POLA PENGATURAN PEMANFAATAN SUMBER-SUMBER AGRARIA SERTA IMPLIKASINYA PADA KEBERLANJUTAN KELOMPOK SOSIAL DAN KELESTARIAN ALAM (Studi kasus pada masyarakat di dua desa di sekitar kawasan TNLL Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah)
Oleh : Joula Olvy Maya Sondakh
PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2002
ABSTRAK JOULA O.M. SONDAKH. F'ola Pengaturan Pemanfaatan Sumber-Sumber Agraria serta lmplikasinya patja Keberlanjutan Kelompok Sosial dan Kelestarian Alam (kasus pada masyarakat di dua desa di sekitar kawasan TNLL Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi T'engah). Dibawah bimbingan Dr. M.T. Felix Sitorus dan Dr. Endriatmo Soetarto. Masyarakat sekitar kawasan TNLL, terutama di Kecamatan Palolo Kabupaten Dongala meruplakan masyarakat heterogen yang terdiri dari bermacam-macam suku. Ragam suku datang ke sana melalui program transmigrasi pemerintah maupun migrasi spontan. Penelitian ini berusaha mempelajari bagaimana masing-masing kelompok sosial kesukuan dalam pengaturan dan pemanfaatan sumber-sumber agraria di desa-desa pinggiran hutan. Di samping itu beruseiha mempelajari aktualisasi dari keberadaan pola pengaturan pemanfaatan sulnber-sumber agraria tersebut mampu menjamin kelangsungan hidup warga masing-masing kelompok kesukuan termasuk kepentingan aspek kelestaria~nalamnya. Penelitian yang dilaksanakan di Desa Sintuwu dan Berdikari Kecarr~atanPalolo ini menerapkan pendekatan kualitatif dengan strategi studi kasus. Seluruh informasi dikumpulkan dengan menggunakan metode-metodt?pengamatan, wawancara mendalam, dan analisis dokumen. Desa-desa penelitiar~terbentuk pada awal tahun 1960-an. Di Desa Sintuwu suku Kaili Taa merupakan perintis atau pembuka desa. Menyusul kemudian adalah suku-suku Bugis, Kulawi, Kaili Tara, Kaili Ledo, Kaili Ija, Manado, Cina, Mori, Sunda, Toraja, dan Bali. Sedangkan di Desa Berdikari suku Kulawi merupakan perintis pelnbukaan desa. Suku-suku Bugis, Toraja, Manado, Mori, Kaili Daa, Jawa, dan Bali kemudian datang menyusul. Ego-etnis mulai terlihat dengan terjadinya pengelompokan eksklusif tiap kelompok sosial dalam pola pemukiman. Demikian juga tidak terlihat adanya perbauran adat istiadat sejak pembauran antar suku setempat. Masing-masing kelompok kesukuan menjalanltan adat istiadat asli dari desa lama. Selain faktor kesukuan, kemajemukan juga muncul dalam tingkat perekonomian. Mayoritas warga suku Bugis memiliki tingkat perekonomian yang jauh lebih baik dari suku-suku lainnya. Suku ini memiliki etos kerja tinggi, senang menabung, terbuka terhadap arus modemisasi, serta cenderung mengejar surplus dalam kegiatan pertanian dan perdagangan. Sebaliknya suku Kaili Taa dan Kulawi, yang merupakar~suku-suku mayoritas di kedua lokasi penelitian, cenderung subsistensi walaupun saat ini mulai tampak sejak peralihan ke arah komersialisasi. Kebudayaan suku Kaili dan Kulawi merupakan referensi masyarakat pegunungan yang mengandalkan kegiatan ladang berpindah. Sebaliknya suku Bugis, kebudayaan mereka mereferensikan kegiatan bersawah, berdagang dan merantau. Kebudayaan-kebudayaan tersebut berbaur di desa yang baru dan saling mempengaruhi. Akhirtiya terjadi suatu adaptasi antar tradisi budaya masing-masing kelompok sosial tersebut, disesuaikan dengan kondisi geografis (ketersediaan sumber daya alam). Di Desa Berdikari, adaptasi cukup tinggi teQadi pada suku Kulawi yanig berusaha mengadopsi budaya bersawah yang dilakukan Bugis di desa baru. Sementara di Desa Sintuwu, adopsi penanaman sawah oleh suku Kaili Taa telah dilakukan sejak kedatangan seorang penduduk dari Desa Pandere Kecamatarl Biromaru sejak tahun 1964. Namun kegiatan baru dilakukan beberapa warga saja. Keaktifan banyak warga suku Kaili Taa dalam
kegiatan penanaman sawah tampak setelah berbaur dengan suku Bugis yang memiliki inti budaya bersawat~dari desa asal. Di Desa Sintuwu, jika suku Kaili Taa dan Kulawi secara total meninggalkan kebudayaan peladang berpindah, maka begitu pula yang terjadi dengan suku Bugis. Suku ini secara total meninggalkan kebudayaan bersawah dengan berkebun kakao. Jika suku Kaili Taa dan Kulawi mengganti budaya peladang berpindah dengan bersawah karena alasan subsistensi dan komersialisasi, lain halnya tlengan suku Bugis yang memiliki tujuan utama komersialisasi dari pergantian~usaha pertanian tersebut. Hubungan sosial merupakan sarana akses memperoleh sumber daya sosial dan ekonomi. Hubungan sosial yang tampak pada kajian ini adalah pembentukan suatu pengatumn bersama terhadap pemanfaatan sumber-sumber agraria khususnya menyangkut penguasaan dan pengusahaan tanah serta hubungan produksi. Perangkat aturan ini mengikat dan dipatuhi oleh masyarakat. Aturan-aturan tersebut mener~tukantata cara kerja sama dan koordinasi anggota masyarakat dalam pemanfaaitan sumber daya serta membantu mereka dalam menentukan hak serta kew'ajiban masing-masing. Pengaturan ini menjamin kehidupan sosial ekonomi petani dan keluarganya agar tetap bertahan dan menancapkan suatu solidarita~skomunitas. Karenanya, pada sebagian komunitas yang terlibat di dalamnya, mengandalkan sikap kepatuhan terhadap pengaturan sosial bersama ini. Karena t~egituefektifnya maka mekanisme pengaturan itu telah melembaga dalam masyarakat. Aturan penguasaan seperti kepemilikan dan cara memperoleh, sewa menyewa yang dikenal dengan istilah bapajak, sakap menyakap, hak pakai, serta berbagai pengaturan tczrhadap Taman Nasional Lore Lindu serta Hutan Produksi Terbatas. Sedangkian aturan pengusahaan menyangkut peruntukkan tanah, pergiliran tanaman, serta penggunaan teknologi. Sementara aturan hubungan kerja pertanian menyangkut hubungan kerja dalam kegiatan bapetak, bapalus, pembagian kej a serta hubungan dengan pedagang dan pelepas uang. Pola pengaturan yarlg dijalankan dalam pemanfaatan sumber-sumber agraria tersebut menunjukkarr adanya ketidak teraturan. Hal ini ditunjukkan oleh berbagai ketentuan yang berbeda dalam suatu aktifitas kelembagaan agraria yang dijalankan. Hal lainnya dalam kepemilikan tanah. Pada areal yang baru dibuka pertama kali, pada banyak kasus, telah menjadi tradisi bahwa rumah tangga petani yang membersihkan lahan apakah lahan di daerah datar ataupun hutan yang diketahui belum dimiliki oleh seseorang- berhak untuk dimiliki, digunakan, bahkan dtwariskan kepada generasi berikutnya. Jual - beli tanah, monjadi fenomena yang banyak terjadi dalam usaha memperoleh lahan. Hal demikian membuat keadaan semakin terdesak bagi penduduk sekitar hutan, sehirlgga daerah jangkauan pembukaan lahan semakin jauh masuk ke arah hutan yang telah diklaim pemerintah sebagai hutan TNLL di bagian Desa Sintuwu dan HF'T di Desa Berdikari. Faktor penjualan tanah akibat kegiatan seremonial dan akumulasi tanah untuk pewarisan menjadi salah satu penyebab terjadinya pembukaan hutan. Pemilikan individu terhadap tanah sangat tampak, baik milik peniduduk berdomisili maupun tanah guntai yang cukup mendominasi. Saat penelitian berlangsung, hak individu penduduk 'asli' mulai banyak bergeser ke para imigran yang mulai berada dalam jumlah yang besar. Jaringan sosial bersifat horisontal terlihat pada kasus pengaturan pemanfaatan sumber-sumber agraria. Jaringan ini terdiri dari jaringan kekerabatan. Hubungan keke~abatan tersebut berpengaruh nyata pada pemilihan tenaga kerja pertanian dan keterlibatan dalam kegiatan kelembagaan agraria. Sebenarnya kelemt~agaan agraria dapat menjadi faktor integrasi sebagai dampak dari keheterogenan suku. Karena dalam pengaturannya, tidak
-
melihat anggota berdasarkar~suku. Namun tidak semua suku ingin bergabung ke kelembagaan yang telah dibentuk ini. Perbedaan status ekonomi telah menjadi jurang pemisah. Hak pakai atau ha~kmengelola hutan yang diberikan kepala desa, berimplikasi terhadap perrlbukaan hutan dan di satu sisi menciptakan ketegangan sosial antar kelompok sosial. Ketegangan ini muncul karena izin hak pakai hanya diberikan pada suku tertentu yang memiliki jaringan sosial kekerabatan dengan kepala desa. Pola pengaturan pemanfaatan sumber-sumber agraria memiliki beberapa implikasi antara lain; ( I ) Akses masyarakat terhadap hutan TNLL dan HPT. Faktor demografi derlgan terjadinya tekanan penduduk terhadap tanah akibat arus migrasi masuk yang cukup besar, keterdesakan ekonomi, kegiatan sosial, serta faktor struktural sejak dari desa asal menjadi penyebab terjadinya perambahan terhadap hutani TNLL dan HPT. Keterbukaan pemanfaatan hutan tersebut juga dipengaruhi dengan adanya pemberlakuan hak pakai dari pemerintah desa. (2) lkatan terhadap tanah. Tanah telah dijadikan aset komersial yang diperjual-belikan untuk memenuhi kebutuhan seremonial pada suku Kaili Taa dan Kulawi, tanah sebagai faktor produksi untuk kehidupan subsistensi dan komersialisasi (semua suku), dan tanah sebagai aset warisan (suku Kulawi). (3) Diversifikasi tanaman. Lebih diakibatkan karena komersialisasi dalam bidang pertanian. (4) Diversifikasi ~~ekerjaan. Terjadi pada beberapa suku (Cina dan Bugis) yang tidak memiliki keinginan merambah hutan dengan menciptakan kelas pedagang dalam masyarakat yang memang telah menjadi referensi kebudayaan mereka sejak di desa asal, sebaliknya pada suku tertentu (Kaili Taa dan Kulawi) izin hak pakai terhadap hutan telah meciptakan kelas perambah hutan dalam masyarakat. dan (5) Teknologi lokal. Masih terjadinya sistem tebang-bakar terhadap pembukaan hutan untuk lahan pertanian yang memiliki kecenderungan negatif dari aspek kelestarian alam. Selain itu, teknologi lokal juga telah berlaku dalam kegiatan pengolahan pasca panen hasil hutan dalam skala rumah tangga. Dari keseluruhan implikasi tersebut terhadap keberlanjutan kehidupan masyarakat dan alam, yaitu 1) Aspek ekonomi, berarti menjamin kelangsungan pangan dan surplus masyarakat saat itu; 2) Aspek sosial, lahan dan hasilnya dapat dipergunakan untuk investasi in-material; serta 3) Aspek lingkungan, untuk jangka panjang lebih kepada~terjadinya kerusakan lingkungan dan mengancam keberlangsungan alam itu sendiri serta masyarakat yang berada di sekitamya.
POLA PENG,ATURANPEMANFAATAN SUMBER-SUMBER AGRARIA SERTA IMPLIKASINYA PADA KEBERLANJUTAN KELOM[POK SOSIAL DAN KELESTARIAN ALAM (Studi kasus pada masyariikat di dua desa di sekitar kawasan TNLL Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah)
Oleh : Joula Olvy Maya Sondakh 99141
Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Pasc:a Sarjana, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUD1 SOSIOLOGI PEDESAAN PROGRQMPASCA SARJANA INSTITUrrPERTANIAN BOGOR 2002
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan t~ahwatesis yang berjudul :
POLA PENGATURAN F'EMANFAATAN SUMBER-SUMBER AGRARIA SERTA IMPLIKASINYA PADA KEBERLANJUTAN KELOMPOK SOSIAL DAN KELESTARIAN ALAM (Studi kasus pada masyarakat di dua desa di sekitar kawasan TNLL Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah)
Adalah benar merupakan ha~silkarya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, Pebruari 2002 .,
JOULA OLVY MAYA SONDAIU NRP. 99141
Judul Tesis
: POLA PENGATURAN PEMANFAATAN SUMBERSUMBER AGRARIA SERTA IMPLIKASINYA PADA SOSIAL DAN KEBERLANJUTAN KELOMPOK KELEISTARIAN ALAM (Studi kasus pada masyarakat di dua desa di sekitar kawasan TNLL Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tenga~h)
Na ma
: JOULA O L W MAYA SONDAKH
Nomor Pokok
: 99141
Menyetujui 1. Komisi Pe bimbing
K'
Dr. M.T. Felix Sitorus Ketua
Ketua Program Studi Sosiologi Pedesaan
--
Dr. M.T. Felix Sitorus
Tanggal lulus : 6 Pebman 2002
~rf~ncbathoboetarto
Penulis dilahirkan di Manado pada tanggal 9 Juli 1969 dari ayah bernama Johanis Alexander Sondakh dan ibu bemama Magrietje Anie Kasenda. Pendidikan SD GMlM XXXlV IManado lulus 1982, SMP N. IV Manado lulus tahun 1985, SMA N. V Manado lulus tahun 1988 dan pada tahun yang sama diterima di Fakultas Perikanan Unsrat dan lulus Januari 1993.
-
Pada tahun 1993 1997 bekerja di IPPTP Kalasey Sulawesi Utara, dan tahun 1997 sampai sekaran~gbekerja di BPTP Biromaru Sulawesi Tengah. Kedua instansi tersebut berlindung di Badan Litbang Departemen Pertanian. Tanggal 3 April 1993 menikah dengan Dwi Kresjono Moeljono dan tanggal 16 Januari 1995 dikaruniai seorang putri bemama Andrea Eka Magrie Moeljono.
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Bapa Yang Di Surga, atas cinta kasih dan berkat-Nya sehinglga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini merupakan h~asilpenelitian yang dilakukan pada masyarakt yang berada di pinggiran Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) Sulawesi Tengah sejak pertangahan April 2001 - akhir Juli 2001. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bimbingan, pengarahan serta masukan terutama kepada Bapak Dr. M.T. Felix Sitorus dan Dr. Endriatmo Soetarto sebagai komisi pembimbing sejak pembimbingan proposal hingga penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bagian Proyek ARMP-II Badan Litbang F'ertanian atas dukungan seluruh dana sampai selesainya masa perkuliaha~i,juga Kepala BPTP Biromaru, serta rekan-rekan kerja yang penulis rasakan sangat membantu selama masa studi berlangsung. Ucapan yang sama penulis juga sampaikan kepada seluruh pengelola Proyek STORMA (Stability of Rain Forest Margin) proyek kerja sama penelitian Indonesia (IPB-UNTAD) dan Jerman (Goettingen-Kassel University), atas bantuan dana penelitiannya, serta rekan-rekan yang turut membantu di lapangan selama kegiatan penelitian berlangsung. Masyarakat Palolo serta seluruh petugas dari beberapa instar~sipemerintahan, beberapa LSM Sulawesi Tengah, serta pengelola koran Mercusuar Palu yang semuanya sangat koperatif. Rekan-rekan kost (Vlera, Otje dan Trie), rekan-rekan asrama Sulut di Bogor, dan rekan lainnya yang telah sangat banyak membantu selama masa studi. Terima kasih, semua itu tak mungkin kulupakan. Rasa hormat dan sayang buat suamiku dan anakku Dea atas izin, dorongan, doa, dan dananya selama studi dan untuk selalu terus. Buat mami dan papi tercinta yang tidak perniah lelah memberi kasih sayang serta dukungan doa (dan juga dana), kakak-kakakku beserta keluarganya, dan adikku Lili. Juga keluarga besar Moeljono. Aku mencintai kalian, selamanya. Semoga tesis ini berrr~anfaatbagi yang memerlukannya.
Bogor, Pebruari 2002
Penulis
DAFTAR IS1
DAFTAR TABEL.......................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xiv
PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 Latar Belakang................................................................................
i
Masalah Penelitian..........................................................................
3
Tujuan Penelitian .............................................................................
4
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 5 Komunitas Sosial ............................................................................. Kehidupan Subsistensi dan Komersialisasi dalam Pemanfaatan Sumber-sumber Agraria ............................................ Pola Pengaturan Pemanfaatan Sumber-Sumber Agraria ............... Keberianjutan Masyaralqat dan Sumber-Sumber Agraria ................ METODOLOGI PENELITIAN.................................................................... Kerangka Pemikiran........................................................................ Metode Penelitian ........................................................................... GAMBARAN UMUM WILAYAH ................................................................ Kondisi Geografis dan Karakteristik Sumber-Sumber Agraria ......... Sejarah Migrasi Kelomplok Sosial dan Pembentukan Desa Baru ....................................................................................... Kondisi Demografis ......................................................................... Karakteristik Kelompok Sosial ......................................................... Kelembagaan Masyaraltat............................................................... Rangkuman.....................................................................................
5
POLA PENGATURAN PEMANFAATAN SUMBER-SUMBER AGRARIA . Latar Belakang Ekologi Budaya Tiap Kelornpok Sosial................... Lahan Pertanian.............................................................................. Rangkurnan..................................................................................... IMPLlKASl POLA PENGATURAN PEMANFAATAN SUMBER SUMBER AGRARIA DAN KEEjERLANJUTAN KEHIDUPAN KELOMPOK SOSIAL DAN KELESTARIAN ALAM ................................... Akses Masyarakat terhatjap Taman Nasional Lore Lindu dan Hutan Produksi Terbatas................................................................. lkatan Terhadap Tanah .................................................................... Diversifikasi Tanarnan ...................................................................... Diversifikasi Pekerjaan.................................................................... Teknologi Lokal ............................................................................... Rangkurnan..................................................................................... KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................... Kesirnpulan ..................................................................................... Saran .............................................................................................. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. LAMPIRAN-LAMPIRAN.........................................
..................................
52
DAFTARTABEL
-'Te ks
Halaman
Metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian ......... Jumlah penduduk berdasarkan suku di Desa Sintuwu dan Berdikari, tahun 2000 20001 ..................................... Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Sintuwu, tahun 2000 .................................................. Jumlah persil, pemilik; dan luas tanah keseluruhan di Desa Sintuwu dan Berikari, 2001 .......................................... Luas dan distribusi kepemilikan tanah di Desa Sintuwu, 2001 ....................................................................... Kepemilikan tanah di desa Berdikari, 2001 .....................
-
Pemilikan tanah guntai di desa Berdikari, 2001
...............
Cara memperoleh tarlah setiap kelompok sosial di desa Sintuwu dan Berdikari, 2001 ........................................ Karakteristik kelompolk sosial dalam bentuk penguasaan tanah di desa Sintuwu, 2001 ....................................... Karakteristik kelompolk sosial dalam bentuk penguasaan tanah di desa Berdikari, 2001 ....................................... Jenis peruntukan tanish setiap kelompok sosial di desa Sintuwu dan Berdikari, 2001 ........................................ Jenis dan jumlah alat mekanisasi pertanian di Desa Sintuwu, 2001 .......................................................... Karakteristik kelompok sosial dalam bentuk hubungan kerja bapetak dan bapalus di Desa Sintuwu dan Berdikari, 2001 .
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Teks
Halaman
49
5.
................ Alur kerangka pemikiran ............ .................. ............... Keberadaan kelembalgaan masyarakat ............ .............. Kawasan HPT dilihat ldari wilayah dusun 2 Berdikari ...... ... Kawasan HPT dilihat ldari wilayah dusun 2 Berdikari .........
6.
Sistematika kegiatan bapetak di desa Sintuwu dan Berdikari
88
7.
Sejarah penetapan TFJLL versi masyarakat dan LSM Bantaya Palu ........................................................... Skema pengambilan kayu dalam areal TNLL ............... ...
102
I. Tingkatan pembuatan keputusan dan kegiatan
10
2.
16
3.
4.
8.
76
76
105
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Teks .
Halaman
........................ Peta lokasi penelitian penelitian (2) ........................ Peta lokasi pcenelitian penelitian (1)
............................ Peta desa Sintuwu ............................................... Peta desa Berdikari ............................................. Peta paduserasi lokasi penelitian
Karakteristik Uata guna lahan di Sintuwu dan Berdikari
.
......................... Peta jenis ko~noditasdesa Berdikari ....................... Peta jenis koinoditas desa Sintuwu
Tabel sejarah migrasi Berdikari kelompok sosial di desa Sintuwu dan Berdikari
.........................................
Contoh surat masih berlakunya adat dalam rnasalah
....... Pola pemukinian eksklusif kelompok sosial di Sintuwu .
perkawinan sluku Kulawi di Sintuwu dan Berdikari
Pola pemukin~aneksklusif kelompok sosial di Berdikari Tabel struktur kepemilikantanah di Sintuwu. 2001
......
............ Grafik kepem~ilikantanah (2) di Sintuwu. 2001 ............ Trend jual beli tanah di Sintuwu sejak 1995 - 2001 .... Grafik kepem,ilikan tanah (1) di Sintuwu. 2001
Tabel struktur kepemilikan tanah di Berdikari. 2001
. .
Grafik kepemilikan tanah di Berdikari (1) 2001
....
..........
.......... ................
Grafik kepem~ilikantanah di Berdikari (2) 2001 Bentuk surat 1:ransaksi bapajak di Sintuwu
.... Klipingan koran tentang TNLL ................................ Alat pemecah kakao suku Kulawi di Berdikari ............ Gambar sejarah penetapan TNLL versi pemerintah