d. Macam-macam Pola Busana Bayi Pola busan bayi yang digunakan pada usaha konfeksi dapat berupa pola dasar dengan pecah polanya, seperti: pola gurita, pola popok, pola kemeja, pola celana, pola sepatu, pola cape. Pola dasar bayi adalah acuan di dalam mengubah pola busana bayi sesuai dengan model. Pola untuk membuat busana bayi di buat pada kertas pola dan dipergunakan pada saat memotong bahan. Pada usaha konfeksi busana bayi, pola dasar yang digunakan untuk pembuatan busana bayi dapat merupakan pola dasar kontruksi dengan sistem tertentu dan pola cetak. Pola dasar yang di pelajari pada kegiatan belajar pembuatan busana bayi yaitu pola dasar kontruksi dengan ukuran standar badan bayi. Macam-macam pola busana bayi dapat dikelompokan pada pola busana dalam (pola gurita, popok dan kutang), busana luar (pola celana, busana kodok dan sepatu), dan pelengkap busana bayi (pola cape bayi). Berikut contoh macam-macam pola busana bayi: 1) Busana Dalam a) Pola Gurita Bayi Keterangan: A – B = 60 Cm B – D = 12 Cm E – F = 45 Cm E – G = 11 Cm E – e’ = 2,5 Cm F – f’ = 8 Cm
A
C
E e’
G
f’ ”” B
D
F
H
Gambar 2.20 Pola Gurita Bayi (Sumber : Modul SMK 2009 )
b) Pola Dasar Badan Bayi Ukuran 1 tahun: Lingkar badan (l.b) = panjang punggung (p.p) = lebar muka (l.m) = besar leher (b.l) = panjang bahu (p.b) =
54 cm 20 cm 19 cm 25 cm 6 cm
A
b’
B
a' b” a'’
E
T M
T B
G
C
D
Gambar 2.21 Pola Dasar Badan Bayi (Sumber : Modul SMK, 2009)
Keterangan: A-B B-D E-C = F-H A-a’ A-a” B-b’ B-b”
= ¼ lingkar badan (l.b) = panjang punggung = ½ lebar muka = 1/6 besar leher (b.l) + ½ cm = 1/6 besar leher(b.l)+1/2 cm = 1/6 besar leher(b.l)+1/2 cm = turun 1 cm
c) Pecah Pola Kutang Bayi yi Ukuran Tiga Bulan A
F
H
B
C
D
Gambar 2.23 Pecah Pola dan Model Kutang Bayi (Sumber : Modul SMK, 2009)
Keterangan: Panjang bahu turun 1 cm Dari pinggang turun 5 cm Dari garis leher bagian depan turun 3 cm
d) Pecah Pola Popok Bayi Ukuran 3 bulan lingkar badan = 48 cm Panjang celana=23 cm Panjang sisi =16 cm
Gambar 2.5 Pecah Pola Popok Bayi (Sumber : Modul SMK, 2009)
Keterangan pola: B = CD = ¼ lingkar badan +2cm A-B
A-E = E-C = Panjang celana E-G = 1/3 E-F C-M = 8cm D-D’=1 ½ cm D-Q = B-N = Panjang Sisi L-K = E-G O-I = P-K 3cm F-J = 3cm 2) Busana Luar 1) Pecah Pola Celana Bayi Keterangan : A – B = ¼ b.l + 2 B – E = panjang celana A – D = 1/3 AB B – C = 1/3 BE
Gambar 2.28 Pecah Pola Celana Bayi (Sumber : Modul SMK, 2009)
b) Pecah Pola Busana Kodok Ukuran 5 Bulan: Lingkar leher
: 25 cm
Lingkar badan
: 54 cm
Lingkar panggul
: 60 cm
Panjang punggung
:19 cm
Lebar punggung
:20 cm
Lebar muka
: 20 cm
Panjang pesak
:21 cm
Tinggi duduk
: 17 cm
Panjang celana
: 15 cm
Panjang bahu
: 6 cm
Gambar 2.29 Pecah Pola Busana Kodok (Sumber : Modul SMK, 2009)
Keterangan: A-B = pinggang dinaikan 3 cm A-C = panjang celana C-D = ¼ lingkar badan + 2 cm A-E = panjang pesak E-F = 1/3 CD A-B B : D: GH = pola celana belakang 3) Pola Pelengkap Busana Bayi a Pola dasar sepatu bayi
Gambar 2.30 Pola Dasar Sepatu Bayi (Sumber : Modul SMK, 2009)
Keterangan: A - B = 13 cm ½ AB = E A – G = 2,5 cm A – H = 1,5 cm A – C = 5 cm F – E = 0,5 cm B – I = 3,5 cm b) Pecah pola sepatu bayi
Gambar 2.31 Pecah Pola Sepatu Bayi (Sumber : Modul SMK, 2009)
c) Pecah pola cape bayi
Gambar 2.32 Pola Cape Bayi (Sumber : Modul SMK, 2009)
Keterangan : A - B
= 90 cm
e. Memotong Kain Busana Bayi
Tahapan yang perlu di lakukan sebelum memotong kain busana bayi, yaitu: 1) Merancang Kain Merancang kain adalah merencanakan atau menghitung secara garis besar banyaknya kain yang diperlukan dan perlengkapan lainya dalam membuat busana bayi. Merancang kain untuk busana bayi dapat memperhatikan beberapa paktor yaitu : model busana bayi, lebar kain, corak/motif kain dan tekstur kain. Berikut contoh rancangan bahan celana bayi sesuai dengan sistem konfeksi. Lebar kain
Panjang kain
Gambar 2.33 Contoh Meletakan Pola Pada Kain (lay out)/ Rancangan Kain
Pada usaha konfeksi busana bayi, untuk mempermudah pembuatan rancangan kain yang diperlukan dalam skala besar (jumlah banyak), maka dibuat cutting Repot sebagai upaya menentukan jumlah busana bayi yang dihasilkan dari satu gulung kain dengan berbagai ukuran standar. Cutting Report tidak hanya memuat bahan utama yang diperlukan tetapi juga bahan pembantu/ pelengkap yang diperlukan dalam pembuatan busana bayi. Selain itu, rancangan letak pola pada kain dibuat untuk mempermudah pada saat pemotongan. Kegiatan ini membantu dalam memeriksa kelengkapan pola, panjang lipatan kain dan tata letak pola pada saat memotong kain.
Tabel 2.1 Contoh Cutting Report CUTTING REPORT
Jenis Busana Nama Kain Lebar kain Panjang Kain
: Kutang Bayi : Katun : 1,15 m : 68 meter/gulung
Ukuran
Model & Sampel kain
Ukuran Model Busana
0 bulan 3 bulan 6 bulan
0,25 m 0,35 m 0,45 m jumlah
Jumlah produk 10 70 30 200
Jumlah Kain
Keterangan
25 m 24,5 m 13,5 m 67,5 m
Sisa 0,5 meter
2) Meletakan Pola Pada Kain Langkah awal yang harus dilakukan sebelum meletakan pola pada kain adalah kain yang kusut disetrika terlebih dahulu, kemudian dilipat kearah lebar kain. Bagian pinggiran kain, atas dan bawah disemat dengan jarum pentul supaya tidak bergeser. Pada saat meletakan pola pada kain, harus diperhatikan tanda arah benang untuk menyesuaikan penempatan pola yang benar. Penempatan pola pada kain dilakukan sehemat mungkin sesuai dengan penempatan pola pada saat merancang kain, tetapi tetap mengikuti motif dan arah serat kain. 3) Menggunting kain busana bayi Kegiatan sebelum menggunting kain tahap pertama yang harus di lakukan yaitu memeriksa pola dan kain. Pada tahapan memeriksa kain meliputi: periksa keadaan kain apakah cacat atau tidak, sifat dan jenis kain, sedangkan memeriksa pola meliputi: Kelengkapan jumlah pola sesuai lay out rancangan kain dan mengontrol besaran kampuh setiap bagian. Kegiatan memotong kain pada usaha konfeksi biasanya menggunakan mesin pemotongan sehingga dalam satu kali potong terdapat sepuluh sampai lima belas lembar kain. f. Menjahit Busana Bayi Teknik menjahit busana bayi secara umum di kelompokan pada teknik menjahit konfeksi dan teknik butik. Teknik menjahit konfeksi dibagi ke dalam tiga tingkatan yaitu
tingkatan kasar, sedang dan rapi (Modul SMK 2010:23). Hasil produksi busana bayi dengan teknik jahit tingkat kasar hasil jahitannya pun tidak terlalu rapi dan biasanya dipasarkan dengan harga yang relatif murah dan dijual oleh pedagang kaki lima, sedangkan produksi busana bayi dengan teknik jahit tingkat sedang hasil jahitannya rapi biasanya dijual di outlet dan distro busana bayi, sementara hasil produksi busana bayi dengan tingkatan rapi hasil jahitanya sangat rapi biasanya diekspor ke luar negeri. g. Menyelesaikan Busana Bayi Dengan Jahitan Tangan Penyelesaikan busana bayi dengan jahitan tangan pada sistem konfeksi busana bayi biasanya digunakan pada proses pemasangan kancing dan asesoris busana bayi. Aktivitas tersebut merupakan penyeleseian akhir produk busana bayi.
h. Melakukan Pengepresan Pada Busana Bayi Pengepresan di lakukan untuk merapihkan setiap bagian kampuh busana bayi agar terlihat licin dan tampak rapi pada saat busana bayi akan dikemas. Proses pengepresan dilakukan pada bagian dalam busana bayi agar bakteri yang ada pada bagian dalam busana bayi mati. Alat yang di gunakan pada saat pengepresan yaitu setrika uap dan setrika biasa, gunakan cairan pelicin pakaian agar hasil setrikaan lebih bagus, tidak kusut dan harum. i. Menghitung Harga Jual Busana Bayi Menghitung harga jual busana bayi yaitu membuat daftar semua biaya yang di perlukan dalam pembuatan busana bayi sesuai dengan rancangan bahan. Tabel 2.2 Contoh Menghitung Harga Jual Busana Bayi Jenis produk Nama Kain Lebar kain Panjang Kain No 1.
: kutang Bayi : Katun : 1,15 m : 68 m (1 gulung)
Nama barang Kain katun
Banyaknya 1 gulung
Harga @ Rp 600.000/gulung
Jumlah Rp
600.000
Ket
2.
Benang jahit
3 pak
Rp. 10.000/pak
Rp.
4.
Obras
200 kutang
Rp.
Rp. 200.000
1000/kutang
JUMLAH
1. 2. 3. 4.
Biaya Produk Upah kerja (1000/kutang) 1000x200 Keuntungan usaha(40% x biaya produk) 40% x 830.000 Biaya listrik (2% x biaya produk) 2% x 830.000 JUMLAH
Rp.
30.000
830.000
Jumlah biaya produk
: Rp 830.000 : Rp 200.000 : Rp 332.000 :Rp 16.600 + :Rp 1. 378.600
Jadi Harga Jual kutang bayi per buah adalah 1.378.000 : 200 = 6.893 Dibulatkan 7.000
Merancang harga terdiri dari: 1) Rancangan harga bahan utama berupa kain yang di perlukan untuk membuat sebuah busana. 2) Rancangan harga bahan pelengkap/ pembantu yang di perlukan dalam mebantu dan melengkapi pembuatan suatu busana. Contoh bahan pelengkap terdiri dari: benang, obras, bahan pelapis, bahan pembentuk, bahan untuk belahan (rist, kancing,dsb). 3) Rancangan harga untuk garniture/ hiasan yang di perlukan bahan penghias busana yang berupa: renda dan pita, talikur, dan sebagainya.
B. Hasil Belajar Pembuatan Busana Bayi 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah proses belajar berlangsung, yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan pada peserta didik yang mengalaminya. Hasil belajar tersebut mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Pendapat tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Benjamin S. Bloom (Nana Sudjana, 2001:22) bahwa, “Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup
kemampuan
kognitif
(pengetahuan),
afektif
(sikap)
dan
psikomotor
(keterampilan)”. Ketiga aspek tersebut menekankan pada kemampuan peserta didik dalam
mengkoordinasikan tindakan atau perilakunya yang akan menentukan berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar yang telah diikuti. Keberhasilan peserta didik dalam proses belajar dapat di ketahui dengan adanya penilaian. Tinggi rendahnya hasil belajar di nyatakan dengan angka atau nilai yang disebut prestasi belajar dengan maksud untuk mengetahui sampai mana tingkat penguasaan kompetensi dasar yang tercapai atau sejauh mana materi yang diberikan dapat di kuasai oleh peserta didik. 2. Hasil Belajar Pembuatan Busana Bayi Hasil belajar mata diklat Pembuatan Busana Bayi adalah tingkatan kemampuan atau penguasaan peserta didik terhadap materi pembelajaran Pembuatan Busana Bayi yang mencakup
kemampuan
kognitif
(pengetahuan),
afektif
(sikap)
dan
psikomotor
(keterampilan). a. Hasil Belajar Pembuatan Busana Bayi Ditinjau dari kemampuan Kognitif Hasil belajar Pembuatan Busana Bayi ditinjau dari kemampuan kognitif berkenaan dengan perubahan intelektual peserta didik meliputi : a. Pengetahuan (knowledge) merupakan kemampuan mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya sebagai dasar menguasai konsep atau teori, misalnya peserta didik dapat mengingat pengertian dan persyaratan busana bayi. b. Pemahaman (understanding) merupakan kemampuan dalam memahami makna dan arti dari suatu konsep atau ide dalam suatu konsep, misalnya peserta didik dapat memahami model busana bayi sesuai fungsinya. c. Penerapan (application) merupakan kemampuan dalam menerapkan suatu konsep atau ide dalam situasi yang nyata dan baru, misalnya peserta didik memiliki pengetahuan tentang jenis motif kain yang sesuai dengan persyaratan busana bayi.
d. Analisis (Analysis) merupakan kemampuan untuk memecahkan atau menguraikan sesuatu kedalam bagian atau unsur-unsur yang mempunyai arti dan dapat dipahami, misalnya peserta didik dapat menganalisis pecah pola dalam pembuatan busana kodok. e. Kreasi (Create) merupakan kemampuan untuk menciptakan suatu hal yang baru atas dasar prakarsa atau inisiatif sendiri, misalnya peserta didik memiliki pengetahuan berkreasi dalam menentukan hiasan busana bayi. f. Penilaian (Evaluation) merupakan kemampuan membuat penilaian pada suatu yang dipelajari untuk suatu tujuan tertentu, misalnya peserta didik memiliki penilaian busana bayi yang sesuai dengan persyaratan dan yang tidak sesuai dengan peryaratan busana bayi. b. Hasil Belajar Pembuatan Busana Bayi Ditinjau Dari Kemampuan Afektif Hasil Belajar dari kemampuan afektif dapat terwujud apabila ditinjau dari kemampuan kognitif sudah tercapai. Nana Sudjana (1990:30) mengemukakan bahwa: “Tipe hasil belajar afektif tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku seperti perhatianya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial”. Kemampuan afektif berhubungan dengan penilaian terhadap sikap dan minat peserta didik terhadap mata pelajaran dan proses pembelajaran meliputi : a. Menerima (accepting) merupakan kepekaan menerima rangsangan dari luar baik dalam bentuk masalah, situasi atau gejala, misalnya peserta didik dapat menerima rangsangan dari luar baik dalam bentuk masalah, situasi atau gejala, misalnya peserta didik dapat menerima kritikan dan saran dari guru atau peserta didik lain terhadap hasil busana bayi yang dibuat dengan lapang dada.
b. Menanggapi (appreciating)
merupakan sikap yang menunjukan penghargaan
terhadap seseorang atau suatu benda, gejala dan perbuatan tertentu, misalnya peserta didik menghargai pujian yang diberikan oleh peserta didik lain. c. Membentuk (Forming) merupakan kemampuan dalam memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan pertentangan dalam membentuk suatu nilai yang bersifat konsisten dan internal, misalnya peserta didik dapat mengatasi permasalahan dalam menambah ilmu dan wawasan tentang pemilihan kain yang sesuai dalam pembuatan busana bayi. d. Berpribadi (Personal) adalah mempunyai sistem nilai yang mengendalikan perbuatan dalam menumbuhkan life style (gaya hidup) yang mantap, misalnya setelah mengikuti pembelajaran pembuatan busana bayi, peserta didik menunjukan kedisiplinan dalam membuat pola busana bayi. c. Hasil Belajar Pembuatan Busana Bayi Ditinjau Dari Kemampuan Psikomotor Hasil belajar psikomotor tampak dalam keterampilan (skill) dari peserta didik. Hasil belajar psikomotor ini terbentuk apabila hasil belajar aspek kognitif dan afektif telah di miliki oleh peserta didik, memiliki kesiapan untuk bekerja pada usaha konfeksi busana bayi sesuai tingkat kemampuan individu. Selain itu peserta didik mampu memberikan kepuasan pada dirinya sendiri. Hasil belajar Pembuatan Busana bayi ditinjau dari kemampuan psikomotor di manifestasikan dalam bentuk tingkah laku fisik berupa sekumpulan keterampilan membuat busana bayi, meliputi : a. Kekuatan (Strength) adalah upaya dan kemampuan untuk memperkuat dan memantapkan hasil belajar, misalnya peserta didik mamapu membuat busana bayi sesuai dengan jumlah pesanan. b. Kecepatan (Speed) adalah kecepatan yang di miliki untuk menyeleseikan suatu masalah, misalnya peserta didik dapat membuat pola busana bayi dengan cepat.
c. Dorongan (Impulsion) adalah dorongan-dorongan yang berasal dari dalam dan dari luar individu, misalnya peserta didik terdorong untuk terus berlatih membuat busana bayi sesuai dengan model. d. Ketelitian (Carefulness) adalah ketelitian dalam proses pemahaman masalah, misalnya peserta didik dapat menentukan ukuran yang diperlukan dalam pembuatan topi bayi secara tepat. e. Keserasian (Compatible) adalah kemampuan dalam menuangkan ide yang dimiliki kedalam pembuatan busana bayi, misalnya peserta didik dapat membuat busana bayi sesuai dengan fungsi dan persyaratan busana bayi. f. Keluwesan (Flexibility) adalah kemampuan dalam menghadapi situasi baru, misalnya peserta didik dapat memasang karet pada sepatu bayi. g. Daya tahan (Endurance) adalah daya tahan fisik dalam situasi tertentu, misalnya peserta didik mampu menjaga dan mempertahankan kondisi fisiknya selama mengerjakan pembuatan busana bayi. C. Manfaat Kesiapan Bekerja Pada Konfeksi Busana Bayi 1. Kesiapan Kesiapan sangat penting untuk memulai suatu pekerjaan, karena dengan memiliki kesiapan, pekerjaan apapun akan dapat teratasi dan dikerjakan dengan hasil yang baik apabila memiliki kesiapan yang matang. Pengertian kesiapan menurut Slameto (2003:113) yaitu : Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang/individu yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyeleseian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau kecenderungan untuk memberi respon. Kondisi mencakup setidak-tidaknya tiga aspek, yaitu; 1. Kondisi fisik,mental dan emosional 2. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan 3. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari. Pendapat lain yang menunjang pengertian kesiapan adalah yang dikemukakan oleh wasty Soemanto (1990:180) bahwa: “kesiapan adalah kesediaan seseorang untuk membuat
sesuatu.” Kesiapan merupakan kesediaan individu dalam memberi jawaban dengan segala kondisi atau keadaan yang dimilikinya. Prinsip-prinsip kesiapan menurut Slameto (2003:115) yaitu: 1) Semua aspek perkembangan berinteraksi (saling pengaruh mempengaruhi). 2) Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari pengalaman. 3) Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan. 4) Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan. Uraian Slameto di atas mengemukakan arti penting kesiapan bagi peserta didik tata busana. Peserta didik harus menyiapkan semua aspek perkembangan, kematangan, jasmani dan rohani, pengalaman serta kesiapan dasar yang terbentuk pada saat mengikuti pembelajaran Pembuatan Busana Bayi sebagai bekal kesiapan bekerja pada usaha konfeksi. Kesiapan merupakan kemampuan seseorang baik fisik maupun mental yang disertai dengan pengetahuan serta keterampilan seseorang dalam mengerjakan sesuatu. Aspek-aspek yang mempengaruhi kesiapan adalah: a. Kematangan, adalah proses yang menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pertumbuhan yang mendasari perkembangan dimana perkembangan ini berhubungan dengan fungsi tubuh dan jiwa sehingga terjadi diferensiasi. b. Kecerdasan, merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan keberasilan seseorang dalam melakukan pekerjaan. c. Keterampilan merupakan salah satu aspek yang harus dimiliki dalam bekerja dan mengelola suatu usaha. d. Motivasi merupakan dorongan yang mendasar dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. e. Kesehatan merupakan kondisi yang memungkinkan seseorang untuk melakukan tugasnya dengan baik, karena jika kesehatan terganggu akan berpengaruhi pada aktivitas yang dikerjakan.
2. Bekerja pada Usaha Konfeksi Busana Bayi Usaha konfeksi busana bayi merupakan salah satu jenis usaha yang memproduksi (membuat) busana bayi dengan jumlah yang sangat besar (secara massal). Menurut Rulanti Satyodirgo (1979:122): “Usaha konfeksi ialah usaha pembuatan busana secara massal atau dalam jumlah bannyak, tidak diukur menurut ukuran pemesan tetapi mempergunakan ukuran yang telah dibakukan seperti S (Small), M (Medium), L (Large) dan XL (Ekstra Large)”. Proses pembuatan busana bayi atau disebut dengan kegiatan produksi pada usaha konfeksi busana bayi dikerjakan dengan cara kerja secara cepat dan efisien. Jenis kegiatan produksi dalam pembuatan busana bayi pada suatu usaha konfeksi busana bayi ada yang memproduksi busana jadi (regular) ataupun berdasarkan pesanan. Jenis pekerjaan pada usaha konfeksi busana bayi tidak hanya pada bagian menjahit (sewing) saja akan tetapi dibagi menjadi tiga kelompok: bagian pola dan Cutting, bagian penjahitan (sewing) dan bagian Quality Control (QC), maka peserta didik harus mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang sesuai dengan masing-masing bagian yaitu: a. Bagian Pola dan Cutting 1) Kemampuan mengukur, 2) Kemampuan membuat pola dasar dengan ukuran standar busana bayi, 3) Kemampuan menganalisis busana bayi, 4) Kemampuan membuat pecah pola busana bayi, 5) Kemampuan menyusun rancangan harga busana bayi, 6) Kemampuan meletakan pola busana bayi, 7) Kemampuan memotong bahan busana bayi
b. Bagian penjahitan harus mempunyai kemampuan teknik menjahit yaitu: menjahit kampuh, menjahit lapisan, menjahit saku, menjahit belahan, memasang lengan dan juga menjahit kelim. c. Bagian QC harus mempunyai kemampuan memeriksa jahitan dan keadaan busana, memasang lebel dan mengemas produk akhir. Seorang karyawan yang bekerja di usaha konfeksi busana bayi harus dapat bekerja sesuai dengan sistem dan aturan yang berlaku. Oleh karena itu para pekerja harus memiliki kemampuan bekerja secara lahir dan batin. Adapun menurut Uken Junaedi (2007:67) kesejahteraan dalam bekerja dapat diperoleh jika: a. Bekerja dengan keras, yaitu bekerja dengan memaksimalkan kemampuan yang ada, terutama peran energy/tenaga lebih dominan. b. Bekerja dengan cerdas, yaitu bekerja dengan menggunakan kemampuan berfikir, menganalisa dan menyimpilkan masalah dalam bekerja. c. Bekerja dengan ikhlas, yiatu berusaha melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin dan merupakan tanggung jawab yang harus diembanya untuk mengharap ridho Allah swt. d. Bekerja dengan tangkas, yaitu bekerja dengan segala potensi dan kemampuan yang telah dikuasai sehingga dapat bekerja dengan baik, benar dan ideal sesuai dengan target perusahaan. 3. Manfaat Kesiapan Bekerja Pada Usaha Konfeksi Busana Bayi a. Manfaat 1) Manfaat Dilihat Dari Segi Kognitif Manfaat hasil belajar Pembuatan Busana Bayi ditinjau dari kemampuan kognitif berkenaan dengan perubahan tingkah laku, meliputi: peserta didik mengetahui pengertian busana bayi, memahami persyaratan busana bayi dan memahami fungsi busana bayi serta mampu menganalisis pecah pola busana bayi sebagai bekal kesiapan bekerja pada konfeksi busana bayi. 2) Manfaat Dilihat Dari Segi Afektif Manfaat hasil belajar Pembuatan Busana Bayi di tinjau dari kemampuan afektif berkenaan dengan sikap, meliputi: peserta didik dapat menerima saran dan kritikan dari guru
atau peserta didik lain terhadap hasil busana bayi yang dibuat dengan lapang dada, menghargai pujian yang di berikan oleh peserta didik lain, teliti dalam membuat busana bayi dan menunjukan kedisiplinan dalam membuat busana bayi sebagai bekal kesiapan bekerja pada konfeksi busana bayi. 3) Manfaat Dilihat Dari Segi Psikomotor Manfaat hasil belajar Pembuatan Busana Bayi ditinjau dari kemampuan psikomotor keterampilan membuat busana bayi, meliputi: peserta didik terampil dalam membuat busana bayi dan terdorong untuk terus berlatih membuat busana bayi serta mampu menjaga dan mempertahankan kondisi fisiknya selama mengerjakan pembuatan busana bayi sebagai bekal bekerja pada konfeksi busana bayi. b. Manfaat Kesiapan Bekerja Pada Konfeksi Busana Bayi Peserta didik dapat dikatakan siap bekerja pada usaha konfeksi busana bayi apabila memiliki kesiapan fisik serta memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam pembuatan busana bayi sesuai dengan sitem konfeksi. Kesiapan sangat penting untuk memulai suatu pekerjaan, karena dengan kesiapan berbagai pekerjaan dan hambatan akan dapat teratasi dan dapat memperoleh hasil yang baik. Kesiapan seperti telah diungkapkan pada penjelasan terdahulu merupakan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon terhadap suatu situasi. Kesiapan bekerja pada usaha konfeksi busana bayi dapat diartikan sebagai keseluruhan kondisi dari peserta didik untuk melakukan pekerjaan membuat busana bayi sesuai pesanan dengan sistem produksi yang efektif dan efisiensi pada suatu usaha konfeksi busana bayi yang memproduksi (membuat) busana dengan jumlah yang sangat besar (secara massal) dengan ukuran standar (S,M, L dan XL). Manfaat aspek-aspek kesiapan bekerja pada konfeksi busana bayi harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar pembuatan busana bayi, agar ketika bekerja
pada usaha konfeksi busana bayi dapat berjalan dengan lancar dan dapat menunjang keberhasilan pekerjaannya.
D. Kerangka Berfikir Hasil belajar Pembuatan Busana Bayi
kemampuan kognitif: Meliputi pengetahuan, pemahaman, analisis, kreasi dan penilaian yang berkaitan dengan pengetahuan macammacam busana bayi, memotong bahan, menjahit busana bayi, menyeleseikan busana bayi dengan jahitan dangan dan melakukan pengepresan.
Kemampuan afektif: meliputi kecermatan, ketelitian, kesungguhan, penerimaan dan penilaian yang berhubungan dengan macam busana bayi, memotong bahan, menjahit busana bayi, menyeleseikan busana bayi dengan jahitan dangan dan melakukan pengepresan.
Kemampuan psikomotor: Meliputi keterampilan, kreasi dan penerapan yang berkaitan dengan macam busana bayi, memotong bahan, menjahit busana bayi, menyeleseikan busana bayi dengan jahitan dangan dan melakukan pengepresan.
Materi Mempelajari: - Pengetian busana bayi - Persyaratan busana bayi - Pengelompokan macam-macam busana bayi - Membuat pola busana bayi - Membuat rancangan bahan dan harga busana bayi - Meletakan pola bada kain busana bayi - Menggunting kain busana bayi - Menjahit busana bayi
Metodologi Metode: Deskriptif Populasi Peserta didik Program Keahlian Tata Busana kelas XI SMK Negri 2 Purwakarta tahun ajaran 2011/2012 berjumlah 40 orang Lokasi : SMK Negri 2 purwakarta Jl. Ahmad Yani No.
Peserta Didik SMK Negeri 2 Purwakarta Siap bekerja pada konfeksi busana bayi E. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian dimaksudkan sebagai acuan bagi penulis untuk mengumpulkan data penelitian sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pertanyaan penelitian tersebut adalah: a. Manfaat apa yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar pembuatan busana bayi ditinjau dari kemampuan kognitif yang meliputi meliputi pengetahuan, pengertian busana bayi, persyaratan busana bayi, pemahaman, analisis dan penilaian tentang macam-macam desain busana bayi, tahapan tahapan membuat pola busana bayi, tahapan-tahapan memotong bahan busana bayi, teknik menjahit menjahit busana bayi, teknik pengepresan dan cara menghitung harga jual sebagai kesiapan bekerja pada usaha konfeksi busana bayi? b. Manfaat apa yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar pembuatan busana bayi ditinjau dari kemampuan afektif meliputi sikap teliti, disiplin, motivasi, menerima kritikan dan keinginan belajar sebagai kesiapan bekerja pada usaha konfeksi busana bayi? Manfaat apa yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar pembuatan busana bayi ditinjau dari kemampuan psikomotor meliputi meliputi kekuatan, kecepatan, dorongan ketelitian, keserasian, keluwesan dan daya tahan dan keterampilan dalam pembuatan macam-macam desain busana bayi, membuat pola, memotong bahan busana bayi, menjahit busana bayi, menyeleseikan busana bayi dengan jahitan tangan dan melakukan pengepresan dan menghitung harga jual sebagai kesiapan bekerja pada usaha konfeksi b