Volume 2 Nomor 3 September 2013
E-JUPEKhu
(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu
Halaman : 72-84
EFEKTIFITAS TEKNIK BERANGSUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS HURUF SAMBUNG PADA ANAK BERKESULITAN BELAJAR MENULIS Oleh: 1
Dwi Yulinda , Ganda Sumekar2, Kasiyati3
Abstract: This research is motivated by problems that researchers in the field discovered that a child's learning disabilities in grade II / A who have difficulty writing. This research uses experimental approach with methods Single Subject Research (SSR) with design A1-B-A2. On condition invertensi child's ability increases, this activity is done seven times observation, which was originally the child reaches 40% and finally the child is able to write a word using the letters connect properly and clearly reaches 90%. And the Baseline condition 2, the activities carried out under these conditions five times observation after invertensi activity is stopped, it turns out the child's ability to retain the ability to write words using the letters connect properly and clearly. Thus the previously proposed hypothesis can be accepted, it means that the technique can gradually boost Traffic continued to write letters to children learning disabilities class x II / A in SDN 02 Padang Cupak Tangah. The researchers suggest to teachers to use the fade techniques to improve writing letters continued future learning disabilities in children. Kata-kata kunci :Teknik Berangsur;Menulis huruf tegak bersambung; anak kesulitan belajar PENDAHULUAN Dalam proses pendidikan diperlukan sarana komunikasi baik secara lisan maupun tulisan, menulis merupakan salah satu keterampilan bahasa. Menulis bukan hanya menyalin tetapi juga mengekspresikan pikiran dan perasaan ke dalam lambang-lambang tulisan. Kegunaan kemampuan menulis bagi para siswa adalah untuk menyalin, mencatat, dan mengerjakan sebagian tugas sekolah.
1
Dwi Yulinda(1), Mahasiswa Jurusan Pendidikana Luar Biasa, FIP UNP, email :
[email protected] Ganda Sumekar(2), Dosen Jurusan Pendidikana Luar Biasa, FIP UNP, 3 Kasiyati(3), Dosen Jurusan Pendidikana Luar Biasa, FIP UNP, 2
72
73
Tanpa memiliki kemampuan untuk menulis, siswa akan mengalami banyak kesulitan dalam melaksanakan ketiga jenis tugas tersebut. Oleh Karena itu, menulis harus diajarkan pada saat anak mulai masuk SD dan kesulitan belajar menulis harus memperoleh perhatian yang cukup dari para guru. Mulyono Abdurrahman (2003:223), banyak orang yang lebih menyukai membaca daripada menulis karena menulis dirasakan lebih lambat dan lebih sulit. Meskipun demikian, kemampuan menulis sangat diperlukan baik dalam kehidupan disekolah maupun di masyarakat.Para siswa memerlukan kemampun menulis untuk menyalin, mencatat atau untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Dalam kehidupan masyarakat orang memerlukan kemampuan menulis untuk keperluan berkirim surat, mengisi formulir, atau membuat cacatan. Ketarampilan menulis sangat membantu dalam mengikuti proses pendidikan. Untuk mengembangkan kemampuan menulis pada anak yang mengalami kesulitan menulis dibutuhkan suatu teknik latihan yang tepat dan efektif agar kemampuan yang dimilikinya dapat dikembangkan.Cara yang tepat dan kontiniutas latihan sangat menentukan kualitas tulisan yang dihasilkan dikemudian hari.Hasil tulisan tersebut dapat terlihat dalam hal bentuk/ ukuran, alur tulisan, ketepatan menempatkan spasi pada setiap kalimat, dan tempo menulis. Tanpa memiliki kemampuan menulis, anak akan banyak mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas-tugas sekolah dan kesehariannya untuk berkomunikasi. Dalam belajar menulis anak berkesulitan belajar menulis mengalami banyak hambatan dan kesalahan-kesalahan karena mereka memiliki gangguan persepsi visual, sulit untuk memanifestasikan gerakan-gerakan motoriknya ke dalam tulisan, ataupun adanya kesulitan mengkoordinasikan antara mata dan tangan.Mereka seharusnya mendapat layanan dan bantuan belajar dengan teknik latihan yang tepat agar mereka dapat mengatasi masalahnya sendiri.Ketika keberadaan anak yang mengalami kesulitan menulis diabaikan, menyebabkan anak semakin tertinggal jauh secara akademik.Dalam arti prestasi akademik anak tidak sesuai dengan potensi yang dimiliki. Latihan terus menerus (continiue) yang bersifat pembiasaan diprediksi dapat meningkatkan kemampuan menulisnya, karena ada keterlibatan beberapa indera di antaranya koordinasi
mata
dan
tangan
yang
dibiasakan
untuk
dirangsang
secara
terus
menerus.Pembiasaan koordinasi mata dan tangan merupakan satu kesatuan didalam sistem
E-JUPEKhu
(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)
Volume 2, nomor 3, September 2013
74
motorik, bahkan motorik yang sangat luas.Teknik latihan yang melibatkan koordinasi mata dan tangan salah satunya adalah teknik Berangsur. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan selama 4 hari dimulai pada tanggal 6 agustus 2012 sampai tanggal 9 agustus 2012, yang dilakukan di SDN 02 Cupak Tangah Padang. Pada pengamatan hari pertama peneliti melakukan observasi dikelas II/A dimana kelas ini memiliki 29 murid dengan latar belakang kemampuan menulis yang berbedabeda, hal ini terbukti dari hasil wawancara dengan walikelas II/A yang membuktikan dari 29 orang murid, hanya 4 orang murid yang mengalami gangguan dalam menulis, selain itu peneliti juga melihat peserta didik dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, dimana guru meminta semua peserta didik untuk menulis kalimat yang di tuliskan guru di papan tulis, kemudian guru kelas juga meminta semua peserta didik untuk mendikte kalimat yang diucapkan oleh guru dan hasilnya memang sesuai dengan pernyataan wali kelas II/A yang menyatakan hanya empat orang murid yang mengalami gangguan dalam menulis. Setelah didapatkan empat orang murid yang mengalami kesulitan belajar menulis maka peneliti mencoba mengidentifikasi empat orang murid tersebut.Dan hasil identifikasi tersebut hanya tiga orang murid yang mengalami pencapaian mendekati kebenaran dalammenulis huruf kapital, menulis kalimat yang didiktekan guru serta menyalin kata dengan menggunakan huruf sambung. Sementara murid dengan inisial X benar-benar tidak memiliki kemampuan dalam menulis huruf sambung, penggunaan huruf kapital dan menulis kalimat yang didiktekan oleh guru, hal ini terlihat dari tulisan anak yang tidak dapat dibaca oleh peneliti. Dari semua masalah tersebut peneliti hanya akan mendalami masalah dengan satu anak X yang benar-benar mengalami kesulitan menulis dengan cara mengasesmen kemampuan huruf sambung dengan menirukan tulisan huruf sambung yang telah dicontohkan oleh guru, dan hasilnya membuktikan memang tulisan anak mengalami gangguan, seperti anak diminta untuk menulis kata aku, bus, cat, dor, eka,fit, gol, hai, itu dan jas (hasilnya terlihat bahwa tulisan anak terlihat kecil, rapat dan tidak bisa terbaca, selain itu di dalam menulis anak menggunakan tangan kiri sehingga anak tidak tepat dalam memegang pensil). Dilihat dari latar belakang masalah di atas, maka identifikasi dari masalah penelitian ini adalah (1) Posisi duduk anak dalam menulis belum sempurna (2) Dalam memegang pensil anak tidak benar (3) Anak mengalami kesulitan dalam menulis kata dengan huruf sambung
E-JUPEKhu
(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)
Volume 2, nomor 3, September 2013
75
(4)Penulisan huruf dalam tulisan anak terlalu rapat sehingga tidak bisa terbaca (5) Tulisan anak naik turun bertabrakan (keluar jalur atau garis). Untuk lebih fokusnya penelitian ini serta untuk menghindari kesimpang siuran, maka peneliti membatasi masalah penelitian ini hanya mencakup kemampuan anak berkesulitan belajar menulis dimulai dari menirukan tulisan yang diberikan guru dengan huruf sambung, dan menulis kata dengan huruf sambung. Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan dalam latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini: “Apakah dengan cara teknik berangsur dapat meningkatkan kemampuan menulis huruf sambung pada anak berkesulitan belajar menulis. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan keefektifitasan teknik berangsuruntuk meningkatkan kemampuan menulis huruf sambung bagi anak berkesulitan belajar menulis kelas II di SDN 02 Cupak Tangah
METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah eksperimen dalam bentuk Single Subject Research (SSR). Pada penelitian ini, desain yang digunakan adalah desain A – B – A, dimana (A1) merupakan fase baseline sebelum diberikan intervensi, B merupakan fase treatment dan A2 merupakan phase baseline setelah tidak lagi diberikan intervensi. Fase baseline (A1) adalah suatu fase saat target behavior diukur secara periodik sebelum diberikan perlakuan tertentu. fase treatment (B) adalah fase saat target behavior diukur selama perlakuan tertentu diberikan. Fase baseline (A2) adalah suatu terget behavior diukur secara periodik setelah tidak lagi menggunakan teknik berangsur. Menurut Sunanto (2006:44), kondisi baseline adalah kondisi dimana pengukuran perilaku sasaran dilakukan pada keadaan natural sebelum diberikan intervensi apapun dan kondisi intervensi adalah kondisi ketika suatu intervensi telah diberikan dan perilaku sasaran diukur di bawah kondisi tersebut. Variabel terikat pada penelitian ini adalah kemampuan menulis huruf sambung dan variabel bebas pada penelitian ini adalah teknik berangsur. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah anak kesulitan belajar menulis yang bernama X yang duduk dikelas II SDN 02 Cupak Tangah yang berjenis kelamin perempuan.Kondisi awal anak di lihat dari segi fisik terlihat seperti anak normal, berkulit kuning langsat, tinggi 130 cm dan berbadan kurus.Dari segi sosialnya anak kurang bisa bergaul
E-JUPEKhu
(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)
Volume 2, nomor 3, September 2013
76
dengan semua teman yang ada di sekolah, namun dalam hal berinteraksi dengan teman dekatnya anak terlihat sangat akrab. Dilihat dari semua kemampuan akademik seperti membaca dan berhitung anak masih rendah namun yang paling rendah adalah kemampuan menulisnya hal ini diketahui dari hasil wawancara dengan wali kelas serta asesmen yang peneliti lakukan terhadap anak yang berinisial X, seperti anak diminta untuk menulis kata dengan tulisan sambung dan hasilnya tulisan anak masih belum bisa terbaca oleh peneliti. Data dikumpulkan oleh peneliti melalui observasi dan tes.Tes yang peneliti lakukan dapat menemukan masalah-masalah yang dihadapi anak, sehingga dalam teknik ini terlihat kemampuan
pada
anak,
seperti
kemampuan
menulis
kata
dengan
tulisan
tegak
bersambung.menggunakan teknik berangsur. Pencatatan data ini dengan menggunakan tes perbuatan, yang mana tes peneliti lakukan dengan melihat kemampuan anak dalam membuat kata menggunakan tulisan tegak bersambung.menggunakan teknik berangsur. Jenis pencatatan yang dipilih adalah pencatatan kejadian (even recording). Teknik Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1)Analisis Dalam Kondisi, yang dimencakup didalamnya adalah: Panjang Kondisi, Kecenderungan Arah, Menentukan Tingkat Stabilitas, Menentukan Jejak Data, Menentukan Tingkat Perubahan, Menentukan Rentang. (2) Analisis Antar Kondisi yang didalamnya mencakup Variabel yang di ubah, Perubahan Kecenderungan Arah, Perubahan Kecenderungan Stabilitas, Menentukan Level Perubahan, Menentukan Persentase Overlap. Untuk memulai menganalisa perubahan data antar kondisi, data yang stabil harus mendahului kondisi yang akan dianalisa. Karena jika data bervariasi (tidak stabil) maka akan mengalami kesulitan untuk menginterprestasikannya. Disamping aspek stabilitas ada tidaknya pengaruh intervensi terhadap variabel terikat, juga tergantung pada aspek perubahan level, dan besar kecilnya Overlape yang terjadi antara dua kondisi yang dianalisa. Adapun hipotesis diterima apabila hasil analisis data dalam kondisi dan antar kondisi memiliki estimasi kecenderungan stabilitas, jejak data dan perubahan level yang meningkat secara positif dan overlap data pada analisis antar kondisi semakin kecil dan pada kondisi lain hipotesis ditolak.
E-JUPEKhu
(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)
Volume 2, nomor 3, September 2013
77
HASIL PENELITIAN Analisis Data yang digunakan adalah analisis visual grafis, yakni data dalam kondisi baseline (A1) yang diperoleh ketika sebelum diberikan layanan dan kondisi Intervensi (B) yaitu data yang diperoleh setelah diberi layanan dengan teknik berangsur dalam menulis kata menggunakan tulisan tegak bersambung dan (A2) baseline setelah diberikan teknik berangsur.
1. Kondisi baseline A1 Hasil dari penelitian pada kondisi baseline 1 dapat dilihat melalui grafik dibawah ini :
BASELINE 1 (A1) 100%
Kemampuan Menulis huruf sambung
80% 60% 40% 20% 0% 1
2
3
4
5
Hari Pengamatan
Grafik. 1. Panjang kondisi baseline sebelum di berikan intervensi (A) (kemampuan menulis huruf bersambung)
Dilihat dari grafik pada kondisi baseline A1 diatas pengamatan pada kondisi baseline dilakukan sebanyak lima kali pertemuan dengan kestabilan kemampuan 0%, pada hari pertama 0%. Hari kedua 0%, hari ketiga 0%, hari keempat 0%, dan hari kelima 0%. peneliti menghentikan pengamatan karena data yang diperoleh sampai hari ke lima sudah menunjukkan kestabilan. 2. Kondisi intervensi B Hasil penelitian pada kondisi intervensi B dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
E-JUPEKhu
(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)
Volume 2, nomor 3, September 2013
78
intervensi kemampuan menulis huruf sambung
100% 80% 60% 40% 20% 0% 1
2
3
4
5
6
7
hari pengamatan
Grafik.2. Panjang kondisi intervensi ( B ) (kemampuan anak dalam menulis huruf sambung dengan teknik Kondisi Intervensi ini peneliti lakukan sebanyak tujuh kali pertemuan dengan data yang diperoleh adalah:Hari keenam persentase yang diperoleh adalah 40 %. Hari ketujuh adalah 60 %. Hari kedelapan adalah 60 %. Hari kesembilan persentase yang diperoleh adalah 70 %. Pada hari kesepuluh persentase yang diperoleh adalah 80 %. Hari kesebelas persentase yang diperoleh adalah 90 %. Hari keduabelas persentase yang diperoleh adalah 90 %.
3. Kondisi baseline A2 Hasil penelitian pada kondisi baseline A2 dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Baseline 2 (A2) kemampuan menulis kata bersambung
100% 80% 60% 40% 20% 0% 1
2
3
4
5
hari pengamatan
Grafik. 3. Panjang kondisi baseline 2 Setelah di berikan intervensi (A2) (kemampuan menulis kata bersambung)
E-JUPEKhu
(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)
Volume 2, nomor 3, September 2013
79
Pengamatan pada kondisi ini dilaksanakan selama lima kali pengamatan. hasil pengumpulan data yang didapat hari ketigabelas persentase yang diperoleh adalah 80 %. hari keempatbelas adalah 70 %, hari kelimabelas adalah 80 %. hari keenambelas adalah 90 %. hari ketujuhbelas diperoleh adalah 90 %. Perbandingan antara hasil data baseline (A1) dengan data intervensi (B) dan baseline (A2) setelah intervensidapat dilihat pada grafik di bawah ini:
persentase kemampuan menulis huruf sambung
baseline 1
intervensi 2
baseline
100% 80% 60% 40% 20% 0% 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
hari pengamatan
Grafik 6. Perbandingan hasil penelitian kondisi baseline A1, intervensi B, baseline A2
Dari grafik dapat dilihat bagaimana perbandingan kemampuan anak menulis kata dengan tulisan tegak bersambung saat sebelum diberikan intervensi (A1) saat di berikan intervensi (B) dan kondisi baseline setelah menggunakan teknik berangsur (A2).Pada kondisi A1, tidak terjadi peningkatan sedikitpun, kemampuan anak hanya 0% selama pengamatan.Pada kondisi B (intervensi) kemampuan anak meningkat baik ke arah positif yaitu berkisar antara 40% sampai 90%, dan pada kondisi A2 kemampuan anak masih meningkat kearah yang baik meskipun ada penurunan tetapi bisa kembali stabil di posisi 90%. Ini membuktikan bahwa teknik berangsur efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis kata menggunakan tulisan tegak bersambung. Rangkuman hasil analisis data dalam kondisi setelah diadakan pengumpulan dan pengolahan data adalah:
E-JUPEKhu
(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)
Volume 2, nomor 3, September 2013
80
No
Kondisi
A1
B
A2
5
7
5
arah
(=)
(+)
(+)
Kecenderungan stabilitas
0%
28%
40%
(tidak stabil)
(tidak stabil)
(Tidak stabil)
(=)(=)
(+)(=)
(+)(=)
Variabel
Variabel
Variabel
rentang
0-0
40-90
70-90
Level perubahan
0-0
90-40
90-70
(=)
(+)
(+)
1.
Panjang kondisi
2.
Estimasi kecenderungan
3.
4.
Jejak data
5.
Level stabilitas dan
6.
Tabel 1. Rangkuman Analisis dalam Kondisi Pada tabel dapat kita lihat, panjang kondisi pada masing-masing fase adalah lima hari pengamatan pada kondisi baseline, tujuh hari pada intervensi dan lima hari lagi pada kondisi baseline setelah intervensi. Estimasi kecenderungan arah pada kondisi baseline menetap di angka 0%, kondisi intervensi mengalami peningkatan mencapai 90% dan pada kondisi baseline setelah intervensi masih bisa bertahan hingga 90%. Hal ini dibuktikan dengan bentuk garis yang ada pada kolom tabel. Kecenderungan stabilitas A1 (baseline) adalah 0%, kondisi B (intervensi) 28% dan A2 (baseline setelah intervensi) 40%.Level perubahan jika diurutkan didapat hasil 0%, 50% dan 20%. Sedangkan pada keadaan analisis antar kondisi bisa dilihat tabel sebagai berikut: NO
Kondisi
1
Jumlah variabel yang diubah
2
Perubahan arah kecenderungan dan efeknya
3
Perubahan kecenderungan stabilitas
E-JUPEKhu
(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)
A1 : B
B : A2
1
1
(=)
(+)
(+)
(+)
Variabel ke
Variabel ke
variabel
variabel
Volume 2, nomor 3, September 2013
81
4
Perubahan level
0-40
90-70
5
Persentase Overlap
0%
20%
Tabel 2. Rangkuman Hasil Analisis Antar Kondisi Anak Dalam Menulis Huruf Sambung
Hasil data antar kondisi didapatkan kesimpulan bahwa variabel yang berubah adalah satu yaitu kemampuan menulis kata dengan tulisan tegak bersambung. Perubahan kecenderungan arah pada kondisi baseline (A1) sama sekali tidak terjadi perubahan ke arah yang positif sedangkan pada kondisi intervensi (B) mengalami perubahan kearah yang lebih baik dengan progres yang positif dan pada kondisi baseline setelah intervensi (A2) juga menuju perubahan yang lebih baik dengan bentuk garis menaik ke atas. Perubahan kecenderungan stabilitas terjadi dari data tidak stabil secara negatif ke tidak stabil secara positif dan ke stabil secara positif.Level perubahan yang terjadi dari kondisi baseline ke kondisi B/A1 adalah 0-40 dan B/A2 sebanyak 90-70. Presentase overlapeA1 dengan B 0% dan A2 dengan B 20%. PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di sekolah dan dirumah selama 17 kali pengamatan yang dilakukan pada tiga kondisi yaitu lima kali pada kondisi baseline 1 sebelum diberikan intervensi (A1), tujuh kali pada kondisi intervensi (B). dan lima kali pada kondisi baseline 2 (A2). Suzanne Naville & Pia Mac Baher (1987) mengatakan bahwa, menulis adalah salah satu bentuk keterampilan tangan (motorik halus) dan mempunyai arti untuk mengekspresikan diri yang untuk itu diperlukan kemampuan persepsi, motorik, dan kemampuan konseptual tentang simbol-simbol angka dan huruf. Anak berkesulitan belajar menulis sering disebut juga disgrafia (dysgraphia) (Jordon seperti dikutip oleh hallahan, Kauffman, dan Lloyd, 1985:237)kesulitan belajar menulis yang berat disebut juga agrafia. Disgrafia menunjuk pada adanya ketidakmampuan mengingat cara membuat huruf atau simbol-simbol matematika.
E-JUPEKhu
(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)
Volume 2, nomor 3, September 2013
82
Intervensi pada penelitian ini dengan menggunakan teknik berangsur pada anak berkesulitan belajar menulis X yang dilaksanakan di ruangan sekolah dan dirumah anak.Menurut Radhi al-hafidh istilah teknik dalam pembelajaran didefinisikan dengan cara-cara dan alat yang digunakan oleh guru dalam rangka mencapai suatu tujuan, langsung dalam pelaksanaan pelajaran pada waktu itu. Menurut Yulia Alimudin (2009:30), Teknik berangsur disajikan secara bertahap dengan menggunakan pendekatan huruf,suku kata,kata-kata atau kalimat.Menulis permulaan dengan model berangsur maksudnya huruf demi huruf diperkenalkan secara berangsur-angsur sampai pada akhirnya semua huruf dikuasai oleh anak.Dapat disimpulkan bahwa teknik berangsur adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru terhadap anak dalam pembelajaran menulis huruf sambung dimana huruf demi huruf diperkenalkan secara berangsur sampai pada akhirnya semua huruf dikuasai oleh anak. Dalam penelitian ini penulis ingin meningkatkan kemampuan anak berkesulitan belajar (X) dalam meningkatkan kemampuan menulis kata menggunakan huruf sambung, agar anak berksulitan belajar mampu menulis menggunakan huruf sambung dengan benar dan jelas, karena menulis huruf sambung ini sangat membantu anak dalam belajar dan mengerjakan tugas sekolah bagi anak sekolah dasar kelas II. Berdasarkan dari data analisis dapat dilihat bahwa adanya peningkatan kemampuan anak dalam menulis kata menggunakan huruf sambung dengan diberikan perlakuan dengan menggunakan teknik berangsur.Hal ini dapat terbukti dari analisis dengan menggunakan grafik garis yang dibuat berdasarkan pengolahan data. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penggunaan teknik berangsur merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang bisa mengatasi anak dalam melatih kemampuan menulis anak yang bersifat motorik. Mengingat anak diajar harus secara berulang-ulang maka dicari alternatif lain yaitu menggunakan teknik berangsur. Penggunaan teknik berangsur ini dapat meningkatkan kemampuan menulis menggunakan huruf sambung dengan benar dan jelas, dan juga melatih koordinasi antara mata dan tangan pada anak.
E-JUPEKhu
(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)
Volume 2, nomor 3, September 2013
83
Berdasarkan dari hasil dari pengamatan yang peneliti lakukan dapat dsimpulkan bahwa anak berkesulitan belajar (X) mampu menulis kata menggunakan huruf sambung dengan benar dan jelas dimana peneliti memberi perlakuan dengan menggunakan teknik berangsur.Maka dapat dinayatakan bahwa teknik berangsur efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis huruf sambung pada anak berkesulitan belajar (X) kelas II/A di SDN 02 Cupak Tangah Padang. Saran Dari hasil penelitian ini dapat dirumuskan beberapa saran dan pertimbangan dalam meningkatkan kemampuan menulis kata menggunakan huruf sambung pada anak berkesulitan belajar diantaranya: Bagi kepala sekolah, Menentukan kebijakan dalam proses pembelajaran agar lebih meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi demi tercapainya tujuan pendidikan dan layanan yang tepat sesuai dengan kebutuhan khusus. Bagi guru, Disarankan pada guru untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dengan berbagai ide kreatif untuk membantu anak mengajarkan kemampuan menulis kata menggunakan huruf sambung dengan benar dan jelas pada anak berkesulitan belajar. Bagi peneliti yang akan melanjutkan penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan penguasaan tentang teknik berangsur ini demi peningkatan kemampuan menulis kata menggunakan huruf sambung. DAFTAR RUJUKAN Abdurahman, M. 2003. Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar.Jakarta : Rineka Cipta. Depdikbud.1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Epni. pedagogi.blogspot.com/2009/06/anak-berkesulitan-belajar.html Malisuf S.1995. psikologi pendidikan berdasarkan kurikulum nasional. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya Suherman, Y. (2005). Adaptasi Pembelajaran Siswa Berkesulitan Belajar. Bandung: Rizqi Press Sunanto, J. dkk.(2005). Pengantar Penelitian dengan Subjek Tungggal.CRICEEED University of Tsukuba. Tarigan, H.G.1986.Menulis Sebagai Suatu Keterampilan. Warkitri dkk.(1990). Penilaian pencapaian hasil belajar.Jakarta: Karunika UT.
E-JUPEKhu
(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)
Volume 2, nomor 3, September 2013
84
Wardani.1995.Pengajaran Bahasa Indonesia Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: depdikbud W.J.S Poerwadarminta. (1993). kamus rumus bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka. Yusuf,M.2005.Pendidikan bagi anak dengan problema belajar. Jakarta.
E-JUPEKhu
(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)
Volume 2, nomor 3, September 2013