Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa
PERSPEKTIF LAIN DALAM PRESEPSI PERANG DI ERA KINI Maruto Ardi
Dr. Tisna Sanjaya, M.Sch
Program Studi Sarjana Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email:
[email protected]
Kata Kunci : bisnis, industri militer, mesin cetak, perang, robotik
Abstrak Tema perang pasti muncul dalam pemberitaan media setiap harinya. Seiring dengan perkembangan jaman, paradigma tentang perang pun telah bergeser. Perang di era modern kini telah melibatkan banyak pihak yang memiliki kepentingan terutama pada bidang politik dan ekonomi. Perang sendiri telah menjadi mekanisme bagi kaum kapitalis dalam menghadapi krisis overproduksi. Atas dasar kekecewaan dan persepsi perang yang „baru‟, penulis mengangkatnya menjadi karya tugas akhir melalui media seni robotika berwujud mesin pencetak motif loreng otomatis pada kertas kasir yang merepresentasikan industri militer, dan hasil cetakan mesin yang disusun membentuk kalimat pernyataan tentang perang itu sendiri.Dengan karya ini penulis berharap publik dapat melihat perang dari sisi yang lain.
Abstract Everyday, we see medias reporting news on war topic. Along with the progression of the era, paradigm on war has also shifted. War in modern era involves many sides that have business within it; more importantly in the politics and economics field. The war itself has turned into a capitalistic mechanism to solve the crisis in overproduction issue. Based on the disappointment and the new perception on war itself, the author then made an automated printing machine with robotic media. The printed paper then arranged specifically to form a statement on war itself. Hopefully the artwork could encourage people to view war from a different point of view.
1. Pendahuluan Penulis merupakan pribadi yang tertarik dengan dunia militer sejak masa kecil. Orang-orang terdekat penulis sewaktu kecil merupakan salah satu faktor yang berpengaruh atas munculnya visual-visual milier dalam karya penulis hingga kini. Beragam alat perang yang tercipta atas perkembangan teknologi militer cukup menarik bagi penulis. Pemberitaan mengenai dunia militer—meliputi perang bisa kita lihat bertebaran dalam media apapun. Perang bisa menjadi topik menarik bagi berbagai bidang. Mulai bidang hiburan yang membuat film laga, bidang pendidikan dan sejarah, dan lainnya. Setiap harinya kabar bertemakan perang sudah pasti muncul di media, entah itu berita menyangkut perang dengan konflik senjata yang baru dimulai, atau laporan dari medan perang yang tak kunjung usai. Dalam berita tentang perang di era kini, judul-judul yang naik kurang lebih beberapa bernada sama; melawan terorisme atau kelompok yang dinyatakan cukup radikal. Respon audiens sebagai konsumen yang tidak berada dalam medan perang biasanya cukup dengan turut mengamini isi berita tersebut. Namun apabila masuk lebih jauh ke dalam ribuan berita perang lainnya, akan ditemukan yang pembahasan cukup berbeda. Berangkat dari penemuan penulis mengenai fakta-fakta tentang perang yang cukup bertentangan dengan judul-judul berita perang komersial. Dalam medan perang hal apapun bisa terjadi. Pastinya, kerugian fisik dan psikis yang terjadi akibat peperangan tersebut sangatlah besar, apalagi apabila negara-negara besar sudah mulai ikut di dalamnya; alat-alat perang berteknologi mutakhir sudah mulai beroperasi. Industri militer berpengaruh penting terhadap suplai persenjataan atau perlengkapan militer dalam perang. Tanpanya, pihak yang tidak memiliki persenjataan akan kalah dengan begitu saja. Maka dari itu, industri militer merupakan salah satu tolak ukur kekuatan suatu negara. Permasalahan berikutnya adalah apalah artinya industri tanpa pasar dan konsumen. Secara logika, industri terbangun atas adanya pasar, dan untuk membiayai jalannya suatu industri pun membutuhkan biaya yang cukup besar. Hal itu berlaku juga pada industri militer di era kini. Mereka ada karena adanya pasar berupa perang yang selalu “hidup” setiap harinya. Konflik bersenjata antara beberapa pihak menghasilkan keuntungan bagi industri-industri ini. Lebih jauh lagi, industri militer sendiri juga berkontribusi dalam menciptakan pasarnya sendiri. Dengan kata lain, memicu peperangan.
Berangkat dari adanya permasalahan di atas, penulis ingin merespon fenomena sosial yang ada melalui karya tugas akhir berupa mesin cetak robotik dan pengolahan lebih lanjut terhadap hasil cetakan berupa stensil yang merupakan produk instalasi tersebut. Penulis berharap dapat mengedukasi masyarakat luas tentang perubahan persepsi perang di era kini yang lebih condong ke arah perang sebagai bisnis.
2.Proses Studi Kreatif Tema perang adalah fokus utama yang penulis angkat dalam karya tugas akhir ini. Penulis merasakan perubahan presepsi perang yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan sama sekali. Perang telah menghasilkan kalangan-kalangan yang berbeda dalam membahasnya. Mulai dari yang fanatik membahas sejarah perang beserta barang-barang historic nya, kalangan aktivis anti-perang, dan kalangan-kalangan lainya yang membahas perang dengan persepsi beragam. Beragam media mengemas berita perang dengan caranya masing-masing. Konsumen berita yang jauh dari medan perang hanya bisa mengamini judul-judul dan isi berita yang telah terbit. Banyak sedikit pasti ada yang berkomen tentang berita yang sudah naik. Pasti banyak sekali missing link dalam suatu berita, apalagi dalam sejarah hanya membahas suatu bagian kecil yang mungkin inti berpengaruh besar dari permasalahannya tidak tergali. Perang kontak senjata yang dimainkan oleh negara adidaya sekarang ini pasti temanya seputaran memerangi terorisme. Mereka berdalih akan menjaga perdamaian dunia, namun tidak bisa dipungkiri mereka menenteng senjata canggih dalam melakukan aksinya. Melawan senjata dengan senjata sepertinya tidak akan pernah berakhir kecuali satu pihak memiliki kemampuan teknologi perang yang sangat canggih. Sebelumnya penulis masih terkesima dengan teknologi-teknologi militer yang canggih tersebut dan masih memiliki rasa menghargai atas karya-karya militer dari suatu industri militer canggih di negara adidaya tersebut. Namun setelah sempat membaca dan menonton video tentang fakta-fakta dibalik perang di era kini tersebut penulis menjadi memiliki pandangan yang berubah total. Kini penulis berpendapat bahwa hampir semua intervensi militer yang dilakukan oleh negara adidaya tersebut adalah buka murni seperti makna perang konvensional ataupun seperti pada judul-judul berita tersebut. Di balik itu ada beberapa kepentingan yang meraup untung dari perang. Mereka merangkai medan perang itu sebagai ladang bisnis yang terus menghasilkan dollar. Suatu industri tanpa pasar tidak akan berjalan, dan tanpa penjualan dari manakah para pekerja itu dibayar. Hal itu berlaku juga pada industri militer. Dengan produksi alat-alat militernya yang berlebihan tanpa konsumen atau dengan kata lain tanpa adanya perang dari manakah mereka menghasilkan keuntungan untuk terus menjaga industri tersebut tetap jalan. Presepsi perang di era kini sudahlah tidak relevan dengan judul perang itu sendiri karena di belakangnya ada praktik lain untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tertentu seperti industri militer. Berdasarkan permasalahan di atas penulis ingin mengangkatnya menjadi suatu rangkaian karya yang menawarkan presepsi perang di era kini pada apresiator, yang mana merupakan menjadi kepentingan industri-industri bisnis militer. Penulis menciptakan karya seni mesin cetak robotik yang menyerupai kerja dari mesin printer dengan output kertas kasir yang sudah tercetak motif loreng dengan kata FOR SALE pada sisi belakangnya, dan kertas hasil dari output tersebut penulis rangkai di dinding sebagai pernyataan pribadi dan berapa dirangkai membentuk persenjataan militer. Dalam karya ini penulis ingin mengajak apresiator untuk melihat dari sudut pandang yang lain dalam memahami perang.
3.Hasil Studi dan Pembahasan Dari karya yang berjudul “No Enemy No Game, No Game No Business” penulis ingin menggambarkan tentang industri militer yang mereproduksi barang „militer‟ secara otomatis dan berulang-ulang. Mekanisme produksi ini mengacu pada mesin-mesin yang terdapat pada industri nyata dengan tahapan tahap input – processing – output. Input dalam karya ini berupa perintah berbasis kode yang kemudian diproses dalam perangkat elektronik Arduino yang sebelumnya telah diprogram dengan peranti lunak melalui komputer. Perintah tersebut kemudian menggerakkan komponen mesin yang berfungsi sebagai stensil, dan merotasikan kaleng cat semprot. Hasil atau output dari karya ini merupakan rangkaian motif loreng pada kertas kasir yang merepresentasikan bahwa mesin tersebut ialah industri militer yang kerap memproduksi barang-barang militer pemicu perang. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 2
Pada karya berjudul ‟WAR IS BUSINESS’ penulis ingin mengungkapkan pernyataan atas tanggapan persepsi perang di era kini. Stensil bermotif loreng dengan stensil „FOR SALE’ pada sisi belakangnya yang tersusun di dinding merupakan hasil yang serupa dengan output karya mesin cetak robotik „No Enemy No Game, No Game No Business’. Hasil outputdari mesin cetak robotik ini juga penulis rangai menjadi karya seri Goods Of War yang menggambarkan barang-barang perniagaan dalam dunia militer. Penulis membentuk kertas kasir ini menjadi beberapa persenjataan yang visualnya sudah cukup terkenal. Apresiator yang datang diharapkan dapat menggabungkan visual-visual yang nampak menjadi meruju kepada bisnis militer, mulai dari melihat bentuk senjatanya kemudian membaca tulisan FOR SALE beserta motif loreng lalu menyadari bahwa karya ini adalah hasil dari mesin cetak robotik yang ada pada ruang pamer. Keseluruhanan karya pada rangkaian ini sengaja penulis buat tidak terlalu bertumpuk pembacaanya. Penulis berpendapat bahwa bisnis dalam perang sukar dibaca karena ditutup-tutupi dengan sempurna. Maka dengan ini penulis ingin apresiator supaya mudah membacanya dan menemukan konsep tujuan penulis.
Gambar I. Ditail tampak depan karya “No Enemy No Game, No Game No Business”. Dokumentasi pribadi.
Gambar II. Ditail tampak belakang karya “No Enemy No Game, No Game No Business”. Dokumentasi pribadi. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 3
Gambar III. Rangkaian karya “Goods of War” dalam sistem pemajangan. Dokumentasi pribadi.
Gambar IV. Ditail karya “Goods of War”. Dokumentasi pribadi.
Gambar V. “Air Force”. Dokumentasi pribadi.
Gambar VI. “Navy”. Dokumentasi pribadi.
Gambar VII. Ditail karya “Army”. Dokumentasi pribadi.
Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 4
4.Penutup / Kesimpulan Roda industri militer terus berputar seiring dengan pasarnya yang tetap hidup dan bertambah. Pasarnya tersebut tidak selalu mencakup medan perang, namun hingga menawarkan jasa-jasa ala militer yang dapat disewa secara bebas diluar tanggungan suatu negara. Perang yang terjadi di era kini merupakan wadah bagi para indsutri militer dalam melakukan kepentingannya. Industri militer seakan-akan tidak bertanggung jawab atas barang-barang yang mereka produksi dan jual. Ditambah dengan kemajuan teknologi yang pesat di era kini membuat industri-industri besar dapat melakukan riset teknologi militer yang canggih. Negara-negara yang menaungi industri militer besar dapat dengan remsi menguji coba hasil poduknya. Perang-perang yang terjadi di era kini penulis simpulkan menjadi lahan bagi ujicoba alat militer dan menunjukan kekuatan militer suatu negara. Penulis sebagai perupa yang sejak kecil sudah terbiasa dengan visual-visual dunia militer mencoba menjawab pertanyaanpertanyaan dalam rumusan masalah melalui karya robotik yang merepresentasikan industri militer. Karya robotik ini melakukan proses mencetak kertas kasir dengan metode stensil bermotif loreng dan kata „FOR SALE’ pada bagian belakangnya. Dalam karya ini penulis ingin merepresentasikan industi militer yang secara terus menerus memproduksi produk militernya. Dalam karya ini penulis ingin agar publik mengetahui salah satu inti permasalahan dalam perang di era kini melalui karya seni robotik yang beroperasi secara automatis. Dengan tersadarnya atas apa yang terjadi di balik perang dengan melihat karya ini diharapkan akan menjadi suatu proses yang berkelanjutan dimana apresiator menggali lebih dalam atas hal ini.
Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 5
Ucapan Terima Kasih Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam MK Tugas Akhir Program Studi Sarjana Seni Rupa FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Dr. Tisna Sanjaya, M.Sch. .
Daftar Pustaka BUKU: Benjamin, W. Diedit oleh Jennings, M.W, Doherty, B., dan Levin, T.Y. 2008. The Work of Art in the Age of Its Technological Reproducibility, and Other Writings on Media. Cambridge, USA: The Belknap Press of Harvard University Press. Dixon, Steve, 2007. Digital Performances : A History of New Media in Theater, Dance, Performance Art, and Installation. Cambridge: The MIT Press.
Saraswati,V. (2009) , Imperium Perang Militer Swasta. Neoliberalisme dan Korporasi Bisnis Keamanan Kontemporer.
WEBSITE : www.crishdacre.com. Situs resmi Crish Dacre. United States. Diakses pada 29 Januari pukul 13:45 http://artradarjournal.com/2014/09/05/what-is-robotic-art-art-radar-explains/. Diakses pada 14 Januari 2016 pukul 21:20 http://beausievers.com/bhqfu/computer_art/readings/kac-robotic_art.pdf. Diakses pada 29 Januari 2016 pukul 16
Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 6
Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 7