PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
POLA ASUH ORANG TUA SEBAGAI PREDIKTOR KECERDASAN EMOSIONAL PADA REMAJA
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh : Winda Erlina 119114188
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
We can’t always see where the road leads, But God promises there’s something better Up ahead, we just have to trust Him
I might not be the smartest Not the strongest, but I am the most persistant. I will fight till the end and never give up.
a girl with passion is unstoppable
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya persembahkan karya ini untuk : Tuhan Yang Maha Esa. Terimakasih atas segala berkat yang tak pernah berkesudahan di hidupku. Kepada Orang Tuaku yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan doa Caca dan cucu yang selalu mengingatkan agar skripsi ini segera terselesaikan Untuk semua sahabat, dan teman-teman yang selalu memberikan dukungan dan doa
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
POLA ASUH ORANG TUA SEBAGAI PREDIKTOR KECERDASAN EMOSIONAL PADA REMAJA
Winda Erlina
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah pola asuh orang tua memprediksi kecerdasan emosional pada remaja. Variabel bebas adalah pola asuh authoritative, authoritarian, permissive, dan uninvolved. Variabel tergantung adalah kecerdasan emosional. Subjek merupakan individu berusia 13-18 tahun. Subjek terdiri dari 61 laki-laki dan 95 perempuan. Alat ukur adalah skala pola asuh orang tua yang terdiri dari skala pola asuh authoritative (α=0.873), skala pola asuh authoritarian (α=0.919), skala pola asuh permissive (α=0.884), skala pola asuh uninvolved (α=0.877), dan skala kecerdasan emosional (α=0.924), yang disusun oleh peneliti. Analisis data menggunakan regresi berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa pola asuh authoritative dan authoritarian, berpengaruh positif signifikan pada kecerdasan emosional (β=0,301, p=0.024; β=0,444, p=0.001) dan pola asuh uninvolved berpengaruh negatif signifikan pada kecerdasan emosional remaja (β=0,339, p=0.026). Kata kunci : Pola Asuh, Kecerdasan Emosional, Remaja
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PARENTING STYLE AS PREDICTORS OF EMOTIONAL INTELLIGENCE AMONG ADOLESCENTS
Winda Erlina
ABSTRACT This study aims to see whether the emotional intelligence in adolescence can be predicted by parenting style. The predictor variables in this study were : authoritative parents, authoritarian parents permissive parents, and uninvolved parents. The criterion variables was emotional intelligence. The subjects were individuals within 13-18 years old. The measuring instrument that used in this research was perceived parenting style scale includes authoritative parenting style scale (α=0.873), authoritarian perenting style scale (α=0.919), permissive parenting style scale (α=0.884), uninvolved parenting style scale (α=0.877), and emotional intelligence scale (α=0.924), made by the researcher. The data analysis used multiple regression analysis. The data analysis showed that authoritative parents, and authoritarian parents were positive influences to the emotional intelligence (β=0,301,p=0.024 ; β=0,444, p=0.001) and uninvolved parents were negative influence to the emotional intelligence (β= -0,339, p=0.026). Keywords : Parenting style, Emotional Intelligence, Adolescent
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan RahmatNya yang melimpah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Setelah melalui banyak pengalaman suka dan duka, baik dan buruk, penulis percaya bahwa Kasih-Nya senantiasa menerangi setiap langkah sehingga atas kehendak-Nya juga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan dan bimbingannya kepada yang terhormat : 1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M.Si, Kaprodi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Ibu Dewi Soerna Anggraeni, M.Psi, Psi. Dosen pembimbing akademik yang memberikan arahan dan bimbingan selama masa studi dengan penuh kesabaran. 4. Dr. A. Priyono Marwan S. J. Dosen pembimbing skripsi yang telah memerikan bimbingan, arahan, kritik, saran, dalam penulisan skripsi ini. 5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan banyak pengalaman, pembelajaran dan pengetahuan
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
selama masa studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 6. Staf Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah banyak membantu melancarkan proses pembelajaran selama masa studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis juga mengucapkan terimakasih banyak kepada yang terkasih : 1. Mama dan Papa, untuk cinta, doa dan dukungan yang tak pernah berhenti. Caca dan cucu yang selalu menjadi penyemangat agar skripsi ini segera terselesaikan. 2. Ruth, Rhisty, Merna, Yoan, yang selalu ada disaat suka dan duka selama proses pengerjaan skripsi. Terimakasih atas segala dukungan, tenaga dan segala usaha yang diberikan sehingga membuahkan hasil yang bahagia. 3. Nova, Yolanda, Ratna, Jean, Tirsa, dan seluruh teman-teman kos Wisma Dara. Terimakasih atas seluruh pengalaman yang mendewasakan kita semua. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis membuka diri terhadap kritik dan saran yang membangun demi kemajuan ilmu pengetahuan.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………...
i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING……………………
ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….
iii
HALAMAN MOTO………………………………………………………....
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………..
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………..
vi
ABSTRAK…………………………………………………………………....
vii
ABSTRACT………………………………………………………………….
viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH………………….......
ix
KATA PENGANTAR………………………………………………………..
x
DAFTAR ISI………………………………………………………………....
xii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………....
xvi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………....
xviii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………....
1
A. Latar Belakang………………………………………………………..
1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….
7
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………..
8
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………
8
1. Manfaat Teoritis………………………………………………….
8
2. Manfaat Praktis…………………………………………………...
8
BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………...
9
A. Kecerdasan Emosional……………………………………………….
9
1. Definisi Kecerdasan Emosional…………………………………..
9
2. Aspek-aspek Kecerdasan Emosional……………………………..
10
3. Faktor-faktor Pembentuk Kecerdasan Emosional………………..
16
4. Individu yang Cerdas secara Emosi………………………………
17
B. Pola Asuh…………………………………………………………......
18
1. Definisi Pola Asuh………………………………………………..
19
2. Dimensi Pola Asuh……………………………………………….
19
3. Jenis-jenis Pola Asuh……………………………………………..
20
C. Remaja………………………………………………………………..
25
1. Definisi Remaja…………………………………………………..
25
2. Aspek Perkembangan Remaja………………………..…………..
27
D. Dinamika Variabel……………………………………………………
30
E. Kerangka Berpikir……………………………………………………
34
F. Hipotesis Penelitian…………………………………………………..
38
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………...
39
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Jenis Penelitian……………………………………………………….
39
B. Identifikasi Variabel Penelitian………………………………………
39
C. Definisi Operasional………………………………………………….
39
D. Subjek Penelitian……………………………………………………..
41
E. Metode Pengumpulan Data…………………………………………..
42
F. Alat Pengumpulan Data………………………………………………
42
G. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur………………………………….
45
1. Validitas…………………………………………………………..
45
2. Seleksi Item………………………………………………………
46
3. Reliabilitas………………………………………………………..
51
H. Metode Analisis Data…………………………………………….
52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………….
55
A. Pelaksanaan Penelitian……………………………………………….
55
B. Deskripsi Penelitian…………………………………………………..
55
C. Hasil Penelitian……………………………………………………….
57
1. Uji Asumsi………………………………………………………..
57
a. Uji Normalitas………………………………………………..
57
b. Uji Linearitas…………………………………………………
58
c. Uji Multikolinearitas …………………………………………
59
d. Uji Heterokedastisitas………………………………………...
59
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Uji Hipotesis……………………………………………………...
60
D. Pembahasan…………………………………………………………..
65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………...
72
A. Kesimpulan…………………………………………………………....
72
B. Keterbatasan Penelitian………………………………………………..
72
C. Saran…………………………………………………………………...
73
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................
xvi
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kemampuan-kemampuan dalam area kecerdasan emosional…………….
15
Tabel 2 Ciri-ciri pola asuh orang tua……………………………………………...
25
Tabel 3 Skor item skala pola asuh orang tua……………………………………..
42
Tabel 4 Seberan item skala pola asuh orang tua sebelum seleksi item …………..
43
Tabel 5 Skor item skala kecerdasan emosional……………………………………
44
Tabel 6 sebaran item skala kecerdasan emosional sebelum sekeksi item ………..
44
Tabel 7 Koefisien korelasi skala pola asuh orang tua………………………….….
47
Tabel 8 Sebaran item yang gugur pada skala pola asuh orang tua…………….….
48
Tabel 9 Sebaran item skala pola asuh orang tua setelah seleksi Item…………….
49
Tabel 10 Sebaran item yang gugur pada skala kecerdasan emosional……….……
40
Tabel 11 sebaran item skala kecerdasan emosional setelah seleksi item…….……
50
Tabel 12 Reliabilitas skala pola asuh orang tua sebelum dan setelah uji coba……
51
Tabel 13 Deskripsi jenis kelamin subjek………………………………………….
56
Tabel 14 Deskripsi usia subjek……………………………………………………
56
Tabel 15 Pengelompokkan subjek berdasarkan pola asuh………………………..
56
Tabel 16 Hasil uji normalitas residu………………………………………………
57
Tabel 17 Hasil uji linieritas………………………………………………………..
58
Tabel 18 Hasil uji multikolinearitas…………………………………………….....
59
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 19 Hasil uji Heterokedastisitas……………………………………………...
59
Tabel 20 Uji F…………………………………………………...........................
60
Tabel 21 Hasil analisis regresi linier………………………………………………
61
Tabel 22 Koefisien determinasi …………………………………………………..
63
Tabel 23 Sumbangan efektif pola asuh orang tua pada kecerdasan emosional…...
64
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A : SKALA TRY OUT………………………………………………….
81
LAMPIRAN B : UJI RELIABILITAS………………………………………….
99
LAMPIRAN C : SKALA PENELITIAN……………………………………….
113
LAMPIRAN D : HASIL UJI ASUMSI…………………………………………
128
LAMPIRAN E : HASIL ANALISIS REGRESI………………………………..
132
LAMPIRAN F :TABEL SUM OF SQUARES AND CROSS-PRODUCTS…...
133
LAMPIRAN G : Z SCORE……………………………………………………..
134
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kecerdasan emosional adalah keterampilan yang dimiliki individu untuk mengelola emosinya dengan baik, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memecahkan berbagai masalah kehidupan sehari-hari (Goleman, 1995). Goleman mengemukakan bahwa individu yang memiliki kecerdasan
emosional
tinggi
mampu
mempersepsi
emosi,
mengekspresikan emosi, menggunakan emosi dalam pikiran, memahami makna emosi, dan meregulasi emosi terhadap diri sendiri dan orang lain. (Mayer, Salovey, & Caruso, 2004). Perkembangan emosi manusia dimulai sejak lahir. Beberapa area emosi dalam otak berkembang lebih lambat dibandingkan dengan perkembangan fisik. Pada masa kanak-kanak, individu menjadi lebih peka dengan perasaannya sendiri serta perasaan orang lain. Seiring dengan pertambahan usia, individu dapat lebih baik dalam mengatur ekspresi emosi dalam situasi sosial dan merespon tekanan emosional yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Selama periode ini pula kecerdasan emosional terbentuk (Saarni, 1999). Memasuki usia remaja, area sensoris di dalam otak mulai matang. Sistem limbik berkembang matang selama masa pubertas dan area lobus frontal yang mengendalikan emosi dan 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
kontrol diri, terus berkembang sampai usia remaja akhir (16 sampai 18 tahun) (Goleman, 1996). Masa remaja merupakan tahap peralihan dari fase kanak-kanak menuju fase dewasa. Hall (dalam Santrock, 2014) mengungkapkan bahwa masa remaja merupakan fase badai dan tekanan (storm and stress). Pada fase ini, remaja rentan mengalami perubahan emosi ekstrim dan dapat berubah sangat cepat (Rosenblum & Lewis 2003 dalam Santrock, 2014). Hal ini disebabkan oleh perubahan hormonal selama masa pubertas. Penelitian menemukan, bahwa perubahan selama masa pubertas berkaitan dengan peningkatan emosi negatif (Dorn dalam Santrock , 2014). Meskipun fluktuasi emosi pada remaja merupakan hal yang wajar, emosi negatif pada remaja dapat menjadi masalah yang serius (NomenHoeksema, 2011). Goleman mengungkapkan bahwa emosi yang kuat merupakan akar dari dorongan yang memicu sebuah tindakan. Kemampuan untuk mengatur dorongan tersebut merupakan dasar dari kecerdasan emosional (Goleman, 1996). Akhir-akhir ini fenomena perilaku negatif remaja seperti penyalahgunaan obat, pembunuhan, dan pemerkosaan marak terjadi. Hasil survei dari Badan Narkotika Nasional (BNN) menunjukkan bahwa pengguna Narkoba di Indonesia selalu bertambah. Sebanyak 921.965 pengguna adalah pelajar dan mahasiswa (SindoNews, 2014). Selain itu, peristiwa yang sedang ramai diberitakan saat ini adalah pembunuhan sadis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
terhadap seorang perempuan bernama Eno di Jakarta yang dilakukan oleh remaja berusia 15 tahun (Pos Kota News, 2016). Begitu pula dengan peristiwa pemerkosaan disertai dengan pembunuhan terhadap Yuyun (13 tahun) yang masih duduk di bangku SMP. Pemerkosaan dan pembunuhan dilakukan oleh 13 orang dan enam orang statusnya masih di bawah umur. Dua di antaranya tercatat masih berstatus pelajar SMP (Merdeka News, 2016). Perilaku negatif yang dilakukan oleh remaja yang masih berstatus pelajar menjadi keprihatinan masyarakat. Hal ini dikarenakan dampak negatif yang sangat merugikan bahkan sampai menimbulkan korban jiwa. Alhamri dan Fakhurrozi pada tahun 2007 menemukan bahwa salah satu hal yang melatar belakangi terjadinya perilaku kenakalan remaja adalah kurangnya kemampuan remaja untuk mengontrol dan mengelola emosi. Hal ini turut didukung oleh penelitian Lazzari (2000) yang menemukan bahwa berbagai
perilaku negatif berupa kekerasan,
penyalaggunaan obat, dan kenakalan remaja berhubungan dengan kurangnya kecerdasan emosional remaja. Untuk menanggulangi berbagai perilaku negatif tersebut dibutuhkan kecerdasan emosional. Bebagai penelitian menemukan bahwa kecerdasan emosional mampu mencegah penyalahgunaan obat (Trinidad & Johnson, 2002), dilema moral (Fernandez-Berrocal & Extremera, 2005), dan juga perilaku bermasalah (Moriarty, 2004). Disamping itu, kecerdasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
emosional dapat memberikan remaja bekal untuk menjalani masa dewasa dengan baik. (Goleman, 1995). Kecerdasan emosional
terbentuk melalui pola asuh
yang
diterapkan oleh orang tua (Goleman, 1995). Pengalaman yang dimiliki remaja bersama keluarga sangat mempengaruhi kecerdasan emosional. Sprinthall dan Collins dalam Santrock 2014 mengungkapkan bahwa meskipun remaja seringkali dipandang seperti menarik diri dari keluarga, akan tetapi penelitian menunjukkan bahwa keluarga merupakan sumber sosial dan emosional yang penting dalam kehidupan remaja. Hal ini didukung oleh pernyataan Goleman (1995) yang mengungkapkan bahwa peristiwa yang terjadi selama masa kanak-kanak dapat menjadi penentu kecerdasan emosional seseorang. Goleman (1995) juga menyatakan bahwa keluarga merupakan sekolah pertama yang menjadi tempat bagi individu untuk mempelajari dan mengembangkan kecerdasan
emosionalnya (Goleman 1996). Hal ini sejalan dengan
penelitian Parke (dalam Santrock, 2007) yang menunjukkan bahwa penerimaan dan dukungan orang tua terhadap emosi anak berhubungan dengan kemampuan seorang anak untuk mengelola emosi dengan cara yang positif. Orang tua yang memberikan bimbingan dan dukungan membuat individu lebih mampu untuk meredakan emosi negatif dan mampu menenangkan diri (Gottman, Katz, & Hooven, 1997). Bentuk dukungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
dan juga penerimaan orang tua tercermin dalam pola pengasuhan yang diterapkan orang tua kepada remaja (Baumrind dalam Nixon dan Halpenny, 2010). Baumrind (1991 dalam Santrock, 2014) mengembangkan beberapa jenis pola asuh dengan menunjukkan dua dimensi pengasuhan yaitu responsivitas dan kontrol. Responsivitas meliputi dukungan, kehangatan, dan kasih sayang yang ditunjukkan oran gtua kepada anak. Sementara kontrol adalah tuntutan yang diberikan orang tua kepada anak agar anak menjadi
individu
yang
dewasa
dan
bertanggung
jawab,
serta
memberlakukan aturan dan batasan yang sudah ditetapkan (Nixon dan Halpenny, 2010). Berdasarkan penilaian terhadap orang tua menggunakan dua dimensi ini, Baumrind membedakan empat gaya pengasuhan yaitu; authoritative, authoritarian, permissive dan uninvolved. Masing-masing pola pengasuhan tersebut menimbulkan dampak yang berbeda-beda pada kecerdasan emosional remaja. Orang tua yang menerapkan pola asuh authoritative mendorong remaja untuk mandiri tetapi masih menetapkan batasan-batasan dan kontrol atas perilaku remaja. Orang tua juga menunjukan kehangatan dan sangat komunikatif dengan remaja (Santrock, 2014). Pola asuh autrhoritative menghasilkan remaja dengan kemampuan sosial, selfesteem, dan perfoemansi sekolah yang baik. Remaja juga memiliki emosi yang stabil dan jarang terlibat dengan perilaku bermasalah serta memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
tingkat depresi yang rendah (Darling, 2014). Hal tersebut disebabkan orang tua mampu memberikan pemantauan, pendisiplinan yang efektif serta memberikan dukungan- dukungan yang diperlukan oleh remaja (Santrock, 2014). Pola asuh authoritarian memiliki karakteristik tingginya tingkat kontrol orang tua terhadap remaja. Orang tua mengarahkan remaja untuk mengikuti arahan dan aturan mereka. Orang tua dengan pola asuh ini cenderung menerapkan hukuman atas perilaku anak yang tidak sesuai dengan standar orang tua. Orang tua juga sangat jarang mengekspresikan kasih sayang kepada remaja baik secara verbal maupun fisik. Remaja yang mendapat pengasuhan dengan gaya authoritarian cenderung memiliki kecemasan yang tinggi, dan kemampuan berkomunikasi yang buruk (Santrock, 2014). Remaja juga mengalami kesulitan untuk mengatur emosi mereka sendiri (Gottman dan DeClaire, 2008). Sementara itu, pola asuh permissive (indulgent) identik dengan perilaku orang tua yang menunjukkan kehangatan yang tinggi tetapi menetapkan sedikit sekali kontrol kepada remaja. Dengan kata lain, orang tua sangat memanjakan remaja. Akibatnya remaja memiliki pengendalian diri yang kurang baik. (Santrock, 2014). Remaja yang diasuh oleh orang tua permissive juga memiliki kesadaran diri (self-awarness) yang rendah. Hal ini disebabkan remaja selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan dan tidak mendapatkan tuntutan untuk mengandalikan perilaku, sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
akibatnya remaja tidak mampu menangani emosi-emosi yang sulit dan mengalami kesulitan dalam menjalin relasi dengan orang lain (Gottman dan DeClaire, 2008). Terakhir adalah pola asuh neglectful (uninvolved). Orang tua dengan pola asuh neglectful tidak terlibat dalam kehidupan remaja. Orang tua tidak menunjukkan kehangatan dan tidak memberlakukan batasan/kontrol pada perilaku remaja. Remaja menjadi kurang memiliki kontrol diri dan terjerumus perilaku negatif (Santrock, 2014). Penelitian yang dilakukan oleh Rohner, Khaleque, dan Cournoyer (2009) memperlihatkan bahwa remaja yang mempersepsi penolakan dari orang tua cenderung memiliki masalah perilaku, tempramen yang buruk, dan empati yang rendah. Remaja juga rentan mengalami ketidakstabilan emosi dan kesulitan untuk mengekspresikan perasaannya terhadap orang lain. Melihat kenyataan di atas, peneliti ingin mengetahui apakah pola asuh authoritative, authoritarian, permissive, dan uninvolved berpengaruh pada kecerdasan emosional remaja. B. Rumusan Masalah Apakah pola asuh authoritative, authoritarian, permissive, dan uninvolved berpengaruh pada kecerdasan emosional remaja?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pola asuh authoritative, authoritarian, permissive, dan uninvolved pada kecerdasan emosional remaja. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memperkaya literatur dalam ilmu pengetahuan, khususnya dalam kajian psikologi perkembangan
mengenai
pola
asuh
orang
tua,
serta
untuk
mengembangkan kajian kecerdasan emosional dalam ranah psikologi. 2. Manfaat Praktis a. Bagi subjek Subjek
diharapkan
dapat
mengembangkan
kecerdasan
emosionalnya berdasarkan pola asuh yang diterima dari orang tua. b. Bagi Orang tua / Pendamping remaja Hasil penelitian ini dapat digunakan membantu orang tua/pendamping remaja untuk menerapkan pola asuh yang dapat meningkatkan kecerdasan emosional remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kecerdasan emosional 1. Definisi Kecerdasan emosional Istilah kecerdasan emosional pertama kali dikememukakan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dan John Mayer (Goleman, 1997). Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan memahami perasaan, menggunakan dan meregulasi emosi secara efektif untuk mencapai suatu tujuan. (Mayer & Salovey, 2004). Goleman (1997) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai berbagai kemampuan, seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati, mengatur suasana hati dan menjaga agar stressor tidak melumpuhkan kemampuan berpikir. Menurut
Atkinson
(1987),
kecerdasan
emosional
mencakup
pengendalian diri, empati, menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, serta kemampuan untuk memecahkan masalah. Berdasarkan definisi dari Salovey dan Mayer, Goleman, dan Atkinson,
peneliti
menyimpulkan
kecerdasan
emosional
adalah
kemampuan yang dimiliki seseorang untuk memahami perasaan, meregulasi emosi, mengemdalikan dorongan hati, mengatur suasana hati, 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
memotivasi diri sendiri,menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, serta menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai suatu tujuan. 2. Aspek-aspek Kecerdasan emosional Salovey dan Mayer (dalam Mayer & Salovey, 1997; Salovey & Grewal, 2005) mencetuskan teori Four Branch Model on Emotional Intelligence yang membagi kecerdasan emosional ke dalam empat aspek. Keempat aspek tersebut adalah sebagai berikut : a. Mempersepsi emosi (Perceiving emotion) Mempersepsi emosi adalah kemampuan untuk menafsirkan dan mengidentifikasi emosi pada wajah, gambar, suara, atau karya seni. (Salovey dan Grewal, 2005). Kemampuan ini mulai dipelajari sejak masih bayi, dimulai dengan mengidentifikasi keadaan emosi pada diri sendiri dan orang lain serta belajar untuk membedakan keadaan emosiemosi yang ada. (Mayer & Salovey, 1997). Lebih jauhnya, individu menyadari suasana hati (mood) yang dialami dan pikiran-pikirannya terkait mood tersebut (Goleman, 1995). Individu juga mampu untuk mengekspresikan perasaan secara akurat. Individu yang cerdas secara emosi mengetahui ekspresi dan manifestasi emosi sehingga mereka menjadi sensitif terhadap kejanggalan atau ekspresi yang manipulatif (Mayer & Salovey, 1997). Goleman (1995) mengemukakan bahwa individu yang memiliki kepastian tentang perasaannya menyadari sepenuhnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
perasaan yang ada dalam diri mereka. Kesadaran akan perasaan tersebut mendorong individu untuk menentukan pilihan. Individu lebih yakin tentang bagaimana perasaan mereka terkait keputusan pribadi yang mereka ambil. Mempersepsi emosi adalah kemampuan yang paling dasar dari kecerdasan emosional karena mempersepsi emosilah yang memungkinkan terjadinya pemrosesan informasi yang terkait dengan emosi (Salovey & Grewal, 2005). b. Menggunakan emosi (using emotion) Menggunakan emosi merupakan kemampuan untuk memanfaatkan emosi untuk memfasilitasi berbagai macam aktivitas kognitif, seperti berpikir dan memecahkan masalah (Salovey & Grewal, 2005). Seiring dengan
kematangan
individu,
emosi
mulai
membentuk
dan
meningkatkan pikiran dengan mengarahkan perhatian individu pada perubahan-perubahan yang penting. Contohnya, ketika seorang anak khawatir dengan pekerjaan rumahnya, tetapi tetap menonton televisi. Sementara seorang guru yang memiliki pemikiran yang lebih berkembang akan lebih memilih untuk menyelesaikan pekerjaannya sebelum perhatiannya teralihkan pada hal-hal yang menyenangkan (Mayer & Salovey, 1997). Selain itu, menggunakan emosi juga termasuk didalamnya menempatkan emosi yang ada di dalam diri seakan-akan kita adalah orang lain, layaknya “teater pikiran”. Dengan demikian, emosi dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
lebih mudah dipahami (Mayer & Salovey, 1997). Individu yang cerdas secara emosi tahu kapan harus melibatkan atau memisahkan emosi dari pikiran (Mayer,Roberts, & Barsade, 2008). Emosi juga dapat memfasilitasi pikiran dengan membuat individu mempertimbangkan banyak perspektif (Mayer & Salovey, 1997. Individu yang cerdas secara emosi dapat menguasai seutuhnya perubahaan mood-nya agar sesuai dengan tugas atau pekerjaan yang mereka miliki (Salovey & Grewal, 2005). c. Memahami dan menganalisa emosi (Understanding emotion) Kemampuan memahami serta mengerti relasi di antara emosi yang kompleks. Kemampuan ini meliputi kemampuan untuk peka dengan bernagai macam emosi yang berbeda tipis, seperti merasa senang (happy) dan sangat senang (ecstatic) (Salovey & Grewal, 2005). Aspek ini juga mencakup kemampuan untuk mengenali dan mendeskripsikan bagaimana emosi berkembang seiring waktu, Kemampuan ini berkembang, segera setelah anak mampu mengenali emosi, anak akan melabel dan memahami relasi di antara label-label yang ada. Kemudian, anak mulai belajar persamaan dan perbedaan antar emosi, seperti menyukai dan mencintai, kesal dan marah, dan lain sebgainya. Anak juga akan belajar secara otomatis makna relasi dari setiap perasaan, seperti kesedihan dan kehilangan. Individu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
tumbuh dan berkembang juga akan mulai mengenali adanya emosi yang kompleks dan kontradiktif yang mungkin muncul pada situasi dan kondisi tertentu. Misalnya individu akan belajar bahwa mungkin untuk mempersepsi cinta dan benci terhadap orang yang sama (Mayer & Salovey, 1997). Pada tahap perkembangan ini, individu juga akan belajar mengenai kombinasi emosi. Misalnya, takjub terkadang dilihat sebagai kombinasi dari rasa takut dan terkejut, harapan dianggap sebagai kombinasi kepercayaan dan optimisme (Mayer & Salovey, 1997). Panalaran tentang perkembangan emosi dalam relasi interpersonal inilah yang merupakan pusat dari kecerdasan emosi (Mayer & Salovey, 1997). d. Mengatur atau meregulasi emosi Kemampuan ini adalah kemampuan dalam area yang paling tinggi dalam kecerdasan emosional. Kemampuan ini terkait kemampuan meregulasi emosi secara sadar, baik dalam diri sendiri ataupun orang lain untuk meningkatkan perkembangan emosi dan kecerdasan individu. Reaksi emosi harus ditoleransi, bahkan diterima ketika terjadi, terlepas dari apabila reaksi tersebut menyenangkan atau tidak. Hanya orang yang mau memperhatikan perasaan yang ada yang dapat belajar tentang suatu hal terkait perasaan mereka. Oleh karena itu, area
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
ini dimulai dengan kemampuan untuk terbuka terhadap perasaan (Mayer & Salovey, 1997). Dalam perkembangannya, individu akan belajar mengenai emosiemosi yang pantas dan tidak pantas untuk diekspresikan pada publik. Oleh karena itu, individu belajar bahwa emosi dapat dipisahkan dari perilaku. Sebagai konsenuensi, individu belajar untuk mengikuti atau tidak mengikuti emosi pada waktu-waktu yang tepat. Merasa marah pada seseorang karena ketidakadilan dapat berguna bagi penalaran terkait situasi yang ada, tetapi menjadi berkurang kegunaannya ketika rasa marah mencapai titik yang klimaks. Individu yang cerdas secara emosi akan mengetahui bahwa ia harus menahan dirinya dan mendiskusikan permasalahan dengan orang kepercayaan yang lebih tenang (cool-headed). Selanjutnya, pengalaman dari emosi tersebut digunakan
untuk
proses
penalaran,
yaitu
memotivasi
dan
memfasilitasi, misalnya memicu kemarahan seseorang untuk melawan ketidakadilan (Mayer & Salovey, 1997). Dengan demikian, individu yang cerdas secara emosi mampu memanfaatkan emosi, termasuk yang negatif, dan mengelolanya untuk mencapai tujuan tertentu. Berikut tabel mengenai kemampuan-kemampuan dalam area kecerdasan emosional :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
Tabel 1 Kemampuan-kemampuan dalam area kecerdasan emosional No 1.
Aspek Kecerdasan Emosi Mempersepsi emosi
Kemampuan dalam aspek kecerdasan emosional Mengidentifikasi keadaan emosi, perasaan dan pikiran diri sendiri Mengidentifikasi emosi pada orang lain, gambar, suara, atau karya seni. Mengekspresikan emosi secara akurat
2.
Menggunakan emosi
Membedakan jujur atau tidak jujur suatu perasaan Mampu melibatkan atau memisahkan emosi dari pikiran Memanfaatkan emosi untuk memfasilitasi berbagai macam aktivitas kognitif dan memecahkan masalah Mempertimbangkan sesuatu dari berbagai sudut pandang.
3.
Memahami dan menganalisa emosi
Mampu menguasai perubahan suasana hati yang terjadi dalam diri Melabel emosi dan mengenali relasi antara label-label yang ada. Menginterpretasi makna relasi antar emosi Mengerti relasi diantara emosi yang kontradiktif,
4.
Mengatur Meregulasi emosi
Mengenali adanya emosi yang kompleks yang berbeda tipis dan Kemampuan untuk terbuka terhadap perasaan, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Kemampuan untuk memisahkan emosi dari perilaku Kemampuan untuk mengikuti atau tidak mengikuti emosi pada waktu-waktu tertentu. Memanfaatkan emosi dan mengelolanya untuk mencapai tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
2. Faktor-faktor Pembentuk Kecerdasan emosional Goleman (1997) menyebutkan terdapat mempengaruhi terbentuknya kecerdasan
faktor-faktor
yang
emosional pada individu,
yaitu : a. Faktor internal Faktor internal yang membentuk kecerdasan emosional individu adalah anatomi saraf emosi. emotional brain (otak emosional). Bagian otak yang bergungsi untuk mengatur emosi meliputi sistem limbik, area neokorteks dan prefrontal serta amygdala. Wilayah otak tersebut adalah bagian yang paling lambat matang. Ketika area sensorik matang selama masa kanak-kanak awal dan sistem limbik berkembang matang saat pubertas, lobus frontal, tempat kontrol emosi, pemahaman, dan respon artistik masih terus berkembang hingga usia 16 sampai dengan usia 18 tahun. b. Faktor eksternal Faktor eksternal yang mempengaruhi terbentuknya kecerdasan emosional adalah keluarga. Keluarga merupakan lingkungan terkecil yang dimiliki oleh seseorang. Pendidikan pertama yang diterima oleh individu pun berasal dari keluarga. Selain itu, interaksi di dalam keluarga akan mempengaruhi tingkah laku anak terhadap orang lain di dalam masyarakat. Oleh karena itu, orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
tua memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam mendidik anak-anaknya (Wahyuningytas, 2010). Salah satunya melalui adalah pola asuh yang diterapkan oleh orang tua. Faktor
eksternal
lainnya
yang
turut
mempengaruhi
terbentuknya kecerdasan emosional adalah lingkungan sosial individu, serta lingkungan sekolah. Bentuk pendidikan emosi yang ada di sekolah salah satunya melalui pengajaran budi pekerti di sekolah. 3. Individu yang Cerdas secara Emosi Berdasarkan aspek-aspek kecerdasan emosional (Mayer, Salovey, & Caruso, 2004), maka individu yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi adalah individu yang dapat mempersepsi emosi, menggunakan emosi dalam pikiran, memahami makna emosi, dan meregulasi emosi. Mereka mampu mendeskripsikan atau menjelaskan tujuan, target, dan misi dalam hidup mereka (Mayer, Salovey, & Caruso, 2004). Dalam menyelesaikan konflik, individu dengan kecerdasan emosional tinggi tidak membutuhkan upaya kognitif yang besar. Mereka juga cenderung memiliki keterampilan sosial dan kemampuan verbal yang lebih tinggi, terutama jika individu memiliki skor yang tinggi dalam area memahami emosi. Selain itu, mereka yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi juga cenderung lebih terbuka, ramah dan kooperatif (agreeable).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
Selain itu, jika dibandingkan dengan yang lainnya, individu dengan kecerdasan emosional yang tinggi jarang terlibat dalam perilaku bermasalah dan menghindari perilaku merusak diri, seperti merokok, minum minuman keras berlebihan, memakai obat-obatan terlarang, atau melakukan kekerasan terhadap orang lain. Individu yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi juga memiliki kelekatan yang sentimental terhadap keluarga (home) dan memiliki interaksi sosial yang lebih positif dengan orang-orang disekitarnya. B. Pola Asuh 1. Pola Asuh Pola asuh merupakan pola sikap mendidik dan memberikan perlakuan terhadap anak (Syamsu, 2000). Baumrind (dalam Alizadeh et al, 2011) mendefinisikan pola asuh sebagai keseluruhan kegiatan yang terdiri dari beberapa perilaku khusus dari orangtua yang bekerja secara bersama maupun secara individual, yang kemudian berpengaruh terhadap perilaku anak Berk (2006) mendefinisikan pola pengasuhan sebagai kombinasi dari perilaku orangtua yang terjadi diseluruh situasi dan menciptakan iklim pengasuhan anak yang tetap. Pola asuh orang tua merupakan pola interaksi antara anak dengan orang tua bukan hanya pemenuhan kebutuhan fisik (seperti makan, minum) dan kebutuhan psikologis (seperti rasa aman, kasih sayang, dan lain-lain), tetapi juga mengajarkan norma-norma yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
berlaku di masyarakat agar anak hidup selaras dengan lingkungan (Santrock, 2002). Berdasarkan berbagai definisi tersebut disimpulkan bahwa pola asuh orangtua adalah serangkaian interaksi orang tua untuk bekerjasama memenuhi kebutuhan fisik, psikologis, dan mengajarkan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat sehingga berpengaruh pada perilaku anak. 2. Dimensi dalam Pola asuh Terdapat dua dimensi yang dianggap signifikan dalam pola asuh. Dua dimensi tersebut adalah kontrol dan responsivitas (Baumrind dalam Santrock, 2014). Dimensi kontrol meliputi tuntutan yang diberikan orangtua pada anak agar anak menjadi individu yang dewasa dan bertanggungjawab serta memberlakukan aturan dan batasan yang sudah ditetapkan (Nixon dan Halpenny, 2010). Dimensi responsivitas meliputi dukungan kehangatan dan kasih sayang yang ditunjukkan orangtua kepada anak (Nixon dan Halpenny, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
Kontrol + +
Authoritative
Permissive
Responsivitas -
Authoritarian
Uninvolved
Gambar 1 Dinamika Dimensi Pola Asuh
3. Jenis-Jenis Pola asuh Keterkaitan antara dimensi kontrol dan responsibilitas membentuk empat jenis pola asuh. Keempat pola asuh tersebut adalah authoritative, authoritarian, permissive, dan uninvolved (Baunrind dalam Santrock, 2014). Orang tua yang memberikan responsivitas dan kontrol secara seimbang dikategorikan sebagai pola asuh authoritative. Orang tua yang memberikan kontrol tanpa disertai dengan responsivitas disebut sebagai pola asuh authoritarian. Sebaliknya, jika orang tua memberikan responsivitas tanpa adanya kontrol, maka dapat disebut sebagai pola asuh permissive. dan orang tua yang tidak memberikan responsivitas ataupun kontrol dapat disebut sebagai pola asuh uninvolved (Baumrind, 1991 dalam Darling, 2014). Dengan demikian terdapat empat jenis pola asuh yang memiliki dampak berbeda terhadap remaja menurut Baumrind, yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
a. Pola asuh Authoritative Pola asuh authoritative ditunjukan oleh tingginya tingkat kontrol dan tuntutan kedewasaan, dalam konteks pengasuhan. Pendisiplinan melibatkan penggunaan logika dan kekuasaan, tetapi tidak sampai melewati batas otonomi remaja. Pola asuh authoritative memiliki keseimbangan antara dimensi kontrol dan responsivitas. Orang tua menerapkan sistem musyawarah dalam pengambilan keputusan dan mendorong komunikasi verbal timbal balik. Selain itu, orang tua juga memberikan afeksi positif (kasih sayang dan kehangatan, penerimaan) pada remaja (Baumrind 1971, 1991, dan 2012 dalam Santrock, 2014). Pola asuh authoritative menghasilkan remaja dengan kemampuan sosial, self-esteem dan performansi sekolah yang baik. Remaja juga memiliki emosi yang stabil dan jarang terlibat dengan perilaku bermasalah serta memiliki tingkat depresi yang rendah (Darling, 2014). Hal tersebut dikarenakan orangtua mampu memberikan pemantauan, pendisiplinan yang efektif serta memberikan dukungandukungan yang diperlukan oleh remaja (Santrock, 2014). b. Pola asuh Authoritarian Pola asuh authoritarian diidentifikasi dengan tingginya tingkat tuntutan dan kontrol pada remaja, disertai dengan rendahnya tingkat responsivitas. Orangtua dengan pola asuh authoritarian mendorong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
remaja untuk mengikuti seluruh arahan mereka. Orang tua memberlakukan hukuman terhadap perilaku remaja yang menyimpang dari standar mereka. Dalam pola asuh authoritarian, dimensi kontrol lebih menonjol dibandingkan dengan dimensi responsivitas. Orangtua menetapkan batasan yang tegas dan tidak memberi peluang yang cukup untuk anak dapat menyampaikan pendapatnya. Mereka lebih mengambil jarak dan tidak hangat. Remaja yang diasuh oleh orang tua authoritarian memiliki kecemasan yang tinggi, dan kemampuan komunikasi yang buruk, serta sulit untuk mengekspresikan perasaan (Baumrind 1971, 1991, dan 2012 dalam Santrock, 2014) Darling (2014) menyebutkan, remaja yang dibesarkan dengan pola asuh authoritarian memiliki performansi sekolah yang baik dan jarang memiliki perilaku bermasalah. Tetapi, remaja yang menerima pola asuh ini cenderung mudah depresi serta memiliki kemampuan sosial dan self-esteem yang rendah. Pemantauan dan pendisiplinan dengan cara menghukum membuat anak cenderung berusaha berperilaku baik dan memenuhi tuntutan orangtua agar terhindar dari hukuman. Akan tetapi, kurangnya dukungan dan kehangatan pada anak berdampak pada kurangnya kemampuan sosial remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
c. Pola asuh Permissive Pola asuh Permissive (indulgent) ditandai dengan tingginya tingkat responsivitas akan tetapi orang tua kurang memberikan tuntutan dan kontrol pada remaja. Orang tua permissive sangat terlibat dengan remaja namun tidak terlalu menuntut atau mengontrol mereka. Orang tua membiarkan remaja melakukan apa saja yang mereka inginkan. Mereka menghargai ekspresi diri dan pengaturan diri. Mereka hanya membuat sedikit permintaan dan membiarkan anak memonitor aktivitas mereka sendiri. Mereka hangat, tidak mengontrol, dan tidak menuntut. Greenwood
(2013)
dalam
Efobi
dan
Nwokolo
(2014)
menyebutkan bahwa orangtua dengan pola asuh permissive terbuka secara afeksi namun tidak memberikan batasan pada remaja. Akibatnya, Remaja kurang mampu mengendalikan tingkah laku mereka dan melakukan apapun yang ingin mereka lakukan. Remaja juga mengalami kesulitan untuk menjalin relasi dengan lingkungan sosialnya. Dampak lain yang diterima remaja adalah ketidakmampuan remaja untuk berempati dengan orang lain (Santrock, 2002). d. Pola asuh Uninvolved Pola asuh uninvolved, orangtua tidak terlibat di dalam kehidupan anak. Dalam pola asuh ini, baik dimensi kontrol maupun responsivitas kurang ditunjukkan oleh orangtua. Orang tua terkadang hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
berfokus pada kebutuhannya sendiri dan mengabaikan kebutuhan anak. (Baumrind 1971, 1991, dan 2012 dalam Santrock, 2014) Remaja yang diasuh dengan pola uninvolved cenderung memiliki rasa kurang berharga dan tingkat depresi cenderung tinggi. Selain itu performansi sekolah dan kemampuan sosial cenderung rendah disertai dengan tingkat perilaku bermasalah yang tinggi (Darling, 2014). Remaja yang menerima pola asun uninvolved merasa bahwa aspekaspek lain kehidupan orang tuanya lebih penting dari dirinya. Hal ini dikarenakan kurangnya monitoring dari orang tua dan tidak adanya kehangatan dan afeksi yang diekspresikan orang tua kepada remaja. Berikut adalah tabel yang mengemukakan ciri-ciri tiap Pola Asuh Orang tua berdasarkan dua dimensi pola pengasuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Tabel 2 Ciri-ciri Pola Asuh Orang Tua Jenis Pola Asuh Authoritative
Authoritarian
Permissive
Uninvolved
Responsivitas
Kontrol
Menekankan komunikasi dua arah, mengekspresikan afeksi positif (kasih sayang, kehangatan dan penerimaan) Menjaga jarak dan tidak hangat, Membatasi pertukaran pendapat.
Memberikan tuntutan untuk dewasa dan bertangung jawab, Menjelaskan alasan dibalik pendisiplinan
Terbuka secara afeksi namun terlalu memanjakan, memenuhi semua keinginan anak Mengabaikan kebutuhan remaja, menjauh dan menarik diri secara emosional
Memberikan kebebasan untuk melakukan apa saja yang ingin dilakukan, Membiarkan remaja memonitor aktivitasnya sendiri Tidak memberikan tuntutan, TIdak memberikan tuntutan kepada remaja, tidak mengontrol perilaku anak
Memberlakukan aturan yang tegas, Pendisiplinan menggunakan taktik hukuman
C. REMAJA 1. Definisi Remaja Remaja berasal dari bahasa latin “adolescere” yang berarti tumbuh menjadi matang (Steinberg, 2002). Sementara itu, Papalia, Olds dan Feldman
(2009)
menyebutkan
bahwa
remaja
adalah
transisi
perkembangan yang terjadi kira-kira pada umur 10 atau 11 tahun sampai awal dua puluh tahun yang meliputi transisi pada ranah fisik, kognitif dan psikososial. Definisi remaja juga dapat dilihat berdasarkan usia kronologisnya. Hurlock (1996) membagi masa remaja menjadi dua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
bagian, yaitu remaja awal (13-16 tahun) dan masa remaja akhir (17-18 tahun). Pada tahun 1974 Badan kesehatan dunia atau WHO (dalam Sarwono, 2011) mendefinisikan remaja sebagai suatu masa ketika : a) Remaja mengalami perkembangan biologis yang ditandai dengan munculnya tanda-tanda seksual sekunder. b) Remaja mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. c) Remaja mengalami peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri. Selain itu, berdasarkan hasil riset dasar kesehatan pada tahun 2010, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI mengkategorikan usia remaja menjadi dua kelompok, yaitu remaja awal (13-15tahun) dan remaja akhir (16-18 tahun). Batas usia remaja awal didapatkan berdasarkan analisis yang dilakukan dengan mengamati keseluruhan proses perkembangan reproduksi yang dialami perempuan mulai dari usia pertama menstruasi (menarche) yang merupakan awal dari proses
reproduksi
dimulai,
sampai
dengan
reproduksi
berakhir
(menopause). Hasil analisis menemukan bahwa 37,5% perempuan Indonesia mengawali usia reproduksi pada usia 13-14 tahun. (Riset Kesehatan, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Terkait
dengan
kecerdasan
emosional,
Goleman
(1995)
mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional diatur oleh otak emosional (emotional brain) yang meliputi sistem limbik, neokorteks dan prefrontal, serta amygdala. Keempat bagian otak tersebut berkembang matang pada saat individu berada pada tahap remaja (pubertas hingga usia 18 tahun). 2. Aspek Perkembangan Remaja Memasuki masa remaja, terjadi transisi dalam 3 aspek kehidupan yaitu, a. Aspek Fisik Pubertas merupakan awal penting yang menandai masa remaja. Pubertas adalah perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan hormonal yang terutama terjadi selama masa remaja awal (Santrock, 2009). Marshall (1978 dalam Steinberg, 2002) menyebutkan bahwa terdapat lima perubahan fisik yang terjadi selama masa pubertas, yaitu (1) perubahan tinggi dan berat badan yang berlangsung sangat cepat, (2) perkembangan karakteristik seks primer, termasuk perubahan kelenjar kelamin, yaitu testis pada laki-laki dan ovarium pada perempuan, (3) perkembangan karakteristik seks sekunder (4) perubahan pada komposisi tubuh khususnya pada terbentuknya otot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
dan lemak pada tubuh, (5) perubahan pada sistem peredaran darah dan pernapasan. b. Aspek Kognitif Memasuki masa remaja, pemikiran individu menjadi lebih abstrak dan logis dibandingkan dengan anak-anak (Piaget dalam Santrock, 2002). Menurut Piaget, tahap perkembangan kognitif ini disebut dengan istilah operasional formal. Dalam tahap ini, remaja memiliki kemampuan untuk berkhayal, mengembangkan ide-ide dan hipotesis, bernalar secara abstrak dan cenderung idealis (Santrock, 2002). Pemikiran remaja dalam tahap ini bersifat egosentris. Egosentrisme remaja dibagi menjadi dua, yaitu penonton khayalan dan dongeng pribadi (Elkind dalam Santrock, 2002). Penonton khayalan adalah keyakinan remaja bahwa orang lain memperhatikan dirinya sebagaimana dirinya sendiri yang muncul dalam perilaku mengundang perhatian (Santrock, 2002). Remaja merasa bahwa tidak ada seorangpun yang memahami perasaan mereka. Sebagai hasilnya, remaja dapat mengarang cerita tentang dirinya sendiri yang dipenuhi dengan fantasi atau masuk ke dalam dunia yang jauh dari realitas (Santrock, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
c. Aspek Sosio-Emosional Kondisi emosional dalam tahap remaja masih labil dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya seperti keluarga. Erikson (1968) berpendapat bahwa dalam tahap ini remaja dihadapkan pada penentuan identitas dan masa depan (Feist dan Feist, 2006). Oleh karena itu, Erikson juga berpendapat bahwa peran orangtua sangat dibutuhkan dalam memberi kesempatan dan dukungan pada remaja untuk menjelajahi banyak peran dan mendampingi remaja agar dapat menjelajahi peran secara positif (Erikson dalam Santrock, 2002). Orangtua yang mampu memberikan kenyamanan secara emosional akan membawa remaja mencapai identitas yang positif. Namun apabila remaja mengalami ketidaknyamanan emosional, remaja cenderung memberikan reaksi defensif seperti agresif atau melarikan diri dari kenyataan (Santrock, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
D. Dinamika Pola Asuh Orang Tua sebagai Prediktor Kecerdasan emosional Pada Remaja Kecerdasan emosional adalah keterampilan yang dimiliki individu untuk mengelola emosi dengan baik, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memecahkan berbagai masalah kehidupan sehari-hari (Goleman, 1995). Salah satu faktor eksternal yang membentuk kecerdasan emosional adalah keluarga. Keluarga merupakan sekolah pertama bagi individu untuk belajar mengenai emosi (Goleman, 1995). Pengalaman-pengalaman yang terjadi selama masa kanak-kanak hingga remaja sangat mempengaruhi kehidupan emosi seseorang. Berkembangnya kecerdasan emosional remaja tidak dapat dipisahkan pola asuh yang mereka terima dari orang tua. Pola asuh merupakan cara orang tua membesarkan anak dengan memenuhi kebutuhan anak, memberikan perlindungan, mendidik anak, serta menanamkan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat agar anak hidup selaras dengan lingkungan (Baumrind dalam Berk, 2006). Remaja belajar mengenai peran-peran yang ada dalam masyarakat seperti nilai-nilai, sikap serta perilaku yang pantas dan tidak pantas, atau baik dan buruk melalui pengasuhan orang tua. Pola asuh orang tua sangat berpengaruh terhadap kecerdasan emosional remaja (Gottman dan DeClaire, 2008). Remaja yang diasuh oleh orang tua authoritative merasakan kehangatan, penerimaan, dukungan dan kasih sayang yang diekspresikan oleh orang tua. Perasaan inilah yang membentuk kemandirian, harga diri tinggi, pandangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
positif, dan kemampuan regulasi emosi pada remaja (Rohner 1999,). Regulasi emosi merupakan salah satu aspek dari kecerdasan emosional. Individu yang mampu meregulasi emosi akan memanfaatkan emosi, termasuk emosi negatif, dan mengelolanya untuk mencapai tujuan tertentu (Salovey & Grewal, 2005). Salah satu karakteristik pola asuh authoritarian adalah tingginya kontrol yang diberian orang tua kepada remaja, tetapi tidak disertai dengan kehangatan. Orang tua yang menerapkan pola asuh authoritarian menetapkan aturan dan batasan yang ketat pada remaja. Orang tua juga menerapkan taktik hukuman atas perilaku remaja yang menyimpang dari standar yang telah ditetapkan (Baumrind dalam Santrock, 2014). Remaja yang mendapatkan pola asuh authoritarian sangat rentan mengami kecemasan, depresi , serta berbagai emosi negatif lainnya. Remaja yang diasuh dengan pola asuh authoritarian mengalami kesulitan untuk mengatur emosi mereka sendiri (Gottman dan DeClaire, 2008). Ketidakmampuan remaja dalam mengatur emosi akan berdampak pada kemampuan mereka dalam mengidentifikasi emosi yang ada pada diri mereka sendiri serta orang lain. Salah satu aspek kecerdasan emosional yang paling mendasar adalah kemampuan individu untuk menyadari dan mengidentifikasi emosi pada diri sendiri. (Salovey & Grewal, 2005) Orang tua yang menerapkan pola asuh permissive (indulgent) cenderung memberikan kehangatan yang tinggi tanpa disertai dengan kontrol atas perilaku anak. Orang tua dengan pola asuh permissive memperbolehkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
remaja untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan. Orang tua berpendapat bahwa kebebasan yang diberikan akan mendorong kreativitas serta rasa percaya diri pada remaja (Santrock, 2014). Remaja yang diasuh dengan pola asuh permissive cenderung memiliki kontrol diri yang rendah, dan memiliki kesadaran emosi (emotional-self awarness) yang rendah. Hal ini dikarenakan remaja selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan dan tidak mendapatkan tuntutan untuk mengendalikan perilaku. Akibatnya remaja tidak mampu untuk menangani emosi-emosi yang sulit dan mengalami kesulitan dalam menjalin relasi dengan orang lain (Gottman dan DeClaire, 2008). Jenis pola asuh yang terakhir adalah pola asuh uninvolved. Karakteristik dari pola asuh orang tua uninvolved adalah rendahnya kehangatan serta kontrol orang tua terhadap remaja. Dengan kata lain, orang tua tidak terlibat dengan kehidupan remaja. Remaja yang mendapatkan pola asuh uninvolved dari orang tuanya cenderung memiliki perasaan tidak berharga (Santrock, 2014). Berdasarkan teori Baumrind mengenai pola pengasuhan, orang tua yang menerapkan pola asuh uninvolved tidak terlibat secara emosional dengan anak-anaknya (Baumrind dalam Santrock, 2014). Hal ini membuat remaja tidak merasakan penerimaan dan kehangatan dari orang tua. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rohner, Khaleque, dan Cournoyer pada tahun 2009, remaja yang mempersepsi penolakan dari orang tua cenderung memiliki masalah perilaku, temperamen yang buruk, dan empati yang rendah. Remaja yang diasuh dengan pola asuh uninvolved rentan mengalami ketidakstabilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
emosi, kesulitan untuk mengekspresikan perasaannya dan sulit untuk membangun relasi dengan orang lain. Salah satu ciri dari individu yang memiliki kecerdasan emosional adalah mampu mengekspresikan perasaannya serta meregulasi emosi secara positif untuk membangun hubungan dengan orang lain. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua berpengaruh pada kecerdasan emosional remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
E. Bagan Pengaruh Pola Asuh pada Kecerdasan Emosional Remaja 1. Bagan pengaruh pola asuh authoritative pada kecerdasan emosional remaja
Pola Asuh Authoritative
Responsivitas Tinggi
Kontrol Tinggi
-
-
Memberikan Tuntutan untuk bertanggung jawab Menjelaskan alasan dibalik pendisiplinan
-
-
Menekankan komunikasi dua arah Mengekspresikan afeksi positif (kasih sayang, kehangatan, dan penerimaan)
Merasa diterima dan disayangi Merasasa didukung Memiliki emosi yang stabil
Kecerdasan emosional tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
2. Bagan
Pengaruh
Pola
Asuh
Authoritarian
pada
Emosional Remaja
Pola Asuh Authoritarian
Responsivitas Rendah
Kontrol Tinggi
-
Memberlakukan aturan
-
tegas
-
-
Memberlakukan hukuman atas perilaku
Menjaga jarak dan tidak hangat Membatasi pertukaran pendapat
remaja yang
menyimpang dari standar mereka
-
Ketidakstabilan emosi Tingkat depresi tinggi Kesulitan untuk mengekspresikan emosi
Kecerdasan emosional rendah
Kecerdasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
3. Bagan pengaruh Pola asuh permissive pada kecerdasan emosional remaja
Pola Asuh
Permissive
Responsivitas Tinggi
Kontrol Rendah
-
-
Memberikan kebebasan penuh kepada remaja.
-
Membiarkan remaja
Hangat Terbuka secara afektif namun cenderung memanjakan
memonitor aktiviasnya sendiri
-
Kesulitan dalam menjalin relasi dengan orang lain Kurangnya pengendalian diri Kesulitan dalam memahami emosi diri
Kecerdasan emosional rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
4. Bagan pengaruh pola asuh uninvolved pada kecerdasan emosional remaja
Pola Asuh Uninvolved
Responsivitas Rendah
Kontrol Rendah
-
-
Tidak memberikan tuntutan apapun kepada remaja
-
-
Tidak memberlakukan
Tidak peka dengan kebutuhan fisik maupun psikologis remaja Menarik diri secara emosional
kontrol kepada remaja
-
Merasakan penolakan dari orang tua Merasa tidak disayangi Depresi Tempramen buruk Empati Rendah
Kecerdasan emosional rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
F. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian ini adalah : 1. Pola asuh authoritative berpengaruh positif signifikan pada kecerdasan emosional remaja ; peningkatan skor pada pola asuh authoritative meningkatkan skor kecerdasan emosional. 2. Pola asuh authoritarian berpengaruh negatif signifikan pada kecerdasan emosional remaja ; peningkatan skor pada pola asuh authoritarian menurunkan skor kecerdasan emosional. 3. Pola asuh permissive berpengaruh negatif signifikan pada kecerdasan emosional remaja ; peningkatan skor pada pola asuh permissive menurunkan skor kecerdasan emosional. 4. Pola asuh uninvolved berpengaruh negatif signifikan pada kecerdasan emosional remaja ; peningkatan skor pada pola asuh uninvolved menurunkan skor kecerdasan emosional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional dengan teknik analisis regresi (Sugiyono, 2009). Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah pola asuh orang tua authoritative, authoritarian, permissive, dan uninvolved memprediksi kecerdasan emosional remaja. B. Identifikasi Variabel Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu : 1. Variabel independen : Pola asuh orang tua yang terdiri dari pola asuh authoritative, pola asuh authoritarian, pola asuh permissive, dan pola asuh uninvolved. 2. Variabel dependen
: Kecerdasan emosional
C. Definisi Operasional 1. Pola Asuh Pola asuh adalah serangkaian interaksi orang tua untuk bekerjasama memenuhi kebutuhan fisik, psikologis, dan mengajarkan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat sehingga berpengaruh pada perilaku individu. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala pola asuh orang tua yang disusun berdasarkan dua dimensi pola asuh Baumrind. 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Cara pengkategorian pola asuh menggunakan kategori bukan jenjang (nominal). Tujuan kategori ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok diagnosis yang tidak memiliki makna “lebih” dan “kurang” atau “tinggi” dan “rendah” (Azwar, 2002). Pengkategorian pola asuh dilakukan dengan mengubah skor subjek untuk setiap pola asuh ke dalam Z score. Rumus yang digunakan untuk menghitung Z score (Azwar,2008) : Z = (X-M) / SD Keterangan : Z = Z score X = Skor Subjek M = Mean Kelompok Subjek SD = Standar Deviasi Kelompok Subjek akan masuk ke dalam kategori dari masing-masing pola asuh berdasarkan nilai Z score yang paling tinggi karena telah menunjukkan kecenderungan dari pola asuh yang diterima oleh subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
2. Kecerdasan emosional Kecerdasan emosional adalah kemampuan remaja untuk memahami, menggunakan dan meregulasi emosi secara efektif untuk mencapai suatu tujuan. Kecerdasan emosional diukur menggunakan skala kecerdasan emosional yang disusun empat aspek yang dari kecerdasan emosional yaitu : a) Mempersepsi emosi b) Menggunakan emosi c) Memahami dan menganalisa emosi d) Mengatur dan Meregulasi emosi D. Subjek Penelitian Subjek dalam pemelitian ini adalah remaja yang berusia 13-18 tahun tahun. Subjek merupakan pelajar sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) di Bekasi. Pemilihan subjek menggunakan metode non probability purposive sampling, yaitu pemilihan subjek berdasarkan ciri-ciri tertentu yang berkaitan dengan sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Ary, Jacobs, Sorensen & Walket, 2014). Peneliti menetapkan dua kriteria untuk penetapan subjek yaitu : 1) Remaja laki-laki atau perempuan dengan rentang usia 13-18 tahun, 2) Tinggal bersama dengan orangtua lengkap (ayah dan ibu).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulkan data dilakukan dengan cara menyebarkan skala yang diisi oleh subjek. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala pola asuh orang tua yang terdiri dari skala pola asuh authoritative, authoritarian, permissive, uninvolved, dan skala kecerdasan emosional. F. Alat Pengumpulan Data 1. Skala Pola Asuh Orang tua Peneliti menggunakan skala pola asuh orang tua yang disusun berdasarkan dua dimensi pola asuh menurut Baumrind (dalam Santrock, 2014). Kedua dimensi tersebut adalah kontrol dan responsivitas. Pernyataan-pernyataan dalam skala ini terdiri dari item favorable dan item unfavorable. Pemberian skor pada skala pola asuh orang tua adalah sebagai berikut : Tabel 3 Skor Item Skala Pola Asuh Orang tua Respon Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Skor Item Favorable 4 3 2 1
Skor Item Unfavorable 1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Tabel 4 Sebaran Item Skala Pola Asuh Sebelum Seleksi Item No 1.
Jenis Pola Asuh Authoritative a. Kontrol b. Responsivitas
2.
Authoritarian a. Kontrol b. Responsivitas
3.
Permissive a. Kontrol b. Responsivitas
4.
Uninvolved a. Kontrol b. Responsivitas
Nomor Item Favorable Unfavorable 1,7,13,2,6,15
%
3,9,19,10,18, 21
5,14,17,10, 8, 16 11,12,20,22, 23,34
12.5%
25,39,48,31,3 5,37 43,46,44,27,3 0,42
45,40,26,41,2 8,34 38,33,29,36,3 2,47
67,51,65,62,5 9,69 49,53,72,57,6 0,55
50,48,71,56,5 2,54 66,64,70,63,6 1,58
12.5%
73,86,82,88,9 4,92 75,80,77,84,9 3,89
78,91,95,79.9 0,83 87,85,74,96,7 6,81
12.5%
12.5%
12.5% 12.5%
12.5%
12.5%
2. Skala Kecerdasan Emosional Peneliti menggunakan skala Kecerdasan Emosional yang disusun berdasarkan aspek-aspek teori kecerdasan emosional menurut Salovey dan Mayer (2005). Aspek-aspek yang digunakan dalam skala ini, yaitu : a.
Mempersepsi emosi
b.
Menggunakan emosi
c.
Memahami dan menganalisis emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
d.
Mengatur atau meregulasi emosi Pernyataan-pernyataan dalam skala ini terdiri dari item
favorable dan item unfavorable. Pemberian skor pada skala kecerdasan emosional adalah sebagai berikut : Tabel 5 Skor Item Skala Kecerdasan Emosional Respon Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Skor Item Favorable 4 3 2 1
Skor Item Unfavorable 1 2 3 4
Tabel 6 Sebaran Item Skala Kecerdasan Emosional Sebelum Seleksi Item No
Aspek
1.
Mempersepsi emosi
2.
Menggunakan emosi
3.
Memahami emosi
4.
Mengatur dan Meregulasi emosi Total
Nomor Item Favorable Unfavorable 4,5,11,15,19,3 1,3,7,8,17,23,47 6,40,62,71,76 ,50,54,55 16,27,44,57,6 0,59,63,69,67, 75 2,20,21,22,24, 31,42,51,53,6 4 6,10,26,30,34, 37,46,48,56,6 6, 40
% 25%
9,12,49,52,65,6 8,72,74,78,80
25%
29,32,38,41,45, 58,61,70,73,77
25%
13,14,18,25,28, 32,35,39,43,79
25%
40
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
G. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Skala Validitas
adalah
kemampuan
suatu
alat
ukur
dalam
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Alat ukur memiliki validitas tinggi apabila alat ukur tesebut memberi hasil yang sesuai dengan tujuan pengukuran (Azwar, 2003). Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan dua jenis validitas, yaitu validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi adalah analisis logis atau empiris terhadap seberapa memadai isi tes mewakili ranah isi serta seberapa relevan ranah isi tersebut sesuai dengan interpretasi skor tes yang dimaksudkan. Isi tes mengacu pada tema-tema, pilihan kata, serta format atau bentuk item, tugas, atau pertanyaan yang digunakan dalam tes. Validitas isi lazim diperoleh melalui penilaian pakar atau ahli terhadap kesesuaian antara bagian-bagian tes dan konstruk yang diukur (Supratiknya, 2014). Dalam penelitian ini validitas isi diperoleh melalui penilaian Dosen Pembimbing Skripsi, Dosen Psikologi, dan Guru BK yang merupakan lulusan S2 Psikologi. Penilaian meliputi format skala, penyusunan kalimat, pemilihan kata, dan kesesuaian antara item dengan indikator dari atribut yang hendak diukur. Selain itu, penilaian mengenai pemahaman kalimat setiap item dilakukan oleh beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
mahasiswa dan siswa SMP & SMA. Penilaian dilakukan dengan meminta penilaian dan saran perbaikan mengenai kalimat yang dapat dipahami untuk setiap item. Validitas konstruk adalah penilaian tentang sejauh mana itemitem dan komponen-komponen dalam tes saling berhubungan sedemikian rupa sesuai dengan konstruk yang diukur. Pengujian ini terkait dengan konsistensi internal atau homogenitas tes. Konsistensi internal atau homogenitas tes yang tinggi dipandang merupakan bukti yang kuat bahwa tes tersebut mengukur sebuah konstruk yang memang hendak diukur oleh peneliti (Supratiknya, 2014). Validitas konstruk dalam penelitian ini dilakukan melalui perhitungan korelasi item total. Korelasi item total menggambarkan tentang hubungan antara masing-masing item dengan skor total tes sebagai kriteria internal (Supratiknya, 2014). Perhitungan korelasi item total ini akan dijabarkan lebih detail pada bagian seleksi item. 2. Seleksi Item Uji coba dilakukan pada tanggal 27 dan 28 Mei 2016. Uji coba melibatkan 60 remaja berusia 13-18 tahun di SMP Pa Van Der Steur, dan siswa-siswi SMA di Bimbingan belajar New Concept, Bekasi. Peneliti menyebarkan 60 buah skala, akan tetapi terdapat 5 buah skala yang tidak dapat dipergunakan dikarenakan subjek tidak mengisi skala secara lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Seleksi item dilakukan dengan menghitung korelasi item total dari item yang terdapat pada masing-masing skala yang digunakan saat uji coba. Perhitungan korelasi item total dapat menunjukkan itemitem yang paling baik mengukur konstruk atau isi yang sedang diukur. Semakin tinggi korelasi antara skor item dan skor total skala, semakin baik juga item yang bersangkutan. Item-item yang berkorelasi negatif dan berkorelasi positif, tetapi niainya rendah dengan skor total harus digugurkan. Item yang mencapai koefisien korelasi diatas 0.20 daya bedanya dianggap memuaskan (Supratiknya, 2014). Peneliti menggunakan koefisien korelasi berbeda pada masingmasing skala untuk mendapatkan jumlah item yang mencukupi. Berikut merupakan koefisien korelasi yang digunakan pada masingmasing skala. Tabel 7 Koefisien korelasi Skala Pola Asuh Orang tua Skala Skala Pola Asuh Authoritative Skala Pola Asuh Authoritarian Skala Pola Asuh Permissive Skala Pola Asuh Uninvolved Skala Kecerdasan Emosional
Koefisien Korelasi rᵢₓ ≥ 0.20 rᵢₓ ≥0 .30 rᵢₓ ≥ 0.30 rᵢₓ ≥ 0.30 rᵢₓ ≥ 0.25
Uji seleksi item menggunakan korelasi item total melalui SPSS for Windows versi 21. Seleksi item pada skala pola asuh orang tua menghasilkan 70 item yang baik dari total 96 item. Komposisi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
70 item yang lolos adalah 15 item pada skala pola asuh authoritative, 19 item pada skala pola asuh authoritarian, 17 item pada skala pola asuh permissive, dan 19 item pada skala pola asuh uninvolved. Berikut adalah tabel sebaran item yang gugur (Tabel 8) dan sebaran item skala pola asuh orang tua setelah seleksi item (Tabel 9) Tabel 8 Sebaran Item yang Gugur pada Skala Pola Asuh Orang Tua No 1.
Aspek Pola Asuh Authoritative a. Kontrol
b. Responsivitas 2.
Authoritarian a. Kontrol b. Responsivitas
3.
Permissive a. Kontrol b. Responsivitas
4.
Uninvolved a. Kontrol b. Responsivitas
*) Item yang gugur
Nomor Item Jumlah Favorable Unfavorable 1,2*,7,13,6*,1 5*
5,14*,17,10, 8*, 16*
12
3*,4*,9,19, ,18,21
11,12*,20,22, 23,34
12
25,39*,48,31 *,35,37 43,46,44,27, 30,42
45,40,26,41, 28,34 38*,33*,29,3 6*,32,47
12
67,51,65,62* ,59,69 49*,53,72*,5 7,60,55
50*,68,71,56 ,52,54* 66,64*,70,63 ,61,58*
12
73,86*,82*,8 8,94*,92 75,80,77,84, 93,89
78,91,95*,79 .90,83 87*,85,74,96 ,76,81
12
12
12
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Tabel 9 Sebaran Item Skala Pola Asuh Orang Tua Setelah Seleksi Item No 1.
2.
Aspek Pola Asuh Authoritative a. Kontrol b. Responsivitas Authoritarian a. Kontrol b. Responsivitas
3.
4.
Permissive a. Kontrol b. Responsivitas Uninvolved a. Kontrol b. Responsivitas
Nomor Item Favorable Unfavorable
Jumlah
1,7,13,
5,10,17
6
9,19,18,21
11,20,22,23,24
9
25,48,35,37
45,40,26,41,28 ,34 29,32,47
10
67,51,65,59 ,69 53,57,60,55
48,71,56,52
9
66,70,63,61
8
73,88,92
78,91,79.90,83
8
75,80,77,84 ,93,89
85,74,96,76,81
11
43,46,44,27 ,30,42
9
Seleksi item pada skala kecerdasan emosional menghasilkan 54 item yang baik dari total 80 item. Untuk menyeimbangkan item pada masing-masing aspek, maka peneliti mengurangi 10 item dengan skor korelasi item terendah sehingga menghasilkan 44 item. Berikut adalah tabel sebaran item yang gugur (Tabel 10 ) :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Tabel 10 Sebaran Item yang Gugur pada Skala Kecerdasan Emosional No
Aspek
1.
Mempersepsi emosi
2.
Menggunakan emosi
3.
Memahami emosi
4.
Mengatur dan Meregulasi emosi
Nomor Item Favorable Unfavorable 4,5,11,15,19,36 1,3,7*,8*,17,2 *,40*,62*,71,76 3*,47,50*,54,5 * 5* 16*,27*,44,57,6 9*,12,49*,52* 0,59,63*,69,67* 65,68,72*,74,7 ,75* 8,80 2*,20*,21,22,24 29*,32,38*41, *31,42,51*,53,6 45,58,61*70,7 4* 3*,77 6,10,26*,30,34, 13*,14*18,25, 37,46,48*56,66 28*,32,35,39*, * 43*,79* 23 21
Total 20
20
20
20
44
*) Item yang gugur Tabel 11 Sebaran Item skala Kecerdasan Emosional Setelah Seleksi Item No
Aspek
Nomor Item Favorable
Total
Unfavorable
1.
Mempersepsi emosi
4,5,11, 15,19,71
1,3,17,47,54
11
2.
Menggunakan emosi
44,57,60,59,69
12,65,68,74,78,80
11
3.
Memahami emosi
21, 22,31,42,53
32,41,45,58,70,77
11
4.
Mengatur dan
6,10,30,34,37,46,56
18,25,32,35
11
Meregulasi emosi 23
21
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
3. Reliabilitas Skala Reliabilitas berasal dari kata reliability yang megacu pada konsistensi atau kepercayaan kestabilan, keajegan, dan lain-lain. Suatu pengukuran yang mampu menghasilkan data yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi disebut pengukuran yang reliabel (reliable). Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rₓₓ’). Alat ukur yang memiliki reliabilitas tinggi adalah alat ukur yang memiliki koefisien korelasi mendekati nilai satu (1,00), begitu sebaliknya semakin mendekati nilai nol (0), maka semakin rendah reliabilitasnya. Analisis reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS for Windors versi 21. Reliabilitas kedua skala adalah sebagai berikut : a. Skala Pola Asuh Orang Tua Tabel 12 Reliabilitas skala pola asuh orang tua sebelum dan setelah uji coba No
Pola Asuh 1. 2. 3. 4.
Authoritative Authoritarian Permissive Uninvolved
Reliabilitas sebelum Uji coba 0.816 0.883 0.810 0.858
Reliabilitas setelah Uji coba 0.873 0.919 0.884 0.877
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
b. Skala Kecerdasan Emosional Koefisien reliabilitas yang diperoleh pada skala kecerdasan emosional sebelum uji coba adalah sebesar 0.895 dan setelah uji coba sebesar 0.924. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa skala pola asuh orang tua dan skala kecerdasan emosional memiliki reliabilitas yang cukup baik, karena memiliki koefisien korelasi mendekati 1.00. H. METODE ANALISIS DATA 1. Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis data menggunakan regresi berganda, perlu dilakukan langkah uji asumsi untuk mengetahui metode statistik yang tepat. Uji asumsi tersebut antara lain uji normalitas, uji linieritas, multikolonearitas, dan heterokedastisitas (Priyatno, 2012). a. Uji normalitas Uji Normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebenarnya normal (Santoso, 2010). Dalam uji normalitas regresi, yang diuji adalah normalitanya adalah error atau residunya. Hal ini dikarenakan semakin besar error yang dihasilkan berarti semakin buruk prediksi yang dilakukan (Santoso,2010). Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah metode One Sample Kolmogorov-Smirnov.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
b. Uji Linieritas Uji linieritas adalah uji yang digunakan untuk menyatakan bahwa hubungan antar variabel yang hendak diukur akan mengikuti garis lurus (Santoso, 2010). Dalam penelitian ini, uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah Pola asuh orang tua sebagai variabel prediktor, memiliki hubungan yang linier dengan kecerdasan emosional sebagai variabel kriterium. Teknik yang digunakan untuk menguji linieritas adalah Test for Linierity pada program SPSS versi 20 for Windows. c. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas adalah uji yang dilakukan untuk melihat variabelvariabel prediktor tidak berkorelasi satu sama lain (Santoso, 2010). Jika ada dua variabel bebas di mana kedua variabel tersebut berkorelasi sangat kuat, maka secara logika persamaan regresinya cukup diwaliki oleh salah satu variabel saja (Yudiaatmaja, 2013). Multikolinieritas dapat diketahui dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance (TOL). d. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas perlu dilakukan untuk melihat ketidaksamaan varian yang dilihat dari nilai eror atau residu (Priyatno, 2012). Asumsi ini diuji menggunakan uji Glejster.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
2.
Uji Hipotesis Hipotesis diuji dengan teknik regresi linier berganda. Teknik analisis regresi adalah mampu memberikan lebih banyak informasi, yaitu prediksi. analisis regresi adalah persamaan linier yang digunakan untuk memprediksi atau meramalkan nilai variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen (Priyatno, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 Juni sampai dengan 8 Juni 2016. Pengumpulan data menggunakan dua skala yaitu Skala Pola Asuh dan Skala Kecerdasan Emosional. Jumlah kuesioner yang disebar adalah 235 buah, akan tetapi 79 kuesioner gugur karena subjek tidak memberikan jawaban secara lengkap pada skala penelitian. Terdapat 156 paket kuesioner yang memenuhi syarat untuk dipakai dalam penelitian ini. B. Deskripsi Penelitian 1. Deskripsi Subjek Subjek adalah remaja dengan rentang usia 13-18 tahun. Mereka merupakan siswa-siswi dari SMP Pamardi Yuwana Bhakti, SMP Strada, SMA Marsudirini, SMA Pangudi Luhur II Servasius. Subjek berjumlah 156 remaja yang terdiri dari 61 perempuan dan 95 laki-laki. (Tabel 15). Berikut adalah gambaran subjek berdasarkan karakeristik yang telah ditentukan.
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
a. Jenis Kelamin Tabel 13 Deskripsi Jenis Kelamin Subjek Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Total
Frekuensi 61 95 156
Persentase 39,1% 60.9% 100 %
b. Usia Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP dan SMA yang berusia 13-18 tahun. Tabel 14 menyajikan deskripsi usia subjek. Tabel 14 Deskripsi usia Subjek Usia 13 14 15 16 17 18 Total
Frekuensi 28 25 23 30 29 21 156
Persentase 17,9% 16,0% 14,7% 19,2% 18,6% 13,5% 100%
c. Pengelompokkan Subjek Berdasarkan Pola Asuh Tabel 15 Pengelompokkan Subjek berdasarkan Pola Asuh Orang tua Pola Asuh Authoritative Authoritarian Permissive Uninvolved Total
Jumlah 45 43 27 41 156
Persentase 28.8 % 27.6 % 17.3 % 26.3 % 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
C. HASIL PENELITIAN Sebelum melakukan uji hipotesis regresi, dilakuakan uji asumsi yang meliputi uji nornalitas, uji lienearitas, uji multikolinieritas, dan uji heterokedastisitas (Priyatno, 2012) 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk melihat apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebenarnya normal (Santoso, 2010). Dalam uji normalitas regresi, yang diuji normalitsanya adalah error atau residunya. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan metode Kolmogorov-smirnov pada program SPSS versi 21 for Windows. Data normal apabila signifikansi lebih besar daripada 0.05 (p>0.05). Uji normalitas mendapatkan nilai signifikansi lebih dari 0.05 (p=0.553) menunjukkan bahwa residual telah berdistribusi normal. Tabel 16 Hasil Uji Normalitas Residu
Residu
Signifikansi
Keterangan
0.553
Normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
b. Uji Linieritas Uji linieritas adalah uji yang digunakan untuk menyatakan bahwa hubungan antar variabel yang hendak diukur akan mengikuti garis lurus (Santoso, 2010). Tabel 17 Hasil Uji Linieritas Variabel
Signifikansi
Pola Asuh Authoritative Pola Asuh Authoritarian Pola Asuh Permissive Pola Asuh Uninvolved
0.000 0.000 0.218 0.002
Pengambilan Keputusan p<0.05 pada baris linearity p<0.05 pada baris linearity p>0.05 Deviation from linearity p<0.05 pada baris linearity
Keterangan Linier Linier Linear Linier
Hubungan dinyatakan linier apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (p<0.05) pada baris linearity, atau (p>0.05) pada baris Deviation from linearity (Santoso, 2010). c. Uji Multikolinieritas Asumsi multikolinieritas harus terpenuhi jika menggunakan analisis regresi lebih dari satu variabel prediktor. Uji Multikolinieritas dilakukan untuk melihat variabel-variabel prediktor tidak berkorelasi satu sama lain (Santoso, 2010). Jika ada dua variabel bebas di mana kedua variabel tersebut berkorelasi sangat kuat, maka secara logika persamaan regresinya cukup diwaliki oleh salah satu variabel saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
(Yudiaatmaja, 2013). Multikolinieritas dapat diketahui dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance (TOL). Syarat satu variabel tidak berkorelasi satu sama lain adalah jika nilai Tolerance lebih dari 0.10 dan nilai VIF kurang dari 10 (Priyatno, 2012). Tabel 18 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Pola asuh authoritative Pola asuh authoritarian Pola asuh permissive Pola asuh uninvolved
Colinierity Statistics Tolerance VIF 0.850 1.176 0.760 1.315 0.866 1.155 0.854 1.172
d. Uji Heterokedastisitas Heterokedastisitas adalah kondisi dimana variasi dari residu untuk setiap nilai dari variabel independen bersifat konstan (Santoso, 2010). Uji heterokedastisitas menggunakan Uji Glejster. Apabila nilai signifikansi antara variabel independen lebih dari 0.05 (p>.05) maka tidak terjadi masalah heterokedastisitas (Priyatno, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Tabel 19 Hasil Uji Hetetokedastisitas Variabel
Signifikansi
Pola Asuh Authoritative
0.087
Pola Asuh Authoritarian
0.285
Pola Asuh Permissive
0.736
Pola Asuh Uninvolved
0.613
Dari tabel 19 didapatkan hasil bahwa nilai signifikansi variabel independen lebih dari 0,05 (p>0.05), maka tidak terjadi masalah heterokedaktisitas pada data penelitian ini. 2. Uji Hipotesis Uji hipotesis menggunakan uji regresi linier dengan program SPSS versi 21 for Windows. Hasil analisis pola asuh orang tua sebagai prediktor kecerdasan emosional dapat dilihat pada tabel 20, 21, dan 22. Tabel 20 Uji F a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Regression
8503.354
4
2125.838
10.372
Residual
30948.954
151
204.960
Total
39452.308
155
a. Dependent Variable: Kecerdasan Emosional b. Predictors: (Constant), Uninvolved, Authoritative, PERMISSIVE, Authoritarian
Sig. .000
b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Hasil analisis regresi kecerdasan emosional melalui perhitungan anova (tabel 21) menunjukkan bahwa nilai F hitung (F=10.372) memiliki signifikansi sebesar 0.000 (p<0.05). Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel pola asuh authoritative, authoritarian permissive, dan uninvolved pada kecerdasan emosional remaja. Tabel 21 Hasil Analisis Regresi Linier Coefficients Model
a
Unstandardized Coefficients B (Constant)
94.952
Standardized Coefficients
Std. Error
Sig.
Beta
11.878
Authoritative .301 Authoritarian .444 1 PERMISSIV .170 E Uninvolved -.339 a. Dependent Variable: Kecerdasan Emosional
t
7.994
.000
.132 .134
.179 .274
2.286 3.319
.024 .001
.152
.087
1.119
.265
.150
-.176
-2.255
.026
Hasil perhitungan regresi linier (tabel 21) menunjukkan bahwa variabel pola asuh authoritative memilili nilai β= 0.301 yang berarti, peningkatan satu poin pada pola asuh authoritative maka kecerdasan emosional akan meningkat sebesar 0.301. Variabel pola asuh Authoritarian memperoleh nilai β=0,444 yang berarti, peningkatan satu poin pada pola asuh authoritarian akan diiringi dengan meningkatnya kecerdasan emosional sebesar 0,444. Variabel pola asuh permissive memperoleh nilai β=0,170 yang berarti, peningkatan satu poin pada pola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
asuh permissive akan meningkatkan kecerdasan emosional remaja sebesar 0,170. Selanjutnya, variabel pola asuh uninvolved memperoleh nilai β= -0,339 yang berarti, peningkatan satu poin pada pola asuh uninvolved akan menurunkan kecerdasan emosional remaja sebesar 0,170. Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah “Terdapat pengaruh positif signifikan dari pola asuh authoritative pada kecerdasan emosional remaja”. Tabel 24 menunjukkan hasil analisis regresi linear pola asuh authoritative dengan kecerdasan emosional memperoleh nilai (β=0.301, p=0.024). Berdasarkan taraf signifikansi sebesar 0.05 maka hipotesis pertama diterima, yang artinya terdapat pengaruh positif signifikan dari pola asuh authoritative pada kecerdasan emosional remaja. Hipotesis kedua adalah “Terdapat pengaruh negatif signifikan dari pola asuh authoritarian pada kecerdasan emosional remaja”. Hasil regresi linier dari pola asuh authoritarian dengan kecerdasan emosional memperoleh nilai (β=0.444, p=0.001). Berdasarkan taraf signifikansi 0.05 maka hipotesis kedua ditolak, yang berarti terdapat pengaruh positif signifikan dari pola asuh authoritarian pada kecerdasan emosional remaja. Hipotesis ketiga adalah “Terdapat pengaruh negatif signifikan dari pola asuh permissive pada kecerdasan emosional remaja”. Hasil perhitungan regresi linier antara pola asuh permissive dengan kecerdasan emosional memperoleh nilai (β=0.170 , p=0.265). Berdasarkan taraf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
signifikansi 0.05 maka hipotesis ketiga ditolak, yang artinya pola asuh permissive tidak berpengaruh signifikan pada kecerdasan emosional remaja. Hipotesis keempat adalah “Terdapat pengaruh negatif signifikan dari pola asuh uninvolved pada kecerdasan emosional remaja”. Hasil perhitungan regresi linier antara pola asuh uninvolved dengan kecerdasan emosional memperoleh nilai (β=0.339 , p=0.026). Berdasarkan taraf signifikansi 0.05 maka hipotesis keempat diterima, yang artinya terdapat pengaruh negatif signifikan dari pola asuh uninvolved pada kecerdasan emosional remaja. Tabel 22 Koefisien Determinasi b
Model Summary Model
R
R Square
Adjusted R
Std. Error of the Estimate
Square 1
.464
a
.216
.195
14.316
a. Predictors: (Constant), Uninvolved, Authoritative, PERMISSIVE, Authoritarian b. Dependent Variable: Kecerdasan Emosional
Tabel 22 menunjukkan bahwa pola asuh orang tua memberikan pengaruh sebesar 21.6 % pada kecerdasan emosional remaja. Sedangkan 78% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Sementara itu, sumbangan efektif untuk masing-masing variabel didapatkan dengan menghitung sumbangan efektif dengan menggunakan rumus sumbangan efektif (Widiarso, 2010) : SEₓᵢ = bₓᵢ × CP × R²
× 100% Regression
Keterangan : bₓᵢ = Koefisien b komponen x (Pola asuh) CP = Cross product komponen x (terlampir di halaman 133) Regression = nilai regresi R² = sumbangan efektif total Tabel 23 Sumbangan Efektif Pola Asuh Orang Tua Pada Kecerdasan Emosional Jenis Pola Asuh Authoritative Authoritarian Uninvolved Total Sumbangan Efektif
Sumbangan Efektif 6,0% 11,3% 4,3% 21.6%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
D. Pembahasan Pembahasan mengenai hasil analisis regresi antara variabel dependen yaitu kecerdaasan emosi dengan variabel independen yaitu pola asuh authoritative, authoritarian, permissive, dan uninvolved. 1. Prediksi pola asuh authoritative pada kecerdasan emosional remaja. Hasil pengujian hipotesis menggunakan teknik regresi linear menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan dari pola asuh authoritative pada kecerdasan emosional remaja (β=0.301, p=0.024). Hasil penelitian ini sekaligus menyempurnakan penelitian sebelumnya yang menemukan tidak terdapat pengaruh signifikan dari pola asuh authoritative pada kecerdasan emosional remaja (Sapurti, 2014). Meskipun hasil penelitian ini memiliki hasil yang berbeda dengan penelitian
sebelumnya,
Goleman
dalam
bukunya
yang
berjudul
“Emotional Intelligence” (1996) mengungkapkan bahwa faktor yang paling berpengaruh pada pembentukan kecerdasan emosional adalah keluarga. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa pola asuh orang tua memiliki pengaruh positif signifikan pada kecerdasan emosional remaja. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang berjudul “Adolescents’ Emotional Intelligence and Parental Styles”. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa perkembangan tingkat kecerdasan emosional dipengaruhi oleh pola asuh authoritative (Nastas & Sala, 2012). Hasil ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdollahi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Talib dan Motalebi (2013) yang menemukan bahwa pola asuh yang memberikan afeksi kepada remaja merupakan faktor terkuat yang memprediksi kecerdasan emosional. 2. Prediksi pola asuh authoritarian pada kecerdasan emosional remaja. Hasil regresi linier antara pola asuh authoritarian dan kecerdasan emosional memperoleh nilai (β=0.484, p= 0.000). Hal ini membuktikan bahwa hipotesis kedua dalam penelitian ini ditolak. Pola asuh authoritarian berpengaruh positif signifikan pada kecerdasan emosional remaja. Penelitian-penelitian mengenai dampak dari pola asuh authoritarian menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian di negara Amerika memperlihatkan
bahwa
remaja
yang
diasuh
dengan
pola
asuh
authoritarian cenderung memiliki perilaku negatif, depresif, dan ketidakmampuan dalam mengambil keputusan (Dwairy, 2006). Penelitian yang dilakukan pada remaja di negara China memperlihatkan bahwa remaja yang mendapatkan pengasuhan dari orang tua authoritarian tidak terkait dengan dampak perkembangan negatif (Dwairy et al, 2006). Fuligni, Hughes, dan Way (2009) mengungkapkan bahwa bahwa faktor budaya turut mempengaruhi dampak positif atau negatif yang ditimbulkan oleh pola asuh authoritarian. Di negara timur, individu lebih tergantung secara emosional dan finansial kepada orang tua, serta mengikuti keluarga (Kagticibasi, 2005;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Markus dan Kitayama, 1991; Triandis et al., 1998). Sementara itu, Penelitian yang dilakukan oleh Baldwain di negara India (dalam Dwairy, 2007) menemukan bahwa remaja yang mendapatkan pola asuh authoritarian memiliki kompetisi untuk melindungi diri terhadap resiko negatif dari lingkungan. Hasil dari penelitian ini mendukung penelitian Kurniasih (2013) menemukan bahwa pola asuh authoritarian cenderung memiliki pengaruh yang positif pada regulasi emosi pada remaja. Hal ini dikarenakan orang tua yang berada di kebudayaan timur seperti Indonesia cenderung menerapkan pola asuh authoritarian, dimana orang tua memberikan batasan, tuntutan, arahan, dan aturan kepada putra/putri mereka yang sedang beranjak remaja. 3. Prediksi Pola Asuh Permissive pada Kecerdasan Emosional Remaja Hasil regresi linier antara pola asuh permissive dengan kecerdasan emosional memperoleh nilai (β=0.170, p=0.265). Hal ini membuktikan bahwa hipotesis ketiga ditolak. Nilai signifikansi lebih dari 0.05 menunjukkan bahwa pola asuh permissive tidak berpengaruh signifikan pada kecerdasan emosional remaja. Pola asuh permissive ditandai dengan keterlibatan orang tua yang sangat tinggi pada remaja, tetapi memberikan sedikit tuntutan atau kontrol kepada mereka. Orang tua permissive mengijinkan remaja untuk melakukan apa saja yang ingin mereka lakukan (Baumrind dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Santrock, 2012). Remaja yang diasuh menggunakan pola asuh permissive tidak pernah belajar untuk mengontrol diri dan perilaku mereka. Hal ini disebabkan remaja selalu mendapatkan apa yang kereka inginkan. Orang tua terlalu mudah memberikan ijin bahkan tidak menentukan batasanbatasan berperilaku. Akibatnya anak tidak belajar untuk mengengatur emosi mereka (Gottman & De Claire, 2008). Salah satu ciri kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengatur emosi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pola asuh permissive berpengaruh negatif pada kecerdasan emosional remaja Meskipun peneliti menduga bahwa pola asuh permissive berpengaruh negatif pada kecerdasan emosional remaja, hasil analisis regresi menunjukkan bahwa pola asuh permissive tidak berpengaruh pada kecerdasan emosional. Peneliti menduga bahwa penyebab ditolaknya hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah linearitas data. Hal ini disebabkan pengambilan keputusan uji asumsi linearitas pada variabel pola asuh permissive ditentukan berdasarkan deviation from linearity. sehingga hasil dari regresi linear kurang mampu untuk mengungkap hubungan data secara cermat. Hal ini mungkin terjadi ketika hubungan antara variabel dependen dan independen fit dengan garis linier. Sekalipun tidak seluruh variasi dari hubungan ini dapat dijelaskan dengan garis linier. Dalam hal ini, jika deviation from linearity signifikan, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
bagian lain variasi hubungan antarvariabel tidak mengikuti garis linier (Santoso, 2010). 4. Prediksi pola asuh uninvolved pada kecerdasan emosional remaja. Hasil regresi linier antara pola asuh uninvolved dengan kecerdasan emosional memperoleh nilai (β=0.484, p=0.000) yang berarti terdapat pengaruh negatif signifikan dari pola asuh authoritarian pada kecerdasan emosional remaja. Rohner, Khaleque, dan Cournoyer (2009) menyebutkan bahwa remaja yang mempersepsi penolakan dari orang tua cenderung mengalami masalah perilaku, bertemperamen buruk, dan berempati rendah. Dengan demikian, remaja yang mendapatkan pola asuh uninvolved rentan mengalami ketidakstabilan emosi, kesulitan mengekspresikan perasaan dan sulit membangun relasi dengan orang lain. Salah satu ciri individu yang
memiliki
kecerdasan
emosional
tinggi
adalah
mampu
mengekspresikan perasaan, serta meregulasi emosi secara positif untuk membangun hubungan dengan orang lain. Dapat disimpulkan bahwa remaja dengan pola asuh uninvolved memiliki kecerdasan emosional yang rendah. Salah satu faktor pembentuk kecerdasan emosional adalah interaksi dengan orang tua. Orang tua dengan pola asuh uninvolved sangat jarang membangun komunikasi dengan remaja. Orang tua lebih memilih melakukan hal-hal yang bersifat pribadi daripada meluangkan waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
bersama remaja. Remaja dengan pola asuh uninvolved merasakan penolakan dari orang tua sehingga rentan mengalami depresi. mereka juga mengalami kesulitan mengekspresikan perasaan terhadap orangorang di sekitarnya (Mirsa, 2003). Hasil
analisis
regresi
menunjukkan
hasil
bahwa
pola
asuh
authoritative, authoritarian, dan uninvolved berpengaruh signifikan pada kecerdasan emosional. Selain itu, penelitian ini juga mendapatkan hasil yang tak terduga (serendipity) bahwa pola asuh authoritarian berpengaruh signifikan terhadap kecerdasan emosional. Nilai koefisien β=0.444 memperlihatkan bahwa pola asuh authoritarian memiliki peranan prediktor terbesar terhadap kecerdasan emosional. Meskipun hasil
penelitian
menunjukkan
dampak
negatif
dari
pola
asuh
authoritarian terhadap kecerdasan emosional, hasil penelitian Kurniasih (2013) menunjukkan bahwa pola asuh authoritarian berpengaruh positif pada regulasi emosi pada remaja. Hal ini disebabkan orang tua dalam kebudayaan timur, seperti Indonesia, cenderung menerapkan pola asuh authoritarian. Orang tua memberikan batasan, tuntutan, arahan, dan aturan kepada putra/putri mereka yang sedang beranjak remaja. Dengan demikian, pola asuh authoritarian tidak selalu berdampak negatif bagi kecerdasan emosional remaja. Dapat disimpulkan bahwa sumbangan efektif dari pola asuh orang tua authoritative
pada
kecerdasan
emosional
adalah
sebesar
6,0%,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
sumbangan efektif pola asuh authoritarian adalah sebesar 11,3%, dan sumbangan efektif pada pola asuh permissive adalah sebesar 4,3 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan dari pola asuh authoritative dan authoritarian pada kecerdasan emosional remaja. Hasil regresi linier antara pola asuh uninvolved memperlihatkan bahwa pola asuh uninvolved berpengaruh negatif pada kecerdasan emosional remaja. Sementara itu, pola asuh permissive tidak berpengaruh signifikan pada kecerdasan emosional. Sumbangan efektif dari pola asuh authoritative pada kecerdasan emosional adalah sebesar 6.0%, sumbangan efektif pola asuh authoritarian adalah sebesar 11,3%, dan sumbangan efektif pada pola asuh uninvolved adalah sebesar 4.3%. B. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian ini antara lain, banyaknya jumlah item yang gugur pada skala pola asuh authoritative, sehingga peneliti menurunkan koefisien korelasi hingga batas minimal yang disarankan yaitu 0,20 (Supratiknya 2014). Mortalitas skala penelitian disebabkan situasi kelas yang kurang kondusif pada saat subjek mengisi skala. Pada waktu pengisian skala, guru mengganggu siswa dengan mengajak bercaka-cakap.
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
C. SARAN 1. Peneliti Selanjutnya Mempertimbangkan banyaknya jumlah item yang gugur, peneliti selanjutnya disarankan untuk mengkondisikan situasi kelas agar lebih kondusif. 2. Orang Tua Orang tua disarankan untuk menerapkan pola asuh authoritative dan authoritarian, karena telah terbukti dapat meningkatkan kecerdasan emosional pada remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Abdollahi, Abbas, M. Abu Talib, & Seyedeh Ameneh Motalebi. (2013). "Perceived parenting styles and emotional intelligence among Iranian boy students."Asian Journal of Social Sciences & Humanities 2.3: 460-467 Alhamri, A., & Fakhrurrozi, M. (2009). Kecerdasan Emosi Pada Remaja Pelaku Tawuran. Jurnal. Jakarta: Universitas Gunadarma www. gunadarma. ac. id/library/article s/.../Artikel_10501002. pdf, 23. Alizadeth, S., Talib, M. B. A., & Mansor, M. (2001). Relationship between Parenting Style and Children’s Behavior Problems. Asian Social Science, 7(12), 195 200. Atkinson, R. L. dkk. 1987. Pengantar Psikologi I. Jakarta : Penerbit Erlangga. Azwar, Saiffudin. (2003). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Azwar, Saiffudin. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian KEsehatan Republik Indonesia. (2013). Riset kesehatan dasar. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Keehatan RI. Berk, L. E, (2006). Child Development. New York: Pearson. Ciarrochi, J., Deane, F. P., & Anderson, S. (2002). Emotional intelligence moderates the relationship between stress and mental health. Personality and individual differences, 32(2), 197-209. Crow, Lester D and Crow, Alice 1973. General Psychology. New Jersey : Littlefield, Adam and Co. Darling, N. (2014). ERIC Clearinghouse on Elementary and Early Childhood Education Champaign IL De Lazzari, S. A. (2000). Emotional Intelligence, Meaning, and Psychological Well (Doctoral dissertation, Trinity Western University)
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Dwairy M, Achoui M. (2006) Introduction to three cross-regional search studies on parenting styles, individuation, and mental health in the Arab Societies. Forthcoming Issues J Cross-Cultural Psychology (3),230-247 Dwairy, M. A. (2008). Parental inconsistency versus parental authoritarianism: Associations with symptoms of psychological disorders.Journal of Youth and Adolescence, 37(5), 616-626. Efobi, A. & Nwokolo, C. (2014). Relationship between Parenting Styles and Tendency to Bullying Behaviour among Adolescence. Journal of Education and Human Development. 3(1). 507-521 Extremera, N., & Fernández-Berrocal, P. (2005). Perceived emotional intelligence and life satisfaction: Predictive and incremental validity using the Trait MetaMood Scale. Personality and Individual Differences, 39(5), 937-948. Feist, J., Feist, G. (2006). Theories of Personality, (7th edition). New York: McGrawHill. Goleman, D. (1995). Emotional Intelligence. New York: Bantam Books Goleman, D. (1996). Kecerdasan emosional. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Goleman, D. (2007). Kecerdasan emosional. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Gottman, J. M., Katz, L. F., & Hooven, C. (1997). Meta-emotion: How families communicate emotionally. Psychology Press Gottman, J., & DeClaire, J. (2008). Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Gregory, R.J. (2011). Tes Psikologi : Sejarah, prinsip, dan aplikasinya (ed. Ke-6, jilid 1). Jakarta: Erlangga Huffman, K., Verno, M. & Vernoy, J. (2002). Psycholohy in Action 5th Edition. New York: John Wiley
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Isen, A. M., Johnson, M. M., Mertz, E., & Robinson, G. F. (1985). The influence of positive affect on the unusualness of word associations. Journal of personality and social psychology, 48(6), 1413. Kagitcibasi, C. (1996). Family and human development across cultures: A view from the other side. New Jersey: Psychology Press. Kurniasih, W. (2013). Regulasi Emosi Pada Remaja Yang Memiliki Pola Asuh Otoriter. (Disertasi Doktoral. Universitas Muhammadiyah Surakarta) Márquez, P. G. O., Martín, R. P., & Brackett, M. A. (2006). Relating emotional intelligence to social competence and academic achievement in high school students. Psicothema, 18 (Suplemento), 118-123. Mayer, J,D., & Salovey,P. (1993). The Intelligence of Emotional Intelligence. Intelligence, 17(4), 433-442. Mayer, J,D., & Salovey,P. & Caruso, D.R. (2004). Emotional Intelligence: Theory, findings, and implications. Psychology inquiry, 197-215. Mayer, J,D., Roberts,R.D & Barsade,S.G. (2008). Human abilities: Emotional Intelligence: Annu. Rev. Psychol., 59, 507-536. Mayer, J,D., & Salovey,P. (1997). What is Emotional Intelligence? In P. Salovey & D. J. Sluyter (Eds.) Emotional Development and Emotional Intelligence. New York: Basic Book Megawangi, R. 2004. Pendidikan Karakter (Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa). Jakarta: Indonesia Herritage Foundation. Misra, K.S. (2003). Home Environment Inventory. Lucknow: Ankur Psychological Agency. Nastas, L. E., & Sala, K. (2012). Adolescents’ emotional intelligence and parental styles. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 33, 478-482.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Nixon, E., & Halpenny, A.M. (2010). Children’s Perspectives on Parenting styles and Dicipline : A Developmental Approach. Dublin: The Stationary Office Nolen-Hoeksema, S., & Aldao, A. (2011). Gender and age differences in emotion regulation strategies and their relationship to depressive symptoms. Personality and individual differences, 51(6), 704-708. Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human Development Eleventh Edition. New York: Mc Graw Hill. Priyatno, D (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta : Andi. Rohner, R. P., & Brothers, S. A. (1999). Perceived parental rejection, psychological maladjustment, and borderline personality disorder. Journal of Emotional Abuse, 1(4), 81-95. Rohner, R., Khaleque, A., & Cournoyer, D. E. (2009). Introduction to Parental Acceptance-Rejection Theory, methods, evidence, and implications (revised April 10, 2009), preuzeto 14.11. Saarni, C. (1999). The development of emotional competence. Guilford Press. Salovey, P., & Grewal, D. (2005). The science of emotional intelligence.Current directions in psychological science, 14(6), 281-285. Santrock, J. W. (2002). Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup Edisi Kelima Jilid II. Jakarta: Erlangga. Santrock, J. W. (2013). Adolescence. New York : Mc Graw Hill Santrock, J.W. (2007). Life-Span Development (3rd ed). New York: Mc Graw Hill Santoso, A. 2010. Statistik untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
Strongman, K.T. (2003). The Psychology of Emotion from Everyday Life to Theory (5th ed.). England : John Wiley & Sons Ltd. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Supratiknya, A. Pengukuran Psikologis. 2014. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Syamsu, Yusuf. (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung Remaja Rosda Karya. Terry, D. J. (2004). Investigating the Relationship between Parenting Styles and Deliquent Behavior. McNair Scholars Journal, 8(1), 87-97. Trinidad, D. R., & Johnson, C. A. (2002). The association between emotional intelligence and early adolescent tobacco and alcohol use. Personality and individual differences, 32(1), 95-105. Wade, C. & Travis, C. (2007). Psikologi Edisi 9 Jilid 2. Jakarta: Erlangga Walgito, Bimo, 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
LAMPIRAN A SKALA TRY OUT SKALA PENELITIAN
Oleh : Winda Erlina 119114188
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
Yogyakarta, April 2016
Perkenalkan, saya Winda Erlina. Saya adalah mahasiswi jurusan Psikologi Universitas
Sanata
Dharma.
Dalam
rangka
memenuhi
persyaratan
untuk
menyelesaikan tugas akhir, saya membutuhkan sejumlah data yang dapat saya peroleh dengan adanya kerjasama dari teman-teman dalam mengisi kuesioner ini. Data yang saya peroleh dari teman-teman akan saya gunakan dalam penelitian saya yang berkenaan dengan Persepsi Mengenai Pola Asuh Orangtua dan Kecerdasan Emosi. Informasi yang teman-teman berikan akan menjadi informasi yang berguna apabila teman-teman memberikan jawaban yang jujur, spontan, dan apa adanya. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, maka silahkan teman-teman memberikan jawaban yang paling sesuai dengan diri teman-teman. Saya memahami bahwa mungkin saja jawaban yang teman-teman berikan bersifat rahasia. Oleh karena itu, saya akan menjaga kerahasiaan identitas dan jawaban teman-teman. Saya hanya akan menggunakan informasi dari teman-teman untuk kepentingan penelitian ini saja. Saya mengucapkan terimakasih atas kejasama dan kesediaan teman-teman untuk mengisi kuesioner ini.
Hormat saya,
Winda Erlina
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya telah membaca informasi terkait penelitian yang dilakukan oleh Sdri. Winda Erlina dan saya bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Saya berpartisipasi secara sukarela dan tanpa paksaan atau tekanan dari pihak tertentu. Dalam penelitian ini, terdapat sebuah kuesioner mengenai skala penelitan. Semua jawaban yang saya berikan dalam skala penelitian dan merupakan jawaban yang jujur dan murni berasal dari diri saya yang sesungguhnya, dan bukan berdasarkan apa yang benar atau salah dan apa yang baik atau buruk dalam masyarakat. Saya juga mengijinkan peneliti untuk menggunakan jawaban-jawaban yang saya berikan untuk kepentingan penelitian ini.
Menyetujui, …, ……………..2016
………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
IDENTITAS Nama / Inisial
:
Usia
:
Jenis Kelamin
: Laki-laki / Perempuan (*lingkari salah satu)
Pendidikan saat ini
:
Urutan Kelahiran
: Anak ke….dari….bersaudara
Apakah saat ini ayah bekerja? Ya / Tidak (*lingkari salah satu) Pekerjaan Ayah
:
Apakah saat ini ibu bekerja? Ya / Tidak (*lingkari salah satu) Pekerjaan Ibu
:
Saat ini tinggal dengan (Berikan tanda X pada salah satu kotak): Ayah dan Ibu Ayah Ibu Lain-lain (sebutkan) ………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
SKALA PENELITIAN Berikut ini terdapat beberapa pernyataan yang berhubungan dengan kondisi yang teman-teman alami dalam kehidupan sehari-hari. Teman-teman diminta untuk memilih satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan yang dialami dan dirasakan oleh teman-teman. Silahkan memberikan tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang telah disediakan. Terdapat empat pilihan jawaban, yaitu : SS
: bila teman-teman Sangat setuju dengan pernyataan tersebut
S
: bila teman-teman Setuju degan pernyataan tersebut
TS
: bila teman-teman Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
STS
: bila teman-teman Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut Tidak ada jawaban benar atau salah. Jawablah semua pernyataan yang ada
sesuai dengan kenyataan diri teman-teman yang sesungguhnya. Bekerjalah dengan teliti, jangan sampai ada pernyataan yang terlewati. Contoh Pengisian Pernyataan
SS
S
TS
Saya adalah seorang yang pendiam
STS
X
Contoh penggantian jawaban Pernyataan Saya adalah seorang yang pendiam
--- Selamat Mengerjakan ---
SS
S
X
TS
STS
X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
SKALA I
No 1.
Pernyataan Orang tua mengingatkan saya untuk bertanggung jawab atas pilihan yang saya ambil
2.
Orang tua dapat menjadi teman untuk berbagi cerita sehari-hari
3.
Orang tua memberikan kesempatan kepada saya untuk mengutarakan pendapat
4.
Orang tua melibatkan saya dalam pengambilan keputusan
5.
Orang tua tidak mempermasalahkan keterlambatan saya pulang ke rumah
6.
Orang tua menjelaskan akibat dari perilaku saya yang kurang baik
7.
Orang tua mengingatkan saya untuk pulang ke rumah tepat waktu
8.
Orang tua menghukum saya tanpa alasan yang jelas
9
Orang tua mendiskusikan kepada saya terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan
10
Orang tua memarahi saya tanpa alasan yang pasti
11
Orang tua marah ketika saya mengutarakan pendapat
12
Orang tua tidak memperkenankan saya untuk menyela perkataannya
13
Orang tua menasehati saya untuk mengerjakan tugastugas dari sekolah
14
Orang tua tidak memberikan saya kepercayaan untuk menyelesaikan masalah yang saya hadapi sendiri
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
15
Orang tua memenyampaikan aturan mengnai hal yang boleh dan tidak boleh saya lakukan
16
Orang tua jarang menjelasan alasan dibalik hukuman yang diberikan
17
Orang tua jarang mengingatkan saya untuk mengerjakan pekerjaan rumah
18 19 20 21 22 23
Orang tua menasehati saya untuk tidak mengulangi perilaku saya yang kurang baik Orang tua mengetahui dengan baik permasalahan yang sedang saya hadapi Orang tua tidak pernah menanyakan pendapat saya sebelum mengmbuat keputusan Orang tua memberikan saya semangat ketika hendak menghadapi ujian Orang tua jarang memberikan semangat saat saya menghadapi permasalahan Orang tua jarang menanyakan apa yang menjadi kebutuhan saya
24
25 26 27 28 29 30 31 32
Orang tua jarang memberikan pelukan atau sentuhan untuk menenangkan saya ketika menghadapi suatu permasalahan Orang tua menyampaikan dengan tegas aturan mengenai hal-hal yang tidak boleh saya lakukan Orang tua mentoleransi perilaku saya yang tidak sesuai dengan aturan mereka Orang tua memaksa saya untuk mengikuti kegiatan yang tidak saya sukai Orang tua tidak menghukum saya saat mendapatkan nilai yang kurang memuaskan Orang tua menenangkan saya ketika sedang menghadapi permasalahan Keputusan yang ditetapkan orang tua tidak dapat dibantah Orang tua menghukum saya saat mendapat nilai yang kurang memuaskan Orang tua menghargai keputusan saya dan tidak memaksakan kehendak mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
33
Orang tua saya peka dengan suasana hati saya
34
Orang tua jarang menghukum saya ketika melakukan kesalahan Orang tua menuntut saya untuk selalu berperilaku
35
sesuai kehendak mereka 36
Orang tua mempertimbangkan pendapat saya sebelum memutuskan sesuatu
37
Orang tua terkadang memukul ketika saya berbuat kesalahan
38
Orang tua meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita-cerita saya
39
Orang tua saya menghukum saya ketika mendapat nilai yang kurang memuaskan
40
Orang tua memberikan kesempatan kepada saya untuk menjelaskan alasan dari perilaku saya yang kurang baik
41
Orang tua tidak menghukum saya atas tindakan negatif yang saya lakukan
42
Orang tua tidak memperbolehkan saya untuk mengungkapkan pendapat
43
Orang tua tidak mengetahui permasalahan yang sedang saya hadapi
44
Orang tua jarang meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita saya
45
Orang tua mentoleransi perilaku saya yang tidak sesuai dengan aturan mereka
46
Orang tua jarang menanyakan apa yang menjadi kebutuhan saya sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
47
Orang tua membebaskan saya untuk memilih kegiatan yang saya senangi
48
Orang tua memberlakukan aturan yang harus saya taati
49
Orang tua mendukung hobi saya
50
Orang tua mengetahui kegiatan yang saya lakukan di luar rumah
51
Orang tua membebaskan saya untuk melakukan apa saja yang saya inginkan
52
Orang tua mengharuskan saya untuk meminta ijin sebelum berpergian
53
Orang tua mendukung semua hal yang ingin saya lakukan
54
Orang tua mengingatkan saya untuk belajar ketika akan menghadapi ujian
55
Orang tua membelikan barang yang saya inginkan tanpa memperhatikan manfaat barang tersebut.
56
Orang tua menegur saya ketika pulang larut malam
57
Orang tua membelikan apapun yang saya inginkan
58
Orang tua jarang menolak keinginan saya
59
Orang tua memberikan kebebasan bagi saya untuk pulang larut malam
60. Orang tua jarang menolak keinginan saya 61. Orang tua mempertimbangkan manfaat sebelum membelikan barang yang saya inginkan 62. Orang tua mendukung semua hal yang ingin saya lakukan 63. Orang tua hanya membelikan barang yang sangat saya butuhkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
64. Orang tua jarang menanyakan apa yang menjadi kebutuhan saya 65. Orang tua tidak mempermasalahkan apakah saya mengerjakan tugas sekolah ataupun tidak 66. Orang tua tidak peka dengan kebutuhan saya seharihari 67. Orang tua tidak mengetahui kegiatan yang saya lakukan di luar rumah 68. Meskipun sibuk dengan pekerjaannya, Orang tua tetap menelpon untuk menanyakan keadaan saya 69. Orang tua memberikan kebebasan untuk bermain tanpa meminta ijin terlebih dahulu 70. Orang tua tidak menunjukkan perhatian saat saya sedang merasa sedih 71. Orang tua mewajibkan saya untuk meminta ijin sebelum berpergian dengan teman-teman 72. Orang tua memahami dengan baik kebutuhan saya sehari-hari 73. Orang tua tidak memberikan teguran atas kesalahan yang saya perbuat 74. Orang tua selalu meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita saya 75. Orang tua menolak untuk membantu saya mengerjakan tugas sekolah yang sulit 76. Meskipun sibuk, orang tua selalu meluangkan waktu untuk menelepon saya 77. Orang tua jarang memenuhi apa yang menjadi kebutuhan saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
78. Orang tua menegur saya apabila ada yang salah dengan perilaku saya 79. Orang tua menegur saya ketika pulang terlalu malam 80. Orang tua jarang meluangkan waktu untuk berbincangbincang dengan saya 81. Orang tua memberikan semangat dan dukungan saat saya merasa sedih 82. Orang tua tidak keberatan apabila saya tidak belajar sekalipun saat ujian 83. Orang tua memiliki nomor kontak teman-teman saya 84. Orang tua tidak menunjukkan perhatian saat saya merasa sedih 85. Orang tua meluangkan waktu untuk membantu saya menyelesaikan tugas sekolah yang sulit 86. Saya bebas berperilaku sesuai yang saya inginkan tanpa mendapat teguran dari orang tua 87. Orang tua berusaha untuk memenuhi segala kebutuhan saya 88. Orang tua membebaskan saya untuk pulang larut malam 89. Orang tua masa bodo dengan permasalahan yang saya hadapi 90. Orang tua mengetahui dengan siapa saya bermain di luar rumah 91. Orang tua menyampaikan akibat dari perilaku saya yang kurang baik 92. Orang tua tidak mengetahui dengan siapa saja saya bermain di luar rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
93. Ketika sedang sibuk, orang tua tidak meluangkan waktu untuk menelepon saya 94. Orang tua membebaskan saya untuk mengerjakan tugas sekolah ataupun tidak 95. Orang tua menasehati saya untuk tidak mengulangi pelanggaran yang saya lakukan 96. Orang tua menyemangati dan menasehati saat saya merasa putus asa
-Sebelum mengisi lembar selanjutnya, silahkan periksa kembali jawaban temanteman jangan sampai ada yang terlewatkan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
SKALA II
No 1.
Pernyataan Saya seringkali melampiaskan amarah kepada orang disekitar saya
2.
Perasaan mengetahui perbedaan dari perasaan suka dan cinta
3.
Saya kurang peka dengan bahasa tubuh yang disampaikan teman-teman saya
4.
Saya mengetahui perasaan saya dengan jelas
5.
Saya mengetahui bahwa seseorang sedang berbohong hanya dengan melihat raut wajahnya
6.
Saya menggunakan emosi positif untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi
7.
Saya memilih untuk menanyakan langusng perasaan teman saya dibandingkan menduga-duga dari raut wajahnya
8.
Saya melampiaskan kemarahan kepada benda-benda di sekeliling saya
9.
Saat merasa sedih saya tidak mampu melakukan apapun
10. Saya mampu bangkit dari kegagalan yang saya alami 11. Saya mampu mengekspresikan perasaan saya terhadap orang lain 12. Saya membutuhkan waktu yang lama untuk bangkit dari kegagalan 13. Saya tidak mampu melakukan apapun ketika sedang merasa sedih 14
Saya sering merasa bingung dengan apa yang sedang
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
saya rasakan 15
Saya mengetahui perasaan orang lain hanya dengan melihat raut wajah orang tersebut
16
Ketika sedang berada dalam suasana hati yang positif saya dapat menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi
17
Saya tidak menyadari bahwa seseorang telah membohongi saya
18
Saya sulit memotivasi diri sendiri untuk bangkit dari kegagalan
19
Saya peka dengan bahasa tubuh yang disampaikan oleh orang lain
20
Saya mampu membedakan apakah saya merasa senang atau sangat senang
21
Perasaan sedih dan senang dapat terjadi pada waktu yang bersamaan
22
Saya mampu membedakan perasaan kesal dan marah
23
Saya kesulitan untuk memastikan apakah teman saya sedang marah hanya dengan melihat raut wajahnya
24
Saya merasa sedih ketika mendapatkan nilai ujian yang kurang memuaskan
25
Saya merasa sedih berlarut-larut karena kesalahan dimasa lalu
26
Meskipun berada dalam situasi tertekan, saya tetap bersikap tenang
27
Saya mampu melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang
28
Saya kesulitan dalam mengendalikan amarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
29
Saya tidak mengetahui perbedaan antara rasa marah dan kesal
30
Saya mampu menenangkan diri saat sedang marah
31
Saya mampu membedakan antara perasaan iri dan cemburu
32
Saya tidak mampu membedakan rasa suka dan cinta
33
Saya sulit menenangkan diri ketika merasa marah
34
Saya mampu mengetahui alasan dari kesedihan yang saya rasakan
35
Saya tidak dapat mengendalikan emosi negatif sehingga berdampak buruk pada aktivitas sehari-hari
36
Saya dapat mengetahui perasaan orang lain dengan mendengarkan nada suaranya
37
Saya mampu mengendalikan amarah yang saya rasakan
38
Senang dan sedih adalah perasaan yang saling bertolak belakang, sehingga tidak mungkin terjadi secara bersamaan
39
Saya marah apabila pendapat saya ditolak oleh orang lain
40
Saya mengetahui dengan pasti apa yang sedang saya rasakan saat ini
41
Cinta dan benci adalah perasaan yang berlawanan sehingga tidak dapat terjadi secara bersamaan
42
Saya merasa sedih ketika kehilangan milik saya yang berharga
43
Saya mudah marah ketika ada teman yang mengganggu saya
44
Saya dapat membedakan kapan harus menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
logika dan emosi ketika mengambil keputusan 45
Saya tidak mengetahui apakah saya merasa senang atau sangat senang
46
Saya mengatahui dengan pasti alasan dari kemarahan yang saya rasakan
47
Saya tidak menyadari apa yang sedang dirasakan oleh teman saya
48
Saya tetap berpikir positif meskipun sedang merasa sangat tertekan
49
Saya hanya mengerjakan pekerjaan ketika sedang berada dalam suasana hati yang baik
50
Saya kurang memahami perasaan saya sendiri
51
Perasaan cinta dan benci bisa saja terjadi dalam waktu yang bersamaan
52
Saya tidak merasa khawatir dengan pekerjaan yang belum selesai meskipun sudah mendekati batas waktu pengumpulan
53
Senang dan sangat senang adalah perasaan yang berbeda
54
Saya kurang mampu untuk mengekspresikan perasaan
55
Saya tidak mengetahui dengan pasti apa yang sedang saya rasakan saat ini
56
Saya menjadikan kegagalan sebagai pelajaran untuk mencapai hasil yang lebih baik
57
Saya akan menyelesaikan tugas-tugas saya, meskipun ada hal lain yang lebih menyenangkan untuk dilakukan
58
Saya tidak mengetahui perbedaan dari perasaan iri dan cemburu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
59
Saya mampu untuk memotivasi diri sendiri ketika mengalami kegagalan
60
Saya tetap bertekun menyelesaikan tugas / kewajiban dan tidak mudah terpengaruh hal lain
61
Ketika mengalami kegagalan saya tidak merasa sedih ataupun kecewa sama sekali
62
Saya mengetahui kapan harus membicarakan masalah pribadi kepada orang lain
63
Saya dapat menyelesaikan pekerjaan meskipun sedang memiliki suasana hati yang kurang baik
64
Saya pernah merasa sedih dan senang dalam waktu yang bersamaan
65
Saya cenderung spontan dalam mengambil keputusan tanpa pertimbangan terlebih dahulu
66
Saya mampu mengungkapkan ketidaksetujuan saya terhadap pendapat orang lain
67
Saya tidak mudah tersinggung ketika mendapat kritik dari orang lain
68
Saya sering menyesali keputusan yang saya ambil
69
Saya melakukan pertimbangan sebelum mengambil keputusan-keputusan penting
70
Ketika kehilangan barang yang berharga saya tidak merasa sedih sama sekali
71
Saya mengetahui ketika teman saya berusaha untuk menembunyikan kesedihannya
72
Saya hanya menggunakan logika dalam menganbil keputusan
73
Saya tidak pernah merasa sedih dan senang dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
waktu bersamaan 74
Saya mengutamakan melakukan hal-hal yang menyenangkan dibandingkan menyelesaikan tugastugas
75
Saya memilih mengerjakan tugas yang dapat membuat saya bahagia
76
Saya mengetahui kapan harus menceritakan kesedihan saya kepada orang lain
77
Saya tidak mengetahui kapan saya merasa sedih atau sangat sedih
78
Saya tidak tahu kapan harus bersikap rasional dan kapan harus melibatkan perasaan ketika mengambil keputusan
79
Ketika mendapat hasil ujian yang kurang baik saya langsung merasa gagal
80
Saat merasa sedih saya memilih untuk menunda mengerjakan tugas-tugas saya.
-Periksalah kembali jawaban teman-teman, jangan sampai ada yang terlewatkan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
LAMPIRAN B UJI RELIABILITAS 1. Reliabilitas Skala Persepsi Terhadap Pola Asuh Authoritative Sebelum Try Out Case Processing Summary N % Valid 55 100.0 a Cases Excluded 0 .0 Total 55 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha .816 24
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022
61.5091 61.3455 62.1455 61.2727 61.7091 61.3091 61.5636 61.4909 61.6909 61.4545 61.7273 61.6909 61.4727 61.3091 61.3091 61.3455 61.5455 62.2727 61.5636 61.8364 61.6727 61.4364
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
71.329 73.934 81.312 77.758 75.432 77.218 71.954 74.032 69.329 72.919 69.535 75.699 72.106 78.810 76.958 76.490 72.993 74.943 68.547 74.288 68.558 71.436
.508 .370 -.169 .144 .245 .163 .484 .310 .569 .465 .631 .182 .474 .001 .142 .134 .385 .329 .681 .231 .704 .487
Cronbach's Alpha if Item Deleted .802 .809 .830 .817 .814 .817 .804 .812 .798 .805 .796 .818 .804 .825 .818 .820 .808 .811 .793 .817 .793 .803
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
VAR00023 VAR00024
61.3455 61.4182
71.490 70.470
.466 .593
.804 .799
2. Reliabilitas Reliabilitas Skala Persepsi Terhadap Pola Asuh Authoritative Setelah Try Out Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded Total
a.
% 55
100.0
0
.0
55
100.0
Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .873
17
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
VAR00001
42.2364
62.110
.679
.859
VAR00002
42.0727
69.476
.160
.879
VAR00005
42.4364
67.510
.300
.874
VAR00007
42.2909
64.358
.528
.865
VAR00008
42.2182
70.396
.067
.884
VAR00009
42.4182
61.396
.642
.860
VAR00010
42.1818
63.670
.652
.861
VAR00011
42.4545
62.253
.660
.860
VAR00013
42.2000
67.052
.323
.873
VAR00017
42.2727
65.461
.418
.870
VAR00018
43.0000
67.667
.338
.872
VAR00019
42.2909
60.766
.752
.855
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
VAR00020
42.5636
65.251
.345
.874
VAR00021
42.4000
62.393
.651
.860
VAR00022
42.1636
61.658
.696
.858
VAR00023
42.0727
61.846
.659
.859
VAR00024
42.1455
62.349
.687
.859
3. Reliabilitas Skala Persepsi Terhadap Pola Asuh Authoritarian Sebelum Try Out Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded Total
% 55
100.0
0
.0
55
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .883
24
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036
55.1818 55.7818 55.6182 55.3091 55.5273 55.4182 55.5636 55.6000 55.4182 55.8545 55.7273 55.4000
Scale Variance if Item Deleted 124.855 120.026 124.722 125.773 121.254 126.100 145.621 123.985 131.174 122.312 120.313 129.356
Corrected ItemTotal Correlation .549 .745 .509 .502 .610 .408 -.462 .618 .149 .628 .681 .247
Cronbach's Alpha if Item Deleted .877 .871 .877 .878 .874 .880 .903 .875 .887 .874 .872 .884
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
VAR00037 VAR00038 VAR00039 VAR00040 VAR00041 VAR00042 VAR00043 VAR00044 VAR00045 VAR00046 VAR00047 VAR00048
55.6727 55.6364 55.3091 55.4000 55.8182 55.6909 55.6909 55.5636 55.5273 55.8182 55.9273 55.1273
123.002 129.051 129.255 125.985 120.337 122.403 121.847 122.399 123.809 117.744 123.476 123.743
.502 .251 .198 .394 .740 .556 .597 .647 .551 .739 .575 .444
.877 .884 .887 .880 .871 .876 .875 .874 .876 .870 .876 .879
4. Reliabilitas Skala Persepsi Terhadap Pola Asuh Authoritarian Setelah Try Out Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded Total
% 55
100.0
0
.0
55
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .919
19
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
VAR00025
42.6000
113.244
.537
.916
VAR00026
43.2000
107.200
.817
.909
VAR00027
43.0364
112.443
.535
.916
VAR00028
42.7273
113.165
.548
.916
VAR00029
42.9455
109.164
.633
.914
VAR00030
42.8364
113.991
.419
.919
VAR00032
43.0182
111.981
.633
.914
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
VAR00034
43.2727
110.721
.622
.914
VAR00035
43.1455
108.386
.699
.912
VAR00037
43.0909
111.343
.498
.917
VAR00040
42.8182
114.670
.365
.920
VAR00041
43.2364
108.443
.758
.911
VAR00042
43.1091
109.469
.619
.914
VAR00043
43.1091
109.655
.624
.914
VAR00044
42.9818
110.981
.631
.914
VAR00045
42.9455
112.164
.544
.916
VAR00046
43.2364
106.851
.710
.911
VAR00047
43.3455
111.490
.589
.915
VAR00048
42.5455
112.586
.415
.920
5. Reliabilitas Skala Persepsi Terhadap Pola Asuh Permissive Sebelum Try Out Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded Total
% 55
100.0
0
.0
55
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .810
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted VAR000049 VAR000050 VAR000051 VAR000052 VAR000053 VAR000054 VAR000055 VAR000056 VAR000057 VAR000058 VAR000059 VAR000060 VAR000061 VAR000062 VAR000063 VAR000064 VAR000065 VAR000066 VAR000067 VAR000068 VAR000069 VAR000070 VAR000071 VAR000072
Scale Variance if Item Deleted
55.8364 56.2545 56.0545 56.2000 55.7091 55.8364 56.1636 55.7273 55.8364 55.9091 56.0182 55.9636 56.1091 55.8727 56.4545 56.0000 55.6545 55.6545 55.5818 56.5273 55.9818 55.5091 56.3091 56.0364
76.954 75.638 68.682 73.385 73.692 88.584 72.362 70.943 70.917 76.232 70.277 70.962 69.395 77.261 74.215 82.556 72.675 71.638 72.248 75.032 68.389 72.662 75.106 76.925
Corrected ItemTotal Correlation .172 .243 .616 .390 .387 -.539 .516 .524 .529 .234 .628 .541 .712 .119 .368 -.203 .569 .610 .474 .352 .580 .498 .342 .110
Cronbach's Alpha if Item Deleted .811 .808 .789 .802 .802 .845 .796 .795 .794 .808 .790 .794 .787 .815 .803 .831 .795 .793 .798 .804 .790 .797 .804 .817
6. Reliabilitas Skala Persepsi Terhadap Pola Asuh Permissive Setelah Try Out Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded Total
a.
% 55
100.0
0
.0
55
100.0
Listwise deletion based on all variables in the procedure.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .884
17 Item-Total Statistics
Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
VAR000051
39.0000
63.111
.555
.876
VAR000052
39.1455
66.386
.412
.881
VAR000053
38.6545
66.527
.421
.881
VAR000055
39.1091
65.284
.551
.876
VAR000056
38.6727
65.150
.467
.879
VAR000057
38.7818
63.877
.562
.876
VAR000059
38.9636
62.369
.736
.869
VAR000060
38.9091
63.492
.606
.874
VAR000061
39.0545
62.349
.756
.868
VAR000063
39.4000
67.763
.345
.883
VAR000065
38.6000
66.393
.534
.877
VAR000066
38.6000
65.207
.594
.875
VAR000067
38.5273
66.180
.431
.881
VAR000068
39.4727
68.439
.336
.883
VAR000069
38.9273
60.217
.689
.870
VAR000070
38.4545
66.290
.474
.879
VAR000071
39.2545
67.823
.386
.882
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
7. Reliabilitas Skala Persepsi Terhadap Pola Asuh Uninvolved Sebelum Try Out Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded Total
% 55
100.0
0
.0
55
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .858
24
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted VAR000073 VAR000074 VAR000075 VAR000076 VAR000077 VAR000078 VAR000079 VAR000080 VAR000081 VAR000082 VAR000083 VAR000084 VAR000085 VAR000086 VAR000087 VAR000088 VAR000089 VAR000090 VAR000091 VAR000092 VAR000093 VAR000094
53.7091 53.2909 53.8727 53.8182 53.6364 53.5818 53.4727 53.3818 54.2545 53.8727 53.9273 53.6364 53.9091 53.8000 53.8909 53.7455 53.8000 53.7455 53.5818 53.6182 53.9273 53.7273
Scale Variance if Item Deleted 93.988 92.655 92.039 91.818 90.902 91.914 93.772 92.314 96.082 94.928 94.921 92.013 94.084 98.681 98.914 89.082 93.681 90.082 93.285 93.981 91.365 97.461
Corrected ItemTotal Correlation .386 .546 .652 .705 .503 .535 .349 .513 .402 .293 .474 .463 .373 .126 .119 .564 .455 .556 .340 .393 .675 .196
Cronbach's Alpha if Item Deleted .853 .848 .846 .845 .849 .848 .855 .849 .853 .857 .851 .851 .854 .861 .861 .847 .851 .847 .856 .853 .845 .859
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
VAR000095 VAR000096
53.9636 53.9273
100.221 91.884
.035 .509
.864 .849
8. Reliabilitas Skala Persepsi Terhadap Pola Asuh Uninvolved Setelah Try Out Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded Total
% 55
100.0
0
.0
55
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .877
19
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
VAR000073
42.5091
78.106
.393
.874
VAR000074
42.0909
77.455
.513
.870
VAR000075
42.6727
76.780
.626
.867
VAR000076
42.6182
76.685
.669
.866
VAR000077
42.4364
74.399
.565
.868
VAR000078
42.3818
76.574
.519
.870
VAR000079
42.2727
76.535
.438
.873
VAR000080
42.1818
76.374
.536
.869
VAR000081
43.0545
79.867
.428
.873
VAR000083
42.7273
79.091
.475
.872
VAR000084
42.4364
76.102
.483
.871
VAR000085
42.7091
78.284
.375
.875
VAR000088
42.5455
74.549
.516
.870
VAR000089
42.6000
77.911
.457
.872
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
VAR000090
42.5455
74.808
.547
.869
VAR000091
42.3818
77.203
.359
.877
VAR000092
42.4182
78.100
.401
.874
VAR000093
42.7273
76.017
.662
.866
VAR000096
42.7273
76.239
.514
.870
9. Reliabilitas Skala Kecerdasan Emosional Sebelum Uji Coba Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded Total
% 55
100.0
0
.0
55
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .895
80
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
VAR00001
214.7273
249.535
.398
.893
VAR00002
215.0545
257.386
-.010
.897
VAR00003
214.8182
250.781
.323
.894
VAR00004
214.4364
247.510
.454
.893
VAR00005
214.4000
248.652
.381
.893
VAR00006
214.5636
249.621
.343
.894
VAR00007
215.1091
256.692
.036
.896
VAR00008
214.6909
252.958
.183
.895
VAR00009
214.7455
250.193
.278
.894
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
VAR00010
214.5455
248.660
.482
.893
VAR00011
214.6727
248.780
.451
.893
VAR00012
215.1091
246.247
.537
.892
VAR00013
214.9273
255.661
.069
.896
VAR00014
214.4545
252.067
.244
.895
VAR00015
214.5636
250.065
.322
.894
VAR00016
214.0545
253.015
.269
.894
VAR00017
214.6727
248.669
.433
.893
VAR00018
214.6727
248.150
.485
.892
VAR00019
214.8364
251.843
.256
.894
VAR00020
214.4727
252.884
.253
.894
VAR00021
214.3455
250.675
.343
.894
VAR00022
214.3818
252.277
.379
.894
VAR00023
214.7455
255.823
.063
.896
VAR00024
214.6000
256.541
.029
.897
VAR00025
214.6000
250.985
.332
.894
VAR00026
214.7818
249.507
.356
.893
VAR00027
214.7091
254.210
.133
.896
VAR00028
215.1818
253.522
.215
.895
VAR00029
214.6727
256.706
.039
.896
VAR00030
214.6545
247.786
.484
.892
VAR00031
214.4909
250.292
.350
.894
VAR00032
214.8545
246.386
.498
.892
VAR00033
214.8000
249.756
.398
.893
VAR00034
214.5091
247.032
.644
.891
VAR00035
214.5818
244.322
.607
.891
VAR00036
214.6364
251.088
.286
.894
VAR00037
214.6182
247.685
.531
.892
VAR00038
214.8909
260.062
-.127
.899
VAR00039
214.6545
259.082
-.089
.898
VAR00040
214.7818
251.063
.330
.894
VAR00041
214.8545
244.978
.542
.891
VAR00042
214.4364
252.436
.296
.894
VAR00043
214.8364
251.806
.257
.894
VAR00044
214.5818
248.581
.444
.893
VAR00045
214.6182
250.796
.357
.894
VAR00046
214.4909
245.477
.765
.891
VAR00047
214.6000
247.430
.592
.892
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
VAR00048
214.2727
254.276
.241
.895
VAR00049
215.0364
255.147
.101
.896
VAR00050
214.6182
252.981
.273
.894
VAR00051
214.6909
255.032
.109
.896
VAR00052
214.6545
253.008
.176
.895
VAR00053
214.4182
254.359
.257
.894
VAR00054
214.8364
250.806
.321
.894
VAR00055
214.9455
257.497
-.011
.897
VAR00056
214.6182
249.833
.471
.893
VAR00057
214.4727
250.846
.472
.893
VAR00058
214.7818
248.877
.342
.894
VAR00059
214.5091
248.958
.523
.892
VAR00060
214.5818
249.989
.417
.893
VAR00061
214.6364
258.495
-.059
.898
VAR00062
214.3273
255.113
.183
.895
VAR00063
214.7818
256.655
.033
.896
VAR00064
214.5091
254.366
.224
.895
VAR00065
214.6909
249.514
.407
.893
VAR00066
215.0909
252.566
.306
.894
VAR00067
214.5273
255.217
.141
.895
VAR00068
214.9091
246.714
.504
.892
VAR00069
214.2909
253.840
.257
.894
VAR00070
214.8909
248.284
.363
.893
VAR00071
214.5818
246.989
.556
.892
VAR00072
214.6545
257.971
-.036
.897
VAR00073
214.4182
254.840
.192
.895
VAR00074
214.6545
245.675
.541
.892
VAR00075
214.4909
258.736
-.071
.898
VAR00076
214.5818
251.507
.292
.894
VAR00077
214.6182
251.092
.341
.894
VAR00078
214.8000
248.793
.477
.893
VAR00079
214.7818
253.285
.156
.896
VAR00080
215.0545
249.460
.457
.893
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
10. Reliabilitas Skala Kecerdasan Emosional Setelah Seleksi Item Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded Total
% 55
100.0
0
.0
55
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .924
54
Scale Mean if Item Deleted VAR00001 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00025 VAR00026 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035
145.2182 145.3091 144.9273 144.8909 145.0545 145.2364 145.0364 145.1636 145.6000 145.0545 144.5455 145.1636 145.1636 145.3273 144.9636 144.8364 144.8727 145.0909 145.2727 145.1455 144.9818 145.3455 145.2909 145.0000 145.0727
Item-Total Statistics Scale Variance Corrected Itemif Item Deleted Total Correlation 205.618 .424 205.958 .393 203.921 .470 204.618 .414 206.015 .349 206.073 .304 204.332 .542 205.362 .453 203.800 .498 206.015 .349 210.141 .208 204.547 .475 204.102 .528 207.854 .272 209.295 .242 208.176 .282 208.558 .381 207.084 .350 206.684 .322 204.719 .470 205.685 .411 202.156 .553 205.877 .422 204.593 .590 200.365 .660
Cronbach's Alpha if Item Deleted .922 .923 .922 .923 .923 .924 .922 .922 .922 .923 .924 .922 .922 .924 .924 .924 .923 .923 .923 .922 .923 .921 .922 .921 .920
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
VAR00036 VAR00037 VAR00040 VAR00041 VAR00042 VAR00043 VAR00044 VAR00045 VAR00046 VAR00047 VAR00050 VAR00053 VAR00054 VAR00056 VAR00057 VAR00058 VAR00059 VAR00060 VAR00065 VAR00066 VAR00068 VAR00069 VAR00070 VAR00071 VAR00074 VAR00076 VAR00077 VAR00078 VAR00080
145.1273 145.1091 145.2727 145.3455 144.9273 145.3273 145.0727 145.1091 144.9818 145.0909 145.1091 144.9091 145.3273 145.1091 144.9636 145.2727 145.0000 145.0727 145.1818 145.5818 145.4000 144.7818 145.3818 145.0727 145.1455 145.0727 145.1091 145.2909 145.5455
208.446 204.618 208.276 201.304 208.958 208.632 205.921 206.618 202.685 203.825 209.210 210.306 206.632 205.432 207.258 206.424 204.444 205.958 206.263 209.137 203.985 209.618 204.277 203.624 201.349 208.884 207.914 204.284 205.215
.236 .518 .282 .574 .281 .231 .403 .394 .745 .615 .273 .273 .354 .535 .474 .297 .601 .451 .395 .285 .479 .287 .393 .565 .606 .235 .315 .547 .509
.924 .922 .924 .921 .923 .924 .923 .923 .920 .921 .924 .923 .923 .922 .922 .924 .921 .922 .923 .923 .922 .923 .923 .921 .921 .924 .923 .922 .922
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
LAMPIRAN C SKALA PENELITIAN
SKALA PENELITIAN
Oleh : Winda Erlina 119114188
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
Yogyakarta, April 2016
Perkenalkan, saya Winda Erlina. Saya adalah mahasiswi jurusan Psikologi Universitas
Sanata
Dharma.
Dalam
rangka
memenuhi
persyaratan
untuk
menyelesaikan tugas akhir, saya membutuhkan sejumlah data yang dapat saya peroleh dengan adanya kerjasama dari teman-teman dalam mengisi kuesioner ini. Data yang saya peroleh dari teman-teman akan saya gunakan dalam penelitian saya yang berkenaan dengan Persepsi Mengenai Pola Asuh Orang tua dan Kecerdasan Emosi. Informasi yang teman-teman berikan akan menjadi informasi yang berguna apabila teman-teman memberikan jawaban yang jujur, spontan, dan apa adanya. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, maka silahkan teman-teman memberikan jawaban yang paling sesuai dengan diri teman-teman. Saya memahami bahwa mungkin saja jawaban yang teman-teman berikan bersifat rahasia. Oleh karena itu, saya akan menjaga kerahasiaan identitas dan jawaban teman-teman. Saya hanya akan menggunakan informasi dari teman-teman untuk kepentingan penelitian ini saja. Saya mengucapkan terimakasih atas kejasama dan kesediaan teman-teman untuk mengisi kuesioner ini.
Hormat saya, Winda Erlina
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya telah membaca informasi terkait penelitian yang dilakukan oleh Sdri. Winda Erlina dan saya bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Saya berpartisipasi secara sukarela dan tanpa paksaan atau tekanan dari pihak tertentu. Dalam penelitian ini, terdapat sebuah kuesioner mengenai skala penelitan. Semua jawaban yang saya berikan dalam skala penelitian dan merupakan jawaban yang jujur dan murni berasal dari diri saya yang sesungguhnya, dan bukan berdasarkan apa yang benar atau salah dan apa yang baik atau buruk dalam masyarakat. Saya juga mengijinkan peneliti untuk menggunakan jawaban-jawaban yang saya berikan untuk kepentingan penelitian ini.
Menyetujui, …, ……………..2016
………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
IDENTITAS Nama / Inisial : Usia : Jenis Kelamin*: Laki-laki / Perempuan (*lingkari salah satu) Pendidikan saat ini : Urutan Kelahiran: Anak ke….dari….bersaudara Apakah saat ini ayah bekerja? Ya / Tidak (*lingkari salah satu) Pekerjaan Ayah: Apakah saat ini ibu bekerja? Ya / Tidak (*lingkari salah satu) Pekerjaan Ibu: Saat ini tinggal dengan (Berikan tanda X pada salah satu kotak): Ayah dan Ibu Ayah Ibu Lain-lain (sebutkan) ………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
SKALA PENELITIAN Berikut ini terdapat beberapa pernyataan yang berhubungan dengan kondisi yang teman-teman alami dalam kehidupan sehari-hari. Teman-teman diminta untuk memilih satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan yang dialami dan dirasakan oleh teman-teman. Silahkan memberikan tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang telah disediakan. Terdapat empat pilihan jawaban, yaitu : SS: bila teman-teman Sangat setuju dengan pernyataan tersebut S: bila teman-teman Setuju degan pernyataan tersebut TS: bila teman-teman Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut STS: bila teman-teman Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut Tidak ada jawaban benar atau salah. Jawablah semua pernyataan yang ada sesuai dengan kenyataan diri teman-teman yang sesungguhnya. Bekerjalah dengan teliti, jangan sampai ada pernyataan yang terlewati. Contoh Pengisian Pernyataan
SS
S
TS
Saya adalah seorang yang pendiam
STS
X
Contoh penggantian jawaban Pernyataan
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
Saya adalah seorang yang pendiam
--- Selamat Mengerjakan ---
X
X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
SKALA I
No 1.
Pernyataan Orang tua mengingatkan saya untuk bertanggung jawab atas pilihan yang saya ambil
2.
Orang tua tidak mempermasalahkan keterlambatan saya pulang ke rumah
3.
Orang tua mengingatkan saya untuk pulang ke rumah tepat waktu
4.
Orang tua mendiskusikan kepada saya terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan
5.
Orang tua memarahi saya tanpa alasan yang pasti
6.
Orang tua marah ketika saya mengutarakan pendapat
7.
Orang tua menasehati saya untuk mengerjakan tugastugas dari sekolah
8.
Orang tua jarang mengingatkan saya untuk mengerjakan pekerjaan rumah
9 10 11 12 13 14
Orang tua dapat menjadi teman untuk berbagi cerita sehari-hari Orang tua mengetahui dengan baik permasalahan yang sedang saya hadapi Orang tua tidak pernah menanyakan pendapat saya sebelum mengmbuat keputusan Orang tua memberikan saya semangat ketika hendak menghadapi ujian Orang tua jarang memberikan semangat saat saya menghadapi permasalahan Orang tua jarang menanyakan apa yang menjadi kebutuhan saya
15
16
Orang tua jarang memberikan pelukan atau sentuhan untuk menenangkan saya ketika menghadapi suatu permasalahan Orang tua menyampaikan dengan tegas aturan
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
17 18 19 20 21 22 23 24
mengenai hal-hal yang tidak boleh saya lakukan Orang tua mentoleransi perilaku saya yang tidak sesuai dengan aturan mereka Orang tua memaksa saya untuk mengikuti kegiatan yang tidak saya sukai Orang tua tidak menghukum saya saat mendapatkan nilai yang kurang memuaskan Orang tua menenangkan saya ketika sedang menghadapi permasalahan Keputusan yang ditetapkan orang tua tidak dapat dibantah Orang tua menghargai keputusan saya dan tidak memaksakan kehendak mereka Orang tua jarang menghukum saya ketika melakukan kesalahan Orang tua menuntut saya untuk selalu berperilaku sesuai kehendak mereka
25
Orang tua terkadang memukul ketika saya berbuat kesalahan
26
Orang tua memberikan kesempatan kepada saya untuk menjelaskan alasan dari perilaku saya yang kurang baik
27
Orang tua tidak menghukum saya atas tindakan negatif yang saya lakukan
28
Orang tua tidak memperbolehkan saya untuk mengungkapkan pendapat
29
Orang tua tidak mengetahui permasalahan yang sedang saya hadapi
30
Orang tua jarang meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita saya
31
Orang tua mentoleransi perilaku saya yang tidak sesuai dengan aturan mereka
32
Orang tua jarang menanyakan apa yang menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
kebutuhan saya sehari-hari 33
Orang tua membebaskan saya untuk memilih kegiatan yang saya senangi
34
Orang tua memberlakukan aturan yang harus saya taati
35
Orang tua membebaskan saya untuk melakukan apa saja yang saya inginkan
36
Orang tua mengharuskan saya untuk meminta ijin sebelum berpergian
37
Orang tua mendukung semua hal yang ingin saya lakukan
38
Orang tua membelikan barang yang saya inginkan tanpa memperhatikan manfaat barang tersebut.
39
Orang tua menegur saya ketika pulang larut malam
40
Orang tua membelikan apapun yang saya inginkan
41
Orang tua memberikan kebebasan bagi saya untuk pulang larut malam
42
Orang tua jarang menolak keinginan saya
43
Orang tua mempertimbangkan manfaat sebelum membelikan barang yang saya inginkan
44
Orang tua hanya membelikan barang yang sangat saya butuhkan
45
Orang tua tidak mempermasalahkan apakah saya mengerjakan tugas sekolah ataupun tidak
46
Orang tua tidak peka dengan kebutuhan saya seharihari
47
Orang tua tidak mengetahui kegiatan yang saya lakukan di luar rumah
48
Meskipun sibuk dengan pekerjaannya, Orang tua tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
menelpon untuk menanyakan keadaan saya 49
Orang tua memberikan kebebasan untuk bermain tanpa meminta ijin terlebih dahulu
50
Orang tua tidak menunjukkan perhatian saat saya sedang merasa sedih
51
Orang tua mewajibkan saya untuk meminta ijin sebelum berpergian dengan teman-teman
52. Orang tua tidak memberikan teguran atas kesalahan yang saya perbuat 53. Orang tua selalu meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita saya 54. Orang tua menolak untuk membantu saya mengerjakan tugas sekolah yang sulit 55. Meskipun sibuk, orang tua selalu meluangkan waktu untuk menelepon saya 56. Orang tua jarang memenuhi apa yang menjadi kebutuhan saya 57. Orang tua menegur saya apabila ada yang salah dengan perilaku saya 58. Orang tua menegur saya ketika pulang terlalu malam 59. Orang tua jarang meluangkan waktu untuk berbincangbincang dengan saya 60. Orang tua memberikan semangat dan dukungan saat saya merasa sedih 61. Orang tua memiliki nomor kontak teman-teman saya 62. Orang tua tidak menunjukkan perhatian saat saya merasa sedih 63. Orang tua meluangkan waktu untuk membantu saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
menyelesaikan tugas sekolah yang sulit 64. Orang tua membebaskan saya untuk pulang larut malam 65. Orang tua masa bodo dengan permasalahan yang saya hadapi 66. Orang tua mengetahui dengan siapa saya bermain di luar rumah 67. Orang tua menyampaikan akibat dari perilaku saya yang kurang baik 68. Orang tua tidak mengetahui dengan siapa saja saya bermain di luar rumah 69. Ketika sedang sibuk, orang tua tidak meluangkan waktu untuk menelepon saya 70. Orang tua menyemangati dan menasehati saat saya merasa putus asa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
SKALA II
No 1.
Pernyataan Saya seringkali melampiaskan amarah kepada orang disekitar saya
2.
Saya kurang peka dengan bahasa tubuh yang disampaikan teman-teman saya
3.
Saya mengetahui perasaan saya dengan jelas
4.
Saya mengetahui bahwa seseorang sedang berbohong hanya dengan melihat raut wajahnya
5.
Saya menggunakan emosi positif untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi
6.
Saya mampu bangkit dari kegagalan yang saya alami
7.
Saya mampu mengekspresikan perasaan saya terhadap orang lain
8.
Saya membutuhkan waktu yang lama untuk bangkit dari kegagalan
9.
Saya mengetahui perasaan orang lain hanya dengan melihat raut wajah orang tersebut
10. Saya tidak menyadari bahwa seseorang telah membohongi saya 11. Saya sulit memotivasi diri sendiri untuk bangkit dari kegagalan 12. Saya peka dengan bahasa tubuh yang disampaikan oleh orang lain 13. Perasaan sedih dan senang dapat terjadi pada waktu yang bersamaan 14. Saya mampu membedakan perasaan kesal dan marah
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
15. Saya merasa sedih berlarut-larut karena kesalahan dimasa lalu 16. Saya mampu menenangkan diri saat sedang marah 17. Saya mampu membedakan antara perasaan iri dan cemburu 18. Saya tidak mampu membedakan rasa suka dan cinta 19. Saya sulit menenangkan diri ketika merasa marah 20. Saya mampu mengetahui alasan dari kesedihan yang saya rasakan 21. Saya tidak dapat mengendalikan emosi negatif sehingga berdampak buruk pada aktivitas sehari-hari 22. Saya mampu mengendalikan amarah yang saya rasakan 23. Cinta dan benci adalah perasaan yang berlawanan sehingga tidak dapat terjadi secara bersamaan 24. Saya merasa sedih ketika kehilangan milik saya yang berharga 25. Saya dapat membedakan kapan harus menggunakan logika dan emosi ketika mengambil keputusan 26. Saya tidak mengetahui apakah saya merasa senang atau sangat senang 27. Saya mengatahui dengan pasti alasan dari kemarahan yang saya rasakan 28. Saya tidak menyadari apa yang sedang dirasakan oleh teman saya 29. Senang dan sangat senang adalah perasaan yang berbeda 30. Saya kurang mampu untuk mengekspresikan perasaan 31. Saya menjadikan kegagalan sebagai pelajaran untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
mencapai hasil yang lebih baik 32. Saya akan menyelesaikan tugas-tugas saya, meskipun ada hal lain yang lebih menyenangkan untuk dilakukan 33. Saya tidak mengetahui perbedaan dari perasaan iri dan cemburu 34. Saya mampu untuk memotivasi diri sendiri ketika mengalami kegagalan 35. Saya tetap bertekun menyelesaikan tugas / kewajiban dan tidak mudah terpengaruh hal lain 36. Saya mampu mengungkapkan ketidaksetujuan saya terhadap pendapat orang lain 37. Saya sering menyesali keputusan yang saya ambil 38. Saya melakukan pertimbangan sebelum mengambil keputusan-keputusan penting 39. Ketika kehilangan barang yang berharga saya tidak merasa sedih sama sekali 40. Saya mengetahui ketika teman saya berusaha untuk menembunyikan kesedihannya 41. Saya mengutamakan melakukan hal-hal yang menyenangkan dibandingkan menyelesaikan tugastugas 42. Saya tidak mengetahui kapan saya merasa sedih atau sangat sedih 43. Saya tidak tahu kapan harus bersikap rasional dan kapan harus melibatkan perasaan ketika mengambil keputusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
44. Saat merasa sedih saya memilih untuk menunda mengerjakan tugas-tugas saya.
---- Periksalah kembali jawaban teman-teman, jangan sampai ada yang terlewatkan----
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
LAMPIRAN D HASIL UJI ASUMSI 1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
156 a,b
Most Extreme Differences
Mean
0E-7
Std. Deviation
14.13048723
Absolute
.064
Positive
.043
Negative
-.064
Kolmogorov-Smirnov Z
.794
Asymp. Sig. (2-tailed)
.553
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
2. Uji Linearitas Case Processing Summary Cases Included N Kecerdasan Emosional * Authoritative Kecerdasan Emosional * Authoritarian Kecerdasan Emosional * PERMISSIVE Kecerdasan Emosional * Uninvolved
Percent
Excluded N
Total
Percent
N
Percent
156
100.0%
0
0.0%
156
100.0%
156
100.0%
0
0.0%
156
100.0%
156
100.0%
0
0.0%
156
100.0%
156
100.0%
0
0.0%
156
100.0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
a. Persepsi Terhadap Pola Asuh Authoritative ANOVA Table Sum of
df
Mean
Squares (Combined)
F
Square
13323.001
35
3728.874
1
9594.127
34
282.180
Authoritat Within Groups
26129.307
120
217.744
ive
39452.308
155
Kecerdas an
Between
Linearity
Emosion
Groups
Deviation from
al *
Linearity
Total
Sig.
380.657
1.748
.014
3728.874 17.125
.000
1.296
.155
b. Persepsi Terhadap Pola Asuh Authoritarian ANOVA Table Sum of
df
Mean
Squares (Combined) Kecerdasan
38
6321.713
1
7558.906
37
204.295
Within Groups
25571.688
117
218.561
Total
39452.308
155
Linearity
Groups
Deviation from
Emosional *
Linearity
Authoritarian
Sig.
Square
13880.620
Between
F
365.279
1.671
.020
6321.713 28.924
.000
.935
.581
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
c. Persepsi Terhadap Pola Asuh Permissive ANOVA Table Sum of
df
Mean
Squares (Combined) Kecerdasan
F
Sig.
Square
8634.298
33
261.645
1.036
.429
386.943
1
386.943
1.532
.218
8247.355
32
257.730
1.020
.450
Within Groups
30818.009
122
252.607
Total
39452.308
155
Between
Linearity
Groups
Deviation from
Emosional *
Linearity
PERMISSIVE
d. Pola Asuh Uninvolved ANOVA Table Sum of Squares
df
Mean
F
Sig.
Square (Combined) Kecerdasan
11724.287
36
325.675
1.398
.093
2267.791
1
2267.791
9.733
.002
9456.496
35
270.186
1.160
.275
Within Groups
27728.021
119
233.009
Total
39452.308
155
Between
Linearity
Groups
Deviation
Emosional *
from Linearity
Uninvolved
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
3. Uji Multikolinearitas Coefficients Model
Unstandardized Coefficients
a
Standardized
t
Sig.
Collinearity
Coefficients B
1
a.
Std. Error
Statistics
Beta
(Constant)
94.952
11.878
Uninvolved
-.339
.150
Authoritarian
.444
Authoritative PERMISSIVE
Tolerance
VIF
7.994
.000
-.176
-2.255
.026
.854 1.172
.134
.274
3.319
.001
.760 1.315
.301
.132
.179
2.286
.024
.850 1.176
.170
.152
.087
1.119
.265
.866 1.155
Dependent Variable: Kecerdasan Emosional
4. Uji Heterokedastisitas Coefficients Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B
1
Std. Error
(Constant)
6.722
6.714
Uninvolved
.043
.085
Authoritarian
-.081
Authoritative PERMISSIVE a. Dependent Variable: ABS_RES
Beta 1.001
.318
.044
.507
.613
.076
-.099
-1.073
.285
.129
.075
.150
1.724
.087
.029
.086
.029
.338
.736
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
LAMPIRAN E HASIL ANALISIS REGRESI b
Model Summary Model
R
1
.464
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.216
.195
14.316
a. Predictors: (Constant), Uninvolved, Authoritative, PERMISSIVE, Authoritarian b. Dependent Variable: Kecerdasan Emosional
a
ANOVA Model
Sum of Squares Regression
1
Df
Mean Square
F
8503.354
4
2125.838
Residual
30948.954
151
204.960
Total
39452.308
155
Sig.
10.372
.000
b
a. Dependent Variable: Kecerdasan Emosional b. Predictors: (Constant), Uninvolved, Authoritative, PERMISSIVE, Authoritarian
Coefficients Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized
T
Sig.
Coefficients B (Constant)
1
Std. Error
94.952
11.878
Authoritative
.301
.132
Authoritarian
.444
PERMISSIVE Uninvolved
Beta 7.994
.000
.179
2.286
.024
.134
.274
3.319
.001
.170
.152
.087
1.119
.265
-.339
.150
-.176
-2.255
.026
a. Dependent Variable: Kecerdasan Emosional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
LAMPIRAN F Tabel Sum of Squares and Cross-products
Correlations Kecerdasan
Authoritativ
Authoritaria
Uninvolve
Emosional
e
n
d
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) Kecerdasan
Sum of Squares and
Emosional
Cross-products
39452.308
7189.769
9763.923
-4907.000
254.531
46.386
62.993
-31.658
156
156
156
156
1
**
-.125
.000
.120
.307
Sig. (2-tailed)
13862.840
5533.474
-1516.167
46.386
89.438
35.700
-9.782
156
156
156
156
**
**
1
Pearson Correlation
.400
Sig. (2-tailed)
Cross-products
**
9763.923
5533.474
15080.436
-2925.667
62.993
35.700
97.293
-18.875
156
.004
156
156
156
**
-.125
**
1
.003
.120
-4907.000
-1516.167
-31.658
-9.782
-18.875
68.501
156
156
156
156
Pearson Correlation
-.240
Sig. (2-tailed)
Cross-products
-.231
.000
N
Sum of Squares and
.383
.000
Covariance
Uninvolved
.383
7189.769
N
Sum of Squares and
**
.000
Covariance
Authoritarian
**
.003
Pearson Correlation
Cross-products
-.240
.000
N
Sum of Squares and
.400
**
.000
Covariance
Authoritative
.307
**
Covariance N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
-.231
.004 -2925.667 10617.667
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
LAMPIRAN G Z Score
Subjek
Autoritative
Authoritarian
Permissive
Uninvolved
Nilai Tertinggi
SPSS
KATEGORI
1
-1.83
-2.39
-1.07
-1.11
-1.07
3
Permissive
2
-0.13
-0.65
2.01
2.27
2.27
4
Uninvolved
3
0.19
-0.86
1.27
1.78
1.78
4
Uninvolved
4
-1.72
-1.27
0.04
1.42
1.42
4
Uninvolved
5
0.40
-0.96
0.78
1.90
1.90
4
Uninvolved
6
1.36
1.18
0.28
-1.83
1.36
1
Authoritative
7
-1.19
-1.37
-0.09
1.30
1.30
4
Uninvolved
8
0.83
0.98
0.65
-0.75
0.98
2
Authoritarian
9
-0.13
-0.96
0.41
-0.14
0.41
3
Permissive
10
-0.23
0.27
-0.58
-0.99
0.27
2
Authoritarian
11
-1.19
-0.65
-1.44
-1.83
-0.65
2
Authoritarian
12
-0.87
-1.67
0.16
1.06
1.06
4
Uninvolved
13
0.40
1.08
0.04
-2.07
1.08
2
Authoritarian
14
-0.66
-1.78
1.27
1.30
1.30
4
Uninvolved
15
1.57
1.18
0.41
-0.87
1.57
1
Authoritative
16
-0.87
-1.67
-1.81
-1.47
-0.87
1
Authoritative
17
0.40
1.08
0.53
-1.23
1.08
2
Authoritarian
18
-0.66
-1.78
1.15
1.54
1.54
4
Uninvolved
19
1.57
1.18
-0.09
-1.71
1.57
1
Authoritative
20
-0.77
-0.55
0.90
1.30
1.30
4
Uninvolved
21
1.57
2.00
0.65
-0.75
2.00
2
Authoritarian
22
0.72
1.69
0.53
-0.14
1.69
2
Authoritarian
23
-0.45
0.88
1.52
1.54
1.54
4
Uninvolved
24
0.09
-0.65
-1.07
2.14
2.14
4
Uninvolved
25
-0.02
0.27
1.40
-2.55
1.40
3
Permissive
26
-1.19
-0.96
0.41
1.06
1.06
4
Uninvolved
27
0.83
0.47
-0.09
-0.75
0.83
1
Authoritative
28
-1.09
-0.65
-0.46
0.10
0.10
4
Uninvolved
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
29
0.40
-0.65
-1.57
-0.39
0.40
1
Authoritative
30
1.57
2.00
1.02
-0.14
2.00
2
Authoritarian
31
0.72
1.69
-0.33
-1.47
1.69
2
Authoritarian
32
-0.23
-1.27
-2.31
-2.92
-0.23
1
Authoritative
33
-1.19
0.16
-0.09
-0.02
0.16
2
Authoritarian
34
-0.87
-0.96
-0.58
-0.39
-0.39
4
Uninvolved
35
0.40
0.47
-1.07
-1.71
0.47
2
Authoritarian
36
-0.66
-0.65
-1.57
-1.11
-0.65
2
Authoritarian
37
1.57
-0.45
0.90
1.42
1.57
1
Authoritative
38
-0.77
0.57
-1.07
-1.23
0.57
2
Authoritarian
39
1.57
-0.35
1.15
1.18
1.57
1
Authoritative
40
0.72
0.88
0.53
-1.35
0.88
2
Authoritarian
41
1.04
0.27
0.16
0.22
1.04
1
Authoritative
42
1.15
1.39
1.27
-0.51
1.39
2
Authoritarian
43
-0.55
1.80
1.27
-0.87
1.80
2
Authoritarian
44
-0.02
-1.88
-1.20
0.46
0.46
4
Uninvolved
45
-0.66
1.18
1.27
-0.27
1.27
3
Permissive
46
-0.23
-0.14
-0.83
0.82
0.82
4
Uninvolved
47
-0.13
-0.04
0.41
0.82
0.82
4
Uninvolved
48
1.15
-0.76
-1.07
-0.02
1.15
1
Authoritative
49
0.62
-0.86
-1.81
0.22
0.62
1
Authoritative
50
1.04
0.98
1.02
0.34
1.04
1
Authoritative
51
0.72
-0.76
-2.06
0.22
0.72
1
Authoritative
52
-1.19
1.08
1.40
0.22
1.40
3
Permissive
53
0.30
0.06
-0.58
-0.39
0.30
1
Authoritative
54
-1.94
-1.57
-1.07
-0.87
-0.87
4
Uninvolved
55
0.72
0.67
1.64
0.34
1.64
3
Permissive
56
0.19
0.37
1.15
0.70
1.15
3
Permissive
57
-1.40
-0.96
1.52
1.30
1.52
3
Permissive
58
0.51
0.78
-0.09
0.34
0.78
2
Authoritarian
59
1.68
1.08
-0.33
-0.75
1.68
1
Authoritative
60
-0.98
-1.06
0.53
0.82
0.82
4
Uninvolved
61
1.15
0.88
0.65
-0.27
1.15
1
Authoritative
62
0.40
0.27
-0.33
0.22
0.40
1
Authoritative
63
-0.66
0.27
-1.32
-1.35
0.27
2
Authoritarian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
64
-2.26
-1.37
-0.21
-0.27
-0.21
3
Permissive
65
-1.09
-0.65
-0.58
0.10
0.10
4
Uninvolved
66
0.19
0.47
-0.21
-0.27
0.47
2
Authoritarian
67
-1.40
-0.45
1.02
0.94
1.02
3
Permissive
68
1.89
0.88
-1.44
-0.39
1.89
1
Authoritative
69
-1.09
-1.47
-0.83
-0.51
-0.51
4
Uninvolved
70
0.19
1.08
0.53
0.94
1.08
2
Authoritarian
71
-1.40
-0.65
0.41
1.18
1.18
4
Uninvolved
72
1.89
0.88
-1.32
-0.39
1.89
1
Authoritative
73
-1.30
-0.24
2.14
-0.14
2.14
3
Permissive
74
1.36
1.29
-0.46
1.06
1.36
1
Authoritative
75
0.83
1.08
0.41
-1.35
1.08
2
Authoritarian
76
-0.02
1.69
0.78
0.70
1.69
2
Authoritarian
77
0.40
-1.57
0.53
-0.14
0.53
3
Permissive
78
-0.23
0.88
-0.83
-0.75
0.88
2
Authoritarian
79
-1.19
-0.14
0.41
-0.63
0.41
3
Permissive
80
0.83
0.06
-0.70
-0.39
0.83
1
Authoritative
81
-0.77
-0.86
0.04
1.18
1.18
4
Uninvolved
82
0.62
-0.65
0.16
-0.39
0.62
1
Authoritative
83
1.36
1.80
-0.70
-0.14
1.80
2
Authoritarian
84
0.83
0.98
-1.07
-0.51
0.98
2
Authoritarian
85
-0.66
-1.67
-1.32
1.30
1.30
4
Uninvolved
86
-2.26
-0.04
0.41
-0.75
0.41
3
Permissive
87
-1.09
-0.65
-0.09
0.94
0.94
4
Uninvolved
88
0.19
-0.24
0.04
-0.39
0.19
1
Authoritative
89
-1.40
-1.47
0.53
1.18
1.18
4
Uninvolved
90
1.89
-0.14
1.52
1.54
1.89
1
Authoritative
91
-1.30
-0.04
-1.94
0.58
0.58
4
Uninvolved
92
1.36
0.37
1.15
-1.23
1.36
1
Authoritative
93
0.83
0.37
-0.21
0.82
0.83
1
Authoritative
94
1.04
0.27
0.04
-0.02
1.04
1
Authoritative
95
0.83
1.29
0.04
-0.02
1.29
2
Authoritarian
96
0.19
1.29
1.27
-0.39
1.29
2
Authoritarian
97
-0.77
-1.27
-0.83
-0.39
-0.39
4
Uninvolved
98
-0.23
1.08
1.40
1.78
1.78
4
Uninvolved
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
99
-1.30
-0.96
-0.95
-0.27
-0.27
4
Uninvolved
100
-0.23
0.47
0.41
-0.87
0.47
2
Authoritarian
101
0.51
-1.16
-0.70
0.22
0.51
1
Authoritative
102
0.40
-1.06
-0.83
-0.63
0.40
1
Authoritative
103
0.83
1.08
0.65
-0.39
1.08
2
Authoritarian
104
-0.34
-1.57
-1.20
-1.95
-0.34
1
Authoritative
105
-0.13
1.59
0.78
0.10
1.59
2
Authoritarian
106
-0.23
-0.65
-0.70
-0.39
-0.23
1
Authoritative
107
1.15
-1.27
0.28
0.34
1.15
1
Authoritative
108
-1.09
-1.06
1.02
0.58
1.02
3
Permissive
109
0.83
-0.14
-0.21
-0.27
0.83
1
Authoritative
110
0.09
-1.37
1.27
-0.02
1.27
3
Permissive
111
-0.45
0.06
1.40
0.70
1.40
3
Permissive
112
-1.51
1.90
-1.57
0.58
1.90
2
Authoritarian
113
-0.77
-0.04
-0.09
1.66
1.66
4
Uninvolved
114
0.40
-0.04
1.15
0.82
1.15
3
Permissive
115
-0.77
0.67
-0.46
-0.99
0.67
2
Authoritarian
116
1.47
0.47
0.53
0.58
1.47
2
Authoritarian
117
-0.98
-0.86
-0.58
-0.02
-0.02
4
Uninvolved
118
0.19
-1.57
-0.09
0.22
0.22
4
Uninvolved
119
-0.98
0.16
-0.70
-1.11
0.16
2
Authoritarian
120
1.68
-0.35
0.53
-0.39
1.68
1
Authoritative
121
-0.98
0.78
0.16
0.46
0.78
2
Authoritarian
122
1.47
0.27
-1.57
0.22
1.47
1
Authoritative
123
0.62
0.16
1.02
0.58
1.02
3
Permissive
124
-0.13
-0.35
0.41
-0.99
0.41
3
Permissive
125
-0.13
0.78
-0.58
-1.11
0.78
2
Authoritarian
126
-0.34
0.78
0.41
1.06
1.06
4
Uninvolved
127
-0.98
0.98
0.78
0.10
0.98
2
Authoritarian
128
0.72
1.59
0.41
-0.87
1.59
2
Authoritarian
129
-0.98
1.39
2.14
-0.27
2.14
3
Permissive
130
0.51
-1.06
0.04
1.06
1.06
4
Uninvolved
131
1.47
0.47
1.52
-0.14
1.52
3
Permissive
132
0.72
-0.24
-0.46
-0.02
0.72
1
Authoritative
133
-0.45
-0.76
0.41
0.46
0.46
4
Uninvolved
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
134
-1.51
0.27
-0.95
-0.14
0.27
2
Authoritarian
135
-0.77
-1.27
-0.46
-1.11
-0.46
3
Permissive
136
0.30
1.39
-0.09
-0.87
1.39
2
Authoritarian
137
-0.77
1.59
-1.20
0.82
1.59
2
Authoritarian
138
1.47
-0.35
-2.31
0.22
1.47
1
Authoritative
139
1.15
0.47
-0.83
0.94
1.15
1
Authoritative
140
-1.09
-0.96
-0.46
0.94
0.94
4
Uninvolved
141
0.83
0.06
-1.81
-0.75
0.83
1
Authoritative
142
0.09
-0.45
-0.70
1.30
1.30
4
Uninvolved
143
-0.34
-1.27
1.02
-0.27
1.02
3
Permissive
144
-1.62
0.57
-1.69
0.34
0.57
2
Authoritarian
145
-0.98
0.47
1.15
-1.23
1.15
3
Permissive
146
0.19
-0.45
-0.70
-0.87
0.19
1
Authoritative
147
-0.98
0.27
0.28
1.42
1.42
4
Uninvolved
148
1.68
1.39
0.90
-1.71
1.68
1
Authoritative
149
-1.09
-0.55
1.40
1.66
1.66
4
Uninvolved
150
0.40
0.78
-1.94
-0.39
0.78
2
Authoritarian
151
-0.77
0.27
1.02
-1.35
1.02
3
Permissive
152
1.57
-0.24
-0.70
0.94
1.57
1
Authoritative
153
-0.98
-0.55
0.04
0.94
0.94
4
Uninvolved
154
1.26
-1.27
-0.33
-0.27
1.26
1
Authoritative
155
0.62
0.06
-1.07
0.58
0.62
1
Authoritative
156
-0.45
0.16
0.78
0.22
0.78
3
Permissive