MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN ANALISA DAN EVALUASI BULAN JUNI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI I.
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Untuk mengimbangi perubahan dan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap kinerja Aparat Kepolisian, Polri dituntut mengeliminir penyimpangan yang dilakukan oleh Anggota / PNS Polri dengan melakukan fungsi pembinaan terhadap Profesi Kepolisian, Pengamanan Internal serta Pembinaan Disiplin di lingkungan Polri sehingga tugas pokok Polri sebagai alat Negara Pemeliharaan Keamanan dan ketertiban masyarakat serta selaku Aparat Penegak Hukum, Pelindung, Pelayan dan Pengayom masyarakat, dipandang perlu melaksanakan pengawasan perilaku Anggota/ PNS Polri dari perbuatan yang menyimpang, untuk itu diperlunya adanya penegakan hukum Disiplin dan Kode Etik Profesi Polri secara obyektif dan transparan terhadap seluruh anggota Polri dan PNS Polri. 2. Dasar a. Keputusan Kapolri No.Pol: Kep/97/XII/2003 tanggal 31 Desember 2003 tentang Perubahan Keputusan Kapolri No.Pol: Kep/53/X/2002 tanggal 17 Oktober 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja satuan-satuan Organisasi Div Propam. b. Keputusan Kadiv Propam Polri No.Pol : Kep/VI/2009 tanggal 30 Juni 2009 tentang Rencana Kerja Div Propam Polri TA. 2010. 3. Maksud dan Tujuan a. Maksud pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan pertanggung jawaban tentang pelaksanaan tugas bidang Pembinaan Fungsi Propam pada bulan Juni 2010. b. Tujuannya adalah memberikan laporan berupa Analisa dan Evaluasi kepada pimpinan terkait dengan permasalahan atau kasus-kasus pelanggaran anggota Polri/PNS dan kegiatan fungsi yang sudah dilaksanakan oleh Divpropam Polri dan jajarannya selama satu bulan. 4. Ruang Lingkup Ruang lingkup laporan ini meliputi analisa dan evaluasi data dari laporan rutin dan laporan harian satuan kewilayahan termasuk dari Pus / Bag di lingkungan Divpropam Polri yang sudah diterima pada bulan Juni 2010.
/ 5. Sistematika............
2 5. Sistematika I. PENDAHULUAN II. DATA KASUS –KASUS III. ANALISA DATA IV. KESIMPULAN V. SARAN VI. PENUTUP II. DATA KASUS-KASUS Jumlah perbandingan data kasus – kasus tindak pidana bulan Mei 2010 dengan bulan Juni 2010 sbb: NO
JENIS TP
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Pidana Narkoba Laka lantas Perkelahian Polri & TNI Perkelahian Polri & Polri Penyerangan thdp Polri Masalah Senpi Masalah Tahanan Kasus Unras thdp Polri Pelayanan Pengaduan Masyarakat Pelanggaran Disiplin Sidang disiplin Teguran tertulis Mutasi dari jabatan Penundaan pendidikan Penundaan UKP Penundaan gaji berkala Patsus Tidak terbukti Ganti rugi/TPGR Non Job Pelanggaran Tatib Pelanggaran Kode Etik Dinyatakan perbuatan tercela Meminta maaf Mengikuti dik ulang Tour of Area Tour of Duty PDH khusus PTDH
11. 12.
13. 14.
MEI 22 kejadian 9 kejadian 18 7 0 11 9 7 17 161 387
kejadian kejadian kejadian kejadian kejadian kejadian kejadian kejadian
17 1
Orang kali putusan putusan putusan putusan putusan putusan putusan putusan putusan Orang Orang putusan
0 0 0 0 0 16
putusan putusan putusan putusan putusan putusan
20 21 10 12 17 4 35 2 0 1 872
JUNI
36 4 26 3 1 14 8 4 14
kejadian kejadian kejadian kejadian kejadian kejadian kejadian kejadian kejadian
174
kejadian
307 24 15 5 9 10 2 12 0 0 0
Orang kali putusan putusan putusan putusan putusan putusan putusan putusan putusan 1175 Orang 3 Orang 0 putusan 0 0 0 0 0 3
putusan putusan putusan putusan putusan putusan
KETERANGAN 64% Naik Turun 56% 44% Naik Turun 57% Naik 27% Naik Turun 11% Turun 43% Turun 18% Naik
8%
Turun Naik Turun Turun Turun Turun Turun Turun Turun Turun Naik Turun
21% 20% 29% 50% 25% 41% 50% 66% 100% 100% 35% 82%
Turun
100%
Turun
81%
/ 1. Kasus.........
3 1.
Kasus Tindak Pidana Jumlah kasus tindak pidana (kejahatan dan pelanggaran) yang dilakukan oleh anggota / PNS Polri selama bulan Juni 2010 sebanyak 36 kasus, dengan perincian sebagai berikut: NO JENIS MEI JUNI KETERANGAN 20% 1. Penganiayaan 10 12 Naik 2. Asusila 3 3 100% 3. Pencurian 1 2 Naik 67% 3 1 4. Lahgunwen Turun 2 0 5. Pengancaman Turun 100% 1 1 6. Perjudian 1 0 7. Curanmor Turun 100% 1 0 8. Curat Turun 100% 0 12 9. Pungli Naik 0 1 10. KDRT Naik 0 1 11. Pemerasan Naik 0 1 12. Miras Naik 0 1 13. Penggelapan Naik 0 1 14. Penipuan Naik [
Pelaku tindak Pidana (kejahatan dan pelanggaran) melibatkan 55 orang anggota / PNS Polri dengan golongan kepangkatan sebagai berikut: NO GOL.PANGKAT MEI JUNI KET 100% 1. Pemen 1 orang 2 orang Naik 2. Pama 3 orang 2 orang Turun 33% 65% 3. Bintara 31 orang 51 orang Naik 4. Pns 0 orang 0 orang (Data terlampir) 2. Jumlah kasus Narkoba berdasarkan jenis yang melibatkan anggota / PNS Polri selama bulan Juni 2010 sebanyak 4 kejadian dengan perincian sebagai berikut: NO 1. 2. 3.
Jenis Narkoba Shabu-shabu Ganja Ekstacy
NO Katagori 1 Pengedar 2 Pemakai
MEI 6 2 1
JUNI 4 0 0
KET Turun 33% Turun 100% Turun 100%
MEI 2 7
JUNI 3 4
KET 50% Naik Turun 43%
Pelaku tindak pidana Narkoba berdasarkan pangkat melibatkan 7 orang anggota Polri dengan golongan kepangkatan sebagai berikut : NO GOL.PANGKAT 1. Pama 2. Bintara (Data terlampir)
MEI 0 orang 9 orang
JUNI 1 orang 6 orang
KET Naik Turun
33%
/ 3. Kasus.........
4 3. Kasus Kecelakaan Lalu-Lintas Kecelakaan Lalu-lintas dijalan raya yang terjadi selama bulan Juni 2010 terjadi 26 kali kejadian dengan melibatkan 27 anggota dan PNS Polri. Anggota / PNS Polri yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas sebanyak 32 orang dengan perincian sebagai berikut : NO KORBAN MEI JUNI KET 175% 1. Meninggal dunia 4 orang 11 orang Naik 300% 2. Luka Berat 4 orang 16 orang Naik 3. Luka Ringan 8 orang 5 orang Turun 38% Anggota / PNS Polri yang kepangkatan terdiri dari : NO GOL.PANGKAT 1. Pamen 2. Pama 3. Bintara 4. PNS (Data terlampir)
terlibat kecelakaan lalu-lintas dari golongan
MEI 0 orang 0 orang 19 orang 0 orang
JUNI 3 orang 1 orang 22 orang 1 orang
KET Naik Naik Naik Naik
16%
-
4. Kasus Perkelahian Polri – TNI Dalam bulan Juni 2010 kasus perkelahian Polri dan TNI terjadi 3 kali, dengan perincian sebagai berikut : NO POLDA 1. Polda Sumut 2. Polda Sulsel 4. Polda Jabar
MEI 0 0 1
JUNI 1 1 1
KET Naik Naik -
Korban yang dialami anggota Polri sebanyak 4 orang dari golongan pangkat Bintara dengan perincian sebagai berikut: NO KORBAN 1. Luka Berat 2. Luka Ringan (Data terlampir)
MEI 4 orang 2 orang
JUNI 3 orang 1 orang
KET Turun 25% Turun 50%
5. Kasus Perkelahian Polri – Polri Dalam bulan Juni 2010 kasus perkelahian Polri dan Polri terjadi 1 kali, dengan perincian sebagai berikut : NO POLDA 1. Polda NTT
MEI 0
JUNI 1
KET Naik -
Korban yang dialami anggota Polri sebanyak 2 orang dari golongan pangkat Bintara dengan perincian sebagai berikut: NO KORBAN 1. Luka Ringan (Data terlampir)
MEI 0 orang
JUNI 2 orang
KET Naik / 6) Kasus.........
5 6.
Kasus Penyerangan terhadap Polri Kasus penyerangan terhadap Polri selama bulan Juni tahun 2010 terjadi sebanyak 14 kali kejadian, jumlah sasaran penyerangan yaitu mako sebanyak 3 mako, penyerangan terhadap anggota sebanyak 22 orang, dan penyerangan terhadap alut/ alsus sebanyak 2 unit, dengan perincian sasaran penyerangan sebagai berikut: NO KEJADIAN 1. Penyerangan Mako 2. Penyerangan anggota 3. Penyerangan Alut/Alsus
MEI 1 mako 10 orang 3 unit
JUNI 3 mako 22 orang 2 unit
KET Naik Naik Turun
200% 120% 33%
Akibat penyerangan pada bulan Juni, 16 anggota menjadi korban, bila dibandingkan bulan Mei 2010 adalah sebagai berikut : NO KEJADIAN MEI JUNI KET 1. Meninggal Dunia 1 1 67% 2. Luka Berat 6 10 Naik 44% 3. Luka Ringan 9 5 Turun (Data terlampir) 7.
Masalah Senjata Api Dinas Kasus-kasus yang berkaitan dengan Senjata Api dinas anggota Polri selama bulan Juni 2010 terjadi 8 kasus sebagai berikut : NO KEJADIAN 1. Senpi Hilang 2. Penyalahgunaan senpi 3. Penembakan
MEI 1 kali 0 kali 9 kali
JUNI 2 kali 1 kali 5 kali
KET Naik Naik Turun
100% 44%
Akibat kejadian penembakan tersebut 6 orang menjadi korban terdiri dari tersangka meninggal dunia 2 orang dan luka tembak 1 orang, Warga masyarakat meninggal dunia 2 orang, luka tembak 1 orang dan Korban Anggota Polri nihil (Data terlampir). 8.
Masalah Tahanan dan Penembakan terhadap tersangka Kasus - kasus yang berkaitan dengan masalah Tersangka/Tahanan selama bulan Juni 2010 terjadi sebanyak 4 kejadian, jumlah tahanan yang lari dari sel sebanyak 20 orang, tahanan mati nihil, penembakan terhadap tersangka nihil dengan rincian sebagai berikut: NO KEJADIAN 1. Tahanan Lari dari sel 2. Tahanan Mati/ Sakit 3. Penembakan
MEI 10 kali 1 Kali 0
JUNI 20 kali 0 0
KET Naik Turun -
100% 100%
Penyebab larinya tahanan dari sel dikarenakan lemahnya pengawasan dan kelengahan anggota (Data terlampir) 9.
Unjuk Rasa terhadap Polri Unjuk rasa yang dilakukan masyarakat dan ditujukan pada institusi Polri selama bulan Juni 2010 terjadi sebanyak 14 kali kejadian, keseluruhan Unjuk / rasa..........
6 rasa berjalan tertib dan aman, dengan issue yang dibawa pengunjuk rasa berupa permintaan/ tuntutan agar Aparat Polri lebih bertindak tegas dan segera menuntaskan kasus-kasus pelanggaran hukum yang terjadi, dengan perincian sebagai berikut : NO KEJADIAN 1. Unjuk rasa (Data terlampir)
MEI 17 kali
JUNI 14 kali
KET Turun 18%
10. DATA PELAYANAN PENGADUAN MASYARAKAT NO JENIS a. Pengaduan yang masuk b. Terbukti c. Tidak terbukti d. Dalam proses (Data terlampir) III.
MEI 161 1 0 160
JUNI 174 0 2 172
KET Naik Turun Naik Naik
8% 100% 8%
ANALISA DATA Kasus-kasus menonjol 1. Tindak Pidana yang dilakukan oleh anggota / PNS POlri selama bulan Juni 2010 terjadi 36 kali dengan urutan terbanyak kasus Penganiayaan, pelanggaran, terbanyak oleh Bintara Polri sebanyak 51 orang. 2. Kasus Narkoba masih terjadi sebanyak 4 kasus dengan perincian Shabushabu 4 kasus, sebagai pengguna 4 orang anggota Polri dan pengedar/penjual 3 orang anggota Polri, Kepangkatan pelaku masih didominasi Bintara Polri 6 orang. 3. Kecelakaan Lalu-Lintas yang melibatkan anggota / PNS Polri terjadi 26 kali kejadian yang melibatkan 27 orang anggota, dimana kecelakaan paling banyak terjadi pada pengendara motor (R2) dan korban atau pelakunya sebagian besar dari pangkat Bintara Polri. Korban meninggal dunia 11 orang (Anggota Polri= 6 orang, Masyarakat= 5 orang), Luka Berat 16 Orang dan Luka Ringan 5 Orang. 4. Perkelahian Polri – TNI masih terjadi 3 kali yang berawal dari rasa ketersinggungan dan salah paham, akibatnya terjadi perkelahian dan pengeroyokan. Kurangnya pengarahan oleh para Pimpinan kesatuan di kewilayahan tentang pencegahan konflik Polri dan TNI mengakibatkan masih terjadinya perkelahian antara anggota Polri dan TNI di beberapa tempat. 5. Perkelahian Polri – Polri masih terjadi 1 kali yang terjadi di Polda NTT yang berawal dari ketersinggungan pelaku. 6. Peristiwa Penyerangan terhadap anggota Polri oleh masyarakat masih terjadi 14 kali kejadian, jumlah sasaran penyerangan yaitu mako sebanyak 3 mako, penyerangan terhadap anggota sebanyak 22 orang, dan penyerangan terhadap alut/ alsus sebanyak 2 unit dengan jumlah korban anggota 16 orang. Hal ini mengindikasikan bahwa masih terjadi sikap arogansi anggota Polri di lapangan, dan kurang profesionalnya anggota melakukan penangkapan pelaku kejahatan dan anggota teroris, serta belum berjalannya program Community Policing di kewilayahan. / 7. Kasus-kasus.......
7 7.
8.
9.
10. 11.
12. 13.
IV.
Kasus-kasus masalah Senpi Dinas masih terjadi 8 kali, hal ini terjadi disebabkan tidak dipatuhinya oleh para pemegang senpi dinas tata cara penyimpanan, pengamanan maupun kurangnya latihan sehingga tidak tepat sasaran seperti bermaksud melumpuhkan namun yang terjadi mematikan. Masalah Tahanan yang lari dari ruang tahanan Polri masih terjadi 4 kali dan 20 orang tahanan melarikan diri, hal ini terjadi karena kurangnya pengawasan para atasan terhadap pelaksanaan jaga tahanan serta kondisi bangunan yang kurang memadai sebagai ruang tahanan. Kegiatan Unjuk Rasa yang dilakukan elemen masyarakat di kantor Polisi sebanyak 14 kali dengan membawa issue-isue aktual, mengindikasikan bahwa masyarakat masih menginginkan adanya peningkatan kinerja Polri ke depan dalam penegakkan hukum maupun memberikan perlindungan dan pengayoman kepada masyarakat semuanya berjalan lancar, aman dan tertib. Pelanggaran Disiplin yang terjadi dan menonjol adalah perilaku yang dapat menurunkan martabat /citra Kepolisian. Pelanggaran Tata Tertib masih cukup tinggi, pelanggaran banyak terjadi tidak mengikuti apel sedangkan pelanggaran lalu-lintas umumnya surat ijin mengemudi dan tidak lengkapnya perlengkapan kendaraan bermotor. Artinya kesadaran anggota Polri untuk patuh pada aturan masih rendah dan perlu terus ditingkatkan. Pelanggaran Kode Etik Profesi Polri, selama bulan Juni 2010 sudah dilakukan Sidang Komisi Kode Etik Polri 3 kali sidang dengan putusan 3 anggota direkomendasikan untuk PTDH. Pengaduan Masyarakat yang diterima oleh satuan kewilayahan maupun Mabes Polri/Div Propam dalam bulan Juni 2010 sebanyak 174 laporan (terbukti = 0, tidak terbukti = 2, dan 172 laporan masih dalam proses) sebagian besar berisi keluhan masyarakat terhadap proses penyidikan yang masih dirasakan lambat dan perlakuan penyidik yang belum memberikan pelayanan yang profesional baik kepada pelapor maupun kepada tersangka.
KESIMPULAN 1. Kasus Tindak Pidana yang dilakukan anggota Polri terbanyak adalah kasus Penganiayaan oleh anggota dengan kepangkatan Bintara. Diduga penyebabnya adalah jiwa muda dan pengendalian emosi yang masih labil sehingga menimbulkan arogansi. 2. Kasus Kecelakaan Lalu-lintas sebagian besar dialami oleh pengguna motor (R2) dan yang menjadi korban pada umumnya Bintara Polri, angka kematian anggota Polri pada bulan Juni 2010 adalah 6 orang, artinya tingkat kesadaran tertib berlalu-lintas dan kehati-hatian bagi anggota / PNS Polri di jalan raya masih perlu ditingkatkan. 3. Konsumsi Narkoba dan obat-obatan Psikotropika bahkan sampai dengan pengedarnya masih dilakukan oleh anggota Polri, mengingat bisnis tersebut dapat menghasilkan keuntungan, apalagi dilakukan oleh anggota Polri yang menurut anggapan pelaku jauh dari pantauan petugas. Kondisi ini diduga rendahnya kesadaran akan pemuliaan profesi atau tuntutan kebutuhan ekonomi untuk hidup di kota besar. / 4. Pelanggaran........
8 4.
5.
Pelanggaran Disiplin atau Pelanggaran Kode Etik Profesi Polri yang terjadi didominasi perilaku yang dapat menurunkan martabat /citra Kepolisian dan menghindar dari kewajiban melaksanakan tugasnya. Hal ini diduga dilakukan karena anggota mencari tambahan penghasilan lain pada jam dinas untuk mencukupi kebutuhan ekonomi yang makin naik. Pengaduan masyarakat baik melalui surat maupun laporan langsung ke Divpropam Polri maupun di kesatuan kewilayahan, umumnya masih didominasi atas ketidak puasan masyarakat terhadap pelayanan Polri dibidang Penyidikan khususnya proses penyidikan yang tidak profesional dan berlarut-larut tidak ada kepastian.
V.
SARAN 1. Perlunya peningkatan pembinaan mental bagi anggota khususnya pada Bintara Polri yang masih baru untuk dapat merubah sikap perilakunya lebih dewasa, sesuai dengan pandangan masyarakat umum bahwa Polri adalah panutan dalam mematuhi hukum ditengah masyarakat. 2. Perlunya pelatihan khusus bagi anggota / PNS Polri tentang berlalu-lintas dengan baik termasuk mewajibkan memiliki SIM bagi anggota / PNS Polri yang berkendaraan. 3. Perlunya peningkatan pemeriksaan urine berkala yang dilakukan secara insidentil / mendadak terhadap anggota / PNS Polri yang dicurigai sebagai pengguna atau pengedar narkoba. 4. Perlunya para pimpinan kesatuan untuk meningkatkan kerjasama dan kekompakan dengan TNI di kewilayahan dalam bentuk kegiatan bersama untuk menjalin kerukunan dan kebersamaan.
VI.
PENUTUP Demikianlah Laporan Sub Bag Binfung tentang Analisa dan Evaluasi tentang Tindak Pidana, Pelanggaran Disiplin dan Kode Etik Profesi Polri Divpropam Polri pada bulan Juni 2010 ini dibuat sebagai bahan masukan bagi pimpinan guna pengambilan kebijakan lebih lanjut.
Jakarta,
Juli 2010
KASUBBAG BINFUNG
APRIYANTO B. R, SIK, MH AKBP NRP. 68040390