Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
Penerapan media film animasi untuk meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek Citra Tri Puspitasari e-mail:
[email protected]
Nenden Sundari¹ Neneng Sri Wulan² Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Kampus Daerah Serang, Universitas Pendidikan Indonesia, Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi dengan kurang tepatnya pemilihan media dalam pembelajaran menulis menyebabkan rendahnya minat siswa dalam menulis cerita dan menyebabkan kemampuan menulis cerita siswa menjadi rendah. Berdasarkan hasil observasi, kegiatan guru dalam pembelajaran menulis cerita terkesan monoton hanya menggunakan media buku pelajaran. oleh sebab itu, dalam pembelajaran menulis cerita sangat diperlukan sebuah media pembelajaran yang dapat menarik motivasi siswa dan memudahkan siswa dalam menulis cerita. Media audio visual dapat berupa video atau film animasi yang utamanya adalah gambar hidup dan bergerak, sehingga hal ini bisa dijadikan sebagai media belajar yang menarik dalam proses pembelajaran bahasa Inonesia dalam menulis cerita bagi siswa Sekolah Dasar khususnya siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kota Serang. Dengan media film animasi, diharapkan materi menulis cerita siswa akan lebih termotivasi dalam belajar sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar. PTK (penelitian tindakan kelas) adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini, sedangkan model PTK yang digunakan oleh peneliti adalah model kemmis dan MC taggart yang terdiri dari dua siklus, dimana dari setiap siklus terdapat empat komponen yang harus dilaksanakan. Tahapan- tahapan yang dilakukan oleh peneliti yang pertama adalah perencanaan, tindakan, observasi dan terakhir refleksi. Perbaikan dilakukan jika hasil tidak memenuhi tujuan penelitian. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kota Serang yang berjumlah 26 siswa, 14 laki – laki dan 12 perempuan. Pada kondisi awal pra siklus siswa mendapatkan nilai rata-rata sebesar 54% yang belum mencukupi KKM yaitu 70. Pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 67%, pada siklus II terjadi signifikan menjadi 79%. Jadi dapat disimpulkan, dengan menggunkan media film animasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kota Serang. Peneliti membuktikan bahwa penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata kunci : menulis, media pembelajaran, film animasi,
Citra Tri Puspitasari, Nenden Sundari, Neneng Sri Wulan. Penerapan Media Film Animasi Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Pendek
Application of the animated movie media to improve the skills of writing short stories Citra Tri Puspitasari e-mail:
[email protected]
Nenden Sundari¹ Neneng Sri Wulan² Education Programs Primary School Teachers, Campus Serang, Indonesia Education University
Abstrack Flawed elections in the media writing class, cause a lack of student interest in writing stories, and lead story writing ability of students to be low. Based on the observation, activities teacher in teaching writing stories very monotonous, just use a media guide. Therefore in learning to write stories badly needed a mediathat can attract students and help students write stories. Media audio-visual, such as video or animated movies are alive and moving images, so it can be used as a medium of learning intereset in indonesia languange in writing stories in primary schools SD Muhammadiyah. With media animated movie, expected that students will be more motivated to learn writing stories outcomes increased. The method used in this research is classroom Action Research (CAR) using a model of Kemmis & Taggart MC consisting of two cycle, where each cycle there are four components that must be implemented, namely, planning,action,observation, and reflection. Classroom Action Research (CAR) held on the fourth grade students of SD Muhammadiyah and total of students is twenty six students, 14 male students and 12 female students. The result observation the stage of pre-cycle average grades of students 54%, I cycle the average value is 67%, and students average score on the second cycle increased to 79%. So, the conclusion using the medium of animated film can improve student learning outcomes grade four SD Muhammadiyah. This research proves that this research can improvestudent learning outcomes. Keywords: writting, instructional media, animated movie
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
Pembelajaran di kelas IV Sekolah Dasar, seharusnya sesuai dengan pembelajaran yang tertera dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di dalam strandar kompetensi yaitu sudah mampu dalam mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk cerita. Namun pada kenyatan di lapangan siswa masih kesulitan dalam mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran, perasaan dan informasi ke dalam sebuah tulisan. Harapan tersebut belum sepenuhnya tercapai, pembelajaran menulis terutama di sekolah dasar masih banyak memiliki kendala dan hambatan. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan di kelas IV SD Muhammadiyah kota serang diperoleh data bahwa proses belajar mengajar guru dan siswa di dalam kelas mengenai pembelajaran menulis cerita pendek peneliti melihat aktivitas pembelajaran dan cara mengajar guru dalam menulis cerita. Media yang digunakan kurang bervariasi dan menarik karena guru hanya menggunakan buku sebagai media. Pada saat kegiatan belajar mengajar, guru meminta siswa untuk membaca buku terlebih dahulu, siswa memperhatikan gambar yang ada dibuku sebelum menulis cerita. Siswa yang malas hanya main-main dan mengganggu temannya, sehingga suasana di dalam kelas menjadi tidak kondusif. Hal itulah salah satu yang menyebabkan kemampuan menulis siswa menjadi rendah, rendahnya kemampuan menulis siswa terlihat jelas dari hasil nilai rata-rata siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kota serang yang masih dibawah KKM. Berdasarkan masalah tersebut rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana proses pembelajaran media film animasi dalam meningkatkan kemampuan menulis cerita pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah?, (2) Bagaimana peningkatan kemampuan
menulis cerita dengan menggunakan media film animasi pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah?. Adapun tujuan dalam penelitianini adalah Memperoleh gambaran tentang penerapan media film animasi dalam meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kota Serang. Menganalisis peningkatan kemampuan menulis cerita dengan media film animasi pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kota Serang. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting terutama di Sekolah Dasar. Setiap keterampilan sangat berkaitan dengan keterampilan yang lainnya seperti membaca, menyimak, mendengarkan. Resmini Novi (2010,hlm.115) mengungkapkan bahwa “menulis merupakan kegiatan yang dapat dilihat sebagai (1) salah satu keterampilan berbahasa, (2) proses berpikir menuangkan ide atau gagasan, (3) kegiatan menyampaikan informasi, (4) sebagai media berkomunikasi”. Berdasarkan pendapat tersebut bahwa menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah Dasar khususnya dalam materi menulis cerita pendek. Dalam kamus bahasa Indonesia (2008) cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek adalah cerita yang di dalamnya lebih padat dan langsung pada intinya, tidak seperti karya-karya fiksi yang lain seperti novel. Berdasarkan pendapat tersebut cerpen dapat diartikan sebagai sebuah karangan pendek yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa yang relatif singkat ceritanya. Dari permasalahan yang telah dipaparkan, peneliti mencoba untuk menggunakan media pembelajaran yang inovatif agar siswa, lebih aktif, kreatif, dan termotivasi. dalam mengembangkan ide
Citra Tri Puspitasari, Nenden Sundari, Neneng Sri Wulan. Penerapan Media Film Animasi Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Pendek dan menuangkannya menjadi sebuah tulisan. Solusi yang akan peneliti gunakan yaitu dengan menggunakan media. Arsyad (2011:15) memandang bahwa hal yang paling penting dalam suatu pembelajaran adalah media pembelajaran dan metode pembelajaran, seperti yang dikemukakannya bahwa, “Dalam suatu proses pembelajaran, terdapat dua hal yang amat penting adalah media pembelajaran dan metode pembelajaran. Kedua aspek tersebut saling berkesinambungan. Pemilihan salah satu metode akan mempengaruhi media pembelajaran, meskipun masih ada berbagai hal lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis media, waktu, tanggapan yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa”. Berdasarkan definisi tersebut, artinya media pembelajaran berperan penting dalam proses belajar mengajar, media dapat membantu proses pembelajaran saat berlangsung. Media dapat membantu siswa dalam memahami pesan yang disampaikan oleh guru dan membantu guru dalam menyampaikan pelajaran. METODE Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan dikelas IV SD Muhammadiyah kota Serang – Banten beralamat JL. RM. HS Jayadiningrat no 13. dengan jumlah siswa 26 orang terdiri dari 14 laki – laki dan 12 perempuan. Metode yang dilaksanakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Arikunto (2010 hlm: 130) “PTK yaitu penelitian yang dilakukan dengan menekankan pada penyempurnaan peningkatan proses belajar dan proses belajar yang dilakukan oleh guru di sekolah”. Berdasarkan pendapat tersebut PTK dilakukan untuk menyempurnakan dan meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, artinya masalah dalam penelitian tindakan kelas sendiri muncul di dalam
kelas, sehingga perlu adanya tindakan atau perbaikan yang harus dilakukan oleh guru. PTK pada penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerita pendek dengan menggunakan media film animasi. Model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model Kemmis & MC Taggart. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yang masing - masing siklus meliputi tahap perencanaan (plan) yaitu rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan perubahan prilaku dan sikap sebagai solusi. Tindakan (acting) yaitu pelaksanaan proses pembelajaran yang telah dirancang oleh peneliti sebelumnya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pengamatan (acting) pengamatan tindakan yang dilaksanakan terhadap siswa dan guru. Refleksi (reflection) peneliti dan guru melakukan evaluasi atau perbaikan. Hasil refleksi siklus I dipakai sebagai dasar untuk pelaksanaan siklus II. Pemberian tindakan pada siklus II tujuannya untuk dapat meningkatkan keterampilan menulis dengan menggunakan media film animasi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) termasuk penelitian kualitatif yang instrumen dalam penelitiannya adalah peneliti itu sendiri. Peneliti dikatakan sebagai instrument karena hanya peneliti itu sendiri yang bisa menganalisis, mengetahui kejadia suatu fonemena yang terjadi di lapangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk membantu memperoleh data – data yaitu dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan tes. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi yaitu peneliti menggunakan pedoman lembar observasi guru dan siswa yang telah dibuat. Lembar observasi tersebut berupa langkah – langkah proses pembelajaran menggunakan media film animasi yang di sesuaikan dengan Rencana Rancangan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat.
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 Observasi dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung, pada tahap sebelum penelitian (prasiklus) dan saat proses siklus berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data – data kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas agar peneliti mengetahui kekurangan apa saja yang harus di perbaiki pada siklus berikutnya. Wawancara digunakan dan dilakukan pada awal penelitian peneliti ingin mengetahui permasalahan awal yang diteliti dan peneliti juga ingin mengetahui lebih mendalam terkait permasalahan yang terjadi. Wawancara dilakukan peneli kepada guru kelas IV SD Muhammadiyah,untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di lapangan. Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes tertulis. Tes disini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam menulis cerita pendek menggunakan media film animasi tes ini berbentuk essay berupa pertintah untuk membuat cerita. Dilihat mulai dari tahap pra siklus sampai kepada siklus I,dan siklus II. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi pada kegiatan prasiklus, tahap ini peneliti melihat kegiatan guru dalam proses pembelajaran menulis cerita. Berdasarkan hasil observasi peneliti mendapatkan data bahwa ada beberapa permasalahan yang ditemukan yaitu penggunaan dan pemilihan media yang kurang digunakan guru dalam pembelajaran masih kurang bervariasi karena guru hanya menggunakan buku sebagai media. sehingga membuat suasana kelas menjadi tidak kondusif. Selain itu, kurangnya motivasi dan interaksi yang diberikan guru pada siswa mengakibatkan siswa diam dan pasif. Karena hal itulah yang menyebabkan kemampuan menulis siswa menjadi rendah, rendahnya kemampuan menulis siswa terlihat jelas dari hasil nilai rata-rata siswa
kelas IV SD Muhammadiyah Kota serang yang masih dibawah KKM, hanya beberapa siswa yang sudah mencapai nilai ketuntasan. Hal ini membuktikan dari nilai rata-rata yang di peroleh siswa hanya 56,61% artinya kegiatan pembelajaran menulis cerita masih sangat kurang untuk memenuhi nilai standar kriteria ketuntasan minimum (KKM), nilai KKM di SD Muhammadiyah kota Serang adalah 70 dan masih dibwah kriteria keberhasilan penelitian, yakni lebih dari atau sama dengan 70. Dari permasalahan tersebut perlu diadakannya penelitian tindakan kelas (PTK) untuk meningkatkan kemampuan menulis cerita siswa dengan menggunakan media film animasi. Kegiatan PTK pada siklus I dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah. Pada tahap perencanaan, peneliti sudah menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merancang dengan semenarik mungkin, mempersiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dalam bentuk essay, membuat lembar format penilaian dan observasi, mempersiapkan alat bantu dan media pembelajaran, Pada siklus I ini peneliti menggunakan media film animasi “Adit dan Sopo Jarwo”. Pada tahap tindakan guru melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah dirancang. Selama pembelajaran berlangsung peneliti sebagai guru dengan dibantu oleh guru kelas dalam melakukan pengamatan atau observasi selama proses kegiatan pembelajaran. Dari kegiatan tersebut peneliti memperoleh data hasil observasi dan hasil tes siswa dalam bentukcerita siswa. Hasil dari observasi pembelajaran guru dan siswa menunjukkan ada beberapa indikator yang belum atau tidak dilaksanakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas. pada kegiatan awal guru sudah melaksanakan berdoa, mengabsen, melakukan apersepsi dan motivasi. Tetapi guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. Dalam kegiatan inti guru tidak melakukan tanya jawab dengan siswa
Citra Tri Puspitasari, Nenden Sundari, Neneng Sri Wulan. Penerapan Media Film Animasi Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Pendek tentang cerita pendek dikarenakan siswa tidak antusias dan tidak paham mengenai apa saja unsur- unsur yang terdapat dalam cerita. Jadi saat guru bertanya siswa hanya diam tidak seperti saat apersepsi disaat guru bertanya mengenai film animasi apa saja yang diketahui oleh siswa, siswa sangat riuh melontarkan jawaban mereka. Sehingga guru langsung untuk menjelaskan materi dan memberitahu hal – hal apa saja yang harus diperhatikan saat film di tayangkan. Kemudian guru memfasilitasi siswa dengan memberikan media film animasi dan menugaskan siswa untuk membuat cerita berdasarkan film animasi yang sudah di tonton. Setelah siswa selesai mengerjakan guru mengajak beberapa siswa untuk membacakan hasil tulisannya di depan. Pada kegiatan penutup guru tidak menginstruksikan siswa untuk memeriksa terlebih dahulu hasil pekerjaannya sehingga siswa yang sudah selesai guru hanya meminta beberapa siswa untuk membacakan hasil tulisannya di depan lalu di kumpulkan. Guru juga tidak memberikan penyimpulan dan penguatan pada akhir pembelajaran sehingga tidak memberikan kesempatan pada anak untuk bertanya mengenai hal – hal yang belum dipahami. Pada siklus I peneliti yang sebagai guru masih sangat berperan aktif, dan siswa masih cenderung pasif. Sedangkan data yang dihasilkan melalui pengamatan siswa pada kegiatan awal siswa melaksanakan berdoa dan mengacungkan tangan saat guru mengabsen. Siswa juga sangat antusias dengan apersepsi dan motivasi yang diberikan oleh guru. Terlihat ada perkembangan dibandingkan dengan pada pembelajaran bahasa Indonesia pada sebelumnya. Diantaranya (1) siswa sangat senang mengikuti pelajaran bahasa Indonesia, (2) siswa termotivasi dan paham. Terlihat juga pada beberapa siswa pada siklus I ini siswa masih kurang paham dengan materi, disaat guru menjelaskan materi sebagian siswa memperhatikan dan ada sebagian siswa yang hanya mencoret coret bukunya saja.
Siswa memperhatikan tetapi belum paham apa yang dijelaskan guru, pembelajaran pun sedikit terlambat dikarenakan masih banyak siswa yang tidak paham apa yang harus dikerjakan dan di catat saat film berlangsung. Maka guru harus lebih memberikan penjelasan lagi dengan jelas mengenai hal – hal apa saja yang harus diperhatikan. Meskipun siswa terlihat sudah menyimak cerita pada film, namun masih ada beberapa siswa yang kurang menyimak dan memperhatikan cerita sehingga pada akhir pembelajaran siswa tersebut terlihat kesulitan dan mengingatingat ide gagasan cerita yang disimaknya. Hasil tulisan cerita pendek siswa pada siklus I masih ada beberapa siswa yang belum mencapai mencapai nilai KKM. Ada beberapa aspek penilaian dalam menulis cerita yang masih rendah seperti menentukan tema, amanat, perwatakan. dari 26 siswa yang berada di kelas IV seluruh siswa hadir semua pada waktu peneliti melaksanakan siklus I. Hasil nilai tes yang dilakukan dapat diketahui nilai tertinggi yang diperoleh pada siklus I adalah 85 sebanyak 1 siswa, dan nilai terendah yaitu 57 sebanyak 3 siswa, sementara itu siswa yang mendapat nilai 61 sebanyak 3 siswa, siswa yang mendapat nilai 69 siswa, siswa yang mendapat nilai 71 sebanyak 8 siswa dan yang mendapat nilai 80 sebanyak 2 siswa. Pada siklus I nilai sebagian siswa sudah diatas KKM, sebagian siswa masih dibawah KKM. Masih perlu diadakan perbaikan pada siklus berikutnya, yaitu siklus II Siklus II dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah. Siklus II dilaksanakan untuk memperbaiki kekurangan atau hambatan-hambatan yang terjadi pada siklus I. Kegiatan pembelajaran menulis cerita menggunakan media film animasi tidak jauh berbeda dengan siklus I, hanya berbeda dalam judul film yang diberikan. Pada tahap perencanaan, peneliti sudah menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 alat evaluasi berupa tes tertulis, membuat format lembar observasi dan lembar penilaian, mempersiapkan alat bantu dan media pembelajaran seperti infokus dan film animasi yang akan digunakan. Pada tahap tindakan guru melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah disusun. Selama pembelajaran berlangsung peneliti sebagai guru dibantu oleh guru. Dari kegiatan tersebut peneliti memperoleh data hasil observasi dan hasil tes siswa. Hasil observasi guru dan siswa pada siklus II yaitu, Berbeda dengan hasil observasi pada siklus sebelumnya, pada siklus II ini terlihat kegiatan guru dari awal sampai kegiatan akhir sudah memenuhi semua indikator pada saat pembelajaran berlangsung. Dari kegiatan awal mulai berdoa, mengabsen, melakukan apersepsi dan motivasi, menyampaikan tujuan pembelajaran sudah terlaksana dengan baik. Pada kegiatan inti guru pun sudah memberikan penjelasan mengenai materi secara detail sehingga materi yang disampaikan dapat diterima oleh siswa. Guru memberikan film animasi yang berbeda dengan sebelumnya yang lebih menarik perhatian siswa. Sampai kegiatan penutup memberikan penguatan dan kesimpulan kemudian guru menutup pelajaran dengan berdoa telah guru laksanakan. Ini menunjukkan bahwa adanya perubahan aktivitas guru dalam proses pembelajaran yang juga sangat mempengaruhi baik buruknya sebuah perencanaan yang terlaksana. Pada siklus II dari kegiatan awal siswa berdoa, mengacungkan tangan saat di absen, melaksanakan apersepsi dari guru dan memperhatikan tujuan pembelajaran sampai dengan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru. Pada kegiatan menonton film animasi sampai ditugaskan untuk menceritakannya kembali siswa terlihat sudah paham dengan yang dijelaskan oleh guru, sampai kegiatan
akhir siswa terlihat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Kegiatan dengan menggunakan media film animasi lebih meningkat dari kegiatan pada siklus sebelumnya. Hasil menulis cerita pendek pada siklus II mengalami peningkatan. Beberapa siswa sudah bisa membuat cerita dengan unsurunsur instrinsik yang terdapat dalam cerita tersebut, data menunjukkan dari 26 orang siswa yang berada di kelas IV seluruh siswa hadirpada waktu peneliti melaksanakan siklus II. Hasil nilai tes individu yang telah dilakukan dapat diketahui nilai tertinggi yang diperoleh pada siklus II adalah 95 sebanyak 1 siswa dengan pemerolehan skor 20, berdasarkan hasil karangan cerita yang dibuat mendapatkan poin 3 yang berarti sudah tepat dalam menentukan judul, penggambaran watak ada dalam cerita, pemilihan tempat dan waktu sudah ada dalam ceritan alur yang digunakan pun jelas, tema pun sudah sesuai dengan isi cerita, hanya dalam moral atau amanat, pesan kurang jelas dalam cerita. Dan nilai terendah yaitu dengan nilai 66 sebanyak 3 siswa dengan pemerolehan skor 14 berdasarkan hasil karangan cerita yang dibuat salah satu siswa yang mendapatkan nilai terendah siswa sudah mampu untuk memilih judul, menggambarkan tokoh tetapi masih kurang dalam merangkai katakata sehingga menjadi sebuah cerita yang utuh, di dalam cerita latar, sudut pandang, dan alur kurang jelas dan kurang tepat. tidak terdapat amanat dan tema dalam cerita yang ditulis. Pada siklus II nilai siswa terlihat banyak peningkatan dari siklus I, walaupun ada beberapa siswa yang belum mencapai nilai KKM. Nilai rata – rata yang di peroleh mencapai 79,5. Nilai ratarata ini mengalami peningkatan dibandingkan nilai rata – rata Bahasa Indonesia pada siklus I yang hanya mencapai 67,53.
Citra Tri Puspitasari, Nenden Sundari, Neneng Sri Wulan. Penerapan Media Film Animasi Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Pendek
Grafik 1 Rekapitulasi hasil observasi guru ketika proses belajar mengajar menggunakan media film animasi 15 10 5
peningkatan kreatifitas pembelajaran pada keterampilan menulis cerita pendek. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi siswa yang menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I sampai siklus II. Langkah – langkah pembelajaran menulis cerita dengan menggunakan media film animasi pada siklus I yang terlaksana hanya 7 dari 13 langkah – langkah pembelajaran yang di rancang, dan pada siklus II semua langkah pembelajaran terlaksana. Grafik 4.3
0 SIKLUS I SIKLUS II
Grafik 1 hasil observasi guru menunjukkan adanya perubahan dari siklus I sampai siklus II. Siklus I dari 13 langkah proses belajar mengajar guru yang dirancang, hanya 9 poin yang terlaksana, siklus II dari 13 langkah proses belajar mengajar guru semuanya dilaksanakan. Grafik 4.2
Hasil menulis cerita siswa dari prasiklus sampai siklus II 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Rekapitulasi hasil observasi siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media film animasi 14 12 10 8 6 4 2 0 siklus I siklus II
Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran keterampilan menulis cerita menggunakan media film animasi , media tersebut sangat berpengaruh terhadap
Bila kita lihat hasil akhir dari perolehan nilai keterampilan menulis cerita pendek menggunakan media film animasi yang tertera pada grafik diatas menunjukkan adanya perubahan setiap siklusnya. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil nilai rata rata siswa setiap siklusnya. Pada prasiklus siswa memperoleh nilai rata – rata 56,61%, kemudian pada siklus I nilai rata – rata siswa menjadi 67,53% dan siklus II nilai rata – rata siswa meningkat mencapai 79%. Dengan nilai rata – rata pada grafik menunjukkan bahwa dengan media film animasi kemampuan siswa dalam keterampilan menulis cerita pendek meningkat dibandingkan pada pembelajaran sebelumnya yang tidak menggunakan media.
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 Berdasarkan hasil penelitian II siklus yang telah dilakukan tersebut, proses pembelajaran menulis cerita pendek dengan menggunakan media film animasi yang guru dan siswa telah laksanakan dari siklus I sampai siklus II semakin meningkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran penggunaan media film animasi dapat meningkatkan kemampuan menulis cerita pendek siswa. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebanyak dua siklus maka dapat disimpulkan bahwa :Penerapan media film animasi yang di terapkan pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah diperoleh dari analisis hasil observasi, dan analisis hasil belajar siswa pada dua siklus tindakan yang telah dilakukan. Hasil penelitian ini mengacu pada rumusan masalah yang telah ditetapkan, dan tujuan yang diharapkan. Jawaban atas rumusan masalah yang pertama yaitu media film animasi dapat di terapkan dengan melatih siswa untuk menulis dengan menuangkan ide gagasan cerita secara tertulis dalam bentuk cerita pendek dari hasil menyimak.
Mengacu pada rumusan masalah yang kedua, penelitian yang dilakukan sebanyak dua siklus ini dapat mengatasi kesulitan siswa dalam menuangkan ide dan mengembangkan kata kata menjadi sebuah cerita yang berpengaruh pada meningkatnya kemampuan menulis cerita pendek siswa yang diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil tersebut, membuktikan bahwa pembelajaran menulis cerita menggunakan media film animasi dapat membantu meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis cerita. DAFTAR PUSTAKA Nurgiyantoro, B. (2005). Sastra anak. Gadjah mada: university Press Arikunto, S., Suhardjo dan Supardi. (2012). Penelitian tindakan kelas. jakarta: Bumi Aksara Resmini, N., Churiah Y., & Sundari, N (2010). Membaca dan menulis di SD. Bandung: UPI Press. Arsyad, A. (2011). Media pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada