PERENCANAAN STRATEGI PEMASARAN PUDAK MUZANAH DENGAN METODE QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM)
(Studi Kasus di UD Usaha Suwaga Jaya Gresik, Kabupaten Gresik) Plan of Pudak “Muzanah” Marketing Strategy with Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Method (Case Study in UD Usaha Suwaga Jaya-Gresik). Nur Laili Maulida1), Usman Effendi2), Dhita Morita Ikasari2) 1) Alumni jurusan TIP 2)Staff pengajar jurusan TIP Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran – Malang 65145 *Penulis korespondensi email:
[email protected]
ABSTRAK Pudak Muzanah merupakan salah satu makanan tradisional kota Gresik yang dibuat dari tepung beras. Pudak Muzanah memiliki potensi pengembangan yang baik di dalam maupun di luar kota Gresik dalam hal memasarkan produk, potensi ini didukung dengan adanya tingkat persaingan yang terjadi pada beberapa UKM yang memproduksi Pudak. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memperoleh rumusan strategi yang dapat digunakan untuk memaksimalkan pemanfaatan potensi dalam upaya pemasaran pudak Muzanah di UD Usaha Suwaga Jaya Gresik. Dari hasil matriks SWOT dan matrix IE diperoleh 3 alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan. Urutan prioritas strategi dari metode Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM), didapatkan bahwa strategi yang memiliki skor tertinggi dan terbaik untuk diterapkan di UD Usaha Suwaga Jaya Gresik ialah strategi pengembangan pasar yang mencakup adanya penambahan lokasi distribusi produk dan pengecer untuk memperluas jaringan pemasaran. Kata Kunci: Matriks IE, Matriks QSP, Matriks SWOT, Perencanaan Strategi
ABSTRACT Pudak Muzanah is one of the traditional food which is made from rice flour. Pudak Muzanah a has potentialdevelopment both inside and outside the town of Gresik in term of market potential, this potential was supported by level of competition on some UKM produce Pudak. The pupose of this research was to obtain strategies formulation that could be used to maximize potential of utilization in an effort to marketing pudak Muzanah in UD Usaha Suwaga Jaya Gresik. The result of SWOT matrix and IE matrix retrived 3 marketing strategic alternatives can be applied. The scale of strategy priority Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM), the highest score and best to be applied in UD Usaha Suwaga Jaya Gresik is market development strategy that includes add many location of product distribution and retailer to expand their marketing network. Key Word: IE matrix, QSP matrix, SWOT matrix, strategy planning
perusahaan memiliki keuntungan dan kelemahan kompetitif dengan cara tersebut, perusahaan dapat menentukan dan menggunakan serangan yang tepat terhadap pesaingnya dan juga menyiapkan pertahanan yang tepat terhadap serangan pesaing (Arafat, 2005). Kondisi persaingan yang ketat juga terjadi pada produk pudak. Pudak merupakan nama makanan/jajanan khas kota Gresik yang terbuat dari tepung beras dan dibungkus dengan pelapah daun aren yang dikeringkan dan dijahit berbentuk kantong. Adanya persaingan yang ketat dalam memasarkan pudak Muzanah
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia industri saat ini berjalan dengan pesat, yang menciptakan suatu persaingan yang semakin ketat. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang di tengah persaingan pasar. Hal ini dapat dicapai dengan mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan/laba perusahaan. Peningkatan laba perusahaan dapat dicapai dengan meningkatkan nilai penjualan melalui usaha dalam penguasaan pasar. Adanya pesaing sangat penting bagi perencanaan pemasaran yang efektif. Perusahaan dapat menentukan bidang dimana
1
dengan UKM yang menjual produk sejenis menjadi salah satu tantangan perusahaan untuk merebut pasar industri. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). QSPM merupakan alat yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara objektif berdasarkan faktorfaktor keberhasilan penting internal dan eksternal.
Keunggulan dari penggunaan metode QSPM adalah strategi yang dapat diperiksa secara berurutan atau bersamaan, tidak ada batas jumlah strategi yang akan dievaluasi, dan mengharuskan perencanaan pemasaran dapat memadukan faktor-faktor eksternal dan internal yang terkait dalam proses pengambilan keputusan. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan oleh UD Usaha Suwaga Jaya dan mengetahui urutan prioritas strategi pemasaran yang tepat bagi UD Usaha Suwaga Jaya menggunakan metode Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM).
Tabel 1. Identifikasi variabel dan indikator Variabel Eksternal Ancaman Pendatang Baru (Y1) Ancaman Produk Substitusi/ Pengganti (Y2) Persaingan diantara perusahaan yang sudah ada (Y3) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Y4)
Tawar Menawar Pembeli (Y5) Variabel Internal Produk (X1)
Indikator 1. Munculnya pesaing pendatang baru (Y11)
Literatur (Porter ,2008)
1. Kekuatan (harga dan kualitas) produk pengganti/substitusi lebih unggul dalam menguasai piasar 1. Jumlah Pesaing (Y31) 2. Krakteristik pembeda sebagai nilai tambah produk (Y32) 1. Kenaikan harga pasokan bahan utama (tepung beras, santan, telur, gula) dan bahan pendukung (pelapah daun aren) pudak (Y41). 2. Kualitas pasokan bahan baku (tepung beras, santan, telur, gula) dan bahan pendukung (pelapah daun aren) pudak (Y42). 1. Perubahan kenampakan visual (Y5.1)
(Porter,a1980)dalam (Iswati, 2009) (Porter, 2008)
Indikator 1. Kualitas (X11) 2. Kemasan (X12) 3. Umur Simpan (X13) 4. Nama Merek (X14) 5.Keragaman Produk (X15) Harga (X2) 1.aPerbandingan Harga pudak dengan Merek lain (X21) 2.aPotongan harga/bonus Saluran Distribusi 1.aJangkauan Distribusi (X31) (X3) 2.aLokasi Distribusi Produk (X32) Promosi (X4)
1.aHubungan Masyarakat (X41) 2. Media Promosi Penjualan (X42)
Sumber: Data Primer (2013).
2
(Umar, 2003)
(David, 2006) Literatur (Kotler, 2004)
(Kotler,a1998) dalama(Yonaldi, 2011) (Crevens, 1999) dalam (Yonaldi, 2011) (Siswanto, 1968) dalam (Yonaldi, 2011)
METODOLOGI
Tahap 1: The Input Stage Matriks IFE Matriks EFE
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 hingga Juli 2013 di UD Usaha Suwaga Jaya Gresik Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik. Pengolahan data penelitian dilakukan di Laboratorium Komputasi dan Analisis Sistem, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Malang.
Tahap 2: The Matching Stage Matriks SWOT Matriks IE
Tahap 3: The Decision Stage Matriks QSP
Prosedur Penelitian Prosedur penelitian disajikan pada Gambar 1 berikut.
Gambar 2. Tahapan analisis data The Input Stage Teknik paired comporasion merupakan metode untuk mengukur kepentingan relatif (relative impotance) dari sejumlah alternatif solusi dan menentukan keputusan skala prioritas dari masalah yang tidak jelas. Teknik ini berfungsi membandingkan setiap variabel pada kolom horizontal dengan variabel pada kolom vertikal. Skala yang digunakan untuk menentukan bobot tiap faktor adalah: 1. Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2. Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal. 3. Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal. Bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap faktor terhadap jumlah kesulurahan faktor dengan menggunakan rumus:
........................................... (1) Ket: Gambar 1. Prosedur Penelitian
ai : Bobot variabel ke-i Xi : Nilai variabel ke-i i : 1,2,3,...., m m : Jumlah variabel Pemberian nilai rating pada matriks EFE didasarkan pada kemampuan UD Usaha Suwaga Jaya Gresik dalam meraih peluang dan ancaman yang mempengaruhi keberadaan UD Usaha Suwaga Jaya Gresik. pemberian nilai rating didasarkan pada keterangan berikut: 4= respon perusahaan superior 3= respon perusahaan diatas rata-rata 2= respon perusahaan rata-rata 1= respon perusahaan jelek
Penentuan variabel dan indikator Pada tahapan identifikasi variabel dalam penelitian ini terdiri dari beberapa indikator disetiap variabelnya. Variabel dari lingkungan eksternal dan internal perusahaan dapat dilihat pada Tabel 1. Pengolahan Data Penelitian ini menggunakan 3 tahap metode yang saling berkaitan. Pengolahan data terdiri dari beberapa tahapan yang dapat dilihat pada Gambar 2.
3
Pemberian nilai rating pada matriks IFE menunjukan tingkat faktor strategis kekuatan dan kelemahan dari UD Usaha Suwaga Jaya Gresik. Pemberian nilai rating didasarkan pada keterangan sebagai berikut: 4= kekuatan utama 3= kekuatan sedang 2= kelemahan rata-rata 1= kelemahan utama The Matching Stage Nilai yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE dimasukkan ke dalam matriks InternalEksternal untuk menentukan posisi perusahaan berada pada posisi sel kolom matriks IE (Saghaei, 2012). Menurut Rangkuti (2005), matriks IE yang mempunyai sembilan sel strategi dan dapat dikelompokan menjadi tiga sel strategi utama yaitu: 1. Growth and Build (Tumbuh dan Bina) berada dalam sel I, II atau IV. Strategi yang cocok adalah intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integrasi (integrasi ke belakang, integrasi depan dan integrasi horisontal) 2. Hold and Maintain (Pertahankan dan Pelihara) mencakup sel III, V, atau sel VII. Strategi umum yang dipakai adalah penetrasi pasar, pengembangan produk dan pengembangan pasar. 3. Harvest or Divest (Panen atau Divestasi) mencakup sel VI, VIII atau IX. Strategi yang dipakai adalah divestasi, strategi diversifikasi konglomerat, dan strategi likuidasi. Menurut Rangkuti (2005), matriks SWOT merupakan matriks yang menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan kemudian disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Berbagai faktor lingkungan eksternal dan lingkungan internal yang dimiliki perusahaan mempengaruhi untuk mendapatkan berbagai alternatif strategi sesuai dengan hasil formulasi pada matriks SWOT (Dyson, 2004). Matrik SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang, menggunakan
kekuatan untuk mengatasi ancaman, dan meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman (Agustina dan Kamalia, 2012). The Decision Stage Matriks yang digunakan dalam tahap keputusan ini adalah matriks QSP. Matriks QSP adalah alat yang direkomendasikan bagi peneliti untuk mengevaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif berdasarkan faktor-faktor utama internal dan eksternal pada matriks IFE, EFE, IE, serta matriks SWOT. (Kasim et al., 2011). Menurut David (2004), terdapat enam langkah dalam penyusunan matriks QSP, yaitu: a. Membuat daftar peluang atau ancaman eksternal dan kekuatan atau kelemahan internal kunci perusahaan pada kolom kiri dalam QSPM. Informasi ini diperoleh dari matriks EFE dan IFE. b. Berikan bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal (bobot yang diberikan sama dengan bobot pada matriks EFE dan IFE). c.aEvaluasi matriks tahap 2 (pencocokkan) dan identifikasi alternatif strategi yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diimplementasikan. d.aTentukan Nilai Daya Tarik (Attractiveness Scores-AS), didefinisikan sebagai angka yang mengindikasikan daya tarik relatif dari masing-masing strategi dalam set alternatif tertentu. Nilai 1 = tidak menarik Nilai 3 = menarik Nilai 2 = agak menarik Nilai 4 = sangat menarik e. Hitung Total Nilai Daya Tarik (Total Attractive Score-TAS) yang diperoleh dengan mengalikan bobot dengan Attractiveness Scores. f. Hitung penjumlahan Total Nilai Daya Tarik. Nilai TAS yang tertinggi menunjukkan bahwa strategi tersebut merupakan strategi terbaik untuk diprioritaskan. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran umum UD Usaha Suwaga Jaya Gresik Pudak Gresik merupakan salah satu produk jajan khas kota Gresik yang sudah lama ada
4
hingga sekarang masih eksis dan telah diproduksi di sentra-sentra industri makanan khas Gresik yang berpusat di sekitar kelurahan Sukodono. Kelurahan Sukodono terletak di Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik. Desa ini yang pertama kali memproduksi jajan khas kota Gresik meskipun sekarang banyak tempat dan kios yang menjajakan jajanan di luar desa tersebut seperti, di Jalan Veteran yang berdekatan dengan jalur masuk ke kota Gresik dan berada tepat didepan kawasan industri Semen Gresik.
Lamongan, Sidayu, dll. Pudak yang diproduksi UD Usaha Suwaga Jaya Gresik terdapat 3 macam rasa, yaitu rasa pandan, rasa gula aren, dan rasa gula pasir. UD Usaha Suwaga Jaya Gresik yang memproduksi pudak Muzanah lebih mengutamakan kualitas (rasa, tekstur dan warna) sehingga kepuasan konsumen terhadap pudak bisa terpenuhi.
Tabel 2. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) No. Ekternal Peluang 1. Karakteristik pembeda sebagai nilai tambah produk 2. Penilaian konsumen terhadap pudak Muzanah yang tidak pernah merubah resep/komposisi awal. Ancaman 3. Munculnya pesaing pendatang baru 4. Ancaman produk substitusi atau pengganti pudak Muzanah (Jenang Jubung dan Ayas) 5. Tinggginya jumlah pesaing dalam merebut pasar 6. Pengaruh kenaikan harga bahan baku dan bahan pendukung oleh pemasok 7. Pengaruh kualitas pasokan bahan baku Total Sumber: Data Primer Diolah (2013)
Rating
Bobot
Skor
2.7 2
0,18 0,11
0,486 0,220
1.7 2
0,13 0,17
0,221 0,340
2.7 2
0,12 0,16
0,324 0,320
3.3
0,13 1
0,429 2,769
Analisis Strategi Quantitative Strategic Planning Matriks (QSPM) Tahapan The Input Stage merupakan tahapan yang digunakan sebagai pengumpulan, pengklasifikasian dan penyimpulan dasar untuk merumuskan adanya strategi pemasaran. The Input Stage Identifikasi terhadap lingkungan eksternal UD Usaha Suwaga Jaya Gresik, menunjukkan adanya beberapa faktor berpengaruh yang terdiri dari peluang dan ancaman. Faktor tersebut kemudian dievaluasi menggunakan matriks External Factor Evaluation (EFE). Hasil dari perhitungan matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan hasil identifikasi faktor eksternal, dapat diketahui bahwa terdapat dua faktor strategis peluang yang mempengaruhi perencanaan strategi pemasaran pudak Muzana,
Sekitar desa Sukodono tersebut terdapat 17 usaha dagang yang memproduksi pudak. Di samping menjual jajan pudak usaha dagang sekitar desa Sukodono juga menyediakan jajanan lain seperti jenang jubung, ayas, otakotak, dll. Sentra produksi jajanan khas yang berada tepat di kelurahan sukodono sekitar pasar Gresik menjadi tempat strategis dan mudah dijangkau oleh konsumen serta menjadi satu keuntungan tersendiri bagi para produsen. Salah satu usaha makanan khas Gresik yang terdapat di Kelurahan Sukodono adalah UD Usaha Suwaga Jaya. Unit usaha ini menjual macam-macam jajanan khas kota Gresik, salah satu produk yang dijual adalah pudak Gresik yang dikenal dengan nama pudak Muzanah. Keterbatasan media pemasaran membuat produk pudak Gresik masih belum dikenal oleh masyarakat luar kota Gresik seperti Tuban,
5
yaitu karakteristik pembeda sebagai nilai tambah produk dan penilaian konsumen terhadap pudak Muzanah yang tidak pernah merubah resep/komposisi. Dari dua faktor strategis peluang tersebut karakteristik pembeda sebagai nilai tambah produk merupakan faktor ekstenal yang memiliki nilai skor yang paling tinggi yaitu sebesar 0,486 dengan rating 2,7. Hal ini menunjukan bahwa karakteristik pembeda merupakan faktor peluang yang sangat berpengaruh dan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh UD Usaha Suwaga Jaya Gresik.
Identifikasi terhadap faktor internal yang berpengaruh pada perencanaan strategi pemasaran pudak Muzanah di UD Usaha Suwaga Jaya Gresik, maka selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap faktor-faktor tersebut baik dari kekuatan dan kelemahan yang ada dengan menggunakan matriks IFE. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, diperoleh hasil bobot, peringkat dan skor pembobotan yang dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) No. Internal Kekuatan 1. Kualitas pudak Muzanah memiliki ciri khas pudak 2. Kemasan pudak Muzanah menarik 3. Ketersediaan pilihan rasa lengkap di Outlet 4. Lokasi Pemasaran yang strategis 5. Citra dan Reputasi UD Usaha Suwaga Jaya baik Kelemahan 6. Umur simpan pudak Muzanah pendek 7. Tidak terdapat pemberian merek dagang 8. Penetapan harga pudak murah tanpa mempertimbangkan kualitas 9. Tidak terdapat potongan harga/bonus 10 Tidak menggunakan jasa pengecer dalam memperluas jangkauan pemasaran 11. Intensitas penggunaan media promosi kurang Total Sumber: Data Primer Diolah (2013) Pada faktor strategi ancaman terdapat lima faktor ancaman yang dapat menghambat proses perencanaan strategi pemasaran pudak Muzanah, antara lain adanya ancaman pesaing pendatang baru, ancaman produk substitusi atau pengganti, tingginya jumlah pesaing, pengaruh kenaikan harga bahan baku dan bahan pendukung oleh pemasok, pengaruh kualitas pasokan bahan baku. Dari kelima faktor tersebut, ancaman munculnya pendatang baru sangat berpengaruh pada perencanaan strategi pemasaran pudak Muzanah. Hal ini sesuai dengan nilai skor pada matriks EFE sebesar 0,221 dengan rating 1,7.
Rating
Bobot
Skor
2.7 2 3.7 3.7 4
0,08 0,09 0,1 0,09 0,08
0,216 0,180 0,370 0,333 0,320
2.7 2.7 2.7
0,07 0,12 0,09
0,189 0,324 0,243
2 3.3
0,12 0,08
0,240 0,264
3.7
0,08 1
0,296 2,975
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa terdapat lima kekuatan yang dimiliki UD Usaha Suwaga Jaya Gresik dalam mendukung pemasaran pudak Muzanah. Faktor kekuatan tersebut meliputi kualitas pudak Muzanah yang memiliki ciri khas pudak, kemasan pudak Muzanah menarik, ketersediaan pilihan rasa yang lengkap, lokasi pemasaran yang strategis, citra dan reputasi UD Usaha Suwaga Jaya baik. Ketersediaan pilihan rasa lengkap di Outlet merupakan faktor kunci dari kekuatan yang memiliki nilai skor tertinggi yaitu sebesar 0,370 dengan rating 3,7. Hal ini menunjukan bahwa ketersediaan pilihan rasa yang lengkap
6
merupakan faktor kekuatan yang paling berpengaruh. Terdapat enam elemen kunci faktor kelemahan yang mempengaruhi perkembangan pudak Muzanah diantaranya adalah umur simpan pudak yang pendek, tidak terdapat pemberian merek dagang, penetapan harga pudak murah tanpa mempertimbangkan kualitas, tidak terdapat potongan harga/bonus, tidak menggunakan jasa pengecer dalam memperluas jangkauan pemasaran dan, intensitas penggunaan media promosi kurang. Umur simpan pudak Muzanah yang pendek merupakan salah satu kelemahan utama yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap UD Usaha Suwaga Jaya Gresik. Hal ini ditunjukan dengan nilai skor yang diperoleh dari matriks IFE sebesar 0,189 dengan rating 2,7.
dapat ditentukan bahwa posisi UD Usaha Suwaga Jaya Gresik pada pudak Muzanah adalah berada pada sel V (Gambar 3). Dari hasil perhitungan matriks EFE dan matriks IFE didapatkan formulasi strategi yang tepat untuk diterapkan pada UD Usaha Suwaga Jaya Gresik adalah strategi pengembangan produk dan strategi penetrasi pasar. Matriks SWOT menformulasikan strategi berdasarkan gabungan antara faktor eksternal dan internal. Dengan mengacu pada strategi yang didapatkan pada tahap sebelumnya, maka dilakukan pencocokan strategi menggunakan analisis SWOT dan diperoleh beberapa alternatif strategi yang dapat digunakan dalam perencanaan strategi pemasaran pudak Muzanah. alternatif strategi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.
Skor Total Matriks IFE
The Decision Stage Tahap terakhir dalam menentukan strategi bagi perusahaan adalah tahap decision stage, yang didalamnya menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) sebagai alat analisisnya. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tahapan sebelumnya berupa informasi tentang penentuan alternatif strategi dari tahap input stage dan matching stage, diketahui strategi yang sesuai dengan posisi perusahaan antara lain: market penetration dan product development. Pada tahap the matching stage dari matriks IE dan matriks SWOT didapatkan 3 strategi yang akan dikembangkan yakni strategi pengembangan pasar, penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan matriks QSP atau Quantitative Strategic Planning Matrix pada Tabel 5 diperoleh nilai Total Attractive Score (TAS), untuk strategi penetrasi pasar sebesar 6,36, strategi pengembangan produk sebesar 6,79 dan Strategi pengembangan pasar memiliki nilai TAS yang tertinggi yaitu 7,03. Pada analisis QSPM yang telah dilakukan, strategi pengembangan pasar mempunyai nilai TAS paling besar, maka strategi pengembangan pasar merupakan strategi yang paling tepat untuk diterapkan.
4,0
I
2,0
2,975
I
II
IV
V 3,0IV VII
1,0
Rata-Rata Lemah 2,0-3,0 1,0-1,99
II Lemah III III 1,0-1,99 2,975 V VI
2,769
3,0
Skor Total Matriks EFE
4,0
2,769
Skor Total Matriks EFE
Kuat 3,0-4,0
VI
Kuat 3,0-4,0 Rata-Rata 2,0-3,0
VII
VIII
Lemah 1,0-1,99
Rata-Rata
Gambar 3 Matriks Internal-Eksternal 2,0 2,0-3,0 VII VII VIII (IE)
The Matching Stage Lemah 1,0 pencocokan merupakan tahap kedua Tahap 1,0-1,99 proses 3,0-4,0 perumusan strategi pemasaran yang berfungsi untuk memadukan kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada perusahaan dengan peluang dan ancaman terhadap perusahaan dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal untuk merumuskan strategi alternatif bagi perusahaan. Alat yang digunakan pada tahapan ini berupa penggunaan matirks IE (Internal-Ekternal) dan analisis SWOT. Input yang digunakan dalam matriks IE merupakan hasil dari pengelompokkan matriks EFE dan matriks IFE. Skor total matriks EFE dan IFE digunakan sebagai penentu nilai dari sumbu matriks IE. Berdasarkan posisi tersebut
7
Tabel 4 Matriks SWOT
Faktor Internal
Faktor Eksternal Peluang (Opportunities) 1. Karakteristik pembeda sebagai nilai tambah produk 2. Penilaian konsumen terhadap pudak Muzanah yang tidak pernah merubah resep/komposisi awal.
Ancaman (Threats) 1. Pesaing pendatang baru 2. Ancaman produk substitusi 3. Tingginya jumlah Pesaing 4. Kenaikan harga bahan baku dan bahan pendukung dari pemasok 5. Pengaruh Kualitas Pasokan
Kekuatan (Strengs) 1. Kualitas pudak Muzanah memiliki ciri khas pudak 2. Kemasan pudak Muzanah menarik 3. Ketersediaan pilihan rasa lengkap di Outlet 4. Lokasi pemasaran strategis 5. Citra dan reputasi UD Usaha Suwaga Jaya Gresik baik
Strategi SO 1. Menjaga kualitas produk tanpa merubah resep/ kompsisi awal dan memprbaiki kemasan produk (S1, S2 &O1,O2) 2. Pengembangan produk (S1 & O1) 3. Menambah lokasi jangkauan pemasaran produk dan menjaga citra dan reputasi (S4, S5 & O2) Strategi ST 1. Mempertahankan kualitas dari produk dan menjaga citra serta reputasi ( S1, S5 & T1, T2, T4,T5) 2. Menambah lokasi jangkauan pemasaran (S4, S5 &T3)
Kelemahan (Weaknesses) 1. Umur simpan pendek 2. Tidak terdapat pemberian merek 3. Penetapan harga pudak murah tanpa mempertimbangkan kualitas 4. Tidak ada potongan harga/bonus 5. Tidak memakai Jasa Pengecer 6. Intensitas media promosi kurang Strategi WO 1. Menyesuaikan harga jual produk dengan kualitas dan pemberian potongan harga/bonus (W3, W4 &O1) 2. Memperbaiki daya simpan produk (W1 & O2) 3. Memperbaiki merek produk (W2 & O1) 4. Meningkatkan kegiatan promosi (W6 &O1) Strategi WT 1. Meningkatkan kualitas Produk (W1,W2& T1, T2, T5) 2. Menetapkan harga pudak yang tinggi sesuai dengan kualitas (W3 & T1, T2, T3) 3. Menerapkan sistem potongan harga/bonus (W4 &T1, T3) 4. Menambah jasa pengecer untuk memasarkan produk (W5 &T1, T3) 5. Menambah intensitas kegiatan promosi (W6 & T1, T2, T3)
Sumber: Data Primer Diolah (2013) UD Usaha Suwaga Jaya Gresik masih belum memiliki jasa pengecer, sehingga UD Usaha Suwaga Jaya Gresik khususnya pudak Muzanah masih belum terjangkau oleh konsumen yang berada didalam maupun diluar kota Gresik. Penambahan jasa pengecer dengan lokasi yang berbeda dapat mempermudah konsumen untuk mendapatkan produk yang diproduksi oleh UD Usaha Suwaga Jaya salah satunya pudak Muzanah. UD Usaha Suwaga Jaya Gresik tidak menggunakan jasa pengecer untuk mendistribusikan pudak Muzanah sehingga hal tersebut menjadi salah satu kelemahan pudak Muzanah untuk dapat dikenal oleh masyarakat baik dalam maupun luar kota Gresik. Penambahan pengecer dapat dilakukan dengan menitipkan sejumlah pudak Muzanah di tempat
Prioritas Strategi Berdasarkan Nilai Total Attractive Score (TAS) Strategi Pengembangan Pasar (Market Development Strategic) Saat ini lokasi pendistribusian pudak Muzanah yang dilakukan oleh UD Usaha Suwaga Jaya masih terbatas pada kota Gresik. UD Usaha Suwaga Jaya Gresik perlu melakukan usaha kerja sama secara intensif untuk meningkatkan penjualan dari pudak Muzanah dengan para pengecer sehingga dapat menigkatkan ketersedian produk dipasaran, hal ini sangat didukung dengan kondisi kota Gresik yang terdapat banyak tempat penjualan makanan khas kota Gresik.
8
keramaian seperti di jalan veteran yang banyak outlet yang menjual aneka pudak, di tempat ziarah Sunan Giri dan tempat ziarah Sunan Malik Ibrahim atau di tempat keramaian lainnya yang mudah dijangkau.
memenuhi harapan dari konsumen dengan pembelian dalam jumlah banyak. Promosi yang dilakukan perusahaan saat ini masih sangat terbatas pada daerah sekitar perusahaan, jenis promosi yang sering dilakukan perusahaan adalah mengikuti kegiatan bazar, penggunaan tenaga penjualan/salesman dan menggunakan media transpostasi untuk mengirimkan pesanan.
Strategi Pengembangan Produk (Product Development Strategic) UD Usaha Suwaga Jaya Gresik dalam memproduksi pudak Muzanah selalu mempertahankan kualitas tanpa merubah resep atau komposisi pada saat pertama kali pudak Muzanah dibuat oleh Ibu Muzanah sejak dahulu sehingga loyalitas pelanggan masih terjaga sampai sekarang. Saat ini pudak Muzanah masih belum dicantumkan merek dan penambahan label halal pada produk karena pudak muzanah hanya dibungkus pelapah daun aren/pinang dan di tali dengan rafia, sehingga merek tidak perlu dicantumkan. Tetapi konsumen sangat setuju terhadap pemberian merek pada pudak Muzanah karena merek adalah salah satu sumber informasi menggenai identitas produk.
KESIMPULAN Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengembangan strategi pengembangan pasar, pengembangan produk dan, penetrasi pasar merupakan alternatif strategi yang tepat untuk dikembangkan dan diterapkan dalam perencanaan strategi pemasaran pudak Muzanah di UD Usaha Suwaga Jaya Gresik. Pengembangan pasar yang mencakup menambah lokasi distribusi dan menambah jasa pengecer merupakan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam perencanaan strategi pemasaran. DAFTAR PUSTAKA
Strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration Strategic) Tujuan dari penggunaan strategi penetrasi pasar adalah untuk meningkatkan pangsa pasar dengan usaha pemasaran yang maksimal melalui penggunaan tenaga penjualan, penggunaan iklan, atau usaha promosi lainnya (Kurniawati dan Sari, 2009). Penetapan harga pudak Muzanah perusahaan harus mengetahui harga pasar pudak yang dijual oleh para kompetitor, supaya konsumen bisa menilai bahwa harga pudak Muzanah dengan kualitas yang ditawarkan sudah sesuai. Konsumen menginginkan produk dengan kualitas yang terbaik meskipun mereka dihadapkan pada kenaikan harga yang tinggi. Pertimbangan kenaikan harga pudak Muzanah juga didukung dengan adanya peningkatan kualitas pudak dengan tidak memakai zat pemanis buatan, zat pewarna buatan, dan zat pengawet buatan. Untuk sistem potongan harga dan bonus supaya perusahaan bisa memberlakukan konsep tersebut, sehingga bisa
Agustina, F dan Kamalia, L, N. 2012. Perumusan Strategi Pengembangan Produk Kurma Salak Berdasarkan Analisis Product Life Cycle (Plc) Dan Swot pada Kelompok Tani Ambudi Makmur II Bangkalan. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan. 1 (2).105-112. Arafat, W. 2005. The Real Power Of Marketing Audit. Gramedia. Jakarta. David, F. R. 2004. Manajemen Strategi. Konsep-konsep. Edisi Sembilan. Indeks. Jakarta. ,F. R. 2006. Konsep Manajemen Strategis: edisi 10 (Buku 1). Salemba Empat, Jakarta. Dyson, R. G. 2004. Strategic development and SWOT analysis at the University of Warwick. European journal of operational research, 152(3), 631-640.
9
Tabel 5. Matriks QSP Critical Succes Factor
Peluang (Strenghts) 1. Karakteristik pembeda sebagai nilai tambah produk 2. Penilaian konsumen terhadap pudak Muzanah yang tidak pernah merubah resep/komposisi awal Ancaman (Weaknesses) 1. Munculnya pesaing pendatang Baru 2. Ancaman produk substitusi/pengganti pudak Muzanah (Jenang Jubung dan Ayas) 3. Tinggginya jumlah pesaing dalam merebut Pasar 4. Pengaruh kenaikan harga bahan baku dan bahan pendukung oleh pemasok 5. Pengaruh kualitas pasokan bahan baku Kekuatan (Opportunities) 1. Kualitas pudak Muzanah memiliki ciri khas pudak 2. Kemasan pudak Muzanah menarik 3. ketersedian pilihan rasa lengkap di Outlet 4. Lokasi Pemasaran yang strategis 5. Citra dan Reputasi UD Usaha Suwaga Jaya baik Kelemahan (Threats) 1. Umur simpan pudak Muzanah pendek 2. Tidak terdapat pemberian merek dagang 3. Penetapan harga pudak murah tanpa mempertimbangkan kualitas 4. Tidak terdapat potongan harga/bonus 5. Tidak menggunakan jasa pengecer dalam memperluas jangkauan pemasaran 6.Intensitas penggunaan media promosi kurang Total
Bobot
Strategi Penetrasi Pasar AS TAS
Strategi Pengembangan Produk AS TAS
Strategi Pengembangan Pasar AS TAS
0,18
3
0,54
4
0,72
4
0,72
0,11
4
0,44
2
0,22
4
0,44
0,13
3
0,39
3
0,39
4
0,52
0,17 0,12
3 4
0,51 0,48
4 4
0,68 0,48
3 4
0,51 0,48
0,16 0,13
2 3
0,32 0,39
3 3
0,48 0,39
2 4
0,32 0,52
0,08
3
0,24
4
0,32
3
0,24
0,09 0,1 0,09 0,08
3 3 3 4
0,27 0,3 0,27 0,32
4 4 3 4
0,36 0,4 0,27 0,32
3 4 4 4
0,27 0,4 0,36 0,32
0,07 0,12
2 4
0,14 0,48
3 4
0,21 0,48
3 4
0,21 0,48
0,09 0,12
3 3
0,27 0,36
3 2
0,27 0,24
4 2
0,36 0,24
0,08 0,08
4 4
0,32 0,32
3 4
0,24 0,32
4 4
0,32 0,32
6,36
6,79
7,03
Sumber: Data Primer Diolah (2013) Kotler, 2004. Manajemen Pemasaran: Analisis,Perencanaan, Implementasi, dan Control. Jilid 1. PT. Prenhallindo. Jakarta.
Iswanti, S. F 2009. Analisis Strategi Bersaing Gula Rafinasi (Studi PT Jawa manis Raftinasi Banten-Cilegon). Skripsi Fakultas Ekonomi dan Managemen. Institut Pertanian Bogor.
Kurniawati, T dan Sari, D.K. 2009. Analisis dan Pilihan Strategi: Membangun Esksistensi Perusahaan di Masa Krisis. Jurnal Ekonomi Bisnis. 14(3). 179-190.
Kasim, S. N. Sirajuddin, S.N dan Irmayani. 2011. Strategi Pengembangan Usaha Sapi Perah di Kabupaten Enrekang. Jurnal Agrobisnis. 10 (3). 81-97.
Porter. 2008. On Competition. Boston: Harvard Business School Publish. Ing.
10
Rangkuti, F. 2005. Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Umar, H. 2003. Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT.GramediaaPustaka
Saghaei, M. 2012. Strategic Planning For A Lubricant Manufacturing Company. Australian Journal of Business and Management Research. 1(10) 18-24.
Yonaldi, S. 2011. Analisis Pengaruh Variabel Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Terhadap Loyalitas Konsumen Produk Minuman Teh Botol Frestea (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Andalas Padang). Jurnal management dan kewirausahaan. 2(1). 79-114.
Tjiptono F. 2008. Strategi Pemasaran. Andi Offest. Yogyakarta.
11