JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
POLA PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) DAN STATUS GIZI IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU, KOTA SEMARANG Wardatus Zahro*) Dina Rahayuning Pangestuti**) Laksmi Widajanti**) *
)Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat, FKM UNDIP Semarang **
)Dosen Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat, FKM UNDIP Semarang Email:
[email protected]
Abstract: Breastfeeding mothers are the ones who belong to the vulnerable group of nutrition, because breast milk (ASI) which is the main food for infant obtained from the mothers. Research conducted in 2009 showed 34,6% of nursing mothers in Indonesia at risk of chronic energy deficiency (CED), especially predominant breastfeeding mothers. This research was conducted in Puskesmas Kedungmundu which aims to determine the relationship between breastfeeding pattern and maternal nutritional status. This type of research is an analytic observational with cross sectional approach. Samples were divided into two groups: non-exclusive breastfeeding and exclusive breastfeeding and obtained by purposive sampling number of 34 mothers. Data were collected through interviews and measurements of nutritional status using anthropometry methods then analyzed using univariate and bivariate analysis. Bivariate analysis using Chi Square and Rank Spearman correlation. BMI, MUAC, and percent body fat measurement results shows that there are 20,6% mothers were overweight in non-exclusive breastfeeding mothers, 17,6% mothers at risk of CED in non-exclusive breastfeeding mothers and 23,5% mothers experiencing over fat and obese on non-exclusive breastfeeding mothers. Statistical analysis showed there is no correlation between breastfeeding pattern with maternal BMI (p=0,132), there was no correlation between breastfeeding pattern with maternal MUAC (p=0,452) and there is no correlation between breastfeeding pattern with maternal percent body fat (p=0,730). Suggestions from this research are health centers are expected to reduce the nutritional problems in nursing mothers through increased coverage of exclusive breastfeeding, because exclusive breastfeeding is more effective maintaining maternal nutritional status in normal conditions. Keywords
: Maternal nutritional status, Breastfeeding, BMI, MUAC, Percent Body Fat
272
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
PENDAHULUAN Ibu
masalah
menyusui
kesehatan
seperti
merupakan
osteoporosis, kerusakan gigi dan juga
salah satu golongan yang termasuk ke
kekurangan energi kronis (KEK). Hasil
dalam kelompok rentan gizi, hal ini
penelitian yang dilakukan pada Tahun
sesuai
2009
dengan
amanah
undang-
menunjukkan
34,6%
ibu
undang kesehatan No.36 Tahun 2009
menyusui di Indonesia berisiko KEK
Bab VIII pasal 142 yang menyebutkan
terutama pada ibu yang menyusui
bahwa golongan yang termasuk ke
predominan.(2)
dalam kelompok rentan gizi meliputi
Penelitian
hubungan
pola
bayi dan balita, remaja perempuan,
pemberian ASI dengan status gizi ibu
ibu hamil dan ibu menyusui.
menyusui akan peneliti lakukan di
Kelompok rentan gizi adalah
wilayah
kerja
Puskesmas
suatu kelompok di dalam masyarakat
Kedungmundu dengan cara membagi
yang
responden menjadi dua kelompok
paling
gangguan
mudah
kesehatan
menderita atau
rentan
utama yaitu kelompok ASI ekslusif
karena kekurangan gizi. Ibu menyusui
dan non ASI eksklusif.
tergolong ke dalam kelompok rentan
Pengambilan lokasi penelitian
sebab ASI yang merupakan makanan
di
utama bayi diperoleh dari ibu. Oleh
Kedungmundu dilatarbelakangi oleh
sebab itu, ibu yang sedang menyusui
jumlah bayi usia 0-6 bulan yang
harus memperhatikan asupan zat gizi
sangat
yang dikonsumsi, sebab sekresi ASI
Puskesmas lain di Kota Semarang
rata-rata 800-850 ml per hari dan
yang pada Tahun 2014 mencapai
mengandung 60-65 kkal, protein 1-1,2
7,5% dari 13.194 jumlah bayi yang
g dan lemak 2,5-3,5 g setiap 100 ml.
lahir. Selain itu, penelitian terkait pola
Zat-zat ini diambil dari tubuh ibu dan
pemberian ASI yang dikaitkan dengan
harus
suplai
status gizi ibu menyusui belum banyak
Ibu yang tidak
dilakukan termasuk di wilayah kerja
digantikan
makanan sehari-hari.
dengan (1)
wilayah
mampu menggantikan zat gizi yang
Puskesmas
diberikan
Semarang.
kepada
bayi
berisiko
mengalami gizi kurang atau bahkan 273
kerja
besar
Puskesmas
dibandingkan
Kedungmundu,
Kota
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
METODE PENELITIAN
data hasil penelitian dilakukan dengan
Penelitian ini adalah survei analitik
dengan
Sectional
sistem komputerisasi menggunakan
rancangan
Cross
program SPSS dan disajikan dalam
dimana
data
bentuk tabel distribusi, tabel analisis
Study,
independennya yaitu pola pemberian
dan
ASI dikumpulkan dalam satu titik
menggunakan uji hipotesis yaitu Uji
waktu dengan data variabel dependen
Chi-Square untuk data kategori dan
yaitu
ini
korelasi rank spearman untuk data
wilayah
kerja
rasio yang tidak berdistribusi normal
Kedungmundu,
Kota
dengan
status
dilaksanakan Puskesmas
gizi.
Penelitian
di
Semarang menggunakan 34 orang
narasi.
tingkat
Analisis
data
kepercayaan
95%
(α=0,05).
sampel ibu menyusui yang dipilih secara
Purposive
primer
yang
Sampling.
dikumpulkan
Data
HASIL PENELITIAN
dalam
Karakteristik Umum Ibu Menyusui
penelitian ini meliputi pola pemberian
Sebagian besar ibu menyusui
ASI dan status gizi ibu menyusui. Data
berumur 26-35 tahun sebanyak 67,6%
status gizi dikumpulkan menggunakan
dengan tingkat pendidikan terbesar
metode antropometri berdasarkan IMT
yaitu lulusan sekolah menengah atas
(Indeks Massa Tubuh), ukuran lingkar
(SMA) sebanyak 61,8%. Sebagian
lengan atas (LILA) dan persen lemak
besar ibu pernah melahirkan lebih dari
tubuh ibu menyusui. Berat badan
satu kali (multipara) sebanyak 61,8%
diukur
menggunakan
dengan tipe keluarga yaitu keluarga
timbangan injak, tinggi badan diukur
inti (terdiri dari ibu ayah dan anak)
dengan
sebanyak 47,1%. Dilihat dari segi
dengan
menggunakan
mikrotoise,
LILA diukur menggunakan pita LILA
pekerjaan,
dan
diukur
berprofesi sebagai ibu rumah tangga
impedance
sebanyak 85,3%, namun penghasilan
persen
menggunakan
lemak
tubuh
body
analysis (BIA). Data pola pemberian
keluarga
ASI
sudah
dikumpulkan
wawancara
dengan
kepada
cara
responden
sebagian
mereka ≥
UMR
sebanyak 58,8%.
menggunakan kuesioner. Pengolahan 274
besar
sebagian Kota
ibu
besar
Semarang
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
parameter IMT (70,6%), LILA (70,6%) Kategori Umur 16-25 26-35 >35 Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah Tamatan SD Tamatan SMP Tamatan SMA Tamatan PT Paritas Primipara Multipara Tipe Keluarga Keluarga Inti Keluarga Besar Pekerjaan Tidak Bekerja Bekerja Pendapatan Keluarga
dan persen lemak tubuh (55,9%).
f
%
9 23 2
26,5 67,6 5,9
1 4 4 21 4
2,9 11,8 11,8 61,8 11,8
13 21
38,2 61,8
18 16
52,9 47,1
29 5
85,3 14,7
14 20 34
41,2 58,8 100
Hubungan
Pola
Pemberian
ASI
dengan Status Gizi Ibu Menyusui Tabel 3. Menunjukkan bahwa ibu yang memberi ASI secara non eksklusif cenderung memiliki IMT tidak normal (mengalami kelebihan berat badan baik kelebihan berat badan ringan
ataupun
berat)
sebanyak
20,6%. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan pola pemberian ASI dengan status gizi (IMT) Ibu menyusui (p=0,132). Tabel 4. Menunjukkan bahwa ibu yang memberi ASI secara non eksklusif cenderung memiliki ukuran LILA tidak normal (berisiko KEK) sebanyak 17,6%. Hasil uji statistik
Tabel 1. Karakteristik Ibu Menyusui
menunjukkan tidak
ada hubungan
pola pemberian ASI dengan status gizi Tabel 2. Status Gizi Ibu Menyusui Status Gizi IMT LILA % Body Fat
(LILA) Ibu menyusui (p=0,452).
Tidak Normal Total Normal f % f % f % 10 29,4 24 70,6 34 100 10 29,4 24 70,6 34 100 15 44,1 19 55,9 34 100
Tabel 5. Menunjukkan bahwa ibu yang memberi ASI secara non eksklusif cenderung memiliki persen lemak
tubuh
tidak
normal
(baik
mengalami over fat ataupun obes) sebanyak 23,5%.
Tabel 2. Menunjukkan bahwa sebagian besar ibu menyusui dalam penelitian ini memiliki status gizi yang tergolong
normal
dilihat
dari 275
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Tabel 3. Hubungan Pola Pemberian ASI dengan IMT Ibu Menyusui IMT Pola Total Pemberian Normal Tidak Normal P-value ASI f % f % f % ASI Ekslusif 14 41,2 3 8,8 17 50 Non ASI 10 29,4 7 20,6 17 50 0,132 Ekslusif Total 24 10 34 100 Tabel 4. Hubungan Pola Pemberian ASI dengan Ukuran LILA Ibu Menyusui Pola Pemberian ASI ASI Ekslusif Non ASI Ekslusif Total
Normal f %
LILA Tidak Normal f %
Total f
%
13
38,2
4
11,8
17
50
11
32,4
6
17,6
17
50
34
100
24
10
P-value
0,452
Tabel 5. Hubungan Pola Pemberian ASI dengan Persen Lemak Tubuh Ibu Menyusui Persen Lemak Tubuh Pola Total Normal Tidak Normal P-value Pemberian ASI f % f % f % ASI 10 29,4 7 20,6 17 50 Ekslusif Non ASI 0,730 9 26,5 8 23,5 17 50 Ekslusif Total 19 15 34 100 Hasil uji statistik menunjukkan tidak
bentuk variabel tertentu.(3) Status gizi
ada hubungan pola pemberian ASI
adalah keadaan tubuh sebagai akibat
dengan status gizi (Persen Lemak
konsumsi makanan dan penggunaan
Tubuh ) Ibu menyusui (p=0,730).
zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, baik dan lebih.(4)
PEMBAHASAN Status
Masalah gizi
merupakan
menyusui
gizi
merupakan
pada
ibu
masalah
ekspresi dari keadaan keseimbangan
kesehatan
dalam bentuk variabel tertentu, atau
berbagai faktor yang saling berkaitan.
perwujudan
Salah satu faktor yang mempengaruhi
dari
nutriture
dalam 276
yang
disebabkan
oleh
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
status gizi ibu menyusui yaitu pola
terdapat
pemberian ASI. Menyusui mampu
sedangkan persen lemak tubuh yang
menurunkan berat badan ibu setelah
berkurang
(5)
melahirkan. terjadi
pengeluaran selama
6
bulan
595-670
yang
tidak
kkal
Proses
produksi
ASI
paska
membutuhkan energi dalam jumlah
melahirkan serta akibat mobilisasi
yang cukup besar yaitu sekitar 500-
cairan
650
tubuh
pertama
ibu
lengan
kaki.(8)
meningkatnya
energi
pada
bagian
menyusui hanya terdapat pada bagian
Penurunan berat badan
akibat
pada
dan
protein
yang
kkal/hari.(9)
Energi
yang
diperlukan untuk memproduksi ASI.(6)
diperlukan untuk menghasilkan 100 cc
Meskipun
mampu
ASI sebesar 80-90 kkal. Simpanan
mempercepat penurunan berat badan
lemak selama hamil memasok energi
paska melahirkan, namun penurun
sebanyak 100-200 kkal/hari, sehingga
berat badan yang terjadi tidak sampai
untuk
pada kejadian berat badan kurang.
diperlukan energi sekitar 750 kkal.
menyusui
Pemberian berpengaruh
ASI
terhadap
juga
menghasilkan
850
cc
ASI
Penambahan energi selama menyusui
penurunan
rata-rata
hanya
500
kkal/hari.
persen lemak tubuh. Menyusui secara
Kekurangan 250 kkal diambil dari
eksklusif menurunkan persen lemak
cadangan
lemak
tubuh
Kebutuhan
gizi
2,7
dibandingkan secara
kali
lebih
dengan
non eksklusif.
menyusui
bayinya
(7)
besar
selama ibu
yang
hamil. tidak
menyusui
terpenuhi akan diambil dari cadangan
Ibu
lemak
yang
sehingga
dapat
membantu
untuk penurunan berat badan dan
mengalami
perubahan komposisi tubuh akibat
dapat
perubahan
tumpukan lemak yang terjadi selama
massa
lemak
tubuh.
berat
badan
mengurangi
kehamilan.(10)(11)
Meskipun tidak terdapat perbedaan penurunan
membantu
yang
Pada penelitian yang
signifikan antara ibu yang menyusui
dilakukan,
dengan ibu yang tidak menyusui,
menyusui memiliki IMT normal, 70,6%
namun persen lemak tubuh yang
ibu menyusui memiliki ukuran LILA
berkurang pada ibu menyusui justru
normal dan 55,9% ibu menyusui 277
terdapat
70,6%
telah ibu
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
memiliki persen lemak tubuh normal.
dengan ibu yang memberi ASI secara
Hal ini menunjukkan jika sebagian
non eksklusif.(10)(12)
besar status gizi ibu menyusui dilihat
Hasil
dari parameter IMT, ukuran LILA dan
menunjukkan tidak
persen lemak tubuh tergolong normal.
antara pola pemberian ASI dan status
analisis
bivariat
ada hubungan
gizi ibu menyusui. Hal ini juga berarti
Status gizi ibu menyusui pada kedua kelompok ibu dalam penelitian
bahwa
pola
pemberian
ini sebagian besar tergolong normal,
secara eksklusif maupun secara non
akan tetapi ibu yang memiliki status
eksklusif tidak berhubungan dengan
gizi normal dilihat dari parameter IMT,
IMT, ukuran LILA dan persen lemak
ukuran LILA dan persen lemak tubuh
tubuh ibu menyusui. Hasil penelitian
lebih banyak pada ibu yang memberi
ini sejalan dengan hasil penelitian
ASI secara eksklusif (41,2%). Hal ini
yang dilakukan di Nigeria pada Tahun
dikarenakan penggunaan cadangan
2012, dimana tidak terdapat hubungan
lemak selama hamil pada ibu yang
antara pola pemberian ASI dan status
memberi ASI secara eksklusif lebih
gizi ibu menyusui.(13) Pengaruh
efisien dibandingkan dengan ibu yang
ASI
pola
baik
menyusui
memberi ASI secara non eksklusif.
terhadap penurunan berat badan ibu
Cadangan
memang
lemak
selama
hamil
masih (14)
digunakan untuk memproduksi ASI
perdebatan.
jika asupan ibu menyusui kurang.
Ukegbu, et al menunjukkan baik ibu
Pada ibu yang memberi ASI secara
yang
eksklusif
selama
maupun non eksklusif sama-sama
hamil lebih banyak dipecah dalam
mengalami penurunan berat badan
proses produksi ASI dibandingkan
sebab mobilisasi cairan tubuh dan zat
dengan cadangan lemak ibu yang
gizi
memberi ASI secara non eksklusif
memproduksi ASI akan senantiasa
sehingga berat badan dan persen
diiringi
lemak tubuh ibu yang memberi ASI
badan. Penurunan berat badan inilah
secara eksklusif lebih cepat kembali
yang kemudian mempengaruhi hasil
ke
cadangan
kondisi
normal
lemak
dibandingkan 278
menyusui
yang
dengan
Hasil
menjadi
secara
penelitian
eksklusif
dibutuhkan
penurunan
untuk
berat
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
pengukuran menyusui.
antropometri
Perubahan
ibu
(15)
status
gizi
ibu
sebagai efek dari pola pemberian ASI
Penelitian yang dulakukan oleh
baru terlihat setelah ibu memberikan
Sanusi, et al juga menunjukkan bahwa
ASI selama 6 bulan.(7) Ibu menyusui
tidak ada hubungan yang signifikan
dalam penelitan ini, sebagian besar
antara pola pemberian ASI dan status
(55,9%)
gizi
adanya
selama 3-4 bulan sehingga belum
perbedaan status gizi yang signifikan
muncul perubahan yang berarti pada
antara ibu yang memberi ASI secara
status gizi ibu yang diakibatkan oleh
eksklusif maupun secara non eksklusif
pola pemberian ASI. Selain itu, untuk
dikarenakan ibu menyusui mampu
melihat perubahan status gizi ibu
memenuhi
akibat pola pemberian ASI, perlu
ibu
menyusui.
Tidak
kebutuhan
cadangan
baru
menyusui
energi yang diperlukan baik untuk ibu
dilakukan
sendiri maupun untuk bayinya melalui
secara berkala dan dalam jangka
(17)
asupan makanan sehari-hari.
Ibu
waktu
pemantauan
bayinya
yang
lama.
status
gizi
Penelitian
menyusui dalam penelitian ini tidak
hubungan pola pemberian ASI dan
mengubah
mereka
status
asupan
dilakukan dalam penelitian ini hanya
energi dan protein mereka masih
dilakukan dalam satu waktu sehingga
berada di bawah angka kecukupan
belum
gizi yang direkomendasikan untuk ibu
perubahan status gizi ibu menyusui
menyusui di Indonesia. Baik ibu yang
yang diakibatkan oleh pola pemberian
memberi ASI secara eksklusif maupun
ASI.(13,16)
setelah
pola
melahirkan,
makan justru
gizi
ibu
mampu
menyusui
yang
menggambarkan
non eksklusif dalam penelitian ini mengkonsumsi energi dan protein
KESIMPULAN DAN SARAN
dalam jumlah kurang. Padahal, ibu
1. Kesimpulan
menyusui harus mengkonsumsi lebih
a. Hasil pengukuran status gizi
banyak zat gizi demi menggantikan
ibu
zat-zat gizi yang ibu berikan kepada
70,6%
bayi melalui ASI.
normal,
menyusui ibu
menunjukkan memiliki
70,6%
ibu
IMT yang
memiliki ukuran LILA normal 279
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
dan 55,9% ibu memiliki persen
status
lemak tubuh normal. Hal ini
secara umum.
gizi
wanita
dewasa
berarti bahwa status gizi ibu menyusui
dilihat
dari
IMT,
ukuran LILA dan Persen lemak
DAFTAR PUSTAKA
tubuh tergolong normal.
1. Marmi.
b. Tidak
ada
hubungan
Gizi
Dalam
Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka
pola
pemberian ASI dengan IMT,
Pelajar, 2014.
ukuran LILA dan persen lemak
2. Irawati,
A.
Faktor
Determinan
tubuh ibu menyusui (p>0,05),
Risiko Kekurangan Energi Kronis
tetapi terdapat kecenderungan
(KEK)
ibu
Indonesia. PGM, 2009, 32(2):82-
yang
memberi
ASI
eksklusif status gizinya lebih
ibu
menyusui
di
93.
baik dibandingkan ibu yang
3. Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. Penilaian Status Gizi.
memberi ASI non eksklusif. 2. Saran
Jakarta:
EGC, 2012.
a. Puskesmas
maupun
Kesehatan menaruh
4. Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar
Dinas
Ilmu
diharapkan perhatian
lebih
menyusui
merupakan
Reeves Persistent
b. Diperlukan penelitian lanjutan
Gramedia
GK,
and
effects
Beral of
V.
women’s
parity and breastfeeding patterns
yang
on their body mass index: results
untuk
from the Million Women Study.
menentukan status gizi ibu
International Journal of Obesity
menyusui,
(2013) 37, 712–717.
khusus
parameter
Jakarta:
5. Bobrow KL, Quigley MA, Green J,
kelompok rentan gizi
mengenai
Gizi.
Pustaka utama, 2010.
terhadap ibu menyusui sebab ibu
pada
digunakan
sebab
parameter
6. Soetjiningsih. Seri Gizi Klinik ASI:
yang digunakan saat ini masi menggunakan parameter yang
Petunjuk
digunakan untuk menentukan
Kesehatan. Jakarta: EGC, 2012.
280
untuk
Tenaga
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
7. Harsanti
Y,
Hubungan Eksklusif Persen
Kusumastuti
AC.
12. Arisman. Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi
Pemberian
Asi
Dalam Daur Kehidupan. 2nd ed.
Dengan Lemak
Menyusui.
Journal
Jakarta: EGC, 2010.
Penurunan Tubuh of
13. Ukegbu
Ibu
Nutrition
A.C.
lactating mothers In Abia State, Nigeria. Am. J. Food. Nutr. 2012:
8. Wosje KS, Kalkwarf HJ. Lactation, and
Uwaegbute
Body composition changes among
College. 2013, 2(4):498-504.
weaning,
PO,
calcium
2(1): 21-25.
supplementation: effects on body
14. Zanotti J, Capp E and Wender
composition in postpartum women.
MC.
Am J clin Nutr. 2004: 80: 423-9.
postpartum weight retention in a
9. Khan YM, Khan A. A Study on
Brazilian cohort. Rev Bras Ginecol
Factors Influencing the Nutritional
Factors
associated
with
Obstet. 2015; 37(4):164-71
Status of Lactating women in
15. Okechukwu AA, Okpe EC, Okolo
Ladakh
AA. Exclusive Breastfeedingand
Regions. International Journal of
Postnatal Changes in Maternal
Advancements
Anthropometry. Nigerian Journal of
Jammu,
Kashmir
in
and
Research
&
Clinical Practice. 2009:12 (4):383-
Technology. 2012:1(4). 10. Adriani M, Wirjatmadi B. Peranan Gizi
Dalam
Siklus
388.
Kehidupan.
16. Baker JL, Gamborg M, Heitmann
Jakarta: Kencana Prenada Media
BL,
Group, 2012Hatsu IE, McDougald
Rsmussen
DM, Anderson AK. Effect of infant
reduces
feeding
retention. Am J Clin Nutr. 2008:
on
composition.
maternal
body
International
88:1543–51.
Breastfeeding Journal, 2008: 3-18. 11. Ukegbu
PO,
Uwaegbute
Lissner
A.C.
Body composition changes among lactating mothers In Abia State, Nigeria. Am. J. Food. Nutr. 2012: 2(1): 21-25. 281
L, KM.
Sorensen
T,
Breastfeeding
postpartum
weight