BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis refleksi terhadap pengembangan darf/pola jurnal belajar yang menghasilkan desain jurnal belajar sebagai refleksi guru IPS SD dalam meningkatkan kemampuan dalam Penelitian Tindakan Kelas, dapat dijabarkan beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Karakteristik jurnal belajar a. Pola jurnal belajar dikembangkan melalui tiga langkah penelitian dan pengembangan, yaitu studi pendahuluan, perencanaan dan pengembangan, serta validasi untuk diterapkan pada pembelajaran IPS SD kelas V. Penerapan ini didasarkan pada pendekatan pembelajaran sebagai sistem (input–prosesoutput). Untuk menghasilkan desain–implementasi-evaluasi jurnal dilakukan melalui lima putaran pembelajaran. b. Draf/pola jurnal belajar berisikan materi yang berkenaan dengan tujuan jurnal belajar sebagai bagian refleksi guru dalam meningkatkan kemampuan PTK. Materi yang dikembangkan sebagai proses pembelajaran guru meliputi pemahaman konsep materi (reflektif teknikal), mengaitkannya dalam konteks pengalaman mengajar guru di kelas (reflektif kontekstual), dan menganalisis secara kritis materi dan permasalahan yang dipelajari pada pokok bahasan PTK (reflektif kritikal);
0
materi sesuai dengan pokok materi pada silabus dan pengalaman mengajar guru IPS SD; prosedur pembelajaran terdiri dari tahap persiapan, reflektif teknikal, reflektif kontekstual, reflektif kritikal, dan pemantapan; serta evaluasi proses pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif dengan mitra peneliti, hasil belajar siswa dalam menguasai materi yang dipelajari setiap pertemuan, serta pengukuran kemampuan reflektif melalui tes kemampuan berfikir reflektif yang dilakukan oleh guru mitra pada akhir penerapan pola jurnal belajar berdasarkan tahapan siklus. c. Pengembangan jurnal belajar dilakukan melalui lima putaran pembelajaran, yaitu: pertama, tahap persiapan: menciptakan hubungan yang baik antara guru mitra, siswa dan peneliti sehingga hasil dari penerapan jurnal belajar dapat dirasakan kebermaknaannya untuk pembelajaran. Kedua, tahap reflektif teknikal: menggunakan berbagai teknik untuk perbaikan pola yang disesuaikan atas refleksi dari penerapan pada tiap siklus oleh guru mitra. Ketiga, tahap reflektif kontekstual: mengaitkan materi dengan pengalaman mengajar guru, sharing, diskusi, refleksi diri yang berhubungan dengan penerapan jurnal belajar. Keempat, tahap reflektif kritikal: mendiskusikan berbagai kondisi yang terkait dengan pengembangan pola jurnal sebagai refleksi guru dalam PTK, alternatif penyebab dan solusi, serta menganalisis kelaikan tindakan, dan menetapkan kriteria/indikator untuk revisi berikutnya. Selanjutnya sebagai upaya melihat stabilnya penelitian diselenggarakan juga tahap/siklus kelima, yaitu untuk mengaktualisasikan draf/pola jurnal belajar dalam
pembelajaran
di
kelas,
melakukan
1
refleksi
diri
mengambil
manfaat/hikmah, mengerjakan tugas rekaman pencatatan pembelajaran dan mengevaluasi hasil belajar serta motivasi untuk melakukan refleksi pembelajarannya (reflection in/on/for teaching) yang dapat dituangkan dalam jurnal belajar. d. Mengevaluasi proses penerapan jurnal belajar, hasil penerapan jurnal belajar, dan kemampuan reflektif guru pada jurnal belajar. Evaluasi proses penerapan jurnal belajar dideskripsikan berdasarkan hasil observasi, dan diskusikan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru mitra, hasilnya sebagai masukan bagi perbaikan pembelajaran selanjutnya. Evaluasi hasil penerapan jurnal belajar dilakukan pada setiap putaran pembelajaran untuk mengetahui pencapaian efektivitas penggunaan jurnal belajar dalam PTK. Pengukuran kemampuan reflektif guru terhadap materi jurnal belajar dilakukan dengan mengerjakan tes objekstif dan esei berpikir reflektif. Tindak lanjut pembelajaran dan penerapan pola jurnal belajar dilakukan berdasarkan hasil evaluasi proses pembelajaran dan penerapan jurnal belajar serta evaluasi hasil penerapan untuk perbaikan pola jurnal belajar. 2. Keunggulan dan keterbatasan pola jurnal belajar a. Mampu meningkatkan partisipasi guru dalam melakukan PTK dan kemampuan reflektif guru dalam memperbaiki pembelajaran (terbukti dari hasil penerapan jurnal belajar pada setiap siklus yang telah dikembangkan dan skor nilai dalam penguasaan materi yang berkenaan dengan materi jurnal belajar), walaupun peningkatan kemampuan sikap reflektif guru tidak terlalu besar dan masih memerlukan waktu agak lama untuk mensosialisasikan dan
2
membudayakan kinerjanya pada penerapan jurnal belajar sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan PTK. b. Materi jurnal belajar dapat dikaitkan dengan PTK dan pengalaman mengajar guru di SD terutama kelas V, sehingga lebih bermakna/bermanfaat membantu guru mengatasi dan meningkatkan mutu pembelajaran di SD. Keterbatasannya guru tidak terbiasa merefleksikan pengalamannya agar dapat mengajar atau mengelola pembelajaran selanjutnya dengan lebih baik melalui jurnal PTK. c. Prosedur pembelajaran dan penerapan pola jurnal belajar dalam PTK melalui empat siklus awalnya begitu sulit diterapkan oleh guru maupun siswa, namun selanjutnya dapat dipahami melalui pembelajaran dan diskusi dengan peneliti. Penerapan metode mengajar dengan bermain peran yang diterapkan dalam siklus memberikan warna terhadap proses penerapan PTK berdasarkan jurnal. Berbagai metode mengajar dapat digunakan hanya perlu lebih disadari dan ditekankan pada upaya mempersiapkan guru dan siswanya supaya terlibat aktif melalui sharing pengalaman, menggali pengalaman guru dan siswa, kesempatan untuk melakukan refleksi diri dan dengan teman sejawat. d. Dapat diterapkan pada setiap mata pelajaran karena pada intinya jurnal belajar dapat dilakukan guru kelas SD untuk melakukan PTK dengan karakteristik mata pelajaran yang berbeda.
3
3. Implikasi terhadap teori a. Interaksi personal yang kondusif dapat mengaktifkan dan melancarkan proses pembelajaran sehingga penting menciptakan hubungan baik dan menggali pengalaman guru mengajar di SD, baik di luar maupun di dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung. b. Pembelajaran berdasarkan pengalaman dan tahapan refleksi membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna dan dapat diperbaiki dengan segera, sehingga penting menggali pengalaman guru dan siswa dalam merancang dan mengimplementasikan pembelajaran. c. Kemampuan reflektif (berfikir dan sikap reflektif) dapat dilakukan selama proses pembelajaran bukan hanya pada tahap reflektif teknikal-kontekstualkritikal, tetapi juga pada tahap persiapan dan pemantapan, bahkan pada konsultasi dan sharing pengalaman di luar mengajar formal. d. Refleksi pembelajaran dengan penerapan jurnal belajar dapat dilakukan pada saat terjadi pembelajaran (reflective in teaching), sesudah pembelajaran (reflective on teaching), dan untuk mengajar berikutnya (reflection for teaching), melalui self and shared analysis. e. Berpikir reflektif lebih cepat dilihat hasilnya/peningkatannya daripada sikap reflektif karena dapat diimplementasikan langsung melalui media jurnal PTK, sehingga perlu waktu lebih lama dalam mengembangkan sikap reflektif guru melalui tugas-tugas yang diberikan sehingga membuka wawasan guru, menumbuhkan tanggung jawab, dan kesungguhan dalam melaksanakan tugas sebagai guru kelas di SD.
4
f. Interaksi personal, motivasi, pemantapan dapat meningkatkan kemampuan reflektif karena mengkondisikan seseorang berfikir dan bersikap reflektif. g. Kemampuan reflektif bermanfaat dan membantu guru dalam memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran di SD, karena guru merefleksikan pengalamannya dan mengambil hikmah dari pengalaman mengajar untuk dapat mengajar lebih baik. h. Tumbuh sikap reflektif yang memotivasi guru untuk selalu belajar dan mengembangkan diri semakin profesional. Sebagai guru kelas SD abad 21 dituntut senantiasa belajar dari buku maupun pengalamannya sehingga dapat mengajar lebih profesional dan kompeten serta dapat memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran menjadi lebih baik. Dengan demikian pembelajaran melalui prosedur tahap persiapan, reflektif teknikal–kontekstual–kritikal,
dan
pemantapan
dapat
meningkatkan
hasil
mengajar dan kemampuan reflektif guru. Kemampuan berfikir dan sikap reflektif yang menjadi tujuan dari penerapan jurnal belajar menjadi kemampuan yang wajib dimiliki oleh guru SD sebagai agen pembaharu yang profesional dan kompeten dalam mengembangkan pembelajaran yang inovatif, menyenangkan dan bermutu. Pada akhirnya diharapkan dapat berkontribusi mulai pada skala kelas, sekolah, daerah, bahkan nasional dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan SD.
5
B. Rekomendasi 1. Program S1-PGSD berupaya mensosialisasikan penerapan jurnal belajar melalui pengembangan materi pada mata kuliah PTK, dan memodifikasi untuk mata kuliah yang relevan. Diharapkan mahasiswa dapat lebih dipersiapkan menjadi guru SD yang lebih berkualitas. 2. Dosen PTK dapat mengimplementasikan jurnal belajar dengan karakteristik yang lebih baik dan beragam sebagai bagian dari inovasi materi pembelajaran PTK bagi mahasiswa. Mendorong mahasiswa untuk terus meningkatkan kemampuan reflektif dan memotivasi diri melakukan refleksi dalam pembelajaran (reflection in/on/for teaching). 3. Guru SD dapat memanfaatkan kemampuan reflektif untuk menulis laporan PTK dan termotivasi melakukan refleksi secara terus menerus dalam pengembangan karir sebagai guru profesional dan dapat meningkatkan mutu pembelajaran di SD. 4. Lembaga LPTK sebagai penghasil guru dapat berkolaborasi lebih memadai dalam upaya mensosialisasikan desain jurnal belajar pada tingkat pengambil kebijakan hingga peserta didik diperkuliahan. 5. Peneliti lain yang tertarik, dapat melakukan penelitian lebih lanjut untuk pengembangan jurnal belajar sebagai desain yang lebih sistematis dan beragam untuk membantu guru SD dalam melakukan praktik PTK. Peneliti berharap saat kita melakukan PTK tidak hanya hasilnya sebatas pada retorika pada tulisan, yang membuai tetapi hasil PTK yang dirancang memiliki “Roh” untuk terus hidup dan berdenyut dalam mengisi bagian-bagian
6
yang ”mati”. Tentunya berisikan hasil analisis dari catatan-catatan yang dapat dijadikan dokumen untuk dipelajari oleh diri guru sebagai refleksi dan orang lain. Untuk itu kemampuan reflektif dibutuhkan oleh guru SD dalam memperbaiki pembelajaran atau melakukan peningkatan mutu pembelajaran di kelas. Tumbuhnya sikap reflektif ditunjang dengan kemampuan berpikir reflektif sehingga memberikan motivasi guru SD untuk selalu belajar memperbaiki dan meningkatkan diri yang diperlukan bagi pengembangan profesionalnya. Kemampuan berpikir dan sikap reflektif dinyatakan dengan selalu berupaya mengembangkan diri dan meningkatkan pembelajaran yang dilakukannya (reflection in/on/for teaching), melalui belajar sepanjang hayat, dan belajar mengambil hikmah dari pengalaman melalui self and shared analysis/reflection. Melalui jurnal belajar sebagai refleksi guru dalam meningkatkan kemampuan PTK diupayakan terus disosilisasikan dan dikembangkan secara kontinyu dan bertahap.
7