DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama
: Dhanang Fatchun Najib
NIM
: 12107032
Jurusan
: Tarbiyah
Progdi
: PAI
Judul
:
PERSEPSI TENTANG
MASYARAKAT EKSISTENSI
MUSLIM MADRASAH
IBTIDAIYAH (MI) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGEMBANGAN MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) MA’ARIF GENDULAN (STUDI KASUS PADA MASYARAKAT DESA GEDANGAN
KECAMATAN
CEPOGO,
KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009) Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan
Pembimbing
Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. NIP. 195705201986011001
ii
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN Skripsi saudara : DHANANG FATCHUN NAJIB dengan Nomor Induk Mahasiswa : 12107032 yang berjudul : PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM TENTANG EKSISTENSI MADRASAH IBTIDAIYAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGEMBANGAN MADARASAH IBTIDAIYAH (MI) (STUDI KASUS PADA MASYARAKAT DESA GEDANGAN, KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI TAUHN 2010). Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Sabtu, 13 Maret 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat – syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah
Salatiga , 22 Maret 2010 M Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris
Dr.Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Muh. Saerozi, M.Ag. NIP. 19660215 199103 1 001
Penguji I
Penguji II
Dr. Adang Kuswaya, M.Ag NIP: 19720531 199803 1 002
Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. NIP: 196808712 199403 2 003
Pembimbing
Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. NIP. 19570520198601 1 001
iii
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
DEKLARASI
ميحرلا نمحرلا هللا مسب Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Apabila di kemudian hari ternyata terdapat meteri atau pikiran-pikiran orang lain di luar
referensi
yang penulis cantumkan,
maka peneliti
sanggup
mempertanggungjawabkan kembali keaslian ini di hadapan sidang munaqosyah skripsi. Demikian deklarasi ini di buat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 3 Maret 2010 Penulis
DHANANG FATCHUN NAJIB NIM 12107032
iv
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
MOTTO
“Hidup Mulia atau Mati Syahid”
“Sinergitas antara space of intelectualizm, space of spiritual, space of move merupakan implementasi dari jiwa Ulul Albab”
v
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada : 1. Kedua orang tuaku, Bapak Muslich dan Ibu Waljianti, yang selalu memberikan yang terbaik dalam hidupku. Karena jasa beliau berdua maka saya dapat menempuh pendidikan sampai saat ini. Tiada yang dapat saya lakukan untuk membalas jasa mereka selain Doa, semoga Allah SWT memberi berkah dan kehidupan yang baik di dunia sampai akherat kelak. Amin. 2. Adik-adikku yaitu Frendi Aviv Setiawan dan Affan Hanafi. Semoga menjadi salah satu dari generasi penerus perjuangan untuk kejayaan umat Islam. 3. Teman-temanku, diantaranya adalah Syamsodin, Sri Sumiyati, Anisful, Santi, Dwik, dan Mir’atun Khasanah. Terima kasih telah menemani saya dalam suka dan duka. Semoga kita dapat meneruskan persahabatan ini selamanya.
vi
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
ABSTRAKSI Fatchun Najib, Dhanang. 2010. Persepsi Masyarakat Muslim tentang Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pengaruhnya terhadap Partisipasi Masyarakat dalam Mengembangkan Madrasah Ibtidaiyah (MI) (Studi Kasus pada Masyarakat Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali tahun 2010). Skripsi Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Kata kunci: Persepsi Masyarakat, Eksistensi Madrasah, Partisipasi Masyarakat, dan Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Rendahnya mutu pendidikan yang selama ini dikeluhkan oleh masyarakat menjadi suatu masalah yang menggejala. Rendahnya pendidikan kemungkinan salah satu sebabnya adalah kurang maksimalnya peran dan partisipasi masyarakat dalam mengembangkan dan ikut melakukan pembenahan mutu dan kualitas sebuah institusi sekolah. Tentunya kemauan masyarakat dalam berperan untuk mengembangkan sebuah institusi sekolah sebagai akibat dari persepsi yang baik terhadap institusi sekolah itu sendiri. Dalam penelitian ini, akan penulis fokuskan pada beberapa permasalahan seperti di bawah ini : bagaimanakah persepsi masyarakat Muslim di Desa Gedangan tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI), Bagaimanakah partisipasi masyarakat di desa Gedangan dalam mengembangkan Madrasah Ibtidaiyah (MI), dan apakah ada pengaruh yang antara persepsi masyarakat muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah
(MI)
pengaruhnya
terhadap
Partisipasi
Masyarakat
dalam
Mengembangkan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma'arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali tahun 2009.
vii
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
KATA PENGANTAR
ميحرلا نمحرلا هللا مسب Alhamdulillah atas segala karunia dari Allah SWT, tanpa sadar sampai detik ini kita masih diberi denyut nafas kehidupan dalam menempuh hidup memerankan diri sebagai Khalifatullah dimuka bumi dan sebagai Abdullah (hamba Allah). Teriring Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai tauladan dalam mengangkat derajat kaum Mustad’afiin, sehingga karena tauladan beliaulah saya dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul : PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM TENTANG EKSISTENSI MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGEMBANGAN MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) MA’ARIF GEDULAN (Studi kasus di Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali tahun 2009). Karena kemampuan penulis yang masih terbatas, maka di dalam penyusunan skripsi ini mungkin terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis dengan rendah hati dan tangan terbuka akan menerima masukan, kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Adapun yang menjadi tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat dan kewajiban guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam dalam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, saran, pertimbangan dan kritik dari berbagai pihak, maka bersamaan dengan selesainya penyusunan skripsi ini penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada : 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga.
viii
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
2. Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd selaku dosen pembimbing dalam penyusunan skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian, kesabaran, dan keikhlasan. 3. Bapak dan Ibu dosen, diantaranya adalah Bapak Drs Sumarno Widjadipa, M.Pd., Bapak Dr. Adang Kuswaya, M.Ag., Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. dan seluruh Dosen STAIN Salatiga yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang dengan keikhlasan memberikan ilmu dan pengetahuan selama menuntut ilmu di STAIN Salatiga. 4. Kepada Bapak Agus Riyanto sebagai Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma'arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali dan warga masyarakat Desa Gedangan yang telah mengizinkan saya untuk melakukan penelitian. 5. Buat kedua orang tuaku, yaitu Bapak Muslich dan Ibu Waljianti, yang selalu sabar dan memberikan pengertian. Kepada mereka semua, penulis tidak dapat memberikan balasan apapun. Hanya untaian kata terima kasih serta doa semoga Allah SWT membalas semua amal baik yang telah diberikan kepada penulis. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis memohon petunjuk dan hidayah. Semoga tulisan ini bermanfaat. Amin. Salatiga, 22 Maret 2010
Penulis
ix
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ...................................................................................
00
LEMBAR LOGO ............................................................................................
0
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ......................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN .........................................................................
iv
MOTTO ...........................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ...........................................................................................
vi
ABSTRAK .......................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah ............................................................................
1
B.
Rumusan Masalah .....................................................................................
4
C.
Tujuan Penelitian.......................................................................................
4
D.
Manfaat Hasil Penelitian............................................................................
5
E.
Hipotesis ..................................................................................................
6
F.
Metode Penelitian .....................................................................................
6
G.
Definisi Operasional ..................................................................................
8
1.
Persepsi Masyarakat Muslim Tentang Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) ...................................................................................................
8
Pengembangan Madarasah Ibtidaiyah .................................................
10
H.
Teknik Pengumpulan Data ........................................................................
11
I.
Teknik Analisis Data ................................................................................
12
J.
Sistematika Penulisan Skripsi ...................................................................
14
2.
BAB II LANDASAN TEORI A. 1.
Persepsi Masyarakat Muslim tentang Eksistensi Masdrasah Ibtidaiyah .....
16
Persepsi Masyarakat Muslim ..............................................................
16
x
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
2.
Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah .........................................................
17
3.
Peningkatan Kualitas Madrasah Ibtidaiyah ........................................
23
Pengembangkan Madrasah Ibtidaiyah ......................................................
26
1.
Pengertian ..........................................................................................
26
2.
Pentingnya Pengembangan Madrasah ................................................
29
B.
C.
Hubungan Antara Persepsi Masyarakat Muslim tentang Eksistensi Madrasah
Ibtidaiyah
dan
Pengaruhnya
terhadap
Pengembangan
Madrasah Ibtidaiyah .................................................................................
30
1.
Partisipasi dalam Pengembangan Fisik ...............................................
31
2.
Partisipasi dalam Pengembangan Mutu dan Kualitas ..........................
32
BAB III LAPORAN UMUM DAN HASIL PENELITIAN A.
Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma'arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali ................................
33
1.
Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah (MI) Gendulan .................
33
2.
Letak Geografis ..............................................................................
33
3.
Struktur Organisasi .........................................................................
34
4.
Keadaan Guru..................................................................................
35
5.
Sarana dan Fasilitas Pendidikan ......................................................
37
Keadaan Umum Desa Gedangan .................................. .............................
37
1.
Keadaan Geografis ..........................................................................
38
2.
Monografis Desa Gedangan ............................................................
38
3.
Struktur Pemerintahan .....................................................................
40
C.
Data Responden .......................................................................................
41
D.
Data Persepsi Masyarakat Muslim tentang Eksistensi Madrasah
B.
Ibtidaiyah (MI) dan Pengaruhnya terhadap Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) ........................................................................................ 1.
2.
45
Data Persepsi Masyarakat Muslim tentang Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) ...............................................................................
45
Data Pengembangkan Madrasah Ibtidaiyah (MI) .............................
47
BAB IV : ANALISIS DATA A.
Analisis Data ...........................................................................................
xi
50
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
1.
Madrasah Ibtidaiyah (MI) ...............................................................
51
Analisis Data Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) .................
57
Interpretasi Data .......................................................................................
65
2. B.
Analisis Data Persepsi Masyarakat Muslim tentang Eksistensi
BAB V : PENUTUP A.
Kesimpulan ..............................................................................................
67
B.
Kritik dan Saran .......................................................................................
68
C.
Penutup ....................................................................................................
69
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………..............
70
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... ....
72
xii
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
TABEL I
DAFTAR TABEL Keadaan Guru MI Ma'arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 37 2009/2010 ................................................................................
TABEL II
Keadaan Siswa Guru MI Ma'arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 37 2009/2010 ................................................................................
TABEL III
Sarana dan Prasarana MI Ma'arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 38 2009/2010 ................................................................................
TABEL IV
Jumlah Penduduk Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Usia 39 Tahun 2009 ..............................................................................
TABEL V
Jumlah Penduduk Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tahun 40 2009 .........................................................................................
TABEL VI
Jumlah Penduduk Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun
40
2009 ......................................................................................... TABEL VII
Jumlah Penduduk Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Berdasarkan Agama Tahun 2009 ............ 41
TABEL VIII Data Responden Masyarakat Muslim Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun 2010 ............ 44 TABEL IX
Data Nilai Angket Persepsi Masyarakat Muslim Tentang Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma'arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun
47
Pelajaran 2009/2010 ................................................................ TABEL X
Data Nilai Angket Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma'arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, 49 Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 ....................
TABEL XI
Nilai Jawaban Angket Persepsi Masyarakat Muslim Tentang
xiii
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma'arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun 53 Pelajaran 2009/2010 ................................................................ TABEL XII
Interval Persepsi Masyarakat Muslim Tentang Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Ma'arif Gendulan, Desa
Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun 55 Pelajaran 2009/2010 ................................................................ TABEL XIII Kategori Persepsi Masyarakat Muslim Tentang Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) ........................................................ 56 TABEL
Komparasi Persepsi Masyarakat Muslim Tentang Eksistensi
XIV
Madrasah
Ibtidaiyah
(MI)
Ma'arif
Gendulan,
Desa
Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun 58 Pelajaran 2009/2010 ................................................................ TABEL XV
Nilai Jawaban Angket Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma'arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, 59 Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 ....................
TABEL
Interval Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma'arif
XVI
Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten 61 Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 ......................................
TABEL
Nilai Nominasi Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
XVII
Ma'arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, 62 Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 ....................
TABEL
Komparasi Tingkat Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah
XVIII
(MI) Ma'arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, 64 Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 ....................
TABEL
Tabel Kerja Untuk Mencari Pengaruh Antara Variabel
XIX
Persepsi Masyarakat Muslim Tentang Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (X) Dan Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (Y) Ma'arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 ....................
xiv
64
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu kelompok siswa pada tingkat manapun, perbedaan latar belakang dan pengalaman mereka masing-masing dapat memperlancar atau menghambat prestasinya, terlepas dari potensi individu untuk menguasai bahan pelajaran. Pengalaman-pengalaman belajar yang dimiliki anak di rumah mempengaruhi kemauan untuk berprestasi dalam situasi belajar yang disajikan. Minat dan sikap individu terhadap sekolah dan mata pelajaran tertentu, kebiasaan bekerjasama, kecakapan atau kemauan untuk konsentrasi pada bahan-bahan pelajaran, dan kebiasaan-kebiasaan belajar semuanya merupakan faktor-faktor perbedaan di antara para siswa. Faktor-faktor tersebut kadang berkembang akibat sikap-sikap anggota keluarga di rumah dan lingkungan sekitar. Latar belakang keluarga, baik dilihat dari segi sosio ekonomi maupun sosio kultural adalah berbeda-beda. Demikian pula lingkungan sekitarnya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan fisik akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda. Pada prinsipnya pendidikan mempunyai keseimbangan antara ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan kata lain, seharusnya seseorang yang punya tingkat pendidikan tinggi akan mempunyai tingkat intelektualitas yang tinggi pula. Orientasi pendidikan dalam masyarakat tingkat menengah ke
1
bawah dititikberatkan pada perbaikan ekonomi. Ketika anak disekolahkan dalam lembaga pendidikan tertentu, orang tua mempunyai harapan kelak anak memiliki profesi sesuai pendidikan. Masyarakat menganggap bahwa dengan memperoleh pendidikan yang tinggi, maka akan bisa meningkatkan kesejahteraan keluarga. Namun harapan mereka ini tidak diimbangi dengan kesadaran
bahwa
pendidikan
memerlukan
biaya
untuk
pelaksanaan
operasionalnya, misalnya: proses belajar mengajar yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya sebagai berikut: sarana dan prasarana, kesiapan dan keadaaan guru, kurikulum, kemampuan dan perkembangan anak yang kesemuanya harus di tunjang dengan finansial yang cukup. Fenomena
dalam
masyarakat
menunjukkan
bahwa
tingkat
kesejahteraan keluarga yang tinggi belum tentu memiliki kepekaan semangat dan komitmen yang tinggi untuk mengembangkan madrasah. Masih ada warga masyarakat yang mempunyai penghasilan yang cukup, bahkan lebih, rumah yang bagus tetapi kurang sadar dengan pengembangan Madrasah yang berada disekitarnya. Mereka melupakan bahwa mereka dapat berhasil dan sukses karena pendidikan. Di madrasah itulah mereka mendapatkan pendidikan. Agar orang tidak mempunyai persepsi tentang hubungan antara pendidikan dan masyarakat yang terlalu sederhana (linier), Fagerlind melukiskan hubungan itu, adanya keterkaitan atau saling berhubungan antara pendidikan dengan masyarakat. Dua tokoh tersebut menjadikan pendidikan sebagai produk dari masyarakat (Barnadib, 1987: 86). Oleh karena pendidikan sebagai produk dari suatu masyarakat, begitu pula dengan keberadan sebuah
2
madrasah yang lahir dari masyarakat. Hal tersebut berpengaruh pula terhadap perkembangan madrasah dan pendidikan pada umumnya. Proses perubahan ini bersifat kontinyu atau berlangsung secara terus-menerus. Kedudukan pendidikan sebagaimana digambarkan bersifat dialektik. Suatu dialektik adalah asas-asas logis yang berasal dari penyatuan kontradiksi dan pemecahannya (Barnadib, 1987: 87). Suatu dialektik diperlukan bila sesuatu hendak didorong ke arah kemajuan. Pendidikan dan masyarakat mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi. Di satu pihak pendidikan dipengaruhi oleh masyarakat, namun di pihak lain mempengaruhi masyarakat. Misalnya pendidikan diharapkan menghasilkan peserta didik yang mampu mengembangkan mobilitas sosial, namun sekaligus diharapkan pula menyadari agar mengingat bahwa perubahan masyarakat membutuhkan kepekaan untuk membaca realitas yang ada di masyarakat itu sendiri. Fungsi pendidikan terhadap lingkungan-ligkungan lain itu tidak linier, maka dapat pula dikatakan pendidikan itu berfungsi ganda. Oleh karena itu dibutuhkan berbagai jenis model pendidikan di dalam masyarakat. Masyarakat yang mempunyai tingkat kesejahteraan tinggi diharapkan mempunyai kepekaan sosial yang tinggi pula dalam rangka mengembangkan madrasah, terlebih lagi apabila madrasah tersebut dekat dengan kehidupan masyarakat Muslim. Dari latar belakang tersebut penulis terdorong untuk meneliti seberapa jauh kebenaran konsep di atas dengan melakukan penelitian pada masyarakat dengan mengambil judul : PERSEPSI MASYARAKAT
3
MUSLIM TENTANG EKSISTENSI MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGEMBANGAN MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) (STUDI KASUS PADA MASYARAKAT DESA GEDANGAN, KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009)
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana persepsi masyarakat Muslim di Dusun Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun 2009 tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali tahun 2009? 2. Apa bentuk partisipasi masyarakat Muslim dalam pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali tahun 2009? 3. Adakah pengaruh antara persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) terhadap pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali tahun 2009?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah:
4
1. Untuk mengetahui persepsi masyarakat Muslim di Dusun Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali tahun 2009 tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali tahun 2009. 2. Untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat Muslim di Dusun Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali tahun 2009 dalam pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali tahun 2009. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh antara persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) terhadap pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan di Dusun Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali tahun 2009.
D. Manfaat Hasil penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat tersebut penulis jabarkan sebagai berikut: 1. Secara teoritis, diharapkan dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan Islam yang diperoleh dari penelitian lapangan, khususnya untuk meningkatkan dan mengembangkan pendidikan yang ada di madrasah, dan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan pendidikan pada umumnya. 2. Secara praktis, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan berharga bagi pihak pengelola madrasah dan Masyarakat di sekitar madrasah
5
agar bekerjasama dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan madrasah bagi tercapainya tujuan pembelajaran.
E. Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi, 1993: 67). Adapun hipotesis penelitian ini adalah bahwa persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) berpengaruh signifikan terhadap pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI). Dengan kata lain, semakin baik persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI), maka semakin baik pula pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) tersebut.
F. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan metodologi yang akan penulis jabarkan seperti di bawah ini: 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi, 1999: 67). Sedangkan Sutrisno Hadi mengatakan ”Semua individu untuk siapa kenyataan diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan disebut pupolasi atau universal” (Sutrisno, 1981: 70). Berdasarkan pendapat di atas, populasi adalah seluruh penduduk Muslim dalam wilayah penelitian yang nantinya akan menjadi obyek penelitian.
6
a. Populasi penelitian ini mencakup seluruh Kepala Keluarga dari masyarakat yang beragama Islam di Dusun Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Adapun jumlah Kepala Keluarga yang menjadi Populasi sejumlah 248 orang. 2. Sampel Menurut Suharsimi Arikunto sampel adalah sebagian atau wakil polulasi
yang diselidiki (Suharsimi, 1999: 109). Sutrisno Hadi
berpendapat bahwa sebagian dari populasi disebut sampel. Sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi (Sutrisno, 1978: 221). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan wakil dari keseluruhan subyek penelitian. Mengenai besar kecilnya sampel yang diambil tidak ada ketentuan, tetapi perlu diingat bahwa semakin besar sampel yang diambil, maka kesimpulan yang diperoleh semakin baik. Adapun sampel dalam penelitian ini sejumlah 50 orang. 3. Variabel Penelitian Varibel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang atau obyek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel yang penulis tetapkan adalah sebagai berikut : a. Variabel Bebas ( x )
7
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas ( x ) adalah persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI), yaitu variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya sebab variabel terikat. b. Variabel Terikat ( y ) Sebagai variabel terikat ( y ) adalah pengembangan madrasah, yaitu merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
G. Devinisi Operasional Untuk menghindari timbulnya berbagai interpretasi yang keliru dalam penggunaan kata pada judul dan untuk membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, perlu penulis jelaskan beberapa istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel penelitian. Istilah yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut: 1. Persepsi Masyarakat Muslim tentang Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) a. Persepsi Persepsi
adalah
Pandangan
atau
sudut
pandang
(Poerwadarminta, tt: 799). b. Masyarakat Muslim Masyarakat adalah pergaulan hidup manusia atau sehimpunan orang yang hidup bersama dalam suatu tempat dengan ikatan-ikatan
8
dan aturan tertentu (Poerwadarminta, tt: 636). Sedangkan masyarakat Muslim adalah orang-orang yang hidup secara religius (sangat kental dalam mengenal ajaran dan syariat Islam) dengan kekuatan iman yang sangat baik. c. Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah Ibtidaiyah (MI) Eksistensi artinya adalah Keberadaan (Depdiknas, 2007: 289). Sedangkan arti dari madrasah merupakan sekolah atau perguruan, terutama perguruan Islam (Poerwadarminta, tt: 618). Maksum mengartikan madrasah sebagai kelembagaan pendidikan Islam (Maksum, 1999: 1). Adapun yang penulis maksud dengan Madrasah Ibtidaiyah (MI) dalam penelitian ini adalah lembaga pendidikan yang mengajarkan berbagai ajaran serta syariat agama Islam kepada anak usia didik yang diselenggarakan oleh masyarakat itu sendiri secara mandiri dan terus-menerus yaitu Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan yang berada di Dusun Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Untuk melengkapi pengertian operasional dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini, akan penulis uraikan definisi operasional variabel yang menunjukan persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madarasah Ibtidaiyah (MI) indikatornya sebagai berikut: 1) Mendukung
sepenuh
hati
Ibtidaiyah (MI).
9
terhadap
keberadaan
Madrasah
2) Memiliki pemikiran yang baik tentang keberadaan Madrasah Ibtidaiyah (MI) sebagai lembaga pendidikan yang tumbuh dari masyarakat itu sendiri. 3) Berasumsi bahwa Madrasah Ibtidaiyah (MI) merupakan lembaga pendidikan yang tepat untuk mecerdaskan putra-putrinya. 4) Berpandangan bahwa Madrasah Ibtidaiyah (MI) merupakan lembaga Pendidikan yang tepat untuk mendidik generasi muda. 5) Selalu mengarahkan anak yang bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah (MI) tersebut untuk rajin belajar dan mengawasinya. 2. Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) a. Pengembangan Madrasah Pengembangan madrasah dapat diartikan upaya melakukan pembinaan dalam pendidikan dan peran aktif dalam melakukan proses tersebut yang dilaksanakan secara sadar, berencana, teratur dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, dan mengarahkan suatu kerpibadian yang seimbang, utuh dan selaras dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan sesuai bakat secara konkrit (Iskandar, 1982: 93). Partisipasi masyarakat dalam mengembangkan madrasah yang dimaksud dalam judul penelitian ini adalah adanya perjanjian dan tanggung jawab masyarakat untuk mengembangkan madrasah. Indikator
dorongan
masyarakat
madrasah adalah sebagai berikut:
10
dalam
mengembangkan
1) Kemauan untuk menyekolahkan anak ke dalam Madrasah Ibtidaiyah (MI). 2) Kemauan untuk meyumbang dana kepada Madrasah Ibtidaiyah (MI). 3) Kemauan untuk ikut mensosialisasikan keberadaan Madrasah Ibtidaiyah (MI) kepada warga masyarakat yang lain. 4) Ikut berperan dalam pengelolaan Madrasah Ibtidaiyah (MI) melalui Komite Madrasah. 5) Membantu dalam pembangunan Madrasah Ibtidaiyah (MI). 6) Berpartisipasi dalam menentukan kebijakan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang berkaitan dengan peningkatan mutu dan kualitas pendidikan melalui rapat-rapat antara pihak madrasah dengan wali murid.
H. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah suatu yang sangat penting di dalam pelaksanaan suatu pendidikan. Teknik pengumpulan data adalah yang dipakai untuk mengungkapkan data yang diperlukan dalam penelitian agar mendapat data yang relevan dan sesuai kebutuhan. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang tepat maka akan mendapatkan data yang relevan dan akan menghasilkan penelitian yang berkualitas baik. Untuk
mendapatkan
data
yang
paling
akurat,
maka
pengumpulan data, penulis menggunakan teknik sebagai berikut:
11
dalam
1. Angket Angket atau kuesioner adalah sebuah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang rpibadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi, 1999: 140). Teknik ini juga sering disebut interview tidak langsung, karena tidak mengharuskan peneliti berhadapan langsung dengan responden. Teknik angket ini penulis gunakan untuk mengetahui data awal tentang pandangan atau persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI). 2. Teknik Observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki (Depdiknas, 2007: 137). Teknik observasi ini penulis gunakan untuk mengetahui seberapa besar partisipasi masyarakat dalam pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI). 3. Teknik Wawancara dan Dokumentasi Wawancara ini penulis gunakan sebagai cross checking terhadap data yang diperoleh dengan angket, yaitu mengenai persepsi atau pandangan masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI), untuk meyakinkan data yang diperoleh sementara. Sedangkan teknik dokumentasi penulis gunakan untuk cross checking terhadap data yang diperoleh melalui observasi, yaitu pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI).
12
I. Teknik Analisis Data Untuk menaganisis data yang telah diperoleh, penulis menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan disusun, dijelaskan dan dianalisis dengan teknik presentase untuk mengukur frekuensi gejala yang muncul. Pada analisis selanjutnya, penulis gunakan teknik statistik untuk mencari ada tidaknya pandangan atau persepsi masyarakat tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) pengaruhnya terhadap pengembangan Madrasah (MI). Maka penulis melakukan analisis dengan menggunakan rumus: F 100% N Keterangan : P
P : Persentasi F : Frekuensi N : Jumlah Subjek Dan selanjutnya untuk mengetahui adanya pengaruh antara persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) dengan pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI), maka menggunakan analisa statistik dengan rumus product moment sebagai berikut
rxy
X Y rxy N X Y X Y N N 2
2
2
2
Keterangan : koefisien korelasi antara variabel x dan y
rxy
:
xy
: product dari x dan y
13
x
: variabel skor I (persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI)
y
: variabel skor II (pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI).
N
: jumlah sample
J. Sistematika Penulisan Skripsi Skripsi ini penulis susun dalam lima bab, yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut: Pada bab pendahuluan ini berisi Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, devinisi operasional, hipotesis, metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, serta sistematika penulisan skripsi. Selanjutnya bab II berisi kajian pustaka. Pada bab ini, diuraikan berbagai pembahasan teori yang berkaitan dengan teori-teori yang berhubungan dengan persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI). Juga teori-teori yang berhubungan dengan pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan pengaruh antara persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) terhadap pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI). Bab berikutnya adalah bab III, pada bab ini, lebih difokuskan pada hasil dari penelitian, yang mencakup histories MI Maarif Gendulan, identitas, letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru dan karyawan serta keadaan
14
siswa dan fasilitas sekolah. Keadaan geografis Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Disamping itu juga akan dipaparkan tentang hasil angket dari persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI). Bab IV, bab ini berisi tentang analisa dari data-data dan hasil penelitian dari persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI), juga korelasi antara Persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) pengaruhnya terhadap pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI). Bab terakhir adalah bab V, yang berisi tentang penutup yang membahas kesimpulan dari hasil penelitian, juga saran – saran yang ditujukan kepada berbagai pihak.
15
BAB II LANDASAN TEORI
A. Persepsi Masyarakat Muslim tentang Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) 1. Persepsi Masyarakat Muslim Pengertian dari persepsi adalah tanggapan atau penerimaan secara langsung dari sesuatu, proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indranya (Depdiknas, 2007: 863). Dalam pengertian lain, persepsi diartikan sebagai pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkannya (Jalaludin, 1994: 51). Sedangkan pengertian dari masyarakat adalah adalah sejumlah orang dalam kelompok tertentu yang membentuk peri-kehidupan berbudaya dan rakyat (Fajri, tt: 552). Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama (Depdiknas, 2007: 721). Selain makna tersebut juga masih banyak ahli sosiolog yang mengartikan masyarakat, akan tetapi pada intinya bisa disimpulkan bahwa masyarakat adalah suatu individu dalam suatu kelompok yang mempunyai tata nilai yang telah disepakati, baik norma, aturan, etika, dan adat-istiadat.
16
Dalam hal ini terdapat proses interaksi antara suatu identitas individu yang berbeda dalam suatu kelompok tertentu. Masyarakat
ikut
bertanggung
jawab
dalam
membimbing
pertumbuhan dan perkembangan anak dan setiap masyarakat mempunyai penilaian sendiri yang coraknya berbeda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan masyarakat Muslim adalah masyarakat yang memeluk agama Islam yang tinggal di Dusun Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. 2. Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) a. Pengertian Madrasah adalah sekolah atau lembaga pendidikan Islam (Fajri, tt: 647). Madrasah berasal dari kata darasa – darisan – wa durusan – wa dirasatan yang berarti terhapus, hilang bekasnya, menghapus menjadi usang, melatih, mempelajari (Muhaimin, 2005: 183). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pengertian madrasah adalah sekolah atau perguruan yang biasanya berlandasakan agama Islam (Depdiknas, 2007: 695). Yang dimaksud pengertian madrasah dalam penelitian ini adalah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan yang berada di Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Sedangkan arti dari eksistensi adalah keberadaan (Depdiknas, 2007: 289). Maka yang dimaksud dengan eksistensi madrasah dalam
17
penelitian ini adalah keberadaan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali dalam kaitan dan hubungannya dengan masyarakat sekitar. Hubungan ini
merupakan
simbiosis
mutualisme,
dimana
masyarakat
membutuhkan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan sebagai tempat untuk mendidik anak-anak dan pihak Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan membutuhkan masyarakat sebagai salah satu penyokong dan pendukung keberadaannya agar tetap bisa eksis dan bertahan serta memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas. b. Latar Belakang Munculnya Madrasah di Indonesia Madrasah berarti merupakan tempat untuk mencerdaskan para peserta didik, menghilangkan ketidaktahuan atau memberantas kebodohan mereka serta melatih ketrampilan mereka sesuai bakat, minat serta kemampuannya. Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam dalam bentuk pendidikan formal mulai dikenal setelah awal abad kedua puluh. Kehadiran madrasah sebagai lembaga pendidikan dilatarbelakangi oleh munculnya semangat pembaharuan pendidikan di Indonesia. Madrasah di Indonesia muncul setelah pesantren dan sekolah mengadopsi sebagian sistem pesantren dan sekolah (Haidar, 2004: 151). Latar belakang berdirinya madrasah di Indonesia di karenakan beberapa hal sebagai berikut:
18
a) Sebagai manifestasi dan realisasi pembaharuan sistem pendidikan Islam di Indonesia. b) Usaha untuk menyempurnakan sistem pesantren ke arah suatu sistem
pendidikan
yang
lebih
memungkinkan
lulusannya
memperoleh kesempatan yang sama dengan sekolah umum. c) Sikap atau mental pada sebagian masyarakat umat Islam yang menginginkan untuk mengadopsi sistem pendidikan umum agar diterapkan dalam pesantren. d) Upaya menjembatani antara sistem pendidikan tradisional yang dilakukan oleh pesantren dengan sistem pendidikan modern dari hasil aktualisasi (Hasbullah, 1990: 164). c. Fase Perkembangan Madrasah di Indonesia Madrasah merupakan lembaga pendidikan yang berciri khas agama Islam dan merupakan perpaduan antara pendidikan pesantren dengan sekolah. Ciri dari pesantren yang diadopsi oleh madrasah adalah ilmu-ilmu agama serta sikap hidup beragama. Ciri sekolah yang diadopsi oleh madrasah adalah sistem klasikal, mata pelajaran umum, manajemen pendidikan. Pada masa penjajahan Belanda, madrasah tumbuh dan berkembang secara mandiri tanpa dikoordinir oleh pemerintah
Belanda.
Setelah
Indonesia
merdeka,
pengelolaan
madrasah dipercayakan kepada Departemen Agama. Ditinjau dari segi dinamika dan perkembangannya, keberadaan madrasah di Indonesia setelah merdeka dapat di bagi menjadi tiga fase.
19
1) Fase Pertama (Tahun 1945 - 1975) Pada fase ini, madrasah lebih menekankan materi kependidikannya kepada penyajian ilmu agama dan sedikit pengetahuan umum. Karena itu, maka pengakuan ruang lingkup madrasah hanya berada di seputar Departemen Agama (Haidar, 2004: 151). 2) Fase Kedua (Tahun 1975 - 1990) Pada fase ini dimulai dengan diberlakukannya Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri pada tahun 1975 yaitu Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Dalam Negeri. SKB Tiga Menteri ini menekankan pada upaya untuk meningkatkan mutu dan kualitas madrasah. Ada beberapa hal positif bagi perkembangan madrasah yang dimuat dalam SKB ini. Beberapa hal tersebut diantaranya sebagai berikut: a) Ijazah madrasah dapat mempunyai nilai yang sama dengan ijazah sekolah umum yang setingkat. b) Lulusan madrasah dapat melanjutkan ke sekolah umum yang setingkat lebih di atasnya. c) Siswa madrasah dapat berpindah ke sekolah umum yang setingkat. Dengan diberlukannya SKB Tiga Menteri ini berimplikasi pada:
20
a) Eksistensi madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam lebih mantap dan kuat. b) Pengetahuan umum pada madrasah lebih meningkat. c) Fasilitas fisik dan peralatan lebih disempurnakan. d) Meningkatknya kepercayaan dan pengakuan dari masyarakat terhadap ijazah madrasah karena mempunyai nilai yang sama dengan sekolah umum (Haidar, 2004: 152). 3) Fase Ketiga (Tahun 1990 - Sekarang) Fase ketiga dimulai pada saat diberlakukannya Undangundang sistem pendidikan Nasional nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan diiringi dengan sejumlah Peraturan Pemerintah nomor 28 dan 29 tahun 1989 dan diteruskan dengan terbitnya Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Madrasah pada fase ini dijelaskan secara eksplisit adalah sekolah yang berciri khas agama Islam, makna yang terkandung di dalamnya adalah bahwa madrasah mulai dari tingkat dasar dan menengah memberlakukan kurikulum sekolah yang ditambah dengan kurikulum ilmu-ilmu agama Islam sebagai ciri khasnya. Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan
Nasional,
ada
beberapa
pasal
yang
menyebutkan tentang pendidikan Islam. Di dalamnya ada tiga hal yang terkait dengan Pendidikan Islam.
21
a) Kelembagaan Formal, Non Formal, dan Informal Didudukkannya lembaga madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang diakui keberadaannya setara dengan lembaga lembaga pendidikan sekolah. Dipertegas pula tentang kedudukannya sebagai sekolah berciri khas agama Islam dalam pasal 17 ayat 2 dan pasal 18 ayat 3. Selanjutnya, Majelis Taklim diakui sebagai pendidikan non formal dalam pasal 24 ayat 4 dan Raudhatul Athfal (RA) sebagai lembaga pendidikan anak Usia Dini dalam pasal 28 ayat 3. Dan dipertegas pula tentang pesantren sebagai lembaga keagamaan dalam pasal 30 ayat 4 (Sisdiknas, 2007: 14-24). b) Pendidikan Islam Sebagai Mata Pelajaran Dikokohkannya mata pelajaran agama sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan kepada peserta didik di semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. Hal tersebut termuat dalam pasal 36 ayat 3 poin h, pasal 37 ayat 1 poin a dan ayat 2 poin a (Sisdiknas, 2007: 29-30). c) Pendidikan Islam Sebagai Nilai Terdapat seperangkat nilai-nilai Islami dalam sistem pendidikan Nasional. Hal ini terdapat dalam beberapa pasal yang menyangkut tentang tujuan pendidikan yaitu pasal 3, prinsip penyelenggaraan pendidikan yaitu pasal 4 ayat 1, dan pasal-pasal yang lain yang memiliki nilai-nilai dalam agama
22
Islam yang menyangkut tentang mencari ilmu sebagai sebuah kewajiban (Sisdiknas, 2007: 8-9). d. Kedudukan Madrasah Ada beberapa pendapat menyangkut kedudukan madrasah pada waktu sekarang kaitannya dengan otonomi daerah. Pendapat tersebut diantaranya sebagai berikut: 1) Madrasah tetap di bawah naungan Departemen Agama. Semangat ini didasari atas dasar asas idealitas yang tinggi. Selain dari itu bahwa departemen Agama adalah Departemen yang tidak diotonomikan,
maka
termasuk
juga
didalamnya
lembaga
pendidikan agama Islam. 2) Madrasah di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional atau Pemerintah
Daerah.
Argumennya
adalah
karena
masalah
pendidikan telah diotonomikan, maka kekhawatiran pendidikan di lingkungan madrasah yang selama ini sudah tertinggal di banding dengan sekolah umum yang lain akan semakin tertinggal. Oleh karena itu, madrasah sebaiknya berada dalam lingkungan Dinas Pendidikan Nasional atau Pemerintah Daerah agar memperoleh fasilitas dan perhatian dari Pemerintah Daerah sama seperti yang diberlakukan Dinas Pendidikan Nasional atau Pemerintah Daerah terhadap sekolah umum yang lain.
23
3) Adanya pembagian wewenang antara Depertemen Agama dengan Pemerintah Daerah. Teknis pembagian wewenang akan diatur tersendiri (Haidar, 2004: 61). 3. Peningkatan Kualitas Madrasah Ibtidaiyah (MI) Beberapa hal yang menyangkut program peningkatan madrasah Ibtidaiyah (MI) yang perlu diperhatikan adalah : a. Peserta Didik 1) Hak Peserta didik Peserta didik merupakan salah satu elemen penting dan menjadi
subyek
dari
penyelenggaraan
pendidikan.
Untuk
menunjang peningkatan mutu dari pengetahuan yang dapat diperoleh peserta didik, maka sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 pasal 12, harus ada pemenuhan hak bagi peserta didik. Hak-hak tersebut diantaranya sebagai berikut: a) Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama. b) Mendapatkan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. c) Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya. d) Pidah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan yang lain yang setara.
24
e) Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan. 2) Kewajiban Peserta Didik Kewajiban dari peserta didik yang disebutkan dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 adalah sebagai berikut: a) Menjaga
norma-norma
pendidikan
untuk
menjamin
keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan. b) Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut karena tidak mampu (Sisdiknas, 2007: 12-13). b. Sarana dan Fasilitas Pengajaran akan lebih sukses apabila peserta didik terlibat dalam pembelajaran secara fisik dan phisikhis (Haidar, 2004: 81). Hal ini dapat tercapai apabila sebuah Madrasah Ibtidaiyah (MI) mempunyai fasilitas dan sarana yang lengkap dan baik guna menunjang proses belajar mengajar. Keberadaan sebuah laboratorium, perpustakaan, gedung yang memadai, dan lain sebagainya merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan tersebut. c. Tenaga Pendidik Ada tiga syarat pokok yang harus dipenuhi oleh seorang guru agar bisa mendidik dengan baik. Syarat-syarat tersebut adalah:
25
1) Memiliki ilmu pengetahuan di bidang yang diajarkan sesuai dengan kualifikasi di mana dia mengajar. 2) Memiliki pengetahuan dan ketrampilan di bidang keguruan. 3) Memiliki moral akademik (Haidar, 2004: 76). d. Kurikulum Agar tercapai esensi madrasah sebagai sekolah yang berciri khas Islam, maka kurikulum yang harus diaplikasikan di madrasah persis sama denngan di sekolah umum, baik materinya maupun waktu pelaksanaannya. Di samping itu, maka pelaksanaan kurikulum agama tidak hanya terfokus kepada intrakurikuler, namun juga harus melaksanakan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler (Haidar, 2004: 60).
B. Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) 1. Pengertian Masyarakat merupakan elemen yang bertanggung jawab atas berlangsungnya proses pendidikan yang ada di Indonesia. Demokratisasi penyelenggaraan pendidikan
diharuskan
mendorong pemberdayaan
masyarakat dengan memperluas partisipasi masyarakat dalam pendidikan yang meliputi peran serta perorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, dan organisasi kemasyarakatn dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pendidikan (Depag, 2003: 4). Sesuai dengan UndangUndang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 nomor 20, ada beberapa
26
item yang berkaitan dengan peran serta masyarakat dalam keikutsertaan mengembangkan Madrasah Ibtidaiyah (MI). Hal tersebut diantaranya sebagai berikut : 1. Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan (pasal 9). 2. Dalam pasal 54 ayat 2 disebutkan bahwa masyarakat dapat berperan serta dalam pengembangan pendidikan sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan. 3. Penyelenggaraan pendidikan yang berbasis masyarakat merupakan hak dari masyarakat itu sendiri sesuai dengan kekhasan agama, lingkunagn sosial, dan budaya untuk kepentingan masyarakat. Hal ini tercantum dalam pasal 54 ayat 1. 4. Pasal
55
ayat
menyelenggarakan
2
menerangkan pendidikan
bahwa
dapat
masyarakat
yang
mengembangkan
dan
melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. 5. Pendanaan
terhadap
proses
pelaksanaan
pendidikan
yang
diselenggarakan masyarakat, maka masyarakat juga wajib untuk menyediakannya. Meskipun pemerintah, pemerintah daerah atau pihak lain
juga
dapat
memberikan
bantuan
dana
dalam
proses
penyelenggaraan pendidikan tersebut. Hal ini sesuai dengan pasal 55 ayat 3.
27
6. Untuk menampung partisipasi masyarakat dalam mengembangkan pendidikan serta meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan, maka dibentuklah lembaga yanag bernama Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah atau Komite Madrasah (Pasal 56 ayat 1). Dewan pendidikan adalah lembaga mandiri yang dibentuk dan berperan dalam meningkatkan mutu pelayanan dengan memberi pertimbangan, arahan, dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota yang tidak mempunyai hubungan hirarkis (pasal 56 ayat 2). 7. Dalam pasal 56 ayat 3 menjelaskan tentang peran dari komite sekolah/madrasah dalam memberikan pertimbangan, arahan atau dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan untuk meningkatkan mutu layanan di tingkat satuan pendidikan (Sisdiknas, 2007: 41-43). Dari paparan di atas dapat dijabarkan bahwa partisipasi masyarakat dalam pengambangkan madrasah diantaranya sebagai berikut: a. Memberikan bantuan dalam bentuk tenaga maupun materi dalam pembangunan fisik. b. Memberikan saran dan kritik yang positif terhadap Madrasah Ibtidaiyah (MI).
28
c. Mengadakan kegiatan di luar Madrasah yang menunjang pelaksanaan pendidikan Madrasah, seperti bimbingan belajar dan mendampingi anak dalam belajar. d. Aktif dalam memenuhi undangan sebagai wali murid. e. Aktif dalam proses rapat yang melibatkan masyarakat yang diselenggarkan oleh pihak Madrasah Ibtidaiyah (MI). f. Kemauan untuk menyekolahkan anak ke dalam Madrasah Ibtidaiyah (MI). g. Kemauan untuk meyumbang dana kepada Madrasah Ibtidaiyah (MI). h. Kemauan
untuk
ikut
mensosialisasikan
keberadaan
Madrasah
Ibtidaiyah (MI) kepada warga masyarakat yang lain. i. Ikut berpartisipasi dalam memajukan dan mengembangkan madarasah Ibtidaiyah (MI). j. Kreatifitas masyarakat dalam usaha memajukan Madrasah Ibtidaiyah (MI). k. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Madrasah Ibtidaiyah (MI) sesuai dengan kapasitas dan kemampuan. 2. Pentingnya Pengembangan Madrasah Madrasah merupakan lembaga pendidikan yang bersifat formal. Dengan adanya Madrasah atau sekolah-sekolah lainnya adalah sebagai wadah kepedulian dari berbagai elemen untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan yang dilaksanakan di sekolah atau madrasah
29
sangatlah efisien. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Prof. Imam Barnadib, MA., Ph.D., ”Dengan kurikulum yang tersusun dengan jelas dan penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran yang teratur sekolah mampu menjadi tempat mendidik dan mengajar yang efisien” (Barnadib, 1990: 11). Dari uraian di atas dapat diketahui betapa pentingnya keberadaan madrasah dan pengembangannya. Dengan berkembangnya madrasah akan memberikan harapan yang besar untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Sisdiknas, 2007: 8). Dengan berkembangnya madrasah akan memberikan harapan yang besar untuk mencapai tujuan pendidikan nasional serta meningkatkan efisiensi pendidikan. Keteraturan di dalam pengelolaan madrasah yang meliputi manajemen administrasi yang rapi, pelaksanaan kurikulum yang sesuai dengan peraturan pemerintah, dalam hal ini adalah pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran, serta tersedianya tenaga pendidik yang profesional, menjadi harapan besar untuk kemajuan pendidikan dan peningkatan moral serta pengetahuan pesera didik.
30
C. Hubungan antara Persepsi Masyarakat Muslim tentang Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Pengaruhnya terhadap Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Lembaga pendidikan Islam dalam hal ini adalah madrasah, pada dasarnya
bertujuan
untuk
membentuk
pribadi
Muslim
seutuhnya,
mengembangkan potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani. Menumbuhsuburkan hubungan yang harmonis setiap pribadi dengan Allah atau hablun min Allah, manusia dengan manusia atau hablun min annas, dan manusia dengan alam atau hablun min al-alam. Potensi jasmaniah manusia adalah yang berkenaan dengan seluruh organ fisik manusia. Sedangkan potensi rohaniah manusia itu meliputi kekuatan yang terdapat di dalam batin manusia, yakni akal, kalbu, nafsu, roh, dan fitrah. Perhatian yang dari masyarakat tentang keberadaan sebuah madrasah atau lembaga pendidikan Islam perlu ditumbuhkan, hal ini karena salah satu dari fungsi madrasah adalah untuk mengajarkan ilmu agama dan perilaku yang sesuai dengan apa yang terdapat di dalam Al-Qur’an maupun Hadits. Peran serta dan perhatian yang diberikan oleh masyarakat akan semakin membuat sebuah madrasah berkembang dengan baik. Hal ini karena madrasah merupakan lembaga pendidikan yang tumbuh dan berkembang dari masyarakat itu sendiri. Sehingga mempunyai ikatan yang kuat antara masyarakat dengan keberadaan madrasah. Seperti yang telah disampaikan dalam uraian sebelumnya bahwa madrasah merupakan wadah kepedulian terhadap pendidikan dari berbagai
31
elemen. Salah satu elemen yang terlibat adalah masyarakat. Madrasah dan masyarakat adalah dua bagian yang saling berhubungan. Keduanya mempunyai hubungan timbal balik. Madrasah mempunyai peranan yang sangat penting terhadap proses kemajuan suatu masyarakat dan mempunyai fungsi dalam membangun sebuah kebudayaan yang bermartabat. Sebaliknya, masyarakat sebagai salah satu elemen yang bertanggung jawab dalam pendidikan, termasuk dalam perkembangan madrasah. Adapun
cara
masyarakat
untuk
berpartisipasi
dalam
rangka
pengembangan madrasah ada dua, yaitu: 1. Partisipasi dalam Pengembangan Fisik Dalam pengembangan fisik ini, masyarakat bisa berpartisipasi lewat pembangunan gedung sekolah. Masyarakat bisa menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk berlangsungnya pembangunan gedung sekolah. Selain itu masyarakat juga bisa berpartisipasi dalam pengadaan sarana dan prasana madrasah. Namun tentunya hal ini dibebankan hanya kepada masyarakat yang menjadi wali murid di madrasah tersebut. 2. Partisipasi dalam Pengembangan Mutu dan Kualitas Dalam pengembangan mutu dan kualitas pendidikan di madrasah, masyarakat bisa berpartisipasi dengan melakukan saran dan kritik yang positif terhadap permasalahan yang dihadapi pihak madrasah. Masyarakat juga bisa mengadakan kegiatan-kegiatan di luar madrasah yang dapat menunjang berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di madrasah tersebut. Seperti mengadakan bimbingan belajar dan kegiatan-kegiatan
32
lainnya. Bagi masyarakat yang sekaigus menjadi wali murid, bisa dengan memberi motovasi dan mendampingi anak-anak ketika sedang belajar. Sebuah pengakuan yang tulus dan perhatian yang besar akan keberadaan sebuah madrasah sangat mendukung dan memperlancar proses perkembangan dan kemajuan dari madrasah tersebut. Ketika masyarakat mempunyai persepsi, pengakuan, dan pandangan serta perhatian yang baik terhadap madrasah, tentu hal ini akan meningkatkan keinginan, ghirah dan partisipasi yang tinggi dalam mengembangkan madrasah.
33
BAB III LAPORAN UMUM DAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali 1. Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gedangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gedangan adalah lembaga pendidikan formal yang didirikan oleh Yayasan Ma’arif NU. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gedangan didirikan pada tahun 1969. Pada mulanya, MI Ma’arif Gedangan merupakan satu-satunya Sekolah tingkat dasar yang berada di Desa Gedangan. Sehingga semua anak usia sekolah dasar bersekolah di MI Ma’arif Gedangan. Namun setelah berdiri SD Gedangan, maka MI Ma’arif Gedangan bukan lagi satu-satunya sekolah yang ada di Desa Gedangan. 2. Letak Geografis Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gedangan beralamat di Dusun Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Pembangunan
Gedung
Madrasah
Ibtidaiyah
(MI)
Ma’arif
Gendulan menempati tanah seluas 560 m2 dengan status hak milik. Bangunan gedung tersebut terbagi menjadi dua komplek. Komplek pertama untuk ruang kelas yang berjumlah 6 ruang dan dua WC. Sedangkan komplek kedua ada 6 ruang yang diperuntukkan bagi Kepala Madrasah 1 ruang, ruang guru 1 ruang, ruang perpustakaan 1 ruang, ruang
34
laboratorium 1 ruang, ruang perlengkapan dan peralatan 1 ruang serta WC guru 1 ruang. 3. Struktur Organisasi Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pendidikan dan pengajaran, maka setiap lembaga pendidikan formal memiliki struktur organisasi sekolah MI Ma’arif Gendulan adalah sebagai berikut : Struktur Organisasi MI Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 Komite
BP Guru BP
Kepala Madrasah
Perpus takaan
Pengurus Yayasan
Rumah Tangga MI
Guru Pembina Murid
TU Madrasah Guru Kelas 1
Guru Kelas 2
Guru Kelas 3
Guru Kelas 4
Guru Kelas 5
Guru Kelas 6
35
Struktur Pengurus MI Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 Ketua I H. Abdul Rohim
Ketua II Suparlan
Sekretaris I M. Rifai
Sekretaris II H. M. Rahmat
Tata Usaha Nurcholis
Bendahara I Budiyati
Sosial
Kurir
Turjaun
Sumpeno
Masyarakat Sukardi
Pembantu Umum Muslimun
4. Keadaan Guru Dalam proses belajar mengajar guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru yang mengajar di MI Ma’arif Gedangan semua berjumlah 8 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel I.
36
Tabel I Keadaan Guru MI Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 No.
Nama
Guru
Jabatan
Ijazah
Status
1
Sutijan
Guru Kelas VI
Kepala MI
SI
GT
2
Gunawan
Guru Kelas VI
SI
GT
3
Hari Warsini
Guru Kelas V
SI
GTT
4
Widyawati
Guru Kelas IV
SI
GTT
5
Jamadi
Guru Kelas III
SI
GTT
6
Ambarwati
Guru Kelas II
D II
GTT
7
Subekti
Guru Kelas I
D II
GTT
8
Agus Setiawan
Guru Olah raga
D III
GTT
Bendahara
Sekretaris
Sedangkan keadaan siswa MI Ma’arif Gendulan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel II sebagai berikut : Tabel II Keadaan Siswa Mi Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 No.
Kelas
L
P
Jumlah
1
I
15
19
30
2
II
9
22
29
3
III
12
18
30
4
IV
15
16
28
5
V
14
18
25
6
VI
10
19
23
37
5. Sarana dan Fasilitas Pendidikan Dalam dunia pendidikan sarana dan fasilitas sangat menunjang bagi keberhasilan pendidikan dengan fasilitas yang memadai, siswa lebih bersaing dalam melaksanakan kegiatan sekolah. Secara umum sarana dan prasarana yang tersedia di MI Ma’arif Gendulan dapat dilihat pada tabel berikut:. Tabel III Sarana dan Prasarana Gedung MI Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 No.
Nama
Unit / Set
1.
Ruang Kelas
6 ruang
2.
Ruang Kantor
1 ruang
3.
Ruang Peralatan
1 ruang
4.
WC Guru dan Siswa
3 ruang
5.
Lapangan Volly
6.
Peralatan Olah Raga
10 set
7.
Tape Recorder
2 set
8
Peta Indonesia Dunia
4 buah
9.
Alat Peraga Matematika
67 buah
10.
Alat Peraga IPA
35 buah
11.
Mesin Ketik
3 unit
12.
Komputer
10 unit
1
38
B. Kondisi Umum Desa Gedangan Secara administratif, Desa Gedangan termasuk dalam Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. 1. Keadaan Geografis a. Batas wilayah 1) Sebelah barat berbatasan dengan Wonodoyo 2) Sebelah timur berbatasan dengan Sumbung 3) Sebelah utara berbatasan dengan Sukabumi 4) Sebelah selatan berbatasan dengan Jombong b. Luas Wilayah
: 974,34 Ha.
1) Pemukiman
: 159,28 Ha.
2) Ladang/Tegalan
: 196,114 Ha.
3) Rekreasi/olahraga
: 1 Ha.
4) Lain-lain
: 24,9 Ha.
2. Monografis Desa Gedangan a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia Tabel IV Jumlah Penduduk Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia Tahun 2009 No.
Kelompok Usia
Perempuan
Laki-Laki
Jumlah
1
0 - 15
562
569
1131
2
15 – 25
311
330
641
3
25 – 35
303
347
650
4
35 – 45
271
280
551
39
5
45 – 55
227
250
477
6
55 – 65
193
161
554
7
65 – ke atas
162
177
339
Jumlah
4343
b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tabel V Jumlah Penduduk Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten BoyolalI Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tahun 2009 No.
Jenis Pekerjaan
Jumlah
1
PNS
34
2
Pedagang
158
3
Pegawai Swasta
347
4
Pensiunan
42
5
Pengusaha
4
7
Petani
1632 Jumlah
2217
c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel VI Jumlah Penduduk Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2009 No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah
1
SD
1754
2
SMP
501
40
3
SMU
80
4
Perguruan Tinggi
37
5
Pendidikan Kejuruan lainnya
1
Jumlah
2373
d. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Tabel VII Jumlah Penduduk Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Berdasarkan Agama Tahun 2009 No.
Agama
Jumlah
1
Islam
3085
2
Kristen Protestan
3
Kristen Katolik
4
Budha
-
5
Hindhu
-
23
Jumlah
3108
3. Struktur Pemerintahan BPD
Kepala Desa Sekretaris Desa
Kaur Pemerintahan
Kadus Markan
Kaur Pembangunan
Kadus Gunung Manik
Kaur Umum dan Keuangan
Kadus Kerjo Sari
41
Kaur Kesra
Kadus Karang Sari
Kaur Keamanan
Struktur pemerintahan Desa Gedangan sebagai berikut: Kepala Desa
: Sugiyono
Sekretaris Desa
: Juni
Kaur Pembangunan
: Maryono
Kaur Pemerintahan
: Sutar
Kaur Umum dan Keuangan
: Triyono
Kaur Kesra
: Suryadi
Kaur Keamanan
: Sabarti
Kepala Dusun Gendulan
: Sutarno
Kepala Dusun Gunung Manik : Sutikno Kepala Dusun Kerjo Sari
: M. Dawam
Kepala Dusun Karang Sari
: Sumadi
C. Data Keadaan Responden Sebelum penulis melaporkan hasil penelitian dan nama-nama responden, akan dijelaskan bahwa untuk mengumpulkan data ini penulis menggunakan teknik angket dan cara untuk menyebarkan angket guna mendapatkan responden sebagai berikut: a. Pembagian angket dengan cara mendatangi langsung kepada calon responden dan menjelaskan maksud diadakan penelitian dan cara mengisi angket untuk menghindari dari segala kekeliruan yang bisa menghambat penelitian. b. Pengumpulan angket yang telah disebarkan menggunakan cara-cara :
42
1) Bagi responden yang kebetulan dekat dengan tempat tinggal penulis diminta untuk mengembalikan angket, baik secara kelompok maupun individu, sedangkan yang telah jatuh tempo dan belum mengembalikan angket tersebut, maka penulis berinisiatif untuk mengambilnya ditempat responden. Hal ini dilakukan untuk menjaga ketepatan responden yang sudah terpilih. 2) Bagi responden yang berdomisili jauh dari tempat tinggal penulis, maka pengambilan atau pengumpulan angket tersebut diusahakan secara kolektif pada salah satu seorang responden dan yang sudah ditunjuk, kemudian penulis mengambilnya. c. Langkah-langkah dalam menentukan sampel adalah: 1) Menentukan jumlah Kepala Keluarga yang beragama Islam pada masing strata sosial, mulai dari keluarga ekonomi kaya, ekonomi sedang, dan ekonomi lemah. Kepala Keluarga di Desa Gedangan sejumlah 248 orang. 2) Menentukan jumlah Kepala Keluarga, baik yang mempunyai anak usia sekolah maupun tidak, masing-masing ditentukan pada setiap tingkatan strata sosialnya setelah itu ditentukan tempat tinggal respondennya yang disesuaikan untuk kebutuhan penelitian. 3) Menentukan responden di Desa Gedangan yaitu : a) Dusun Gendulan sebanyak 12 orang b) Dusun Gunung Manik sebanyak 12 orang c) Dusun Kerjo Sari sebanyak 13 orang
43
d) Dusun Karang Sari sebanyak 13 orang d. Menentukan penelitian pada jawaban responden, nilai pada setiap item jawaban adalah : 1) Jawaban A diberi nilai 3 2) Jawaban B diberi nilai 2 3) Jawaban C diberi nilai 1 Untuk selanjutnya akan penulis paparkan nama-nama responden beserta nilai masing-masing yang disusun dalam sebuah tabel sebagai berikut: Tabel VIII Data Responden Masyarakat Muslim Desa Gedangan Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun 2010 No.
Nama Responden
Alamat
Umur
1
Komarodin
Dsn. Gendulan
39
2
Syamlawi
Dsn. Gendulan
45
3
M. Rifai
Dsn. Gendulan
55
4
Musyafa’
Dsn. Gendulan
63
5
Asrori
Dsn. Gendulan
33
6
Muladi
Dsn. Gendulan
34
7
Subari
Dsn. Gendulan
44
8
Budi listiyono
Dsn. Gendulan
56
9
Suyitno D
Dsn. Gendulan
67
10
Edi Susanto
Dsn. Gendulan
38
11
Sudarmanto
Dsn. Gendulan
34
12
Suyadi
Dsn. Gendulan
59
13
Ijan Supriyanto
Dsn. Gunung Manik
55
44
14
Misbkhul Munir
Dsn. Gunung Manik
67
15
Jupri
Dsn. Gunung Manik
67
16
Suradi
Dsn. Gunung Manik
43
17
Kasbolah
Dsn. Gunung Manik
29
18
Kasiran
Dsn. Gunung Manik
29
19
Komarodin
Dsn. Gunung Manik
67
20
Muh Arif
Dsn. Gunung Manik
77
21
Sunaryo
Dsn. Gunung Manik
65
22
Jarkoni
Dsn. Gunung Manik
45
23
Muh Arfani
Dsn. Gunung Manik
44
24
Amroni
Dsn. Gunung Manik
34
25
Sugeng Hermanto
Dsn. Kerjo Sari
56
26
Muhammad Fauzi
Dsn. Kerjo Sari
80
27
Pujo Susilo Edi
Dsn. Kerjo Sari
37
28
Nuryatin
Dsn. Kerjo Sari
56
29
M Nawawi Anwar
Dsn. Kerjo Sari
68
30
Ansori
Dsn. Kerjo Sari
56
31
Nur Wahono
Dsn. Kerjo Sari
49
32
Nuryahya
Dsn. Kerjo Sari
48
33
Samlawi
Dsn. Kerjo Sari
37
34
Paidah
Dsn. Kerjo Sari
60
35
Pujo Widhihartho
Dsn. Kerjo Sari
35
36
Mupri Badinah
Dsn. Kerjo Sari
65
37
Slamet Riyadi
Dsn. Kerjo Sari
34
38
Nuh Sudarmo
Dsn. Karang Sari
38
39
Siti Aminah Hj
Dsn. Karang Sari
70
40
Musyafak
Dsn. Karang Sari
65
41
Sukemi
Dsn. Karang Sari
35
42
Kaolam
Dsn. Karang Sari
67
43
Suryadi
Dsn. Karang Sari
59
45
44
Sholikhin
Dsn. Karang Sari
45
45
M Fatkhul Akhsin
Dsn. Karang Sari
31
46
Munjahid
Dsn. Karang Sari
54
47
Giyono
Dsn. Karang Sari
28
48
Dulkarim
Dsn. Karang Sari
45
49
Sukiyem
Dsn. Karang Sari
48
50
Ali Samani
Dsn. Karang Sari
64
D. Data Persepsi Masyarakat Muslim tentang Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pengaruhnya terhadap Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Untuk mengetahui tentang persepsi masyarakat Muslim tentang Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) pengaruhnya pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI), maka penulis memberikan daftar angket kepada warga desa Gedangan kemudian warga menjawab. Data yang telah penulis peroleh akan disajikan sebagai berikut : 1. Data Persepsi Masyarakat Muslim tentang Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Daftar pertanyaan yang berkaitan dengan persepsi masyarakat Muslim terhadap eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang peneliti ajukan terdiri dari 10 item soal, bersifat tertutup dengan 3 alternatif jawaban. Setelah dilakukan penelitian dengan cara membagikan daftar angket tentang bagaimana persepsi masyarakat Muslim terhadap eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI), maka hasilnya kemudian dimasukan ke dalam tabel frekwensi distribusi sebagai berikut :
46
Tabel IX Data Nilai Angket Tentang Persepsi Masyarakat Muslim Tentang Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun 2009 NO. RES 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
A 2 8 6 6 2 4 7 4 8 10 7 8 6 4 5 10 1 1 7 4 2 8 4 5 6 8 9 8 8 5 1 9
JAWABAN B C 3 4 1 1 3 1 3 1 8 5 1 2 1 5 1 2 2 2 3 3 5
1
5 6 3 5 5 1 4 4 3 1 9 1 1 1 4 4 1
4 3
1 3
1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 5
47
A 5 24 18 18 6 12 21 12 24 30 21 24 18 12 15 30 3 3 21 12 6 24 12 15 18 24 27 24 24 15 3 27
NILAI B 6 2 6 6 16 10 4 10 4
JML C 7 1 1 1 1 1 1
4 4 6 6 10
1
10 12 6 10 10 2 8 8 6 2 18 2 2 2 8 8 2
4 3
1 3
1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 5
8 27 25 25 22 23 26 23 28 30 26 28 25 21 25 30 17 18 27 23 19 27 22 24 25 27 19 29 27 27 24 16 29
33 4 2 4 12 4 4 34 2 4 4 6 8 4 35 7 2 1 21 4 1 36 6 3 1 18 6 1 37 2 4 4 6 8 4 38 6 4 18 8 39 3 4 3 9 8 3 40 4 3 3 12 6 3 41 6 3 1 18 6 1 42 5 2 3 15 4 3 43 7 2 1 21 4 1 44 5 3 2 15 6 2 45 1 4 5 3 8 5 46 2 4 4 6 8 4 47 3 6 1 9 12 1 48 9 1 27 2 49 7 3 21 6 50 1 5 4 3 10 4 Adapun standar atau kriteria penilaian angket sebagai berikut :
20 18 26 25 18 26 20 21 25 22 26 23 16 18 22 29 27 17
a. Alternatif jawaban a nilainya 3 b. Alternatif jawaban b nilainya 2 c. Alternatif jawaban c nilainya 1 2. Data Tentang Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI). Setelah penelitian tentang persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) selesai dilakukan maka dilanjutkan dengan penelitian tentang pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) dengan mengajukan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan pengembangakn Madrasah Ibtidaiyah (MI). Daftar yang peneliti ajukan juga terdiri dari 10 item soal, bersifat tertutup dengan 3 alternatif jawaban. Setelah dilakukan penelitian dengan cara membagikan daftar angket tentang pengembangakn Madrasah Ibtidaiyah (MI), maka hasilnya kemudian dimasukan ke dalam tabel frekwensi distribusi sebagai berikut dengan standar penilaian sama dengan
48
data tentang persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) di atas Tabel X Data Nilai Angket Tentang Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun 2009 NO. RES 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
JAWABAN A B C 2 3 4 8 2 7 2 1 7 2 1 5 3 2 4 4 2 8 1 1 5 4 1 8 1 1 9 1 6 3 1 9 1 7 3 4 4 2 7 3 9 1 3 5 2 8 2 8 2 5 2 3 3 4 3 6 4 5 3 2 6 1 3 6 4 9 1 3 4 3 10 8 2 7 2 1
A 5 24 21 21 15 12 24 15 24 27 18 27 21 12 21 27 9 24 24 15 9 18 15 18 18 27 9 30 24 21
49
NILAI B 6 4 4 4 6 8 2 8 2 2 6 2 6 8 6 2 10 4 4 8 8 6 2 8
JML C 7 1 1 2 2 1 1 1 1
2
2 2 3 3 2 3
8
1 3
4 4
1
8 28 26 26 23 22 27 24 27 29 25 29 27 22 27 29 21 26 28 22 20 26 23 23 26 28 20 30 28 26
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
4 2 9 5 4 7 7 3 8 2 4 6 5 6 5 2 2 10 8
5 3 1 4 5 3 2 3 2 7 5 4 4 4 4 2 7 7 2 6
1 5
12 6 27 15 12 21 21 9 24 6 12 18 15 18 15 6
1 1 1 4 1 1 1 1 6 3 1
6 30 24
4
50
10 6 2 8 10 6 4 6 4 14 10 8 8 8 8 4 14 14 4 12
1 5 1 1 1 4 1 1 1 1 6 3 1
4
23 17 29 24 23 27 26 19 28 21 23 26 24 26 24 16 17 21 30 28 16
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data Dengan adanya beberapa teori-teori dan data-data yang telah penulis kumpulkan, langkah selanjutnya adalah menganalisa kemudian membuktikan apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) terhadap pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Adapun dalam menganalisis data tersebut, menggunakan teknik korelasi product moment, yang rumusnya sebagai berikut:
rxy
X Y rxy N X Y X Y N N 2
2
2
Keterangan: rxy
2
:
koefisien korelasi antara variabel x dan y
Xy : product dari x dan y x
: variabel skor I (persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah)
y
: variabel skor II (partisipasi masyarakat dalam mengembangkan Madrasah Ibtidaiyah)
N : jumlah sampel
51
Langkah masyarakat
selanjutnya
Muslim
tentang
adalah menyiapkan eksistensi
tabel nilai
Madrasah
ibtidaiyah
persepsi (MI),
pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI), dan tabel kerja untuk koefisien korelasi atau untuk mencari pengaruh antara variabel persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI). 1. Analisis Persepsi Masyarakat Muslim tentang Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pada tahapan analisis pertama ini, penulis menganalisa data-data yang telah diperoleh untuk memperoleh jawaban-jawaban tentang persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI). Mengawali analisis ini, penulis menyajikan analisis data tentang persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI), penulis menganalisa jawaban dengan cara memberi patokan 3 jawaban berdasar tabel di bawah ini: Data tentang persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari sepuluh pertanyan. Dari masing-masing pertanyaan terdapat tiga alternatif jawaban, dengan bobot sebagai berikut Alternatif jawaban A memiliki nilai 3 Alternatif jawaban B memiliki nilai 2 Alternatif jawaban C memiliki nilai 1
52
Adapun nilai dari hasil penyebaran angket tentang persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) dapat diketahui pada tabel sebagai berikut: Tabel XI Nilai Jawaban Angket Persepsi Masyarakat Muslim tentang Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan. Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun 2009 No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 2 2 1 1 3 3 2 3 3 2 3 3 3
2 3 3 3 2 1 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 1 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3
3 3 3 1 2 2 3 2 3 3 1 3 1 3 2 3 1 1 3 3 2 1 3 1 1 1 1 3 1 3
Nomor Item 4 5 6 7 2 3 3 1 3 2 1 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 1 1 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 1 3 2 3 2 3 3 3 3 2 1 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 2 2 2 3 1 2 1 3 3 2 3 3 2 1 3 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3
53
8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3
9 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 1 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2
10 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 1 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1
Jumlah 27 25 25 22 23 26 23 28 30 26 28 25 21 25 30 17 18 27 23 19 27 22 24 25 27 19 29 27 27
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
2 1 3 1 2 3 2 1 3 2 3 3 1 1 2 1 1 2 2 2 3
3 2 2 1 1 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 1 1 3 3 3 2
1 1 3 1 2 2 1 1 3 3 3 2 1 3 3 2 2 2 3 3 1
3 2 3 3 1 3 3 1 3 2 2 3 3 3 1 2 2 2 3 3 1
2 1 3 2 2 1 3 2 2 1 1 3 3 2 3 3 2 1 3 2 2
3 1 3 3 3 3 2 3 2 1 1 1 2 3 2 2 1 2 3 3 1
2 3 3 3 1 3 3 1 3 1 3 3 3 3 1 1 3 2 3 3 2
3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 1 2 3 1 2 3 3 3 2
3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 1 3 3 2 1
2 1 3 1 1 2 3 3 2 2 1 3 2 3 3 1 3 2 3 3 2
24 16 29 20 18 26 25 18 26 20 21 25 22 26 23 16 18 22 29 27 17
Dari nilai persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) dengan jumlah 10 item, diketahui nilai tertinggi 30, nilai terendah 16 dan kelas interval 3. Maka kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut:
i
X t X r 1 Ki : i : Interval Ideal
Keterangan
X t : Nilai Tertinggi X r : Nilai Terendah
K i : Kelas Interval i
i
X t X r 1 Ki
30 16 1 3
54
i
14 1 3
15 3 i 5
i
Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa frekuensi dari tiap kategori (A) tinggi, (B) sedang ataupun (C) rendah. Tabel XII Interval Persepsi Masyarakat Muslim Tentang Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (Mi) Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun 2009 Nilai Interval
Jumlah
Nilai Nominasi
Kategori
responden 26 – 30
20
A
Tinggi
21 – 25
20
B
Sedang
16 – 20
10
C
Rendah
Jumlah
50
Dengan demikian, dapat diketahui: a. Untuk kategori persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang sangat baik, yaitu dengan nilai antara 26 – 30 sebanyak 20 responden. b. Untuk kategori persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang baik, yaitu dengan nilai antara 21 – 25 sebanyak 30 responden.
55
c. Untuk kategori yang persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang buruk, yaitu dengan nilai antara 16 – 20 sebanyak 10 responden. Kemudian dibuat tabel nominasi A (sangat baik), B (baik), dan C (buruk) untuk mengetahui kategori persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang sangat sangat baik, baik, dan buruk. Tabel XIII Kategori Persepsi Masyarakat Muslim Tentang Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun 2009 No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Skor 27 25 25 22 23 26 23 28 30 26 28 25 21 25 30 17 18 27 23 19 27 22
56
Nominasi A B B B B A B A A A A B B B A C A A B C A B
Kategori Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Buruk Sangat Baik Sangat Baik Baik Buruk Sangat Baik Baik
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
24 25 27 19 29 27 27 24 16 29 20 18 26 25 18 26 20 21 25 22 26 23 16 18 22 29 27 17
B B A C A A A B C A C C A B C A C B B B A B C C B A A C
Baik Baik Sangat Baik Buruk Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Buruk Sangat Baik Buruk Buruk Sangat Baik Baik Buruk Sangat Baik Buruk Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Buruk Buruk Baik Sangat Baik Sangat Baik Buruk
Setelah diketahui berapa banyak responden yang memiliki tingkat persepsi sangat baik, baik, dan buruk, kemudian masing-masing kategori diprosenkan dengan rumus sebagai berikut: P
F 100% N
Untuk tingkat persepsi sangat baik, sebanyak 20 responden, 20 100% 40% 50
57
Untuk tingkat persepsi yang baik, sebanyak 20 responden, 20 100% 40% 50
Untuk tingkat persepsi yang buruk, sebanyak 10 responden, 10 100% 20% 50
Tabel XIV Komparasi Persepsi Masyarakat Muslim tentang Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun 2009 Dari setiap kategori No Nilai Persepsi Masyarakat Muslim
Interval Frekuensi Prosentasi
1
Tinggi (A)
26 – 30
20
40 %
2
Sedang (B)
21 – 25
20
40 %
3
Rendah (C)
16 – 20
10
20 %
50
100 %
Jumlah
2. Analisis Data Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Data tentang pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari sepuluh pertanyan. Dari masingmasing pertanyaan terdapat tiga alternatif jawaban, dengan bobot sebagai berikut Alternatif jawaban A memiliki nilai 3 Alternatif jawaban B memiliki nilai 2 Alternatif jawaban C memiliki nilai 1
58
Adapun nilai dari hasil penyebaran angket pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) dapat diketahui pada tabel sebagai berikut: Tabel XV Nilai Jawaban Angket Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun 2009 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 3 2 3 1 3 2 3 1 2 3 2 2 3 2 3 1 1 3 3 2 2 2 1 3 1 2 3 2 3 3 3
2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 3 2 3 3 3
3 2 1 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 1
4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 2 2 1 3 3 3 2 3 3 3 3 1 2 1
Nomor Item 5 6 7 3 2 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 1 1 3 3 3 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 1 3 1 3 3 3 3 1 1 1 3 3 1 2 3 2 3 1 1 3 3 1 3 3 2 3 3 3 2 1 1 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 1 2 1 2 1
59
8 3 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 1
9 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2
10 3 3 3 2 2 1 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2
Jumlah 28 26 26 23 22 27 24 27 29 25 29 27 22 27 29 21 26 28 22 20 26 23 23 26 28 20 30 28 26 23 17
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 29 2 2 3 3 1 3 3 2 2 3 24 1 2 3 3 3 2 2 2 2 3 23 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 27 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 26 2 3 3 1 1 1 2 2 1 3 19 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 28 2 2 2 2 2 1 3 3 2 2 21 2 2 2 1 3 3 2 2 3 3 23 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 26 3 3 3 2 2 2 3 3 2 1 24 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 26 3 3 3 3 2 2 2 3 1 2 24 1 2 1 1 1 3 3 2 1 1 16 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 17 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 28 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 16 Dari nilai angket pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI), dengan
jumlah 10 item diketahui nilai tertinggi 30, nilai terendah 16, dan kelas interval 3. Maka kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut: i
X t X r 1 Ki
Keterangan
: i : Interval Ideal
X t : Nilai Tertinggi X r : Nilai Terendah K i : Kelas Interval
i
X t X r 1
Ki 30 16 1 i 3 14 1 i 3
60
15 3 i 5 Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa yang masuk
i
kategori pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang tinggi, sedang ataupun rendah. Tabel XVI Interval Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun 2009 Nilai Interval
Jumlah
Nilai Nominasi
Kategori
responden 26 – 20
26
A
Tinggi
21 – 25
17
B
Sedang
16 – 20
7
C
Rendah
Jumlah
50
Dengan demikian, dapat diketahui: a. Untuk kategori pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang tinggi, yaitu dengan nilai antara 26 – 30 sebanyak 26 responden. b. Untuk kategori pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang sedang, yaitu dengan nilai antara 21 - 25 sebanyak 17 responden. c. Untuk kategori pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang rendah, yaitu dengan nilai antara 16 - 20 sebanyak 7 responden. Kemudian dibuat tabel nominasi A (tinggi), B (sedang), dan C (rendah). Untuk mengetahui kategori reasponden yang tingkat kategori pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) tinggi, sedang dan rendah.
61
Tabel XVII Nilai Nominasi Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun 2009 No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Skor 28 26 26 23 22 27 24 27 29 25 29 27 22 27 29 21 26 28 22 20 26 23 23 26 28 20 30 28 26 23 17 29 24 23 27 26
62
Nilai Nominasi A A A B B A B A A B A A B A A B A A B C A B B A A C A A A B C A B B A A
Kategori Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
19 28 21 23 26 24 26 24 16 17 21 30 28 16
C A B B A B A B C C B A A C
Setelah diketahui berapa banyak responden
Rendah Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi Rendah yang
tingkat
partisipasinya dalam mengembangkan Madrasah tinggi, sedang, dan rendah, kemudian masing-masing kategori diprosenkan dengan rumus sebagai berikut: P
F 100% N
Untuk tingkat pengembangan yang tinggi, sebanyak 26 responden 26 100% 52% 50
Untuk tingkat pengembangan yang sedang, sebanyak 17 responden
17 100% 34% 50 Untuk tingkat pengembangan yang rendah, sebanyak 7 responden
7 100% 14% 50
63
Tabel XVIII Komparasi Tingkat Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun 2009 Dari Setiap Kategori No
Nilai Tingkat Pengembangan
Interval
Frekuensi
Prosentasi
1
Banyak (A)
25 – 30
26
52 %
2
Sedang (B)
21 – 25
17
34 %
3
Kurang (C)
16 – 20
7
14 %
50
100 %
Jumlah
Tabel XIX Tabel Kerja Untuk Mencari Pengaruh Antara Variabel Persepsi Masyarakat Muslim Tentang Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (X) dan Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (Y) Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Tahun 2009 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
X 27 25 25 22 23 26 23 28 30 26 28 25 21 25 30 17
Y 28 26 26 23 22 27 24 27 29 25 29 27 22 27 29 21
X² 729 625 625 484 529 676 529 784 900 676 784 625 441 625 900 289
64
Y² 784 676 676 529 484 729 576 729 841 625 841 729 484 729 841 441
XY 756 650 650 506 506 702 552 756 870 650 812 675 462 675 870 357
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Jml
18 27 23 19 27 22 24 25 27 19 29 27 27 24 16 29 20 18 26 25 18 26 20 21 25 22 26 23 16 18 22 29 27 17 1183
26 28 22 20 26 23 23 26 28 20 30 28 26 23 17 29 24 23 27 26 19 28 21 23 26 24 26 24 16 17 21 30 28 16 1226
324 729 529 361 729 484 576 625 729 361 841 729 729 576 256 841 400 324 676 625 324 676 400 441 625 484 676 529 256 324 484 841 729 289 28743
676 784 484 400 676 529 529 676 784 400 900 841 676 529 289 841 576 529 729 676 361 784 441 529 676 576 676 576 256 289 441 900 784 256 30783
468 756 506 380 702 506 552 650 756 380 870 756 702 552 272 841 480 414 702 650 342 728 420 483 650 528 676 552 256 306 462 870 756 272 29645
Diketahui: X : 1183
X²
: 28743
Y : 1226
Y²
: 30783
XY
: 29645
Kemudian dimasukkan ke dalam rumus product moment sebagai berikut:
65
X Y r N X Y X Y N N xy
rxy
2
2
2
2
29645 rxy
1183 1226 50 2
1183 30783 12262 28743 50 50
1450358 50 rxy 139948930783 1503076 28743 50 50 29645
r xy
rxy rxy
29645 29007,16
28743 27989,78 3083 30061,52 637,84
753,22 721,48 637,84 543433,17
637,84 737,18 rxy 0,865 rxy
B. Interpretasi Data Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi product moment dan diperoleh nilai rxy 0,906 . Kaidah uji yang digunakan adalah: 1. Bila nilai rxy > r tabel pada taraf signifikasi 1%, maka hasilnya dinyatakan sangat signifikan.
66
2. Bila nilai rxy > r tabel pada taraf signifikasi 5%, maka hasilnya dinyatakan signifikan. 3. Bila nilai rxy < r tabel, maka hasilnya dinyatakan tidak signifikan. Dari hasil analisis, dikonsultasikan
diperoleh nilai
rxy
= 0,906, kemudian
dengan r product moment dengan N = 50 pada taraf
signifikasi 5% diperoleh nilai 0,297 dengan demikian nilai rxy = 0,906 > r tabel = 0,297. Dari hasil kaidah uji di atas dapat dinyatakan bahwa hasilnya sangat signifikan. Jadi ada pengaruh positif antara persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) terhadap pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Sehingga hipotesis yang penulis kemukakan yang berbunyi bahwa persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) berpengaruh signifikan terhadap pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI), dapat diterima.
67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Beradasarkan analisis dan pembahasan dari hasil penelitian, maka penulis menyimpulakan sebagai berikut: 1. Dari variabel persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali tahun 2009, dapat diketahui: a. Untuk tingkat persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) kategori sangat baik, sebanyak 40 % atau 20 responden. b. Untuk tingkat persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) kategori baik, sebanyak
40 % atau 20
responden. c. Untuk tingkat persepsi masyarakat Muslim tentang eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) kategori buruk, sebanyak 20 % atau 10 responden. 2. Dari variabel tingkat partisipasi masyarakat dalam mengembangkan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gendulan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali tahun 2009, dapat diketahui bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam pengembangan madrasah sebagai berikut: a. Memberikan bantuan dalam bentuk tenaga maupun materi dalam pembangunan fisik madrasah sejumlah 47 responden atau 94 %.
68
b. Memberikan saran dan kritik yang positif terhadap Madrasah Ibtidaiyah (MI) sejumlah 30 responden atau 60 %. c. Mengadakan kegiatan di luar madrasah yang menunjang pelaksanaan pendidikan madrasah, seperti bimbingan belajar dan mendampingi anak dalam belajar sejumlah 12 responden atau 24 %. d. Aktif dalam memenuhi undangan sebagai wali murid sejumlah 49 responden atau 98 %. e. Aktif dalam proses rapat yang melibatkan masyarakat yang diselenggarkan oleh pihak Madrasah Ibtidaiyah (MI) sejumlah 76 responden atau 38 %. f. Kemauan untuk menyekolahkan anak ke dalam Madrasah Ibtidaiyah (MI) sejumlah 49 responden atau 98 %. g. Kemauan untuk meyumbang dana kepada Madrasah Ibtidaiyah (MI) sejumlah 30 responden atau 60 %. h. Kemauan untuk ikut
mensosialisasikan
keberadaan Madrasah
Ibtidaiyah (MI) kepada warga masyarakat yang lain. i.
Ikut berpartisipasi dalam memajukan dan mengembangkan madrasah Ibtidaiyah (MI) sejumlah 36 responden atau 72 %.
j.
Kreatifitas masyarakat dalam usaha memajukan Madrasah Ibtidaiyah (MI) sejumlah 13 responden atau 26 %.
k. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Madrasah Ibtidaiyah (MI) sesuai dengan kapasitas dan kemampuan.
69
3. Setelah data dianalisis menggunakan teknik korelasi product moment, dan diperoleh nilai rxy = 0,906, kemudian dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan N = 50 pada taraf signifikasi 5 % diperoleh nilai 0,297. Nilai rxy yang lebih besar daripada nilai r tabel, atau (0,906 > 0,297). Jadi ada pengaruh yang signifikan antara persepsi masyarakat Muslim
tentang
eksistensi
Madrasah
Ibtidaiyah
(MI)
dengan
pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) tahun 2010.
B. Kritik dan Saran Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Kepada pihak masyarakat sebaiknya
ikut berperan aktif dalam
mengembangkan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau sekolah lain, di mana hal ini merupakan tanggung jawab dari masyarkat karena dengan adanya sebuah madrasah atau lembaga pendidikan yang ada, akan membuat tingkat pendidikan mayarakat menjadi lebih baik. Sehingga dapat berpengaruh terhadap kesejahteraan lahir dan batin masyarakat itu sendiri. 2. Kepada pihak Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau lembaga pendidikan lainnya agar senantiasa menjaga hubungan yang baik serta memperhatikan masukan dan saran yang bersifat konstruktif dari masyarakat demi kemajuan pendidikan. Hal ini karena keberadaan atau eksistensi sebuah madrasah atau lembaga pendidikan tidak bisa terlepas dari peran dan
70
partisipasi masyarakat di sekitar madrasah atau lembaga pendidikan tersebut. 3. Pemerintah, dalam hal ini adalah Dinas Pendidikan atau pemerintah daerah dan Departemen Agama yang membawahi penyelenggaraan Pendidikan hendaknya selalu melibatkan peran serta masyarakat dalam hal pengambilan kebijakan dan keputusan yang menyangkut pelaksaaan sistem Pendidikan Nasional.
C. Penutup Demikian skripsi ini disusun dengan penuh kesungguhan dalam menuangkan gagasan tentang pentingnya mengembangkan ketrampilanketrampilan kecerdasan emosional, untuk dikontribusikan bagi perkembangan pendidikan. Namun demikian, sebagai makhluk yang sangat lemah, penulis yakin bahwa kekurangan-kekurangan masih mewarnai tulisan ini, sehingga kritik dan saran konstruktif senantiasa penulis harapkan. Akhirnya dengan memohon ridha Allah SWT. Penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
71
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1993. A. Steenbrink, Karel, Pesantren Madrasah Sekolah, LP3ES, Jakarta, 1986. Barnadib, Imam, Prof. M.A., Ph.D. Pendidikan perbandingan Buku II. Persekolahan dan Perkembangan Masyarakat. Andi Offset, Yogyakarta, 1987. , Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi , Rineka Cipta, Jakarta, 1999. Depag RI. Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-Indang SISDIKNAS, Ditjen Kelembagaan Agama Islam Depag, Jakarta, 2003. Depdiknas, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PT Balai Pustaka, 2007. Hadi, Sutrisno, Metodologi Research I, Fak. Psikologi UGM Yogyakarta, 1981. , Statistik Jilid II, Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta, 1978. I.L. Pasaribu, B. Simanjuntak, Proses Belajar Mengajar, Tarsito, Bandung, 1983.
72
Maksum, Madrasah: Sejarah dan Perkembangannya, Logos Wacana Ilmu, Jakarta, 1999. Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, tt. Putra Daulay, Haidar, Prof. Dr., Pendidikan Islam dalam SIstem Pendidikan Nasional Indonesia, Prenada Media, Jakarta Timur, 2004. Sudirman N., dkk, Ilmu Pendidikan, CV Remadja Karya, Bandung, 1989. Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Rajawali Press, Jakarta, 1990. Thoha, M. Chabib, H., Kapita Selekta Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1996. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2007. Wiryokusumo,
Iskandar
dan
Mandalika,
Kumpulan
pikiran-Pikiran
dalam
Pendidikan, CV. Rajawali, Jakarta, 1982. Zul Fajri, Em dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Difa Publisher, tt. Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, Malang, 1981.
73
Nama Responden
: …………………………………………………………….
Alamat Responden : ……………………………………………………………. ……………………………………………………………. A. Angket Persepsi Masyarakat Muslim Tentang Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah (MI) 1. Bagaimana pendapat Bapak / Ibu mengenai keberadaan MI Ma’arif Gedangan? a. Sangat setuju karena dapat memenuhi kebutuhan pendidikan bagi masyarakat b. Kurang setuju karena letaknya kurang strategis c. Tidak setuju karena sudah ada sekolah yang lebih baik 2. Menurut Bapak / Ibu, bagaimana pengembangan MI Ma’arif Gedangan? a. Sangat baik b. Kurang baik c. Tidak berkembang dengan bagus 3. Apakah Bapak / Ibu menjadi donatur MI Ma’arif Gedangan? a. Menjadi donator tetap b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 4. Apakah MI Ma’arif Gedangan merupakan lembaga Sekolah yang ideal bagi putra / putri Bapak / Ibu? a. Ya, sudah tepat dan ideal b. Biasa-biasa saja c. Kurang ideal 5. Menurut Bapak / Ibu, apakah MI Ma’arif Gedangan mampu bersaing dalam hal kualitas dengan sekolah-sekolah lain? a. Sangat mampu b. Kurang mampu c. Tidak mampu
74
6. Menurut Bapak / Ibu, apakah MI Ma’arif Gedangan sudah memiliki saraba dan prasarana yang sudah lengkap? a. Sangat lengkap b. Kurang lengkap c. Tidak lengkap 7. Menurut Bapak / Ibu, apakah lulusan MI Ma’arif Gedangan dapat bersaing dengan lulusan sekolah Negeri dan sekolah lain ketika melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi? a. Sangat mampu b. Kurang mampu c. Tidak mampu 8. Menurut Bapak / Ibu, apakah tenaga pengajar atau guru MI Ma’arif Gedangan sudah memenuhi harapan masyarakat dalam mendidik siswa? a. Sudah baik b. Kurang baik c. Tidak baik 9. Apakah komunikasi antara wali murid dengan pihak sekolah sudah terjalin denga baik dalam membahas permasalahan yang terjadi, baik mengenai perkembangan murid maupun hal yang lain? a. Sudah terjalin dengan baik b. Kurang intens dan masih kaku c. Tidak terjalin sama sekali 10. Apakah keberadaan MI Ma’arif Gedangan sudah sesuai dengan harapan masyarakat dalam mendidik siswanya? a. Sudah sesuai harapan b. Belum sesuai harapan c. Tidak sesuai harapan
75
Nama Responden
: …………………………………………………………….
Alamat Responden : ……………………………………………………………. ……………………………………………………………. B. Angket
Partisipasi
masyarakat
dalam
mengembangkan
Madrasah
Ibtidaiyah (MI) 1. Bagaimana bentuk partisipasi anda dalam mengembangkan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gedangan ? a. Menyekolahkan anak ke MI b. Menyumbang uang dan pikiran c. Menyumbang tenaga 2. Bagaimana jika anda diminta untuk menyumbang buat pembangunan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gedangan ? a. Akan segera menyumbang b. Menyumbang jika ada uang sisa c. Menyumbang jika tidak ada kebutuhan lain 3. Hal utama yang mendukung kemajuan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gedangan menurut anda adalah ? a. Lingkungan MI terdiri dari Umat Islam yang taat b. Adanya dukungan dari orang tua siswa c. Adanya keterlibatan langsung dari pemerintah 4. Apabila Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gedangan mengalami kerusakan dan anda diminta untuk membantu, apa yang anda lakukan ? a. Dengan senga hati akan membantu b. Akan membantu jika bisa c. Tidak mau karena bukan urusan dan keahlian anda 5. Menurut anda kelemahan utama yang masih ada pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gedangan dikarenakan oleh ? a. Pengaturan kurang baik b. Guru kurang semangat dalam mengajar
76
c. Sarana dan prasarana kurang lengkap 6. bagaiman pendapat anda tentang keberadaan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gedangan di tempat anda ? a. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gedangan menjadi pilihan utama b. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gedangan sederajat dengan Sekolah Dasar lainnya c. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gedangan kalah bersaing dengan Sekolah Dasar lainnya 7. Kegiatan ekstrakurikuler sangat penting bagi siswa, bagaimana menurut anda bila Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gedangan belum ada kegiatan tersebut ? a. Segera mengusulkan b. Memberi gagasan tentang kegiatan ekstrakurikuler c. Membiarkan saja kerena itu urusan guru 8. Jumlah pengajar yang lengkap akan membawa hasil bagi pendidikan yang akan dicapai. Bagaimana menurut anda jika Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Gedangan kekurangan guru ? a. Selalu mengusulkan agar diadakan penambahan guru b. Kadang-kadang saja ikut memikirkannya c. Membiarkan saja karena itu urusan pengurus 9. Pada umumya Madrasah Ibtidaiyah (MI) berada di bawah naungan Yayasan swasta. Apabila pengurus Yayasan yang mengelola Madrasah Ibtidaiyah (MI) tidak menjalankan tugas dengan baik, apa yang akan anda lakukan ? a. Selalu menegurnya b. Kadang-kadang menegur c. Membiarkan saja yang penting anak tetap sekolah 10. bila lulusan Madrasah Ibtidaiyah (MI) kurang memuaskan, dari tahun ke tahun , usaha apa yang anda lakukan ? a. Mengusulkan agar diadakan perbaikanpengajaran
77
b. Menegur pihak sekolah c. Memutuskan tidak akan memasukkan anak anda Madrasah Ibtidaiyah (MI)
78
LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI NAMA MAHASISWA NIM PEMBIMBING JUDUL
No
Tanggal
: Dhanang Fatchun Najib : 12107032 : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. : PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM TENTANG EKSISTENSI MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) PENGARUHNYA TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) (STUDI KASUS DI DESA GEDANGAN, KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009/2010) Isi konsultasi
Catatan pembimbing
CATATAN : Setiap Konsultasi Lembar Ini Harus Dibawa
79
Paraf
PEMBIMBING
(Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.)
80
81