PENGARUH METODE BERCERITA DAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL MILA KARMILA PGPAUD IKIP PGRI Semarang Jl. Lontar No. 1, Semarang. Email:
[email protected] Abstract: It is important to develop the children’s emotional intellegence in the early age since the fact that there are still many children get the troubles in exploring their emotional acts. It occurs because the parents do not guide their children in a right track and teachers use the conventional or traditional method in teaching them in which teachers as the centre of teaching and learning process. Based on that problems, this research is aimed to find out the the influences of telling a story method and parents’ guidance to children’s emotional intellegence. The research desain was a factorial 2x4 experimental study. The technique of sampling was a purposive sampling. The sample was all kindergarten students in grade B at Al – Hidayah and Daarul Qur’an School in South Semarang. There were 20 children taught using a telling a story with a hand puppet and there were 19 children taught using a telling story with a story book. The instruments consisted 30 questions about the parents’ guidance and 29 questions about a listed observation regarding with emotional intellegence. Technique of data analysis was an two way ANAVA accelerated by hypotesis t-Dunnet. The findings is a telling a story method using a rag doll was more effective in developing the children ‘s emotional intellegence compared to telling a story using a book with a df value α=0,05. Then, the children’s emotional intellegence by the parents’ guidance using authoritative method was much higher compared to the parents’ using authoritarian, permissive indulgent and permissive indifferent. Finally, the parents’s guidance using authoritative method really influences significantlly to the level of children’s emotional intellegence. Keywords : Emotional Intellegence, Telling a Story Methode, Parenting Style Abstrak: Anak-anak mendapatkan masalah dalam mengeksplorasi tindakan emosional, sehingga kecerdasan emosional anak usia dini perlu dikembangkan. Hal ini terjadi karena orang tua tidak membimbing anak dalam jalur yang benar dan guru menggunakan metode konvensional atau tradisional dalam mengajar dimana guru sebagai pusat pengajaran dan proses belajar. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode cerita dan pola asuh orang tua terhadap kecerdasan emosional anak. Desain penelitian adalah 2x4 penelitian eksperimental faktorial. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Sampel adalah semua siswa TK kelas B Al-Hidayah dan Daarul Qur'an School, Semarang selatan. 20 anak diajarkan bercerita dengan boneka tangan dan 19 anak-anak diajarkan bercerita dengan buku cerita. Instrumen penelitian terdiri 30 pertanyaan tentang bimbingan orang tua dan 29 pertanyaan tentang pengamatan mengenai kecerdasan emosional. Teknik analisis data adalah ANAVA dua aarah dipercepat oleh hipotesis t-Dunnet. Hasil penelitian adalah metode cerita menggunakan boneka kain lebih efektif dalam mengembangkan kecerdasan emosional anak dibandingkan dengan bercerita menggunakan buku dengan nilai df α = 0,05. Kecerdasan emosional anak yang menggunakan pola asuh otoritatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan orang tua menggunakan pola asuf otoriter, memanjakan permisif dan permisif acuh tak acuh. Akhirnya, bimbingan orang tua dengan menggunakan metode otoritatif sangat berpengaruh signifikan dengan tingkat kecerdasan emosional anak. Kata kunci: Kecerdasan Emosional, Metode Bercerita, pola asuh
287
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
Kecerdasan faktor
intelektual
yang
sangat
menjadi
menentukan
dalam mencapai prestasi belajar atau dalam
meraih
ini
lebih
efektif,
harus
dikembangkan sejak anak masih usia dini".
hidup
Pentingnya mengembangkan
hidup
kecerdasan emosional sejak usia dini
seseorang saat ini ternyata tidak
didukung oleh fakta bahwa masih
hanya ditentukan oleh kecerdasan
banyak anak yang merasa kesulitan
intelektual (IQ), melainkan juga oleh
mengelola emosi. Berdasarkan hasil
kecerdasan
observasi awal di TK AL-Hidayah
seseorang.
kesuksesan
upaya
“Kesuksesan
(Goleman,
emosional 1995:
(EI)"
35).
Goleman
Semarang,
banyak
anak
yang
menyatakan pula bahwa “banyak
menunjukkan perilaku emosi yang
orang yang gagal dalam hidupnya
berbeda. Terlihat beberapa anak yang
bukan karena kecerdasan intelektual
mudah marah dan menangis, agresif
yang rendah, namun karena mereka
kepada teman-temannya dan lebih
kurang
impulsif.
memiliki
kecerdasan
Ada
juga
anak
yang
emosional (Kuryati, 2007: 4). Hal
cenderung lebih banyak berdiam diri,
inilah yang membuat kecerdasan
pemalu,
emosional semakin perlu dipahami,
dengan temannya dan beberapa anak
dimiliki
dan diperhatikan dalam
terlihat memiliki kelekatan yang
pengembangannya karena mengingat
berlebihan dengan orang tua, seperti
kondisi
ini
tidak mau ditinggalkan oleh ibunya
ini
selama
kehidupan
semakin
kompleks,
dewasa hal
tidak
mau
berada
di
sekolah,
dan
cemas
yang
memberikan dampak yang sangat
menunjukkan
buruk terhadap konstelasi kehidupan
berlebihan jika keinginannya tidak
emosional
dituruti.
diperlukan
individu.
Untuk
upaya
itu
sikap
berinteraksi
untuk
Berdasarkan kondisi di atas,
meningkatkan kecerdasan emosional,
maka sangatlah penting bagi anak
karena
usia
menurut
Goleman
dini
“intelektualitas tak dapat bekerja
mengembangkan
dengan kecerdasan
untuk
dapat kecerdasan
sebaik-baiknya,
tanpa
emosional dan kemampuan untuk
emosional
agar
menyesuaikan diri, melalui pola asuh
dan
288
Pengaruh Metode… Mila Karmila
yang
diberikan,
memenuhi
bukan
kebutuhan
fisik
hanya
promote emotional and intellectual
atau
growth" (Salovey dan Mayer, 1997:
jasmaninya saja, melainkan juga
10).
pemenuhan
bahwa
optimalisasi
perkembangan
yang
lain
seperti
Definisi
tersebut
kecerdasan
melibatkan
diartikan emosional
kemampuan
untuk
emosi, sosial, bahasa, motorik dan
memahami secara akurat, menilai,
kognitif. Selain faktor pola asuh,
dan
metode
kemampuan
untuk
emosional
dan
pembelajaran
berpengaruh
terhadap
emosional
diduga kecerdasan
anak.
Metode
mengekspresikan
emosional; memahami pengetahuan
emosional; serta kemampuan untuk
pembelajaran yang kurang variatif
mengatur
dilembaga pendidikan anak usia dini
meningkatkan
juga
emosional dan intelektual.
menjadi
faktor
penyebab
optimalisasi kecerdasan emosional anak
menjadi
Berdasarkan penelitian
tidak
untuk
pertumbuhan
"Emotional intelligencerefers
maksimal.
to
belakang,
feelings of each self and feelings of
latar ini
emosional
bertujuan
untuk
anability
others,
the
to
understand
ability
to
the
motivate
melihat pengaruh metode bercerita
themselves, and organize well the
dan pola asuh orang tua terhadap
emotions that a rise in him, and in
kecerdasan emosional anak.
dealing
with
others"
1995:
43).
Definisi
(Goleman, tersebut
mengandung arti bahwa kecerdasan
Kecerdasan Emosional Istilah kecerdasan emosional
emosional menunjuk kepada suatu
atau Emotional Intellegence (EI)
kemampuan
sebagai
Intellegence
perasaan diri masing-masing dan
involves the ability to perceive
perasaan orang lain, kemampuan
accurately,appraise,
express
untuk memotivasi dirinya sendiri,
emotion; the ability to understand
serta menata dengan baik emosional-
emotion; the ability to understand
emosional
emotion and emotional knowledge;
dirinya
and ability to regulate emotions to
dengan orang lain.
"Emotional
and
dan
untuk
yang
memahami
muncul
dalam
dalam
berhubungan
289
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
"Emotional Intellegences as
Metode Bercerita
the subset of social intellegence that
Metode bercerita diduga turut
involves the ability to monitor one's
berpengaruh
own
emosional anak. Metode bercerita
and
other's
feelings
and
terhadap
emotions, to discriminate among
adalah
them and to udse this information to
penyampaian cerita atau memberikan
guide one's thinking and action" (L.
penjelasan kepada anak secara lisan
Melita Pratty, et all, 2003: 41).
(Moeslichatoen, 1999: 157).
himpunan dari kecerdasan sosial melibatkan
kemampuan
memantau perasaan dan emosional baik pada diri sendiri maupun pada orang
lain,
semuanya,
memilah-milah
serta
menggunakan
informasi ini untuk membimbing pikiran
dan
tindakan.
Beberapa
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional pada anak
usia
kemampuan
dini
merupakan
individu
dalam
mengembangkan potensi emosional dan
kemampuan
sosialnya
meliputi
kemampuan
terhadap
emosional
kemampuan
dalam
yang
mengenali diri
sendiri,
mengelola
emosional kemampuan memotivasi diri,
dan
kemampuan
untuk
berempati dengan orang lain serta mampu menjalin hubungan sosial dengan orang lain.
bertutur
kata
dan
"storytelling is valued over literacy with print. Research suggests that storytelling is a strategy that is particularly effective with children who come from cultures with rich oral traditions (Au, 1993). In the young children literacy project (Kinzer & Leu, 1997), children viewed a video story and then used multimedia technology to retell their own version of the tale, illustrate it, add music, and post it on the World Wide Web" (Jalongo, 2009: 22). Budaya bercerita dinilai
Kecerdasan emosional merupakan
yang
cara
kecerdasan
sebagai dicetak.
media
keaksaraan
Penelitian
yang
menunjukkan
bahwa bercerita adalah strategi yang sangat efektif dengan anak-anak yang berasal dari budaya dengan kekayaan tradisi lisan (Au, 1993). Dalam proyek keaksaraan anak-anak diperlihatkan
cerita,
video
dan
kemudian menggunakan teknologi multimedia
untuk
menceritakan
kembali versi mereka cerita sendiri, 290
Pengaruh Metode… Mila Karmila
menggambarkan
hal
itu,
pembelajaran yang tidak menggurui
menambahkan musik, dan pasang di
dan
fleksibel,
World Wide Web" (Kinzer & Leu,
menjumpai
1997). "Storytelling For children
menggembirakan
with little expression in listening to
suasana bermain.
dimana
anak suasana
sebagaimana
stories being read aloud, story telling can serve as a bridge to
Pola Asuh
storybook reading. Storytelling can
Pola asuh orang tua kepada
be adapted on the spot in term of
anak memberikan pengaruh terhadap
story
kecerdasan
length,
vocabulary,
and
emosional
anak.
sentence structure" (Brewer, 2010:
Baumrind
318).
"Parenting style is a psychological Mendongeng bagi anak-anak
dengan cerita
ekspresi, yang
mendengarkan
dibacakan,
bercerita
construct
mendefinisikan
representing
bahwa
standard
strategies that parents use in their child caring".
Pola asuh adalah
dapat berfungsi sebagai jembatan
konstruksi psikologi yang mewakili
untuk
cerita.
standar strategi orang tua yang
Mendongeng dapat diadaptasi di
digunakan untuk membesarkan anak
tempat dalam jangka panjang cerita,
mereka.
kosakata,
merupakan upaya orang tua dalam
membaca
dan
Berdasarkan
buku
struktur definisi
kalimat. di
atas
dikeluraga
merupakan
berbagai
pembelajaran
asuh
orang
tua
merealisasikan peran dan fungsi
disimpulkan bahwa metode bercerita metode
Pola
akan
menimbulkan
cara orang tua dalam
dengan memberikan sebuah cerita
membimbing,
mendidik
dan
kepada
merawat,
mengasuh
anak-
anak
baik
dengan
serta
menggunakan alat bantu ataupun
anaknya agar dapat berkembang
tidak yang dapat mengembangkan
dengan baik (Chodijah (2009:25).
kemampuan
dan
Cara orang tua dalam mengasuh anak
dalam
inilah yang kemudian disebut dengan
berbahasa
emosional anak,
karena
bercerita terdapat aspek hiburan yang
pola asuh
menyenangkan dan menjadi metode
orang tua. 291
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
Pola asuh orang tua adalah
Desain
penelitian
menggunakan
kecenderungan yang relatif menetap
desain faktorial 2 × 4 yang disajikan
dari orang tua dalam memberikan
dalam tabel berikut.
didikkan, bimbingan dan perawatan kepada
anak-anaknya
(Syaodih,
Populasi
target penelitian
Tabel 1. Desain Penelitian Faktorial 2 × 4 Metode Bercerita Pola Asuh Orangtua Pola asuh authoritative/Demokratis (B1) Pola asuh authoritarian/Otoriter (B2) Pola asuh permissive indulgent/mengabaikan (B3) Pola asuh permissive indifferent/memanjakan (B4)
A Metode Bercerita Bercerita Bercerita menggunakan boneka menggunakan tangan buku (A1) (A2) A1B1 A2BI A1B2 A2B2 A1B3
A2B3
A1B4
A2B4
1999: 10). Beberapa pengertian di
adalah
atas, ditarik kesimpulan bahwa pola
Hidayah dan Daarul Qur’an school
asuh orang tua merupakan suatu cara
Semarang Selatan tahun pelajaran
perlakuan orang tua dalam merawat,
2012/2013 yang terdiri dari dua
melatih,
dan
kelompok, yaitu kelompok bermain
berinteraksi dengan anaknya; terdiri
TK A dan TK B. Populasi terjangkau
dari dimensi kontrol dan kehangatan;
dalam penelitian ini adalah seluruh
dilakukan
anak
membimbing,
dalam
waktu
relatif
seluruh
dari
siswa
kelompok 39
TK
B
orang.
AL
yang
konsisten dengan tujuan agar anak
berjumlah
dapat hidup lebih baik di masa yang
dilakukan
akan datang.
sampling. Sampel satu yaitu seluruh
melalui
teknik
Sampel total
Anak TK B Al Hidayah dengan jumlah sampel sekitar 20 anak
METODE PENELITIAN Metode
yang
sebagai kelompok eksperimen dan
metode
19 anak TK B Darul Qur’an School
tujuan
sebagai kelompok kontrol. Kriteria
penelitian yang telah ditetapkan.
pemilihan populasi didasarkan pada:
digunakan eksperimen.
penelitian adalah Berdasarkan
292
Pengaruh Metode… Mila Karmila
(a) Masalah yang muncul berkenaan
kelas dengan jumlah siswa yang
dengan
sama
rendahnya
kecerdasan
dan
memiliki
rata-rata
emosional anak, pola asuh orang tua
kemampuan
yang
sama;
yang
Keterbatasan
tenaga
dan
terdapat
dikedua
sekolah
(c) biaya
tersebut; (b) Usia anak, yaitu usianya
sehingga tidak dapat mengambil
5-6 tahun; (c) Jenis kelamin; (d)
sampel besar dan jauh; dan (d)
Karakteristik kedua sekolah; dan (e)
Keterbatasan waktu yang dimiliki
Latar belakang status sosial ekonomi.
oleh peneliti (Ali, 1993: 57).
Teknik pengambilan sampel
Instrumen yang digunakan
menggunakan teknik purposive yaitu
yaitu observasi atau pengamatan,
teknik pengambilan sampel dengan
kecerdasan emosional (variabel Y)
teknik yang didasarkan pada suatu
anak usia dini yang terdiri: (1)
pertimbangan tertentu yang dibuat
kemampuan
oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri
emosi diri sendiri, (2) kemampuan
atau sifat-sifat populasi yang sudah
dalam
diketahui
kemampuan memotivasi diri, (4)
sebelumnya.
pertimbangan-pertimbangan
Adapun yang
mengenali
mengelola
kemampuan
terhadap
emosi,
untuk
(3)
berempati
menjadi dasar dilakukannya teknik
dengan orang lain, dan (5) mampu
penarikan sampel secara purposive
membina
sample dalam penelitian ini adalah:
orang lain. Instrumen tersebut terdiri
(a) Mempertahankan kealamiahan
dari 29 butir item pertanyaan yang
penelitian
memiliki
dengan
menggunakan
hubungan sosial dengan
nilai
validitas
yang
kelas yang sudah sejalan dengan
bergerak dari 0,24 sampai 0,813 (>
metode penelitian yang digunakan;
0,200) dan nilai reliaabilitas Alpha
(b) Peneliti membutuhkan dua kelas
Cronbach sebesar 0, 879 dan nilai
sebagai kelompok eksperimen dan
reliabilitas rater 0,88.
kelompok kontrol sebagai sampel penelitian.
Sampel
diambil
Instrumen pola asuh orang tua
terdiri
atas
30
butir
item
berdasarkan karakteristik atau ciri-
pedoman wawancara yang terdiri
ciri yang sama atau mendekati yang
dari dimensi kehangatan dan kontrol
dimiliki oleh kedua kelompok, yaitu
memiliki
nilai
validitas
yang 293
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
bergerak dari 0,241 sampai dengan 0, Meto de
694 (> 0,200) dan reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0,945. Teknik analisis
data
yang
digunakan
meliputi teknik analisis deskriptif untuk
masing-masing
kelompok
perlakuan, uji persyaratan normalitas dan homogenitas dengan uji liliefors dan uji barlett, serta dilanjutkan dengan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t-Dunnet.
Bercerita Pola Asuh
Authoritarian
N = 10 μ = 102,5 N=4 μ = 102,75
Permissive Indulgent Permissive Indifferent
N=3 μ = 106,33 N=3 μ = 110,67
Authoritative
Hasil penelitian, semua data dihitung
dengan
teknik
statistik
deskriptif, melalui uji normalitas dan homogenitas. dilanjutkan
Penghitungan dengan
uji
hipotesis
dengan teknik analisis variansi dua jalur (ANAVA), setelah dilakukan perhitungan dan ditemukan adanya interaksi maka dilanjutkan dengan uji
t-Dunnet.
rekapitulasi masing
Berikut
rerata kelompok
dari
N = 10 μ = 90,8 N=3 μ= 90,67 N=4 μ = 79,5 N=2 μ = 87,5
Berdasarkan tabel tersebut, rerata
kecerdasan
dengan
menggunakan
Buku
emosional
kelompok yang diberi perlakuan
HASIL DAN PEMBAHASAN
perlakuan
Boneka Tangan
tabel masing-
perlakuan
berdasarkan penghitungan statistik: Tabel 2. Rekapitulasi Rerata Dari Masing-masing Kelompok Perlakuan
metode
bercerita
menggunakan boneka tangan dan pola asuh orang tua authoritative sebesar 102,5. Rerata kecerdasan emosional kelompok yang diberi perlakuan dengan metode bercerita menggunakan buku dan pola asuh orang tua authoritative sebesar 90,8. Rerata
kecerdasan
emosional
kelompok yang diberi perlakuan dengan
metode
bercerita
menggunakan boneka tangan dan pola asuh orang tua authoritarian sebesar kecerdasan
102,705 emosional
sedangkan kelompok
yang diberi perlakuan dengan metode bercerita menggunakan buku dan pola asuh orang tua authoritarian sebesar 90,67.
Rerata kecerdasan 294
Pengaruh Metode… Mila Karmila
emosional kelompok yang diberi
signifikansi α = 0,05 memberikan
perlakuan dengan metode bercerita
nilai LHitung lebih kecil dibandingkan
menggunakan boneka tangan dan
dengan
pola asuh orang tua permissive
demikian dapat disimpulkan bahwa
Indulgent sebesar 106,33, sedangkan
semua
rerata
penelitian berasal dari populasi yang
kecerdasan
emosional
LTabel
(Lo
kelompok
data
kelompok yang diberi perlakuan
berdistribusi
normal.
dengan
penghitungan
uji
metode
bercerita
Dengan
dalam
Hasil
homogenitas
menggunakan buku dari pola asuh
terhadap semua kelompok perlakuan,
orang
indulgent
diperoleh nilai x2hitung sebesar 9,44
kecerdasan
dan nilai x2tabel sebesar 14,07 berarti
emosional kelompok yang diberi
x2hitung lebih kecil dari x2tabel (x2hitung<
perlakuan dengan metode bercerita
x2tabel), maka hipotesis nol (Ho)
menggunakan boneka tangan dan
diterima. Disimpulkan bahwa data
pola asuh orang tua permissive
kecerdasan
indifferent sebesar 110,67. Rerata
metode
kecerdasan
kelompok
sebesar
tua
permissive
79,5.
Rerata
emosional
kelompok
emosional
bercerita
dari
perlakuan
dengan seluruh memiliki
yang diberi perlakuan dengan metode
variansi populasi yang sama atau
bercerita menggunakan buku dan
dengan
dari pola asuh orang tua permissive
kelompok perlakuan berasal dari
indifferent sebesar 87,5.
populasi yang homogen.
Berdasarkan normalitas
data
hasil yang
uji
dilakukan
dengan Uji Liliefors dengan taraf
kata
Hasil menggunakan
lain
data
seluruh
pengujian
hipotesis
uji
T-Dunnet
memberikan hasil yang dapat dilihat
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Analisis Varian (ANAVA) Dua Jalur Pada Taraf Signifikansi α = 0,05 Sumber Variansi Antar Kolom A1 A2 Antar Baris B1 B2 B3 B4 Interaksi A x B Dalam Total
JK 2587,94 2339,97 2225,17 4450,36 11603,44
Db 1 3 3 31 38
RJK 2587,94 779,99 741,72 143,56
Fhitung 18,03** 5,43* 5,17*
α = 0,05 4,16 2,91 2,91
Ftabel α = 0,01 7,52 4,49 4,49
295
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
signifikansi (α) 0,05 terlihat bahwa
pada tabel berikut ini:
Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh > Ft) Berdasarkan
hasil
perhitungan
ini berarti hipotesis nol (Ho) ditolak
ANAVA-2 Jalur tersebut di atas,
dan hipotesis alternatif (H1) diterima,
diperoleh
sehingga
beberapa
berhubungan
penemuan
dengan
hipotesis
terdapat
kecerdasan
perbedaan
emosional
anak
penelitian dan dapat disimpulkan
berdasarkan pola asuh orang tua
sebagai berikut: (1) sumber variansi
yang
antar kolom A1A2 diperoleh nilai
permissive indulgent, dan permissive
Fhitung sebesar 18,03 dan Ftabel sebesar
indifferent;
4,16 pada taraf signifikansi (α) 0,05
interaksi antara kolom dan baris A X
terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari
B diperoleh Fhitung sebesar 5,17 dan
Ftabel (Fh > Ft) ini berarti hipotesis nol
Ftabel
(Ho) ditolak dan hipotesis alternatif
signifikansi (α) 0,05 terlihat bahwa
(H1) diterima,
Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh > Ft)
sehingga
terdapat
kecerdasan
emosional
authoritative,
(3)
sebesar
authoritarian,
sumber
2,91
variansi
pada
taraf
perbedaan
ini berarti hipotesis nol (Ho) ditolak
antara
dan hipotesis alternatif (H1) diterima,
kelompok yang diberikan perlakuan
sehingga terdapat pengaruh interaksi
metode
secara
bercerita
menggunakan
signifikan
antara
metode
boneka tangan dengan kelompok
pembelajaran bercerita dan pola asuh
yang diberikan perlakuan metode
orang
bercerita menggunakan buku; (2)
emosional anak.
tua
terhadap
kecerdasan
sumber variansi antar baris B1, B2,
Selanjutnya hasil uji hipotesis
B3, B4 diperoleh Fhitung sebesar 5,43
dengan perhitungan uji t-Dunnet
dan Ftabel sebesar 2,91 pada taraf
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji t-Dunnet Pada Taraf Signifikansi α = 0,05 No 1 2 3 4
Perlakuan A1B1 : A2B1 A1B2 : A2B2 A1B3 : A2B3 A1B4 : A2B4
Uji t-Dunnet t hitung Tanda 2,18 > 2,22 > 5,01 > 4,32 >
Taraf Perbedaan t tabel 2,042 2,042 2,042 2,042
Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan
296
Pengaruh Metode… Mila Karmila
Berdasarkan tabel tersebut dijabarkan:
orang
tua
terhadap
kecerdasan
Penerapan
metode
emosional anak. Hal tersebut terlihat
menggunakan
boneka
dari sumber variansi interaksi antara
tangan terbukti dapat meningkatkan
kolom dan baris A × B diperoleh
kecerdasan
bercerita
emosional
secara
Fhitung sebesar 5,17 dan Ftabel sebesar
signifikan
dibandingkan
metode
2,91 pada taraf signifikansi (α) 0,05
bercerita
menggunakan
buku.
bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel
Sumber variansi antar kolom A1A2
(Fh > Ft). Perlakuan metode bercerita
diperoleh nilai Fhitung sebesar 18,03
menggunakan boneka tangan dari
dan Ftabel sebesar 4,16 pada taraf
pola asuh orang tua authoritative
signifikansi (α) 0,05
(A1B1)
atau terlihat
secara
signifikan
bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel
meningkatkan kecerdasan emosional
(Fh > Ft). Perbedaan kecerdasan
dibandingkan
emosional
ditinjau
metode bercerita menggunakan buku
berdasarkan pola asuh orang tua
dari pola asuh authoritative (A2B1).
dapat
bahwa
Hal tersebut terlihat dari nilai thitung
kecerdasasan emosional anak dari
sebesar 2, 18 berdasarkan uji t-
pola asuh orang tua authoritative
Dunnet pada taraf signifikansi (α)
berpengaruh
0,05 lebih besar dari ttabel 2,042
anak
yang
diperoleh
hasil
secara
signifikan
dengan
terhadap pada kecerdasan emosional
(thitung>
dibandingkan dari kelompok pola
bercerita
asuh
tangan dari pola asuh authoritarian
orang
tua
authoritarian,
ttabel).
perlakuan
Perlakuan
menggunakan
boneka
permissive indulgent dan permissive
(A1B2)
indifferent. Hal tersebut
meningkatkan kecerdasan emosional
terlihat
secara
metode
dimana µ B1 = 154,2, µ B2 =
dibandingkan
152,67, µ B3 = 153,5 dan µ B4 =
metode bercerita menggunakan buku
144 yang berarti µ B1 > µ B2, µ B3,
dari pola asuh authoritative (A2B2).
dan µ B4.
Hal tersebut terlihat dari nilai thitung
Pengaruh signifikan
interaksi antara
dengan
signifikan
perlakuan
secara
sebesar 2,22 berdasarkan uji t-
metode
Dunnet pada taraf signifikansi (α)
pembelajaran bercerita dan pola asuh 297
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
0,05 lebih besar dari ttabel 2,042
berikut:
(thitung> ttabel).
bercerita
Perlakuan metode bercerita
(1)
kecerdasan
pola
(A1B3)
metode
menggunakan
boneka
tangan terbukti dapat meningkatkan
menggunakan boneka tangan dari asuh
Penerapan
emosional
secara
dibandingkan
metode
permissive
indulgent
signifikan
secara
signifikan
bercerita menggunakan buku; (2)
meningkatkan kecerdasan emosional
Perbedaan
dibandingkan
perlakuan
anak yang ditinjau berdasarkan pola
metode bercerita menggunakan buku
asuh orang tua dapat diperoleh hasil
dari pola asuh permissive indulgent
bahwa kecerdasasan emosional anak
(A2B3). Hal tersebut terlihat dari
dari pola asuh orang tua authoritative
nilai thitung sebesar 2,22 berdasarkan
lebih
uji t-Dunnet pada taraf signifikansi
emosional anak dari kelompok pola
(α) 0,05 lebih besar dari ttabel 2,042
asuh
(thitung>
metode
permissive indulgent dan permissive
boneka
indifferent; (3) Terdapat pengaruh
tangan dari pola asuh permissive
interaksi secara signifikan antara
indulgent (A1B3) secara signifikan
metode pembelajaran bercerita dan
meningkatkan kecerdasan emosional
pola
dibandingkan
kecerdasan
emosional
metode bercerita menggunakan buku
Perlakuan
metode
dari pola asuh permissive indulgent
menggunakan boneka tangan dari
(A2B3). Hal tersebut terlihat dari
pola
nilai thitung sebesar 5,01 berdasarkan
secara
uji t-Dunnet pada taraf signifikansi
kecerdasan emosional dibandingkan
(α) 0,05 lebih besar dari ttabel 2,042
dengan perlakuan metode bercerita
(thitung> ttabel).
menggunakan buku dari pola asuh
dengan
ttabel).
bercerita
Perlakuan
menggunakan
dengan
perlakuan
kecerdasan
tinggi
dari
orang
asuh
asuh
emosional
kecerdasan
tua
orang
authoritarian,
tua
terhadap anak;
bercerita
authoritative
signifikan
(4)
(A1B1)
meningkatkan
authoritative (A2B1); (5) Perlakuan metode
SIMPULAN Hasil pembahasan
penelitian disimpulkan
dan sebagai
boneka
bercerita tangan
authoritarian
dari
menggunakan pola
(A1B2)
asuh secara 298
Pengaruh Metode… Mila Karmila
signifikan meningkatkan kecerdasan
maupun
emosional
meningkatkan kecerdasan emosional
dibandingkan
perlakuan
dengan
metode
bercerita
anak.
permissive
Pola
asuh
indifferent
orang
menggunakan buku dari pola asuh
authoritative,
authoritative (A2B2); (6) Perlakuan
dibandingkan dari pola asuh orang
metode
tua
bercerita
boneka
tangan
menggunakan
dari
pola
baik
authoritarian,
permissive
indulgent
maupun
permissive indulgent (A1B3) secara
indifferent
dalam
signifikan meningkatkan kecerdasan
kecerdasan
emosional
emosional
Pemberian
metode
dibandingkan
perlakuan
asuh
lebih
tua
dengan
metode
bercerita
permissive meningkatkan anak. bercerita
menggunakan boneka tangan dan
menggunakan buku dari pola asuh
didukung
permissive indulgent (A2B3); (7)
authoritative lebih baik dari metode
Perlakuan
bercerita
bercerita menggunakan buku dan
menggunakan boneka tangan dari
pola asuh authoritarian, permissive
pola
metode
asuh
oleh
pola
permissive
indifferent
indulgent
maupun
secara
signifikan
indifferent
dalam
(A1B4)
meningkatkan kecerdasan emosional dibandingkan
dengan
asuh
permissive meningkatkan
kecerdasan emosional anak.
perlakuan
metode bercerita menggunakan buku
SARAN
dari pola asuh permissive indifferent (A2B4).
Berdasarkaan
kesimpulan
diatas, maka saran yang muncul dari
Berdasarkan
kesimpulan
penelitian ini sebagai berikut: (1)
hasil penelitian maka implikasi yang
Metode
muncul
boneka
adalah
sebagai
Metode
bercerita
boneka
tangan
berikut:
bercerita tangan
menggunakan
dapat
dijadikan
menggunakan
variasi metode pembelajaran oleh
lebih
baik
para guru dalam rangka stimulasi
bercerita
peningkatan kecerdasan emosional
menggunakan buku untuk anak dari
anak; (2) Para orang tua dapat
pola
memperbaiki
dibandingkan
asuh
metode
authoritative,
authoritarian, permissive indulgent
diberikan
pola
asuh
yang
menjadi
pola
asuh 299
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
authoritatif, dimana dengan kontrol dan
kehangatan
diberikan
kepada
tinggi
yang
anak
dapat
berpengaruh terhadap peningkatan kecerdasan Penelitian dapat
emosionalnya; selanjutnya
mengkaji
mengenai
(3)
diharapkan
lebih
dalam
perbandingan
antara
perlakuan metode yang sama namun dalam pola asuh yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Ali, Mohamad. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa,1993. Brewer, Jo Ann. Early Childhood Education: Preschool Through Primary Grades. USA: Pearson Education, 2007. Chodijah, Sri Ratna. Perbedaan Keterampilan Sosial Ditinjau Dari Pola Asuh Orang Tua. TesisBP PPS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan, 2009. Donald, Ary, Lucy Cheser Jacobs & chris Sorensen. Intoduction to Research in Education. Australia: Wadsworth Cengage Learning. 2010. Goleman, Daniel. Kecerdasan emosional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1995.
Jalongo, Mary Renck. Early Childhood Language Arts. fourth Edition. Indiana University of Pennsylvania: Pearson. Allyn & Bacon, 2009. Kuryati. Hubungan Asuhan Orang Tua Dengan Kecerdasan emosional Anak. Tesis BP PPS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan, 2007. L.Melita Pratty et all. Emotional Intellegence, Leadership Effectiveness, and Team Outcomes. The Journal of Organization Analysis, vol 11. No 1 2003 p 21-40, in the Emeraldinsight Digital Library http://www.emeraldinsight.co m/journals.htm?issn=19348835 (diakses 23 pebruari 2013). Moeslischatoen, R. Metode Pengajaran di Taman Kanakkanak. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999. Peter Salovey dan D.J. Sulyster, Emotional Development and Emotional Intellegence. New York: Basic Books,1997. Syaodih, E. Peran Bimbingan Guru, Pengasuhan Orang tua, dan Interaksi Teman Sebaya Terhadap Perkembangan Perilaku Sosial Anak Taman Kanak-kanak Aisyiyah XI, Bumi Siliwangi dan Angkasa I. Tesis FPS IKIP Bandung: tidak diterbitkan, 1999.
300
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
204