Pertemuan Nasional Mahasiswa ilmu Hubungan Internasional se-Indonesia XXV
Tema: “Upholding the Pledge: Nationalism in Indonesian Foreign Policy”
Proposal disampaikan oleh Departemen Ilmu Hubungan Internasional FISIP UI Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional UI Universitas Indonesia 2013
Pertemuan Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia XXV PNMHII XXV Tema: “Upholding the Pledge: Nationalism in Indonesian Foreign Policy” Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang sangat unik dengan keragamannya. Sekitar 200 juta penduduk Indonesia dengan latar belakang etnis, budaya, dan agama bersatu di bawah payung Pancasila. Sampai saat ini yang menjadi dasar dari bersatunya masyarakat tersebut adalah nasionalisme atau rasa mencinta bangsa dan negara Indonesia, sehingga nasionalisme benar-benar harus dipastikan tertanam di setiap individu bangsa Indonesia Pemuda pemudi Indonesia adalah generasi penerus bangsa yang memiliki peranan besar dalam persatuan Republik Indonesia. Menurut Bappenas, pada tahun 2013 terdapat kurang lebih 62 juta pemuda di Indonesia. Jumlah yang besar ini dapat menjadi modal yang sangat berharga bagi bangsa dan negara Indonesia.. Nasionalisme haruslah ditanamkan secara merata agar seluruh pemuda Indonesia menyadari akan pentingnya kesatuan dari Republik Indonesia. Namun demikian, penanaman nasionalisme kepada pemuda Indonesia mengalami berbagai kendala. Salah satunya adalah tidak meratanya kualitas pendidikan yang didapatkan antar satu daerah dengan daerah lainnya dan kurangnya wadah non formal yang dapat menjadi bagian komplementer pendidikan Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan suat forum konsolidasi dan silaturahmi mahasiswa dalam skala nasional dimana dengan keberadaannya para generasi muda dapat berinteraksi sekaligus bertukar ide dan pikiran untuk saling menumbuhkan rasa nasionalisme, agar jika ada perbedaan diantara mahasiswa dapat disatukan PNMHII yang diprakarsai oleh 8 universitas pada tahun 1989 secara konsisten sudah menjadi forum akbar bagi pemuda Indonesia khususnya mahasiswa hubungan internasional. Pada tahun ini, PNMHII akan menapaki penyelenggaraannya yang ke dua puluh lima kali dengan cakupan peserta yang lebih luas dan diskusi yang lebih mendalam. Isu yang dibahas dalam acara PNMHII yaitu pembangunan nasionalisme pemuda diharapkan dapat berkontribusi dalam keberlangsungan penanaman jiwa nasionalisme sebagai dasar persatuan Indonesia. Latar Belakang dan Analisis Masalah A. Latar Belakang PNMHII atau Pertemuan Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia merupakan forum diskusi mahasiswa jurusan Ilmu Hubungan Internasional yang setiap tahunnya melibatkan sekitar 300 mahasiswa dari 40 Universitas se-Indonesia.
1
Pada tahun ini, PNMHII akan kembali diadakan & bertempat di Jakarta, dengan Universitas Indonesia sebagai tuan rumah. PNMHII yang diadakan di tahun 2013 ini akan menjadi PNMHII yang ke-25 kalinya diselenggarakan oleh para mahasiswa Hubungan Internasional di berbagai penjuru Indonesia. Dengan ini, PNMHII menjadi satu dari sedikit pertemuan nasional mahasiswa suatu jurusan yang telah berdiri selama 25 tahun. Dalam pertemuan ini para mahasiswa akan terus memperkuat silaturahminya dan bertukar pikiran dalam rangka pertukaran ilmu antara mahasiswa Hubungan Internasional. Lebih jauh daripada itu, PNMHII bertujuan untuk memberikan kontribusi terhadap negara ini, dengan semangat kepemudaan mahasiswa. Sebagai penerus bangsa, peran yang paling utama adalah membuka mata terhadap permasalahan sosial yang terjadi di dalam lingkungan sekitar dan berani menyuarakan masalah tersebut agar semakin banyak masyarakat yang sadar akan adanya permasalahan tersebut dan bersama-sama menemukan solusi. Dengan latar belakang tersebut, pada tahun ini PNMHII mengangkat tema besar: “Upholding the Pledge: Nationalism in Indonesian Foreign Policy”. Pemilihan tema tersebut dilatarbelakangi dengan adanya semangat mahasiwa Hubungan Internasional untuk menjadikan Politik Luar Negeri Indonesia sebagai instrumen yang mendukung pembangunan Indonesia dengan menggunakan nasionalisme sebagai dasarnya. Hal - hal tersebut akan menjadi intisari diskusi sekitar 300 mahasiswa Hubungan Internasional yang akan berkumpul di Jakarta dalam sejumlah rangkaian acara yang mumpuni dengan harapan forum ini dapat didengargaungnya di seluruh Indonesia. Sebagai tujuan utama dari diskusi yang diadakan, diharapkan solusi pun dapat muncul dengan pembahasan bagaimana pemuda di Indonesia menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut. B. Analisis Masalah Mahasiswa sebagai pemuda yang akan memperjuangkan Indonesia di masa depan haruslah benar-benar dipersiapkan dengan penanaman nasionalisme dalam jiwa masing-masing. Penghayatan terhadap nasionalisme dengan demikian merupakan prasayarat bagi terwujudnya ketahanan negara dan kohesivitas sosial kehidupan berbangsa. Namun demikian, sentralnya peran nasionalisme belum terinternalisasi di dalam diri setiap warga negara Indonesia, terutama pemuda, seiring dengan minimnya konstruksi gambaran sosiopolitik pemuda terhadap rasa kebangsaan dan partisipasi dalam mengaspirasikan pandangan atas permasalahan berbangsa dan bernegara. Kerjasama dan persatuan antar mahasiswa di Indonesia haruslah diperkuat. Mahasiswa sekarang haruslah memiliki kemampuan yang kompeten dalam memberikan pendapat,
2
bernegosiasi, dan juga berdiplomasi. Kemampuan untuk menganalisa masalah dan memberikan solusi pun sangatlah dibutuhkan. Mahasiswa pun harus dipersenjatai dengan pengetahuan-pengetahuan mengenai isu-isu permasalahan yang sedang dihadapi oleh Indonesia sehingga kedepannya mahsiswa mengetahui solusi dari masalah-masalah tersebut dan tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang sama kedepannya. Kenyataannya, dapat dikatakan pendidikan di Indonesia belum setara dari Sabang sampai dengan Merauke, hal tersebut membuat tidak semua mahasiswa se-Indonesia memiliki kemampuan yang setara dan hal itu menjadi dilema dimana semua mahasiswa dari berbagai penjuru Indonesia akan bersama-sama menjadi tulang punggung Indonesia di masa depan. Di sisi lain, melihat apa yang terjadi pada lanskap lingkungan internasional, perkembangangan kontur lingkungan internasional mengimplikasikan adanya perubahan tatanan internasional yang perlu direspon dengan segenap pertimbangan. Di antara pertimbangan-pertimbangan tersebut, nasionalisme semestinya dapat menjadi acuan, dalam konteks untuk mewujudkan ketahanan negara dan meningkatkan daya saing komparatif negara pada lingkungan internasional. Dengan menilik segenap perubahan yang telah terjadi dalam lingkungan internasional, secara umum menjadi suatu urgensi bagi Indonesia untuk merefleksikan kembali kebijakan luar negerinya dalam menemukan kembali bentuk penghayatan dan pengejawantahannya terhadap situasi terkini. Secara khusus, hal ini menjadi suatu kesempatan bagi pemuda untuk berpartisipasi dalam usaha menemukan kembali bentuk penghayatan dan pengejawantahan kebijakan luar negeri Indonesia tersebut sebagai bagian dari internalisasi nasionalisme. Dengan segala permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa seperti mahasiswa yang terlalu fokus perkuliahan di dalam kelas dan kurang fokus terhadap bagaimana cara mengaplikasikannya, silaturahmi dan pertukaran informasi antar mahasiswa se-Indonesia pun terabaikan. Setiap harinya, mahasiswa berkutat pada pelajaran dan tugas-tugas yang ia peroleh di kelas. Mahasiswa sebagai pemimpin masa depan haruslah memiliki ide yang orisinil dan dapat mempresentasikan idenya dengan sikap yang sangat meyakinkan agar ide mereka didengar. Negosiasi, diplomasi, dan penyuaraan akan isu tertentu seharusnya bukan hanya milik para pemangku jabatan, tetapi milik semua orang, termasuk mahasiswa. Solidaritas antar mahasiswa sebagai pemuda penerus bangsa pun harus kuat, sehingga silaturahmi dan pertukaran inforamasi antar mahasiswa dalam bidang yang positif seperti dalam bidang akademis dalam levelnya sebagai mahasiswa pun haruslah dipenuhi. Melengkapi mahasiswa-mahasiswa dengan hal-hal tersebut akan membuat mahasiswa siap menjadi penerus bangsa. Hal tersebut pun menjadi langkah efektif bagi mahasiswa Indonesia untuk menjadi suara rakyat yang kompeten dan agen perubahan.
3
Solusi Permasalahan Permasalahan yang kita hadapi, yang telah dielaborasi di bagian sebelumnya, harus diselesaikan dengan program yang akurat, proses pembelajaran mahasiswa hubungan internasional dengan fokus pertukaran informasi dan pengetahuan yang sesuai dengan ilmu hubungan internasional, penambahan pengetahuan yang komprehensif dari ahli akan ilmu hubungan internasional, meningkatkan kemampuan bernegosiasi dan berdiplomasi, dan juga penanaman akan persatuan dan nasionalisme sebagai dasar bagi mereka untuk meneruskan bangsa ini ke depannya. Pertemuan Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional seIndonesia (PNMHII) dapat menjadi jalan terbaik untuk menghadapi masalah tersebut, dimana acara merupakan tempat bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan mereka berbicara, pemahaman isu, mengenali situasi dan kondisi, mengembangkan kedewasaan dan meningkatkan nasionalisme setiap partisipan.
A. Deskripsi Program yang Diusulkan PNMHII yang akan diselenggarakan oleh Universitas Indonesia ini adalah acara yang sudah berjalan selama hampir 25 tahun. Sebelumnya, acara ini diselenggarakan di berbagai Universitas lainnya, seperti tahun lalu diselenggarakan di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan tahun sebelumnya di Universitas Paramadina. Tahun ini PNMHII akan diselenggarakan di akhir bulan November. PNMHII sendiri secara garis besar merupakan forum akademik mahasiswa hubungan internasional sekaligus forum silaturahmi antar mahasiswa hubungan internasional di Indonesia. Di dalam acara ini, setiap mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini akan didorong untuk membangun kompetensinya sebagai mahasiswa seperti melakukan penelitian, menulis, public speaking, menyelesaikan masalah, membangun konsensus, resolusi konflik, dan juga bekerjasama dengan mahasiswa lainnya. Acara ini juga akan menyediakan sesi bagi para mahasiswa untuk menyuarakan pendapatnya tentang isu yang akan dibicarakan terhadap pihak terkait, sehingga acara ini pun akan membuat mahasiswa berperan aktif terhadap Indonesia. Demgan membawa nama besar Universitas Indonesia, acara PNMHII yang ke 25 ini akan dibentuk sedemikian rupa sehingga tujuan-tujuan yang dicapai seperti yang telah disebutkan dalam bagian-bagian sebelumnya dapat tercapai. Secara substansial, tema acara ini
4
”Upholding the Pledge: Nationalism in Indonesian Foreign Policy” akan diejawantahkan ke dalam tiga pilar utama, yakni
v National Integrity (Integritas Nasional) Pada bagian pilar politik-keamanan (national integrity), topik yang di angkat adalah permasalahan Papua, permasalahan keamanan maritim, dan industri pertahanan nasional. Dalam konteks situasi terkini, ketiga bahasan tersebut merupakan bahasan utama dalam kajian keamanan nasional yang mendasarkan diri pada refleksi terhadap keadaan domestik yang menjadi key mark dalam pengambilan kebijakan politikkeamanan Indonesia. Tinjauan geopolitik dan implikasi politik bagi pengambilan sikap di Papua menjadi salah satu isu kunci yang bukan hanya akan menjadi prekursor bagi penanganan kasus-kasus serupa di Indonesia, melainkan juga bagi potensi masuknya kontestasi kekuatan asing di Indonesia. Di sisi lain, permasalahan keamanan maritim juga menjadi perdebatan panjang atas tinjauan signifikansinya bagi formulasi sistem pertahanan Indonesia yang secara alamiah merupakan negara kepulauan yang didukung dan dibatasi oleh berbagai sifat negara kelautan. Identifikasi terhadap permasalahan tersebut akan menjadi suatu rumusan signifikan bagi perkembangan pertahanan dan keamanan Indonesia berdasarkan potensi alamiahnya tersebut. Semangat nasionalisme diharapkan memberi masukan bagi terwujudnya sistem hankam yang nasionalis – yang mengakomodasi kepentingan dan kebutuhan yang rasional bagi negara. Selain kedua permasalahan di atas, bahasan mengenai industri pertahanan nasional turut mewarnai perdebatan pertahanan dan keamanan dalam negeri melihat potensi signifikansinya yang demikian besar. Memasukkan bahasan atas industri pertahanan nasional akan memberikan masukan atas pengelolaan sistem hankam yang berlandaskan nasionalisme sebagai bagian dari strategi defense economy. v National Prosperity (Kesejahteraan Nasional) Dalam bahasan atas pilar ekonomi, keterlibatan Indonesia dalam forum ekonomi internasional seperti G20 dan APEC menjadi sorotan utama beserta potensi Indonesia dalam pengembangan ekonomi kreatif sebagai upaya bagi katalisasi proses pertumbuhan ekonomi nasional.
5
G20 telah tumbuh sebagai kekuatan baru ekonomi negara-negara berkembang dan diproyeksikan menjadi forum konsolidasi negara-negara berkembang dalam membangun pasar dan segmentasi ekonominya. Keterlibatan Indonesia dalam G20 merupakan suatu domain tersendiri sebagai bahasan atas bagaimana signifikansi G20 bagi Indonesia dan evaluasi keterlibatan Indonesia dalam G20, mengingat keterlibatan tersebut tidak lepas dari anasir politik yang berkisar dalam lingkungan internasional. APEC menjadi sorotan tersendiri dalam bahasan pilar ekonomi sebagai institusi ekonomi (trans)regional yang memegang peranan signifikan di Asia Pasifik. Perkembangan rezim perdagangan internasional, telah menempatkan forum-forum regional sebagai fron terdepan bagi perhelatan persaingan antar negara, dan lebih jauh antar region dalam aliran ekonomi global. Dengan terpilihnya Indonesia sebagai penyelenggara konferensi APEC melalui konsepsi atas “regional resilience”, hal ini mengindikasikan adanya gestur penataan arsitektur ekonomi regional yang hendak dicapai berdasarkan rumusan tersebut. Evaluasi atas peran Indonesia dan APEC diharapkan memberikan kontribusi garis besar gambaran tatanan arsitektur ekonomi politik internasional Indonesia. Selain dalam forum internasional, usaha pengembangan pertumbuhan ekonomi juga berusaha dicapai pada front domestik dengan mengoptimalkan potensi ekonomi kreatif sebagai faktor pendorong perekonomian. Dengan adanya penyerapan kerja sebesar 90% pada sektor non-formal bagi perekonomian Indonesia, ekonomi kreatif menjadi suatu nafas baru bagi usaha pemberian “added value” bagi produksi komoditas-komoditas nasional yang dapat meningkatkan daya saing komparatif di tingkat global. Identifikasi dan evaluasi terhadap sektor ekonomi kreatif diharapkan memberikan cara pandang baru melihat nasionalisme ekonomi Indonesia. v National Identity (Identitas Nasional) Pada bahasan atas pilar sosial-budaya, permasalahan dengan peran diaspora dan industri kebudayaan (cultural utama. Pendekatan-pendekatan sentral yang digunakan bahasan ini adalah melalui peninjauan kembali multikulturalisme serta analisis atas identitas.
multikulturalisme beserta industry) menjadi sorotan dalam melihat bahasanmakna dan semangat
Multikulturalisme telah menjadi ciri fundamental bagi bangsa Indonesia yang tegak di atas keyakinan atas bhinneka tunggal ika. Keberagaman yang merupakan suatu potensi dalam konteks ini seringkali menjadi tantangan bagi kehidupan berbangsa akibat adanya konflik berdasarkan atas pertentangan identitas. Melihat hal ini, mengelola multikulturalitas menjadi sebuah urgensi tersendiri untuk dapat mencapai ketahanan sosial.
6
Bahasan lain dalam pilar sosial-budaya adalah mengenai peran diaspora Indonesia dalam menjadi “citizen diplomat” yang turut berperan serta dalam upaya konsolidasi sosial. Bahasan ini menjadi penting untuk dapat mengevaluasi diskursus yang sedang berkembang dan turut serta memberikan pandangan atas signifikansinya bagi perkembangan nasionalisme. Bahasan terakhir adalah mengenai cultural industry yang tidak saja menjadi sebuah keunggulan komparatif suatu produk budaya sebuah negara dalam konteks ekonomi, melainkan juga menjadi refleksi atas pengelolaan kebudayaan sebuah negara. Dengan berbagai potensi industri kebudayaan, bahasan atas hal ini akan memberikan pandangan atas bagaimana konsepsi kebudayaan nasional dan pengelolaan produkproduk kebudayaan nasional dilakukan. Kemudian dari penjelasan tema tersebut diturunkan lagi menjadi program acara yang akan dijalankan di dalam rangkaian acara PNMHII XXV. Secara acara PNMHII XXV akan dibagi menjadi acara sosial PNMHII dan acara substansial PNMHII, yang akan dijelaskan secara rinci di bawah ini. v Opening Ceremony Mata acara ini diadakan untuk membuka rangkaian acara dalam PNMHII yang akan dilanjutkan dengan adanya keynote speech. Keynote speech akan memberikan gambaran dasar terhadap makna dan refleksi nasionalisme dalam kebijakan luar negeri Indonesia. Pembukaan secara seremonial akan acara ini akan dilakukan oleh Menteri Luar Negeri yang sekaligus akan menjadi keynote speaker, Rektor Universitas Indonesia, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia, dan Kepala Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia. Acara ini pun merupakan acara penyambutan bagi para mahasiswa yang datang dari berbagai penjuru Indonesia ke Jakarta, khususnya Universitas Indonesia. Tujuan : a. Memberikan kesan pertama dan menyambut para peserta acara yang datang dari berbagai penjuru Indonesia. b. Melakukan pengenalan tentang acara PNMHII terhadap para hadirin acara. c. Memberikan refleksi terhadap kebijakan luar negeri Indonesia. d. Memberikan pemahaman dasar akan formulasi kebijakan luar negeri Indonesia. Target Keynote Speaker : Marty Natalegawa (Menteri Luar Negeri Indonesia) v Short Diplomatic Course
7
Acara Short Diplomatic Course ini merupakan acara dimana para delegasi melakukan simulasi Konferensi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Setiap delegasi akan merepresentasikan suatu negara dan akan bertindak sesuai dengan kepentingan negara yang ia representasikan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang akan dibahas dalam konferensi tersebut, Dalam PNMHII kali ini yang diadakan di Universitas Indonesia, Komite yang akan disimulasikan adalah komite ketiga di dalam United Nations General Assembly, Social, Humanitarian, and Cultural Affairs Committee (SOCHUM) dengan topik “Sociopolitical Recognition for Minority Rights”. Untuk persiapan penelitian substansi dan praktek dasar, kami akan menyediakan study guide bagi para mahasiswa peserta acara untuk penjelasan lebih lanjut mengenai area topik yang akan dibicarakan dan juga pedoman mengenai Rules of Procedure (RoP) sebagai pandangan umum akan alur acara. Di akhir konferensi pada saat telah dihasilkan resolusi final, kami juga akan menyediakan kesempatan bagi peserta acara untuk bertemu dengan perwakilan Kementrian Luar Negeri dan representatif PBB yang akan kami undang agar para pihak terkait dapat langsung memberikan pandagannya terhadap resolusi yang dihasilkan. Tujuan : a. Menyediakan simulasi pembentukan kebijakan dan juga langkah penyelesaian masalah di dalam Institusi Internasional. b. Mengenalkan prosedur fundamental proses pembentukan kebijakan di dalam badan PBB. c. Memberikan pengalaman praktek negosiasi dan lobi sebagai pengembangan kemampuan para peserta. Target Pembicara : Pitono Purnomo (Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri) v Diskusi Ilmiah Diskusi Ilmiah merupakan salah satu rangkaian acara dalam PNMHII yang memberikan kesempatan bagi setiap perwakilan universitas untuk mengidentifikasi suatu permasalahan dan melihatnya secara sistematis menggunakan kerangka teori dan skema berpikir metodologis tertentu yang dituangkan dalam bentuk makalah. Pada mata acara Diskusi Ilmiah tahun ini, setiap peserta Diskusi Ilmiah akan mendapatkan kesempatan untuk berbagi gagasan dalam tulisannya beserta pesertapeserta lain dalam suatu diskusi intensif yang ada dalam “Group Discussion” (GD) yang akan difasilitasi oleh dosen pemandu dalam masing-masing bidang tersebut. Mata acara Diskusi Ilmiah akan diawali dengan diadakannya seminar atas masingmasing pilar nasionalisme dalam kebijakan luar negeri Indonesia, yakni: national
8
integrity, national prosperity, dan national identity pada tiap-tiap hari yang telah ditentukan sebelum memulai proses diskusi. Setiap peserta akan mempresentasikan dan mendiskusikan makalahnya dalam GD tersebut dengan difasilitasi oleh dosen pemandu. Setelah dari GD, peserta terbaik tiap-tiap GD akan mempresentasikan tulisannya di dalam sidang pleno bersama yang akan disaksikan seluruh peserta PNMHII. Di akhir acara, semua tulisan dalam Diskusi Ilmiah akan dibukukan sebagai capaian bersama. Tujuan : a. Memfasilitasi adanya proses transfer pengetahuan dan knowledge sharing yang terjadi di antara peserta. b. Mendorong pengembangan stimulasi konseptual atas problematika interpretasi nasionalisme dalam kebijakan luar negeri Indonesia. c. Mendorong perkembangan akademis Ilmu Hubungan Internasional di Indonesia melalui penyusunan buku “Bunga Rampai” tulisan yang dilakukan. Target Pembicara : -‐ National Integrity (Plan A) 1. Prabowo Subianto (Mantan Pangkostrad RI) 2. Kusnanto Anggoro (Centre for Strategic and International Studies) 3. Andi Widjajanto (Centre for International Relations Studies UI) (Plan B) 1. Jaleswari Pramodhawardani (Ahli Kemanan Maritim, LIPI) 2. Adik Avianto Soedarsono (Direktur Utama PT. PINDAD) 3. Mayjen Hartin Asrind (Staf Ahli Kementrian Pertahanan) -‐ National Prosperity (Plan A) 1. Hatta Radjasa (Menko Kesra) 2. Edib Muslim (Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) 3. Karen Agustiawan (Presiden dan CEO Pertamina) (Plan B) 1. Herry Soetanto (Staf Ahli Bidang Diplomasi Perdagangan Kementerian Perdagangan)
9
2. Widharma Raya Dipodiputro (Staf Ahli Bidang Kebijakan Perdagangan Luar Negeri dan Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Kementerian Perdagangan) 3. Budiman Soedjatmiko (Anggota DPR RI)
-‐
National Identity (Plan A) 1. Wardana (Wakil Menteri Kemenlu RI) 2. Teuku Faizasyah (staf Ahli Presiden Bidang Hubungan Internasional) 3. Dwi Ardhanariswari Soendrijo (Dosen Masyarakat Transnasional HI UI) (Plan B) 1. Muhammad Najib (Komisi I DPR RI) 2. Wahid Supriyadi (Staf Ahli Bidang Ekonomi, Sosial, Budaya Kementerian Luar Negeri Indonesia) 3. Yuyun Wahyuningrum (Direktur Human Rights Working Group)
v Joint Statement Forum Joint Statement Forum (JSF) merupakan salah satu mata acara dalam rangkaian kegiatan PNMHII. JSF menjadi suatu forum khusus untuk merumuskan pernyataan sikap bersama peserta PNMHII dalam merespons suatu isu terkait dengan kebijakan luar negeri Indonesia. Sebagaimana semboyan PNMHII pada tahun ini yaitu “Upholding the Pledge: Nationalism in Indonesian Foreign Policy”, alur perumusan penyataan sikap bersama peserta PNMHII akan didasarkan pada konsepsi nasionalisme kebijakan luar negeri. Dalam kegiatan JSF PNMHII tahun ini, peserta akan dibagi menjadi tiga bidang group discussion, berturut-turut adalah politikkeamanan; ekonomi; dan sosial budaya. Pada tiap group discussion, peserta dapat berdiskusi secara aktif terkait dengan suatu permasalahan kebijakan luar negeri Indonesia yang berbeda-beda pada tiap bidang group discussion. Dalam JSF ini, peserta dapat memberikan pandangan ataupun saran yang konstruktif terkait permasalahan tersebut. Interaksi ideasional yang konstruktif antar peserta JSF PNMHII inilah yang kemudian akan dijadikan sebagai rumusan komunike pernyataan sikap bersama PNMHII. Peserta akan berdiskusi pada masing-masing grup berdasarkan segmentasi bidangnya untuk kemudian berkoordinasi bersama mengintegrasikan pemikiran tersebut secara komprehensif pada suatu kesepakatan bersama. Pernyataan sikap bersama ini nantinya akan turut didiskusikan bersama para ahli di bidang pembuatan kebijakan dari Kementrian Luar Negeri dan DPR, oleh karenanya pernyataan sikap bersama yang telah dirumuskan diharapkan mampu
10
menjelaskan secara tegas sikap ataupun saran mahasiswa HI se-Indonesia terkait problema kebijakan luar negeri Indonesia.
Tujuan mata acara
:
a. Mendorong pemikiran kritis dan pengejawantahan pengetahuan konseptual mengenai interpretasi nasionalisme dalam kebijakan luar negeri secara praktis. b. Memfasilitasi tercapainya kesepakatan bersama dalam refleksi rumusan kebijakan luar negeri Indonesia. c. Memberikan refleksi pandangan bersama atas kebijakan luar negeri Indonesia. Target Pembicara dalam Audiensi : -‐ -‐
Perwakilan Kementrian Luar Negeri Indonesia Perwakilan Dewan Perwakilan Rakyat
v City Tour City tour akan dilaksanakan setelah ketiga mata acara utama selesai. Kegiatan ini akan dilaksanakan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) atau Setu Babakan. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pengenalan akan kota dimana acara ini diselesaikan dan juga memberikan penyegaran bagi para peserta acara yang telah menjalani serangkaian acara di hari-hari sebelumnya. Mengikat kebersamaan para peserta yang berasal dari berbagai daerah juga menjadi tujuan dari dilangsungkannya acara ini. Tujuan : a. Untuk memperkuat tali kebersamaan para peserta acara dari seluruh penjuru Indonesia. b. Sebagai sesi rehat para peserta setelah mengikuti rangkaian acara substansial sebelumnya. c. Mengenalkan budaya Indonesia khususnya budaya dimana acara tersebut berlangsung. v Closing Ceremony Closing Ceremony merupakan penutup dari rangkaian mata acara PNMHII XXV yang diselenggarakan di Universitas Indonesia dan sekaligus menjadi momen untuk merefleksikan kembali dinamika yang berlangsung selama proses interpretasi
11
nasionalisme pada kebijakan luar negeri Indonesia yang dilakukan oleh mahasiswa ilmu hubungan internasional di dalam acara tersebut. Keynote speech juga akan kembali disampaikan sebagai penutup acara sekaligus juga memberikan bekal bagi para peserta yang notabenenya pemuda penerus bangsa di kemudian hari. Tujuan : a. Memberikan kesimpulan dari keseluruhan rangkaian acara yang telah dijalankan. b. Memberikan refleksi akan dinamika yang sebelumnya berlangsung di dalam rangkaian acara PNMHII c. Menutup acara PNMHII XXV. Target Keynote Speaker : Gita Wirjawan (Menteri Perdagangan Republik Indonesia) Untuk implementasi lebih lanjut yang komprehensif dapat dilihat pada lampiran I. B. Partisipan Setiap Universitas mendapatkan jatah untuk mengirim delapan delegasi. Dari Universitas yang diundang, kami menargetkan kedatangan 35 Universitas dengan 280 delegasi yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia. C. Durasi Program PNMHII XXV akan diselenggarakan selama enam hari pada tanggal 25 – 30 November 2013, dengan susunan acara yang dilampirkan di lampiran II. D. Keberlanjutan Program Melihat dari pentingnya acara ini, program ini akan terus berlanjut terus menerus demi mempersiapkan pemuda yang lebih baik di masa depan. Melihat PNMHII yang telah diselenggarakan selama 25 tahun, PNMHII harus terus dipertahankan kontuinitasnya dan disempurnakan kembali mata acara beserta topik yang dibicarakan. Universitas Indonesia sebagai tuan rumah tahun ini telah belajar dari pelaksanaan tahun-tahun sebelumnya dan akan memberikan PNMHII yang lebih baik dibandingkan sebelumnya sehingga maksud dan tujuan dari PNMHII dapat tercapai. Tujuan Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai lewat pelaksanaan PNMHII XXV yaitu
12
1. Meningkatkan penanaman dan penghayatan nasionalisme dalam diri pemuda, dalam hal ini mahasiswa ilmu hubungan internasional. 2. Mengidentifikasi pengejawantahan nasionalisme dalam kebijakan luar negeri Indonesia. 3. Memberikan pemahaman terhadap isu-isu internasional strategis dalam kebijakan luar negeri Indonesia. 4. Meningkatkan konsolidasi mahasiswa ilmu hubungan internasional Indonesia. 5. Mendorong perkembangan ilmu hubungan internasional di Indonesia. 6. Mendorong penghayatan identitas nasional. 7. Mengembankan kemampuan para mahasiswa ilmu hubungan internasional di Indonesia. Kriteria Kesuksesan Acara Acara PNMHII XXV ini akan dikatakan sukses jika 1. 280 peserta menghadiri seluruh rangkaian acara PNMHII XXV 2. Partisipan secara berperan secara aktif dalam seluruh rangkaian acara, baik dalam penyumbangan ide-ide, kritik, dan juga solusi akan permasalahan yang dibahas. 3. Cakupan media yang signifikan untuk semua rangkaian acara. 4. Memiliki dana yang cukup. 5. Seluruh rangkaian acara berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan memberikan aksi yang berarti bagi seluruh partisipan acara. Hasil Hasil yang diharapkan dari acara ini adalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
13
Study Guide dari Short Diplomatic Course Resolusi final dari Short Diplomatic Course Kumpulan makalah atau Bunga Rampai yang dihasilkan dari Diskusi Ilmiah Revisi makalah yang di presentasikan di Diskusi Ilmiah Pernyataan bersama secara lisan dan tertulis akan isu dan masalah yang dibahasi di Joint Statement Forum Evaluasi acara dari partisipan atau peserta acara Susunan acara dan breakdown acara Terms of Reference (ToR) pembicara Laporan pertanggungjawaban (LPJ) dari tuan rumah atau panitia pelaksana
Pelaksanaan Implementasi dan Manajemen Acara ini akan diadministrasi dan disupervisi oleh Departemen Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Panita pelaksana akan bertanggung jawab dalam persiapan, publikasi, finalisasi, pelaksanaan, dan pengimplementasian acara. Panitia inti acara ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Ketua Pelaksana Sekretaris Umum Bendahara Kepala Divisi Acara Kepala Divisi Operasional Kepala Divisi Humas, Publikasi, dan Dokumentasi Kepala Divisi Substansi ******
14
: Fadhil Muhammad Ar : S Aisyah Rachmawati : Santi Hapsari Paramitha : Syafieq Al-Madihidj : Muhammad Reza : Nadira Titalia : Gineng Pratidina Permana
Lampiran I Skema Rasionalisasi Acara
15
Lapiran II Susunan Acara Hari 1 08.00 – 18.00 19.00 – 21.00 Hari II 09.00 – 10.30 10.30 – 12.00 12.00 – 13.00 13.00 – 15.30 15.30 – 17.00 19.00 – 20.00 Hari III 09.00 – 10.30 10.30 – 12.00 12.00 – 13.00 13.00 – 15.30 15.30 – 17.00 19.00 – 20.00 Hari IV 09.00 – 10.30 10.30 – 12.00 12.00 – 13.00 13.00 – 15.30 15.30 – 17.00 19.00 – 20.00
Kegiatan Registrasi dan check in Opening Ceremony dan Keynote DI dan JSF Seminar (Integrity) Diskusi Ilmiah (Integrity) Lunch JSF Audiensi Dinner
SDC SDC SDC
SF SF
Lunch SDC SDC Dinner
Lunch SF SF Dinner
DI dan JSF Seminar (Prosperity) Diskusi Ilmiah (Prosperity) Lunch JSF Audiensi Dinner
SDC SDC SDC
SF SF
Lunch SDC SDC Dinner
Lunch SF SF Dinner
DI dan JSF Seminar (Identity) Diskusi Ilmiah (Identity) Lunch JSF Audiensi Pleno SF
SDC SDC SDC
SF SF
Lunch SDC SDC Pleno SF
Lunch SF SF Pleno SF
Hari V 08.00 – 15.00 18.00 – 21.00
Kegiatan City Tour Closing Ceremony
Hari VI 08.00 – selesai
Kegiatan Kepulangan
16
Lampiran III Rincian Anggaran Anggaran Per-Delegasi PNMHII
KONSUMSI Makan Berat
12x @Rp 17.500
= Rp 210.000, 00
Snack dan Coffee Break
7x @Rp 7.500
= Rp 45.000, 00
TRANSPORTASI Bis
= Rp 95.000, 00
AKOMODASI Penginapan
17
5x @Rp 100.000
= Rp 500.000,00
Venue
= Rp 50.000,00
Field Trip
= Rp 50.000,00
TOTAL
= Rp 950.000,00