PERSEPSI PENONTON TERHADAP PROGRAM “ORANG PINGGIRAN” di TRANS 7 YANG MEMPERTONTOKAN KEMISKINAN (SURVEI TERHADAP WARGA KEBON JERUK dan WARGA DURI KEPA) Nurul kamila Jurusan Marketing Communication, Fakultas Ekonimi dan Komunikasi, Binus University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 Telp. (62-21) 534 5830 Email Penulis:
[email protected] Penulis: Nurul Kamila Pembimbing: H. Rahmat Edi Irawan, S.Pd, M.Si
Abstrak TUJUAN PENELITIAN untuk melengkapi persyaratan kelulusan di jenjang S1 jurusan komunikasi pemasaran di Universitas Bina Nusantara dan untuk mengetahui persepsi penonton tentang program “Orang Pinggiran” di TRANS 7 yang cenderung mempertontokan kemisikinan. METODE PENELITIAN yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif format deskriptif dengan strategi survei terhadap penonton program “Orang Pinggiran” di wilayah Kebon Jeruk dan Duri Kepa,Jakarta Barat. Metode ini merupakan metode penelitian yang paling tepat karena hasil yang diperoleh berdasarkan data pasti yang telah didapat melalui responden yang menonton program Orang Pinggran . HASIL YANG DICAPAI adalah melalui uji reliabilitas menunjukkan bahwa tingkat keakurasian dari jawaban responden itu akurat sedangkan uji validitas menunjukkan pengukuran yang ingin diukur oleh peneliti mengenai persepsi penonton terhadap program “Orang Pinggiran” di dua wilayah yaitu Kebon Jeruk dan Duri Kepa dapat diukur. SIMPULAN dari penelitian ini bahwa penonton program “Orang Pinggiran” di Trans 7 menyatakan setuju bahwa program tersebut selalu mempertontokan kemiskinan Kata Kunci Persepsi, Orang Pinggiran, Mempertontokan Kemiskinan
Audiences’ Perception on “Orang Pinggiran” Program on Trans 7 which is showing Poverty. (Survey on Kebon Jeruk and Duri Kepa Residents) Nurul Kamila 1200944930 Abstract PURPOSES are firstly to complete the graduation requirement at the S1 level of Marketing Communication Department at Bina Nusantara University and secondly to know audiences’ perception on “Orang Pinggiran” program on TRANS 7 which tends to show poverty. RESEARCH METHOD used in this thesis is quantitative method in descriptive format with strategic survey on the audiences of “Orang Pinggiran” program in Kebon Jeruk and Duri Kepa region, West Jakarta. This method is the most appropriate research method, because The result obtained is based on valid data—which is got from the people who watch “Orang Pinggiran” program. RESULT OF THE RESEARCH is firstly using a reliability test, it is showed that the level of accuracy of respondents' answers is accurate. Mean while by using a validity test, it is showed the quantification which wants to be quantified by the researcher, in this case about the audiences’ perception on “Orang Pinggiran” in two regions: Kebon Jeruk and Duri Kepa can be quantified. SUMMARY Thus, based on this research, the audiences of “Orang Pinggiran” program on Trans 7 states agreed that this program is always showing poverty.
Key Words Perception, Orang Pinggiran, Showing Poverty
PENDAHULUAN Latar Belakang Televisi telah menjadi sebuah fenomena dalam masyarakat dengan kemampuan televisi yang sangat menakjubkan untuk menembus batas-batas yang sulit ditembus oleh media massa lainnya. Setiap stasiun televisi saling berlomba-lomba berusaha untuk mengembangkan kreativitasnya dalam melahirkan program-program acara televisi yang bermutu guna menjaring iklan sebanyak-banyaknya yang notabene merupakan sumber utama pemasukan bagi pengelola stasiun televisi. Acara yang formatnya lebih menarik dan memainkan emosional penonton, biasa menjadi acuan bagi acara sejenis lainnya. Banyak programprogram acara mengangkat tentang status sosial seseorang sehingga tayangan tersebut banyak menarik minat penonton karena memainkan emosional penonton dan terkadang mengeksploitasi orang miskin dan rakyat kecil. Sekian banyak program acara emosional yang ditayangkan oleh stasiun televisi di Indonesia, salah satunya yang dapat merebut perhatian penonton adalah acara semi dokumenter “Orang Pinggiran“ yang ditayangkan stasiun televisi TRANS 7. Keunikan dan ciri khas dari program “Orang Pinggiran” ini adalah cara penyajian program tersebut yang mengangkat kisah nyata seseorang yang berjuang untuk kehidupannya, hampir tanpa rekayasa atau dibuat-buat, objek yang diliput berdialog dan beradegan layaknya melakukan kegiatan sehari-sehari secara normal, berbeda dengan program sejenis yang ditayangkan stasiun televisi lain yang terkesan direkayasa dan lebih banyak diberikan arahan. Selain itu, program – program sejenis lainnya terlalu melibatkan host atau pembawa acara dan selalu memainkan emosional dari host atau pembawa acara tersebut sehingga terkesan bahwa acara tersebut terlalu dibuatbuat. Program “Orang Pinggiran’ lebih terkesan natural oleh karena itu program ini masuk kedalam kategori semi dokumenter. “Orang Pinggiran “ tayang setiap hari Senin sampai Jumat pukul 17:30 sampai 18:00. Acara yang berdurasi kurang lebih setengah jam ini menyajikan informasi mengenai perjuangan orang pinggiran untuk bisa bertahan hidup meskipun kehidupan mereka terus tergerus oleh perkembangan zaman. Memenuhi berbagai kebutuhan hidup meskipun dengan keterbatasan dan ketertinggalan menjadi inspirasi tersendiri bagi penonton. Motivasi dan semangat mereka menjalani hidup dapat mengatasi berbagai halangan yang ada. Acara yang dikemas TRANS 7 ini menginspirasi masyarakat dari kalangan yang lebih mampu untuk memiliki sikap empati dan simpati terhadap mereka yang kurang mampu. Acara ini mengingatkan kita agar lebih banyak bersyukur dan memberikan sedekah serta amal untuk tabungan kita kelak di akhirat nanti. Acara tersebut mampu menjadi tayangan yang berbobot saat ini dan cukup menginspirasi, tetapi dalam acara ini tidak disertakan solusi buat “si Orang Pinggiran” hingga akhir dari acara tersebut pun tidak ada jawaban dari problema mereka. Mereka terlihat tetap menjalani kehidupan mereka yang penuh kesusahan. Oleh karena itu, peneliti ingin mengupas lebih mendalam mengenai program semi dokumenter “Orang Pinggiran” berkaitan dengan persepsi penonton tentang permasalahan sosial dan pengaruh program yang mengeksploitasi orang miskin, rakyat kecil. Penelitian ini peneliti beri judul “Persepsi Penonton Terhadap Program Orang Pinggiran Di TRANS 7 Yang Mempertontokan Kemiskinan”
Ruang Lingkup Ruang lingkup adalah batasan-batasan area dari penelitian yang akan dilaksanakan dan tidak melenceng dari tujuan penelitian, maka peneliti membuat batasan secara lebih spesifik mengenai hal – hal yang akan diteliti. Berdasarkan dari latar belakang yang sudah diuraikan diatas, maka peneliti dapat menarik rumusan masalah sebagai berikut: • Bagaimana persepsi penonton terhadap program orang pinggiran di TRANS 7 yang mempertontonkan kemiskinan?
Tujuan dan Manfaat Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi atau pandangan masyarakat tentang program “Orang Pinggiran” di TRANS 7 yang lebih banyak mempertontokan masyarakat yang berstatus sosial menengah kebawah terhadap Warga Rt.001/Rw.09 Kebon Jeruk Jakarta Barat dan Warga Rt.005/Rw.08 Duri Kepa Jakarta Barat. Sedangkan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
2.
3.
Manfaat Akademis: Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan memperluas wawasan penelitian yang telah dilakukan di bidang komunikasi dan bidang broadcasting khususnya. Manfaat Praktis: Menambah referensi yang sudah ada dan dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh semua pihak dan penelitian ini dapat menjadi sumbangan pustaka dan menjadi informasi tambahan yang berguna untuk pembaca. Manfaat Sosial: Memberikan pengetahuan tentang persepsi program “Orang Pinggiran” yang bermanfaat dan diharapkan masyarakat bisa berpikir lebih kritis dalam memberikan tanggapan program-program yang selalu mempertontonkan kemiskinan. Selain itu disisi lain masyarakat dapat membangun dan menciptakan rasa empati serta lebih peka terhadap rasa kemanusiaan.
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang berupa angka- angka atau data – data yang menggambarkan dan menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menemukan atau memperoleh konfirmasi mengenai hubungan sebab akibat yang terjadi disekitar. Peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif format deskriptif karena dalam penelitian ini dibatasi pada persepsi penonton terhadap tayang program “Orang Pinggiran”, tidak menguji hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, dan berpusat pada persepsi penonton sebagai 1 unit inti dari berbagai variabel. Metode Pengumpulan Data a.
Pengum pulan Data Primer
Untuk memperoleh data primer dalam penelitian, instrument yang digunakan adalah kuisioner. 1) Kuisioner Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner(angket). Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan dan pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini, jenis pertanyaan yang akan digunakan adalah pertanyaan tertutup. Dimana jawabannya sudah disediakan sehingga responden hanya tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah disediakan dengan memberikan tanda pada jawaban tersebut. Keuntungan dari pertanyaan tertutup adalah mudah mengolahnya. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan pendapat persepsi seorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial,” (Sugiyono, 2006, p. 86). b)
Pengumpulan Data Sekunder
Selain mengumpulkan data dengan menggunakan kuisioner, peneliti juga mengumpulkan data melalui studi kepustakaan. Studi kepustakaan dilakukan dengan menelusuri data – data yang ada dalam buku atau acuan yang terkait dengan topik dan objek peneliti serta situs – situs internet yang hubungannya dengan peneliti.
Teknik Pengambilan Sampel Teknik sampling merupakan metode atau cara menentukan sampel dan besar sampel. penelitian ini akan menggunakan Probability Sampling dengan jenis simple random sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi dan setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Teknik acak ini membutuhkan syarat yang khusus dan bisa dipakai jikalau ada kerangka sampel yang baik dan lengkap yang memuat daftar nama semua anggota populasi, yang menjadi sample disini yaitu warga rt.001/rw.09 Kebon Jeruk warga rt.005/rw.08 Duri Kepa dengan populasi sebanyak 365 orang. Untuk mengetahui jumlah sampel yang akan diambil dari total populasi,maka peniti menggunakan rumus slovin dimana rumus ini digunakan untuk menentukan sample dari populasi yang diketahui berapa jumlahnya, dan dari hasil penghitungan diperoleh 78 sampel. Keabsahan Penelitian Dibutuhkan beberapa cara menentukan keabsahan data, yaitu: A. Reliabilitas, pengujian alat ukur yang bertujuan untuk melihat stablitas dan konsistensi dari suatu definisi operasional. Suatu alat ukut dikatak reliable jika kita selalu mendapatkan hasil yang tetap sama dari pengukuran gejala yang sama, meski dilakukan pada waktu yang berbeda-beda. Uji realibillitas menunjukkaan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Instrument yang sudah dapat dipercaya atau reliable, akan menghasilkan data yang dapat dipercaya. Apabila data memang benar sesuai dengan kenyataan maka berapa kalipun diambil hasilnya akan tetap sama. Semakin kecil kesalahan, semakin reliable alat pengukur. Sebaliknya, semakin besar kesalahan pengukur maka semakin tidak reliable alat pengukur tersebut. Untuk uji reliable instrument dalam kuisoner penelitian ini menggunakan teknik alpha cronbach.
B. Validitas, alat untuk melihat apakah definisi operasional telah benar-benar mengukur atau sesui dengan definisi konsepual. Dengan kata lain, validitas berkenaan dengan tingkat kesesuaian antara definisi konseptual dan definisi operasional variabel. Uji validitas ini menggunakan teknik analisis faktor. Analisis faktor adalah suatu teknik statistik untuk mengidentifikasikan jumlah faktor yang relatif kecil yang dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan antara beberapa variabel yang saling berhubungan. Analisis faktor menghasilkan suatu tabel dimana baris adalah variabel indikator mentah yang diamati dan kolom adalah faktor atau variabel tersembunyi yang menjelaskan sebanyak mungkin perbedaan di dalam variabel ini.Teknik analisis faktor ini digunakan untuk mengkonfirmasi penelitian yang bersifat deskriptif. Dalam penelitian ini, masingmasing dimensi diuji satu persatu dengan menggunakan teknik analisa faktor sehingga akan diperoleh nilai Kaiser – Mayer – Olkin (KMO), yaitu uji statistik yang digunakan untuk menunjukkan ketepatan analisis faktor terhadap variabel-variabel yang diiukur.
HASIL PENELITIAN Penyajian Data Pelitian -
Obyek Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, bendabenda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala – gejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian. (Nawawi, 2005, p. 141). Populasi dalam penelitian ini adalah warga Rt.01/Rw.09 yang terletak di Kebon Jeruk, dengan jumlah populasi sebanyak 170 dan Populasi Warga Rt.005/Rw.08 Duri Kepa Sebanyak 195 , kedua wilayah tersebut berada di Jakarta Barat. Total populasi dari kedua wilayah tersebut sebanyak 365 orang.
-
Pengertian SPSS Pengolahan data dapat diketahui dari data yang berhasil dikumpulan. Dalam pelaksanaannya, pengolahan data dilakukan melalui program komputer dengan program SPSS. SPSS adalah singkatan dari Statistical Package for the Social Sciences adalah software komputer yang digunakan untuk analisa statistika. Program aplikasi ini memiliki kemampuan analisis cukup tinggi serta sistem manajemen data dengan grafis, disajikan dengan menu-menu deskriptif yang sederhana sehingga software ini mudah dipahami dalam mengoperasikannya.Untuk mengukur , peneliti menggunakan skala likert sebagai alat bantu. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang kejadian atau gejala sosial. Dengan skala Likert, komponen yang dapat terukur dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item instrument yang dapat berupa pertanyaan kemudian dijawab oleh responden.
Pembabakan Hasil Penelitian Tahap pertama dalam menyajikan bab ini adalah mengumpulkan semua data- data dari hasil penelitian dengan menjelaskan obyek penelitian dan pengertian tentang SPSS. Peneliti juga menyajikan keabsahan penelitian yaitu reliabilitas dari variabel persepsi dan validitas yang disajikan dalam bentuk KMO. Lalu dilampirkan gambaran umum mengenai responden baik itu usia , pendidikan formal terakhir, pekerjaan. Selanjutnya adalah peneliti melakukan penjabaran analisis dari masing- masing dimensi dalam bentuk table distribusi frekuensi dan penjelasan hasil penghitungan SPSS 17 dalam bentuk kalimat. Tahap akhir adalah mejabarkan interpretasi hasil dari penelitian ke dalam kalimat dan menjadi beberapa paragraph. Penerapan teori yang berkaitan dengan penelitian ini akan di jelaskan peneliti selain itu peneliti akan menjabarkan hasil dari penelitian dalam bentuk kalimat. Berdasarkan hasil uji reliabilitas yaitu variabel program Orang Pinggiran dan variabel persepsi terhadap manusia dan obyek masing - masing dimensi memiliki nilai alpha cronbach lebih dari 0,5 yang berarti pernyataan - pernyataan yang telah digunakan di dalam kuesioner sudah reliabel Dilihat dari hasil uji validitas variabel persepsi terhadap manusia dan variabel persepsi terhadap obyekp program Orang Pinggiran diperoleh hasil lebih besar dari 0.5 atau menurut tabel nilai KMO penelitian ini dinilai valid dan bermanfaat. Penerapan teori persepsi dalam penelitian ini melalui hasil penelitian adalah para responden menyampaikan interpretasi mereka dan memberikan pandangan mereka terhadap program Orang Pinggiran yang terlalu mempertontonkan kemisikinan dan mengekspos kemiskinan, hasil penelitian yang diperoleh dari 30 responden sebesar (38.5%) menyatakan setuju bahwa Talent dalam program Orang Pinggiran berstatus sosial menengah kebawah, menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 4 orang responden (sebesar 5.1%). Sebanyak 38 responden (48.7%) menyatakan setuju bahwa cerita yang mengangkat kisah mengenai status sosial seseorang dan hanya 1(1.3%) responden yang tidak setuju. 43 orang responden atau sebesar 55,1 % menyatakan setuju bahwa Kostum yang digunakan talent kumuh dan memperlihatkan kemisikinan si talent , dan yang menjawab sangat tidak setuju hanya 3 orang responden atau 3,8 %. Sebanyak 32 responden sebesar (41.0%)menyatakan setuju lokasi shooting selalu menampilkan kondisi kemiskiinan yang ada disebuah daerah,dan sebanyak 4 orang responden sebesar(5.1%) menyatakan tidak setuju. 33 responden atau sebesar(42.3%) menyatakan setuju pada tayangan Orang Pinggiran wajah closeup dari talent yang hidup dalam kemiskinan selalu diperlihatkan, yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 responden (sebesar 2.6 %). Sebanyak 41 responden (52.6%) setuju bahwa backsound musik yang bisa menghidupkam suasana dan relatif kepada jenis musik yang sendu,hanya 4 orang (5.1%) yang tidak setuju atas pernyataan tersebut.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian , peneliti menarik garis besar simpulan dari inti penelitian dan hasil penelitian.
1.
Dimana, pada kenyataanya warga Kebon Jeruk Rt.001/Rw.09 dan warga Duri Kepa Rt.005/Rw.08 menyatakan setuju bahwa Program Orang Pinggiran di TRANS7 selalu membahas talent yang cenderung tempat tinggal dan latar belakangnya menampilkan kondisi kemisikinan. Karena banyak dari responden penelitian yang banyak setuju bahwa talent berstatus menengah kebawah. Dari situ dapat ditarik kesimpulan bahwa Program “Orang Pinggiran” di TRANS 7 selalu memperlihatkan atau mempertontonkan kemiskinan si talent.
2.
Melalui hasil dari penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa program Orang Pinggiran dapat menimbulkan reaksi dari penonton untuk memberikan tanggapan dan pandangan
Saran Dari hasil temuan masalah yang didapati dalam penelitian ini, maka peneliti ingin memberikan saran yang berguna Praktis Pihak stasiun TV diharapkan bertanggung jawab moral terhadap acara ini, bukan sebatas menjadikan orang miskin sebagai obyek tayangan, melebih-lebihkan pemberitaan di luar fakta, sementara memberikan peluang bagi pihak lain untuk mencari keuntungan. Dalam hal ini yang dirugikan justru obyek tayangan, yaitu si orang miskin dan peneliti berharap para stasiun TV sadar bahwa misi mereka menayangkan acara semacam itu bukan semata komersil, tapi terlebih lagi adalah kemanusiaan.
Akademis Peneliti berharap skripsi ini berguna sebagai tolak ukur dan alat bantu penelitian berikutnya dan semoga skripsi ini dapat memberikan inspirasi bagi peneliti selanjutnya dan dapat menjadi referensi teori serta acuan teori untuk penelitian berikutnya.
REFERENSI Ardianto. (2009). Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Refika Offset. Ardianto, Elvinaro, & Erdinaya, L. K. (2004). Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Arikunto, S. (2007). Manajemen Penilitian. Jakarta: Rineka Cipta. Babbie, E. (2002). the practice of social research. california: woolworth. Baksin, A. (2006). Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Baran, S. J., & Davis, D. K. (2000). Mass Communication Theory: Foundation, Ferment, and Future ed. 2nd. USA: wadsworth. Bittner. (1980). Mass Communication an Introduction Engelwood Cliffs. New Jersey. Bungin, B. (2009). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Cangara, H. (2005). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. __________ (2003). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Effendy, O. U. (2003). Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda Karya. Gerbner, G. (1967). Mass Media and Human Communication Theory. New York: Holt, Rinehart, & Winston. Hofmann, & Ruedi. (1999). Dasar-Dasar Apresiasi Program Televisi. jakarta: Grasindo. Keith, R., & John, B. E. (1990). The mass comunication process. S.Alexis: Hunt Publishing Company. Morissan. (2003). Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta : Ghalia Indonesia. Morissan, Corry, A., & Farid. (2010). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Ghalian Indonesia. Mussa, & Nurfitri. (2000). Metode Penelitian. Jakarta: Fajar Agung. Nawawi, H. (2005). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nurudin, D. N. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. DKI Jakarta. Rakhmat, J. (1997). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. __________ (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Ridwan. (2009). Rumus dan Data Dalam Analisis Statistik. Bandung: Alfabeta. _______(2006). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: CV Alfabeta. Robin. (2003). Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. Rukmananda, N. (2004). Menjadi Sutradara Televisi. Gramedia Widiasarana. Ruslan, R. (2006). Metode Penulisan Publik Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Soenarto, r. (2007). Programa Televisi dari Penyusunan Sampai Pegaruh Siaran. jakarta: FFTV-IKJ Press. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D / ABT. Cetakan ketujuh. Bandung: Alfabeta. _________(2002). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta.
_________ (2006). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. _________ (2005). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta. Suprapto, T. (2006). Pengantar Teori Komunikai. Yogyakarta: Media Pressindo. Wibowo, F. (2009). Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus. Wiryanto. (2005). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo Anggota Ikapi. Wiryanto. (2000). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo.
Sumber Lainnya: www.trans7.co.id Data Internal Perusahaan
RIWAYAT HIDUP Nurul Kamila lahir di Jakarta barat, DKI Jakarta pada tanggal 02 januari 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di BINUS UNIVERSITY dalam bidang broadcasting, Jurusan Marketing Communication, Fakultas Ilmu Ekonomi dan Komunikasi pada tahun 2012/2013.