HUBUNGAN KOPING DENGAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL DI SMP NEGERI 5 KOTA TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
OLEH : ARESY QURATUL AINI NIM: 109104000008
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/ 2013 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 Keperawatan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, September 2013
Aresy Quratul Aini
ii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES SCHOOL OF NURSING SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA
OF
Undergraduate Thesis, September 2013 Aresy Quratul Aini, NIM: 109104000008 The Relationship between Coping and The Confidence of Students in National Examinations in SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan xviii + 72 pages + 10 tables + 2 figures + 8 appendixes
ABSTRACT
National examination is one stressor that can cause stress for students. Students who use appropriate coping is predicted can increase their confidence to do national exams. This study aims to determine the relationship between coping and their confidence in national examinations. This study was done in SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan. The study sample was 84 students and taken by simple random sampling technique. This study uses associative design with quantitative approach. Data collection using research instrument such as questionnaires. The data analysis technique which used is the chi square statistics with the aid program in its processing application. The results of this study indicate that students with adaptive coping (85,7%), maladaptive (14,3%), and students with high confidence (78,6%), moderate (21,4%), while students with low self-esteem doesn’t exist. Statistical test results showed that there was no relationship between coping and the confidence of students in the national exams with p value 0,664 or sig>0,05. Researcher suggest the school to conduct counseling program by optimizing the role of nurses as counselor to prepare the optimal steps to boost confidence of students, especially to do national exams. Key Word: Coping, Confidence, National Exams References: 56 (1998 – 2013)
iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, September 2013 Aresy Quratul Aini, NIM: 109104000008 Hubungan Koping dengan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menghadapi Ujian Nasional di SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan xviii + 72 halaman + 10 tabel + 2 gambar + 8 lampiran
ABSTRAK
Ujian nasional merupakan salah satu stressor yang dapat menimbulkan stres pada siswa. Siswa yang menggunakan koping yang tepat diprediksi dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan koping dengan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian nasional. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 84 orang dan teknik yang digunakan dengan teknik simple random sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Teknik analisa data yang digunakan adalah chi square dengan menggunakan bantuan program aplikasi statistik dalam pengolahannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang menggunakan koping adaptif sebanyak 85,7 %, maladaptif 14,3 %, dan siswa dengan kepercayaan diri tinggi sebanyak 78,6 %, sedang 21,4 %, sedangkan siswa dengan kepercayaan diri rendah tidak ada. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara koping dengan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian nasional dengan P value sebesar 0,664 atau Sig>0,05. Peneliti menyarankan agar pihak sekolah mengadakan program konseling dengan mengoptimalkan peran perawat sebagai conselor untuk menyiapkan langkahlangkah yang optimal untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa, khususnya dalam menghadapi ujian nasional.. Kata Kunci: Koping, Kepercayaan Diri, Ujian Nasional Daftar Bacaan: 56 (1998 – 2013)
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul
HUBUNGAN KOPING DENGAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL DI SMP NEGERI 5 KOTA TANGERANG SELATAN Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Disusun Oleh: Aresy Quratul Aini NIM: 109104000008
Pembimbing I
Pembimbing II
Malina Handayani, S.Kp, M.Sc
Ernawati, S.Kp, M.Kep Sp.KMB
NIP. 19790210 200501 2002
NIP. 19731106 200501 2003
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M
v
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul
HUBUNGAN KOPING DENGAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL DI SMP NEGERI 5 KOTA TANGERANG SELATAN Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh : Aresy Quratul Aini NIM: 109104000008
Pembimbing I
Pembimbing II
Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc
Ernawati, S.Kp, M.Kep Sp.KMB
NIP. 19790210 200501 2002
NIP. 19731106 200501 2003
Penguji I
Penguji II
Eni Nur’aini Agustini, S.Kep, M.Sc
Ernawati, S.Kp, M.Kep Sp.KMB
NIP. 19800802 200604 2001
NIP. 19731106 200501 2003
Penguji III
Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc NIP. 19790210 200501 2002
vi
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul
HUBUNGAN KOPING DENGAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL DI SMP NEGERI 5 KOTA TANGERANG SELATAN Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh : Aresy Quratul Aini NIM: 109104000008
Mengetahui, Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, M.KM NIP. 19790520 20091 1012
Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Prof. DR(hc). dr. Muhammad Kamil Tadjuddin, Sp. And
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
:
ARESY QURATUL AINI
Tempat, tanggal Lahir
:
Tangerang, 2 April 1991
Jenis Kelamin
:
Perempuan
Agama
:
Islam
Status
:
Belum Menikah
Alamat
:
Komplek Pondok Kacang Prima Blok I2 No. 15, Kecamatan Pondok Kacang Timur, Kelurahan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten 15225
HP
:
+6285777785909
E-mail
:
[email protected]
Fakultas/Jurusan
:
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/ Program Studi Ilmu Keperawatan
PENDIDIKAN 1. Sekolah Dasar Negeri 08 Pondok Aren
1997 – 2003
2. SMP Negeri 1 Pondok Aren
2003 – 2006
3. SMA Negeri 2 Ciputat
2006 – 2009
4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2009 – Sekarang
ORGANISASI 1.
PMR
2003 – 2005
2.
Rohis
2006 – 2009
3.
BEM FKIK
2010 – 2012
4.
BEM IK
2012 – 2013
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini Ku Persembahkan untuk Mama dan Papa yang Sangat Ku Cintai
Dalam setiap irama tubuhmu kau selalu menyapa penuh semangat.. Dalam kepenatan yang tak pernah terbisikkan kau selalu tersenyum… Dalam kerinduan yang sangat kau tak pernah lepas dari kasih sayang… Kaulah pengantar luasnya pengetahuan Kala ilmu ku hanya bagai tetesan air Kaulah yang memenuhinya hingga bagai lautan Kaulah bintang berkilau yang menyinari dunia Andai ku bisa… Kan ku balas segenap cinta dan kasihmu Andai ku mampu… Kan ku persembahkan permata seterang kilauanmu, setulus kasihmu, dan sebijak nasihatmu Ya Allah.... Ku tengadahkan tangan berharap kau membahagiakannya Ya Rabbi... Ku memohon berilah mereka mimpi yang selalu indah Ya Rabbul Izzati... Ku berharap padaMu anugerahkan mereka kecupan hangat Seperti yang selalu ia berikan pada hati kami Ya Illahi... Sejahterakanlah mereka
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh Puji dan syukur tak terhingga penulis haturkan kepada my savior of live Allah SWT- the only reason I do what I do and I live what I live yang telah melimpahkan rahmat dan karunia serta ridha-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Koping dengan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menghadapi Ujian Nasional di Smp Negeri 5 Kota Tangerang Selatan.” Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Melalui penyusunan skripsi ini, banyak hal yang telah penulis peroleh terutama dalam menambah pengetahuan penulis yang berhubungan dengan aplikasi mata kuliah. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak baik moril maupun materiil, sehingga dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr, Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Prof. Dr. dr. MK Tadjudin Sp.And selaku Dekan FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM selaku Ketua Program Studi dan Ibu Eni Nur’aini Agustini selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Ita Yuanita, S.Kp, M.Kep selaku pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi selama penulis belajar di Program Studi Ilmu Keperawatan.
x
5. Ibu Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc selaku pembimbing 1 dan Ibu Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB selaku pembimbing 2 yang dengan sabar membimbing, memberikan saran dan kritiknya bagi penulisan skripsi ini. 6. Bapak / Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Orang tua, kakak, dan adik tercinta yang telah memberikan kasih sayang, doa dan semangat selama penulis mengikuti pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan yang telah memberi persetujuan awal kepada penulis untuk penelitian di SMP Negeri 5 kota Tangerang Selatan. 9. Guru-guru SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan yang telah membantu penulis dalam pengambilan data. 10. Sahabat-sahabat terbaik ku (Febriyani Pamikatsih, Ike Yulianti, Musiskah, Siti Namira, Henditania Indrasetiawati) yang selalu ada dalam senang maupun susah, mendukung dan memberi semangat. 11. Teman-teman ku di Ilmu Keperawatan angkatan 2009 terutama Ummi, Eva, Desi, Sri, Walida, Inggar, Anggi dan Rus yang telah memberi kenangan dan semangat selama kebersamaan yang telah dilalui. 12. Kakak-Kakak dan Adik-adik ku seperjuangan di Ilmu Keperawatan yang telah memberikan semangat dan perhatiannya. 13. Semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini baik dalam persiapan, dan pelaksanaan yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam kesempatan ini.
xi
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini kea rah yang lebih baik. Atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, September 2013
Aresy Quratul Aini
xii
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Judul .................................................................................................i Pernyataan Keaslian Karya ..............................................................................ii Abstract ............................................................................................................iii Abstrak .............................................................................................................iv Pernyataan Persetujuan ....................................................................................v Lembar Pengesahan .........................................................................................vi Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................viii Lembar Persembahan .......................................................................................ix Kata Pengantar .................................................................................................x Daftar Isi ..........................................................................................................xiii Daftar Tabel .....................................................................................................xvi Daftar Bagan ....................................................................................................xvii Daftar Lampiran ...............................................................................................xviii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..............................................................................1 B. Perumusan Masalah .......................................................................6 C. Pertanyaan Penelitian .....................................................................7 D. Tujuan Penelitian ..........................................................................7 E. Manfaat Penelitian ........................................................................8 F. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri ..........................................................................10 1. Definisi Kepercayaan Diri ........................................................10 2. Faktor Pembentuk Rasa Percaya Diri .......................................12 3. Meningkatkan Rasa Percaya Diri .............................................15 4. Aspek Kepercayaan Diri ..........................................................17
xiii
5. Karakteristik Remaja Kurang Percaya Diri ..............................21 B. Koping ..........................................................................................22 1. Definisi Mekanisme Koping ....................................................22 2. Macam-Macam Koping ...........................................................23 3. Faktor yang Mempengaruhi Koping .........................................28 4. Hasil dari Koping (Coping Outcome) .......................................30 C. Remaja ..........................................................................................31 1. Definisi Remaja ......................................................................31 2. Ciri Masa Remaja ...................................................................32 D. Ujian Nasional ..............................................................................36 E. Penelitian Terkait ...........................................................................39 F. Hubungan antara Koping dengan Kepercayaan Diri ....................40 BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS A. Kerangka Konsep ..........................................................................43 B. Definisi Operasional .....................................................................44 C. Hipotesis Penelitian ......................................................................45 BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ..........................................................................46 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .........................................................46 C. Populasi dan Sampel .....................................................................47 D. Teknik Pengambilan Sampel .........................................................49 E. Instrumen Penelitian .....................................................................50 F. Teknik Pengujian Instrumen .........................................................52 G. Tahap Pengambilan Data ..............................................................54 H. Teknik Analisa Data .....................................................................55 I. Etika Penelitian .............................................................................56 BAB V HASIL PENELITIAN A. Profil SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan ..............................58 B. Hasil Analisis Univariat ................................................................59
xiv
C. Hasil Analisis Bivariat ..................................................................62 BAB VI PEMBAHASAN A. Analisis Univariat .........................................................................63 B. Analisis Bivariat ...........................................................................67 C. Keterbatasan Penelitian .................................................................69 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...................................................................................70 B. Saran .............................................................................................71 Daftar Pustaka Lampiran
xv
DAFTAR TABEL
Halaman 2.1 Indikaator Perilaku dari Rasa Percaya Diri
21
3.1 Definisi Operasional
44
4.1 Daftar Jumlah Siswa Kelas IX SMP Negeri 5 Kota
47
Tangerang Selatan 4.2 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Penelitian
51
4.3 Bobot Nilai
52
4.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
54
5.1 Karakeristik Siswa berdasarkan Jenis Kelamin
59
5.2 Distribusi Frekuensi Koping Siswa SMP Negeri 5 Kota
60
Tangerang Selatan dalam Menghadapi Ujian Nasional 5.3 Distribusi Frekuensi Koping Siswa SMP Negeri 5 Kota
61
Tangerang Selatan dalam Menghadapi Ujian Nasional 5.4 Hubungan Koping dengan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menghadapi Ujian Nasional
xvi
62
DAFTAR BAGAN
Halaman 2.1 Kerangka Teori
42
3.1 Konstelasi antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat
43
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumen Perizinan Lampiran 2. Informed Consent Lampiran 3. Kuesioner Penelitian Lampiran 4. Tabulasi Data Lampiran 5. Hasil Uji Validitas Lampiran 6. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 7. Hasil Olahan SPSS Univariat Lampiran 8. Hasil Olahan SPSS Bivariat
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Seseorang dikatakan remaja (adolescence) bila berusia antara 10 sampai 19 tahun (World Health Organization, 2004). Remaja juga dapat diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional yang dimulai kira-kira usia 10 sampai 13 tahun dan berakhir antara usia 18 sampai 22 tahun (Santrock, 2003). Banyaknya perubahan yang terjadi pada masa remaja, membuat mereka sering dilanda stres. Stres merupakan reaksi tertentu yang muncul pada tubuh yang bisa disebabkan oleh berbagai tuntutan (Patel, 1996 dalam Nasir & Muhith, 2011). Survei yang dilakukan pada 60 orang remaja, penyebab utama dari stres pada remaja dapat berasal dari hubungan dengan teman dan keluarga, tekanan dan harapan dari dalam diri sendiri dan orang lain, tekanan di sekolah, masalah ekonomi, dan tragedi yang ada dalam kehidupan mereka seperti kematian,
perceraian,
atau
penyakit
yang
dideritanya
atau
anggota
keluarganya (Walker, 1985 dalam Walker, 2002). Penyebab tercetusnya stres biasa disebut dengan stressor. Stressor dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu internal yang berasal dari dalam individu itu sendiri dan eksternal yang berasal dari lingkungan (Russell, 2005). Tekanan dari lingkungan sekolah merupakan salah satu contoh penyebab stres yang sering terjadi pada remaja yang berasal
1
2
dari lingkungan (Namara, 2000 dalam Suldo, Shaunessy, & Hardesty, 2008). Ujian merupakan penyebab utama dari stres akademik (Schafer, 1996 dalam Rafidah, et al., 2009). Periode usia 13 hingga 15 tahun umumnya usia siswa pada tingkatan pendidikkan sekolah menengah pertama (kemdiknas.go.id). Siswa untuk naik ke tingkat pendidikkan selanjutnya, harus melalui suatu tes atau ujian. Ujian Nasional (UN) menurut Permendiknas Nomor 78 Tahun 2008 adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional pada jenjang pendidikkan dasar dan menengah (hukum.unsrat.ac.id). UN sudah diselenggarakan sejak diberlakukannya kurikulum 1968, 1984, dan 1994, yang dulu dikenal sebagai Ujian Negara dari tahun 1945 sampai dengan 1970, Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS) dari 1984 sampai 2001, Ujian Akhir Nasional (UAN) dari tahun 2001 sampai 2005, yang selanjutnya berganti nama menjadi Ujian Nasional sejak 2005 sampai sekarang (Asiah & Rofieq, 2011). Kemdiknas menyatakan bahwa ujian nasional tahun ini mengalami sejumlah perubahan, seperti bertambahnya variasi soal yang sebelumnya berjumlah lima, kini menjadi dua puluh variasi soal, hingga digunakannya sistem barcode pada naskah soal dan lembar jawaban UN (LJUN). Komposisi bobot soal pun juga berubah, bila tahun lalu bobot soal mudah sebanyak 10%, sedang 80%, dan sulit 10%, tahun ini bobot soal sulit ditambah lagi 10 % sehingga komposisi bobot soal pada UN 2013 ini menjadi 10% soal mudah, 70% sedang, dan 20% sulit (kemdiknas.go.id). Permendikbud Nomor 3 Tahun 2013 menyatakan bahwa kriteria kelulusan ujian nasional tahun 2013
yaitu apabila nilai rata-rata 5,5
3
(kemdiknas.go.id). Kriteria kelulusan ujian nasional tahun ini tidak mengalami perubahan dari tahun lalu, namun masih dianggap hal yang menakutkan bagi berbagai pihak, terutama bagi siswa itu sendiri yang akan menghadapinya. Ketakutan oleh bayangan tidak lulus ujian nasional membuat para siswa dilanda stres, seperti yang terjadi pada siswi di Bengkulu yang gagal mengikuti UN
2012
yang diduga mengalami gangguan kejiwaan yang
disebabkan rasa takut yang berlebihan terhadap ujian nasional (sidomi.com). UN dapat dikatakan sebagai stressor yang dapat menimbulkan stres pada siswa yang akan menghadapinya, sehingga diperlukan mekanisme koping yang adaptif untuk dapat mengatasi stres yang terjadi pada siswa. Mekanisme koping adalah cara yang digunakan individu dalam menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan yang terjadi, dan situasi yang mengancam, baik secara kognitif maupun perilaku (Nasir & Muhith, 2011). Mekanisme
koping
pada
umumnya
dibagi menjadi dua,
yaitu
mekanisme koping berfokus pada masalah dan mekanisme yang berfokus pada emosi. Remaja yang menggunakan koping berfokus masalah akan mencoba untuk menghadapi masalahnya dan berusaha menyelesaikannya. Remaja yang memiliki koping berfokus emosi, mereka cenderung bersifat emosional terutama dengan melakukan penilaian defensif, seperti menghindar, atau menyangkal bahwa hal itu tengah terjadi (Lazarus, 1966, 1990, 1993 dalam Santrock, 2003). Kepercayaan diri dapat meningkat ketika remaja menghadapi masalah dan berusaha untuk menyelesaikannya (Bednar, Wells, & Peterson, 1989; Lazarus, 1991 dalam Santrock, 2003). Percaya diri merupakan salah satu
4
konsep diri yang positif yang termasuk dari inti pola kepribadian (Surya, 2010). Siswa yang memiliki kepercayaan diri, tidak tergantung pada orang lain dan akan percaya pada kemampuan yang dimilikinya (Rini, 2002). Kurang percaya diri pada siswa juga dapat ditunjukkan dengan beberapa perilaku, salah satunya yaitu mencontek saat menghadapi ujian atau tes (Hakim, 2002). Pelaksanaan
ujian nasional pada tahun-tahun sebelumnya,
sering
diwarnai dengan berbagai kecurangan yang dilakukan oleh siswa maupun oknum
yang
tidak
bertanggung
jawab.
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan menerima 254 pengaduan. Pengaduan yang paling banyak mengenai isu kecurangan yaitu 54 pengaduan di antaranya adalah 27 pengaduan kebocoran, 20 pengaduan tentang kunci jawaban, 6 pengaduan jual beli soal, 2 pengaduan mengenai soal tertukar, dan 1 pengaduan soal yang rusak (tempo.co.id). Hal ini sangat disayangkan bila mengingat UndangUndang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menginginkan pendidikan yang bermutu bagi rakyat Indonesia (menkokesra.go.id). Percaya diri dalam menghadapi ujian nasional berpengaruh terhadap kecemasan siswa, semakin tinggi kepercayaan diri maka semakin rendah kecemasan siswa dalam menghadapi UN, begitu juga dengan sebaliknya (Tariman, 2012). Kecemasan dapat menyebabkan lahan persepsi seseorang berkurang sehingga cenderung untuk memusatkan perhatian pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal lain (Stuart & Sundeen, 1998). Siswa yang cemas saat ujian nasional akan menyebabkan
5
konsentrasi yang buruk, dan dapat berdampak pada saat mengerjakan soal-soal ujian nasional. Siswa yang kurang percaya diri juga dapat berdampak pada masa depannya. Sukses dalam karier jarang datang pada orang yang kurang memiliki keyakinan diri, ketabahan, dan kurang percaya diri. Seseorang memiliki rasa percaya diri yang tinggi atas kemampuan atau potensi yang dimilikinya,
berarti orang tersebut memiliki ketahanan diri meniti karir
menuju keberhasilan, sebaliknya jika tidak memiliki rasa percaya diri terhadap kemampuannya akan membuat seseorang cenderung stagnan dan tidak majumaju dalam karirnya (Yusuf, 2005). Perawat memiliki beberapa peran, salah satunya adalah sebagai counsellor.
Seorang
perawat
sebagai
counsellor
dapat
memberikan
bimbingan/ konseling kepada klien (Doheny, 1982 dalam Kusnanto, 2004). Pemberian konseling ini juga dapat diberikan kepada para siswa untuk dapat menggunakan koping yang sesuai atau adapatif sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri pada siswa khususnya yang akan mengahadapi ujian nasional. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tariman (2012) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara dukungan sosial dan kepercayaan diri terhadap kecemasan menghadapi Ujian Nasional (UN) siswa SMAN 1 Kota Tangerang Selatan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 atau P < 0,05, dan penelitian terkait mekanisme koping dalam menghadapi ujian nasional diteliti oleh Naviska (2012) menunjukkan bahwa 51% siswa menggunakan mekanisme koping berfokus masalah yang artinya sudah memiliki koping yang baik dalam mengatasi masalah UN yang mereka
6
hadapi,
sementara
49% siswa masih menggunakan mekanisme koping
berfokus emosi. Penelitian
yang
sudah
dilakukan
sebelumnya,
peneliti
belum
menemukan penelitian terkait hubungan antara koping dengan kepercayaan diri dalam menghadapi ujian nasional. Peneliti juga berpikir bahwa koping dan kepercayaan diri penting untuk diteliti, sehingga peneliti ingin mengkaji lebih mendalam mengenai “Hubungan Koping dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menghadapi Ujian Nasional di SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan”.
B. Rumusan Masalah Sejumlah perubahan yang terjadi pada ujian nasional tahun 2013 seperti bertambahnya jumlah bobot soal sulit sebanyak 10 % serta variasi soal menjadi 20 membuat para siswa dilanda stres karena takut tidak lulus, oleh karena itu diperlukan mekanisme koping yang tepat untuk mengatasi stres pada siswa. Mekanisme koping yang digunakan oleh siswa untuk mengatasi stres yang timbul akibat ujian nasional berbeda-berbeda setiap individu, ada yang menggunakan mekanisme koping berfokus masalah dan ada juga mekanisme koping berfokus emosi. Siswa yang menggunakan mekanisme koping yang kurang tepat dapat membuat kurangnya persiapan siswa dalam menghadapi ujian nasional sehingga dapat menimbulkan ketidakpercayaan diri. Hasil studi penelitian yang dilakukan pada 15 orang siswa kelas IX di SMP Negeri 5 kota Tangerang Selatan, 7 siswa mengatakan bahwa belum siap menghadapi ujian nasional dan merasa tidak percaya diri, dengan demikian
7
masalah penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara koping dan kepercayaan diri siswa dalam mengahadapi ujian nasional di SMP Negeri 5 kota Tangerang Selatan.
C. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah penelitian yang telah dipaparkan, maka dapat diambil beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran koping siswa dalam menghadapi ujian nasional di SMP Negeri 5 kota Tangerang Selatan? 2. Bagaimana gambaran kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian nasional di SMP Negeri 5 kota Tangerang Selatan? 3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara koping dan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian nasional?
D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Diketahuinya hubungan antara koping dan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian nasional. 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya
gambaran
koping
siswa
dalam
menghadapi
ujian
nasional di SMP Negeri 5 kota Tangerang Selatan. b. Diketahuinya gambaran kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian nasional di SMP Negeri 5 kota Tangerang Selatan.
8
E. Manfaat Penelitian Hasil
penelitian
diharapkan
dapat
memberikan
manfaat
sebagai
berikut: 1. Bagi siswa Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi diri untuk dapat menggunakan mekanisme
koping
yang
adaptif
sehingga
dapat
meningkatkan
kepercayaan diri dalam menghadapi ujian nasional. 2. Bagi sekolah Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi mengenai cara meningkatkan kepercayaan diri para siswa dan mempersiapkan langkahlangkah yang optimal dalam menghadapi ujian nasional. Lebih lanjut, diharapkan dapat mengoptimalkan peran perawat UKS untuk dapat berkolaborasi dengan BK dalam memberikan konseling kepada para siswa. 3. Bagi Institusi Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi keperawatan anak yang berguna dalam mengkaji mental dan psikis pada anak secara menyeluruh khususnya dalam bidang pendidikan. 4. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan acuan penelitian selanjutnya.
9
F. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian
ini merupakan
kuantitatif.
Pengumpulan
kuesioner.
Penelitian
data
penelitian
asosiatif dengan
menggunakan
pendekatan
instrumen penelitian berupa
ini merupakan penelitian terkait hubungan koping
dengan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian nasional. Hal yang membedakan penelitian saat ini dengan penelitian sebelumnya yaitu variabel yang diteliti.
Penelitian sebelumnya hanya meneliti terkait koping yang
digunakan siswa dalam menghadapi ujian nasional serta variabel kepercayaan diri yang dihubungkan dengan variabel lain, seperti kecemasan. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas IX SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan yang akan mengikuti ujian nasional yang berjumlah 309 orang. Sampel penelitian ini sebanyak 84 orang dan teknik yang digunakan dengan teknik simple random sampling. Analisa data yang digunakan adalah chi square dengan bantuan program aplikasi statistik.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepercayaan Diri 1. Definisi Kepercayaan Diri Kepercayaan
diri
termasuk
dalam
penerimaan
diri
positif.
Penerimaan diri ini merupakan akibat dari pengalaman kepuasan/frustasi dari kebutuhan penerimaan positif orang lain (Rogers, 1960 dalam Alwisol, 2009). Kepercayaan diri juga termasuk dalam kebutuhan rasa harga diri. Memperoleh kepuasan dari kebutuhan ini memungkinkan individu
memiliki
rasa
percaya
diri
terhadap
kemampuan
dan
penampilannya menjadi lebih kompeten, produktif dalam semua aspek kehidupan, sebaliknya apabila seseorang mengalami kegagalan dalam memperoleh kepuasan atau mengalami lack of self-esteem dia akan mengalami rendah diri, tidak berdaya, tidak bersemangat, dan kurang percaya diri terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah kehidupan yang dihadapinya (Maslow, 1960 dalam Hamdali & Jaenudin, 2013). Rasa percaya diri (self-esteem) adalah dimensi evaluatif yang menyeluruh dari diri. Rasa percaya diri juga disebut sebagai harga diri atau gambaran diri (Santrock, 2003). Rasa percaya diri juga diartikan sebagai sikap mental optimisme dari kesanggupan anak terhadap kemampuan diri untuk menyelesaikan segala sesuatu dan kemampuan diri melakukan penyesuaian-penyesuaian diri pada situasi yang dihadapi (Surya, 2007).
10
11
Kepercayaan diri merupakan keyakinan yang dimiliki individu untuk menentukan
bagaimana
harus
berperilaku
sesuai dengan apa yang
dibutuhkan (Susanti, 2008). Seseorang yang memiliki kepercayaan diri akan lebih yakin untuk melakukan sesuatu atau masuk dalam suatu lingkungan (Shintia, 2011). Rasa percaya diri yang sejati berarti memiliki beberapa hal yang meliputi integitas diri, wawasan pengetahuan, keberanian, sudut pandang yang luas, dan harga diri yang positif. Alasan utama seseorang merasa kurang percaya diri adalah karena tidak mengetahui apa sebenarnya yang bisa dilakukan dan tidak mempunyai cukup pengalaman (Lumpkin, 2005). Kepercayaan meyakini
diri
menghambat,
sendiri
diri
memampukan
dalam
situasi
mengatasi
sulit,
melewati
tantangan batasan
baru, yang
menyelesaikan hal yang belum pernah dilakukan, dan
mengeluarkan bakat serta kemampuan sepenuhnya (Perry, 2005). Rasa percaya diri juga memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar (Rifki, 2008). Weinberg dan Gould
menjelaskan bahwa rasa percaya diri
memberikan dampak positif pada hal-hal berikut ini (Setiadarma, 2000 dalam Yulianto & Nashori, 2006). a. Emosi, individu yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan lebih mudah mengendalikan dirinya di dalam suatu keadaan yang menekan. b. Konsentrasi, seorang individu akan lebih memusatkan perhatiannya pada hal tertentu tanpa rasa terlalu khawatir.
12
c. Sasaran, individu cenderung mengarahkan pada sasaran yang cukup menantang, karenanya ia juga akan mendorong dirinya untuk berupaya lebih baik. d. Usaha, individu tidak mudah patah semangat atau frustasi dalam berupaya meraih cita-cita dan cenderung tetap berusaha kuat secara optimal sampai usahanya berhasil. e. Strategi, individu mampu mengembangkan berbagai strategi untuk memperoleh hasil usahanya. f.
Momentum, individu akan menjadi lebih tenang, ulet, tidak mudah patah semangat,
terus berusaha,
mengembangkan dan membuka
peluang bagi dirinya.
2. Faktor Pembentuk Rasa Percaya Diri Percaya diri merupakan bagian dari karakteristik keperibadian seseorang, sedangkan proses pembentukannya atau peningkatan percaya diri sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis maupun aspek keterampilan teknis yang dimiliki seseorang (Surya, 2010). a. Aspek psikologis Aspek psikologis yang mempengaruhi dan membentuk percaya diri, yaitu gabungan unsur karakteristik citra fisik, citra psikologis, citra sosial, aspirasi, prestasi dan emosional, antara lain: 1) Self control (pengendali diri) Fungsi self control ini mengatur power atau kekuatan dorongan dan keinginan dalam diri yang menjadi inti tingkat kesanggupan,
13
keyakinan, keberanian, perasaan dan emosi dalam diri seseorang. Self control dalam diri memberi kekuatan dan menggerakkan percaya diri positif atau negatif. 2) Suasana hati yang sedang dihayati Gambaran keadaan suasana hati (senang, bahagia, cemas, atau sedih) atau perasaan sangat mempengaruhi pembentukkan suara hati seseorang. Efek senang dan gembira merupakan sumber energi yang
mempengaruhi
berdampak
pembentukkan
meningkatkan
suara
power atau self
hati
positif
dan
control sehingga
pematangan konsep percaya diri pun semakin mantap. Perasaan terpuruk, sedih, pesimis, cemas, marah, dan kesal sebaliknya akan membebani hati dan berdampak pada suara hati negatif yang mempengaruhi,
menyedot,
atau menurunkan power atau self
control sehingga membuat orang tidak percaya diri. 3) Citra fisik Kondisi fisik seseorang sangat mempengaruhi suasana hati maupun self control diri seseorang. Penerimaan terhadap kondisi fisik cukup
memuaskan
akan
memberikan
suasana
hati
yang
menyenangkan. Dampaknya pada pembentukkan suara hati pun positif dan mampu menggerakkan self control sehingga percaya diri yang terbentuk pun positif. 4) Citra sosial Salah satu unsur yang dapat mempengaruhi pematangan percaya diri
seseorang
adalah
bagaimana
penilaian
dan
penerimaan
14
lingkungan sosial terhadap diri seseorang. Penerimaan lingkungan yang
baik
dapat
meningkatkan
percaya diri secara positif,
sebaliknya penerimaan lingkungan yang buruk terhadap seseorang, seperti remaja dianggap nakal, bodoh, jelek, dan sebagainya dapat membuat remaja menilai negatif dirinya, merasa tak berharga atau tak pantas dan rendah diri. Hal ini akan membuat remaja memiliki suara hati negatif dan rasa percaya diri menjadi sangat lemah. 5) Citra diri (self image) Citra diri ini merupakan gambaran yang meliputi: a) nilai profil diri,
seperti tingkat kecerdasan, status sosial,
ekonomi dan peranan dalam lingkungan sosial, b) cita-cita ideal yang ingin dicapai dan seberapa besar pengaruh tokoh-tokoh
ideal
yang
diidolakan,
baik
yang
ada
di
lingkungan atau idola fantasi, c) keberartian diri (kebanggaan diri) terhadap nilai peran diri di lingkungan. Meningkatkan citra diri perlu meningkatkan kemampuan pribadi, nilai peran dalam lingkungan keluarga maupun pergaulan. Jika, kemampuan cukup baik dan nilai peran cukup, maka suara hati pun semakin mantap dan rasa percaya diri akan meningkat. b. Aspek keterampilan teknis Aspek keterampilan teknis, yaitu kemampuan menyusun kerangka berpikir daan keterampilan berbuat secara terfokus, terarah, dan terukur step by step untuk melakukan proses kegiatan atau perbuatan.
15
Aspek keterampilan teknis akan membantu individu untuk mampu menyusun tahapan-tahapan untuk melakukan suatu kegiatan hingga dapat diwujudkan dan diselesaikan, yang meliputi pengetahuan taktis, metodis, dan imajinatif.
3. Meningkatkan Rasa Percaya Diri Empat
cara
untuk
meningkatkan
rasa
percaya
diri remaja
(Santrock, 2003), yaitu melalui: a. Mengidentifikasi sumber rasa percaya diri Mengidentifikasi sumber rasa percaya diri remaja merupakan langkah yang penting untuk memperbaiki tingkat rasa percaya diri. Penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa untuk meningkatkan rasa percaya diri secara signifikan harus dilakukan intervensi terhadap penyebab dari rendahnya rasa percaya diri. Remaja memiliki tingkat rasa percaya diri yang paling tinggi ketika mereka berhasil di dalam domain-domain diri yang penting, sehingga remaja harus didukung untuk
mengidentifikasikan
dan
menghargai
kompetensi-kompetensi
mereka (Harter 1990b dalam Santrock, 2003). b. Dukungan emosional dan penerimaan sosial Dukungan emosional dan persetujuan sosial dalam bentuk konfirmasi dari orang lain merupakan pengaruh yang juga penting bagi rasa percaya diri remaja (Harter, 1990b dalam Santrock, 2003). Sumber dukungan alternatif secara informal seperti dukungan dari seorang guru, pelatih, atau orang dewasa lain yang berpengaruh, maupun
16
secara formal melalui program seperti kakak laki-laki asuh (Big Brothers) dan kakak perempuan asuh (Big Sisters). Dukungan orang dewasa dan teman sebaya menjadi faktor yang berpengaruh terhadap rasa percaya diri remaja. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa dukungan orang tua dan teman sebaya sama-sama berhubungan dengan harga diri remaja secara keseluruhan (Robinson, 1995 dalam Santrock, 2003). c. Prestasi Prestasi juga dapat memperbaiki tingkat rasa percaya diri remaja (Bednar, Wells, & Peterson, 1989 dalam santrock, 2003). Rasa percaya diri remaja meningkat menjadi lebih tinggi karena mereka tahu tugastugas apa yang penting untuk mencapai tujuannya, dan karena mereka telah melakukan tugas-tugasnya tersebut atau yang serupa dengan tugas-tugasnya tersebut. Penekanan dari pentingnya prestasi dalam meningkatkan tingkat rasa percaya diri remaja memiliki banyak kesamaan
dengan
konsep
teori belajar sosial kognitif Bandura
mengenai kualitas diri (self-efficacy) yang merupakan keyakinan individu
bahwa
dirinya
dapat
menguasai
suatu
situasi
dan
menghasilkan sesuatu yang positif (Santrock, 2003). d. Koping Rasa percaya diri dapat meningkat ketika remaja menghadapi masalah dan
berusaha
untuk
mengatasinya,
bukan hanya menghindarinya
(Bednar, Wells, & Peterson, 1989; Lazarus, 1991 dalam santrock, 2003). Hal ini sesuai dengan pengertian koping adaptif yaitu koping
17
yang mendukung fungsi integrasi seperti dengan memecahkan masalah (Stuart & Sundeen, 1995 dalam Nasir & Muhith, 2011). Remaja menjadi lebih mampu menghadapi masalah secara nyata, jujur, dan tidak menjauhinya ketika remaja memilih mengatasi masalahnya dan bukan menghindarinya. Perilaku ini menghasilkan suatu evaluasi diri yang menyenangkan yang dapat mendorong terjadinya persetujuan terhadap diri sendiri yang bisa meningkatkan rasa percaya diri. Perilaku yang sebaliknya dapat menyebabkan rendahnya rasa percaya diri (Santrock, 2003).
4. Aspek Kepercayaan Diri Ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri proposional (Rini, 2002), diantaranya adalah: a. Percaya
akan
kompetensi/
kemampuan
diri,
hingga
tidak
membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, ataupun rasa hormat dari orang lain. b. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok. c. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain (berani menjadi diri sendiri). d. Memiliki pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosi stabil). e. Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak
mudah
18
menyerah
pada
nasib
atau
keadaan
serta
tidak
tergantung/
mengharapkan bantuan orang lain). f.
Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi di luar dirinya.
g. Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi. Orang yang memiliki kepercayaan diri yang positif juga memiliki ciri-ciri (Lauster, 2003), sebagai berikut: a. Ambisius Ambisi merupakan dorongan untuk mencapai hasil yang diperlihatkan kepada orang lain. Ambisi juga dimaksudkan untuk mempertinggi rasa harga diri sendiri dan memperkuat kesadaran atas diri sendiri menurut ilmu jiwa. Orang yang percaya diri cenderung memiliki ambisi yang tinggi. Mereka selalu berpikiran positif dan berkeyakinan bahwa mereka mampu berhasil dalam melakukan sesuatu. b. Tidak tergantung pada orang lain Ketidaktergantungan pada orang lain adalah tujuan yang dikejar banyak orang, namun tidak mudah didapatkan dalam hidup. Orang yang tidak bergantung pada orang lain, bebas dari pendapat orang lain, tidak
begitu memperhatikan norma-norma sosial,
tekanan dan tidak begitu mengacuhkan kekuasaan.
tahan terhadap
19
c. Optimis Optimis adalah kecenderungan manusia yang utama. Manusia sadar dalam menghadapi masa depan yang belum diketahui. Akal pun tidak dapat memberikan sesuatu pengetahuan yang pasti tentang masa depan, individu membangun pengharapan yang diharapkan. Individu yang optimis akan selalu berpikiran positif dan terbuka, selalu beranggapan
bahwa
akan
berhasil,
serta
dapat
menggunakan
kemampuan dan kekuatannya secara efektif. d. Tidak mementingkan diri sendiri Tidak mementingkan diri sendiri adalah keramahan manusia murni tanpa tujuan untuk mendapatkan balas jasa pujian maupun sanjungan atau mengharapkan tindakan yang tidak mementingkan diri sendiri dari orang lain. Orang yang percaya diri tidak hanya mementingkan kebutuhan pribadi akan tetapi peduli terhadap orang lain. e. Toleransi Seseorang dikatakan toleransi jika dia dapat menerima perbedaan orang lain (pendapat, kelakuan, tingkah laku, warna kulit, gaya hidup). Orang yang mencapai tingkat toleransi menyadari bahwa perbedaan pendapat bukanlah sesuatu yang ditakutkan, tetapi merupakan gejala yang biasa.
20
Sikap percaya diri juga dibagi menjadi empat ciri utama yang khas pada individu (Lidenfield,1997 dalam Shintia, 2011), yaitu: a. Cinta diri, individu yang percaya diri mencintai dirinya dan peduli tentang dirinya karena perilaku dan gaya hidup individu untuk memelihara dirinya. b. Pemahaman diri, individu sangat sadar diri dan individu ingin tahu bagaimana pendapat orang lain tentang dirinya. c. Tujuan yang jelas, hal ini disebabkan karena individu mempunyai pikiran yang jelas mengapa individu melakukan tindakan tertentu. Dengan memiliki sikap seperti ini individu dapat dengan mudah membuat keputusan. d. Berpikir positif, individu yang percaya diri biasanya merupakan teman yang menyenangkan, salah satu sebabnya ialah karena individu biasa melihat kehidupan dari sisi yang cerah dan individu mengharap serta mencari pengalaman dari hasil yang bagus. Suatu penelitian yang menggunakan observasi tingkah laku untuk mengukur rasa percaya diri menunjukkan bahwa beberapa tingkah laku positif dan juga negatif dapat memberi petunjuk tentang rasa percaya diri remaja (Savin-Wiliams & Demo, 1983 dalam Santrock, 2003). Indikator dari perilaku rasa percaya diri juga dapat dilihat dalam Tabel 2.1.
21
Tabel 2.1 Indikator Perilaku dari Rasa Percaya Diri Indikator Positif 1. Mengarahkan atau memerintah orang lain 2. Menggunakan kualitas suara yang disesuaikan dengan situasi 3. Mengekspresikan pendapat
4. Duduk dengan orang lain dalam aktivitas sosial 5. Bekerja secara kooperatif dalam kelompok 6. Memandang lawan bicara ketika mengajak atau diajak bicara 7. Menjaga kontak mata selama pembicaraan berlangsung 8. Memulai kontak yang ramah dengan orang lain 9. Menjaga jarak yang sesuai antara diri sendiri dengan orang lain 10. Berbicara dengan lancar, hanya mengalami sedikit keraguan
Indikator Negatif 1. Merendahkan orang lain dengan cara menggoda, memberi nama panggilan, dan menggosip 2. Menggerakkan tubuh secara dramatis atau tidak sesuai konteks 3. Melakukan sentuhan yang tidak sesuai atau menghindari kontak fisik 4. Memberikan alasan-alasan ketika gagal melakukan sesuatu 5. Melihat sekeliling untuk memonitor orang lain 6. Membual secara berlebihan tentang prestasi, keterampilan, dan penampilan fisik 7. Merendahkan diri sendiri secara verbal, depresiasi diri 8. Berbicara terlalu keras, tiba-tiba, atau dengan nada suara yang dogmatis 9. Tidak mengekspresikan pendapat atau pandangan, terutama ketika ditanya 10. Memposisikan diri secara submisif
Sumber: R. C. Savin-Williams dan D. H. Demo, “Conceiving or Misconceiving the Self: Issues in Adolescent Self-Esteem” in Journal of Early Adolescence, 3:121-140. (dalam Santrock, 2003)
5. Karakteristik Remaja Kurang Percaya Diri Gejala perilaku tidak percaya diri di kalangan remaja, terutama yang berusia sekolah antara SMP dan SMA (Hakim, 2002), antara lain: a. Takut menghadapi ulangan. b. Menarik perhatian dengan cara yang kurang wajar. c. Tidak berani bertanya dan menyatakan pendapat. d. Salah tingkah atau gugup saat tampil di depan kelas. e. Timbulnya rasa malu yang berlebihan.
22
f.
Tumbuhnya sikap pengecut.
g. Sering mencontek saat menghadapi tes. h. Mudah cemas dalam menghadapi berbagai situasi. i.
Salah tingkah dalam menghadapi lawan jenis.
j.
Tawuran dan main keroyok.
B. Koping 1. Definisi Mekanisme Koping Setiap
individu
yang
mengalami
stres
dapat
menimbulkan
ketidaknyamanan akibat ketegangan fisik dan emosional. Hal ini akan membuat
seseorang
termotivasi
untuk
melakukan
sesuatu
untuk
mengatasinya. Hal-hal yang dilakukan tersebut merupakan bagian dari koping (Nasir & Muhith, 2011). Koping adalah perubahan kognitif dan perilaku secara konstan dalam upaya untuk mengatasi tuntutan internal dan atau eksternal khusus yang melelahkan atau melebihi sumber individu (Lazarus, 1985 dalam Nasir & Muhith, 2011). Mekanisme koping juga diartikan sebagai mekanisme yang digunakan individu untuk menghadapi perubahan yang diterima,
apabila mekanisme koping yang digunakan berhasil maka
individu tersebut akan dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi (Nursalam & Kurniawati, 2007). Penggunaan mekanisme koping menjadi efektif bila didukung oleh kekuatan lain dan adanya keyakinan pada individu yang bersangkutan bahwa mekanisme koping yang digunakan dapat mengatasi ansietasnya (Asmadi, 2008).
23
Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi dua (Stuart & Sundeen, 1995 dalam Nasir & Muhith, 2011), yaitu: a. Mekanisme koping adaptif, yaitu mekanisme koping yang mendukung fungsi
integrasi,
pertumbuhan,
belajar,
dan
mencapai
tujuan.
Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah secara
efektif,
teknik
relaksasi,
latihan seimbang,
dan aktivitas
yaitu
koping
konstruktif. b. Mekanisme menghambat
koping
maladaptif,
fungsi integrasi,
mekanisme
memecah pertumbuhan,
yang
menurunkan
otonomi, dan cenderung menguasai lingkungan.
2. Macam-Macam Koping Dua strategi yang dapat dilakukan dalam koping (Lazarus & Folkman, 1984 dalam Nasir & Muhith, 2011), yaitu: a. Koping yang berfokus pada masalah (problem focused coping) Problem focused coping, yaitu usaha untuk mengatasi stres dengan cara mengatur atau mengubah masalah yang dihadapi dan lingkungan sekitarnya yang menyebabkan terjadinya tekanan. Problem focused coping ditujukan dengan mengurangi demands dari situasi yang penuh dengan stres atau memperluas sumber untuk mengatasinya. Seseorang cenderung menggunakan metode problem focused coping apabila mereka percaya bahwa sumber atau demands dari situasinya dapat diubah. Strategi yang dipakai dalam problem focused coping antara lain sebagai berikut:
24
1) Confrontative coping: usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan dengan cara yang agresif, tingkat kemarahan yang cukup tinggi, dan pengambilan risiko. 2) Seeking social support: usaha untuk mendapatkan kenyamanan emosional dan bantuan informasi dari orang lain. 3) Planful problem solving: usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan dengan cara yang hati-hati, bertahap, dan analitis. b. Koping Berfokus pada Emosi (emotion focused coping) Emotion Focused Coping, yaitu usaha mengatasi stres dengan cara mengatur respon emosional dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang dianggap penuh tekanan. Emotion focused coping ditujukan untuk mengontrol respon emosional terhadap situasi stres. Seseorang dapat mengatur
respon
emosionalnya
melalui pendekatan perilaku dan
kognitif. Strategi yang digunakan dalam emotional focused coping antara lain sebagai berikut: 1) Self control: usaha untuk mengatur perasaan ketika menghadapi situasi yang menekan 2) Distancing: usaha untuk tidak terlibat dalam permasalahan, seperti menghindar dari permasalahan seakan tidak terjadi apa-apa atau menciptakan
pandangan-pandangan
menganggap masalah sebagai lelucon.
yang
positif,
seperti
25
3) Positive reappraisal: usaha untuk mencari makna positif dari permasalahan dengan berfokus pada pengembangan diri, biasanya juga melibatkan hal-hal yang bersifat religius. 4) Accepting Responsibility: usaha untuk menyadari tanggung jawab diri sendiri dalam permasalahan yang dihadapinya dan mencoba menerimanya
untuk
membuat
semuanya
menjadi lebih
baik.
Strategi ini baik, terlebih bila masalah terjadi karena pikiran dan tindakannya sendiri, namun strategi ini menjadi tidak baik bila individu
tidak
seharusnya
bertanggung
jawab
atas
masalah
tersebut. 5) Escape/ avoidance: usaha untuk mengatasi situasi menekan dengan lari dari situasi tersebut atau menghindarinya dengan beralih pada hal lain seperti makan, minum, merokok, atau menggunakan obatobatan. Selain yang telah diuraikan di atas, ada ciri-ciri tertentu dari seseorang dalam memecahkan suatu masalah berdasarkan tuntutan yang dihadapi, (Stuart & Sundeen, 1995 dalam Nasir & Muhith, 2011), di antaranya adalah: a. Gaya koping positif Merupakan gaya koping yang mampu mendukung integritas ego. Berikut ini adalah macam gaya koping positif: 1) Problem solving, merupakan usaha untuk memecahkan masalah. Masalah harus dihadapi dan dipecahkan, dan bukan dihindari atau ditekan di alam bawah sadar, seakan-akan masalah itu tidak berarti.
26
Pemecahan masalah ini digunakan sebagai cara untuk menghindari tekanan atau beban psikologis akibat adanya stressor yang masuk dalam diri seseorang. 2) Utilizing
social
support,
merupakan
tindak
lanjut
dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi ketika masalah itu belum terselesaikan. Hal ini tidak lepas dari keterbatasan manusia dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Tidak semua orang mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Hal ini terjadi karena rumitnya masalah yang dihadapi. Sebagai makhluk sosial, bila seseorang mempunyai masalah yang tidak mampu diselesaikannya sendiri, seharusnya tidak disimpan sendiri dalam pikirannya, namun carilah dukungan dari orang lain yang dapat dipercaya dan mampu memberikan bantuan dalam bentuk masukkan dan saran dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi tersebut. Semakin banyak dukungan
dari
orang
lain,
maka
semakin
efektif
upaya
penyelesaian masalahnya. 3) Looking for silver lining. Kepelikan masalah yang dihadapi terkadang akan membawa kebuntuan dalam upaya menyelesaikan masalah. Walaupun sudah ada upaya maksimal, terkadang masalah tersebut belum didapatkan titik temunya. Sesulit dan sepelik apapun masalah yang dihadapi, setidaknya manusia harus tetap berpikir positif dan mengambil hikmahnya. Manusia diharapkan mau menerima kenyataan ini sebagai sebuah ujian dan cobaan
27
yang harus dihadapi tanpa menurunkan semangat dan motivasi untuk selalu berusaha menyelesaikan masalahnya. b. Gaya koping negatif Merupakan gaya koping yang akan menurunkan integritas ego, dimana penentuan gaya koping akan merusak dan merugikan dirinya sendiri, yang terdiri atas hal-hal sebagai berikut: 1) Avoidance, merupakan bentuk dari proses internalisasi terhadap suatu pemecahan masalah ke dalam alam bawah sadar dengan menghilangkan atau membebaskan diri dari suatu tekanan mental akibat masalah-masalah yang dihadapi. Cara ini dapat dikatakan sebagai usaha untuk mengatasi situasi tertekan dengan lari dari situasi tersebut atau menghindari masalah yang berujung pada penumpukkan masalah dikemudian hari.
Bentuk
pelarian diri
diantaranya dengan beralih pada hal lain, seperti makan, minum, merokok,
atau
menggunakan
obat-obatan
dengan
tujuan
menghilangkan masalah sesaat untuk tujuan sesaat, padahal hanya upaya untuk menunda masalah dan bukan menyelesaikan masalah. 2) Self-blame, merupakan bentuk dari ketidakberdayaan atas masalah yang dihadapi dengan menyalahkan diri sendiri tanpa evaluasi diri yang optimal. Kegagalan orang lain dialihkan dengan menyalahkan dirinya
sendiri sehingga
menekan
kreativitas
dan
ide
yang
tujuan
yang
berdampak pada penarikan diri dari struktur sosial. 3) Wishfull
thinking,
kegagalan
dalam
mencapai
diinginkan seharusnya tidak menjadikan seseorang berada pada
28
kesedihan yang mendalam. Hal ini terjadi karena dalam penentuan standar diri, diset atau dikondisikan terlalu tinggi sehingga sulit untuk dicapai. Penentuan standar yang terlalu tinggi menjadikan seseorang terbuai dalam khayalan dan impian tanpa kehadiran fakta yang nyata. Menyesali kegagalan berakibat kesedihan yang mendalam merupakan bentuk dari berduka yang disfungsional, dimana hal tersebut merupakan pintu dari seseorang mengalami gangguan jiwa.
3. Faktor yang Mempengaruhi Koping Faktor-faktor
yang
mempengaruhi kemampuan individu untuk
mengatasi situasi tertentu (Christensen & Kenney, 2009), yaitu: a. Karakteristik personal Karakteristik
personal yang mempengaruhi koping meliputi tahap
perkembangan, nilai dan tujuan personal, kepercayaan mengenai diri, peran, dan tanggung jawab. Persepsi individu terhadap situasi dan pengalaman koping masa lalu terhadap situasi serupa adalah juga termasuk karakteristik individual yang mempengaruhi koping. b. Sumber daya yang tersedia Sumber-sumber yang tersedia bagi individu meliputi sumber internal maupun eksternal, seperti status kesehatan, waktu, dan energi yang tersedia, status keuangan, dan status pendukung interpersonal.
29
c. Situasi Situasi dapat menjadi jangka panjang atau jangka pendek, dan diklasifikasikan sebagai situasi fisik, psikologis/ intelektual, sosial, atau lingkungan. Situasi fisik dapat berupa penyakit, pembedahan, bekerja intelektual
berlebihan, berupa
atau
bahaya
stimulasi
fisik.
yang
Situasi
berlebihan,
psikologis berjuang
atau untuk
keberhasilan, tidak ada tujuan yang ditetapkan, dan kebosanan. Situasi sosial meliputi banyaknya tuntutan peran, tekanan untuk menyesuaikan diri, dan isolasi. Situasi lingkungan meliputi cuaca, kondisi tempat tinggal yang padat, dan polusi. d. Pola koping yang dikembangkan Pola
koping
individu
bersifat
individual dan
menghadapi
menimbulkan konflik,
situasi
yang
atau menantang.
dibangun
untuk
berbahaya,
membantu mengancam,
Pola koping digambarkan
sebagai langsung dan tidak langsung. Pola koping tidak langsung adalah
tindakan-tindakan
untuk
mengurangi
kecemasan
yang
disebabkan oleh situasi tertentu tanpa adanya perubahan situasi. Pola koping langsung adalah tindakan-tindakan yang berhadapan dengan situasi khusus. Kedua tipe koping tersebut sama-sama bermanfaat, namun pola koping tidak langsung lebih bersifat sementara dan pada akhirnya tidak mengubah situasi
30
4. Hasil dari Koping (Coping Outcome) Koping yang efektif adalah koping yang membantu seseorang untuk menoleransi dan menerima situasi menekan, serta tidak merisaukan tekananan yang tidak dapat dikuasainya (Lazarus & Folkman, 1984 dalam Nasir & Muhith, 2011). Strategi koping perlu mengacu pada lima fungsi tugas koping yang dikenal dengan istilah coping task, agar koping dapat dilakukan dengan efektif (Cohen & Lazarus, dalam Taylor, 1991 dalam Nasir & Muhith, 2011) yaitu: a. Mengurangi kondisi lingkungan yang berbahaya dan meningkatkan prospek untuk memperbaikinya. b. Menoleransi dan menyusaikan diri dengan kenyataan yang negatif. c. Mempertahankan gambaran diri yang positif. d. Mempertahankan keseimbangan emosional. e. Melanjutkan kepuasan terhadap hubungannya dengan orang lain. Efektifitas
koping
bergantung
pada
keberhasilan
pemenuhan
coping task (Taylor, 1991 dalam Nasir dan Muhith, 2011). Setelah koping dapat memenuhi sebagian atau semua fungsi tugas tersebut, maka dapat terlihat bagaimana coping outcome yang dialami tiap individu. Coping outcome adalah kriteria hasil koping untuk menentukan keberhasilan koping. Beberapa coping outcome (Nasir & Muhith, 2011), adalah sebagai berikut: a. Ukuran fungsi fisiologis, yaitu koping dinyatakan berhasil bila koping yang
dilakukan
dapat
mengurangi indikator dan membangkitkan
31
(arousal) stres seperti menurunnya tekanan darah, detak jantung, detak nadi, dan sistem pernapasan. b. Apakah individu dapat kembali pada keadaan seperti sebelum ia mengalami stres dan seberapa cepat ia dapat kembali. Koping dinyatakan berhasil bila koping yang dilakukan dapat membawa individu kembali pada keadaan seperti sebelum individu mengalami stres. c. Efektifitas
dalam
mengurangi
psychological
distress.
Koping
dinyatakan berhasil jika koping tersebut dapat mengurangi rasa cemas dan depresi pada individu.
C. Remaja 1. Definisi Remaja Seorang dikatakan remaja (adolescence) bila berusia diantara 10 sampai 19 tahun (WHO, 2004). Masa remaja juga diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional (Santrock, 2003). Transisi perkembangan
perkembangan masa
pada
kanak-kanak
masa masih
remaja
berarti sebagian
dialami
namun
sebagian
kematangan masa dewasa sudah dicapai (Hurlock, 1990 dalam Jahja, 2011). Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi badan masih terus bertambah. Bagian dari masa dewasa antara lain proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi
32
reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak (Hurlock, 1990; Papalia & Olds, 2001, dalam Jahja, 2011). Masa
remaja
yang
secara
literatur
berarti “tumbuh
hingga
mencapai kematangan”, secara umum berarti proses fisiologis, sosial, dan kematangan yang dimulai dengan perubahan pubertas (Wong dkk, 2008). Pubertas (puberty) adalah perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan hormonal yang terutama terjadi selama masa remaja awal (Santrock, 2003). Masa remaja dibagi menjadi masa remaja awal dan masa remaja akhir (Santrock, 2003). Masa remaja awal (early adolescence) kira-kira sama dengan masa sekolah menengah pertama dan mencakup kebanyakan perubahan pubertas, berlangsung antara usia 13 tahun sampai 16-17 tahun (Santrock, 2003; Jahja, 2011). Masa remaja akhir (late adolescence), yaitu usia matang secara hukum berkisar antara usia 16-17 tahun hingga 18 tahun (Jahja, 2011). Jadi dapat didefinisikan bahwa remaja adalah masa peralihan dari masa anak menjadi dewasa berkisar usia belasan yaitu antara usia 11 tahun hingga 19 tahun yang ditandai dengan perubahan yang cepat baik biologis, psikologis, maupun sosial.
2. Ciri Masa Remaja Masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia, menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock, 2003). Pendapat lain bahwa masa remaja juga dikatakan sebagai masa
33
perubahan (Jahja, 2011). Beberapa perubahan yang terjadi masa remaja, di antaranya perubahan fisik, kognitif, sosial, dan emosional (Wong dkk, 2008). a. Perubahan Fisik Terdapat lima perubahan fisik yang terjadi pada masa remaja, yaitu
pertambahan
tinggi
badan
yang
cepat
(pacu
tumbuh),
perkembangan seks sekunder, perkembangan organ-organ reproduksi, perubahan komposisi tubuh serta perubahan sistem sirkulasi dan sistem respirasi yang berhubungan dengan kekuatan dan stamina tubuh (Tanner, 1989 dalam Batubara, 2010). Perubahan fisk yang terjadi, yang paling tampak nyata semasa pubertas adalah meningkatnya tinggi dan berat, serta kematangan seksual (Santrock, 2003). Perubahan fisik yang terjadi secara cepat sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja (Jahja, 2011). Remaja menunjukkan perhatian yang besar terhadap perubahan yang terjadi pada tubuhnya dan mengembangkan gambaran pribadi mengenai seperti apa tubuh mereka (Santrock, 2003). b. Perubahan Kognitif Berpikir
kognitif
mencapai
puncaknya
pada
kemampuan
berpikir abstrak. Pada tahap ini, yaitu periode operasional formal, merupakan tahap Piaget yang ke empat dan terakhir. Remaja tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan aktual, yang merupakan ciri berpikir konkret (Wong dkk, 2008). Piaget juga mengatakan bahwa remaja
34
termotivasi untuk memahami dunia dan menyesuaikan berpikirnya untuk mendapat informasi baru (Santrock, 2003). Remaja dalam pandangan Piaget, secara aktif membangun dunia kognitif mereka,
dimana informasi yang didapatkan tidak
langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka (Jahja, 2011). Dengan kata lain, pada saat ini mereka lebih jauh ke depan. Tanpa memusatkan perhatian pada situasi saat ini, mereka dapat membayangkan suatu rangkaian peristiwa yang mungkin terjadi seperti kemungkinan
kuliah
dan
bekerja,
memikirkan bagaimana segala
sesuatu mungkin dapat berubah di masa depan, seperti hubungan dengan orang tua, dan akibat tindakan mereka, misalnya dikeluarkan dari sekolah (Wong dkk, 2008). c. Perubahan Sosial Proses untuk memperoleh kematangan pada remaja penuh dengan ambivalensi baik dari remaja maupun orang tua (Wong dkk, 2008). Remaja menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan ini, serta meragukan
kemampuan
mereka sendiri untuk
memikul tanggung
jawab terkait dengan kemandirian (Jahja, 2011). Kebebasan pada remaja memerlukan perkembangan hubungan sosial di luar keluarga yang membantu remaja mengidentifikasi peran di masyarakat. Perkembangan sosial pada remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua (Conger, 1991; Papalia dan Olds, 2001 dalam Jahja, 2011). Teman sebaya menyediakan sarana
35
untuk perbandingan secara sosial dan sumber informasi tentang dunia di luar keluarga (Santrock, 2003). d. Perubahan Emosional Masa remaja adalah masa stres emosional, yang timbul dari perubahan fisik yang sedemikian cepat pada masa pubertas (Hall dalam Aghla, 2004). Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal sebagai masa storm & stress. Segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya (Jahja, 2011). Sebuah survei yang dilakukan pada 60 orang remaja, penyebab utama dari stres pada remaja dapat berasal dari hubungan dengan teman dan keluarga, tekanan dan harapan dari dalam diri sendiri dan orang lain, tekanan di sekolah, masalah ekonomi, dan tragedi yang ada dalam kehidupan mereka seperti kematian, perceraian, atau penyakit yang dideritanya atau anggota keluarganya (Walker, 1985 dalam Walker 2002). Salah satu contoh penyebab stres yang sering terjadi pada
remaja
yang
berasal dari lingkungan yaitu tekanan dari
lingkungan sekolah (Namara, 2000 dalam Suldo, Shaunessy, & Hardesty, 2008). Stres yang berkaitan dengan sekolah di bagi dua, (1) academic pressures (tekanan akademik) meliputi pengaruh dari lingkungan sekolah berupa cara guru mengajar, tugas-tugas, beban mata pelajaran, tidak dapat mengelola waktu belajar, ujian dan (2) peer pressures
36
(tekanan sebaya), berupa konflik, persaingan, diterima atau ditolak kelompok sebaya, lawan jenis juga dapat mempengaruhi stres siswa (Greenberg, 2002 dalam Arief 2012).
D. Ujian Nasional Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2013 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan
dan
Penyelenggaraan
Ujian
Sekolah/Madrasah/Pendidikan
Kesetaraan dan Ujian Nasional, pasal 1 ayat (5) menyatakan bahwa Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran dan penilaian pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 78 Tahun 2008
tentang
Ujian
Tsanawiyah/Sekolah
Nasional
Menengah
Sekolah Pertama
Menengah Luar
Biasa
Pertama/Madrasah (SMP/MTs/SLB),
Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tahun Pelajaran 2008/2009, pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa Ujian Nasional adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah (kemdiknas.go.id). Ujian Nasional (UN) sudah diselenggarakan sejak diberlakukannya kurikulum 1968, 1984, dan 1994, yang dulu dikenal sebagai Ujian Negara dari tahun 1945 sampai dengan 1970, Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS) dari 1984 sampai 2001, Ujian Akhir Nasional (UAN) dari tahun
37
2001 sampai 2005, yang selanjutnya berganti nama menjadi Ujian Nasional sejak 2005 sampai sekarang (Asiah & Rofieq, 2011). Ujian Nasional (UN) tahun ini mengalami sejumlah perubahan di antaranya bertambahnya variasi soal yang sebelumnya hanya berjumlah 5, kini menjadi 20 variasi soal, hingga digunakannya sistem barcode pada naskah soal dan lembar jawaban UN (LJUN), selain itu, komposisi bobot soal juga berubah. Bila tahun lalu bobot soal mudah sebanyak 10%, sedang 80%, dan sulit 10%, tahun ini bobot soal sulit ditambah lagi 10%, sehingga komposisi bobot soal pada UN 2013 ini menjadi 10% soal mudah, 70% sedang, dan 20% sulit (kemdiknas.go.id). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2013 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan
dan
Penyelenggaraan
Ujian
Sekolah/Madrasah/Pendidikan
Kesetaraan dan Ujian Nasional, pasal 6 ayat (2) menyatakan bahwa kriteria kelulusan
peserta
didik
dari
UN
untuk
SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB/SMK, Program Paket B, dan Program Paket C apabila nilai rata-rata dari semua Nilai Akhir (NA) paling rendah 5,5 dan nilai setiap mata pelajaran paling rendah 4,0. NA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diperoleh dari gabungan Nilai Sekolah/Madrasah/Pendidikan kesetaraan dari mata pelajaran yang diujikan secara nasional dan nilai UN, yaitu dengan pembobotan 40% nilai S/M/PK dari mata pelajaran yang diujikan secara nasional dan 60% dari nilai UN (kemdiknas.go.id). Ujian Nasional (UN) tahun 2013 dalam pelaksanaannya tentunya memiliki landasan hukum. Landasan hukum penyelenggaraan UN tahun 2013 menurut Permendikbud No. 3 Tahun 2013 (kemdiknas.go.id), yaitu:
38
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Satandar Nasional Pendidikan. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. 4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukkan dan Organisasi Kementerian Negara Republik Indonesia. 5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukkan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon 1 Kementerian Negara. 6. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II. 7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. 8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan
untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. 9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 6 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
39
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 Tahun 2007 tentang Standar Isi untuk Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C. 11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar
Penilaian
Pendidikan
untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. 12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2008 tentang Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C. 13. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pendidikan Keagamaan Islam.
E. Penelitian Terkait Beberapa penelitian terkait koping dan kepercayaan diri dalam menghadapi ujian nasional adalah sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Naviska (2012), menunjukkan bahwa 51 % siswa SMAN 1 Purwakarta menggunakan mekanisme koping berfokus masalah yang artinya sudah memiliki koping yang baik dalam mengatasi masalah Ujian Nasional yang mereka hadapi, sementara 49 % siswa SMAN 1 Purwakarta masih menggunakan mekanisme koping berfokus emosi. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Tariman (2012), menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara dukungan sosial dan kepercayaan diri terhadap kecemasan menghadapi Ujian Nasional (UN) siswa SMAN 1
40
Kota Tangerang Selatan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 atau P < 0,05. Adapun nilai R square (R2 ) dari semua variabel penelitian yang telah diujikan adalah sebesar 0,302 atau 0,2% dan sisanya sebesar 69,8% dapat disebabkan oleh faktor lainnya yang dapat memberikan pengaruh terhadap kecemasan menghadapi UN. 3. Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Rini (2013),
menunjukkan
adanya
hubungan negatif yang sangat signifikan antara self efficacy dengan kecemasan. Hal ini berarti apabila self efficacy tinggi maka kecemasan menghadapi ujian nasional rendah, dan sebaliknya jika nilai self efficacy rendah maka kecemasan dalam menghadapi ujian nasional tinggi. 4. Penelitian yang dilakukan Ratih (2012), menunjukkan adanya hubungan antara tingkat kecemasan dengan koping siswa dalam menghadapi ujian nasional dengan P = 0,000. Hasil
penelitian
yang
dilakukan
sebelumnya,
peneliti
belum
menemukan penelitian terkait hubungan antara koping dengan kepercayaan diri dalam menghadapi ujian nasional. Oleh karena itu, peneliti merasa layak penelitian ini untuk diteliti lebih lanjut.
F. Hubungan antara Koping dengan Kepercayaan Diri Koping adalah perubahan kognitif dan perilaku secara konstan dalam upaya untuk mengatasi tuntutan internal dan atau eksternal khusus yang melelahkan atau melebihi sumber individu (Lazarus, 1985 dalam Nasir & Muhith, 2011). Ada dua gaya koping yang digunakan individu dalam menyelesaikan masalahnya yaitu gaya koping positif atau adaptif serta gaya
41
koping negatif atau maladaptif (Stuart & Sundeen, 1995, dalam Nasir & Muhith, 2011). Kepercayaan
diri adalah kemampuan mengatasi tantangan baru,
meyakini diri sendiri dalam situasi sulit, melewati batasan yang menghambat, menyelesaikan hal yang belum pernah dilakukan, dan mengeluarkan bakat serta kemampuan sepenuhnya (Perry, 2005). Aspek-aspek kepercayaan diri di antaranya
ambisius,
tidak
tergantung
pada
orang
lain,
optimis,
tidak
mementingkan diri sendiri, dan toleransi (Lauster, 2003). Mencermati uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa seorang siswa yang menggunakan mekanisme koping yang tepat, akan dengan sendirinya dapat meningkatkan rasa percaya diri. Siswa akan menghadapi masalahnya dan berusaha untuk menyelesikannya sehingga kepercayaan diri yang ada di dalam dirinya akan semakin meningkat. Oleh karena itu, semakin tepat koping yang digunakan, maka akan semakin tinggi kepercayaan diri siswa. Dengan demikian, diduga ada hubungan positif antara koping dengan kepercayaan diri siswa. Dari uraian tersebut, dapat digambarkan model kerangka teori secara sederhana seperti gambar 2.1
42
Remaja 1. Perubahan fisik 2. Perubahan kognitif 3. Perubahan sosial 4. Perubahan emosional
Stres
Hubungan dengan teman dan keluarga Tekanan dan harapan dari dalam diri sendiri dan orang lain Masalah ekonomi Tragedi yang ada dalam kehidupan, seperti kematian, perceraian, atau penyakit yang dideritanya atau anggota keluarganya Tekanan di sekolah → ujian
Koping
Adaptif Problem solving Utilizing social support Looking for silver lining
Kepercayaan Diri ↑
Maladaptif Avoidance Self-blame Wishfull thinking
Kepercayaan Diri ↓
Gambar 2.1. Model Kerangka Teori Penelitian Hubungan antara Koping dan Kepercayaan Diri Siswa Kelas IX dalam Menghadapi Ujian Nasional (Santrock, 2003; Stuart dan Sundeen, 1995 dalam Nasir dan Muhith, 2011; Walker, 1985 dalam Walker 2002; Wong dkk, 2008)
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kerangka Konsep Penelitian ini mengkaji dua variabel yang terdiri dari satu variabel bebas (independen), yaitu koping dan satu variabel terikat (dependen), yaitu kepercayaan diri. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat digambarkan dalam bentuk konstelasi antar variabel seperti pada gambar 3.1.
Koping
Kepercayaan Diri
Gambar 3.1. Konstelasi antara Variabel Bebas dengan Varibel Terikat
43
44
B. Definisi Operasional Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel koping sebagai variabel independen dan kepercayaan diri sebagai variabel dependen. Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Variabel Independen: Koping
Dependen: Kepercayaan Diri
Definisi Operasional Strategi/ upaya penyesuian diri untuk mengatasi stressor
Cara Ukur
Alat Ukur Menggunakan Kuesioner skala Likert B dengan 18 pernyataan.
Suatu sikap optimis pada kemampuan diri sendiri untuk dapat mengeluarkan kemampuan yang dimiliki sepenuhnya sehingga dapat mengatasi segala hambatan untuk mencapai sukses
Menggunakan Kuesioner skala Likert C dengan 18 pernyataan.
Hasil Ukur
Skala
Penilaian: Ordinal 1. Adaptif, jika: Skor adaptif > Skor maladaptif 2. Maladaptif, jika: Skor adaptif < Skor maladaptif Penilaian: Ordinal 1. Rendah, jika: Skor < 24 2. Sedang, jika: 24 ≤ Skor < 48 3. Tinggi, jika: 48 ≤ Skor
45
C. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan penelitian (Nursalam, 2009). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Hipotesis alternatif (Ha): ada hubungan yang signifikan antara koping dengan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian nasional di SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan.
BAB IV METODE PENELITIAN
Sebuah penelitian mengandung metode yang harus dilalui sebagai syarat dalam penelitian. Bab ini menguraikan beberapa cara pelaksanaan penelitian dengan menyajikan metode-metode yang digunakan serta teknik analisis untuk menjawab rumusan masalah penelitian. A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif. Desain penelitian yang direncanakan adalah penelitian asosiatif/ hubungan dengan rancangan penelitian cross sectional. Pendekatan penelitian dengan kuantitatif lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik, bukan makna secara kebahasaan dan kulturalnya (Siregar, 2013). Penelitian asosiatif/ hubungan dengan cross sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/ observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2009).
B. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan yang beralamat di Jl. Prima Barat No. 59 Perumahan Pondok Kacang Prima Kecamatan Pondok Aren–Tangerang Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada 18 April 2013.
46
47
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX yang mengikuti ujian nasional tahun 2013 di SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan yang berjumlah 309 orang yang terbagi dalam 9 kelas. Daftar jumlah siswa kelas IX SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan yang mengikuti ujian nasional tahun 2013 tercantum dalam Tabel 4.1. Tabel 4.1 Daftar Jumlah Siswa kelas IX SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan yang Mengikuti Ujian Nasional Tahun 2013 No.
Kelas
Jumlah Siswa
1.
9.1
35 siswa
2.
9.2
35 siswa
3,
9.3
34 siswa
4.
9.4
33 siswa
5.
9.5
32 siswa
6.
9.6
35 siswa
7.
9.7
35 siswa
8.
9.8
34 siswa
9.
9.9
36 siswa
Jumlah
309 siswa
Sumber: SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan
48
2. Sampel Sampel
adalah
sebagian
atau
wakil
populasi
yang
diteliti
(Arikunto, 2006). Sampel digunakan disebabkan karena adanya kendala tenaga, waktu, dan dana, sehingga peneliti membatasi banyaknya subjek penelitian
disesuaikan
dengan
kemampuan
yang
ada
pada
dirinya
(Arikunto, 2010). Hasil penelitian sampel berlaku bagi populasi, maka sampel yang diambil harus representative, yaitu mewakili populasi, dalam arti semua ciri-ciri atau karakteristik yang ada pada populasi tercermin dalam sampel (Arikunto, 2006). Sampel dalam penelitian harus memenuhi kriteria, sebagai berikut: a. Siswa kelas IX yang akan mengikuti ujian nasional tahun 2013 b. Bersekolah di SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan c. Bersedia menjadi responden Rumus yang digunakan dalam mengambil sampel menggunakan rumus uji beda dua proporsi (Dahlan, 2010), adalah sebagai berikut: n1 = n2 = Keterangan: Zα
= deviat baku alfa, sebesar 1,96
Zβ
= deviat baku beta, sebesar 0,84
P2
= 0,5 (proporsi maksimal karena tidak diketahui nilainya)
Q2
= 1 – P2 = 1 – 0,5 = 0,5
P1 –P2 = selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna, sebesar 0,3 P1
= P2 + 0,3 = 0,5 + 0,3 = 0,8
Q1
= 1 – P1 = 1 – 0,8 = 0,2
49
P
= proporsi total = (P1 + P2 )/2 = (0,8 + 0,5)/2 = 0,65
Q
= 1 – P = 1 – 0,65 = 0,35 Penghitungan sampel dengan rumus uji beda dua proporsi,
diperoleh sampel sebanyak:
n1 = n2 =
=
= 38,4 (dibulatkan menjadi 38) Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 38 x 2 yaitu 76 siswa, namun untuk mengantisipasi kesalahan dalam pengambilan data maka peneliti menambah jumlah sampel 10% dari jumlah yang seharusnya sehingga jumlah responden menjadi 84 siswa.
D. Teknik Pengambilan Sampel Siswa kelas IX SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan dipilih secara acak berdasarkan penentuan sampel yang telah dilakukan. Pengambilan data responden,
peneliti
membagi
masing-masing
kelas
menjadi
sekitar
9
responden, namun ada tiga kelas dengan 10 responden yaitu kelas 9.1, 9.2, dan 9.3. Peneliti dalam menyebarkan kuesioner menggunakan teknik simple random
sampling
dengan
melakukan
lotre
terhadap
semua populasi.
Kuesioner yang telah terkumpul pada masing-masing kelas, diberi nomor urut. Dengan kertas gulungan yang berisi nomor-nomor subjek, dilakukan lotre seperti cara lotre yang umum sudah dikenal.
50
E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian
ini
adalah
dengan
menggunakan
kuesioner,
yaitu
dengan
mengumpulkan data secara formal kepada subjek untuk menjawab pertanyaan secara tertulis (Nursalam, 2009). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang jumlah item dan alternatif jawaban maupun responnya sudah ditentukan (Widoyoko, 2012). Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian, antara lain: 1. Kuesioner A berisi pertanyaan tentang identitas responden berupa kelas, usia, dan jenis kelamin. 2. Kuesioner B berisi 26 pernyataan terkait koping yang digunakan oleh siswa dalam menghadapi ujian nasional. 3. Kuesioner C berisi 21 pernyataan terkait kepercayaan diri yang diri siswa dalam menghadapi ujian nasional. Instrumen yang digunakan untuk kedua variabel, dikembangkan oleh peneliti melalui indikator dari masing-masing variabel, kemudian berdasarkan indikator itu dibuat item-item pernyataan beserta skala pengukurannya. Instrumen penelitian variabel koping, peneliti kembangkan dari teori Stuart & Sundeen (1995) dalam Nasir & Muhith (2011), sedangkan instrumen penelitian untuk variabel kepercayaan diri, peneliti kembangkan dari teori Lauster (2003). Kisi-kisi instrumen dari variabel penelitian, dapat dilihat pada Tabel 4.2.
51
Tabel 4.2 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Penelitian Nomor Item Variabel
Indikator Problem solving Adaptif
Koping (X)
Maladaptif
Kepercayaan Diri (Y)
Utilizing social support Looking for silver lining
Favorable
Unfavorable
3, 12, 16, 18, 23, 25
22
20, 26
19
1, 15, 24
Avoidance
5, 6, 8, 14, 21
Self-blame
7,9, 11
Wishful thinking
4, 13
2
Ambisius
11, 14
13, 18
Tidak tergantung orang lain
15, 17
9, 12, 16
Optimis
4, 6, 8, 19, 21
Tidak mementingkan diri sendiri
1, 2, 3, 20
Toleransi
7,10
10,17
5
Pernyataan-pernyataan yang dibuat untuk memperoleh data tentang koping dan kepercayaan diri siswa SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan dalam menghadapi ujian nasional tahun 2013 dalam bentuk skala sikap versi Likert dengan memberi bobot pada setiap jawaban. Instrumen koping dan kepercayaan diri menggunakan skala 1-5, dengan kategori: 1. Selalu (SL) yang berarti Sangat Sesuai/ Sangat Memadai/ Sangat Tinggi. 2. Sering (SR) yang berarti Sesuai/ Memadai/ Tinggi. 3. Kadang-kadang (KD) yang berarti Cukup Sesuai/ Cukup Memadai/ Tanpa Pernyataan.
52
4. Jarang (JR) yang berarti Kurang Sesuai/ Kurang Memadai/ Rendah. 5. Tidak Pernah (TP) yang berarti Tidak Sesuai/ Tidak Memadai/ Sangat Rendah. Perolehan skor dari item-item berdasarkan dari jawaban yang dipilih sesuai dengan jenis pernyataan yaitu favorable dan unfavorable. skor dari pernyataan yang dipilih dapat dilihat dalam tabel 4.3. Tabel 4.3 Bobot Nilai Kategori Respon Favorable Unfavorable
SL 4 0
SR 3 1
KD 2 2
JR 1 3
TP 0 4
Interpretasi skor yang digunakan pada skala koping dengan membagi menjadi 2 skor, yaitu koping adaptif dan koping maladaptif. Skor dari koping adaptif
maupun
skor
maladaptif
akan
dibandingkan.
Subjek
akan
dikategorisasikan ke dalam koping adaptif atau maladaptif, jika salah satu skor tersebut lebih besar. Interpretasi skor yang digunakan pada skala kepercayaan diri dengan menggunakan rumus kategorisasi jenjang dengan menggolongkan subjek ke dalam 3 kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah (Azwar, 2012).
F. Teknik Pengujian Instrumen Sebelum penelitian dilakukan, peneliti melakukan uji coba instrumen penelitian yang berjumlah 47 item pernyataan dari 2 skala, yaitu koping sebanyak 26 item dan kepercayaan diri sebanyak 21 item. Uji instrumen penelitian dilakukan pada 60 siswa SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan. Uji Validitas dan reliabilitas menggunakan bantuan program aplikasi statistik.
53
1. Pengujian Validitas Instrumen Validitas
adalah
ketepatan dan kecermatan instrumen dalam
menjalankan fungsi ukurnya (Azwar, 2012). Metode yang digunakan pada pengujian validitas instrumen menggunakan pendekatan korelasi product moment ketentuan kevalidan instrumen apabila nilai r hitung > nilai r tabel (0,254) pada N = 60 atau nilai signifikansi < 0,05. Hasil uji validitas untuk skala koping didapatkan pernyataan yang tidak valid masing-masing 1 pernyataan untuk koping adaptif yaitu nomor 22, dan 4 pernyataan untuk koping maladaptif yaitu nomor 2, 5, 17, dan 21, namun peneliti menginginkan hanya terdapat 9 pernyataan dari koping adaptif maupun maladaptif sehingga item pernyataan dari koping adaptif akan dihilangkan sebanyak 3 yaitu nomor 3, 19, dan 24. Hasil uji validitas untuk skala kepercayaan diri didapatkan pernyataan yang tidak valid ada tiga yaitu pernyataan nomor 5, 9 dan 11. Jumlah pernyataan yang valid ada 36 pernyataan dengan rincian 18 pernyataan untuk koping dengan masing-masing 9 pernyataan untuk koping adaptif dan maladaptif serta 18 pernyataan untuk kepercayaan diri.
2. Pengujian Reliabilitas Instrumen Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlaianan (Nursalam, 2009). Jenis pengujian reliabilitas instrumen
yang
digunakan
adalah
dengan
Alpha
Cronbach,
yaitu
menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran (Riduwan,
54
2007), Hasil uji reliabilitas dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach > 0.6 (Siregar, 2013). Hasil pengujian reliabilitas instrumen dirangkum dalam Tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel
Koping
Keputusan
Adaptif
Alpha Cronbach 0.699
Maladaptif
0.627
Reliabel
0.723
Reliabel
Kepercayaan diri
Reliabel
G. Tahapan Pengambilan Data Pengumpulan data dilakukan pada bulan April tahun 2013. Data yang dihimpun dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan menggunakan
kuesioner.
Ada
beberapa
tahap
yang
dilakukan
dalam
pengambilan data dalam penelitian ini, yaitu: 1. Tahap pertama yaitu persiapan. Peneliti menentukan subjek penelitian, tempat penelitian, maksud dan tujuan penelitian. Peneliti mengajukan surat izin dari fakultas untuk diberikan kepada pihak sekolah untuk mengambil data penelitian di SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan. 2. Tahap
kedua
yaitu
tahap
pelaksanaan,
yaitu dengan menyebarkan
kuesioner kepada responden dengan dibantu oleh guru di SMP Negeri 5 Kota
Tangerang
Selatan.
Peneliti
memperkenalkan
identitas
serta
memberikan lembar inform consent dengan menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian kepada responden, setelah itu peneliti membagikan kuesioner kuesioner.
dengan
memberikan
penjelasan
tentang
cara
pengisian
55
3. Tahap ketiga, yaitu pengolahan data. Setelah data terkumpul, peneliti melakukan pengecekan apakah data yang terkumpul sudah lengkap atau belum. Setelah lengkap, data diberi kode pada masing-masing pernyataan untuk
mempermudah saat analisis data. Langkah selanjutnya adalah
memproses data, pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-entry data dari kuesioner ke program aplikasi statistik. Langkah yang terakhir yaitu pengecekkan kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak.
H. Teknik Analisa Data 1. Analisa Univariat Analisa univariat digunakan untuk mengetahui gambaran data yang dikumpulkan, yaitu koping dan kepercayaan diri secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dari masing- masing variabel. 2. Analisa Bivariat Analisa bivariat berguna untuk melihat hubungan dua variabel (Umar, 2003) yaitu untuk melihat hubungan variabel koping dan variabel kepercayaan diri. Analisa bivariat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu uji Chi Square. Uji chi square (X2 ) digunakan untuk mengadakan pendekatan (mengestimasi) dari beberapa faktor atau mengevaluasi frekuensi yang diselidiki atau frekuensi hasil observasi dengan frekuensi yang diharapkan dari sampel apakah terdapat hubungan atau perbedaan yang signifikan atau tidak (Riduwan, 2007). Hasil uji chi square hanya dapat menyimpulkan
56
ada/tidaknya perbedaan proporsi antar kelompok atau dengan kata lain hanya dapat menyimpulkan ada/tidaknya hubungan dua variabel kategorik (Hastono, 2007). Pengambilan keputusan untuk uji chi square jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara koping dengan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian nasional, namun jika Sig > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara koping dengan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian nasional. Pengujian hipotesis dengan uji chi square menggunakan bantuan program aplikasi statistik.
I. Etika Penelitian Peneliti dalam melakukan penelitian ini menerapkan prinsip etis (Nursalam, 2009), sebagai berikut: 1. Prinsip manfaat a. Penelitian ini dilaksanakan tidak menimbulkan penderitaan bagi subjek penelitian. b. Informasi yang telah diberikan oleh subjek, tidak akan dipergunakan untuk hal-hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk apapun. 2. Prinsip menghargai hak asasi manusia a. Subjek mempunyai hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek ataupun tidak, tanpa adanya sangsi apapun. b. Subjek mendapat informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan.
57
3. Prinsip keadilan a. Subjek diperlakukan secara adil baik sebelum, selama, dan sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya deskriminasi. b. Penelitian ini akan dijaga kerahasiaan dengan tidak mengikutsertakan nama dari subjek.
BAB V HASIL PENELITIAN
Bab ini peneliti akan menjabarkan beberapa temuan selama melakukan penelitian yang dibahas dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini telah menjawab permasalahan yang telah dihipotesiskan. A. Profil SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan sudah berdiri sejak tahun pelajaran 1983-1984 yang sebelumnya bernama SMP Negeri 1 Pondok Aren. Gedung yang digunakan sebagai tempat belajar masih menumpang di SD Negeri 2 dan 3 Pondok Aren. Gedung tersebut beralamat di Jl. Puskesmas, Pondok Aren. SMP Negeri 1 Pondok Aren atau yang sekarang dikenal dengan SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan sejak tahun pelajaran 1991-1992 sudah memiliki gedung sendiri beralamat di Jl. Prima Barat No. 59, Pondok Aren. Pondok Aren adalah salah satu kecamatan yang ada di Kota Tangerang Selatan. Sebelum Kota Tangerang Selatan menjadi kota otonom pada tahun 2008, Pondok Aren merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Tangerang dengan luas terbesar 29,88 km2 (tangerangselatankota.go.id). Tahun 2013, siswa SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan berjumlah 965 siswa dengan rincian 360 siswa kelas VII, 296 siswa kelas VIII, dan 309 siswa kelas IX. Sekolah ini memiliki ruang kelas sebanyak 27 ruang serta ruang lain yang mendukung proses belajar mengajar siswa seperti ruang
58
59
perpustakaan, ruang laboratorium, serta ruang multimedia. Pelaksana harian SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan saat ini dijabat oleh Bapak Alan Suherlan, S.Pd dan dibantu oleh 4 wakil kepala sekolah seperti wakasek kurikulum, kesiswaan, humas, serta sarana dan prasarana (SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan, 2013). SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan memiliki visi dan misi, yaitu: Visi: Terwujudnya insan cerdas berakhlakul karimah Misi: 1. Mengembangkan kurikulum yang adaptif terhadap perkembangan IPTEK. 2. Meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai- nilai agama. 3. Menyelenggarakan pembelajaran yang efektif dan efisien. 4. Mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan bakat dan minat. 5. Mewujudkan manajemen partisipatif dilandasi azas kekeluargaan.
B. Hasil Analisa Univariat 1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 5.1. Tabel 5.1 Karakteristik Siswa berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Laki-Laki
41
48,8 %
Perempuan
43
51,2 %
Total
84
100 %
Sumber: data primer diolah (2013)
60
Data yang ada pada Tabel 5.1 di atas terlihat bahwa dari 84 responden, mayoritas responden adalah perempuan yaitu berjumlah 43 orang (51,2%),
sedangkan responden laki-laki berjumlah 41 orang
(48,8%).
2. Gambaran Koping Siswa Variabel koping terdiri atas 18 pernyataan. Gambaran distribusi jawaban responden terhadap pernyataan variabel koping dapat dilihat pada Tabel 5.2. Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Koping Siswa SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan dalam Menghadapi Ujian Nasional Koping
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Adaptif
72
85,7 %
Maladaptif
12
14,3 %
Total
84
100 %
Sumber: data primer diolah (2013)
Data yang ada pada Tabel 5.2 di atas terlihat bahwa dari 84 responden, mayoritas siswa menggunakan koping adaptif yaitu sebanyak 72 orang (85,7%), sedangkan siswa yang menggunakan koping maladaptif sebanyak 12 orang (14,3%).
61
3. Gambaran Kepercayaan Diri Variabel kepercayaan diri terdiri atas 18 pernyataan. Gambaran distribusi jawaban responden terhadap pernyataan variabel kepercayaan diri dapat dilihat pada Tabel 5.3. Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kepercayaan Diri Siswa SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan dalam Menghadapi Ujian Nasional Kepercayaan Diri
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Tinggi
66
78,6 %
Sedang
18
21,4 %
Rendah
0
0%
Total
84
100 %
Sumber: data primer diolah (2013) Data yang ada pada Tabel 5.3 di atas terlihat bahwa dari 84 responden,
mayoritas
siswa
memiliki kepercayaan
diri tinggi yaitu
sebanyak 66 orang (78,6%), siswa dengan kepercayaan diri sedang sebanyak 18 orang (21,4%), sementara siswa dengan kepercayaan diri rendah tidak ada.
62
C. Hasil Analisa Bivariat 1. Hubungan
Koping
dengan
Kepercayaan
Diri
Siswa
dalam
Menghadapi UN Analisa hubungan antara koping dengan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian nasional dapat dilihat pada Tabel 5.4. Tabel 5.4 Hubungan Koping dengan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menghadapi Ujian Nasional Kepercayaan Diri Rendah Sedang Tinggi 2 10 Maladaptif 0 (2,4%) (11,9%) 16 56 Adaptif 0 (19%) (66,7%) 18 66 Total 0 (21,4%) (78,6%) Sumber: data primer diolah (2013) Koping
Total 12 (14,3%) 72 (85,7%) 84 100%)
P value 0,664
Hasil yang diperoleh dari Tabel 5.4 yaitu dari 84 responden dapat diketahui bahwa
siswa
yang
menggunakan
koping
adaptif dengan
kepercayaan diri tinggi sebanyak 56 orang (66,7%), koping adaptif dengan kepercayaan diri sedang sebanyak 16 orang (19%), dan koping adaptif dengan kepercayaan diri rendah tidak ada, sementara siswa yang menggunakan koping maladaptif dengan kepercayaan diri tinggi sebanyak 10 orang (11,9%), koping maladaptif dengan kepercayaan diri sedang sebanyak 2 orang (2.4%) dan koping maladaptif dengan kepercayaan diri rendah tidak ada. Hasil analisis uji Chi-Square menunjukkan P=0,664 (Sig>0,05), maka Ho diterima artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara koping dengan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian nasional.
BAB VI PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan interpretasi hasil penelitian dan keterbatasan penelitian. Interpretasi hasil akan membahas mengenai hasil penelitian yang dikaitkan dengan teori yang ada pada tinjauan pustaka, sedangkan keterbatasan penelitian akan memaparkan keterbatasan yang terjadi selama pelaksanaan penelitian. A. Analisa Univariat 1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2012/2013. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 84 orang. Responden laki-laki berjumlah 41 orang (48,8%), dan responden perempuan berjumlah 43 orang (51,2%). Mayoritas responden yang terlibat dalam penelitian ini yaitu
perempuan,
namun
berbeda
dengan
jumlah
populasi
siswa
perempuan yang lebih sedikit dibanding siswa laki-laki kelas IX di SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan tahun ajaran 2012/2013. Total siswa perempuan yaitu sebanyak 142 orang, sedangkan siswa laki-laki yaitu sebanyak 167 orang. Hal ini dikarenakan teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah
teknik
random
sampling,
dimana
sampel yang
dikehendaki dapat diambil secara acak dan memiliki peluang yang sama untuk dipilih tanpa pandang bulu.
63
64
2. Gambaran Koping Siswa Ujian merupakan penyebab utama dari stres akademik (Schafer, 1996 dalam Rafidah, et al., 2009). Hal ini akan menyebabkan individu melakukan sesuatu untuk mengatasinya, yang biasa disebut dengan koping (Nasir & Muhith, 2011). Koping yang digunakan setiap siswa dalam menghadapi ujian nasional pun berbeda. Hasil uji statistik menunjukkan siswa kelas IX SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan dalam menghadapi ujian nasional mayoritas menggunakan koping adaptif, yaitu sebanyak 85,7%, sementara 14,3% yang menggunakan koping maladaptif. Data tersebut menunjukkan bahwa 85,7% siswa SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan sudah memiliki koping yang baik dalam menghadapi ujian nasional walaupun masih terdapat 14,3% siswa yang menggunakan koping maladaptif. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Ratih (2012) yang menyatakan bahwa siswa dalam menghadapi ujian nasional lebih banyak
menggunakan koping yang
adaptif dibanding koping maladaptif. Koping yang dilakukan siswa saat mengatasi kecemasan
diantaranya menciptakan suasana pembelajaran
yang
melakukan
menyenangkan,
kegiatan
selingan
melalui berbagai
atraksi, games atau ice break terutama dilakukan pada saat suasana tidak kondusif,
serta memberikan materi dan tugas-tugas dengan tingkat
kesulitan rendah. Koping yang digunakan setiap individu berbeda tergantung jenis masalah yang dihadapi. Strategi koping yang biasa digunakan individu,
65
antara lain Problem focused coping yaitu usaha untuk mengatasi stres dengan cara mengatur atau mengubah masalah yang dihadapi dan lingkungan sekitarnya yang menyebabkan terjadinya tekanan, dan Emotion Focused Coping, yaitu usaha mengatasi stres dengan cara mengatur respon emosional dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang dianggap penuh tekanan (Lazarus & Folkman, 1984 dalam Nasir & Muhith, 2011). Hal ini disebabkan
kemampuan
individu
dalam
mengatasi
situasi
tertentu
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu karakteristik personal, sumber daya yang tersedia,
situasi,
dan pola koping yang dikembangkan
(Christensen & Kenney, 2009). SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan sudah membekali para siswa dengan nilai-nilai keagaman yang terlihat dari visi misi yang dicapai, sehingga para siswa sudah memiliki kesiapan mental dalam menghadapi ujian nasional.
Hal ini sejalan dengan hasil tanggapan
responden mengenai dimensi-dimensi dari koping, terlihat bahwa dimensi looking for silver lining memiliki rata-rata dimensi tertinggi dibandingkan dengan dimensi lainnya, artinya apapun yang terjadi dalam ujian nasional, siswa akan selalu berpikiran positif dan mengambil hikmah tanpa menurunkan semangat dan motivasi.
3. Gambaran Kepercayaan Diri Siswa Kepercayaan diri memiliki pengertian yaitu meyakini diri sendiri dalam situasi sulit, melewati batasan yang menghambat, menyelesaikan
66
hal yang belum pernah dilakukan, kemampuan
sepenuhnya
(Perry,
dan mengeluarkan bakat serta
2005).
Hasil
penelitian
mengenai
gambaran kepercayaan diri menunjukkan bahwa sebanyak 78,6 % siswa memiliki
kepercayaan
diri
yang
tinggi,
21,4
%
siswa
memiliki
kepercayaan diri sedang, sementara siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah tidak ada. Data tersebut menunjukkan bahwa siswa SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan dalam menghadapi ujian nasional sudah memiliki kepercayaan diri yang baik. Berdasarkan hasil tanggapan responden terkait dimensi-dimensi memiliki
kepercayaan
rata-rata
tertinggi,
diri,
terlihat
artinya
siswa
bahwa
dimensi
optimis
dalam menghadapi ujian
nasional mereka sudah memiliki kepercayaan bahwa dirinya mampu dengan
segala
kemampuan
yang
dimiliki
untuk
menghadapi ujian
nasional. Penelitian ini dilakukan empat hari sebelum pelaksanaan ujian nasional, sehingga dapat dikatakan bahwa siswa kelas IX SMP Negeri 5 Kota
Tangerang
Selatan
sudah
melakukan
proses
kegiatan
untuk
menghadapi ujian nasional seperti belajar dan mengikuti bimbingan belajar yang ada di sekolah maupun di luar sekolah. Proses kegiatan inilah yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri siswa. Hal ini senada dengan teori
yang
mempengaruhi
menyatakan proses
bahwa
aspek
pembentukkan
dan
keterampilan peningkatan
teknis percaya
dapat diri
seseorang, artinya individu mampu menyusun kerangka berpikir dan keterampilan berbuat secara terfokus, terarah, dan terukur step by step untuk melakukan proses kegiatan atau perbuatan (Surya, 2010).
67
Kepercayaan diri pada siswa perlu ditingkatkan. Rasa percaya diri dapat membuat seorang individu lebih kompeten, produktif dalam semua aspek kehidupan (Maslow, 1960 dalam Hamdali & Jaenudin, 2013). Siswa yang memiliki kepercayaan diri juga akan berdampak positif seperti salah satunya adalah siswa akan lebih berkonsentrasi. Hal ini senada dengan pendapat Weinberg dan Gould yang menyatakan bahwa salah satu dampak positif dari rasa percaya diri yaitu individu akan lebih memusatkan perhatiannya pada hal tertentu tanpa rasa terlalu khawatir (Setiadarma, 2000 dalam Yulianto & Nashori, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Tariman (2012) menyatakan bahwa dimensi kepercayaan diri yang signifikan memberikan sumbangan pengaruh terhadap kecemasan siswa dalam menghadapi ujian nasional yaitu percaya akan kemampuan dan pengendalian diri.
B. Analisa Bivariat 1. Hubungan
Koping
dengan
Kepercayaan
Diri
Siswa
dalam
Menghadapi Ujian Nasional Hasil analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji chi square karena kedua variabel berbentuk data kategorik. Hasil penelitian mengenai hubungan antara koping dengan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi
ujian
menunjukkan
bahwa
responden
yang
memiliki
kepercayaan diri tinggi dan menggunakan koping adaptif lebih banyak (66,7 %), namun hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara koping dengan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi
68
ujian nasional, artinya koping yang digunakan siswa tidak memiliki hubungan dengan peningkatan rasa percaya diri siswa dalam menghadapi ujian nasional. Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada remaja secara
teori dapat
meningkat
selain
dengan
koping yaitu melalui
mengidentifikasi penyebab dari rendahnya rasa percaya diri, dukungan emosional dan penerimaan sosial,
serta prestasi (Santrock,
2003).
Pendapat lain menyatakan bahwa pembentuk dan peningkat rasa percaya diri sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis maupun aspek keterampilan teknis yang dimiliki seseoarang (Surya, 2010). Penyebab
dari
tidak
terdapatnya
hubungan
yang
signifikan
mungkin disebabkan oleh faktor lain seperti dukungan emosional, dimana dukungan dari guru, orang tua, teman sebaya, atau orang lain yang berpengaruh menjadi faktor yang memberi pengaruh terhadap rasa percaya diri remaja (Santrock, 2003). Hasil penelitian yang dilakukan Khusnia & Rahayu (2010) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan kepercayaan diri. Faktor lain yang mungkin juga dapat memberi pengaruh terhadap rasa percaya diri remaja,
yaitu aspek keterampilan teknis. Aspek
keterampilan teknis yang dimiliki siswa dapat membantu untuk mampu menyusun tahapan-tahapan untuk melakukan suatu kegiatan hinggga dapat diwujudkan dan diselesaikan. Penelitian ini dilakukan empat hari sebelum pelaksanaan ujian nasional berlangsung. Pihak sekolah maupun siswa yang menghadapi ujian nasional sudah mempersiapkan sejak jauh hari,
69
sehingga dapat dikatakan bahwa sudah melewati beberapa tahapan untuk menghadapi ujian nasional seperti belajar, mengikuti bimbingan belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah. Meningkatnya aspek keterampilan teknis yang dimiliki siswa maka rasa percaya diri pun juga akan meningkat.
C. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari masih banyak terdapat kekurangan dari penelitian ini.
Hal ini disebabkan karena adanya beberapa keterbatasan dalam
pelaksanaan
penelitian
ini,
berlangsung,
peneliti tidak
seperti
saat
diberi waktu
pelaksaanaan yang
cukup
penelitian banyak
ini
karena
dilaksanakan saat proses belajar mengajar sedang berlangsung sehingga siswa dalam mengisi kuesioner tergesa-gesa, sehingga tidak dapat berkonsentrasi. Siswa juga tidak dapat bertanya kepada peniliti bila ada pernyataan dalam kuesioner yang tidak dimengerti karena peneliti tidak dapat masuk ke semua kelas.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil uraian penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil dari keseluruhan temuan dan pengujian hasil penelitian sebagai berikut: 1. Gambaran koping siswa dalam menghadapi ujian nasional di SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan yaitu siswa yang menggunakan koping adaptif ada 72 orang (85,7%), sedangkan yang menggunakan koping maladaptif ada 12 orang (14,3%). 2. Gambaran kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian nasional di SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan yaitu siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi ada 66 orang (78,6%), kepercayaan diri sedang ada 18 orang (21,4 %) dan kepercayaan diri rendah tidak ada (0 %). 3. Hasil uji statistik diperoleh P value sebesar 0,664 atau Sig > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara koping dengan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian nasional.
70
71
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan maka dapat diberikan beberapa saran kepada berbagai pihak yang berkenaan dengan koping dan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian nasional sebagai berikut: 1. Bagi Siswa Siswa perlu mempertahankan koping yang sudah tepat serta mencari cara untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam menghadapi ujian nasional. 2. Bagi Pendidikkan/ Sekolah a. Sekolah perlu mengadakan program konseling untuk mengarahkan siswa dalam menggunakan koping yang tepat serta menyiapkan langkah-langkah yang optimal untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian nasional. b. Sekolah
perlu
berkolaborasi
mengoptimalkan dengan
guru
BK
peran
perawat
(Bimbingan
untuk
dapat
Konseling)
dalam
memberikan konseling kepada para siswa. 3. Bagi Keperawatan Perawat perlu meningkatkan perannya sebagai counselor dan dapat ikut terlibat dalam bimbingan konseling yang ada di sekolah sebagai suatu intervensi dari keperawatan anak dalam mengkaji mental dan psikis pada anak secara menyeluruh khususnya dalam bidang pendidikan.
72
4. Bagi Peneliti a. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas judul penelitian seperti faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri pada siswa khususnya dalam menghadapi ujian nasional. b. Penelitian selanjutnya lebih mempersiapkannya dari jauh hari karena penelitian yang terkait kegiatan seperti ujian nasional sudah ditentukan jadwal oleh pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Aghla, U. (2004). Mengakrabkan Anak pada Ibadah. Jakarta: Almahira. Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang: Umm Press. Arief,
K. B. (2012). Faktor Penyebab Stres Akademik. http://konselingkita.com/index.php?option=com_content&view=article&i d=47:faktor-penyebab-stress-akademik&catid=42:artikel&Itemid=64 diunduh pada 4 April 2013
Arikunto, S. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Asiah, S., & Roefiq, A. (2011). Analisa Kebijakan Ujian Nasional Tingkat Sekolah Menengah Kejuruan. Edukasi, Vol. 3(1), 75-92. Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan:Konsep Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.
dan
Aplikasi
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Batubara, J. R. (2010). Adolescent Development: Perkembangan Remaja. Sari Pediatri, Vol. 12(1), 21-29. Christensen, P. J., & Kenney, J. W. (2009). Proses Keperawatan: Aplikasi Model Konseptual. Jakarta: EGC. Dahlan, S. (2010). Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Agung Seto. Hakim, T. (2002). Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara. Hamdali, A., & Jaenudin, U. (2013). Psikologi Kepribadian Lanjutan: Studi atas Teori dan Tokoh Psikologi Kepribadian. Bandung: Pustaka Setia. Hastono, S. P. (2007). Analisis Data Kesehatan. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.
Kemdiknas. (2012). Sekolah Menengah Pertama. http://kemdiknas.go.id/kemdikbud/peserta-didik-sekolah-menengahpertama diunduh pada 25 Juni 2013. Kemdiknas. (2013). UN 2013, Bobot Soal Sulit Ditambah 10 Persen. http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/1112 diunduh pada 12 Maret 2013 Khusnia, S., & Rahayu, S. A. (2010). Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Kepercayaan Diri Remaja Tuna Netra. Jurnal Penelitian Psikologi Vol. 1 (1), 40-47. Kusnanto. (2004). Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC. Lauster, P. (2003). Tes Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara Lumpkin, A. (2005). You Can be Postive, Confident, and Courageous. Jakarta: Erlangga. Nasir, A., & Muhith, A. (2011). Dasar-Dasar keperawatan Jiwa: Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba Medika. Naviska, N. (2012). Gambaran Mekanisme Koping Siswa Kelas 3 SMA di SMAN 1 Purwakarta Tahun Ajaran 2011/2012 Menjelang Ujian Nasional. Skripsi S1 Fakultas Ilmu keperawatan, Universitas Indonesia. Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Metodologi Penelitian
Ilmu
Nursalam, & Kurniawati, N. D. (2007). Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika. Perry, M. (2005). Confidence Boosters: Pendongkrak Kepercayaan Diri. Jakarta: Esensi. Ratih, N. K. (2012). Hubungan Tingkat Kecemasan terhadap Koping Siswa SMUN 16 dalam menghadapi Ujian Nasional. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia. Rafidah, K., Azizah, A., Norzaidi, M. D., Chong, S. C., & Noraini, I. (2009). The Impact of Perceived Stress and Stress Factors on Academic Performance of Pre-Diploma Science Students: A Malaysian Study. International Journal of Scientific Research in Education, Vol. 2(1), 13-26. Riduwan. (2007). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Rifki, M. (2008). Pengaruh Rasa Percaya Diri terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMA Islam Almaarif Singosari Malang. Skripsi SI Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Malang. Rini, H. P. (2013). Self Efficacy dan Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional. Jurnal Online Psikologi Vol. 1(1), 30-39. Rini,
J. F. (2002). Memupuk Rasa percaya Diri. psikologi.com/epsi/search.asp diunduh pada8 Maret 2013.
http://www.e-
Rusell, J. (2005). Introduction to Psychology for Health Carers: Foundation in Nursing and Health Care. Cheltenham: Nelson Thornes. Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. Shintia, R. (2011). Hubungan antara Penerimaan Sosial Kelompok Kelas dengan Kepercayaan Diri pada Siswa Kelas I SLTP XXX Jakarta. Kependidikan Triadik, Vol. 14(1), 37-44. Siregar, S. (2013). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara. Stuart, G. W., & Sundeen, S. J. (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC. Suldo, S. M., Shaunessy, E., & Hardesty, R. (2008). Relationship Among Stress, Coping, and Mental helath in High-Achieving High School Student. Psychology in the School, Vol. 45(4), 273-290. Surya, H. (2010). Rahasia Membuat Anak Cerdas dan Manusia Unggul. Jakarta: Elex Media Komputindo. Surya, H. (2010). Jadilah Pribadi yang Unggul. Jakarta: Elex Media Komputindo. Surya, H. (2007). Percaya Diri Itu Penting: Peran Orang Tua dalam Membangun Percaya Diri Anak. Jakarta: Elex Media Komputindo. Susanti, F. R. (2008). Hubungan Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Sosial Siswa Kelas VIII SMP Santa Maria Fatima. Psiko-Edukasi Vol. 6(1), 2133. Tariman. (2012). Pengaruh Dukungan Sosial dan Kepercayaan Diri terhadap Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional (UN) Siswa SMAN 1 Kota Tangerang Selatan. Skripsi S1 Fakultas Psikologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Umar, H. (2003). Metode Riset Bisnis: Panduan Mahasiswa untuk Melaksanakan Riset Dilengkapi Contoh Proposal dan Hasil Riset Bidang Manajemen dan Akuntansi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Walker, J. (2002). Teens in Distress Series Adolescent Stress and Depression. http://www.extension.umn.edu/distribution/youthdevelopment/DA3083.ht ml diunduh pada 16 Maret 2013. Widoyoko, E. P. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Wong, D. L., Eaton, M. H., Wilson, D., Winkelstein, M. L., & Schwartz, P. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Jakarta: EGC. WHO. (2004). Adolescent Health and Development in Nursing and Midwifery Education. Geneva: WHO. Yulianto, F., & Nashori, H. F. (2006). Kepercayaan Diri dengan Prestas Atleti Tae Kwon Do Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Vol. 3(1), 55-62. Yusuf, M. (2005). Kiat Sukses dalam Karier. Bogor: Ghalia Indonesia. ________ (2012). Masih Banyak Kecurangan dalam Ujian Nasional. www.tempo.co/read/news/2012/04/17/079397574/masih-ada-kecurangandalam-ujian- nasional diunduh pada 15 Maret 2013. ________ Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2013 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan dan Ujian Nasional. http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/sites/default/files/PermendikbudNomor3-Tahun2013.pdf diunduh pada 16 Maret 2013. ________ Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 78 Tahun 2008 tentang Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMP/MTs/SLB), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tahun Pelajaran 2008/2009. http://hukum.unsrat.ac.id/men/permendiknas_78_2008.pdf diunduh pada 29 Maret 2013. ________ (2012). UN 2012 Sebabkan Beberapa Siswa Alami Gangguan Jiwa. http://sidomi.com/85999/un-2012-sebabkan-beberapa-siswa-alamigangguan-jiwa/ diunduh pada 17 Maret 2013.
________ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. http://www.menkokesra.go.id/node/337 diunduh pada 17 Maret 2013. ________(2011). Gambaran Umum Kota Tangerang http://tangerangselatankota.go.id/main/page/gambaran-umum pada 16 Juli 2013.
Selatan. diunduh
________ (2013). Buku Panduan Peserta Didik. Tangerang: SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan
KEMENTERHN AGAMA I.INIYERSITAS ISLAM NEGERI ( TIIN ) SYARIF' IIIDAYATULLAH JAKARTA FAKT'LTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN Jl. Kertamukti No. 5 Pisaagan Ciputat
Telp. : (62-21) 74716718 Fax : (62-21\ 7N4985 Wabsite : www.uinjkt.ac.id; E-maii :
[email protected]
15419
Ciputaf ZZMei2Ol3
Nomor : Un.01/Fl0/I(M.Ol.2l zozLtZOtl Lampiran : -
Hal
:
Permohonan Izin Penelitian
Kepala Sekolah SMPN 5 Kota Tangsel or Tangerang Selatan ''.
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dalam rangka penyelesaian tugas akhir perkuliahan mahasiswa diperlukan penyusunan Skripsi yang berjudul 'Tlubungan Koping Dengan Kepercayaan Diri Siswa Dalam Menghadapi Ujian Nasional di SMp Negeri 5 Kota Tangerang Selatan". Sehubungan dengan penelitian atas nama :
itu kami mohon diberikan izin
melaksanakan
Aini
Nama
Aresy Quratul
NIM
109104000008
Semester
YIII
Program Studi
Ilmu Keperawatan
Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
tlIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Demikian atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr.
lgRlA,r
v *
'W widjajakusumah, ArF., pFK Tembusan:
Dekan FKIK
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 5 JL Prima Barat No59 Komp. PKP Pondok Aren Tangerang8 (A2U 7318761 E-MaiI :
[email protected]
SURAT. KETERANGAN Nomor
Yangbertandatangan dibawah
ini
z O7 Ol
421.3 {O9SDAI3
:
Nama
ALAFI SUHERLAIY, S.Pd. M.lU.
NIP
T9621205 198403 1 008
Jabatan
Kepala Sekolah
Menerangkan bahwa
:
Nama
ARESY QrlRATrlL ArIU
NM
109104000008
Universitas
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusau Fakultas Kedokteran dan Iknu Kesehatan
Benar telah melaksanakan Penelitian Pendidikan dengan judul : *Ilubungan Koping dengan
Kepercayaan Diri Siswa Dalam Menghadapi Ujian Nasional Tangerang Selatan", pada tanggal 18 April 2013.
di SMP Negeri 5 Kota
Demikian surat keterangan ini kami buat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
f qlNlA
\$rc
Wf
25 April
LAMPIRAN 2 INFORMED CONSENT
Kepada Yth.
Tangerang, April 2013
Calon Responden Penelitian Di Tempat
Dengan hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Aresy Quratul Aini
NIM
: 109104000008
Alamat
: Komplek Pondok Kacang Prima Blok I2 No. 15 Pondok Aren Tangerang Selatan Adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian dengan judul penelitian “Hubungan Koping dengan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menghadapi Ujian Nasional di SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan.” Penelitian ini memberikan manfaat tidak langsung kepada responden, yaitu dapat mengetahui koping dalam menghadapi ujian nasional melalui kuesioner yang diberikan peneliti. Penelitian ini tidak akan merugikan responden. Saya selaku peneliti akan merahasiakan identitas dan jawaban saudara sebagai responden dalam penelitian ini. Bersama surat ini kami lampirkan lembar persetujuan menjadi responden. Saudara dipersilahkan menandatanganu lembar persetujuan apabila bersedia secara sukarela menjadi responden penelitian. Besar harapan kami agar saudara bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Atas kesediaan dan kerjasamanya, peneliti ucapkan terimakasih.
Hormat saya
Peneliti
Lanjutan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh: Nama
: Aresy Quratul Aini
NIM
: 109104000008
Alamat
: Komplek Pondok Kacang Prima Blok I2 No. 15 Pondok Aren Tangerang Selatan Saya telah mendapat penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian ini.
Saya mengerti bahwa data mengenai penelitian ini akan dirahsiakan. Semua berkas yang mencantumkan identitas responden hanya digunakan untuk terkait penelitian. Saya mengerti bahwa tidak ada resiko yang akan terjadi. Apabila ada pertanyaan dan respon emosional yang tidak nyaman atau berakibat negative pada saya, maka peneliti akan menghentikan pengumpulan data dan peneliti memberikan hak kepada saya untuk mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa resiko apapun. Demikian surat pernyataan ini saya tandatangani tanpa suatu paksaan. Saya bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini secara sukarela.
Tangerang, April 2013
(
)
LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN
Identitas Responden
1. Nama Sekolah
: SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan
2. Kelas
:
3. Usia
: ............... Tahun
4. Jenis Kelamin
: Laki-laki / Perempuan
Petunjuk Pengisian 1. Isilah semua nomor dalam angket ini sesuai denga kondisi yang adik-adik alami selama ini dan jangan ada yang terlewatkan dengan memberi tanda SILANG (X) pada setiap pernyataan. 2. Pilihlah: SL, Jika Anda SELALU melakukan pernyataan tersebut SR, Jika Anda SERING melakukan pernyataan tersebut KD, Jika Anda KADANG-KADANG melakukan pernyataan tersebut JR, Jika Anda JARANG dengan pernyataan tersebut TP, Jika Anda TIDAK PERNAH melakukan pernyataan tersebut. 3. Dalam hal ini tidak ada penilaian benar atau salah, baik atau buruk, sehingga tidak ada jawaban yang dianggap salah. Semua jawaban adalah benar, jika anda memberikan jawaban sesuai dengan keadaan atau perasaan anda yang sebenarnya 4. Informasi yang diberikan melalui pengisian kuesioner ini tidak berdapak pada siapapun. Kami akan menjaga kerahasiaan jawaban anda. 5. Atas partisipasi dan kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini, kami mengucapkan terimakasih.
Skala Koping Menghadapi Ujian Nasional
Berilah tanda (X) pada pernyataan yang menurutmu adalah keadaan pada saat ini! NO. 1.
PERNYATAAN Saya sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menghadapi UN, hasilnya saya akan pasrahkan kepada Tuhan YME
2.
Saya menghabiskan waktu untuk meratapi hasil tryout UN
3.
Saya menghabiskan waktu dengan browsing internet (misal facebook, twitter, atau sosial media lainnya)
4.
Saya sedih berlarut-larut jika tidak dapat mengerjakan soal yang diberikan
5.
Saya menghabiskan waktu dengan bermain game
6.
Saya merasa sangat bodoh jika tidak dapat mengerjakan soal yang diberikan
7.
Saya akan berusaha masuk sekolah setiap hari agar tidak ketinggalan pelajaan
8.
Saya menghabiskan waktu untuk menyalahkan diri sendiri jika tidak mengerjakan soal yang diberikan
9.
Saya belajar di rumah setiap hari
10.
Saya hampir menghabiskan waktu untuk menangis karena khawatir tidak lulus UN
11.
Selama menjelang UN saya makan/ minum lebih banyak dari biasanya
12.
Saya akan tetap berpikir positif dan mengambil hikmah apapun yang akan terjadi saat UN
13.
Saya mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah
14.
Saya berlatih mengerjakan soal-soal UN tahun lalu
15.
Saya menemui guru BK untuk konsultasi bagaimana cara belajar yang efektif
PILIHAN JAWABAN SL
SR
KD
JR
TP
SL 16.
Saya belajar kelompok bersama teman-teman untuk menyelesaikan soal-soal yang belum dipahami
17.
Saya mengurangi waktu bermain agar mempunyai waktu untuk belajar lebih banyak
18.
Saya bertanya kepada kakak kelas mengenai pengalaman UN yang telah dijalani
SR
KD
JR
TP
Skala Kepercayaan Diri Menghadapi Ujian Nasional
Berilah tanda (X) pada pernyaataan yang menurutmu adalah keadaan pada saat ini! NO. 1.
PERNYATAAN Saya tidak membutuhkan pujian dari teman-teman bila saya dapat mengerjakan soal UN
2.
Saya tidak membutuhkan rasa hormat dari siapapun jika saya bisa menghadapi UN dengan sukses
3.
Bila ada teman yang mengajak untuk belajar kelompok, saya akan terima ajakannya
4.
Saya berpikir diri saya bisa menghadapi semua masalah UN nanti
5.
Saya yakin lulus UN dengan nilai yang memuaskan
6.
Saya mau belajar bersama untuk persiapan UN dengan teman walau berbeda suku, agama, maupun tingkat social
7.
Saya yakin dapat mengerjakan soal-soal sulit saat UN nanti
8.
Saya akan menerima saran/ masukkan dari teman bagaimana cara belajar yang efektif
9.
Saya berpikir teman-teman saya tidak akan diam saja jika saya dalam kesulitan menjawab soal UN nanti
10.
Saya berharap lulus UN walaupun ada nilai yang jelek
11.
Saya tidak pernah merasa puas dengan hasil try out UN yang saya capai
12.
Saya menganggap keberhasilan UN ada di tangan saya sendiri
13.
Saya mencari cara agar dapat mencontek saat UN nanti
14.
Saya tidak mengaharapkan bantuan dari guru maupun pihak lain untuk lulus UN nanti
15.
Saya tidak terlalu berharap mendapat nilai yang bagus pada UN nanti
PILIHAN JAWABAN SL
SR
KD
JR
TP
SL 16.
Saya tidak mudah menyerah dalam menghadapi UN
17.
Saya akan membantu teman saya yang kesulitan dalam belajar
18.
Saya yakin dapat mengerjakan soal-soal yang akan diujikan karena saya sudah terbiasa mengerjakan soalsoal latihan UN
SR
KD
JR
TP
LAMPIRAN 4 TABULASI DATA
SUBJEK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 4 4 2 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 1 3 2 2 3 0 4 3 4 3
9 1 1 2 2 1 2 1 4 1 3 2 4 1 4 3 2 2 3 3 4 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2
12 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 4
KOPING ADAPTIF 13 14 15 1 1 0 2 2 0 0 2 0 3 2 0 0 1 0 0 4 0 0 3 0 4 3 0 1 4 1 0 2 2 2 1 1 2 4 2 0 2 2 0 3 0 1 2 1 0 2 3 1 2 1 1 0 1 0 4 3 4 4 3 0 3 0 0 2 0 1 2 0 0 4 2 0 2 1 3 2 0 0 2 2 0 2 2 2 3 1 0 2 2 1 2 1 2 2 3 0 2 1 0 3 2
16 2 3 2 2 1 2 0 2 1 2 3 4 2 2 2 0 1 2 1 2 1 2 2 3 2 1 3 3 2 1 2 3 3 1
17 2 1 4 1 1 4 1 4 2 1 1 4 2 2 3 3 2 1 1 3 1 0 4 4 2 2 2 2 3 2 2 3 3 4
18 0 4 4 3 1 4 0 4 2 1 4 2 3 1 3 4 3 2 4 4 1 1 0 2 2 0 1 1 1 3 3 1 3 0
SKOR TOTAL 15 21 18 17 13 24 12 29 17 19 22 30 20 18 22 22 20 18 24 31 12 14 18 25 13 16 18 18 20 16 20 22 22 19
Lampiran 4 (Lanjutan) SUBJEK 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
1 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4
9 1 2 2 2 1 2 1 1 2 3 1 3 3 3 3 4 4 2 2 3 4 2 1 3 3 2 3 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 4 4
12 4 2 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4
KOPING ADAPTIF 13 14 15 2 2 0 2 1 2 2 2 3 0 1 0 1 2 1 0 1 0 0 1 1 0 2 1 0 4 2 0 4 2 0 2 0 4 3 2 3 2 0 0 2 0 0 2 0 2 4 0 2 4 4 4 3 1 4 3 3 1 3 2 4 4 3 2 4 0 2 3 1 1 4 1 1 4 2 3 1 0 3 4 0 3 3 1 0 4 4 1 3 2 4 1 1 1 3 2 0 2 0 0 2 0 2 3 2 4 3 2 4 3 1 1 4 4 4 4 0
16 1 0 3 3 2 0 1 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 1 2 1 2 2 3 3 0 2 1 2 3 4 2
17 0 2 3 2 2 2 1 2 4 4 0 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 3 3 4 2 4 3 3 2 3 4
18 1 1 1 4 3 2 2 1 2 2 1 1 4 1 1 0 2 1 0 4 4 4 1 1 1 0 4 2 4 3 0 3 0 1 3 3 3 2 0
SKOR 15 15 22 20 20 12 14 17 25 25 14 27 22 18 18 25 30 24 25 27 34 26 20 24 26 16 28 22 28 24 24 27 13 18 24 28 26 30 26
Lampiran 4 (Lanjutan) SUBJEK 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84
1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
9 4 2 4 3 3 2 3 3 3 3 4
12 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
KOPING ADAPTIF 13 14 15 4 4 2 2 4 0 2 4 1 1 3 2 3 2 1 3 4 1 3 4 0 4 3 1 1 3 1 1 3 2 4 3 2
16 3 2 2 3 3 2 2 2 1 3 2
17 4 4 4 2 3 3 4 2 4 3 3
18 4 4 4 1 2 1 4 3 3 3 1
SKOR 33 26 29 23 25 24 28 26 22 26 27
Lampiran 4 (Lanjutan) SUBJEK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
2 0 3 2 1 2 2 1 4 1 1 2 0 2 1 2 4 1 2 3 4 1 1 0 0 2 1 1 1 1 1 0 1 1 4 1 1 1
3 3 1 1 1 3 2 0 0 1 1 2 0 1 4 2 0 1 3 2 2 4 1 0 0 1 1 1 1 1 2 3 1 0 2 3 1 1
4 2 1 0 2 3 0 0 0 2 3 3 2 0 0 0 3 0 0 1 2 2 0 2 0 2 2 1 1 0 1 0 2 0 0 2 2 2
KOPING MALADAPTIF 5 6 7 8 3 1 3 1 2 3 0 2 2 2 4 3 2 3 0 1 3 4 2 1 2 0 4 2 2 3 4 1 0 2 4 1 2 2 0 2 1 3 0 2 2 4 4 0 2 0 2 0 0 4 3 1 4 1 3 2 1 3 2 2 2 4 1 4 1 1 3 3 1 0 4 0 2 3 1 4 4 4 0 3 4 3 2 3 4 4 4 0 2 3 0 0 0 2 0 0 1 2 3 2 1 3 0 1 2 3 2 0 2 3 2 0 1 0 1 0 3 2 3 3 4 2 3 0 0 4 2 1 0 2 1 1 4 0 4 0 4 4 3 0 2 2 3 1 0 4 2 1
10 0 1 2 1 1 0 0 4 2 0 0 0 2 3 1 0 2 0 4 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2 2 0 1 1 0 2 0
11 1 1 1 3 2 0 2 4 1 1 3 0 3 3 2 2 0 1 1 2 3 2 0 3 1 1 1 1 1 0 3 2 3 0 1 1 2
SKOR 14 14 17 14 21 12 13 19 13 12 20 6 16 21 15 20 12 11 21 23 22 16 7 5 16 10 11 11 5 17 17 13 9 15 18 15 13
Lampiran 4 (Lanjutan) SUBJEK 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
2 1 0 1 0 0 0 0 1 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 2 2 0 1 4 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0
3 3 3 3 2 1 0 0 1 2 3 1 1 4 1 2 2 1 1 2 0 1 1 3 0 0 2 0 0 1 1 1 2 1 1 2 4
4 0 0 1 2 2 0 0 0 1 0 0 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 3 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 4
KOPING MALADAPTIF 7 5 6 8 1 0 2 1 2 2 3 0 3 3 1 1 4 2 1 0 2 3 2 2 0 2 0 0 1 2 0 0 4 4 4 0 2 3 0 1 4 0 1 1 1 2 1 1 2 1 1 0 4 4 4 0 1 0 0 4 4 1 1 1 3 2 1 1 2 1 0 1 4 0 0 0 1 4 0 1 1 0 0 0 2 1 0 2 3 2 0 2 1 3 1 3 1 3 0 1 1 2 0 1 4 2 1 0 2 2 0 0 3 2 0 2 2 2 0 0 0 3 4 0 1 2 1 1 0 2 1 1 0 0 3 0 1 2 1 3 0 0 0 1 4 4 0 0
10 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 1 0 1 0 3 0 0 0 1 0 1 0 3 0 0
11 0 3 2 0 1 3 0 2 1 0 3 0 4 2 0 0 2 1 4 0 2 2 3 0 1 2 2 2 2 2 3 2 0 1 1 2
SKOR 10 15 15 11 13 5 3 16 10 13 9 7 22 8 9 9 7 6 18 1 8 13 18 6 9 18 6 11 7 11 9 11 4 15 4 18
Lampiran 4 (Lanjutan) SUBJEK 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84
2 0 2 0 0 1 0 0 3 1 0 1
3 2 2 1 1 2 1 0 1 0 1 2
4 0 2 1 0 1 0 0 2 2 0 1
KOPING MALADAPTIF 5 6 7 8 2 0 0 0 2 4 0 0 0 3 1 0 1 1 0 0 2 1 0 0 2 0 0 0 1 3 0 0 1 0 2 2 1 1 1 1 2 2 0 0 2 3 0 1
10 0 0 0 0 0 0 1 3 1 0 0
11 2 4 2 2 1 0 0 1 2 2 1
SKOR 6 16 8 5 8 3 5 15 10 7 11
Lampiran 4 (Lanjutan)
SUBJEK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 1 4 0 3 4 0 2 4 1 2 2 0 1 0 0 4 0 3 3 3 4 3 0 4 2 4 0 0 1 0 3 1 0 2
2 2 4 0 3 4 1 1 4 0 2 2 0 4 2 2 4 0 3 4 4 3 0 2 4 4 4 0 0 0 4 3 0 4 0
3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 2 2 3 4 3 4 4 4
4 2 3 2 3 4 4 2 4 1 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 3 2 4 4
5 0 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4
6 2 4 3 0 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
7 0 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 1 4 4
8 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4
KEPERCAYAAN DIRI 9 10 11 12 4 0 2 0 0 0 2 4 1 0 4 4 1 3 3 4 0 3 0 4 3 2 3 4 4 0 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 1 3 0 4 4 0 4 4 4 4 4 4 1 0 2 0 0 2 4 4 3 0 3 4 0 0 4 4 4 2 1 3 4 3 0 4 2 1 4 4 1 1 3 4 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 0 4 4 3 0 2 4 2 2 3 2 3 2 1 4 3 2 1 4 1 0 1 4 3 0 1 4 2 1 2 2 3 2 4 4 4 4 3 4 2 0 2 4
SKOR 13 14 15 16 17 18 4 4 3 2 0 0 3 3 4 4 1 1 3 0 3 3 3 2 4 1 4 4 3 2 1 1 3 4 2 3 4 4 2 4 2 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 3 4 2 4 4 4 1 3 0 4 4 4 4 4 0 4 4 2 2 2 2 3 4 3 4 3 2 4 3 2 2 1 0 2 3 0 4 4 4 2 4 0 2 4 2 4 4 4 4 4 2 3 4 4 0 4 2 4 2 3 1 3 3 4 4 3 1 4 2 1 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 3 4 2 4 1 4 4 3 4 2 1 1 4 2 3 4 0 2 4 2 3 4 0 2 4 3 4 3 1 3 3 4 2 4 4 4 2 2 4 2 1 1 4 0 2 3 0 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4
33 53 42 51 53 56 52 70 52 57 56 60 45 56 41 57 45 61 59 56 56 60 61 64 57 54 45 45 42 57 45 42 65 57
Lampiran 4 (Lanjutan) SUBJEK 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
1 3 4 1 0 3 1 1 2 4 0 2 2 0 4 4 0 0 4 3 4 0 2 4 4 4 3 0 4 4 2 2 4 0 4 1 2 0 0 0
2 1 2 1 0 3 2 1 0 4 4 2 0 0 4 4 2 0 4 1 4 0 0 0 4 4 2 0 3 4 2 1 4 0 4 2 2 4 0 0
3 1 4 4 4 3 2 2 1 4 4 3 4 4 4 4 0 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 2 4 0 4 3 4 3 4 0
4 4 3 2 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4
5 4 1 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 4 2 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 0
7 4 2 1 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
8 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 0
KEPERCAYAAN DIRI 9 10 11 12 3 4 4 4 4 0 4 4 3 2 4 4 4 0 4 4 2 1 2 2 3 1 2 3 4 0 1 3 2 4 2 3 4 0 4 4 4 0 4 4 3 0 2 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 1 4 4 4 0 2 4 4 0 4 2 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 0 4 4 4 3 4 4 0 2 4 3 3 2 4 3 3 4 4 4 2 2 4 4 3 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 0 4 4 4 4 0 4 2 4 4 3 2 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 0 4 4 4 0 0
13 14 15 16 17 18 3 2 4 4 2 2 4 1 1 3 1 2 4 0 2 3 0 2 4 4 4 4 3 3 2 2 4 2 1 1 3 2 3 2 3 1 3 2 1 2 1 2 3 1 4 2 2 2 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 3 2 4 3 2 2 4 2 4 4 4 4 4 0 4 4 0 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 0 4 3 0 2 4 0 4 4 0 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 0 3 4 3 4 4 4 4 4 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 2 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 2 1 4 4 4 2 2 2 4 0 4 4 3 3 4 0 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 1 4 3 2 3 4 4 4 4 0 4 0 0 4 4 0 4
SKOR 57 46 43 57 46 41 38 42 64 62 52 59 54 67 66 39 52 63 58 71 56 65 58 66 69 54 60 58 59 62 52 71 50 67 52 65 55 56 32
Lampiran 4 (Lanjutan) SUBJEK 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84
1 0 0 4 3 1 4 0 1 3 4 2
2 1 0 4 3 1 0 0 2 2 4 0
3 4 4 2 4 3 4 4 4 2 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
6 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3
7 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
8 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 3
KEPERCAYAAN DIRI 9 10 11 12 2 2 3 4 2 4 4 4 4 0 4 4 4 4 1 4 2 0 2 4 4 0 3 4 3 2 4 4 3 4 1 4 4 3 1 4 4 4 4 4 3 2 3 3
13 14 15 16 17 18 4 4 2 4 2 4 4 0 4 4 4 4 4 0 4 4 0 4 4 0 4 4 4 4 4 3 2 4 2 4 4 4 4 4 0 4 4 0 4 4 4 4 4 1 4 4 2 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 1 3
SKOR 56 58 58 63 48 59 57 54 59 71 50
LAMPIRAN 5 HASIL UJI VALIDITAS
1. Hasil Uji Validitas Koping Adaptif
Correlations Q1 Q1
Pearson
Q3
Q12
Q15
Q16
Q18
Q19
Q20
Q22
Q23
Q24
Q25
Q26 SKOR
.164 .640**
.154 .396**
.066
.160
.067 .334** -.091
.234
.086 .478**
.881
.210
.000
.239
.002
.614
.223
.610
.009
.488
.071
.512
.000
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
.066 .285*
.169 -.010 -.058 -.102
.105
.050
.095 .275*
1 -.020
Correlation Sig. (2tailed) N Q3
Pearson
60 -.020
1 -.073 -.024
Correlation Sig. (2-
.881
.577
.857
.618
.027
.196
.939
.659
.438
.424
.703
.472
.033
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
.164 -.073
1
.205
.222
.145
.195
.132
.170 .368** .263* .484**
.030 .517**
.116
.088
.270
.136
.313
.194
.004
.043
.000
.821
.000
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
tailed) N Q12
Pearson
60
Correlation Sig. (2-
.210
.577
60
60
60
.640** -.024
.205
1 .301*
.192
.022
.230 -.052 .313*
.247
.213
.020 .451**
.020
.142
.868
.077
.694
.015
.057
.103
.879
.000
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
1
tailed) N Q15
Pearson Correlation Sig. (2-
.000
.857
.116
60
60
60
.154
.066
.222 .301*
.239
.618
.088
.020
60
60
60
60
tailed) N Q16
Pearson
.101 -.102
.180 -.304*
.146 -.114
.119
.047 .370**
.441
.436
.168
.018
.265
.386
.365
.722
.004
60
60
60
60
60
60
60
60
60
Correlation Sig. (2tailed) N
60
Q18
Pearson
.396** .285*
.145
.192
.101
1
.107
.232
.183 .375** -.005 .462** .389** .665**
.416
.074
.161
.003
.969
.000
.002
.000
60
60
60
60
60
60
60
.090 .283* -.067
.168
.209
.018 .367**
.495
.028
.609
.199
.109
.893
.004
60
60
60
60
60
60
60
1 -.057 .328*
.085
.195 .296* .517**
Correlation Sig. (2-
.002
.027
.270
.142
.441
60
60
60
60
60
60
60
.066
.169
.195
.022 -.102
.107
1
.614
.196
.136
.868
.436
.416
60
60
60
60
60
60
60
.160 -.010
.132
.230
.180
.232
.090
.223
.939
.313
.077
.168
.074
.495
60
60
60
60
60
60
60
tailed) N Q19
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
Q20
Pearson Correlation Sig. (2-
.663
.010
.517
.135
.022
.000
60
60
60
60
60
60
60
1
.005 -.023
.102 -.064
.221
.968
.859
.438
.627
.089
60
60
60
60
60
tailed) N Q22
Pearson
.067 -.058
.170 -.052 -.304*
.183 .283* -.057
.610
.659
.194
.694
.018
.161
.028
.663
60
60
60
60
60
60
60
60
60
.146 .375** -.067 .328*
.005
Correlation Sig. (2tailed) N Q23
Pearson
.334** -.102 .368** .313*
1 .260* .550**
.251 .571**
Correlation Sig. (2-
.009
.438
.004
.015
.265
.003
.609
.010
.968
.044
.000
.053
.000
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
.105 .263*
.247 -.114 -.005
.168
.085 -.023 .260*
.488
.424
.043
.057
.386
.969
.199
.517
.859
.044
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
.234
.050 .484**
.213
.119 .462**
.209
.195
.102 .550** .336**
.071
.703
.000
.103
.365
.000
.109
.135
.438
.000
.009
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
tailed) N Q24
Pearson
-.091
60
1 .336**
.178 .280*
Correlation Sig. (2-
.009
.173
.030
60
60
60
tailed) N Q25
Pearson
60
1 .340** .684**
Correlation Sig. (2-
.008
.000
60
60
tailed) N
60
Q26
Pearson
.086
.095
.030
.020
.047 .389**
.018 .296* -.064
.251
.178 .340**
.512
.472
.821
.879
.722
.002
.893
.022
.627
.053
.173
.008
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
1 .515**
Correlation Sig. (2-
.000
tailed) N SKOR Pearson
.478** .275* .517** .451** .370** .665** .367** .517**
60
60
.221 .571** .280* .684** .515**
1
Correlation Sig. (2-
.000
.033
.000
.000
.004
.000
.004
.000
.089
.000
.030
.000
.000
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
60
2. Hasil Uji Validitas Koping Maladaptif
Correlations Q2 Q2
Pearson
Q4 1
Q5
Q6
- -.025 .360**
Correlation Sig. (2-
Q7
Q8
- -.060 .399**
Q9
Q10
Q11
- -.044 -.235 -.051 .352**
Q13
Q14
Q17
Q21 SKOR
- -.192 .350** -.208 -.150 .338**
.005
.847
.002
.648
.006
.738
.071
.698
.008
.141
.006
.110
.253
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
-
1
.099
.234
.206
.239
.125 -.055
.132 .576**
.073 -.165
.252 .481**
.453
.072
.114
.066
.341
.678
.315
.000
.579
.207
.052
.000
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
.135 -.086 -.072 -.043
.233 -.170
.194
.167
tailed) N Q4
Pearson Correlation Sig. (2-
.360** .005
tailed) N Q5
Pearson
60
60
-.025
.099
.847
.453
60
60
1 -.073 -.169 -.038
Correlation Sig. (2-
.581
.196
.773
.302
.512
.586
.746
.073
.195
.137
.202
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
.234 -.073
1
.149 .301*
.004 .316*
.083
.094
.211 -.269*
.125 .370**
.256
.020
.975
.014
.527
.473
.106
.038
.343
.004
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
.137 .394** .284*
.234
.058 -.029 .587**
tailed) N Q6
Pearson Correlation Sig. (2-
.399** .002
.072
.581
60
60
60
60
.206 -.169
.149
.648
.114
.196
.256
60
60
60
60
tailed) N Q7
Pearson
-.060
1 -.002 .392**
Correlation Sig. (2-
.987
.002
.298
.002
.028
.072
.662
.827
.000
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
.239 -.038 .301* -.002
1
.031 -.105
.049
.046
.135 -.258*
.111 .257*
.813
.425
.712
.726
.305
.047
.398
.048
60
60
60
60
60
60
60
60
tailed) N Q8
Pearson Correlation Sig. (2-
.352** .006
.066
.773
.020
.987
60
60
60
60
60
tailed) N
60
Q9
Pearson
-.044
.125
.135
.004 .392**
.031
.175
.162
.156 .356** -.015
.002 .585**
.738
.341
.302
.975
.002
.813
.180
.216
.234
.005
.912
.986
.000
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
.137 -.105
.175
1 -.012
.047
.114
.122
.002 .346**
.926
.723
.385
.354
.986
.007
60
60
60
60
60
60
1
Correlation Sig. (2tailed) N Q10
Pearson
-.235 -.055 -.086 .316*
Correlation Sig. (2-
.071
.678
.512
.014
.298
.425
.180
60
60
60
60
60
60
60
.132 -.072
.083 .394**
.049
.162 -.012
.698
.315
.586
.527
.002
.712
.216
.926
60
60
60
60
60
60
60
60
.094 .284*
.046
tailed) N Q11
Pearson
-.051
60
1 .290*
.240 -.151 -.107 .451**
Correlation Sig. (2-
.025
.065
.248
.418
.000
60
60
60
60
60
60
.156
.047 .290*
1
.183
.065 .299* .529**
.163
.621
.020
.000
60
60
tailed) N Q13
Pearson Correlation Sig. (2-
- .576** -.043 .338** .008
.000
.746
.473
.028
.726
.234
.723
.025
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
-.192
.073
.233
.211
.234
.135 .356**
.114
.240
.183
1
.004
.077 .580**
.141
.579
.073
.106
.072
.305
.005
.385
.065
.163
.976
.561
.000
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
.058 -.258* -.015
.122 -.151
.065
.004
1
.135
.142
.303
.280
tailed) N Q14
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
Q17
Pearson
.350** -.165 -.170 -.269*
Correlation Sig. (2-
.006
.207
.195
.038
.662
.047
.912
.354
.248
.621
.976
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
-.208
.252
.194
.125 -.029
.111
.002
.002 -.107 .299*
.077
.135
1
.237
.110
.052
.137
.343
.827
.398
.986
.986
.418
.020
.561
.303
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
tailed) N Q21
Pearson Correlation Sig. (2-
.069
tailed) N
60
60
SKOR Pearson
-.150 .481**
.167 .370** .587** .257* .585** .346** .451** .529** .580**
.142
.237
1
Correlation Sig. (2-
.253
.000
.202
.004
.000
.048
.000
.007
.000
.000
.000
.280
.069
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
60
3. Hasil Uji Validitas Kepercayaan Diri
Correlations Q1 Q1 Q1 Q1 Q1 Q1 Q1 Q1 Q1 Q1 Q2 Q2 SK Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q1 Pearso
1 .63 .23 .05 6**
n
7
- .00 .17
7 .15
Correla
3
0
- .01
7 .16
6
1
2
- .31 .20
5 .04 4*
0
3
4
6
7
8
9
0
1
OR
- .24 .21 .02 .40 .03 .00 .36 .05 .588
9 .02
4
5
0
5
9 7**
9
9 4**
7
**
0
tion Sig. (2-
.00 .06 .66 .23 .98 .17 .22 .90 .74 .01 .11 .88 .06 .09 .82 .00 .76 .94 .00 .66 .000
tailed) N Q2 Pearso n
0
9
4
60 60 60 60 .63 6
1 .17 .10
**
1
5
6
2
8
0
4
0
0
5
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 - .02 .30
8 .14
Correla
2
4
5
*
-
9
3
1
7
7
60 60 60 60 60
4
6
60 60
60
- .03 .09 .33 .06 .26 .12 .12 .39 .05 .14 .30 .20 .642
.04 .01
3
9
6
5 4**
3
7*
3
5 8**
3
4
3*
7
**
6
tion Sig. (2- .00 tailed) N Q3 Pearso n
.19 .41 .27 .85 .01 .71 .90 .78 .46 .00 .63 .03 .34 .34 .00 .68 .27 .01 .11 .000
0
1
2
60 60 60 60 .23 .17 7
4
8
8
0
2
2
9
9
7
9
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
1 .24 .06 .24 .57 .20 .01 .35 .05 .15
1
0
3
3 5
**
2
4 2
**
4
1
2
6
*
6
4
60 60 60 60 60
- .26 .57 .16 .07
5 .12
Correla
9
3
**
2
3
60 60
60
- .33 .23 .35 .557
4 .07 5**
5
9
6 5**
**
1
tion Sig. (2- .06 .19 tailed) N Q4 Pearso n
9
.05 .63 .06 .00 .12 .91 .00 .68 .23 .34 .04 .00 .21 .57 .58 .00 .06 .00 .000
1
7
60 60 60 60 .05 .10 .24 7
8
4
1
0
1
6
4
7
3
0
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
1 .23 .47 .03 .56
7
7
1 9
**
8 6
**
Correla
- .38 .06 3
**
4
0
6
6
8
9
60 60 60 60 60
9
5
60 60
60
- .10 .15 .20 .11 .20 .03 .07 .79 .23 .41 .493 .01
4
2
4
7
5
6
2 4**
6 3**
**
9
tion Sig. (2- .66 .41 .05 tailed) N Q5 Pearso n Correla tion
4
2
.07 .00 .77 .00 .62 .00 .88 .42 .24 .11 .37 .11 .78 .58 .00 .07 .00 .000
7
6
60 60 60 60 -
- .06 .23
.15 .14 6
3
3
1
0
1
0
9
3
8
7
5
8
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 1 .04
- .34
2 .05 9 9
**
- .23 .10 .02 3
9
-
-
9
6
6
4
0
60 60 60 60 60
- .14 .00 .13 .11 .17
3 .05 .12 .29 9
2
7
*
7
4
2
8
0
1
60 60
60
- .24 .120
9 .22 5
5
Sig. (2- .23 .27 .63 .07 tailed) N Q6 Pearso n
5
4
4
.75 .65 .00 .86 .06 .43 .65 .32 .02 .26 .97 .31 .36 .17 .08 .05 .359
6
60 60 60 60
2
4
3 9
6
0
6
5
3
7
1
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
.00 .02 .24 .47 .04 3
7
**
1 .21 .50
- .41
**
**
2
1 0
Correla
.03 8 7
- .12
4
5
5
0 .14
5
9
1
60 60 60 60 60
- .06 .10 .21 .05
.06
9
5
3
5
3
9
60 60
60
- .65 .13 .36 .304
1 .15 0**
7 6**
*
5
tion Sig. (2- .98 .85 .06 .00 .75 tailed)
2
8
1
0
N
60 60 60 60
Q7 Pearso
.17 .30 .57 .03
n
7
5
*
5
**
.10 .00 .77 .00 .62 .36 .25 .62 .43 .09 .70 .23 .00 .29 .00 .018
2
5
0
9
1
3
0
7
3
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 - .21
8 .05
Correla
1 .06
1
- .36 .07 .30
5 .06 1
9
**
1
9
*
8
5
9
6
0
60 60 60 60 60
- .17 .39 .08 .10
1
6 7
**
4
60 60
60
- .02 .17 .20 .17 .462
6 .07
1
6
4
8
3
8
**
9
tion Sig. (2- .17 .01 .00 .77 .65 .10 tailed) N Q8 Pearso n Correla
6
8
0
1
60 60 60 60 -
5
9
2 6
**
4
5
0
6
4
9
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
- .20 .56 .34 .50 .06
.16 .04 0
7
.61 .60 .00 .59 .01 .44 .17 .00 .51 .55 .85 .17 .11 .17 .000
9
**
0
**
1
5
- .40 .04 .05 0
9
**
- .02
1
0
6
4
60 60 60 60 60
9
2
60 60
60
- .01 .22 .06 .17 .63 .00 .29 .300
3 .03
0 .10
0
4
1
2
3
5
6
6 7**
8
7*
*
tion Sig. (2- .22 .71 .12 .00 .00 .00 .61 tailed) N Q9 Pearso n
2
0
1
0
60 60 60 60 .01
- .01
5 .01
Correla
-
6
0
.69 .00 .74 .82 .87 .42 .92 .08 .61 .17 .00 .95 .02 .020
9
7
4
5
2
8
9
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 -
-
-
-
1
4 .06 .02 .03 .06 .05
6
2
3
7
8
-
- .15 .21
.07 .06
1
6
7
-
2
6
5
8
0
60 60 60 60 60 - .75 .03 .33
5 .15 .04 3
7
3
**
7 5
**
7
2
1
60 60
- .01
60
- .095
.07
2 .10
0
3
tion Sig. (2- .90 .90 .91 .62 .86 .77 .60 .69 tailed) N Q10 Pearso n Correla
8
2
7
9
60 60 60 60
0
9
4
7
.04
6 2
3
**
2
3
2
9
5
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
- .03 .35 .38 .23 .41 .36 .40 **
.56 .61 .23 .09 .23 .72 .00 .78 .00 .59 .92 .43 .471
9 8
**
1
**
0
**
4
.07
2
0
1
9
7
60 60 60 60 60
8
2
60 60
60
1 .15 .01 .03 .25 .07 .03 .14 .16 .48 .05 .43 .456 0
8
2
1
4
0
7
0 0**
4 3**
**
6
tion Sig. (2- .74 .78 .00 .00 .06 .00 .00 .00 .56 tailed)
0
2
6
3
6
1
5
2
2
.25 .88 .80 .05 .57 .82 .26 .22 .00 .68 .00 .000 2
9
9
4
4
3
2
1
0
4
1
N Q11 Pearso n
60 60 60 60 .31 .09 .05 4
*
5
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
- .10
- .07 .04
4 .01
3 .06
9
5
Correla
1
- .15
3 .06
1
0
-
- .04
.05 .04
7
1
60 60 60 60 60 -
- .16 .12
4 .03 .12
5
1
2
60 60
- .15
- .229
0 .03
8 .08
4
4
9
60
tion Sig. (2- .01 .46 .68 .88 .43 .62 .59 .74 .61 .25 tailed)
4
9
4
8
N
60 60 60 60
Q12 Pearso
.20 .33 .15 .10
n
9 4
**
5
5
0
5
3
2
0
5
0
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 - .12 .30
4 .05
Correla
3
.70 .73 .74 .81 .32 .21 .36 .79 .22 .52 .078
0
9
*
9
- .15 .01 .03
7
-
1 .15 .07
8 .05
0
2
6
6
2
8
60 60 60 60 60 - .30
7 .12
1
7
3
*
4
8
60 60
- .18 .24 .02 .02
2
8
4
- .365
5 .07
6
60
**
3
tion Sig. (2- .11 .00 .23 .42 .65 .36 .01 .82 .23 .88 .70 tailed) N Q13 Pearso n Correla
0
9
7
7
60 60 60 60 - .06
- .15
.02
3 .12
0
5
3
0
6
2
2
9
.24 .55 .34 .01 .84 .16 .05 .85 .58 .004
0
5
7
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 -
-
- .02 .21 .03
2 .12 .14 .10 9
9
0
5
- .15
2 .04
1
1
2
-
5
8
4
5
6
60 60 60 60 60
2
1
60 60
60
- .08 .12 .41 .09 .12 .03 .266
.05 .21
5
9
8
7 9**
4
1
0
*
6
tion Sig. (2- .88 .63 .34 .24 .32 .25 .44 .87 .09 .80 .73 .24 tailed)
0
0
3
5
N
60 60 60 60
Q14 Pearso
.24 .26 .26 .20
n
0
7
*
6
*
7
7
4
9
9
5
5
2
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 - .06 .17
4 .29
5
-
- .25 .04 .07
6 .10 .15
7*
Correla
8
.66 .09 .50 .33 .00 .47 .35 .82 .040
4
1
4
-
8
6
5
1
60 60 60 60 60
1 .10
- .12
6
2
60 60
60
- .20 .30 .05 .344
7 .05
8 .08
3 .26
8
6
4*
6
3
2
9*
2
**
tion Sig. (2- .06 .03 .04 .11 .02 .62 .17 .42 .23 .05 .74 .55 .66 tailed) N Q15 Pearso n
5
9
0
8
60 60 60 60
1
3
9
9
5
3 3
7
4
0
7
2
3
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
.21 .12 .57 .11 .14 .10 .39 .01 **
5
.41 .51 .34 .04 .12 .01 .69 .007
7
3 7
**
- .07
3 .04
Correla
-
-
- .10
4 .03 .12 .21
7
1
4
8
4
9
1
2
60 60 60 60 60 1 .01 .11 8
5
60 60
60
- .14 .11 .16 .340
3 .11
6
6
2
7
4
**
2
tion Sig. (2- .09 .34 .00 .37 .26 .43 .00 .92 .72 .57 .81 .34 .09 .41 tailed) N
9
9
0
2
60 60 60 60
4
5
2
2
2
4
6
5
8
3
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
.89 .39 .39 .27 .37 .21 .008 1
0
2
8
60 60 60 60 60
2
2
60 60
60
Q16 Pearso
.02 .12 .16 .20 .00 .21 .08 .22 .75 .03
n
9
5
2
5
4
5
6
5 3
**
- .30 .08
0 .12
Correla
3
*
- .01
8 .08
9
1 .13 .29 .29 .06 .02 .292
8
4
4*
1*
2
9
*
6
tion Sig. (2- .82 .34 .21 .11 .97 .09 .51 .08 .00 .82 .32 .01 .50 .51 .89 tailed) N Q17 Pearso n
3
1
6
6
60 60 60 60
5
9
7
8
**
4
6
3
0
3
7
9
6
4
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
.40 .39 .07 .03 .13 .05 **
1
2
- .06 .03 .14 .16
1 .07
Correla
6
7
7
1
7
7
3
2
4
60 60 60 60 60
- .12 .12 .11 .13
2 .02
9
.30 .02 .02 .63 .82 .024
3
6
9
60 60
60
1 .17 .11 .12 .16 .521
4
8
6
1
5
**
6
tion Sig. (2- .00 .00 .57 .78 .31 .70 .55 .61 .78 .26 .21 .84 .33 .34 .39 .30 tailed) N Q18 Pearso
1
2
6
6
60 60 60 60 .03 .05
n
9
2
1
0
5
1
2
6
4
5
9
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
- .07 .11
3 .07
Correla
5
- .02 .17 .33 .16 .12 .18 .41
8 .15
1
4
6 5
**
0
0
2 9
**
-
7
3
9
60 60 60 60 60 - .29 .17
.26 .11 4*
5
0
.17 .37 .35 .20 .000
4
*
6
9
60 60
60
1 .01 .09 .00 .326
8
5
0
9
*
2
tion Sig. (2- .76 .68 .58 .58 .36 .23 .85 .17 .00 .22 .36 .16 .00 .04 .39 .02 .17 tailed) N Q19 Pearso
7
6
8
4
60 60 60 60
9
6
6
8
n
9
4 5
4
**
1
2
5
1
1
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
.00 .14 .33 .79 .17 .65 .17 .63 **
9
9 0
**
8 7
**
Correla
- .48 .07 0
**
0
2
2
.90 .49 .94 .011
3
7
60 60 60 60 60
- .24 .09 .20 .14 .29 .11 .01 .03
8
4
2
2
1
*
6
2
6
60 60
60
1 .15 .47 .542 9 0**
5
**
4
tion Sig. (2- .94 .27 .00 .00 .17 .00 .17 .00 .59 .00 .79 .05 .47 .12 .27 .02 .37 .90 tailed)
7
4
9
0
N
60 60 60 60
Q20 Pearso
.36 .30 .23 .23
n
4
**
3
*
6
1
4
0
7
0
8
6
3
2
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
8
4
9
7
5
60 60 60 60 60
- .13 .20 .00 .01 .05 .15 .02 .12 .30 .11 .06 .12 .09 .15
6 .22
Correla
0
.22 .00 .000
7
3
8
2
4
8
5
1
9
*
7
2
1
0
9
0
60 60
60
1 .22 .503 0
**
5
tion Sig. (2- .00 .01 .06 .07 .08 .29 .11 .95 .92 .68 .22 .85 .35 .01 .37 .63 .35 .49 .22 tailed) N
4
9
9
0
60 60 60 60
3
6
9
2
8
4
8
2
6
6
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
2
6
6
2
.09 .000
5
1
60 60 60 60 60
60 60
60
Q21 Pearso
.05 .20 .35 .41 .24 .36 .17 .29 5 6
8
7
.10 3
Correla
**
3
.08 .07 4
0
2
4
9
5
9 0
**
1 .462
.000
3
*
- .03 .05 .16 .02 .16 .00 .47 .22
Sig. (2- .66 .11 .00 .00 .05 .00 .17 .02 .43 .00 .52 .58 .82 .69 .21 .82 .20 .94 .00 .09
7 5
**
-
**
7
**
- .43
0
n
**
3
tion
tailed) N SK Pearso OR n
6
3
5
1
60 60 60 60
9
4
2
1
2
1
4
1
2
5
9
9
6
0
60
.58 .64 .55 .49 .12 .30 .46 .30 .09 .45 .22 .36 .26 .34 .34 .29 .52 .32 .54 .50 .46
1
8
2
**
7
**
3
**
0
4
*
2
**
0
*
5 6
**
9 5
**
6
*
4
**
60 60 60 60 60
1 60 60
**
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
2
0
**
2
*
1
**
6
*
2
**
3
**
2
**
Correla tion Sig. (2- .00 .00 .00 .00 .35 .01 .00 .02 .47 .00 .07 .00 .04 .00 .00 .02 .00 .01 .00 .00 .00 tailed) N
0
0
0
0
60 60 60 60
9
8
0
0
1
0
8
4
0
7
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
8
4
0
1
0
60 60 60 60 60
0
0
60 60
60
LAMPIRAN 6 HASIL UJI RELIABILITAS
1. Hasil Uji Reliabilitas Koping Adaptif
Case Processing Summary N Cases
%
Valid a
Excluded Total
60
100.0
0
.0
60
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .699
9
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
Q1
3.58
.787
60
Q12
2.68
.930
60
Q15
3.78
.524
60
Q16
2.23
1.511
60
Q18
2.82
.948
60
Q20
1.37
1.235
60
Q23
2.05
.790
60
Q25
3.08
.926
60
Q26
1.92
1.476
60
2. Hasil Uji Reliabilitas Koping Maladaptif
Case Processing Summary N Cases
%
Valid a
Excluded Total
60
100.0
0
.0
60
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .627
9
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
Q4
.98
1.186
60
Q6
1.30
.997
60
Q7
.83
1.028
60
Q8
1.88
1.250
60
Q9
1.98
1.255
60
Q10
.98
1.308
60
Q11
.98
1.081
60
Q13
.63
1.008
60
Q14
1.53
1.081
60
3. Hasil Uji Reliabilitas Kepercayaan Diri
Case Processing Summary N Cases
%
Valid a
Excluded Total
60
100.0
0
.0
60
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .723
18
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
Q1
2.18
1.578
60
Q2
1.80
1.624
60
Q3
3.12
1.121
60
Q4
3.70
.619
60
Q6
3.90
.354
60
Q7
3.52
.930
60
Q8
3.82
.469
60
Q10
3.67
.572
60
Q12
3.28
1.075
60
Q13
2.53
1.546
60
Q14
2.60
1.182
60
Q15
3.67
.933
60
Q16
3.92
.334
60
Q17
2.45
1.610
60
Q18
3.30
1.293
60
Q19
3.68
.596
60
Q20
2.12
1.290
60
Q21
3.30
.889
60
LAMPIRAN 7 HASIL OLAHAN SPSS UNIVARIAT
Statistics Jenis Kelamin N
Valid
Koping
Kepercayaan Diri
84
84
84
0
0
0
Missing
Jenis Kelamin Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Laki-Laki
41
48.8
48.8
48.8
Perempuan
43
51.2
51.2
100.0
Total
84
100.0
100.0
Koping Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Maladaptif
12
14.3
14.3
14.3
Adaptif
72
85.7
85.7
100.0
Total
84
100.0
100.0
Kepercayaan Diri Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Sedang
18
21.4
21.4
21.4
Tinggi
66
78.6
78.6
100.0
Total
84
100.0
100.0
LAMPIRAN 8 HASIL OLAHAN SPSS BIVARIAT
Case Processing Summary Cases Valid N KOPING * PD
Missing
Percent 84
100.0%
N
Total
Percent 0
N
.0%
Percent 84
100.0%
Koping * PD Crosstabulation PD Sedang Koping
Maladaptif
Count
Total
Total
2
10
12
Expected Count
2.6
9.4
12.0
% within Koping
16.7%
83.3%
100.0%
2.4%
11.9%
14.3%
16
56
72
Expected Count
15.4
56.6
72.0
% within Koping
22.2%
77.8%
100.0%
% of Total
19.0%
66.7%
85.7%
18
66
84
Expected Count
18.0
66.0
84.0
% within Koping
21.4%
78.6%
100.0%
% of Total
21.4%
78.6%
100.0%
% of Total Adaptif
Tinggi
Count
Count
KOPING * PD Crosstabulation Count PD SEDANG KOPING
MALADAPTIF ADAPTIF
Total
TINGGI
Total
2
10
12
16
56
72
18
66
84
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction
df
Likelihood Ratio
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
a
1
.664
.003
1
.957
.198
1
.656
.189 b
Asymp. Sig. (2-
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
1.000 .186
1
.666
84
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.57. b. Computed only for a 2x2 table
.500