ISSN 2356-4113
Jurnal Kajian Veteriner, Volume 4
Skrining Fitokimia Minuman Tradisional Moke dan Sopi sebagai Kandidat Antimikroba (Phytochemical of Sopi and Moke as a Potential Antimicrobial Agent) Annytha Detha1* dan Frans Umbu Datta2 1 Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Cendana Jl. Adi Sucipto, Kampus Baru Undana, Penfui. Kupang-NTT, 2 Bagian Biokimia, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Cendana, Jl. Adi Sucipto, Kampus Baru Undana, Penfui. Kupang-NTT, * korespondensi:
[email protected] ABSTRACT Sopi and moke of East Nusa Tenggara Province are some traditional beverage made from nira or interest leads palm (Borassus flabellifer L.). Several studies have shown that sopi and moke have an antimicrobial activity. Antimicrobial activity of plants derivatives may be influenced by the content of phytochemical compounds. The purpose of this study was to determine the class of phytochemical compounds in sopi and moke. Phytochemical testing performed on seven chemical compounds, namely alkaloids, flavonoids, phenols hydroquinone, steroids, triterphenoid, tannins and saponins. The results show that sopi contains of alkaloids and moke contains of phenol hydroquinone and saponins. Antimicrobial activity of sopi and moke supposed to be caused by these three compounds and this could be a potential source of an alternative disinfectant candidate. Keywords: Borassus flabellifer L, palm wine, antimicrobial agent
PENDAHULUAN Nira atau sadapan bunga lontar (Borassus
flabellifer
L.)
pustaka,
seperti
anggur
minuman
beralkohol
diketahui
mampu
lama
membunuh bakteri Helicobacter pylori,
dimanfaatkan oleh masyarakat di wilayah
Shigella sonnei, dan Escherichia coli
NTT sebagai bahan dasar minuman
(Waite dan daeschel 2007). Penelitian lain
tradisional
dan
yang dilakukan Moretro dan Daeschel
moke.Berdasarkan hasil penelitian Detha
(2004) yang menemukan Staphylococcus
dan Datta (2015), sopi diketahui memiliki
aureus, Listeria monocytogenes, E. coli
kemampuan antimikroba terhadap bakteri
O157: H7, dan Salmonella sp. mampu
Salmonella Typhimurium dan Salmonella
diinaktivasi oleh minuman fermentasi
Enteritidis. Demikian pula dengan moke
anggur.
yang memiliki kemampuan antimikroba
mengindikasikan
terhadap bakteri terhadap bakteri isolat
berpotensi
lapang di sekitar Kota Kupang (Datta dan
antimikroba, termasuk sopi dan moke.
beralkohol
telah
kajian
sopi
Detha, 2015). Kedua penelitian tersebut dilakukan
untuk
menguji
pemanfaatan sopi dan
potensi
moke sebagai
bahan desinfeksi alternatif. Berdasarkan
Beberapa
penelitian minuman
digunakan
Kemampuan
tersebut
beralkohol
sebagai
antimikrobial
bahan
dari
bahan alami yang berasal dari tumbuhan, dapat
dipengaruhi
oleh
kandungan
senyawa fitokimiawi yang terkandung di
12
ISSN 2356-4113
Jurnal Kajian Veteriner, Volume 4
dalamnya (Gajlakshmi et al. 2012).
Pengujian
senyawa
alkaloid
Menurut Jones dan Kinghorn, (2006)
dilakukan dengan melarutkan sebanyak
senyawa
atau
0,5 ml sampel ke dalam asam sulfat 2N
senyawa kimia bioaktif hasil metabolisme
kemudian diberi pereaksi Meyer dan
sekunder dari tiap tanaman yang berfungsi
pereaksi
sebagai sistem pertahanan tanaman dari
endapan berwarna diamati. Pengujian
gangguan
senyawa
fitokimia
hama
adalah
zat
penyakit
tanaman.
Wagner;
steroid
dan
ada
atau
tidaknya
triterpenoid
Pengujian fitokimia merupakan pengujian
dilakukan dengan melarutkan sebanyak
yang bertujuan mengetahui keberadaan zat
0,5 ml sampel ke dalam 2 ml kloroform
atau senyawa kimiawi dalam ekstrak
kemudian diberi 10 tetes anhidrida asetat
tanaman atau produknya secara kualitatif
dan 3 tetes asam sulfat pekat; dan
yang dapat berperan sebagai senyawa
perubahan
antibakteri (Muchtadi 2012). Senyawa-
pengujian senyawa flavonoid, sebanyak
senyawa kimia dapat diklasifikasikan
0,5 ml sampel diberi 0,1 mg serbuk
dalam beberapa golongan senyawa bahan
magnesium;
alam yaitu saponin, steroid, triterpenoid,
sebanyak 0,4 mL amil alkohol dan 4 mL
alkaloid, fenolik (tanin dan flavanoid)
alkohol dan perubahan warna diamati.
(Harborne 1996). Tujuan penelitian ini
Pengujian senyawa saponin dilakukan
adalah mengetahui golongan senyawa
dengan melarutkan
fitokimia pada sopi dan moke.
sampel dengan asam klorida 2N; larutan
warna
diamati.
kemudian
Untuk
ditambahkan
sebanyak 0,5 g
sampel dipanaskan dalam penangas air selama 30 menit; dan diamati ada tidaknya
MATERI DAN METODE Pengujian fitokimia sopi dan moke
busa.
Pengujian
senyawa
phenol
dilakukan dengan menguji kandungan7
hidrokuinon dilakukan dengan mengukur
(tujuh) senyawa kimia yaitu alkaloid,
sampel sebanyak 0,5 ml diberi 2 tetes
flavonoid, phenol hidrokuinon, steroid,
FeCl3 5% dan perubahan warna diamati.
triterphenoid,
saponin.
Pengujan senyawa tanin dilakukan dengan
Penelitian dilakukan di Laboratorium
menambahkan etanol ke dalam 2 ml
Kimia
sampel
tanin
Analitik,
dan
Departemen
Kimia,
hingga
sampel
terendam
Fakultas MIPA, Institut Pertanian Bogor.
semuanya; kemudian sebanyak 1 ml
Penelitian dilaksanakan pada bulan April
larutan
dan Mei 2015. Sampel penelitian berupa
reaksi dan ditambahkan 2-3 tetes larutan
sopi yang diambil dari tempat pembuatan
FeCl3 1%, dan hasil positif ditunjukkan
sopi Sikumana, Kota Kupang, sedangkan
dengan
sampel moke diperoleh dari pedagang
kebiruan atau hijau.
eceren di wilayah Kota Kupang, Nusa
HASIL DAN PEMBAHASAN
dipindahkan
terbentuknya
kedalam
warna
tabung
hitam
Tenggara Timur.
13
ISSN 2356-4113
Jurnal Kajian Veteriner, Volume 4
Berdasarkan fitokimia
terhadap
hasil
pengujian
sopi
dan
dan moke terdeteksi memiliki kandungan
moke,
alkaloid positif lemah. Untuk senyawa
diketahui terdapat 3 senyawa penting
phenol hidrokuinon, hanya terdapat pada
yaitu alkaloid, phenol hidrokuinon dan
moke,
saponin. Skrining fitokimia dilakukan
terdeteksi.
untuk memberikan gambaran tentang
senyawa saponin yang hanya terkandung
golongan senyawa yang terkandung dalam
pada moke sedangkan sopi tidak ada.
sopi dan moke. Senyawa alkaloid terdapat
Secara lengkap hasil penelitian fitokimia
pada kedua bahan yang diuji yaitu pada
dapat diamati pada Tabel 1.
sedangkan
pada
Demikian
sopi pula
tidak dengan
sopi memiliki kandungan alkaloid positif
Tabel 1 Hasil skrining fitokimia sopi dan moke No
Jenis pengujian
Moke
Sopi
1.
Alkaloid
+
++
2.
Flavonoid
-
-
3.
Phenol hidrokuinon
++
-
4.
Steroid
-
-
5.
Titerpenoid
-
-
6.
Tanin
-
-
7.
Saponin
++
-
Keterangan
: (-) tidak terdeteksi, (+) positif lemah, (++) positif, (+++) positif kuat
yang mendukung daya antimikrobial dari
Alkaloid Alkaloid memiliki kemampuan sebagai
antibakteri.
Pada
kedua bahan.
tanaman,
kandungan alkaloid berfungsi sebagai
Phenol Hidrokuinon
pertahanan diri dan pencegahan infeksi.
Keberadaan
senyawa
fenol
Alkaloid adalah senyawa kimia tanaman
hidrokuinon dapat menjadi indikator
hasil
yang
adanya fungsi antimikroba dari moke
prinsip
karena fenol hidrokuinon merupakan
metabolisme
sekunder,
terbentuk
berdasarkan
pembentukan
campuran
dan
salah satu senyawa golongan fenol. Fenol
Kinghorn 2006). Alkaloid pada umumnya
merupakan senyawa antimikroba dan
mempunyai
banyak digunakan dalam industri farmasi,
menonjol, alkaloid
keaktifan sehingga
sering
(Jones
fisiologi oleh
dimanfaatkan
yang
manusia untuk
seperti
disinfektan,
anestitika
oral,
aspirin, dan pembasmi rumput liar.
pengobatan. Kandungan alkaloid dalam
Bahkan
fenol
dijadikan
standar
sopi dan moke menjadi salah satu sifat
pembanding untuk menentukan aktivitas 14
ISSN 2356-4113
sesuatu
Jurnal Kajian Veteriner, Volume 4
produk
disinfektan.Menurut
kematian sel bakteri. Berdasarkan hasil
Pelczar et al. (1977), mekanisme daya
penelitian yang diperoleh kandungan
antimikrobial fenol yaitu dengan merusak
saponin
dinding sel sehingga mengakibatkan lisis
indikator
atau menghambat proses pembentukan
antimikroba dari moke.
pada
moke
dapat
penting
menjadi
terhadap
daya
alkaloid
yang
dinding sel pada sel yang sedang tumbuh; mengubah
permeabilitas
membran
SIMPULAN
sitoplasma yang menyebabkan kebocoran
Senyawa
nutrien dari dalam sel; mendenaturasi
tekandung dalam sopi dan moke dan
protein
sistem
senyawa fenol hidrokuinon dan saponin
metabolisme di dalam sel dengan cara
pada moke dapat menjadi indikator yang
menghambat kerja enzim intraseluler.
mendukung
Selain itu, menurut Leon et al. (2010),
antimikrobial dari kedua bahan untuk
senyawa fenol dan terpenoid memiliki
dimanfaatkan
target utama yaitu membran sitoplasma
alternatif alami.
sel;
dan
merusak
fitokimia
adanya
kemampuan
sebagai
desinfektan
yang mengacu pada sifat alamnya yang hidrofobik.
DAFTAR PUSTAKA Cavalieri SJ, Rankin ID, Harbeck RJ, Sautter RS, McCarter YS, Sharp
Saponin Saponin telah diketahui sebagai
SE, Ortez J, Spiegel CA. 2005.
antimikroba (Robinson, 1995). Senyawa
Manual
saponin
Susceptibility Testing. American
dapat
dengan
bersifat
merusak
antibakterial
membran
sel.
Mekanisme antimikrobial saponin terjadi dengan
cara
permukaan
menurunkan sehingga
tegangan
mengakibatkan
naiknya permeabilitas atau kebocoran sel dan mengakibatkan senyawa intraseluler
of
Antimicrobial
Society for Microbiology, USA. Cowan MM. 1999. Plant Products as Antimicrobial Agents.
Clinical
Microbiology Reviews. 12: 564 – 582. Datta FU, Detha A. 2016. Aktivitas
akan keluar (Nuria et al. 2009). Menurut
Antimikroba
Cavalieri et al. (2005), saponin dapat
Bakteri Patogen Staphylococcus
berdifusi melalui membran luar dan
aureus.
Prosiding
dinding sel dan mengganggu kestabilan
Nasional
Fakultas
membran.
Hewan Ke-3, hal 68-72
Kondisi
ini
menyebabkan
kerusakan membran dan keluarnyaisi sel
Antimikroba
bahan-bahan penting ke dalam sel dan
Bakteri
selanjutnya
typhimurium
mengakibatkan
Terhadap
Seminar Kedokteran
Detha A, Datta FU. 2015. Aktivitas
dan juga dapat mencegah masuknya
dapat
Sopi
Sopi
Patogen dan
Terhadap Salmonella Salmonella
15
ISSN 2356-4113
Jurnal Kajian Veteriner, Volume 4
enteritidis.
Jurnal
Kajian
Pelczar MJ, Reid RD, Chan ECS. 1977.
Veteriner 3: 56-61
Microbiology. McGraw Hill. New
Gajalakshmi S, Vijayalakshmi S, Devi RV.
2012.
Phytological
and
properties
of
pharmalogical
York Waite
JG,
Daeschel
MA.
2007,
Contribution of wine components
Annona muricata . International
to
Journal
pathogens. J Food Sci.72(7): 286-
of
Pharmacy
and
Pharmaceutical Sciences 4(2): 36.
inactivation
of
food-borne
291. Weisse ME, Eberly B, Person DA. 1995,
Harborne JB. 1996. Metode Fitokimia Penuntun
Cara
Wine
as
a
digestive
aid:
Modern
comparative antimicrobial effects
Tumbuhan.
of bismuth salicylate and red and
Bandung: Penerbit ITB. P.76-153.
white wines. Br Med J 311:1657-
Menganalisis
Jones WP dan Kinghorn AD.2006.
1660.
Extraction of plant secondary metabolites. New Jersey: Humana Press. Leon LD, Lopez MR, Moujir L. 2010. Antibacterial
Properties
Zeylasterone Isolated
of
a
Triterpenoid
from
Maytenus
blepharacles
against
Staphylococcus
aureus.
Microbiological Research. 12: 210. Muchtadi D. 2012. Pangan Funsional dan Senyawa
Bioaktif.
Penerbit
Alfabeta: Bandung. Nuria MC, Faizatun A, Sumantri. 2009. Uji Antibakteri Ekstrak Etanol Daun cuircas
Jarak L)
Staphylococcus
Pagar
(Jatropha
terhadap aureus
Bakteri ATCC
25923, Escherichia coli ATCC 25922,
dan
Salmonella
typhi
ATCC 1408. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. 5: 26-37.
16