalah spektrofotometer dan rotary evaporator (BUCHT).
Persiapan Sampel Buah melinjo disortasi, dipisahkan kulit buah dan bijinya. Kulit melinjo dibet'sihkan dan dihaluskan dengan menggunakan blender sehingga siap untuk diekstrak dengan pelarut etanol, etil asetat dan n-heksan.
I S"*inu. Nasional PATPI 2009, lakarta, 3-4 Nopember 2009 I
rsBN 978-979-9957 A-5-4
Analisis Proksimat Analisis Proksimat terhadap kulit melinjo dilakukan berdasarkan metode SNI 01-2891-1992, untuk menentukan kadar air, abu, lemak dan protein. Penentuan kadar karbohidrat kulit melinjo dilakukan dengan metode by
differ€nc€.
Prosedur Ekstraksi Kulit ilelinjo Ekstraksi kulit melinjo dilakukan dengan cara maserasi dalam pelarut
etanol, etil asetat dan n-heksan. Ekstraksi ku!!t me-linjo dalam berbagai ini beftujuan untuk menentukan pelarut yang paling ere[tirBelar-ut untuk mengekstrak kutit melinjo. Kulit melinjo dimaserasi selamJ 3 jam di dalam pelarut etanol, etilasetat dan n-heksan. Ekstrak yang diperoieh kemudian dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator. peneniuan jenis pelarut berdasarkan rendemen ekstrak tertinggi.
Penentuan Aktivitas Antioksidan (Amin dan Lee, 2oo5) Penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan radikal DPPH. Sebanyak 0,25 ml sampef illeampurkan dengan petarut metanol sebanyak 6,75 ml. larutan DppH 0,2 mM ditambahkan kepada campuran. Larutan diukur absorbansinya dari menit ke-O sampai menit ke-30 d'engan fenggunakan spektrofotometer pada Banjang gelombang st7 nm. Larutan kontrol dibuat dengan menggunakan 7 ml mLtinol yang ditambahkan 1 ml larutan DPPH 0,2mM, sedangkan rarutan blanko Jigunakan metanol. Perhitungan oh inhibisi dilakukan dengan men-ogunakan rumus sebagai berikut: o/o In h i bisi
-
(abaorbansi
.kontrol - absorbansi sampel) x 100%
absorbanii kontfol
Penentuan Total Fenolik (slinkard dan singleton, aggt) Sampel sebanyak 1 gram ditambah dengan I ml reagLn Falin-Ciocalteu dan dikoeok kuat, kemudian didi_amkan selama 3 menit. sebanyak 3 ml larutan NazCOg 2olo ditambahkan ke datam larutan dan kemudian diencerkan dengan akuades sampai 50 ml. sampel diukur absorbansinya dengan rnenggunakan spektrsfstometer pada panjang gelomban g 765 nm. standar kurva regresi dibuat dengan menggunahan gattic acid gida konsentrasi 0,1 mg/mf, A,2 mg/ml, 0,3 mg/ml, A,4 mglml, din 0,5 mglmt. Penentuan Total Flavonoid (Shen et al.r 2OOg) Sebanyak 0,5 ml ekstrak sampel atau standar dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 2 ml akuades, dan kernudian dieampur dengan 0,15 m! So/s NaNOz. Campuran didiamkan selama 5 menit, dan kemuOian ditambahkan 0,15 ml LAolo AICI3 dan campuran kembali didiamkan selama 5 menit. Sebanyak 1 ml NaQH 1M kemudian ditambahkan. Campuran dikocok, dan kembali didiamkan selama 15 menit. Absorbansi diukur pada panjang gelombang 415 nm. Kuwa standar quercetin dibuat pada konsentrasi b,05 mg/m|,0,1 mg/m|,0,,1_S rnglml,0,2 mg/rnl, dan O,25 mg/ml-
Analisis Karotenoid, Likopen dan Vitamin
C
Seminar hlasional PATPI 2009,
lakarb, 3-a NoOember 2009
|
rsBN 978-979-99570-5-4
Total karoten dianalisis dengan menggunakan alat spektrofotometer U2010 Hitachi, double beam uv-vis. Beta karoten, likopen dan vltamih c dianalisis menggunakan metode HPI-C, dengan spesifikasi sebagai berikut: kolom c18, detektor uv-vis dengan panjang gelomban g zs4 nrn,- fare gerak metand 8006, dan ftow rate 0,5 mt.
HASIL DAN PEIIBAHASAI{ Karakteristik Kulit lrt€linjo Hasil anallsis proksimat kulit Melinjo pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini. Terdapat perbedaan komposisi kimia antara kulit melinjo rnerah, kulit melinjo kuning dan kulit melinjo hijau. Kulit buah melinjo yang berwarna merah, kuning dan hijau mengandung kadar air antara 72,oooo -78,ooooo/o. Kulit melinjo merah mengandung protein sebesar -Sedangkan 2,59OAa/o, kadar lemak 1,1900o/o dan karbohidrat 2],,59l]rd/o. kulit melinjo kuning mengandung prutein sebesar 0,145006, kadar lemak-o,9Og7ofr dan karbohidrat 22,7699Va. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh tingkat kematangan yang berbeda dari masing-masing kulit. Komposisi kimia buah melinjo beruariasi tergantung pada iklim, keadaan tanah, ternpat tumbuh, dan tingkat kematangan bl3"i melinjo (Direktorat Gizi Dep.Kes.Ri, LgTg). Hasil analisis proksimat yang dilakukan pada penelitian ini tidak berbeda jauh dengan hasil analisis proksirnat yang ditakukan oleh Oey et a1.,1g79, seperti yang terlihat pada tabel 2. Hasil analisis proksimat juga menunjukkan kulit melinjo merah rnemiliki kandungan protein dan lemak yang paling besar dibandingkan kulit melinjo kuning maupun kulit melinjo hr3"au. Tabel a 1 Hasil analisis proksimat dari berbagaijenis kulit Warna Air .Abu ternak Prot€in Karbshidrat (olo) Kulit (o/o) (o/o) ('/o ) ('/o) Melinio Merah Kunino Hiiau
72.8429 1.7800 I l(tnn 73,9936 2.t928 0,9097 78,1936 1.6600 L,O97t
7 trOnn 0.1450 o.2994
2t,5g7t 22,7699 L8.7499
Tabel 2 Hasil analisis proksimat da ri kulit melinjo KomDonen Kulit biii (o/o) Air 78,A Karbohidrat 16,0 Protein 4.0 Lemak 0,6 Serat Kasar 6.2 Abu L,4 Sumb€r: Oey et al.,tg7g
Ekstraksi Kulit ltetinjo Proses ekstraksi bertujuan untuk melarutkan komponen titokimia seperti ca'rotenoid, komponen fenollk, flavonold dan vitamin c yang terdapat pada kulit melinjo. Sampel kulit melinjo yang telah dipisahkan-Oari buinya terlebih riahuiu ciihaiuskan dengan menggunakai biencier'kering. eengecilan'ukuran ini beftujuan untuk memperkecil ukuran sampel serta mimperbesar luas
I
S"-iru.
Nasionat pATpI 2009, lakarta, 3-4 Nopember 2O09
rsBN 978-979-9957A-
5-
4
permukaan sampel, sehingga dapat meningkatkan rendemen ekstrak yang dihasilkan. Menurut Ruenroengklin et al. (2O08), proses ektraksi komponen fenolik dari jaringan tumbuhan dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah ukuran dan luas permukaan sampel. Prdses eksrraksi yang ditakuken terhaftap kutit metinjo mengEunakan cara maserasi, yaitu sampel direndam selama 3 jam. Fada penelitian pendahuluan, kulit melinjo dimaserasi dengan menggunakan berbagai jenis pelarut dengan tingkat kepolaran yang berbeda. lenis pelarut tersebut adalah etanol, etil asetat dan n-heksan. Fenggunaan berbagai jenis pelarut ini bertujuan untuk menentukan jenis pelarut yang piting efektif dalam mengekstrak komponen fitokimia dalam kulit melinjo. Ekstrak yang dihasllkan dari proses maserasi ditimbang massanya dan ditentukan nilai o/o rendemennya. Rendemen ekstrak kulil melinjo pada berbagai ienis pelarut dapat diamati pada Gambar 1, 2 dan 3 berikut. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa jenis pelarut rnErnpengaruhi rendemen ekstrak kutit melinjo (p<0,05). 12
s10
fs 6a
gB 6 e1 o, e.L 0
M
ds#t
nh*ssl
&nisPehrut
r.et.
e,b,c
Notasi yang sama fienunjukkan tidak ada perbedirdn Signifrkan pada G = 59fs Gambar 1 Rendernen ekstrak kulit rnelinjo merah pada berbagai jenis petarut Pacia kuiit melinjo merah, rendemen ekstrak tertinggi-diieroieh pada jenis pelarut etanol dan terdapat perbedaan signifikan antara rendemen ekstrak pada pelarut etanol dengan rendemen ekstrik pada pelarut n-heksan. 12
:s ={0
;s o^
+,#
ED
lll-l
G t4 g O6
acz 0
,,,
3,15'
LJ n di
as€tat
nielsar
JinitkEiul
6"1' a'b'c Notasi yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pada Gambar
2
u-J7()
Rendemen ekstrak kulit melinjo kuning pada berbagai jenis pelarut
Seminar Nasional pATpI 2009, lakarta,
3-
NoOember
2009
l
ISBN 978-979-99
57 A- 5- 4
Pada kulit melinJ'o kuning, rendemen ekstrak tertinggi diperoleh pada -antaia stgnifikan renderhen ekstrak pada pelarut etanol dengan rendemen ekstrik pada pelarut n-heksan.
jenis pelarut etanol dan terdapat perbedaan 12.
^
rir
;q,
B]
l
>st"i .rl =
rr
^l j b
4,724
3,18.
4--
;2
j
0+
-
dad
,-n-. etil*etd n{reks*r
&nisPelarut
Ket: e Notasi yang sama menunjukkan iiciak ada perbedaan signifikan pada 6 = 5olo Gambar 3 Rendemen ekstrak kulit melinjo hgau pada berbagaijenis pelarut Pada kulit melinjo hijau, rendemen ekstrak tertinggi diperoleh pada perbedaan- lignifitan antara rendemen ekstrak pada Belarut etanot, etil asetat rnaupun n-heksan. Etanol merupakan pelarut organik yang bersifat polar. Kulit melinjo selain mengandung komponen karofenoid, juga rnengandung komponen tain seperti senyawa-senyawa fenolik dan flavonsid yang bersifat polar. Oleh karena itu penggunaan pelarut etanol juga dapat melarutkan sebagian besar senyawa-senyawa fenolik dan flavonoid yang terkandung dalam kulit mefinjo. Pada urflumnya Eenyawa-serilrawa karotenoid be$ifat lipoliflllk dan dapat larut dengan baik dalam pelarut-pelarut organik seperti methanol, etanol, aseton, eter dan n-heksan. Dengan demikian penggunaan pelarul etanol dapat mengekstrak senyawa-senyawa karotenoida miupun senyawasenyawa fenolik dan flavonoid dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan ini, maka pelarut etanol ditentukan sebagai pelarut yang digunakan dalam penelitian utama"
jenis pelarut etanol namun tidak terdapat
Total Komponen Fenolik Komponen fenolik rnerupakan komponen yang umumnya terdistribusi pada tunnbuhan sebagai produk hasit metabolisme sekunaer (Tian et al.,
2004). Komponen fenolik meliputi berbagai jenis senyawa, namun memiliki ciri yang sama, yaitu cincin aromatik yang mengandung paling sedikit satu gugus hidroksil (tlarborne, L987). Analisis total komponen feno,lik dilakukan Oengan menggunakan metode Folin-ciocal'r u (yang et al., zooT). prinlip dari penentuan total komponen fenoiik Jengan' menggunakan metode ini adalah reaksi antara reagen Folin-Ciocalteu dengan komponen peredukst fenolik dan membentuk warna yang terdeteksi lewit spektrofotome'te.. Total komponen fenolik pada penelitian ini dinyatakan dengan menggunakan standar asarn galat. Asam galat merupakan komponen ienolik yaig paling umum terdapat di tanaman (Dykes dan Rooney, ZAOT)
I
Seminar wasional pATpI 2009, Jakarta, 3-4 Nopember 20O9
I
j
rsBN 978-979-9957 0-5-4
a
Totat komponen fenolik pada sampel kulit melinjo dapat diamati pada Gambar 4 berikut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kulit melinjo tidak mempengaruhi total komponen fenolik (p>0,05). Kulit melinjo hijau memiliki total fenolik yang paling rendah dibandingkan dengan kulit melinjo laihnya. 0,45 0,4
3.0,1s a 03
=f E3o:s
-9o
=il .g< o(,
F
0_2
0.15 r ae E U,I
o,i03"
-nm 0
kmiag
Jcnii
,Q
ftne*its
Ket: a Notasi yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pada o = SYo Gambar 4 Total fenolik pada kulit melinjo Total Komponen Flavonoid
Komponen flavonoid merupakan kelompok dari komponen fenolik yang tersebar secara alami pada tumbuhan (Seyoum et a|,,2006). Penentuan total flavonoid dilakukan dengan mereaksikan senyawa flavonoid dengan AlClg. Menurut Sharon et at. (1992\, AlCl: bereaksi secara spesifik dengan komponen flavonoid menghasilkan kompleks yang berwarna. Total komponen flavonoid dinyatakan dengan menggunakan standar Quercetin. Hasil penentuan total kornponen flavonoid Bada kulit melinjo daBat diarfiafi pada Gambaf 5.
- a:'i E'o
3.392^
il
]
EErl o{E t.oIoZ,i
Edr oqr FE
-0i
I
l
n 0,52"
l I 1
-
kurSrr$
iti
t_J hiiau
JenisKulitilelinio
l
Ket: a Notasi yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pada o = 5o/o Gambar 5 Total flavonoid pada kulit metinjo
Hasil penetitian menunjukkan bahwa jenis kulit melinjo tidak mcmpengiiruhi total koirrponen flavorioid (p>0,05). Kulit melinjo kuning memiliki total flavonoid yang paling rendah dibandingkan dengan kulit melinjo lainnya.
Seminar Nasional PATPI 2009, lakarta, 3-a NoOember 2009
|
Aktl'vibs Artr'oksidan Penentuan aktivitas antioksidan dari ekstrak beras ketan dilal(ukan menggunakan metode DppH (1,1-diphenyl-z-picryhydrazyl). prinsip 9g!g"n DPPH dalam pengukuran aktivitas antioksidan adalah berdisarkan'perubahan warria DPPH kefika ctektron ganjit p6da 6tom nftrogen rereduksi oteh etom hidrogen yang berasal dari komponen antioksidan. Fengukuran perubahan warna DPPH dilakukan pada panjang gelombang str nm (=schere dan Godoy, 2009). I\lilai aktivitas anUoksidan darl ekstrak kulit rnelinjo dinyatakan datam o/o inhibisi. Pada setiap jenis sampel kulit melinjo , pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan pada tiga konsentrasi ekstrai yang blrbeda, dan pada setiaB konsentrasi tersebut, dapat ditentukan olo inhibiJinya- Nilai dari konsentrasi ekstrak dan olo inhibisi dari sampel tersebut kemudian dikorelasikan dalam grafik, sehingga diperoleh suatu persamaan regresi linear Y?ng akan digunakan dalam peflefituan nllai ,IC5s dari sarnpel tersebut. fghi ICso didefinisikan sebagal jumlah antioksidan yang diperlukan untuk menurunkan konsentrasi awal DPPH sebesar 504/o (Sc-her6 dan'Godoy, 2009). Nilai IC5s dari berb,agai jenis kultt metinjo dapat dilihat pada 6ambar 6. Nilai ICso dinyatakan dalam jumlah sampet (mg) yang dapat mereduksi 5oo/o DPPH' Nilai ICso yang semakin rendah menunSu*tan 'semakin tingginya aktivitas antisksidan darl san'lpel tersebut (tn{olyneux, ?004). fiasil penelltian menunjukkan bahwa jenis kulit metrinjo mempengaruhi aktivitas antioksidan (p<0,05). Aktlvitas antioksidan tertinggi terdapafpada ekstrak kulit rnelinjo kuning, narEun hasil uji statistik rnenunjukkan bahwa kulit melinjo merah, kulit melinjo kuning dan kulit melinjo hijau memiliki nilai ICso ying tidak berbeda signifikan.
6
.tu
930
3rs !e
f0 0
jenis Kulfr ttlElhlr
Ket: a NOtdsi yang sBmE m€nunJukkin fidak ada pcrbedaan signifikan pada o = 5olo
Gambar 5 Aktivitas Antioksidan pada kulit melinjo Kandungan $-ka6ten B-karoten merupakan pigmen yang biasanya banyak terdapat pada buah-buahan dan sayuran. Buah-buahan din sayu.an berwlrna oru"vu seperti lvqrtel, manggar labu dan ubi jalar memiliki kandungan p-karoten yang tinggi. selain merupakan pigmen yang banyak terdapat p:aoa' tanaman, p-karoten juga memiliki kapasitas antioksidan yang dapat menangkal radikalbebas.
I
S.-i*.
Nasional pATpt 2009, lakarta, 3-4 Nopember 2009
ISAil 978-97$995/G5-4
{,
,Li
185,275
{D
1S o ic^ (JE 'tm
st
o+ 6
;
50i
25$s5
l
o
0,021
0i
F
kudng
lUJar
.bnisfrulilitulinjo
Gambar
7
Kandungan p-karoten pada kulit melinjo
Analisis kandungan p-karoten pada ekstrak kulit melinjo dilakukan dengan metode HPLC. Hasil penelitian pada Gambar 7 menunjukkan, kulit melinjo merah memiliki kandungan $-karoten tertinggi dibandingkan kulit melinjo kuning maupun kulit melinjo hijau. Terhadap hasil analisis p-karoten kulit melinjo ini tidak dilakukan uji statistik. Tingginya kandungan p-karoten pada kulit melinjo merah disebabkan pigEren f3-earotene biasanya terdapat pada buah-buahan yang berwarna merah dan kuning. Menurut Winarno (1997), beberapa jenis karotenoid yang banyak terdapat di alam dan bahan p-karoten (berba-oai buah-buahan berwarna kuning makanan adalah (tomat), kapxantin (cabai merah), dan biksin (annatis). dan merah), likopen Kandungan Likopen Likopen adalah pigmen merah pada tumbuhan, merupakan senyawa fitokimia golongan karotenoid yang paling umum terdapat dalam tubuh
manusia. Senyawa ini larut dalam air sehingga tidak sulit untuk mendapatkannya. Tomat, semangka dan jambu biji merupakan buah-buahan yang mengandung komponen karotenoid yang disebut likopen. Komponen inilah yang beftanggungjawab atas warna merah yang terdapat pada tomat, semangka dan jambu biji.
:14 6
EL O^.^ oBlU
12,13
lZ
l=o q=f, 6a
"
3ea .El
EO
-
merah Jerti$
Gambar
fuxirq
$at
(ulit ttelirjo
8 Kandungan likopen pada kulit melinjo
Seminar Nasional PATPI 2009. lakarta, 3-a NoUember 2009
l
ISBN 978-979-99570-5-4
Analisis kandungan likopen pada ekstrak kulit melinjo dilakukan dengan metode HPLC dan terhadap hasil analisis likopen yang diperoleh ini tidak dilakukan pengujian statistik. Hasil penelitian pada Gambar 8 menunjukkan, kulit melinjo merah memiliki kandungan likopen tertinggi dibandingkan kulit melinjo kuninE maupun kutit melinjo huau. MeRurUt Astawan (2008), buah yang berwarna merah mengandung senyawa fitokimia seperti likopen, ellagic acid dan flavonoid yaitu kaempferol. Hal ini sesuai dengan hasil analisis total flavonoid ekstrak kulit melinjo merah yang juga memiliki kadar total flavonoid yang euku.p tinggi yaitu se.besar 2,739 {ng{g sampel. Pada kulit melinjo kuning dan kulit melinjo hijau, kandungan likopen tidak terdeteksi selama analisis dengan metode HPLC.
Total Karotenoid Karotenoid merupakan kelompok pigmen yang berwarna kuning, oranye, merah oranye, serta larut dalam minyak. Karotenoid terdapat pada buah pepaya, kulit pisang, tomat, cabai merah, mangga, wortel, ubi jalar, dan beberapa bunga yang berwarna kuning dan merah. Karotenoid merupakan senyawa yang mempunyai rumus kimia sesuai atau mirip dengan karoten. Karoten sendiri merupakan campuran dari beberapa senyawa yaitu o, p, dan y karoten. Beberapa jenis karotenoid yang banyak terdapat di alam dan bahan makanan adalah p-karoten (berbagai buah-buahan belvrarna kuning dan merah), likopen (tomat), kapxantin (cabai merah), dan biksin (annatis) (Winarno, L997).
ts =s0
241,22
8250 o' 200 E
s1s o
(,;100
;s
E0
merah
kunirg
hriau
JenisKulit telinio
Gambar
9
Total karotenoid pada kulit melinjo
Analisis Total karotenoid pada ekstrak kulit melinjo dilakukan dengan metode spektrofotometri dan terhadap hasil analisis yang diperoleh tidak dilakukan uji statistik. Hasil penelitian pada Gambar 9 menunjukkan, kulit melinjo rnerah rnem,iliki kandungan total carotene teftinggi dibandingkan kulit melinjo kuning maupun kulit melinjo hijau. Hasil ini sesuai dengan hasil analisis B-karoten dan [ikopen ekstrak kulit melinjo, dimana ekstrak kulit melinjo merah memiliki kandungan p-karoten dan likopen tertinggi dibandingkan ekstrak kulit melinjo kuning maupun ekstrak kulit melinjo hijau.
II S"rin", Nasional PATPI 2009, Jakarta, 3-4 Nopember 2oO9
rsBN 978-979-99570-5-4
Vitamin C Vitamin C merupakan senyawa yang sangat mudah larut dalam aii, mempunyai sifat asam dan sifat pereduksi yang kuat (Andarwulan dan Koswara, 1992). Vitamin C dalam bentuk asam askorbat sangat mudah
terokSidasi secara i€ver$ibet menjadi
asam L-dehidroaskorbat
yang secara kimia sangat labil sehingga dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam L-diketogulonat yang tidak memiliki aktivitas vitamin C lagi.
{n
I ;^ ;J
-=E >o'
e
csI
4
Eo
t'r t
e-
=5r
.gL
Eo
msah
kunirq
Jenis Kulit illelinjo
Gambar Analisis vitamin
10
Kandungan vitamin C pada kulit melinjo
C
pada ekstrak kulit melinjo dilakukan dengan metode uji statistik. Hasil penelitian pada Gambar 10 menunjukkan, masing-masing ekstrak kulit melinjo memiliki kandungan vitamin C, dimana ekstrak kulit melinjo merah memiliki kandungan vitamin C tertinggi. Faktor persiapan sampel kulit melinjo dan penanganan yang terjadi selama proses ekstraksi juga dapat mempengaruhi kandungan vitamin C dari masing-masing ekstrak kulit melinjo. Konsentrasi vitamin C pada sayur dan buah dapat menurun ketika sayur atau buah dipetik. Selama penyimpanan, vitamin C dapat hilang melalui oksidasi asam askorbat. Penurunan konsentrasi vitamin C juga dipengaruhi oleh temperatur penyimpanan, oksigen, pH, sinar, dan keberadaan oxygen scavenger pada tanaman (Goldberg, 2003). HPLC dan terhadap hasil analisis yang diperoleh tidak dilakukan
KESIIT{PULAN Ekstraksi kulit melinjo dalam pelarut etanol menghasilkan rendemen ekstrak tertinggi dibandingkan ekstraksi kulit melinjo dalam pelarut etil asetat dan n-heksan. EkStrak kulit melinjo merah menunjukkan nilai total fenolik, B-karoten, likopen, total karotenoid, dan vitamin C tertinggi. Ekstrak kulit melinjo kuning memiliki aktivitas antioksidan tertinggi, dengan nilai IC50 sebesar 16,73 mg. Ekstrak kulit melinjo hijau menunjukkan kandungan total flavonoid terbesar, yaitu 3,392 mg/g sampel.
Seminar Nasional PATPI 2009, Jakarta, 3-a NoOember 2009
l
ISBN 978-979-9957 A-5- 4
DAFTAR PUSTAI(A
Almatsier, S, Prinslp Dasar llmu Glzi. 2001. PT. Gramedla Pustaka Utama, Jakarta.
Alen, B. Malayan Fruit. Singapore: Donal Moore Press, L967. Di dalam: Eriska. 2Aa9
Pemanfaatan Tepung Kutit Melinjo Dalam Pembuatan Biskuit Berserat, Skripsi. Fakultas Teknologi Industri Universitas Pelita Harapan, Tangerang.
Amin, Ismail dan Lee, Wee Yee. *Effect of Different Blanching Times on Antioxidant Properties in Selected Cruciferousvege". Joumal of the Scrence of Foad & Agriculture. Vol 31 (2005): 913-917. Ana Rodn'guez-Bemaldo de Quiro' s, Costa, Helena 5.2006. Analysis of carotenoids in veg€table and ptasma samples, Jsurnal of Food eomposition and Analysis 19,
97-L11. Andarwulan, N. dan Koswara, S. Kimia Vitamin. 1992. Rajawali Press, Jakarta .L992. AOAC. 2005. Official Methods of Analysis 18th edition. Association of Official Analytical Chemistry, Maryland. Astawan, M. dan Kasih, A.L. 2008. Khasiat Warna-Warni Makanan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Bushway and Wilson,
1982. Analyses of carotenoid levels frequently employ
HPLC because
of lts ability to
distinguish between similar geometrical structures
carotenoid.
Direktorat Gizi Depkes RI. L979. Daftar Komposisi Eahan Makanan- Bhratara Karya Aksara, Jakarta.
Dykes, lnerr
L dan
L.W Rooney.2OO7. Phenolics Compound
in
Cereal grains and
Benefit l{ealths. Cereal Foods World-AACC International: 105-111 Goldberg, Gail. 2003. Plants: Diet and Health. The Report of a British Nutrition Foudation Task Force. British: Blaekwell Science. Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Penerbit ITB, Bandung.
I
S.*inu.
Nasional PATPI 2009, lakarta, 3-4 Nopember 2009
ISBN 978-979-99570-5-4
Hasbullah. 2001. Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat. Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat. Padang
Lucas, Howard J, David Pressman. L949. Principles and Practice Chemistry, New York: lshn Wiley and Sons, Ine.
In
Organic
Manner, Harley.I dan Craig R. Elevitch. "Gnetum gnemon (gnetum)".
Traditionaltree
online. Home page online. Available
from:
www-trarliUonaltree.org; Internet; Diakses tanggal 27 Maret 2009. Markham, K.R.. 1988. Techniques of Flavonoids ldentification, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, Penerbit ITB, Bandung.
Molyneux, P. "The Use of Stable Free Radical Diphenylpicryl-hidrazyl (DPPH) for Estimating Antioxidant Activity." Songklanakarin Journal of Science and Technotogy- Vol 26 (200a): 2lL-2L9. Muchtadi, T.R. dan Sugiyono. 1989. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Institut Pertanian Bogor. Oey, Kam Nio, J. Herlina, G. Sihombing-Nainggolan, dan Lie Goan Hong. An Unknown Antinutritive Factor in Gnetum gnemon (melinjo) Seeds as Preliminary Study. Makalah Seminar Biokimia Nasional lI, 5-7 Maret. Jakarta,1979. Di dalam: Eriska. 2009. Pemanfaatan Tepung Kulit Melinjo Dalam Pembuatan Biskuit Berserat. Skripsi. Tangerang: Fakultas Teknologi Industri Universitas Pelita Harapan. Paul and Southgate 1978 .Fruits and vegetables contain different amounts
and types of carotenoid and other components Ruenroengklin, N., J. Zhang, X. Duan, B. Yang, J. Li dan Y. Jiang. 2008. Effect of Various Temperatures and pH values on Extraction Yield of Phenolic from Litchi Fruits Pericarps Tissue and Antioxidant Activity of The Extract Anthocyanins. International lournal of Molecular Sciences 9 : 1333.1341
Schere, R dan H.T Godoy. 2009. Antioxidant Activity Index 2,Z-diphenyl-1picrylhydrazyl method. Food Chernistry 112: 554-658
(AAI) by the
Seyoum, A, K. Asres dan F.K El-Fiky. 2006. Structure-Radical Scavenging Activity Relationships of Flavonoids. Phytochemistry 67 : 2058-2A7A
Seminar Nasional PATPI 2009, lakarta, 3-a Nonember 2009
|
'f rdgN gze-gzs-99s7$s-4
Sharon, A., R. Ghirl6hdo dan l. Gressel. L992. Isolation, Purification and Identification of 2-(p-Flydroryphenoxy)-5,7-Dihydroxyehrtrnone: A Fungal Induced Phytoalexin from Cassra obtusifalia. lt{ant Physiology 98 : 303-3OB Shen, Y., L. Jin, P. Xiao, Y. Lu, dan J. Bao. 2OO8. *Total Phenolics, Flavonoids, Antioxidant Capacity in Rice Grain and Their Relations to Grain Color, Size, and Weight."Journal of Cercal Science Skinner, Mark W. "Gnefum gnemon classification". National Tropical Botanical Availabte from: Garden online. Home page onfine. php?plantid http : //www. ntbo. oru/plantslplant details. = 5 5 70 ; Diakses tanggal 27 Maret 2009 Sfinkard, K. dan V. L. Singleton. 1977. Tatal Phenat Analy-sis: Autamation and Comparison with Manual Method. European Buletin of Drug Research.
Tian, S., K. Nakamura dan H. Kayahara. 2OO4. Analysis Compound in White Rice, Brown Rice
and
and
of
Phenolics
Germinated Brown Rice, Journal of Agricultural
Food
chemistry 52 : 4808-4813
Wlnarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Yang, D-, Q. Wang, L, Ke, J. Jiang dan T. Ying, Antioxidant Activitles of Various ExtractS of LotuS (Ndiumba nucifera G6€rtn) Rhizorhd. Asii Faeific lournal of 158-tr63 'ctinlFaf Nqtntion 16 ;
I I
S".in"r t\hional PATPI 2009, Jalcrta,
3-4 t{@ember 2009
SUSUNAN PANITIA Pelindung
Rektor Institut Teknologi Indonesia (ITI) Rektor Universitas SAHID (USAHID)
Ketua Pengarah Ketua PATPI PUSAT Dr. Ir. Purwiyatno Hariyadi, M.Sc Ketua PATPI CABANG Jakarta Dr. Ir, R D Estiwijayanti, M,Sc Ketua Pelaksana
Dr. rer. nat. Abu Amar
Wakil ketua Ir, Iman Basriman, M.Sc Sekretaris Ir, Syahril Makosim, M.Si dan Diny Agustini ST, M.Si, Ir. Suyono Bendahara
Dra, Indrati Sukmadi, M,Sc dan Dra. Diana Serlahwaty, M.Si, Apt,
Bidang Kesekretariatan
Nurul Ummi, ST, MT., dan Pramana Angga W,,A Md il
I
Publikasi
Rujiyono, Eko Adji
Dokumentasi Ir. Edward Sahad PI
P.
MM
Bidang Acara Ir. Syahril Makosim, M.Si dan Dra. Setiarti Sukotjo, M.Sc Dra, Noer Laily, M.Si dan Dra. Setyorini Sugihastuti, M,Si Seksi llmiah
Prof. Dr, Hanny Wijaya, M.Sc, Prof, Dr. Giyatmi, M.Si, Prof. Dr. Hari Eko Irianto, M.Si, Dr. RD Esti Wijayanti M.Sc ir. Edi Wahyono, M.Sc, Ir. Sugeng Sugiharto, M,Eng. Ir. Darti Nurani, M,Si, Dra. Yunahara Farida, M,Si, Apt
Bidang Dana dan Usaha Ir. Iyus Hendrawan, M.Si dan Siti Chairiyah, STp, Kresnawan Ade Prasetya
Bidang Pameran dan Poster
Ir. Raskita Saragih, MS, Galih Kusumo Aji S Gz, Alih Pangestu, STp
Seksi Perlengkapan dan Transportasi Ir, Sabariman, M.Si, Ir, Handaru Tampiko, M,Si, Ir. Suyono Seksf Konsumsi Ir, Istini, Ir. Tri Rosandari,M,Si, Ir, M,M,Koeswardhani,M.Si Alamat Sekretariat: Prmgnam Stu.*di Tekr':*lagi industri Fertmnian ITtr Ji, ffi.aya Pusplptek Serpong Tanger*ng Te!.: *21-75$fi345 ext.l\5/12* ilex.: 021-756054; Website: www.iti,ac,ld En'.laiI : patpi2009jakarta@yah*a.can''l