POLA PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MEBEL DAN UKIR SEBAGAI MOTOR PENGGERAK EKONOMI KERAKYATAN DI KABUPATEN JEPARA
DWIRETNA SULISTYAWATI SARWIDO
Abstract Growth of small and middle furniture and carving industry represent a commitment which need to be placed forward in framework to race growth and generalization of economics in all subprovince region ofJepara as especial encoding materialization of economics base on nationality. Identify potency resource, problem, opportunity, and challenge faced need to be conducted by a systematic and consistent, and framework compiles a direction and policy of growth of small and medium furniture and carving industry in sub-prdvince of Jepara. Area autonomy becomes activator to compile pattern growth of small and medium furniture and carving industry according to society aspiration. Globalization is viewed as well-balanced opportunity to set Jepara as supplier commodity of furniture and carving industry becomes bigger part product of small and middle industry. The growth Pattern content covers direction, planning program, strategic and also consistent policy with riel requirement and materialization of economics base on nationality. The activities are begun with by descriptive research about quantitative and qualitative condition middle and small furniture and carving industry in sub-province region ofJepara. Portrait small and middle Industrial will be identified by key factor and success with analysis of SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Treats). Key Words: IKM, Economic, People LatarBelakang
berkembang mengikuti sektor ini seperti jasa
Jepara saat ini memang tidak dapat
dan perdagangan. Jumiah unit usaha industri
dipisahkan dari industri mebei dan ukir
mebel dan ukiryangterdaftarberjumlah 3.400
bahkan telah disebut sebagai nafas
unit, dan yang
kehidupan masyarakat.
Sektor ini telah
adalah home industri yang tersebar dihampir
menjadi urat nadi perekonomian daerah dan
seluruh wilayah Kabupaten Jepara. Jepara
menjadi
sampai
penggerak
perekonomian
jumlahnya sangat besar
masyarakat. Salah satu indikatomya dapat
Saat ini telah berhasil melakukan
dilihat dari jumiah tenaga kerja yang terserap
ekspor produk mebel ke 68 negara dengan
mencapai 85 ribu orang, hal ini belum
nilai
termasuk tenaga kerja sektor lain yang turut
200.514.601{tahun
DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010
ekspor
mencapai 2007).
USD
Penduduk 63
Kabupaten Jepara saat ini tercatat 967.781
menengah mebel dan ukir di Kabupaten
jiwa yang terdiri dari 485.483 wanita dan
Jepara. Otonomi daerah menjadi pemacu
482.298 laki-laki dengan tingkat kepadatan
dalam menyusun pola pengembangan usaha
penduduk mencapai 910 jiwa per km2. Dari
kecil dan menengah mebel dan ukir sesuai
jumlah tersebut jumlah penduduk usia kerja
aspirasi masyarakat. Globalisasi dipandang
yang terserap dalam lapangan pekerjaan
sebagai
sinergis
dalam
berjumlah 627.794 orang (BPS Jepara,
memantapkan Jepara sebagai
supplier
2008).
komoditi industri mebel dan ukir yang menjadi
Persoalan yang kini dihadapi industri kecil dan menengah mebel dan ukir di
peluang
bagian terbesar produk industri kecil dan menengah.
Kabupaten Jepara terkait dengan aspek
Berangkat dari pemikiran di atas,
mikro dan makro ekonomi, Secara mikro,
diperlukan penelitian "Pola Pengembangan
keterbatasan SDM yang memiliki daya juang
Industri Kecil dan Menengah Mebel dan Ukir
dalam
mengembangkan
teknologi,
rendahnya penguasaan informasi pasar input
Sebagai
Motor
Penggerak
Ekonomi
Kerakyatan Di Kabupaten Jepara". Substansi
dan pasar output (jaringan pasar), rendahnya
pola pengembangan ini ini meliputi: arah dan
manajemen usaha serta dukungan modal dan
program perencanaan strategis
akumulasinya merupakan persoalan krusial
kebijakan yang konsisten dengan kebutuhan
dalam meningkatkan term of trade (nilaitukar)
real dan perwujudan ekonomi berbasis
produk dan meningkatkan pasar. Secara
kerakyatan. Kegiatan ini diawali dengan
serta
makro ekonomi, paradigma otonomi daerah,
penelitian diskriptif tentang kondisi kuantitatif
defisit APBN dan stabilitas politik serta arus
dan kualitatif industri kecil dan menengah
globalisasi semakin menekan perkembangan
mebel dan ukir di wilayah Kabupaten Jepara.
industri kecil dan menengah mebel dan ukir di
Potret industri kecil dan
Kabupaten Jepara.
selanjutnya akan diidentifikasikan key factor
Pengembangan industri kecil dan menengah mebel dan ukir
merupakan
komitmen yang perlu dikedepankan dalam kerangka
memacu pertumbuhan
menengah
and succes dengan analisis SWOT (Strenght, Weaknesses, Opportunities and Treats). Perumusan Masatah Berdasarkan paparan pada latar
dan
pemerataan ekonomi di seluruh wilayah
belakang, yang menjadi perumusan masalah
Kabupaten Jepara sebagai sendi utama
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
perwujudan ekonomi berbasis kerakyatan.
a.
Bagaimana potensi, masalah, peluang
Identifikasi potensi sumber daya, persoalan,
dan tantangan industri kecil dan
peluang dan tantangan yang dihadapi perlu
menengah mebel dan ukir di Kabupaten
dilakukan secara sistematik dan konsisten
Jepara sebagai motor
dalam kerangka menyusun arah dan
ekonomi kerakyatan?
kebijakan pengembangan usaha kecil dan R4
b.
Bagaimana strategi
penggerak
pengembangan
DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010
penggerak ekonomi kerakyatan.
industri kecil dan menengah mebel dan
Manfaat d a r i
ukir di Kabupaten Jepara sebagai motor
c.
penelitian
pola
penggerak ekonomi kerakyatan?
pengembangan industri kecil dan menengah
Bagaimana pola pengembangan industri
mebel dan ukir sebagai motor penggerak
kecil dan menengah mebel dan ukir di
ekonomi kerkayatan di Kabupaten Jepara,
kabupaten Jepara sebagai
adalah sebagai berikut:
motor
penggerak ekonomi kerakyata?
a.
Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Sebagai
pedoman
strategi
pengembangan industri kecil
dan
Penelitian pola pengembangan industri
menengah sebagai motor penggerak
kecil dan menengah mebel dan ukir sebagai
ekonomi kerakyatan yang semakin
motor penggerak ekonomi kerakyatan di
tangguh dantumbuh serta berkembang.
Kabupaten Jepara, dengan maksud untuk: a.
b.
Mengindentifikasi
potensi,
Sebagai
bahan
masukan
dan
pertimbangan dalam menentukan pola
permasalahan, peluang dan tantangan
pengembangan industri kecil
usaha industri kecil dan menengah
menengah berdasarkan analisis internal
mebel dan ukir sebagai motor penggerak
dan eksternal.
ekonomi kerakyatan.
Tinjauan Pustaka
Menetapkan strategi pengembangan
Kerangka Analisis
industri keci! dan menengah mebe! dan
c.
b.
Penelitian
Ientang
dan
pola
ukir sebagai motor penggerak ekonomi
pengembanmgan
kerakyatan.
menengah (IKM) mebel dan ukir di Kabupaten
.
industri
kecil
dan
Menyusun pola pengembangan industri
Jepara disusun dengan kerangka analisis
kecil dan menengah sebagai motor
sebagai berikut:
DJSPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010
65
Gambar 1 Model Kerja Penyusunan Pola Pengembangan IKM
PROFIL IKM MEBEL DAN UKIR 1. Dimensi Mikro 2. Dimensi Makro
ANALISIS SWOT Identifikasi Key Factor for Succes 1. Internal (Strenght & Weakneses) 2. Eksternal (Opportunities & Threaths)
POLA PENGEMBANGAN IKM MEBEL DAN UKIR 1. Dasar Pemikiran 2. Strategi Pengembangan 3. Program Pengembangan 4. Kegiatan dan Implementasi Penelitian profil IKM, mendiskripsikan secara secara kualitatif dan kuantitatif kondisi IKM mebel dan ukir di wilayah Kabupaten Jepara. Dalam dimensi mikro, didiskripsikan kondisi industri
l dan menengah dari sisi
kegiatan pemasaran, produksi, pengelolaan keuangan, kewirausahaandan dukungan infrastruktur pemerintah Kabupaten Jepara. Dalam dimensi makro, mendiskripsikan potret IKM mebel dan ukir, unit usaha, investasi, produksi,
bahan, tenaga kerja,
dan
pemasaran dalam dan luar negeri. Temuan
penelitian
Menurut Philip Kotler (2000: 88) evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman disebut analisis SWOT. Menurut Mudrajat Kuncoro (2005: 51) Analisis
SWOT
(Strength,
Weaknesses, Opportunities dan Threats) biasa digunakan untuk
mengevaluasi
kesempatan dan tantangan di lingkungan bisnis maupun pada Ingkungan internal perusahaan. Karakteristik atau profil industri kecil dan menengah selanjutnya menjadi dasar dalam melakukan analisis SWOT
yang
(Strength, Weaknesses, Oppotunities and
menggambarkan karakteristik (profil) IKM
Treaths). Anatisis lingkungan internal industri
mebel dan ukir di wilayah Kabupaten Jepara
kecil dan menengah diidentifikasi berbagai
selanjutnya menjadi dasar dalam melakukan
faktor yang
analisis SWOT.
kelemahan. Analisis lingkungan eksternal
menjadi
kekuatan
dan
AnalisisSWOT 66
DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010
mendiskripsikan peluang dan ancaman.
status hukum badan usaha (2,0),
Secara kuantitatif, faktor-faktor yang
pengelolaan (3,0), profesionalitas(7,5),
menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan
pengupahan (2,5), dan Sumber Daya
ancaman diberikan pembobotan kontribusi
Manusia(5,0).
dan probabilitas. Dari hasil analisis SWOT akan menentukan arah strategi
3.
Produksi memiliki bobot : 15, meliputi :
pola
jenis produksi (2,0), volume (2,0),
pengembangan industri kecil dan menengah.
kualitas (3,0),bhan (2,0), teknologi (3,0), dan perluasan produksi (3,0).
Secara kuantitatif faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan
4.
Modal memiliki bobot :15, meliputi :
ancaman IKM mebel dan ukir diberikan
kecukupan (7,5),kepercayaan pihak lain
pembobotan kontribusi dan probabilitas.
(4,0),pengembangan sumber (3,5).
Pembobotan kontribusi dilihat dari sisi fungsi
5.' Kewirausahaan memiliki. bobot : 15,
ekonomi dari setiap indikator dalam siklus
meliputi: motif usaha (5,0), inovasi (5,0),
kegiatan bisnis IKM mebel dan ukir, yang
pemecahan masalab (2,0), dan jaringan
diukur dalam skala 0 sampai dengan 100.
usaha (3,0).
Probabilitas memperlihatkan kondisi riel IKM
6.
Dukungan infrastruktur memiliki bobot :
mebel dan ukir dalam melakukan bisnis, yang
10, meliputi : ketersediaan (3,0),
diukur dalam skala 0,00 sampai dengan 1,00.
kemanfaatan (4,0) dan pengembangan
Penetapan bobot kontribusi dalam siklus bisnis IKM mebel dan ukir dengan
(3,0). Faktor-faktor yang diidentifikasikan
kriteria sebagai berikut:
sebagai kekuatan dan peluang memiliki ntlai
1.
positif (+) dan faktor kelemahan dan ancaman
2.
Marketing memiliki bobot: 25, meliputi: akses ekspor (7,5), pasar lokal (7,5),
memiliki ntlai negatif (-). Selanjutnya kondisi
promosi (3,0), sertiflkasi produksi (2,0),
lingkungan
dan perluasan pasar (5,0).
diperhitungkan bobot tertimbang (rata-rata)
Manajemen memiliki bobot: 20, meliputi
dengan formulas!:
internal
dan
eksternal
BOBOTTERTIMBANG = KONTRIBUSI X PROBABILITAS
Hasil daripada analisis SWOT akan menentukan
arah
strategi
pola
pengembangan IKM mebel dan ukir. Berbagai DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010
altematif arah strategi pola pengembangan IKM dinyatakan dalam gambar sebagai berikut: 67
Gambar 2 Alternatif Strategi Pengembangan IKM
OPPORTUNITIES * Bertahan dan Bertumbuh
Berkembang / Ekspansi
WEAKNESSES *Likuidasi Usaha
STRENGTHS * Bertahan THREATHS
Pilihan
strategi
meliputi pertumbuhan,
pengembangan
tidaklangsung
pemberdayaan
4.
sumber daya, bertahan dan likuidasi. Stategi
5.
kebijakan pertumbuhan dilakukan jika industri kecil dan
menengah dalam
kondisi
menghadapi kelemahan internal
Rasio modal sendiri dengan modal ekstern minimal 60 %
6.
tetapi
memiliki peiuang yang relatif cukup baik.
Jumlah tenaga kerja maksimal 20 orang
Omzet
penjualan
maksimal
Rp.
500.000.000 per tahun Populasi dan Sampel
Strategi bertahan diperlukan jika memiliki
Populasi adalah wilayah generalisasi
kekuatan internal namun menghadapi
yang terdisi atas; obyek / subyek yang
ancaman dari iuar unit usha. Diiikuidasi atau
mempunyai kuantitas dan
ganti usaha jika tidak memiliki kekuatan dan
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
karakteristik
menghadapi ancaman ekstemai yang relatif
dipelajari
kompleks (Andre Sundriyo, 1999)
kesimpulannya (Sugiyono,1999). Populasi
Metode Penelitian
dalam penelitian ini adalah seluruh industri
KonseptuaiisasiVariabelPenelitian
kecil dan menengah mebel dan ukir yang
Profil industri kecil dan menengah
sebagai
kemudian
ditarik
berada di wilayah Kabupaten Jepara.
mebe! dan ukir yang tersebar di wilayah kabupaten Jepara ditetapkan
dan
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
variabel tunggal penelitian. Adapun yang
tersebut
dimaksud profil industri kecil dan menengah
penetapan sampling dengan teknik cluster
adalah karakteristik industri kecil dan
random sampling. Dalam penelitian ini
menengah yang melakukan
kegiatan
sampel diambil dari setiap wilayah dengan
produksi dan pemasaran mebel dan ukir
memperhatikan secara ekonomis yang
dengan kriteria sebagai berikut
memiliki potensi untuk berkembang sebanyak
1.
Pemiiikan usaha perorangan
atau
kelompok 2.
Bentuk hukum usaha bukan perseroan
3.
Akses perdagangan impor dan ekspor
r»8
(Sugiyono,
1999).
Metode
100 industri kecil dan menengah mebel dan ukir. Pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi dan studi lapangan yang DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010
dilakukan dengan menggunakan observasi,
langsung dalam siklus bisnis usaha kecil dan
angket dan wawancara langsung dengan
menengah (Kusjadi, 2001).
Pengusaha Industri Mebel dan Ukir yang
Dimensi Mikro
tersebar di wilayah kabupaten Jepara, yang
Dimensi mikro industri kecil dan menengah
ditetapkan sebagai sampel penelitian.
dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu
Metode Analisis Data
kondisi agregat dan kondisi parsial dari setiap
Untuk mencapai tujuan
penelitian
dilakukan analisis diskriptif kualitatif dan analisis SWOT.
1.
Kondisi agregatif
ini
dirasakan industri kecil dan menengah
digunakan
untuk
menggambarkan profil (potret)
secara
kuantitatif dan kualitatif kondisi industri kecil
dalam mempertahankan dan atau memperkuat pertumbuhan usaha. a.
Konsepsi culture product seperti
b.
Komitmen daripada IKM memenuhi
dan menengah mebel dan ukir baik secara mikro dan makro ekonomi.
"Jepara Kota Ukir"
Analisis SWOT Karakteristik
kebutuhan pasardari sisi jumlah, industri
kecil
dan
variasi dan
menengah mebel dan ukir selanjutnya diidentifikasi key factor succes yang menjadi kekuatan
memperlihatkan
keadaaan yang secara menyeluruh
Analisis Diskriptif-Kualitatif Analisis
industri kecil dan menengah.
(strenght),
kualitasmerupakan
dayatarikpasar. c.
kelemahan
Keterlibatan secara fungsional keiuarga dalam siklus usaha ikut
(weaknesses), peluang (opportunities) dan
menekan biaya-biaya yang pada
tantangan Threaths). Berdasarkan key factor
akhirnya memperkuat dayasaing
succes dilakukan pembobotan dari sisi kontribusi dan probabilitasnya. Kontribusi
penjualan produk. d.
(sumbangan) yang dimaksudkan adalah
Dukungan skill tenaga kerja lokal memberi ciri khas (keunggulan,
fungsi ekonomis setiap indikator dalam siklus
b r e n c h
bisnis
eksklusifitasproduk IKM mebel dan
industri kecil dan menengah.
Probabilitas yang dimaksudkan ialah kondisi real industri kecil dan menengah dalam siklus
m a r k i n g )
ukir. e.
Mentalitas wirausaha IKM daalam
bisnis.
wujud daya juang dan keinginan
Hasil Temuan dan Pembahasan
untuk berkembang merupakan
Hasil Temuan
kekuatan.
Kondisi industri kecil dan menengah
f.
Variasi
sistem dan
pengupahan
diklasifikasikan dalam dimensi mikro dan
(borongan
kemisan)
makro. Aspek-aspek yang nampak dalam
memberikan motivasi kuat para
kajian ini meliputi berbagai komponen yang
tenaga kerja dalam pencapaian
terkait baik secara langsung dan tidak
target produksi dan sisi jumlah,
DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010
"
"
69
2001)
variasi dan kualitas yang dibutukan
AnalisisSWOT
pasar. g.
h.
i.
nformasi
Temuan analisis dari penelitian profil
manajemen hargadan pasar bahan
Keterbatasan sistem
industri kecil dan menengah Mebel dan Ukir di
serta produk berakibat nilai tukar
Kabupaten Jepara ditindaklanjuti dengan
produk relatif rendah.
analisis lingkungan internal dan eksternal.
Ketergantungan bahan baku dan
Penetapan strategi pola pengembangan
bahan penolong dari daerah lain.
industri kecil dan menengah Mebel dan Ukir
Keengganan
secara kuantitatif memperhatikan kondisi
berorganisasi
memperlemah jaringan pemasaran,
internal dan eksternal dengan kriteria sebagai
pengembangan
berikut:
produk
dan
penguatan sumber modal. 2.
1.
Store 1 sampai dengan 15, memiliki
Kondisi parsial industri kecil dan
peluang strategi pengembangan pasar
menengah mebel dan ukir, yaitu:
dengan dukungan pemberdayaan dalam
a.
Industri yang menjadi atmosfir
bentuk:
tumbuhnya wirausaha.
a.
b.
Eklusifitas
produk
dengan
yang
karakteristik klasik dan modern
b.
,
Memasuki pasar ekspor melalui jejaring tidk langsung dalam bentuk
Ketergantungan dengan
truste.
usaha
besar berakibat harga menjadi
c.
rendah. e.
prasyarat
manajemen dan
peningkatan posisi kredit.
Inovasi yang menambah daya tarik produk.
d.
merupakan
berfungsinya
dengan harga yang relatif murah. c.
Peningkatan status badan hukum
Memantapkan
daya
juang
kewirausahaan
Ecolabeling
2.
Store = 15, memiliki peluang strategi
Dimensi Makro
pengembangan pasar dengan dukungan
1.
Ketidakpastian situasi politik nasional
pemberdayaan dalam bentuk:
mempengaruhi animo
masyarakat
a.
internasional
melakukan
dalam
yang
hubungan ekonomi. 2.
Ketidakstabilan nilai tukar
prasyarat
manajemen dan
peningkatan posisi kredit.
rupiah b.
Memasuki pasar ekspor melalui
Keterbatasan sumber bahan baku dan
jejaring langsung dengan akses
ongkos tenaga kerja yang semakin
informasi dalam bentuk asosiasi,
meningkat.
internet dan penjualan langsung.
4.
Deregulasi perijinan usaha
5.
Kebijakan fiskal dan moneter (Kusjadi,
70
merupakan
berfungsinya
terhadap valuta asing. 3.
Peningkatan status badan hukum
Perhitungan bobot dan penampilan (probabilitas) dari analisis lingkungan internal DISPROTEK Vol. I, No. 1, Juli2010
dan
eksternal
serta
strategi
pola
pengembangan industri kecil mebel dan ukir
di Kabupaten Jepara, dapat dirangkum sebagai berikut :
Tabel 1 Strategi Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Mebel dan Ukir NO. 1. 2.
KETERANGAN
JML RERATA
Analisis Lingkungan Internal
20.45
Analisis Lingkungan Eksternal
05.10
Total
25.55 2
Strategi
Pembahasan
dan menengah Kabupaten Jepara adalah
Arah Pengembangan Industri Kecil dan
penguatan dan pemantapan mentalitas dan
Menengah Mebel dan Ukir
daya juang kemandirian sebagai sosok
Pola pengembamngan industri kecil
kewirausahaan
untuk
tumbuh
dan
dan menengah mebel dan ukir sebagai motor
berkembang sesuai sumber daya internal dan
penggerak ekonomi kerakyatan di Kabupaten
eksternal dengan memanfaatkan peluang
Jepara mengarah kepada : penguatan
otonomi ekonomi regional dan globalisasi
industri kecil dan menengah mebel dan ukir
(Indagkop Jepara, 2007).
yang semakin tangguh dan tumbuh dari sisi
Kebijakan pengembangan industri
perluasan pasar, efisiensi pemberdayaan
kecil dan menengah mengarah terbentuknya
sumber daya dan memberikan multiplier
dan pertumbuhan sektor industri kecil dan
effect sebagai motor penggerak ekonomi
menengah yang lebih kuat dan luas dalam
kerakyatan.
mengolah berbagai sumber daya internal dan
Arah pengembangan ini menjadi
eksternal dengan memanfaatkan peluang
muara strategi, kebijakan dan pemberdayaan
ekonomi regional dan globalisasi. (Indagkop
program pengembangan industri kecil dan
Jepara, 2007).
menengah mebel dan ukir sebagai motor
Program pengembangan industri kecil
penggerak ekonomi kerakyatan di Kabupaten
dan menengah di Kabupaten Jepara disusun
Jepara.
dalam substansi aktivitas yang realistis,
Strategi,
Kebijakan
dan
Program
Pengembangan Strategi mendiskripsikan pola yang menjadi acuan dalam menyususn kebijakan
terukur dan berkembang dalam siklus dan jejaring bisnis secara vertikal atau horisontal dalam paradigma perluasan pasar domestik dan global (Indagkop Jepara, 2007).
dan program yang konsisten dengan
Diskripsi strategi, kebijakan dan
perwujudan arah yang menjadi muara
program pengembangan industri kecil dan
pengembangan suatu aktivitas. Secara
menengah dinyatakan dalam gambar sebagai
umum strategi pengembangan industri kecil
berikut:
DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010
71
Gambar 3 Bagan Pola Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Mebel dan Ukir di Kabupaten Jepara
Kebijakan
Program
Indikator
£
Verifikasi ]
Umpan Balik Pola pengembangan industri kecil dan
penguatan usaha industri kecil yang
menengah mebel dan ukir sebagai motor
semakin tangguh dan tumbuh dari sisi
penggerakekonomi kerakyatan di Kabupaten
pertuasan
Jepara, dengan strategi "pengembangan
pemberdayaan sumber
industri kecil dan menengah mebel dan ukir di
memberikan
Kabupaten Jepara sebagai core bisnis
pertambahan
unggulan", disajikan dalam tabel 2. 5.
Startegi pengembangan IKM mebel dan
(IKM) Mebel dan Ukir yang tersebar di menjadi
Saran-Saran 1.
Otonomi
ekonomi
ekonomi
Perlunya
sosialisasi
konsep
pengembangan di kalangan aparatur regional
globalisasi menjadi dimensi penyusunan
pemerintah daerah dan stake holder
dan
terkait.
makro pola
2.
Perbaikan,
pemeliharaan
dan
pengembangan IKM.
pembangunan fasilitas
Penyusunan pola pengembangan yang
sehingga dapat menumbuhkembangkan
dalam arah, strategi, kebijakan dan
IKM..
program
berdasarkan
analisis
3.
infrastruktur
Penyusunan Peraturan Daerah yang
lingkungan internal dan eksternal yang
mampu memberikan
diukur
kepada IKM mebel dan ukir dari sisi
dalam dimensi
kontribusi
fungsional dan probabilitas kondisi riel
kelembagaan,
perlindungan
sertifikasi
produk,
IKM yang bersangkutan.
perlindungan tata niaga, pemasaran dan
Arah pengembangan IKM mebel dan
pengembangan sumber modal.
Ukir di Kabupaten Jepara 72
effect sebagai
ukir di Kabupaten Jepara adalah strategi
pengembangan IKM.
4.
multiplier wirausaha
pertumbuhan.
dimensi mikro ekonomi penyusunan pola
3.
daya dan
Kondisi riel Industri Kecil dan Menengah
wilayah Kabupaten Jepara
2.
efisiensi
penggerak ekonomi kerakyatan.
Kesimpulan 1.
pasar,
adalah DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli2010
Daftar Pustaka Andre Sundriyo, 1999, Manajemen Petnasaran Mebel Global Badan Pusat Statistik, 2007, Jepara Tahun 2007, Jepara Indagkop, 2008, Kebijakan Usaha Kecildan Menengah diKabupaten Jepara, Jepara Kusjadi, 2001, Pola Pengembagan Pengusaha Industri Kecildi kabupaten Jepara, Jepara Martin Perry, 2000, Mengembangkan Usaha Kectt Dengan Memanfaatkan Berbagai Bentuk Jaringan Ekonomi, Raja Grafindo Persada, Jakarta Masri Singarimbun, Sofian Effendi, 1989, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta Mudrajad Kuncora, 2005, Strategi; Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif?, Eriangga, Jakarta Philip Kotler, 2000, Manajemen Pemasaran 1, Prenhalindo, Jakarta Sugiyono, 2000, Metode Penelitian Administrasi.Mabeta, Bandung
DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010
73