POTENSI IMUNOMODULATOR YOGHURT SUSU KAMBING TERHADAP EKSPRESI INDUCIBLE NITRIC OXIDE SYNTHASE (INOS) & GAMBARAN HISTOPATOLOGI JARINGAN TIROID TIKUS (Rattus norvegicus)MODEL AUTOIMMUNE THYROIDITIS (AITD) HASIL INDUKSI NATRIUM IODIDA (NaI)
Immunomodulatory Potential of Goat Milk Yogurt toward Inducible Nitric Oxide Synthase Expression (INOS) & Thyroid Histopathology of Autoimmune Thyroiditis (AITD) Rat (Rattus norvegicus) Model Induced by Sodium Iodide (NaI) Wakhidatus Inrya Muhammada1, Agung Pramana W.M2, Dyah Ayu Oktavianie A.P.1 Program Studi Pendidikan Dokter Hewan, Program Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya 2 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya
[email protected]
1
ABSTRAK Autoimmune Thyroiditis merupakan penyakit autoimun spesifik kelenjar tiroid yang mempengaruhi hampir seluruh sistem metabolisme tubuh. Asupan iodin yang tidak terukur dari konsumsi pangan sehari-hari merupakan salah satu faktor lingkungan penyebab autoimun. Induksi natrium iodida (NaI) diketahui menyebabkan autoimmune thyroiditis (AITD). Selama ini, penggunaan yoghurt susu kambing sebagai terapi autoimun tiroiditis belum pernah diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan potensi imunomodulator yoghurt susu kambing sebagai bahan terapi AITD pada hewan model yang diinduksi natrium iodida (NaI) melalui ekspresi INOS dan gambaran histopatologi jaringan tiroid. Penelitian dibagi dalam 3 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol, kelompok tikus model AITD yang diinduksi NaI 0,05% selama 5 minggu dan kelompok tikus model AITD yang diberi terapi yoghurt susu kambing 109 cfu/ml/ hari selama 4 minggu. Yoghurt susu kambing difermentasi dengan starter Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus acidophilus, dan Streptococcus thermophilus. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ekspresi INOS berbeda nyata antara perlakuan (p<0.05). Ekspresi INOS pada kelompok AITD menunjukkan kenaikan dibanding kelompok kontrol, sedangkan ekspresi INOS pada kelompok AITD yang diterapi yoghurt menunjukkan penurunan ekspresi mendekati kelompok kontrol. Gambaran histopatologi tiroid pada kelompok AITD menunjukkan adanya kerusakan struktur dan bentuk folikel, membran basal serta infiltrasi sel mononuklear, sedangkan pada kelompok AITD yang diterapi menunjukkan perbaikan struktur dan bentuk folikel, regenerasi sel folikuler dan pengurangan infiltrasi sel mononuklear. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa yoghurt susu kambing berpotensi sebagai imunomodulator dan mampu memperbaiki kerusakan jaringan tiroid pada tikus model AITD. Kata kunci : AITD, NaI, yoghurt susu kambing, INOS, histopatologi tiroid
ABSTRACT Autoimmune thyroiditis is a spesific autoimmune disease of thyroid gland that affect the metabolic system. Uncontrolled iodine intake from daily food consumption is one of the environment factors which is causing autoimmune. Induction of sodium iodide (NaI) was known as the cause of autoimmune thyroiditis (AITD). The using of goat milk yogurt as treatment of autoimmune thyroiditis has not been studied. This study was aimed to demonstrate the potential immunomodulatory goat milk yogurt as alternative therapy for AITD in animal model induced by sodium iodide (NaI) through INOS expression and thyroid histopathology. Animals were divided into 3 groups, control group, AITD group-induced NaI 0.05% for 5 weeks and AITD group with goat’s milk yogurt therapy 109 cfu / ml / day for 4 weeks. Goat milk yogurt fermented with starter Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus acidophilus, and Streptococcus thermophilus. Results of this study showed significant difference of INOS expression between treatments (P <0.05). AITD group showed the increasing of INOS expression compared with control group, whereas INOS expression in AITD group with goat milk yogurt showed the decreasing of expression closed the control group. Thyroid histopathology of AITD group showed structural damage to the follicle and follicle shape, the basement membrane and infiltration of mononuclear cells , whereas the group AITD with goat milk yogurt therapy showed the improvement structure and form follicles, follicular cell regeneration and reduction of mononuclear cells infiltration. From the result can be conclude that goat milk yogurt is potential as an immunomodulator and can recover the damage thyroid tissue in rat models of AITD. Keywords: AITD, NaI, goat milk yogurt, INOS, thyroid histopathology PENDAHULUAN Autoimmune Thyroiditis (AITD) adalah penyakit autoimun spesifik pada kelenjar tiroid yang dicirikan dengan inflamasi dan kerusakan jaringan oleh sel T sitotoksik dan atau sitokin (Burek, 2009). Ekspresi sitokin proinflamasi IL-1 dan TNF-α akan merangsang sel tiroid menghasilkan nitric oxide (NO) (Weetman, 2002). Produksi NO dikatalis oleh salah satu enzim nitric oxide synthase (NOS) yaitu inducible nitric oxide synthase (INOS). Peningkatan ekspresi INOS dalam jaringan menunjukkan adanya proses peradangan pada jaringan (Lukiati, 2012). Autoimmune Thyroiditis merupakan penyakit kompleks yang disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Iodin merupakan salah satu faktor lingkungan penyebab autoimun pada kelenjar tiroid
(Masjhur, 2002; Yu et al., 2001; Nagayama et al., 2007; Morohoshi et al., 2011). Autoimmune Thyroiditis dilaporkan terjadi pada beberapa ras anjing seperti Doberman pinscher, Golden retriever, Irish setter, Great dane, Dachshund, Greyhounds, Cocker spaniel, dan Boxer (Vanderpump, 2009). Penyakit ini juga mempengaruhi 10% dari populasi manusia di dunia (Akin, 2011). Penderita Autoimmune thyroiditis harus menjalani terapi iodine radioactive, imunosupresan, dan terapi hormon triiodotironin (T3) atau tiroksin (T4) seumur hidupnya (Martin, 2012). Menurut Swain et al., (2005), pemberian iodine radioactive secara berkelanjutan berakibat terjadinya destruksi sel pada tiroid. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mencari alternatif pengobatan yang lebih efisien.
Yoghurt adalah produk fermentasi susu oleh kultur bakteri. Yoghurt dapat dibuat dari susu sapi maupun susu kambing. Susu kambing memiliki nilai lebih daripada susu sapi. Kelebihan yang dimiliki susu kambing diantaranya memiliki kadar protein yang lebih tinggi dari susu sapi, ukuran globuler lemak lebih kecil sehingga mudah dicerna (Haenlin et al., 2004). Susu kambing juga memiliki kandungan sistein yang lebih tinggi dari susu sapi (Hejtmankova et al., 2012). Fermentasi susu oleh mikroba dapat menghasilkan biopeptida dengan aktivitas imunomodulator (Ebringer et al., 2008; Rachid et al., 2006). Efek biopeptida pada yoghurt terhadap sistem imun antara lain menginduksi aktivitas sistem imun seluler dan aktivitas anti inflamasi (Grajek et al., 2005) serta menghambat respon imun yang berlebihan (reaksi alergi dan autoimun). Paparan tersebut di atas menunjukkan bahwa yoghurt dapat berperan sebagai imunomodulator. Sedikit dilaporkan pengunaan yoghurt untuk memodulasi kekebalan sistem imun pada penyakit AITD, bahkan belum ada penelitian yang melaporkan pengunaan yoghurt susu kambing sebagai bentuk pengobatan AITD. Maka penelitian ini digunakan untuk mengetahui potensi yoghurt susu kambing sebagai terapi penyakit autoimun. MATERI DAN METODE Persiapan Hewan Coba Tikus diaklimatisasi terhadap lingkungan selama tujuh hari dengan pemberian makanan berupa ransum basal pada semua tikus. Komposisi ransum basal disusun berdasarkan standar AOAC (2005) yaitu mengandung karbohidrat, protein, mineral, dan vitamin. Hewan coba dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok A (kontrol), B (AITD), dan C(AITD yang diterapi). Hewan model yang digunakan adalah tikus (Rattus norvegicus) betina strain Wistar yang diperoleh dari
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan umur 8- 10 minggu dan berat badan antara 150-250 gram yang telah mendapatkan sertifikat Laik Etik dari Komisi Laik Etik UB No. 141-KEP-UB. Preparasi Dan Induksi NaI NaI 0,05% dibuat dengan cara melarutkan 0,05 gram NaI dengan 100 ml aquades. Pemberian NaI melalui air minum secara ad libitum selama 5 minggu. Induksi NaI diberikan pada kelompok B dan C. Preparasi dan Pemberian Terapi Yoghurt Susu Kambing Yoghurt dibuat dari susu kambing dengan starter Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus acidophilus, dan Streptococcus thermophilus. Terapi diberikan sebanyak 1 ml/ ekor / hari dengan dosis 109 cfu/ml selama 4 minggu pada kelompok C. Pengamatan Histopatologi dan Pewarnaan Imunohistokimia Jaringan Tiroid Tikus Model AITD Pengamatan dilakukan pada infiltrasi sel mononuklear dan perubahan struktur folikel tiroid menggunakan pewarnaan hematoksilin eosin (HE) dan pengamatan ekspresi INOS menggunakan pewarnaan imunohistokimia. Gambaran histopatologi diamati menggunakan mikroskop Olympus BX51 dengan perbesaran 400x dilanjutkan 1000x, sedangkan pengamatan ekspresi INOS dilakukan dengan pengamatan lima bidang pandang selanjutnya dilakukan analisa untuk mendatakan rata-rata ekspresi INOS menggunakan axio vision. Analisa Data Analisis data yang digunakan adalah analisa deskriptif kualitatif untuk gambaran histopatologi tiroid dan analisa kuantitatif untuk ekspresi INOS dengan uji ANOVA untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan
yang dilanjutkan dengan uji BNJ untuk mengetahui perlakuan yang memberikan hasil paling baik. HASIL DAN PEMBAHASAN Potensi Imunomodulator Yoghurt Susu kambing terhadap Ekspresi Inducible Nitric Oxide Synthaze (INOS) Tikus Model Autoimmune Thyroiditis (AITD) Hasil penelitian potensi imunomodulator yoghurt susu kambing pada kelompok AITD yang diterapi yoghurt dibandingkan dengan kelompok AITD menunjukkan penurunan ekspresi inducible nitric oxide synthaze (INOS). Ekspresi inducible nitric oxide synthaze (INOS) dengan pewarnaan imunohistokimia terlihat berwarna kecokelatan (Gambar 1). Ekspresi inducible nitric oxide synthaze (INOS) pada kelompok normal/ kontrol terlihat muncul namun dalam intensitas yang rendah (Gambar 1.A), sedangkan pada tikus AITD yang diinduksi NaI ekspresi inducible nitric oxide synthaze (INOS) terlihat mengalami kenaikan intensitas yang tersebar pada folikel tiroid (Gambar 1.B). Ekspresi inducible nitric oxide synthaze (INOS) pada kelompok AITD yang diterapi yoghurt menunjukkan penurunan ekspresi yang menumpuk antar folikel (Gambar 1.C). Ekspresi inducible nitric oxide synthaze (INOS) pada tiga kelompok perlakuan (kontrol, AITD, dan AITD yang diberi
terapi) menunjukkan adanya perbedaan hasil antar perlakuan (Tabel 1.), dengan rata-rata ekspresi INOS pada kelompok A (kontrol) menunjukkan nilai paling rendah yaitu 0.421 ± 0.071; kelompok B (AITD) menunjukkan nilai paling tinggi yaitu 8.551 ± 0.448; dan kelompok C (AITD yang diterapi yoghurt) menunjukkan penurunan nilai hingga mendekati normal yaitu 2.475 ± 0.308. Persentase area ekpresi INOS kelompok B (AITD) dan C (AITD yang diberi terapi) mengalami peningkatan dibandingkan kelompok kontrol (A) yaitu masing-masing berturut 1931,1 kali dan 487,8 kali. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan nyata antar perlakuan (p<0.05) dan berdasarkan uji lanjutan dengan uji BNJ menunjukan perbedaan ekspresi INOS yang signifikan antar perlakuan. Hasil kelompok C (AITD yang diterapi yoghurt) menunjukkan penurunan ekspresi INOS mendekati kelompok A (kontrol). Penurunan yang mendekati normal ini membuktikan biopeptida dalam yoghurt susu kambing mampu memodulasi regulasi sistem imun tubuh. Terapi yang diberikan berupa hasil fermentasi susu kambing dalam bentuk yoghurt bertujuan agar proses fermentasi dapat mengaktifkan dan mengoptimalkan biopeptida dalam susu, menambah cita rasa susu, serta memperpanjang masa simpan susu.
Gambar 1. Ekspresi INOS pada jaringan tiroid. Keterangan: (A) jaringan tiroid kontrol / normal; (B) jaringan tiroid tikus AITD induksi NaI; (C) jaringan tiroid AITD yang diterapi yoghurt; (↑) ekspresi inducible nitric oxide synthaze (INOS); bar 50µm; Perbesaran 400X.
Mekanisme pengaktifan biopeptida pada proses fermentasi adalah protein yang terdapat pada susu dihidrolisa oleh bakteri asam laktat sehingga mengaktifkan biopeptida susu. Hidrolisa didukung dengan perubahan laktosa menjadi asam laktat (Nagpal et al., 2011). Fermentasi pada susu kambing menunjukkan pengaktifan biopeptida lebih banyak dibandingkan dengan susu sapi. Hal ini disebabkan susu sapi memiliki kandungan protein yang lebih rendah dari susu kambing (Haenlein et al., 2004). Inducible nitric oxide synthaze (INOS) pada kondisi normal berperan sebagai regulator kalsium pada sel. Inducible nitric oxide synthaze (INOS) memiliki sisi pengikatan calmodulin yang mengatur konsentrasi kalsium dalam sel. Dalam kondisi normal hasil produksi INOS yaitu NO mengikuti jalur cyclic guanosine monophospate (cGMP) dengan mengaktifkan guanylate cyclase (GC) (Lorenz, 2002). Jalur ini mengatur transportasi natrium dan menghambat natriuresis (peningkatan ekskresi natrium). Kelompok tikus AITD mengalami peningkatan ekspresi INOS. Peningkatan ini disebabkan terjadinya reaksi inflamasi pada jaringan tiroid (Kitano, 1999). Inducible nitric oxide synthaze (INOS) muncul karena reaksi inflamasi akibat makrofag yang teraktivasi oleh antigen. Makrofag yang teraktivasi akan melakukan respiratory burst melalui konversi molekul oksigen menjadi reactive oxygen intermediate (ROI) dan
memproduksi nitric oxide (NO). Semakin banyak nitric oxide (NO) yang diproduksi, maka semakin meningkat pula ekspresi INOS dalam mengkatalis produksi NO. Gambar 1.B memperlihatkan ekspresi INOS muncul di sekitar infiltrasi sel mononuklear, hal ini menunjukkan INOS dihasilkan oleh makrofag pada saat terjadinya respiratory burst. Pernyataan ini diperkuat dengan penelitian Aktan (2004) yang menjelaskan produksi dan regulasi INOS meningkat pada keadaan inflamasi. Menurut Vega et al. (2004) juga pada kondisi AITD, ekspresi INOS pada graves disease (hipertiroid) lebih tinggi daripada hashimoto thyroiditis (hipotiroid). Kelompok AITD yang diberi terapi yoghurt mengekspresikan INOS sebesar 2.475 ± 0.308, menunjukkan bahwa pemberian yoghurt susu kambing mampu menurunkan ekspresi INOS pada tikus model AITD (Gambar 1.C). Fermentasi susu oleh bakteri asam laktat terbukti mampu mengaktifkan biopeptida dalam susu kambing. Menurut Mishra (2008) penurunan ekspresi INOS menunjukkan adanya potensi imunomodulator biopeptida aktif dan vitamin yang terkandung dalam yogurt. Biopeptida tersebut kemungkinan adalah laktoferin dan β-laktoglobulin, sedangkan vitamin yang dimaksudkan adalah vitamin C dan vitamin E. Menurut Artym et al. (2003) laktoferin menghambat produksi sitokin proinflamasi local produk makrofag diantaranya IL-1, TNF-α, IL-6, dan INOS.
Tabel 1. Rata-rata presentase ekspresi INOS pada masing – masing kelompok perlakuan Rata – rata ekspresi Ekspresi INOS terhadap INOS ± SD kontrol (%) 0.421 ± 0.071 a 0 Tikus kontrol (A) 8.551 ± 0.448 c 1931,1 Tikus AITD (B) 2.475 ± 0.308 b 487,8 Tikus AITD + terapi (C) Keterangan: Notasi a, b, dan c menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antar perlakuan terhadap ekspresi INOS (p<0.05). Kelompok Perlakuan
Laktoferin juga menurut Guillen et al. (2013) merupakan extraceluller iron binding. Iron (besi) intraseluler disebut heme dan disimpan dalam bentuk ferritin, ekstraseluler terikat oleh protein transferin atau laktoferin. Jika besi tidak terikat maka akan mengkatalis produksi reactive oxygen spesies, melalui biopeptida laktoferin akan diikat besi ekstraseluler sehingga pembentukan reactive oxygen spesies terhambat. Paparan tersebut diatas membuktikan yoghurt memiliki potensi imunomodulator melalui biopeptida aktif dengan menurunkan mediator inflamasi. Bogdan (2001) menambahkan, vitamin C bertindak sebagai antioksidan water soluble yang berperan menghambat ekspresi sitokin IL-6, IL-1, dan TNF-α. Penurunan ekspresi sitokin proinflamasi diikuti dengan penurunan ekspresi INOS karena ekspresi INOS dipicu oleh sitokin proinflamasi. Vitamin E merupakan antioksidan lipid soluble yang bekerja dengan cara membatasi oksidasi lipid pada membran oleh reactive oxygen spesies (ROS) (Gamal, 2011). Potensi Imunomodulator Yoghurt Susu kambing terhadap Gambaran Histopatologi Tiroid Tikus Model Autoimmune Thhyroiditis (AITD)
Hasil penelitian tentang potensi imunomodulator yoghurt susu kambing pada jaringan tiroid yang mengalami AITD menunjukkan adanya perbaikan gambaran histopatologi pada bentuk folikel, struktur folikuler, struktur membran basal dan infiltrasi sel mononuklear (Gambar 2). Gambaran histologi tiroid tikus kontrol menunjukkan kondisi normal ditandai dengan bentuk folikel yang dikelilingi oleh sel folikuler atau sel epitel secara teratur dan menempel pada membran basal. Membran basal terlihat tersusun rapi dan kompak di bawah sel folikuler. Bagian yang dikelilingi sel folikuler terlihat berisi zat gelatin yang disebut koloid (Gambar 2.A). Koloid berfungsi menyimpan tiroglobulin dan glikoprotein hasil sekresi sel folikuler atau sel epitel yang berada ditepinya (Spinel, et al., 2012). Induksi NaI pada tikus AITD menyebabkan perubahan gambaran histopatologi tiroid yang ditunjukkan perubahan bentuk dan struktur folikel yang tidak beraturan, destruksi folikel yang ditandai dengan kerusakan sel folikel, bentuk membran basal yang ireguler, dan terdapat infiltrasi sel mononuklear (Gambar 2.B).
Gambar 5.3 Histopatologi tiroid tikus. Keterangan (A) tiroid tikus kontrol; (B) tiroid tikus AITD; (C) tiroid tikus AITD dan probiotik; (b) membrane basal normal; (1b) membran basal yang mengalami kerusakan; (2b) membran basal yang mengalami perbaikan (c) koloid / folikel; (e) eritrosit; (f) sel folikuler / sel epitel yang melekat pada membran basal; (↑) infiltrasi sel mononuklear. AB-C perbesaran 400X, B’- C’ perbesaran 1000X. Pewarnaan Hematoxilin eosin.
Infiltrasi sel mononuklear pada histopatologi tiroid tikus AITD menunjukkan adanya sel monosit dan makrofag yang menyerang sel folikel, hal ini didukung juga oleh jumlah ekspresi INOS yang meningkat tajam pada kelompok AITD. Kerusakan ini juga dijumpai pada penelitian Bonita et al. (2003) yang memperlihatkan infiltrasi sel mononuklear dan destruksi folikel tiroid akibat pemberian NaI pada tikus melalui air minum. Pemberian natrium iodida (NaI) yang diberikan pada tikus (Rattus norvegicus) dalam jumlah berlebih mempengaruhi fungsi kelenjar tiroid dan memicu reaksi autoimunitas kelenjar tiroid. Reaksi autoimunitas dicirikan dengan terjadinya inflamasi jaringan tiroid yang berujung pada kerusakan jaringan tiroid. Menurut Prummel et al. (2004) excess iodine dalam tubuh mengakibatkan peptida permukaan protein intratiroid direspon sebagai non self antigen. Hal ini menyebabkan sel T-regulator mengalami kegagalan mekanisme regulasi sistem imun autoreaktif. Burek et al. (2008) menambahkan toksisitas tirosit terjadi ketika ion iodida (I-) yang merupakan bentuk metabolit natrium iodida (NaI) dalam jumlah berlebih dioksidasi di dalam tirosit oleh thyroid peroxidase (TPO) menghasilkan bahan reaktif berupa asam hipoiodat dan reactive oxygen species (ROS). Bahan reaktif tersebut mengakibatkan kerusakan tirosit melalui oksidasi lipid dan protein membran. Hal ini memperparah terjadinya reaksi inflamasi dan kerusakan jaringan tiroid. Pemberian terapi yoghurt susu kambing dapat memperbaiki kerusakan jaringan tiroid yang ditunjukkan dengan adanya perbaikan struktur dan bentuk folikel, regenerasi sel folikuler, serta pengurangan infiltrasi sel mononuklear (Gambar 2.C). Seperti yang telah dibahas sebelumnya, penurunan ekspresi INOS pada kelompok AITD yang diterapi menujukkan angka mendekati
kelompok kontrol, akan tetapi pada perhitungan statistika masih menunjukkan notasi huruf yang berbeda. Notasi ini menunjukkan ekspresi INOS masih dikatakan tinggi meskipun telah mengalami penurunan. Hal ini berkaitan erat dengan masih adanya infiltrasi sel mononuklear pada jaringan sekitar sel folikel. INOS disekresikan oleh makrofag yang merupakan salah satu infiltrasi sel mononuklear, akan tetapi pemberian terapi yoghurt susu kambing mampu menunjukkan adanya perbaikan dan regenerasi struktur dan bentuk sel folikuler. Penurunan ekspresi INOS akan diikuti oleh penurunan fagositosis oleh makrofag terhadap sel tiroid yang dianggap antigen. Laktoferin dalam yoghurt mampu menunjukkan perbaikan sel karena laktoferin menghambat produksi reactive oxygen spesies (ROS) pada membran sel, sehingga kerusakan berkurang. Hal ini bersamaan dengan kerja dari vitamin E dalam membatasi oksidasi membran oleh reactive oxygen spesies (ROS). Fermentasi susu menurut Rachid (2006) mempu menghasilkan zat imunostimulan dalam bentuk biopeptida aktif yaitu tripeptida Valine-Proline-Proline dan Isoleucine-Proline-Proline. Biopeptida ini menginduksi apoptosis sel autoreaktif sehingga sel autoreaktif yang menyerang kelenjar tiroid berkurang. Lichiardopol et al. (2009) juga menjelaskan probiotik yoghurt dapat menginduksi mekanisme regulasi reaksi autoimunitas melalui aktivasi sel Tregulator. Sel T-regulator berperan pada produksi sitokin anti-inflamasi seperti, IL-10 dan TGF-β. Melalui IL-10 dan TGF-β aktivasi dan proliferasi sitokin proinflamasi dapat dihambat dan proses destruksi jaringan dan reaksi autoimunitas AITD dapat ditekan. Yoghurt juga dilaporkan mengandung banyak senyawa antioksidan diantaranya selenium, glutathione peroxidase, dan thioredoxin reduktase.
Ketiga antioksidan ini mengurangi pembentukan radikal bebas (Gartner et al., 2002) sehingga kerusakan jaringan akibat radikal bebas dapat dikurangi. Potensi yoghurt susu kambing sebagai imunomodulator dapat diindikasikan dari penurunan ekspresi INOS dan perbaikan gambaran histopatologi tiroid. Antioksidan memberikan proteksi untuk mengurangi kerusakan jaringan akibat radikal bebas. Mekanisme perbaikan ditunjukkan dengan donor elektron pada zat radikal yang tidak stabil, sehingga kerusakan akibat radikal bebas dapat dikurangi. Vitamin C, vitamin E, selenium, glutahitone peroksidase, thioredoxin dan sistein adalah unit fungsional antioksidan yang bekerja secara sinergis dan dapat menunjukkan perbaikan jaringan. Aktivitas imunostimulan ditunjukkan oleh biopeptida aktif dalam susu fermentasi. Biopeptida Valine-ProlineProline dan Isoleucine-Proline-Proline diindikasikan mampu menginisiasi sel Tregulator dalam meregulasi sel autoreaktif. Kesimpulan Pemberian terapi probiotik berpotensi sebagai imunomodulator ditunjukkan dengan penurunan ekspresi inducible nitric oxide synthaze (INOS) pada jaringan tiroid tikus model autoimmune thyroiditis AITD dan mampu memperbaiki gambaran histopatologi tiroid tikus model autoimmune thyroiditis (AITD) yang ditunjukkan dengan perbaikan struktur dan bentuk folikel, regenerasi sel folikuler, serta pengurangan infiltrasi mononuklear. Ucapan Terima Kasih Terima kasih kepada supervisor dan staff Laboratorium Biokimia FMIPA dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner PKH Universitas Brawijaya yang memfasilitasi pelaksanaan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Aktan, F. 2004. iNOS-mediated Nitric Oxide Production and Its Regulation. Sciences 75 : 639-653 Artym, J. 2003. Orally Administered Lactoferrin Restores Humoral Immune Response in Immunocompromised Mice.lmmunol Lett. 9(1):9-15 Akin, F. (ed.). 2011. Basic and Clinical Endocrinology Up-to-Date, InTech, Rijeka. Burek, C.L., dan N.R. Rose. 2008. Autoimmune Thyroiditis and ROS. Autoimmunity 7 (2008) : 530-537 Burek, C.L., dan M.V. Talor. 2009. Environmental Trigger of Autoimmune Thyroiditis. Autoimmunity 33 (2009) :183-189 Bogdan, C. 2001. Nitric Oxide and the Immune Response. Immunology Rev :110 Bonita, R.E., R. Noel, L. Rasooly, dan P. Caturegli. 2003. Kinetics of Mononuclear Cell Infiltration and Cytokine Expression in Iodine-Induced Thyroiditis in the NOD-H2 h4 Mouse. Experimental and Molecular Pathology 74 : 1-12 Ebringer, L., M. Ferencik., dan J. Krajcovic. 2008. Beneficial Health Effect of Milk and Fermented Dairy Products. Food Microbiol. 53 (5) 378-394 Gamal, Y.M., Elmasry, dan D.H. ElGhoneimy. 2011. Immunomodulatory Effect of Food . Pediatric Allergy Immunology l 9 (1) : 3-13 Gartner, R., C. Barbara, H. Gasnier, W. Johannes, dan W. Dietrich. 2002. Selenium Supplementation in Patients with Autoimmune Thyroiditis Decreases Thyroid Peroxidase Antibodies Concentrations. Clin Endocrinol & Metabolism 87 (4) : 1687-1691 Grajek, W., A. Olejnik, dan A. Sip. 2005. Proboitics, Prebiotics, and Antioxidants
as Functional Food . Biotechnology 52 (3) : 665-671 Guillen, C., I.B. McInnes, H. Kruger, dan J.H. Brock. 2013. Iron, Lactoferrin and Iron Regulatory Protein Activity in the Synovium; Relative Importance of Iron Loading and the Inflammatory Response. Autoimmunity 57: 309 – 314 Haenlein, G.F.W. 2004. Goat Milk Human Nutrition. Animal And Food Science Vol 51 : 155-163 Hejtmankova, A., V. Pivec, dan E. Trnko. 2012. Differences in the Composition of Total and Whey Proteins in Goat Milk and Ewe Milk and Their Changes Throughout the Lactation Periode. Animal Science 57 (7) : 323-331 Kitano, H., T. Kitanishi, Y. Nakanishi, dan M. Suzuki. 1999. Expression of Inducible Nitric Oxide Synthase in Human Thyroid Papillary Carcinomas. Thyroid 9 (2) : 113-117 Lichiardopol, C., dan M. Mota. 2009. The Thyroid and Autoimmunity. Autoimmunity Rev : 1-10 Lorenz, S., J. Jordan, dan E. Nava. 2002. The Nitric Oxide Pathway. J. Physiol. Biochem 58 (3) 179-188 Lukiati, B. Aulanni'am. W. Darmato . 2012. Profil Distribusi INOS dan Kadar NO Pankreas Tikus Diabetes melitus Hasil Induksi MLD-STZ Pasca pemberian Ekstrak Etanol Temugiring (Curcuma heyneana). Jurnal Kedokteran Hewan. 6 (2) : 22-30 Martin, NM., M. Patel, dan GM. Nihjer. 2012. The Effect of 131-I Treatment of Graves' Disease may be Potentiated by the Coadministration of Lithium. Endocrinology. (Abstr.) Masjhur, J. S. 2002. Yodium dan Respon Autoimun . Jurnal GAKY (Indonesiaan Journal of IDD ). 1 : 29 - 33 Mishra, K.V., dan G. Mohammad. 2008. Immunomodulatory and Anticancer
Potential of Yogurt Probiotic. Biotechnology 7 :177-184 Morohoshi, K., Y. Katsumi, N. Yoshinori, H. Saeko, O. Hiroshi, T. Yurie, I. Sadayoshi, dan M. Kouki. 2011. Effect of Synthetic Retinoid Am80 on IodineInduced Autoimmune thyroiditis in Nonobese Diabetic Mice. Cellular Immunology 270 :1-4 Nagayama, Y., H. Ichiro, S. Ohki, N. Mami, dan A. Norio. 2007. CD4+CD25+ Naturally Occuring Regulatory T Cells and Lymphopenia Play Role in the Pathogenesis of Iodine-Induced Autoimmune Thyroiditis in NOD.H2h4 mice. Autoimmunity 29 : 195-202 Nagpal, R., P. Behare, dan R. Rana. 2011. Bioactive Peptide Derived from Milk Proteins and Their Health Beneficial Potentials. Food funct. 2 (1) 18-27 Prummel, MF., T. Strieder, dan W.M. Wiersinga. 2004. The Environment and Autoimmune Thyroid Diseases. Eur J Endocrinology 150 : 605-618. Rachid, M., C. Matar, J. Duarte, dan G. Perdigon. 2006. Effect of Milk Fermented with A Lactobacillus Helveticus R389(+) Proteolytic Strain on the Immune System and on the Growth of 471 Breast Cancer Cells in Mice. FEMS Immunol.Med.Microbiol. 47 : 242–253 Spinel,C., M. Herrera, dan J. Rivera. 2012. Thyroid Culture from Monolayer to Closed Follicles. Autoimmunity Rev : 110. Swain, M., S. Truptirekha, dan M.K. Binoy. 2005. Autoimmune Thyroid Disorder An Update. Clinical Biochemistry . vol 20 (1) : 9-17 Vega, F.N., P. Majano, E. Larranaga, B.J. Miguel, R.R. Rodriguez, R.A. Gonzals, dan M. Marazuela. 2008. Inducible Nitric Oxide Synthaze (iNOS) Exspression in Autoimmune Thyroid
Disorders (AITD). Endocrinology Rev.1 Weetman, A.P., dan R.A. Ajjan. 2002. Cytokines and Autoimmune Thyroid Disease. Hot Thyroidology. //http.www. hotthyroidology.com. [21 Februari 2013]. Yu, Shiguang., M. Brad, Y. Hideo, dan B.M. Helen. 2001. Characteristics of Inflammatory Cells in Spontaneus Autoimmune Thyroiditis of NOD.H2h4 Mice . Autoimmunity 16 : 37-46
.