BARISTA, Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
IMPLEMENTASI TEKNIK MENULIS KOLABORATIF MELALUI BLOG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA PERANCIS Dante Darmawangsa Departemen Pendidikan Bahasa Perancis FPBS UPI Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154 E-mail:
[email protected] Abstract: This paper is a review of the research on the implementation of collaborative writing techniques using a blog in order to improve the writing skills on French language. The background of this research isthe phenomenon showing that the skills of students in foreign language writing is difficult to be acquired. In addition, the results of previous studies (Prasetyani, 2005) on the implementation of collaborative writing techniques give recommendation to apply this technique in a more innovative and interesting way. Thus, this study aims to get the empirical views on the contribution, as well as the effectiveness of the collaborative writing technique implementation using a blog to the improvement of the writing skills on French language. This study is based on the framework theory of writing process approach(Flower& Hayes, 1981) and the concept of collaborative learning classroom (Tinzmann, et al, 1990 & Gokhale, 1995). The method used in this research is a quasi-experimental design «the one group pretest-posttest design» which compares the results of the pre test and the results of thepost test after the treatment. The results based on the data processing shows that the implementation of collaborative writing techniques using a blog is effective to be implemented and it also gives significant contributions to the improvement of the French language students’ writing skills. Keywords: collaborative writing, blog, writing skills Abstrak: Tulisan ini merupakan kajian hasil penelitian tentang implementasi teknik menulis kolaboratif melalui blog dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis bahasa Perancis. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena bahwa keterampilan menulis dalam bahasa asing merupakan keterampilan yang sulit diperoleh. Selain itu, hasil penelitian terdahulu (Prasetyani, 2005) tentang implementasi teknik menulis kolaboratif merekomendasikan untuk menerapkan teknik ini secara lebih inovatif dan menarik. Penelitian ini didasari oleh teori pendekatan menulis proses (Flower& Hayes, 1981) dan konsep pembelajaran kolaboratif kelas (Tinzmann, et al, 1990 & Gokhale, 1995). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang empiris mengenai kontribusi dan efektivitas dari implementasi teknik menulis kolaboratif melalui blog dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis bahasa Perancis.Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan disain «the one groupe pretest-post test design» yang membandingkan hasil tes sebelum dilakukan perlakuan penelitian, dan hasil tes setelah perlakuan. Hasil penelitian berdasarkan pengolahan data menunjukkan bahwa teknik menulis kolaboratif melalui blog dalam pembelajaran menulis bahasa Perancis efektif untuk diterapkan dan berkontribusi dalam peningkatan kemampuan menulis bahasa Perancis mahasiswa. Kata-kata kunci: menulis kolaboratif, blog, keterampilan menulis
Dante Darmawangsa, Implementasi Menulis Kolaboratif
PENDAHULUAN
yang dapat kita adaptasikan di kelas, salah satunya adalah teknik menulis kolaborasi. Telah banyak penelitian yang dilakukan sehubungan dengan implementasi teknik ini di dalam pengajaran keterampilan menulis. Salah satunya adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Prasetyani (2005). Hasil penelitiannya merekomendasikan untuk menerapkan teknik ini dengan cara yang menarik dan variatif (Prasetyani, 2005 : 98). Oleh karena itu, kami tertarik untuk meneliti implementasi teknik kolaboratif dengan menggunakan media Blog. Mengapa harus Blog? Media ini merupakan situs personal di mana salah satu karakteristiknya adalah untuk mempublikasikan tulisan. Blog bersifat lebih interaktif dibandingkan dengan situssitus yang ada. Dengan blog, khalayak umum dapat memiliki akses ke media tersebut secara bebas. Setiap pengunjung blog dapat secara mudah memberikan komentar akan tulisan-tulisan yang dipublikasikan pembuat blog. Terdapat sebuah penelitian yang dilakukan mengenai pemanfaatan blog di dalam pembelajaran keterampilan menulis. Tomé (2007) melakukan penelitian mengenai aplikasi weblog dalam pembelajaran keterampilan membaca dan menulis pada situasi pembelajaran di kelas. Mengenai pembelajaran keterampilan menulis, aktivitas utamanya adalah berupa tugas membuat karangan (perkenalan diri, memperkenalkan kota, menceritakan kesukaan, dll). Namun, penerapan aktivitas ini tidak mengadaptasikan teknik menulis kolaboratif. Hal inilah justru yang membedakan penelitiannya dengan penelitian yang kami lakukan. Berdasarkan angket hasil penelitiannya ditemukan bahwa siswa-siswanya menganggap pengalaman belajar melalui blog sangatlah menyenangkan, menarik, dan berguna. Mereka pun menganggap bahwa mereka telah mengalami kemajuan dalam bahasa
Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dianggap paling sulit diperoleh. Jika dalam bahasa lisan kesalahan berbahasa dapat ditolerir selama lawan bicara dapat memahami pesan pembicara, maka berbeda halnya dengan bahasa tulis. Pesan dalam bahasa tulis harus disampaikan dengan baik dengan tata bahasa yang benar. Hal ini penting untuk dilakukan agar kesalahpahaman dapat diminimalisir dan pesan yang dikandung di dalam tulisan tersebut dapat tersampaikan dengan baik. Pada pembelajaran bahasa asing, dalam hal ini bahasa Perancis dapat ditemukan kasus dimana beberapa pembelajar bahasa Perancis memiliki keterampilan berbicara yang baik, namun tidak begitu baik dalam menulis. Keterbatasan ini dapat tercermin dari beberapa kesalahan seperti ortograf, struktur kalimat, koherensi, dan lain-lain di dalam tulisan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kesulitan atau hambatan bagi pembelajar dalam menulis. Contoh lain yang menunjukan kesulitan menulis pembelajar adalah dalam hal strategi menulis. Hal ini sebetulnya penting untuk diperhatikan oleh penulis ketika membuat sebuah tulisan agar dapat membuat para pembaca berminat membaca tulisannya. Pemilihan kata, perumusan ide, pengembangan ide, dan hal lainnya yang berhubungan dengan strategi menulis harus disusun dengan cermat agar dapat membuat sebuah tulisan yang baik. Semakin banyak menulis, maka kemampuan menulis semakin terasah. Oleh karena itu, dalam pembelajaran menulis pembelajar harus belajar bagaimana “menulis” dan terbiasa untuk “menulis”. Namun, bagaimanakah kita sebagai pengajar dapat memberikan kedua pengalaman belajar tersebut? Dalam pembelajaran keterampilan menulis terdapat banyak teknik pengajaran 191
BARISTA, Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
Perancis berkat pembelajaran melalui media ini. Oleh karena itu, mengingat bahwa blog dapat digunakan dalam pembelajaran keterampilan menulis, dan bahwa seluruh proses menulis tidak dapat dikesampingkan dalam rangka membuat sebuah tulisan yang baik, maka kami tertarik untuk melakukan penelitian tentang implementasi teknik menulis kolaboratif melalui bloguntuk meningkatkan keterampilan menulis bahasa Perancis mahasiswa. Kami membatasi pembahasan dalam penelitian ini pada hal-hal berikut: (1) pembelajaran keterampilan menulis yang dilakukan melalui blog merupakan pembelajaran synchrone(sinkron)dimana mahasiswa dan pengajar (peneliti) berada pada waktu yang sama di ruang kelas multimedia; (2) media blog yang dibuat dalam proses pembelajaran ini merupakan tipe blog kelas di mana mahasiswa dan pengajar (peneliti) memiliki akses yang sama untuk mempublikasikan tulisan; dan (3) pembelajaran keterampilan menulis ditekankan pada penulisan karangan teks deskriptif. Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, namun dalam artikel ini pembahasannya hanya akan dititik beratkan pada tujuan untuk mendapatkan gambaran yang empiris mengenai kontribusi dan efektivitas dari implementasi teknik menulis kolaboratif melalui blog dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis bahasa Perancis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dan dapat dijadikan sebagai model pembelajaran alternatif dalam pembelajaran menulis bahasa asing, khususnya bahasa Perancis dalam rangka meningkatkan keterampilan menulis mahasiswa. Berbicara mengenai keterampilan menulis, Desmons (2005:46) menyatakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam sebuah tulisan, di antaranya adalah : a. L’organisation rigoureuse des signes graphiques (écriture
lisible, orthographe, ponctuation, typographie. (Pengorganisasian sistem tata tulis (keterbacaan tulisan, ortograf, tanda baca, tipografi)); b. La clarté du message (précision du vocabulaire, correction de la syntaxe, concision) (Kejelasan pesan (kosa kata yang tepat, sintaksis, efektivitas kalimat)); c. L’élaboration d’un discours en continu (phrases complexes, liens logiques, cohésion textuelle (Penyusunan wacana yang utuh (kalimat majemuk, kata penghubung yanng tepat, kohesi tekstual)).
Dengan kata lain, kaidah tata tulis dan kaidah tata bahasa, morfologi dan sintaksis, serta kosa kata merupakan hal penting yang harus dikuasai seseorang untuk menulis sebuah teks. Oleh karena itu jelaslah bahwa menulis merupakan sebuah hal yang kompleks dan menghadirkan beberapa kesulitan tersendiri. Maka dari itu, untuk dapat menguasai keterampilan ini diperlukan latihan dan praktek yang banyak dan teratur. Wolff (1991 :110) dalam Magnenot (2007) telah mengklasifikasikan kesulitan-kesulitan menulis teks dalam bahasa asing ke dalam tiga kelompok besar sebagai berikut: kesulitan kebahasaan, terutama dalam hal leksikal; strategi menulis dalam bahasa asing; dan kesulitan sosiokultural. Kesulitan-kesulitan lain yang mungkin muncul tercermin pada saat proses mendapatkan ide. Terkadang kita berpikir lebih banyak daripada menulis. Akhirnya kita tidak tahu harus dari mana memulai menulis, apa yang harus pertamatama disampaikan. Ketakutan akan ketidaktepatan struktur kalimat dan ketakutan akan penilaian orang mengenai apa yang kita tulis terkadang menjadi hambatan tersendiri untuk menulis teks dalam bahasa asing. Selain itu, pilihan strategi menulis pun dapat menjadi kesulitan tersendiri bagi
Dante Darmawangsa, Implementasi Menulis Kolaboratif “Colaborative learningrefers to an instruction method in which students at various performance levels work together in small groups toward a common goal. The students are responsible for one another's learning as well as their own.(Gokhale,1995)”
seorang penulis, terlebih menulis dalam bahasa asing. Menurut Zamel (1983) dalam Germain (1999: 58), perbedaan yang mencolok antara penulis yang berpengalaman menulis dalam bahasa ibu dan bahasa asing adalah faktor budaya dan pilihan strategi menulis. Sebagai contoh dalam temuannya, terdapat banyak mahasiswa yang menuliskan ide-idenya, sementara mahasiswa lainnya membuat diagram untuk membantu mereka memilah antara ide utama dan ide tambahan, dan beberapa lainnya yang terlihat banyak berpikir tanpa menulis. Hal ini menunjukan bahwa setiap orang memiliki caranya sendiri dalam hal strategi menulis. Aspek profil budaya pembelajar pun dapat menjadi salah satu hambatan dalam menulis. Seperti yang dapat kita temukan dari hasil penelitian Scarcella (1984) dalam Germain (1999: 58) yang dilakukan terhadap mahasiswa jurusan bahasa Inggris yang berkewarganegaraan Korea, Jepang, dan Taiwan. Dia menemukan bahwa mahasiswa-mahasiswa ini cenderung lebih tertutup terhadap tematema yang berhubungan dengan penyakit dan politik. Hal ini menunjukan bahwa eksploitasi tema-tema tertentu mempengaruhi seseorang dalam menuangkan gagasannya tergantung dari kebiasaan atau faktor budaya yang membentuk pola pikirnya. Untuk mereduksi kesulitankesulitan tersebut dialami oleh pembelajar dalam proses pembelajaran menulis, pengajar dapat menerapkan teknik menulis kolaboratif. Menulis kolaboratif merupakan salah satu teknik pembelajaran menulis yang mengadopsi prinsip pembelajaran kolaboratif dan pendekatan menulis proses. Menurut Gokhale (1995) pembelajaran kolaboratif adalah sebuah metode pengajaran yang dilakukan secara berkelompok untuk mencapai sebuah tujuan. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Gokhale dalam artikelnya sebagai berikut:
Adapun Tinzmann, et al (1990) menyatakan tentang kelebihan dari karakteristik pembelajaran kolaboratif di kelas adalahsebagai berikut: (1) shared knowledge, (2) shared authority, (3) teachers as mediator, (4) heterogeneous grouping of students. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari pembelajaran kolaboratif adalah saling berbagi dan bekerjasama antara pengajar dan pembelajar baik dalam hal pengetahuan maupun wewenang di dalam kelas untuk mencapai tujuan bersama . Teknik menulis kolaboratif ini merupakan teknik yang sesuai dengan prinsip pendekatan menulis proses yang memandang bahwa menulis itu dilakukan ke dalam beberapa tahap proses penulisan. Menurut Flower& Hayes (1981) dalam Germain (1999 : 27), proses ini dapat dibagi kedalam tiga fase besar, yaitu : Pramenulis, menulis, dan revisi. Secara lebih gamblang, ketiga proses ini dapat dikembangkan lagi kedalam 5 tahap, yaitu : (1) Pramenulis, (2) menulis, (3) merevisi, dan (4) mempublikasikan. Pada tahap pramenulis, seorang penulis berusaha menemukan ide/gagasan, menentukan judul karangan, menentukan tujuan, memilih bentuk atau jenis tulisan, dan membuat kerangka karangan. Ide tulisan ini biasanya didapat dari pengalaman, observasi, bahan bacaan, dan imajinasi. Oleh karena itu, pada tahap pramenulis diperlukan stimulus untuk merangsang munculnya respon yang berupa ide atau gagasan.Pada tahap ini mahasiswa bisa dibagi ke dalam kelompok kecil untuk berdiskusi yang akan membantu mereka mendapatkan ide dan umpan balik. Pada tahap menulis, seorang penulis menuangkan ide dan gagasannya ke dalam tulisan yang utuh. Setelah tulisan 193
BARISTA, Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
tersebut rampung, sebaiknya penulis melakukan tahap revisi. Pada tahap ini penulis melakukan koreksi terhadap keseluruhan paragraf dalam tulisan. Koreksi harus dilakukan terhadap berbagai aspek, misalnya struktur karangan dan kebahasaan. Struktur karangan meliputi penataan ide pokok dan ide penjelas serta sistematikanya. Sementara itu aspek kebahasaan meliputi pemilihan kata, struktur bahasa, ejaan dan tanda baca. Setelah tahap ini dilalui, penulis harus mengedit hasil koreksi pada tahap revisi sebagai bentuk penyempurnaan tulisannya. Jika diperlukan tulisan ini seyogyanya dipublikasikan sesuai kebutuhan. Hal ini sejalan dengan apa yang dinyatakan Shih dalam Brown (2001:335), dia mengatakan bahwa proses menulis terdiri dari beberapa langkah. Pertama pengajar harus membantu pembelajar untuk memahami proses menulis mereka sehingga mampu menemukan strategi yang sesuai. Selanjutnya, pembelajar diberi waktu yang cukup untuk menulis dan merevisi tulisannya. Kemudian, pengajar harus memberi kesempatan pada pembelajar lain untuk memberikan umpan balik sehingga ia tidak hanya mendapat umpan balik dari pengajarnya melainkan juga dari teman-temannya. Dengan demikian pembelajar diharapkan dapat belajar mandiri dan interaksi antar pembelajar menjadi meningkat. Sekaitan dengan implementasi teknik menulis kolaboratif dalam pembelajaran menulis, hasil penelitian Prasetyani (2005: 98) telah merekomendasikan untuk menerapkan teknik ini dengan cara yang menarik dan variatif. Untuk itulah, penggunaan Blog dapat menjadi salah satu alternatif media pembelajaran dalam rangka memberikan nuansa inovatif dan menarik dalam implementasi teknik menulis kolaboratif. Blog adalah salah satu media yang dapat digunakan sebagai salah satu alternatif media pembelajaran. Tomé (2007: 1) menyatakan bahwa penggunaan
blog dalam pembelajaran telah banyak disukai mengingat potensi didaktik yang luar biasa di antaranya adalah: a. Ils sont faciles à intégrer dans la pratique pédagogique par leur simplicité et leur flexibilité (édition et publication de contenus : textes, commentaires, images, discussions); Mudah untuk digunakan dalam pembelajaran karena kesederhanaan dan fleksibilitasnya (penerbitan konten: teks, komentar, gambar, diskusi); b. Ils développent la communication, comme espace de dialogue libre, motivant et interactif; Blog mengembangkan komunikasi, sebagai ruang bebas untuk dialog, yang menarik dan interaktif ; c. Le travail collaboratif et la construction de projets coopératifs sont renforcés ; Dapat diperkuatnya kerja kolaboratif dan membangun proyek-proyek kerjasama; d. Ils permettent le tutorat, l'évaluation et la mise en commun en transformant la relation entre l'enseignant et les étudiants; Memungkinkan bimbingan, penilaian dan berbagi dengan mengubah hubungan antara guru dan siswa.
Namun, di samping beberapa potensi positif tersebut di atas, pengajar juga harus mempertimbangkan sejumlah tantangan seperti: (1) koneksi internet; (2) pilihan perangkat lunak berdasarkan kebutuhan pendidikan yang ditetapkan sebelumnya; (3) minat dan motivasi peserta didik harus dipertahankan; (4) hak dari isi teks, gambar, suara, atau video; dan (5) kualitas teks yang diterbitkan (Maga, 2007). Menurutnya pula, dalam implementasi Blog sebagai media pembelajaran, pengajar memainkan peran fasilitator dengan tugas yang tidak sederhana, di antaranya adalah:
Dante Darmawangsa, Implementasi Menulis Kolaboratif
a. Mengatur blog Pengajar harus mampu menjalankan peran sebagai administrator yang mampu mengelola blog dan sekaligus pengajar yang bertugas memberi perlakuan terhadap tulisan-tulisan pembelajar. b. Memotivasi Penting bagi pengajar untuk selalu memotivasi pembelajar. Sebagai contoh, pengajar dapat mendorong dan mengapresiasi tulisan, maupun setiap komentar tulisan dari pembelajar yang dipublikasikan di blog. c. Mengawasi Pengajar memiliki kontrol yang baik bagi semua pembelajar di blog untuk mencegah mereka menulis apa saja. Artinya, ia harus mengendalikan bahwa semua tulisan yang termuat di blog harus berdasarkan instruksi yang telah diberikan sebelumnya.
melalui blog ini, kami melakukan analisis hasil tulisan mahasiswa sebelum proses perlakuan melalui prates dan hasil tulisan mahasiswa setelah perlakuan melalui pascates. Perlakuan peneltian itu sendiri dilakukan sebanyak 3 (tiga) pertemuan dimana pertemuan pertama berlangsung di kelas, dan 2 (dua) pertemuan lainnya di ruang multimedia/komputer. Dalam penelitian ini kami merumuskan sebuah hipotesis kerja, yaitu adanya perbedaan yang signifikan antara nilai pasca-tes terhadap nilai pra-tes. Untuk mengolah data yang diperoleh dari hasil tes, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mencari rerata (mean) nilai prates: X = N Keterangan: : Nilai prates : Jumlah total nilai tes awal n : Jumlah sampel
METODE Penelitian ini dilakukan kepada mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis FPBS UPI yang mengontrak mata kuliah Production Écrite VI (Keterampilan Menulis VI). Adapun yang dijadikan sampel penelitian adalah karakteristik keterampilan menulis mahasiswa yang diambil secara random. Metodologi penelitian yang kami gunakan adalah metodologi quasi eksperimen dengan disain « the one groupe pretest-post test design» yang membandingkan hasil tes sebelum dilakukan perlakuan penelitian, dan hasil tes setelah perlakuanuntuk mengetahui efektivitas penerapannya. Disain ini dituangkan ke dalam bentuk sebagai berikut:
T1 Keterangan : T1 = Prates X = Perlakuan T2 = Pascates
2. Mencari rerata (mean) nilai pascates: Y = Y N Keterangan: Y : Nilai pascates Y: Jumlah total nilai tes akhir n : Jumlah peserta tes
(Nurgiyantoro, 1995: 355) 3. Rumus yang digunakan untuk menghitung efektivitas perlakuan (X) adalah: =
∑ (
X T2
)
Keterangan: Md : Mean dari perbedaan prates dan pascates Xd : Deviasi masing-masing subjek (dmd) 2d: Jumlah kuadrat deviasi
Adapun untuk mengukur efektivitas implementasi teknik menulis kolaboratif 195
BARISTA, Volume 1, Nomor 2, Desember 2014 N : Jumlah subjek pada sampel d.b : ditentukan dengan N-1
(Arikunto, 2002: 263) HASIL DAN PEMBAHASAN Sebagai perlakuan penelitian ini kami melakukan pembelajaran berbasis internet sinkron di mana pengajar dan mahasiswa hadir di tempat dan waktu yang sama. Di sini, semua langkah proses menulis dilakukan di dalam kelas dan di ruang kelas multimedia. Artinya, ada langkahlangkah yang dilakukan di kelas, dan langkah-langkah lain yang dilakukan di ruang kelas multimedia dimana seluruh mahasiswa menggunakan komputer dan terhubung ke blog yang menjadi media pembelajaran. Berikut adalah beberapa langkah implementasi teknik menulis kolaboratif melalui blog: a. Tahap Perencanaan (Pramenulis) Tahap ini dilakukan di dalam kelas. Setelah tugas penulisan diberikan, mahasiswa kemudian dikelompokan ke dalam beberapa kelompok yang masing-masing beranggotakan 3 sampai 5 orang. Oleh karena tahap ini adalah tahap mencari gagasan, maka mereka dapat melakukan diskusi dan brainstorming dengan teman sekelompoknya untuk mendapatkan atau memperkaya ide-ide mereka. b. Tahap Penulisan Setelah tahap perencanaan selesai, mahasiswa mulai menulis teks awal mereka yang kemudian disebut dengan "draft". Selama proses penulisan ini, mahasiswa disarankan untuk tidak terlalu memikirkan aturan tata bahasa, kosa kata, dan lain-lain, sebab pada tahap ini mereka harus mengekspresikan semua gagasannya secara spontan. Langkah ini selalu dilakukan di kelas. Setelah mahasiswa menyelesaikan “draft” mereka, pembelajaran kemudian dilanjutkan di ruang kelas multimedia dimana setiap mahasiswa terhubung ke internet dan mengakses blog
pembelajaran menulis yang sudah disiapkan peneliti dengan alamat http://productionecrite.canalblog.fr. Pada tahap ini pembelajar mulai mengunggah tulisannya ke dalam blog. c. Tahap Revisi Setelah proses pengunggahan tulisan ke dalam blog, mahasiswa melakukan proses revisi ke dalam dua tahap. Pada proses pertama, mereka membaca kritis “draft” rekan kelompok mereka untuk melakukan perbaikan kesalahan seperti ejaan, tata bahasa, dan tanda baca. Kemudian pada proses ulasan kedua mereka meninjau ulang isi dan struktur teks dari “draft” tersebut. Selain melakukan proses revisi “draft” rekan sekelompok, mereka pun dapat memberikan komentar. Kemudian, penulis membaca ulang draftnya, dengan mempertimbangkan semua revisi dan komentar yang dibuat oleh rekan-rekan mereka pada ruang "komentar" di blog. Setelah itu, ia menulis ulang tulisannya yang disebut “draft final” untuk meningkatkan kualitas dari tulisannya. d. Tahap Publikasi Pada dasarnya langkah ini sudah dilakukan ketika mahasiswa mengunggah draft mereka di blog sehingga rekan-rekan lain dapat memeriksa dan mengoreksinya. Namun, mahasiswa harus mempublikasikan tulisan akhir mereka di ruang tertentu dalam blog yang sudah disiapkan, yaitu “draft final”. Prosedur ini memungkinkan khalayak umum yang mengunjungi blog dapat membedakan antara tulisan awal dan tulisan akhir. Hal ini juga sekaligus dapat membuat penulis untuk membuat perbandingan: adakah perkembangan kualitas tulisannya? Selama proses ini pengajar memiliki tugas untuk membimbing mahasiswa. Ia menuntun mereka pada apa yang perlu dipertimbangkan selama tahap brainstorming dan pemilihan diksi, serta unsur-unsur yang akan direvisi selama
Dante Darmawangsa, Implementasi Menulis Kolaboratif
tahap ulasan. Namun, pengajar tidak mengintervensi proses revisi teman sebaya karena pada tahap itu proses kerja kolaborasi sedang dilakukan. Intervensi pengajar tidak berupa memberi koreksian langsung, tetapi mengarahkan mahasiswa untuk mendeteksi kesalahannya dan menstimulusnya untuk melakukan perbaikan dan peningkatan.
Untuk memperoleh data yang mendukung tujuan penelitian dilakukan prates dan pascates berupa tes menulis dengan bobot total penilaian 20. Berikut ini kriteria dan bobot penilaian tes yang diadaptasikan dari kriteria penilaian keterampilan menulis tingkat B1 CECRL:
Tabel 1. Kriteria & Bobot Penilaian Tes Kriteria Respect de la consigne (Peut mettre en adéquation sa production avec le sujet proposé). Capacité à raconter et à décrire (Peut présenter des faits, des événements ou des expériences) Capacité à donner ses impressions (Peut communiquer sommairement ses impressions, expliquer pourquoi une chose plaît ou déplaît) Orthographe lexicale et grammaticale Étendue du vocabulaire (Possède un vocabulaire suffisant) Règles grammaticales (Structure syntaxique) La cohérence du texte Total Untuk dapat mengukur efektivitas dari penerapan teknik menulis kolaboratif melalui blog, diperlukan analisis terhadap
Skor 2 4 4
2 2 3 3 20
data nilai hasil prates dan pascates. Berikut ini adalah tabel analisisnya:
Tabel 2. Analisis Hasil Penilaian Prates & Pascates Responden (N) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Prates (X) 8 10,5 15 17 12 15,5 8 10,5 12 13 8,5 14 8,5 9,5 10 11
Pascates (Y) 12,5 13 16,5 17,5 16 17,5 8 12 17 17,5 8,5 17,5 9,5 12 12 8,5
d = Y-X 4,5 2,5 1,5 0,5 4 2 0 1,5 5 4,5 0 3,5 1 2,5 2 -2,5
197
Xd (d-Md) 2,422 0,422 -0,578 -1,578 1,922 -0,078 -2,078 -0,578 2,922 2,422 -2,078 1,422 -1,078 0,422 -0,078 -4,578
X2d 5,866 0,178 0,334 2,490 3,694 0,006 4,318 0,334 8,538 5,866 4,318 2,022 1,162 0,178 0,006 20,958
BARISTA, Volume 1, Nomor 2, Desember 2014 17 18 19 ∑N = 19
15 10 10 ∑X = 218
16 14 12 ∑Y = 257,5
Berdasarkan hasil analisis data tersebut di atas, maka dapat diketahui data-data berikut ini: a. Nilai rerata prates: ∑ 218 = = = 11,47 19 b. Nilai rerata pascates: ∑ 257,5 = = = 13,55 19 c. Tes signifikansi (uji-t) dengan derajat signifikansi (α) 0,01 : ∑ 39,5 = = = 2,078 19 = ∑ (
=
)
2,078 , (
=
)
2,13 ,
2,13 √0,190 2,13 = 0,436 = 4,76
1 4 2 ∑d = 39,5
-1,078 1,922 -0,078
1,162 3,694 0,006 ∑X2d = 65,14
Berdasarkan data-data tersebut di atas, dari hasil nilai rerata pascates (13,58/20), kami melihat bahwa terdapat peningkatan perolehan nilai sebesar 2,14 dibandingkan dengan hasil nilai rata-rata prates (11,44/20). Kemudian, berdasarkan perhitungan tes signifikansi, kita dapat mengetahui apakah hipotesis penelitian ini bisa diterima. Hipotesis (Hi) diterima jika t-hitung> t-tabel, tetapi ditolak jika t-hitung< ttabel. Untuk derajat kebebasan (df) 18 dengan tingkat signifikansi (α) 0,01, t-tabel adalah 2,552. Dari data perhitungan tes signifikansi dapat diketahui nilai koefisien 4,76 sebagai t-hitung, di mana nilainya lebih tinggi daripada nilai t-tabel (2,552). Maka, kami dapat menyimpulkan bahwa hipotesis kerja yang kami rumuskan diterima. Oleh karena itu, dari data analisis tulisan mahasiswa dan data statistik tersebut, dapat kami simpulkan bahwa teknik menulis kolaboratif melalui blog efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis bahasa Perancis.
=
d. Derajat kebebasan: df = N-1 = 19-1 = 18 Keterangan: N = jumlah responden
SIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini telah menghasilkan satu temuan berupa informasi yang empiris mengenai efektivitas implementasi teknik menulis kolaboratif melalui blog untuk meningkatkan keterampilan menulis bahasa Perancis. Temuan ini didasarkan pada pengolahan data-data seperti yang sudah dipaparkan pada sub bab sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa teknik menulis kolaboratif melalui blog dalam pembelajaran menulis bahasa Perancis efektif untuk diterapkan dan berkontribusi dalam peningkatan
Dante Darmawangsa, Implementasi Menulis Kolaboratif
kemampuan menulis bahasa Perancis mahasiswa. Oleh karena itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan model pembelajaran alternatif dalam mata kuliah Production Écrite di UPI, khususnya mata kuliah Production Écrite 6. Namun, penilitian ini merupakan penelitian pendahuluan, yang diharapkan dapat dikembangkan lagi oleh peneliti lain untuk mendapatkan hasil dengan manfaat yang lebih besar. Pembelajaran berbasis internet secara sinkron yang diadopsi selama proses perlakuan penelitian menghadirkan satu kesulitan tersendiri, yaitu diperlukannya sebuah ruang multimedia dimana setiap mahasiswa belajar dengan menggunakan komputer dan dapat terhubung ke internet. Oleh karena itu, pembelajaran secara asinkron pun dapat dijadikan pertimbangan dalam implementasi penggunaan media blog. Kamipun menyarankan agar disain media blog yang digunakan dapat dibuat lebih menarik sehingga lebih memotivasi mahasiswa. Selain itu, prinsip user friendly dalam fitur pengoperasian blog penting untuk diperhatikan agar memudahkan pengguna (mahasiswa dan pengajar) dalam mengoperasikannya. Maka dari itu pemilihan platform blog dan disain tema perlu dilakukan secara cermat. Penggunaan media blog dalam implementasi teknik menulis kolaboratif bertujuan untuk membuat proses pembelajaran menulis menjadi lebih inovatif dan menarik, serta untuk lebih mengefektifkan pencapaian tujuan belajar. Namun, seiring perkembangan teknologi, maka penggunaan media lain berbasis internet yang lebih akrab di mata mahasiswa dan dianggap dapat mendukung proses pembelajaran bisa menjadi pertimbangan, seperti Facebook atau Twitter misalnya.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rhineka Cipta. Brown, D, H. (2001). Teaching by Principles: An Interctive Approach to Language Pedagogy. New York: Addison Wesley Longman, Inc. Desmons, F.,et.al. (2005). Enseigner le FLE: Pratiques de classe. Paris: Belin. Flower, L. & Hayes, R. (1981). A Cognitive Process Theory of Writing. College Composition and Communication, Vol. 32, No. 4, (Dec., 1981), pp. 365-387. Germain, C. (1999). La production écrite. Paris: CLE International. Gokhale, A. (1995). Collaborative Learning Enhances Critical Thinking. Retrieved August, 18, 2013 from http://scholar.lib.vt.edu/ejournals/JT E/v7n1/gokhale.jte-v7n1.html Maga, H. (2007). Blogs: quelles applications pédagogiques? Retrieved, August, 28, 2007 fromhttp://www.francparler.org/parc ours/blog.htm Mangenot, F. (2007). Contexte et conditions pour une réelle production d’écrits en ALAO. Retrieved May, 26, 2009, from http://alsic.ustrasbg.fr/Menus/framerec.htm Nurgiyantoro, B. (1995). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta : PPFE Yogyakarta. Tinzmann, M.B., et al. (1990). What Is the Collaborative Classroom?. Retrieved August, 8, 2009 from http://www.arp.sprnet.org/Admin/su pt/collab2.htm Tomé, M. (2007). Recherche et experiences dans les blogs du Campus Virtuel FLE.Revue Çedille: Revista de estudios franceses no 3 p.265.
199
BARISTA, Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. Untuk itu, ucapan terima kasih diberikan kepada Bapak Riswanda Setiadi, M.A., Ph.D., dan Ibu Dr. Yuliarti Mutiarsih, M.Pd., dan seluruh responden penelitian. Tak lupa kami haturkan pula kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya artikel ini. Terima kasih kami sampaikan pula kepada dewan redaksi jurnal BARISTA yang telah menerbitkan artikel ini. Semoga tulisan ini dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan keilmuan.