Persiapan Pemugaran II Candi Borobudur
PERSIAPAN PEMUGARAN II CANDI BOROBUDUR Oleh : Dukut Santoso Kepala Balai Konservasi Peninggalan Borobudur 1999-2006
T
LATAR BELAKANG
Tidak dapat dipungkiri bahwa Candi Borobudur
kerusakan yang sangat parah, baik strukturnya
kelihatan utuh karena jasa pemugaran van Erp
maupun material batu-batunya. Oleh karena itu
pada tahun 1907 – 1911. Semula candi ini tidak
pada tahun 1960, Candi Borobudur
tampak, hanya berupa gundukan tanah yang
direncanakan akan dipugar kembali. Dari sinilah
ditumbuhi pohon-pohon besar dan semak
muncul pertanyaan, mengapa Candi Borobudur
belukar, namun di bagian atasnya terlihat batu-
harus dipugar kembali, apakah tidak hanya
batu candi berserakan tidak tertata. Setelah
menghambur-hamburkan biaya dan tenaga?
dilakukan pemugaran oleh van Erp, candi ini
Untuk menjawab pertanyaan tersebut harus
sudah dapat dikunjungi oleh wisatawan dan
diteliti lebih dulu metode pemugaran yang
dinikmati bentuknya, bahkan puncak stupa
dilakukan oleh van Erp dan kondisinya secara
pusat dilengkapi chattra untuk tujuan
rinci setelah pemugaran.
pemotretan, kemudian dibongkar kembali.
Pemugaran Candi Borobudur yang
Setelah itu, Candi Borododur lebih banyak
dilakukan oleh van Erp tidaklah menyeluruh,
dimanfaatkan dari pada dilestarikan atau
namun hanya bagian-bagian tertentu. Secara
dirawat, maka pada tahun 1926 batu-batu
garis besar yang diperbaiki adalah: bagian
reliefnya sudah mengalami kerusakan berupa
pagar langkan, sebagian dinding tingkat I dan II,
vandalisme, retak-retak dan banyak juga yang
saluran air yang berada di halaman candi dan
sudah pecah. Dari hasil penelitian diketahui
lereng bukit, bagian struktur bawah tangga,
bahwa Candi Borobudur sudah mengalami
beberapa gapura, sebagian relung dilengkapi
Chattra Borobudur yang sengaja dipasang pada zaman pemugaran oleh Th. van Erp untuk tujuan pemotretan
207
208
Persiapan Pemugaran II Candi Borobudur
stupa dan arca Buddha, pembongkaran total
Dari kenyataan tersebut dapat dikatakan bahwa
tingkat arupadhatu dengan 72 stupa termasuk
kerusakannya masih meliputi kerusakan
stupa pusat. Untuk stabilitas struktur dilakukan
struktural dan material yang kedua-duanya
dengan dua cara, yaitu: penguatan lereng bukit
saling terkait satu sama lainnya.
dan penutupan lantai lorong asli yang miring dengan semen trass (Anom dkk, 2005: 49).
Bentuk kerusakan struktural berupa kemelesakan dan kemiringan dinding-dinding
Setelah pemugaran tersebut, pada
candi, terutama terlihat pada dinding tingkat I
kenyataannya dinding tingkat I dan II masih
dan II kwadran barat laut. Susunan batu-batunya
dalam kondisi miring dan melesak, dari 24
saling bergeser sehingga terbentuk celah-celah
gapura hanya sedikit yang diperbaiki, beberapa
yang lebar. Pada musim penghujan bagian
pagar langkan masih kelihatan kosong (tidak
tersebut terlihat menjadi pancuran-pancuran air.
ada susunan batunya), beberapa susunan batu-
Untuk keamanan pengunjung dan demi
batu relief tidak lengkap, tidak semua arca
kelestarian struktur candi maka bagian yang
Buddha dikembalikan ke dalam relung aslinya.
sangat miring tersebut ditopang dengan balokbalok kayu jati. Bagian candi yang seharusnya terdapat struktur pagar langkan masih banyak yang kosong, namun di sekitar candi ditemukan banyak sekali batu-batu lepas yang belum direkonstruksi. Begitu pula arca-arca Buddha yang seharusnya berada di dalam relung masih banyak yang kosong. Di lain pihak di sekitar candi telah ditemukan sejumlah arca Buddha yang belum terpasang pada posisinya yang asli. Lain halnya dengan kepala arca Buddha, di satu pihak arca-arca yang telah terpasang di candi sebagian tanpa kepala dan tangan, namun di lain pihak telah ditemukan kepala-kepala arca Buddha dan tangannya yang belum disambung pada badannya. Elemen-elemen candi lainnya
Kerusakan struktural pada dinding-dinding candi, terlihat dinding yang miring dan melesak dan perlu ditopang dengan balokbalok kayu jati.
berupa: stupa, pancuran air, antefiks, batu-batu
Persiapan Pemugaran II Candi Borobudur
relief, dan lain-lain dalam kondisi yang sama
mengurangi kerusakan yang lebih parah lagi,
dengan arca Buddha.
karena hasil pemugaran nantinya diharapkan
Kerusakan struktur candi tersebut
Candi Borobudur dapat bertahan sampai 1000
berpengaruh pada kerusakan materialnya
tahun lagi. Berdasarkan kondisi candi yang
dalam bentuk retakan pada batu sampai pecah,
sudah parah maka diputuskan untuk dilakukan
bahkan beberapa blok batu sudah ada yang
pemugaran total. Dampak yang akan terjadi
hancur sehingga sudah tidak mungkin
adalah penutupan sementara untuk para
direkonstruksi lagi. Kerusakan material lainnya
wisatawan selama berlangsungnya pemugaran,
berupa pelapukan batu karena faktor alam. Dari
sebab akan digunakannya alat-alat berat dan
beberapa faktor alam yang terjadi, air
area sekitarnya akan digunakan untuk lalu-lintas
merupakan faktor utamanya. Dampak
transportasi. Adapun sistem pemugaran yang
pelapukan pada batu dapat bermacam-macam,
akan diterapkan dengan metode anastilosis
yaitu keausan batu karena terkikis oleh aliran
seperti yang dilakukan pada Candi Prambanan.
dan rembesan air, tumbuhnya mikro-organisme
Pada waktu itu upaya mendapatkan peralatan
yang dapat melapukan batu, munculnya penggaraman yang berakibat pengelupasan batu, dan lain sebagainya. Apabila hal tersebut dibiarkan bertahun-tahun maka generasi sekarang tidak akan menikmati kemegahan Candi Borobudur. Berdasarkan pertimbangan itulah, Candi Borobudur akan dipugar kembali atau disebut dengan pemugaran kedua. PERSIAPAN PEMUGARAN II Sebenarnya persiapan untuk pemugaran Candi Borobudur ke dua telah dilakukan sejak tahun 1960, yaitu mengeliminasi kerusakan, baik pada material bangunan maupun strukturalnya. Hal tersebut dilakukan untuk
Kondisi Candi Borobudur sebelum pemugaran II, terlihat mikroorganisme yang tumbuh pada stupa-stupa
209
210
Persiapan Pemugaran II Candi Borobudur
modern terhambat dan anggaran dari
nantinya;
pemerintah sangat minim karena sedang terjadi
Ÿ penelitian fondasi candi dengan
pergolakan politik. Maka dari itu pekerjaan
penggambaran potongan dari berbagai
persiapan yang dilakukan oleh pemerintah
arah;
Republik Indonesia sangat tersendat. Meskipun
Ÿ pengeboran tanah di dalam maupun di
demikian pada pertengahan tahun 1963 sampai
luar candi untuk mengetahui struktur dan
akhir tahun 1966 telah dilakukan pengukuran
karakteristik tanah dan untuk
dan persiapan pemugaran yang lain meliputi :
mengetahui daya dukung tanah serta
Ÿ pengukuran dan penggambaran dinding candi;
Ÿ pengukuran dan penggambaran bagian struktur candi yang menyimpang;
permeabilitas tanah;
Ÿ membuat perencanaan rekonstruksi dan perkuatan fondasi dengan beton;
Ÿ pembongkaran beberapa bagian pagar
Ÿ pemotretan dinding candi dan relief
langkan sudut barat laut untuk
untuk dokumentasi dan rekonstruksi
mengurangi beban, tekanan dan
Hasil pengukuran dan penggambaran pada saat persiapan pemugaran II yang menunjukkan bagian struktur candi yang menyimpang
Persiapan Pemugaran II Candi Borobudur
kemiringan dinding candi;
Ÿ mempersiapkan penyediaan listrik, air, dan alat transportasi;
pembongkaran batu-batu candi. Untuk kestabilan struktur bangunannya, maka metode pembongkarannya dilakukan per-kwadran yang
Ÿ pembangunan kantor di lokasi proyek,
dihitung dari tangga candi. Kwadran barat laut
gudang, dan bangunan lainnya untuk
yang dindingnya sangat miring harus
fasilitas kerja;
diwaspadai
dalam
pertama
kali
Ÿ mengadakan pendidikan dan pelatihan
pembongkarannya. Perancah telah disiapkan
pemugaran serta konservasi untuk
untuk pembongkaran pagar langkan, namun
teknisi lapangan.
pada tahun 1965 semua kegiatan dihentikan
Di samping itu untuk persiapan
karena terjadi kekacauan politik.
pemugaran telah dilakukan pula koordinasi
Permintaan kepada UNESCO baru
dengan Pemerintah Daerah dan Angkatan Darat
dilakukan pada tahun 1967 karena Candi
serta Kepolisian untuk kelancaran dan
Borobudur
pengamanan proyek, misalnya bantuan
membahayakan. Pada konggres UNESCO ke-
Angkatan Darat untuk pengangkutan crane
27 di Amerika Serikat yang diselenggarakan
kapasitas 10 ton. Untuk penelitian geologi telah
pada bulan Agustus 1967 mengagendakan
dilakukan kerjasama dengan Institut Teknologi
bantuan penyelamatan Candi Borobudur.
Bandung dengan diketahui oleh DR. Sartono.
Dalam realisasinya UNESCO mengirimkan dua
Tim dari Bandung ini mengadakan pengeboran
tenaga ahli pada awal tahun 1968 untuk
tanah/batuan di dalam maupun di luar candi.
mengadakan studi Candi Borobudur, yaitu: DR.
Hasilnya sangat penting untuk mengetahui
B.Ph. Groslier, tenaga ahli Perancis tentang
kekuatan dan keadaan lapisan tanah di bawah
pemugaran dan saat itu sebagai Director of the
candi, termasuk stratigrafi bukit tempat
Conservation d'Angkor di Siem Reap Kamboja,
kedudukkan candi. Hal tersebut terbukti ketika
dan DR. C. Voute sebagai ahli geo-hidrologis
NEDECO dan ahli UNESCO bidang biologi, DR.
pada International Institute for the Aerial Surveys
Hyvert dalam membuat perencanaan
and Earth Sciences in the Netherland. Dua ahli
pemugaran memanfaatkan hasil penelitian DR.
tersebut berpendapat bahwa kondisi Candi
Sampurno untuk dasar perhitungan teknik sipil
Borobudur sudah mengkhawatirkan maka perlu
dan program konservasi. Hasil penelitian
segera penyelamatan. Problem yang dihadapi
geologi ini juga dijadikan dasar pertimbangan
Indonesia pada saat itu adalah kekurangan
sudah
dalam
kondisi
211
212
Persiapan Pemugaran II Candi Borobudur
dana untuk penyelamatan Candi Borobudur,
persiapan pemugaran yang telah dilakukan oleh
kekurangan tenaga ahli, dan belum tersedianya
para ahli Indonesia. Namun demikian
peralatan modern. Menanggapi hal itu,
penambahan penelitian dan percobaan-
UNESCO segera mengirimkan lagi beberapa
percobaan perlu dilakukan agar lebih banyak
tenaga ahli. Tidak sampai bulan Januari 1973,
informasi yang diperoleh dan untuk kelancaran
kontrak kesepakatan antara Pemerintah
serta keberhasilan pemugaran. Dari segi
Republik Indonesia dengan UNESCO
pendanaan, UNESCO mulai melakukan
ditandatangani. Hal ini sebagai tanda bahwa
penggalangan dana internasional, antara lain
pemugaran Candi Borobudur dengan
dari USA, Belanda, Swis, Australia, dan Jepang.
kerjasama internasional dimulai. Dalam hal ini
Persiapan pemugaran yang bersifat
DR. Groslier dan DR. Voute menghargai dan
teknis-arkeologis juga telah dilaksanakan,
menaruh rasa hormat atas pelaksanaan
misalnya pengumpulan batu-batu lepas. Disebut batu lepas karena batunya telah lepas dari struktur candi atau fragmen batu telah lepas dari induknya, bahkan keberadaannya sudah jauh dari konteksnya. Batu-batu lepas tersebut ada yang ditemukan di halaman sekitar candi, ada juga berada di dalam tanah, ada pula yang telah difungsikan untuk fondasi rumah, untuk tangga dan untuk lantai rumah atau halaman. Khusus batu lepas berupa stupa seringkali dimanfaatkan sebagai lumpang penumbuk padi. Masih banyak lagi pemanfaatan batu lepas untuk keperluan rumah tangga warga sekitar Borobudur. Batu-batu lepas tersebut setelah dikumpulkan, kemudian diklasifikasi jenis dan bentuknya. Setiap batu lepas diukur dan digambar, untuk selanjutnya dilakukan pencocokan di candi. Jenis batu lepas tersebut
Situasi bengkel kerja pada saat pemugaran II
antara lain: blok batu polos atau berornamen
Persiapan Pemugaran II Candi Borobudur
(misalnya: antefiks, kala-makara, dan relief),
nomor registrasi yang juga dicantumkan ke
stupa, dan arca Buddha. Ternyata dari hasil
dalam gambar seri B. Gambar seri C adalah
pengumpulan batu lepas yang dilakukan tahun
turunan dari gambar seri A yang digunakan
1970 – 1971 dan dilanjutkan tahun 1973 – 1974
untuk survei dan penentuan metode perawatan
diperoleh hasil 2.234 blok sudah diklasifikasi
pada setiap blok batu. Di samping itu masih ada
dan 739 blok berhasil dicocokan ke tempat
satu macam gambar lagi yaitu gambar
aslinya.
fotogrametri. Gambar ini berfungsi untuk
Pekerjaan lainnya adalah penggambaran
dokumentasi dan control dalam rekonstruksi.
yang sebagian merupakan pekerjaan lanjutan
Hasil penggambaran dengan fotogrametri ini
yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia
sangat akurat dan menunjukkan gambar apa
sebelum ada kesepakatan kerjasama
adanya, termasuk ukurannya. Apabila pada
internasional dengan UNESCO. Kegiatan ini
gambar-gambar serial, tepi blok batu digambar
harus sudah diselesaikan sebelum pekerjaan
dengan garis lurus, sedangkan pada gambar
pembongkaran dimulai. Penggambaran
fotogrametri tidak lurus tergantung lekukan-
tersebut dilaksanakan dengan sangat teliti dan
lekukan tepi batu. Untuk selanjutnya setiap
akurat, sebab setiap blok batu dan lebar
gambar serial dilengkapi dengan nomor
celahnya diukur, termasuk arah kemiringannya.
registrasi, nomor serial ditempatkan pada setiap
Ada tiga macam seri penggambaran, yaitu
blok batu, setiap lapis susunan batu juga diberi
gambar seri A, B, dan C. Gambar seri A ini
nomor
adalah gambar setiap blok batu termasuk
registrasi lainnya diletakkan pada notasi
ukurannya dengan koordinat tiga dimensi yang
gambar, yaitu meliputi: sisi candi, tingkat,
berfungsi untuk pedoman rekonstruksi. Adapun
bidang, dan dinding atau pagar langkan.
di sebelah kanan gambar. Indikasi
gambar seri B hampir sama dengan gambar seri
Kegiatan persiapan yang lain adalah
A hanya ditambah dengan gambar tata letak
pengukuran dimensi candi untuk pedoman
blok-blok batu yang akan ditempatkan ke dalam
rekonstruksi ke bentuk aslinya. Menurut
palet. Palet adalah kotak kayu yang terbuka
Dumarcay, bentuk Candi Borobudur yang
bagian atasnya dan di dalamnya disekat
sekarang ini sudah tidak asli lagi, karena sudah
menjadi 9 bagian untuk penempatan blok batu.
mengalami paling tidak dua tahap restorasi
Apabila ukuran batu normal, satu palet dapat
pada saat pembangunannya (Dumarcay: 1974,
ditempati untuk 9 blok batu. Palet tersebut diberi
225). Meskipun demikian, bentuk yang
Model penyimpanan dan registrasi pada blokblok batu maupun arca yang ditempatkan ke dalam palet
213
214
Persiapan Pemugaran II Candi Borobudur
Proses pemberian kode pada batu
sekarang ini masih dapat dijadikan dasar
selasar; 1 untuk lorong tingkat I; 2 untuk lorong
pemugaran kedua dengan syarat dinding yang
tingkat II; 3 untuk lorong tingkat III; 4 untuk
miring ditegakkan, dinding yang melesak
lorong tingkat IV; dan 5 untuk teras bundar.
diangkat, celah-celah batu yang terbuka
Registrasi berikutnya adalah bidang candi,
dirapatkan, kemudian dibuat gambar
setiap sisi candi dibagi beberapa bidang atau
rekonstruksi berdasarkan pengukuran tiga
seksi yang penomorannya dimulai dari kanan ke
dimensi yang akurat. Di samping pengukuran
kiri, yaitu: A – J untuk dinding candi, A1 – J1
yang menyeluruh, dilakukan pula pengukuran
untuk pagar langkan tampak dalam, dan A2 – J2
setiap bagian, misalnya: tinggi dinding tiap
untuk pagar langkan tampak luar. Untuk tangga
tingkat, tinggi dan tebal pagar langkan, lebar
dan gapura diberi kode T (tengah) dan Y atau Z
tangga, dan lain sebagainya.
(untuk dindingnya). Setiap lapisan batu juga
Apabila pemugaran kedua yang akan
diberi kode nomor yang dimulai dari bagian
dilaksanakan dengan cara pembongkaran total
bawah pada setiap dinding candi atau pagar
maka ratusan ribu blok batu akan dilepas dari
langkan. Penomoran yang terakhir adalah
struktur candinya. Untuk selanjutnya blok-blok
nomor serial batu yang dimulai dari kiri ke kanan
batu tersebut akan berkeliling ke tempat-tempat
pada setiap lapis batu dalam satu bidang candi.
perawatan yang akhirnya akan kembali lagi ke
Beberapa kode nomor tersebut dipahatkan
candi untuk direkonstruksi. Mulai dari
pada permukaan atas batu, sehingga meskipun
pembongkaran sampai rekonstruksi
batunya keliling kemana-mana tetap diketahui
kemungkinan besar beberapa blok batu dapat
posisinya di candi. Untuk mempermudah
tertinggal di suatu tempat perawatan atau dapat
pemahatan nomor registrasi pada setiap batu
juga tertukar antar blok batu, bahkan dapat juga
maka dibuatkan kode nomor tersendiri sebagai
hilang. Oleh karena itu diperlukan sistem
berikut:
registrasi yaitu pemberian nomor pada setiap
1= │ ;2= \ ;3= ─ ;4= /
blok batu yang akan dikawal dengan kartu
;7=
;8=× ;9=
;5=
;6= ═
;0= ┼ .
registrasi pada setiap paletnya. Pemberian kode
Pemetaan kerusakan pada setiap blok
nomor dimulai dari sisi candi, yaitu: nomor 1
batu Candi Borobudur perlu dilaksanakan
untuk sisi utara; 2 untuk sisi selatan; 3 untuk sisi
sebelum kegiatan pembongkaran dimulai. Hal
timur; 4 untuk sisi barat, kemudian dilanjutkan
ini untuk mengetahui secara rinci tingkat
dengan kode nomor lorong candi yaitu: 0 untuk
kerusakan dan pelapukan batu-batunya.
Persiapan Pemugaran II Candi Borobudur
Berkaitan dengan hal tersebut dilakukan pula
melalui serangkaian penelitian dan percobaan
berbagai penelitian dan percobaan agar
agar diperoleh materi yang betul-betul efektif
diperoleh metode dan bahan konservasi yang
dan efisien. Penelitian bahan konservan
cocok. Pemetaan konservasi ini meliputi:
dilakukan di laboratorium Borobudur dan Paris
observasi umum, observasi restorasi, observasi
(Perancis), sedangkan percobaan-
biologi. Kondisi batu yang diobservasi umum
percobaannya dilakukan di lingkungan Candi
adalah: keausan permukaan batu karena erosi;
Borobudur. Bahan pembersih mikro-organisme
adanya lapisan oker; endapan putih pada
dan bahan pengawetnya yang diteliti dan dicoba
permukaan batu; lubang alveol adalah lubang-
keefektifannya berjumlah 17 jenis, yaitu: AC 322,
lubang pada permukaan batu karena faktor
Benzalkon, Curitan, Formol, Hyvar X, Karmex,
biologi; dan permukaan batu yang tidak rusak
Muslick, Nabasan, Noranium, Preventol L,
atau masih bersih. Sasaran observasi restorasi
Preventol O extra, Preventol PN, Preventol ON,
meliputi: bagian batu yang telah hilang; retakan
Proven, Quat, Sodium hydroksida, dan S-66.
pada batu; retakan rambut yang terisi endapan; pengelupasan permukaan batu; pengelupasan permukaan batu yang terisi endapan; endapan pada permukaan batu atau retakan yang sudah mengeras; postule adalah lubang pada batu yang terisi lumut dan tertutup endapan putih yang menonjol. Adapun observasi biologi meliputi: ganggang di dalam lubang-lubang relief; ganggang pada aliran air; jamur kerak crustaceae putih; jamur kerak crustaceae yang lain; jamur kerak foliaceae; lumut pada permukaan batu; lumut di dalam lubang-lubang relief atau di dalam retakan atau di dalam celahcelah batu. Setelah kerusakan/pelapukan setiap blok batu diketahui maka perlu dicari metode dan bahan konservasi yang cocok. Tentu saja hal ini
Contoh kode pada batu candi untuk mempermudah pemahatan nomor registrasi
215
216
Persiapan Pemugaran II Candi Borobudur
Dari penelitian dan percobaan ini diperoleh hasil
perbaikan batu-batu Candi Borobudur yang
bahan-bahan yang efektif dan efisien untuk
rusak, yaitu: Akemi Normal untuk bahan
konservasi Candi Borobudur, antara lain: AC 322
penyambungan batu-batu yang berukuran
sangat efektif untuk pembersihan jamur kerak,
relatif kecil, karena bahan ini mempunyai masa
Hyvar X yang cair dengan kadar 1 – 2% efektif
pakai yang singkat setelah dicampur antara
untuk membunuh lumut dan ganggang hitam.
resin dan hardenernya, Davis Fuller 614 dapat
Adapun bahan perekat yang diteliti dan dicoba
digunakan untuk penyambungan dan perbaikan
keefektifannya berjumlah 12 macam, yaitu:
batu-batu yang berukuran relatif besar karena
Akemi Normal, Akemi Extra, Akemi Universal,
mempunyai masa pakai agak lama, yaitu 2 jam
Sinmast P 203, Araldite AW 106, Araldite XB
dan masa keringnya 4 jam.
2697, Araldite GY 257, Epasfill PT 521 SL, Davis
Penelitian lainnya dalam persiapan
Fuller 614, Davis Fuller 609, Instant Resiweld,
pemugaran adalah penelitian arkeologi dengan
dan Durox 628. Dari serangkaian uji coba
obyek sasaran candinya itu sendiri dan
terhadap bahan-bahan tersebut, diperoleh dua
lingkungannya. Titik 0 dari candi perlu dicari
macam bahan perekat yang efektif untuk
sebagai dasar pemugaran dengan cara ekskavasi di halaman candi yang berhimpitan dengan dinding selasar dan di jalan masuk candi. Beberapa ekskavasi telah dilakukan di lingkungan candi termasuk di lahan yang akan digunakan untuk area kerja konservasi dan di sekeliling candi yang akan diberi ring beton. Ring beton ini berfungsi sebagai sabuk candi agar tidak terjadi deformasi horizontal bila ditambah tekanan dari atas karena di bawah lantai lorong candi akan diberi ring beton. Di samping itu ring beton di sekeliling candi untuk sementara digunakan untuk landasan tower crane. Hasil ekskavasi arkeologi tersebut antara lain ditemukannya beberapa stupika, tablet, dan
Lokasi penyimpanan palet di area bawah Candi Borobudur
beberapa fragmen tembikar.
Persiapan Pemugaran II Candi Borobudur
Prasarana dan sarana kerja perlu
pentingnya juga disiapkan peralatan kecil,
dipersiapkan sebelum kegiatan pembongkaran
antara lain: pahat, pukul besi, cetok, sikat ijuk,
dimulai, termasuk peralatan modern yang pada
bor batu, dan lain sebagainya, bahkan disiapkan
tahun 1965 belum terlaksana. Selain kantor dan
juga gerinda gigi untuk mengikis endapan pada
gudang yang telah disebutkan di bagian depan,
batu yang sudah mengeras.
bangunan untuk konservasi batu perlu dibuat di area bawah. Di area bawah dibagi beberapa
PENUTUP
bagian, mulai dari sebelah timur adalah: lahan penampungan batu-batu dalam palet hasil
Perangkat lunak untuk pengontrolan
pembongkaran; area untuk pembersihan
pemugaran ini juga dipersiapkan agar
kering; area untuk pembersihan basah dengan
pelaksanaan proyek dapat berjalan sesuai
air dan bahan kimia; ruangan oven dengan
dengan rencana. Ada dua macam pengontrolan
o
suhu maksimal 60 C; area untuk perbaikan
yaitu: Stone Registration System (SRS) dan
batu; area untuk pengawetan; area untuk
Project Control System (PCS). Sistem registrasi
penampungan akhir. Peralatan modern di atas
batu ini mengkomputerisasi proses jalannya
candi yang perlu disiapkan adalah tower crane
batu mulai dari pembongkaran, konservasi,
untuk mengangkut palet yang berisi 9 blok batu
sampai ke pemasangan kembali, sehingga
hasil pembongkaran. Di samping itu di atas
apabila terdapat pelaksanaan yang
candi juga disiapkan beberapa katrol yang
menyimpang dari perintah kartu registrasi akan
dilengkapi tali sandat untuk mengangkat
diketahui dan segera dikoreksi. Dengan
bongkaran batu yang akan diletakkan ke dalam
demikian tidak akan terjadi hilangnya batu dan
palet. Beberapa kendaraan forklift perlu juga
kekeliruan pengerjaan.
disiapkan di halaman candi dan di area bawah.
Adapun PCS adalah teknik ilmiah untuk
Mengingat area atas dan bawah dipisahkan
perencanaan, memonitor, dan pengontrolan
dengan tebing maka perlu disiapkan gantry
jalannya proyek dengan sistem komputerisasi.
crane untuk mengangkut palet-palet batu dari
Sebenarnya hal ini merupakan bagian dari
area atas menuju tempat penampungan di area
manajemen proyek, sehingga bila terjadi
bawah. Sejenis gantry crane yang dapat
keterlambatan atau kemajuan jalannya proyek
bergeser juga dipasang di penampungan akhir.
segera diketahui dan perlu dicari penyebabnya
Selain peralatan berat tersebut tidak kalah
untuk diperbaiki.
217
218
Persiapan Pemugaran II Candi Borobudur
Beberapa kegiatan dalam artikel tersebut
DAFTAR PUSTAKA
merupakan pekerjaan persiapan yang penting untuk menjamin kelancaran pemugaran Candi Borobudur ke dua. Jaminan Candi Borobudur akan dapat bertahan sampai 1000 tahun adalah
Anom, dkk. 2005. The Restoration of Borobudur. Paris : United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization.
sesuatu hal yang tidak mudah. Oleh karena itu di dalam proses pemugaran ini perlu dipersiapkan dengan seksama, rinci, dan penuh perhitungan yang teliti, termasuk perhitungan faktor keselamatan bila terjadi gempa bumi pada 6 Skala Richter.
D u m a r c a y, J . 1 9 7 4 . R e p o r t o n Measurements and Dimensions, Pelita Borobudur Seri CC No. 3. Jakarta : Proyek PELITA Restorasi Candi Borobudur, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Khandelwal, V.K. and Raharjo, B. 1977. Computerized Project Control System for The Restoration of Borobudur Temple, Pelita Borobudur Seri B. 10.
Situasi pemugaran II Candi Borobudur
Persiapan Pemugaran II Candi Borobudur
Jakarta : Proyek PELITA Pemugaran Candi Borobudur, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Samidi and Santoso, D. 1978. Report on Stone Treatment Practice at The Chemico-Archaeological Department of The Borobudur Restoration Project, Pelita Borobudur Seri B 12. Jakarta : Proyek PELITA Pemugaran Candi Borobudur, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
BIODATA PENULIS Drs. Dukut Santoso, lahir di Surakarta pada tanggal 3 Mei 1950. Bergabung dalam Proyek Pemugaran Candi Borobudur tahun 1973-1983. Berbagai training course terutama di bidang konservasi dan pemugaran cagar budaya pernah diikuti seperti Training Course on Technical Conservation di Borobudur pada tahun 1971-1974 danTraining Course on Restoration of Monument di Florence, Italia pada tahun 1976-1977. Pada tahun 1987 menamatkan pendidikan S1 Arkeologi di Universitas Gadjah Mada. Dikirim dalam kapasitasnya sebagai expert dalam Restoration of Royal Palace Site (Phimeanakas) di Siem Riep, Kamboja. Sekembalinya ke Indonesia diangkat sebagai Kepala Balai Konservasi Peninggalan Borobudur pada tahun 1999-2006.
Tower crane untuk mengangkut palet yang berisi blok batu hasil pembongkaran berada di atas ring beton yang berfungsi sebagai sabuk candi
219