POLA PERILAKU SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL (STUDI KASUS DI SMA NEGERI 2 BOYOLALI) Muhammad Bagus Nugroho Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Muhammad Bagus Nugroho. K8411051. POLA PERILAKU SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL (STUDI KASUS DI SMA NEGERI 2 BOYOLALI). Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. November 2015. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) bentuk perubahan perilaku siswa kelas XII selama akan menghadapi ujian nasional; (2) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku siswa XII ketika akan mengahadapi ujian nasional; (3) peran orang tua dan instansi pendidikan dalam membentuk perilaku persiapan siswa kelas XII dalam menghadapi ujian nasional. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian studi kasus. Dalam penelitian ini informan diambil dari guru mata pelajaran ujian nasional, siswa kelas XII, orang tua siswa kelas XII. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi dan analisis dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis data model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Perubahan perilaku siswa dalam menghadapi ujian nasional; 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi pola perilaku siswa dalam menghadapi ujian nasional; 3) Peran orang tua dan instansi pendidikan dalam membentuk perilaku siswa kelas XII 4) Terdapat pola perilaku siswa dalam menghadapi ujian nasional tahun 2015 di SMA Negeri 2 Boyolali; 5) Terdapat komponen yang mempengaruhi terbentuknya perilaku siswa kelas XII dalam menghadapi ujian nasional; 6) Adanya resolusi siswa kelas XII terhadap pemecahan masalah ketika menghadapi ujian nasional. Pola perilaku siswa ketika akan menghadapi ujian nasional dilihat berdasarkan aspek sosialisasi, aspek lingkungan dan aspek kelompok. Kemudian siswa dibagi menjadi 3 kategori yaitu siswa yang dengan motivasi tinggi dan memiliki fasilitas, siswa bermotivasi rendah minim fasilitas, dan siswa bermotivasi tinggi minim fasilitas. Kata Kunci : Perilaku, Siswa kelas XII, Menghadapi, Ujian Nasional.
Bagong Suyanto (2013) menyatakan,
A. LATAR BELAKANG Dunia pendidikan dari dulu sudah
"Menilai ujian nasional saat ini masih
mengenal ujian, demikian itu guna untuk
mengalami sakralisasi, sehingga evaluasi
mengetahui tentang batas kemampuan
pendidikan saat ini justru menimbulkan
individu
"ketakutan" sehingga sekolah mirip LBB
Ujian
dalam nasional
menghadapi adalah
masalah.
ujian
yang
(lembaga bimbingan Belajar)". Pernyataan
digunakan sebagai taraf ujian berskala
juga
nasional yang dilaksanakan negara sebagi
masyarakat bahwa ujian nasional adalah
bentuk evaluasi program pembelajaran,
bentuk nyata ketidakadilan dalam dujian
ujian nasional dianggap lebih memiliki
nasionalia pendidikan. Ditambah lagi ujian
prestis bagi siswa maupun sekolah karena
nasional dianggap sebagai
kompetisi
terhadap undang-undang (UU No 20 tahun
terjadi
ditingkat
nasional,
diatas
diperkuat
opini
pelanggaran
sehingga semua hal yang bisa dan dapat
2003
meluluskan siswa dengan nilai yang tinggi
seharusnya kelulusan adalah wewenang
semuaya ditempuh.
dari tiap satuan pendidikan. Berbagai
Hal yang perlu dicermati ketika
tentang
dengan
pernyataan
Sisdiknas),
yang
karena
berkembang
di
penyelenggaraan ujian nasional bukanlah
masyarakat akan pro kontranya ujian
hanya dari hasil ujian yang berupa angka-
nasional memberikan indikasi bahwa ujian
angka, tapi perlu juga dilihat dari output
nasional harus dievaluasi dan dikaji lebih
karakter
lanjut
ketika
berada
dijenjang
tentang
kekurangan
pendidikan tersebut, proses merupakan hal
kelebihannya,
wajib ketika melihat suatu peimasalahan
nasional
terlebih bila proses itu dilaksanakan jauh
bentuk sakral dengan tajuk perbaikan
sebelum
Proses
pendidikan.
persiapan ujian nasional ditempuh melalui
Ujian
kegiatan
dimulai.
jangan
seperti
sampai
dan
dipaparkan
nasional
yang
ujian menjadi
menjadi
proses yang panjang, yaitu selama 3 tahun
masalah tiap tahunnya minimbulkan pro
di lembaga pendidikan formal, biasanya
dan
lembaga pendidikan formal saja tidak
penyelenggaraan ujian nasional sendiri,
dapat meyakinkan siswa dan orang tua
terlebih bukan masalah bagi siswa saja
ujian nasional untuk bisa mendapat hasil
tetapi guru, orang tua, dan bahkan lembaga
maksimal dari ujian, mereka menambah
pendidikan menjadi gelisah dengan adanya
ilmu mata pelajaran juga dari lembaga
ujian nasional. Kekhawatiran inilah yang
bimbingan belajar (LBB) atau lembaga
mengkibatkan
pendidikan non formal lainnya.
spekulasi kecurangan yang berdampak
kontra
akan
keberlangsungan
terjadinya
spekulasi-
kurang baik bagi masyarakat umumnya
Dengan
dan siswa pada khususnya yang juga
menjadi pokok masalah, mengumpulkan,
sebagai
menyusun,
aktor
pelanggaran
utama
terhadap
terjadinya
aturan
ujian
nasional.
obyek
mengklasifikasi
yang
kemudian
menganalisis dan menginterpretasikannya. Sedangkan dalam rancangan penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut maka
menggambarkan
tujuan
yang
diangkat
dalam
studi
kasus
ini
pula
mendeskripsikan
peneliti
dan
dapat
menganalisis
penelitian ini : 1) Untuk mengetahui
permasalah yang peneliti angkat sebagai
bentuk perubahan perilaku siswa kelas XII
judul secara mendalam tapi mengena
selama akan menghadapi ujian nasional. 2)
secara
Untuk
yang
mengenai terbentuknya perilaku siswa
mempengaruhi perilaku siswa XII ketika
dalam menghadapi ujian nasional yang
akan mengahadapi ujian nasional. 3)
dilakukan terhadap siswa kelas XII di
Untuk mengetahui peran orang tua dan
SMA Negeri 2 Boyolali.
mengetahui
faktor-faktor
keseluruhan,
yaitu
penelitian
instansi pendidikan dalam membentuk
Peneliti menggunakan data ini untuk
perilaku persiapan siswa kelas XII dalam
mendapatkan informasi langsung tentang
menghadapi ujian nasional.
proses
kelangsungan
penyelenggaraan
ujian nasional, oleh siswa, orang tua siswa, dan guru SMA Negeri 2 Boyolali yang
B. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan bentuk
terlibat
langsung
dalam
proses
penelitian kualitatif yang dilakulakan pada
pelaksanaannya berupa hasil wawancara
suatu obyek dan mengkondisiskan seperti
dan
apa
adanya.
"Mendefinisikan kualitatif
hasil
observasi.
Penelitian
Meleong
(2007:4),
menggunakan
bahwa
penelitian
informan dengan cara purposive.
adalah tradisi tertentu dalam
Peneliti
teknik
ini
pengambilan
menggunakan
triangulasi
ilmu pengetahuan sosial yang secara
sumber dan triangulasi metode. Peneliti
fundamental bergantung pada pengamatan
membandingkan informasi yang diperoleh
pada manusia dalam kawasannya sendiri
dari berbagai sumber serta menyilangkan
dan berhubungan dengan orang-orang
hasil dari wawancara mendalam dan
tersebut dalam bahasanya dan dalam
observasi.
peristilahannya". Jenis penelitian kualitatif deskriptif
Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian Analisis
ini
adalah dimulai
model
yaitu penelitian yang mengambil masalah-
interaktif.
dengan
masalah yang ada pada masa sekarang.
pengumpulan data berikut reduksi data,
penyajian data serta penarikan kesimpulan (verifikasi data).
Selain dari perubahan pola perilaku religi
diatas,
siswa
juga
melakuan
perubahan lain yang lebih nyata, yaitu C. HASIL
PENELITIAN
DAN
secara intensitas belajar siswa menambah
PEMBAHASAN
jam belajarnya karena siswa kelas XII
1. Perubahan Perilaku Siswa Kelas
yang sudah dianggap dewasa harusnya
XII dalam Menghadapi Ujian
mereka lebih bisa berpikir lebih matang
Nasional
dan lebih visioner terhadap masa depan
Dalam kehidupannya, manusia selalu
mereka. Cara berpikir siswa yang bisa
mendapatkan masalah yang biasa disebut
mengambil motivasi dari diri sendiri
yang
individu.
ataupun orang lain , apalagi disini yang
Sedangkan beban atau masalah yang
adalah orang yang dianggap memiliki
dihadapi oleh manusia sering menjadikan
andil
mereka bertindak, tindakan sendiri ialah
sehingga perilakunya pun dalam menjadi
perilaku manusia yang memiliki makna
positif.
dihadapi
oleh
semua
subjektif bagi pelakunya. Siswa percaya
dalam
pembentukan
karakter
Cara berperilaku yang ditunjukkan
bahwa ada aspek lain yang mempengaruhi
inilah
yang
diindikasikan
memiliki
hasil yaitu tuhan. Disini anggapan yang
kekurangan di berbagai segi salah satunya
dilontarkan adalah mengenai hasil yang
kesemangatan dan meremehkan tugas,
nantinya diperoleh setelah adanya usaha
hasilnya pun dirasakan kurang baik karena
dan berdo’a ata perilaku ibadah.
ujian nasional yang dianggap sebagai
Sifat afektif juga tercermin dri
stimulus atau perangsang kurang mendapat
perilaku siswa kelas XII yang akan
respon yang lebih dari siswa kelas XII,
menghadapi ujian adalah ada dua siswa
selain itu prioritas lulus yang disebutkan
IPA datang ke perpustakaaan untuk minta
adalah lulus dengan nilai seadanya tetapi
do’a
yang
dan
restu
kepada
pegawai
penting
lulus
hal
ini
juga
perpustakaan agar di berikan kelancaran
menunjukkan pada perilaku siswa juga
dalam mengerjakan ujian nasional, tetapi
kurang adanya kerja keras dalam mencapai
ketika selesai meminta do’a dan restu
nilai yang tinggi.
mereka
tidak
belajar
malah
menunjukkan
perilaku
dilanjutkan
dengan
menceritakan mata pelajaran yang susah kemudian menceritakan masalah yang menimpa dirinya karena seorang guru.
yang
Dalam hal ini peran pihak ketiga dalam
Perilaku
membentuk perilaku kesiapan siswa kelas
Siswa dalam Menghadapi Ujian
XII juga memiliki andil besar walaupun itu
Nasional
adalah berupa motivasi dan harapan.
Hal menarik lainya yaitu adalah
Pembentukan perilaku siswa yang tidak
sebelum perilaku itu terbentuk ada faktor
serta merta terbangun sendiri dikarenakan
yang
dalam
ada pihak lain yang terlibat, pihak ketiga
pembentukanya. Pola perilaku yang terjadi
dalam pembentukan perilaku siswa adalah
siswa kelas XII ketika mereka akan
orang tua, guru dan instansi pendidikan.
2. Faktor-Faktor Mempengaruhi
Pola
memiliki
menghadapi
ujian
andil
nasional
sangatlah
Peran oran tua sebagai pendukung
beragam demikian itu karena adanya
utama siswa merupakan bagian penting
faktor-faktor
perilaku.
yang dapat menyentuh perasaan siswa,
Faktor yang mempengaruhi pola perilaku
peran guru sebagai tenaga pendidik juga
siswa sendiri berasal dari siswa tersebut
dianggap penting karena sebagai motivator
yang kemudian disebut dengan faktor
langsung dan tidak langsung bagi siswa.
internal seperti harapan siswa, sedangkan
Sedangkan peran instansi pendidikan atau
harapan
dapat
sekolah memiliki andil yang cukup besar
menggambarkan kemampuan, kemauan
sebagai pembentukan karena sekolahyang
dan
menyediakan sarana dan prasarana belajar
mempengaruhi
sendiri
cara
siswa
waktunya.
juga
tersebut
Kemudian
mengatur
hal
yang
dan pembentukan karakter siswa.
mempengaruhi pola perilaku juga ada dari faktor internalnya lebih mengacu pada
4. Pola
orang-orang yang ada dilingkungan siswa
Perilaku
Siswa
Dalam
Menghadapi Ujian Nasional
seperti guru, dan orang tua selain itu juga
Perilaku manusia sering dipengaruhi
dari pihak sekolah turut andil dalam
oleh aspek pribadi dari individu itu sendiri,
membenttuk perilaku seperti membuat
Menurut Anwar (1988:21) "Konsistensi
aturan dan batasan-batasan.
antara kepercayaan sebagai komponen kognitif,
3. Peran Orang Tua dan Instansi
sebagai
komponen
afektif, dengan perilaku sebagai komponen
Pendidikan dalam Membentuk
konatif
Perilaku Siswa Kelas XII
landasan dalam penyimpulan sikap melalui
Tingkah laku juga dapat terbentuk dengan
perasaan
cara
adanya
motif
seperti
itulah
yang
menjadi
observasi perilaku". Pola perilaku siswa
tertentu
dinilai memiliki peningkatan baik terlihat
sehingga manusia menjadi berperilaku.
dari beberapa komponen tentang perilaku
seperti komponen afektif, siswa ketika
yang mempengaruhi pola perilaku siswa
akan
yang kaitanya dengan menghadapi ujian
menghadapi
ujian
nasional
meningkatkan nilai religiusnya seperti
nasional.
seperti berdo’a, beribadah dan meminta
ditimbulkan
ma’af,
lingkungan masyarakat, pengalaman, dan
sedangkan
dalam
komponen
kognitif siswa yang akan menghadapi ujian
nasional
mereka
mengalami
Penyebab
perubahan
dari
orang
bisa
terdekat,
masih banyak lagi. Pola
perilaku
beberapa
tentang ujian nasional sedangkan dari
dijelaskan bahwa siswa kelas XII memiliki
komponen konatif siswa berperilaku lebih
tekanan-tekanan
aktif belajar baik ketika dikelas maupun
mereka merasa takut. Tekanan yang
diluar kelas. Perilaku siswa yang akan
muncul bisa berasal dari dalam keluarga
menghadapi ujian nasional mengidikasikan
yang mengingankan mendapat nilai yang
adanya perubahan perilaku yang terpola
baik, kemudian dari masyarakat tentang
hal ini dilihat dari perubahan perilaku yang
label yang nanti diberikan setelah ujian
terjadi
saja,
nasional dan juga tekanan dari sekolah
kelas
tentang keberhasilan siswa didiknya, selain
melakukan
itu juga tekanan bukan hanya dari luar
siswa
kelas
XII
sedangkan
pada
tingkatan
sebelumnya
siswa
tidak
perilaku tersebut.
yang
diatas
oleh
perubahan pada pengertian dan persepsi
pada
faktor
dipengaruhi
tersendiri
telah
sehingga
tetapi dari pribadi siswa juga memiliki tanggung jawab yang besar ketika dirinya
5. Komponen yang Mempengaruhi Terbentuknya
Perilaku
Siswa
menghadapi ujian nasional. Tingkah laku juga dapat terbentuk
Kelas XII Manusia
tidak bisa membagi waktu ketika akan
berperilaku
disebabkan
adanya stimulus atau rangsangan mungkin
dengan
cara
adanya
motif
tertentu
sehingga manusia menjadi berperilaku.
dari orang terdekat, lingkungan atau
Menurut Bimo Walgito berdasarkan
pengalaman mereka sendiri demikian itu
cara pembentukanya, perilaku dibedakan
seperti yang diungkapkan Indrawaijaya
menjadi tiga kelompok yaitu melalui cara
(2000:35)
pembentukan
dalam
bukunya
yaitu,
perilaku
dengan
“seseorang mendapatkan input kemudian
kondisioning atau kebiasaan, pembentukan
melakukan
proses
perilaku dalam pengertian, dan kemudian
melakukan
tindakan
transformasi atau
dan
perilaku
tertentu”. Sedangkan penyebab inilah yang kemudian disebut dengan faktor-faktor
pembentukan model.
perilaku
menggunkan
Dilihat dari penjelasan mengenai
6. Resolusi
perilaku siswa diperoleh pula tiga kategori
Siswa
Terhadap
Pemecahan Masalah
siswa kelas XII SMA Negeri 2 Boyolali
Individu
dalam
pengambilan
dalam mengahadapi ujian nasional, adapun
keputusan selalu dibingungkan dengan
pengategorian siswa didasari oleh aspek
untung
sosialisasi yaitu proses dimana penanaman
Menurut
perilaku belajar sudah ada pada diri
keputusan
mereka
belajar
kepuasan dengan menggunakan batasan
dianggap sebagai kebutuhan. Kedua dilihat
rasional manusia serta proses penemuan
dari aspek lingkungan keluarga, perilaku
berupa alternatif analisisnya agar menjadi
individu juga dipengaruhi oleh keberadaan
mudah. Proses pengambilan keputusan
dirinya dalam keluarga. Dan yang ketiga
yang terjadi pada siswa yang akan
adalah aspek pengaruh kelompok hal ini
menghadapi ujian nasional menjadikan
diambil
siswa tersebut dapat mengatur jadwalnya
sejak
dini
karena
merupakan
sehingga
kelompok
pengaruh
bermain
eksternal
yang
hal
dan
ini
rugi
Ducan,
sebuah
keputusan.
proses
sangatlah
merupakan
pengambilan
bersifat
hasil
mencari
pemilihan
dianggap menjadi faktor penting dalam
alternatif paling baik yang kemudian
pembentukan karakter individu.
dirinya
Pengategorian diatas memerlihatkan bahwa
siswa
memiliki
proses belajar. Sesuai
keberagaman perilaku
dihadapkan
pelaksanaan.
Ditahapan
pada
tahap
pelakasanaan
banyak sekali ditemukan perilaku siswa
yang
yang sangat beragam, perilaku tersebut
ditunjukakan oleh siswa yaitu pertama,
memiliki makna tersendiri bagi seorang
dengan motivasi tinggi memiliki fasilitas,
siswa, tindakan mereka menuntun mereka
kedua, siswa yang motivasi tinggi minim
kepada kepuasan tersendiri dan lebih dari
fasilitas dan ketiga, siswa motivasi rendah
itu
minim fasillitas mereka membuat perilaku
maksimal.
yang berbeda. Pola perilaku merekapun
adalah
lulus
Menurut
ujian
Chasiyah
dengan
nilai
dkk,
yang
berubah dengan tingkatan yang berbeda
menyebutkan bahwa ada beberapa cara
sesuai
terpenuhi
untuk membangun mental yang positif
didapat
seperti teori pemenuhan diri, menghadapi
melalui kinerja dan tingkat inteljensi siswa
masalah, dan melihat sisi baik Perilaku
itu sendiri yang menjadikan perubahan
siswa yang mempersiapkan diri dalam
pola perilaku yang efektif dan efesien.
menghadapi ujian nasional adalah hal yang
tersebut.
ketiga
aspek
Penilaiannya
yang sendiri
wajar karena mereka akan menghadapi sebagian dari masalah masa depan mereka,
tetapi cara persiapannya pun berbeda-beda
dapat dilihat melalui beberapa komponen
hal ini merupakan cara pemenuhan diri
tentang
yang kaitanya dengan teori pemenuhan
afektif yaitu siswa ketika akan menghadapi
diri. Siswa kelas XII yang menjadi peserta
ujian nasional, seperti berdo’a, beribadah
ujian nasional pastinya sudah siap untuk
dan
menghadapi
disekitarnya. Kedua, komponen kognitif
masalah,
persiapan
yang
perilaku
meminta
yang
pertama,
ma’af
akan
komponen
pada
orang
matang menjadikan diri mereka tenang
siswa
menghadapi
dalam menghadapi ujian nasional. Proses
nasional,
inilah yang dianggap penting bagi siswa
menginternalisasikan pikiran positif dari
karena secara psikologis mereka sudah
proses pengertian dan persepsi tentang
memiliki ketenangan dalam menghadapi
ujian nasional sehingga diri mereka akan
ujian nasional.
berusaha
mereka
menghadpi
ujian akan
ujian
nasional
Siswa kelas XII yang menjadi
tersebut. Ketiga, Komponen konatif siswa
peserta ujian nasional pastinya sudah siap
berperilaku lebih aktif belajar baik ketika
untuk menghadapi masalah, persiapan
dikelas
yang matang menjadikan diri mereka
belajar, ikut les, pemadatan di sekolah,
tenang dalam menghadapi ujian nasional.
pengaturan jadwal rutinitas.
Proses inilah yang dianggap penting bagi
maupun
Faktor
diluar
yang
kelas
seperti
melatarbelakangi
siswa karena secara psikologis mereka
perubahan perilaku siswa kelas XII dalam
sudah
dalam
melaksanakan ujian nasional adalah faktor
menghadapi ujian nasional. Sedangkan
eksternal dan internal, adapun faktor
untuk membangun mental siswa untuk
eksternal
menghadapi ujian nasional selanjutnya
dipengaruh beberapa pihak seperti dari
adalah dengan melihat sisi baiknya yaitu
peran
dengan dirinya dapat menghadapi ujian
sekolah, peran orang tua. Sedangkan
nasional dirinya akan dapat lulus dan
perubahan dari faktor internal yaaitu
apabila dipersiapkan dengan sungguh-
terjadi karena kemampuan siswa dalam
sungguh
memahami
memiliki
maka
ketenangan
siswa
tersebut
akan
mendapat nilai yang maksimal.
adalah
guru
beberapa
sebagai
materi
hal
pendidik,
ajar,
yang
peran
selanjutnya
pembagian waktu yang oleh siswa sendiri lakuakan yang kaitanya dengan cara
D. PENUTUP Pola perilaku siswa kelas XII di SMA negeri 2 Boyolali ketika akan menghadapi ujian nasional tahun 2015
pengaturan jadwal kegiatan siswa, dan kemauan siswa memperoleh hasil ujian yang maksimal.
Pola perilaku siswa ketika akan
secara mental dan religi hal ini berkaitan
menghadapi
ujian
nasional
dilihat
langsung dengan cara pemecahan masalah
berdasarkan
aspek
sosialisasi,
aspek
ketika siswa menghadapi ujian nasional.
lingkungan dan aspek kelompok dapat
Kemudian diharap bisa terjadi perubahan
dibagi menjadi 3 kategori yaitu siswa yang
perilaku ini ditandai dengan hal yang
dengan motivasi tinggi dan memiliki
positif.
fasilitas, siswa bermotivasi rendah minim fasilitas, dan siswa bermotivasi tinggi minim fasilitas. Berdasarkan temuan tersebut maka harus disadari bahwa ujian nasional yang
DAFTAR PUSTAKA Alwisol. (2008). Psikologi kepribadian Edisi Revisi. Malang: UMM Press. Anwar, S. (1988). Sikap Manusia. Yogyakarta: Liberty.
merupakan bentuk evaluasi dari hasil pembelajaran harus dianggap hal yang positif dengan dilakukannya pemerhatian khusus
mengenai
secara
verbal
pemberian motivasi
maupun
non
verbal
kemudian dengan penananman perilaku religius sebagai bentuk perilaku afektif siswa dan meningkatkan pula intensitas belajar
pada siswa kelas XII dengan
diadakanya pemadatan dan les bimbingan. pemberian dukungan terhadap anaknya ketika akan menghadapi ujian nasional menjadi
prioritas
penenaman
utama.
perilaku
Selain
religius
itu pun
ditingkatkan hal ini membuat siswa lebih tenang dalam menghadapi ujian nasional. Respon siswa terhadap ujian nasional sebagai pengembangan kaitanya tentang perilaku belajar, hal ini lebih menunjukkan bahwa perilaku belajar yang terjadi bukan hanya dalam bidang akademik tetapi juga
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2015). Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional Tahun Ajaran 2014/2015. Jakarta: BSNP. Denzin, N. K.& Lincoln, Y.S. (2009). Handbook of Qualitative Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Indrawijaya, A.I. (2000). Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru Algensindo. KOMPAS. (2014.11 Agustus). Kecurangan Ujian Nasional. Diperoleh Jum’at, 24 Oktober. http://edukasi.kompasiana.com/20 14/08/11/kecurangan-ujiannasional-668095.html. Moleong, L.J. (2007). Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitaif Kualitaif dan R&D. Jakarta: Alfabeta.