PERSEPSI SISWA TERHADAP TINGKAT KENYAMANAN TATA RUANG DAN PERABOT DI PERPUSTAKAAN SMAN 70 JAKARTA
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
oleh: Ahmad Buchori NIM. 1110025000071
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M / 1438 H
PERSEPSI SISWA TERHADAP TINGKAT KENYAMANAN TATA RUANG DAN PERABOT DI PERPUSTAKAAN SMAN 70 JAKARTA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi persyaratan memperoleh Gelar sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh
AHMAD BUCHORI NIM. 1110025000071
di bawah bimbingan:
Nurul Hayati, M.Hum
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M / 1438 H
ABSTRAK Ahmad Buchori. Persepsi Siswa Terhadap Tingkat Kenyamanan Tata Ruang dan Perabot di Perpustakaan SMAN 70 Jakarta. Di bawah bimbingan Nurul Hayati, M.Hum. Program studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.2016. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kenyamanan tata ruang dan perabot pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta berdasarkan persepsi siswa. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, study pustaka, dan angket/kuesioner. Teknik analisis data menggunakan desktiptif persentase dan menggunakan skala likert untuk memberikan skor pada tiap pernyataan kenyamanan. Populasi pada penelitian ini dibatasi hanya siswa kelas X dan XI SMAN 70 Jakarta yang berjumlah 750 siswa, dengan pertimbangan kelas XII sedang fokus pada pelaksanaan ujian nasional. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling kebetulan (Accidental sampling) dengan menetapkan sampel sebesar 10% dari populasi yang ada yakni 75 siswa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tata ruang dan perabot Perpustakaan SMAN 70 Jakarta sudah sesuai yakni lokasi ruang perpustakaan terpusat dan bebas dari kebisingan dari luar, luas ruangan yang memadai, pembagian area pada ruang perpustakaan meliputi area baca; area koleksi; area kerja; area layanan multimedia; dan area audiovisual, serta pengkondisian suhu dan kelembaban yang sesuai. Akan tetapi masih terdapat beberapa aspek yang belum sesuai dengan standar dan teori, yaitu kurangnya jumlah meja dan kursi baca, intensitas cahaya pada penerangan ruang perpustakaan yang belum memadai, dan pewarnaan ruang perpustakaan yang masih terkesan kaku. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kenyamanan tata ruang dan perabot Perpustakaan SMAN 70 Jakarta berdasarkan persepsi siswa adalah nyaman untuk beberapa aspek, yakni lokasi ruang perpustakaan, tata ruang perpustakaan, perabot perpustakaan, penerangan ruang, serta suhu, kelembaban dan sirkulasi udara. Namun untuk aspek pewarnaan ruang perpustakaan masih kurang nyaman.
Kata Kunci:
Tata ruang, perabot, perpustakaan sekolah.
i
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillahirabbil ‘Alamiin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulisan skripsi yang berjudul “Persepsi Siswa Terhadap Tingkat kenyamanan Tata Ruang dan Perabot di Perpustakaan SMAN 70 Jakarta” dapat selesai. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini dapat disusun berkat bantuan, motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1.
Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora.
2.
Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
3.
Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
4.
Ibu Nurul Hayati, M.Hum, selaku dosen pembimbing yang memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5.
Seluruh jajaran Wakil Dekan dan para pegawai FAH UIN Jakarta.
6.
Bapak Sakroni, M.Pd, selaku Staf Administrasi SMAN 70 Jakarta yang telah mengizinkan penelitian, memberikan arahan dan meluangkan waktunya dalam penyusunan skripsi ini.
ii
7.
Seluruh Staf Perpustakaan SMAN 70 Jakarta.
8.
Kedua orang tua dan kakak Parida Maya Ningsih.
9.
Teman-teman seperjuangan Ilmu Perpustakaan dan Informasi 2010, khususnya kelas IPI C 2010, Aufa, Riko, Zulfikar, Rifky, Kibar, Lutfan, Luki, firly, Ony, Kikim, Azom, Gin, Febri, Ari, egi, ilut, vida, rinda, ima, dian, nurun, agista.
10.
Teman-teman seperjuangan dan sepermainan, Laga, Wahyu, Aldoy, Marcelino, Lorenzo, Setyo, Adit, Eka, Rifa’i, Ramdani, Aziz, Karya, dan Sela. Akhir kata, saya berharap Allah Yang Maha Kuasa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Wassalamualaikum Wr. Wb. Jakarta, Februari 2017
Penulis
iii
DAFTAR ISI ABSTRAK....................................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 7 D. Definisi Istilah .......................................................................... 8 E. Sistematika penulisan ............................................................... 8
BAB II
TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Sekolah ............................................................... 9 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah ........................................ 9 2. Tujuan Perpustakaan Sekolah .............................................. 10 3. Fungsi Perpustakaan Sekolah .............................................. 12 B. Persepsi..................................................................................... 15
iv
1. Pengertian Persepsi .............................................................. 15 2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi ....................... 16 C. Tata Ruang dan Perabot Perpustakaan ..................................... 19 1. Pengertian Tata Ruang Perpustakaan .................................. 19 2. Perencanaan Dalam Penataan Ruang Perpustakaan ............ 20 3. Manajemen Tata Ruang ....................................................... 28 4. Perabot Perpustakaan ........................................................... 30 5. Sistem Pencahayaan ............................................................. 36 6. Sirkulasi Udara, Suhu dan Kelembaban .............................. 38 7. Pewarnaan ............................................................................ 40 D. Penelitian Terdahulu ................................................................ 44
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................................... 45 B. Sumber Data ............................................................................. 46 1. Data Primer .......................................................................... 46 2. Data Sekunder ...................................................................... 46 C. Variabel dan Indikator ............................................................. 46 D. Populasi dan Sampel ................................................................ 48 E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 48 1. Observasi ............................................................................. 49
v
2. Study Pustaka ....................................................................... 49 3. Angket/Kuesioner ................................................................ 49 F. Teknik Analisis Data ................................................................ 50 1. Editing.................................................................................. 50 2. Persentase Data .................................................................... 50 3. Menganalisis Data Dengan Menggunakan Skala Likert...... 51 G. Tempat dan Jadwal Penelitian .................................................. 55 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Perpustakaan SMAN 70 Jakarta..................................... 56 1. Sejarah ................................................................................. 56 2. Visi dan Misi........................................................................ 58 3. Struktur Organisasi .............................................................. 59 4. SDM ..................................................................................... 60 5. Sistem Layanan .................................................................... 61 6. Koleksi ................................................................................. 62 B. Hasil Penelitian ........................................................................ 64 1. Tata ruang dan perabot Perpustakaan SMAN 70 Jakarta.. 64 a. Lokasi, Luas dan Tata Ruang .......................................... 64 b. Perabot dan Perlengkapan ............................................... 66 c. Penerangan ...................................................................... 69 d. Pewarnaan ....................................................................... 69
vi
e. Suhu, Kelembaban dan Sirkulasi Udara .......................... 71 2. Persepsi siswa terhadap tingkat Kenyamanan tata ruang dan perabot di Perpustakaan SMAN 70 Jakarta .................. 72 a. Pertanyaan umum ............................................................ 72 b. Analisa tingkat kenyamanan tata ruang dan perabot pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta ................ 74 C. Pembahasan .............................................................................. 104
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan............................................................................... 105 B. Saran ......................................................................................... 106
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 107 LAMPIRAN-LAMPIRAN BIODATA PENULIS
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Pengaturan Pencahayaan Ruang ............................................... 37
Tabel 2.2
Pengaturan Temperatur Ruang .................................................. 39
Tabel 2.3
Pengaturan Kelembaban Ruang ................................................ 40
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian ....................................................................... 55
Tabel 4.1
SDM Perpustakaan SMAN 70 Jakarta ...................................... 60
Tabel 4.2
Koleksi Perpustakaan SMAN 70 Jakarta .................................. 63
Tabel 4.3
Luas dan Ruang/Area ................................................................ 65
Tabel 4.4
Perabot dan Perlengkapan Perpustakaan ................................... 66
Tabel 4.5
Intensitas Cahaya ...................................................................... 69
Tabel 4.6
Warna Perabot ........................................................................... 70
Tabel 4.7
Kunjungan pemustaka dalam satu semester .............................. 72
Tabel 4.8
Tujuan Pemustaka Berkunjung ................................................. 73
Tabel 4.9
Lokasi ruang perpustakaan cukup strategis dan mudah dijangkau sehingga membuat anda nyaman dalam berkunjung ................................................................................. 74
Tabel 4.10
Lokasi ruang perpustakaan berada ditempat yang tenang dan jauh dari kebisingan sehingga membuat anda nyaman ...... 75
Tabel 4.11
Penataan ruang pada area baca dalam ruang perpustakaan tertata dengan baik sehingga membuat anda nyaman ............... 76
Tabel 4.12
Penataan ruang pada area kerja (layanan sirkulasi) dalam ruang perpustakaan tertata dengan baik sehingga membuat anda nyaman ......................................................................................... 77
Tabel 4.13
Penataan ruang pada area koleksi dalam ruang perpustakaan tertata dengan baik sehingga membuat anda nyaman ............... 78
Tabel 4.14
Akses pintu untuk masuk dan keluar ruangan perpustakaan berfungsi dengan baik dan nyaman untuk dilewati ..................... 79
viii
Tabel 4.15
Jarak antara tempat duduk yang satu dengan yang lain sangat memadai sehingga memudahkan untuk pergerakan anda ........................................................................................... 80
Tabel 4.16
Penataan ruang pada ruang audio visual ditata dengan baik sehingga membuat anda nyaman............................................... 81
Tabel 4.17
Keadaan sekitar ruang perpustakaan sangat bersih dengan penataan yang rapi ........................................................ 82
Tabel 4.18
Jarak antara tempat duduk dan perabot yang lain tertata dengan baik sehingga membuat anda nyaman .......................... 83
Tabel 4.19
Kondisi perabot penunjang kelengkapan perpustakaan (misalnya; rak koleksi, meja dan kursi) masih berfungsi dengan baik dan membuat anda nyaman dalam menggunakannya ....................................................................... 84
Tabel 4.20
Jumlah meja dan kursi sangat memadai sehingga bisa membaca dimana saja termasuk ketika banyak pengunjung ................................................................................ 85
Tabel 4.21
Ketinggian meja dan kursi sesuai dengan postur rata-rata tubuh sehingga membuat anda nyaman menggunakannya ....... 86
Tabel 4.22
Penataan study carrel di area baca ruangan perpustakaan ditata dengan baik sehingga membuat anda nyaman ................ 87
Tabel 4.23
Penerangan ruangan pada area baca di perpustakaan tidak menyilaukan sehingga membuat anda nyaman ................ 88
Tabel 4.24
Penerangan ruangan pada area koleksi di perpustakaan tidak menyilaukan sehingga membuat anda nyaman ................ 89
Tabel 4.25
Penerangan pada ruang audio visual di perpustakaan menyilaukan sehingga membuat anda nyaman ......................... 90
Tabel 4.26
Penggunaan warna pada dinding sangat mendukung kenyamanan pandangan anda .................................................... 91
Tabel 4.27
Penggunaan warna pada perabot perpustakaan sangat
ix
mendukung kenyamanan pandangan anda ................................ 92 Tabel 4.28
Penggunaan warna lantai di perpustakaan sangat mendukung kenyamanan pandangan anda ................................ 93
Tabel 4.29
Kombinasi warna dinding, lantai dan perabot perpustakaan merupakan perpaduan yang harmonis ....................................... 94
Tabel 4.30
Suhu di dalam ruang perpustakaan baik sehingga membuat anda nyaman .............................................................................. 95
Tabel 4.31
Kelembaban udara di dalam ruang perpustakaan baik sehingga membuat anda nyaman............................................... 96
Tabel 4.32
Penggunaan AC (air conditioner) dalam ruang perpustakaan membuat kesejukan dan kenyamanan udara di sekitar ruang .......................................................................... 97
Tabel 4.33
Rekapitulasi persepsi siswa terhadap tingkat kenyamanan tata Ruang dan perabot di Perpustakaan SMAN 70 Jakarta ............ 98
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Struktur Organisasi Perpustakaan SMAN 70 Jakarta
Gambar 2
Area baca individu (Study carrel)
Gambar 3
Area baca kelompok
Gambar 4
Area baca lesehan
Gambar 5
Area Koleksi umum
Gambar 6
Area koleksi referensi
Gambar 7
Area pengolahan
Gambar 8
Area layanan sirkulasi & katalog
Gambar 9
Loker
Gambar 10
Area layanan multimedia
Gambar 11
Ruang audio & visual
Gambar 12
Rak display
Gambar 13
Rak majalah & koran
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya perpustakaan merupakan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang
biasanya
disimpan menurut susunan tertentu yang digunakan pembaca.1 Kenyataannya pada saat ini perpustakaan bukan hanya sekedar tempat menyimpan dan membaca buku melainkan merupakan pusat informasi yang hadir dalam berbagai bentuk yakni koleksi cetak maupun non cetak, untuk itu peran perpustakaan sangat penting dalam melayani pemustaka yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan. Hampir semua sekolah ataupun institusi pendidikan membangun sebuah perpustakaan baik berupa sebuah gedung ataupun ruangan, guna sebagai penyedia sarana para perserta didik untuk melengkapi kebutuhan akan ilmu pengetahuan dan informasi selain dari pengajaran yang diberikan tenaga pendidik dalam kelas. Adanya perpustakaan tentunya sangat membantu peserta didik dalam mengerjakan tugas-tugasnya sebagai peserta didik. Mengacu pada fungsi perpustakaan di atas, ada hal yang harus menjadi perhatian agar fungsi-fungsi tersebut berjalan dengan semestinya yakni mengenai tingkat kenyamanan, baik kenyamanan dalam bentuk fisik maupun non-fisik. Kenyamanan dalam bentuk fisik di antaranya adalah fasilitas yang ada dalam perpustakaan tersebut berupa perabot dan perlengkapan yang menunjang fungsi 1
Sulistyo- Basuki, in Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1991), 3.
1
2
perpustakaan seperti kursi, meja, rak koleksi, komputer dan lain-lain yang kondisinya kurang baik akan mempengaruhi kenyamanan pengunjung di perpustakaan. Sedangkan kenyamanan non-fisik bisa berupa kondisi pencahayaan, tingkat kebisingan, serta sirkulasi udara apakah mampu menciptakan suasana nyaman bagi pemustaka. Dan hal ini sangat berkaitan dengan penataan ruang serta tata letak perabot-perabot dalam perpustakaan tersebut. Kenyamanan ruang bagi pemustaka adalah hal yang utama sebagai penunjang kegiatan membaca maupun kegiatan yang lainya, pustakawan berkewajiban mendesain ruang perpustakaan senyaman dan sesehat mungkin. Pengetahuan dan pemahaman mengenai ruang menjadi penting bagi pustakawan untuk menarik pengunjung sebanyak mungkin dan membuat mereka betah berlama-lama berada di perpustakaan tersebut. Sebagaimana di jelaskan dalam al-Qur’an dalam surat Al- A’raf Ayat 10:
ُون َما قَلِ ا ض فِي َم َّكنَّا ُك ْم قَ ْد َو َل َ تَ ْش ُكر َ ِيًل ۗ َم َعاي ِ ْش فِيهَا لَ ُك ْم َو َج َع ْلنَا ْاْلَر Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.” Tafsir dari ayat tersebut adalah Sesungguhnya Kami telah menempatkan kalian di muka bumi. Lalu Kami berikan kalian kekuatan untuk dapat mengeksploitasi dan mendaya-gunakannya. Kami juga menyediakan sarana-sarana
3
kehidupan. Akan tetapi sangat sedikit yang bersyukur di antara kalian, dan kalian akan mendapatkan balasan dari itu.2 Ruangan
perpustakaan
merupakan
salah
satu
faktor
yang
turut
mempelancar pelaksanaan tugas-tugas pengelolaan perpustakaan. Tanpa ada ruangan tidak akan dapat menjalankan perpustakaan dengan berhasil. Dilihat dari segi administrasi dan organisasi, maka ruangan selalu menjadi faktor yang menentukan. Demikian juga dengan perpustakaan sebagai suatu organisai. Sekecil apapun kondisi perpustakaan tetap diperlukan suatu rungan yang memadai.3 Begitu juga dengan luas gedung atau ruang perpustakaan tergantung pada jumlah murid pada suatu sekolah. Semakin banyak jumlah murid semakin luas pula gedung atau ruang yang harus disiapkan untuk penyelenggaraan perpustakaan sekolah.4 Namun, umumnya perencanaan bangunan sekolah di Indonesia hampir tidak terpikirkan terhadap alokasi ruangan yang diperlukan untuk perpustakaan. Dengan demikian maka banyak sekali sekolah-sekolah bahkan kebingungan dalam menentukan ruang dengan ukuran yang pantas untuk perpustakaan.5 Menurut Lasa, perabot perpustakaan adalah sejumlah alat yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan perpustakaan yang tidak habis pakai, seperti kursi, rak meja atau bangku dan lainnya, maka oleh sebab itu, kita perlu 2
“Tafsir Quraish Shihab al-Qur’an surat Al- A’raf Ayat 10,” n.d., http://tafsirq.com/7-alaraf/ayat-10#tafsir-quraish-shihab. 3 Yusuf M Pawit dan Yaya Suhendar, in Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Kencana, 2007), 95. 4 Ibrahim Bafadal, in Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), 151. 5 Abdul Hakim Sudarnoto, in Perpustakaan Sebagai Center for Learning society: Gagasan Untuk Pengembangan Perpustakaan Madrasah (Jakarta: IAIN-Indonesia Social Equality Project, 2005), 146.
4
mengatur tata letak fasilitas-fasilitas itu di dalam ruang perpustakaan dengan sebaik mungkin dan sesuai standar atau teori, sehingga dapat menjaga kenyamanan dan keselamatan bagi pemustaka.6 Oleh karena itu sangat diperlukan sekali sebuah desain interior di dalam ruang perpustakaan karena tatanan fisik dapat memenuhi kebutuhan dasar kita beraktivitas, mempengaruhi penampilan, perasaan dan kepribadian kita. Selain itu evaluasi desain interior adalah untuk memperbaiki fungsi, memperkaya nilai estetika dan meningkatkan aspek psikologi dan ruang interior. Prinsip-prinsip maupun kriteria dalam desain ruang atau interior perpustakaan biasanya tidak dibahas terlalu rinci dalam sebuah perancangan sebuah perpustakaan, terutama perpustakaan sekolah negeri yang dibangun pemerintah. Saat merancang perencanaan desain ruang perpustakaan, guru pembina dan kepala perpustakaan akan mempertimbangan sendiri jenis dan bahan perabot, warna serta penempatan atau keserasian. Tanpa ada pengetahuan khusus tentang kriteria tata ruang terutama pada perpustakaan sekolah dan bagaimana pengaruhnya pada pemanfaatannya nanti oleh pemustakanya. Sebagai perpustakaan sekolah, Perpustakaan SMAN 70 Jakarta selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan pemustakanya, baik para siswa, guru, petugas dan pengunjung dari luar SMAN 70 Jakarta, karena dengan perpustakaan sekolah akan memungkinkan bagi para tenaga pengajar dan anak didiknya secara bersama-sama dapat memperluas dan memperdalam ilmu pengetahuan. Menurut Darmono, perpustakaan sekolah idealnya berada di tengah bangunan lain dan 6
Lasa Hs, in Manajemen Perpustakaan Sekolah (Yogyakarta: Gama Media, 2005), 131.
5
mudah dijangkau oleh kelas-kelas yang ada di lingkungan sekolah tersebut.7 Hal ini serupa dengan kondisi Perpustakaan SMAN 70 Jakarta yang berada di lantai 2 gedung SMAN 70 Jakarta, tepatnya berada pada gedung kegiatan siswa yang bersebelahan dengan gedung untuk ruang kelas sehingga mudah dijangkau oleh murid-murid sekolah tersebut. Perpustakaan SMAN 70 Jakarta adalah sebuah ruangan yang semua kegiatan perpustakaan sehari-hari dilaksanakan di ruang tersebut. Jadi tidak ada pembagian ruang-ruang, melainkan hanya area dimana ditempatkannya layanan perpustakaan tersebut. Tidak ada sekat pemisah, namun tiap areanya cukup terbagi dengan jelas. Area-area tersebut antara lain; area baca, area koleksi, area kerja/staff, area multimedia, dan area tambahan yakni ruang audiovisual dan gudang. SMAN 70 merupakan salah satu sekolah menengah di Jakarta yang mendapatkan kesempatan melakukan renovasi pada ruang perpustakaannya, mulai dari perpindahan ruang perpustakaan, perluasan ruangan perpustakaan, penambahan koleksi, hingga penataan tata ruang dan perabot yang didesain senyaman mungkin. Pada observasi awal, penulis menemukan beberapa hal yang mungkin dapat mempengaruhi kenyamanan para pemustaka yakni jumlah kursi dan meja baca yang kurang memadai, intensitas cahaya yang belum sesuai standar maupun teori dan pewarnaan yang masih terkesan kaku. Berdasarkan latar belakang di atas penulis mencoba untuk mengkaji lebih dalam mengenai tingkat kenyamanan tata ruang dan perabot pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta berdasarkan persepsi siswa SMAN 70 Jakarta, dengan 7
Darmono, in Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Erlangga, 2001), 198.
6
menggunakan beberapa indikator yaitu, lokasi ruang perpustakaan, tata ruang perpustakaan, perabot perpustakaan, pencahayaan/penerangan, pewarnaan, suhu, kelembaban dan sirkulasi udara tersebut, maka penulis mencoba melakukan penelitian pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta dengan judul “Persepsi Siswa Terhadap Tingkat kenyamanan Tata Ruang dan Perabot di Perpustakaan SMAN 70 Jakarta”. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan lebih terarah dan dapat memberikan hasil yang diharapkan, maka perlu diadakannya pembatasan masalah. Untuk itu penelitian ini dibatasi hanya pada prihal mengenai kenyamanan tata ruang dan perabot Perpustakaan SMAN 70 Jakarta. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian adalah: a. Bagaimana tata ruang dan perabot pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta? b. Sejauh mana tingkat kenyamanan tata ruang dan perabot pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta berdasarkan persepsi siswa?
7
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui tata ruang dan perabot pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta b. Untuk mengetahui tingkat kenyamanan tata ruang dan perabot pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta berdasarkan persepsi siswa. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : a. Manfaat Praktis 1) Memberikan masukan khususnya bagi para pemimpin ataupun pemegang kewenangan akan pentingnya perencanaan terhadap sarana dan prasarana pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta. 2) Memberikan suatu gambaran tentang perencanaan tata ruang dan perabot pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta yang baik sesuai dengan kenyamanan pengguna. 3) Menambah pengetahuan penulis terhadap sarana dan prasarana perpustakaan khususnya mengenai tata ruang dan perabot perpustakaan. b. Manfaat Akademis 1) Memberikan pengetahuan tentang asas-asas mengenai tata ruang dan perabot pada perpustakaan.
8
2) Menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya dengan topik yang sama atau mirip dengan penelitian ini. D. Definisi Istilah Persepsi adalah bagaimana cara seseorang dalam melihat, memandang atau mengartikan sesuatu. Kenyamanan adalah segala sesuatu yang memperlihatkan dirinya sesuai dan harmonis.
Tata ruang adalah cara pengaturan ruang dalam yang mampu memenuhi persyaratan kenyamanan, keamanan, dan kepuasan bagi penggunanya. Perabot adalah sarana pendukung yang digunakan dalam proses pelayanan pemakai perpustakaan dan merupakan kelengkapan yang harus ada. Perpustakaan Sekolah adalah sebuah perpustakaan yang tergabung dalam sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan sekolah pada khususnya dan tujuan pendidikan pada umumnya. E. Sistematika Penelitian Dalam sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN Pada Bab ini menguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika penulisan.
9
BAB II TINJAUAN LITERATUR Dalam Bab ini berisi tentang pengertian perpustakaan sekolah, tujuan dan fungsi perpustakaan sekolah, serta gambaran tentang pengertian tata ruang dan perabot perpustakaan.
BAB III METODE PENELITIAN Dalam Bab ini berisi tentang jenis dan pendekatan penelitian, sumber data, populasi dan sample, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan jadwal penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab ini penulis membahas mengenai gambaran umum Perpustakaan SMAN 70 Jakarta dan hasil penelitian serta pembahasan mengenai kenyamanan terhadap tata ruang dan perabot perpustakaan pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta berdasarkan persepsi siswa. BAB V PENUTUP Dalam Bab ini penulis menyimpulkan isi untuk menjawab perumusan masalah dari keseluruhan pembahasan dan memberikan saran-saran.
BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Sekolah 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah Menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP) bidang perpustakaan sekolah dan perguruan tinggi tahun 2011, perpustakaan sekolah adalah “perpustakaan yang berada pada satuan pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan,dan merupakan pusat sumber belajar untuk
mendukung
tercapainya
tujuan
pendidikan
sekolah
yang
bersangkutan.”1 Sedangkan menurut Darmono perpustakaan sekolah adalah “pusat sumber belajar dan informasi belajar bagi warga sekolah, perpustakaan dapat pula diartikan sebagai tempat kumpulan buku atau tempat buku dihimpun dan diorganisasikan sebagai media belajar siswa.”2 Kemudian menurut Pungki Purnomo perpustakaan sekolah merupakan “tempat dimana para peserta didik dapat mengeksplor (mengadakan penjajahan ilmiah secara lebih luas) terhadap berbagai subyek secara mandiri dan demokratis terhadap apa yang dikaji agar memperoleh 1
Perpustakaan Nasional RI, “Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Bidang Perpustakaan Sekolah dan Perguruan Tinggi Tahun 2011,” diakses 29 Januari 2015, fileDownload. aspx?ID=Attachm ent%5CPedoman%5Cstandar%20nasional% 20perpustakaan-sekolah.pdf.Perpustakaan Nasional RI. 2 Darmono, Perpustakaan sekolah: pendekatan aspek dan tata kerja (Jakarta: Erlangga, 2007), 2.
9
10
pengetahuan lebih dalam dari sekedar apa yang diperoleh pada ruang kelas.”3 Melihat dari beberapa pengertian diatas penulis membuat kesimpulan bahwa perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada di lingkungan sekolah dan dikelola sepenuhnya oleh sekolah. jika dikaitkan dengan proses belajar mengajar di sekolah maka perpustakaan sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran. Hal tersebut juga dibarengi dengan pengelolaan perpustakaan yang baik, dengan demikian tingkat kemampuan memberikan informasi tersebut tergantung kepada keadaan bahan pustaka yang tersedia serta keahlian pustakawannya. 2. Tujuan Perpustakaan Sekolah Perpustakaan sekolah tampak bermanfaat apabila benar-benar dapat mempelancar pencapaian tujuan proses belajar mengajar di sekolah.4 Perpustakaan sekolah membantu sekolah dalam mencapai tujuannya sesuai dengan kebijakan sekolah dimana perpustakaan tersebut bernaung. 5 Tujuan dari perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut: a. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa. 3
Abdul Hakim Sudarnoto, Perpustakaan Sebagai Center for Learning society: Gagasan Untuk Pengembangan Perpustakaan Madrasah (Jakarta: IAIN-Indonesia Social Equality Project, 2005), 123. 4 Darmono, Perpustakaan sekolah: pendekatan aspek dan tata kerja (Jakarta: Erlangga, 2007), 5. 5 Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1991), 51.
11
b. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan. c. Menumbuh kembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa. d. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum. e. Mendorong, menggairahkan, memelihara dan memberi semangat membaca dan memberi semangat belajar bagi para siswa. f. Memperluas, memperdalam dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi yang disediakan oleh perpustakaan. g. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khusus buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif, ringan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya.6 Berdasarkan tujuan yang telah dijelaskan di atas, penulis membuat kesimpulan bahwa tujuan perpustakaan sekolah tidak lepas dari tujuan utama sekolah itu sendiri. Dengan adanya perpustakaan, secara langsung atau pun tidak langsung dapat memberikan kemudahan bagi proses belajar mengajar di sekolah tempat perpustakaan tersebut bernaung.
6
Yusuf M Pawit dan Yaya Suhendar, Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Kencana, 2007), 3.
12
3. Fungsi Perpustakaan Sekolah Sebagaimana yang dikutip dari Darmono dalam buku pendekatan aspek dan tata kerja perpustakaan sekolah, mengatakan bahwa fungsi perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut: a. Fungsi informasi Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam mapun koleksi lainnya agar pengguna perpustakan dapat: 1) Mengambil berbagai ide dari buku yang ditulis oleh para ahli dari berbagai bidang, 2) Menumbuhkan rasa percaya diri dalam menyerap informasi dalam berbagai bidang serta mempnyai kesempatan untuk dapat memilih informasi yang layak yang sesuai dengan kebutuhannya, 3) Memperoleh kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi yang tersedia di perpustakaan dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan, 4) Memperoleh
informasi
yang
tersedia
di
perpustakaan
untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.
13
b. Fungsi pendidikan Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan cetak, terekam maupun koleksi lainnya sebagai sarana untuk menerapkan tujuan pendidikan. Melalui fungsi ini manfaat yang diperoleh adalah: 1) Agar pengguna perpustakaan mendapatkan kesempatan untuk mendidik diri sendiri secara berkesinambungan, 2) Untuk membangkitkan dan mengembangkan minat yang telah dimiliki pengguna yaitu dengan mempertinggi kreativitas dan kegiatan intelektual, 3) Mempertinggi sikap sosial dan menciptakan masyarakat yang demokratis, 4) Mempercepat penguasaan dalam bidang pengetahuan dan teknologi bari. c. Fungsi kebudayaan Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan cetak, terekam maupun koleksi lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna untuk: 1) Meningkatkan mutu kehidupan dengan memanfaatkan berbagai informasi sebagai rekaman budaya bangsa untuk meningkatkan taraf hidup dan mutu kehidupan manusia baik secara individu maupun secara kelompok,
14
2) Membangkitkan minat terhadap kesenian dan keindahan, yang merupakan salah satu kebutuhan manusia terhadap cita rasa seni, 3) Mendorong tumbuhnya kreativitas dalam berkesenian, 4) Mengembangkan sikap dan sifat hubungan manusia yang positif serta menunjang kehidupan antar budaya secara harmonis, 5) Menumbuhkan budaya baca di kalangan pengguna sebagai bekal penguasaan alih teknologi. d. Fungsi rekreasi Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan cetak, terekam maupun koleksi lainnya untuk: 1) Menciptakan kehidupan yang seimbang antara jasmani dan rohani, 2) Mengembangkan minat rekreasi pengguna melalui berbagai bacaan dan pemanfaatan waktu senggang, 3) Menunjang berbagai kegiatan kreatif serta hiburan yang positif. e. Fungsi penelitian Sebagai fungsi penelitian perpustakaan menyediakan berbagai informasi untuk menunjang kegiatan penelitian. Informasi yang disajikan meliputi berbagai jenis dan bentuk informasi, sesuai dengan kebutuhan lembaga.
15
f. Fungsi deposit Sebagai fungsi deposit perpustakaan berkewaiban menyimpan dan melestarikan semua karya cetak dan karya rekam yang diterbitkan oleh sivitas sekolah.7 Berdasarkan fungsi yang dijelaskan di atas, penulis membuat kesimpulan bahwa fungsi perpustakaan sekolah adalah sebagai tempat membina minat dan bakat siswa menuju belajar sepanjang hayat (long life education), berdasarkan fungsi utamanya yaitu sebagai pusat sumber belajar, pusat sumber informasi dan pusat bacaan rekreasi dan pengisi waktu senggang. B. Persepsi 1. Pengertian Persepsi Menurut Sarwono dalam pandangan konvensional persepsi dianggap sebagai kumpulan penginderaan, sebagai proses pengenalan objek yang merupakan aktivitas kognisi dimana otak aktif menggabungkan kumulasi (tumpukan) pengalaman dan ingatan masa lalu serta aktif menilai untuk memberi makna dan penilaian baik atau buruk. Seperti misalnya penglihatan yang merupakan cahaya yang mengenai retina pada mata, penciuman yang memakai media molekul bau (aroma), dan pendengaran yang melibatkan gelombang suara. Persepsi bukanlah penerimaan isyarat
7
4.
Darmono, Perpustakaan sekolah: pendekatan aspek dan tata kerja (Jakarta: Erlangga, 2007),
16
secara pasif, tetapi dibentuk oleh pembelajaran, ingatan, harapan, dan perhatian.8 Dalam buku Psikologi Komunikasi, Jalaludin Rahmat menyatakan bahwa “Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan”.9 Sedangkan Toha Nursalam berpendapat, “Persepsi adalah proses kognitif yang dialami setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat pengelihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.10 Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses pengenalan terhadap objek melalui panca indera sehingga dengan serta merta memberikan makna dan nilai kepada suatu objek, dan hasil persepsi bisa berupa tanggapan atau penilaian yang berbeda dari individu. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor internal Faktor internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain:
8
Sarwono, Psikologi Lingkungan (Jakarta: Grasindo, 1994), 44. Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), 51. 10 Toha Nursalam, Psikologi Komunikasi (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), 49. 9
17
1) Fisiologis Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interprestasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda. 2) Perhatian Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu objek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek. 3) Minat Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat. 4) Kebutuhan yang searah Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.
18
5) Pengalaman dan ingatan Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas. 6) Suasana hati Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat. b. Faktor ekstenal Faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari lingkungan dan obyek-obyek yang terlibat di dalamnya. Elemenelemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia
sekitarnya
dan
mempengaruhi
bagaimana
seseorang
merasakannya atau menerimannya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah: 1) Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus Faktor ini menyatakan bahwa semakin besarnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.
19
2) Warna dari obyek-obyek Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih benyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived)dibandingkan dengan yang sedikit 3) Keunikan dan kekontrasan stimulus Stimulus luar yang penampilannya dengan latar belakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian. 4) Intensitas dan kekuatan dari stimulus Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi. 5) Motion atau gerakan Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.11 C. Tata ruang dan perabot perpustakaan 1. Pengertian tata ruang perpustakaan Menurut
Bafadal,
tata
ruang
perpustakaan
khususnya
pada
perpustakaan sekolah adalah penataan atau penyusunan segala fasilitas
11
Hasminee Uma, “Persepsi: Pengertian, Definisi, dan Faktor yang Mempengaruhi,” diakses 29 Januari 2015, m.kompasiana.com/post/read/600802/1/persepsi-pengertian-definisi-dan-faktor-yangmemepengaruhi.html.
20
perpustakaan sekolah di ruang atau gedung yang tersedia dengan tujuan untuk memperlancar proses perkerjaan-pekerjaan yang sedang dikerjakan oleh petugas perpustakaan sekolah, dan untuk menciptakan suasana yang menyenangkan bagi murid-murid, guru-guru, dan pengunjung lainnya.12 Sedangkan menurut Prawit M. Yusuf dan Yaya Suhendar menyatakan bahwa yang dimaksud dengan tata ruang perpustakaan sekolah adalah pengaturan ruangan dan bagian-bagian yang berada di dalamnya seperti perabotan dan peralatan perpustakaan lainnya.13 Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tata ruang perpustakaan merupakan pengaturan ruang dan perabot dalam gedung atau ruangan perpustakaan dengan tujuan untuk menciptakan kelancaran proses dalam kegiatan perpustakaan sehingga menimbulkan rasa nyaman bagi pemustaka. 2. Perencanaan dalam penataan ruang perpustakaan Agar menghasilkan penataan ruang perpustakaan yang optimal serta dapat menunjang kelancaran tugas perpustakaan sebagai lembaga pemberi jasa, sebaiknya pustakawan perlu memperhatikan hal berikut ini:
12
Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), 163. Yusuf M Pawit dan Yaya Suhendar, Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Kencana, 2007), 96. 13
21
a. Aspek Penataan Ruang Perpustakaan 1) Aspek fungsional Penataan ruang harus mampu mendukung kinerja perpustakaan secara keseluruhan baik bagi petugas perpustakaan maupun bagi pemakai perpustakaan. Penataan yang fungsional dapat tercipta jika antar ruangan mempunyai hubungan yang fungsional dan arus barang (bahan pustaka) dan peralatan lainnya serta arus dan pergerakan pemakai perpustakaan dapat mengalir dengan lancar. Antar ruang saling mendukung sehingga betul-betul tercipta penataan ruang secara optimal. Kesan antar ruang yang saling mendukung tidak akan tercipta jika alur antara ruangan tersebut putus yang disebabkan oleh penempatan bagian titik layanan dan titik kegiatan tidak singkron dengan pergerakan arus buku (bahan pustaka) ataupun arus pengguna, sebagai kosekuensi dari kegiatan perpustakaan. 2)
Aspek psikologis pengguna Penataan ruangan isa mempengaruhi aspek psikologis pengguna perpustakaan. Dilihat dari aspek ini tujuan penataan ruangan adalah agar pengguna perpustakaan bisa nyaman, leluasa bergerak di perpustakaan, dan merasa tenang. Kondisi ini dapat diciptakan melalui penataan ruangan yang harmonis dan serasi, termasuk dalam
22
hal penataan perabot perpustakaan. Pilihan warna dinding jug dapat mempengaruhi rasa tenang. 3)
Aspek estetika Keindahan penataan ruangan salah satunya bisa melalui penataan ruang dan perabot yang digunakan. Penataan ruangan yang serasi, bersih dan tenang bisa mempengaruhi kenyamanan pengguna perpustakaan untuk berlama-lama berada di perpustakaan.
4)
Aspek keamanan bahan pustaka Dalam kaitan dengan penataan ruangan, keamanan bahan pustaka bisa dikelompokan dalam 2 bagian. Pertama faktor keamanan bahan pustaka dari akibat kerusakan secara alamiah, dan kedua adalah faktor kerusakan/kehilangan bahan pustaka karena faktor manusia. Penataan ruang perpustakaan harus memperhatikan kedua faktor tersebut. Hindari masuknya matahari secara langsung dengan intensitas cahaya yang tinggi, apalagi bila sampai mengenai koleksi perpustakaan. Demikian juga penataan ruang yang fungsional mampu menciptakan pengawasan terhadap keamanan koleksi perpustakaan secara tidak langsung dari kerusakan faktor manusia. Bukan berarti disini perpustakaan menciptakan situasi dimana pengguna harus diawasi terus menerus, akan tetapi pengawasan secara tidak langsung melalui penataan ruangan yang fungsional
23
harus tetap memberikan kesan bahwa perpustakaan merupakan tempat ramah bagi siapa saja yang mengunjunginya.14 b. Lokasi dan Ruang. Kendati tidak ada ukuran universal untuk fasilitas perpustakaan, namun merupakan sesuatu yang bermanfaat dan membantu jika kita memiliki formula sebagai dasar dalam menghitung perencanaan, agar setiap perpustakaan yang didisain memenuhi kebutuhan sekolah dengan cara paling efektif. Pertimbangan berikut ini perlu disertakan dalam proses perencanaan ruang perpustakaan : 1) lokasi terpusat atau sentral 2) akses dan kedekatan, dekat semua kawasan pengajaran 3) faktor kebisingan, paling sedikit di perpustakaan tersedia beberapa bagian yang bebas dari kebisingan dari luar
4) pencahayaan yang baik dan cukup, baik lewat jendela maupun lampu penerangan
5) suhu ruangan yang tepat (misalnya, adanya pengatur suhu ruangan ataupun ventilasi yang mencukupi) untuk menjamin kondisi bekerja yang baik sepanjang tahun di samping preservasi koleksi
6) disain yang sesuai guna memenuhi kebutuhan penderita cacad fisik 7) ukuran ruang yang cukup untuk penempatan koleksi buku, fiksi dan non-fiksi, buku sampul tebal maupun tipis, suratkabar dan majalah, 14
Yusuf M Pawit dan Yaya Suhendar, Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Kencana, 2007), 234.
24
sumber non-cetak serta penyimpanannya, ruang belajar, ruang baca, komputer meja, ruang pameran, ruang kerja tenaga dan meja perpustakaan
8) fleksibitas untuk memungkinkan keserbaragaman kegiatan serta perubahan kurikulum dan teknologi pada masa mendatang.15
Daftar
berbagai
dipertimbangkan
ruangan ketika
berbeda-beda
merencanakan
berikut
sebuah
ini
layak
penataan
ruang
perpustakaan : 1) Kawasan ruang belajar dan riset untuk penempatan meja informasi, laci katalog, katalog terpasang, meja belajar dan riset, koleksi referensi dan dasar. 2) Kawasan ruang baca informal untuk buku dan majalah yang mendorong literasi, pembelajaran sepanjang hayat, dan membaca untuk keceriaan. 3) Kawasan ruang instruksional dengan kursi yang disusun untuk kelompok kecil, kelompok besar dan instruksional formal seluruh kelas, “dinding pengajaran”, dengan kawasan teknologi pengajaran dan pameran yang sesuai.
15
IFLA/UNESCO, “Pedoman Perpustakaan Sekolah,” diakses 29 Januari 2015, http://www. ifla.org/VII/s11/pubs/s chool-guidelines.html.
25
4) Kawasan ruang proyek kelompok dan produksi untuk kerja fungsional dan pertemuan perorangan, kelompok maupun kelas, serta fasilitas untuk produksi media. 5) Kawasan ruang administrasi untuk meja sirkulasi, ruang kantor, kawasan
untuk
memproses
materi
media
perpustakaan,
penyimpanan peralatan pandang-dengar, dan kawasan materi serta alat tulis kantor.16 Desain perpustakaan sekolah memainkan peran utama menyangkut bagaimana perpustakaan melayani sekolah. Ruang perpustakaan yang tertata dengan baik akan memberikan kenyamanan dan kepuasan bagi penggunanya sehingga akan menimbulkan minat untuk selalu berkunjung dan memanfaatkan layanan perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar mereka.17 Perpustakaan sekolah hendaknya memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Rasa aman 2) Pencahayaan yang baik 3) Didisain untuk mengakomodasi perabotan yang kokoh, tahan lama dan fungsional, serta memenuhi peryaratan ruang, aktivitas dan pengguna perpustakaan 16
Ibid. Genie Greindypuri, Wina Erwina, dan Asep Saeful Rohman, “Tanggapan Pengguna Tentang Tata Ruang Perpustakaan SMA Negeri 14 Bandung,” diakses 15 Maret 2017, download.portal garuda.o rg/article.php?article=103623&val=1378. 17
26
4) Didisain untuk mengakomodasi perubahan pada program sekolah, program pengajaran, serta perkembangan teknologi audio, video dan data yang muncul. 5) Didisain untuk memungkinkan penggunaan, pemeliharaan serta pengamanan yang sesuai menyangkut perabotan, peralatan, alat tulis kantor dan materi. 6) Dirancang dan dikelola untuk menyediakan akses yang cepat dan tepat waktu keaneka ragam koleksi sumber daya yang terorganisasi. dirancang dan dikelola sehingga secara estetis pengguna tertarik dan kondusif dalam hiburan serta pembelajaran, dengan panduan dan tanda-tanda yang jelas dan menarik.18 Menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Bidang Perpustakaan Sekolah dan Perguruan Tinggi Tahun 2011, perpustakaan menyediakan gedung/ruang yang cukup untuk koleksi, staf dan pemustakanya dengan ketentuan bila 3 sampai 6 rombongan belajar seluas 112 M², 7 sampai 12 rombongan belajar seluas 168 M², 13 sampai 18 rombongan belajar seluas 224 M², 19 sampai 27 rombongan belajar seluas 280 M². Lebar minimal ruang perpustakaan 5 M². Adapun pembagian persentase yang diberikan untuk ruang-ruang tersebut alokasinya sebagai berikut: 1) Area untuk koleksi 45% dari ruang yang tersedia 2) Area untuk pemustaka 25% dari ruang yang tersedia 18
IFLA/UNESCO, “Pedoman Perpustakaan Sekolah.”
27
3) Area untuk staf 15% dari ruang yang tersedia 4) Area untuk keperluan lain 15% dari ruang yang tersedia.19 Ketentuan ruang perpustakaan dapat dilihat dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 24 Tahun 2007 mengenai sarana dan prasarana di sekolah, ketentuan tersebut antara lain: 1)
Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan peserta didik dan guru memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengan membaca, mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas mengelola perpustakaan.
2)
Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan luas satu ruang kelas. Dengan lebar minimum ruang perpustakaan adalah 5m.
3)
Ruang perpustakaan
dilengkapi
jendela
untuk
memberikan
pencahayaan yang memadai untuk membaca buku. 4)
Ruang perpustakaan dilengkapi sarana dan prasarana.20
Kesimpulan dari penulis mengenai perencanaan dalam penataan ruang perpustakaan adalah bahwa perpustakaan perlu memperhatikan beberapa aspek penataan ruang perpustakaan yakni aspek fungsional, aspek psikologis pengguna, aspek estetika dan aspek keamanan bahan perpustakaan, juga memperhatikan lokasi dan luas sebuah ruang perpustakaan Agar menghasilkan penataan ruang perpustakaan yang 19
RI, “Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Bidang Perpustakaan Sekolah dan Perguruan Tinggi Tahun 2011.” 20 Departemen Pendidikan Nasional RI, “Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah/Madrasah” (Jakarta, 2007).
28
optimal serta dapat menunjang kelancaran tugas perpustakaan sebagai lembaga pemberi jasa. Dengan adanya standar dan teori mengenai tata ruang, sangatlah berguna bagi pengelola perpustakaan dalam merancang sebuah penataan ruang perpustakaan. 3. Manajemen Tata Ruang Tata ruang perpustakaan adalah salah satu cara untuk menciptakan suasana kondusif
dan
menyenangkan
dalam
perpustakaan
dengan
upaya
penyusunan perabot dan perlengkapan perpustakaan pada tata letak dan susunan yang tepat serta pengaturan tempat keja sehingga memberi kepuasan kerja para pustakawan dan pengguna perpustakaan secara efisien dan efektif disebuah perpustakaan.21 Manajemen tata ruang yang digunakan dalam penataan ruang berguna untuk mengetahui bagaimana penempatan layanan tersebut diatur, sehingga memperlihatkan pola rangkaian kerja dan pengawasan yang sebaik-baiknya demi keamanan koleksi. Pola tata ruang penataan ruang tersebut, antara lain: a. Tata sekat Cara pengaturan ruang dimana koleksi diletakkan terpisah (memakai sekat) dengan runag baca. Tata sekat biasanya digunakan oleh perpustakaan yang menganut sistem pelayanan tertutup (closed access). Dalam sistem tata ruang seperti ini pemustaka tidak diperkenankan masuk ke dalam ruang koleksi. Koleksi yang diperlukan pemustaka 21
Muhammad Azwar dan Agung Nugraha Rusli, “Manajemen Tata Ruang Perpustakaan Pesantren Madani Alauddin Pao-Pao Makassar,” AL-MAKTABAH 15, no. 1 (2017): 59.
29
akan diambilkan oleh petugas/ pustakawan, begitu pula koleksi yang dikembalikan akan disimpan oleh petugas/ pustakawan. b. Tata parak Penempatan atau pengaturan ruang yang menempatkan koleksi secara terpisah dengan ruang baca atau dalam ruangan lain, namun tetap dalam satu unit. Biasanya tata ini digunakan oleh sistem pelayanan terbuka (open access). Pengaturan tata ruang tersebut bisa berbeda ruangan, namun masih dalam satu unit tetapi bisa hanya dalam satu ruangan saja. c. Tata baur Penataan ruang perpustakaan dimana ruang koleksi menjadi satu ruangan dengan ruang baca. Dengan tujuan pemustaka lebih mudah mengembalikan koleksi tersebut ketempatnya semula. Biasanya sistem yang digunakan dalam tata baur adalah sistem pelayanan terbuka (open access).22 Berdasarkan penjabaran di atas dapat dilihat bahwa penataan ruang perpustakaan dapat dipengaruhi oleh sistem pelayanan dan pola yang digunakan dalam tata ruang perpustakaan.
22
Abdul Rahman Saleh dan Rita Komalasari, Manajemen Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), 31.
30
4. Perabot Perpustakaan Menurut Kosasih, Perabot perpustakaan adalah sarana pendukung atau perlengkapan perpustakaan sekolah yang digunakan perpustakaan. Agar dapat optimal dibutuhkan perabot perpustakaan antara lain: a. Meja dan kursi sirkulasi yang memiliki desian khusus, biasanya disesuaikan dengan aktivitas di sirkulasi dan kebutuhan perlengkapan untuk mendukung layanan sirkulasi. b. Meja dan kursi baca sangat dibutuhkan oleh perpustakaan dengan pemilihan jenis disesuaikan dari luas ruangan perpustakaan. c. Meja dan kursi kerja. Tidak begitu banyak dibutuhkan oleh perpustakaan, namun demikian meja kerja ini sangat penting. Segala aktivitas perpustakaan dikendalikan dari meja kerja. d. Meja atau rak atlas dan kamus yang dapat dimanfaatkan untuk menempatkan surat kabar yang dilengkapi dengan alat penjepit (stick). e. Lemari katalog atau disebut juga kabinet katalog yang digunakan untuk menyimpan kartu katalog. f. Lemari multi media yang digunakan untuk menyimpan koleksi dalam bentuk multi media seperti kaset, CD ROM, mikrofilm. g. Lemari arsip digunakan untuk arsip perpustakaan yang berupa data siswa yang menjadi anggota perpustakaan, data siswa yang meminjam koleksi perpustakaan dan data koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan sekolah.
31
h. Laci penitipan tas atau locker dapat dimanfaatkan untuk menitipkan tas, jaket dan barang yang tidak diperkenankan masuk ke dalam ruangan perpustakaan. i. Kereta buku biasanya sangat dibutuhkan di perpustakaan sekolah yang besar. Kegunaanya adalah untuk mengangkut buku-buku yang dikembalikan oleh siswa dari meja sirkulasi ke rak buku. j. Papan display adalah suatu papan yang dapat digunakan untuk memperlihatkan informasi buku baru.23 Sedangkan menurut Standar Nasional Perpustakaan Sekolah (SNP) Bidang Perpustakaan Sekolah dan Perguruan Tinggi Tahun 2011, perpustakaan menyediakan sarana sekurang-kurangnya meliputi: 1) Rak buku (15 buah) 2) Rak majalah (1 buah) 3) Rak surat Kabar (1 buah) 4) Meja baca (15 buah) 5) Kursi baca (30 buah) 6) Kursi kerja (3 buah) 7) Meja kerja (3 buah) 8) Lemari katalog (1 buah)
23
Aa Kosasih, “Tata ruang, perabot dan perlengkapan perpustakaan sekolah,” diakses 29 Januari 2015, library.um.ac.id/images/stories/ pustakawan/karsasih/tata%20ruang,%20perabot%20 dan%20perlengkapan.pdf.
32
9) Lemari (2 buah) 10) Papan pengumuman (1 buah) 11) Meja sirkulasi (1 buah) 12) Majalah dinding (1 buah) 13) Rak buku referensi (2 buah) 14) Perangkat
komputer
dan
mejanya
untuk
keperluan
administrasi (1 buah) 15) Perangkat komputer, meja dan fasilitas akses internet untuk keperluan pemustaka (2 buah) 16) Perangkat komputer, meja dan fasilitas katalog publik online untuk keperluan pemustaka (1 buah) 17) TV (1 buah) 18) Pemutar VCD/DVD (1 buah) 19) Tempat sampah (3 buah) 20) Jam dinding (2 buah).24 Untuk Perabot di perpustakaan, seperti rak, meja, dan kursi memiliki ukurannya masing-masing dan ukuran tersebut menetukan kenyamanan pemustaka. ukuran perabotan tersebut antara lain: a. Rak buku Rak buku perpustakaan biasanya terbuat dari kayu atau baja. Sebaiknya rak buku terbuka dari belakang dan tidak berpintu. 24
RI, “Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Bidang Perpustakaan Sekolah dan Perguruan Tinggi Tahun 2011.”
33
Ukuran rak buku, antara lain: tinggi: 200 cm, lebar: 100 cm, dalam: 21 cm (rak buku biasa), 25 cm (untuk rak buku referen, 30 cm (rak majalah) dan untuk papan yang paling bawah 10 cm dari lantai, tebal papan: 2 ½ cm. Jarak antara satu papan dengan yang lain untuk buku biasa 27 cm dan untuk buku-buku yang berukuran besar 37 cm. Pendapat lainnya, tinggi rak buku haruslah dalam batas normal pemustaka, untuk Indonesia tidak lebih dari pada 175 cm.25 b. Meja peminjaman Bentuk meja peminjaman tergantung dari besar ruangan dan letaknya dalam ruangan. Untuk ruangan yang kecil, sebaiknya meja yang digunakan berbentuk “L”, sedangkan jika ruangannya cukup besar, dapat menggunakan meja yang berbentuk “U”. Ukuran meja peminjaman, yaitu tinggi: 100 cm, ukuran ini digunakan agar pemustaka sambil tegak berdiri di muka meja. Untuk lebarnya 60 dan 70 cm, agar petugas/ pustakawan yang duduk dibelakang meja dapat memberikan/ mengambil buku dengan mudah. c. Katalog berlaci Katalog berlaci adalah tempat penyimpanan kartu-kartu katalog. Ukuran laci dibuat 1 cm lebih besar dari ukuran kartu yang dipakai, untuk tinggi catalog berlaci, yaitu 135 cm, lebar 45 cm dan untuk kaki katalog berlaci tingginya adalah 50 cm. 25
Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1991), 304.
34
d. Kursi dan meja Meja baca untuk empat orang pemustaka berukuran 100 cm x 150 cm. Untuk meja bundar, garis tengahnya adalah 120 cm dan tingginya 75 cm. Kursi dengan tinggi 45 cm sudah memenuhi syarat.26 Untuk pengaturan penataan letak perabotan perpustakaan, antara lain: a. Rak buku Penempatan rak buku harus memperhatikan keadaan cahaya dan pertukaran udara. Bagian muka rak harus menghadap cahaya matahari atau lampu. Rak-rak buku harusnya di letak kan pada ruangan yang pertukaran udaranya baik atau tidak lembab. Jarak antara rak yang satu dengan yang lain harus diatur sesuai dengan kebutuhan. b. Meja baca Dalam menempatkan meja baca harus berada ditempat yang terang dan berudara segar dan sejuk. Jarak antara satu meja dengan meja lainnya juga diatur menurut kebutuhan. c. Meja sirkulasi Dalam meletakkan meja sirkulasi harus dapat mengawasi secara menyeluruh
26
2000), 11.
orang-orang
yang keluar
masuk
perpustakaan.
Rusiana Sjahrial Pamuntjak, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan (Jakarta: Djambatan,
35
Diusahakan pula posisinya berada dimana petugas yang di belakang meja dapat melihat keadaan di ruang baca dan ruang koleksi. d. Lemari penitipan barang (locker) Lemari penitipan barang atau tas berada di ruang pelayanan dekat pintu masuk/ keluar tetapi sebelum meja sirkulasi. e. Lemari katalog Lemari katalog yang berisi kartu berada di ruang pelayanan. Posisinya di jalur masuk menuju ruang koleksi. f. Rak peragaan (display) Rak ini ditempatkan di ruang pelayanan. Biasanya ditempatkan di teras depan bagian luar dekat pintu masuk. Rak ini harus mudah dilihat secara dekat oleh pemustaka. g. Papan pengumuman Papan pengumuman ini digantungkan di dinding atau berada di ruang pelayanan atau di teras depan dekat pintu masuk perpustakaan yang mudah dilihat secara dekat.27 Dari beberapa penjelasan mengenai perabotan perpustakaan diatas, penulis berkesimpulan bahwa perpustakaan sekolah wajib memiliki perabotan yang sesuai standar atau teori perabotan perpustakaan, memperhatikan ukuran perabotan dan pengaturan penataan letak perabotan guna memperlancar kegiatan perpustakaan baik dalam melancarkan 27
Kosam Rimbarawa, Gedung, Tata Ruang, Perabot dan Peralatan Perpustakaan (Jakarta: Hakaeser, 2013), 32.
36
pemenuhan kebutuhan pemustaka itu sendiri, juga dalam melayani pemustaka agar kebutuhan kebutuhan informasi mereka terpenuhi dengan baik. 4. Sistem Pencahayaan Pencahayaan menjadi salah satu unsur utama dalam menciptakan suasana nyaman dalam ruang. Kondisi pencahayaan perlu menjadi pertimbangan
dalam
memberikan
kenyamanan
bagi
pengguna
perpustakaan, pencahayaan yang memadai sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan membaca buku, majalah serta memanfaatkan koleksi lainnya. Dalam pencahayaan/penerangan berasal dari dua sumber cahaya, yaitu sumber cahaya alami (natural lighting) dan sumber cahaya buatan (artifical lighting). Sumber cahaya alami (natural lighting) didapatkan dari sinar matahari, sinar bulan, sinar api dan sumber dari alam, sedangkan untuk sumber cahaya buatan (artifical lighting) didapatkan dari cahaya lampu.28 Pencahayaan dengan sumber cahaya alami (natural lighting) sangat baik untuk kesehatan dibandingkan dengan menggunakan sumber cahaya buatan (artifical lighting).29 Karena jika menggunakan sumber cahaya buatan (artifical lighting) akan lebih melelahkan mata seseorang ketika sedang membaca. Selain itu, jika menggunakan sumber cahaya alami 28
Wanda Listiani dan Novalinda, “Desain Ruang Perpustakaan,” diakses 29 Januari 2015, www.pnri.go.id /ifileDownload.aspx?ID= Attachment%5CMajalahOnline%5DESAIN%20R UANG%20PERPUSTAKAAN.pdf. 29 Ibid.
37
(natural lighting) akan lebih menghemat pengeluaran perpustakaan dari pada dengan menggunakan lampu listrik.30 Namun dalam pencahayaan alami sebaiknya tidak langsung mengenai buku karena dapat mengubah warna dan komposisi kertas sehingga mempercepat proses kerusakan buku.31 Tingkat pengkondisian intensitas cahaya yang baik pada ruang perpustakaan adalah sebagai berikut:32 Tabel 2.1 Pengaturan pencahayaan ruang Intensitas Nama Ruang Cahaya
30
Area baca (majalah dan surat kabar)
200 lumen
Meja baca (ruang baca umum)
400 lumen
Meja baca (ruang baca rujukan)
600 lumen
Area sirkulasi
600 lumen
Area pengolahan
400 lumen
Area akses tertutup
100 lumen
Area koleksi buku
200 lumen
Rusiana Sjahrial Pamuntjak, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan (Jakarta: Djambatan,
2000), 10. 31
Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1991), 311. 32 RI, “Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Bidang Perpustakaan Sekolah dan Perguruan Tinggi Tahun 2011.”
38
Area kerja
400 lumen
Area pandang dengar
100 lumen
Dari beberapa pernyataan diatas, penulis berkesimpulan bahwa pencahayaan di dalam ruang perpustakaan sangat mempengaruhi kenyamanan pemustaka dan mempengaruhi koleksi perpustakaan. Oleh karena itu perlu adanya pengkondisian pencahayaan yang baik dan sesuai agar menimbulkan kenyamanan bagi pemustaka dan untuk koleksi sebaiknya tidak terpapar langsung oleh pencahayaan alami (matahari) karena dapat mempercepat proses kerusakan buku. 5. Sirkulasi Udara, suhu dan kelembaban Penataan ruang perpustakaan harus dapat memungkinkan kondisi pengudaraan yang baik, kondisi pengudaraan yang baik sangat diharapkan pada sebagian besar ruang perpustakaan. Untuk itu maka penempatan perabot dalam ruangan perlu dipertimbangkan agar tidak menghalagi aliran angin dalam ruangan. Tidak adanya pertukaran udara, antara udara luar dengan udara di dalam ruangan menyebabkan ruangan terasa pengap. Sebagai antisipasi dari kepengapan tersebut adalah digunakannya alat Bantu AC (air conditioner), ventilasi atau penempatan jendela pada dinding ruang perpustakaan.33
33
Listiani dan Novalinda, “Desain Ruang Perpustakaan.”
39
Pencahayaan/ penerangan yang baik ditambah dengan sirkulasi udara yang baik, akan membawa keuntungan berkurangnya gangguan-gangguan binatang serangga dan juga mencegah cendawan pada buku. Jika membiarkan perpustakaan terlalu terbuka, hal ini akan membuat debu yang masuk banyak. Buku yang berdebu adalah sasaran yang baik bagi binatang serangga. Gedung yang tua dengan udara yang dingin dan lembab akan menyebabkan buku-buku bercendawan dan lapuk. Pemasangan AC (air conditioning) akan sangat bermanfaat untuk menjaga suhu dan kelembaban dalam ruangan dan mencegah gangguan serangga dan cendawan.34 Tingkat pengkondisian suhu dan kelembaban pada ruang perpustakaan yang baik adalah sebagai berikut:35 a. Temperatur Tingkat pengkondisian suhu yang baik pada ruang perpustakaan berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan sekolah: Tabel 2.2 Pengaturan Temperatur Ruang Nama Ruang
Temperatur (ºcelcius)
Area baca pemustaka, area 20º – 25ºcelcius koleksi dan ruang kerja
34
Pamuntjak, 2000. RI, “Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Bidang Perpustakaan Sekolah dan Perguruan Tinggi Tahun 2011.” 35
40
b. Kelembaban Tingkat pengkondisian kelembaban yang baik ruang perpustakaan berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan sekolah: Tabel 2.3 Pengaturan Kelembaban Ruang Nama Ruang
Kelembaban (%)
Ruang koleksi buku
45 – 55%
Ruang koleksi microfilm
20 – 21%
Dari beberapa pernyataan diatas, penulis berkesimpulan bahwa suhu dan kelembaban dipengaruhi oleh sistem sirkulasi udara, oleh karena itu perlu adanya alat Bantu AC (air conditioner) untuk menjaga kondisi temperatur dan kelembaban ruang perpustakaan tetap stabil sehingga ruang tidak terasa pengap dan koleksi terjamin keawetannya. 6. Pewarnaan Warna tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari, melalui warna kita mampu mengekspresikan diri bahkan bisa menciptakan karakter misalnya pada sebuah ruangan, dengan warna kita dapat memunculkan suasana yang terang, cerah, dan nyaman. Dalam hal ini penggunaan warna sangat berpengaruh dalam emosi pengguna di perpustakaan. Suatu contoh untuk pewarnaan di dalam ruang tanpa suara (silent room) dimana pengguna memerlukan tingkat kenyamanan yang tinggi, pustakawan bisa
41
mengakali warna ruangan dengan menggunakan warna yang lembut, entah itu warna biru langit maupun hijau tosca sehingga menimbulkan rasa damai dan tentram.36 Keserasian antara pewarnaan lantai, tembok dan langit-langit akan memberikan kesan yang berbeda untuk setiap warnanya, ada warna yang dapat memberikan kesan dingin, panas dan ceria dan tentunya dapat mempengaruhi suasana hati.37 Tujuan pewarnaan ruang tidak hanya terbatas untuk sekedar menyenangkan mata saja, tetapi mempunyai tujuan lain,
misalnya
untuk
peningkatan
efisiensi
kerja,
penyembuhan,
menciptakan suasana yang menyenangkan dan menarik dan mengurangi kelelahan, berikut ini adalah karakteristik warna serta maknanya: a. Merah Memiliki karakter membangkitkan energi, aktif, agresif, hangat, komunikatif, aktif, optimis, antusias, dan bersemangat. Warna merah berkaitan dengan ambisi dan memberi kesan sensual, mewah, berkemauan keras, dan penuh semangat. Terlalu banyak warna merah bisa merangsang kemarahan dan agresivitas.
36
Dimas Yanuar, “Pengaruh Warna Pada Tata Ruang dan Layout Perpustakaan,” diakses 29 Januari 2015, dimas-yanuar-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_deTail-77764tugaspengaruh%20warna %20pada%20ruang%20dan%20Layout%20perpustakaan%20.html. 37 Vika Riesmaya, “Dimensi Kualitas Ruang Perpustakaan,” RUANG PERPUSTAKAAN 1 (2013), journal.unair.ac.id/filerPDF/ jurnal%20vika%20Rismaya.pdf.
42
b. Oranye Sifat atau karakter oranye hampir memiliki kesamaan dengan warna merah. Warna ini melambangkan sosialisasi, kekuatan, percaya diri, membangkitkan semangat, vitalitas dan kreativitas. Menimbulkan perasaan positif, senang, gembira, bisa mengurangi perasaan tertekan, tetapi bila berlebihan dapat merangsang prilaku hiperaktif. c. Kuning Warna yang sifatnya menonjol, cerah, membangkitkan energi, komunikatif dan merangsang kemampuan berfikir serta memberi kesan semangat untuk maju dan toleransi tinggi. Pengaruh warna ini antara lain riang, dermawan, dan sukses. Penggunaan yang kurang tepat justru akan menimbulkan kesan menakutkan. d. Biru Memberikan kesan perasaan yang mendalam, meimbulkan perasaan tenang dan dingin, melahirkan perasaan sejuk, memberi kenyamanan dan perlindungan. Selain itu warna biru juga memberikan pengaruh lemah lembut, bijaksana, cepat puas, pengasih dan penyayang, tidak mudah tersinggung dan banyak kawan. Warna biru kuat bisa merangsang kemampuan intuitif dan memudahkan mediasi. Namun terlalu banyak biru dapat menimbulkan kelesuan.
43
e. Hijau Warna yang melambangkan elestisitas keinginan, cenderung pasif, bertahan, mandiri, posesif, susah menerima pemikiran orang lain. Pengaruh dari warna ini antara lain teguh dan kokoh, mempertahankan miliknya, keras kepala dan berpendirian tetap. Nuansa hijau dapat meredakan stress, memberi rasa aman, dan perlindungan, tapi warna hijau juga dapat menimbulkan perasaan terperangkap. f. Coklat Coklat merupakan warna yang netral, natural, hangat, membumi dan stabil, menimbulkan kenyamanan. Warna yang bersifat akrab, menenangkan dan bisa mendorong komitmen, jika terlalu banyak memberi kesan berat dan kaku. g. Putih Sebuah warna yang melambangkan kemurnian, kepolosan, memberikan kesan perlindungan, ketentraman, kenyamanan dan memudahkan refleksi. Penggunaan warna putih yang berlebihan bisa menimbulkan perasaan dingin, steril, kaku dan terisolir. h. Ungu Warna ini berkesan sensual, feminism, antik, anggun dan hangat. Bersifat kurang teliti namun penuh harapan. Ungu yang gelap mampu menambah kekuatan intuisi, fantasi dan imajinasi, kreatif, sensitive, memberi inspirasi dan obsesi.
44
i. Abu-abu Bersifat netral dan serius. Menimbulkan perasaan damai, menciptakan keheningan dan kesan luas. Selain itu, warna ini juga terkesan dingin, kaku dan tidak komuniktif. j. Hitam Warna ini memiliki karakter yang kuat, penuh percaya diri, perlindungan, elegan, megah, dramatis dan misterius. Warna hitam juga melambangkan duka dan menimbulkan perasaan tertekan.38 Dari pernyataan diatas, penulis berkesimpulan bahwa warna memegang peranan
penting
dalam
menciptakan
kesan
pada
sebuah
ruang
perpustakaan, pewarnaan pada ruang pepustakaan sekolah harus dapat memberikan perasaan menyenangkan dan nyaman bagi pengguna. Untuk itu diperlukan berbagai pertimbangan dalam memilih dan menggunakan warna di ruang perpustakaan sekolah. D. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini penulis menggunakan kajian penelitian yang telah dilakukan penulis sebelumnya yaitu : 1. Penelitian dari IKA OCTAVIANI, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011, skripsi yang berjudul : “PANDANGAN PEMUSTAKA TERHADAP GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH TANGERANG”. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 38
Yanuar, “Pengaruh Warna Pada Tata Ruang dan Layout Perpustakaan.”
45
pendapat pemustaka terhadap lokasi, bentuk gedung dan kenyamanan di perpustakaan daerah kabupaten tangerang. Dan juga untuk mengetahui sejauh mana pertimbangan pemerintah setempat dalam perencanaan penentuan
lokasi gedung perpustakaan yang strategis dan baik untuk
penempatan perpustakaan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif data diperoleh melalui kajian pustaka, observasi, angket dan wawancara dengan narasumber yang dipercaya dan mengerti juga memahami objek yang dikaji. Persamaan dari penelitian skripsi ini pada penelitian penulis adalah menggunakan metode yang sama yaitu metode kuantitatif, juga pembahasan yang sama mengenai kenyamanan. perbedaannya adalah penelitian diatas membahas tentang gedung perpustakaan sedangkan penelitian penulis membahas tentang tata ruang dan perabot perpustakaan, jenis perpustakaan yang diteliti penelitian skripsi ini adalah perpustakaan umum daerah sedangkan penelitian penulis adalah perpustakaan sekolah. 2. Penelitian dari ANANDA RASULIA WIRAWAN, Universitas Indonesia Depok 2010, skripsi yang berjudul : “PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP TATA RUANG PERPUSTAKAAN SEKOLAH : STUDI KASUS PADA PERPUSTAKAAN SMAN 47 JAKARTA SELATAN”. Penelitian ini bertujuan untuk memahami persepsi pemustaka terhadap tata ruang pada perpustakaan SMAN 47 Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Masalah yang ada dalam penelitian ini
46
adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi pemustaka, yang terdiri dari kepala sekolah, pembina perpustakaan, guru, staff perpustakaan dan siswa terhadap penerapan tata ruang pada perpustakaan setelah direnovasi. Persamaan dari penelitian skripsi ini pada penelitian penulis adalah terletak pada
pembahasannya,
yaitu
mengenai
kenyamanan
tata
ruang.
Perbedaannya adalah penelitian skripsi ini menggunakan metode kualitatif sedangkan penelitian penulis mengunakan metode kuantitatif. 3. Penelitian dari SEPTIAN NURHAKIM, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013, skripsi yang berjudul “TINJAUAN TENTANG TATA RUANG PERPUSTAKAAN SMA NEGERI YANG BERSTATUS PLUS TINGKAT PROVINSI DI KOTAMADYA JAKARTA BARAT”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi Perpustakaan SMA Negeri Plus Tingkat Provinsi di Jakarta Barat dan untuk mengetahui apakah
perpustakaan
tersebut
sudah
sesuai
dengan
pedoman
penyelenggaraan perpustakaan sekolah yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional Tahun 2006. Persamaan dari penelitian skripsi ini pada penelitian penulis adalah menggunakan metode yang sama yaitu metode kuantitatif, jenis perpustakaan yang sama dan juga pembahasan yang sama mengenai Tata Ruang Perpustakaan. Perbedaannya terletak pada pembatasan masalah yaitu, penelitian skripsi ini dibatasi pada tata ruang Perpustakaan SMA Negeri Plus tingkat provinsi di wilayah Jakarta Barat yang dinilai secara
47
langsung oleh peneliti, sedangkan penelitian penulis dibatasi pada kenyamanan tata ruang dan perabot pada Perpustakaan sekolah SMAN 70 Jakarta dinilai dari responden yang berkunjung ke perpustakaan.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya. Metode deskriptif memungkinkan peneliti untuk memilih satu objek penelitian untuk dikaji secara mendalam.1 Dalam konteks penelitian ini, penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan analisa tingkat kenyamanan tata ruang dan perabot pada perpustakaan sekolah SMAN 70 Jakarta berdasarkan persepsi siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Kuantitiatif adalah analisis yang dilakukan terhadap angka, baik angka yang merupakan respresentasi dari suatu kuantita (kuantitas murni) maupun angka yang merupakan hasil dari konversi data kualitatif (yakni data kualitatif yang dikuntifikasikan)2.
1 2
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN Press, 1999), 60. Ibid, 92.
45
46
B. Sumber Data 1. Data Primer Data Primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung tanpa perantara.3 Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari kuesioner dan observasi di lapangan. 2. Data Sekunder, Data Sekunder
merupakan sumber data yang diambil secara tidak
langsung dari sumbernya.4 Data sekunder diperoleh dari dokumen, buku referensi, dan lain-lain. C. Variabel dan Indikator Variabel dan indikator dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: Variabel Bebas (X)
: Tata Ruang dan Perabot Perpustakaan
Sub Variabel (X1)
: Lokasi Ruang Perpustakaan
Indikator
: a. Kemudahan akses menuju perpustakaan b. jauh dari kebisingan
Sub Variabel (X2)
: Tata Ruang Perpustakaan
Indikator
: a. Penataan ruang pada area baca b. Penataan ruang pada area kerja c. Penataan ruang pada area koleksi d. Penataan pada ruang audio visual
3 4
Ibid, 86 Ibid, 87
47
e. Akses pintu masuk dan keluar perpustakaan f. Jarak antar tempat duduk Sub Variabel (X3)
: Perabot Perpustakaan
Indikator
: a. Jarak antara tempat duduk dan perabot b. Kondisi perabot c. Jumlah meja dan kursi d. Ketinggian meja dan kursi e. Penataan study carrel di area baca
Sub Variabel (X4)
: Penerangan
Indikator
: a. Penerangan ruangan pada area baca b. Penerangan ruangan pada area koleksi c. Penerangan pada ruang audio visual
Sub Variabel (X5)
: Pewarnaan
Indikator
: a. Penggunaan warna pada dinding b. Penggunaan warna pada perabot c. Penggunaan warna lantai d. Kombinasi warna dinding, lantai dan perabot
Sub Variabel (X6)
: Suhu, Kelembaban dan Sirkulasi Udara
Indikator
: a. Suhu di dalam ruang perpustakaan b. Kelembaban udara ruang perpustakaan c. Penggunaan AC (air conditioner)
48
D. Populasi dan Sampel Populasi atau “universe” adalah keseluruhan elemen yang akan dijelaskan oleh seorang peneliti di dalam penelitiannya5. Dalam penelitian ini yang menjadi Populasi dibatasi hanya siswa kelas X dan XI SMAN 70 Jakarta yang berjumlah 750 siswa, dengan pertimbangan kelas XII sedang fokus pada pelaksanaan ujian nasional. Sampel adalah wakil dari populasi.6 Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling kebetulan (Accidental sampling) , yaitu teknik pemilihan sampel tanpa memperhitungkan ciri-ciri populasi, siapa yang datang dan terjangkau oleh peneliti diambil sebagai sampel.7 Menurut Arikunto Suharsimi, mengenai sampel, bila populasi yang ada lebih dari 100 orang, maka dapat diambil 10% - 15% dari populasi yang ada.8 Maka dengan demikian peneliti mengambil 10% dari 750 siswa yang ada sehingga jumlah responden yaitu 75 siswa. E. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu :
5
Ibid, 72 Ibid, 72 7 Ibid, 182 8 Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), 107. 6
49
1. Observasi Metode penelitian yang pengambilan datanya bertumpu pada pengamatan langsung
terhadap
objek
penelitian.9
Observasi
bertujuan
untuk
mendeskripsikan keadaan yang dipelajari dan aktifitas-aktifitas yang tengah berlangsung. Kemudian hasil dari observasi tersebut dicatat menjadi suatu catatan observasi yang berisi deskripsi hal-hal yang diamati secara lengkap dengan keterangan tanggal dan waktu. Dalam penelitian ini, metode observasi digunakan untuk mengetahui tata ruang dan perabot pada perpustakaan SMAN 70 Jakarta. 2. Study Pustaka Data-data yang digunakan penulis adalah berasal dari sejumlah buku-buku, internet, artikel dan dokumen-dokumen lainnya. 3. Angket/kuesioner Angket merupakan serangkaian atau daftar pernyataan yang disusun secara sistematis, kemudian disebarkan untuk diisi oleh responden. Angket disebut pula dengan kuesioner atau dalam bahasa inggris disebut questionnaire (pertanyaan).10 Penyebaran angket berupa pertanyaanpertanyaan untuk mendapatkan data yang objektif dimana responden yang dimaksud adalah siswa pada SMAN 70 Jakarta. Kuesioner digunakan
9
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN Press, 1999), 63. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: komunikasi, ekonomi dan kebijakan publik serta ilmu-ilmu sosial lainnya (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), 123. 10
50
untuk menjawab masalah mengenai tingkat kenyamanan tata ruang dan perabot pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta berdasarkan persepsi siswa. F. Teknik Analisis Data Langkah dalam analisis data yang dilakukan sebagai berikut : 1. Editing Setelah seluruh data hasil kuesioner dan observasi terkumpul kemudian diperiksa apakah ada kekeliruan atau kekurangan dalam pengisiannya.
Kegiatan
ini
disebut
editing
yaitu
kegiatan
yang
dilaksanakan setelah penelitian selesai menghimpun data di lapangan. 2. Persentase data Setelah editing data-data kuesioner yang terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perhitunagan data-data kuesioner dengan menggunakan rumus persentase berikut: 𝐅
P = 𝐍 x 100 Keterangan : P : Persentase F : Frekuensi yang diambil N : Banyaknya individu (Number of case)
51
Setelah data diperoleh dan dihitung dengan menggunakan rumus persentase, maka untuk memudahkan penafsiran terhadap nilai presentase yang telah diolah, data dideskripsikan menggunakan parameter-parameter sebagai berikut: 0%
: tidak ada satupun
1 % - 25 %
: sebagian kecil
26 % - 49 %
: hampir setengahnya
50 %
: setengahnya
51 % - 75 %
: sebagian besar
76 % - 99 %
: hampir seluruhnya
100 %
: seluruhnya.11
3. Menganalisis Data dengan Menggunakan Skala Likert data yang telah dihitung persentasenya kemudian akan dianalisis dengan menggunakan skala likert. Skala likert paling sering digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi responden.12 Untuk menilai persepsi yang dinyatakan dengan kuesioner, setiap jawaban akan dinilai sebagai berikut: PERNYATAAN PERSEPSI SANGAT SETUJU
11
SKOR NILAI 5
Wasito Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian: Buku Pedoman Mahasiswa (Jakarta: Gramedia Pustaka, 1992), 11. 12 Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) (Bandung: Alfabeta, 2011), 136.
52
SETUJU
4
KURANG SETUJU
3
TIDAK SETUJU
2
SANGAT TIDAK SETUJU
1
Agar dapat mengetahui penilaian responden terhadap suatu objek, maka skor yang diperoleh tersebut dijumlahkan kemudian dicari skor rataratanya. Skor rata-rata adalah hasil dari penjumlahan dari skor pada setiap skala yang dikalikan dengan frekuensinya masing-masing. Kemudian hasil dari penjumlahan tadi dibagi dengan jumlah sampel atau total frakuensi. Perhitungan skor rata-rata dapat dituliskan dalam model matematika sebagai berikut:
𝑋=
Dimana:
[ S5 × F + S4 × F + S3 × F + S2 × F + S1 × F ] N
X
= Skor rata-rata
(S5… S1)
= Skor pada skala 5 sampai 1
F
= Frekuensi jawaban
N
= Jumlah sampel yang diolah atau total frekuensi
53
Skala di atas adalah skala ordinal, di mana skala ordinal memiliki keterbatasan analisa yang hanya menyatakan bahwa objek yang diteliti baik ataupun sangat baik.13 Agar analisa menjadi luas, maka skala ordinal dapat diubah menjadi skala interval yaitu menetukan skala-skala yang mempunyai jarak yang sama antar titik-titik yang berdekatan14. Skala interval diperlukan untuk menempatkan posisi responden dalam suatu objek penelitian apakah termasuk dalam kriteria nyaman, cukup nyaman, kurang nyaman, tidak nyaman, dan sangat tidak nyaman. Untuk menentukan skala interval yaitu dengan cara membagi selisih antar skor tertinggi dengan skor terendah dengan banyak skala, dibawah ini adalah rumusan dari skala interval.15 Skala Interval = { a (m-n) : b} Keterangan: a = jumlah atribut m = skor tertinggi n = skor terendah b
=
jumlah
skala
penilaian
yang
dibentuk/diterapkan 13
Ibid, 7 Ibid, 8 15 Bilson Simamora, Panduan Riset Prilaku Konsumen (Jakarta: Gramedia, 2004), 202. 14
ingin
54
Jika skala penilaian yang diterapkan berjumlah 5, dimana skor terendah adalah satu dan skor tertinggi lima, maka dapat dhitung sebagai berikut: Skala Interval = { 1 (5-1) : 5 } = 0,80 Jadi jarak setiap titik adalah 0,80 sehingga dapat diperoleh penilaian sebagai berikut: 1. Sangat Nyaman
4,24 – 5,04
2. Nyaman
3,43 – 4,23
3. Kurang nyaman
2,62 – 3,42
4. Tidak nyaman
1,81 – 2,61
5. Sangat tidak nyaman
1,00 – 1,80
Pengukuran skala interval pada skor diatas salam penerapannya pada analisa data untuk mengartikan persepsi siswa, maka hasil skor ratarata dapat dilihat pada skala interval lalu dari skala interval tersebut dapat diketahui seberapa besar tingkat kenyamanan tata ruang dan perabot pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta berdasarkan persepsi siswa.
55
G. Tempat dan Jadwal Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 70 Jakarta. Tempat penelitian beralamat di Jl. Bulungan No.1 Blok.C Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. 2. Jadwal Penelitian Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tahun
Tahun 2016 No
Jan 1
Pelaksanaan Bimbingan Skripsi
2
Penyusunan Skripsi
3
Observasi dan Wawancara
4
Menyebarkan Angket/ Kuesioner Kepada Responden
5
Analisis Data dan Pengolahan Data
6
2017
Jenis Kegiatan
Penyerahan Laporan Skripsi
7
Pengajuan Sidang
8
Sidang Skripsi
Feb
Mar
Jun
Jul Nov
Jan
Feb
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis menjabarkan profil Perpustakaan SMAN 70 Jakarta, dimulai dari sejarah berdirinya perpustakaan hingga koleksi yang dimiliki perpustakaan, serta menyajikan data yang disesuaikan dengan tujuan pertama dan kedua. Adapun hasil dari data penelitian didapatkan dengan dua metode pengumpulan data, yaitu observasi dan kuesioner/angket yang disebarkan kepada siswa kelas X dan XI SMAN 70 Jakarta. Untuk menjawab tujuan pertama, penulis menggunakan teknik observasi, yaitu dengan cara melakukan pengamatan atau meninjau langsung tempat yang menjadi objek penelitian. Sedangkan untuk menjawab tujuan kedua, penulis menggunakan teknik kuesioner/angket. Kuesioner/angket disebarkan kepada 75 siswa kelas X dan XI SMAN 70 Jakarta dimulai pada tanggal 19 November 2015. Penyebaran kuesioner dibantu oleh bapak sukroni selaku staf bidang kesiswaan. Setelah kuesioner/angket disebar, keseluruhan kuesioner/angket ditarik kembali dan diperiksa seluruhnya untuk dijadikan data penelitian. A. Profil Perpustakaan SMAN 70 Jakarta 1. Sejarah Berdirinya Perpustakaan Perpustakaan SMAN 70 Jakarta berdiri sejak tanggal 5 Oktober 1982. Pada awalnya, Perpustakaan SMAN 70 terdiri atas dua ruangan terpisah yaitu perpustakaan SMA 9 sebanyak 1 lokal dan Perpustakaan
56
57
SMAN 11 sebanyak 3 lokal dengan coordinator perpustakaan yang berbeda. Oleh karena itu, pada tahun 1987 dengan inisiatif kepala sekolah, perpustakaan disatukan menjadi satu ruangan yang lebih besar dengan koordinasi oleh satu orang. Ruang perpustakaan menjadi 4 lokal dengan rincian 1 lokal untuk buku paket dan 3 lokal untuk buku penunjang. Selama tahun 1982-2005, keberadaan perpustakaan masih kurang diprioritaskan oleh pihak sekolah. Hingga pada tahun 2006 setelah pergantian kepala sekolah, keberadaan perpustakaan mulai diperhatikan. Hal ini terlihat dari banyaknya pembenahan yang telah dilakukan, mulai dari perpindahan ruang perpustakaan, penambahan koleksi, penataan ruang yang nyaman hingga penggunaan terknologi informasi untuk memudahkan temu kembali informasi. Keberadaan Perpustakaan SMAN 70 diperkuat kembali dengan adanya Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Menengah Tinggi Kotamadya Jakarta Selatan Nomor 05 A tahun 2007 tentang keberadaan Perpustakaan SMAN 70 Jakarta. Perpustakaan SMAN 70 Jakarta telah mengikuti 3 kali perlombaan di berbagai tingkat pada tahun ajaran 2007-2008, dan meraih berbagai prestasi, seperti: 1. Juara I tingkat Jakarta Selatan tahun 2007 2. Juara I tingkat DKI Jakarta tahun 2007 3. Finalis tingkat Indomesia tahun 2007
58
4. Duta buku tahun 2007 tingkat Jakarta Selatan dan tingkat DKI Jakarta1. 2. Visi dan Misi Perpustakaan SMAN 70 Jakarta Sebagai sarana penunjang kegiatan belajar mengajar siswa dan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan, perpustakaan memilika visi dan misi, yaitu: Visi Menjadi pusat ilmu pengetahuan dan sains terdepan yang bertaraf internasional bagi warga sekolah DKI Jakarta. Misi 1. Menyediakan referensi buku dan IT yang lengkap dan terkini 2. Menerapkan manajemen perpustakaan yang mengacu pada standar ISO 9000 tahun 2000 3. Mengembangkan dan mengintensifkan hubungan perpustakaan sekolah dengan lembaga-lembaga pendidikan serta intansi lainnya yang telah memiliki reputasi nasional dan internasional. 4. Melaksanakan kegiatan membaca dan menulis secara optimal yang berorientasi pada pencapaian budaya baca2.
1 2
Lies Nuryani, Profil Perpustakaan SMAN 70 Jakarta. Lies Nuryani, Profil Perpustakaan SMAN 70 Jakarta.
59
3. Struktur Organisasi Perpustakaan SMAN 70 Jakarta Gambar 4.1 Sturktur Organisasi Perpustakaan SMAN 70 Jakarta
KEPALA SEKOLAH
KEPALA TATA USAHA
KOORDINATOR PERPUSTAKAAN
LAYANAN TEKNIS 1.Pengadaan Bahan 2.Pengolahan Bahan
LAYANAN PENGGUNA 1.Layanan Sirkulasi 2.Layanan Referensi 3.Layanan Pembaca
60
4. SDM Perpustakaan SMAN 70 Jakarta Perpustakaan SMAN 70 Jakarta didukung oleh SDM sebagai berikut3: Tabel 4.1 SDM Perpustakaan SMAN 70 Jakarta
Nama Lies Nuryani
Tugas
Pendidikan
Koordinator perpustakaan, dengan tugas: 1.Membuat program kerja Perpustakaan 2.Memonitor
pelaksanaan
penyelengaraan
Perpustakaan. 3.Mengaudit dana Perpustakaan S1 4.Menjalin kerjasama dengan penerbit dan perpustakaan lain. 5.Mengevaluasi pelaksanaan Perpustakaan 6.Membuat
laporan
pelaksanaan
Perpustakaan. Iva Raudatul
Bagian pengadaan bahan pustaka, pengolahan D3
Husnah
bahan pustaka dan bagian pelayanan.
Imas Halimatun
Bagian pengolahan bahan pustaka dan bagian D3
Sadiah
pelayanan.
Titin kartinah
bagian penyusunan dan perawatan bahan
3
Lies Nuryani, Profil Perpustakaan SMAN 70 Jakarta.
D3
61
pustaka. Dedy Supriadi
Membersihkan ruang perpustakaan dan ruang audiovisual dan Bertanggung jawab dalam SMK pengguanaan ruang audiovisual
5. Sistem Layanan Layanan di perpustakaan SMAN 70 Jakarta memakai sistem layanan terbuka (open acces), hal ini dimaksudkan agar pemustaka dapat mengakses langsung informasi dan koleksi yang dibutuhkan. Untuk memudahkan pencarian atau penelusuran koleksi di rak, petugas perpustakaan menyediakan komputer katalog atau OPAC (Online Public Acces Catalog) dengan mengunakan software GDL (Ganesa Digital Library). Selain
itu
untuk
memberikan
kepuasan
terhadap
pemustaka,
Perpustakaan SMAN 70 Jakarta memberikan layanan dalam mengunakan buku-buku maupun bahan pustaka lain. Jenis layanan yang tersedia, antara lain: a. Layanan baca b. Layanan sirkulasi c. Layanan Audiovisual
62
d. Layanan fotokopi, scan dan printer e. Layanan koleksi referensi f. Layanan internet dan multimedia g. Layanan bimbingan pemakai (user education)4 6. Koleksi Perpustakaan SMAN 70 Jakarta Koleksi Perpustakaan SMAN 70 Jakarta merupakan sekumpulan bahan pustaka (book material dan non-book material) yang terdiri dari: a. Referensi, yaitu al-Qur’an, ensiklopedi, kamus, bibliografi dan peta b. Buku pelajaran pokok c. Buku pelajaran pelengkap d. Karya tulis siswa dan kliping e. Majalah, yaitu Tempo, Trubus, Hai, Go Gril dan CHIP f. Koran, yaitu Kompas, Replubika dan Jakarta Post g. Tabloid, yaitu Bola, CV plus, Nova dan Otomotif h. Compack disk (CD), yaitu CD pembelajaran, CD film dan CD lagu i. Bola dunia (globe) dan alat peraga Koleksi perpustakaan SMAN 70 Jakarta memberikan kontribusi yang jelas terhadap proses belajar-mengajar yang baik dan menyenangkan. Oleh karena itu, koleksi perpustakaan harus dapat mencerminkan kebutuhan dan tuntutan para pemakai perpustakaan. Koleksi yang dimiliki perpustakaan
4
Lies Nuryani, Profil Perpustakaan SMAN 70 Jakarta..
63
SMAN 70 Jakarta periode 2015-2016 sebanyak 7.160 judul buku dan 28.629 eksemplar5. Tabel 4.2 Koleksi Perpustakaan SMAN 70 Jakarta periode 2015-2016 Tahun 2015-2016 Klasifikasi Judul
Eksemplar
Pengetahuan Umum
578
2.326
Filsafat
414
1.055
Agama
498
1.329
Ilmu Pengetahuan Sosial
510
2.227
Bahasa
630
2.674
Ilmu Pengetahuan Murni
800
5.694
Teknologi
563
2.515
Seni, Kreasi & Olahraga
590
906
Kesusastraan
883
2.723
483
2.663
Fiksi
1.198
4.517
Jumlah
7.160
28.629
Sejarah, Biografi & Ilmu Bumi
5
Laporan tahunan koleksi Perpustakaan SMAN 70 Jakarta.
64
B. Hasil Penelitian 1. Tata ruang dan perabot perpustakaan SMAN 70 Jakarta a. Lokasi, Luas dan Tata Ruang Lokasi Perpustakaan SMAN 70 Jakarta berada di lantai 2 gedung SMAN 70 Jakarta, tepatnya berada pada gedung kegiatan siswa yang bersebelahan dengan gedung untuk ruang kelas, lokasi perpustakaan tidak berada disudut gedung atau keberadaanya cukup terlihat sehingga mudah dijangkau oleh murid-murid sekolah tersebut. Untuk luas ruangan tergantung dari jenis layanan perpustakaan, jumlah pemustaka dan jumlah jenis koleksi perpustakaan. Perpustakaan SMA memerlukan ruang antara lain Ruang Koleksi, Ruang Referensi, Ruang Alat Pandang Dengar, Ruang Pengolahan, Ruang Layanan Sirkulasi, Ruang Administrasi, dan Ruang Tambahan lainnya. Perpustakaan SMAN 70 Jakarta adalah sebuah ruangan yang semua kegiatan perpustakaan sehari-hari dilaksanakan di ruang tersebut. Jadi tidak ada pembagian ruang-ruang, melainkan hanya area dimana ditempatkannya layanan perpustakaan tersebut. Tidak ada sekat pemisah, namun tiap areanya cukup terbagi dengan jelas. Area-area tersebut antara lain; area baca, area koleksi, area kerja/staff, area multimedia, dan area tambahan yakni ruang audiovisual dan gudang. Untuk luas perpustakaan, perpustakaan SMAN 70 memiliki luas ruangan yakni 361,2 m² dengan pembagian area/ruang perpustakaan
65
meliputi area baca, area koleksi, area kerja, area layanan multimedia dan area lainya yakni ruang audiovisual dan gudang. Berikut tabel luas dan pembagian area di perpustakaan SMAN 70 Jakarta: Tabel 4.3 Luas dan Ruang/Area Jenis Ruang/Area
Luas
Jumlah
Area Baca Area baca kelompok
5 m x 10,3 m = 51,5m²
Area baca individu (study 2 m x 9,6 m = 19,2m² carrel)
121,7 m²
Area baca lesehan
4 m x 10,4 m = 41,6 m²
Area layanan multimedia
2 m x 4,7 m = 9,4m² Area koleksi
Koleksi umum
9 m x 10,6 m = 95,4 m² 132,3 m²
Koleksi referensi
3 m x 12,3 m = 36,9 m² Area Kerja
Sirkulasi
2,6 m x 3 m =7,8 m²
Pengolahan
5 m x 5,6 m = 28 m²
Fotokopi, scan, print
2 m x 2,7 m = 5,4 m²
41,2 m²
Area lainya Ruang audiovisual
6 m x 9,6 m = 57,6 m²
Gudang
2,8 m x 3 m = 8,4 m²
66 m²
66
Luas Ruangan Perpustakaan 361,2 m² SMAN 70 Jakarta
Tata Ruang Perpustakaan SMAN 70 Jakarta mengunakan pola tata baur yakni penataan ruang perpustakaan dimana ruang koleksi menjadi satu ruangan dengan ruang baca. Pola ini cocok untuk Perpustakaan SMAN 70 Jakarta karena menerapkan sistem pelayanan terbuka (open access). b. Perabot dan Perlengkapan Perpustakaan Perabot
dan
perlengkapan
perpustakaan
adalah
sarana
pendukung atau perlengkapan perpustakaan sekolah yang digunakan perpustakaan untuk menunjang segala aktivitas di perpustakaan. Dalam Perpustakaan
menunjang SMAN
70
segala
aktivitas
di
Jakarta
menyediakan
perpustakaan, perabot
dan
perlengkapan sebagai berikut: Tabel 4.4 Perabot dan Perlengkapan Perpustakaan Jenis
Ukuran
Jumlah
Kondisi
11
Baik
12
Baik
T= 175cm, L=100 Rak koleksi single face cm, D= 25cm T= 175cm, L= Rak koleksi double face 100cm, D= 25cm
67
Rak Koran dan majalah
T= 85cm, L= 60cm
2
Baik
6
Baik
3
Baik
27
Baik
6
Baik
3
Baik
1
Tidak Terpakai
1
Baik
1
Baik
4
Baik
3
Baik
1
Baik
4
Baik
T= 125cm, L= Lemari referensi 100cm, D= 23 cm T= 75cm, L= Meja baca 255cm x 120cm Kursi baca
T= 45cm T= 60cm, L=
Study carrel 100cm x 150cm T= 75cm, L= Meja kerja 100cm x 45cm T= 10cm, L= Laci katalog 100cm x 75cm Komputer katalog
T= 75cm, L=
Meja sirkulasi 100cm x 45cm T= 175cm, L=100 Rak area kerja cm, D= 25cm Komputer kerja
T= 75cm, L=
Meja multimedia 200cm x 75cm Komputer untuk
-
68
pemustaka T= 175cm, L= Rak penitipan/loker
4
Baik
200cm, D= 40cm Televisi
-
1
Baik
Pemutar VCD/DVD
-
1
Baik
Tempat sampah
-
1
Baik
Jam dinding
-
2
Baik
AC
-
10
Baik
1
Baik
2
Baik
1
Baik
3
Baik
T= 200cm, L=100 Rak display cm, D= 25cm T= 45cm, Sofa L= 50cm x 40cm 4 m x 10,4 m = Karpet 41,6 m² T= 25cm, Meja baca kecil L= 75cm x 25cm Globe
-
3
Baik
Speaker
-
6
Baik
infocus
-
1
Baik
Layar
-
1
Baik
Kursi ruang audiovisual
-
24
Baik
69
c. Penerangan Penerangan alami (cahaya matahari) maupun penerangan buatan (cahaya lampu) harus sesuai dengan kebutuhan atau fungsi area pada perpustakaan. Sistem penerangan pada perpustakaan SMAN 70 Jakarta menggunakan penerangan buatan (cahaya lampu) yakni 38 lampu pijar dan 8 lampu TL/fluorescent. Penulis melakukan pengukuran intensitas cahaya pada tiap area dengan mengunakan alat ukur Beecam Light Meter, intensitas cahaya yang dihasilkan sebagai berikut: Tabel 4.5 Intensitas cahaya Area/ruang
Intensitas Cahaya
Area baca
525 lumen
Area koleksi
187,5 lumen
Area kerja
365,5 lumen
Ruang audiovisual
105,5 lumen
d. Pewarnaan Warna dapat diterapkan pada bagian ruang perpustakaan, yaitu dinding, lantai serta parabot yang ada dalam ruang. Pemilihan warna yang tepat dapat mempengaruhi intensitas terang dan dapat pula memberikan suasana ruang pada area tersebut.
70
Pada perpustakaan SMAN 70 Jakarta, warna dinding dan lantainya adalah putih, sedangkan untuk warna perabot antara lain adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Warna Perabot Jenis Perabot
Warna
Rak koleksi umum
Cokelat
Rak koleksi referensi
Cream
Lemari koleksi referensi
Cream
Meja baca
Cokelat
Kursi baca
Biru
Study carrel
Cokelat
Meja kerja
Hitam
Lemari pada area kerja
Hitam
Rak display
Cokelat
Rak majalah dan Koran
Cream
Sofa
Hijau
Karpet
Merah
Meja kecil
Cream
71
e. Suhu, kelembaban dan sirkulasi udara Suhu dan kelembaban dalam ruangan perpustakaan dipengaruhi oleh sirkulasi udara, oleh karena itu penataan ruang perpustakaan harus dapat memungkinkan kondisi pengudaraan yang baik, kondisi pengudaraan yang baik sangat diharapkan pada sebagian besar ruang perpustakaan. Tidak adanya pertukaran udara, antara udara luar dengan udara di dalam ruangan menyebabkan ruangan terasa pengap. Sebagai antisipasi dari kepengapan tersebut adalah digunakannya alat Bantu AC (air conditioner), ventilasi atau penempatan jendela pada dinding ruang perpustakaan. Pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta, sirkulasi udara mengunakan alat Bantu AC (air conditioner) yang berjumlah 10 buah yang kondisinya baik. Penempatan AC juga cukup baik karena tidak terhalang oleh perabot yang ada di dalam ruangan perpustakaan. Untuk temperatur suhu dan kelembaban penulis menggunakan alat humadity meter sebagai alat ukur untuk mengetahui suhu dan kelembaban pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta, dan suhu pada ruangan Perpustakaan SMAN 70 Jakarta adalah 23,7ºC dengan kelembaban sebesar 51,3%.
72
2. Persepsi Siswa Terhadap Tingkat Kenyamanan Tata Ruang dan Perabot di Perpustakaan SMAN 70 Jakarta a. Pertanyaan umum 1) Kunjungan pemustaka dalam satu semester Berikut tabel 4.5 untuk mengetahui frekuensi kunjungan pemustaka ke Perpustakaan SMAN 70 Jakarta dalam satu semester: Tabel 4.7 Kunjungan pemustaka dalam satu semester Jawaban
Frekuensi
Persentase
1-5 kali
6
8%
6-10 kali
21
28%
11-15 kali
44
58,7%
16-20 kali
-
0%
Setiap kali
4
5,3%
75
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.5 tentang pemustaka yang berkunjung ke Perpustakaan SMAN 70 Jakarta dalam satu semester, yaitu 6 siswa (8%) berkunjung ke Perpustakaan SMAN 70 Jakarta dalam satu semester sebanyak 1-5 kali, 21 siswa (28%) berkunjung ke Perpustakaan SMAN 70 Jakarta dalam satu semester sebanyak 6-10 kali, 44 siswa (58,7%) berkunjung ke Perpustakaan SMAN 70
73
Jakarta dalam satu semester sebanyak 11-15 kali, tidak ada siswa (0%) berkunjung ke Perpustakaan SMAN 70 Jakarta dalam satu semester sebanyak 16-20 kali, dan 4 siswa (5,3%) menyatakan setiap kali berkunjung ke Perpustakaan SMAN 70 Jakarta dalam satu semester. Jadi dapat disimpulkan bahwa frekuensi terbanyak yakni sebanyak 58,7% siswa mengatakan bahwa mereka berkunjung ke perpustakaan dalam satu semester yaitu 11-15 kali. 2) Tujuan pemustaka berkunjung Berikut tabel 4.6, menjabarkan tujuan pemustaka mengunjungi Perpustakaan SMAN 70 Jakarta: Tabel 4.8 Tujuan Pemustaka Berkunjung Jawaban
Frekuensi
Persentase
Mendiskusikan pelajaran
24
32%
Mengisi waktu luang
11
14,7%
Membaca koleksi
21
28%
Meminjam koleksi
13
17,3%
Lainnya
6
8%
75
100%
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui responden yang menjawab mendiskusikan pelajaran 24 siswa (32%), yang menjawab mengisi
74
waktu luang 11 siswa (14,7%), yang menjawab Membaca koleksi 21 siswa (28%), yang menjawab meminjam koleksi 13 siswa (17,3%), dan yang menjawab lainnya (menonton film/video, akses internet) sekitar 6 siswa (8%). Jadi dapat disimpulkan bahwa frekuensi terbanyak yakni sebanyak 32% siswa mengatakan bahwa tujuan mereka datang ke perpustakaan yaitu untuk mendiskusikan pelajaran. b. Analisa tingkat kenyamanan tata ruang dan perabot pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta 1) Lokasi ruang perpustakaan Berikut
ini
tabel-tabel
yang berkaitan
dengan
pernyataan
kenyamanan lokasi ruang Perpustakaan SMAN 70 Jakarta: Tabel 4.9 Lokasi ruang perpustakaan cukup strategis dan mudah dijangkau sehingga membuat anda nyaman dalam berkunjung Pernyataan
Bobot
Frekuensi
Skor
Persentase
Sangat tidak setuju
1
-
-
-
Tidak setuju
2
-
-
-
Kurang setuju
3
15
45
20%
Setuju
4
48
192
64%
Sangat setuju
5
12
60
16%
75
297
100%
Jumlah
75
X= 297/75 = 3,96 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju dan tidak setuju, responden yang menyatakan kurang setuju berjumlah 15 siswa (20%), menyatakan setuju berjumlah 48 siswa (64%), dan menyatakan sangat setuju berjumlah 12 siswa (16%). Nilai skor rata-rata yang ditunjukan tabel diatas adalah 3,96. Skor ini berada pada skala interval 3,43 – 4,23 (nyaman), yang menunjukkan bahwa kenyamanan responden terhadap lokasi ruang perpustakaan adalah nyaman. Tabel 4.10 Lokasi ruang perpustakaan berada ditempat yang tenang dan jauh dari kebisingan sehingga membuat anda nyaman Pernyataan
Bobot
Frekuensi
Skor
Persentase
Sangat tidak setuju
1
-
-
-
Tidak setuju
2
-
-
-
Kurang setuju
3
11
33
14,7%
Setuju
4
49
196
65,3%
Sangat setuju
5
15
75
20%
75
304
100%
Jumlah
X= 304/75 = 4,05
76
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju dan tidak setuju, responden yang menyatakan kurang setuju berjumlah 11 siswa (14,7%), menyatakan setuju berjumlah 49 siswa (65,3%), dan menyatakan sangat setuju berjumlah 15 siswa (20%). Nilai skor rata-rata yang ditunjukkan tabel diatas adalah 4,05. Skor ini berada pada skala interval 3,43 – 4,23 (nyaman), yang menunjukan bahwa kenyamanan responden terhadap lokasi perpustakaan berada di tempat yang tenang adalah nyaman. 2) Tata ruang perpustakaan Berikut
ini
tabel-tabel
yang berkaitan
dengan
pernyataan
kenyamanan tata ruang Perpustakaan SMAN 70 Jakarta: Tabel 4.11 Penataan ruang pada area baca dalam ruang perpustakaan tertata dengan baik sehingga membuat anda nyaman Pernyataan
Bobot
Frekuensi
Skor
Persentase
Sangat tidak setuju
1
-
-
-
Tidak setuju
2
-
-
-
Kurang setuju
3
11
33
14,7%
Setuju
4
51
204
68%
Sangat setuju
5
13
65
17,3%
75
302
100%
Jumlah
77
X= 302/75 = 4,10 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju dan tidak setuju, responden yang menyatakan kurang setuju berjumlah 11 siswa (14,7%), menyatakan setuju berjumlah 51 siswa (68%), dan menyatakan sangat setuju berjumlah 13 siswa (17,3%). Nilai skor rata-rata yang ditunjukkan tabel diatas adalah 4,10. Skor ini berada pada skala interval 3,43 – 4,23 (nyaman), yang menunjukkan bahwa kenyamanan responden terhadap penataan ruang pada area baca dalam ruang perpustakaan adalah nyaman. Tabel 4.12 Penataan ruang pada area kerja (layanan sirkulasi) dalam ruang perpustakaan tertata dengan baik sehingga membuat anda nyaman Pernyataan
Bobot
Frekuensi
Skor
Persentase
Sangat tidak setuju
1
-
-
-
Tidak setuju
2
1
2
1,3%
Kurang setuju
3
9
27
12%
Setuju
4
55
220
73,4%
Sangat setuju
5
10
50
13,3%
75
299
100%
Jumlah
X= 299/75 = 3,98
78
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang menyatakaan sangat tidak setuju, responden yang menyatakan tidak setuju berjumlah 1 siswa (1,3%), menyatakan kurang setuju berjumlah 9 siswa (12%), menyatakan setuju berjumlah 55 siswa (73,4%), dan menyatakan sangat setuju berjumlah 10 siswa (13,3%). Nilai skor rata-rata yang ditunjukkan tabel diatas adalah 3,98. Skor ini berada pada skala interval 3,43 – 4,23 (nyaman), yang menunjukkan bahwa kenyamanan responden terhadap penataan ruang pada area kerja (layanan sirkulasi) dalam ruang perpustakaan adalah nyaman. Tabel 4.13 Penataan ruang pada area koleksi dalam ruang perpustakaan tertata dengan baik sehingga membuat anda nyaman Pernyataan
Bobot
Frekuensi
Skor
Persentase
Sangat tidak setuju
1
-
-
-
Tidak setuju
2
-
-
-
Kurang setuju
3
8
24
10,6%
Setuju
4
58
232
77,4%
Sangat setuju
5
9
45
12%
75
301
100%
Jumlah
X= 301/75 = 4,01
79
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju dan tidak setuju, responden yang menyatakan kurang setuju berjumlah 8 siswa (10,6%), menyatakan setuju berjumlah 58 siswa (77,4%), dan menyatakan sangat setuju berjumlah 9 siswa (12%). Nilai skor rata-rata yang ditunjukkan tabel diatas adalah 4,01. Skor ini berada pada skala interval 3,43 – 4,23 (nyaman), yang menunjukkan bahwa kenyamanan responden terhadap penataan ruang pada area koleksi dalam ruang perpustakaan adalah nyaman. Tabel 4.14 Akses pintu untuk masuk dan keluar ruangan perpustakaan berfungsi dengan baik dan nyaman untuk dilewati Pernyataan
Bobot
Frekuensi
Skor
Persentase
Sangat tidak setuju
1
-
-
-
Tidak setuju
2
2
4
2,6%
Kurang setuju
3
16
48
21,4%
Setuju
4
50
200
66,7%
Sangat setuju
5
7
35
9,3%
75
287
100%
Jumlah
X= 287/75 = 3,82 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang menyatakaan sangat tidak setuju, responden yang menyatakan tidak setuju berjumlah 2 siswa (2,6%), menyatakan kurang setuju
80
berjumlah 16 siswa (21,4%), menyatakan setuju berjumlah 50 siswa (66,7%), dan menyatakan sangat setuju berjumlah 7 siswa (9,3%). Nilai skor rata-rata yang ditunjukkan tabel diatas adalah 3,82. Skor ini berada pada skala interval 3,43 – 4,23 (nyaman), yang menunjukkan bahwa kenyamanan responden terhadap akses pintu masuk dan keluar ruangan perpustakaan adalah nyaman. Tabel 4.15 Jarak antara tempat duduk yang satu dengan yang lain sangat memadai sehingga memudahkan untuk pergerakan anda Pernyataan
Bobot
Frekuensi
Skor
Persentase
Sangat tidak setuju
1
2
2
2,6%
Tidak setuju
2
1
2
1,3%
Kurang setuju
3
13
39
17,4%
Setuju
4
50
200
66,7%
Sangat setuju
5
9
45
12%
75
288
100%
Jumlah
X= 288/75 = 3,84 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakaan sangat tidak setuju berjumlah 2 siswa (2,6%), responden yang menyatakan tidak setuju berjumlah 1 siswa (1,3%), menyatakan
kurang
setuju
berjumlah
13
siswa
(17,4%),
menyatakan setuju berjumlah 50 siswa (66,7%), dan menyatakan sangat setuju berjumlah 9 siswa (12%).
81
Nilai skor rata-rata yang ditunjukkan tabel diatas adalah 3,84. Skor ini berada pada skala interval 3,43 – 4,23 (nyaman), yang menunjukkan bahwa kenyamanan responden terhadap jarak antara tempat duduk yang satu dengan yang adalah nyaman. Tabel 4.16 Penataan ruang pada ruang audio visual ditata dengan baik sehingga membuat anda nyaman Pernyataan
Bobot
Frekuensi
Skor
Persentase
Sangat tidak setuju
1
-
-
-
Tidak setuju
2
1
2
1,3%
Kurang setuju
3
10
30
13,3%
Setuju
4
47
188
62,7%
Sangat setuju
5
17
85
22,7%
75
305
100%
Jumlah
X= 305/75 = 4,06 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang menyatakaan sangat tidak setuju, responden yang menyatakan tidak setuju berjumlah 1 siswa (1,3%), menyatakan kurang setuju berjumlah 10 siswa (13,3%), menyatakan setuju berjumlah 47 siswa (62,7%), dan menyatakan sangat setuju berjumlah 17 siswa (22,7%). Nilai skor rata-rata yang ditunjukkan tabel diatas adalah 4,06. Skor ini berada pada skala interval 3,43 – 4,23 (nyaman), yang
82
menunjukkan bahwa kenyamanan responden terhadap penataan ruang pada ruang audiovisual adalah nyaman. Tabel 4.17 Keadaan sekitar ruang perpustakaan sangat bersih dengan penataan yang rapi Pernyataan
Bobot
Frekuensi
Skor
Persentase
Sangat tidak setuju
1
-
-
-
Tidak setuju
2
-
-
-
Kurang setuju
3
6
18
8%
Setuju
4
45
180
60%
Sangat setuju
5
24
120
32%
75
318
100%
Jumlah
X= 318/75 = 4,24 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang menyatakaan sangat tidak setuju dan tidak setuju, responden menyatakan kurang setuju berjumlah 6 siswa (8%), menyatakan setuju berjumlah 45 siswa (60%), dan menyatakan sangat setuju berjumlah 24 siswa (32%). Nilai skor rata-rata yang ditunjukkan tabel diatas adalah 4,24. Skor ini berada pada skala interval 4,24 – 5,04 (sangat nyaman), yang menunjukkan bahwa kenyamanan responden terhadap kerapian dan kebersihan ruangan adalah sangat nyaman.
83
3) Perabot perpustakaan Berikut
ini
tabel-tabel
yang berkaitan
dengan
pernyataan
kenyamanan perabot perpustakaan pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta: Tabel 4.18 Jarak antara tempat duduk dan perabot yang lain tertata dengan baik sehingga membuat anda nyaman Pernyataan
Bobot
Frekuensi
Skor
Persentase
Sangat tidak setuju
1
1
1
1,3%
Tidak setuju
2
4
8
5,3%
Kurang setuju
3
11
33
14,7%
Setuju
4
54
216
72%
Sangat setuju
5
5
25
6,7%
75
283
100%
Jumlah
X= 283/75 = 3,77 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakaan sangat tidak setuju berjumlah 1 siswa (1,3%), menyatakan tidak setuju berjumlah 4 siswa (5,3%), responden menyatakan
kurang
setuju
berjumlah
11
siswa
(14,7%),
menyatakan setuju berjumlah 54 siswa (72%), dan menyatakan sangat setuju berjumlah 5 siswa (6,7%). Nilai skor rata-rata yang ditunjukkan tabel diatas adalah 3,77. Skor ini berada pada skala interval 3,43 – 4,23 (nyaman), yang
84
menunjukkan bahwa kenyamanan responden terhadap jarak antara tempat duduk dan perabot adalah nyaman. Tabel 4.19 Kondisi perabot penunjang kelengkapan perpustakaan (misalnya; rak koleksi, meja dan kursi) masih berfungsi dengan baik dan membuat anda nyaman dalam menggunakannya Pernyataan
Bobot
Frekuensi
Skor
Persentase
Sangat tidak setuju
1
-
-
-
Tidak setuju
2
-
-
-
Kurang setuju
3
8
24
10,7%
Setuju
4
40
160
53,3%
Sangat setuju
5
27
135
36%
75
319
100%
Jumlah
X= 319/75 = 4,25 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang menyatakaan sangat tidak setuju dan tidak setuju, responden menyatakan kurang setuju berjumlah 8 siswa (10,7%), menyatakan setuju berjumlah 40 siswa (53,3%), dan menyatakan sangat setuju berjumlah 27 siswa (36%). Nilai skor rata-rata yang ditunjukkan tabel diatas adalah 4,25. Skor ini berada pada skala interval 4,24 – 5,04 (sangat nyaman), yang menunjukkan bahwa kenyamanan responden terhadap kondisi
85
perabot penunjang kelengkapan perpustakaan adalah sangat nyaman. Tabel 4.20 Jumlah meja dan kursi sangat memadai sehingga anda bisa membaca dimana saja termasuk ketika banyak pengunjung Pernyataan
Bobot
Frekuensi
Skor
Persentase
Sangat tidak setuju
1
13
13
17,3%
Tidak setuju
2
19
38
25,4%
Kurang setuju
3
30
90
40%
Setuju
4
10
40
13,3%
Sangat setuju
5
3
15
4%
75
196
100%
Jumlah
X= 196/75 = 2,61 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakaan sangat tidak setuju berjumlah 13 siswa (17,3%), menyatakan tidak setuju berjumlah 19 siswa (25,4%), menyatakan kurang setuju berjumlah 30 siswa (40%), menyatakan setuju berjumlah 10 siswa (13,3%), dan menyatakan sangat setuju berjumlah 3 siswa (4%). Nilai skor rata-rata yang ditunjukkan tabel diatas adalah 2,61. Skor ini berada pada skala interval 1,81 – 2,61 (tidak nyaman), yang menunjukkan bahwa kenyamanan responden terhadap jumlah meja dan kursi adalah tidak nyaman.
86
Tabel 4.21 Ketinggian meja dan kursi sesuai dengan postur rata-rata tubuh sehingga membuat anda nyaman menggunakannya Pernyataan
Bobot
Frekuensi
Skor
Persentase
Sangat tidak setuju
1
1
1
1,3%
Tidak setuju
2
3
6
4%
Kurang setuju
3
17
51
22,7%
Setuju
4
47
188
62,7%
Sangat setuju
5
7
35
9,3%
75
281
100%
Jumlah
X= 281/75 = 3,74 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakaan sangat tidak setuju berjumlah 1 siswa (1,3%), menyatakan tidak setuju 3 siswa (4%), menyatakan kurang setuju berjumlah 17 siswa (22,7%), menyatakan setuju berjumlah 47 siswa (62,7%), dan menyatakan sangat setuju berjumlah 7 siswa (9,3%). Nilai skor rata-rata yang ditunjukkan tabel diatas adalah 3,74. Skor ini berada pada skala interval 3,43 – 4,23 (nyaman), yang menunjukkan bahwa kenyamanan responden terhadap ketingginan meja dan kursi adalah nyaman.
87
Tabel 4.22 Penataan study carrel di area baca ruangan perpustakaan ditata dengan baik sehingga membuat anda nyaman Pernyataan
Bobot
Frekuensi
Skor
Persentase
Sangat tidak setuju
1
-
-
-
Tidak setuju
2
3
6
4%
Kurang setuju
3
15
45
20%
Setuju
4
51
204
68%
Sangat setuju
5
6
30
8%
75
285
100%
Jumlah
X= 285/75 = 3,80 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang menyatakaan sangat tidak setuju, menyatakan tidak setuju berjumlah 3 siswa (4%), menyatakan kurang setuju berjumlah 15 siswa (20%), menyatakan setuju berjumlah 51 siswa (68%), dan menyatakan sangat setuju berjumlah 6 siswa (8%). Nilai skor rata-rata yang ditunjukkan tabel diatas adalah 3,80. Skor ini berada pada skala interval 3,43 – 4,23 (nyaman), yang menunjukkan bahwa kenyamanan responden terhadap penataan study carrel di area baca ruangan perpustakaan adalah nyaman.
88
4) Penerangan Berikut
ini
tabel-tabel
yang berkaitan
dengan
pernyataan
kenyamanan penerangan pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta: Tabel 4.23 Penerangan ruangan pada area baca di perpustakaan tidak menyilaukan sehingga membuat anda nyaman Pernyataan
Bobot
Frekuensi
Skor
Persentase
Sangat tidak setuju
1
-
-
-
Tidak setuju
2
8
16
10,7%
Kurang setuju
3
16
48
21,3%
Setuju
4
44
176
58,7%
Sangat setuju
5
7
35
9,3%
75
275
100%
Jumlah
X= 275/75 = 3,67 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang menyatakaan sangat tidak setuju, menyatakan tidak setuju berjumlah 8 siswa (10,7%), menyatakan kurang setuju berjumlah 16 siswa (21,3%), menyatakan setuju berjumlah 44 siswa (58,7%), dan menyatakan sangat setuju berjumlah 7 siswa (9,3%). Nilai skor rata-rata yang ditunjukkan tabel diatas adalah 3,67. Skor ini berada pada skala interval 3,43 – 4,23 (nyaman), yang menunjukkan bahwa kenyamanan responden terhadap penerangan ruangan pada area baca di perpustakaan adalah nyaman.
89
Tabel 4.24 Penerangan ruangan pada area koleksi di perpustakaan tidak menyilaukan sehingga membuat anda nyaman Pernyataan
Bobot
Frekuensi
Skor
Persentase
Sangat tidak setuju
1
1
1
1,3%
Tidak setuju
2
2
4
2,6%
Kurang setuju
3
17
51
22,7%
Setuju
4
50
200
66,7%
Sangat setuju
5
5
25
6,7%
75
281
100%
Jumlah
X= 281/75 = 3,74 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakaan sangat tidak setuju berjumlah 1 siswa (1,3%), menyatakan tidak setuju berjumlah 2 siswa (2,6%), menyatakan kurang setuju berjumlah 17 siswa (22,7%), menyatakan setuju berjumlah 50 siswa (66,7%), dan menyatakan sangat setuju berjumlah 5 siswa (6,7%). Nilai skor rata-rata yang ditunjukkan tabel diatas adalah 3,74. Skor ini berada pada skala interval 3,43 – 4,23 (nyaman), yang menunjukkan bahwa kenyamanan responden terhadap penerangan ruangan pada area koleksi di perpustakaan adalah nyaman.
90
Tabel 4.25 Penerangan pada ruang audio visual di perpustakaan tidak menyilaukan sehingga membuat anda nyaman Pernyataan
Bobot
Frekuensi
Skor
Persentase
Sangat tidak setuju
1
-
-
-
Tidak setuju
2
4
8
5,3%
Kurang setuju
3
10
30
13,4%
Setuju
4
57
228
76%
Sangat setuju
5
4
20
5,3%
75
286
100%
Jumlah
X= 286/75 = 3,81 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang menyatakaan sangat tidak setuju, menyatakan tidak setuju berjumlah 4 siswa (5,3%), menyatakan kurang setuju berjumlah 10 siswa (13,4%), menyatakan setuju berjumlah 57 siswa (76%), dan menyatakan sangat setuju berjumlah 4 siswa (5,3%). Nilai skor rata-rata yang ditunjukkan tabel diatas adalah 3,81. Skor ini berada pada skala interval 3,43 – 4,23 (nyaman), yang menunjukkan bahwa kenyamanan responden terhadap penerangan pada ruang audiovisual di perpustakaan adalah nyaman.
91
5) Pewarnaan Berikut
ini
tabel-tabel
yang berkaitan
dengan
pernyataan
kenyamanan pewarnaan pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta: Tabel 4.26 Penggunaan warna pada dinding sangat mendukung kenyamanan pandangan anda Pernyataan
Bobot
Frekuensi
Skor
Persentase
Sangat tidak setuju
1
4
4
5,3%
Tidak setuju
2
16
32
21,3%
Kurang setuju
3
26
78
34,7%
Setuju
4
25
100
33,4%
Sangat setuju
5
4
20
5,3%
75
234
100%
Jumlah
X= 234/75 = 3,12 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakaan sangat tidak setuju berjumlah 4 siswa (5,3%), menyatakan tidak setuju berjumlah 16 siswa (21,3%), menyatakan kurang setuju berjumlah 26 siswa (34,7%), menyatakan setuju berjumlah 25 siswa (33,4%), dan menyatakan sangat setuju berjumlah 4 siswa (5,3%). Nilai skor rata-rata yang ditunjukkan tabel diatas adalah 3,12. Skor ini berada pada skala interval 2,62 – 3,42 (kurang nyaman), yang menunjukkan bahwa kenyamanan responden terhadap
92
penggunaan warna pada dinding perpustakaan adalah kurang nyaman. Tabel 4.27 Penggunaan warna pada perabot perpustakaan sangat mendukung kenyamanan pandangan anda Pernyataan
Bobot
Frekuensi
Skor
Persentase
Sangat tidak setuju
1
2
2
2,6%
Tidak setuju
2
10
20
13,4%
Kurang setuju
3
15
45
20%
Setuju
4
43
172
57,3%
Sangat setuju
5
5
25
6,7%
75
264
100%
Jumlah
X= 264/75 = 3,52 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakaan sangat tidak setuju berjumlah 2 siswa (2,6%), menyatakan tidak setuju berjumlah 10 siswa (13,4%), menyatakan kurang setuju berjumlah 15 siswa (20%), menyatakan setuju berjumlah 43 siswa (57,3%), dan menyatakan sangat setuju berjumlah 5 siswa (6,7%). Nilai skor rata-rata yang ditunjukkan tabel diatas adalah 3,52. Skor ini berada pada skala interval 3,43 – 4,23 (nyaman), yang menunjukkan bahwa kenyamanan responden terhadap penggunaan warna pada perabot perpustakaan adalah nyaman.
93
Tabel 4.28 Penggunaan warna lantai di perpustakaan sangat mendukung kenyamanan pandangan anda Pernyataan
Bobot
Frekuensi
Skor
Persentase
Sangat tidak setuju
1
1
1
1,3%
Tidak setuju
2
8
16
10,7%
Kurang setuju
3
4
12
5,3%
Setuju
4
54
216
72%
Sangat setuju
5
8
40
10,7%
75
285
100%
Jumlah
X= 285/75 = 3,80 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakaan sangat tidak setuju berjumlah 1 siswa (1,3%), menyatakan tidak setuju berjumlah 8 siswa (10,7%), menyatakan kurang setuju berjumlah 4 siswa (5,3%), menyatakan setuju berjumlah 54 siswa (72%), dan menyatakan sangat setuju berjumlah 8 siswa (10,7%). Nilai skor rata-rata yang ditunjukkan tabel diatas adalah 3,80. Skor ini berada pada skala interval 3,43 – 4,23 (nyaman), yang menunjukkan bahwa kenyamanan responden terhadap penggunaan warna pada lantai perpustakaan adalah nyaman.
94
Tabel 4.29 Kombinasi warna dinding, lantai dan perabot perpustakaan merupakan perpaduan yang harmonis Pernyataan
Bobot
Frekuensi
Skor
Persentase
Sangat tidak setuju
1
3
3
4%
Tidak setuju
2
15
30
20%
Kurang setuju
3
30
90
40%
Setuju
4
20
80
26,7%
Sangat setuju
5
7
35
9,3%
75
238
100%
Jumlah
X= 238/75 = 3,17 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakaan sangat tidak setuju berjumlah 3 siswa (4%), menyatakan tidak setuju berjumlah 15 siswa (20%), menyatakan kurang setuju berjumlah 30 siswa (40%), menyatakan setuju berjumlah 20 siswa (26,7%), dan menyatakan sangat setuju berjumlah 7 siswa (9,3%). Nilai skor rata-rata yang ditunjukkan tabel diatas adalah 3,17. Skor ini berada pada skala interval 2,62 – 3,42 (kurang nyaman), yang menunjukkan bahwa kenyamanan responden terhadap kombinasi warna dinding, perabot dan lantai perpustakaan adalah kurang nyaman.
95
6) Suhu, kelembaban dan sirkulasi udara Berikut
ini
kenyamanan
tabel-tabel Suhu,
yang berkaitan
kelembaban
dan
dengan
sirkulasi
pernyataan udara
pada
Perpustakaan SMAN 70 Jakarta: Tabel 4.30 Suhu di dalam ruang perpustakaan baik sehingga membuat anda nyaman Pernyataan
Bobot
Frekuensi
Skor
Persentase
Sangat tidak setuju
1
-
-
-
Tidak setuju
2
7
14
9,3%
Kurang setuju
3
9
27
12%
Setuju
4
47
188
62,7%
Sangat setuju
5
12
60
16%
75
289
100%
Jumlah
X= 289/75 = 3,85 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang menyatakaan sangat tidak setuju, menyatakan tidak setuju berjumlah 7 siswa (9,3%), menyatakan kurang setuju berjumlah 9 siswa (12%), menyatakan setuju berjumlah 47 siswa (62,7%), dan menyatakan sangat setuju berjumlah 12 siswa (16%). Nilai skor rata-rata yang ditunjukkan tabel diatas adalah 3,85. Skor ini berada pada skala interval 3,43 – 4,23 (nyaman), yang
96
menunjukkan bahwa kenyamanan responden terhadap suhu di dalam ruang perpustakaan adalah nyaman. Tabel 4.31 Kelembaban udara di dalam ruang perpustakaan baik sehingga membuat anda nyaman Pernyataan
Bobot
Frekuensi
Skor
Persentase
Sangat tidak setuju
1
-
-
-
Tidak setuju
2
5
10
6,6%
Kurang setuju
3
11
33
14,7%
Setuju
4
48
192
64%
Sangat setuju
5
11
55
14,7%
75
290
100%
Jumlah
X= 290/75 = 3,86 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang menyatakaan sangat tidak setuju, menyatakan tidak setuju berjumlah 5 siswa (6,6%), menyatakan kurang setuju berjumlah 11 siswa (14,7%), menyatakan setuju berjumlah 48 siswa (64%), dan menyatakan sangat setuju berjumlah 11 siswa (14,7%). Nilai skor rata-rata yang ditunjukkan tabel diatas adalah 3,86. Skor ini berada pada skala interval 3,43 – 4,23 (nyaman), yang menunjukkan bahwa kenyamanan responden terhadap kelembaban udara didalam ruang perpustakaan adalah nyaman.
97
Tabel 4.32 Penggunaan AC (air conditioner) dalam ruang perpustakaan membuat kesejukan dan kenyamanan udara di sekitar ruang Pernyataan
Bobot
Frekuensi
Skor
Persentase
Sangat tidak setuju
1
1
1
1,3%
Tidak setuju
2
4
8
5,3%
Kurang setuju
3
8
24
10,7%
Setuju
4
43
172
57,4%
Sangat setuju
5
19
95
25,3%
75
300
100%
Jumlah
X= 300/75 = 4,00 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakaan sangat tidak setuju berjumlah 1 siswa (1,3%), menyatakan tidak setuju berjumlah 4 siswa (5,3%), menyatakan kurang setuju berjumlah 8 siswa (10,7%), menyatakan setuju berjumlah 43 siswa (57,4%), dan menyatakan sangat setuju berjumlah 19 siswa (25,3%). Nilai skor rata-rata yang ditunjukkan tabel diatas adalah 4,00. Skor ini berada pada skala interval 3,43 – 4,23 (nyaman), yang menunjukkan bahwa kenyamanan responden terhadap penggunaan AC (air conditioner) dalam ruang perpustakaan adalah nyaman.
98
3. Rekapitulasi persepsi siswa terhadap tingkat kenyamanan tata ruang dan perabot di Perpustakaan SMAN 70 Jakarta. Berikut ini adalah hasil rekapitulasi mengenai kenyamanan tata ruang dan perabot berasarkan persepsi siswa: Tabel 4.33 Rekapitulasi tingkat kenyamanan tata ruang dan perabot pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta berdasarkan persepsi siswa. Skor No
Pernyataan kenyamanan
Jawaban rata rata
Lokasi Ruang Perpustakaan Lokasi ruang perpustakaan cukup strategis 1
dan mudah dijangkau sehingga membuat anda
Nyaman
3,96
Nyaman
4,05
Nyaman
4,10
nyaman dalam berkunjung Lokasi ruang perpustakaan berada ditempat yang tenang dan jauh dari kebisingan 2 sehingga membuat anda nyaman
X= 7,98/2 = 3,99 (nyaman) Tata Ruang Perpustakaan Penataan ruang pada area baca dalam 1
ruang perpustakaan tertata dengan baik sehingga membuat anda nyaman
99
Penataan ruang pada area kerja (layanan sirkulasi) 2
dalam
ruang
perpustakaan
tertata dengan baik sehingga membuat
Nyaman
3,98
Nyaman
4,01
Nyaman
3,82
Nyaman
3,84
Nyaman
4,06
anda nyaman
Penataan ruang pada area koleksi dalam ruang perpustakaan tertata dengan baik 3 sehingga membuat anda nyaman
Akses pintu untuk masuk dan keluar ruangan 4
perpustakaan berfungsi dengan baik dan nyaman untuk dilewati Jarak antara tempat duduk yang satu dengan
5
yang
lain
sangat
memadai
sehingga
memudahkan untuk pergerakan anda Penataan ruang pada ruang audio visual ditata 6 dengan baik sehingga membuat anda nyaman Keadaan sekitar ruang perpustakaan sangat
Sangat 4,24
7 bersih dengan penataan yang rapi X= 28,05/7 = 4,00 (nyaman)
nyaman
100
Perabot Perpustakaan Jarak antara tempat duduk dan perabot yang 1
lain tertata dengan baik sehingga membuat
Nyaman
3,77
anda nyaman Kondisi
perabot
penunjang
kelengkapan
perpustakaan (misalnya; rak koleksi, meja dan Sangat 2
kursi) masih berfungsi dengan baik dan
4,25 nyaman
membuat
anda
nyaman
dalam
menggunakannya Jumlah meja dan kursi sangat memadai 3
sehingga anda bisa membaca dimana saja Tidak nyaman
2,61
termasuk ketika banyak pengunjung Ketinggian meja dan kursi sesuai dengan 4
postur rata-rata tubuh sehingga membuat anda
Nyaman
3,74
Nyaman
3,80
Nyaman
3,67
nyaman menggunakannya Penataan study carrel di area baca ruangan 5
perpustakaan ditata dengan baik sehingga membuat anda nyaman X= 18,17/5 = 3,63 (nyaman) Penerangan
1
Penerangan ruangan pada area baca di
101
perpustakaan tidak menyilaukan sehingga membuat anda nyaman Penerangan ruangan pada area koleksi di 2
perpustakaan tidak menyilaukan sehingga
Nyaman
3,74
Nyaman
3,81
membuat anda nyaman Penerangan pada ruang audio visual di 3
perpustakaan tidak menyilaukan sehingga membuat anda nyaman X= 11,22/3 = 3,74 (nyaman) Pewarnaan Penggunaan warna pada dinding sangat
Kurang
mendukung kenyamanan pendangan anda
Nyaman
3,12
1
Penggunaan warna pada perabot perpustakaan 2
sangat mendukung kenyamanan pandangan
Nyaman
3,52
Nyaman
3,80
anda Penggunaan warna lantai di perpustakaan 3
sangat mendukung kenyamanan pandangan anda Kombinasi warna dinding, lantai dan perabot
Kurang 4
perpustakaan merupakan perpaduan yang
3,17 nyaman
harmonis
102
X= 13,61/4 = 3,40 (kurang nyaman) Suhu, Kelembaban dan Sirkulasi Udara Suhu di dalam ruang perpustakaan baik 1
Nyaman
3,85
Nyaman
3,86
Nyaman
4,00
sehingga membuat anda nyaman Kelembaban 2
udara
di
dalam
ruang
perpustakaan baik sehingga membuat anda nyaman Penggunaan AC (air conditioner) dalam
3
ruang perpustakaan membuat kesejukan dan kenyamanan udara di sekitar ruang X= 11,71/3 = 3,90 (nyaman)
Total rata-rata keseluruhan kenyamanan = 90,74/24 = 3,78 (nyaman)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui skor rata-rata keseluruhan pernyataan kenyamanan. Pada pernyataan kenyamanan mengenai lokasi ruang perpustakaan dapat diketahui bahwa skor rata-rata adalah 3,99, sehingga dapat disimpulkan bahwa kenyamanan siswa terhadap lokasi ruang pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta adalah nyaman, karena berada pada titik 3,43 – 4,23. Pada pernyataan kenyamanan mengenai tata ruang perpustakaan dapat diketahui bahwa skor rata-rata adalah 4,00, sehingga
103
dapat disimpulkan bahwa kenyamanan siswa terhadap tata ruang pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta adalah nyaman, karena berada pada titik 3,43 – 4,23. Pada pernyataan kenyamanan mengenai perabot perpustakaan diketahui skor rata-rata adalah 3,63, sehingga dapat disimpulkan bahwa kenyamanan siswa terhadap perabot Perpustakaan SMAN 70 Jakarta adalah nyaman, karena berada pada titik 3,43 – 4,23. Pada pernyataan kenyamanan mengenai penerangan perpustakaan diketahui skor rata-rata adalah 3,74, sehingga dapat disimpulkan bahwa kenyamanan siswa terhadap penerangan ruang Perpustakaan SMAN 70 Jakarta adalah nyaman, karena berada pada titik 3,43 – 4,23. Pada pernyataan kenyamanan mengenai pewarnaan perpustakaan diketahui skor rata-rata adalah 3,40, sehingga dapat disimpulkan bahwa kenyamanan siswa terhadap pewarnaan pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta adalah kurang nyaman, karena berada pada titik 2,62 – 3,42. Pada pernyataan kenyamanan mengenai suhu, kelembaban dan sirkulasi udara perpustakaan diketahui skor rata-rata adalah 3,90, sehingga dapat disimpulkan bahwa kenyamanan siswa terhadap suhu, kelembaban dan sirkulasi udara Perpustakaan SMAN 70 Jakarta adalah nyaman, karena berada pada titik 3,43 – 4,23. Berdasarkan hasil skor rata-rata per pernyataan kenyamanan tata ruang dan perabot pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta berdasarkan persepsi siswa dapat diketahui skor rata-rata keseluruhan pernyataan kenyamanan
104
yaitu 3,78. Dengan
demikian
dapat
disimpulkan bahwa tingkat
kenyamanan tata ruang dan perabot pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta adalah nyaman karena berada pada titik 3,43 – 4,23. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tata ruang dan perabot pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta saat ini memenuhi kenyamanan para siswa walaupun masih ada beberapa kekurangan. C. Pembahasan 1. Lokasi, luas dan tata ruang Penempatan lokasi ruang perpustakaan merupakan salah satu hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam perencanaan ruang perpustakaan. Lokasi perpustakaan haruslah berada dilokasi yang terpusat atau sentral dan dengan faktor kebisingan paling sedikit atau bebas dari kebisingan dari luar. Lokasi Perpustakaan SMAN 70 Jakarta berada di lantai 2 gedung SMAN 70 Jakarta, tepatnya berada pada gedung kegiatan siswa yang bersebelahan dengan gedung untuk ruang kelas, lokasi perpustakaan tidak berada disudut gedung atau keberadaanya cukup terlihat sehingga mudah dijangkau oleh murid-murid sekolah tersebut. Ruang perpustakaan juga berada jauh dari jalan raya dan juga tidak berdekatan dengan area sekolah yang mendatangkan kebisingan seperti kantin dan lapangan. Berdasarkan SNP Sekolah Menengah Atas Tahun 2011, lokasi perpustakaan berada di pusat kegiatan pembelajaran dan mudah dilihat
105
serta dijangkau oleh perseta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan. Maka, lokasi Perpustakaan SMAN 70 Jakarta sudah sesuai dengan SNP Sekolah Menengah Atas Tahun 2011. Ini pun sesuai dengan persepsi siswa yang setuju dengan lokasi perpustakaan yang cukup strategis dan mudah dijangkau dan berada ditempat yang tenang dan jauh dari kebisingan sehingga memberikan kenyamanan bagi para siswa. Untuk luas ruangan tergantung dari jenis layanan perpustakaan, jumlah pemustaka dan jumlah jenis koleksi perpustakaan. Perpustakaan SMA memerlukan ruang antara lain Ruang Koleksi, Ruang Referensi, Ruang Alat Pandang Dengar, Ruang Pengolahan, Ruang Layanan Sirkulasi, Ruang Administrasi, dan Ruang Tambahan lainnya. Di perpustakaan SMAN 70 Jakarta, ruang perpustakaan hanya sebuah ruangan yang semua kegiatan perpustakaan sehari-hari dilaksanakan di ruang tersebut. Jadi tidak ada pembagian ruang-ruang, melainkan hanya area dimana ditempatkannya layanan perpustakaan tersebut. Tidak ada sekat pemisah , namu tiap areanya cukup terbagi dengan jelas. Area-area tersebut antara lain; area baca, area koleksi, area kerja/staff, area multimedia, dan area tambahan yakni ruang audiovisual dan gudang. Untuk luas perpustakaan, perpustakaan SMAN 70 memiliki luas ruangan yakni 361,2 m² dengan pembagian area/ruang perpustakaan meliputi area baca, area koleksi, area kerja, area layanan multimedia dan area lainya yakni ruang audiovisual dan gudang.
106
Berdasarkan SNP Sekolah Menengah Atas Tahun 2011, luas ruang perpustakaan didasarkan pada rombongan belajar, rombongan belajar di SMAN 70 Jakarta berjumlah 26 rombongan belajar. Berdasarkan SNP Sekolah Menengah Atas Tahun 2011, rombongan belajar di SMAN 70 Jakarta masuk dalam kategori 19 sampai 27 rombongan belajar dengan standar luas 280 m², dapat diketahui luas ruang Perpustakaan SMAN 70 Jakarta melebihi SNP Sekolah Menengah Atas Tahun 2011. Tata Ruang Perpustakaan SMAN 70 Jakarta mengunakan pola tata baur yakni penataan ruang perpustakaan dimana ruang koleksi menjadi satu ruangan dengan ruang baca, pola ini cocok untuk Perpustakaan SMAN 70 Jakarta karena menerapkan sistem pelayanan terbuka (open access). Tata ruang di perpustakaan SMAN 70 Jakarta juga sudah sesuai untuk aktivitas di perpustakaan karena terdapat area/ruang yang mendukung aktivitas di perpustakan seperti area baca, area koleksi, area kerja, area multimedia dan ruang audiovisual. Berdasarkan SNP Sekolah Menengah Atas Tahun 2011, gedung atau ruang perpustakaan sekurang-kurangnya meliputi area koleksi, area baca, area kerja, dan area multimedia. Dapat diketahui bahwa pembagian area pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta telah sesuai dengan SNP Sekolah Menengah Atas Tahun 2011. Penataan area/ruang yang mendukung aktivitas di perpustakan SMAN 70 Jakarta
juga ditata dengan baik ,
dengan indikator yakni penataan tiap area/ruang ditata dengan baik, Akses
107
pintu untuk masuk dan keluar ruangan perpustakaan berfungsi dengan baik, Jarak antara tempat duduk yang satu dengan yang lain sangat memadai, dan Keadaan sekitar ruang perpustakaan yang sangat bersih dengan penataan yang rapi sehingga memberikan kenyamanan bagi para siswa. 2. Perabot dan perlengkapan Perabot dan perlengkapan perpustakaan adalah sarana pendukung atau perlengkapan perpustakaan sekolah yang digunakan perpustakaan untuk menunjang segala aktivitas di perpustakaan. Sarana pendukung yang baik akan membuat pemustaka nyaman berlama-lama berada di ruang perpustakaan. Pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta hampir seluruh kondisi perabot dan perlengkapan adalah baik, hanya saja ketersediaan perabot dan perlengkapan pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta belum sesuai dengan SNP Sekolah Menengah Atas Tahun 2011, karena jumlah meja baca dan kursi baca masih kurang. Berdasarkan SNP Sekolah Menengah Atas Tahun 2011 jumlah meja baca adalah 15 buah dan kursi baca 30 buah, sedangkan jumlah meja baca Perpustakaan SMAN 70 Jakarta hanya 3 buah dengan kursi baca berjumlah 27 buah. Meja baca dan kursi baca adalah perabot yang sangat penting adanya dalam memberikan kelancaran aktivitas di perpustakaan, kurangnya ketersediaan jumlah meja baca dan kursi baca akan menimbulkan masalah ketika banyak pengunjung. Berdasarkan persepsi siswa mengenai jumlah meja baca dan kursi baca yang memadai pada Perpustakaan SMAN 70
108
Jakarta adalah tidak setuju sehingga memberikan kesan yang tidak nyaman bagi para siswa. Untuk ukuran perabot seperti rak koleksi, meja baca dan kursi baca pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta sudah sesuai postur rata-rata tubuh yakni untuk rak koleksi single face dan double face memiliki ukuran tinggi 175cm dan lebar 100cm dengan kedalaman 25cm. Untuk meja baca, Perpustakaan SMAN 70 Jakarta mengunakan meja baca untuk delapan orang pemustaka dengan ukuran tinggi 75cm dengan luas 225cm x 120cm. untuk kursi baca memiliki tinggi 50cm. Berdasarkan persepsi siwa mengenai penggunaan perabot pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta yang sesuai dengan postur rata-rata tubuh adalah setuju sehingga memberikan kenyamanan bagi para siswa. 3. Penerangan Penerangan menjadi salah satu unsur utama dalam menciptakan suasana nyaman dalam ruang. Kondisi penerangan perlu menjadi pertimbangan
dalam
memberikan
kenyamanan
bagi
pengguna
perpustakaan, penerangan yang memadai sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan membaca buku, majalah serta memanfaatkan koleksi lainnya. Penerangan alami (cahaya matahari) maupun penerangan buatan (cahaya lampu) harus sesuai dengan kebutuhan atau fungsi area pada perpustakaan. Sistem penerangan pada perpustakaan SMAN 70 Jakarta
109
menggunakan penerangan buatan (cahaya lampu) yakni 38 lampu pijar dan 8 lampu TL/fluorescent, dengan intensitas cahaya pada area baca adalah 525 lumen. Berdasarkan SNP Sekolah Menengah Atas Tahun 2011, intensitas cahaya pada area baca adalah 400 lumen. Maka, intensitas cahaya pada area baca ruang Perpustakaan SMAN 70 Jakarta melebihi SNP Sekolah Menengah Atas Tahun 2011. Intensitas cahaya area koleksi adalah 187,5 lumen. Berdasarkan SNP Sekolah Menengah Atas Tahun 2011, intensitas cahaya pada area koleksi adalah 200 lumen. Maka, intensitas cahaya pada area koleksi ruang Perpustakaan SMAN 70 Jakarta kurang dari SNP Sekolah Menengah Atas Tahun 2011. Intensitas cahaya area kerja adalah 365,5 lumen. Berdasarkan SNP Sekolah Menengah Atas Tahun 2011, intensitas cahaya pada area kerja adalah 400 lumen. Maka, intensitas cahaya pada area kerja ruang Perpustakaan SMAN 70 Jakarta kurang dari SNP Sekolah Menengah Atas Tahun 2011. Intensitas cahaya ruang audiovisual adalah 105,5 lumen. Berdasarkan SNP Sekolah Menengah Atas Tahun 2011, intensitas cahaya pada ruang audiovisual adalah 100 lumen. Maka, intensitas cahaya pada ruang audiovisual Perpustakaan SMAN 70 Jakarta melebihi SNP Sekolah Menengah Atas Tahun 2011. Berdasarkan persepsi siswa, para siswa setuju bahwa penerangan pada tiap area/ruang perpustakaan SMAN 70 Jakarta adalah tidak menyilaukan, hal ini karena kurang atau lebihnya intensitas cahaya pada tiap area/ruang tidak terlalu signifikan dengan seberapa besar pengkondisian yang baik
110
berdasarkan SNP Sekolah Menengah Atas Tahun 2011, sehingga para siswa masih merasakan kenyamanan penerangan di Perpustakaan SMAN 70 Jakarta. 4. Pewarnaan Tujuan pewarnaan ruang tidak hanya terbatas untuk sekedar menyenangkan mata saja, tetapi mempunyai tujuan lain, misalnya untuk peningkatan efisiensi kerja, penyembuhan, menciptakan suasana yang menyenangkan dan menarik dan mengurangi kelelahan. Untuk itu warna memegang peranan penting dalam menciptakan kesan pada sebuah ruang perpustakaan, pewarnaan pada ruang pepustakaan sekolah harus dapat memberikan perasaan menyenangkan dan nyaman bagi pengguna. Pada perpustakaan SMAN 70 Jakarta, warna dinding dan lantainya adalah putih, warna putih merupakan Sebuah warna yang melambangkan kemurnian, kepolosan, memberikan kesan perlindungan, ketentraman, kenyamanan dan memudahkan refleksi. Namun penggunaan warna putih yang berlebihan bisa menimbulkan kesan kaku. Hal ini membuat para siswa kurang nyaman terhadap penggunaan warna pada dinding perpustakaan. Perpaduan/kombinasi antara warna dinding, lantai dan perabot pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta juga dirasa kurang nyaman bagi para siswa. Penggunaan warna perabot yang dominan berwarna coklat juga dapat menimbulkan kesan berat dan kaku, dan ditambah lagi dengan warna dinding dan lantai yang berwarna putih. Hal tesebut sangat
111
berpengaruh terhadap kenyamanan para siswa yang rata-rata adalah usia remaja. 5. Suhu, kelembaban dan sirkulasi udara Suhu dan kelembaban dalam ruangan perpustakaan dipengaruhi oleh sirkulasi udara, oleh karena itu penataan ruang perpustakaan harus dapat memungkinkan kondisi pengudaraan yang baik, kondisi pengudaraan yang baik sangat diharapkan pada sebagian besar ruang perpustakaan. Tidak adanya pertukaran udara, antara udara luar dengan udara di dalam ruangan menyebabkan ruangan terasa pengap. Sebagai antisipasi dari kepengapan tersebut adalah digunakannya alat Bantu AC (air conditioner), ventilasi atau penempatan jendela pada dinding ruang perpustakaan. Pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta, sirkulasi udara mengunakan alat Bantu AC (air conditioner) yang berjumlah 10 buah. Penempatan AC juga cukup baik karena tidak terhalang oleh perabot yang ada di dalam ruangan perpustakaan.
Untuk
temperatur
suhu
dan
kelembaban
penulis
menggunakan alat humadity meter sebagai alat ukur untuk mengetahui suhu dan kelembaban pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta, dan suhu pada ruangan Perpustakaan SMAN 70 Jakarta adalah 23,7ºC dengan kelembaban sebesar 51,3%. Berdasarkan SNP Sekolah Menengah Atas Tahun 2011 pengkondisian temperatur pada ruang perpustakaan adalah 20º - 25º celcius sedangkan untuk kelembaban adalah 45 – 55%, dari hasil observasi mengenai suhu
112
dan kelembaban pada Perpustakaan SMAN 70 Jakarta dapat diketahui bahwa pengkondisian suhu dan kelembaban perpustakaan tersebut sudah sesuai dengan SNP Sekolah Menengah Atas Tahun 2011. Hal tersebut sejalan dengan persepsi siswa yang setuju dengan suhu dan kelembaban yang baik sehingga memberikan kenyamanan bagi para siswa.
BAB V PENUTUP Bab ini akan memberikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian pada bab sebelumnya. Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan penelitian yang diurakan pada bab ketiga. Sedangkan saran adalah pendapat peneliti yang dirangkum dari hasil observasi dan angket untuk kemajuan Perpustakaan SMAN 70 Jakarta. A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Perpustakaan SMAN 70 Jakarta , dapat diambil kesimpulan antara lain: 1. Berdasarkan hasil observasi mengenai tata ruang dan perabot Perpustakaan SMAN 70 Jakarta dapat disimpulkan bahwa lokasi ruang perpustakaan terpusat dan bebas dari kebisingan dari luar, luas ruangan yang memadai, pembagian area pada ruang perpustakaan meliputi area baca; area koleksi; area kerja; area layanan multimedia; dan area audiovisual, serta pengkondisian suhu dan kelembaban yang sesuai. Akan tetapi masih terdapat beberapa aspek yang belum sesuai dengan standar dan teori, yaitu kurangnya jumlah meja dan kursi baca, intensitas cahaya pada penerangan ruang perpustakaan yang belum memadai, dan pewarnaan ruang perpustakaan yang masih terkesan kaku. 2. Analisa kenyamanan tata ruang dan perabot Perpustakaan SMAN 70 Jakarta berdasarkan persepsi siswa adalah nyaman untuk beberapa aspek, yakni lokasi ruang
perpustakaan,
tata
ruang
perpustakaan,
90
perabot
perpustakaan,
106
penerangan ruang, serta suhu, kelembaban dan sirkulasi udara. Namun untuk aspek pewarnaan ruang perpustakaan masih kurang nyaman. B. Saran Dari penelitian yang penulis lakukan, ada beberapa saran yang dapat diberikan terkait dengan tata ruang dan perabot perpustakaan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa jumlah meja dan kursi baca Perpustakaan SMAN 70 Jakarta belum memadai, oleh karena itu sebaiknya diadakan penambahan jumlah meja dan kursi baca, karena hal ini dapat mempengaruhi kenyamanan siswa ketika perpustakaan sedang banyak pengunjung. 2. Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa penerangan ruang Perpustakaan SMAN 70 Jakarta belum memadai, oleh karena itu sebaiknya penerangan ruang perpustakaan dikondisikan dengan baik, karena kondisi penerangan perlu menjadi pertimbangan dalam memberikan kenyamanan bagi pengguna perpustakaan, penerangan yang memadai sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan membaca buku, majalah serta memanfaatkan koleksi lainnya. 3. Berdasarkan hasil observasi dan persepsi siswa ditemukan bahwa pewarnaan ruang perpustakaan masih kurang nyaman dan terkesan kaku, oleh karena itu sebaiknya warna dinding yang berwarna putih diganti dengan warna yang lebih menggugah rasa nyaman seperti warna biru langit maupun hijau tosca yang dapat memberikan nuansa aman dan nyaman.
92
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Muhammad, dan Agung Nugraha Rusli. “Manajemen Tata Ruang Perpustakaan Pesantren Madani Alauddin Pao-Pao Makassar.” AL-MAKTABAH 15, no. 1 (2017). Bafadal, Ibrahim. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Basuki, Sulistyo. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1991. Bungin, Burhan.
Metodologi Penelitian Kuantitatif: komunikasi, ekonomi dan
kebijakan publik serta ilmu-ilmu sosial lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007. Darmono. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Erlangga, 2001. ———. Perpustakaan sekolah: pendekatan aspek dan tata kerja. Jakarta: Erlangga, 2007. Departemen Pendidikan Nasional RI. “Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah/Madrasah.” Jakarta, 2007. Greindypuri, Genie, Wina Erwina, dan Asep Saeful Rohman. “Tanggapan Pengguna Tentang Tata Ruang Perpustakaan SMA Negeri 14 Bandung.” Diakses 15 Maret 2017. download.portal garuda.org/article.php?article=103623&val=1378. Hasan, Iqbal. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002. Hs, Lasa. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Gama Media, 2005.
93
IFLA/UNESCO. “Pedoman Perpustakaan Sekolah.” Diakses 29 Januari 2015. http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/s chool-guidelines.html. Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN Press, 1999. Kosasih, Aa. “Tata ruang, perabot dan perlengkapan perpustakaan sekolah.” Diakses 29 Januari 2015. library.um.ac.id/images/stories/ pustakawan/karsasih/tata%20ru ang,%20perabot%20dan%20perlengkapan.pdf. Listiani, Wanda, dan Novalinda. “Desain Ruang Perpustakaan.” Diakses 29 Januari 2015.www.pnri.go.id/ifileDownload.aspx?ID=Attachment%5CMajalahOnline%5 DESAIN%20R UANG%20PERPUSTAKAAN.pdf. Nursalam, Toha. Psikologi Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 1996. Pamuntjak, Rusiana Sjahrial. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Jakarta: Djambatan, 2000. Pawit, Yusuf M, dan Yaya Suhendar. Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Kencana, 2007. Rahmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990. RI, Perpustakaan Nasional. “Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Bidang Perpustakaan Sekolah dan Perguruan Tinggi Tahun 2011.” Diakses 29 Januari 2015.fileDownload.aspx?ID=Attachment%5CPedoman%5Cstandar%20nasional % 20perpustakaan-sekolah.pdf.Perpustakaan Nasional RI. Riesmaya, Vika. “Dimensi Kualitas Ruang Perpustakaan.” RUANG PERPUSTAKAAN 1 (2013). journal.unair.ac.id/filerPDF/ jurnal%20vika%20Rismaya.pdf. Rimbarawa, Kosam. Gedung, Tata Ruang, Perabot dan Peralatan Perpustakaan. Jakarta: Hakaeser, 2013.
94
Saleh, Abdul Rahman, dan Rita Komalasari. Manajemen Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka, 2009. Sarwono. Psikologi Lingkungan. Jakarta: Grasindo, 1994. Simamora, Bilson. Panduan Riset Prilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia, 2004. Sudarnoto, Abdul Hakim. Perpustakaan Sebagai Center for Learning society: Gagasan Untuk Pengembangan Perpustakaan Madrasah. Jakarta: IAINIndonesia Social Equality Project, 2005. Sugiono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta, 2011. Suharsimi, Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 1998. Uma, Hasminee. “Persepsi: Pengertian, Definisi, dan Faktor yang Mempengaruhi.” Diakses 29 Januari 2015. m.kompasiana.com/post/read/600802/1/persepsipengertian-definisi-dan-faktor-yang-memepengaruhi.html. Wasito, Wasito. Pengantar Metodologi Penelitian: Buku Pedoman Mahasiswa. Jakarta: Gramedia Pustaka, 1992. Yanuar, Dimas. “Pengaruh Warna Pada Tata Ruang dan Layout Perpustakaan.” Diakses 29 Januari 2015. dimas-yanuar-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_deTail77764tugaspengaruh%20warna%20pada%20ruang%20dan%20Layout%20perpus takaan%20.html.
GAMBAR
Gambar 2. Area baca individu (Study carrel)
Gambar 3. Area baca kelompok
Gambar 4. Area baca lesehan
Gambar 5. Area Koleksi umum
Gambar 6. Area koleksi referensi
Gambar 7. Area pengolahan
Gambar 8. Area layanan sirkulasi & katalog
Gambar 9. Loker
Gambar 10. Area layanan multimedia & visual
Gambar 11. Ruang audio
Gambar 12. Rak display
Gambar 13. Rak majalah & Koran
ANGKET PENELITIAN ANALISIS TINGKAT KENYAMANAN TATA RUANG DAN PERABOT PADA PERPUSTAKAAN SMAN 70 JAKARTA BERDASARKAN PERSEPSI SISWA Identitas Responden: Nama
:
Kelas
:
NIS
:
Petunjuk Pengisian: 1. Pernyataan berikut ini untuk mengetahui pendapat anda mengenai kenyamanan tata ruang dan perabot di perpustakaan SMAN 70 Jakarta, dalam rangka penyusunan skripsi yang sedang saya kerjakan. 2. Anda diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar, berdasarkan pendapat anda pribadi. 3. Berilah tanda ( X ) pada jawaban yang terdapat pilihan jawaban. 4. Berilah tanda checklist (√) untuk jawaban yang anda anggap sesuai pada kolom yang tersedia. a. STS = Sangat Tidak Setuju b. TS = Tidak Setuju c. KS = Kurang Setuju d. S = Setuju e. SS = Sangat Setuju A. Pertanyaan Umum Mengenai Perpustakaan 1. Seberapa sering anda datang ke perpustakaan SMAN 70 Jakarta dalam satu semester ini? a. 1 – 5 kali/semester b. 6 – 10 kali/semester c. 11 – 15 kali/semester d. 16 – 20 kali/semester e. Setiap kali/semester 2. Apa tujuan anda mengunjungi perpustakaan SMAN 70 Jakarta? a. Mendiskusikan pelajaran b. Mengisi waktu luang c. Membaca koleksi d. Meminjam koleksi e. Lainnya ………….
B. Lokasi Ruang Perpustakaan STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
1. Lokasi ruang perpustakaan cukup strategis dan mudah dijangkau sehingga membuat anda nyaman dalam berkunjung 2. Lokasi ruang perpustakaan berada ditempat yang tenang dan jauh dari kebisingan sehingga membuat anda nyaman C. Tata Ruang Perpustakaan 1. Penataan ruang pada area baca dalam ruang perpustakaan tertata dengan baik sehingga membuat anda nyaman 2. Penataan ruang pada area kerja (layanan sirkulasi) dalam ruang perpustakaan tertata dengan baik sehingga membuat anda nyaman 3. Penataan ruang pada area koleksi dalam ruang perpustakaan tertata dengan baik sehingga membuat anda nyaman 4. Akses pintu untuk masuk dan keluar ruangan perpustakaan berfungsi dengan baik dan nyaman untuk dilewati. 5. Jarak antara tempat duduk yang satu dengan yang lain sangat memadai sehingga memudahkan untuk pergerakan anda. 6. Penataan ruang pada ruang audio visual ditata dengan baik sehingga membuat anda nyaman. 7. Keadaan sekitar ruang perpustakaan sangat bersih dengan penataan yang rapi. D. Perabot Perpustakaan 1. Jarak antara tempat duduk dan perabot yang lain tertata dengan baik sehingga membuat anda nyaman. 2. Kondisi perabot penunjang kelengkapan perpustakaan (misalnya; rak koleksi, meja dan kursi) masih berfungsi dengan baik dan membuat anda nyaman dalam menggunakannya. 3. Jumlah meja dan kursi sangat memadai sehingga anda bisa membaca dimana saja termasuk ketika banyak pengunjung.
STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
TS
KS
S
SS
4. Ketinggian meja dan kursi sesuai dengan postur rata-rata tubuh sehingga membuat anda nyaman menggunakannya. 5. Penataan study carrel di area baca ruangan perpustakaan ditata dengan baik sehingga membuat anda nyaman. E. Penerangan 1. Penerangan ruangan pada area baca di perpustakaan tidak menyilaukan sehingga membuat anda nyaman. 2. Penerangan ruangan pada area koleksi di perpustakaan tidak menyilaukan sehingga membuat anda nyaman. 3. Penerangan pada ruang audio visual di perpustakaan tidak menyilaukan sehingga membuat anda nyaman.
F. Pewarnaan 1. Penggunaan warna pada dinding sangat mendukung kenyamanan pendangan anda. 2. Penggunaan warna pada perabot perpustakaan sangat mendukung kenyamanan pandangan anda. 3. Penggunaan warna lantai di perpustakaan sangat mendukung kenyamanan pandangan anda. 4. Kombinasi warna dinding, lantai dan perabot perpustakaan merupakan perpaduan yang harmonis.
G. Suhu, Kelembaban dan Sirkulasi Udara STS 1. Suhu di dalam ruang perpustakaan baik sehingga membuat anda nyaman. 2. Kelembaban udara di dalam ruang perpustakaan baik sehingga membuat anda nyaman. 3. Penggunaan AC (air conditioner) dalam ruang perpustakaan membuat kesejukan dan kenyamanan udara di sekitar ruang.
BIODATA PENULIS Ahmad Buchori. Lahir di Bogor, 10 Januari 1993. Anak kedua dari 2 bersaudara, Putra dari ayahanda Mayudin dan ibunda Sukaesih. Penulis bertempat tinggal di Jalan Mushola Annur Rt01/03 No.14 Kel. Krukut Kec. Limo, Depok 16512. Menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Krukut 01 (tahun 2004). Kemudian melanjutkan sekolah menengahnya di SMPN 13 Depok (tahun 2007) dan MAN 11 Jakarta (tahun 2010). Pada tahun 2010 melanjutkan pendidikan program studi (S1) Jurusan Ilmu Perpustakaan pada Fakultas Adab dan Humaniora di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyelesaikan kuliah dengan menulis skripsi berjudul “Persepsi Siswa Terhadap Tingkat Kenyamanan Tata Ruang dan Perabot di Perpustakaan SMAN 70 Jakarta”. selama studi di Universitas penulis aktif sebagai anggota HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) Ilmu Perpustakaan, selain itu semasa kuliah penulis juga pernah mendapatkan beasiswa DIPA. Penulis pernah menjalani (PKL) Praktek Kerja Lapangan di Perpustakaan Creative Indigo Production dan menjalani (KKN) Kuliah Kerja Nyata di Pulau Untung Jawa Kepulauan Seribu.