Postpartum Sapi (Pelatihan Pelayanan Gertak Berahi dan Gangguan Reproduksi pada Ternak Sapi)
Amrozi Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi, FKH IPB Palembang 2015
1. AKTIFITAS SIKLUS OVARI KEMBALI NORMAL Dipengaruhi beberapa faktor: • Komplikasi post partus (distokia) • Kualitas pakan rendah saat pre dan postpartus • Intensitas dan frekuensi menyusui. Intensitas tinggi dengan frekuensi yang sering menghambat kembalinya siklus estrus post partum.
Gambar ini menunjukkan bahwa dalam satu siklus terdapat satu folikel yang tumbuh selama 21 hari dan ovulasi
Two or three follicular waves are present during the bovine estrous cycle, it was reported by: Rajakoski (1960) : serial ovarian sections method Swanson (1972) : endocrinology method Pierson and Ginther (1984) : ultrasonography method Corpus luteum
Diameter
Preovulatory DF Atretic DF
Atretic SF
Atretic SF Emergence Deviation
0 Estrus
1
Emergence Deviation
3
12
15
1st follicular wave
Estrous cycle
2nd follicular wave
21 Day
The Estrous Cycle in Cattle LH
1st Wave
2nd Wave
Progesterone
Estradiol FSH
5
Estrus
10
15
Days Relative to Estrus
Estrus
DINAMIKA OVARI SAPI PERANAKAN ONGOLE 1,80
KLP I
OVULASI DF
OVULASI DF
c
1,60
Diameter (cm)
1,40 1,20 1,00 0,80 0,60 0,40 0,20
Diameter (cm)
0,00 3,00
KLP II
OVULASI DF
2,60
CL PERSISTEN
2,20
CL LISIS
1,80 1,40 1,00 0,60 0,20 -0,20
-4
-3
-2
-1
0
-0,60
Treatment
Estrus
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
0
Hari selama siklus estrus CL (2 ekor) 2nd DF
CL (1 ekor) 2nd SF
1st DF 3rd DF
1st SF 3rd SF
1
2
3
4
Hanya ada satu folikel dominan yang akan diovulasikan (Ginther 1992; Jennings et al. 2009).
GAMBARAN OVARI SAPI
estrus
Day 2
Day 10
Day 10
APLIKASI PENGETAHUAN DINAMIKA OVARI Prediksi fertilitas post partus Contoh kasus: Induk Sapi; BCS 3,0; melahirkan normal hari ini. Kapan berahi pertama disertai ovulasi seharusnya akan terjadi? 45 - 60 hari post partus
21 hari post partus
30 - 45 hari post partus
10 hari post partus
Prediksi Waktu Berahi Contoh: Hasil palpasi rektal sapi diketahui Uterus tegang/ereksi ovari kanan : CL Ø 2,0 cm konsistensi kenyal, folikel Ø 1,3 cm; ovarium kiri: folikel Ø 0,8 cm dan berpasir (banyak folikel kecil. Apakah harus di IB? Kapan berahi sesungguhnya akan terjadi?
21 hari lagi 10 hari lagi
1 - 2 hari lagi
Contoh: Hasil palpasi rektal sapi diketahui Uterus kendor ovari kanan : CL Ø 1,5 cm konsistensi lembek, folikel Ø 0,8 cm; ovarium kiri: folikel Ø 0,8 cm berpasir (banyak folikel kecil). Kapan berahi terakhir telah terjadi?
10 hari kemarin 1 - 2 hari kemarin 4 -5 hari kemarin
Contoh: Hasil palpasi rektal sapi diketahui Uterus agak tegang ovari kanan : CL Ø 1,5 cm konsistensi keras, folikel Ø 1,2 cm; ovar kiri : folikel Ø 0,6 cm Kapan berahi terjadi?
10 hari lagi 5 hari lagi 1- 2 hari lagi
2. INVOLUSI UTERI Kembalinya uterus ke dalam bentuk dan ukuran normal • Serviks menjadi lebih kecil • Umumnya organ reproduksi sudah kembali berada di ruang pelvis Prosesnya : diawali dengan kecepatan tinggi kemudian akan menurun secara bertahap. Proses aktif kontraksi myometrium scr terus menerus atas pengaruh PGF2α yang dihasilkan uterus. Maksimum 3-4 hari post partum dan berlanjut hingga 2-3 minggu.
Palapasi perektal: • 25 – 30 hari post partum serviks panjang dan diameter jauh berkurang dibanding sewaktu partus • Hari ke-42 telah mencapai kesempurnaan. Faktor yang mempengaruhi kecepatan involusi 1. Varietas: primipara lebih cepat dari pluripara 2. Musim: musim semi lebih cepat dari musim panas 3. Komplikasi partus menghambat
3. REGENERASI ENDOMETRIUM Pergantian jaringan endometrium yg rusak setelah partus. Jaringan endometrium termasuk karunkula (plasenta maternalis) menjadi nekrotis. Perubahannya: Perubahan degeneratif dari permukaan karunkula terjadi setelah 2 hari beranak Karunkula dilapisi oleh kjaringan nekrotis setebal 1-2 mm setelah 5 hari beranak Hari ke 5-10 jaringan nekrotik mencair sbg discharge lochia Hari ke-15 terjadi re-epithelisasi shg karunkula spt ditelanjangi Hari ke-25 mencapai kesempurnaan Hari ke-40-60 terbentuk kembali struktur enometrium yang lengkap termasuk kelenjar uterine.
Faktor penghambat: 1. Komplikasi post partum 2. Defisiensi nutrisi
4. ELIMINASI BAKTERI KONTAMINAN Proses peniadaan aktifitas bakteri pengganggu terhadap fungsi normal uterus setelah kelahiran Caranya: Perlekatan fisik sebagai akibat nekrosa dan pengkerutan permukaan karunkula Penonjolan fisik dikaitan dengan kontraksi uterus yang terjadi secara terus menerus, involusi dan discharge lochia Aktifitas phagositosis leukosit yang bermigrasi ke dalam lumen uterus Sekresi immunoglobulin
KEGAGALAN PERKEMBANGAN FOLIKEL DAN ANESTRUS POSTPARTUM ANESTRUS
FOLIKEL GAGAL BERKEMBANG
INSUFISIENSI GONADOTROPHIN
Faktor lingkungan: Musim, nutrisi, laktasi
Abnormalitas ovarium: Hypoplasia, cyctic ovary, freemartin
KORPUS LUTEUM PERSISTEN
Faktor uterus: kebuntingan, Mumifikasi, pyometra
GANGGUAN REPRODUKSI POSTPARTUS • • • •
Estrus sangat lemah sampai anestrus Vulva tidak menunjukkan pembesaran Lendir sedikit Cenderung gemuk dan malas, sering dianggap bunting
PENYEBAB 1. Conginetal Anestrus: Akibat bawaan seperti Freemartin 2. Seasonal Anestrus: Anestrus akibat musim (pada spesies hewan tertentu : misal Kuda, domba) 3. Anestrus Akibat defisiensi Nutrisi: Problem pada sapi: Hypofungsi ovarium 4. Anestrus akibat keadaan patologi: mummifikasi, pyometra
DIAGNOSA • Anamnese: sejarah kejadian • Kesiapan pemeriksa: personal yang mampu dan handal mengidentifikasi masalah (dokter hewan, ATR) • Ketersediaan sarana dan prasarana: vaginoskop, ultrasonographi • Kemungkinan laboratorium penunjang: untuk kasus infeksius
1. HYPOPLASIA & ATROPI OVARI • Hypoplasia artinya tidak atau kurang berkembang • Atropi artinya semula berkembang kemudian mengecil (Ovarium ukurannya sangat kecil, memipih dan berkurang fungsinya, kejadiannya bisa monolateral atau bilateral, monolateral dapat memperlihatkan siklus normal) • Bilateral bersifat steril • Contoh extrim hypoplasia : kasus freemartin
2. HYPOFUNGSI OVARIUM Hypofungsi ovarium adalah ovarium yang permukaannya licin karena tidak terjadi pertumbuhan folikel maupun korpus luteum, walaupun besar tidak berubah • Besar/Ukuran Ovarium normal, tetapi licin dan tidak ada perkembangan • Penyebab umumnya: defisiensi nutrisi • Penanggulangan: perbaikan nutrisi dan management, pemberian Vit AE secara periodik, terapi hormonal (PMSG, GnRH, Buserelin)
Ovarium normal dan hypofungsi
CORPUS LUTEUM DI OVARIUM
3. SILENT HEAT Tidak menunjukkan gejala estrus dengan siklus estrus normal. Penyebab Silent Heat: 1. Defisiensi Faktor pemeliharaan (kurang gerak, kandang gelap, temperatur dan kelembaban tinggi) 2. Defisiensi Nutrisi 3. Penyakit khronis, Parasit atau kuku 4. Hormonal Treatmen: Vit AE, sinkronisasi dg PGF
4. ANESTRUS AKIBAT TERTAHANNYA/PERSISTENSI CL CL persisten kaitan dg patologi uterus: pyometra, maserasi dan mummifikasi Uterus CL persisten Tdk berkaitan dg Patologi Uterus: * Involusi terlambat berkaitan dg endometritis/pyometra * Sapi produksi susu tinggi, cegah produksi FSH atau prolaktin tinggi, CL bertahan CL persisten kaitan dengan kematian embrional atau fetus Treatment: PGF
5. KELAINAN OVULASI KELAINAN OVULASI
OVULASI TERTUNDA
FOLIKEL REGRESI DAN ATRESIA
TIDAK TERJADI OVULASI
LUTEINISASI FOLIKEL DAN REGRESI
FOLIKEL TERUS TUMBUH DAN MEMBENTUK CYSTIC LUTEAL
BENTUK CYSTIC
PERBEDAAN DIANTARA CYSTIC • Sulit dibedakan dengan palpasi per rektal (tergantung pengalaman) • Akan mudah dengan bantuan USG
a. b. c. d.
Dinding cystic Bentuk Progesteron Cairan cystic
Cystic Folikel
Cystic Luteal
Tipis Biasanya banyak Rendah Kuning terang
Tebal Biasanya tunggal Tinggi Kuning pekat sampai keemasan
6. SISTIK FOLIKEL • • • • • • • • •
Estrus yang frekuen, tidak teratur dan terus menerus Sering berusaha menaiki betina lain, tapi menolak dinaiki Bersifat agresif seperti pejantan (buller) Relaksasi lig. Sacrosciatic Organ genital odematoes dan atonic (beda dengan estrus) Vulva bengkak dan relaksasi Lendir meningkat, lebih keruh dibandingkan lendir saat estrus External os serviks besar, dilatasi dan relaksasi Pembesaran uterus dan dindingnya tapi tidak ereksi
Treatmen: kombinasi LH dan PGF
7. SISTIK KORPUS LUTEUM • Berbeda dengan Cystic luteal meskipun ada beberapa persamaan • Berasal dari corpus luteum • Pada awal pembentukkan CL, theca interna membran folikel berproliferasi secara cepat dan biasanya meninggalkan lubang • 25% lubang ini jarang tertutup tetap ada • Lubang yang dianggap normal dengan diameter 7-8 mm. Lebih besar dari itu dianggap patologis dan cystic Treatmen: PGF
HORMON REPRODUKSI Gonadotropin GnRH
-Folligon -Chorullon -Gonadestrina -Nymphallon -Prolan
Estrogen
-Fertagyl -Estradiol -Receptal -Ovalumon -Folliculin -Cyren B
Progesteron
Prostaglandin (F2 alpha)
-Impro -Potahormon -Crestar -Prog- CIDR
-Estrumate -Prosolvin -Prostavet -Reprodin -Glandin -Lutaprost -Noroprost -Capriglandin
Warning: ANESTRUS Anestrus Karena Kebuntingan: Umumnya hewan bunting Anestrus, tapi 10-11% kadang menunjukkan gejala estrus
PEMERIKSAAN STATUS REPRODUKSI DENGAN ULTRASOUND 1. GAMBARAN OVARI SAPI
estrus
Day 2
Day 10
Day 10
2. GERTAK BERAHI
H0 Sinkronisasi PGF2α CL 23,9 mm
H2
CL 18,7 mm; DF 9,7 mm
H4
CL 15,3 mm DF 13,7 mm; recruitmen gelombang folikel pertama
Estrus
DF 14,5 mm CL 5,4 mm Bagian perifer ovari didominsasi folikel skunder (3-5 mm)
Ovulation, H1 1st wave DF 8,2 mm Corpus haemorhagikum 17,4 mm
Corpus luteum, H2 post ovulation
3. PEMERIKSAAN KEBUNTINGAN SAPI
25 Day
30 Day
35 Day
45 Day
4. ENDOMETRITIS SUBKLINIS Peritonium Miometrium
Endometrium
KEUNGGULAN ULTRASONOGRAPHY 1. PKB lebih cepat dan akurat Kebuntingan dapat dinyatakan lebih cepat pada H25 setelah IB Sehingga dapat memperpendek open days. Jika tidak bunting pada pemeriksaan H25, waktu berahi/ovulasi berikutnya dapat diperkirakan dengan lebih tepat. Positif bunting dengan berahi semu teramati pada kebuntingan dini.
2. Diagnosa infertilitas lebih akurat Jika terjadi kawin berulang (mungkin) krn endometritis. Padahal belum tentu, mungkin lebih parah lagi telah terjadi pyometra.
3. Meningkatkan kepercayaan peternak Hasil diagnosa dapat dilihat oleh peternak pada monitor atau print out pemeriksaan. Sehingga terdapat pemahaman yang lebih baik antara Drh dan peternak
4. Mudah dan murah Mudah: dengan pelatihan dapat mengoperasikan USG dan memberikan interpretasi yang baik. Murah: jika alat USG dikelola pemakaiannya secara berkelompok (koperasi peternak sapi perah, kelompok peternak sapi potong, puskeswan, dinas peternakan). Efisiensi breeding lebih baik, nilainya secara ekonomis lebih tinggi dibanding harga alat.