VI.
PERUMUSAN STRATEGI
Perurnusan alternatif strategi pembangunan infrastruktw jalan di Kabupaten Lampung Barat dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu tahap masukan dengan melakukan identifikasi faktor ekstemal dan internal; tahap pengabungan; serta tahap pengambilan keputusan. Metode yang digunakan dalam merumuskan strategi adalah analisis SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat) dan analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).
6.1
Analisis Faktor Internal dan Eksternal Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan responden maka
diperoleh beherapa faktor strategis yang mempengaruhi pembangunan inftastruktur jalan di Kabupaten Lampung Barat. Faktor strategis tersebut terdiri dari faktor internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan, faktor ekstemal yang meliputi peluang dan ancaman. 6.1.1
Faktor Internal Beberapa faktor internal yang berpengaruh terhadap pemban,uunan
infrastruktur jalan di Kabupaten Lampung Barat terdiri dari kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness). Faktor kekuatan meliputi : (1) Posisi geografis Kabupaten Lampung Barat (2) Kabupaten Lampung Barat dilalui salah satu jalan arteri nasional Trans Lintas Barat (3) Potensi Sumber Daya Alam (Pertanian, Perilcanan, Kehutanan dan Pariwisata (4) Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Pembangunan Infrastrcktur Jalan (5) Tradisi dan Pola Hidup Masyarakat. Faktor kelemahan meliputi : (1) Kualitas Sumber Daya Manusia (2) Rawan Bencana (3) Kemampuan keuangan daerah untuk mendanai Pembangunan infrastruktur jalan (4) Kondisi Sebagian Besar Jaringan Jalan di Kabupaten Lampung Barat dalam keadaan Rusak (5) Jaringan jalan di Kabupaten Lampung Barat belum menjangkau seluruh wilayah kabupaten.
Kekuatan
1. Posisi geografis Kabupaten Lampung Barat Kabupaten Lampung Barat secara georafis terletak pada posisi koordinat 40 47' 16" - 50 56' 42" LS dan 1030 35' 08"
-
1040 33' 51" BT dengan batas-
batas wilayah sebagai berihut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Selatan (Provinsi Bengkulu) dan Kabupaten Ogan Komering UluIOKU Selatan (Provinsi Sumatera Selatan);
* Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Way Kanan, Kabupaten Tanggamus, dan Kabupaten Lampung Tengah, Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Sunda dan Kabupaten Tanggamus; Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Berdasarkan letak geografis di atas maka Kabupaten Lampung Barat berbatasan dengan dua Provinsi di luar Provinsi Lampung (yaitu Provinsi Bengkulu dan Provinsi Sumatera Selatan) serta berbatasan dengan empat Kabupaten lain di Provinsi Lampung (yaitu Kabupaten Lampung Utara, Way Kanan, Tanggamus dan Lampung Tengah). Posisi wilayah Kabupaten Lampung Barat ini sangat menguntungkan karena bagi Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Ogan Komering Ulu jarak tempuh terdekat menuju ibukota Jakaxta dengan menggunakan transportasi darat adalah melalui wilayah Kabupaten Lampung Barat. Dengan kondisi ini secara ekonornis sangat menguntungkan Kabupaten Lampung Barat karena arus barang dan jasa yang keluar dan masuk ke dalam Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten OKU Selatan dari dan menuju Pulau Jawa menggunakan transportasi darat melalui Kabupaten Lampung Barat. 2. Keberadaan Jalan Lintas Barat
Jaringan jalan nasional Trans Lintas Barat ini merupakan salah satu urat nadi transportasi darat yang menghubungkan antar Provinsi di wilayah Pu!au Sumatera. Pembangunan dan pemeliharaan jalan nasional ini berada dalam
kewenangan Pemerintah Pusat dan Provinsi namun dampak positif dari keberadaan jaringan jalan nasional ini dirasakan oleh Kabupaten Lampung Barat. Dengan adanya jaringan jalan ini telah membuka keterisolasian Kabupaten Lampung Barat dari kabupaten lain di Provinsi Lampung maupun dengan Provinsi Bengkulu dan Provinsi Sumatera Selatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lampung Barat. Pada era tahun 1970-an, sebelum dibangunnyajaringan jalan Trans Lintas Barat maka arus mobilitas barang, jasa dan penumpang dari Kabupaten Lampung Barat (pada saat itu masih merupakan bagian Kabupaten Lampung Utara) menuju keluar daerah masih menggunakan transportasi laut. Arus mobilitas barang dan jasa melalui laut ini sering terhambat oleh kondisi cuaca buruk dan gelombang tinggi dari perairan Samudera Indonesia. Sedangkan pejalanan darat dari Liwa (ibukota Kabupaten Lampung Barat) menuju ibukota Provinsi Lampung (Bandarlampung) pada saat itu membutuhkan waktu tempuh 2 hari satu malam. Setelah adanya jaringan jalan Trans Lintas Barat ini maka jarak tempuh LiwaBandarlampung hanya membutuhkan waktu lebih kurang 5 jam perjalanan. Sebagaimana keberadaan jalan di wilayah lain maka keberadaan jaringan jalan Trans Lintas Barat yang melalui Kabupaten Lampung Barat telah mendorong hunbuhnya berbagai aktivitas ekonomi masyarakat sekitar jalan dengan menawarkan berbagai jasa antara lain tambal ban, bengkel motor/mobil, warung makan, warung kelontongan, clan lain-lain. Demikian pula peningkatan mobilitas barang dan jasa yang melintasi Kabupaten Lampung Barat melalui jalan Trans Lintas Barat ini cukup tinggi. Hal ini mengingat jalan Trans Lintas Barat merupakan salah satu jalan arteri penghubung titik - titik perekonomian dari wilayah Provinsi Lampung di ujung Selatan Pulau Sumatera menuju Provinsi Provinsi lain di Pulau Sumatera sampai dengan Nangroe Aceh Darussalam.
3. Potensi Sumber Daya Alam Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Lampung Barat meliputi sektor pertanian, perikanan, kehutanan dan pariwisata. Pada sektor pertanian, ada tiga sub sektor yang sangat menonjol potensinya terhadap perekonomian Kabupaten Lampung Barat. Sub sektor tersebut adalah perkebunan, kehutanan dan
hortikultura. Pada sub sektor perkebunan komoditas unggulan Kabupaten Lampung Barat yaitu kopi. Kopi yang dihasilkan dari Kabupaten Lampung Barat mempakan salah satu komoditas ekspor unggulan Provinsi Lampung. Secara nasional Provinsi Lampung menduduki peringkat pertarna dari segi volume produksi komoditas kopi, dengan jumlah produksi sebesar 145.544 ton pada tahun 2006. Pada tahun 2006, Kabupaten Lampung Barat menyumbangkan produksi kopi sebanyak 57.868 ton atau sekitar 39,75% dari total produksi kopi Provinsi Lampung (Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, 2006). Demikian halnya dengan komoditas kehutanan bempa damar mata kucing (resin) juga mempakan komoditas ekspor unggulan. Produksi damar mata kucing di Lampung Barat pada tahun 2002 mencapai 4357.5 ton (BPS Lampung Barat, 2002). Kabupaten Lampung Barat mempakan pemasok terbesar berbagai komoditas hortikultura dataran tinggi temtarna kentang, kubis, dan wortel untuk Provinsi Lampung. Hal ini ditunjukkan dengan data produksi kentang Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2001 sebesar 5.601 ton atau sekitar 95% dari total produksi kentang di Provinsi Lampung. Sementara untuk total produksi kubis dan wortel Kabupaten Lampung Barat mencapai jumlah 6.133 ton dan 1.658 ton pada tahun 2003 (BPS Lampung, 2005). 4. Kebijakan Pemerintah Daerah
Dalam RPJM Kabupaten Lampung Barat Tahun 2008 - 2012, pembangunan infrastruktuz jalan menjadi salah satu prioritas. Pembangunan infrastruktur jalan merupakan bagian dari Misi ke 5 dalam RPJM Kabupaten Lampung Barat yang berbunyi "Meningkatkan kualitas pelayanan umum, jaringan transportasi dan komunikasi". Misi ke lima dalam W J M Kabupaten Lampung Barat ini dituangkan dalam strategi "Penguatan penyelenggaraan penataan ruang, serta pengembangan prasarana dan sarana wilayah". Program pembangunan dalam pelaksanaan strategi ini antara lain adalah pengembangan kualitas dan kuantitas prasarana wilayah di bidang bina marga. Arahan kegiatan yang akan dilaksanakan pada program ini meliputi :
-
Perencanaan peningkatanfpembangunan jalan dan jembatan
- Peningkatan/pembangunanjalan dan jembatan
- Rehabilitasilpemeliharaanjalan dan jembatan. 5. Tradisi dan Pola Hidup Masyarakat Selain penduduk asli (suku Lampung Pesisir dengan adat Saibatin) yang tinggal di Kabupaten Lampung Barat, terdapat juga penduduk pendatang dari berbagai suku yaitu Jawa, Semendo, Batak, Padang, Sunda, Palembang dan lainlain. Keberagaman suku bangsa yang mendiami wilayah Kabupaten Lampung Barat ini hidup mkun bersama-sama dan saling mendukung dalam berbagai program pembangunan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah. Oleh karena itu Lampung Barat terkenal dengan semboyan Bumi Lampung Baral Beguai Jejama Sai Betik (Bumi Lampung Barat bekeja sama dengan baik). Keberadaan penduduk yang heterogen ini menjadikan pola hidup masyarakat di Kabupaten Lampung Barat sangat terbuka dalam menerima p e ~ b a h a ndan perencanaan proyek-proyek pembangunan fisik @embangunan infrastdc-tur) yang membutuhkan pembebasan lahan dan pengalihan tanah adat untuk kepentingan pembangunan. Kelemahan 1. Kualitas Sumber Daya Manusia
Kualitas sumber daya manusia mempakan salah satu modal pembangunan. Kendala yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat dalam pelaksanaan pembangunan adalah masih rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan sebagian besar masyarakat. Tingkat pendidikan sebagian besar masyarakat di Kabupaten Lampung Barat hanya berpendidikan sekolah dasar. Berdasarkan Data BPS Lampung Barat (2007) Angka Partisipasi Murni (APM)
untuk tingkat SD mencapai 90,1%, APM untuk SLTP 62,3%, sedangkan untuk APM SLTA hanya 355%. Rata-rata lama sekolah penduduk Lampung Barat hanya 7,2 tahun atau setara kelas 1 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Berdasarkan analisis dari BPS menunjukkan bahwa komposisi penduduk menurut tingkat pendidiian yang ditarnatkan memberikan gambaran tentang kualitas sumber daya manusia.
2. Kemampuan Keuangan Daerah Anggaran pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Lampung Barat masih mengandalkan pada sumber keuangan dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah. Sementara sumber dana pernbangunan infrastmktur jalan yang berasal dari kemampuan keuangan daerah sendiri belum ada. Hal ini mengingat kemampuan keuangan daerah yang berasal dari Pendapatan AsIi Daerah (PAD) masih rendah yaitu sekitar Rp 7 milyar. Sehingga belum mampu untuk mendanai kegiatan pembangunan di Kabupaten Lampung Barat. 3. Rawan Beneana
Secara geologi Kabupaten Lampung Barat dilalui oleh Sesar Semangko yang merupakan salah satu sesar utama di Pulau Sumatera. Adanya patahan ini mengakibatkan selurub wilayah Kabupaten Lampung Barat merupakan daerah rawan gempa dan tanah longsor. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Puslitbang Geologi - LIP1 (Bandung) pada Tahun 1994, daerah-daerah yang dilalui oleh sesar aktif ini akan tern bergerak, sehingga akan menimbulkan kerusakan didalam dan diatas permukaan tanah. Pada siklus wadu tertentu, pergeseran ini akan menimbulkan bencana gempa dengan kekuatan yang cukup besar. Siklus gempa dapat diketahui dari sejarah daerah tersebut. Bahaya yang terjadi secara kontinyu akibat pergeseran sesar ini adalah tejadinya longsoran tanah pada lereng-lereng yang relatif terjal. Selain rawan terhadap bencana dam, daerah Lampung Barat mempunyai jenis tanah yang umumnya peka terhadap erosi. Keadaan topografi yang berbukit dan curah hujan yang tinggi mengakibatkan lahan-lahan yang terbuka vegetasinya, menjadi peka terhadap erosi tanah. Kondisi ini menyebabkan pembangunan dan pernelihaman infrastruktur jalan di Kabupaten Lampung Barat menjadi relatif lebih mahal dibandingkan dengan wilayah lain. 4. Kondisi Jaringan Jalan Rusak Berat
Berdasarkan data dari Dinas Pekejaan Umum tahun 2006 kondisi jalan di Kabupaten Lampung Barat berada dalam kondisi
berat sebesar 66% dari
toatal seluruh panjang jalan di Kabupaten Lampung Barat. Besarnya persentase
jalan yang rusak berat di Kabupaten Lampung Barat menyebabkan lambatnya arus mobilitas barang dan jasa, meningkatkan biaya transporfasi dan mengurangi kenyamanan pengguna jalan. 5. Jarhgan Jalan Terbatas
Total panjang jaringan jalan di Kabupaten Lampung Barat pada Tahun 2006 adalah sepanjang 1.176,52 km sementara iuas wilayah Kabupaten Lampung Barat adalah 4.950,4 km2, sehingga densitytkerapatan jalan yang ada di Kabupaten Lampung Barat yaitu 1 krn panjang jalan berbanding 1 km2 luas wilayah. Berdasarkan ha1 tersebut dapat dilihat bahwa keberadaan jaringan jalan di Kabupaten Lampung Barat belurn menjangkau sebagian besar wilayah kabupaten. Kondisi ini menyebabkan masih banyaknya desa-desa di Kabupaten Lampung Barat yang relatif sulit dijangkau dan terisolir. Sementara sebagian besar desa-desa tersebut merupakan sentra-sentra produksi pertanian, perkebunan dan berbagai komoditas hutan budidaya. Sehingga berbagai komoditas pertanian, perkebunan dan kehutanan ini tidak dapat segera diangkut keluar dari daerah sentra produksi untuk menuju pasar di luar wilayah Kabupaten Lampung Barat. 6.1.2 Faktor Eksternal
Beberapa faktor ekstemal yang berpengaruh pada pernbangunan inFrastrktur jalan di Kabupaten Lampung Barat
terdiri dari peluang
(opporfunniries) dan ancaman (threats), Faktor peluang yang berpengaruh meliputi : (1) Adanya RTRW Nasional(2) Perkembangan Teknologi Jalan (3) UU Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan dan PP Nomor 38 Tahun 2004 Tentang jalan (4) Kesepakatan Pengembangan Infra~t~ktIIr Jalan (5) Kondisi Sosial Politik. Faktor ancaman yang mempengaruhi meliputi : (1) Otonomi daerah yang luas (2) Adanya ego daerah (3) Ketidakstabilan ekonomi Makro (4) Isu degradasi Lingkungan (5) Globalisasi ekonomi.
Peluang 1. Adanya RTRW Nasional
Pembangunan infrastruktur jalan di daerah tidak dapat dilepaskan dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional sebagai satu kesatuan perencanaan pembangunan fisik. Dalam RTRW Nasional pembangunan jalan Trans Lintas Barat yang melintasi wilayah Kabupaten Lampung Barat mempakan salah satu prioritas pembangunan jalan dalam skala nasional. Hal ini mengingat jalan Trans Lintas Barat mempakan slah satu urat nadi perhubungan darat di Pulau Sumatera yang menunjang m s pergerakan barang, jasa dan penumpang. Sementara pembangunanfeeder roads Cjalan-jalan penghubung) menuju Trans L i t a s Barat mempakan bagian kewenangan Pemerintah Daerah setempat. Kebijakan pembangunan nasional untuk pembangunan i h M - t u r jalan pada saat ini lebii dititik beratkan pada kawasan pantai barat Sumatera. Hal ini diaksudkan untuk keseimbangan pembangunan mengingat kawasan Pantai Barat Surnatera relatif tertinggal dibandingkan Kawasan Pantai Timur Sumatera. Selain itu pembangunan infrastruktur jalan di kawasan Pantai Barat Sumatera ditujukan untuk mempercepat keluarnya komoditas pertanian, perkebunan, perikanan dan kehutanan ke wilayah Pantai Timur Sumatera yang mempakan koridor nasional menuju jalur perdagangan internasional. 2. Perkembangan Teknologi Jalan
Teknologi pembangunan jalan pada saat ini lebii diarahkan pada kondisi lingkungan sekitar pembangunan jalan dengan memperhatikan berbagai aspek seperti kondisi topografi, geologi, iklim dan lain - lain. Hal ini sangat sesuai mengingat kondisi topografi dan geologi Kabupaten Lampung Barat yang spesifik dan rawan terhadap bencana alam -(banjir, tanah longsor, dan gempa bumi) sehingga rawan terhadap kemsakan infrastruktw jalan sebelum umur rencana pemakaina habis. Untuk meminimalkan kerusakan infrastruktur jalan akibat pengaruh kondisi alam maka mutlak diperlukan teknologi pembangunan infrastmktur jalan yang spesifik dan sesuai untuk Kabupaten Lampung Barat.
2. Kebijakan Nasional Tentang Pembangunan Jalan
Kebijakan
pembangunan
nasional
menempatkan
pembangunan
infrastruktur jalan sebagai salah satu sarana prasarana penunjang utama keberlangsungan proses pembangunan. Peran dan fimgsi jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai peran penting dalam mendukung bidang ekonomi, sosial budaya serta lingkungan. Pemerintah Pusat telah membuat payung hukum tentang jalan untuk mengatur kewenangan pembagian penanganan perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan jalan yang tertuang ddam Undangundang Nomor 38 Tahun 2008 tentang Jalan dan dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2004 tentang Jalan. 3. Pengembangan Infrastruktur Jalan
Kesadaran akan adanya kebutuhan untuk sinkronisasi, keterpaduan, integrasi dan keselarasan pembangunan di wilayah Sumatera telah menghasilkan Nota Kesepakatan Gubemur se-Sumatera pada Fonun Rapat Koordinasi Gubernur se-Sumatera tanggal 12 Oktober 2001. Dalam nota kesepakatan tersebut diantaranya berisi usulan tentang pengembangan sistem jaringan transportasi darat, transportasi laut dan udara. Infrastruktur jalan menjadi prioritas nota kesepakatan ini. Salah satu hasil kesepakatan para Gubemur tersebut adalah pengelolaan jalan lintas barat, lintas tengah, lintas timur dan jalan-jalan yang menghubungkan ketiga lintasan tersebut. 5. Kondisi Sosial Politik
Kondisi sosial politik yang stabil menjadi salah satu faktor pendukung pelaksanaan pembangunan di segala bidang. Kondisi sosial politik yang stabil menjadi salah satu daya tarik bagi investor untuk menanarnkan investasinya di suatu wilayahldaerah. Demikian halnya untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur jalan dibutuhkan kepastian keamanan dan kondisi sosial politik yang stabil. Kondisi sosial politik nasional yang stabil saat ini menjadi salah satu faktor pendorong kegiatan pembangunan di daerah.
1. Otonomi Daerah yang Luas Sejak dikeluarkannya Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengisyaratkan daerah untuk semakin berdaya dan mandiri dalam melaksanakanan pembangunan daerahnya. Namun tidak seluruh daerab mampu melaksanakan pembangunan daerahnya secara mandiri terutama karena terkendala dari segi kemampuan keuangan daerah. Kabupaten Lampung Barat dalam
pelaksanaan
pembangunannya
masih
mengandalkan pembiayaan
pembangunan yang bersumber dari dana perimbangan yang dialokasikan Pemerintah Pusat. Ketergantungan sumber dana dari Pemerintah Pusat ini mengingat kemampuan daerah dalam menghasilkan Pendapatan Asli Daerah sangat rendah. Sehingga otonomi daerah yang luas
dapat menjadi ancaman bagi
Kabupaten Lampung Barat jika masing-masing daerah dituntut untuk dapat membiayai secara mandiri pelaksanaan pembangunan di daerahnya. 2. Adanya ego Daerab
Pada era otonomi daerah, masing-masing Kabupatenkota menjadi terpacu untuk semakin meningkatkan daya saingnya agar dapat menarik investasi untuk memacu perhmbuhan ekonomi di wilayahnya Persaingan ini dapat menyulut konflik yang dapat menimbulkan hambatan pada proses pembangunan. Persaingan antar kabupaten kota dapat memicu ego kedaerahan yang mementingkan kepentingan pembangunan di wilayahnya masing-masing tanpa memperhatikan keterpaduan dan integritas dengan seluruh wilayah sekitarnya. Padahal sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang jalan dan RTRW Nasional pembangunan infra.struktur jaringan jalan merupakan suatu keterpaduan dan integritas dalam rangka perhmbuhan ekonomi seluruh wilayah nasional secara luas.
3. Ketidakstabilan Ekonomi Makro Kestabilan ekonomi makro menjadi salah satu syarat terlaksananya pembangunan di bidang infrastruktur.
Pembangunan infrasttuktw jalan
memerlukan modal investasi yang tinggi sehingga jika kondisi perekonomian makro tidak stabil maka biaya pembangunan infrastruktur jalan akan menjadi lebih mahal. Berbagai komponen pembangunan infrastruktur jalan sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian secara makro. Sebagai contoh harga bahan bangunan untuk jalan akan meningkat jika terjadi inflasi. Ketidakstabilan perekonomian akan menyulitkan perencanaan Pemerintah Daerah dalam menyusun rencana investasi pembangunan jalan yang menelan biaya cukup besar. 4. Isu Degradasi Lingkungan
Kondisi topografi dan geologi Kabupaten Lampung Barat yang rawan terhadap bencana alam banjir, tanah Iongsor dan gempa bumi merupakan ancaman terhadap
pembangunan
intiastruktur
jalan.
Perencanaan
pembangunan
infrastruktur jalan di Kabupaten Lampung Barat h m mempertimbangkan kondisi ini agar pemanfaatan inf?astnktur jalan yang telah dibangun dengan biaya investasi tinggi dapat dimanfaatkan secara optimal sesuai umur rencana. Kabupaten Lampung Barat mempakan kabupaten konservasi diiana wilayahnya sebagian besar mempakan bagian hutan konservasi dari Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Lampung Barat (sekitar 57,14%) mempakan kawasan lindung, dan sekaligus merupakan daerahkawasan resapan air dan paru-pam bagi Provinsi Lampung. Pembangunan infiastruktur jalan selain dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi juga memiliki dampak negatif bagi kawasan disekitarnya terutama pembangunan pada hutan kawasan. Pembangunan jalan dapat membuka akses terhadap eksploitasi Iingkungan secara berlebihan sehingga rnengakibatkan kerusakan alam. 5. Globalisasi Ekonomi
Potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang d i i l i k i Kabupaten Lampung Barat jika tidak memperhatikan kualitas tidak akan mampu bersaing di pasaran pada era perdagangan bebas dan globalisasi ekonomi. Jika keunggulan potensi
SDA ini tidak dapat 'dijual' maka daya tarik bagi pihak luar untuk menginvestaikan dananya (termasuk investasi dalam pembangunan infrastruktur jalan) di Kabupaten Lampung Barat tidak akan tercapai. Untuk mengantisipasi kondisi ini maka potensi sumberdaya alam yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat harus mempunyai keunggulan dari segi kualitas agar mampu bersaing di era globalisasi ekonomi. 6.2 Analisis Lingkungan Internal Dan Eksternal
Dalam tahap masukan ini dilakukan analisis IFE dan analisis EFE yang didasarkan pada hasil identifkasi kekuatan dan kelemahan yang merupakan faktor strategis internal dan eksternal
. Pengisian rnatriks EFE-IFE dilakukan dengan
mernberi bobot dan rating pada setiap faktor eksternal dan internal tersebut. 6.2.1 Evaluasi Faktor Internal
Evaluasi Faktor Internal (IFE) merupakan hasil dari identifikasi faktorfaktor strategis internal Kabupaten Lampung Barat berupa kekuatan dan kelemahan yang berpengaruh terhadap pembangunan infrastruktur jalan. Hasil evaluasi faktor internal berdasarkan jawaban dari responden diperoleh nilai dan bobot dan rating di masing-masing faktor pada kekuatan dan kelemahan. Matriks evaluasi Faktor Internal secara lengkap disajikan pada Tabel 35. Berdasarkan Tabel 35 terlihat bahwa faktor-faktor internal (kekuatan) yang mernpunyai pengaruh atau tingkat kepentingan relatif tertinggi dalam pembmgunan inhtruktur jalan di Kabupaten Lampung Barat adalah (1) Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat (2) Potensi Sumber Daya Alam. Faktor-faktor internal (kelemahan) yang memiliki kepentingan relatif tinggi dalam dalam pembangunan infrasmiktur jalan di Kabupaten Lampung Barat adalah (I) Rawan Bencana (2) Tingginya kerusakan jalan.
Tabel 35. Matriks Evaluasi Faktor Internal W E ) Pembangunan Infrastruktur Jalan di Kabupaten Lampung Barat No A. 1. 2. 3. 4. 5.
Faktor Internal
Bobot
Rating
Skor
Kekuatan Faktor Geografis Keberadaan Jalan Lintas Barat Potensi Sumber Daya Alam Kebijakan Pemerintah Daerah Tradisi dan Pola Hidup Masyarakat
0,100 0,103 0,089 0,114 0,082
3 3 4 4 3
0,300 0,309 0,356 0,456 0,246
B. 1. 2. 3. 4. 5.
Kelemahan Kualitas Sumber Daya Manusia Kemampuan keuangan daerah Rawan Bencana Tigginya kerusakan jalan Jaringan Jalan Terbatas
0,123 0,111 0,094 0,077 0,106
1 1 2 2 1
0,123 0,111 0,188 0,154 0,106
Total
1,000
2,353
Hasil p e ~ g k a tpada evaluasi faktor internal menunjukkan bahwa kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat dan potensi sumber daya alam dalarn pembangunan infkstnrktur jalan
mendapatkan penilaian
peringkat tertinggi dengan nilai peringkat rata-rata 4, artinya bahwa kebijakan pemerintah daerah dan potensi sumberdaya dam pengaruhnya "sangat kuat" dalam pembangunan hfrastruktur jalan di Kabupaten Lampung Barat. Penilaian peringkat pada faktor internal yang menjadi kelemahan dalam pembangunan infrastruktur jalan yang harus menjadi perhatian adalah kualitas sumber daya
manusia, kemampuan keuangan daerah, dan kurangnya jaringan jalan untuk menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Lampung Barat, dengan nilai rating masing-masing sebesar 1 yang artinya ketiga faktor tersebut "sangat lemah". Skor tertimbang yang d i i i l k a n dari matriks evaluasi faktor internal ini menunjukkan skor tertimbang sebesar 2,353 yang menunjukkan bahwa secara internal pembangunan i n h s t n h x jalan di Kabupaten Lampung Barat masih lemah. Secara internal Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat belum memiliki stmtegi yang baik dalam pembangunan infrastruktur jalan.
6.2.2 Evaluasi Faktor Eksternal
Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) merupakan hasil dari identifikasi faktorfaktor strategis ekstemal Kabupaten Lampung Barat berupa peluang dan ancaman yang berpengamh terhadap pembangunan infrastruktur jalan. Hasil evaluasi faktor eksternal berdasarkan jawaban dari responden diperoleh nilai dan bobot dan rating di masing-masing faktor pada peluang dan ancaman. Matriks evaluasi Faktor Eksternal secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 35. Tabel 36. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) Pembangunan Infmstruktur Jalan di Kabupaten Lampung Barat No A 1. 2. 3. 4. 5. B. 1. 2.
3. 4.
5.
Faktor Ekstemal Peluang Adanya RTRW Nasional Perkembangan teknologi Pembangunan jalan Kebijakan Nasional tentang Pembangunan Jalan Pengembangan Infrastruktur Jalan Kondisi Sosial PoIitik Ancaman Otonomi daerah yang luas Adanya ego daerah Ketidakstabilan ekonomi makro Isu degradasi lingkungan Globalisasi ekonomi Total
Bobot
Rating
Skor
0,1197 0,1073
4 3
0,4788 0,3219
0,1200
4
0,4800
0,1045 0,0576
3 3
0,3135 0,1728
0,1127 0,0844 0,0598 0,1397 0,0943
1 1 2 2 1
0,1127 0,0844 0,1196 0,2794 0,0943
1,000
2,4574
Berdasarkan Tabel di atas terlihat bahwa faktor-faktor ekstemal (peluang) yang mempunyai pengaruh atau tingkat kepentingan relatif tertinggi dalam pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Lampung Barat adalah (1) Kebijakan Nasional tentang Pembangunan Jalan dan
(2) Adanya RTRW
Nasional. Faktor-faktor ekstemal (ancaman) yang memiliki kepentingan relatif tinggi dalam dalam pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Lampung Barat adalah (1) Isu degradasi lingkungan dan (2) Ketidakstabilan ekonomi makro Hasil peringkat pada evaluasi faktor eksternal menunjukkan bahwa adanya
RTRW Nasional dan Undang-undang serta Peraturan Pemerintah tentang Jalan mendapatkan penilaian peringkat tertinggi dengan nilai peringkat rata-rata 4, artinya bahwa adanya payung hukum secara nasiond dalam pelaksanaan pembangunan infmtruktur jalan mempunyai peluang "sangat tingg? sebagai landasan dalam pembangunan infiastruktur jalan di Kabupaten Lampung Barat. Penilaian peringkat pada
faktor ekstemal yang menjadi ancaman dalam
pembangunan hfkastruk3ur jalan yang hams menjadi perhatian utarna adalah ketidakstabilan ekonomi makro dan isu degradasi lingkungan dengan nilai rating masing-masing sebesar 2 yang artinya kedua faktor tersebut memberikan ancaman yang "tinggi". Matriks evaluasi Faktor Ekstemal menghasilkan skor tertimbang sebesar 2,4574, yang menunjukkan bahwa respon Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat terhadap faktor-faktor ekstemal baik peluang maupun ancaman masih kurang baik yakni di bawah rata-rata 2,50. 6.3 Penentuan Prioritas Grand Strategi Grand strategi pembangunan infrastruktur jalan dan pemnannya terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Barat ditunjukan oleh Gambar 4. Kerangka kerja empat kuadran ini mengindiiasikan apakah strategi yang cocok adalah strategi yang agresif, konsewatif, defensif, atau kompetitif. Berdasarkan matriks IFE, skor untuk kekuatan adalah 1,67 sedangkan skor
untuk kelemahan adalah 0,68 sehingga selisih antara keduanya bemilai 0,99. Nilai tersebut pada gnr?d strategi ditempatkan pada sumbu X. Selanjutnya selisih antara nilai peluang dan niiai ancaman bemilai 1,08 yang kemudian ditempatkan pada sumbu Y. Perpotongan antara sumbu X dan Y tersebut berada di kuadran I, dengan tipe strategi Agressive. Berdasarkan analisis tersebut maka profil strategi yang muncul adalah strategi S-0, yaitu strategi yang bertujuan untuk menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada.
0 Agressive
Conservative 1,77
W
S -0,68
-0,69
Diversive
Defensive
T
Gambar 5 : Grand Strategi Pembangunan infrastruktur Jalan
6.4 Perurnusan Strategi
Tahap selanjutnya dalarn penyusunan strategi pembangunan inhastruktur jalan adalah perumusan strategi dengan teknik matriks SWOT. Analisis SWOT ini digunakan dengan menggabung antara faktor internal (kelemahan dan kekuatan) dengan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Hal ini dimaksudkan untuk menentukan strategi yang Iayak dalam Pembnaguna infrastruktur jalan di Kabupaten Lampung Barat. Dari hasil anaiisis SWOT diperoleh 13 strategi alternatif dalam pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Lampung Barat. Matriks SWOT tersebut dapat dilihat pada Tabel 36.
63.1 Strategi S - 0
Strategi S-0 merupakan penggabungan antara faktor internal kekuatan dengan faktor eksternal peluang dengan cara memanfaatkan peluang dengan menggunakan kekuatan. Strategi ini juga disebut sebagai strategi agresif. Strategi S-0 dalam pembangunan infrastmktur jalan ini adalah sebagai berikut : 1. Strategi kebijakan pemerintah daerah dalam pemban-wan infrasbuktur jalan
di Kabupaten Lampung Barat untuk mendapatkan peningkatan alokasi dana pembangunan infrastmktur jalan dari Pemerintah Pusat. Altematif strategi ini dirumuskan mengingat posisi geogafis Kabupaten Lampung Barat dan sebagai kabupaten konservasi yang memiliki nilai penting bagi kelestarian liigkungan hidup di Provinsi Lampung dan secara nasional. Pengelolaan Iahan di Kabupaten Lampung Barat tidak boleh n~elebihi30% dari keseluruhan wilayah. Dengan demikian kemampuan daerah untuk mengeksploitasi sumber-sumber dana dari kemampuan keuangan daerah sendiri menjadi semakin terbatas. Di satu sisi kebutuhan pembangunan infiastruktur jalan sebagai salah satu modal penumpu pertumbuhan ekonomi dan kepentingan mobilitas masyarakat terus mendesak untuk dipenuhi. Kebutuhan investasi untuk pembangunan inffastruktur jalan ini membutuhkan dana yang sangat besar. Strategi ini dirumuskan dengan menggunakan unsur kekuatan posisi geografis Kabupaten Lampung Barat, pottensi sumber daya dam, adanya Trans Lintas Barat yang melalui wilayah Kabupaten Lampung Barat dan kebijakan Pemerintah Daerah dalam pembangunan infrastruktur jalan dengan memanfaatkan peluang adanya Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2004 tentang Jalan. Dalam Undang-undang dan Peraturan Pemerintah tersebut mengamanatkan pada Pemerintah Pusat untuk turut mendanai pembangunan infrastruktur jalan pada daerah-daerah yang tidak mampu mendanai pembangunan infrastruktur jalannya sebesar 20% dari total anggaran AF'BD.
2. Optimalisasi alokasi AF'BD untuk pembangunan jalan di Kabupaten Lampung Barat.
Optimaiisasi alokasi APBD ini dimaksudkan untuk meminimalkan ketidakefisienan penggunaan anggaran pembangunan jalan sehingga tujuan pembangunan infrastruktur jalan yang telah menelan biaya besar dapat tercapai dan dapat dimanfaatkan sebesar-besamya untuk kepentingan masyarakat. Alternatif strategi ini dirumuskan dengan menggunakan unsur kekuatan Kebijakan
Pemerintah
Daerah
Kabupaten
Lampung
Barat
untuk
memanfaatkan peluang adanya RTRW Nasional dan Undang-undang serta Peraturan Pemerintah tentang Jalan. 3. Melibatkan 1 memberdayakan masyarakat dalam pembangunan dan
pemeliharaan infrastrukturjalan. Alternatif strategi ini dirumuskan dengan menggunakan kekuatan tradisi dan pola hidup masyarakat dan kebijakan pemerintah daerah dengan memanfaatkan peluang teknologi perkembangan jalan dan kondisi sosial politik. 4. Penguatan kegiatan promosi potensi SDA
Penguatan kegiatan promosi potensi SDA Kabupaten Lampung Barat ini bertujuan untuk menarik minat investor menanamkan investasinya di Kabupaten Lampung Barat terutama pada sektor pariwisata. Diharapkan dengan adanya investasi di bidang pariwisata dari pihak swasta dapat menjadi sarana kejasama dalam pembangunan infrastruktur jalan terutama jalan-jalan kabupaten untuk menuju lokasi-lokasi pariwisata. Dalam RTRW Nasional Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kawasan konservasi alam yang memiliki keberagaman biodiversiti yang hams dilestarikan karena merupakan salah satu warisan dunia. Selain itu keberadaan hutan lindung pada kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang menipakan salah satu paru-paru dunia. Keunggulan ini dapat dimanfatkan sebagai ajang ekowisata dan pusat penelitian cagar dam berskala internasional. Alternatif strategi ini dirumuskan dengan menggunakan kekuatan kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat, potensi sumber daya alam, tradisi dan pola hidup masyarakat dengan memanfaatkan peluang
adanya RTRW Nasional dan Undang-undang serta Peraturan Pemerintah tentang Jalan. 6.3.2 Strategi W - 0
Strategi W-0 mempakan strategi yang dirumuskan dengan meminimalkan faktor internal kelemahan dipadukan dengan memanfaatkan faktor ekstemal (peluang) dengan altematif strategi sebagai berikut :
1. Penguatan kualitas SDM yang terkait langsung dengan pembangunan infrastrukturjalan. Altematif starategi ini d i u s k a n untuk meminimalkan kelemahan kualitas SDM, dan kemampuan keuangan daerah dengan memanfaatkan peluang adanya Undang-undang dan Peraturan Pemerintah tentang Jalan serta kondisi sosial politik. 2. Optimalisasi pemanfaatan teknologi pembangunan jalan
Altematif strategi ini dirumuskan untuk meminimalkan kelemahan kondisi topografi dan geografi Kabupaten Lampung Barat, banyaknya jalan dalam kondisi msak dan jaringan jalan belum menjangkau seluruh wilayah kabupaten
dengan
memanfaatkan peluang
perkembangan teknologi
pembangunan jalan, Undang- undang dan Peraturan Pemerintah tentang Jalan dan RTRW Nasional.
3. Membangun kernitraan dengan pihak swasta dalam 'cost sharing" pembangunan infrastrukturjalan. Pembangunan infiastruktur jalan membutuhkan biaya investasi yang cukup tinggi sementara kemapuan keuangan daerah sangat terbatas. Dari keseluruhan luas wilayah yang dapat dieksploitasi untuk kepentingan ekonomi terdapat lahan-lahan yang telah dianfaatkan untuk perkebunan kelapa sawit, perkebunan kopi dan lain-lain untuk keperluan bahan baku industri di luar Kabupaten Lampung Barat. Sebagian jalan menuju perkebunan berskala besar tersebut me~pk3kanbagian dari jaringan jalan kabupaten dimana pembiyaan pembangunan dan pemelihammnya menjadi beban APBD Kabupaten Lampung Barat. Oleh karena itu perlu penjajagan oleh P e m e ~ t a hKabupaten Lampung Barat untuk melakukan cost sharing dengan pihak swasta
(perkebunan kelapa sawit dan kopi) untuk membantu pembiayaan pemeliharaan jalan - jalan kabupaten yang dilalui oleh kendaraan pengangkut hasil perkebunan tersebut. Alternatif strategi ini dirumuskan untuk meminirnalkan unsur kelemahan kemampuan keuangan daerah, untuk memanfaatkan peluang kondisi sosial politik dan adnaya RTRW Nasional. 6.3.3 Strategi S - T
Strategi S -T merupakan penggabungan atau pencocokan atara faktor internal (kekuatan) dengan faktor eksternal (ancaman) dengan cara menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman dengan alternatif strategi sebagai berikut : 1. Meningkatkan forum kejasama antar Pemerintah Daerah sekitar Kabupaten Lampung Barat dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastmktur jalan terutama dikawasan-kawasan perbatasan. Alternatif strategi ini dimmuskan dengan menggunakan kekuatan kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat dalam pembangunan jalan, posisi geografis, potensi SDA, keberadaan Trans Lintas Barat yang melintasi wilayah Kabupaten Lampung Barat untuk mengatasi ancaman ego daerah dan otonomi daerah yang luas.
2. Penguatan sistem informasi dalam rangka penyebarluasan informasi keunggulan posisi geografis dan keunggulan potensi SDA Kabupaten Lampung Barat. Alternatif strategi ini dimmuskan dengan menggunakan kekuatan kebijakan pemerintah daerah, potensi SDA, posisi geografis untuk mengatasi ancaman isu degradasi lingkungan, ego daerah dan globalisasi ekonomi. 6.3.4 Strategi W - T
Strategi W
-
T ini merupakan penggabungan antara faktor internal
kelemahan dengan faktor eksternal berupa ancaman dengan cara meminimalkan kelemahan untuk rnenghindari ancaman, rumusan alternatif strategi ini sebagai berikut :
1. Peningkatan teknologi informasi di bidang infrastruktur jalan di Kabupaten Lampung Barat sebagai bahan referensi perencanaan pembangunan jalan dimasa yang akan datang. Altematif strategi ini dinunuskan untuk meminimakan unsw kelemahan kondisi topografi dan geologi, tingginya kerusakan jalan, jaringan jalan yang ada kurang menjangkau seluruh wilayah kabupaten untuk mengatasi ancaman otonomi daerah yang has, isu degradasi lingkungan dan ketidakstabilan ekonomi makro.
2. Penyusunan RF'JF' Pembangunan Jalan di Kabupaten Lampung Barat yang memperhatikan kelestarian lingkungan. Altematif strategi dinunuskan untuk meminimalkan unsw kelemahan kondisi topografl dan geologi untuk menghindari ancaman isu degradasi lingkungan.
6.5 Penentuan Prioritas Strategi Penentuan prioritas strategi merupakan tahap selanjutnya dari perumusan strategi dengan menggunakan analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Analisis ini ditujukan untuk menentukan prioritas strategi pembangunan infrastrukturjalan di Kabupaten Lampung Barat. Analisis QSPM dilakukan dengan cara memberikan nilai kemenarikan relatif (Attractive Score
=
AS) pada masing-masing faktor internal maupun
ekstemal. Strategi yang mempunyai total nilai kemenarikan relatif
(Total
Attractive Score=TAS) yang tertinggi merupakan prioritas strategi. Setelah dilakukan perhitungan nilai TAS seperti pada Lampiran. maka diperoleh hasil QSPM seperti disajikan pada Tabel 38.
Tabel 37. Matriks SWOT dalam Penunusan Strategi Pembangunan Infrastruktur Jalan di Kabupaten Lampung Barat FAKTOR MTERNAL
FAKTOR EKTERNAL PELUANG ( 0 ) 0 1 =Adanya RTRW Nasianal 0 2 = Pcrkembangan leknologi jalan 03=UUNo.38ThZWQ tentang jalan 04 = Knepak* Bupati dan Gubcrnur 0 5 = Kondisi sosial polilik nasional
ANCAMAN (T) TI = Otonomi dacmh yang luas T2 = Adanya ego daemh T? = Ketidakslabilan ckonomi mako T4 = Isu degradmi lingkungan T5 = Globalisasi ekonomi
KEKUATAN (S)
KELEMAHAN (W)
SI = Posisi geografis S2 = Keberadm Trans Lintm Barat S3 = Potensi SDA d m mnupalian kabupatcn konservasi S4 = Kebijakan Pemda S5 = Tradisi dan pola hidup masyamkat Kabupaten Lvnpung B m I STRATEGI S - 0 A. Prioritas sirategi Kebijakan Pemda unluk rncndapalkan peningkatan alakasi dana pembangunan i n f i t r u i m r jalan dari pcmcrinoh pusat (SI, S2,S3,S4 01.03) B. Optimalisasi alokasi APBD untuk pembangunan jalan di Kabupatcn Lampung Barat (S4.OL.03) C. Melibatkdmcmberdaynkan masyanl;at dalam pembangunan d m pemelihamax infastruklurjalan (S4,SS,01,03,05) D. P e n g u w k c g i m pramosi potensi SDA untuk mcnarik minat investor berinvalasi di Kabupaten Lampung Barat. (S3,S4,S5,01,03)
WI = Kualilas SDM W2 = Rawan Bcncana W3 = Kcmampuan keuangan dacmll W4 =Tingginya Kcrusakan Jalan. WS =Tcrbalasnya Jaringan jalan
STRATEGI W - 0 A. Pcngualan klralilas SDM yang terkait langsung dengan pembangunan infrartruMur jalan (W1,W3,01,03,05) B. Optimalisasipemanfaatm tcknologi pembangunan jalan untuk mcnekan biaya pembanpun dan pemeliharmjnlan (W2,W3,02,03) C. Menjalin kcmiman dengan pihak swasla dalam 'cost sharing' pendanann pcmbangunan dan pemcliharaan infitruktur jalan (W2,W3,W4.W5,02,03,05) STRATEGI W - T STRATEGI S - T RPJP A Penguatan sistcm infomasi dalam rangka A Penyusunan Pembangunan jalan di kcmudahan aka penycbariuasan Knbupaten Lampung Baral informasi tcntang keunggulan potensi yang memperhalikan aswk SDA Kabupaten Lampung Barat terhadap kclcslarian lingkungnn (W2, wilayah sckifar(S1, S2, S3,S4,TI,TZ,T4). W4,W5, TI ,TZ,T4). B. Meningkalkan forum kejasama anfar tcknologi Pemerintah Daerah sckitv Kabupatcn B. Peningkatm informasi di bidang Lampung B m dalam pembangunan dan infrasvuktur jalan di pemeliharaan infmtrukmr jalan termma Kabupaten Lampung Barat dikawasan - kawasan perbatasan. scbagai bahan rcferensi (SI,S2,S3,,S4,TI,R,T5) pembangunan jalan dari rnasyarakat yang &an d a b g (W2,W4,WS.T3,TS).
Tabel 38. No 1
2 3
4 5
6 7
8
9
10
11
Hasil Analisis QSPM Dalam Perurnusan Strategi Pembansnan Infrastruktur Jalan di Kabupaten Lampung Barat
Alternatif Strategi Kebijakan Pemda dalam pembangunan infrastruktur jalan untdc mendapatkan peningkatan alokasi dana pembangunan infrastruktur jalan dari Pemerintah Pusat. Optimalisasi alokasi APBD untuk pembangunan jalan . Melibatkan / memberdayakan masyarakat dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur jalan. Penguatan kegiatan promosi potensi SDA Penguatan kualitas SDM yang terkait langsung dengan pembangunan infrastruktw jalan. Optimalisasi pemanfaatan teknologi pembangunan jalan Membangun kemitraan dengan pihak swasta dalam 'cost sharing" pembangunan infrastruktur jalan. Meningkatkan forum kerjasama antar Pemerintah Daerah sekitar Kabupaten Lampung Barat dalam pembangunan dan pemeliharaan infiastruktur jalan terutama dikawasan-kawasan perbatasan. Penguatan sistem infomasi dalam rangka penyebarluasan informasi keunggulan posisi geografis dan keunggulan potensi SDA Kabupaten Lampung Barat. Peningkatan teknologi informasi di bidang infrastruktur jalan di Kabupaten Lampung Barat sebagai bahan referensi perencanaan pembangunan jalan dimasa yang akan datang. Penyusunan RPJP Pembangunan Jalan di Kabupaten Lampung Barat yang memperhatikan kelestarian
Nilai TAS
Prioritas
7,200
1
7,019
3
6,535
4
7,170 5,241
2 I1
6,004
7
5,994
8
5,938
9
6,202
5
5,648
10
6,118
6
VII. PERANCANGAN PROGRAM Untuk memperoleh rumusan program dalam pembangunan infmstruktur jalan di Kabupaten Lampung Barat maka dilakukan wawancara dengan sejumlah individu dan pejabat daerah yang terkait dengan pembangunan infrastruktur jalan. Dari hasil wawancara tersebut maka diperoleh rumusan program pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Lampung Barat sebagai berikut : 1.
Prioritas strategi kebijakan pemerintah daerah dalam pembangunan infmstruktur jalan
unruk
mendapatkan
peningkatan
alokasi
dana
pembangunan infrastruktur jalan dari pemerintah pusat. Stmtegi ini berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi antara panjang jalan total terhadap PDRB total, PDRB pertanian, PDRB kehutanan, dan analisis regresi antara panjang jalan aspal, kerikil, tanah terhadap PDRB total, PDRB pertanian, PDRB kehutanan. Hasil yang diperoleh bahwa penambahan panjang jalan dan kondisi jalan aspal berpengaruh signifikan terhadap perekonomian Kabupaten Lampung Barat. Dirumuskan pro,qm
sebagai
berikut : PembangunanlPeningkatan panjang jalan di Kabupaten Lampung Barat guna menunjang aksesbilitas tranportasi, sehingga hasil produk pertanian atau kehutanan dapat meningkatkan perekonomian Kabupaten Lampung Barat. Peningkatan kondisi jalan kerikil menjadi jalan aspal atau kondisi jalan tanah menjadi jalan aspal, berdasarkan perhitungan regresi yang berpengaruh terhadap PDRB total Kabupaten Lampung Barat. Menyusun RF'JM pembangunan jalan Kabupaten Lampung Barat. Membuat Detail Engineering Design pembangunan jalan di Kabupaten Lampung Barat. Melakukan kajian dan evaluasi kelayakan pembangunan mas-mas jalan baru terhadap kondisi perekonomian masyarakat sekitar. 2.
Penguatan kegiatan promosi potensi SDA untuk menarik minat investor berinvestasi di Kabupaten Lampung Barat. Strategi ini
dipakai untuk
mendukung bahwa Kabupaten Lampung Barat memiliki potensi sumber daya alam bertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, pariwisata) yang belum dimanfaatkan secara optimal. Dirumuskan program sebagai berikut : e
Mengikuti pameran-pameran potensi pertanian, perikanan, kehutanan dan pariwisata pada even-even tingkat nasional. Penyebaran leaflet dan iklan potensi pertanian, perikanan, kehutanan dan pariwisata.
3.
Optirnalisasi alokasi APBD untuk pernbangunan jalan di Kabupaten Lampung Barat. Strategi ini digunakan untuk mendukung hasil perhitungan analisis regresi panjang jalan dan kondisi jalan aspal yang berpengaruh signifikan terl~adapperekonomian Kabupaten Lampung Barat. Dirumuskan program sebagai berikut : Peningkatan kualitas pelaksanaan pembangunan dan peningkatan kondisi jalan di Kabupaten Lampung Barat. Peningkatan efektivitas pengawasan pada proyek-proyek pembangunan dan peningkatan jalan di Kabupaten Lampung Barat. Peningkatan kualitas seleksi
pada
proses
tenderllelang proyek
pembangunan dan peningkatan jalan. 4.
Melibatkanlmernberdayakan
masyarakat
dalam
pembangunan
dm
pemeliharaan infiastruktur jalan. Strategi ini digunakan untuk mendukung hasil perhitungan analisis regresi, untuk mengkaji perencanaan penambahan panjang jdan atau peningkatan kondisi jalan aspal. Dinunuskm program sebagai berikut : Inventarisasi kebutuhan masyarakat terhadap pembangunan infrastruktur jalan. Sosialisasi dan penyuluhan pada masyarakat menumbuhkan kesadaran untuk secara bersama-sama mernelihara jalan yang telah dibangun.
Tabel 39 : Prioritas Strategi dan Perancangan Program Pembangunan Infrastruktur Jalan
PROGRAM
pemerintah daerah dalam pembangunan infrastruktur jalan untuk mendapatkan peningkatan alokasi dana pembangunan infrastruktur jalan dari pemerintah pusat
KEGIATAN
alan tanah menjadi jalan
Design pembangunan jalan
rencana yang detail sesuai dengan kondisi alanl Lampung Barat
u> m
Melibatkanlmemberdayaka n masyarakat dalanl pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur jalan
Inventarisasi kebutuhan masyarakat terhadap pembangunan infrastruktur jalall
Musyawarah pembangunan kabupaten
Sosialisasi dan penyuluhan pada masyarakat illenumbuhkan kesadaran
Sosialisasi dan penyuluhan