PERTEMUAN 10 PROGRAM ACARA BERITA 1. Pengertian Reportase Reportase adalah kegiatan meliput, mengumpulkan fakta-fakta tentang berbagai unsur berita. dari berbagai sumber/ narasumber dan kemudian menuliskannya dalam bentuk berita (produk) Berdasarkan tahapan atau tingkatannya ada tiga, reportase dasar, reportase madia (menengah) dan reportase lanjutan. Reportase dasar menghasilkan berita lansung (straight news), reportase madia menghasilkan berita kisah (soft news/ feature), dan reportase lanjutan meghasilkan berita analisis (news analysis) Berita adalah informasi hangat dan aktual yang disajikan kepada umum mengenai apa yang sedang terjadi, tentang apa yang harus dipikirkan dan bagaimana bertindak. Ini berarti, berita adalah laporan kejadian yang tepat pada waktunya, ringkas, cermat dan kejadian nyata itu sendiri.
2. Persiapan Liputan Berita Televisi Sebelum wartawan atau tim liputan berita turun ke lapangan untuk meliput berita, terlebih dahulu dilakukan persiapan-persiapan terutama agar pelaksanaan liputan berita dapat berjalan lancar dan terutama berhasil memperoleh berita. Dalam proses persiapan liputan, masing-masing media massa memiliki perbedaan, meskipun secara prinsip memiliki persamaan. Berikut ini beberapa persiapan yang dilakukn wartawan atau tim liputan sebelum melakukan liputan berita dilokasi a. Reporter
melakukan
kontak
dengan
berbagai
pihak
tentang
kemungkinan adanya peristiwa atau masalah yang layak diliput b. Reporter mencatat peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada hari itu c. Reporter menentukan peristiwa yang mana yang diliput
d. Reporter melakukan koordinasi dengan kordinator liputan atau penanggung jawab liputan berita e. Reporter melakukan kordinasi dengan juru kamera dan pengemudi f. Reporter mengecek kesiapan juru kamera terkait peralatan yang akan digunakan,
seperti
kamera,
kaset,
batrai
kamera,
mik
dan
perlengkapannny, tripod apabila diperlukan, peralatan lighting jika diperlukan dll g. Reporter menyiapkan data awal terkait peristiwa yang akan diliput h. Reporter menyusun konsep pertanyaan-pertanyaan i. Reporter menyiapkan biaya secukupnya j. Apabila persiapan sudah cukup, segeralah berangkat menuju lokasi kejadian 3. Proses Pembuatan Berita a. Mencari informasi awal Informasi awal dapat diperoleh dari berbagai sumber. Media massa (koran harian, internet, radio, televisi) adalah salah satu sumber informasi yang terus mengalir tak pernah henti. Bisa pula dari berbagai sumber personal, seperti pemimpin lembaga, atau kolega (kenalan) yang bekerja untuk suatu perusahaan dan memiliki cukup informasi tentang perusahaan/ lembaga tersebut. Contoh kejadian: rapat anggaran DPRD, wisuda perguruan tinggi swasta, peresmian gedung baru Bank Syari’ah, lomba ilmiah remeja, seminar kebebasan pers/ berekspresi, peringatan hari bumi, dsb. b. Memastikan peristiwa yang akan diliput Melakukan konfirmasi berarti mengecek kepastian; baik kepastian jadi atau tidaknya acara, kepastian partisipan/ peserta, penyelenggara, pihak/ pejabat yang akan membuka acara, rangkaian beserta wakt/ lamanya acara, aturan atau tata tertib peliputan (jika ada). Dengan demikian, reporter dapat mempersiapkan segala sesuatu; baik fisik, mental, peralatan maupun tim peliput
c. Merekomendasikan seluruh informasi Informasi yang di dapat setelah peliputan perlu dikumpulkan, disatukan, ‘ditabung’ sehingga siap untuk diolah lebih lanjut menjadi berita. informasi dapat berupa: keterangan tentang 5W+1H, foto-foto dokumentasi, press release, profil lembaga, pidato, pernyataan tertulis, komentar (wawancara) dua-tiga narasumber, dan kesaksian saksi mata. 4. Membuat Berita atau Menggagas Berita Ada dua kategori kegiatan reportase atau peliputan; membuat suatu berita atau menggagas suatu berita. Dengan kata lain, seorang reporter harus tahu terlebih dahulu mengetahui apakah keberangkatannya dari kantor hanya untuk membuat berita atau berinisiatif menciptakan atau menggas suatu berita. yang dimaksud hanya untuk membuat berita adalah melakukan reportase di lapongan tentang hal-hal yang sudah ditentukn terlebih dahulu sebagai penugasan dari redaktur. Misalnya menghadiri jumpa pers, atau liputan yang sudah direncanakan berdasarkan tematis. Maka beritanya pun hanya seputar jumpa pers. Sementara liputan inisiatif atau menggagas suatu berita adalah suatu liputan yang tidak terduga atau yang tidak direncanakan sama sekali. Gagasan itu muncul dengan sendirinya ketika menyaksikan atau mendengar kabar telah terjadi dengan tiba-tiba peristiwa tragis, misalnya kecelakaan yang menewaskan seorang ibu yang sedang hamil tua. Atau seorang mentri yang ‘ngebut’ naik motor sendiri guna menghindari kemacetan lalu lintas karena ditunggu rapat kabinet. Menghadapi peristiwa-peristiwa tersebut reporter harus siap mendekat pada tempat kejadian dan mencari tahu siapa ibu hamil yang tertimpa musibah itu, bagaimana kejadian itu bermula sehingga ibu itu tewas dalam keadaan hamil tua. Dan mempertanyakan siapa mentri yang ‘ ngebut’ naik motor itu. Bagaimana komentar orangorang yang melihatnya, dst. Repoter televisi tidak seorang diri (one man show) tetapi selalu berdua dengan seorang juru kamera (cameraman). Kedua orang inilah yang disebut tim reporter, mencerminkan televisi itu media audio visual (narasi
dan gambar). Kedua harus saling mengisi dan bertukar pikiran dalam membuat sebuah liputan agar hasilnya maksimal dan menarik. Apa yang akan ditulis oleh reporter dan gambar apa yang paling pas untuk menunjang tulisan tersebut. Perpaduan antara narasi dan gambar yang dibuar oleh reporter dan juru kamera itulah yang akan ditonton oleh pemirsa. Penonton tidak mau tahu apakah hasil liputan itu dikerjakan oleh seorang atau dua orang, penonton hanya ingin menonton sebuah berita. Perbedaan antara wartawan media cetak dan tim reporter media televisi tercermin dari teknis reportasenya. Wartawan media cetak cukup hanya dengan selembar press release. Tetapi tidak bagi tim reportase televisi. Tim reportase televisi tidak bisa hanya ‘mengandalkan’ membuat liputan dari press release . Press release hanya dapat dijadikan sebagai informasi awal untuk kemudian dikembangkan dilapangan dengan di back up gambar-gambar yang juga ikut bicara. Bagaimana cara untuk memadukan kebiasaan membuat berita dengan usaha menggagas berita? ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh para reporter televisi dalam usaha mengalihkan kebiasaan membuat berita yang akan menjadi menggagas berita baru a. Ambil beberapa narasumber kemudian meramunya menjadi sebuah berita baru b. Ambil beberapa referensi berita yang ada untuk kemudian membuat berita baru dengan sudut pandang (angle) yang berbeda c. Ambil referensi lain yang sesuai untuk menciptakan sebuah berita baru yang jauh lebih bernuansa Sebagai konsekuensi logis dari sebuah pekerjaan profesionalisme maka setiap reporter televisi dituntut harus kaya dengan ide-ide segar dan bermakna untuk dapat diaplikasikan menjadi sebuah berita televisi. Karena itu setiap reporter televisi dalam menjalankan tugasnya dilapangan haruslah seorang yang ‘jeli’ melihat setiap celah kejadian dalam masyarakat, dengan begitu repoter televisi tidak hanya menunggu perintah atasannya atau hanya menunggu undangan dari instansi lain atau hanya jadi reporter press release
Namun demikian melakukan koordinasi dengan atasan harus tetap menjadi suatu keharusan. Prinsipnya setiap tim reporter keluar ‘kandang’ tidak ada kata pulang dengan tangan hampa dan kamera tanpa gambar. 5. Pelaksanaan Liputan Berita Yang dimaksud dengan berita inisiatif ialah berita yang dicari oleh reporter atau wartawan. Ketika wartawan tiba dilapangan, wartawan atau crew liputan lansung merekam gambar dan keterangan atau pernyataan orang-orang yang terkait dengan obyek liputan. Dalam pelaksanaan berita inisiatif, beberapa hal yang dilakukan antara lain: a. Reporter bersama juru kamera mendatangi lokasi kejadian atau peristiwa b. Setiba di lapangan, juru kamera segera merekam gambar c. Apabila dianggap perlu, juru kamera merekam gambar menggunakan tripod d. Reporter mengumpulkan data dan informasi
sebanyak-banyaknya
terkait peristiwa atau kejadian e. Reporter meminta juru kamera untuk segera merekam wawancara dengan berbagai pihak terkai di lapangan, serta saksi mata atau pihakpihak lain ynag terkait f. Apabila dianggap perlu, reporter dapat melaporkan dari lapangan dengan cara memilih salah satu bentuk penyajian dari system ROSS; misalnya reporter on screen g. Apabila diperlukan dilakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait diluar lapangan; misalnya d lam kasus kecelakaan lalu lintas, dilakukan wawancara dengan kasatlantas , kepala dinas LLAJ, pemimpin rumah sakit, kepala asuransi, orang tua korban, atau dengan korban sendiri di rumah sakit (apabila memungkinkan) dan pihak-pihak lainnya h. Apabila gambar dan dta sudah cukup segera kembali ke kantor untuk proses selanjutnya i. Setiba dikantor, apabila masih merasa kekurangan gambar dapat mengambil gambar tambahan dari dokumentasi
j. Setelah semua gambar cukup, tahap selanjutnya reporter bersama juru kamera dan editor gambar-suara mengecek hasil liputan k. Berdasarkan data dan gambar yang sudah direkam, reporter kemudian membuat naskah berita; 6. Contoh Pelaksanaan Liputan Berita Tabrakan Kereta Api oleh Media Televisi a. Segera setelah mengetahui adanya kecelakaan, wartawan atau tim liputan (reporter bersama juru kamera) lansung menuju lokasi kejadian b. Setelah tiba di lokasi, wartawan atau juru kamera TV lansung merekam gambar korban yang ada di lapangan, kendaraan yang rusak akibat ditabrak kereta api; kerumunan massa yang sedang melihat para korban dilokasi, rel kereta api, atau kereta api yang sedang melintas, saksi mata dan keterangan polisi di lokasi c. Dalam proses pengambilan gambar, juru kamera dapat merekam gambar dengan memanggul kamera atau dengan menempatkan kamera di atas tripot,
tergantung
apakah
dilakukan
secara
terburu-buru
dan
mmbutuhkan kestabilan gambar yang prima, pengambilan gambar dapat dilakukan dengan menggunakan tripot d. Gambar-gambar yang di ambil atau direkam di lapangan diupayakan bervariasi, misalnya ada close up para korban, long shot kerumunan masyarakat di lokasi, grup shot untuk orang yang sedang menangani pasien, ada over shoulder untuk menggambar masyarakat sedang menyaksikan penanganan pasien, ada full shot untuk kendaraan yang rusak, apabila terjadi pengangkatan para korban ke ambulance dapat pula diambil dengan long shot atau travelling shot dan berbagai type shot e. Untuk mendukung suasana di lapangan dalam pengambilan gambar selalu disertai dengan atmosfir (yaitu suara-suara atau bunyi yang terjadi di lapangan seperti bunyi terompet kereta api apabila kebetulan lewat di lokasi kejadian
f. Apabila ternyata ada korban yang meninggal tetapi sudah dibawah ke rumah, tim liputan lansung menuju rumah korban untuk mengambil gambarnya, merekam situasi rumah duka dan wawancara dengan keluarga korban; dan apabila ada yang dirawat dirumah sakit tim liputan juga harus mengambil gambar korban di rumah sakit dan mewawancarai dokter tentang penanganannya dan tentang kondisi pasien g. Reporter atau wartawan mencari data tanbahan di Dinas Perhubungan atau Kepolisan setempat tentang berbagai kecelakaan sebelumnya, setahun, enam bulan atau dalam tiga bulan terakhir. Hal ini penting untuk mengetahui apakah kecelakaan serupa cenderung meningkat atau menurun atau kurang lebih sama dengan periode yang sama tahun sebelumnya h. Khusus untuk media televisi atau radio, apabila memungkinkan, reporter dapat lansung ONSCREEN di lokasi kejadian melaporkan peristiwa yang baru saja terjadi. Dalam hal ini yang perlu dilaporkan secara lansung ialah sesuatu yang sedang terjadi di lapangan dan sedikit menggambarkan mengapa sampai peristiwa tabrakan itu terjadi, selengkapnya akan diuraikan dalam naskah berita i. Setelah dianggap cukup, tim liputan atau wartawan dapat kembali ke kantor untuk kemudian dilakukan proses pembuatan naskah dan editing (editing, naskah suara dan gambar) 7. Penyajian Berita dengan System ROSS di Televisi Untuk menciptakan variasi, penyajian berita di televisi, reporter dapat melakukan reportase atau laporan berita dari lapangan dengan system ROSS, yaitu: a. Reporter On The Spot and On The Screen, yaitu reporter ada dilokasi, muncul dilayar televisi melaporkan event atau peristiwa yang terjadi di lapangan b. Reporter On The Spot and Off The Screen, yaitu reporter ada dilokasi, melaporkan sendiri kejadian atau peristiwa tetapi gambarnya tidak muncul di layar televisi
c. Reporter Off The Spot and on the Screen, yaitu reporter tidak berada dilokasi peristiwa, tetapi ia muncul di layar televisi dengan cara merekam laporannya di studio dengan latar belakang studio atau latar belakang layar TV yang berisi gambr-gambar hasil rekaman di lapangan d. Reporter Of The Spot and Off The Screen, yaitu reporter tidak berada di lokasi dan tidak muncul di layar televisi , tetapi dia tetap menyampaikan laporan dengan cara merekam suara di studio televisi. 8. Menulis Berita Televisi Berita di media televisi dapat disampaikan dalam berbagai format. Untuk menentukan aman yang akan dipilih, tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor itu antara lain: Ketersedeiaan gambar. Jika gambar yang dimiliki sangat terbatas, reporter sulit menulis naskah berita yang panjang. Maka berita dibuat dalam format yang singkat dan padat, atau dibuat dalam format tanpa gambar sama sekali. Moment terjadinya peristiwa. Perkembangan terkini dari suatu peristiwa baru sampai ke produser, ketika siaran berita sedang berlansung. Sedangkan perkembangan itu terlalu penting untuk diabaikan Jika ditunda terlalu lama, perkembangan terbaru pun menjadi basi atau stasiun TV lain (kompetitor) akan menayangkan terlebih dahulu Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya: a. Informasi, bukan bahasa. Informasi adalah susunan kata-kata yang tertata dengan apik. Mudah dicerna, mudah dipahami, disertai gambar yang jelas, berkronologis, itulah berita yang efektif. Tanpa informasi, jangan harap bisa menulis berita dengan baik. Wajib punya informasi yang lengkap, informasi yang tidak lengkap membuat kita tidak dapat menyusun informasi yang utuh dan beritanya tidak jelas b. Signifikansi. Maksudnya, berita harus mempunyai informasi penting; yakni memberi dampak pada pembaca. Misalnya, penulisnya mengingatkan pembaca pada suatu yang mengancam kehidupan mereka. Cintohnya menulis tentang kesehatan seperti tentang kasus
“cecak lawan buaya” yang kini tengah ramai menjadi pembicaraan di tengah masyarakat dan kesadaran merekan akan nilai-nilai, misalnya nilai ajar agama. c. Fokus. Kegagalan seorang penulis berita adalah ketika menyampaikan berita secara sporadis, semrawut., tidak fokus, berita yang sukses dan tepat cepat justru pendek, terbatasi secara tegas dan sangat fokus.”less is more” kata Hemingway. Tulisan ringkas tak ubahnya sebuah lukisan yang tegas (tanpa garis yang tak perlu) atau mesin yang efektif (tanpa suku cadang yang tidak berfungsi). d. Konteks. Tulisan yang efektif mampu meletakkan informasi pada persfektif yang tepat sehingga pembaca tahu dari amna kisah berawal dan darimana mengalir, serta seberapa jauh dampaknya,. Tugas seorang penulis adalah membuat sesuatu imformasi yang dikumpukan dan dilaporkan menjadi jelas bagi pembaca e. Wajah. Di dunia jurnalistik berkembang ‘pameo’, seorang fotografer tahu bahwa gambar yang tidak menyertakan unsur kehidupan (manusia dan binatang) hanya akan berakhir di keranjang sampah. Begitu pula dengan tulisan. Jurnalisme menyajikan gagasan dan peristiwa; tren sosial, penemuan ilmiah , opini hukum, perkembangan ekonomi, krisis internasional, tragedi kemanusiaan, dinamika agama, dsb. Tulisan yang disajikan itu berupaya mengenalkan pembaca kepada orang-orang yang menciptakan gagasan dan menggerakkan peristiwa. Atau mnghadirkan orang-orang yang terpengaruh oleh gagasan dan peristiwa itu. Inilah yang dimaksud tulisan jurnalistik itu harus ‘berwajah’ f. Lokasi/ tempat. Pembaca sangat menyukai “sense of place” . sebuah berita jauh lebih hidup jika menyisipkan “sense of place”. Misalnya, seperti apa lokasi tempat terjadinya pembunuhan, bagaimana suasana di balik panggung pertunjukan, kebakaran yang terjadi di tempat yang kumuh dan gang yang sempit, atau sebuah kecelakaan mobil yang masuk jurang
g. Tulisan akan mudah diingat jika menggunakan kalimat aktif. Bila perlu berbau percakapan. Media massa televisi yang baik tak ubahnya seperti pendongeng yang memukau. Bukan pendongeng yang gagap h. Reporter yang baik juga mampu menghadirkan warna suara yang konsisten ke seluruh cerita, tapi menganekaragamkan volume dan ritme untuk memberi suara tekanan pada makna (dengan memberikan variasi pada panjang-pendek alinea, kalimat dan kata) i. Kutipan dalam bahasa berita memberi otoritas. Siapa
yang
mengatakannya? Seberapa dekat keterlibatannya dengan peritiwa dan masalah? Kutipan juga memberi vitalitas karena pemirsa juga memberi suara lainnya sebagai warna sebuah berita. Harus di ingat juga untuk tidak terlalu banyak mengutip atau terlalu sedikit mengutip 9. Struktur Berita Televisi Lead Bagian terpenting dalam berita TV. Lead menentukan keseluran isi (inti) berita TV dan gaya penyampaiannya. Lead harus dapat merebut perhatian penonton TV dengan sedikit mungkin kata yang digunakan. Contoh: ANGGODO WIDJOJO/ ADIK ANGGORO WIDJOJO/ TIBA-TIBA
MUNCUL/
KEMARIN/
DI
MARKAS
BESAR
KEPOLISIAN RI// ANGGORO WIDJOJO/ DIREKTUR PT MASSA RADIOKOM YANG JADI BURONAN DAN TERSANGKA KASUS DUGAAN KORUPSI SISTEM KOMUNIKASI RADIO TERPADU// Lead harus mengandung elemen 5W+1H walaupun tidak mesti seluruhnya. Lead dapat menggunakan Kalimat yang menarik atau dramatik: PIMPINAN
KOMISI
PEMBERANTASAN
KORUPSI
(KPK)
DILARANG KERAS MEMBESUK PIMPINAN K-P-K NON AKTIF / BIBIT RIYANTO DAN CHANDRA HAMZAH OLEH MABES POLRI / BIBIT DAN CHANDRA DITAHAN DALAM KASUS DUGAAN PENYALAHGUNAAN WEWENANG DAN PENYUAPAN ///
Fakta yang menarik TURIS ASAL SWEDIA / CEB / 19 TAHUN/ JADI KORBAN PEMERKOSAAN TUKANG OJEK // CEB DIANTAR KE HOTEL DITEMPATNYA MENGINAP JALAN POPIES / KECAMATAN KUTA/ KAMIS (29/10) PIKUL 03.00 WITA // PEREMPUAN ITU MABUK BERAT SEUSAI PESTA MIRAS DI SUATU TEMPAT YANG BELUM DIKETAHUI LOKASINYA // DALAM PENGARUH MINUMAN KERAS ITULAH / SEORANG TUKANG OJEK MENAWARKAN JASA MENGANTARKAN
KE
TERBANGUN
PAGI
DI
TEMPATNYA HARI
MENGINAP
DAN
TERNYATA
//
CEB TIDAK
DIANTARKAN KE PENGINAPAN MELAINKAN DITINGGALKAN DISEKITAR JALAN POPIES YANG SEMPIT DAN GELAP //
Kutipan yang propokatif INDONESIA
BELUM
DEMOKRATIS
//
PENILAIAN
ITU
DISAMPAIKAN PARA SENATOR AMERIKA SERIKAT SAAT BERTEMU DENGAN PESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO // Jenis lead a. Hard and soft lead (direct lead). Hard lead biasa digunakan untuk hard news. Lansung masuk ke inti persoalan. Soft lead biasa digunakan pada soft news/ features. Biasanya tidak terdengar sedramatis hard/ direct lead. b. The quote lead, berisi kutipan pernyataan lansung seorang yang dinilai menarik c. The shotgun lead, lead yang digunakan untuk menggabungkan dua atau lebih kisah yang berhubungan d. The suspense lead/ delayed lead, penulis menunda memberikan informasi kunci hingga beberapa kalimat atau akhir cerita. Tujuannya membuat penonton tetap tertarik hinggah akhir kisah.
Isi Berita TV Saat menulis berita TV selalu menggunakan pendekatan bercerita. Berita TV memiliki unsur “audio” dan “visual” sehingga saat menulis berita TV selalu mempertimbangkan visual yang dimiliki. Prinsipnya, berita TV hanya digelar satu kali Narasi berita TV Mudah
didengar
dan
dicerna,
meggunakan
kalimat
sederhana,
menggunakan kata-kata yang dimengerti banyak orang Hindari Informasi yang redundant atau berulang-ulang, penggunaan kata-kata yang tidak familiar, kalimat yang banyak anak kalimat dan kata-kata yang tidak konkret Sound Bite Kutipan wawancara dengan narasumber yang dimasukkan dalam paket berita TV. Kutipan harus berasal dari narasumber yang kompeten, kutipan harus sejalan dengan narasi yang kita tulis, dan biasanya berdurasi maksimal 20 detik untuk berita pendek 10. Kriteria Kelayakan Berita a. Definisi Dari segi pengertian umum, berita adalah peristiwa yang telah disiarkan melalui radio, televisi, internet atau dimuat di media cetak. Dikalangan penyampaian berita (reporter, wartawan) berita adalah peristiwa yang memenuhi kriteria tertentu atau disebut kriteria kelayakan berita b. Kriteria kelayakan berita Sebuah peristiwa bisa terjadi apabila memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: 1) Penting Mantan Presiden Abdulrahman Wahid datang ke Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta (31/10), untuk memberikan dukungan kepada KPK terkait dengan penahan dua wakil Ketua
KPK (nonaktif), yaitu Chandra M Hamzah dan Bibit Samad Rianto adalah penting, sebab menyangkut seorang figur nasional. Akan mempengaruhi publik dalam kasus Kepolisian versus KPK 2) Baru terjadi, bukan peritiwa lama Ada berita “basi” dan ada berita “aktual”. Berita basi adlah berita yang sudah lama dan semua orang sudah tahu, sementara berita aktual adalah berita yang baru saja terjadi yang dbuat oleh reporter 3) Unik, bukan sesuatu yang biasa Anjing menggigit orang dapat dikategorikan biasa, bukan berita. tapi orang yang menggigit anjing menjadi sesuatu yang unik, namun anjing menggigit orang pun bisa menjadi berita bila yang digigit adalah seorang mentri yang baru dilantik 4) Asas keterkenalan Berita tentang pernyataan tukang parkir di pasar sesn tentang gaji seorang mentri naik 3 kali lipat tidak menarik penonton televisi, tapi bila pernyataan itu keluar dari seorang Ketua Fraksi PDI Perjuangan (FPz) DPR RI Tjahjo Kumolo yang meminta kenaikan gaji mentri dan pejabat tinggi negara, jangan dijadikan prioritas program pertama Kabinet Indonesia Bersatu II (KIB II) akan jadi berita besar 5) Asas kedekatan Asas kedekatan disini untuk mudahnya dibedakan dua:dekat secara geografis dan emosional. Peristiwa perampokan toko emas di Afrika Selatan yang menewaskan pemilik toko dan 5 pelanggan, masih kalah nilai beritanya dengan peristiwa sama yang terjadi di Pondok Indah. Sebab peristiwa yang terjadi di Pondok Indah lebih dekat dengan publik pembaca. Ini yang dimaksud dengan asas geografis Tapi berita di Afrika Selatan itu menewaskan Dubes Indonesia pasti akan sangat bernilai berita karena dekat secara emosuinal dengan penonton televisi Indonesia. 6) Magnitude
Nilai berita berdasarkan dampak atas suatu peristiwa. Seperti presiden Yudhoyono memanggil sejumlah toko masyarakat ke Istana malam ini guna membahas masalah penahanan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (nonaktif) Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah. Yang diundang presiden diantarnya Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Kamaruddin Hidayat, Rektor Universitas Paramidana Anies Baswedan, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana dan Sekretaris Jendral Transparansi Internasional Indonesian Teyen Masduki. Berita ini magnetudenya dan layak menjadi berita dan punya dampak 7) Tren Sesuatu hal biasa menjadi berita ketika menjadi kecenderungan yang meluas di masyarakat. Misalnya, kasus buaya melawan cecak. Kecenderungan melebar dan diikuti masyarakat luas, hingga menggema sampai ke pelosok desa. Maka layak diangkat menjadi berita.