POLITIK HUKUM PEMBERDAYAAN ARBITRASE SEBAGAI LEMBAGA PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DISERTASI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Hukum
Disusun Oleh : GINDO EDWARD LUMBANTOBING NIM. T311202004
PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016
POLITIK HUKUM PEMBERDAYAAN ARBITRASE SEBAGAI LEMBAGA PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL Disusun oleh: GINDO EDWARD LUMBANTOBING NIM. T311202004
Surakarta, Januari 2016 Disertasi Telah Disetujui Oleh Tim Promotor
Promotor
Co-Promotor
Prof. Dr. Adi Sulistiyono, SH., MH NIP. 19630209 198803 1003
Dr. Hari Purwadi, SH., MHum NIP. 19641201 200501 1001
Mengetahui Kepala Program Doktor Ilmu Hukum
Prof. Dr. Hartiwiningsih, SH., M.Hum NIP. 19570203 198503 2001
POLITIK HUKUM PEMBERDAYAAN ARBITRASE SEBAGAI LEMBAGA PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL Disusun oleh: GINDO EDWARD LUMBANTOBING NIM. T311202004 Surakarta, 3 Pebruari 2016 Telah Disetujui Oleh Tim Penguji
Ketua
: 1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
…………………………….
Sekretaris
: 2. Prof. Dr. Supanto, SH., M.Hum
…………………………….
Anggota
: 3. Prof. Dr. Adi Sulistiyono, SH., MH
…………………………….
4. Dr. Hari Purwadi, SH., MHum
…………………………….
5. Prof. Dr. Hartiwiningsih, SH., M.Hum
…………………………….
6. Dr. Mohammad Jamin, SH., M.Hum
…………………………….
7. Prof. A. Masyhur Effendi, SH., MS
…………………………….
Mengetahui Direktur Program Pascasarjana, Kepala Program Doktor Ilmu Hukum
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 196007271987021001
Prof. Dr. Hartiwiningsih, SH., M.Hum NIP. 19570203 198503 2001
PERNYATAAN
Nama
: Gindo Edward Lumbantobing
NIM
: T311202004
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Disertasi dengan judul “POLITIK HUKUM PEMBERDAYAAN ARBITRASE SEBAGAI LEMBAGA PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL” adalah benar karya saya sendiri. Hal yang bukan karya saya dalam Disertasi tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademi, yang berupa pencabutan Disertasi dan gelar yang saya peroleh dari Disertasi tersebut. Selanjutnya untuk menunjukkan keaslian Disertasi saya, dengan ini saya bersedia disertasi ini diupload atau dipublikasikan pada website Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.
Surakarta,
Pebruari 2016
Yang membuat pernyataan
Gindo Edward Lumbantobing
KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji, syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Kasih atas berkat anugerah, karunia kesehatan serta hikmat akal budi, bijaksana dan pengetahuan yang selalu dicurahkan penulis akhirnya merampungkan disertasi ini walaupun masih dalam tahap ujian promosi terbuka, dengan proses yang panjang menyita tenaga, pikiran, materi untuk menghadapi berbagai kesulitan baik ketika mempersiapkan penelitian, ketika melakukan penelitian dan melakukan tugas rutin keseharian baik sebagai dosen, advokat dan tugas lainnya untuk menopang kehidupan harus berjalan simultan dan berimbang. Dari kegiatan inilah penulis memaknai hidup dan kehidupan ini sungguh indah dan semakin termotivasi untuk menjadikan hidup ini semakin bermakna bagi sesama. Selama pembuatan dan penyusunan disertasi ini penulis banyak mendapatkan arahan, bimbingan, bantuan dari berbagai pihak baik para akademisi, praktisi sehingga penulisan disertasi ini dapat terlaksana dengan baik. Untuk itu sudah sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan tulus kepada yang terhormat: 1.
Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
Prof. Dr. Supanto, SH., M.Hum yang sangat terpelajar selaku Dekan Fakultas Hukum yang telah dengan tekun memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.
4.
Prof. Dr. Hartiwiningsih, SH., M.Hum yang sangat terpelajar selaku Kepala Program Studi S3 Ilmu Hukum juga sebagai dosen banyak memberikan arahan dan bimbingan terutama mengenai metode penelitian dan selalu memberikan nasihat, semangat kepada penulis.
5.
Prof. Dr. Adi Sulistiyono, SH., MH yang sangat terpelajar selaku Promotor sekaligus juga sebagai dosen program doktor ilmu hukum, banyak memberikan arahan dan bimbingan mengenai materi penulisan, diskusi, memberikan dorongan, nasihat, semangat kepada penulis supaya lulus tepat waktu.
6.
Dr. Hari Purwadi, SH., M.Hum yang amat terpelajar selaku Co. Promotor juga sebagai dosen program doktor ilmu hukum dan Ketua Program Studi S2 Ilmu Hukum banyak memberikan arahan, koreksi penulisan, meminjamkan buku, selalu dengan senang dan hati terbuka setiap kali dijumpai semakin memberi motivasi kepada penulis untuk merampungkan disertasi ini.
7.
Prof. A. Masyhur Effendi, MS yang sangat terpelajar selaku Dosen Penunjang dari Universitas Jayabaya di usia beliau yang sudah sepuh tetap dengan sabar dan teliti memberikan bimbingan, arahan dan diskusi untuk menanyakan sesuatu hal yang tertulis dalam disertasi sehingga penulis dapat memperbaiki.
8.
Dr. Moh. Jamin, SH., M.Hum yang amat terpelajar selaku Pembantu Rektor II UNS juga sebagai dosen program doktor ilmu hukum banyak memberikan koreksi, arahan, bimbingan yang mendorong penulis semakin semangat menyelesaikan disertasi ini.
9.
Dr. Pujiono, SH., M.Hum yang amat terpelajar selaku dosen dan Ketua Program Studi S1 Ilmu Hukum banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis untuk memperbaiki materi penulisan disertasi ini.
10.
Prof. Dr. Setiono, SH., MS selaku dosen program doktor ilmu hukum selalu memberikan dorongan, semangat agar mahasiswa program S3 dari Jakarta segera menulis disertasi dan segera lulus.
11.
Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH., M. Hum selaku Irjen Kemristek dan Dikti juga selaku dosen program doktor ilmu hukum selalu memberikan dorongan, pencerahan bagaimana nikmatnya setelah menyelesaikan studi menjadi doktor ilmu hukum.
12.
Segenap dosen Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Sebelas Maret yang telah dengan setia membagikan ilmu dan pengalamannya kepada penulis..
13.
Segenap karyawan dan staf Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Sebelas Maret yang selalu memberikan kemudahan bagi penulis.
14.
Segenap sahabat-sahabat satu angkatan Program Doktor Ilmu Hukum atas kebersamaan, partisipasi dan saling peduli diatara kita.
15.
Dr. Rusman Saleh, SH., MH sebagai lulusan pertama dan Dr. Drs. Sumaryono, SH., M.Si sebagai lulusan kedua di angkatan kita yang selalu memberikan informasi dan semangat supaya saya segera merampungkan disertasi dan maju ujian.
16.
Teman-teman sejawat dosen di FH-UKI yang selalu memberikan dorongan dan semangat supaya saya segera merampungkan studi S3 Ilmu Hukum ini.
17.
Isteriku, kelima anak-anakku dan menantu, sebagai motivator, pendukung setia, memberikan pengertian, menyita waktu untuk berkumpul, sehingga ayahnya semakin semangat untuk merampungkan studi S3 ini dengan harapan anak-anakku juga menyusul seperti ayahnya.
18.
Para pihak yang telah membantu dan mendukung selama studi, penulisan disertasi ini yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu teriring salam dan terima kasih.
Dalam penulisan disertasi ini penulis dengan sekuat tenaga dan pikiran telah berusaha agar hasil dari disertasi ini dapat memberikan sedikit manfaat bagi perkembangan ilmu hukum. Tetapi dengan segala keterbatasan penulis menyadari bahwa disertasi ini jauh dari sempurna dan pasti banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis akan dengan senang hati menerima setiap masukan, kritik, koreksi dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaan selanjutnya. Kiranya kehadiran disertasi ini memberikan sedikit pencerahan bahwa untuk mendapatkan keadilan tidak hanya melalui pengadilan. Mari kita giatkan menyelesaikan berbagai perselisihan dengan cara musyawarah mufakat sesuai dengan semangat dan landasan Pancasila.
Surakarta,
Pebruari 2016 Penulis
Gindo Edward Lumbantobing
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………………
i
HALAMAN PENGESAHAN DISERTASI…………………………………………..
ii
HALAMAN PERNYATAAN…………………………………………………………
iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………
iv
ABSTRAK……………………………………………………………………………..
vii
BAB I : PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah……………………………………………………………. 1
B.
Perumusan Masalah………………………………………………………………… 21
C.
Tujuan Penelitian…………………………………………………………………… 22
D.
Manfaat Penelitian…………………………………………………………………. 23
BAB II : TINJAUAN TEORI A.
Landasan Teori…………………………………………………………………….. 27 1. Teori Keadilan…………………………………………………………………. 30 2. Teori Penyelesaian Perselisihan……………………………………………….. 38 3. Teori Pemberdayaan …………………………………………………………..
42
4. Teori Politik Hukum ………… ………………………………………………... 53 B.
Penelitian Yang Relevan…………………………………………………………… 69
C.
Kerangka Pemikiran………………………………………………………………... 92
BAB III : METODE PENELITIAN A.
Jenis Penelitian…………………………………………………………………….. 102
B.
Lokasi Penelitian…………………………………………………………………... 105
C.
Pemilihan Responden……………………………………………………………… 106
D.
Sumber dan Jenis Data…………………………………………………………….. 107
E.
Teknik Pengumpulan Data………………………………………………………… 109
F.
Teknik Analisis Data……………………………………………………….……...
BAB IV:
A.
B.
A.
B. C. D. E.
F.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARA PIHAK LEBIH BANYAK MEMILIH PHI DALAM PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
Eksistensi Lembaga Penyelesaian Perselisihan 1. Sejarah penyelesaian perselisihan, P4D/P4P, PTTUN dan PHI…………..….. 2. Jenis-jenis perselisihan………………………………………………………… 3. Perbedaan perselisihan hubungan industrial dengan perselisihan pada arbitrase umum……………………………………………………. …….. 4. Kedudukan dan susunan organisasi PHI…………………………….………... 5. Kewenangan mengadili dan memutus perselisihan…………………………… 6. Proses penyelesaian perselisihan, kelebihan dan kekurangan melalui PHI…... Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) Merupakan Pilihan Utama 1. Faktor sosiologis……………………….………………………………………. 2. Faktor budaya………………………………………………………………….. 3. Faktor keadilan dan kepastian hukum………………. ……………………….
BAB V:
109
112 121 123 129 142 148 157 162 167
ARTI PENTING DAN PERAN ARBITRASE DALAM PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
Sejarah Arbitrase 1. Arbitrase Umum………………………………………………………………. 2. Arbitrase Hubungan Industrial……………………………………………….. 3. Kewenangan arbitrase memeriksa dan memutus perselisihan………………… 4. Kelebihan dan kekurangan arbitrase………………………………………….. 5. Proses penyelesaian perselisihan melalui arbitrase…………………………… Kondisi Faktual PHI saat ini………………………………………………………. Peran Arbitrase…………………...……………………………………………….. Alternatif Penyelesaian Perselisihan……………………………………………….. Jenis yang membedakan fungsi arbitrase 1. Arbitrase sukarela……………………………………………………………… 2. Arbitrase wajib………………………………………………………………… 3. Arbitrase ad hoc……………………………………………………………….. 4. Arbitrase institusional…………………………………………………………. Upaya hukum terhadap putusan arbitrase …………………………………………
176 180 194 201 209 213 219 225 228 229 229 230 231
G. H. I. J. K.
Peran arbitrase dalam penyelesaian perselisihan………………………………….. Menjadi bagian dari beberapa alternatif……………………………………….. Sebagai upaya terakhir bagi para pihak………………………………………… Menjaga hubungan harmonis…………………………………………………… Mengurangi penumpukan perkara di pengadilan……………………………….
BAB VI : PEMBERDAYAAN DAN MODEL IDEAL ARBITRASE INDUSTRIAL YANG SESUAI DENGAN POLITIK HUKUM A.
232 234 234 236 237
HUBUNGAN
Politik Hukum Pemberdayaan…………………………………………………… 1. Penyelesaian perselisihan dari masa ke masa……………………………..…. 1.1 Masa sebelum merdeka………………………………………………… 1.2 Masa sesudah merdeka sampai Orde Baru…………………………….. 1.3 Masa antara Orde Baru dengan Reformasi…………………………….. 1.4 Masa Reformasi………………………………………………………... 1.5 Perjalanan PHI…………………………………………………………. 2. Politik hukum perburuhan dalam sistem pemerintahan……………………...
241 241 242 243 244 246 248 251
3. Politik hukum perburuhan ke depan…..……………………………………..
254
B.
Bentuk pemberdayaan arbitrase 1. Pemberdayaan dengan pendekatan kelembagaan…………………………….. 259 2. Pemberdayaan dengan pendekatan sosiologis………………………………… 262 3. Pemberdayaan dengan pendekatan budaya hukum…………………………… 263
C.
Model arbitrase di beberapa negara 1. Malaysia……………………………………………………………………….. 2. Singapura……………………………………………………………………… 3. Amerika Serikat……………………………………………………………….. 4. Vietnam………………………………………………………………………..
267 270 272 275
Model Ideal Arbitrase Hubungan Industrial 1. Arbitrase mandiri……………………………………………………………... 2. Arbitrase Ad hoc dan Arbitrase Institusional…………………….…………... 3. Arbitrase Pancasila…………………………………………………………… 3.1 Prinsip Keadilan Sosial………………………………………………… 3.2 Prinsip Permusyawaratan………………………………………………. 3.3 Prinsip Perdamaian……………………………………………………..
277 280 284 287 290 294
D.
BAB VII : PENUTUP
A. B. C.
Simpulan…………………………………………………………………………. Implikasi………………………………………………………………………….. Rekomendasi………………………………………………………………………
303 307 309
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Gambar 1
Kerangka Pemikiran………………………………………………………. 101
Gambar 2
Skema Analisis Data……………………………………………………… 111
Gambar 3
Penyelesaian Perselisihan Melalui Mekanisme Di Luar Pengadilan…….. 173
Gambar 4
Penyelesaian Perselisihan Melalui Pengadilan…………………………… 175
Gambar 5
Penyelesaian Perselisihan Melalui Arbitrase…………………………….. 210
Gambar 6
Penyelesaian Perselisihan Melalui Arbitrase Hubungan Industrial……… 298
Gambar 7
Penyelesaian Perselisihan Melalui Arbitrase Pancasila………………….. 299
Tabel 1
Jenis dan Mekanisme Penyelesaian Perselisihan………………………… 122
Tabel 2
Perbedaan Arbitrase Menurut UPPP dan Menurut UUPPHI……………
Tabel 3
Pengenalan Pekerja dan Keinginan Menggunakan Arbitrase……………. 205
196
Menyelesaikan Perselisihan Hubungan Industrial Tabel 4
Jumlah Perkara Kasasi Arbitrase………………………………………… 211
Tabel 5
Jumlah Perkara Kasasi Perdata (PMH dan Wanprestasi)………………..
212
ABSTRAK
Gindo Edward Lumbantobing, 2012. Politik Hukum Pemberdayaan Arbitrase Sebagai Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. Promotor : Prof. Dr. Adi Sulistiyono, SH., MH, Co. Promotor : Dr. Hari Purwadi, SH., M.Hum. Disertasi, Surakarta : Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret. Tujuan disertasi untuk mengetahui dan menganalisis : (1) Pengadilan Hubungan Industrial lebih dipilih dalam penyelesaian perselisihan hubungan industrial daripada arbitase, (2) Arti penting dan peran arbitrase dalam penyelesaian perselisihan hubungan industrial sehingga perlu diusahakan pemberdayaan, (3) Politik hukum pemberdayaan dan model arbitrase perselisihan hubungan industrial yang ideal di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian hukum dilakukan dengan pendekatan doktrinal dan non doktrinal. Penelitian hukum doktrinal merupakan penelitian mengkaji hukum yang dikonsepkan dan dikembangkan atas dasar doktrin (law in book). Sedangkan penelitian hukum non doktrinal merupakan penelitian mengkaji hukum yang dikembangkan berdasarkan hukum yang hidup dan berkembang serta berlaku dalam masyarakat (law in action). Untuk mendukung kedua pendekatan tersebut, peneliti menggunakan beberapa teori: teori keadilan, teori penyelesaian perselisihan, teori pemberdayaan, dan teori politik hukum. Teoriteori tersebut menjadi landasan untuk mencari kebenaran dan keadilan dari suatu aturan atau kaidah hukum. Negara melalui pemerintah menyediakan berbagai pilihan bagi para pihak untuk menyelesaikan perselisihan yang sedang dihadapi, dapat melalui litigasi dan non litigasi. Tahapan penyelesaian perselisihan selalu diawali dengan perundingan/musyawarah yang disebut bipartit. Apabila penyelesaian secara bipartit tidak berhasil para pihak dapat memilih menyelesaikan perselisihan melalui mediasi, konsiliasi, arbitrase dan melalui Pengadilan Hubungan Industrial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Pengadilan Hubungan Industrial masih merupakan pilihan utama para pihak semata-mata alasan pragmatis saja yaitu karena tidak ada biaya perkara dan biaya eksekusi sampai dengan nilai gugatan sebesar Rp. 150 juta, tidak ada upaya hukum banding, waktu penyelesaian suatu perkara dibatasi. Dalam kenyataan penyelesaian perselisihan melalui PHI memakan waktu yang lama, kualitas putusan tidak memenuhi rasa keadilan (substantif), masih terdapat praktek suap dan hakim tidak jujur, terjadi ketidakpercayaan (distrust) para pencari keadilan. Perlu adanya kanalisasi/alternatif melalui mediasi, konsiliasi dan arbitrase. (2) Arti penting atau peran yang dapat dilakukan arbitrase sehingga perlu diberdayakan: merupakan lembaga profesional, mempunyai kompetensi tinggi, kepastian hukum, hubungan para pihak yang berselisih tetap baik, mengurangi jumlah perkara yang menumpuk di Mahkamah Agung. (3) Bentuk pemberdayaan: merubah paradigma masyarakat tidak hanya melalui PHI keadilan dan kepastian hukum dapat diperoleh, perbaikan ketentuan mengenai kompetensi arbitrase. Model arbitrase mengutamakan musyawarah mufakat untuk damai disebut Arbitrase Pancasila, setiap tahapan pemeriksaan harus diawali dengan musyawarah mufakat, menuju perdamaian. Perubahan dan/atau penggantian undang-undang yang mengatur tentang penyelesaian perselisihan berdasarkan UUPPHI merupakan politik hukum pemberdayaan yang
perlu segera dilakukan dengan dukungan political will dari pemerintah dan pemangku kepentingan (stake holder). Kata Kunci: Politik Hukum, Pemberdayaan, Arbitrase, Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
ABSTRACT
Gindo Edward Lumbantobing, 2012. Political Empowerment Law Arbitration Institute For Industrial Dispute Settlement. Promoter: Prof. Dr. Adi Sulistiyono, SH., MH , Co. Promoter: Dr. Hari Purwadi, SH., M. Hum. Dissertation. Law Science Doctorate Program, Law Faculty, Sebelas Maret University of Surakarta. The purpose of the dissertation to know and analyze: (1) The Industrial Relations Court is preferred in the settlement of industrial disputes than arbitase, (2) The importance and role of arbitration in the settlement of industrial disputes that need to be cultivated empowerment, (3) Politics legal empowerment and models arbitration the ideal industrial relations disputes in Indonesia. This research was conducted with the law doctrinal and non-doctrinal approach. Doctrinal legal research is a study reviewing laws conceptualized and developed on the basis of the doctrine (law in books). While the non-doctrinal legal research is a study reviewing the law that was developed based on the laws that live and thrive and prevail in society (law in action). To support both approaches, researchers used several theories: the theory of justice, dispute resolution theory, the theory of empowerment, legal and political theory. These theories form the basis for the search for truth and justice of a rule or rule of law. State through the government provides various options for the parties to resolve the dispute at hand, it can be through litigation and non-litigation. Stages of dispute settlement is always preceded by negotiations/consultation called bipartite. If unsuccessful bipartite settlement the parties may choose to resolve the dispute through mediation, conciliation, arbitration and through the Industrial Relations Court. The results showed that: (1) The Industrial Relations Court is still the main choice of the parties solely pragmatic reasons, namely because there is no court fee and costs of execution until the lawsuit value of Rp. 150 million, there is no appeal, the time resolution of a case are restricted. In fact the settlement of disputes through the courts take a long time, the quality of the decision does not satisfy the justice (substantive), there are still judges bribery and dishonesty, distrust justice seekers. The need for canalization/alternative through mediation, conciliation and arbitration. (2) The significance or role to do so should be empowered arbitration: a professional agency, have high competence, legal certainty, the relationship of the parties to the dispute remains good, reducing the number of cases piling up in the Supreme Court. (3) The form of empowerment: to change the paradigm of society not only through the courts of justice and legal certainty can be obtained, improving the provisions on the competence of arbitration. Model arbitration priority to consensus for peace called Arbitration Pancasila, each stage of the examination should be preceded by consensus, towards peace. Changes and/or replacement of the laws governing the settlement of disputes by political UUPPHI an empowerment law that needs to be done with the support of the political will of governments and stakeholders. Keywords : Politics, Law, Empowerment, Arbitration, Industrial Dispute Settlement