Jurnal komunikasi, ISSN 1907-898X Volume 7, Nomor 1, Oktober 2012
Perspektif Pelaku Bisnis Perhotelan di D.I. Yogyakarta terhadap CSR Adisty Ayu Apsari Alumnus Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta Abdul Rohman Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta
Abstract The development of Corporate Social Responsibility (CSR) has been nourished by various practices undertaken by private entities. Hotel is one of business sectors that have acclaimed performing CSR, however, they raise critiques as it is mainly in the form of charities. It can be caused by either misconception of CSR, lacking of resources, or other factors involving in the spectrum. This study attempts to reveal definition of CSR and its decision making at the management level, and constraints in the program delivery. It finds that most of hotel participating in the study defines CSR as corporate philanthropy, perceives it as important at strategic management level, and sees insufficient time, money, and beneficiaries as major constraints. Keywords: CSR, philanthropy, strategic management, decision-making, charity Abstrak Pengembangan Corporate Social Responsibility (CSR) telah dilakukan oleh para praktisi di lembaga atau perusahaan swasta. Perusahaan perhotelan, adalah salah satu sektor bisnis yang menyatakan telah melaksanakan CSR, namun aktivitas CSR mereka menuai kritik karena hanya berkisah pada bentuk kegiatan amal. Hal ini bisa terjadi baik oleh adanya miskonsepsi dalam CSR, kurangnya sumber daya, atau faktor lain yang berkaitan. Kajian ini mencoba mengungkap definisi CSR dan proses pengambilan keputusan mengenai CSR di level manajemen, serta hambatan yang dihadapi saat melaksanakan program. Kajian ini menemukan bahwa sebagian besar hotel yang berpartisipasi dalam riset mengartikan CSR sebagai aktivitas filantropi perusahaan, menganggapnya sebagai suatu hal yang penting dalam level manajemen strategis, serta melihat bahwa kurangnya waktu, dana, dan kemanfaatan, sebagai hambatan utama. Kata Kunci: CSR, filantropi, manajemen strategis, pengambilan keputusan, kegiatan amal
Pendahuluan Dewasa
ini
istilah
jawab atau kepedulian pada stakeholderCorporate
Social
nya
dengan
menyisihkan
sebagian
Responsibility (CSR) sudah tidak asing
keuntungan perusahaan.
lagi. CSR merupakan konsep dari aktivitas
tidak lepas dari perhatian pelaku bisnis
perusahaan
perusahaan perhotelan. Konsep dasar CSR
sebagai
wujud
tanggung
Praktik CSR
pada awalnya memang dilatarbelakangi 43
Jurnal komunikasi, Volume 7, Nomor 1, Oktober 2012
oleh motivasi perusahaan yang bersifat
sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada
karitatif
atau
lingkungan sekitar perusahaan berada.
terdapat
banyak
sumbangsih. kegiatan
Saat
ini
perusahaan
Meski
demikian,
definisinya
sangat
perhotelan yang bersifat donasi terhadap
beragam. Menurut Kotler & Lee, CSR
masyarakat
adalah komitmen untuk memperbaiki
sekitar
dengan
mengatasnamakan program CSR.
kesejahteraan komunitas melalui praktik-
Fenomena ini tidak terlepas dari kebijakan
masing-masing
perusahaan
praktik kebijakan bisnis dan dengan keterlibatan-keterlibatan
dari
sumber-
perhotelan. Bentuk-bentuk program yang
sumber perusahaan. Sementara itu, Ferrel
dibentuk dan dijalankan melewati proses
& Ferrel berpendapat bahwa CSR adalah
pengambilan
kewajiban
manajemen. masing
keputusan Cara
pihak
di
tingkat
pandang
masing-
pengambil
keputusan
para
pelaku
memaksimalkan meminimalkan
bisnis
dampak dampak
untuk
positif negatif
dan pada
terhadap CSR dapat dikatakan berbeda,
masyarakat. CSR juga dipahami sebagai
dibuktikan dengan adanya perbedaan
cara sebuah perusahaan dalam mencapai
bentuk program yang dijalankan.
keseimbangan
Pelaku bisnis perhotelan tentunya memiliki
dasar
mengenai
pertimbangan
program
CSR
sendiri yang
dilaksanakan. Bisa jadi berbasis charity atau bentuk dari manajemen strategis
ekonomi,
atau
lingkungan,
integrasi dan
dari
persoalan-
persoalan sosial dan dalam waktu yang sama
bisa
memenuhi
harapan
dari
shareholder maupun stakeholder (dalam Nova, 2012: 309).
perusahaan. Tulisan ini ingin membahas:
Terdapat enam kategori program CSR
a) Bagaimana pelaku bisnis perhotelan di
yang dijabarkan oleh Kotler dan Lee
provinsi
(2006) dalam Nova (2012: 320-321),
Daerah Istimewa Yogyakarta Corporate
mendefinisikan Responsibility?; pengambilan
b)
yang
Bagaimana
keputusan
dilakukan?; dan c) dihadapi
Social manajerial
Hambatan apa saja
oleh
pelaku
bisnis
perhotelan dalam implementasi program CSR.
yaitu: a. Cause
Promotion:
menyediakan dimiliki
dana
Perusahaan lainnya
perusahaan
yang untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap suatu masalah sosial; b. Cause
Related
Marketing
(CRM):
Perusahaan memiliki komitmen untuk Konsep
Corporate
Social
Responsibility
44
dilakukan
dari
penghasilannya
untuk
suatu
kegiatan sosial berdasarkan besarnya
CSR merupakan konsep banyak
menyumbangkan persentase tertentu
oleh
yang
sudah
perusahaan
penjualan produk;
Adisty Ayu Apsari & Abdul Rohman, Perspektif Pelaku Bisnis Perhotelan di D.I. Yogyakarta terhadap CSR
c. Corporate Social Marketing (CSM): Perusahaan
mengembangkan
melaksanakan
kampanye
dan
dengan pengambilan keputusan pada level manajerial.
untuk
Pengambilan keputusan manajerial
mengubah perilaku masyarakat dengan
secara umum meliputi: a) Identifikasi
tujuan untuk mendorong perubahan
masalah;
perilaku masyarakat;
penganalisisan
d. Corporate Philantrophy: Perusahaan memberikan
sumbangan
b)
Pengumpulan data;
alternatif-alternatif
c)
dan
Pembuatan
kebijakan
yang
langsung
nantinya akan dijadikan sebagai alternatif
dalam bentuk derma untuk kalangan
keputusan, dengan memperhatikan situasi
masyarakat tertentu, yang biasanya
lingkungan; d) Memilih satu alternatif
berbentuk pemberian secara tunai,
terbaik; e) Melaksanakan keputusan; f)
paket bantuan, atau pelayanan secara
Memantau
cuma-cuma;
pelaksanaan keputusan (S.U.I.S, 1989:
e. Community Volunteering: Perusahaan mendukung internal
secara
sukarela
menyisihkan waktu guna membantu organisasi-organisasi masyarakat lokal maupun
masyarakat
yang
menjadi
sasaran program; dan f. Socially Responsible Business Practice: Perusahaan melakukan aktivitas bisnis melampaui
yang
diwajibkan
oleh
hukum dan melaksanakan investasi yang dengan
mendukung tujuan
kesejahteraan
kegiatan
sosial
meningkatkan
komunitas
dan
memelihara lingkungan hidup.
meliputi: tata kelola organisasi, praktik terhadap pekerja, lingkungan, praktik operasi yang adil, isu-isu konsumen, pengembangan dan pelibatan masyarakat, serta hak asasi manusia (Prastowo & 2011:
104-108).
hasil
Sedangkan pengambilan
proses manajerial
dasar mencakup
pembuatan diagnosa, pembatasan dan penentuan
sumber
masalah,
pengumpulan dan penganalisisan fakta yang
relevan
pengembangan pemecahan
dengan dan
alternatif
masalah,
pengevaluasian yang
paling
memuaskan, serta implementasi alternatif ke dalam tindakan. Selain itu dijelaskan pula
bahwa
pengambilan
keputusan
manajerial diklasifikasikan dalam dua sifat (Stoner & Freeman, 1994: 391-392), yakni pengambilan keputusan terprogram
ISO 26000 menjabarkan elemen CSR
Huda,
mengevaluasi
39).
dan mendorong pihak
untuk
dan
Ini
mengindikasikan bahwa CSR berkaitan
dan tidak terprogram. Dalam program
praktiknya, CSR
pengalaman.
implementasi
memiliki
Praktik
beragam
terbaik
telah
dilaksanakan namun tidak dipungkiri juga terdapat hambatan-hambatan yang dapat menimbulkan beragam dampak. Salah satu hambatan tersebut yakni terjebaknya 45
Jurnal komunikasi, Volume 7, Nomor 1, Oktober 2012
pelaksana CSR
oleh bias-bias,
yakni
kamuflase, generik, directive, lip service,
maupun melalui komunikasi bermediasi seperti telepon dan e-mail.
dan kiss and run (Suharto, 2010: 55-56). Hasil dan Pembahasan a. Definisi
Metode Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
Corporate
Social
Responsibility
dan
Secara umum, hotel mendefinisikan
Penelitian
CSR sebagai bentuk tanggung jawab
dilakukan di Yogyakarta, tepatnya di 10
sosial perusahaan terhadap lingkungan
hotel berbintang, yaitu: Grand Quality
sekitar. Perusahaan melakukan kegiatan
Hotel
yang
pendekatan paradigma
kualitatif
deskriptif
konstruktivisme.
Yogyakarta,
Melia
Purosani,
berfokus
pada
kegiatan
sosial
Jayakarta Hotel, Inna Garuda Hotel,
sebagai bentuk kepedulian dan tanggung
Royal Ambarukmo Hotel, Grand Aston
jawab mereka terhadap masyarakat. Pada
Yogyakarta,
Yogyakarta,
dasarnya kegiatan CSR hotel menjadi
Sheraton Mustika Yogyakarta, New Saphir
cerminan atas definisi mereka, diartikan
Yogyakarta, dan Sahid Raya Yogyakarta.
dan
Narasumber dalam kajian ini adalah
programnya.
mereka yang terlibat dalam pengelolaan
berdasarkan konsep program masing-
hotel dan aktivitas CSR seperti General
masing. Kategorisasi tersebut kemudian
Manager, Public Relations Officer, dan
dikaitkan dengan elemen-elemen CSR
Manajer Sumber Daya Manusia (SDM).
yang disebut juga sebagai subjek inti
Data dikumpulkan melalui wawancara
dalam ISO 26000. Definisi pelaku bisnis
semi
perhotelan di Provinsi DIY terhadap CSR
The
terstruktur
Phoenix
secara
tatap
muka
dituangkan
ke
Kemudian
dalam
dikategorikan
dapat digambarkan sebagai berikut: 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Kategori Definisi
Gambar 1. Grafik Kategori Definisi CSR Perhotelan
46
tiap
Jurnal komunikasi, ISSN 1907-898X 1907 Volume 7,, Nomor 1, Oktober 2012 201
Grafik
di
atas
menunjukkan,
sebanyak 40% dari perusahaan perhotelan
b. Pengambilan Manajerial
yang ditelii mendefinisikan CSR dalam Cause
bentuk
Promotion
dan
juga
Penjelasan tentang aspek manajerial program CSR yang dilakukan oleh hotel
Corporate Social Marketing. Sebanyak
yang
30%
meliputi:
dari
perhotelan
Provinsi
DIY
memberikan definisi CSR nya ke dalam kategori
Cause use
Kemudian
untuk
Community sebanyak
Related
Volunteering
50%,
Philantrhopy
CSR
danSocially Socially
berpartisipasi 1)
CSR
di
dalam
dipandang
riset, sebagai
bagian dari manajemen strategis; 2)
Marketing.
Deskripsi proses pengambilan keputusan;
kategori
3) Divisi penanggung jawab; dan 4) isu
adalah Corporate
sedangkan
Keputusan
Responsible
Business Practice sebanyak 90%. Dengan demikian, pelaku bisnis perhotelan masih mendefinisikan CSR ke dalam da bentuk kegiatan filantropi perusahaan, yang juga merupakan praktik bisnis yang memiliki tanggung jawab sosial, walaupun terdapat juga CSR yang dilakukan dalam bentuk lainnya dengan jumlah persentase yang jauh lebih sedikit.
pilihan dalam program CSR. 1. CSR sebagai Manajemen Strategis Manajemen
strategis
adalah
serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang (Hunger & Wheelen, 2003). 2003) Sebagian besar pelaku bisnis perhotelan di Provinsi DIY menyatakan bahwa CSR telah menjadi bagian dari manajemen strategis perusahaan, yang notabene berada di bawah manajemen hotel internasional.
CSR dalam Manajemen Perhotelan
CSR sebagai Manajemen Strategis 20% CSR tidak diimplementasikan 80%
Gambar 2. CSR Sebagai Manajemen Strategis
47
Jurnal komunikasi, Volume 7,, Nomor 1, Oktober 2012 201
Grafik di atas menunjukkan bahwa
dimaksud di sini berkaitan dengan isu
sebanyak 80% dari perhotelan di Provinsi
sosial
DIY telah menjadikan CSR sebagai bagian
manajemen men
dari manajemen strategis perusahaan
maupun isu sosial yang datang dengan
mereka. Sedangkan 20% lainnya belum
sendirinya dan secara tidak langsung
menerapkan CSR secara tegas dalam
berdampak pada perusahaan.
manajemen perusahaannya.
2. Proses
CSR sebagai salah satu kebijakan
berdasarkan
hasil
pengamatan
perusahaan
perhotelan,
Pengambilan
Keputusan
pengambilan
keputusan
Manajerial
manajemen perusahaan perhotelan dapat
Proses
membantu memecahkan masalah yang
manajemen perhotelan Provinsi DIY
dihadapi
dapat digambarkan sebagai berikut:
perusahaan.
Masalah
yang
Identifikasi Masalah
Pengumpulan dan Analisis Data
Evaluasi
Pelaksanaan Keputusan
Perumusan Kebijakan
Pengambilan Keputusan
Gambar 3. Alur Proses Pengambilan Keputusan Manajerial Perhotelan
Sementara,
pihak-pihak pihak
yang
terlibat dalam alur proses keputusan
Serikat Pekerja / Forkom
Tim CSR
manajerial tersebut dapat digambarkan sebagai berikut (lihat Gambar 4).
General Manager
Tim CSR
Gambar 4. Pihak yang Terlibat dalam Pengambilan Keputusan Manajerial Perhotelan
48
Adisty Ayu Apsari & Abdul Rohman, Perspektif Pelaku Bisnis Perhotelan di D.I. Yogyakarta terhadap CSR
Proses manajerial
pengambilan diawali
oleh
keputusan identifikasi
3.
Divisi Penanggung Jawab CSR Secara
keseluruhan,
pihak
yang
permasalahan yang terjadi di lingkungan
bertanggung jawab akan jalannya
sekitar atau masyarakat pada umumnya.
CSR sebuah perusahaan hotel adalah
Biasanya dalam tahap ini, manajemen
pimpinan tertinggi, yakni General
melakukan survei secara langsung yang
Manager (GM). Namun tanggung
diwakili oleh Serikat Pekerja. Serikat
jawab operasional dan pelaksanaan
Pekerja merupakan organisasi internal
CSR di lapangan biasanya diserahkan
perusahaan. Mereka menyuarakan apa
kepada satu divisi tertentu. Tiap hotel
yang
dalam
biasanya
lingkungan perusahaan dan didengarkan
berbeda
secara langsung oleh pihak perwakilan
manajemen masing-masing. masing
menjadi
permasalahan
manajemen hotel, yang dalam penelitian
menunjuk atas
Grafik
divisi
yang
pertimbangan
berikut
menunjukkan
ini biasanya diwakili oleh divisi tertentu, t
jumlah persentase atas divisi yang
seperti HRD atau PR.
bertanggung
jawab
dalam
pelaksanaan CSR perusahaannya.
Tanggung Jawab CSR 10% CSR Division 30%
Public Relations
60%
Human Resources Development
Gambar 5. Divisi Penangung Jawab CSR Sebagian besar perusahaan hotel yang menjadi responden dalam riset ini
tanggung
jawab
pelaksanaan
CSR
diberikan berikan pada Divisi Public Relations.
memberi tanggung jawab pelaksanaan
Sebanyak 10% hotel membentuk
CSR kepada divisi Human Resources
divisi khusus yang bertanggung jawab
Development (HRD). Dapat dilihat dari
akan pelaksanaan CSR, dengan koordinasi
grafik di atas bahwa sebanyak 60% dari
dan pembagian tanggung jawab bersama
perhotelan di Provinsi DIY yang telah
Divisi Public Relations. Relations Melia Purosani,
diwawancarai
adalah satu hotel yang memiliki divisi d
pertanggungjawaban
menempatkan CSR
khusus yang bertanggung jawab atas
pada Divisi HRD. Kemudian sebanyak
segala hal yang berkaitan dengan CSR.
30%
Divisi tersebut mereka namakan dengan
narasumber
pelaksanaan mengatakan
bahwa
49
Jurnal komunikasi, Volume 7, Nomor 1, Oktober 2012
Community
Involvement
Department.
4.
Isu Program CSR Perhotelan Provinsi
Divisi ini khusus menangani CSR mulai
DIY
dari perencanaan hingga implementasi,
Sebagian besar program CSR yang
berkoordinasi
Public
dilakukan berfokus pada isu sosial,
Relations. Adanya divisi khusus untuk
lingkungan, kesehatan, ekonomi dan
CSR, oleh Hotel Melia Purosani dianggap
agama. Hanya beberapa hotel yang
memudahkan
perencanaan,
melakukan jenis kegiatan lainnya,
implementasi, hingga evaluasi program
seperti pendidikan, budaya, politik
CSR. Sebab sudah ada orang-orang yang
maupun pertahanan dan keamanan.
bertanggung jawab untuk semua tahapan
Dapat digambarkan lebih jelas terkait
pelaksanaan.
persentase jenis isu program yang
dengan
Divisi
proses
dilakukan oleh perhotelan di Provinsi DIY, sebagai berikut:
Isu Program CSR Budaya
25
Hankam
12.5
Politik
12.5
Pendidikan
25
Ekonomi
62.5
Lingkungan
62.5
Isu Program CSR
Agama
87.5
Kesehatan
87.5
Sosial
100 0
50
100
150
Gambar 6. Isu Program CSR Perhotelan
Grafik di atas menunjukkan bahwa
melalui
program
CSR,
secara
tidak
sebagian besar perhotelan menyoroti hal
langsung menggambarkan bahwa mereka
yang umum seperti isu sosial, kesehatan,
memiliki rasa tanggung jawab sebagai
agama, lingkungan dan ekonomi. Walau
warga negara.
demikian,
c. Hambatan dalam Implementasi
mereka
juga
sudah
mulai
memiliki perhatian terhadap isu-isu yang memang bukan menjadi tanggung jawab
CSR Implementasi
program
CSR
mereka secara khusus. Dengan adanya
memiliki
partisipasi perhotelan akan isu-isu seperti
pelaksanaannya. Hambatan bisa muncul
budaya, pendidikan, politik, dan hankam
sewaktu-waktu
50
beragam
hambatan
baik
dalam
dalam tahap
Adisty Ayu Apsari & Abdul Rohman, Perspektif Pelaku Bisnis Perhotelan di D.I. Yogyakarta terhadap CSR
perencanaan hingga tahap implementasi,
Hambatan pelaksanaan CSR yang
sehingga diperlukan adanya monitoring
dihadapi
dan
Provinsi DIY serta cara mengatasinya
evaluasi
guna
meminimalisir
hambatan yang berkelanjutan.
oleh
dunia
perhotelan
di
dapat dilihat melalui tabel berikut:
Tabel 1. Hambatan dalam Implementasi CSR Hotel
Hambatan
Cara Mengatasi
Nama Hotel
Waktu
Melia Purosani, Santika Premiere
Permintaan yang berlebihan
Inna Garuda
Pengaturan dan pembagian jadwal yang pas Koordinasi dan komunikasi maksimal dengan masyarakat melalui Serikat Pekerja
Dana, akibat persaingan
The Jayakarta
Mengatur strategi baru bersama manajemen
bisnis perhotelan Ketidaksediaan objek
The Phoenix
Selektif dalam mencaria
sasaran akan CSR yang
kriteria yang pas untuk sasaran
sustainable
CSR
Nama-nama
hotel
yang
tidak
yang
dilaksanakan,
perusahaan
hotel
terdapat dalam tabel di atas, diartikan
merepresentasikan CSR sebagai kegiatan
tidak memiliki hambatan yang berarti
filantropi perusahaan. Implementasi CSR
dalam
CSR
oleh para pelaku bisnis perhotelan di
mereka. Hotel-hotel tersebut adalah Royal
Provinsi DIY termasuk dalam kategori
Ambarrukmo, Grand Aston dan juga
corporate philantrhopy atau filantropi
Sheraton Mustika.
perusahaan, yang juga merupakan praktik
implementasi
program
bisnis yang memiliki tanggung jawab sosial.
Penutup Pelaku
bisnis
perhotelan
di Proses
provinsi DIY mendefinisikan CSR sebagai
manajerial
dan
bentuk tanggung jawab sosial perusahaan
pengambilan keputusan dalam program
terhadap lingkungan sekitar. Perusahaan
CSR hotel dilihat dari keberadaan CSR
melakukan kegiatan yang berfokus pada
sebagai manajemen strategis, pihak yang
kegiatan sosial, sebagai wujud kepedulian
terlibat dalam pembuatan keputusan, dan
dan tanggung jawab mereka terhadap
isu pilihan. Sebanyak 80% dari hotel yang
masyarakat. Melalui tiap program CSR
diriset
menjadikan
CSR
sebagai
manajemen strategis perusahaan. Dengan 51
Jurnal komunikasi, Volume 7, Nomor 1, Oktober 2012
menjadikan
CSR
sebagai
manajemen
meringankan tugas pokok dari pihak-
strategis perusahaan atau dengan kata lain
pihak khusus yang memiliki tanggung
sebagai salah satu kebijakan manajemen,
jawab, seperti pemerintah.
perusahaan berharap bahwa hal ini akan membantu
memecahkan
Hambatan yang dipaparkan oleh
masalah.
sebagian narasumber dalam penelitian ini
Masalah yang dimaksudkan di sini adalah
dapat dikategorikan ke dalam beberapa
isu-isu
jenis, yakni waktu, dana, permintaan yang
sosial
di
sekitar
lingkungan
perusahaan.
berlebih, serta tidak adanya kesediaan
Pihak-pihak yang turut terlibat dalam
proses
pengambilan
pihak sasaran atas CSR yang bersifat
kebijakan
berkelanjutan. Hambatan tersebut diatasi
manajerial akan CSR perusahaan hotel
dengan beragam cara, sesuai kendala yang
adalah
dihadapi. Masalah keterbatasan waktu
pimpinan
tertinggi
(General
Manager), Serikat Pekerja atau Forum
umumnya
Komunikasi, dan juga Tim CSR. Tim CSR
komunikasi dan koordinasi yang baik atas
adalah gabungan dari divisi-divisi yang
jadwal antara operasional hotel dan CSR.
turut terlibat berdasarkan tugas dan
Sedangkan untuk masalah dana, yang
fungsi, atas hasil koordinasi khusus, yang
pada dasarnya disebabkan oleh situasi
merupakan penanggung jawab akan CSR.
persaingan bisnis perhotelan yang sedang
Penanggung
perhotelan
berkembang pesat di Yogyakarta, diatasi
provinsi DIY berdasarkan penelitian ini
dengan strategi-strategi tersendiri oleh
sebagian
pihak manajemen hotel.
jawab
besar
CSR
adalah
HRD
dengan
diatasi
dengan
adanya
jumlah persentase 60%, dan kemudian PR
Selain itu untuk permasalahan
sebanyak 30%, yang berkordinasi dengan
akan permintaan yang berlebihan dari
Serikat Pekerja atau Forum Komunikasi.
masyarakat, pihak hotel mengatasinya
Hanya sedikit perusahaan hotel di DIY
dengan
yang
masyarakat melalui organisasi internal
membentuk
tim
khusus
untuk
menangani pelaksanaan CSR perusahaan. Isu program yang paling banyak
mengomunikasikannya
pada
perusahaan, yakni serikat pekerja atau forum
komunikasi.
Terakhir,
untuk
mendapat sorotan dari pihak perhotelan
masalah sasaran yang tidak bersedia
provinsi DIY adalah isu sosial, yang diikuti
untuk program CSR yang berkelanjutan
dengan isu lainnya seperti lingkungan,
diatasi dengan lebih selektif menentukan
kesehatan, pendidikan, ekonomi, budaya,
sasaran program yang bisa menyanggupi
politik serta pertahanan dan keamanan.
program CSR yang sustainable, misalkan
Dengan adanya isu yang diperhatikan oleh
dalam hal legalitas atau semacamnya.
perusahaan
perhotelan
melalui
CSR
masing-masing, secara tidak langsung maupun tidak langsung membantu atau 52
Adisty Ayu Apsari & Abdul Rohman, Perspektif Pelaku Bisnis Perhotelan di D.I. Yogyakarta terhadap CSR
Daftar Pustaka Hunger, J. D., & Wheelen, T. L. 2003.
Stoner, J. A., & R. E. Freeman. 1994.
Manajemen Strategis (5th Edition
Manajemen. (H. Sutojo, Ed., W.
ed.). (J. Agung, Penj.) Yogyakarta:
W. Bakowatun, & B. Molan, Terj).
Andi.
Jakarta: Intermedia.
Nova, Frisan. 2012. Re Public Relations. Jakarta: Media Bangsa.
Suharto, P. Edi. 2010. CSR & COMDEV. Bandung: Alfabeta.
Prastowo, J., & M. Huda. 2011. Corporate Social
Responsibility,
Kunci
Meraih
Kemuliaan
Bisnis.
S.U.I.S, 1989. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta: Bina Aksara.
Yogyakarta: Samudra Biru.
53
Jurnal komunikasi, Volume 7, Nomor 1, Oktober 2012
54