Potensi Aplikasi LUWES dan REDDABACUS sebagai Sistem Monitoring Karbon Hutan Dalam rangka mendukung perencanaan tatagunan lahan untuk Pembangunan Rendah Emisi
Rachman Pasha & Degi Harja
Lokakarya Strategi Monitoring PSP di Tingkat Propinsi Ambon, 27 -28 Mei 2013
Komitmen Pemerintah Indonesia Komitmen penurunan emisi sebesar 26% pada tahun 2020 secara swadaya dan 41% dengan bantuan internasional REDD+ adalah program nasional dengan implementasi pada tingkat sub-nasional Target pertumbuhan ekonomi sebesar 7%
Skema Penurunan Emisi 3.5 Tingkat acuan emisi
3
Dengan usaha sendiri (swadaya) – NAMA berbasis lahan Bantuan internasional – REDD+ Perdagangan karbon
Gt/y
2.5 2 1.5 1
Emisi netto
0.5 0 1990
2000
2010
2020
26% 15%
REDD+ dan NAMA dari sektor Lahan • Lingkup kegiatan harus menyeluruh dan menyatu Contoh: sektor berbasis lahan • Kedua skema harus mampu memperlihatkan performadiperlukan yang terukur misalnya melalui Sehingga integrasi antara REDD+ dan kesepakatan MRV tahap perencanaan NAMA berbasissistem lahan pada •penggunaan Menggunakan beberapa sistem pendanaan lahan untuk pembangunan yang •rendah Melaluiemisi beberapa program dan(propinsi aktivitas dan pada tingkat lokal implementasi kabupaten) agar sinergi dalam mendukung •penurunan Menggunakan emisibeberapa nasional bentuk institusi • Berlandaskan beberapa peraturan dan kebijakan nasional dan sub-nasional
Bagaimana cara merencanakan penggunaan lahan (aktivitas pembangunan) yang rendah emisi?
Penggunaan Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan Jasa lingkungan: Cadangan karbon, air dan kehati
Penghidupan: Pemicu, pendapatan, tenaga kerja, ketahanan pangan, gizi, etc
Skenario perencanaan penggunaan lahan untuk pembangunan dan Jasling
Analisa Trade-off, strategi
Pembangunan berkelanjutan
inklusif, integratif, berbasis data
MRV
“Penggunaan jasling”
Penggunaan Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan Jasa lingkungan: Cadangan karbon, air dan kehati
Safeguard
Penghidupan: Pemicu, pendapatan, tenaga kerja, ketahanan pangan, gizi, etc
Perencanaan penggunaan lahan untuk embangunan dan Jasling – Multi skenario Analisa Trade-off, strategies, termasuk skema insentif melalui program REDD+ dan NAMA berbasis lahan
“Penyedia jasa” pembangunan berkelanjutan
Inklusif, integratif, berbasis data – REDD+ dan NAMA berbasis lahan
PENGENALAN LUWES Land Use Planning for LoW Emission Development Strategy (LUWES) atau Perencanaan Penggunaan Lahan Untuk Pembangunan Rendah Emisi
Apa itu LUWES? • LUWES adalah kerangka kerja untuk membuat/menghasilkan produk perencanaan pembangunan yang mampu meminimalisasi emisi gas rumah kaca dengan tetap mempertahankan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi. • Menawarkan prinsip, langkah dan alat (termasuk perangkat lunak-ABACUS SP) untuk membantu multi-pihak agar bisa bernegosiasi dalam merencanakan penggunaan lahan melalui skenario penurunan emisi yang dibuat bersama.
Beberapa Pertanyaan yang Dapat Dijawab Oleh LUWES Bagaimana memahami tipologi rencana aktivitas pembangunan dan tingkat emisinya? Bagaimana membangun strategi pembangunan rendah emisi? Bagaimana menghitung emisi? Bagaimana mengetahui implikasi rencana pembangunan terhadap tingkat emisi ? Bagaimana mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi sekaligus menurunkan emisi?
Langkah-langkah Dalam LUWES 1
2 Membangun Unit Perencanaan
3 Mengidentifikasi Pola Perubahan Penggunaan Lahan masa Lalu dan Emisinya
6 Rencana Tindak Lanjut (Teknis, Kelembagaan dan Monev)
5 Memilih Skenario Terbaik; negosiasi dan iterasi
Membangun Skenario Baseline/REL
4 Membangun Skenario Perubahan Penggunaan Lahan dan Emisinya
1
Membangun Unit Perencanaan
Tujuan: Memahami struktur kegiatan pembangunan di sebuah daerah melalui pemahaman mengenai skala prioritas berdasarkan kebutuhan, sektor basis dan potensi.
Bagan Alur Membangun Unit Perencanaan
2
Mengkuantifikasi Perubahan Penggunaan lahan dan Emisi di masa lampau
Tujuan: • Memahami perubahan penggunaan lahan di suatu bentang lahan dalam kurun waktu tertentu • Mengestimasi emisi di masa lampau
Pendekatan Perhitungan Emisi (IPCC) • Pendekatan Gain-loss • Estimasi neraca bersih antara penambahan dan kehilangan pada pool karbon Serapan CO2 lewat pertumbuhan Disturbance
Tipe penggu naan lahan
Panen
∆C = ∆C gain - ∆C loss
• Pendekatan selisih cadangan (Stock difference) •
Estimasi perbedaan anatara cadangan karbon antar dua titik waktu pada pool karbon Perubahan sistem CCstock penggunaan stock lahan t1 t2
∆C = ∆C t1 - ∆C t2 LUWES
Estimasi Emisi
Emisi karbon
Rerata tahunan perubahan cadangan karbon
Perubahan sistem pengunaan lahan
DATA AKTIVITAS Kuantifikasi perubahan lahan dari satu kurun waktu
Cadangan Karbon sistem pengunaan lahan
FAKTOR EMISI Kuantifikasi perubahan cadangan karbon dalam satu kurun waktu
Beberapa istilah dalam kuantifikasi perubahan lahan • Penggunaan lahan (land use) mengacu kepada aktifitas manusia pada lahan tertentu • Tutupan lahan (land cover) mengacu pada tipe vegetasi yang ada pada lahan tertentu • Zonasi mengacu pada zonasi biofisik atau kebijakan yang mempengaruhi tutupan dan pengelolaan lahan • Sistem pengunaan lahan (SPL) menggabungkan ketiganya, termasuk siklus perubahan vegetasi dan aktifitas pengelolaan (penanaman, pemanenan)
Data Aktivitas 1. Interpretasi citra satelit menjadi peta tutupan/penggunaan lahan dalam berbagai titik waktu: a. b. c. d. e.
Pemilihan citra Penentuan legenda/skema klasifikasi Metodologi interpretasi Groundtruthing Accuracy assessment
2004
1989 1997 2001
2. Analisa perubahan tutupan dan penggunaan lahan • Pemetaan penggunaan lahan dan tutupan lahan pada titik waktu yang berbeda • Identifikasi perubahan pada lokasi yang sama pada kurun waktu yang berbeda • Penghitungan area masing-masing kelas perubahan • Analisa statistik untuk mengubah menjadi data aktivitas
Definisi kawasan hutan berdasarkan kanopi
TIPOLOGI TUTUPAN LAHAN
Definisi kawasan hutan berdasarkan institusi
BUKAN KAWASAN HUTAN TANPA POHON
POHON DI LUAR KAWASAN HUTAN
KAWASAN HUTAN DENGAN POHON
KAWASAN HUTAN TANPA POHON
TOTAL AREA Agroforestry, perkebunan, dll
Tebang buka/ penanaman kembali termasuk definisi hutan; tanpa batas waktu penanaman kembali
Analisa perubahan penggunaan lahan
Contoh matriks perubahan lahan
Luasan perubahan lahan
2000
Matriks Perubahan Lahan (ha) Hutan Kebun Sawah Pemukiman
1990
Hutan
100
50
20
10
Kebun
0
20
10
0
Sawah
0
10
10
10
Pemukiman
0
0
0
30
Tutupan lahan yg tidak berubah
Kelas tutupan lahan yang dianalisa
Keragaman tutupan dan penggunaan lahan dalam bentang lahan
Keterkaitan Sistem Penggunaan Lahan dengan cadangan karbon • Jenis vegetasi yang membentuk tutupan lahan menentukan besarnya cadangan karbon dan kemampuannya dalam menambat karbon • Aktivitas dalam sebuah tipe penggunaan lahan umumnya berpengaruh pada perubahan cadangan karbon (emisi atau penambatan karbon) • Sistem pengunaan lahan – panjang rotasi dan tipe mempengaruhi rata-rata cadangan karbon (time-averaged C-stock)
Estimasi Emisi
Emisi karbon
Rerata tahunan perubahan cadangan karbon
Perubahan sistem pengunaan lahan
DATA AKTIVITAS Kuantifikasi perubahan lahan dari satu kurun waktu
Cadangan Karbon sistem pengunaan lahan
FAKTOR EMISI Kuantifikasi perubahan cadangan karbon dalam satu kurun waktu
Faktor Emisi • Perubahan cadangan karbon per unit area per satuan waktu • Seluruh carbon pool: biomasa di atas tanah, biomasa di bawah tanah, nekromasa, serasah, tanah • Untuk biomassa di atas tanah, untuk Tier 3 diperlukan plot sampling, PSP, plot inventory, dan pemodelan alometri
Pengukuran lapangan Biomassa
Nekromassa
Analisa tanah
Sebaran Pohon dan C-stock dalam suatu plot sampling
123 Ton C (1992)
133 Ton C (1998)
Konsep Time-averaged C-stock dari Sistem Penggunaan Lahan
Cadangan C per siklus tanam, Mg ha-1
Hilang viaT&B Perolehan via aforestasi
230
Tertinggal di lahan
200 Tebang & Bakar 160 120 Agroforest 80
Tebang
80
40 0
Rata-rata C per siklus tanam, Mg ha-1
240
HUTAN ALAMI
29 0
10
20
30
40 (IPCC, 2001, hal 209)
Time averaged C-stock dari berbagai sistem penggunaan lahan 600
C-stock t/ha
500 400 300 200
Degradation, - 300 t/ha Deforestation - 5 t/ha
Trees Understorey Necromass Litter Soil (S) 0-5 cm S, 5-10 cm S, 10-20 cm S, 20-30 cm
100 0
(Tomich et al. , 1998)
3 Membangun skenario baseline
Tujuan: Memahami alokasi rencana pembangunan dan memahami konsekuensinya dari sisi biofisik dan kebijakan keruangan
Opsi Metodologi Historical
Adjusted Historical
Forward Looking
Didasarkan pada data historis
Didasarkan pada data historis yang disesuaikan dengan satu atau beberapa faktor penyesuai (kepadatan penduduk, peningkatan ekonomi, dll)
Berdasarkan rencana pembangunan wilayah (RTRW, RPJMD,penunjuk an kawasan, perijinan penggunaan ruang)
4
Membangun Skenario Pembangunan rendah emisi/mitigasi dan estimasi emisi
Tujuan: Memahami konsekuensi pelaksanaan rencana-rencana pembangunan terhadap tingkat emisi gas rumah kaca
Contoh Skenario Mitigasi Zone Planning Unit 1
2
3
4 5
Protected Forest
Scenario1: REDD+Moratorium
Scenario2: REALU
Reduce deforestation to half Reduce deforestation to half from from 2005_2010 in LOF, to zero 2005_2010 in LOF, to zero in UF, in UF, rehabilitate 10% of non rehabilitate 10% of non forest, log low to high, high to UF 10% forest Protection Forest Reduce deforestation to half Reduce deforestation to half from from 2005_2010 in LOF, to zero 2005_2010 in LOF, to zero in UF, in UF, rehabilitate 10% of non rehabilitate 10% of non forest forest Production Forest, Reduce deforestation to half Reduce deforestation to half from non-permit from 2005_2010 in LOF, to zero 2005_2010 in LOF, to zero in UF, in UF, rehabilitate 10% of non rehabilitate 10% of non forest forest Production Forest, Stop clear cut, only planting to Stop clear cut, only planting HTI mono tree Production Forest, Logging in the next 10-15 years Logging in the next 10-15 years HPH (only LOF HD, LOF HD to LOF LD, (only LOF HD, LOF HD to LOF LD) LOF LD to Shrub)
5
MEMILIH SKENARIO TERBAIK Melalui Negosiasi dan Iterasi (Pengulangan)
Tujuan: Menyusun strategi pembangunan yang rendah emisi dengan tetap mempertahankan keberlanjutan dan pertumbuhan ekonomi
Tradeoffs Sistem Penggunaan Lahan 2,000
NPV Profits, $/ha
1,800 1,600
Tree crop plantations
1,400
Intensive crops
1,200 1,000
Tree plantations
800
Agroforest Hutan alam yang dibudidayakan secara intensif Extensive crops
600 400 200
Hutan alam primer
Pastures
0 0
50
Hutan alam yang dibudidayakan
100
150 C stock, Mg C/ha
200
250
300
∆ NPV <<
∆ NPV >>
∆ CO2-eq <<
Low emission, less profitable land use change
Low emission, highly profitable land use change
∆ CO2-eq >>
High emission, less profitable land use change
High emission, highly profitable land use change
Penggunaan lahan
Penutupan lahan
Cadanga n karbon Cadangan karbon NPV
Profitabilitas penggunaan lahan
Matriks perubahan Penggunaan lahan Penutupan lahan
Cadanga n karbon
t-1
NPV t-2
∆ timeaveraged C-stock= emisi CO2 ∆ NPV= nilai ekonomi
6
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) – TEKNIS; KELEMBAGAAN; MER
Tujuan: Menyusun strategi pembangunan rendah emisi yang dapat mengakomodir pandangan dan persepsi lokal dari segi teknis, tersedianya kelembagaan Pembangunan Rendah Emisi dan terciptanya sistem Monitoring dan Evaluasi implementasi pembangunan rendah emisi
LUWES – inklusif, integratif dan berbasis data yang terkini dan sahih
TERIMA KASIH