Universitas Indonesia, Pusat Kajian Ekonomi & KebijakanKesehatan
Plus-Minus Perusahaan Bergabung dg JKN Sejak Awal Hasbullah Thabrany Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan, Universitas Indonesia Email:
[email protected]
Universitas Indonesia, School Pusat Kajian of Public Ekonomi Health & KebijakanKesehatan
Inilah Esensi JKN
27-Oct-13
Hasbullah Thabrany
2
Universitas Indonesia, Pusat Kajian Ekonomi & KebijakanKesehatan
BPJS Mewakili Peserta Mendapat Kualitas Layanan dan Harga Terbaik dari Fasilitas kesehatan
27-Oct-13
Hasbullah Thabrany
3
Universitas Indonesia, Pusat Kajian Ekonomi & KebijakanKesehatan
Beberapa Masalah 1. Sebagian pengusaha dan pekerja merasa dibebani dengan iuran JKN 2. Sebagian pengusaha merasa SUDAH menjamin karyawannya, BEBAN TAMBAHAN? 3. Sebagian pengusaha tidak yakin JKN mampu melayani pegawainya dengan baik. 4. Sebagian pengusaha tidak mau mengorbankan manajer dan top executive dilayani JKN. Kami kan beda! 27-Oct-13
Hasbullah Thabrany
4
Universitas Indonesia, Pusat Kajian Ekonomi & KebijakanKesehatan
Maka.... 1. Peta jalan JKN, mematok kepuasan peserta terhadap layanan JKN dan layanan fasilitas kesehatan paling sedikit 70% di tahun 2014 dan 85% di tahun 2019. 2. Perusahaan yang belum menyediakan jaminan, wajib ikut mulai tahun 2014 3. Perusahaan yang sudah menyediakan jaminan, punya waktu sd tahun 2017. Ekivalen –3 years free look!! 4. Kapan? Stelah kepuasan 75%? 80%? 27-Oct-13
Hasbullah Thabrany
5
Universitas Indonesia, Pusat Kajian Ekonomi & KebijakanKesehatan
Keputusan Diambil Setelah Manfaat>Biaya Biaya yang mungkin timbul Manfaat yang mungkin didapat 1. Biaya iuran wajib majikan 1. Bisa jadi biaya iuran < dari dan karyawan pengeluaran sekarang 2. Karyawan menuntut 2. Loyalitas karyawan naik dan dibayari semua angka absen turun 3. Tambahan beban karyawan 3. Rasa aman karyawan akan untuk anggota keluarga ke terjaminnya keluarga, + ortu 5 dst dan mertua 4. Terjadi perpindahan 4. Penambahan manfaat layanan, asuransi, komplain lebih komprehensif 5. Perubahan keharusan ke 5. Penurunan biaya per karyawan dokter primer dulu inti 27-Oct-13 Hasbullah Thabrany 6
Universitas Indonesia, Pusat Kajian Ekonomi & KebijakanKesehatan
Beberapa Skenario 1. 2.
Perusahaan belum menyediakan jaminan kesehatan Perusahaan belum menjamin, ganti kwitansi. Risiko dan Keuntungan 1. 2. 3.
3.
Perusahaan sudah menjamin, beli asuransi swasta. 1. 2. 3.
4. 5. 6. 7. 8.
Ganti penuh biaya berobat – moral hazard >>> Ganti dengan plafon, 5 kali gaji pokok, sisa hangus/diambil-tidak menjamin Lump sum uang kesehatan – tdk menjamin kebutuhan terpenuhi Penjaminan penuh (rawat jalan-inap, katastrofik) – premi mahal Penjaminan sebagian (rawat inap saja) dengan plafon klaim – tak jamin Penjaminan sebagian, rawat inap, tanpa plafon klaim – premi mahal
Perusahaan mengikuti JPK Jamsostek – harus pindah Rumah sakit/perusahaan yang menyediakan klinik/RS sendiri – tak jamin Perusahaan/instansi campuran PNS dan pegawai lokal – ikut 2014 Perusahaan yang membatasi jumlah tanggungan, tanpa solusi – tak jaman Strategi yang tepat – suara terbanyak
27-Oct-13
Hasbullah Thabrany
7
Universitas Indonesia, Pusat Kajian Ekonomi & KebijakanKesehatan
Perusahaan Belum Menjamin Karyawan 1.
2.
Mungkin hampir tidak ada perusahan besar yang seperti ini. Paling sedikit, karyawan yang sakit dapat bantuan biaya berobat. Jika masih ada, risiko? a) b) c) d)
3.
Bayar iuran bulanan. Tambahan biaya produksi. Tingkat persaingan harga produk turun. Efisien? Angka absensi karyawan mungkin tinggi (dirinya atau keluarga sakit) Loyalitas rendah
Manfaat bergabung JKN a) b) c) d) e)
27-Oct-13
Ketika bergabung JKN, beban mudah dianggarkan, dan karyawan + keluarga mendapat perlindungan penuh Hanya, beban nilai rupiah yang perlu dibandingkan Motivasi dan loyalitas karyawan meningkat Angka absensi diharapkan menurun Keluarga karyawan terhindar jatuh miskin, jika sakit
Hasbullah Thabrany
8
Universitas Indonesia, Pusat Kajian Ekonomi & KebijakanKesehatan
Perusahaan belum menjamin, ganti biaya berobat. Risiko dan Keuntungan 1. Ganti penuh biaya berobat. a) b) c) d) e) f)
Biasanya usaha kecil. Sulit dianggarkan Menimbulkan dilema ketika tagihan besar sekali Tidak menjamin kesehatan komprehensif karyawan Risiko moral hazard tinggi Pensiunan, ketika PHK, pasti tidak dijamin. Dilema sosial negeri g) Ketika bergabung JKN, beban mudah dianggarkan, dan karyawan + keluarga mendapat perlindungan penuh h) Hanya, beban nilai rupiah yang perlu dibandingkan 27-Oct-13
Hasbullah Thabrany
9
Universitas Indonesia, Pusat Kajian Ekonomi & KebijakanKesehatan
Perusahaan belum menjamin, ganti biaya berobat. Risiko dan Keuntungan 1. Ganti biaya berobat dengan plafon, a) b) c) d) e) f) g) h) 27-Oct-13
Ada yang pasang maks 5 kali gaji pokok, sisa bisa hangus/bisa diambil. Dapat dianggarkan –beban pegawai relatif tetap Jika plafon yang boleh diambil tinggi, karyawan tahan penyakit. Ketika berat baru berobat. Dana malah tidak cukup Angka absensi mungkin tinggi Tidak menjamin anggota keluarga bisa sehat. Pensiunan, ketika PHK, pasti tidak dijamin. Dilema sosial negeri Ketika bergabung JKN, beban mudah dianggarkan, dan karyawan + keluarga mendapat perlindungan penuh Hanya, beban nilai rupiah yang perlu dibandingkan Hasbullah Thabrany
10
Universitas Indonesia, Pusat Kajian Ekonomi & KebijakanKesehatan
Perusahaan belum menjamin, ganti biaya berobat. Risiko dan Keuntungan 3. Pemberian Lump sum uang kesehatan a) Beban perusahaan mudah dianggarkan. b) Karyawan dan keluarga berisiko. Biaya berobat kecil, tidak masalah. Ketika sakit berat, bisa jatuh miskin c) Karyawan tidak menggunakan uang kesehatan untuk “menyehatkan” keluarga. Ketika kejadian, bisa jatuh miskin d) Pensiunan, atau ketika PHK, pasti tidak mendapat jaminan e) Ketika bergabung BPJS, beban mudah dianggarkan. 27-Oct-13
Hasbullah Thabrany
11
Universitas Indonesia, Pusat Kajian Ekonomi & KebijakanKesehatan
Perusahaan Sudah Menjamin, Beli Asuransi Swasta. 1.
Penjaminan penuh/komprehensif (rawat jalan-inap, katastrofik) a) b) c) d) e) f) g) h) i)
27-Oct-13
Biasanya jarang: Bank Besar, Bank Indonesia, Perusahaan Minyak, dll. Biasanya biaya kesehatan karyawan tinggi (Rp 4-12 juta per orang per tahun). Moral hazard dan fraud sulit dilacak Anggota keluarga besar tidak dapat diikutkan Risiko biaya bergabung BPJS kecil. Iuran BPJS akan lebih kecil Risiko penolakan karyawan: takut kehilangan langganan dokter atau ‘kehilangan fraud” Risiko pengaruh fasilitas kesehatan yang selama ini menikmati terhadap penolakan karyawan Secara kebutuhan, karyawan akan lebih terjamin dengan BPJS, termasuk setelah pensiun Karyawan dapat mengikut-sertakan orang tua/mertua/pembantu/sopir dengan beban iuran relatif tetap (% upah) Perbandingan biaya iuran dan beli asurasni menjadi kunci utama, mungkin faktor kepuasan karyawan akan berbeda
Hasbullah Thabrany
12
Universitas Indonesia, Pusat Kajian Ekonomi & KebijakanKesehatan
Perusahaan Sudah Menjamin, Beli Asuransi Swasta. 2. Penjaminan sebagian (rawat inap saja) dengan plafon klaim a) b) c) d) e) f) g) h)
i)
27-Oct-13
Pola ini cukup dominan. Rawat jalan dibayar terpisah Risiko moral hazard rawat jalan tinggi Biaya premi relatif mahal dan inflasi tinggi. Penganggaran tidak stabil Perubahan perusahaan asuransi tidak dapat dihindarkan Tidak menjamin karyawan dan keluarga sepenuhnya terlindung. Biaya mahal masih memiskinkan karyawan Ketika pensiun/PHK, jaminan hilang. Dilema negeri Anggota keluarga besar tidak bisa ikut Bergabung JKN, anggaran stabil (% gaji/upah) dan perlindungan medis lengkap Perpindahan dan perubahan fasilitas kesehatan mungkin menimbulkan reaksi negarif (sebelum 2018)
Hasbullah Thabrany
13
Universitas Indonesia, Pusat Kajian Ekonomi & KebijakanKesehatan
Perusahaan Sudah Menjamin, Beli Asuransi Swasta. 3. Penjaminan sebagian, rawat inap, tanpa plafon klaim a) Karyawan dan keluarga tidak sepenuhnya terlindungi. b) Beban perusahaan tidak menjamin lebih murah, inflasi tinggi. Sulit penganggaran c) Perpindahan asuradur dan fasilitas kesehatan sering terjadi. Kesinambungan pengobatan bermasalah d) Perlindungan anggota keluarga besar, ketika pensiun, dan ketika PHK tidak terjadi e) Perubahan fasilitas kesehatan mungkin bermasalah, kurang memuaskan, sebelum 2018 f) Bergabung JKN lebih murah, lebih memastikan, mungkin tahap awal terjadi keluhan karyawan 27-Oct-13
Hasbullah Thabrany
14
Universitas Indonesia, Pusat Kajian Ekonomi & KebijakanKesehatan
Perusahaan mengikuti JPK Jamsostek 1. Umumnya perusahan kecil, rata-rata dengan jumlah karyawan < 100 orang 2. Penganggaran lebih pasti, % upah 3. Layanan yang dijamin belum penuh (yang mahal masih terbatas) dan persepsi kualitas rendah 4. Jumlah tertanggung dan keluarga besar tidak dijamin 5. Pindah ke JKN, otomatis, diatur UU. Pendaftaran pindah mulai 1 Jan 2014 6. Penambahan manfaat (komprehensif) dan peningkatan kualitas (bisa dirawat di kelas I dan kelas II) 7. Pilihan fasilitas kesehatan semakin luas, karena bergabung dengan fasilitas kesehatan Askes PNS 27-Oct-13
Hasbullah Thabrany
15
Universitas Indonesia, Pusat Kajian Ekonomi & KebijakanKesehatan
Jadi.. What to Do? 1. Jelaskan JKN kepada karyawan dan identifikasi reaksi mereka. Dapatkan dafar fasilitas kesehatan yang dikontrak JKN di wilayah anda 2. Petakan, rasio pro-kontra bergabung di awal. Diputuskan ketika sebagian besar karyawan setuju 3. Bisakah daftar sebagian? Teorinya tidak boleh, tetapi..tahap awal bisa ditolerir. Hanya jika resistensi tinggi. Ingat, akan ada inspeksi dan denda perusahaan jika tidak mendaftar semua 4. Ketika, mayoritas besar (> 75% karyawan sepakat), maka itulah timing yang baik. 27-Oct-13
Hasbullah Thabrany
16
Universitas Indonesia, Pusat Kajian Ekonomi & KebijakanKesehatan
Perubahan Selalu Diikuti Goncangan Perubahan Bertujuan Perbaikan untuk Semua Buka Mata, Buka Telinga, Bersikap Rasional 27-Oct-13
Hasbullah Thabrany
17
Universitas Indonesia, Pusat Kajian Ekonomi & KebijakanKesehatan
27-Oct-13
Hasbullah Thabrany
18