letnu leknis l-Ln,Qsionol don Penelin 2002
PH9601SES PEMERIKSAAN SAMPEL PENVAKITPENYAKIT PARASIT DARAH DI LABORATORIUM PARASITOLOGI BALITVET LILTS SOLIHAT Balai Penelitian Veteriner, Jl. R E Martadinatu :Vo. 30 . P O Box .i2 BOGOR
RINGKASAN Jenis-jenis penyakit parasit darah %anp penting di Indonesia antara lain Trypanosomiasis. Babesiosis . Anaplasmosis dan Leucoc\tozoonosis. Sampel-sampel penyakit parasit darah yang diterima di Laboratorium Parasitologi Nang dikirim dari daerah atau perusahaan komersil melalui Laboratorium Diagnostik dicatat dalam buku agenda di bagian administrasi Parasitologi . Sampel-sampel tersebut didistribusikan ke masing-masing bagian di unit Laboratorium Parasitologi sesuai dengan jenis pemeriksaan Nang diminta. Dua metoda Nang digunakan adalah pemeriksaan pemeriksaan penyakit parasit darah mikrohematokritl .tlicrohaematocrit Centrilugation Technique dan pemeriksaan prearat ulas Pemeriksaan Alicrohuematocrit ('entrijugation darah dengan pe"arnaan Giemsa 10%. Technique dilakukan hama untuk mendiagnosa penyakit SIURA atau Trypanosomiasis dan sampel yang diperiksa berupa darah segar yang ditampung dalam. tabung yang mengandung antikoagulan . Pemeriksaan preparat ulas darah dilakukan untuk mempermudah identitikasi jenis-jenis parasit darah berdasarkan morti>logi menurut literatur. Sampel-sampel ulas darah Nang diterima di laboratorium Parasitologi periode Januari - Desember 2001 antara lain berasal dari hewn sapi sebanyak tujuh preparat . kuda terdiri dari 37 preparat dan dua sampel berupa darah segar. Sedangkan sampel yang berasal dari aNam berjumlah 35 preparat ulas darah. Dari jumlah 81 sampel penyakit parasit darah . hanya ditemukan dua sampel preparat ulas darah ayam positif LeucocvtoZoon caullervi Kata kunci : Parasit darah . .t1H('T preparat ulas darah. Leucoc.vto=oon cuullervi
PENDAHULUAN Parasit darah merupakan salah satu penyebab penyakit ternak yang cukup penting dan bersifat endemik sehingga dapat menimbulkan kerugian ekonomi cukup besar antara lain berupa penurunan berat badan . kehilangan tenaga kerja dan kematian ternak . Jenis-jenis penyakit parasit darah yang penting di Indonesia antara lain trypanosomiasis. babesiosis . anaplasmosis . dan
leucocytozoonosis . Penyakit trypanosomiasis atau SURRA di Indonesia disebabkan oleh parasit darah Trypanosoma evansi merupakan salah satu penyakit ternak yang penting dan dapat menular dari hewan satu ke hewan lainnya (Adiwinata & Dachlan . 1969) . Penyakit SURRA merupakan penyakit yang dapat bersifat akut ataupun kronis (Evans. 1880). Penyakit ini akan bersifat endemik apabila ditemukan vektor yaitu lalat dari genus Tahanus spp. (Nieschultz . 1930) . Penyakit jni ditandai dengan adanya anemia. odema dan demam . Hewan yang dapat diserang antara lain : sapi . kerbau. kuda . unta . gajah. kambing. domba.
77
lemn lekms fbngsional Aon Penelin 2002
anjing . kucing. babi clan hewan liar lainnya . Kasus SURRA sudah sering dilaporkan di b-gberapa daerah di Indonesia clan wabah SURRA yang terbesar yang menyerang sapi clan kerbau terjadi pada tahun 1968 - 1969 di Jawa Tengah. yang menimbulkan banyak kematian (Adiwinata clan Dachlan . 1969). Pada tahun 1988 terjadi lagi wabah di Madura yang mengakibatkan kematian pada sapi. kerbau clan kuda (Sukanto dkk . . 1988) . Kuda merupakan hewan yang sangat peka terhadap infeksi T. evunsi . dengan angka kematian (mortalitas) bisa mencapai 100% (Rodenwald clan Douwes. 1921). Gejala klinis yang umum pada kuda adalah kenaikan suhu tubuh setelah infeksi diikuti dengan parasitaemia (Rodenwald clan Douwes. 1921). Sedangkan babi biasanya kurang peka terhadap SURRA . namun pernah ditemukan adanya infeksi T. evunsi pada babi-babi peliharaan di sekitar Bogor (Kraneveld clan Mans. oer. 1947) . Dengan ditandai gejala-gejala seperti gatal-gatal . gelisah clan diare . Dalam penelitian lain diketahui bahwa kerbau-kerbau yang terinfeksi mempunyai level parasitaemia yang lebih lama clan tinggi dibanding sapi (Partoutomo . 1995) . Babesiosis atau disebut piroplasmosis adalah parasit yang terletak di dalam sel darah merah clan penularannya melalui vektor caplak Boophilus. Kejadian babesiosis di Indonesia pertama kali dilaporkan ketika ada wabah yang menyerupai Texas Fever pada tahun 1846 (De Does . 1905). Jenis Jenis babesiosis yang umum ditemukan di Indonesia adalah Babesia bigemina clan Babesia bovis, yang biasa menyerang sapi (Ronohardjo dkk .. 1985 : Wilson clan Ronohardjo. 1984) . Parasit darah ini dapat menyerang hewan vetebrata baik domestik maupun liar . Gejala klinis babesiosis pada umumnya ditandai dengan suhu rektum sampai 41 .5°C . kelemahan . urine berwarna merah (hemoglubinuria) . anemia yang biasanya diikuti dengan ikterus . Sedangkan pada kasus babesiosis yang disebabkan oleh B. bovis disamping tanpa-tanda di atas. juga disertai ataxia. konvulsi clan paralisis kemudian diikuti dengan koma clan kematian . Anaplasmosis merupakan penyakit protozoa yang dapat bersifat akut clan kronis yang ditandai dengan adanya demam . anemia. ikterus clan kekurusan tanpa hemoglobinuria . Hewan yang diserang oleh parasit ini adalah sapi. kerbau. unta. babi . domba. kambing . anling clan hewan liar. Di Indonesia anaplasmosis disebabkan oleh Anaplasma mcirginale . pertamakali ditemukan pada kerbau (Blieck & Kaligis . 1912). Penyakit ini ditularkan melalui vektor caplak yaitu Boophilus microplus yang tersebar luas di Kepulauan Indonesia (Zwart. 1959) . Kejadian anaplasmosis yang menyerang sapi juga telah dilaporkan (Wilson clan Ronohardjo. 1984: Ronohardjo dkk .. 1985). Di daerah tropis clan sub-tropis pada umumnya A . marginale bersifat endemik (Sukanto . 1992) . Jenis parasit darah yang sangat merugikan hewan unggas khususnya ayam adalah Leucocvtoroon spp . Penyakit leucocytozoonosis yang menyerang ayam pertama kali dilaporkan oleh Mathis clan Leger (1909) di Tonkin . Asia
78
Tenni Teknis Fungsmnol .\'on Penefin ?00:
Tenggara . Kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah penurunan produksi telur . kekerdilan dan kematian . Di Indochina telah dikenal beberapa spesies antara lain L. caullervi dan L . sabrazesi (Mathis dan Leger. 1909 : Mathis dan Leger. 1910). sedangkan L. andrewsi pada ayam di South Carolina, Amerika. (Atchley . x1951) . Di Indonesia ditemukan dua jenis parasit leucocytozoon yaitu L. caullervi dan L. subruzesi (Soekardono. 1980) . Penyakit ini ditularkan melalui vektor serangga yaitu Culicoides urakawae. dengan gejala-gejala klinis antara lain mati mendadak dengan didahului oleh perdarahan . muntah darah bercampur lendir . anemia dengan feses berwarna hijau. kematian terjadi karena collapse . pertumbuhan terganggu. produksi menurun atau sama sekali berhentitanpa ada gejala klinis yang jelas. Ke-empat jenis parasit darah tersebut dapat diperiksa antara lain dengan dua metoda . yaitu: pemeriksaan mikrohematokritlVicrohuetnutocrit Centrifugation Technique (MHCT) dengan metoda Woo (1969) . khususnya untuk Trypanosomu spp. dan pemeriksaan preparat ulas darah . untuk ke-empat parasit darah tersebut . Makalah ini mengemukakan mengenai hasil pemeriksaan sampel penyakit parasit darah yang diterima di Laboratorium Parasitologi . Balitvet periode Januari - Desember 2001 . Proses penanganan sampel sampai di laboratorium juga diuraikan dalam makalah ini .
MATERI DAN METODE Sampel untuk pemeriksaan penyakit parasit darah yang diterima di Laboratorium Parasitologi antara lain berupa preparat ulas darah dan darah segar. Sampel-sampel tersebut berasal dari hewan sapi . kuda dan ayam yang dikirim dari daerah atau perusahaan komersil melalui Laboratorium Diagnostik Balitvet.
A. Penanganan Sampel di unit Parasitologi I .
2.
3.
Setiap sampel yang masuk ke Laboratorium Parasitologi dicatat dalam buku agenda oleh petugas di bagian administrasi . formulir permintaan pengujian/pemeriksaan dari Laboratorium Diagnostik diganti dengan formulir permintaan pemeriksan intern Parasitologi .
Dalam formulir intern tersebut kode sampel dari Laboratorium Diagnostik diganti dengan kode khusus intern . misalnya "I/Pro .No" kode untuk pemeriksaan sampel di bagian Laboratorium Protozoologi . "I/V .No" kode untuk pemeriksaan di laboratorium basah dan "I/E .No." kode untuk pemeriksaan sampel di laboratorium ektoparasit. Sampel dimasukkan ke dalam suatu wadah dan didistribusikan ke masing-masing laboratorium sesuai dengan permintaan pengujian untuk di proses lebih lanjut .
79
l enru l eknis 4.
5. 6.
hungsional \on Penelhl 2002
Hasil pemeriksaan yang tertulis dalam formulir intern Parasitologi dicatat kembali dalam formulir permintaan pengujian dari Laboratorium Diagnostik oleh petugas administrasi yang ditandatangani oleh Ketua Kelti (Penanggung jawab Laboratorium Parasitologi) . peneliti (staf yang mengidentifkasii memeriksa spesimen) dan teknisi (petugas yang mempersiapkan spesimen untuk diperiksa oleh peneliti) . Formulir hasil pemeriksaan sementara tersebut dikirim ke Laboratorium Diagnostik dan salinannya disimpan sebagai arsip di bagian administrasi Parasitologi . Kepala Unit Diagnostik membuat salinan hasil pemeriksaan sampel yang ditandatangani oleh Ketua Kelti Parasitologi .
B. Pewarnaan preparat ulas darah dengan Giemsa 10% Prinsip pewarnaan Giemsa adalah mewarnai seluruh sel-sel darah dan sel-sel parasit dalam sel darah merah . untuk mempermudah identifikasi jenisjenis parasit darah berdasarkan morfologi menurut literature (Mira Shah-Fisher . 1972 : Banner Bill Morgan dan & Dr R . Ralph Say . 1989 : MS Hotstad ei al Philip A Hawkins . 1952). Prosedur pewarnaan ulas darah tipis (GOW Kruse dan MH Pritchard, 1924) a. b. c.
Preparat ulas darah difiksasi dengan methanol absolut Preparat dikeringkan dengan cara diangin-anginkan Preparat dicelupkan ke dalam larutan Giemsa 10% yang telah dilarutkan dengan buffer Giemsa pH 7.2 selama 30 menit. d . Preparat dicuci dengan air kran dan diangin-anginkan . e. Preparat ditetesi minyak imersi dan diperiksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 1000x : (okuler l Ox dan objektif IOOx). Prosedur pembuatan buffer Giemsa pH 7,2 (GOW Kruse dan MH Pritchard, 1924), dengan modifikasi : NaCl . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7.65 g KH2P0; . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 0.21 g Na2HP04 anhydrous . . . . . . . . . . . . . . . . . . 0.724-L_ Aquadest . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1000 ml pH ditepatkan dengan menggunakan larutan HCI 10% Larutan Giemsa (Merck, No. katalog 9204)
Stok Giemsa pengenceran 1 : 10.
80
dilarutkan
dalam
buffer Giemsa
pH
7 .2
dengan
Tenni 7eknic Fnngsional Aon Penelin ?00?
Larutan pewamaan Giemsa dibuat secukupnya karena hanya untuk sekali pakai Stok Giemsa disimpaxr pada suhu 4°C dalam lemari es. C. Pemeriksaan MHCT Pemeriksaan MHCT yang dilakukan adalah menurut Woo (1969). Sampel yang diperiksa berupa darah segar hewan tersangka sakit . Metoda ini dilakukan hanya untuk diagnosa penyakit SURRA . Prinsip dari metoda mikrohematokrit ini adalah pemisahan sel darah merah dan plasma setelah proses sentrifugasi . Suatu lapisan yang terletak di antara keduanya disebut "buffy coat" adalah tempat ditemukannya Ti-vpanosoma spp . Cara pemeriksaan MHCT a. ' c. d. e.
f
Sampel darah yang ditampung dalam tabung yang mengandung antikoagulan EDTA dimasukkan ke dalam tabung mikrohematokrit kira-kira :', ; bagian dari isi tabung kapiler tersebut. Salah sate ujung tabung m krohematokrit ditutup dengan critos(-,l sumbat . Buka penutup 'plate' tempat tabung kapiler dan letakkan tabung befisi darah pada 'plate' dengan bagian ujung kapiler yang disumbat berada di luar. kemudian 'plate' ditutup kembali . Putar alat sentrifus mikrohematokrit selama 5 menit dengan kecepatan 12 .000 rpm . Tabung kapiler ditempatkan pada gelas preparat khusus yang ada celah di tengahnya . kemudian diperiksa di bawah mikroskop dengan pembesaran : Okuler I Ox dan objektif 20x atau I Ox. T. evansi diperiksa dengan cara mengarahkan lensa mikroskop di atas "buffy coat" . HASIL DAN PEMBAHASAN
Setiap kegiatan yang dilakukan dicatat dalam buku sesuai dengan jenis kegiatannya . DI laboratorium parasit darah (Protozoologi . Parasitologi) mempunvai lima jenis buku kegiatan antara lain: a. Buku catatan pemakaian alat untuk pemrosesan spesimen. b. Buku catatan pemakaian alat mikroskop Olympus BH-2. c . Buku catatan pemakaian alat sentrifus mikrohematokrit . d . Buku catatan cara pembuatan larutan Giemsa & PBS . e . Buku catatan kegiatan hasil pemeriksaan sampel di Laboratorium Protozoologi
7einn Teknis Fungsionu7 \ on Pew,, ,, .'tg)-
Tabe I I
umlah Sampel
Hasil pemeriksaan penyakit parasit darah pada sampel %ang diterima di Laborator]«m Protozoologi . Kelti Parasitologi periode Januari - Desember 2001 . Jenis Hewan
39
Kuda
35 -
Avam
U
_ Hasil P_em_eriksaan Sam el as DarahUJenis Parasit MHCT I 0/37 _ 2/35
-
_U
L . cuullervi
i
0/2
Jenis arastU
-
Data yang tercantum pada Tabel I merupakan hasil pemeriksaan sampel penyakit parasit darah yang diterima dar] Manajer Diagnostik Balitvet untuk diperiksa di Laboratorium Parasitologi periode Januar] - Desember 2001 . Data tersebut bukan merupakan gambaran hasil pemeriksaan sampel penyakit parasit darah dari seluruh Indonesia . Dar] Tabel I dapat dilihat bahwa dari total 81 sampel darah selama kurun waktu satu tahun tidak ditemukan kasus penyakit parasit darah pada hewan besar seperti sapi clan kuda. tap] ditemukan parasit darah L . cuullervi pada dua bush sampel preparat ulas darah avam . L . cuullervi adalah suatu parasit darah penvebab penyakit leucocytozoonosis _vang merupakan penyakit menular pada unggas clan bersifat endemik (Majalah Peternakan & Pertanian . 1984) . Leucocytozoon adalah protozoa vang termasuk dalam kelas : Sporozoa : Subklas : Telosporidia : Ordo : Haemosporidia : Famili : Haemoprotidae . Dalam famil] ini clikenal ada dua genus yaitu Leucocytozoon clan Haemoproteus . Leucocytozoonosis tersebar luas di negara-negara Asean clan di Jepang . Beberapa penelitian telah dilakukan di Malaysia clan Jepang (Omar. 1968. Akiba . 1960) . Avam akan tertular penyakit. apabila avam tersebut digigit oleh Cldlcoldes yang di dalam lidahnya mengandung sporozoit-sporozoit (spora dari Leucocytozoon) . Menurut penelitian Akiba (1960) . avam yang diinfeksi dengan sporozoit dari czdicoides sampai 12 hari setelah infeksi belum menunjukkan gejala-gejala klinis . Kematian secara mendadak terjadi terutama pada har] ke 13 dengan tanda-tanda haemorrhagis terutama paru-paru clan peritonium . perdarahan terjad] karena pecahnva shizont-shizont (kantongkantong yang menganclung parasit-parasit bentuk kecil) dalam jumlah yang besar. Kematian berikutnva terjad] sampa] kira-kira 16 hari setelah infeksi dengan tanda-tanda utama seperti pucat . feses hijau clan kolaps . Metoda pemeriksaan _vang paling banyak digunakan di Laboratorium Protozoologi untuk penyakit parasit darah adalah pewarnaan preparat ulas darah dengan G]emsa 10% . sedangkan pemeriksaan mikrohematokrit dilakukan hanya pada pemeriksaan 2 buah sampel darah asal hewan kuda. Hal ini disebabkan karena sampel yang clatang ke Laboratorium umumnya berupa
82
lemrn leknis fangsional .\on Penelm ?001
preparat ulas darah. Pemeriksaan hematokrit hanya akan dilakukan jika sampel Yang datang berupa darah segar yang sudah diberi antikoagulan . Tidak satupun ditemukan parasit darah pada hewan sapi dan kuda. hal ini disebabkan karena pemeriksaan preparat ulas darah kurang sensitif (Sukanto . 1992). Ada dua jenis metoda yang lebih sensitif daripada metoda ulas darah yaitu MHCT dan inokulasi pada mencit . tetapi MHCT lebih cocok untuk keperluan diagnosa di lapangan . Kendala-kendala yang ditemukan pada waktu pemeriksaan preparat ulas darah antara lain ulasan darah pada preparat kurang baik (terlalu tebal) atau kadang-kadang sulit membedakan bentuk parasit yang sebenarnya dengan butiran-butiran yang nampak seperti kotoran yang terdapat pada ulasan darah tersebut . sehingga menyulitkan pemeriksaan . Ketelitian dan pengalaman yang cukup kiranya dapat mengatasi hal-hal tersebut . Metoda preparat ulas darah ini masih tetap dipakai oleh para pet&liti balk di dalam maupun luar negeri karena murah . praktis dan sederhana. KESIMPULAN l . Sampel dicatat dalam buku agenda dan didistribusikan ke laboratorium basah . protozoologi dan ektoparasitologi 2 . Dari 81 sampel hanya dua sampel preparat ulas darah ayam dinyatakan positif terhadap L. caulleryi . 3 . Dua metoda yang lebih sensitif daripada preparat ulas darah yaitu MHCT dan inokulasi ke mencit . 4. MHCT lebih cocok untuk diagnosa lapangan dan metoda preparat ulas darah tetap dipakai karena praktis dan ekonomis . UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyampaikan terima kasih kepada Dr . Suhardono. MVSc . . dan Dr. Sri Muharsini . staf dan rekan teknisi di Laboratorium Parasitologi atas segala saran dan bimbingannya . sehingga makalah ini dapat diselesaikan . DAFTAR BACAAN ADIWINATA. T . & DACHLAN . A. . 1969 . A brief note on SURRA in Indonesia . ELVEKA Fol . Vet. . 3 : 1 1 - 1-5 .
AKIBA. K.. 1960 . Studies on the leucocytozoon found in the chicken in Japan II . On the transmission of L. caulleryi by Culicoides arakawae . Japanese journal of veterinary science 22 : 309 - 317 .
ATCHLEY. F O . 1951 . Leucocytozoon andrewsi . from chickens observed in a survey of blood parasites in domestic animals in South-Carolina . J. Parasit . 37 . 483 - 488 . 83
lenm Teknis Fungsional %on Penelin 1001
BLIECK. L . and KALIGIS . J A .. 1912 . Pseudokustkoorts en Anaplasmosis bij buffels of Java. Veearts Bladen 24 : 253 - 260 . DE DOES. 1905 . Piroplasmosen in Nederlandsh - Indie . Geneesk . Tijdschr . 45 : 515 - 525 . EVANS. G . 1880. Report on 'Surra' disease in the Dera Ismail Khan district . Punjab Govt . MiIit . Dept. No. 493 . 446 . HOFSTAD . M .S.. CALNEK.B.W .. HELMBOLDT . C .F . . REID. W .M . and YODER . H.W . . Jr. "Diseases of Poutlry" . The IOWA State University Press . . Ames. 6th . Ed.. 1972 . KRANEVELD . F.C . and MANSJOER. ~M . 1947 . Surra bij varkens. Ned . Ind . Blad . V . Diergeneeskd . 54 : 254 - 261 . KRUSE. G O W and PRITCHARD . M H . preservation of animal parasites . p. 98. Majalah
1924 .
The collection and
Laporan percobaan lapangan Peternakan & Pertanian . 1984 . mengenai penggunaan Diameton untuk pencegahan dan pengobatan leucocytozoonosis pada ayam petelur . Edisi Januari . 1984 . No. 1 Th. X11 . 1984.
MATHIS. C . and LEGER . M .. 1909 . Leucocvtozoon de la poule. Rend . Soc . Biol . Pari s 67 : 470 - 472 .
Compt .
MATHIS. C . and LEGER. M . . 1910. Nouvelles recherches sur Leucocvtozoon Nahruzesi et Leucocvtozoon caidlervi de la poule domestique du Tonkin. Bull . Soc .Pathol . Exot. 3. 504 - 510 . MORGAN . B B and HAWKINS . P A . 1952 . Veterinary Protozoology. Burgess Publishing Company . USA . Ed. 1952 . NIESCHULTZ . 1930 . Surraubertragungsuersuche auf Java and Sumatra . Veeartsenijk Mededeed . V .h . Departm . V . Landb . N . e n Handel . 75. Utrecht : Deminken en Zoon,ti-. 1%'. Haemoprotozoon infections of poultry in Malaysia . Kujiun veterinuire I ( 3)) . 109 - 124 .
OMAR . A R. 1968 .
PARTOUTOMO. S . 1995 . Studies on the epidemiology of T. evansi in Java. PhD . Thesis . Dept . Biomedical and Trop. Vet. Science. James Cook
University . Australia.
RODENWALD. E and DOUWES . J B. 1921 . Over de toepassing van Bayer 205 bij Surra van het paard in Nederlandsch-Indie . Ned. Ind .Blad. v . Diergeneeskd teearts . :Wededeeling No. 38 : 3 - 79 . RONOHARDJO . P . . WILSON . A J . and HIRST . R G.. 1985 . Current Livestock disease status in Indonesia . Penvukit Hewan 27 : 317 - 326 .
Temu Teknis fbngsional \'on Penelin ?00 :
SHAH-FISHER . M . and SAY . R R . 1989 . Manual of tropical veterinary parasitology . CAB International pp. 290 . 354 . 392 . 414 . SOEKARDONO. S . 1980 .
Infeksi leucocytozoon pada ayam di Jawa Barat.
Laporan penelitian pada .fakultas kedokteran hewan Institut Pertanian Bogor. 34 hal .
SUKANTO . 1992. Petunjuk diagnosa parasit darah trypanosoma. babesia dan anaplasma . Proyek kerjasama Balitvet - ODA (1986 - 1992). PuslithangNak. Badan Lithang Pertanian. 13 - 16 . SUKANTO . I P. PAYNE . R C dan GRAYDON. R. 1988. Trypanosomiasis di Madura : survai parasitologik dan serologik . Penyakit Hewan . 20: 85 87 . S WILSON . A J and RONOHARDJO . P . 1984 . Some factors affecting the control of bovine anaplasmosis with special reference to Australia and Indonesia . Prer . Get. Med. 2: 121 - 134. WOO . P T K.. 1969 . Evaluation of the haematocrit centrifuge and other techniques for field diagnosis of human trypanosomiasis and filariasis . Can. J. Zoo l. . 47: 921 - 923 . ZWART . D. 1959 . A research into the presence of blood parasites in cattle at Merauke (Dutch New Guinea) . Tijdschr. Diergeneesk. 84: 90 - 98.