Farmaka 1
Volume 4 Nomor 3
POTENSI BIOTA LAUT INDONESIA SEBAGAI ANTIMIKROBA : REVIEW POTENTIAL OF INDONESIA’S MARINE LIFE AS AN ANTIMICROBIAL : REVIEW Michael1, Rr. Sulistiyaningsih2 1 Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor 45363
[email protected]
Abstrak Resistensi antimikroba menjadi masalah yang harus segera ditanggulangi salah satunya adalah dengan antimikroba dari alam. Dalam review ini akan menjelaskan beberapa sumber antimikroba dari biota laut indonesia, peneliti menggunakan sumber data primer yang langsung dikumpulkan oleh peneliti. Pencarian sumber data primer mempergunakan instrumen pencari secara online dengan menggunakan Pubmed, Google, Yahoo dan Portalgaruda. Pencarian menggunakan kata kunci “marine”, “antibiotic”, “laut”, “antibiotik”, “Indonesia”. Pencarian menghasilkan 43 jurnal dan setelah diskriining jumlah jurnal yang digunakan adalah 21 jurnal. Indonesia merupakan negara kepulauan yang dan memiliki perairan yang luas. Laut Indonesia memilii potensi – potensi biota laut penghasil antimikroba, misalnya saja alga merah, rumput laut, ataupun antimikroba yang timbul melalui asosiasi antar 2 biota laut. Namun masih banyak yang harus diteliti terkait hal – hal yang mempengaruhi zat antimikroba tersebut seperti lokasi pengambilan sampel biota laut, pelarut yang digunakan sehingga proses pengambilan zat antimikroba menghasilkan aktivitas yang optimum. Kata Kunci :Antimikroba, Laut Indonesia, Biota, Review
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka 2
Volume 4 Nomor 3
Abstract Antimicrobe resistance becomes a problem that must be addressed one of them is with antimicrobe from nature. In this review will describe some of the sources of marine antimicrobial Indonesia, researchers used primary data source is directly collected by researchers. Search primary data source using instruments online search using Pubmed, Google, Yahoo and Portalgaruda. A search using the keyword "marine", "antibiotic", "sea", "antibiotic", "Indonesia". The search yielded 43 journals and after journals screened amount used is 21 journals. Indonesia is an archipelago and has a great deep. Indonesian sea has the potential of producing antimicrobial, such as red algae, seaweed, or antimicrobial incurred through the association between the two marine organism. But there is still much to be investigated related things - things that affect the antimicrobe agents such as sampling locations for marine life, a solvent used so making process antimicrobial substances produce optimum activity. Key Word : Antimicrobial, Sea Of Indonesia , Biota, Review
Biota laut salah satu yang terus
PENDAHULUAN Resistensi
terhadap
antimikroba
merupakan salah satu penyebab infeksi mikroba
terus
meningkat,
misalnya
Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Klebsiella spp banyak ditemukan resisten terhadap antimikroba golongan penisilin1.
Hal
ini
harus
segera
ditanggulangi dengan melakuka pencarian antimikroba baru dari alam misalnya yang dapat
menginhibisi
atau
bahkan
membunuh bakteri – bakteri patogen.
digali pencariannya sebagai zat aktif antimikroba. Senyawa – senyawa pada biota laut tersebut memiliki bioaktivitas yang berbeda – beda seperti antibakteri, antifungi atau bahkan antivirus 2,3. Indonesia merupakan salah satu negara kepuluan dimana 75 % luasnya merupakan laut. Laut Indonesia merupakan salah satu sumber daya alam yang banyak dimanfaatkan4. Salah satu keanekaragaman pada laut Indonesia yaitu organisme laut di Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka 3
Volume 4 Nomor 3
Indonesia. Keragaman ini didasarkan atas
online dengan menggunakan Pubmed,
kondisi laut Indonesia yang sangat luas dan
Google,
beragam mulai dari suhu, tekanan, dan
Pencarian
nutrien. Keragaman – keragaman tersebut
“marine”, “antibiotic”, “laut”, “antibiotik”,
mencerminkan tingginya keanekaragaman
“Indonesia”.
organisme laut dan senyawa – senyawa
dilakukan secara manual pada daftar
bioaktifnya8. Dari organisme laut tersebut
pustaka yang relevan. Pustaka di inklusi
banyak diantaranya memiliki potensi yang
dan eksklusi berdasarkan kriteria jurnal
tinggi dalam bidang farmasetika.
nasiona dan jurnal nasional terakreditasi
Yahoo
dan
menggunakan
Penelusuran
Portalgaruda. kata
kunci
lebih
lanjut
Banyak biota laut yang telah
menurut DIKTI yang mengacu pada
dilaporkan memiliki senyawa aktif sebagai
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
antimikroba, misalnya saja alga, bakteri –
Nomor 22 tahun 2011 tentang Terbitan
bakteri laut yang bersimbiosis dengan
Berkala dan Peraturan Direktur Jenderal
organisme
Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan
lain
menghasilkan
suatu
senyawa aktif antimikroba. Dalam review
Nasional
ini
tentang
dijabarkan
beberapa
penelitian
Nomor Pedoman
9/DIKTI/Kep/2011 Akreditasi
Terbitan
antimikroba yang berasal dari sumber biota
Berkala. Selain itu pustaka yang diinklusi
laut Indonesia.
adalah pustaka yang melalukan penelitian di daerah Indonesia dalam 10 tahun terakhir. Pencarian menghasilkan 43 jurnal
METODE Dalam
review
ini
peneliti
menggunakan sumber data primer yang langsung
dikumpulkan
oleh
peneliti.
Pencarian
sumber
data
primer
mempergunakan instrumen pencari secara
dan setelah diskriining jumlah jurnal yang digunakan adalah 21 jurnal.
HASIL Pengujian antimikroba dilakukan biasanya dengan menggunakan metode Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka 4
Volume 4 Nomor 3
difusi agar. Pada metode difusi agar
11 - 20 mm
Kuat
penentuan aktivitas antimikroba berdasarka
21 - 30 mm
Sangat Kuat
zona hambat yaitu berupa zona bening di
Berdasarkan penelusuran pustaka
inokulasikan dengan bakteri uji. Dibawah
Indonesia memiliki banyak biota laut yang
ini merupakan salah satu contoh pengujian
memiliki aktivitas antimikroba yang telah
antibiotik dengan metode difusi agar,
dicoba terhadap beberapa mikroba, hasil
pada
cawan
penguji
yang
telah
penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.2 dan Tabel 1.3
Gambar 1.1 Pengujian anbiotik isolat bakteri terhadap (a) E.coli dan (b) C.albicans Berdasarkan zona bening atau daya hambat
respon
penghambatan
pertumbuhan dapat dikelompokan menjadi sebagai berikut : Tabel 1.1 Respon hambatan pertumbuhan mikroba berdasarkan zona hambat yang terbentuk 5,6 Diameter Zona
Respon
Hambat (mm)
Hambatan Pertumbuhan
< 5 mm
Lemah
5 - 10 mm
Sedang Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3
JenisMikroba
Biota Laut
Aglaophenia sp.6 Eucheuma cottonii 6,8,9,19 Sargassum sp.6 Gracilaria sp. 6 Ulva sp.6 Brachionus rotundiformis 7 Halimeda renchii 8 Haliclona sp.15 Gracilaria verrucosa 10 Streptomyces 11 Pseudoceratina purpurea 12
Aspergillus flavus V V V V V -
Penicillium sp. V V V V V -
E.coli
V V -
Vibrio sp. V V V V -
-
-
V
-
V V
5
Salmonella B.Subtilis S.aureus sp.
PA
KP
CA
A. Niger
Aeromonas hydrophila
V V
-
V V V
-
-
V
V
-
-
-
V
V
-
V
-
-
-
-
V V
V
-
-
V
-
-
-
-
-
Dactylaria sp 14 V V V 16 Kappaphycus alvarezii V 16 Eucheuma denticullatum V Fungi berasosiasi dengan V Haliclona fascigera 15,17 Bakteri yang Berasosiasi V V V V dengan Spons Jaspis sp.18 Actinomycaetes berasosiasi V V V V V V V dengan sponge 13 Tabel 1.2 Beberapa Biota Laut yang telah Diuji Aktivitas Antibiotiknya Terhadap Beberapa Mikroba
-
Ket : PA = Pseudomonas aeruginosa, KP = Klebsiella pneumonia, CA= Candida albicans
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka 6
Volume 4 Nomor 3
Tabel 1.3 Respon Hambatan Pertumbuhan yang Diberikan Beberapa Biota Laut Terhadap Beberapa spesies Mikroba Daya Biota Laut
Mikroba
Hambat (mm)
Aglaophenia sp. 6
Brachionus rotundiformis (zooplankton) 7
Dactylaria sp.14
Eucheuma cottonii 6, 8,9,19
Eucheuma denticullatum 16
Gracilaria sp.6
Gracilaria verrucosa10
Haliclona sp. 15 Halimeda renchii 8
Respon Hambatan Pertumbuhan
Aspergillus flavus
64,06
Sangat Kuat
Penicillium sp.
68,2
Sangat Kuat
E.coli
4,66
Lemah
V. Cholerae
3,5
Lemah
B.Subtilis
3,75
Lemah
E.coli
3,8
Lemah
B.Subtilis
13
Kuat
S.aureus
12
Kuat
Aspergillus flavus
60,46
Sangat Kuat
Penicillium sp.
64,4
Sangat Kuat
V. Parahaemolyticus
24,1
Sangat Kuat
V. Alginolyticus
12,15
Kuat
V.charcariae
19,75
Kuat
E.coli
6,35
Lemah
P.aeruginosa
7,85
Lemah
Vibrio harveyii
19,85
Kuat
Aeromonas hydrophila
19,43
Kuat
Aspergillus flavus
64,92
Sangat Kuat
Penicillium sp.
59
Sangat Kuat
E. coli.
16
Kuat
V. harveyi.
11,17
Kuat
V. parahaemolyticus.
10,9
Kuat
E.coli
13,73
Kuat
V. Parahaemolyticus
16,7
Kuat
V. Alginolyticus
13,4
Kuat Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka 7
Volume 4 Nomor 3
Kappaphycus alvarezii16
Pseudoceratina purpurea12
Sargassum sp.6
Streptomyces11
Ulva sp.6
V.charcariae
13,75
Kuat
Vibrio harveyii
16,33
Kuat
Aeromonas hydrophila
16,6
Kuat
E.coli
11
Kuat
P.aeruginosa
13
Kuat
S.aureus
12
Kuat
C.albicans
8
Sedang
Aspergillus flavus
63,98
Sangat Kuat
Penicillium sp.
57
Sangat Kuat
B.Subtilis
27,4
Sangat Kuat
S.aureus
25,87
Sangat Kuat
C.albicans
21,63
Sangat Kuat
A.niger
12,68
Kuat
Aspergillus flavus
59,14
Sangat Kuat
Penicillium sp.
51,4
Sangat Kuat
Antibakteri melalui asosiasi antar biota E.coli
10,32
Sedang
Vibrio cholerae
9,86
Sedang
B.Subtilis
6,03
Sedang
Actinomycaetes berasosiasi
Bacillus sp.
14,41
Kuat
dengan sponge13
Salmonella sp.
8,44
Sedang
S.aureus
11,47
Kuat
P.aeruginosa
8,65
Sedang
K.Pneumoniae
34,15
Sangat Kuat
E.coli
9
Sedang
Vibrio harveyii
8
Sedang
S.aureus
13
Kuat
P.aeruginosa
13
Kuat
C.albicans
12
Kuat
Fungi berasosiasi dengan
S.aureus
14,5
Kuat
Haliclona fascigera 15,17
C.albicans
12,5
Kuat
Bakteri yang Berasosiasi dengan Spons Jaspis sp. 18
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka 8
Volume 4 Nomor 3
Berdasarkan data – data diatas biota
telah beredar daya hambat yang diberikan
laut memilik potensi yang sangat kuat
masih jauh berbeda, hal itu dapat terlihat
sebagai antimikroba baru, namun jika
dari
Grafik
1.1
dibawah
ini
dibandingkan dengan antimikroba yang
Grafik 1.1 Perbandingan aktivitas antibitok amoksisilin dan ekstrak jamur laut
immunomodulasi, reseptor antagonis dan
PEMBAHASAN Telah ditemukan banyak aktivitas antimikroba dari kekayaan biota laut di Indonesia.
Zat
antimikroba
biasanya
merupakan metabolit sekunder, metabolit sekunder
merupakan
zat
lain
yang
digunakan selain untuk pertembuhan dan dibentuk dari metabolit primer. Contoh metabolit sekunder adalah pigmen, toksin, efektor kompetisi ekologi dan simbiosis, feromon,
inhibitor
enzim,
agen
agonis, pestisida, agen antitumor, dan promotor tumbuhan.
pertumbuhan
binatang
Pembentukan
dan
metabolit
sekunder dipengaruhi beberapa hal salah satunya
adalah
keterbatasan
nutrisi
misalnya pada laut dalam hal ini akan menghasilkan sinyal diferensiasi kimia dari metabolit sekunder yang salah satunya dapat
digunakan
sebagai
antibakteri
misalnya. Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka 9
Volume 4 Nomor 3
Umumnya struktur metabolit laut dan daratan terdapat perbedaan pada
metabolit tersebut memiliki banyak fungsi salah satunya adalah antimikroba.
halogenasi dengan bromin atau klorin, hal
Namun ada hal yang sulit pada
ini dipengaruhi lingkungan laut masing –
sintesis antimikroba jenis ini dikarenakan
masing yang unik. Keunikan laut ini dapat
kesulitan melakukan kultur pada bakteri
terlihat dari banyaknya jenis subtansi
yang hidup berasosiasi dengan mahluk
dilaut, air laut mengandung agen inhibitor
hidup lain. Beberapa mikroba pun dapat
yang aktif untuk organisme, dan adanya
kehilngan kemampuan produksi metabolit
mikroorganisme yang diisolasi memiliki
sekundernya ketika penyimpanan. Hal ini
aktivitas antibakteri.
dapat disebabkan karena lingkungan bukan
Dari hasil penelitian diatas salah
merupakan lingkungan yag stress seperti
satu sumber antibakteri adalah dari bakteri
pada
habitatnya
laut itu sendiri, bakteri tersebut dapat hidup
lingkungan abiotik.
atau
disebabkan
sendiri atau bebas atau dengan berasosiasi
Bukan hanya bakteri, Dactylaria sp
dengan biota laut lain misalnya saja alga
merupakan salah satu jenis jamur laut yang
atau sponge laut. Dari penelitian tersebut
berasosiasi dengan sponge laut. Jamur laut
dihasilkan ekstrak yang memiliki spektrum
ini
antimikroba
dapat
antibakteri terhadap bakteri B.subtilis,
menghambat lebih dari 1 pertumbuhan
E.coli, dan S.aureus. Namun hasil yang
mikroorganisme.
didapatkan efek antibakteri masih cukup
yang
Adanya
luas
interaksi
yang
dilaporkan
memiliki
aktivitas
metabolit
lemah hal ini terlihat dari zona hambat
sekunder yang dihasilkan oleh bakteri
yang terbentuk cukup kecil (1-3 mm).
berasosiasi dengan spons menyebabkan
Salah satu zat aktif yang telah ditemukan
kemungkinan
adalah Isocyclocitrimol A yang didapatkan
bakteri
menghasilkan
metabolit sekunder diakibatkan induksi
dari jamur pada sponge laut15.
oleh asosiasi dengan bakteri. Metabolit – Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka 10
Volume 4 Nomor 3
Jenis jamur, jenis sponge laut dan tempat habitat hidup merupakan salah satu yang
mempengaruhi
keragaman
membuat angka kejadian resistensi akan semakin kecil9.
zat
Perbedaan lokasi
pengambilan
antibakteri ini. Penelitian lain mendapatkan
sampel rumput laut juga menghasilkan
hasil zat antibakteri dari jamur pada
respon zat antibakteri yang berbeda juga.
Haliclona fascigera. Dari hasil penelitian
Penelitian lain pada Eucheuma cottoni dari
ini didapatkan respon penghambatan yang
Madura
cukup kuat untuk bakteri S.aureus dengan
penghambatan yang kecil (1 – 7 mm). Hal
zona hambat 16 mm.
ini menunjukan lokasi pengambilan yang
Selain itu ada juga biota laut yang menghasilkan antibakteri
metabolit dengan
sekunder
sendirinya
salah
ini
menghasilkan
respon
berbeda dapat menghasilkan hasil yang berbeda pula hal ini mungkin disebabkan perbedaan
metabolit
sekunder
yang
satunya adalah rumput laut. Halimeda
terbentuk. Metabolit sekunder terbentuk
renchii dan Euchema cottoni merupakan
akibat kondisi lingkungan yang stress.
salah satu spesias alga, kedua rumput laut
Kondisi stress setiap lingkungan yang
tersebut memiliki aktivitas antivibriosis
berbeda meruapakan salah satu faktor yang
dimana
mempengaruhi 20.
antivibriosis
menimbulkan
resistensi.
antimikroba
ini
ini Setelah
tidak diuji
Gracilaria verrucosa merupakan
respon
salah satu spesies alga merah yang
penghamabatan pertumbuhan yang kuat
dilaporkan memiliki aktivitas antibakteri.
(16 – 24 mm). Salah satu kelebihan
Penelitian yang dilakukan di Semarang ini.
antimikroba dari bahan alam ini adalah
Pengujian
Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)
E.coi,
yang cukup kecil yaitu 0,5 % terhadap
V.paramaemolyticus, pengujian antibakteri
bakteri Vibrio alginolyticus dan Vibrio
didahului dengan proses ekstraksi dengan 3
parahaemolyticus. KHM yang kecil yang
pelarut berbeda (metanol, etil asetat, dan n-
memiliki
dilakukan
terhadap
P.mirabilis,
bakteri
V.harveyi,
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka 11
Volume 4 Nomor 3
heksan)
dan 4 waktu inkubasi yang
selain itu karang lunak memiliki aktvitas
berbeda. Dari ketiga pelarut diketahui
antimikroba penelitian yang dilakukan di
metanol merupakan pelarut yang baik
Pulau Pondok Bangka Selatan dan Pulau
untuk
Tegal Teluk Lampung. Dari kedua tempat
zat
aktif
antibakteri
karena
menghasilkan zona hambat pada seluruh
berbeda
bakteri. Hal ini disebabkan pada ekstrak
antibakteri yang berbeda juga, aktivitas
etanol terdapat lebih banyak metabolit
antibakteri dari perairan Pulau Tegal
sekunder
flavonoid,
termasuk dalam kategori kuat sedangakan
polifenol, dan alkaloid. Selain itu metanol
aktivitas antibakteri dari Pulau Pongok
juga
menunjukan aktivitas yang sedang. Hal ini
seperti,
merupakan
kemungkinan
steroid,
pelarut
polar,
senyawa-senyawa
ada polar
diduga
tersebut
karena
didapatkan
terjadi
tindakan
membran luar bakteri gram negatif. Waktu
lingkungan. Perubahan lingkungan tersebut
optimum
zona
mempengaruhi karena adanya perbedaan
hambat yang maksimal adalah 72 jam.
tingkat stress dan keberadaan nutrien bagi
Aktivitas antibakteri dari alga merah ini
biota laut tersebut19.
menghasilkan
dan
dari
tersebut masuk melalui pori yang ada pada
hingga
fragmentasi
pengaruh
hasil
perubahan
menurun dengan semakin lamanya waktu inkubasi, dari hal ini dapat diketahui bahwa
zat
antibakteri
SIMPULAN
bersifat
Indonesia memiliki banyak potensi
bakteriostatik bukan bakterisidal yaitu
antibiotik baru yang berasal dari alam
hanya menghambat pertumbuhan tidak
khususnya perairan yang masih harus
membunuh bakteri 11.
ditelusuri.
Namun
dalam
praktiknya
Karang merupakan salah satu biota
pengambilan antimikroba tersebut masih
laut Indonesia. Karang biasanya digunakan
harus lebih banyak diteliti mengenai hal –
untuk ikan – ikan kecil berlindung dari
hal yang mempengaruhinya seperti, tempat
para
predator
(antipredator)21. Namun
pengambilan
sampel,
pelarut
yang
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka 12
Volume 4 Nomor 3
digunakan untuk mengekstraksi, proses
2
Arifuddin, Patong, R., dan Ahmad, A.
kultur didalam laboratorium karena hal –
Penelusuran Protein Bioaktif dalam
hal tersebut berpengaruh pada aktivitas
Makro
antibakteri masing – masing biota laut.
Antibakteri dan Antijamur. Marina
Alga
sebagai
Bahan
Chimica Acta. 2001: 2 (2). 11-18. 3
UCAPAN TERIMAKASIH Penulis menyadari banyak pihak yang telah membantu baik secara moril maupun
terima
Murwani,
R.
Antikanker
pada
Skrining
dan Bahan
Berbagai
Jenis
(3) : 120- 124.
kasih
kepada, Rizky Abdulah selaku dosen
Ambariyanto,
Jurnal Ilmu Kelautan, UNDIP. 2004: 9
review ini. Oleh karena itu, penulis ingin ucapan
A.,
Gorgonian terhadap L1210 Cell Line.
materil dalam menyelesaikan
menyampaikan
Trianto,
4
Nofiani,Risa. Urgensi dan Mekanisme Biosintesis
metodologi penelitian, dan teman – teman
Metabolit
Sekunder
Mikroba Laut. Jurnal Natur Indonesia.
2013 yang telah membantu.
2008: 10 (2): 120-125 5
DAFTAR PUSTAKA 1
Screening Sponges For Bactericide to
Mardiastuti, H., W., Karuniawati, A., Kiranasari,
A.,
Ikaningsih,
be Used In Shrimp Culture, Indon,
dan
Fish. Res. J. 1995: 1(1): 1-10.
Kadarsih, R. Emerging Resistance Pathogen : Situasi Terkini di Asia, Eropa,
Amerika
Serikat,
Timur
Tengah dan Indonesia. Departemen Mikrobiologi
Fakultas
Kedokteran
Universitas Indonesia. 2007: Vol 57 (3): 75 -59
Ahmad, T., E. Suryati, and Muliani,
6
Hutasoit,S.,I Ketut
Ketut
Susrama.
Suada.,I Uji
Gede
aktivitas
Antijamur Ekstrak Beberapa Jenis Biota Laut terhadap Aspergillus flavus LINK dan Penicillium sp. LINK. E – Jurnal Agroteknologi Tropika. 2013: Vol.2 No.1: 27 – 38 Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka 13
Volume 4 Nomor 3
7
Rumengan,I.F.M., N.D. Rumampuk,
Properties of The Red Alga Gracilaria
J.simper., dan F.Losung. PRODUKSI
verrucosa From North Coast of Java,
DAN
Semarang, Indonesia.
UJI
AKTIVITAS
ANTIMIKROBA
SENYAWA
Journal of Latest Research in Science
YANG
DIEKSTRAK
and Technology. 2014:Vol 3 : 179-
ROTIFER
(Brachionus
BIOAKTIF DARI
8
rotundiformis)
STRAIN
Jurnal
Bidang
LPPM
LOKAL. Sains
dan
185 11 Sunaryanto, Rofig., Ansis Herliyani Mahsunah. IDENTIFICATION AND
Teknologi. 2014: Vol 1: 56 - 70
ANTIMICROBIAL ACTIVITY OF
Purnama,Rahmad., Melki., Wike Ayu
MARINE
Ep.,
GEOGRAPHICALLY
Rozirwan.
Potensi
Ekstrak
Streptomyces
FROM
DIFFERENT
Rumput Laut Halimaeda renchii dan
REGIONS OF INDONESIA. Squalen
Euchema cottoni Sebagai Antibakteri
Bull. of Mar. & Fish. Postharvest &
Vibrio sp. Maspari Journal. 2011:
Biotech. 2015: 10 (1): 17 -25
(02): 82 – 88 9
International
12 Handayani,Dian.,
Martha
Soelama, Heryudi J.J., Billy J.Kepel.,
Husni
Krista V. Siagian. UJI MINIMUM
SENYAWA ANTIMIKROBA DARI
INHIBITORY
SPON
CONCENTRATION
Mukhtar.
Sririta.,
LAUT
ISOLASI
Pseudoceratina
(MIC) EKSTRAK RUMPUT LAUT
purpurea CARTER. Jurnal Sains dan
(Eucheuma
Teknologi Farmasi. 2010: Vol 15 No
cottonii)
ANTIBAKTERI
SEBAGAI TERHADAP
Streptococcus mutans. Jurnal e-GiGi
1: 58 – 66 13 Nofiani,Risa.,
Mega
Sari
Juane.,
(EG). 2015: Vol 3 Nomor 2: 374 – 379
Safiana., Puji Ardiningsih., Afghani
10 Widowati, Ita., Daphne Lubac., Maya
Jayuska., Titin Anita. Antimicrobial
Puspita.,
Nathalie
Antibacterial
and
Bourgougnon.
activity of actinomycetes associated
Antioxidant
with an unidentified sponge from Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka 14
Volume 4 Nomor 3
Lemukutan
island,
Indonesia
on
activity of endophytic fungi from
various medium and incubation time.
marine Sponge Haliclona fascigera.
INTERNATIONAL JOURNAL OF
Journal of Applied Pharmaceutical
BIOASSAYS. 2012: VOL. 1 .10: 97 -
Science. 2015:Vol. 5 (10): 154 – 156
100
18 Abubakar,Hemawatty.,
14 Maarisit,
Wilmar.,
Dicki
Huga
Aris
Tri
Wahyudi., Munti Yuhana. Skrining
Tangiono., Marstella Minelko., Tan
Bakteri
yang
Berasosiasi
dengan
Tjie Jan., Reinhard Pinontoan., Joke
Spons Jaspis sp. Sebagai Penghasil
Louis Tombuku. Indonesian. J. Pharm.
Senyawa Antimikroba. Jurnal Ilmu
Vol. 2013: Vol 24 Issue 2: 100 -107
Kelautan. 2011: Vol 16 (1): 35 – 40
15 Maarisit, Wilmar , Katsuhiro Ueda.
19 Andriani, Zuli., A.Ghanai Fasya.,
ANTIMICROBIAL METABOLITES
Ahmad Hanapi. Antibacterial Activity
FROM
MARINE-DERIVED
of the Red Algae Eucheuma cottonii
FUNGUS. Indonesian J. Pharm. Vol.
Extract from Tanjung Coast, Sumenep
2013: 24 No. 3: 163 – 169
Madura. Journal of Chemistry. 2015:
A
16 Wiyanto, Dwi Budi. UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI RUMPUT alvarezii
EKSTRAK
DAN
20 Rozirwan,
G.Bengen.,
Kappaphycus
Neviaty P., Hefni Effendi., Chaidir.
DAN
Eucheuma
SKRINING POTENSI SENYAWA
TERHADAP
Aeromonas
Vibrio
hydrophila
harveyi.
Jurnal
BIOAKTIF
LUNAK DARI PERAIRAN PULAU PONGOK
17
DAN
17 Handayani,Dian.
Rizka
R.Rustini.
Fauza
SEBAGAI
ANTIBAKTERI PADA KARANG
KELAUTAN. 2010:Volume 3, No.1: 1-
Ahdinur.,
Dietriech
LAUT
denticullatum BAKTERI
Vol. 4 No. 2: 93 – 100
BANGKA
PULAU
LAMPUNG.
SELATAN
TEGAL Jurnal
TELUK
Ilmu
dan
Antimicrobial Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka 15
Volume 4 Nomor 3
Teknologi
Kelautan
Tropis.2014:
Vol.6, No. 2: 283 – 295 21 Changyun,
W.,
L.
Haiyan,
S.
Changlun, W. Yanan, L. Liang, and G.
Huashi.
Chemical
substances
of
defensive
soft
corals
and
gorgonians. Acta Ecologica Sinica. 2008: 28(5):2320-2328.
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157