PERTEMUAN 11 TEKNIK MENULIS KUTIPAN DAN TEKNIK MENULIS DAFTAR PUSTAKA A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai teknik menulis kutipan dan teknik menulis daftar pustaka. Melalui ekspositori, Anda harus mampu: 11.1. Menjelaskan teknik menulis kutipan. 11.2. Menjelaskan teknik menulis daftar pustaka.
B. URAIAN MATERI Tujuan Pembelajaran 11.1: Menjelaskan teknik menulis kutipan
Kutipan ialah kata yang mungkin belum banyak diketahui apa tujuannya oleh masyarakat umum. Kutipan berarti mengambil gagasan, ide, atau pendapat dari berbagai sumber seperti buku, artikel, kamus, dan lain sebagainya. Proses mengambil gagasan, ide, atau pendapat itu disebut mengutip. Kutipan adalah salah satu bagian penting dalam pembuatan karya ilmiah. Kutipan berfungsi untuk memperkuat atau mempertegas pendapat penulis, sebagai landasan teori pada tulisan penulis, dan sebagai penjelas uraian penulis dalam karya tulis ilmiahnya. Kutipan dengan jiplakan adalah dua hal yang berbeda. Jiplakan adalah mengambil gagasan atau pendapat dari suatu sumber tanpa menyebutkan asal sumbernya sehingga dianggap sebagai miliknya, sedangkan mengutip adalah mengambil gagasan atau pendapat dari suatu sumber dengan menyebutkan asal sumbernya. Dalam mengutip, penulis harus memperhatikan hal-hal berikut:
1. Pertimbangkan bahwa kutipan yang diambil relevan. 2. Bertanggung jawab penuh terhadap kesesuaian kutipan, terutama kutipan langsung. 3. Kutipan bisa berkaitan dengan temuan teori. 4. Usahakan mengutip kutipan (langsung) maksimal 30% sampai 40% dari isi karya ilmiah. 5. Pertimbangkan penggunaan jenis kutipan yang ingin dipakai. 6. Perhatikanlah teknik penulisan kutipan terkait sumbernya. Jenis-jenis kutipan, sebagai berikut: 1. Kutipan langsung Kutipan langsung adalah kutipan yang benar-benar sama seperti kutipan asli dari sumber yang kita ambil untuk mengutip, sehingga kita tidak boleh merubah kata atau kalimat dari sumber kutipan. Jika kita merasa dalam kutipan tersebut ada kesalahan maka kita beri tulisan [sic!] yang artinya kita mengutip langsung dan tidak bertanggung jawab jika ada kesalahan dari kutipan yang kita ambil. Apabila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip, maka digunakan huruf siku [… ]. Demikian pula jika kita menyesuaikan ejaan, memberi huruf kapital, atau huruf miring, maka kita perlu menjelaskan hal tersebut dengan [… ], misalnya [huruf kapital dari pengutip] dan lain-lain. 2. Kutipan tidak langsung Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang telah kita ubah teksnya dari sumber aslinya, tetapi tidak merubah intisari kutipan dari sumbernya tersebut. 3. Kutipan pada catatan kaki Kutipan pada catatan kaki adalah kutipan yang selalu ditempatkan pada spasi rapat, walaupun kutipannya singkat. Kutipan diberi tanda kutip, seperti dalam teks aslinya.
4. Kutipan dari ucapan lisan Kutipan dari ucapan lisan adalah kutipan yang diambil ketika sumbernya berbicara, kutipan ini harus mendapat legalisir oleh si pembicara atau sekretarisnya (apabila pembicara adalah pejabat). Kutipan ini dapat dimuat ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau kutipan tidak langsung. 5. Kutipan dalam kutipan Kutipan dalam kutipan artinya kita mengambil kutipan dari sumber, tetapi sumber kita pun mengutip dari sumber lain. Terkadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat lagi kutipan. Dalam menulis karya ilmiah, pastilah mengutip sebuah gagasan atau pendapat orang lain. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan tentang bagaimana prinsip yang benar dalam mengutip dari tulisan orang lain, sebagai berikut: 1.
Kutipan diletakkan diakhir kalimat atau nama penulis dapat digabungkan ke dalam teks. Contoh: a). Desain penelitian adalah rencana yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian (Christensen, 2001). b).Christensen (2001) menyatakan bahwa desain penelitian adalah rencana yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian.
2.
Kutipan dapat di tulis dengan cara: Contoh: (Munir, 2012), (Munir, 2012: 148), Munir (2012), atau Munir (2012: 148). Hal ini tergantung bagaimana cara mengutip, apakah diminta mencantumkan nomor halaman referensi ataukah tidak.
3.
Jika terdapat dua atau lebih penulis maka gunakan tanda hubung (&). Contoh: (Heinze & Procter, 2004) atau Heinze & Procter (2004).
4.
Jika terdapat tiga atau lebih penulis maka cukup tulis nama penulis pertama diikuti dengan kata et. al. Contoh: Rusman, et. al.
5.
Jika sebuah publikasi yang tidak ada pengarang maka gunakan nama instansi atau organisasi sebagai pengarang.
6.
Jika mengutip pernyataan yang telah dikutip penulis lain Contoh: (Ahmed, dikutip dalam Rusman, 2004).
7.
Dua atau lebih kutipan ditulis sesuai huruf abjad dan dipisah dengan tanda (;). Contoh: (Christensen, 2001; Munir, 2012).
8.
Jika kutipan lebih dari 40 kata, maka tuliskan kutipan lebih menjorok ke dalam dengan spasi tunggal dan tidak memakai tanda kutip.
9.
Apabila dalam mengutip ada salah ejaan dari kutipan maka sebaiknya diamkan saja seperti apa adanya dari sumber yang kita ambil. Kita sebagai pengutip tidak boleh membenarkan kata atau kalimat yang salah dari sumber kutipan.
10. Dilarang menghapus bagian kutipan dengan syarat tidak merubah makna sebenarnya dari sumber kutipan. Menulis kutipan haruslah sesuai dengan sumbernya. Seandainya bahasa sumber yang dikutip tidak menggunakan huruf latin, seperti huruf Kanji, Jawa, dan lain sebagainya, maka harus diterjemahkan terlebih dahulu ke huruf latin. Misalnya kutipan yang selain bahasa Inggris maka harus diterjemahkan dahulu ke bahasa Indonesia. Terjemahan ditaruh di bawah kalimat kutipan dengan jarak 2 spasi. Bilamana panjang kutipan kurang dari 5 baris maka bisa dimasukkan ke dalam teks biasa berspasi 2, ditambah tanda petik pada awal dan akhir kutipan. Jika panjangnya 5 baris atau lebih maka gunakan spasi 1 dengan mengosongkan 4 karakter dari kiri berjarak 1 spasi. Seandainya dalam mengutip perlu menghilangkan beberapa bagian kalimat, maka pada bagian yang dihilangkan diganti tanda titik 3 buah, misalnya: “…an online program is one where at least 80 percent of program content is delivered online…” (Allen, Seaman, & Garret,
2007: 5). Apabila kutipan yang dihilangkan itu langsung pada akhir kalimat, maka di awal diberi titik 4 buah, misalnya: “….a blended program is one where between 30 an 79 percent of the program contenct is delivered online” (Allen, Seaman, & Garret, 2007: 5). Dan apabila akan dihilangkan satu kalimat atau lebih dalam kutipan, maka titik-titik sepanjang satu baris, misalnya: “The definition of an online program or blended programs is similar to the definition used for courses… delivered online”. Panjang kutipan dibatasi, jangan sampai melebihi setengah halaman pada isi buku karya ilmiah, sumber cukup menulis nama penulis, tahun terbit, dan halamannya. Selain itu, ada juga yang cukup menulis nama penulis, penerbit, dan tahun penerbitan. Hal tersebut tergantung aturan di instansi anda. Beberapa teknik mengutip kutipan langsung dan tidak langsung, diantaranya sebagai berikut: 1. Kutipan langsung a). Kutipan langsung kurang dari empat baris 1). Kutipan diintegrasikan dengan teks. 2). Jarak 2 spasi antar baris kutipan. 3). Kutipan diapit dengan tanda kutip. 4). Ketika kutipan selesai ditulis, maka diakhir kata kutipan diberi tanda kurung berisi dari mana sumber kutipan dengan cukup menulis nama belakang pengarang atau nama keluaga pengarang, tahun terbit, dan nomor halamannya. Contoh: Zulkardi (2007: 1) menyatakan bahwa “Masalah besar pendidikan matematika di Indonesia adalah masih rendahnya kemampuan siswa menghubungkan matematika dengan kehidupan sehari-harinya”.
b). Kutipan langsung lebih dari empat baris 1). Kutipan dipisahkan dari teks berjarak 3 spasi. 2). Jarak antar kutipan 1 spasi. 3). Kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai alinea teks pengutip. Apabila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris awal dimasukkan lagi 5-7 ketukan. 4). Kutipan diapit tanda kutip dan dibelakang kutipan juga diberi asal sumber kutipan. Contoh: Mengenai blended learning, Semler (2005) dalam Soekartiwi (2006: 97) menyatakan: “Blended learning combines the best aspects of online learning, structured face-to-face activities, and real world practice. Online learning systems, classroom training, and on-the-job experience have major drawbacks by themselves. The blended learning approach uses the strengths of each to counter the others’ weaknesses”.
2. Kutipan tidak langsung a). Kutipan diintegrasikan dengan teks. b). Jarak berspasi rangkap antar baris kutipan. c). Kutipan tidak diapit dengan tanda kutip. d). Ketika kutipan selesai ditulis, diberi keterangan sumber kutipan. Contoh: . Seperti dikatakan oleh Zulkardi (2007: 1) menyatakan bahwa masalah besar pendidikan matematika di Indonesia pada dasarnya dikarenakan masih
rendahnya
kemampuan
siswa
matematika pada kehidupan sehari-harinya.
mengintegrasikan
nilai
Tujuan Pembelajaran 11.2: Menjelaskan teknik menulis daftar pustaka
Dalam menulis karya ilmiah dibutuhkan sebuah sumber acuan sebagai referensi, berupa buku, artikel, dan lain sebagainya. Sumber-sumber referensi kemudian dibuat dalam satu halaman akhir yang disebut daftar pustaka (bibliografi). Hal ini bertujuan agar pembaca atau penulis dapat melihat kembali apakah yang dikutip sudah benar atau tidak dan apakah sumber tersebut berkaitan dengan isi pembahasan atau belum. Daftar pustaka atau bibliografi ialah daftar semua pustaka yang berupa karya ilmiah yang sudah terpublikasikan yang digunakan sebagai acuan pada sebuah topik karya ilmiah (Siagian, et.al., 2016: 71). Menurut Keraf (1997), daftar pustaka adalah sebuah daftar yang berisi judul buku, artikel, atau bahan terbitan lainnya yang memiliki keterkaitan dengan seluruh atau sebagian karangan yang sedang dibuat. Sedangkan menurut Kuntaro (2007), daftar pustaka adalah salah satu teknik notasi ilmiah berupa kumpulan sumber bacaan atau referensi saat menulis karangan ilmiah. Adapun unsur-unsur daftar pustaka, sebagai berikut: 1. Nama pengarang dibalik (kecuali nama pengarang kedua, ketiga, dan seterusnya) dan gelar akademis ditanggalkan. Setelah dibalik nama pengarangnya, maka disusun berdasarkan huruf abjad. 2. Cantumkan tahun terbit buku. 3. Judul berupa buku maupun majalah dicetak miring dan untuk judul berupa artikel dan makalah ditempatkan dalam tanda petik ganda. 4. Cantumkan kota penerbit dari sumber referensi, jika ada beberapa kota penerbit maka cantumkan satu kota (pertama). 5. Cantumkan nama penerbit bertanda badan usaha jika letaknya di depan seperti P. T. Sejahtera dan cantumkan juga nama badan usaha yang letaknya dibelakang seperti Press, Ltd, dan Co.
6. Tidak disebutkan jumlah halaman. 7. Gunakan tanda titik sebagai pemisah antara unsur-unsur di atas, kecuali antara kota dan penerbit dipisahkan oleh tanda titik dua. Penyusunan daftar pustaka pada naskah mengikuti salah satu dari tiga sistem di bawah ini: 1. Name and year system, artinya daftar pustaka disusun secara abjad berdasarkan nama akhir penulis dan tidak diberi nomor, kemudian diikuti tahun terbit. 2. Alphabet-number system, artinya diberikan nomor sesuai dengan nomor pada daftar pustaka yang disusun sesuai abjad. 3. Citation number system, artinya kutipan pada naskah diberikan nomor berurutan dan susunan daftar pustaka mengikuti urutan pada naskah dan tidak berdasarkan abjad. Cara menyusun daftar pustaka adalah sebagai berikut: 1. Nama penulis ditulis nama belakangnya sesuai EYD, lalu diikuti tanda koma, misalnya: Nana Supriyatna Junior menjadi Junior, Nana Supriyatna bukan Junior, Supriyatna Nana. 2. Awal judul buku berhuruf kapital (kecuali kata tugas dan partikel yang tidak menduduki posisi awal judul) dan dimiringkan, misalnya: Isu Linguistik Pengajaran Bahasa dan Sastra. 3. Data publikasinya adalah nama kota kemudian titik dua lalu nama penerbit (tanpa tanda kurung), misalnya: Jakarta: Unindra Press. 4. Jika buku sudah mengalami beberapa cetakan dan revisi, maka urutan cetakannya harus dicantumkan, misalnya: Cet. IV. 5. Tahun terbit pada karya tulis yang tidak menggunakan footnotes, namun menggunakan innotes/bodynotes maka tahun terbit pada daftar pustaka disarankan dinyatakan langsung setelah nama penulis.
Dalam penulisan karya ilmiah yang tidak terlalu panjang, maka bibliografinya dapat ditulis diakhir halaman. Sedangkan, apabila bibliografinya cukup panjang sehingga pada setiap bab cukup banyak sumber referensinya, maka bibliografi dapat ditulis dalam setiap bab (memungkinkan sebuah karya dapat disebut berulang-ulang pada bab selanjutnya). Beberapa struktur penulisan daftar pustaka: 1. Penulis. Tahun. Judul Buku. Tempat: Penerbit. 2. Penulis. Tahun. “Judul Artikel”. Dalam Nama Surat Kabar. Tanggal. Tempat. 3. Penulis. Tahun. “Judul Artikel”. Dalam Nama Majalah. Edisi/Nomor (angka romawi)/Tanggal. Tempat. 4. Penulis. Tahun. “Judul Artikel”. Dalam Nama Antologi. Tempat: Penerbit. 5. Penulis. Tahun. “Judul Artikel”. Dalam Alamat Website. 6. Penulis. Tahun. “Judul Majalah”. Data Publikasi. Tempat. 7. Penulis. Tahun. “Judul Laporan Tugas Akhir”. Laporan. Tempat: Nama Perguruan Tinggi. 8. Penulis. Tahun. “Judul Skripsi/Tesis/Disertasi”. Bentuk Karangan. Tempat: Nama Perguruan Tinggi. Beberapa sumber daftar pustaka beserta contohnya, sebagai berikut: 1. Sumbernya dari buku Contoh: Seamen, Jeff, Elaine Allen, & Richard Garret. 2007. Blending In The Extent and Promise of Blended Education In The United States. United State: Sloan-C
.
2. Sumbernya berupa antologi dan ensiklopedia Hadikusumah, S. D. 1974. “Musik Pop di Indonesia”. Dalam Dewan Kesenian Jakarta 1975. Pesta Seni 1974. Jakarta.
Kartodirjo, S. 1977. “Metode Penggunaan Bahan Dokumen”. Dalam Koentjaraningrat (Ed.). 1980. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.
3. Sumbernya berupa artikel di dalam majalah dan surat kabar Prihtitani, E. 2012. “Industri Mebel: Merebut Pasar ASEAN”. Dalam Kompas, 24 Februari 2012. Jakarta. Keraf, G. 1961. “Hambatan dalam Pengajaran Karang-Mengarang”. Dalam Majalah Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta. 4. Sumbernya berupa buku terjemahan Jones, J. W. 2007. “Writing Scientific Papers and Reports” terjemahan Salim, A. 2009. Penulisan Makalah Ilmiah dan Laporan. Jakarta: Djambatan. 5. Sumbernya berupa website Mubyarto. “Capres/Cawapres dan Ekonomi Rakyat”. Dalam Jurnal Ekonomi Rakyat dan Reformasi Kebijakan (Juli 2004). www.ekonomirakyat.org. hlm. 1-4. (17/08/2016).
C. SOAL LATIHAN/TUGAS 1. Jelaskan perbedaan kutipan langsung dengan kutipan tidak langsung ? beserta contohnya, masing-masing minimal 3 ! 2. Susunlah daftar pustaka dari referensi di bawah ini: a. Pengarang fatia fatimah dan andriyansah, judul raih sukses belajar di pendidikan jarak jauh, 2013, yogyakarta, penerbit graha ilmu. b. Pengarang jeff seamen, elaine allen, dan richard garret, penerbit sloan-C
.
2007, judul blending in the extent and promise of blended education in the united states, United State.
c. 2006, pengarang Soekartiwi, judul Blended E-learning: Alternatif Model Pembelajaran
Jarak
Jauh
Di
Indonesia,
alamat
(http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/view/1461/1231),
website tanggal
diakses 6 November 2015. d. judul pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi informasi dan komunikasi, 2012, pengarang Munir, Penerbit Alfabeta, Bandung. e. Pengarang bambang sumadiyo, judul pengantar sintaksis, Jakarta, penerbit balai pustaka, 2010, halaman 39. f. Pengarang Zulfa hanum, judul pengantar psikologi sastra, edisi 2, 2005, penerbit erlangga, halaman 30, Jakarta.
D. DAFTAR PUSTAKA
Suhendri, Huri & Hasbullah. 2015. Teknik Penulisan Artikel Ilmiah. Jakarta: Unindra Press. Siagian, Irwan, dkk. 2016. Bahasa Indonesia 2: Aplikasi Penuisan Karya Ilmiah Bidang MIPA. Jakarta: Unindra Press.