i
PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN KEBIASAAN MEMBACA SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMAN) 70 JAKARTA
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh: Magdalena NIM : 105025001017
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
ii
PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN KEBIASAAN MEMBACA SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMAN) 70 JAKARTA
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh: Magdalena NIM : 105025001017
Di Bawah Bimbingan :
Drs. Rizal Saiful-Haq, MA NIP. 19530319 199504 1 001
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Maret 2010
Magdalena
iv
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN KEBIASAAN MEMBACA SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMAN) 70 JAKARTA telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 Maret 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) pada Program Studi Ilmu Perpustakaan. Jakarta, 13 Maret 2010
Sidang Munaqasyah
Ketua
Drs. Rizal Saiful-Haq, MA NIP. 19530319 199504 1 001 Penguji
Mukmin Suprayogi, M.Si NIP. 19700407 200003 2 003
Sekretaris
Pungki Purnomo, MLIS NIP. 19641215 199903 1 005 Pembimbing
Drs. Rizal Saiful-Haq, MA NIP. 19530319 199504 1 001
v
ABSTRAK
MAGDALENA Peran Perpustakaan Sekolah Dalam Meningkatkan Minat dan Kebiasaan Membaca Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 70 Jakarta
Skripsi ini membahas tentang “Peran perpustakaan sekolah dalam meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa di sekolah menengah atas negeri (SMAN) 70 Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran dan upaya apa saja yang dilakukan pihak perpustakaan dalam meningkatkan minat dan kebiasaan siswa. Metode penelitian dilakukan melalui penelitian deskriprif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode observasi dengan melakukan pengamatan langsung, sedangkan untuk wawancara hanya ditunjukkan kepada kepala perpustakaan dan guru. Dan untuk kuesioner ini penulis ajukan ke 70 siswa-siswi kelas XI dan XII SMAN 70 Bulungan Jakarta tahun ajaran 2009 / 2010 yang menjadi sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel adalah stratified random. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum perpustakaan sudah berperan dan melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa dengan mengadakan berbagai kegiatan baik yang bersifat interen maupun yang bekerjasama dengan sekolah. Perpustakaan juga telah didayagunakan serta telah menjadi bagian yang integral dari proses belajar mengajar. Selanjutnya penulis juga melakukan penelitian tentang minat dan kebiasaan membaca siswa dan hasilnya, minat dan kebiasaan membaca siswa cukup baik itu ditunjukan dengan banyaknya jumlah bahan pustaka yang dipinjam dari perpustakaan dan jumlah dan waktu kunjungan siswa ke perpustakaan
i
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan nikmat iman serta nikmat sehat walafiat bagi kita semua pada umumnya dan penulis pada khususnya, sehingga dengan nikmat tersebut penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Peran Perpustakaan Sekolah Dalam Meningkatkan Minat Dan Kebiasaan Membaca Siswa Di Sekolah Menengah Atas (SMAN) 70 Jakarta”. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sang pengantar jalan kebenaran Ilahi. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tak luput dari jasa baik semua pihak yang dengan penuh keikhlasan hati untuk membantu penulis, maka layaklah penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada: 1) Bapak DR. Abdul Khoir, MA., selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2) Bapak Drs. Rizal Saiful-Haq, MA., selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan, dan pembimbing penulis mengucapkan ribuan terima kasih atas waktu, saran serta bimbingan yang telah diberikan. 3) Bapak Pungki Purnomo, MLIS., selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi. 4) Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si., selaku penguji penulis mengucapkan banyak terima kasih. 5) Kepala
Perpustakaan UIN
Syarif Hidayatullah
Jakarta serta
Kepala
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora beserta staf yang telah berkenan memberikan pelayanan jasa perpustakaan dengan baik. 6) Seluruh Dosen Fakultas Adab dan Humaniora, terlebih Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, semoga ilmu yang telah penulis bermanfaat. ii
dapatkan
vii
7) Kepala sekolah serta seluruh staf perpustakaan SMAN 70 Jakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian ini. 8) Kedua orang tua penulis Bapak Nasrul. M, dan Ibu Husna, kedua orang yang dengan penuh kesabaran, ketulusan serta keikhlasan dalam mendidik penulis sejak kecil hingga saat ini. 9) Kakak-kakak penulis tercinta, yang selalu memberikan motivasi hingga selesainya skripsi ini, sungguh penulis bangga menjadi bagian dari keluarga ini. Keluarga besar Anwar HS, terima kasih atas semua dorongan yang diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 10) Teman-teman IPI’05, terima kasih atas pertemanan yang indah ini, semoga tidak berakhir sampai disini. Semoga jasa baik yang telah diberikan mendapat imbalan yang layak dariNya. Amin. Jakarta,
Maret 2010
Penulis
iii
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………………………………………………………………………..
i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………...
ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..
iv
DAFTAR ILUSTRASI …………………………………………………………..
vii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN …………………………………………………
1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………..
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah …………………………..
6
C. Tujuan Penelitian ……………..………………………………...
6
D Manfaat Penelitian …………….…..……………………………
7
E. Metodologi Penelitian ………………………………………….
7
F. Sistematika Penulisan ………………………………………….
10
TINJAUAN LITERATUR ………………………………………..
13
A. Membaca ………………………… …………………………….
13
1. Definisi Membaca …………………………………………...
13
2. Tujuan Membaca ……………………………………………
14
3. Manfaat Membaca …………………………………………...
16
B. Minat dan Kebiasaan Membaca …….…………………………
17
1. Minat Membaca ……………………………………………..
17
2. Kebiasaan Membaca………………………………………….
18
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Minat dan Kebiasaan Membaca …………………………….………………………
20
4. Upaya Meningkatkan Minat dan Kebiasaan Membaca Siswa… 23 C. Perpustakaan Sekolah dan Minat Baca ………………………... iv
26
ix
1. Definisi Perpustakaan Sekolah ................................................
26
2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah ...............................
27
D. Peran Perpustakaan Sekolah dalam Meningkatkan Minat dan Kebiasaan Membaca Siswa. ………………………………….... BAB III
31
GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SMAN 70 JAKARTA ………………………………………………………...
35
A. SMAN 70 Jakarta ………………………………………………
35
1. Latar Belakang dan Sejarah Singkat ………………………..
35
2. Fasilitas ……………………………………………………..
36
B. Perpustakaan SMAN 70 Jakarta ………….…………………….
37
1. Sejarah Singkat …………………………………………….
37
2. Visi dan misi ………………………………………………..
38
3. Struktur Organisasi………………………………………….
39
4. Koleksi Perpustakaan ………………………………………
40
5. Layanan Perpustakaan …...…………………………………
41
6. Sarana dan Prasarana Perpustakaan ………………………… 41 C. Kegiatan Perpustakaan SMAN 70 dalam Meningkatkan Minat
BAB IV
dan Kebiasaan Membaca Siswa ……………………………….
42
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………..
44
A. Minat dan Kebiasaan Membaca Siswa SMAN 70 Jakarta ..……
44
B. Pemanfaatan Perpustakaan SMAN 70 Jakarta oleh Siswa Kelas XI-XII
SMAN 70 Jakarta dalam Meningkatkan
Minat dan Kebiasaan Membacanya …….…………………….... 53
v
x
C. Peran dan Upaya Perpustakaan SMAN 70 Jakarta dalam Meningkatkan Minat dan Kebiasaan Membaca Siswa ...............
61
PENUTUP ……………………………………………………..…..
69
A. Kesimpulan …………………………………………………….
69
B. Saran-saran ……………………………………………………..
70
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………
72
BAB V
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
xi
DAFTAR ILUSTRASI Gambar 1 Struktur Organisasi Perpustakaan SMAN 70 ………………………..
39
Tabel 1
Koleksi Perpustakaan ……………………………………………
40
Tabel 2
Tujuan Membaca Siswa ….…………………………………………..
45
Tabel 3
Pihak Yang Mempengaruhi dalam Memilih Buku Bacaan
………....
46
Tabel 4
Rata-rata Waktu Siswa untuk Membaca dalam Sehari ………… ……
47
Tabel 5
Rata-rata Waktu Siswa untuk Menonton Telivisi dalam Sehari ……..
48
Tabel 6
Tema Buku Yang Diminati ………………………… ...........................
49
Tabel 7
Jumlah Bahan Bacaan Yang Dibaca dalam Seminggu ……...………..
50
Tabel 8
Cara Mendapatkan Buku Yang Dibaca …...……………….………….
50
Tabel 9
Manfaat Membaca …………………………………………………….
51
Tabel 10
Kunjungan Siswa Ke Perpustakaan dalam Seminggu …………..…....
55
Tabel 11
Waktu Yang Digunakan untuk Datang Ke Perpustakaan …………......
55
Tabel 12
Waktu Yang Dihabiskan Di Perpustakaan Setiap Kali Datang ……….
56
Tabel 13
Alasan Siswa Mengunjungi Perpustakaan ……………………………
57
Tabel 14
Bahan Pustaka Yang Sering Dimanfaatkan ………………………......
58
Tabel 15
Jumlah Bahan Pustaka Yang Dipinjam ………………………………
59
Tabel 16
Jenis Bahan Pustaka Yang Biasa Dipinjam …………………………..
60
Tabel 17
Pendapat Tentang Koleksi Perpustakaan …………….…..……………
62
Tabel 18
Pemenuhan Kebutuhan Pemakai terhadap Bahan Pustaka …………..
63
Tabel 19
Pendapat Mengenai Ruangan Perpustakaan …………………………..
63
Tabel 20
Pendapat Tentang Jam Buka Perpustakaan ………………...…………
64
Tabel 21
Pendapat Tentang Sikap Pustakawan …………………….…………...
65
Tabel 22
Saran Bagi Perpustakaan ……………………………………………...
67
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Buku adalah gudang ilmu dan membaca adalah pintunya. Begitulah pepatah mengatakan. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa buku merupakan benda yang sangat berguna untuk memperkaya kehidupan manusia. Informasi yang begitu banyak dan luas di dalam buku sangat berharga dan harus dapat memanfaatkan hal tersebut dengan cara membacanya. Dengan membaca buku, maka pengetahuan, perasaan dan daya imajinasi seseorang akan bertambah. Anak merupakan generasi penerus bangsa. Melalui merekalah, negara ini menaruh cita-cita dan harapannya. Untuk mewujudkan sumber daya yang berkualitas, maka perlu diperkenalkan dengan kegiatan membaca. Kegiatan membaca ini merupakan hal yang sangat penting sehingga kemampuan dan minat baca siswa SMA sejak dini perlu dikembangkan. Membaca adalah hal yang sangat penting dalam memajukan setiap pribadi manusia maupun suatu bangsa. Dengan membaca, siswa dapat memperluas wawasan dan mengetahui dunia. Namun sebuah persoalan membaca yang selalu mengemuka, terutama di kalangan pelajar, adalah bagaimana cara menimbulkan minat dan kebiasaan membaca.
1
2
Pentingnya membaca semakin terasa dalam abad ini, yang ditandai dengan ledakan informasi secara besar-besaran, karena pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Keadaan ini akhirnya menempatkan informasi sebagai suatu komoditas strategis dalam berbagai bidang kehidupan, sehingga tidaklah mengherankan jika orang berlomba-lomba memperkaya dirinya dengan berbagai informasi, karena jika tidak mereka akan ketinggalan informasi dan akan kalah bersaing dalam segala hal dengan orang-orang yang menguasai lebih banyak informasi. Secara umum bahwa salah satu sarana dan wadah dalam upaya peningkatan pengetahuan dalam rangka menguasai informasi dan perkembangan teknologi adalah kegiatan membaca. Kegiatan membaca ini merupakan penulusuran pengalaman pembelajaran melalui bahan bacaan. Saat ini perpustakaan sekolah mulai dikembangkan fungsinya, selain sebagai pusat kegiatan belajar mengajar, juga berfungsi sebagai pusat sumber informasi dan pusat sarana rekreasi edukatif yang menyenangkan bagi masyarakat penggunanya terutama para siswa, untuk selanjutnya perpustakaan sekolah dapat menjadi tempat membina minat dan bakat siswa menuju belajar sepanjang hayat (long life education) (Rohanda, 2000 : 56). Orang tua dan sekolah memiliki peran yang penting dalam mengembangkan minat dan kebiasaan membaca anak. Ketika berada di kelompok bermain atau taman kanak-kanak (TK), anak-anak mungkin belum biasa membaca. Usaha bagi anak-anak yang belum dapat membaca ini bertujuan untuk menumbuhkan minat baca, yang dengan sendirinya juga mencapai kesiapan membaca. Sedangkan untuk anak-anak
3
yang sudah dapat membaca, usaha-usaha yang dilakukan baik oleh orang tua dan pihak sekolah, ditujukan bukan hanya untuk menumbuhkan, melainkan juga untuk mengembangkan minat dan kebiasaan membaca (Tampubolon, 1991 : 45). Dalam membaca dibutuhkan minat. Minat membaca bukanlah sesuatu yang dimiliki manusia sejak lahir, melainkan diperolehnya sebagai hasil belajar yang ditumbuhkembangkan dari pengalaman sehari-hari, yang diciptakan dan diilhami dari kebiasaan-kebiasaan
yang
ditanamkan
oleh
lingkungan
(keluarga,
sekolah,
masyarakat) mereka sejak dini. Tidak kalah pentingnya adalah adanya dorongan dari dalam diri sendiri, untuk menaruh perhatian pada kegiatan membaca. Minat dan kebiasaan membaca harus melalui pembinaan, bimbingan, dorongan dengan motivasi yang jelas, dan diadakannya sarana yang lengkap berupa bahan bacaan yang cukup bervariasi. Minat baca anak perlu dipupuk dengan menyediakan buku-buku yang menarik dan representatif bagi perkembangan anak sehingga minat membaca tersebut akan membentuk kebiasaan membaca. Apabila kebiasaan membaca telah tertanam pada diri anak maka setelah dewasa anak tersebut akan merasa kehilangan apabila sehari saja tidak membaca. Dari kebiasaan individu ini kemudian akan berkembang menjadi budaya baca masyarakat. Disinilah sekolah sebagai lingkungan terdekat kedua bagi anak berperan, yaitu dengan menyediakan bahan-bahan bacaan yang sesuai dengan minat anak lewat perpustakaan sekolah. Kegiatan membaca tidak bisa dilepaskan dari keberadaan dan ketersediaan bahan bacaan yang memadai baik dari segi kuantitas maupun dalam kualitas bacaan.
4
Oleh karena itu peran perpustakaan sangat sentral dalam membina dan menumbuhkan kesadaran membaca (Darmono, 2004 : 187). Perpustakaan merupakan institusi yang berperan dalam pengembangan minat dan kebiasaan membaca. Ini adalah suatu hal yang wajar, melihat kenyataan bahwa perpustakaan adalah badan yang berhubungan secara langsung dengan berbagai jenis bahan bacaan. Semua bahan bacaan ini oleh perpustakaan bukan hanya sekedar untuk disimpan saja. Namun, lebih dari itu, bahan-bahan ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pengguna perpustakaan. Tujuan perpustakaan sekolah adalah pendidikan, artinya tidak saja bertujuan untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan pustaka, tetapi juga sebagai proses belajar mengajar. Perpustakaan sekolah yang telah banyak meningkatkan konsepkonsep kependidikan, merupakan pusat informasi yang dapat membangkitkan minat baca, pusat integrasi kegiatan pendidikan di mana para siswa, guru-guru dan pustakawan dapat bekerja sama dalam memeperluas pengetahuan dan pengalaman demi tercapainya tujuan pendidikan. Perpustakaan sekolah memegang peranan yang penting, seperti yang tertuang dalam Undang-undang Perpustakaan No. 43 tahun 2007 pasal
23
ayat
1
yang
berbunyi
”Setiap
sekolah/madrasah
wajib
menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan”. Peranan perpustakaan terutama perpustakaan sekolah sangat penting dalam meningkatkan kebiasaan membaca siswa. Namun, penyelenggaraan perpustakaan di Indonesia masih kurang menggembirakan. Secara umum kondisi perpustakaan tidak
5
terkecuali perpustakaan sekolah, mulai dari gedung, personalia, koleksi dan alat perlengkapan, serta sistemnya belum dapat dikatakan memadai. Perpustakaan dapat menjadi ”alat” untuk menumbuhkan dan meningkatkan minat baca bila perpustakaan dapat berfungsi sebagai pusat minat baca. Sebuah perpustakaan yang nyaman dan tenang serta mencirikan suatu tempat yang ramah dan menyenangkan bagi anak – anak dan remaja. Setelah itu, secara aktif dan kontinu membuat berbagai program sastra / bacaan untuk menarik minat anak dan remaja (juga orang dewasa) mengunjungi perpustakaan dan memanfaatkan bacaan sebagai bagian dari kebutuhan utama. ( Bunanta, 2004 : 56) SMAN 70 merupakan salah satu sekolah unggulan DKI Jakarta. Siswa – siswi SMAN 70 merupakan bibit unggul dan mempunyai prestasi yang tinggi, baik prestasi akademik (dapat dilihat dari banyaknya lulusan sekolah tersebut yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta yang terkemuka), maupun prestasi non akademik. (Buku Pedoman SMAN 70, 2009) Pemilihan siswa sekolah menengah umum sebagai obyek penelitian didasarkan pada fenomena bahwa mereka akan melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi (perguruan tinggi dan yang sederajat) selepas mereka lulus dari sekolah menengah umum. Mengingat pentingnya kegiatan membaca bagi anak usia sekolah, dan masih kurangnya layanan perpustakaan sekolah yang memuaskan, maka penulis tertarik untuk meneliti “Peran Perpustakaan Sekolah dalam Meningkatkan Minat dan Kebiasaan Membaca Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 70 Jakarta“.
6
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar permasalahan yang dibahas tidak meluas dan penelitian ini memberikan hasil yang maksimal, maka masalah yang akan diteliti akan dibatasi lingkupnya pada : minat dan kebiasaan membaca siswa kelas XI-XII SMAN 70 Jakarta. Pembatasan masalah dilakukan karena terbatasnya waktu, tenaga dan biaya yang tersedia. 2. Perumusan Masalah Selanjutnya penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Bagaimana minat dan kebiasaan membaca siswa kelas XI-XII SMAN 70 Jakarta ? b. Bagaimana pemanfaatan perpustakaan SMAN 70 Jakarta oleh siswa kelas XI-XII SMAN 70 Jakarta dalam meningkatkan minat dan kebiasaan membacanya ? c. Bagaimana peran dan upaya perpustakaan SMAN 70 Jakarta dalam meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa ? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Memperoleh gambaran mengenai minat dan kebiasaan membaca siswa kelas XI-XII SMAN 70 Jakarta.
7
2. Memperoleh gambaran mengenai pemanfaatan perpustakaan SMAN 70 Jakarta oleh siswa kelas XI-XII SMAN 70 Jakarta dalam meningkatkan minat dan kebiasaan membacanya. 3. Memperoleh gambaran bagaimana peran dan upaya perpustakaan sekolah SMAN 70 Jakarta dalam meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa. D. Manfaat Penelitian Setelah penelitian dilakukan diharapkan : 1. Penelitian ini dapat memberikan ide atau masukan bagi perpustakaan sekolah dalam meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa. 2. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memperhatikan masalah minat dan kebiasaan membaca anak.
3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran yang signifikan bagi perkembangan Jurusan Ilmu Perpustakaan pada umumnya serta Perpustakaan Sekolah SMAN 70 khususnya terutama dalam pembinaan minat dan kebiasaan membaca. E. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk penulisan skripsi ini bersifat deskriptif, dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai minat baca siswa dan peran perpustakaan dalam meningkatkan minat dan kebiasaan membaca mereka. Metode penelitian ini dilakukan dengan metode survey. Menurut Nazir, metode survey merupakan metode yang digunakan untuk
8
memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangenketerangan secara faktual. Penelitian dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit, baik secara sensus maupun sampel (Nazir, 1999 : 65). 2. Jenis dan Sumber data a. Data primer yaitu data yang bersumber dari responden yang ditemui langsung di lapangan (lokasi penelitian) yaitu pengguna Perpustakaan SMAN 70. b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perpustakaan dengan cara membaca
buku-buku
sebagai
literatur,
yang
berkaitan
dengan
permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini 3. Populasi dan Sampel Populasi adalah “keseluruhan dari objek penelitian” (Sujana, 1998 : 27). Dalam penelitian ini populasi adalah semua siswa kelas XI-XII SMAN 70 Jakarta. Sampel adalah bagian dari keseluruhan objek yang diteliti. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah stratified random sampling yaitu sampel yang terbentuk dengan membagi-bagi lapisan (strata) yang beragam, dan dari setiap lapisan dapat diambil sampel secara acak. Dengan mengambil sebanyak 10 % dari keseluruhan jumlah populasi yang ada. Menurut Arikunto Suharsimi, mengenai pengambilan sampel, bila populasi yang ada lebih dari 100 orang, maka dapat diambil 10 % - 15 % dari populasi yang ada (Suharsimi, 1998 :107).
9
4. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik yang digunakan penulis untuk mendapatkan data atau informasi dalam penelitian ini adalah : a. Library Research (Riset Kepustakaan) Dalam
riset
kepustakaan
peneliti
melakukannya
dengan
mempelajari buku-buku, literatur-literatur, dokumen dan artikel dengan maksud untuk mendapatkan gambaran teoritis sesuai dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini. b. Field Research (Penelitian Lapangan) Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data secara langsung dari objek penelitian dengan cara : 1) Observasi: melakukan pengamatan langsung ke tempat penelitian terhadap objek yang akan diteliti. 2) Kuesioner: ditujukan untuk para siswa di mana di dalamnya terdapat pertanyaan mengenai identitas diri, minat dan kebiasaan membaca siswa dan pendapat siswa mengenai perpustakaan sekolah. 3) Wawancara: dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung, terutama pada pihak guru dan pustakawan yang bersangkutan. Daftar pertanyaan wawancara berkaitan dengan peranan perpustakaan sekolah, hambatan yang dihadapi selama ini, dan upaya apa saja yang telah dilakukan pihak sekolah dalam meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa.
10
5. Pengolahan dan Analisis Data Dalam Penelitian data yang sudah diolah dituangkan dalam bentuk tabel. Hasil jawaban dari responden kemudian dihitung prosentasenya. Hasil tabulasi data kemudian dianalisis dalam bentuk penelitian. Analisis data dimulai dengan analisis data kelompok demi kelompok. Setiap analisis data diikuti dengan pengambilan kesimpulan sementara yang merupakan hasil perbandingan antara data yang diperoleh dengan prosentasenya. Selanjutnya diikuti dengan analisis secara keseluruhan. Adapun rumus penghitungan data adalah sebagai berikut :
P=
F x100% N
Keterangan : P = Prosentase F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya. N = Number of case (jumlah frekuensi/banyaknya individu) (Sudijojo, 1997 : 40). F. Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran dan memudahkan telaah terhadap skripsi ini, penulis membagi skripsi ini ke dalam lima bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I
Pendahuluan. Merupakan bab pembuka yang membahas latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.
11
BAB II
Tinjauan Literatur. Bab ini berisi literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Penulis membagi dalam tiga bagian. Pertama, yaitu mengenai pengertian membaca (definisi membaca, tujuan membaca dan manfaat membaca). Kedua, yaitu membahas mengenai minat dan kebiasaan membaca (faktor-faktor yang mempengaruhi minat dan kebiasaan membaca siswa dan faktor penentu minat dan kebiasaan membaca anak). Ketiga adalah membahas mengenai perpustakaan sekolah dan minat baca (definisi perpustakaan sekolah, fungsi perpustakaan sekolah, kendala-kendala yang dihadapi, peran perpustakaan sekolah dalam meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa dan upaya perpustakaan sekolah dalam meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa).
BAB III
Gambaran Umum Perpustakaan SMAN 70 Jakarta. Bab ini membahas mengenai gambaran umum perpustakaan SMAN 70 Jakarta. penulis membagi dalam dua bagian. Pertama, yaitu sekilas tentang SMAN 70 (latar belakang, riwayat singkat dan fasilitas). Kedua, adalah membahas mengenai gambaran umum perpustakaan SMAN 70 (sejarah singkat, tujuan dan fungsi perpustakaan, koleksi, tata tertib perpustakaan, layanan perpustakaan serta sarana dan prasarana perpustakaan).
BAB IV
Hasil Penelitian Dan Analisa Data. Pada bab ini penulis menjelaskan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan, antara lain mengenai
12
minat dan kebiasaan membaca siswa, pemanfaatkan perpustakaan SMAN 70 Jakarta oleh siswa, serta peran perpustakaan SMAN 70 Jakarta dalam meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa. BAB V
Penutup. Pada bab ini penulis menjelaskan tentang kesimpulan yang di dapat selama penelitian, serta saran yang diharapkan menjadi masukan bagi perpustakaan sekolah bersangkutan.
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Membaca 1. Definisi Membaca Indonesia sebagai salah satu negara dunia ketiga atau dengan kata lain negara yang sedang berkembang, perlu sekali menggalakkan warga negaranya untuk bisa dan biasa membaca. Membaca merupakan dorongan minat, kehendak orang dalam upaya mengetahui sesuatu. Mengetahui sesuatu atau memperoleh sesuatu yang merupakan kesenangan. Membaca merupakan usaha untuk megetahui sesuatu yang diketahui yang tersimpan (berada) dalam suatu sarana bacaan. Bagi seseorang yang cenderung untuk mengetahui sesuatu isi bacaan maka kunci utamanya adalah membaca (Rimbarawa, 2006 : 23). Mudjito dalam bukunya Pembinaan Minat Baca mengatakan bahwa membaca merupakan alat bagi orang-orang yang melek huruf untuk membuka jendela ilmu pengetahuan dan pengalaman yang luas dan mendalam dalam bentuk karya cetak atau karya tulis. (Mudjito, 2001 : 62). Sedangkan menurut Marksheffel sebagaimana dikutip oleh Ibrahim Bafadal dalam bukunya Pengelolaan Perpustakaan Sekolah membaca merupakan kegiatan kompleks dan disengaja, dalam hal ini berupa proses berpikir yang di dalamnya terdiri dari berbagai aksi pikir yang bekerja secara terpadu mengarah kepada satu
13
14
tujuan yaitu memahami makna paparan tertulis secara keseluruhan. (Bafadal, 2005 : 193). Dari beberapa pengertian yang telah disebutkan di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa membaca merupakan suatu kegiatan secara sadar berupa proses berpikir yang timbul dari dorongan minat untuk mengetahui sesuatu dengan tujuan memahami makna paparan tertulis secara keseluruhan. 2. Tujuan Membaca Membaca merupakan salah satu kegiatan mengisi waktu luang dengan cara positif dan produktif (Sinaga, 1979: 116). Membaca merupakan usaha untuk mengetahui sesuatu yang tersimpan (berada) dalam suatu sarana bacaaan. Tujuan membaca menurut Darmono adalah : a. Untuk kesenangan, termasuk dalam kategori ini adalah membaca novel, surat kabar, majalah, dan komik. Tujuan membaca seperti ini adalah reading for pleasure. b. Untuk meningkatkan pengetahuan seperti pada pembaca buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan. Kegiatan membaca untuk meningkatkan pengetahuan disebut dengan reading for intelectual profit. c. Untuk melakukan suatu pekerjaan, termasuk dalam kategori adalah buku petunjuk. Kegiatan membaca seperti ini dinamakan reading for work. Sedangkan menurut Gray dan Rogers, sebagaimana dikutip oleh Kosam Rimbarawa tujuan membaca antara lain: Untuk mengisi waktu luang; Mengetahui
15
hal-hal yang aktual, up to date, mengetahui lingkungan; Dapat memuaskan pribadipribadi; Memenuhi tuntutan praktis dalam kehidupan sehari-hari; Meningkatkan minat terhadap sesuatu lebih lanjut; Memuaskan tuntutan intelektual; Memuaskan tuntutan spiritual; dan lain-lain. Penggolongan tujuan membaca yang lain dikemukakan oleh Waples yang menyatakan bahwa tujuan orang membaca adalah untuk belajar, untuk memenuhi rasa ingin tahu atau untuk alasan praktis dan untuk alasan khusus seperti meningkatkan kemampuan atau spesialisasi dalam bidang tertentu (Kartosedono, 1998: 13). Dengan demikian dapat disimpulkan, tujuan membaca yaitu suatu kegiatan yang dilakukan guna mengisi waktu luang untuk memenuhi rasa ingin tahu dan untuk mengetahui sesuatu yang tersimpan dalam suatu sarana bacaan serta memuaskan tuntutan intelektual dan spiritual. Membaca yang merupakan kunci keberhasilan studi seseorang dapat diperoleh dari berbagai sumber. Pengertian sumber dalam hal ini bisa diasosiasikan dengan perpustakaan atau dengan buku, majalah, koran maupun terbitan-terbitan lainnya. Tuntutan agar manusia belajar dan selalu terus membaca semasa hidupnya juga tidak terlepas dari usaha manusia menghadapi tantangan dan memecahkan masalah yang timbul sebagai
akibat
dari perubahan
nilai-nilai
kehidupan manusia
dan
perkembangan yang terjadi di lingkungan masyarakat. Hal ini penting guna mencapai kehidupan yang lebih baik.
16
3. Manfaat Membaca Menurut Gray dan Rogers sebagaimana dikutip oleh Mudjito (2001: 62) ada delapan manfaat membaca yaitu: a. Mengisi waktu terluang b. Mengetahui hal-hal aktual yang terjadi di lingkungannya c. Memuaskan pribadai yang bersangkutan d. Memenuhi tuntutan praktis kehidupan sehari-hari e. Meningkatkan minat terhadap sesuatu lebih lanjut f. Meningkatkan pengembangan diri sendiri g. Memuaskan tuntutan intelektual h. Memuaskan tuntutan spritual, dan lain-lain Adapun manfaat membaca menurut Soekarman (2001: 6), dapat berpengaruh bagi pribadi yang bersangkutan yaitu: a. Dapat mendalami suatu masalah dengan mempelajari suatu persoalan, sehingga dapat
menambah pengetahuan
yang
berhubungan
dengan
peningkatan kecakapan. b. Dapat menambah pengetahuan secara umum tentang suatu persoalan. c. Untuk mengisi waktu luang dengan menikmati seni sastra maupun ceritacerita fiksi yang bermutu. Dalam kegiatan belajar di sekolah, membaca bermanfaat dalam hal membantu siswa memahami berbagai mata pelajaran di sekolah, karena sesungguhnya dengan
17
membaca siswa menambah, memperluas, dan memperdalam materi pelajaran yang diberikan di kelas (Sinaga, 1998 : 101) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan membaca, maka orang dapat meningkatkan dan mengembangkan pola pikir serta membantu mendalami suatu masalah dan menambah cakrawala pengetahuan, sehingga pengaruhnya sangat besar bagi pembentukan diri sendiri maupun masyarakat.
B. Minat dan Kebiasaan Membaca 1. Minat Membaca Minat merupakan gambaran sifat dan ingin memiliki kecenderungan tertentu. Minat juga diartikan suatu momen dari kecenderungan yang terarah secara intensif pada suatu tujuan atau objek yang dianggap penting. Objek yang menarik perhatian dapat dapat membentuk minat karena adanya dorongan dan kecenderungan unttuk mengetahui, memperoleh, atau menggali dan mencapainya. Menurut Meckel (Rahman, 1985: 76) membedakan minat baca menjadi dua yaitu: a.
Minat baca spontan, yaitu kegiatan membaca yang dilakukan atas kemauan inisiatif pribadi, tanpa pengaruh dari pihak lain atau pihak luar.
b.
Minat baca terpola yaitu kegiatan membaca yang dilakukan masyarakat sebagai hasil atau akibat pengaruh langsung dan disengaja melakukan serangkaian tindakan dan program yang terpola terutama kegiatan belajar mengajar di sekolah.
18
Berdasarkan pengertian minat baca yang disebutkan di atas, maka minat pada dasarnya adalah suatu kecenderungan, keinginan, kemauan dan motivasi yang tinggi untuk senantiasa melakukan kegiatan membaca, baik yang muncul dari minat baca spontan maupun minat baca terpola. Dibutuhkan suatu proses dalam mengembangkan minat membaca, menurut Rahman ( 1985 : 80) proses tersebut berawal dari seseorang mempunyai: a.
Kebutuhan pokok terhadap terhadap informasi baik untuk membaca maupun untuk belajar
b.
Merespon dan mengkomunikasikan makna didalamnya (tersurat, tersirat atau pemahaman utuh)
c.
Membentuk tingkat pengetahuan, dan akhirnya mempunyai sikap positif bahwa bacaan adalah bagian dari kehidupan.
2. Kebiasaan Membaca Kebiasaan bukanlah suatu hal yang dibawa seseorang sejak dilahirkan. Kebiasaan yang timbul pada diri seseorang merupakan hasil proses belajar serta dipengaruhi kondisi fisik, keadaan mental dan emosional serta interaksi orang tersebut dengan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, kebiasaan bisa ditanamkan, dibina dan ditumbuhkembangkan. Mudjito (2005: 4) dalam diktatnya Pengembangan Minat Baca mengambil definisi minat yaitu, “perhatian, kesukaan, (kecenderungan hati) kepada sesuatu”. Dengan demikian minat/kebiasaan membaca berarti adanya perhatian atau kesukaan
19
(kecenderungan hati) kepada sesuatu. Membaca sebagai suatu aktifitas juga membutuhkan minat. Adanya kebiasaan membaca dalam diri seseorang akan mendorong orang yang bersangkutan untuk senantiasa melakukan kegiatan membaca meskipun ia sibuk mengerjakan kegiatan lainnya. Kegiataan membaca berusaha menimbulkan minat yang luas dan mendalam akan manfaatnya bagi kehidupan. Kebiasaan membaca akan berkembang apabila kegiatan itu dilakukan dengan tetap dan teratur. Kebiasaan membaca dilakukan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, di lingkungan sekolah, maupun di lingkungan masyarakat melalui perpustakaan. Tujuan pembinaan kebiasaan membaca
yang
terutama
adalah untuk menciptakan
“masyarakat membaca” dengan penekanan pada penciptaan “lingkungan membaca untuk semua jenis bacaan pada semua lapisan masyarakat”. Timbulnya kesukaan seseorang untuk membaca berawal dari topik-topik yang tersedia, apakah topik tersebut menarik dan bermanfaat untuk dapat dibaca. Dengan kata lain seseorang akan mempunyai kebiasaan membaca jika ia merasakan bahwa membaca membawa manfaat bagi dirinya dan hal ini akan menjadikan budaya gemar membaca. Kebiasaan membaca sangat penting di kehidupan saat ini dan juga yang akan datang. Karena dengan kebiasaan membaca seseorang dapat memperoleh pengertian yang lebih mendalam mengenai suatu gejala/peristiwa, dapat menganalisis aspekaspek yang dibaca, dan dapat mengaitkan dengan berbagai gejala lain.
20
Kesimpulannya, dengan kebiasaan membaca akan diperoleh hasil baik informasi, pengertian, pengetahuan, keterampilan, motivasi, maupun fakta seperti yang disajikan oleh bahan bacaan (Mudjito, 2001 : 55). Kebiasaan membaca dimulai sedini mungkin, misalnya dengan membacakan cerita/dongeng untuk anak disaat tidur adalah kebiasaan bagus untuk perkembangan jwa anak. Dengan cara seperti ini akan mengembangkan cara berkomunikasi atau menuangkan ide dan berbagi pengalamanantara dua individu. Keluarga memiliki peranan penting meningkatkan kebiasaan membaca saat anak tumbuh menjadi remaja, dengan memberikan hadiah berupa buku, menyediakan waktu khusus untuk membaca dapat mengembangkan kebiasaan membaca anak. 3. Faktor Pendukung dan Penghambat Minat dan Kebiasaan Membaca Untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa tidak terlepas dari pembinaan kemampuan membaca siswa, sebab seperti telah dijelaskan bahwa untuk menjadi orang yang minat tentunya harus mampu membaca. Tanpa memiliki kemampuan membaca tidak mungkin merasa senang membaca. Dalam rangka mengemban misi perpustakaan sekolah, guru, pustakawan selaku pengelola perpustakaan sekolah harus berusaha semaksimal mungkin membina kemampuan membaca siswa sehingga pada diri mereka tumbuh rasa senang membaca. Menurut Ratnaningsih (1998 : 58), untuk dapat membina kemampuan membaca siswa, guru, pustakawan harus benar-benar memahami seluk beluk membaca, sehingga membaca menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan sekaligus bermanfaat. pembinaan kemampuan membaca dalam rangka pembinaan dan
21
pengembangan minat baca siswa akan berbeda-beda sesuai dengan tingkatan sekolahnya. semakin tinggi tingkatan sekolah seseorang akan lebih mampu membaca. Perkembangan minat dan kebiasaan membaca anak tidak hanya ditentukan oleh keinginan dan sikapnya terhadap bahan-bahan bacaan. Faktor pendukung dan penghambat juga ikut mempengaruhi perkembangan minat dan kebiasaan membaca anak. a. Faktor Pendukung 1) Adanya lembaga-lembaga pendidikan dari tingkat dasar sampai dengan tingkat tinggi tempat membina dan mengembangkan minat baca anak didik secara berhasil. Lembaga ini pada umumnya dilengkapi juga dengan sarana perpustakaan
yang
dapat
dikembangkan
sedemikian
rupa
sehingga
manfaatnya dapat dirasakan bagi anak didik dan pengasuhnya. 2) Adanya berbagai jenis perpustakaan di setiap kota dan wilayah di Indonesia yang memiliki kemungkinan untuk dikembangkan dalam hal jumlah dan mutu perpustakaan, koleksi, dan sistem pelayanannya. 3) Adanya lembaga-lembaga media massa yang senantiasa ikut mendorong minat baca dari berbagai lapisan masyarakat melalui penerbitan surat kabar dan majalah. 4) Adanya penerbitan yang memiliki semangat pengabdian dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan menerbitkan buku-buku yang bermutu baik dari segi isi, bahasa, maupun teknik penyajian.
22
5) Adanya penulis atau pengarang yang memiliki daya cipta, idealisme, dan kemampuan menyampaikan pengalaman atau gagasan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. 6) Adanya kebijaksanaan pemerintah yang secara langsung maupun tidak langsung ikut mendorong atau merangsang pertumbuhan dan pengembangan minat dan kebiasaan baca masyarakat. 7) Adanya usaha-usaha perseorangan, organisasi, dan lembaga baik pemerintah maupun swasta yang memiliki prakarsa untuk berperan serta melakukan kegiatan yang berkaitan dengan minat baca masyarakat. (Mudjito, 2001 : 99100) b. Faktor Penghambat 1) Derasnya arus hiburan melalui peralatan pandang dengar, misalnya televisi dan radio, karena masyarakat lebih senang mendengar dan melihat daripada membaca. 2) Orang lebih senang membajak karya orang lain daripada membaca banyak buku dalam mengukngkapkan pandangannya melalui tulisan,
karena
kurangnya tindakan hukum yang tegas meskipun sudah ada undang-undang hak cipta. 3) Kurangnya penghargaan yang memadai dan adil terhadap kegiatan atau kreativitas yang berkaitan dengan perbukuan.
23
4) Kurang meningkatnya mutu perpustakaan, baik dalam hal koleksi maupun sistem pelayanan
dapat
juga
memberi
pengaruh
negatif
terhadap
perkembangan minat baca. 5) Tingkat pendapatan masyarakat yang relatif rendah dapat mempengaruhi daya beli atau prioritas kebutuhan. 6) Lingkungan keluarga, misalnya kurangnya keteladanan orang tua dalam pemanfaatan waktu senggang dapat memberi dampak terhadap minat baca sejak masa anak-anak. (Mudjito, 2001 : 104) 3. Upaya Meningkatkan Minat dan Kebiasaan Membaca Siswa Menurut Yulitimor (2008 : 8), ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa antara lain: a. Memperkenalkan buku-buku Cara ini dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran maupun pustakawan. Buku yang diperkenalkan biasanya buku yang baru, menarik dan dapat ditunjukkan secara langsung b. Pameran buku Pameran buku dapat dilaksanakan dengan bekerjasama dengan toko buku atau penerbit. Dengan memberikan potongan harga, diharapkan siswa tertarik untuk membaca atau membelinya. c. Majalah dinding
24
Majalah dinding hingga kini masih merupakan media sederhana untuk berekspresi dan berkreasi. Majalah dinding dapat menjadi media kelas dan sekolah. Sedangkan menurut Kanwil Depdikbud Jawa Barat dalam Seminar Perpustakaan dan Pengembangan SDM ada empat upaya perpustakaan sekolah guna meningkatkan minat dan kebiasaan mmembaca siswa yaitu: a. Adanya kerjasama antara guru pengajar dengan petugas perpustakaan atau pustakawan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara setiap guru pengajar memberikan tugas yang materi tugasnya adalah tersedia di perpustakaan. Pada awalnya mungkin siswa akan merasa terpaksa untuk datang dan belajar di perpustakaan. Sebaiknya sebelum guru memberikan tugas, ia terlebih dahulu menghubungi pustakawan untuk mengetahui koleksi yang ada yang terkait dengan tugas yang diberikan. Dengan begitu pembinaan minat baca dapat berjalan dengan lancar. b. Kegiatan lomba Lomba yang diadakan dapat berupa lomba baca, lomba mengarang, lomba membuat sinopsis, dan lomba kliping. Siswa dibiasakan untuk tidak asal membaca,
namun membaca
untuk disimak
dan dimengerti.
Untuk
membuktikan kebenaran apa yang telah dibaca dan dikerjakan, maka diadakan semacam tes, dialog, atau percakapan langsung.
25
c. Kunjungan Perpustakaan Adanya jam khusus bagi tiap kelas untuk berkunjung ke perpustakaan. Kunjungan ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan perpustakaan. d. Promosi Perpustakaan Kegiatan ini dilakukan oleh pustakawan dan dibantu oleh guru, dalam rangka memperkenalkan perpustakaan kepada siswa. Promosi yang dilakukan berhubungan dengan perpustakaan, sesekali mengadakan pameran kecil di sekolah tentang koleksi yang dimiliki perpustakaan, dan pemberitahuan secara rutin tentang buku-buku baru yang dipasang pada papan pengumuman (Kanwil Depdikbud Jawa Barat, 1993 : 18). Upaya lain dapat pula dilakukan, seperti memilih siswa teladan yang telah membaca buku terbanyak dan menceritakan isinya, melaksanakan program wajib membaca, memberikan tugas baca untuk dibuat abstrak atau sinopsisnya, menceritakan orang-orang sukses sebagai hasil membac, menugaskan siswa untuk membaca di perpustakaan bila ada waktu luang, memberikanwaktu khusus bagi siswa untuk membaca, memberi tugas membaca buku tertentu di rumah atau dengan menyelenggarakan jam cerita kepada para siswa secara periodik.
26
C. Perpustakaan Sekolah dan Minat Baca 1. Definisi Perpustakaan Sekolah Perpustakaan tidak hanya sebagai tumpukan buku tanpa ada gunanya, tetapi secara prinsip, perpustakaan harus dapat dijadikan atau berfungsi sebagai sumber informasi bagi setiap yang membutuhkannya. Dengan kata lain, tumpukan buku yang dikelola dengan baik itu baru dapat dikatakan sebagai perpustakaan, apabila dapat memberikan informasi bagi setiap yang memerlukannya. Setelah membahas mengenai perpustakaan, selanjutnya akan dibahas mengenai perpustakaan sekolah. Menurut Carter V. Good sebagaimana dikutip oleh Ibrahim Bafadal perpustakaan sekolah adalah merupakan koleksi yang diorganisasi di dalam suatu ruang agar dapat digunakan oleh murid-murid dan guru-guru. (Bafadal, 2005 : 4) Lasa Hs dalam bukunya Manajemen Perpustakaan Sekolah mengatakan bahwa perpustakaan sekolah pada hakikatnya adalah sistem pengelolaan informasi olek sumber daya manusia yang terdidik dalam bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang dalam pengelolaan dan pemanfaatannya diperlukan gedung / tata ruang, anggaran, sarana dan prasarana yang memadai. (Lasa, 2007 : 13) Sedangkan menurut Pungki Purnomo perpustakaan sekolah merupakan tempat dimana para peserta didik dapat mengeksplor (mengadakan penjelajahan ilmiah secara lebih luas) terhadap berbagai suyek secara mandiri dan demokratis terhadap apa yang dikaji agar memperoleh pengetahuan lebih dalam dari sekedar apa yang diperoleh pada ruang kelas. (Purnomo, 2006 : 123)
27
Dari beberapa pengertian yang telah disebutkan di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa perpustakaan sekolah adalah suatu tempat, baik ruangan atau gedung yang berada di dalam lingkungan sekolah itu sebagai unit kerja yang mengelola bahan pustaka secara sistematis dan tertatur guna meningkatkan proses belajar dalam mencapai tujuan tertentu. 2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah Perpustakaan sekolah dapat bermanfaat apabila benar-benar memperlancar pencapaian tujuan proses belajar mengajar di sekolah. Tujuan perpustakaan sekolah menurut Mudjito (2001 : 21) terdiri dari tujuan umum dan khusus, yaitu: a. Tujuan Umum Bertujuan untuk memberikan kelengkapan sarana belajar mengajar yang berupa bahan tercetak dan bahan terekam untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah. b. Tujuan Khusus 1. Meletakkan dasar-dasar untuk belajar mandiri 2. Memupuk minat dan bakat pada umumnya dan minat baca pada khususnya 3. Mendidik siswa untuk memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara efektif dan efisien 4. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah atas usaha dan tanggung jawab sendiri 5. Mengembangkan penghargaan pada pengalaman imajinatif 6. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mencari, menemukan, mengolah dan memanfaatkan informasi.
28
Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, akan tetapi dengan adanya penyelenggaraan perpustakaan sekolah
diharapkan dapat
membantu murid-murid
dan
guru
menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar. Lasa (2007 : 15) menyebutkan beberapa fungsi keberadaan perpustakaan di sekolah, yaitu: 1. Sebagai media pendidikan, bahan informasi yang dikelola perpustakaan dapat berupa buku teks, majalah, buku ajar, buku rujukan, kumpulan soal, CD, film, globe, dan lainnya. Bahan-bahan ini dimanfaatkan dalam aktifitas sekolah sebagai proses pendidikan secara mandiri. 2. Sebagai tempat belajar, di perpustakaan sekolah para siswa dapat melakukan kegiatan belajar mandiri ataupun kelompok. Mereka bisa membentuk grupgrup diskusi. 3. Penelitian sederhana, melalui perpustakaan sekolah para siswa dan guru dapat menyiapkan dan melaksanakan penelitian sederhana melalui sumber-sumber informasi perpustakaan. 4. Pemanfaatan teknologi informasi, perpustakaan sekolah dapat dimanfaatkan sebagai media aplikasi teknologi informasi dalam alih dan pengembangan ilmu pengetahuan. 5. Kelas alternatif
29
6. Sumber informasi, melalui koleksi perpustakaan sekolah, para civitas sekolah dapat menemukan informasi tentang orang-orang penting di dunia, peristiwa, geografis, literatur dan informasi lainnya. Sedangkan Bafadal (2005 :7-8) mengemukakan ada lima fungsi perpustakaan sekolah yaitu: 1. Fungsi edukatif Di dalam perpustakaan sekolah disediakan buku-buku baik buku-buku fiksi maupun non fiksi. Adnya buku-buku tersebut dapat membiasakan muridmurid belajar mandiri tanpa bimbingan guru, baik secara individual maupun berkelompok. Hal ini dapat meningkatkan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. 2. Fungsi informatif Koleksi yang terdapat di perpustakaan tidak hanya berupa koleksi buku-buku ajar saja, tetapi juga menyediakan bahan-bahan pustaka bukan berupa buku (non book material), seperti majalah, koran, peta, pamflet dan lain-lain. Semua ini akan memberikan informasi atau keterangan yang diprelukan oleh murid-murid bahkan guru maupun karyawan yang ada di lingkungan sekolah. 3. Fungsi tanggung jawab administratif Fungsi ini tampak pada kegiatan sehari-hari di perpustakaan sekolah, di mana setiap ada peminjaman dan pengembalian buku selalu di catat oleh petugas. Setiap murid yang akan masuk ke perpustakaan harus menunjukkan kartu anggota atau kartu pelajar, tidak boleh membawa tas. Apabila ada murid yang
30
terlambat mengembalikan buku pinjamannya didenda, dan apabila ada murid yang telah menghilangkan buku pinjamannya harus menggantinya. Semua ini selain mendidik mueid-murid ke arah tanggung jawab, juga membiasakan murid-murid bersikap dan bertindak secara administratif. 4. Fungsi riset Adanya bahan pustaka yang lengkap, murid-murid dan guru-guru dapat melakukan riset, yaitu mengumpulkan data atau keterangan-keterangan yang diperlukan dengan cara membaca buku-buku yang telah tersedia di dalam perpustakaan sekolah. 5. Fungsi rekreatif Perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai tempat mengisi waktu luang pada waktu istirahat, dengan membaca buku-buku cerita, novel, roman, majalah, surat kabar, dan sebagainya. Berdasarkan tujuan dan fungsi perpustakaan sekolah sesuai dengan maksudmaksud tersebut di atas, penulis menyimpulkan bahwa tujuan perpustakaan sekolah adalah untuk menyediakan fasilitas dan sumber informasi sebagai sarana pendukung belajar dalam upaya meningkatkan minat membaca siswa. Sedangkan fungsi perpustakaan sekolah adalah tempat dimana para siswa dapat belajar mandiri dan memperluas kesempatan belajar bagi siswa
31
D. Peran Perpustakaan Sekolah Dalam Meningkatkan Minat dan Kebiasaan Membaca Siswa. Perpustakaan merupakan institusi yang berperan dalam pengembangan kebiasaan membaca. Adalah suatu hal yang wajar melihat kenyataan bahwa perpustakaan adalah badan yang berhubungan secara langsung dengan berbagai jenis bahan bacaan. Semua bahan bacaan ini oleh perpustakaan bukan hanya sekedar untuk disimpan saja, namun lebih dari itu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh masyarakat pemakainya. Peran perpustakaan sangat sentral dalam meningkatkan minat dan kebiasaan membaca. Kegiatan membaca tidak bisa dilepaskan dari keberadaan dan tersedianya bahan bacaan yang memadai baik dalam segi jumlah maupun dalam kualitas bacaan. Menurut Darmono (2004 : 188-189) peran yang dapat dilakukan oleh perpustakaan dalam menciptakan tumbuhnya kondisi minat membaca di lingkungan sekolah adalah sebagai berikut: 1. Memilih bahan bacaan yang menarik bagi pengguna perpustakaan. 2. Menganjurkan berbagai cara penyajian pelajaran (di sekolah) dikaitkan dengan tugas-tugas di perpustakaan. 3. Memberikan berbagai kemudahan dalam mendapatkan bacaan yang menarik untuk pengguna perpustakaan. 4. Memberikan
kebebasan
membaca
secara
leluasa
kepada
pengguna
perpustakaan, untuk merangsang anak dalam mencari dan menemukan sendiri bacaan yang sesuai minatnya.
32
5. Perpustakaan perlu dikelola dengan baik agar pengguna merasa betah dan kerasan berkunjung ke perpustakaan. 6. Perpustakaan perlu melakukan berbagai promosi kepada masyarakat berkaitan dengan pemanfaatan perpustakaan dan berkaitan dengan peningkatan minat dan kegemaran membaca siswa. 7. Menanamkan kesadaran dalam diri pemakai perpustakaan bahwa membaca sangat penting dalam kehidupan, terutama dalam mencapai keberhasilan perpustakaan sekolah. 8. Melakukan berbagai kegiatan seperti lomba minat dan kegemaran membaca untuk anak sekolah 9. Melakukan kegiatan pameran buku di perpustakaan. 10. Memberikan penghargaan kepada siswa yang paling banyak meminjam buku di perpustakaan dalam kurun waktu tertentu misalnya sekali dalam setahun. Membuat masyarakat memanfaatkan bahan bacaan yang ada dalam koleksi perpustakaan bukanlah hal yang mudah, apalagi untuk masyarakat yang belum atau tidak mempunyai kebiasaan membaca. Oleh karena itu pihak perpustakaan harus dapat mengatur strategi yang dapat mendorong masyarakat agar menggunakan atau memanfaatkan perpustakaan dan sekaligus melakukan pembinaan terhadap kebiasaan membaca. Perlu di tekankan pendapat para ahli bahwa pengembangan kebiasaan membaca harus dilakukan sedini mungkin dan dengan berpijak pada pendapat ini, maka langkah pertama yang dilakukan perpustakaan untuk meningkatkan kebiasaan
33
membaca adalah dengan menyusun program-program pengembangan kebiasaan membaca bagi kelompok anak dan remaja. Bunanta (2004: 77-78) dalam bukunya Buku, Mendongeng dan Minat Baca memberikan beberapa alternatif program perpustakaan yang dapat menarik perhatian anak dan remaja untuk datang ke perpustakaan. Program tersebut adalah: 1. Mengadakan acara yang tidak ada kaitannya secara langsung dengan buku. Kegiatan ini dilaksanakan di perpustakaan, sehingga diharapkan ketertarikan melihat-lihat dan akhirnya membaca buku. Acara-acara yang bisa dilaksanakan antara lain: a. Menyelenggarakan kelas melukis, pameran lukisan dan lomba melukis. b. Menyelenggarakan kelas seni: musik, tari, drama dan menyanyi. c. Menyelenggarakan kelas keterampilan prakarya. d. Mengadakan pemutaran film atau video. 2. Mengadakan acara yang langsung berhubungan dengan buku seperti: a. Kegiatan mendongeng secara langsung tanpa alat peraga atau dengan jalan membacakan cerita. b. Menyelenggarakan kegiatan diskusi buku mengenai buku dengan tema tertentu yang dapat memeperluas wawasan. c. Mengadakan kegiatan penelitian kecil-kecilan untuk memuaskan rasa keingintahuan dan sekaligus sebagai penyaluran kreatifitas, terutama setelah membacakan buku-buku non fiksi.
34
d. Mengundang penulis dan ilustrator dalam acara jumpa pengarang. e. Menerbitkan majalah perpustakaan yang berisi hasil karya kelompok atau pribadi. f. Mengadakan pameran buku secara teratur. Misalnya disaat datangnya buku baru atau untuk memperingati berbagai peristiwa seperti pada hari pahlawan bisa dipamerkan buku-buku biografi. g. Mengadakan lomba mengarang dan membuat ilustrasi buku untuk remaja. h. Menarik minat para remaja untuk berani mendongeng bagi anggotaanggota yang lebih muda. i. Mengatur
kerjasama
dengan
para
relawan
untuk
membantu
melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut di atas, misalnya dengan bantuan orangtua, guru, dan relawan lainnya yang mempunyai minat pada buku.
BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SMAN 70 JAKARTA
A. SMAN 70 Jakarta 1. Latar Belakang dan Riwayat Singkat SMA Negeri 70 Jakarta adalah salah satu sekolah negeri di Jakarta Selatan yang merupakan sekolah gabungan dua SMA Negeri yaitu SMAN 9 dan SMAN 11 yang masing-masing berdiri tahun 1959 dan 1960. Sejak bergabung tahun 1981, prestasi-prestasi yang pernah diraih dintaranya: 1. Tahun 1994, SMAN 70 menjadi sekolah unggulan tingkat Kota Madya Jakarta Selatan. 2. Tahun 2003-2004, SMAN 70 menjadi sekolah unggulan tingkat Nasional. Dalam mencapai tujuan pendidikan, SMAN 70 menetapkan Visi dan Misi, sebagai berikut : Visi Unggul dalam prestasi berlandaskan inan dan taqwa serta menghasilkan lulusan yang mampu bersaing pada tingkat Nasional dan Internasional. Misi 1. Menumbuhkan penghayatan dan semangat pengalaman terhadap ajaran agama yang dianut dalam budaya bangsa sebagai sumber kearifan. 2. Menumbuhkan keunggulan dan kompetitif secara intensif kepada seluruh warga sekolah. 35
36
3. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara optimal yang berorientasi pada pencapaian kompetensi berstandar Nasional dan Internasional. 4. Mengembangkan dan mengintensifkan hubungan sekolah dengan lembagalembaga pendidikan serta institusi lain yang telah memiliki reputasi Nasional dan Internasional. 5. Menerapkan manajemen pengelolaan sekolah mengacu standar ISO 9001 tahun 2001 dengan melibatkan seluruh warga sekolah. Kurikulum yang digunakan dalam sistem pengajaran di SMAN 70 adalah KTSP berbasis kompetensi mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22, 23 dan 24 Tahun 2006 dan Pedoman Penyelenggaraan Sisteam Kredit Semester untuk kategori Mandiri dan Bertaraf Internasional. Pelaksanaan Sistem Kredit Semester ( SKS ) di SMAN 70 mulai dirintis pelaksanaannya pada tahun Pelajaran 2009/2010 secara bertahap dari kelas X, sedangkan untuk kelas XI dan XII (yang saat ini sedang berjalan) kegiatan KBM seperti biasa. 2. Fasilitas Untuk meningkatkan terlaksananya kegiatan belajar mengajar SMAN 70 Jakarta menyediakanfasilitas-fasilitas: 1. Bangunan gedung dengan 40 ruang kelas ber-AC berdiri di atas tanah seluas 15007 M2. 2. Masjid Al-Ikhlas. 3. Perpustakaan Digital.
37
4. Ruang Multimedia. 5. Ruang Audiovisual. 6. Laboratorium (Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa, IPS, Komputer dan Virtual. 7. Hot Spot. 8. Green House. 9. Lapangan Olahraga. 10. Ruang Musik. 11. Ruang Relaksasi 12. Parkir Motor. 13. Kantin.
B. Perpustakaan SMAN 70 Jakarta 1. Sejarah Singkat Perpustakaan Perpustakaan SMAN 70 Jakarta berdiri sejak tanggal 5 Oktober 1982. Pada awalnya, perpustakaan SMAN 70 terdiri atas dua ruangan terpisah yaitu perpustakaan SMA 9 sebanyak 1 lokal dan perpustakaan SMAN 11 sebanyak 3 lokal dengan koordinator perpustakaan yang berbeda. Selama terbagi atas dua ruangan terpisah, ternyata kurang berjalan efektif. Oleh karena itu, pada tahun 1987 dengan inisiatif kepala sekolah, perpustakaan disatukan menjadi satu ruangan yang lebih besar dengan dikoordinasi oleh satu orang. Ruang perpustakaan menjadi 4 lokal dengan rincian 1 lokal untuk buku paket dan 3 lokal untuk buku penunjang.
38
Selama
tahun
1982-2005,
keberadaan
perpustakaan
masih
kurang
diprioritaskan oleh pihak sekolah. Hingga pada tahun 2006 setelah pergantian kepala sekolah, keberadaan perpustakaan mulai diperhatikan. Hal ini terlihat dari banyaknya pembenahan yang telah dilakukan, mulai dari perpindahan ruang perpustakaan, penambahan koleksi, penataan ruang yang nyaman hingga penggunaan teknologi informasi untuk memudahkan temu kembali informasi. Keberadaan perpustakaan SMAN 70 diperkuat kembali dengan adanya Keputusan Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah Tinggi Kotamadya Jakarta Selatan Nomor 05 A tahun 2007 tentang Keberadaan Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta. Perpustakaan SMAN 70 Jakarta telah mengikuti 3 kali perlombaan di berbagai tingkat pada tahun ajaran 2007-2008, dan meraih berbagai prestasi, seperti: 1. Juara I tingkat Jakarta Selatan tahun 2007 2. Juara I tingkat DKI Jakarta tahun 2007 3. Finalis tingkat Indonesia tahun 2007 4. Duta buku tahun 2007 tingkat Jakarta Selatan dan Tingkat DKI 2. Visi dan Misi Perpustakaan SMAN Sebagai sarana penunjang kegiatan belajar mengajar siswa dan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan, perpustakaan memiliki visi dan misi, yaitu: Visi Menjadi pusat ilmu pengetahuan dan sains terdepan yang bertaraf internasional bagi warga sekolah DKI Jakarta. Misi
39
1. Menyediakan referensi buku dan IT yang lengkap dan terkini 2. Menerapkan manajemen perpustakaan yang mengacu pada standar ISO 9000 tahun 2000 3. Mengembangkan dan mengintensifkan hubungan perpustakaan sekolah dengan lembaga-lembaga pendidikan serta instansi lainnya yang telah memiliki reputasi nasional dan internasional. 4. Melaksanakan kegiatan membaca dan menulis secara optimal yang berorientasi pada pencapaian budaya baca. 3. Struktur Organisasi Perpustakaan SMAN 70 Jakarta
Kepala Sekolah
Koordinator Perpustakaan
Bagian Pengolahan Bahan Perpustakaan
Bagian Pengadaan Bahan Perpustakaan
Sirkulasi
Bagian Pelayanan
Referensi
Gambar 1 Struktur Organisasi Perpustakaan SMAN 70 Jakarta
Audiovisual
40
4. Koleksi Perpustakaan Perpustakaan SMAN 70 diselenggarakan dengan tujuan utama meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah ini. Selain itu juga untuk menumbuhkembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca, memanfaatkan bahan bacaan sebagai sumber informasi, memupuk daya kritis serta mengembangkan kegemaran pribadi melalui bacaan. Untuk meningkatkan tujuan tersebut maka dalam pengadaan bahan pustaka (koleksi), perpustakaan SMAN 70 selalu mempertimbangkan kurikulum sekolah, serta selera para siswa–siswi SMAN 70. Koleksi yang dimiliki perpustakaan pada periode 2008-2009 sebanyak 6200 judul buku dan 15100 eksemplar, dengan perincian sebagai berikut: Tabel 1 Koleksi Perpustakaan Jumlah Koleksi 000-099 100-199 200-299 300-399 400-499 500-599 600-699 700-799 800-899 900-999 Fiksi Total
Judul 550 382 450 408 570 550 510 525 834 419 1002 6200
Eksemplar 1020 1005 1100 890 853 1288 1205 819 1500 1220 4200 15100
41
4. Layanan Perpustakaan Layanan perpustakaan merupakan kegiatan pemberian pelayanan kepada pengunjung perpustakaan SMAN 70 dalam menggunakan buku-buku maupun bahan pustaka lainnya. Jenis layanan yang tersedia, antara lain: 1. Layanan Baca, 2. Layanan Sirkulasi, layanan yang digunakan adalah sistem terbuka. 3. Layanan Audio Visual, 4. Layanan rujukan, 5. Layanan internet, 6. Layanan hot-spot,
Berdasarkan sumber daya yang tersedia, perpustakaan SMAN 70 Jakarta dikelola oleh 5 orang, yaitu: 1. Kepala perpustakaan 2. Staf yang bertugas dalam hal pengadaan, pengolahan, dan layanan rujukan 3. Staf ICT, penyusunan, layanan sirkulasi 4. Teknisi kebersihan 5. Teknisi audiovisual 5. Sarana dan Prasarana Perpustakaan Pengertian prasarana di sini adalah gedung atau ruang yang dapat digunakan untuk
menyelenggarakan
perpustakaan
sekolah,
sedangkan
sarana
berarti
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan dalam menyelenggarakan perpustakaan sekolah (Bafadal, 2006 : 21).
42
Dalam menjalankan aktivitasnya, perpustakaan SMAN 70 juga dilengkapi oleh sarana dan prasarana yang cukup memadai yaitu penyediaan ruangan seluas 360 m2 dengan suhu rata-rata 21 derajat celcius, cahaya terang dengan menggunakan 2 jenis lampu neon yang besar dan kecil. Selain itu, perpustakaan dilengkapi fasilitas lain yang meningkatkan seperti penyediaan bangku dan meja untuk sarana membaca, komputer, dan telah menggunakan sistem otomasi perpustakaan yaitu sistem GDL (Ganesa Digital Library) yang dapat memudahkan para pengguna perpustakaan untuk menemukan koleksi yang diinginkan dengan cepat.
C. Kegiatan SMAN 70 Jakarta dalam Meningkatkan Minat dan Kebiasaan Membaca SMAN 70 adalah sekolah unggulan yang memiliki siswa yang berprestasi tinggi dan merupakan bibit unggul untuk membangun bangsa. Salah satu cara siswa mengembangkan bakatnya
adalah
dengan
mengikuti
kegiatan/lomba
yang
diselenggarakan sesuai dengan bakat dan kemampuan. Saat ini SMAN 70 memiliki 146 piala dari berbagai macam lomba yang diikuti oleh para siswa. Kegiatan siswa yang berhubungan dengan minat baca antara lain adalah juara I dan II lomba karya tulis hardiknas, juara I lomba cipta dan baca puisi Dinas Pariwisata DKI, juara II lomba cerdas cermat hari temu lapang dan festival tanaman IPB, juara I lomba storry telling, juara I dan III reading comprehension, dan lain sebagainya. Kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan kebiasaan membaca di SMAN 70 yang baru dilaksanakan dalam dua bulan terakhir ini adalah diadakannya lomba
43
menulis karangan dengan topik yang diberikan pihak sekolah. Kegiatan ini khusus diadakan untuk kalangan SMAN 70 dan memberikan hadiah yang cukup menarik minat siswa untuk mengikuti kegiatan ini dan akan diadakan secara rutin. Kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 70 terdiri dari 27 macam, antara lain rohani Islam, Kelompok Ilmiah Remaja Fisika, Palang Merah Remaja, band, vokal group, teater, boxing, karate, dan lain sebagainya.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN
A. Minat dan Kebisaan Membaca Siswa Kelas XI-XII SMAN 70 Jakarta Untuk mengetahui bagaimana minat dan kebisaan membaca siswa kelas XIXII SMAN 70 Jakarta, penulis memberikan beberapa pertanyaan yang disajikan dalam bentuk kuesioner. Kuesioner ini penulis ajukan ke responden yaitu 70 siswasiswi kelas XI-XII SMAN 70 Bulungan Jakarta tahun ajaran 2009/2010 yang menjadi sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel adalah stratified random sampling yaitu sampel yang terbentuk dengan membagi-bagi lapisan (strata) yang beragam, dan dari setiap lapisan dapat diambil sampel secara acak. Dengan mengambil sebanyak 10% dari 700 siswa yang ada. Data-data yang diterima melalui kuesioner ini, kemudian diolah dengan menggunakan teknik perhitungan prosentase dengan menggunakan rumus: F P=
X 100% N
Keterangan: P
= Prosentase jawaban
F
= Frekuensi yang akan dicari prosentasinya
N
= Jumlah responden
100% = Bilangan tetap
44
45
Adapun parameter untuk penafsiran untuk nilai prosentase adalah : 0%
= Tidak ada satu pun
1 % - 25 % = Sebagian kecil 26 % - 49 % = Hampir setengahnya 50 %
= Setengahnya
51 % - 75 % = Sebagian besar 76 % - 99 % = Hampir seluruhnya 100 %
= Seluruhnya (Warsito, 1992 : 11).
Untuk lebih memudahkan dalam membaca data, hasil perhitungan prosentase tersebut penulis tuangkan ke dalam tabel 2, sebagai berikut : Tabel 2 Tujuan Siswa Membaca
Alternatif Jawaban Keperluan belajar di kelas Mengisi waktu luang Memperoleh informasi Mencari hiburan Melatih keterampilan membaca Memperluas wawasan Lain-lain Jumlah
Frekuensi 2 16 14 17 1 20 70
Prosentase (%) 2,86 22,86 20 24,28 1,43 28,57 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengahnya (28,57%) responden membaca dengan tujuan untuk memperluas wawasan mereka. Tujuan untuk mencari hiburan dijawab oleh sebagian kecil responden (24,28%). Sedangkan
46
mereka yang menjawab untuk mengisi waktu luang dan memperoleh informasi masing-masing sebesar 22,86 dan 20%. Responden yang menjawab tujuan membaca mereka adalah untuk keperluan belajar di kelas sebanyak 2,86 dan yang menjawab untuk melatih keterampilan membaca sebanyak 1,43%. Ini menunjukkan bahwa tujuan membaca menurut kebanyakan siswa kelas XI dan XII
adalah untuk
memperluas wawasan mereka. Memperluas wawasan disini dapat diartikan bahwa responden itu membaca untuk memenuhi kebutuhan intelektual, spritual, dan pengembangan pribadi baik dari buku fiksi maupun non fisksi yang mereka baca. Ada banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan minat dan kebiasaan membaca siswa. Tabel di bawah ini menggambarkan data-data yang berkaitan dengan hal tersebut. Tabel 3 Pihak Yang Mempengaruhi dalam Memilih Buku Bacaan
Alternatif Jawaban Orang tua Saudara Teman Guru Pustakawan Diri sendiri Lain-lain Jumlah
Frekuensi 10 2 4 3 3 48 70
Prosentase (%) 14,29 2,86 5,71 4,28 4,28 68,57 100
Tabel di atas disajikan data mengenai pihak mana saja yang mempengaruhi responden dalam memilih buku bacaannya. Ternyata sebagian besar (68,57%) responden menjawab bahwa diri sendirilah yang menentukan bacaan apa yang ingin
47
mereka baca. Sebagian kecil (14,29%) responden menjawab pihak orang tua yang mempengaruhi mereka dalam memilih bacaan. Sementara pengaruh teman juga dijawab oleh sebagian kecil (5,71%) responden. Untuk guru dan pustakawan dijawab oleh 4,28% responden. Saudara juga menjadi pihak yang berpengaruh bagi 2,86% responden. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa (68,57%) ternyata sudah bisa menentukan sendiri buku bacaan apa yang mereka baca. Rata-rata waktu yang digunakan siswa dalam sehari untuk membaca dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4 Rata-rata Waktu Siswa untuk Membaca dalam Sehari Alternatif Jawaban Lebih dari 4 jam 3-4 jam 2-3 jam 1-2 jam Kurang dari ½ jam Jumlah
Frekuensi 3 4 10 34 19 70
Prosentase (%) 4,29 5,71 14,29 48,57 27,14 100
Menurut pendapat John Malouf dan Nicola Schutte (2001 : 34) waktu yang digunakan seorang anak untuk membaca rata-rata kurang lebih 30-90 menit dalam sehari. Dari tabel di atas terlihat bahwa hampir setengahnya (48,57%) responden menghabiskan waktu selama 1-2 jam untuk membaca dalam sehari. Sedangkan mereka yang menjawab kurang dari ½ jam sebanyak 27,14%. 14,29% responden menjawab 2-3 jam. Lalu responden yang menjawab 3-4 jam sebanyak 5,71%.
48
Adapula responden yang menghabiskan waktu lebih dari 4 jam seharinya untuk membaca, yaitu sebanyak 4,29%. Ini menunjukkan bahwa hampir setengahnya siswa sudah memiliki minat dan kebiasaan membaca yang baik jika dilihat dari sudah sesuainya waktu yang digunakan untuk membaca. Pada tabel 5 di bawah ini dapat diketahui ternyata waktu yang digunakan untuk membaca tidak seimbang dengan waktu yang dihabiskan oleh responden untuk menonton televisi.
Tabel 5 Rata-rata Waktu Siswa untuk Menonton Televisi dalam Sehari Alternatif Jawaban Lebih dari 4 jam 3-4 jam 2-3 jam 1-2 jam Kurang dari ½ jam Jumlah
Frekuensi 30 14 18 5 3 70
Prosentase (%) 42,86 20 25,71 7,14 4,28 100
Sebanyak 42,86% responden menjawab bahwa rata-rata waktu yang mereka gunakan untuk menonton televisi dalam sehari adalah lebih dari 4 jam dengan nilai prosentase hampir setengahnya. Mereka yang menjawab dengan rata-rata 2-3 jam sebanyak 25,71%. 20% responden menjawab 3-4 jam, 7,14% responden menjawab 12 jam dan 4,28% responden menjawab kurang dari ½ jam. Ini menunjukkan bahwa waktu yang digunakan siswa untuk menonton televisi dalam sehari cukup tinggi, lebih dari 4 jam yaitu sebanyak 42,86% dengan nilai prosentase hampir setengahnya.
49
Untuk tema buku yang diminati, ternyata buku dengan tema persahabatan dan humor adalah yang paling disukai oleh para responden, masing-masing dipilih oleh sebagian besar (65,71%) responden. Tema buku lainnya yang diminati adalah petualangan (61,43%), misteri (34,29%), sejarah (32,86%), olahraga (22,86%), ilmu pengetahuan alam (21,43%), dongeng (21,43%), hobi (20%), seni dan budaya (8,57%), agama (4,29%). Data mengenai hal tersebut dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini. Tabel 6 Tema Buku Yang Diminati Alternatif Jawaban Agama Ilmu pengetahuan alam Seni dan budaya Sejarah Petualangan Dongeng Misteri Olahraga Hobi Persahabatan Humor Lain-lain
Frekuensi 3 15 6 23 43 15 24 16 14 46 46 -
Prosentase (%) 4,29 21,43 8,57 32,86 61,43 21,43 34,29 22,86 20 65,71 65,71 -
Tabel 7 di bawah ini untuk mengetahui seberapa banyaknya bahan bacaan yang dibaca siswa.
50
Tabel 7 Jumlah Bahan Bacaan Yang Dibaca Siswa dalam Seminggu Alternatif Jawaban > 4 buku 2-3 buku 1-2 buku Tidak ada Jumlah
Frekuensi 20 48 2 70
Prosentase (%) 28,57 68,57 2,86 100
Data pada tabel 7 di atas membuktikan bahwa sebagian besar (68,57%) responden yang membaca 2-3
buku dalam seminggu, 28,57% responden yang
membaca lebih dari 4 buku dalam seminggu, 1-2 buku yang dibaca dalam seminggu dipilih sebanyak 2,86% responden dan tidak satu pun (0%) responden yang tidak membaca apapun dalam seminggu. Ini menunjukkan bahwa minat dan kebiasaan membaca siswa cukup baik, yaitu sekitar 2-3 buku yang dibaca dalam seminggu. Pada tabel 8 akan di ketahui cara para responden memperoleh buku yang dibacanya. Tabel 8 Cara Siswa Mendapatkan Buku Yang Dibaca Alternatif Jawaban Membeli Meminjam dari teman Meminjam dari perpustakaan sekolah Menyewa dari taman bacaan Lain-lain Jumlah
Frekuensi 41 9 20
Prosentase (%) 58,57 12,86 28,57
70
100
Sebagian besar (58,57%) responden mendapatkan bacaan dengan cara membeli, reponden yang mendapatkan bacaan dengan meminjam dari perpustakaan
51
sekolah sebanyak 28,57% sedangkan sebagiaan kecil (12,86%) responden mendapatkannya dengan cara meminjam dari teman. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mendapatkan bacaan dengan cara membeli sebanyak 58,57%. Hal ini memperlihatkan bahwa kebanyakan siswa berasal dari keluarga yang tingkat ekonominya mencukupi. Seorang wali kelas mengatakan sekitar 75% siswa memiliki orang tua yang setiap bulannya selalu mengajak mereka pergi ke toko buku. Para orangtua ini membebaskan si anak untuk mencari bacaan yang ia sukai dan kemudian membelinya. Wali kelas berpendapat bahwa mau tidak mau minat baca akan tumbuh dengan baik mengingat tingkat sosial dan ekonomi orangtua yang cukup baik. Dari kegiatan membaca, responden dapat banyak mengambil manfaat, seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 9 Manfaat Membaca
Alternatif Jawaban Menambah ilmu pengetahuan Mendapatkan informasi yang diinginkan Memperluas wawasan Mengisi waktu luang Menimbulkan perasaan senang dan terhibur Mengetahui perkembangan zaman Menambah daya imajinasi Menghilangkan rasa jenuh Menghilangkan stress Jumlah
Frekuensi 40 8 7 6 3 3 1 1 1 70
Prosentase (%) 57,14 11,43 10 8,57 4,29 4,29 1,43 1,43 1,43 100
Dari banyaknya jawaban mengenai manfaat membaca, menandakan bahwa semua responden menyadari bahwa memang banyak manfaat yang dapat diambil dari kegiatan membaca.
52
Menambah ilmu pengetahuan merupakan manfaat yang paling banyak dirasakan oleh sebagian besar (57,14%). Mendapatkan informasi yang diinginkan dirasakan oleh 11,43% responden. Sebanyak 10% responden merasakan manfaat dari membaca yaitu dapat memperluas wawasan mereka. Manfaat lain yang dirasakan responden adalah mengisi waktu luang sebanyak 8,57%. Sedangkan menimbulkan perasaan senang dan terhibur, mengetahui perkembangan zaman merupakan manfaat yang dirasakan oleh masing-masing 4,29% responden, lalu manfaat yang dirasakan oleh sebagian kecil responden masing-masing (1,43%) diantaranya, menambah daya imajinasi, menghilangkan rasa jenuh dan menghilangkan stres. Berdasarkan data-data pada tabel 9 di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa semua responden menyadari bahwa banyak manfaat yang diambil dari kegiatan membaca, dilihat dari banyaknya jawaban mengenai manfaat membaca. Menambah ilmu pengetahuan merupakan manfaat yang paling banyak dirasakan oleh para responden yaitu sebanyak 57,14 %. Salah satu faktor yang mempengaruhi minat baca anak adalah sistem pendidikan. Sistem pendidikan yang benar mampu membantu pelajar untuk lebih suka membaca. Sistem ini pada dasarnya tidak memberikan semua ilmu kepada siswa, namun hanya sepenggal saja. Selebihnya para siswa bisa melengkapi pengetahuan
dengan
membaca-baca
buku
di perpustakaan
dan kemudian
memaparkannya di depan guru dan teman-temannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan para wali kelas, ternyata selama ini sistem pendidikan yang diterapkan di kelas sudah berjalan dua arah. Dalam
53
pemberian materi pelajaran, guru hanya akan memberikan pokok-pokonya saja. Untuk materi-materi tertentu guru akan bertanya kepada siswa, siapa saja yang sudah pernah membaca atau mengetahui mengenai topik yang akan dibahas. Pada saat seperti itu siswa terkadang memberikan informasi tambahan dan masukan bagi guru dan teman-temannya. Jadi di sini guru hanya berperan sebagai perantara, di mana untuk penguatan materi pelajaran, guru mempersilakan para siswa untuk mendapatkannya di perpustakaan..
B. Pemanfaatan Perpustakaan SMAN 70 Jakarta Oleh Siswa Kelas XI-XII SMAN 70 Jakarta Dalam Meningkatkan Minat Dan Kebisaan Membacanya Salah satu faktor yang dapat dijadikan modal dasar untuk mencapai keberhasilan usaha pengembangan perpustakaan sekolah adalah dengan dimilikinya minat dan kebiasaan membaca baca pada para siswa. Untuk meningkatkan dan membina minat dan kebiasaan membaca siswa, maka perlu adanya pendayagunaan perpustakaan sekolah dengan cara menanamkan gemar membaca sidini mungkin. Dengan demikian diharapkan dari fase gemar membaca ini akan meningkat menjadi fase memiliki jiwa membaca, lalu muncul fase kebiasaan membaca setelah itu dikembangkan fase masyarakat gemar membaca, dan akhirnya terwujudlah fase di mana masyarakat gemar belajar yang merupakan tujuan akhir yang diharapkan pemerintah dari pengembangan serta pendayagunaan perpustakaan sekolah (Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat, 1993).
54
Perpustakaan sekolah dapat dikatakan sebagai pusat minat dan kebiasaan baca, bila seluruh komponen sekolah sudah menganggap perpustakaan sekolah sebagai sarana penting dalam meningkatkan pendidikan dan pengajaran. Dalam hal ini, perpustakaan sekolah SMAN 70 Jakarta, ternyata sudah merupakan bagian yang integral dari proses belajar mengajar. Hal ini terlihat dengan begitu dimanfaatkannya perpustakaan untuk kepentingan belajar. Seorang
Pustakawan
mengatakan
selama
ini
perpustakaan
sudah
dimanfaatkan oleh guru dan siswa untuk kepentingan belajar. Umumnya para guru memanfaatkan perpustakaan dengan cara, mengajak para siswa belajar di perpustakaan untuk mata pelajaran tertentu, sebelumnya di kelas guru sudah menjelaskan terlebih dahulu pokok-pokok pelajaran dan tugas yang harus siswa kerjakan di perpustakaan. Pemanfaatan lain yang dilakukan guru dan siswa di perpustakaan adalah dengan memanfaatkan bahan audio visual, seperti video, untuk memperdalam suatu materi. Sehari sebelumnya, biasanya guru mendatangi perpustakaan untuk mencari bahan yang diperlukan. Setelah itu ia akan memberitahukan pustakawan, sehingga pustakawan dapat mengatur jadwal, kapan mereka dapat menggunakan ruang audio visual. Pada tabel-tabel di bawah ini, tersaji data-data mengenai pemanfaatan dan pendapat responden mengenai perpustakaan SMAN 70 Jakarta dalam kaitannya peningkatan minat dan kebiasaan membaca siswa. Tabel 10 menyajikan data mengenai frekuensi kunjungan responden ke perpustakaan.
55
Tabel 10 Kunjungan Siswa Ke Perpustakaan dalam Seminggu Alternatif Jawaban Lebih dari 4 kali 3-4 kali 2-3 kali 1-2 kali Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 15 47 5 2 1 70
Prosentase (%) 21,43 67,14 7,14 2,86 1,43 100 %
Dari tabel 9 terlihat bahwa sebagian besar (67,14%) responden berkunjung 34 kali dalam seminggu, 21,43 % menjawab lebih dari 4 kali dan 7,14 % menjawab 23 kali. Sedangkan responden yang menjawab 1-2 kali sebanyak 2,86 % dan responden yang tidak pernah mengunjungi perpustakaan dalam seminggu sebanyak 1,43 % dengan nilai prosentase sebagian kecil. Ini menunjukkan bahwa perpustakaan sudah cukup untuk menarik perhatian siswa agar mengunjungi perpustakaaan dan meningkatkan minat serta kebiasaan membaca siswa. Para responden, ternyata paling sering menggunakan waktu pada jam pelajaran untuk berkunjung ke perpustakaan. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 11 di bawah ini. Tabel 11 Waktu Yang Digunakan Siawa untuk Datang Ke Perpustkaan Sekolah Alternatif Jawaban Pulang sekolah Jam istirahat Jam pelajaran kosong Jam pelajaran saat diminta ibu/bapak guru Lain-lain (waktu fotocopy)
Frekuensi 22 5 7 55 3
Prosentase (%) 31,43 7,14 10 78,57 4,29
56
Tabel di atas memperlihatkan bahwa hampir seluruhnya (78,57%) responden memilih menggunakan untuk datang ke perpustakaan pada jam pelajaran. Para siswa mengunjungi dan memanfaatkan perpustakaan selama jam-jam pelajaran tertentu. Kesempatan lain yang digunakan untuk mengunjungi perpustakaan adalah pada saat pulang sekolah sebanyak 31,43 %. Selain itu ada pula responden yang mengunjungi perpustakaan pada saat jam kosong sebanyak 10 %, pada saat jam istirahat sebanyak 7,14 % dan pada saat mereka harus fotokopi sebanyak 4,29 % dengan nilai prosentase sebagian kecil. Tabel 12 menyajikan data mengenai waktu yang dihabiskan responden di perpustakaan. Tabel 12 Waktu Yang Sering Dihabiskan Siswa Di Perpustakaan Setiap Kali Datang Alternatif Jawaban Lebih dari 40 menit 40 menit 30 menit 20 menit 10 menit Jumlah
Frekuensi 9 16 34 10 1 70
Prosentase (%) 12,86 22,86 48,57 14,29 1,43 100
Hampir setengahnya (48,57%) responden menghabiskan waktu selama 30 menit di perpustakaan. Responden yang meenjawab 40 menit sebanyak 22,86 %, 20 menit sebanyak 14,29 %, lebih dari 40 menit sebanyak 12,86 % dan mereka yang menghabiskan waktu hanya 10 menit di perpustakaan sebanyak 1,43 % responden dengan nilai prosentase sebagian kecil. Ini menunjukkan bahwa hampir setengahnya
57
siswa paling sering menghabiskan waktu selama 30 menit di perpustakaan yaitu sebanyak 48,57% responden. Bagi siswa perpustakaan sekolah merupakan sumber informasi yang utama. Di tempat inilah para siswa harus mencari bahan rujukan yang ia perlukan untuk menyelesaikan tugas sekolah atau pun mencari buku-buku yang dibaca sebagai hiburan (Gardiner, 1998 : 3). Pada tabel 13 dapat dilihat alasan yang mendorong responden datang ke perpustakaan. Tabel 13 Alasan Siswa Mengunjungi Perpustakaan Alternatif Jawaban Mengerjakan tugas dari guru Mencari buku yang diminati Menonton film/video Belajar untuk ujian Membaca koran/majalah Mengobrol Mencari ketenangan Melihat hasil karya kakak kelas
Frekuensi 39 52 14 31 9 29 3 3
Prosentase (%) 55,71 74,29 20 42,86 12,86 41,43 4,29 4,29
Mencari buku yang diminati merupakan alasan yang menyebabkan sebagian besar (74,29%) responden datang ke perpustakaan. Alasan lainnya adalah mengerjakan tugas dari guru yang dijawab oleh 55,71% responden. Selain itu mereka datang ke perpustakaan dengan alasan untuk belajar jika ada ujian sebanyak 42,86 %, mengobrol 41,43 reponden, mencari ketenangan dan melihat hasil karya kakak kelas masing-masing sebanyak 2,86 % responden dengan nilai prosentase sebagian kecil.
58
Umumnya para siswa mengunjungi perpustakaan untuk membaca dan meminjam buku yang mereka minati. Selain itu karena sudah banyaknya tugas yang diberikan guru-guru kepada mereka,
membuat mereka
harus mengunjungi
perpustakaan untuk mendapatkan informasi tersebut. Yang menarik dari data di atas adalah, bahwa sebanyak 41,43% responden datang ke perpustakaan untuk alasan mengobrol. Seperti yang diakui oleh salah satu wali kelas, sebagian kecil dari siswanya, jika datang ke perpustakaan tanpa diberikan tugas, suasana di perpustakaan sangat tidak menentu dan ramai, karenanya sebelum pergi ke perpustakaan wali kelas harus terlebih dahulu menasehati mereka. Namun berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa alasan utama siswa datang ke perpustakaan adalah untuk mencari buku yang diminati yaitu sebanyak 74,29% responden dengan nilai prosentase sebagian besar. Pada tabel 14 di bawah ini akan memperlihatkan data mengenai bahan pustaka apa saja yang sering dimanfaatkan oleh responden. Tabel 14 Bahan Pustaka Yang Sering Dimanfaatkan Alternatif Jawaban Buku-buku pelajaran Kamus/ensiklopedia Audio visual (video/kaset) Majalah/Koran Buku-buku fiksi (buku cerita) Buku-buku non fiksi (ilmu pengetahuan alam) Lain-lain
Frekuensi 22 31 15 4 58 38 -
Prosentase (%) 31,43 44,29 21,43 5,71 82,86 54,29 -
59
Ketika responden memanfaatkan perpustakaan, ternyata bahan pustaka yang paling banyak dimanfaatkan oleh hampir seluruhnya (82,86%) responden adalah buku fiksi/cerita. Sementara untuk menambah pengetahuan dan wawasan juga meningkatkan pelajaran, reponden banyak memanfaatkan buku non fiksi sebanyak 54,29 % dan kamus/ensiklopedia sebanyak 44,29 %. Bahan pustaka lain yang dimanfaatkan responden adalah buku-buku pelajaran sebanyak 31,43 %, bahan audio visual sebanyak 21,43 % dan sebagian kecil (5,71%) responden memanfaatkan majalah/koran. Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa umumnya banyak membaca-baca buku fiksi ketika berkunjung ke perpustakaan yakni sebanyak 82,86 % responden dengan nilai prosentase hampir seluruhnya.
Tabel 15 Jumlah Bahan Pustaka Yang Dipinjam
Alternatif Jawaban Lebih dari 4 buah 3-4 buah 2-3 buah 1-2 buah Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 23 34 6 6 1 70
Prosentase (%) 32,86 48,57 8,57 8,57 1,43 100 %
Jumlah koleksi yang dimanfaatkan oleh siswa dapat menjadi indikator minat dan kebiasaan membaca. Wiyono (2001 : 43) berpendapat bahwa besarnya minat baca seseorang dapat dilihat dari banyaknya buku yang ia baca dan frekuensi ia membaca. Minat baca siswa akan tercermin dari jumlah buku yang dibacanya selama satu bulan tanpa memandang jenis bukunya.
60
Tabel di atas memperlihatkan bahwa hampir setengahnya (48,57%) responden meminjam sebanyak 3-4 bahan pustaka dalam sebulan, 32,86 % meminjam hingga lebih dari 4 bahan pustaka. Responden yang hanya meminjam 1-2 dan 2-3 bahan pustaka, masing masing sebanyak 8,57 % responden. Sedangkan sebagian kecil (1,43%) responden mengatakan tidak pernah sama sekali meminjam bahan pustaka dalam sebulan. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa minat dan kebiasaan membaca siswa cukup baik, yaitu sebanyak 48,57 % responden meminjam 3-4 bahan pustaka dalam sebulan dan 32,86 % meminjam hingga lebih dari 4 bahan pustaka. Pada tabel 16 akan menunjukan data jenis bahan pustaka apa yang sering dipinjam oleh responden. Tabel 16 Jenis Bahan Pustaka Yang Biasa Dipinjam Alternatif Jawaban Buku fiksi/cerita Buku non fiksi
Frekuensi 58 45
Prosentase (%) 82,86 64,27
Tabel di atas memperlihatkan bahwa, untuk peminjaman, bahan pustaka yang paling banyak dipinjam oleh para responden adalah buku fiksi sebanyak 82,86% responden dengan nilai prosentase hampir seluruhnya, walaupun perpustakaan sudah menekankan pada mereka untuk lebih banyak meminjam buku-buku non fiksi. Buku non fiksi juga dipinjam oleh sebagian besar (64,27%) responden. Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dalam sebulan terakhir para siswa lebih banyak
61
membaca buku fiksi yaitu sebanyak 82,86 % responden dengan nilai prosentase hampir seluruhnya.
C. Peran dan Upaya Perpustakaan SMAN 70 Jakarta Dalam Meningkatkan Minat Dan Kebiasaan Membaca Siswa Peran perpustakaan sangat sentral dalam membina dan menumbuhkan kesadaran membaca. Kegiatan membaca tidak bisa dilepaskan dari keberadaan dan ketersediaan bahan bacaan yang memadai baik dalam segi jumlah maupun dalam kualitas bacaan (Darmono, 2004 : 187) Untuk koleksi, perpustakaan sekolah SMAN 70 Jakarta memiliki cukup banyak koleksi, baik itu buku, bahan audio visual, buku tahunan, karya tulis dan artikel ilmiah. Untuk koleksi buku perpustakaan memiliki kurang lebih 15100 eksemplar, dari berbagai macam subyek. Perbandingan antara koleksi fiksi dan non fiksi antara 30 : 70. Para pustakawan mengatakan dilihat dari segi kualitas, koleksi perpustakaan sudah mencukupi, namun secara kuantitas ternyata masih dirasa kurang. Koleksi merupakan faktor yang penting. Penyediaan bacaan-bacaan di perpustakaan seringkali kurang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Sehingga banyak dijumpai bacaan-bacaan yang tersedia di perpustakaan kurang diminati oleh masyarakat pembacanya karena ragam, jenis, jumlah dan mutunya kurang. Seandainya ada yang sesuai minat terkadang jumlahnya kurang mencukupi kebutuhan (Ratnaningsih, 1998 : 296-297).
62
Pada tabel 17 di bawah ini data yang ada merupakan hasil dari pertanyaan ke responden tentang pendapat mereka mengenai koleksi perpustakaan. Tabel 17 Pendapat Mengenai Koleksi Alternatif Jawaban Sangat lengkap Lengkap Tidak lengkap Sangat tidak lengkap Jumlah
Frekuensi 12 55 3 70
Prosentase (%) 17,14 78,57 4,29 100 %
Data-data pada tabel 17 di atas menyatakan bahwa sebanyak 78,57% responden berpendapat bahwa koleksi perpustakaan lengkap dengan nilai prosentase hampir seluruhnya, 17,14% menyatakan koleksi sangat lengkap, dan sebagian kecil (4,29%) responden menyatakan bahwa koleksi perpustakaan tidak lengkap. Dengan melihat data pada tabel 17, koleksi perpustakaan sekolah SMAN 70 Jakarta dapat dikatakan sudah baik yaitu hampir seluruhnya (78,57%) responden menyatakan bahwa koleksi perpustakaan lengkap. Bagi responden yang menjawab tidak lengkap, agaknya jawaban dikarenakan perpustakaan tidak dapat mengoleksi bahan perpustakaan tertentu yang diinginkan oleh responden. Perpustakaan dikatakan sudah berperan dengan baik jika sudah dapat memenuhi kebutuhan pemakainya. Pada tabel 18 disajikan data mengenai hal tersebut.
63
Tabel. 18 Pemenuhan Kebutuhan Pemakai terhadap Bahan Pustaka Alternatif Jawaban Ya (selalu terpenuhi) Tidak (tidak selalu terpenuhi) Jumlah
Frekuensi 42 28 70
Prosentase (%) 60 40 100 %
Dari tabel 17 di atas dapat dilihat, ternyata sebagian besar (60%) responden berpendapat bahwa selama ini kebutuhan mereka akan bahan pustaka selalu terpenuhi, sedangkan responden yang merasa tidak selalu terpenuhi sebanyak 40%. Dengan demikian menunjukan bahwa perpustakaan SMAN 70 Jakarta telah dapat memenuhi kebutuhan para siswa akan bahan pustaka Ruangan yang menyenangkan merupakan suatu kondisi yang meningkatkan pembinaan minat dan kebiasaan membaca. Untuk menjadikan sebuah perpustakaan, termasuk perpustakaan sekolah, sebagai pusat minat baca, yang perlu dilakukan adalah membuat perpustakaan tersebut nyaman dan tenang serta mencirikan suatu tempat yang ramah dan menyenangkan bagi anak (Bunanta, 2004 : 44). Tabel 19 Pendapat Mengenai Ruangan Perpustakaan Alternatif Jawaban Sangat menyenangkan Menyenangkan Tidak menyenangkan Sangat tidak menyenangkan Jumlah
Frekuensi 19 47 4 70
Prosentase (%) 27,14 67,14 5,71 100 %
Pada tabel 18, data yang ada mengenai ruang perpustakaan SMAN 70 Jakarta, sebagian besar (67,14%) responden menjawab bahwa ruangan perpustakaan yang mereka miliki sudah terasa menyenangkan, bahkan hampir setengahnya (27,14%)
64
merasa sangat menyenangkan. Namun ada pula responden yang berpendapat ruangan perpustakaan tidak menyenangkan 5,71% dengan nilai prosentase sebagian kecil. Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar (67,14%) responden menyatakan ruang perpustakaan sudah terasa menyenangkan. Pada tabel 20, kepada responden ditanyakan pendapat tentang upaya perpustakaan SMAN 70 Jakarta dalam memberikan layanan dalam hal ini berkaitan dengan alokasi waktu kunjungan yang diberikan kepada para siswa. Tabel 20 Pendapat Mengenai Jam Buka Perpustakaan Alternatif Jawaban Sangat lama Cukup lama Singkat Sangat singkat Jumlah
Frekuensi 6 44 16 4 70
Prosentase (%) 8,57 62,86 22,86 5,71 100 %
Jam buka perpustakaan yang sudah dilaksanakan selama ini, yaitu dari pukul 6.30 hingga pukul 15.00, dirasa sudah cukup lama oleh sebagian besar (62,86%) responden. Sedangkan yang berpendapat singkat sebanyak 22,86%, sangat lama 8,57% dan sangat singkat 5,71% dengan nilai prosentase sebagian kecil, dari data di atas dapat disimpulkan bahwa jam buka perpustakaan yang sudah dilaksanakan selama ini, yaitu dari pukul 6.30 hingga pukul 15.00, dirasa sudah cukup lama oleh sebagian besar (62,86%) responden. Dalam usaha peningkatan minat dan kebiasaan membaca, pustakawan berperan sebagai pembina, yaitu dalam memberi informasi tentang koleksi, minat baca dan penulisan sinopsis. Dalam hal ini, pustakawan SMAN 70 Jakarta telah
65
mampu melaksanakan peran tersebut, yang terlihat dari selalu siapnya pustakawan dalam membantu siswa mencari bahan rujukan apabila mereka sedang mengerjakan tugas. Hal tersebut juga dapat dilihat pada tabel 21 di bawah ini. Tabel 21 Pendapat Mengenai Sikap Pustakawan Alternatif Jawaban Sangat membantu Membantu Tidak membantu Sangat tidak membantu Jumlah
Frekuensi 16 47 5 2 70
Prosentase (%) 22,86 67,14 7,14 2,86 100 %
Ketika ditanya mengenai sikap pustakawan selama ini, sebagian besar (67,14%) responden berpendapat bahwa pustakawan sudah memperlihatkan sikap membantu dan hampir setengahnya (22,86%) responden berpendapat bahwa pustakawan sudah sangat membantu. Namun sebanyak 7,14 % responden ternyata merasakan bahwa sikap pustakawan selama ini tidak membantu dan sebanyak 2,86 % responden merasa bahwa pustakawan sangat tidak membantu dengan nilai prosentase sebagian kecil. Dalam upayanya meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa, Perpustakaan SMAN 70 Jakarta juga melakukan kerjasama dengan para wali kelas. Salah satu upaya yang dilakukan antara perpustakaan SMAN 70 Jakarta dengan wali kelas dalam meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa adalah mengadakan wajib pinjam. Setiap siswa dikenakan wajib pinjam bahan pustaka sebanyak 4 buah untuk 1 minggu dengan ketentuan buku fiksi dibatasi paling banyak dua buah saja. Dalam upaya meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa, perlu adanya kerjasama antara kepala sekolah, guru dan perpustakaan. Dari hasil
66
wawancara ternyata kerjasama ini sudah dilakukan oleh para pihak yang terkait. Salah satu contoh kerjasama misalnya, ketika perpustakaan akan mengadakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan minat baca, maka kepala sekolah diberitahukan. Lalu kepala sekolah memberitahukan kepada para guru dan wali kelas mengenai kegiatan tersebut. Kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan perpustakaan SMAN 70 Jakarta dalam rangka meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa adalah : 1. Kegiatan sumbang bahan pustaka dan pameran buku 2. Memajang buku-buku baru dan mengirimkan daftar buku-buku baru kepada guru 3. Menulis artikel mengenai buku baru yang kemudian ditempel pada mading, sehingga para siswa tahu ada penambahan buku baru di perpustakaan. 4. Temu pengarang bersama Aditya Mulya, pengarang buku “Jomblo” 5. Temu pengarang bersama Raditya Dika, pengarang buku “Kambing Jantan” 6. Peluncuran karya siswa berupa novel 7. Kegiatan pelatihan menulis bersama penerbit Gagas Media 8. Pada setiap penerimaan murid baru, sekolah selalu mengadakan acara open house, di mana para orangtua siswa akan datang berkunjung. Pada acara itu Kepala Sekolah menerangkan kegiatan-kegiatan yang terdapat di sekolah, termasuk perpustakaan. Orangtua juga diajak untuk berkunjung
67
dan melihat-lihat perpustakaan, sehingga mereka mengetahui bahwa sekolah memiliki perpustakaan yang dapat meningkatkan pendidikan anak-anak mereka 9. Pada setiap awal ajaran baru, sekolah selalu mengadakan Masa Orientasi Siswa. Pada saat itulah siswa diperkenalkan dengan perpustakaan. Bersama wali kelas dan guru pendamping, mereka berkunjung ke perpustakaan
untuk
diberitahu
bagaimana
cara
memanfaatkan
perpustakaan secara efektif. Telah banyak kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan SMAN 70 Jakarta berkaitan dengan peranannya dalam meningkatkan minat dan kebiasaan membaca. Kegiatan-kegiatan di atas didapat berdasarkan hasil wawancara dengan pustakawan. Penulis juga menanyakan apa saran dan harapan para responden bagi perpustakaan SMAN 70 Jakarta agar menjadi tempat yang menyenangkan untuk membaca dan belajar. Begitu banyak saran yang mereka pilih, seperti yang terlihat pada tabel 22. Tabel 22 Saran Bagi Perpustakaan Sekolah Alternatif Jawaban Menambah dan melengkapi koleksi Pustakawan/tenaga perpustakaan bersikap lebih ramah Menambah jam kunjung perpustakaan Ruangan perpustakaan diperbesar Pelayanan perpustakaan dibuat lebih baik Lain-lain : menambah pendingin ruangan (AC) Memperbanyak kursi
Frekuensi 34 15
Prosentase (%) 48,57 21,43
4 5 5 13 4
5,71 7,14 7,14 18,57 5,71
68
Diperbolehkan menonton video tanpa didampingi oleh guru Jangan terlalu banyak peraturan
4
5,71
1
1,43
Berdasarkan data pada tabel di atas menunjukkan bahwa saran yang paling banyak dipilih adalah agar perpustakaan menambah dan melengkapi koleksi perpustakaan sebesar 48,57%, meminta agar pustakawan/tenaga perpustakaan bersikap lebih ramah sebesar 21,43 %, menambah pendingin ruangan/AC sebesar 18,57 %. Lalu saran seperti agar ruangan perpustakaan diperbesar dan pelayanan perpustakaan dibuat lebih baik masing-masing sebesar 7,14 %. Sementara saran agar perpustakaan memperbanyak kursi dan diperbolehkan menonton video tanpa didampingi guru dijawab oleh masing-masing sebesar 5,71 %. 1,43% responden juga menjawab agar perpustakaan jangan terlalu banyak peraturan. Ini menunjukkan penambahan dan melengkapi koleksi adalah saran yang paling banyak dipilih responden yaitu sebesar 48,57 % dengan nilai prosentase hampir setengahnya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari penelitian yang menyoroti peran perpustakaan SMAN 70 Jakarta dalam meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa, penulis mencoba menarik kesimpulan antara lain: 1. Kesadaran pentingnya perpustakaan sebagai pusat minat baca tidak saja harus ditanamkan pada siswa, tapi juga seluruh komponen sekolah, termasuk guru. Mereka juga memanfaatkan
perpustakaan untuk kepentingan belajar
mengajar, misalnya dengan cara mengerjakan tugas sebuah mata pelajaran di perpustakaan, belajar melalui bahan Audio Visual/AV di perpustakaan. Kerjasama antara kepala sekolah, guru dan pustakawan pun terjalin dengan baik. Setiap ada acara dan kegiatan, pihak perpustakaan akan memberitahukan kepala sekolah, yang akan ditindaklanjuti oleh kepala sekolah dengan mengajak para guru dan wali kelas untuk ikut berperan aktif dalam acara dan kegiatan tersebut. 2. Upaya-upaya yang dilakukan perpustakaan untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa adalah dengan melakukan berbagai macam usaha dan kegiatan, yaitu : memberikan pengarahan kepada siswa mengenai betapa penting dan banyaknya manfaat yang diperoleh lewat membaca, melakukan kegiatan belajar di perpustakaan, melaksanakan wajib pinjam bahan pustaka.
69
70
Di setiap awal tahun ajaran sekolah mengadakan acara open house, dimana di dalamnya para orang tua siswa diperkenalkan kepada perpustakaan sekolah. Sementara untuk siswa sendiri pengenalan perpustakaan dilakukan lewat bimbingan perpustakaan yang dilakukan pada Masa Orientasi Siswa. 3. Melihat pada banyaknya dan seriusnya upaya-upaya yang dilakukan perpustakaan, kerjasama dengan guru dan kepala sekolah, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan SMAN 70 Jakarta sudah menjalankan peranannya dengan baik. Peranan perpustakaan tidak hanya terbatas pada pengenalan dan penyediaan koleksi saja, tetapi juga sudah melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa, baik itu kegiatan yang sudah terintegrasi dengan kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan yang ada pada waktu-waktu tertentu.
B. Saran-saran Dengan memperhatikan hasil penelitian ini, penulis ingin mengajukan saransaran sebagai berikut : 1. Pustakawan diharapkan lebih proaktif dalam melaksanakan tugasnya untuk melayani para pemakai guna meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa. 2. Lebih menggalakkan peraturan ‘wajib pinjam’ bagi siswa. Dari hasil penelitian ini sekitar 18,57 % responden masih belum memaksimalkan kesempatan mereka untuk meminjam buku. Walaupun jumlahnya tidak besar,
71
namun ini bisa terus menjadi hambatan bagi usaha meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa. 3. Kerjasama antara kepala sekolah, guru dan pustakawan agar lebih ditingkatkan.
72
DAFTAR PUSTAKA Al – Rasyi, Syaifuddin (2006). ”Perpustakaan dalam Penumbuhan Sikap Gemar Membaca Siswa Madrasah”. Dalam buku Perpustakaan Sebagai Center for Learning Society: Gagasan Untuk Pengembangan Perpustakaan Madrasah. Jakarta : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah. Bafadal, Ibrahim (2005). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara. Bunanta, Murti (2004). Buku, Mendongeng dan Minat Membaca. Jakarta : Makalah Seminar dan Workshop Sehari ”Ketrampilan Bercerita Sebagai Sarana Meningkatkan Minat Baca Anak” IPI DKI Cabang Jakarta Timur, 26 November 1997. Chadwick, B., Bahr dan Albrecht, S (1991). Metode Penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial. Semarang : IKIP Press. Darmono (2004). Manajemen Dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Grasindo. Hakim, Heri Abi Burachman. Membina Minat Baca Anak Melalui Perpustakaan. http://www.heri_abi.staff.ugm.ac.id. diakses pada hari Rabu, 5 Agustus 2009 (20.30 WIB). Kanwil Depdikbud Jawa Barat (1993). ”Fungsi dan Peranan Perpustakaan Sekolah sebagai salah satu komponen penunjang kegiatan belajar mengajar”. Dalam Seminar Perpustakaan dan Pengembangan SDM dalam Mengisi PJPT II yang diselenggarakan olehJIP fak IL Kom UNINUS, Bandung, 19 Juni 1993. Kartosedono, Soekarman (1998). ”Faedah Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca dan Kebiasaan Membaca,” Majalah Ikatan Pustakawan Indonesia, 4 (1-2) Lasa, Hs (2007). Manajemen Perpustakaan Sekolah. Jogjakarta : Pinus Book Publisher. Mudjito (2001). Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Universitas Terbuka. Nazir, Moch (1999). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. 72
73
Purnomo, Pungki (2006). ”Pembekalan Life Long Learning di Madrasah Melalui Penerapan Pembelajaran Berbasis Perpustakaan”. Dalam buku Perpustakaan Sebagai Center for Learning Society: Gagasan Untuk Pengembangan Perpustakaan Madrasah. Jakarta : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah. Rahman, Abd (1985). Minat Baca SD di Jawa Timur. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Jakarta: Depdikbud. Ratnaningsih (1998). Reformasi Pemasyarakatan Budaya Baca. Dalam E. Koswara (ed.), Dinamika Informasi Dalam Era Global. Bandung : Remaja Rosdakarya. Reanggraeni. Minat Baca Anak di Indonesia, http://reanggraeni.blogspot.com. diakses pada hari Senin, 27 Juli 2009 (19.30 WIB). Rifai, Agus (2006). ”Landasan Konseptual atas Kegiatan Pengembangan Minat Baca di Madrasah : Suatu Pendekatan Teologis dan Historis”. Dalam buku Perpustakaan Sebagai Center for Learning Society: Gagasan Untuk Pengembangan Perpustakaan Madrasah.. Jakarta : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah. Rimbarawa, Kosam (2006). ”Peranan Perpustakaan dalam Pembinaan Minat Baca dan Menulis”. Dalam buku Perpustakaan Sebagai Center for Learning Society: Gagasan Untuk Pengembangan Perpustakaan Madrasah. Jakarta : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah. Sinaga, Dian (1998). Remaja dan Minat Baca. Jakarta : kompas, 17 Oktober, hal.5. Soekarman (2002). ”Peranan Pustakawan Dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat”. Dalam buku Pedoman Pembinaan Minat Baca. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI Sudijojo, Anas.(1997). Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Suharsimi, Arikunto (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Sujana, Nana (1998). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. Suryana, R (1997). Membina Perpustakaan Sekolah. Bandung: Gannecio.
74
Tampubolon (1991). Mengembangkan Minat Baca dan Kebiasaan Membaca Pada Anak. Bandung : Angkasa. Warsito, Hermawan. (1992). Pengantar metodologi penelitian : buku panduan mahasiswa. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Yulitimor (2008). Pembinaan dan Pengembangan Minat Baca di Sekolah. Probolinggo : Perguruan Taman Siswa.