PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP LAYANAN NOKIA LIFE TOOLS SEBAGAI INOVASI MEDIA INFORMASI PERTANIAN (Studi pada Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura Tahun Masuk 2006, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor)
SUZYANT YUANITA
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
2
ABSTRACT Nokia Life Tools is an innovation in agricultural sector which provide relevant information needed by farmers. One of the consequences of innovation is justification as action by the stakeholders. Justification or interpretation to an innovation can be done by judging to the characteristic that stick to it. Agronomy and Horticultural Department students in this case are acting as one of the stackholders for the agricultural sector. Thats why the perception of students in the Agronomy and Horticultural Department class of 2006 about Nokia Life Tools is needed. The purpose of this study is to find out what the perception of students in the Agronomy and Horticultural Department class of 2006 about Nokia Life Tools watched by its characteristic as an innovation to agricultural sector. Beside that this study also have the purpose to understand the relation between internal and external factors from the Agronomy and Horticultural Department class of 2006 students with the perception about Nokia Life Tools.The result of this study shows that students in the Agronomy and Horticultural Department class of 2006 think that Nokia Life Tools giving an average advantage level, quite fit for agricultural sector, quite complicated, quite easy to be tried, and also quite easy for the result to be observed. Generally, students in Agronomy and Horticultural Department class of 2006 think that Nokia Life Tools is good as an innovation to agricultural sector and also to be used by farmers. Other result is the internal factor that related to the students in the Agronomy and Horticultural Department class of 2006 perception is the origin of the students and the students awareness level about Nokia Life Tools., and the external factor is the students exposure level of the Nokia Life Tools advertisement Keywords: nokia life tools, internal factor, external factor, perception
3
RINGKASAN SUZYANT YUANITA. PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP LAYANAN NOKIA LIFE TOOLS SEBAGAI INOVASI MEDIA INFORMASI PERTANIAN: Studi pada Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura Tahun Masuk 2006, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. (Di bawah bimbingan HADIYANTO). Nokia Life Tools merupakan suatu inovasi untuk sektor pertanian, yang menyediakan tiga jenis layanan yaitu agrikultur (pertanian), edukasi (pendidikan), dan hiburan. Layanan utama pada Nokia Life Tools adalah memberikan informasi seputar pertanian. Sasaran utama Nokia Life Tools adalah masyarakat petani. Pihak Nokia menyediakan layanan baru tersebut sebagai pemberian bagi konsumennya, karena kebanyakan pengguna Nokia berasal dari negara berkembang, seperti Indonesia. Konsekuensi Nokia Life Tools sebagai suatu inovasi adalah penilaian dari berbagai stakeholder bidang pertanian. Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui apakah Nokia Life Tools baik atau tidak sebagai suatu inovasi yang menyediakan informasi seputar pertanian. Secara praktek, perlu untuk diketahui bagaimana mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, sebagai salah satu stakeholder bidang pertanian menilai atau menginterpretasikan Nokia Life Tools sebagai suatu inovasi untuk bidang pertanian saat ini. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006. Penelitian ini menggunakan metode survey, dengan unit analisisnya adalah individu mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006. Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 40 responden, yang dipilih dengan teknik insidental sampling. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai : 1) karakteristik personal responden dan tingkat keterdedahan responden terhadap informasi, 2) persepsi responden mengenai Nokia Life Tools, 3) hubungan antara karakteristik personal responden dan tingkat keterdedahan responden terhadap informasi dengan persepsi responden terhadap Nokia Life Tools. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap Nokia Life Tools, yaitu sebesar 87,5 persen menyatakan Nokia Life Tools memberikan tingkat keuntungan yang sedang, 87,5 persen menyatakan Nokia Life Tools cukup sesuai dengan kebutuhan bidang pertanian saat ini, 65 persen responden menilai Nokia Life Tools cukup rumit, 67,5 persen menilai Nokia Life Tools cukup mudah untuk dicoba, 87,5 persen menilai Nokia Life Tools cukup mudah untuk diamati hasilnya. Secara keseluruhan responden menilai Nokia Life Tools sebagai inovasi yang baik dalam menyediakan informasi pertanian. Faktor internal yang diuji pada penelitian ini untuk melihat hubungannya dengan persepsi adalah karakteristik personal responden, diantaranya jenis kelamin, asal daerah, pekerjaan orang tua, besarnya uang bulanan, kepemilikan ponsel, tingkat penggunaan ponsel, dan tingkat pengetahuan responden mengenai Nokia Life Tools. Faktor eksternal yang diuji pada penelitian ini adalah tingkat keterdedahan responden terhadap informasi, ditinjau dari keterdedahan responden terhadap media massa dan tingkat keterdedahan responden terhadap iklan layann Nokia Life Tools. Hasil uji hubungan pada penelitian ini, faktor internal yang berhubungan nyata dengan persepsi responden terhadap Nokia Life Tools adalah asal daerah mahasiswa dan tingkat pengetahuan responden mengenai Nokia Life Tools. Faktor eksternal berupa tingkat keterdedahan iklan layanan berhubungan signifikan dengan persepsi mahasiswa terhadap Nokia Life Tools, sedangkan keterdedahan responden terhadap media massa tidak berhubungan signifikan dengan persepsi responden.
4
PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP LAYANAN NOKIA LIFE TOOLS SEBAGAI INOVASI MEDIA INFORMASI PERTANIAN (Studi pada Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura Tahun Masuk 2006, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor)
SUZYANT YUANITA I34060268
SKRIPSI Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor 2010
5
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh: Nama Mahasiswa
: Suzyant Yuanita
NRP
: I34060268
Program Studi
: Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Judul
: Persepsi Mahasiswa terhadap Layanan Nokia Life Tools sebagai Inovasi Media Informasi Pertanian (Studi pada Mahasiswa Agronomi dan Hortikultura Tahun Masuk 2006, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor)
dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing
Ir. Hadiyanto, M.Si. NIP. 19621203 198703 1 001 Mengetahui, Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS NIP. 19550630 198103 1 003
Tanggal Lulus: __________________
6
LEMBAR PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP LAYANAN NOKIA LIFE TOOLS SEBAGAI INOVASI MEDIA INFORMASI PERTANIAN (STUDI PADA MAHASISWA AGRONOMI DAN HORTIKULTURA TAHUN MASUK 2006, FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR)” BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA
PERGURUAN
TINGGI
ATAU
LEMBAGA
MANAPUN.
DEMIKIAN
PERNYATAAN INI SAYA BUAT DENGAN SESUNGGUHNYA.
Bogor, Oktober 2010
SUZYANT YUANITA I34060268
RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Suzyant Yuanita dilahirkan pada 29 Juni 1988 di Jakarta. Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Muhayar dan Ibu Hj. Nurbaiti. Pertama kali penulis menempuh pendidikan di Taman Kanak-kanak Islam Asy-syakirin pada tahun 1992. Kemudian pada tahun 1994, penulis melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri 01 Pondok Bambu, Jakarta Timur sampai tahun 2000. Sekolah Menengah Pertama penulis ditempuh di SMPN 51 Jakarta Timur pada tahun 2000-2003. Penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 71 Jakarta Timur pada tahun 2003-2006. Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada tahun 2006 melalui jalur USMI (Undangan Saringan Masuk IPB), dan memilih mayor Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia pada tahun 2007. Selama menjadi mahasiswa IPB, penulis selain melakulan aktivitas kuliah juga aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan. Beberapa kegiatan yang diikuti penulis diantaranya adalah menjadi panitia acara OMI (Olimpiade Mahasiswa IPB) selama tiga tahun berturut-turut pada tahun 2006-2008.
KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Skripsi yang berjudul “Persepsi Mahasiswa terhadap Layanan Nokia Life Tools sebagai Inovasi Media Informasi Pertanian (Studi pada Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura Tahun Masuk 2006, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor)” ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman tertulis terhadap konsep mengenai persepsi mahasiswa terhadap suatu inovasi untuk pertanian. Skripsi ini
bertujuan untuk mengkaji mengenai persepsi mahasiswa
Departemen Agronomi dan Hortikultura sebagai salah satu stakeholder pertanian terhadap inovasi Nokia Life Tools sebagai media informasi untuk pertanian, dilihat berdasarkan karakteristik yang ada pada Nokia Life Tools. Diharapkan melalui skripsi ini dapat diketahui apakah Nokia Life Tools baik digunakan oleh masyarakat petani atau tidak. Secara Umum penelitian ini mencoba mengkaji persepsi mahasiswa terhadap suatu inovasi dan bagaimana hubungan-hubungan faktor internal dan eksternal pada mahasiswa dengan persepsi tersebut. Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Oktober 2010
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyadari skripsi ini dapat diselesaikan karena adanya bantuan berbagai
pihak.
Pihak-pihak
tersebut
telah
membantu
penulis
dengan
menyumbangkan pemikiran, memberikan masukan, dan mendukung penulis baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ir. Hadiyanto, M.Si. sebagai dosen pembimbing atas segala bimbingan, pemikiran, dan sarannya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini. 2. Dr. Nurmala K. Pandjaitan, MS. DEA sebagai penguji utama atas kesediaannya menguji dan membeikan saran yang berguna bagi skripsi ini. 3. Martua Sihaloho, M.Si sebagai dosen penguji wakil Departemen Sains KPM atas kesediaannya menguji dan memberikan saran yang berguna bagi skripsi ini. 4. Mama dan Papa tercinta, Kakak Apriansyah, Kakak Syep Temi Putra, dan Kakak Citra yang sudah memberikan kasih sayang, perhatian, motivasi, dan semangat selama penulis menyusun skripsi ini. Terima kasih atas doa yang dicurahkan kepada penulis. 5. Sahabat-sahabat tersayang Tia, Dea, Iren, Nadia, Rio, Ogi, Cecep, Azis, Untung, Fajar, Andris yang selalu setia menemani dan memberikan semangat dalam setiap kesulitan yang penulis rasakan dalam menyusun skripsi ini. 6. Teman-teman satu bimbingan Andi, Asri, dan Bedil yang selalu menemani penulis dalam masa-masa selama bimbingan skripsi ini. 7. Teman-teman KPM 43 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas kerjasamanya selama ini. 8. Semua pihak yang telah memberikan semangat, doa, dukungan, bantuan, dan kerjasamanya selama ini.
Bogor, Oktober 2010
Penulis
xi
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ...............................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1.2. Perumusan Masalah ..................................................................... 1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 1.4. Kegunaan Penelitian ....................................................................
1 1 4 5 6
BAB II PENDEKATAN TEORITIS .......................................................... 2.1. Tinjauan Pustaka.......................................................................... 2.1.1. Pengertian Persepsi ................................................................ 2.1.2. Proses Persepsi....................................................................... 2.1.3. Faktor-faktor Persepsi ............................................................ 2.1.4. Pengertian Inovasi ................................................................. 2.1.5. Karakteristik Inovasi .............................................................. 2.1.6. Tahapan Keputusan Inovasi ................................................... 2.1.7. Ponsel sebagai Media Komunikasi ........................................ 2.2. Kerangka Pemikiran .................................................................... 2.3. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 2.4. Definisi Operasional ....................................................................
7 7 7 7 9 10 11 11 13 14 16 16
BAB III PENDEKATAN LAPANG .......................................................... 3.1. Metode Penelitian ........................................................................ 3.2. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data .................................. 3.3. Waktu dan Tempat Penelitian...................................................... 3.4. Metode Pengambilan Sampel ...................................................... 3.5. Pengolahan dan Analisis Data .....................................................
20 20 20 21 21 22
BAB IV GAMBARAN UMUM NOKIA LIFE TOOLS ............................. 4.1. Profil Perusahaan Nokia .............................................................. 4.2. Visi Misi Nokia ........................................................................... 4.3. Struktur dan Strategi Perusahaan................................................. 4.4. Konsep Nokia Life Tools ............................................................. 4.5. Berbagai Layanan Nokia Life Tools ............................................
23 23 24 24 25 26
BAB V KARAKTERISTIK PERSONAL, TINGKAT KETERDEDAHAN TERHADAP INFORMASI, DAN PERSEPSI RESPONDEN MENGENAI NOKIA LIFE TOOLS .. 5.1. Karakteristik Personal Responden ............................................... 5.1.1. Jenis Kelamin......................................................................... 5.1.2. Asal Daerah ...........................................................................
28 28 28 29
xii
Halaman 5.1.3. Pekerjaan Orang Tua ............................................................. 5.1.4. Besar Uang Bulanan .............................................................. 5.1.5. Kepemilikan Ponsel ............................................................... 5.1.6. Tingkat Penggunaan Ponsel ................................................... 5.1.7. Tingkat Pengetahuan Responden mengenai Nokia Life Tools .................................................................... 5.2. Tingkat Keterdedahan Responden terhadap Informasi ............... 5.2.1. Keterdedahan Responden terhadap Media Massa ................ 5.2.2. Tingkat Keterdedahan Responden terhadap Iklan Layanan Nokia Life Tools ..................................................... 5.3. Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools ......................... BAB VI HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL RESPONDEN DAN TINGKAT KETERDEDAHAN TERHADAP INFORMASI DENGAN PERSEPSI RESPONDEN MENGENAI NOKIA LIFE TOOLS ............................................. 6.1. Hubungan Jenis Kelamin dengan Responden mengenai Nokia Life Tools .......................................................................... 6.2. Hubungan Asal Daerah dengan Persepsi Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura Tahun Masuk 2006 mengenai Nokia Life Tools ......................................................... 6.3. Hubungan Pekerjaan Orang Tua dengan Responden mengenai Nokia Life Tools ......................................................... 6.4. Hubungan Uang Bulanan dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools ......................................................... 6.5. Hubungan Kepemilikan Ponsel dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools ......................................................... 6.6. Hubungan Tingkat Penggunaan Ponsel dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools....................................... 6.7. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools ......................................................... 6.8. Hubungan Keterdedahan terhadap Media Massa dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools ........................ 6.9. Hubungan Tingkat Keterdedahan Iklan Layanan dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools ........................
29 30 30 31 33 34 35 37 39
46 46
47 50 51 53 55 58 59 63
BAB VII PENUTUP ................................................................................... 7.1. Kesimpulan .................................................................................. 7.2. Saran ............................................................................................
66 66 68
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
69
LAMPIRAN ................................................................................................
71
xiii
DAFTAR TABEL No
Halaman Teks
Tabel 1. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Jenis Kelamin... Tabel 2. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Asal Daerah ..... Tabel 3. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Pekerjaan Orang Tua .................................................................... Tabel 4. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Besar Uang Bulanan ........................................................................................ Tabel 5. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Kepemilikan Ponsel ........................................................................................... Tabel 6. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Tingkat Penggunaan Ponsel ...................................................................... Tabel 7. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan Responden mengenai Layanan Nokia Life Tools ... Tabel 8. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Keterdedahan Responden terhadap Media Massa ............................................... Tabel 9. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Tingkat Keterdedahan terhadap Iklan Layanan Nokia Life Tools .............. Tabel 10. Persepsi Responden terhadap Karakteristik Inovasi Nokia Life Tools .......................................................................... Tabel 11. Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools sebagai Inovasi Media Informasi Pertanian ............................................. Tabel 12. Hubungan Jenis Kelamin dengan Persepsi Responden Mengenai Nokia Life Tools ......................................................... Tabel 13. Hubungan Asal Daerah dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools ........................................................ Tabel 14. Hubungan Pekerjaan Orang Tua dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools ...................................... Tabel 15. Hubungan Uang Bulanan dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools ......................................................... Tabel 16. Hubungan Kepemilikan Ponsel dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools...................................... Tabel 17. Hubungan Tingkat Penggunaan Fitur Telepon dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools ....................... Tabel 18. Hubungan Tingkat Penggunaan SMS dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools...................................... Tabel 19. Hubungan Tingkat Penggunaan Internet dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools...................................... Tabel 20. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools ......................................................... Tabel 21. Hubungan Keterdedahan Responden terhadap televisi dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools ............ Tabel 22. Hubungan Keterdedahan Responden terhadap Radio dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools ........... Tabel 23. Hubungan Keterdedahan Responden terhadap Internet dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools ...........
28 29 29 30 31 32 33 35 38 39 44 46 48 50 52 54 55 56 57 58 60 61 61
xiv
No.
Halaman Teks
Tabel 24. Hubungan Keterdedahan Responden terhadap Koran/majalah dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools ......................................................................... Tabel 25. Hubungan Tingkat Keterdedahan Iklan Layanan dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools ...........
62 64
xv
DAFTAR GAMBAR No
Halaman Teks
Gambar 1. Proses Persepsi ...................................................................... Gambar 2. Model Tahapan Proses Keputusan Inovasi .......................... Gambar 3. Kerangka Pemikiran .............................................................
8 13 15
xvi
DAFTAR LAMPIRAN No
Halaman Teks Lampiran 1. Menu Layanan Pertanian dalam Nokia Life Tools .................................................................... 72 Lampiran 2. Tampilan Iklan Layanan Nokia Life Tools di Televisi ......... 72 Lampiran 3. Contoh Petani yang Menggunakan Nokia Life Tools ............ 72 Lampiran 4. Tagline Nokia Life Tools ....................................................... 73 Lampiran 5. Tampilan Menu Utama pada Nokia Life Tools ..................... 73 Lampiran 6. Tampilan Aplikasi Nokia Life Tools pada Ponsel................. 73 Lampiran 7. Tampilan Menu Layanan pada Nokia Life Tools................... 74 Lampiran 9. Ponsel yang Kompatibel dengan Nokia Life Tools ............... 75
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor penting bagi sejumlah penduduk Indonesia. Menurut catatan Departemen Pertanian tahun 2007 jumlah petani di Indonesia sekitar 50 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 110 juta.1 Data tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani. Salah satu yang menjadi kebutuhan petani saat ini adalah informasi untuk sektor pertanian. Informasi pertanian menjadi penting karena merupakan salah satu upaya untuk memberdayakan masyarakat petani serta meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan petani. Seperti dinyatakan oleh Mulyandari dan Eko (2005) bahwa beberapa hasil penelitian bidang pertanian berupa informasi baik dalam hal teknik produksi maupun pemasaran pada dasarnya adalah upaya untuk memperbaiki atau memecahkan masalah yang ada dalam bidang pertanian itu sendiri. Menurut Suryantini (2003),
tingkat kebutuhan petani atas informasi
pertanian tergolong cukup tinggi. Berdasarkan penelitian tersebut, jenis informasi dikelompokkan menjadi lima, yaitu 1) informasi berupa bahan penentuan kebijakan, 2) informasi hasil penelitian yang memerlukan pengujian lebih lanjut, 3) informasi ilmiah untuk pengembangan iptek, 4) informasi teknologi sarana produksi, dan 5) informasi teknis untuk bahan penyuluhan. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan paling tinggi dalam kelompok informasi teknis untuk bahan penyuluhan berdasarkan subjeknya adalah informasi mengenai pemasaran atau agribisnis. Sayangnya akses terhadap informasi pertanian saat ini masih dirasakan kurang, sedangkan dalam mengembangkan usahanya, para petani membutuhkan informasi dari sumber-sumber terpercaya. Lionberger (1960) dikutip oleh Adriyani (2009)2 menyatakan bahwa terdapat 4 (empat) sumber informasi pertanian, yaitu media massa, petani lainnya, lembaga pertanian, dan sumber komersial (swasta). Informasi pertanian selama ini lebih 1
Anonim. 2009. Revolusi Hijau, Menjerat Petani dengan Racun. http://www.rumahtulisan.com/25/05/2009/kliping/revolusi-hijau-menjerat-petani-denganracun.html diakses tanggal 25 Mei 2010 2 Fauziah Yulia Adriyani. 2009. Informasi dan Sumber Informasi. fauziahadriyani.blogspot.com/.../informasi-dan-sumber-informasi diakses tanggal 7 April 2010
2
banyak didapat melalui saluran komunikasi interpersonal, seperti penyuluh dan antar petani. Sementara itu teknologi komunikasi dan informasi sedang mengalami perkembangan. Salah satunya adalah media komunikasi, baik media cetak maupun elektronik, seperti koran, televisi, dan radio. Pada hakekatnya media komunikasi tersebut dapat digunakan sebagai media penyampai informasi pertanian kepada para petani. Namun sayangnya informasi pasar dan teknologi pertanian pada media komunikasi tersebut masih minim. Seiring dengan perkembangan teknologi yang ada, distribusi informasi saat ini dapat dilakukan dengan lebih cepat dan akses yang semakin luas. Salah satu bentuk dari teknologi di bidang komunikasi dan informasi saat ini adalah telepon seluler, yang dapat menyampaikan pesan dengan cepat dan dengan jangkauan yang cukup luas. Telepon seluler merupakan media komunikasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah atau komunikasi interaktif antara penyampai dan penerima pesan. Salah satu vendor (merek) telepon seluler yang ternama saat ini adalah Nokia. Menurut pasar yang berkembang kebanyakan dari pengguna Nokia yang jumlahnya sudah mencapai 1,1 milyar orang (sekitar 20 persen populasi dunia) berasal dari negara berkembang seperti Indonesia dan India3. Sebagai salah satu perangkat komunikasi yang telah banyak digunakan oleh negara berkembang, salah satunya Indonesia, maka Nokia memperkenalkan inovasi layanan informasi yang dapat dimanfaatkan oleh negara-negara agraris termasuk Indonesia. Inovasi layanan informasi tersebut adalah Nokia Life Tools. Nokia Life Tools merupakan layanan berbasis SMS mengenai agrikultur (pertanian), edukasi (pendidikan), dan hiburan. Fungsi utama Nokia Life Tools adalah memberikan informasi yang relevan bagi petani untuk meningkatkan kesejahteraan petani tersebut, diantaranya harga jual hasil panen, ramalan cuaca, serta tips bercocok tanam. Semua informasi tersebut amat spesifik, tergantung dengan lokasi dan hasil panen yang telah dipilih3. Ditinjau dari fungsi layanan Nokia Life Tools, maka dapat dikatakan bahwa kemunculannya merupakan salah satu bentuk layanan dari Nokia dalam menyediakan informasi pertanian bagi masyarakat pedesaan. Seperti diungkapkan 3
Dimas. 2009. Nokia Life Tools Resmi diluncurkan di Indonesia. www.tempointeraktif.com/.../brk,20091104-206360,id.html diakses tanggal 7 April 2010.
3
sebelumnya, bahwa suatu informasi pertanian merupakan hal penting bagi masyarakat Indonesia yang masih bergantung pada sektor pertanian. Dengan demikian, kemunculan layanan terbaru dari Nokia tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan para petani dalam hal informasi pertanian. Nokia Life Tools sebagai inovasi layanan informasi pertanian yang masih baru tentunya memiliki suatu konsekuensi. Konsekuensi yang berlaku untuk suatu inovasi adalah kemungkinan-kemungkinan tanggapan atau penilaian dari stakeholder yang berperan dalam bidang pertanian. Tanggapan terhadap suatu inovasi baru diantaranya dapat dilakukan dengan menilai karakteristik yang ada pada inovasi tersebut. Mahasiswa memiliki peranan penting dalam masyarakat. Posisinya yang dianggap sebagai wakil penyampai aspirasi dianggap memiliki posisi strategis dalam mempengaruhi masyarakat. Mahasiswa yang fokus studinya di bidang pertanian merupakan salah satu stakeholder dalam bidang pertanian. Dimana dalam hal ini mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura sebagai mahasiswa pertanian dianggap cukup memiliki peran dalam mempengaruhi masyarakat petani. Mahasiswa diharapkan dapat menjadi penerus pembangunan pertanian, salah satunya adalah dengan membantu para petani dalam mengembangkan pengetahuan dan teknologi dalam mengelola lahan pertanian. Oleh karena itu dalam penelitian ini, dimana Nokia Life Tools yang diposisikan sebagai inovasi untuk sektor pertanian perlu untuk dipersepsikan oleh mahasiwa Departemen Agronomi dan Hortikultura. Persepsi tersebut diperlukan untuk menilai baik atau tidaknya layanan Nokia Life Tools sebagai suatu inovasi media informasi pertanian. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui persepsi mahasiswa dalam menilai Nokia Life Tools sebagai inovasi layanan yang menyediakan berbagai informasi seputar bidang pertanian. 1.2. Perumusan Masalah Sejalan dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi saat ini, maka kemunculan layanan Nokia Life Tools dapat dikatakan sebagai sebuah inovasi untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam bidang pertanian. Sebagai salah satu inovasi untuk bidang pertanian tentunya Nokia Life Tools perlu dipersepsikan oleh mahasiswa sebagai stakeholder dalam bidang pertanian.
4
Proses persepsi atau penilaian seseorang terhadap sesuatu, tentunya tidak dapat lepas dari karakteristik yang terdapat dalam dirinya. Tiap individu memiliki karakteristik yang berbeda, tentu mempersepsikan sesuatu secara berbeda pula. Oleh karena itulah perlu untuk mengetahui karakteristik individu yang menjadi responden dalam penelitian ini. Seorang individu dalam mempersepsikan sesuatu tentunya memiliki tingkat keterdedahan terhadap informasi atas sesuatu yang dipersepsikannya. Tiap individu tentunya memiliki tingkat keterdedahan terhadap informasi yang berbeda-beda, sehingga dapat mempersepsikan sesuatu secara berbeda juga. Dalam hal ini keterdedahan individu atas informasi dapat ditinjau dari berbagai sumber, diantaranya keterdedahan atas media massa dan keterdedahan atas promosi layanan Nokia Life Tools melalui iklan. Oleh karena itulah, dalam penelitian ini perlu dikaji mengenai tingkat keterdedahan responden terhadap informasi. Berdasarkan uraian tersebut, maka perumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik personal dan tingkat keterdedahan terhadap informasi mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006? 2. Bagaimana persepsi mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 mengenai layanan Nokia Life Tools? 3. Bagaimana hubungan karakteristik personal dan tingkat keterdedahan terhadap informasi dengan persepsi mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 mengenai layanan Nokia Life Tools sebagai inovasi media informasi pertanian ? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan karakteristik personal dan tingkat keterdedahan terhadap informasi mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006.
5
2. Mendeskripsikan
persepsi
mahasiswa
Departemen
Agronomi
dan
Hortikultura tahun 2006 mengenai layanan Nokia Life Tools sebagai inovasi media informasi pertanian. 3. Menganalisis hubungan karakteristik personal dan tingkat keterdedahan terhadap informasi dengan persepsi mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 mengenai layanan Nokia Life Tools sebagai inovasi media informasi pertanian. 1.4. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi seluruh kalangan baik bagi sivitas akademika maupun bagi masyarakat umum. Adapun manfaat yang diharapkan diperoleh masing-masing stakeholder adalah sebagai berikut: 1.
Sivitas akademika Bagi Sivitas akademika penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai studi persepsi mahasiswa. Lebih jauh penulisan ini mencoba
memaparkan
mengenai
persepsi
mahasiswa
Departemen
Agronomi dan Hortikultura tahun 2006 mengenai layanan Nokia Life Tools sebagai inovasi media informasi pertanian. Selain itu penulisan ini diharapkan dapat menjadi tambahan literatur dan menjadi landasan bagi penelitian selanjutnya. 2.
Masyarakat Bagi
masyarakat
penelitian
ini
diharapkan
dapat
menambah
pengetahuan masyarakat serta meningkatkan perhatian masyarakat terhadap layanan Nokia Life Tools, terutama bagi masyarakat petani di daerah pedesaan yang membutuhkan suatu media informasi seputar pertanian. Lebih jauh masyarakat menjadi paham mengenai persepsi mahasiswa pertanian terhadap layanan tersebut sebagai inovasi media informasi pertanian. 3.
Penyedia layanan Bagi penyedia layanan penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan untuk mengembangkan inovasi dalam bidang pertanian selanjutnya.
BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengertian Persepsi Persepsi dalam pengertian psikologi adalah proses pencarian informasi untuk dipahami melalui alat penginderaan dengan kesadaran atau kognisi. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah penginderaan (penglihatan, pendengaran, peraba, dan sebagainya). Sebaliknya alat untuk memahaminya adalah kesadaran atau kognisi (Sarwono, 2002). Selanjutnya menurut Rakhmat (2001), persepsi adalah pengalaman mengenai objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan objek yang melibatkan sensasi, atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori. Menurut
Mulyana
(2001),
persepsi
adalah
proses
internal
yang
memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita. Persepsi disebut sebagai inti komunikasi karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsi yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi
antar
individu,
semakin
mudah
dan
semakin
sering
mereka
berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas. 2.1.2. Proses Persepsi Menurut Krech dan Crutchfield (1977) dalam Rakhmat (2001), terdapat empat prinsip dasar dalam proses pembentukkan persepsi, yaitu: 1. Persepsi dipengaruhi oleh karakteristik orang yang memberikan respon pada stimulus yang diterima. Artinya seseorang akan memberikan suatu arti tertentu terhadap stimulus yang dihadapinya, walaupun arti dan maksud stimulus tidak sesuai dengan arti persepsi orang tersebut. 2. Persepsi yang bersifat selektif secara fungsional dimana seseorang dalam mempersepsikan suatu stimulus melalui proses pemilihan. 3. Persepsi yang selalu diorganisasikan dan diberi arti memiliki suatu medan kesadaran yang memberi struktur terhadap gambaran yang muncul
7
kemudian. Disamping itu keadaan lingkungan sosial seseorang akan mempengaruhi proses pembentukan persepsi. 4. Persepsi yang ditentukan oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Jika individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan sifat kelompok akan dipengaruhi oleh keanggotaan kelompoknya melalui efek pembauran. Menurut Setiadi (2003), persepsi merupakan proses yang terdiri dari seleksi, organisasi, dan interpretasi terhadap stimulus. Seleksi Perseptual
Organisasi Persepsi
Interpretasi Perseptual Gambar 1. Proses Persepsi Berdasarkan gambar diatas, penjelasan masing-masing proses pembentukan persepsi adalah sebagai berikut: 1. Seleksi Perseptual Seleksi perseptual terjadi ketika seseorang menangkap dan memilih stimulus berdasarkan pada psychology set yang dimiliki yaitu berbagai informasi yang ada dalam memori orang tersebut. Sebelum seleksi persepsi terjadi, terlebih dahulu stimulus harus mendapat perhatian dari seseorang. 2. Organisasi Persepsi Organisasi persepsi berarti bahwa seseorang mengelompokkan informasi dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami lebih baik dan bertindak atas pemahaman. Prinsip dasar dari organisasi persepsi adalah penyatuan dari berbagai stimulus akan dirasakan sebagai suatu yang dikelompokkan secara menyeluruh. Pengorganisasian seperti ini memudahkan untuk memproses informasi dan memberikan pengertian yang terintegrasi terhadap stimulus.
8
3. Interpretasi Perseptual Proses terakhir dari persepsi adalah memberikan interpretasi atas stimulus yang diterima seseorang. Setiap stimulus yang menarik perhatian baik yang disadari maupun tidak, akan diinterpretasikan. Seseorang akan membuka kembali berbagai informasi yang telah tersimpan dalam memorinya di dalam proses ini. 2.1.3. Faktor-faktor Persepsi Persepsi individu terhadap sesuatu tidak semata-mata terbentuk begitu saja, melainkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi interpretasinya terhadap suatu objek. Menurut Krech dan Crutchfield (1977) dalam Rakhmat (2001) ada dua faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu: 1. Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan halhal lain yang kita sebut sebagai faktor personal. Dalam hal ini yang membentuk persepsi bukan jenis atau bentuk stimulus tersebut. Faktor fungsional yang membentuk persepsi biasanya disebut sebagai kerangka rujukan (frame of reference). Dalam kegiatan komunikasi, kerangka rujukan mempengaruhi bagaimana orang memberi makna pada pesan yang diterimanya. 2. Faktor struktural berasal dari semata-mata sifat stimulus fisik dan efek saraf individu. Merujuk pada teori tersebut dapat diketahui bahwa faktor fungsional berupa faktor internal yang terdapat dalam diri individu, sedangkan faktor struktural berupa faktor eksternal yang berasal dari stimulus secara fisik dan efek saraf individu dalam menerima stimulus. Menurut penelitian Alisa (2007) mengenai persepsi petani terhadap inovasi untuk menggunakan pupuk kompos kotoran ternak produk P4S. Hipotesis pada penelitian ini adalah diduga terdapat faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi persepsi petani. Faktor internal yang diduga mempengaruhi persepsi adalah karakteristik internal, diantaranya umur, pendidikan, pendapatan, pengalaman bertani, dan jumlah tanggungan keluarga. Faktor eksternal yang diduga mempengaruhi persepsi petani yaitu status lahan, luas lahan, media informasi, dan interaksi dengan petani lainnya. Hasil dari penelitian tersebut
9
menunjukkan bahwa yang berhubungan positif dan juga mempengaruhi persepsi secara nyata hanyalah media informasi dan umur petani. Di sisi lain menurut penelitian Kartono (2009) mengenai persepsi petani dan penerapan inovasi pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu padi sawah di lokasi prima tani, faktor-faktor yang mempunyai hubungan cukup signifikan dengan persepsi petani padi peserta prima tani terhadap inovasi PTT adalah tingkat kekosmopolitan petani, pendapatan, iklim usaha, dan kegiatan penyuluhan. Aspek pengalaman dan pengetahuan juga mempengaruhi persepsi individu. Seperti pada penelitian Puspitasari (2009) mengenai persepsi masyarakat terhadap efektifitas program acara televisi ”charity show”. Salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi pada penelitian tersebut adalah pengalaman dan pengetahuan mengenai program acara televisi, dengan indikator yang digunakan yaitu durasi dan frekuensi menonton. 2.1.4. Pengertian Inovasi Pengertian inovasi menurut Rogers (2003) merupakan segala sesuatu menyangkut ide, cara-cara, ataupun objek yang dianggap baru oleh seseorang (individu). Sementara itu Mardikanto (1998) menjelaskan bahwa pengertian inovasi dapat diperluas menjadi sesuatu ide, perilaku, produk, informasi, dan praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan atau dilaksanakan oleh sekelompok orang dalam suatu lokalitas tertentu untuk melakukan perubahan tertentu di bidang ekonomi, politik, dan sosial budaya demi tercapainya perbaikan mutu hidup masyarakat yang bersangkutan. Menurut Ibrahim (2003), inovasi dapat berupa barang (fisik) dan bukan barang (non-fisik). Inovasi yang bersifat fisik dapat menimbulkan konsekuensi tindakan-tindakan konkret yang mudah dalam menilai keberhasilannya, seperti terasering, reboisasi, dan pola tanam. Di sisi lain inovasi yang bersifat non-fisik dapat menimbulkan tindakan-tindakan yang sulit untuk menilai keberhasilannya, seperti kesadaran hukum dan kesadaran menjadi anggota koperasi.
10
2.1.5. Karakteristik Inovasi Interpretasi terhadap suatu inovasi dapat dilakukan dengan menilai atribut atau karakteristik yang ada pada inovasi tersebut. Menurut Rogers (2003) karakteristik inovasi yang dapat dirasakan oleh individu adalah sebagai berikut: 1. Keuntungan Relatif Keuntungan relatif adalah derajat/tingkat bagi suatu inovasi yang dirasa lebih baik daripada gagasan lain. Derajat tingkat dari keuntungan yang relatif mungkin terukur dalam terminologi ekonomi, tetapi faktor gengsi sosial, kenyamanan, dan kepuasan juga merupakan faktor yang penting. Semakin besar keuntungan untuk adopter yang dirasakan dari suatu inovasi, akan semakin cepat tingkat adopsinya. 2. Kesesuaian Kesesuaian merupakan derajat/tingkat kekonsistenan suatu inovasi dengan nilai-nilai yang ada, pengalaman masa lalu, dan kebutuhan orang yang potensial. Suatu gagasan yang tidak cocok atau bertentangan dengan norma dan nilai suatu sistem sosial tidak akan diadopsi dengan cepat sebagai suatu inovasi. 3. Kerumitan Kerumitan merupakan derajat/tingkat kesulitan untuk dipahami dan digunakan bagi suatu inovasi. Ada beberapa inovasi yang siap dipahami oleh kebanyakan anggota dari suatu sistem sosial, sedangkan beberapa lainnya lebih rumit untuk dipahami. 4. Kemudahan dicoba Kemudahan dicoba merupakan derajat/tingkat kemudahan suatu inovasi untuk dicoba dalam skala kecil. 5. Kemudahan diamati Kemudahan diamati merupakan derajat/tingkat hasil inovasi tersebut terlihat oleh orang lain. Semakin mudah untuk individu melihat hasil dari suatu inovasi, maka semakin mungkin bagi mereka untuk mengadopsi. 2.1.6. Tahapan Keputusan Inovasi Keputusan inovasi terdiri dari lima tahap, yaitu 1) tahap pengetahuan, 2) tahap persuasi, 3) tahap keputusan, 4) tahap implementasi, 5) tahap konfirmasi (Rogers,
11
2003). Berikut merupakan penjelasan masing-masing tahap pengambilan keputusan terhadap suatu inovasi: 1. Tahap pengenalan (pengetahuan) Tahap pengenalan terjadi ketika individu membuka diri terhadap keberadaan inovasi dan memperoleh beberapa pengertian mengenai bagaimana inovasi tersebut berfungsi. Informasi yang diterima oleh individu atau unit pembuat keputusan ini masih bersifat umum. 2. Tahap persuasi Tahap ini terjadi ketika individu atau unit pembuat keputusan yang lain membentuk sikap senang atau tidak senang terhadap inovasi. Pada tahap ini seseorang terlibat secara psikologis dengan inovasi dan giat mencari keterangan atau informasi mengenai informasi. 3. Tahap keputusan Tahap ini terjadi bila individu atau unit pembuat keputusan yang lain dihadapkan pada situasi untuk menentukan pilihan apakah akan menerima atau menolak inovasi. 4. Tahap implementasi Tahap ini terjadi ketia individu atau unit pembuat keputusan yang lain mulai menjalankan atau melaksanakan apa yang telah diputuskannya pada tahap keputusan. 5. Tahap konfirmasi Tahap ini terjadi ketika individu atau unit pembuat keputusan yang lain mencoba memperkuat keputusan inovasi atau sebaliknya menarik keputusan inovasi. Seseorang dapat berubah pikiran dari yang sudah menerima keputusan inovasi menjadi menolak inovasi dan sebaliknya. Dalam model tahapan pengambilan keputusan inovasi menurut Rogers (2003) pada Gambar 2, dapat diketahui bahwa tahapan pengetahuan dipengaruhi oleh karakteristik pengambil keputusan, sedangkan tahap persuasi dipengaruhi oleh tahap pengenalan dan karakteristik inovasi. Seluruh tahapan pada proses pengambilan keputusan inovasi selalu disertai dengan adanya saluran komunikasi.
12
SALURAN KOMUNIKASI
Kondisi awal: 1. pengalaman sebelumnya 2. permasalahan/ kebutuhan 3. keinovatifan 4. norma sistem sosial
Tahap pengenalan
Karakteristik pengambil keputusan: 1. karakteristik sosial ekonomi 2. variabel kepribadian 3. perilaku komunikasi
Tahap persuasi
Tahap keputusan
Tahap implementasi
Tahap konfirmasi
Karakteristik inovasi: 1. keuntungan relatif 2. kesesuaian 3. kemudahan dicoba 4. kemudahan dilihat hasilnya
Gambar 2. Model Tahapan Proses Keputusan Inovasi (Rogers, 2003) 2.1.7. Ponsel sebagai Media Komunikasi Media merupakan salah satu unsur dalam proses komunikasi. Menurut Cangara (2006), media komunikasi adalah alat atau sarana yang digunakan untuk meyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Menurut Darwin dalam Rahardjo (2002), ponsel merupakan alat komunikasi yang dapat mengirimkan dan menerima pesan. Ponsel sebagai peralatan yang praktis untuk melakukan komunikasi dimanapun berada tanpa dibatasi oleh ruang dan rentang panjang kabel (Mulyanta, 2003). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ponsel merupakan alat atau media yang dapat meneruskan pesan komunikasi dengan bahasa. Telepon seluler memiliki kelebihan dibandingkan dengan media komunikasi lainnya, yaitu dalam hal pengiriman dan penerimaan pesan. Karakteristik telepon seluler yang menjadi kelebihan alat tersebut sebagai media komunikasi adalah memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah secara penuh tanpa perlu bergantian (interaktif), sehingga ponsel disebut sebagai sistem telepon nirkabel (Sunomo, 2003). Menurut Suhendar (2003), ponsel pada umumnya dipakai oleh banyak orang karena dilengkapi dengan aplikasi untuk pengiriman pesan. Aplikasi tersebut
13
berkembang secara pesat dalam beberapa tahun terakhir, mulai dari Short Messaging Service (SMS), Enhanched Message Service (EMS), dan Multimedia Message Service (MMS). Penggunaan ponsel paling tinggi adalah aplikasi SMS, karena aplikasi tersebut merupakan cara berkomunikasi yang paling murah untuk mengirim pesan. Berdasarkan karakteristik media komunikasi menurut Ruben (1992) dalam Mugniesyah (2010), telepon seluler memiliki karakteristik sebagai media komunikasi sebagai berikut: 1) sinkron, karena ponsel memungkinkan proses komunikasi dimanapun berada tanpa dibatasi ruang dan waktu; 2) interaktivitas tinggi, karena kontrol isi pesan, waktu, dan tempat terjadinya komunikasi sepenuhnya ada di pengguna ponsel; 3)
presensi tinggi, karena komunikasi
dengan menggunakan media ponsel memungkinkan terjadinya komunikasi yang personal (pribadi); 4) bersifat pribadi, karena ponsel merupakan alat komunikasi interpersonal yang hanya melibatkan individu dalam proses komunikasi. 2.2. Kerangka Pemikiran Nokia Life Tools merupakan suatu inovasi media informasi untuk sektor pertanian. Sebagai suatu inovasi, tentunya Nokia Life Tools menimbulkan konsekuensi dari pihak terkait (stakeholder) untuk menilai inovasi sebelum mengambil keputusan atas inovasi tersebut. Persepsi merupakan salah satu cara untuk menilai baik atau tidaknya inovasi tersebut. Melalui proses persepsi dari pihak-pihak terkait, kita dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki inovasi dilihat dari karakteristik atau atribut yang melekat pada inovasi tersebut. Salah satu pihak yang terkait dalam bidang pertanian adalah mahasiswa yang memiliki fokus studi pada bidang pertanian. Mahasiswa dianggap memiliki posisi strategis dalam mempengaruhi masyarakat. Dalam hal ini mahasiswa pertanian dianggap cukup memberikan pengaruh kepada masyarakat petani. Oleh karena itulah persepsi dari mahasiswa pertanian diperlukan untuk menilai baik atau tidaknya Nokia Life Tools, sebagai suatu inovasi yang digunakan oleh petani dalam mengembangkan usaha pertaniannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura terhadap Nokia Life Tools sebagai suatu inovasi media informasi pertanian
14
Persepsi individu dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari karakteristik yang melekat pada diri individu. Faktor eksternal berasal dari sifat stimulus yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap objek. Pada penelitian ini untuk mengetahui persepsi mahasiswa dilihat berdasarkan kedua faktor tersebut. Faktor internal merupakan karakteristik yang diduga berhubungan dengan persepsi mahasiswa, yaitu karakteristik personal mahasiswa. Faktor eksternal merupakan faktor stimulus yang diduga mempengaruhi persepsi mahasiswa, yaitu tingkat keterdedahan mahasiswa terhadap informasi. Persepsi seseorang terhadap suatu inovasi dapat dilakukan dengan menilai karakteristik atau atribut yang ada pada inovasi tersebut. Dengan demikian, untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap Nokia Life Tools, maka pada penelitian ini dilihat penilaian mereka terhadap atribut-atribut berikut, yaitu tingkat keuntungan relatif, tingkat kerumitan, tingkat kesesuaian, tingkat kemudahan untuk dicoba, dan tingkat kemudahan untuk dilihat hasilnya. Karakteristik Personal X1. Jenis kelamin X2. Asal daerah X3. Pekerjaan Orang Tua X4. Besar uang bulanan X5. Kepemilikan ponsel X6. Tingkat penggunaan ponsel X7. Tingkat pengetahuan tentang Nokia Life Tools
Y. Persepsi mahasiswa terhadap layanan Nokia Life Tools sebagai inovasi media informasi pertanian
Tingkat Keterdedahan terhadap Informasi X1. Keterdedahan terhadap media massa X1.1 Televisi X1.2 Radio X1.3 Internet X1.4 Koran/majalah X2. Tingkat keterdedahan terhadap iklan layanan Nokia Life Tools Gambar 3. Kerangka Pemikiran
15
2.3. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Diduga ada hubungan antara karakteristik personal dengan persepsi mahasiwa terhadap layanan Nokia Life Tools sebagai inovasi media informasi pertanian. 2. Diduga ada hubungan antara tingkat keterdedahan terhadap informasi dengan persepsi terhadap layanan Nokia Life Tools sebagai inovasi media informasi pertanian. 2.4. Definisi Operasional 1. Karakteristik Personal Faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa yang berasal dari dalam diri individu mahasiswa itu sendiri. Karakteristik individu dapat didefinisikan sebagai keadaan individu yang berkaitan langsung dengan pribadinya, meliputi jenis kelamin, asal tempat tinggal, besarnya biaya hidup, pekerjaan orang tua, kepemilikan ponsel, tingkat penggunaan ponsel, dan tingkat pengetahuan mahasiswa mengenai layanan Nokia Life Tools. a. Jenis Kelamin dibedakan menjadi dua, yaitu laki-laki dan perempuan. Dinyatakan dalam skala nominal yaitu (1) laki-laki dan (2) perempuan. b. Asal daerah merupakan alamat daerah/tempat asal mahasiswa secara lengkap. Dikategorikan menjadi dua yaitu (1) desa, yaitu daerah asal tempat tinggal mahasiswa yang berada di tingkat dusun, desa, dan kabupaten dan (2) kota, yaitu asal tempat tinggal mahasiswa yang berada di daerah tingkat ibukota provinsi dan kotamadya. c. Pekerjaan orang tua merupakan jenis mata pencaharian orang tua yang menjadi
sumber
utama
pendapatan
bagi
keluarga
mahasiswa.
Dikategorikan menjadi (1) PNS, (2) karyawan swasta, (3) wiraswasta, (4) petani, (5) lainnya. d. Besarnya uang bulanan merupakan besaran uang yang diterima mahasiswa tiap bulannya yang berasal dari berbagai sumber, diantaranya kiriman orang tua, beasiswa, dan sumber-sumber lainnya yang dinyatakan dalam rupiah. Dikategorikan menjadi (1) rendah < Rp. 500.000,00; (2) sedang Rp. 500.000,00 – Rp. 1.000.000,00; (3) tinggi > Rp. 1.000.000,00.
16
e. Kepemilikan ponsel merupakan penguasaan mahasiswa terhadap ponsel yang digunakan sebagai media untuk kegiatan komunikasi sehari-hari. Berdasarkan merek ponsel yang dimiliki mahasiswa dikategorikan menjadi (1) ponsel nokia dan (2) ponsel non-nokia. f. Tingkat penggunaan ponsel merupakan frekuensi penggunaan ponsel berdasarkan fitur ponsel yang digunakan mahasiswa seperti frekuensi telepon, frekuensi SMS, dan lain-lain dalam satu hari terakhir. Masingmasing penggunaan fitur ponsel tersebut dikategorikan menjadi: Telepon: Tidak menggunakan = 0 kali dalam sehari Jarang = 1-3 kali dalam sehari Sering = 4-6 kali dalam sehari SMS: Tidak menggunakan = 0 kali dalam sehari Jarang = 1-50 kali dalam sehari Sering = 51-100 kali dalam sehari Internet: Tidak menggunakan = 0 kali dalam sehari Jarang = 1-7 kali dalam sehari Sering = 8-15 kali dalam sehari g. Tingkat pengetahuan merupakan tingkatan sejauhmana mahasiswa mengenal dan mengetahui informasi dan konten yang terdapat dalam layanan Nokia Life Tools. Dikategorikan menjadi: (1) rendah, skor 0-3; (2) sedang, skor 4-6; (3) tinggi, skor 7-10 2. Tingkat Keterdedahan terhadap Informasi Faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa yang berasal dari luar individu, yaitu berupa sifat stimulus. Dapat dilihat dari keterdedahan mahasiswa terhadap media massa dan tingkat keterdedahan mahasiswa terhadap iklan layanan Nokia Life Tools. a. Keterdedahan terhadap media massa merupakan penggunaan media massa mencakup televisi, radio, internet, dan koran/majalah oleh mahasiswa dalam mencari informasi baru setiap harinya. Masing-masing media massa tersebut dikategorikan menjadi (1) ya dan (2) tidak. b. Tingkat keterdedahan mahasiswa terhadap iklan layanan Nokia Life Tools merupakan frekuensi iklan layanan Nokia Life Tools yang dilihat atau
17
didengar mahasiswa sebulan terakhir. Dikategorikan menjadi: (1) rendah, skor 1-2; (2) sedang, skor 3-4; (3) tinggi, skor 5-6 3. Persepsi
mahasiswa
terhadap
Nokia
Life
Tools
merupakan
pernyataan/interpretasi mahasiswa dalam menilai Nokia Life Tools sebagai inovasi media informasi pertanian. Meliputi pernyataan-pernyataan mengenai kelima karakteristik yang melekat pada inovasi tersebut, yaitu sebagai berikut: a. Keuntungan relatif adalah tingkatan dimana Nokia Life Tools dapat dianggap sebagai media yang lebih menguntungkan daripada media informasi pertanian lainnya. Dinyatakan dalam skala ordinal: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) setuju, (4) sangat setuju. Kategori keuntungan relatif, yaitu (1) rendah, skor 4-8; (2) sedang, skor 9-12; (3) tinggi, skor 13-16. b. Tingkat kesesuaian adalah kesesuaian Nokia Life Tools dengan nilai-nilai, kepercayaan mahasiswa, kebiasaan yang telah ada,
dan pengalaman
mahasiswa sebelumnya. Dinyatakan dalam skala ordinal: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) setuju, (4) sangat setuju. Kategori tingkat kesesuaian, yaitu (1) tidak sesuai, skor 4-8; (2) cukup sesuai, skor 9-12; (3) sangat sesuai, skor 13-16. c. Tingkat kerumitan adalah derajat kesukaran dalam menggunakan layanan Nokia Life Tools, meliputi tingkat kesukaran memahami dan menggunakan inovasi. Dinyatakan dalam skala ordinal: (1) sangat setuju, (2) setuju, (3) tidak setuju, (4) sangat tidak setuju. Kategori tingkat kerumitan, yaitu (1) sangat rumit, skor 4-8; (2) cukup rumit, skor 9-12; (3) tidak rumit, skor 1316. d. Tingkat kemudahan untuk dicoba adalah derajat kemungkinan layanan Nokia Life Tools untuk dicoba dan digunakan. Dinyatakan dalam skala ordinal: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) setuju, (4) sangat setuju. Kategori tingkat kemudahan dicoba, yaitu (1) tidak mudah, skor 48; (2) cukup mudah, skor 9-12; (3) sangat mudah, skor 13-16. e. Tingkat kemudahan dilihat hasilnya adalah derajat kemungkinan hasil informasi dalam Nokia Life Tools untuk dapat diamati. Dinyatakan dalam skala ordinal: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) setuju, (4) sangat
18
setuju. Kategori tingkat kemudahan dilihat hasilnya, yaitu (1) tidak mudah, skor 4-8; (2) cukup mudah, skor 9-12; (3) sangat mudah, skor 13-16. Dari kelima komponen pernyataan mengenai karakteristik inovasi tersebut, maka persepsi mahasiswa terhadap layanan Nokia Life Tools dapat dikategorikan menjadi: (1) buruk, skor 20-50 (2) baik, skor 51-80.
BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Tipe penelitian ini adalah deskriptif, dimana di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis, dan menginterpretasikan kondisikondisi yang sedang terjadi dengan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada (Mardalis, 2004). Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data primer, dan individu sebagai unit analisa (Singarimbun dan Effendi, 1995). Metode survey ini digunakan untuk mengetahui data mengenai persepsi mahasiswa IPB terhadap layanan Nokia Life Tools sebagai inovasi media informasi pertanian. 3.2. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari penelitian langsung di lapangan dengan mengunakan kuesioner dan wawancara mendalam. Data ini diperoleh dari responden yang telah mengisi kuesioner mengenai persepsi mereka terhadap layanan Nokia Life Tools sebagai inovasi media informasi pertanian. Data sekunder diperoleh dari website vendor Nokia mengenai profil layanan Nokia Life Tools. Selain itu juga dilakukan studi literatur yang berkaitan dengan tujuan penelitian seperti buku, artikel, skripsi, tesis dan karya ilmiah lainya. Uji validitas dan realibilitas dilakukan sebelum pengumpulan data pada responden sasaran. Uji validitas menunjukkan sejauh mana data yang ditampung pada kuesioner dapat mengukur apa yang ingin diukur (Umar, 2003). Teknik analisis untuk menguji validitas dari instrumen pengumpulan data menggunakan teknik korelasi Product Moment (Pearson). Menurut hasil korelasi pearson, bila nilai r > rtabel maka pernyataan tersebut valid. Uji realibilitas bertujuan mengetahui kekonsistenan, keterandalan, dan kestabilan alat ukur didalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2003). Pengukuran uji realibilitas dilakukan dengan teknik Alpha Cronbach. Hasil
20
pengukuran didapatkan koefisien realibilitas sebesar 0,781 sehingga kuesioner dapat diandalkan untuk dijadikan alat ukur pada penelitian ini. 3.3. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kampus Institut Pertanian Bogor. Tempat penelitian ini dipilih secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa responden yang dipilih pada penelitian ini adalah Mahasiswa Institut Pertanian Bogor. Sebagian besar waktu mahasiswa dihabiskan di kampus. Dengan demikian kampus Institut Pertanian Bogor cocok sebagai tempat penyebaran kuesioner dan melakukan penelitian. Penelitian ini berlangsung selama satu bulan yakni pada bulan Juni-Juli 2010. 3.4. Metode Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Institut Pertanian Bogor, Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006. Pemilihan populasi dilakukan secara purposive (sengaja) dengan mempertimbangkan kesesuaian topik penelitian dengan kebutuhan responden. Topik pada penelitian ini adalah mengenai persepsi mahasiwa IPB terhadap produk layanan Nokia Life Tools sebagai inovasi media informasi pertanian. Oleh karena itu mahasiswa IPB tahun masuk 2006, Departemen Agronomi dan Holtikultura cocok untuk menjadi resonden karena mereka dianggap sebagai salah satu stakeholder pada bidang pertanian, yang telah memiliki pengetahuan yang cukup dalam bidang pertanian. Responden dipilih dengan metode pengambilan sampel incidental sampling dengan sebelumnya telah dipilih mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 sebagai populasi. Pemilihan populasi tersebut dengan pertimbangan karakteristik responden yang disesuaikan dengan penelitian ini, yaitu mahasiswa yang fokus studinya dalam bidang pertanian dan sudah cukup pengalaman dan pengetahuannya mengenai bidang pertanian di lapang. Pada saat penelitian mahasiswa angkatan tahun masuk 2006 merupakan mahasiswa tingkat akhir yang kegiatannya lebih banyak di lapang daripada di kampus. Oleh karena itulah dalam memilih responden dalam penelitian ini digunakan insidental sampling, dimana mahasiswa yang dipilih menjadi
21
responden adalah mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang sedang berada di lingkungan kampus. Beberapa peneliti menyatakan bahwa besarnya sampel tidak boleh kurang dari 10 persen dari populasi. Populasi dalam penelitian ini tergolong dalam skala kecil, dimana populasi mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 sebesar 151 orang. Jumlah sampel untuk populasi skala kecil dapat diambil minimal untuk data sebaran normal yaitu 30 kasus (Singarimbun dan Effendi, 1989). Berdasarkan penjelasan tersebut, maka jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 40 responden agar hasil penelitian dapat lebih representatif. 3.5. Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif. Pengolahan data dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pengkodean. Kegiatan ini bertujuan untuk menyeragamkan data. Selanjutnya melakukan penghitungan skor akhir. Masingmasing skor akhir pada tiap variabel dibagi sesuai dengan kategori yang telah ditentukan dengan rumus sebagai berikut: Rentang kelas= skor maksimum-skor minimum Jumlah kategori Data yang dikumpulkan selanjutnya diolah secara statistik deskriptif dengan mengunakan software SPSS for Windows versi 11.5 dan Microsoft Excel 2007. Statistik deskriptif diolah menggunakan tabel frekuensi dan tabulasi silang (crosstab), untuk mengetahui karakteristik mahasiswa, tingkat keterdedahan mahasiswa terhadap iklan layanan Nokia Life Tools, tingkat pengetahuan mahasiswa mengenai Nokia Life Tools, dan persepsi mahasiswa terhadap layanan Nokia Life Tools. Uji korelasi chi-square, untuk melihat hubungan antar variabel data nominal. Rank Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel yang berskala ordinal dan tidak menemukan prasyarat data terdistribusi normal.
BAB IV GAMBARAN UMUM NOKIA LIFE TOOLS 4.1. Profil Perusahaan Nokia Nokia pertama kali beroperasi pada awal tahun 1980. Sejak berdiri telah berhasil memimpin di pasaran, bisnisnya telah berkembang di semua negara untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan perkembangan industri telekomunikasi di negara tersebut. Kantor regional Nokia Berlokasi di Alexandra Technopark di Singapura, dengan basis dari 700 staf pekerja profesional yang menjadi pelopor dalam inovasi teknologi, produk dan solusi bisnis untuk 20 pasar yang berbeda dan semua kantor Nokia di wilayah Asia-Pasifik. Pusat perbendaharaan regional Nokia (Nokia Treasury Asia) beroperasi di luar Singapura sebagai in-house bank untuk cabang-cabang Nokia di wilayah Asia Pasifik, sedangkan Nokia Research Centre, unit penelitian perusahaan berkantor di Jepang dan Cina. Nokia juga membuat produk selain tiga fasilitas utama di Masan, Korea, dan Beijing dan Dongguan di Cina. Mulai bulan Januari 2004, Nokia telah mengaktifkan struktur organisasi globalnya untuk memperkuat fokus pada pemusatan, pasar mobilitas baru dan perkembangan. Untuk mencari daerah bisnis baru dalam era Mobilitas selain terus mengembangkan kepemimpinannya dalam komunikasi suara mobile, Nokia mempunyai empat grup bisnis untuk menemukan dinamika unik dari setiap bisnis, yaitu: 1. Ponsel menawarkan bermacam-macam ponsel yang sangat kompetitif untuk segmen pasar yang luas, dan mengembangkan ponsel untuk semua standar penting dan segmen pasar di lebih dari 130 negara. Merupakan tanggung jawab dari bisnis ponsel utama Nokia, berbasis pada teknologi WCDMA, GSM, CDMA dan TDMA. Ponsel berfokus pada fitur yang kaya, ponsel yang ditargetkan untuk pasar global. 2. Multimedia menghadirkan multimedia mobile untuk pelanggan dalam bentuk perangkat mobile lanjutan dan aplikasi. Produk-produknya mempunyai fitur dan fungsionalitas seperti imaging, game, musik, media dan bermacam-macam konten menarik, seperti perangkat tambahan mobile dan solusi yang inovatif.
23
3. Jaringan selalu menawarkan infrastruktur jaringan yang memimpin, teknologi dan layanan terkait, berdasarkan pada standar nirkabel utama untuk operator mobile dan service provider. Berfokus pada teknologi GSM, grup berorientasi kepemimpinan dalam jaringan radio GSM, EDGE dan WCDMA. Jaringan Nokia telah diinstall pada sebagian besar pasar global yang telah mengadopsi standar ini. Jaringan juga merupakan provider pemimpin dari akses broadband dan jaringan TETRA untuk pengguna profesional dalam keselamatan publik dan sektor keamanan. 4. Solusi Perusahaan menyediakan bermacam-macam terminal dan solusi konektivitas mobile tanpa batas pada arsitektur mobilitas end-to-end, khusus untuk membantu bisnis dan institusi worldwide meningkatkan performansi mereka melalui mobilitas yang ditingkatkan. Solusi end-to-end menawarkan bermacam-macam perangkat mobile yang dioptimalkan untuk bisnis pada front end, sampai portfolio gateway yang dioptimalkan untuk bisnis mobile pada back end meliputi: email nirkabel dan internet, mobilitas aplikasi, perlindungan pesan, jaringan privat virtual, firewall, dan perlindungan dari gangguan. 4.2. Visi Misi Nokia Nokia memiliki visi yaitu menghubungkan siapa pun yang memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi dan berbagi. Nokia membantu siapa pun untuk mengisi kebutuhan ini dan membantu orang untuk merasa dekat satu sama lain, apapun yang terjadi. Fokus pada penyediaan teknologi kepada para pelanggan teknologi adalah intuisi, kesenangan untuk menggunakan dan keindahan. Nokia hidup pada era di mana konektivitas merupakan hal yang sangat penting. Industri komunikasi berlanjut menjadi perubahan dan Internet adalah pusat dari transformasi ini. Saat ini internet adalah kunci utama Nokia. Strategi Nokia mempercayakan pada pertumbuhan, transformasi dan pembangunan bisnis Nokia untuk memastikan kesuksesan di masa mendatang. 4.3. Struktur dan Strategi Perusahaan Nokia terdiri dari tiga grup bisnis, yaitu ponsel, multimedia, dan solusi enterprise. Ponsel menghubungkan orang dengan tersedianya fasilitas mobile
24
voice yang semakin berkembang dan kapabilitas data pada perangkat mobile dengan jarak yang luas. Multimedia memberi kesempatan kepada setiap orang untuk dapat membuat, mengakses, menjelajahi dan berbagi file multimedia dan aplikasi dengan konektivitas pada standar teknologi. Solusi Enterprise menawarkan kepada pelaku bisnis dan institusi suatu kesempatan yang luas untuk menghasilkan banyak produk dan solusi, meliputi enterprisegrade mobile device, infrastruktur keamanan, software dan layanan Grup bisnis Nokia didukung oleh beragam kesatuan horisontal yaitu di bidang pemasaran (marketing) dan teknologi: 1. Operasi Pasar dan Pelanggan bertanggung jawab pada penjualan dan pemasaran, manufacture dan logistik, dan sourcing serta procurement untuk ponsel dari Ponsel, Solusi Multimedia dan Enterprise. 2. Technology Platforms menyediakan teknologi dan platform dasar untuk grup bisnis Nokia dan pelanggan eksternal. Beberapa unit horisontal Nokia mengarahkan dan mengatur aset spesifik Nokia. Meliputi Merk dan Desain, Dukungan Developer, Riset dan Spekulasi, dan Infrastruktur Bisnis. Seluruh unit struktur Nokia tersebut saling bekerja sama untuk mencapai satu fungsi Perusahaan, yaitu mendukung bisnis Nokia dengan strategi dan layanan perusahaan. Salah satu pencapaian dalam penerapan strategi Nokia adalah bergabungnya Siemens Networks, yang mulai beroperasi pada 1 April 2007, mengkombinasikan jaringan bisnis Nokia dan operasi terkait dari Siemens untuk saham tetap dan mobile kepada pemilik perusahaan sekitar 50 persen dari Nokia dan Siemens, dan dikonsolidasikan oleh Nokia. 4.4. Konsep Nokia Life Tools Nokia Life Tools merupakan salah satu inovasi di bidang teknologi komunikasi dan informasi yang menyediakan layanan informasi pertanian. Nokia Life Tools sengaja diluncurkan oleh Nokia untuk negara berkembang, yang bergerak di bidang agraris seperti Indonesia. Layanan ini bertujuan membantu para petani di negara berkembang untuk memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan usaha pertaniannya.
25
Pertama kali diluncurkan di India, dan sukses memberikan manfaat bagi penggunanya melalui informasi yang dikirimkan langsung ke ponsel pengguna. Kemudian, menyusul kesuksesannya di India, maka pada November 2009 layanan ini resmi diluncurkan di Indonesia, dan siap diterapkan pada Desember 2009. Inovasi layanan Nokia Life Tools adalah hasil dari riset panjang Nokia yang melibatkan para ahli antropologi yang mengamati perilaku dan mendengarkan masukan dari berbagai kalangan di daerah pedesaan dan area terpencil. Nokia bukanlah perusahaan yang menciptakan inovasi dengan mengurung beberapa ilmuwan di satu ruangan, tapi benar-benar terjun ke masyarakat. Pasar yang berkembang (emerging market) merupakan hal yang penting bagi Nokia, apalagi kebanyakan dari pengguna Nokia yang jumlahnya sudah mencapai 1,1 milyar orang (sekitar 20 persen populasi dunia) berasal dari negara berkembang seperti Indonesia dan India. Oleh karena itu dapat dikatakan Nokia Life Tools merupakan bentuk pemberian Nokia kepada masyarakat atau konsumennya, sekaligus platform bisnis bagi perusahaan mereka. 4.5. Berbagai Layanan Nokia Life Tools Nokia Life Tools menyediakan tiga jenis layanan, yaitu agrikultur (pertanian), edukasi (pendidikan), dan hiburan dengan sistem berbasis SMS berlangganan (non premium). Dengan sistem SMS diharapkan masyarakat di daerah terpencil bisa mendapatkan informasi dari layanan Nokia Life Tools dengan lebih nyaman, mengingat layanan SMS memang jauh lebih konsisten dibanding koneksi GPRS. Layanan SMS dapat digunakan kapanpun dan dimanapun, selama ponsel berfungsi, tanpa perlu mengatur setting atau perlunya jangkauan GPRS. Layanan ini akan tersedia di Indonesia mulai awal Desember 2009, dengan layanan pertanian untuk Jawa dan Sumatra di tahap awal, serta layanan pendidikan dan hiburan yang tersedia secara nasional. Fungsi utama Nokia Life Tools dalam layanan agrikultur atau pertanian, adalah memberikan informasi yang relevan bagi petani untuk meningkatkan kesejahteraan petani tersebut, seperti harga jual hasil panen, ramalan cuaca, serta tips bercocok tanam. Semua informasi ini amat spesifik, tergantung dengan lokasi dan hasil panen yang telah dipilih. Dalam menentukan lokasi, Nokia Life Tools mengandalkan kode pos pengguna. Misalnya, informasi mengenai harga jagung di
26
Banyumas tentunya akan berbeda dengan harga jagung di Aceh, demikian juga ramalan cuacanya. Jadi pengguna akan mendapatkan info yang jitu dan sesuai dengan kebutuhannya, tak perlu lagi mencari-cari informasi yang diperlukan. Dalam hal ini Nokia bekerjasama dengan beberapa pihak seperti: Departemen Pertanian, BMKG, Synovate dan mitra industri lain dengan memberikan informasi, harga, berita dan tips berguna yang dikirim langsung ke pelanggan. Dirjen Pengolahan dan Pemasaran hasil Pertanian, Departemen Pertanian RI Dr.Ir. Zaenal Bachruddin, M.sc memberikan penjelasan bahwa Layanan pertanian akan menyediakan informasi komoditas mulai dari bibit, ternak, hortikultura, dan perikanan. Selain itu pelanggan juga dapat juga berlangganan tiga macam komoditas yang paling sering ditanam di wilayah mereka, serta masih ada beberapa informasi lain seperti prakiraan cuaca, harga komoditi, berita, dan tips seputar pertanian.4 Pada layanan pendidikan dibagi menjadi belajar bahasa Inggris, pengetahuan umum dan persiapan ujian. Persiapan ujian ini ditujukan bagi siswa/siswi SMP dan SMA. Layanan hiburan menampilkan konten hiburan seperti berita, musik, komik, humor, astrologi, serta resensi film.
4
Fajar Widiantoro. 2009. Sekilas tentang Nokia Life Tools. www.detikinet.com diakses tanggal 7 April 2010
BAB V KARAKTERISTIK PERSONAL, TINGKAT KETERDEDAHAN TERHADAP INFORMASI, DAN PERSEPSI RESPONDEN MENGENAI NOKIA LIFE TOOLS 5.1. Karakteristik Personal Responden Karakteristik personal responden merupakan faktor internal yang diduga berhubungan dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools sebagai inovasi media informasi pertanian. Dalam penelitian ini karakteristik personal responden meliputi, jenis kelamin, asal daerah, pekerjaan orang tua, besarnya uang bulanan, kepemilikan ponsel, tingkat penggunaan ponsel, dan tingkat pengetahuan mengenai Nokia Life Tools. 5.1.1. Jenis Kelamin Jenis kelamin dikategorikan menjadi dua, yaitu laki-laki dan perempuan. Data penjabaran mengenai jenis kelamin responden disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut. Tabel 1. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Mahasiswa Laki-laki Perempuan Total
Jumlah (orang) 18 22 40
Persentase (%) 45 55 100
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 40 mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang menjadi responden dalam penelitian ini, terdapat 45 persen berjenis kelamin laki-laki dan 55 persen berjenis kelamin perempuan. Data tersebut sesuai dengan perbandingan jumlah mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan dan laki-laki pada mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 , yaitu dari total 151 mahasiswa, yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 77 orang dan laki-laki ada 74 orang. Dari hasil perbandingan antara jumlah mahasiswa laki-laki dan perempuan yang terdapat pada Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 terlihat bahwa jumlah mahasiswa perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah mahasiswa laki-laki, meskipun perbandingannya tidak terlalu signifikan. Hal ini dapat terjadi karena kecenderungan populasi perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki saat ini.
28
5.1.2. Asal Daerah Asal daerah merupakan daerah asal tempat tinggal responden, dikategorikan menjadi dua yaitu desa dan kota. Data penjabaran mengenai asal daerah responden disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Asal Daerah Asal Daerah Desa Kota Total
Jumlah (orang) 14 26 40
Persentase (%) 35 65 100
Asal daerah responden menunjukkan bahwa 35 persen berasal dari desa dan 65 persen berasal dari kota. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa dari 40 responden sebagian besar berasal dari kota, walaupun tidak sedikit juga yang berasal dari desa. Berdasarkan data tersebut juga dapat terlihat kecenderungan bahwa mahasiswa yang berasal dari kota masih ada ketertarikan dengan studi bidang pertanian, terutama dalam bidang studi pengelolaan tanaman agronomi dan Hortikultura. 5.1.3. Pekerjaan Orang Tua Pekerjaan orang tua merupakan pekerjaan yang menjadi sumber penghasilan utama bagi orang tua responden. Berdasarkan jawaban responden pada kuesioner yang telah disebar, pekerjaan orang tua responden dikategorikan menjadi lima yaitu, PNS, karyawan swasta, wiraswasta, petani, dan lainnya. Data penjabaran mengenai pekerjaan orang tua responden disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Pekerjaan Orang Tua Pekerjaan Orang Tua PNS Karyawan Swasta Wiraswasta Petani Lainnya Total
Jumlah (orang) 18 7 8 5 2 40
Persentase (%) 45,0 17,5 20,0 12,5 5,0 100,0
Pekerjaan orang tua responden yang dirujuk berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa 45 persen berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), 17,5 persen bekerja sebagai karyawan swasta, 20 persen berwiraswasta, 12,5 persen bekerja sebagai petani, dan lima persen sisanya bekerja di sektor lain di luar pekerjaan yang disebutkan sebelumnya, misalnya sebagai polisi. Dari hasil
29
data tersebut diketahui bahwa sebagian besar responden berasal dari latar belakang keluarga sebagai Pegawai Negeri Sipil. Dari data tersebut juga dapat diketahui bahwa terdapat beberapa responden yang berasal dari keluarga petani. 5.1.4. Besar Uang Bulanan Besarnya uang bulanan merupakan besarnya uang yang didapatkan responden tiap bulannya, yang berasal dari berbagai sumber diantaranya, yaitu berasal dari orang tua, beasiswa, dan sumber lainnya. Total uang bulanan yang diterima dikategorikan menjadi tiga yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Data penjabaran mengenai besarnya uang bulanan yang diterima responden disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Besar Uang Bulanan Besar Uang Bulanan Rendah Sedang Tinggi Total
Jumlah (orang) 8 27 5 40
Persentase (%) 20,0 67,5 12,5 100,0
Jumlah uang bulanan responden menunjukkan bahwa 20 persen tergolong rendah, 67,5 persen tergolong sedang, dan 12,5 persen tergolong tinggi. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang menjadi responden pada penelitian ini mendapat uang bulanan, baik yang berasal dari kiriman orang tua, beasiswa, dan sumber lain tergolong kategori sedang, yaitu berkisar antara Rp. 500.000,00 - Rp. 1.000.000,00. Uang bulanan responden yang lainnya yang tergolong rendah, yaitu kurang dari Rp. 500.000,00 lebih banyak daripada kategori tinggi, yaitu lebih dari Rp. 1.000.000,00 tiap bulannya. Berdasarkan data besarnya uang bulanan responden dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berasal dari keluarga dengan tingkat perekonomian menengah. 5.1.5. Kepemilikan Ponsel Kepemilikan ponsel merupakan penguasaan responden atas ponsel sebagai media untuk berkomunikasi sehari-hari. Dikategorikan berdasarkan merek ponsel yang digunakan menjadi dua, yaitu ponsel merek Nokia dan non-nokia. Data penjabaran mengenai kepemilikan ponsel responden disajikan pada Tabel 5.
30
Tabel 5. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Kepemilikan Ponsel Kepemilikan Ponsel Non-Nokia Nokia
Jumlah (orang) 8 32
Persentase (%) 20 80
40
100
Total
Data kepemilikan ponsel pada Tabel 6 menunjukkan bahwa sebanyak 80 persen responden merupakan pengguna Nokia, sedangkan 20
persen lainnya
merupakan pengguna ponsel selain dari merek Nokia. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang menjadi responden pada penelitian ini adalah pengguna ponsel merek Nokia. Banyaknya responden yang memiliki ponsel Nokia menunjukkan bahwa kualitas dan loyalitas ponsel merek Nokia sudah tidak diragukan lagi oleh responden. Hal ini karena sebagian besar responden lebih memilih merek Nokia dibandingkan dengan merek lainnya. Selain harga, tentu aplikasi pada ponsel juga menjadi pertimbangan responden dalam memilih merek ponsel. 5.1.6. Tingkat Penggunaan Ponsel Tingkat penggunaan ponsel merupakan intensitas responden dalam menggunakan fitur-fitur yang ada dalam ponselnya, yang diamati dari penggunaan satu hari terakhir saat dilakukan penelitian. Dibedakan menjadi tiga penggunaan yaitu telepon, SMS, dan internet. Dari masing-masing fitur tersebut dikategorikan menjadi tiga, yaitu tidak menggunakan, jarang, dan sering. Penilaian kategori pada masing-masing fitur berbeda satu sama lain. Hal ini dikarenakan kategori pada masing-masing fitur ditentukan berdasarkan jawaban responden pada kuesioner yang telah disebar. Data penjabaran mengenai tingkat penggunaan ponsel mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang menjadi responden pada penelitian ini disajikan pada Tabel 6. Merujuk data pada Tabel 6 tingkat penggunaan ponsel yang dibagi ke dalam tiga jenis fitur, yaitu telepon, SMS, dan internet. Tingkat penggunaan ponsel untuk telepon menunjukkan bahwa dari 40 responden dalam satu hari, sebanyak 22,5 persen tidak menggunakan ponsel untuk telepon, 60 persen jarang menggunakan fitur telepon, dan 17,5 persen sisanya termasuk kategori sering menggunakan fitur telepon. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa sebagian
31
besar mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang menjadi responden pada penelitian ini dalam satu hari jarang menggunakan ponsel untuk fitur telepon, yaitu berkisar antara 1-3 kali pemakaian dalam satu hari. Tabel 6. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Tingkat Penggunaan Ponsel (dalam satu hari terakhir) Tingkat Penggunaan Ponsel Telepon Tidak menggunakan (0 kali) Jarang (1-3 kali) Sering (4-6 kali) SMS Tidak menggunakan (0 kali) Jarang (1-50 kali) Sering (51-100 kali) Internet Tidak menggunakan (0 kali) Jarang (1-7 kali) Sering (8-15 kali)
Jumlah (orang)
Persentase (%)
9 24 7
22,5 60,0 17,5
1 35 4
2,5 87,5 10,0
13 22 5
32,5 55,0 12,5
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa tingkat penggunaan ponsel untuk SMS dalam satu hari sebanyak 2,5 persen tidak menggunakan fitur SMS, 87,5 persen jarang menggunakan fitur SMS, dan sisanya 10 persen sering menggunakan fitur SMS. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar responden tergolong dalam kategori jarang dalam menggunakan fitur SMS pada ponsel, yaitu berkisar antara 1-50 kali pemakaian dalam satu hari. Tingkat penggunaan ponsel untuk internet dalam satu hari menunjukkan bahwa sebanyak 32,5 persen tidak menggunakan fitur internet, 55 persen jarang, dan sisanya 12,5 persen sering menggunakan internet. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa sebagian responden tergolong jarang dalam menggunakan fitur internet pada ponselnya yaitu berkisar antara 1-7 kali. Sebagian responden lainnya, yang tergolong tidak pernah menggunakan fitur internet pada ponselnya lebih besar dibandingkan dengan responden yang sering menggunakan fitur internet pada ponsel. Berdasarkan data mengenai penggunaan ketiga jenis fitur ponsel tersebut diatas, fitur yang lebih banyak digunakan oleh mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang menjadi responden pada penelitian ini sehari-harinya adalah fitur SMS. Meskipun sama-sama tergolong dalam kategori jarang seperti halnya penggunaan fitur telepon dan internet oleh responden,
32
frekuensi penggunaan SMS jauh lebih tinggi dibandingkan dengan frekuensi penggunaan telepon dan internet. Hal ini dikarenakan perbedaan nilai frekuensi pada masing-masing kategori fitur. Hal ini jelas menunjukkan bahwa fitur SMS dianggap lebih efektif dan efisien dalam kegiatan berkomunikasi sehari-hari. Responden lebih memilih menggunakan fitur SMS selain karena alasan cepat dalam penyampaian pesan, SMS juga lebih murah dibandingkan dengan fitur telepon. 5.1.7 Tingkat Pengetahuan Responden mengenai Layanan Nokia Life Tools Tingkat pengetahuan responden mengenai layanan Nokia Life Tools merupakan salah satu faktor yang diduga berhubungan dengan persepsi mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura yang menjadi responden pada penelitian ini mengenai Nokia Life Tools. Dalam mempersepsikan sesuatu, tentunya seorang individu memiliki tingkat pengetahuan tertentu atas apa yang dipersepsikannya. Berdasarkan pengetahuan yang dimiliki, responden dapat menyeleksi pengetahuan tersebut sebagai informasi yang kemudian diorganisasi secara menyeluruh untuk memudahkan proses interpretasi secara terintegrasi. Tingkat
pengetahuan
mahasiswa
dalam
penelitian
ini
merupakan
pengetahuan yang dimiliki mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang menjadi responden mengenai berbagai informasi mengenai layanan Nokia Life Tools. Berbagai informasi mengenai layanan Nokia Life Tools dibuat menjadi sepuluh pernyataan dalam kuesioner, yang kemudian ditanyakan sampai sejauh mana pengetahuan mahasiswa atas pernyataan yang diberikan dalam kuesioner tersebut. Pada penelitian ini tingkat pengetahuan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Data mengenai tingkat pengetahuan responden mengenai layanan Nokia Life Tools disajikan secara ringkas pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan Responden mengenai Nokia Life Tools Kategori Tingkat Pengetahuan (skor) Rendah (0-3) Sedang (4-6) Tinggi (7-10) Total
Jumlah (orang)
Persentase (%)
9 20 11 40
22,5 50,0 27,5 100,0
33
Berdasarkan hasil pada Tabel 7 dapat diketahui bahwa sebanyak 22,5 persen responden memiliki tingkat pengetahuan termasuk dalam kategori rendah mengenai Nokia Life Tools, 50 persen memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori sedang, dan 27,5 persen memiliki tingkat pengetahuan kategori tinggi mengenai layanan Nokia Life Tools. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa setengah dari mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang menjadi responden pada penelitian ini memiliki tingkat pengetahuan kategori sedang mengenai layanan Nokia Life Tools, dan sebagian lainnya memiliki tingkat pengetahuan kategori rendah dan kategori tinggi mengenai layanan Nokia Life Tools. Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada penelitian ini, beberapa mahasiswa yang menjadi responden menyatakan bahwa tidak terlalu banyak mengetahui mengenai layanan Nokia Life Tools, karena sumber informasi yang juga terbatas. Responden mengaku bahwa informasi mengenai Nokia Life Tools hanya didapat dari tayangan iklan di televisi saja. Beberapa responden mengaku sempat tertarik pada layanan tersebut, dan mencari informasi lebih lanjut mengenai layanan tersebut di internet, sehingga beberapa responden memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai layanan Nokia Life Tools. Hal ini sesuai dengan data yang didapat pada penelitian bahwa pengetahuan mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 mengenai layanan Nokia Life Tools lebih banyak tergolong dalam kategori sedang. 5.2. Tingkat Keterdedahan Responden terhadap Informasi Tingkat keterdedahan responden terhadap informasi merupakan faktor ekternal yang diduga berhubungan dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools sebagai inovasi media informasi pertanian. Tingkat keterdedahan responden pada penelitian ditinjau dari keterdedahan responden terhadap media massa (televisi, radio, internet, majalah/koran) dan tingkat keterdedahan responden terhadap iklan layanan Nokia Life Tools. Melalui tingkat keterdedahan responden terhadap informasi dapat diketahui sejauh mana stimulus dapat memberikan informasi yang dapat membantu proses persepsi responden terhadap Nokia Life Tools.
34
5.2.1 Keterdedahan Responden terhadap Media Massa Tingkat keterdedahan responden terhadap media massa merupakan penggunaan mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang menjadi responden terhadap media massa mencakup televisi, radio, internet, dan koran/majalah sehari-harinya dalam mencari informasi terbaru setiap harinya. Dari masing-masing media massa tersebut dikategorikan menjadi dua yaitu tidak menggunakan dan menggunakan. Data penjabaran mengenai keterdedahan responden terhadap media massa disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Keterdedahan terhadap Media Massa Keterdedahan Media Massa Televisi Tidak Ya Radio Tidak Ya Internet Tidak Ya Koran/majalah Tidak Ya
Jumlah (orang)
Persentase (%)
2 38
5,0 95,0
30 10
75,0 25,0
1 39
2,5 97,5
18 22
45,0 55,0
Merujuk data pada Tabel 8 tingkat keterdedahan responden terhadap media televisi menunjukkan bahwa sebanyak 95 persen menggunakan televisi untuk mencari informasi terbaru tiap harinya, sedangkan lima persen lainnya tidak menggunakan televisi tiap hari. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa hampir seluruh mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang menjadi responden terdedah dengan televisi setiap hari, baik untuk mencari informasi terbaru maupun untuk sekedar mendapat hiburan dari tayangantayangan program televisi. Hampir seluruh mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang menjadi responden memanfaatkan televisi sehari-harinya sebagai media massa. Televisi merupakan media yang biasa digunakan sehariharinya untuk mendapatkan informasi ataupun memperoleh hiburan. Televisi bukan lagi barang mewah saat ini, karena hampir seluruh masyarakat dari
35
berbagai lapisan memiliki dan memanfaatkan televisi. Oleh karena itulah mahasiswa pun tidak lepas dari media televisi setiap harinya Tingkat keterdedahan responden terhadap radio pada Tabel 8 menunjukkan bahwa sebanyak 75 persen responden tidak menggunakan radio setiap hari untuk mencari informasi terbaru, sisanya sebanyak 25 persen memanfaatkan radio setiap hari. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang menjadi responden tidak terdedah dengan radio setiap hari, dan hanya sebagian kecil yang terdedah dengan radio sebagai media massa sehari-harinya. Radio juga merupakan media massa yang biasa digunakan sehari-hari untuk memperoleh informasi dan hiburan. Sebagai suatu media massa, radio kurang dimanfaatkan oleh responden sehari-harinya. Hal ini dapat terjadi karena sifat radio sebagai media audio, yaitu media yang hanya menyampaikan informasi melalui suara, sehingga hanya dapat didengar oleh responden tanpa melihat visualisasinya (tampilannya). Tingkat keterdedahan responden terhadap internet menunjukkan sebanyak 97,5 persen mahasiswa menggunakan internet tiap hari, dan sisanya hanya 2,5 persen yang tidak menggunakan. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa hampir seluruh mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang menjadi responden terdedah dengan internet setiap harinya. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa hampir seluruh responden memanfaatkan internet untuk mencari informasi terbaru sehari-harinya. Internet dapat menyebarkan berbagai informasi terbaru dengan waktu yang cepat dan jangkauan yang luas. Kini internet juga dapat digunakan sebagai media untuk jejaring sosial, yang dapat menghubungkan satu orang dengan orang lainnya dari jarak jauh sekalipun. Oleh karena itulah internet dapat menarik responden untuk memanfaatkan media internet setiap hari. Tingkat keterdedahan responden terhadap koran/majalah untuk mencari informasi terbaru menunjukkan bahwa sebanyak 55 persen responden memanfaatkan koran setiap hari sebagai media massa untuk mencari informasi terbaru, sedangkan sisanya sebanyak 45 persen tidak memanfaatkan koran setiap hari untuk mencari informasi terbaru. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa
36
sebagian mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang menjadi responden terdedah dengan koran/majalah setiap hari, sedangkan sebagian lainnya tidak terdedah dengan koran/majalah setiap hari. Koran/majalah merupakan media massa yang menyediakan informasi dalam bentuk media cetak. Mahasiswa yang menjadi responden pada penelitian ini masih banyak yang memanfaatkan koran/majalah. Hal ini dapat dikarenakan karena koran dapat dengan mudah dibawa kemana-mana, sehingga responden tidak harus meluangkan waktu khusus untuk memperoleh informasi. Tidak seperti media massa lainnya seperti televisi dan radio, dimana responden perlu untuk meluangkan waktu pada jam-jam tertentu untuk memperoleh siaran informasi yang diinginkan. Dari keempat jenis media massa tersebut diatas, menunjukkan bahwa hampir seluruh mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang menjadi responden pada penelitian ini terdedah dengan televisi dan internet setiap harinya sebagai media massa. Sementara itu yang terdedah dengan koran/majalah setiap hari adalah setengah dari responden, dan hanya sebagian kecil responden yang terdedah dengan radion setiap hari. Dengan demikian media massa yang lebih banyak digunakan oleh mahasiswa yang menjadi responden dalam memperoleh informasi adalah televisi dan internet. 5.2.2. Tingkat Keterdedahan Responden terhadap Iklan Layanan Nokia Life Tools Iklan layanan merupakan salah satu bentuk stimulus yang dilakukan pihak Nokia dalam mempromosikan inovasi terbarunya yaitu berupa layanan Nokia Life Tools kepada khalayak. Diharapkan melalui iklan layanan yang dilihat atau didengar, dapat menjadi informasi yang dapat membantu mahasiswa yang menjadi responden pada penelitian ini untuk mempersepsikan layanan tersebut sebagai suatu inovasi. Tingkat keterdedahan responden terhadap iklan layanan Nokia Life Tools merupakan intensitas mahasiswa dalam melihat atau mendengar mengenai iklan layanan Nokia Life Tools, baik dari iklan yang ditayangkan televisi maupun dari media lainnya. Pada penelitian ini, tingkat keterdedahan dibagi ke dalam tiga
37
kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Data mengenai tingkat keterdedahan iklan layanan Nokia Life Tools pada responden disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Tingkat Keterdedahan Responden terhadap Iklan Layanan Nokia Life Tools Kategori Tingkat Keterdedahan Iklan (skor) Sedang (3-4) Tinggi (5-6) Total
Jumlah (orang)
Persentase (%)
28 12 40
70 30 100
Data pada Tabel 9 menunjukkan bahwa sebanyak 70 persen responden memiliki tingkat keterdedahan sedang terhadap iklan layanan Nokia Life Tools, 30 persen sisanya memiliki tingkat keterdedahan tinggi terhadap iklan layanan Nokia Life Tools, dan tidak ada yang memiliki tingkat keterdedahan rendah pada penelitian ini. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang menjadi responden pada penelitian ini memiliki tingkat keterdedahan kategori sedang terhadap iklan layanan Nokia Life Tools. Tidak adanya mahasiswa yang memiliki tingkat keterdedahan rendah terhadap iklan layanan Nokia Life Tools dikarenakan meskipun iklannya sudah jarang ditayangkan di televisi, responden sudah pernah melihat iklan tersebut sebelumnya, sehingga sudah cukup mendapatkan informasi mengenai layanan tersebut. Berdasarkan wawancara mendalam pada penelitian ini, beberapa responden menyatakan bahwa frekuensi iklan mengenai layanan Nokia Life Tools sudah mulai jarang ditayangkan di televisi. Hal tersebut bisa terjadi karena layanan Nokia ini sudah diluncurkan sejak bulan November 2009, sehingga iklannya sudah mulai jarang ditayangkan di televisi. Namun, sebelumnya responden Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 sudah beberapa kali melihat iklan tersebut. Melalui iklan yang ditayangkan di televisi, dapat diketahui informasi mengenai layanan tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa intensitas responden dalam melihat iklan mengenai layanan Nokia Life Tools tidak terlalu sering, namun melalui iklan tersebut didapat bagian-bagian informasi yang dapat disusun sebagai suatu gambaran mengenai layanan Nokia Life Tools.
38
5.3. Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools Persepsi mahasiswa mengenai layanan Nokia Life Tools merupakan interpretasi atau penilaian mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang menjadi responden mengenai layanan Nokia Life Tools sebagai suatu inovasi yang menyediakan berbagai informasi untuk pertanian. Interpretasi tersebut dilihat berdasarkan lima karakteristik inovasi yang ada pada layanan Nokia Life Tools, yaitu tingkat keuntungan relatif inovasi, tingkat kesesuaian inovasi, tingkat kerumitan inovasi, tingkat kemudahan inovasi untuk dicoba, dan tingkat kemudahan inovasi untuk dilihat hasilnya. Pada penelitian ini persepsi responden mengenai Nokia Life Tools dinilai dari lima indikator karakteristik inovasi, dimana pada masing-masing karakteristik tersebut diberi skor dan dibagi ke dalam masing-masing kategori. Data mengenai persepsi responden mengenai kelima karakteritik inovasi disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Persepsi Responden terhadap Karakteristik Inovasi Nokia Life Tools Persepsi Mahasiswa (skor) Tingkat Keuntungan Relatif Rendah (4-8) Sedang (9-12) Tinggi (13-16) Tingkat Kesesuaian Tidak sesuai (4-8) Cukup sesuai (9-12) Sangat sesuai (13-16) Tingkat Kerumitan Cukup rumit (9-12) Sangat rumit (4-8) Tingkat Kemudahan dicoba Tidak mudah (4-8) Cukup mudah (9-12) Sangat mudah (13-16) Tingkat Kemudahan dilihat Hasilnya Tidak mudah (4-8) Cukup mudah (9-12)
Jumlah (orang)
Persentase (%)
2 35 3
5,0 87,5 7,5
3 35 2
7,5 87,5 5,0
26 14
65,0 35,0
11 27 2
27,5 67,5 5,0
5 35
12,5 87,5
Data pada Tabel 10 menunjukkan persepsi mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang menjadi responden pada penelitian ini mengenai masing-masing karakteristik inovasi yang dimiliki layanan Nokia Life Tools. Karakteristik yang pertama yaitu keuntungan relatif, dari 40 responden, sebanyak 87,5 persen menyatakan Nokia Life Tools memiliki tingkat keuntungan relatif yang sedang, lima persen menyatakan rendah, dan 7,5
39
persen menyatakan tinggi. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang menjadi responden menyatakan bahwa layanan Nokia Life Tools memiliki tingkat keuntungan relatif sedang. Nokia Life Tools merupakan layanan yang dapat menyediakan informasi seputar pertanian, seperti harga pasar untuk komoditas pertanian, tips bercocok tanam, dan info cuaca. Informasi tersebut dapat dengan mudah diperoleh oleh petani dengan mengirim SMS berlangganan dengan tarif Rp. 1000,00 per harinya atau Rp. 30.000,00 per bulan, kemudian pengguna dapat memilih layanan informasi apa saja yang dibutuhkan. Dalam satu hari berapa pun jumlah SMS yang diterima, biaya yang dikenakan tetap sama. Informasi komoditas yang ditawarkan mulai dari bibit, ternak, hortikultura, dan perikanan. Informasi yang diterima pengguna melalui SMS yang dikirimkan pihak Nokia merupakan informasi yang dapat dipercaya karena berasal dari sumbersumber yang terpercaya. Penyediaan informasi di dalam konten Nokia Life Tools, pihak Nokia bekerja sama dengan berbagai pihak ketiga diantaranya adalah Departemen Pertanian RI, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Departemen Pendidikan, detik.com, Grasindo, dan mitra industri lainnya. Berbagai jenis informasi seputar pertanian yang ditawarkan oleh layanan Nokia Life Tools, tentunya Nokia Life Tools dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi pengguna dibandingkan dengan media informasinya lainnya, seperti televisi, radio, internet, koran/majalah. Apalagi dengan tarif yang ditawarkan cukup murah yaitu hanya Rp. 1000,00 per hari. Berbagai kelebihan yang ditawarkan layanan tersebut menjadi alasan responden dalam penelitian ini menyatakan bahwa layanan tersebut cukup dapat memberikan keuntungan bagi penggunanya, walaupun tingkat keuntungan yang diberikan tidak terlalu tinggi. Persepsi responden mengenai tingkat kesesuaian layanan Nokia Life Tools dikategorikan menjadi tiga, yaitu tidak sesuai, cukup sesuai, dan sangat sesuai. Pada Tabel 10 terlihat bahwa sebanyak 87,5 persen menyatakan Nokia Life Tools cukup sesuai, 7,5 persen memilih tidak sesuai, dan lima persen lainnya memilih sangat sesuai. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa
40
Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang menjadi responden menyatakan bahwa Nokia Life Tools cukup sesuai sebagai inovasi untuk kebutuhan informasi mengenai bidang pertanian saat ini. Nokia Life Tools menyediakan informasi yang relevan seputar pertanian bagi masyarakat pedesaan terutama petani, seperti harga jual hasil panen, tips bercocok tanam, dan informasi prakiraan cuaca. Semua informasi tersebut sangat spesifik tergantung lokasi dan hasil panen yang telah dipilih. Lokasi disesuaikan dengan kode pos yang dikirimkan pengguna pada saat mendaftar SMS berlangganan layanan ini. Selain agrikultur, Nokia Life Tools menyediakan layanan lainnya seperti edukasi dan hiburan. Berbagai layanan yang ditawarkan Nokia Life Tools disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di daerah pedesaan, terutama para petani. Mengingat yang menjadi sasaran utama layanan ini adalah petani. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan pihak Nokia bahwa keputusannya dalam menyediakan ketiga jenis layanan berupa agrikultur, edukasi, dan hiburan merupakan hasil riset para ahli antropologi yang mengamati perilaku dan mendengarkan masukan dari berbagai kalangan di daerah pedesaan. Berbagai usaha telah dilakukan pihak Nokia untuk dapat menyediakan layanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang menjadi sasaran utama layanan ini. Oleh karena itulah pantas apabila layanan ini dinilai memiliki tingkat kesesuaian yang sedang atau dianggap cukup sesuai dengan kebutuhan informasi pertanian saat ini, terutama para petani sebagai sasaran utama dari layanan ini. Persepsi responden mengenai tingkat kerumitan Nokia Life Tools berdasarkan Tabel 10 menunjukkan hasil bahwa sebanyak 65 persen responden mempersepsikan
Nokia
Life
Tools
cukup
rumit,
sisanya
35
persen
mempersepsikan sangat rumit, dan tidak ada mahasiswa yang mempersepsikan tidak rumit. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang menjadi responden menilai bahwa Nokia Life Tools cukup rumit, namun tidak sedikit juga yang mempersepsikan Nokia Life Tools sangat rumit. Nokia Life Tools yang berbasiskan sistem SMS tentu akan mempermudah bagi pengguna untuk mengakses layanan ini. Dengan basis SMS, pengguna hanya
41
perlu mendaftar SMS berlangganan yang dikenakan tarif Rp. 1000,00 per hari. Basis SMS tentu akan dirasakan dirasakan lebih mudah dibandingkan dengan internet, karena SMS dapat digunakan kapanpun dan dimanapun tanpa perlu mengatur
setting
dan
perlunya
jangkauan
GPRS.
Pihak
Nokia
telah
mempertimbangkan hal ini sebelumnya dengan alasan sasaran layanan ini masyarakat di pedesaan atau daerah terpencil, dimana belum seluruh daerah di Indonesia terutama di daerah pedesaan dapat mengakses internet. Basis SMS pada layanan Nokia Life Tools tentu tidak mensyaratkan fasilitas GPRS pada ponsel. Oleh karena itu ponsel-ponsel low-end atau ponsel-ponsel dengan harga yang terjangkau dapat digunakan. Kisaran harga untuk ponselponsel Nokia yang dapat digunakan untuk layanan Nokia Life Tools mulai dari Rp. 300.000,00-an sampai Rp. 800.000,00-an. Beberapa tipe ponsel yang sudah menyediakan aplikasi Nokia Life Tools diantaranya adalah Nokia seri 1280, Nokia 1616, Nokia 1800, Nokia 2220 slide dan Nokia 2690. Berbagai kemudahan yang ditawarkan Nokia dalam penggunaan Nokia Life Tools, namun sebagian besar responden pada penelitian ini menilai bahwa Nokia Life Tools cukup rumit. Hal ini dikarenakan bahwa sasaran utama layanan ini adalah masyarakat pedesaan atau masyarakat petani, dimana sebagian besar responden menilai layanan ini cukup rumit apabila ditujukan untuk masyarakat yang tinggal di desa atau masyarakat petani. Persepsi responden mengenai tingkat kemudahan Nokia Life Tools untuk dicoba berdasarkan Tabel 10 menunjukkan bahwa sebanyak 67,5 persen menyatakan bahwa Nokia Life Tools cukup mudah untuk dicoba, 27,5 persen menyatakan tidak mudah, dan lima persen sisanya menyatakan Nokia Life Tools sangat mudah untuk dicoba. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa lebih dari setengah mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang menjadi responden mempersepsikan Nokia Life Tools tergolong cukup mudah untuk dicoba sebagai inovasi untuk pertanian. Nokia Life Tools dinilai cukup rumit dan cukup mudah pula untuk dicoba oleh sebagian besar responden dalam penelitian ini. Hal tersebut dikarenakan berbagai kemudahan yang dibuat pihak Nokia dalam hal penggunaan layanan Nokia Life Tools. Kemudahan yang diberikan sengaja ditujukan bagi sasaran
42
utama layanan ini, yaitu masyarakat petani. Hal tersebut dapat menjadi alasan responden menilai bahwa layanan Nokia Life Tools masih cukup mudah untuk dicoba oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja, tidak terkecuali oleh masyarakat petani sebagai sasaran utama layanan ini Persepsi responden mengenai kemudahan Nokia Life Tools untuk dilihat hasilnya pada Tabel 10 dapat diketahui bahwa sebanyak 87,5 persen menyatakan Nokia Life Tools cukup mudah untuk dilihat hasilnya, 12,5 persen menyatakan tidak mudah, dan tidak ada yang menyatakan Nokia Life Tools sangat mudah untuk dilihat hasilnya. Berdasarkan hasil tersebut berarti sebagian besar mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang menjadi responden menganggap bahwa Nokia Life Tools cukup mudah, atau dalam hal ini dapat dikatakan tidak dapat dengan mudah memberikan hasil atau manfaat bagi penggunanya, terutama bagi masyarakat petani. Pihak Nokia menyatakan bahwa tujuan dibuatnya layanan ini adalah untuk membantu meningkatkan kesejahteraan petani dengan memberikan informasiinformasi yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan petani. Seperti informasi harga jual hasil panen yang diharapkan dapat membantu petani untuk mengetahui harga jual hasil panennya, sehingga dapat terhindar dari para tengkulak. Hal ini sesuai dengan tagline dari Nokia Life Tools, yaitu menginformasikan, melibatkan, dan memberdayakan. Menginformasikan berarti bahwa layanan ini memberikan informasi yang dibutuhkan untuk para petani. Melibatkan berarti dalam memutuskan dan membuat konten-konten yang terdapat dalam layanan ini, pihak Nokia melibatkan masyarakat di desa secara langsung sehingga dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Memberdayakan berarti Nokia ingin memberdayakan masyarakat petani melalui informasi-informasi yang ditawarkannya, sehingga dapat membantu dalam mensejahterakan kehidupan petani. Berbagai manfaat yang ditawarkan pihak Nokia tidak sesuai dengan apa yang dipersepsikan responden. Pada penelitian ini responden menilai bahwa Nokia Life Tools tidak dapat dengan mudah memberi manfaat atau hasil bagi sektor pertanian saat ini, karena berdasarkan pengalamannya selama di lapang, mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura yang menjadi responden
43
sudah memahami bahwa petani selama ini, terutama petani kecil sudah sangat tergantung dengan para tengkulak. Selama ini petani hanya dapat menjual hasil panennya kepada para tengkulak, sehingga cenderung pasrah dengan harga yang ditetapkan tengkulak atas hasil panen mereka. Oleh karena itulah informasi mengenai harga jual hasil panen dalam Nokia Life Tools dianggap tidak terlalu mudah untuk memberikan manfaat secara langsung bagi sektor pertanian saat ini ditinjau dari sasaran utama layanan ini yaitu para petani, terutama petani kecil. Keseluruhan persepsi mengenai layanan Nokia Life Tools merupakan akumulasi skor dari persepsi dari masing-masing karakteristik yang dimiliki Nokia Life Tools sebagai suatu inovasi, yaitu keuntungan relatif, kesesuaian, kerumitan, kemudahan untuk dicoba, dan kemudahan untuk dilihat hasilnya. Persepsi responden mengenai Nokia Life Tools sebagai suatu inovasi media informasi pertanian dikategorikan menjadi dua, yaitu baik dan buruk. Persepsi ini untuk melihat penilaian baik buruknya layanan Nokia Life Tools sebagai suatu inovasi dalam menyediakan informasi pertanian. Persepsi responden mengenai Nokia Life Tools disajikan pada Tabel 11. Tabel 11. Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools sebagai Inovasi Media Informasi Pertanian Kategori Persepsi Mahasiswa Buruk (20-50) Baik (51-80) Total
Jumlah (orang)
Persentase (%)
11 29 40
27,5 72,5 100,0
Data pada Tabel 11 menunjukkan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools yaitu, sebanyak 27,5 persen mempersepsikan Nokia Life Tools tidak baik, sedangkan 72,5 persen mempersepsikan baik. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang menjadi responden pada penelitian ini menilai bahwa layanan Nokia Life Tools sebagai suatu inovasi yang baik dalam menyediakan informasi pertanian, sehingga cocok untuk dimanfaatkan sebagai suatu media informasi pertanian. Hasil berdasarkan keseluruhan persepsi mengenai karakteristik Nokia Life Tools, responden tetap menilai baik meskipun masih dinilai cukup rumit. Hal ini dapat terjadi karena layanan ini merupakan inovasi
44
pertama yang dikeluarkan produsen perangkat komunikasi (ponsel) yang dapat menyediakan informasi seputar pertanian dengan berbasis sistem SMS. Nokia merupakan perangkat komunikasi pertama dan satu-satunya yang menawarkan layanan bagi masyarakat pedesaan terutama masyarakat petani. Berbagai jenis layanan yang disediakan, yaitu agrikultur, edukasi, dan hiburan merupakan hasil riset yang melibatkan masyarakat desa secara langsung. Oleh karena itu berbagai informasi yang ditawarkan dalam Nokia Life Tools sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa akan informasi pertanian saat ini. Sebagai salah satu stakeholder pada bidang pertanian yang cukup memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai sektor pertanian, tentunya mahasiswa pertanian dapat mempersepsikan atau menilai apakah Nokia Life Tools baik atau tidak untuk digunakan sebagai inovasi yang menyediakan informasi seputar pertanian. Berbagai keuntungan dan kelebihan yang ditawarkan oleh pihak Nokia untuk sektor pertanian melalui layanan Nokia Life Tools, tentu mendapat nilai positif tersendiri bagi responden, terutama mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang memiliki fokus studi pada sektor pertanian. Nokia Life Tools dinilai positif karena sebagai salah satu merek ponsel yang sudah banyak digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia, tapi Nokia tetap memperhatikan kebutuhan masyarakat kecil seperti masyarakat desa di negara berkembang. Selama ini responden, dalam hal ini mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura yang fokus studinya pada bidang pertanian merasa bahwa sektor pertanian Indonesia saat ini sudah tertinggal oleh modernitas yang semakin berkembang di masyarakat global. Berbagai teknologi khususnya komunikasi dan informasi semakin berkembang, tapi belum ada yang benar-benar menyentuh masyarakat kecil, seperti masyarakat pedesaan. Oleh karena itulah dengan adanya inovasi dari Nokia, berupa layanan yang dapat menyediakan informasi untuk pertanian diharapkan dapat membantu memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia.
BAB VI HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL RESPONDEN DAN TINGKAT KETERDEDAHAN TERHADAP INFORMASI DENGAN PERSEPSI RESPONDEN MENGENAI NOKIA LIFE TOOLS 6.1. Hubungan Jenis Kelamin dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools Faktor internal yang diduga berhubungan dengan persepsi pada penelitian ini adalah karakteristik personal responden. Karakteristik personal yang diuji mencakup jenis kelamin, asal daerah, pekerjaan orang tua, besarnya uang bulanan, kepemilikan ponsel, tingkat penggunaan ponsel, dan tingkat pengetahuan responden mengenai layanan Nokia Life Tools. Hubungan karakteristik jenis kelamin responden diuji dengan menggunakan uji Crosstab Chi-Square. Uji ini dilakukan untuk menganalisis ada atau tidaknya hubungan antara jenis kelamin dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools. Data hubungan antara jenis kelamin dengan persepsi responden secara ringkas disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Hubungan Jenis Kelamin dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools Jenis Kelamin
Persepsi (jumlah) Buruk Baik Laki-laki 7 (17,5 %) 11 (27,5 %) Perempuan 4 (10,0 %) 18 (45,0 %) Total 11 (27,5 %) 29 (72,5 %) Ket : chi-square hitung = 2, 129 dan nilai signifikansi = 0,145
Total 18 (45,0 %) 22 (55,0 %) 40 (100,0 %)
Berdasarkan data pada Tabel 12 didapatkan hasil bahwa dari 40 responden terdapat 45 persen laki-laki dan 55 persen perempuan. Dari 45 persen laki-laki, sebanyak 17,5 persen mempersepsikan Nokia Life Tools buruk dan 27,5 persen mempersepsikan baik. Dari 55 persen perempuan, 10 persen mempersepsikan Nokia Life Tools buruk dan 45 persen mempersepsikan baik. Nilai Chi-Square hitung lebih kecil dari pada Chi-Square tabel (2,129 < 3,184) dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 (0,145 > 0,05), artinya tidak ada hubungan nyata antara jenis kelamin dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools. Tidak adanya hubungan juga dapat terlihat dari sebaran persepsi pada Tabel 12 dimana tidak ada perbedaan yang mencolok antara jumlah sebaran laki-laki dan perempuan dalam mempersepsikan Nokia Life Tools. Kedua jenis kelamin
46
tersebut sebagian besar menilai Nokia Life Tools sebagai inovasi yang baik untuk pertanian. Tidak adanya perbedaan antara persepsi responden laki-laki dan perempuan dalam mempersepsikan Nokia Life Tools menunjukkan bahwa baik laki-laki maupun perempuan memiliki penilaian yang sama atas layanan Nokia Life Tools. Hal ini bisa terjadi karena tidak ada perbedaan atas layanan yang diberikan Nokia Life Tools baik untuk laki-laki maupun untuk perempuan. Berbagai informasi dan layanan yang ditawarkan Nokia Life Tools, yaitu agrikultur, edukasi, dan hiburan memang bersifat umum seputar pertanian. Layanan yang bersifat umum ini tidak membedakan jenis kelamin, sehingga layanan ini dapat digunakan oleh siapapun. Hal ini sesuai dengan pernyataan pihak Nokia yang menyatakan bahwa layanan ini sengaja diluncurkan dengan berbagai konten dengan kemudahan yang diberikan di dalamnya agar dapat digunakan oleh siapapun, dimanapun, dan kapanpun. Berdasarkan apa yang responden ketahui mengenai Nokia Life Tools, baik responden laki-laki dan perempuan dalam penelitian ini dapat menerima Nokia Life Tools sebagai suatu inovasi yang dapat memberikan informasi seputar pertanian kepada masyarakat desa. Hal ini berarti bahwa mahasiswa mengetahui bahwa layanan yang disediakan oleh Nokia Life Tools bersifat memenuhi kebutuhan masyarakat desa secara umum, tanpa membeda-bedakan jenis kelamin. Tidak adanya perbedaan antara persepsi laki-laki dan perempuan juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam menerima informasi seputar Nokia Life Tools, baik dari promosi yang dilakukan Nokia melalui iklan di televisi maupun media lainnya. Media promosi Nokia Life Tools
dapat
membantu
responden
laki-laki
dan
perempuan
dalam
mempersepsikan Nokia Life Tools, sehingga tidak ada perbedaan yang menyebabkan perbedaan persepsi antara laki-laki dan perempuan. 6.2. Hubungan Asal Daerah dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools Asal daerah merupakan daerah yang menjadi asal tempat tinggal mahasiswa yang menjadi responden pada penelitian ini. Asal daerah dikategorikan menjadi dua, yaitu desa dan kota. Dalam menilai atau mempersepsikan Nokia Life Tools,
47
diduga terdapat hubungan antara asal daerah dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools. Hubungan antara asal daerah dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools diuji dengan uji Crosstab Chi-Square. Uji ini dilakukan untuk menganalisis apakah asal daerah yang berbeda diikuti dengan persepsi yang berbeda juga. Data hubungan antara asal daerah dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools disajikan pada Tabel 13. Tabel 13. Hubungan Asal Daerah dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools Asal Daerah
Persepsi (jumlah) Buruk Baik Desa 7 (17,5 %) 7 (17,5 %) Kota 4 (10,0 %) 22 (55,0 %) Total 11 (27,5 %) 29 (72,5 %) Ket : chi-square hitung = 5, 469 dan nilai signifikansi = 0,019
Total 14 (35,0 %)
26 (65,0 %) 40 (100 %)
Tabel 13 menunjukkan hasil bahwa terdapat 35 persen responden Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 berasal dari desa dan 65 persen yang berasal dari kota. Dari 35 persen responden yang berasal dari desa, sebanyak 17,5 persen mempersepsikan Nokia Life Tools buruk dan 17,5 persen lainnya mempersepsikan Nokia Life Tools baik. Dari 65 persen responden yang berasal dari kota, sebanyak 10 persen mempersepsikan Nokia Life Tools buruk dan 55 persen lainnya mempersepsikan Nokia Life Tools baik. Nilai ChiSquare hitung lebih besar dari nilai Chi-Square tabel (5,469 > 3,814) dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,019 < 0,05), artinya terdapat hubungan nyata antara asal daerah dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools. Hubungan tersebut juga dapat terlihat dari perbedaan persepsi antara responden yang berasal dari desa dengan yang berasal kota. Responden yang berasal dari kota lebih banyak yang mempersepsikan Nokia Life Tools baik. Sementara itu responden yang berasal dari desa sama jumlahnya antara yang mempersepsikan buruk dengan yang mempersepsikan baik. Perbedaan persepsi antara responden yang berasal dari desa dengan responden yang berasal dari kota menunjukkan bahwa perbedaan asal daerah diikuti dengan persepsi yang berbeda juga. Dari hasil pada Tabel 13 dapat diketahui bahwa responden yang berasal dari kota yang lebih dominan menilai baik Nokia Life Tools sebagai suatu inovasi. Di sisi lain responden yang berasal
48
dari desa yang mempersepsikan Nokia Life Tools sebagai suatu inovasi yang baik jumlahnya sama dengan yang mempersepsikan buruk. Perbedaan persepsi tersebut menunjukkan bahwa responden yang berasal dari kota lebih bersifat terbuka atas suatu inovasi dibandingkan dengan responden yang berasal dari desa. Hal ini juga berarti bahwa perbedaan asal daerah berhubungan dengan pola pikir responden atas adanya suatu inovasi. Perbedaan tersebut bisa jadi dikarenakan pola hidup masyarakat desa yang lebih statis dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan yang hidupnya cenderung lebih dinamis. Dengan pola hidup yang statis, mereka cenderung menolak adanya suatu perubahan dalam hidup karena merasa sudah nyaman dengan apa yang mereka terima selama ini. Di sisi lain masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan selalu berusaha mencari dan ingin mencoba sesuatu yang baru. Dalam hal ini responden yang berasal dari desa menganggap bahwa adanya inovasi dari Nokia dapat membawa perubahan bagi gaya hidup para petani di desa, dimana perubahan dianggap tidak selalu baik bagi masyarakat desa yang hidupnya sudah terikat dengan adat atau aturan tertentu. Sedangkan bagi responden yang berasal dari desa menganggap bahwa perubahan yang dibawa oleh suatu inovasi dapat menjadikan hidup para petani lebih baik dari sebelumnya. Perbedaan atas akses informasi juga dapat menjadi hal yang mendasari perbedaan persepsi antara responden yang berasal dari desa dengan yang berasal dari kota. Kesenjangan akses informasi antara masyarakat yang tinggal di desa dengan masyarakat yang tinggal di kota, dimana masyarakat yang tinggal di kota memiliki kesempatan yang lebih besar dalam mengakses suatu informasi dibandingkan masyarakat desa. Kesenjangan dalam menerima informasi membuat responden yang berasal dari desa menilai bahwa masyarakat petani yang tinggal di desa kurang mendapat akses informasi mengenai Nokia Life Tools. Di sisi lain responden yang tinggal di daerah kota tidak memandang kesenjangan akses atas informasi sebagai suatu hal yang menghambat bagi masyarakat petani untuk memanfaatkan Nokia Life Tools sebagai suatu inovasi yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup petani.
49
6.3. Hubungan Pekerjaan Orang Tua dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools Pekerjaan orang tua merupakan pekerjaan pokok yang menjadi sumber pendapatan utama bagi orang tua responden pada penelitian ini. Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada responden, pekerjaan orang tua pada penelitian ini dikategorikan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), karyawan swasta, wiraswasta, petani, dan lainnya. Dalam mempersepsikan Nokia Life Tools, diduga terdapat hubungan antara pekerjaan orang tua dengan persepsi mahasiswa mengenai Nokia Life Tools. Hubungan antara pekerjaan orang tua dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools diuji dengan menggunakan uji Crosstab Chi-Square. Uji ini dilakukan untuk menganalisis apakah perbedaan pekerjaan orang tua diikuti dengan persepsi yang berbeda juga. Data hubungan antara pekerjaan orang tua dengan persepsi responden disajikan pada Tabel 14. Tabel 14. Hubungan Pekerjaan Orang Tua dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools Pekerjaan Orang Tua
Persepsi (jumlah)
Buruk Baik PNS 6 (15,0 %) 12 (30,0 %) Karyawan Swasta 2 (5,0 %) 5 (12,5 %) Wiraswasta 0 (0,0 %) 8 (20,0 %) Petani 1 (2,5 %) 4 (10,0 %) Lainnya 2 (5,0 %) 0 (0,0 %) Total 11 (27,5 %) 29 (72,5 %) Ket : Chi-Square hitung = 8,760 dan nilai signifikansi = 0,067
Total 18 (45,0 %) 7 (17,5 %) 8 (20,0 %) 5 (12,5 %) 2 (5,0 %) 40 (100 %)
Penjabaran data pada Tabel 14 menunjukkan bahwa terdapat 45 persen orang tua mahasiswa bekerja sebagai PNS, 17 persen karyawan swasta, 20 persen wiraswasta, 12,5 persen petani, dan lima persen bekerja pada sektor lainnya. Dari 45 persen responden yang orang tuanya bekerja sebagai petani, sebanyak 15 persen mempersepsikan buruk Nokia Life Tools dan 30 persen mempersepsikan baik. Dari 17,5 persen responden yang orang tuanya bekerja sebagai karyawan swasta, sebanyak lima persen mempersepsikan buruk dan 12,5 persen mempersepsikan baik. Dari 20 persen yang orang tuanya bekerja sebagai wiraswasta, semuanya mempersepsikan baik dan tidak ada yang mempersepsikan buruk. Dari 12,5 persen responden yang orang tuanya bekerja sebagai petani, sebanyak lima persen mempersepsikan buruk dan 10 persen lainnya mempersepsikan baik. Dari lima persen responden yang orang tuanya bekerja di
50
sektor lainnya, seluruhnya mempersepsikan buruk. Nilai Chi-Square hitung lebih kecil dari nilai Chi-Square tabel (8,760 < 9,488) dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,067 > 0,05), artinya tidak ada hubungan nyata antara pekerjaan orang tua dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools. Tidak adanya hubungan antara pekerjaan orang tua dengan persepsi mahasiswa mengenai Nokia Life Tools juga dapat terlihat dari sebaran persepsi mahasiswa menurut pekerjaan orang tua, dimana tidak terlihat adanya perbedaan yang berarti antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan lainnya. Sebagian besar mahasiswa apapun pekerjaan orang tuanya mempersepsikan Nokia Life Tools sebagai suatu inovasi yang baik, selain dua orang yang pekerjaan orang tuanya dikategorikan pada jenis pekerjaan lainnya, keduanya mempersepsikan Nokia Life Tools sebagai inovasi yang buruk. Namun, hal tersebut tidak menimbulkan perbedaan yang cukup berarti. Tidak adanya perbedaan persepsi berdasarkan jenis pekerjaan orang tua mahasiswa menunjukkan bahwa Nokia Life Tools dapat diterima oleh mahasiswa sebagai suatu inovasi apapun latar belakang keluarganya. Nokia Life Tools sebagai suatu layanan yang bersifat universal dan dapat digunakan oleh siapa saja. Meskipun, salah satu layanan yang terdapat di dalamnya adalah layanan mengenai pertanian dan sasaran utamanya adalah masyarakat petani. Namun, bukan berarti layanan tersebut hanya dapat digunakan oleh petani. Semua kalangan masyarakat dapat memanfaatkan layanan yang terdapat pada Nokia Life Tools sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itulah pada penelitian ini latar belakang keluarga tidak berhubungan nyata dengan persepsi mahasiswa mengenai Nokia Life Tools. 6.4. Hubungan Uang Bulanan dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools Uang bulanan
merupakan besarnya uang yang diterima responden tiap
bulannya, yang dapat berasal dari berbagai sumber diantaranya orang tua, beasiswa, dan sumber lainnya. Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan pada responden, besarnya uang bulanan pada penelitian ini dikategorikan menjadi tiga, yaitu rendah ( < Rp. 500.000,00), sedang (Rp. 500.000,00– Rp. 1.000.000,00), dan tinggi ( > Rp. 1.000.000,00). Dalam mempersepsikan Nokia Life Tools, diduga terdapat hubungan antara uang bulanan yang diterima responden dengan
51
persepsi responden mengenai Nokia Life Tools. Hubungan antara uang bulanan dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools diuji dengan uji korelasi Rank Spearman. Uji ini dilakukan untuk menganalisis apakah perbedaan besarnya uang bulanan diikuti dengan persepsi yang berbeda juga. Data hubungan antara uang bulanan dengan persepsi mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang menjadi responden mengenai Nokia Life Tools disajikan pada Tabel 15. Tabel 15. Hubungan Uang Bulanan dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools Besarnya Uang Bulanan
Persepsi (jumlah) Buruk Baik Rendah 2 (5,0 %) 6 (15,0 %) Sedang 7 (17,5 %) 20 (50,0 %) Tinggi 2 (5, 0 %) 3 (7,5 %) Total 11 (27,5 %) 29 (72,5 %) Ket : Rank Spearman hitung = 0,117 dan nilai signifikansi = 0,471
Total 8 (20,0 %) 27 (67,5 %) 5 (12,5 %) 40 (100,0 %)
Tabel 15 menunjukkan terdapat 20 persen responden memiliki besarnya uang bulanan termasuk dalam kategori rendah, 67,5 persen memiliki besarnya uang bulanan kategori sedang, dan 12,5 persen lainnya memiliki besarnya uang bulanan kategori tinggi. Dari 20 persen responden yang memiliki besarnya uang bulanan rendah, sebanyak lima persen mempersepsikan buruk Nokia Life Tools dan 15 persen lainnya mempersepsikan baik. Dari 67,5 persen responden yang besar uang bulananannya sedang, sebanyak 17,5 persen mempersepsikan buruk dan 50 persen mempersepsikan baik. Dari 12,5 persen responden yang besar uang bulanannya tinggi, sebanyak lima persen mempersepsikan baik dan 7,5 persen mempersepsikan buruk. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,471 > 0,05), artinya tidak ada hubungan signifikan antara besarnya uang bulanan dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools. Tidak adanya perbedaan persepsi menurut besarnya uang bulanan responden juga dapat terlihat pada sebaran persepsi menurut besar uang bulanannya pada Tabel 15, dimana tidak terlihat perbedaan yang cukup berarti antara persepsi pada masing-masing kategori besarnya uang bulanan. Sebagian besar responden, berapun besar uang bulanan yang diterimanya mempersepsikan Nokia Life Tools sebagai suatu inovasi yang baik.
52
Tidak adanya hubungan antara besarnya uang bulanan responden dengan persepsinya mengenai Nokia Life Tools menunjukkan bahwa Nokia Life Tools sebagai suatu inovasi dapat diterima oleh semua kalangan. Baik orang yang berasal dari kalangan menengah ke atas maupun yang berasal dari kalangan menengah ke bawah. Nokia Life Tools merupakan layanan dengan sasaran masyarakat menengah ke bawah, yaitu masyarakat petani. Hal ini dapat terlihat dari biaya yang dikenakan untuk menggunakan layanan ini cenderung terjangkau, yaitu sebesar seribu rupiah perharinya. Selain itu, jenis ponsel yang menyediakan layanan ini juga cenderung ponsel low-end atau ponsel dengan harga yang cukup terjangkau, yaitu berkisar antara tiga ratus ribuan sampai delapan ratus ribuan. Oleh karena itulah sebagian besar responden mempersepsikan Nokia Life Tools baik, karena dapat diterima oleh semua kalangan 6.5. Hubungan Kepemilikan Ponsel dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools Kepemilikan ponsel merupakan penguasaan atas ponsel yang digunakan mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura yang menjadi responden pada penelitian ini untuk kegiatan berkomunikasi sehari-hari. Kepemilikan ponsel dikategorikan menjadi dua berdasarkan merek ponsel yang digunakan mahasiswa, yaitu ponsel Nokia dan ponsel non-nokia. Dalam mempersepsikan Nokia Life Tools, diduga terdapat hubungan antara kepemilikan ponsel dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools. Hubungan antara kepemilikan ponsel dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools diuji dengan uji Crosstab Chi-Square. Uji ini dilakukan untuk menganalisis apakah perbedaan atas kepemilikan ponsel diikuti dengan perbedaan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools. Data hubungan kepemilikan ponsel dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools disajikan pada Tabel 16. Merujuk data pada Tabel 16 dapat diketahui sebaran persepsi responden pada penelitian ini mengenai Nokia Life Tools berdasarkan kepemilikan ponsel. Berdasarkan Tabel dapat diketahui bahwa terdapat 20 persen responden yang menggunakan ponsel non-nokia dan 80 persen lainnya menggunakan ponsel Nokia.
53
Tabel 16. Hubungan Kepemilikan Ponsel dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools Kepemilikan Ponsel
Persepsi (jumlah) Buruk Baik Non-nokia 4 (10,0 %) 4 (10,0 %) Nokia 7 (12,5 %) 25 (62,5 %) Total 11 (27,5 %) 29 (72,5 %) Ket : Chi-Square hitung = 2,539 dan nilai signifikansi = 0,111
Total 8 (20,0 %) 32 (80,0 %) 40 (100,0 %)
Dari 20 persen responden yang menggunakan ponsel non-nokia terdapat 10 persen responden mempersepsikan Nokia Life Tools buruk dan 10 persen lainnya mempersepsikan baik. Dari 80 persen responden yang menggunakan ponsel Nokia, 12,5 persen mempersepsikan Nokia Life Tools buruk dan 62,5 persen mempersepsikan baik. Nilai Chi-Square hitung lebih kecil daripada nilai ChiSquare tabel (2,539 < 3,841) dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,111 > 0,05), artinya tidak ada hubungan nyata antara kepemilikan ponsel dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools. Tidak adanya hubungan antara kepemilikan ponsel dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools menunjukkan bahwa responden dalam menerima suatu inovasi tidak berdasarkan kepemilikannya atas merek ponsel tertentu. Dalam hal ini merek ponsel yang mereka miliki tidak menentukan persepsi mereka atas inovasi dari merek ponsel tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa interpretasi responden atas Nokia Life Tools tidak semata-mata karena mereka menggunakan ponsel merek Nokia, melainkan benar-benar penilaian mereka atas kelebihan dari inovasi tersebut sebagai media informasi dibandingkan dengan media lainnya. Responden yang menggunakan ponsel nokia tidak lantas mempersepsikan Nokia Life Tools sebagai inovasi yang baik, meskipun lebih dominan yang mempersepsikan baik. Namun beberapa responden juga ada yang mempersepsikan buruk. Begitu juga dengan pengguna ponsel non-nokia tidak lantas mempersepsikan Nokia Life Tools sebagai inovasi yang buruk, meskipun terdapat beberapa yang mempersepsikan demikian. Dilihat berdasarkan persepsi responden secara keseluruhan, apapun merek ponsel yang digunakan, karakteristik yang terdapat pada Nokia Life Tools yang menjadi pertimbangan dalam menilai layanan tersebut.
54
6.6. Hubungan Tingkat Penggunaan Ponsel dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools Tingkat penggunaan ponsel merupakan intensitas responden dalam menggunakan fitur-fitur yang ada pada ponsel, yaitu diantaranya fitur telepon, SMS, dan internet. Tingkat penggunaan ponsel untuk masing-masing fitur dikategorikan menjadi tidak menggunakan, jarang, dan sering. Dalam mempersepsikan Nokia Life Tools, diduga terdapat hubungan antara tingkat penggunaan ponsel dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools. Hubungan antara tingkat penggunaan ponsel dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools duji dengan uji korelasi Rank Spearman. Uji ini dilakukan untuk menganalisis apakah perbedaan tingkat penggunaan fitur ponsel diikuti dengan persepsi yang berbeda juga. Data hubungan antara tingkat penggunaan ponsel masing-masing dibedakan atas fitur yang digunakan, yaitu fitur telepon, SMS, dan internet. Salah satu fitur ponsel yang banyak digunakan oleh para pengguna ponsel adalah telepon. Data hubungan tingkat penggunaan ponsel untuk telepon dengan persepsi mahasiswa yang menjadi responden mengenai Nokia Life Tools disajikan pada Tabel 17 seperti berikut. Tabel 17. Hubungan Tingkat Penggunaan Fitur Telepon dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools Tingkat Penggunaan Telepon
Persepsi (jumlah) Buruk Baik Tidak menggunakan 1 (2,5 %) 8 (20,0 %) 9 (22,5 %) 15 (37,5 %) Jarang Sering 1 (2,5 %) 6 (15,0 %) Total 11 (27,5 %) 29 (72,5 %) Ket : Rank Spearman hitung = -0,50 dan nilai signifikansi = 0,760
Total 9 (22,5 %) 24 (60,0 %) 7 (17,5 %) 40 (100,0 %)
Sebaran persepsi pada Tabel 17 menunjukkan bahwa sebanyak 22,5 persen responden
tidak menggunakan fitur ponsel untuk telepon, 60 persen jarang
menggunakan ponsel untuk telepon, dan 17,5 persen sisanya sering menggunakan ponsel untuk telepon. Dari 22,5 persen responden yang tidak menggunakan ponsel untuk telepon, sebanyak 2,5 persen yang mempersepsikan Nokia Life Tools buruk dan 20 persen yang mempersepsikan Nokia Life Tools baik. Dari 60 persen yang jarang menggunakan fitur ponsel untuk telepon, sebanyak 22,5 persen mempersepsikan Nokia Life Tools buruk dan 37,5 persen mempersepsikan Nokia
55
Life Tools baik. Dari 17,5 persen responden yang sering menggunakan ponsel untuk telepon, sebanyak 2,5 persen mempersepsikan Nokia Life Tools buruk dan 15 persen mempersepsikan Nokia Life Tools baik. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,760 > 0,05), artinya tidak ada hubungan signifikan antara tingkat penggunaan ponsel untuk telepon dengan persepsi responden terhadap Nokia Life Tools. Fitur SMS pada ponsel juga merupakan salah satu fitur ponsel yang banyak digunakan oleh para pengguna ponsel. Data hubungan tingkat penggunaan ponsel untuk SMS dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools disajikan pada Tabel 18. Tabel 18. Hubungan Tingkat Penggunaan SMS dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools Tingkat Penggunaan SMS
Persepsi (jumlah) Buruk Baik Tidak menggunakan 0 (0,0 %) 1 (2,5 %) Jarang 10 (25,0 %) 25 (62,5 %) Sering 1 (2,5 %) 3 (7,5 %) Total 11 (27,5 %) 29 (72,5 %) Ket : Rank Spearman hitung = -0,25 dan nilai signifikansi = 0,877
Total 1 (2,5 %) 35 (87,5 %) 4 (10,0 %) 40 (100,0 %)
Berdasarkan hasil pada Tabel 18 dapat diketahui bahwa sebanyak 2,5 persen tidak menggunakan ponsel untuk SMS, 87,5 persen jarang menggunakan ponsel untuk SMS, dan 10 persen sering menggunakan ponsel untuk SMS. Responden yang tidak menggunakan ponsel untuk SMS mempersepsikan Nokia Life Tools baik. Dari 87,5 persen responden yang jarang menggunakan ponsel untuk SMS, sebanyak 25 persen mempersepsikan Nokia Life Tools buruk dan 62,5 persen mempersepsikan Nokia Life Tools baik. Dari 10 persen responden yang sering menggunakan ponsel untuk SMS, sebanyak 2,5 persen mempersepsikan Nokia Life Tools buruk dan 7,5 persen mempersepsikan baik. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,877 > 0,05), artinya tidak ada hubungan signifikan antara tingkat penggunaan ponsel untuk SMS dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools. Fitur ponsel lainnya yang sering digunakan oleh penggunanya selain fitur telepon dan SMS adalah layanan internet pada ponsel. Data hubungan antara tingkat penggunaan ponsel untuk internet dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools disajikan pada Tabel 19.
56
Tabel 19. Hubungan Tingkat Penggunaan Internet dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools Tingkat Penggunaan Internet
Persepsi (jumlah) Buruk Baik Tidak menggunakan 3 (7,5 %) 10 (25,0 %) Jarang 7 (17,5 %) 15 (37,5 %) Sering 1 (2,5 %) 4 (10,0 %) Total 11 (27,5 %) 29 (72,5 %) Ket : Rank Spearman hitung = -0,122 dan nilai signifikansi = 0,453
Total 13 (32,5 %) 22 (55 %) 5 (12,5 %) 40 (100,0 %)
Tabel 19 menunjukkan sebaran persepsi mahasiswa, dimana sebanyak 32,5 persen responden tidak menggunakan ponsel untuk internet, 55 persen jarang menggunakan ponsel untuk internet, dan 12,5 persen sering menggunakan ponsel untuk internet. Dari 32,5 persen responden yang tidak menggunakan fitur ponsel untuk internet, sebanyak 7,5 persen mempersepsikan Nokia Life Tools buruk dan 25 persen mempersepsikan Nokia Life Tools baik. Dari 55 persen responden yang jarang menggunakan fitur ponsel untuk internet, sebanyak 17,5 persen mempersepsikan Nokia Life Tools buruk dan 25 persen mempersepsikan Nokia Life Tools baik. Dari 12,5 persen responden yang sering menggunakan fitur ponsel untuk internet, sebanyak 2,5 persen mempersepsikan Nokia Life Tools buruk dan 10 persen lainnya mempersepsikan Nokia Life Tools baik. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,453 > 0,05), artinya tidak ada hubungan signifikan antara tingkat penggunaan ponsel untuk internet dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools. Dari penjabaran tingkat penggunaan ketiga fitur ponsel tersebut, tidak terlihat adanya hubungan signifikan antara tingkat penggunaan ponsel dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools. Tidak adanya hubungan juga terlihat dari sebaran persepsi responden berdasarkan tingkat penggunaan fitur-fitur ponsel tersebut. Tidak terlihat adanya perbedaan persepsi yang menonjol pada masing-masing kategori untuk tingkat penggunaan fitur ponsel. Sebagian besar responden
pada
masing-masing
kategori
tingkat
penggunaan
ponsel
mempersepsikan Nokia Life Tools sebagai suatu inovasi yang baik. Layanan Nokia Life Tools merupakan layanan yang memanfaatkan salah satu fitur pada ponsel, yaitu basis SMS. Namun demikian tidak membuat perbedaan persepsi antar responden dengan tingkat penggunaan ponsel yang beragam. Hal ini karena ponsel merupakan suatu alat komunikasi yang sudah biasa digunakan
57
oleh masyarakat, terutama dalam hal ini responden untuk kegiatan berkomunikasi sehari-hari. Hampir seluruh pengguna ponsel terbiasa dengan fitur-fitur yang ada di dalamnya, meskipun tingkat penggunaannya berbeda-beda. Oleh karena itulah tingkat penggunaan ponsel yang berbeda tidak membuat persepsi yang berbeda akan layanan Nokia Life Tools. 6.7. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools Tingkat pengetahuan responden merupakan sejauh mana mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang menjadi responden pada penelitian ini mengenal dan mengetahui informasi dan konten yang terdapat dalam layanan Nokia Life Tools. Berdasarkan jawaban responden dalam kuesioner yang telah disebar, tingkat pengetahuan dikategorikan menjadi rendah, sedang, dan tinggi. Dalam mempersepsikan Nokia Life Tools, diduga terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan mengenai Nokia Life Tools dengan persepsi responden. Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan persepsi responden diuji dengan uji korelasi Rank Spearman. Uji ini dilakukan untuk menganalisis apakah perbedaan tingkat pengetahuan responden mengenai Nokia Life Tools diikuti dengan perbedaan persepsinya juga. Data hubungan tingkat keterdedahan iklan layanan Nokia Life Tools disajikan pada Tabel 20. Tabel 20. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools Tingkat Pengetahuan
Persepsi (jumlah) Buruk Baik Rendah (0-3) 9 (22,5 %) 0 (0,0 %) Sedang (4-6) 2 (5,0 %) 18 (45,0 %) Tinggi (7-10) 0 (0,0 %) 11 (27,5 %) Total 11 (27,5 %) 29 (72,5 %) Ket : Rank Spearman hitung = 0,747 dan nilai signifikansi = 0,000
Total 9 (22,5 %) 20 (50,0 %) 11 (27,5 %) 40 (100,0 %)
Tabel 20 menunjukkan hasil bahwa terdapat 22,5 persen responden yang memiliki tingkat pengetahuan rendah, 50 persen memiliki tingkat pengetahuan sedang, dan 27,5 persen yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi. Dari 22,5 persen
responden
yang
tingkat
pengetahuannya
rendah
seluruhnya
mempersepsikan Nokia Life Tools buruk. Dari 50 persen responden yang tingkat pengetahuannya sedang sebanyak lima persen yang mempersepsikan Nokia Life Tools buruk dan 45 persen lainnya mempersepsikan baik. Dari 27,5 persen
58
responden yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi seluruhnya mempersepsikan Nokia Life Tools baik. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,005), artinya terdapat hubungan yang sangat signifikan antara tingkat pengetahuan dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools. Adanya hubungan yang sangat signifikan antara tingkat pengetahuan responden mengenai Nokia Life Tools dengan persepsinya mengenai Nokia Life Tools juga dapat terlihat dari sebaran persepsi pada masing-masing tingkat pengetahuan responden pada Tabel 25. Terdapat perbedaan persepsi yang mencolok pada tingkat pengetahuan yang berbeda. Semakin tinggi tingkat pengetahuannya semakin baik pula persepsi yang dihasilkan. Pada penelitian ini dapat terlihat bahwa responden dengan tingkat pengetahuan mengenai Nokia Life Tools yang rendah menghasilkan persepsi responden yang buruk terhadap Nokia Life Tools, sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan yang tinggi menghasilkan persepsi yang baik. Tingkat pengetahuan responden mengenai Nokia Life Tools menunjukkan sejauh mana informasi yang diterima responden seputar layanan Nokia Life Tools. Banyaknya informasi yang diterima dapat membantu mahasiswa yang menjadi responden dalam proses persepsi. Apabila informasi yang ada di dalam memori responden banyak, maka banyak juga stimulus yang ditangkap dan dipilih pada tahap seleksi perseptual. Kemudian informasi-informasi tersebut dikelompokkan atau diorganisasikan menjadi suatu pengertian yang menyeluruh sebelum diinterpretasikan. Dengan demikian informasi yang diterima responden mengenai Nokia Life Tools berhubungan dengan bagaimana persepsi mereka terhadap Nokia Life Tools. 6.8. Hubungan Keterdedahan Media Massa dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools Keterdedahan responden atas media massa merupakan pemanfaatan media massa, mencakup televisi, radio, internet, koran/majalah oleh mahasiswa sehariharinya yang digunakan untuk mendapatkan informasi terbaru. Keterdedahan responden atas media massa dibedakan atas masing-masing media, yaitu televisi, radio, internet, dan koran/majalah. Masing-masing media tersebut dikategorikan menjadi ya dan tidak. Dalam mempersepsikan Nokia Life Tools, diduga terdapat
59
hubungan antara keterdedahan mahasiswa atas media massa dengan persepsi mahasiswa mengenai Nokia Life Tools. Hubungan antara keterdedahan mahasiswa atas media massa dengan persepsi mahasiswa mengenai Nokia Life Tools diuji dengan uji Crosstab Chi-Square. Uji ini dilakukan untuk menganalisis apakah perbedaan keterdedahan atas media massa diikuti dengan perbedaan persepsi mahasiswa mengenai Nokia Life Tools. Pada Tabel 21 disajikan hubungan keterdedahan mahasiswa terhadap televisi sebagai media massa dengan persepsi mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 mengenai Nokia Life Tools. Tabel 21. Hubungan Keterdedahan Responden terhadap televisi dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools Keterdedahan terhadap Persepsi (jumlah) Televisi Buruk Baik Tidak 0 (0,0 %) 2 (5,0 %) Ya 11 (27,5 %) 27 (67,5 %) Total 11 (27,5 %) 29 (72,5 %) Ket : Chi-Square hitung = 0,799 dan nilai signifikansi = 0,372
Total 2 (5,0 %) 38 (95,0%) 40 (100,0 %)
Hasil pada Tabel 21 menunjukkan bahwa sebanyak lima persen responden tidak terdedah dengan televisi setiap harinya dan 95 persen lainnya terdedah dengan media televisi setiap hari. Responden yang tidak terdedah dengan televisi setiap hari mempersepsikan baik Nokia Life Tools. Dari 95 persen responden yang terdedah televisi setiap hari, sebanyak 27,5 persen yang mempersepsikan Nokia Life Tools buruk dan 67,5 persen lainnya mempersepsikan baik. Nilai Chi-Square hitung lebih kecil dari dari nilai Chi-Square tabel (0,799 < 3,841) dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,372 > 0,05), artinya tidak ada hubungan nyata antara keterdedahan responden atas media televisi dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools. Tidak adanya hubungan antara keterdedahan responden terhadap televisi dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools juga terlihat dari sebaran persepsi pada masing-masing kategori pada Tabel 21. Tidak terlihat perbedaan yang cukup berarti antara persepsi responden yang terdedah media televisi setiap hari dengan yang tidak. Sebagian besar responden mempersepsikan Nokia Life Tools sebagai inovasi yang baik.
60
Tabel 22. Hubungan Keterdedahan Responden terhadap Radio dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools Keterdedahan terhadap Persepsi (jumlah) Radio Buruk Baik Tidak 7 (17,5 %) 23 (57,5 %) Ya 4 (10,0 %) 6 (15,0 %) Total 11 (27,5 %) 29 (72,5 %) Ket : Chi-Square hitung = 1,045 dan nilai signifikansi = 0,307
Total 30 (75,0 %) 10 (25,0 %) 40 (100,0 %)
Berdasarkan Tabel 22 didapatkan hasil bahwa dari 40 responden , yang terdedah dengan radio setiap hari sebanyak 25 persen dan 75 persen lainnya tidak terdedah dengan radio setiap hari. Dari 25 persen responden yang terdedah dengan radio setiap hari, sebanyak 10 persen mempersepsikan buruk Nokia Life Tools dan 15 persen mempersepsikan baik. Dari 75 persen responden yang tidak terdedah dengan radio setiap hari, sebanyak 17,5 persen mempersepsikan buruk Nokia Life Tools dan 57,5 persen lainnya mempersepsikan baik. Nilai Chi-Square hitung lebih kecil dari nilai Chi-Square tabel (1,045 < 3,841) dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,307 > 0,05), artinya tidak ada hubungan nyata antara keterdedahan responden terhadap radio dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools. Tidak adanya hubungan antara keterdedahan terhadap radio dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools juga dapat terlihat dari sebaran persepsi pada masing-masing kategori pada Tabel 22, dimana tidak ada perbedaan yang cukup berarti antara responden yang terdedah radio setiap hari dengan yang tidak. Sebagian besar responden baik yang terdedah dengan radio setiap hari maupun yang tidak, mempersepsikan Nokia Life Tools sebagai inovasi yang baik sebagai media informasi pertanian. Tabel 23. Hubungan Keterdedahan Responden terhadap Internet dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools Keterdedahan terhadap Internet
Persepsi (jumlah) Buruk Baik Tidak 0 (0,0 %) 1 (2,5 %) Ya 11 (27,5 %) 28 (70,0 %) Total 11 (27,5 %) 29 (72,5 %) Ket : Chi-Square hitung = 0,389 dan nilai signifikansi = 0,533
Total 1 (2,5 %) 39 (97,5 %) 40 (100,0 %)
Sebaran persepsi responden pada Tabel 23 menunjukkan bahwa sebanyak 2,5 persen responden tidak terdedah terhadap internet setiap hari dan 97,5 persen lainnya terdedah terhadap internet setiap hari. Dari 97,5 persen responden yang
61
terdedah terhadap internet setiap hari, sebanyak 27,5 persen yang mempersepsikan buruk Nokia Life Tools dan 70 persen lainnya mempersepsikan baik. Responden yang tidak terdedah dengan internet setiap hari mempersepsikan Nokia Life Tools sebagai suatu inovasi yang baik. Nilai Chi-Square hitung lebih kecil daripada nilai Chi-Square tabel (0,389 < 3,841) dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,533 > 0,05), artinya tidak ada hubungan nyata antara keterdedahan responden terhadap internet dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools. Tidak adanya hubungan antara keterdedahan responden terhadap internet setiap harinya dengan persepsinya mengenai Nokia Life Tools juga dapat dilihat dari sebaran persepsi pada masing-masing kategori pada Tabel 23, dimana tidak ada perbedaan yang cukup berarti antara persepsi responden yang terdedah internet setiap hari dengan yang tidak. Sebagian besar mahasiswa yang menjadi responden, baik yang terdedah setiap hari dengan internet maupun yang tidak, mempersepsikan Nokia Life Tools sebagai inovasi yang baik sebagai media informasi pertanian. Tabel 24. Hubungan Keterdedahan Responden terhadap Koran/majalah dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools Keterdedahan terhadap Koran/majalah
Persepsi (jumlah)
Total
Buruk Baik Tidak 3 (7,5 %) 15 (37,5 %) Ya 8 (20,0 %) 14 (35,0 %) Total 11 (27,5 %) 29 (72,5 %) Ket : Chi-Square hitung = 1,926 dan nilai signifikansi = 0,165
18 (45,0 %) 22 (55,0 %) 40 (100,0 %)
Tabel 24 menunjukkan bahwa mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura
tahun
masuk
2006
yang
menjadi
responden
berdasarkan
keterdedahannya pada koran/majalah, yang terdedah dengan koran/majalah setiap hari, yaitu sebanyak 55 persen dan 45 persen lainnya lainnya tidak terdedah dengan koran/majalah setiap hari. Dari 45 persen responden yang tidak terdedah dengan koran/majalah setiap hari, sebanyak 7,5 persen mempersepsikan buruk Nokia Life Tools dan 37,5 persen mempersepsikan baik. Dari 55 persen responden yang terdedah dengan koran/majalah setiap hari, sebanyak 20 persen mempersepsikan buruk Nokia Life Tools dan 35 persen mempersepsikan baik. Nilai Chi-Square hitung lebih kecil daripada nilai Chi-Square tabel (1,926 < 3,841) dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,165 > 0,05), artinya tidak
62
ada hubungan nyata antara keterdedahan terhadap koran/majalah dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools. Tidak
adanya
hubungan
antara
keterdedahan
responden
terhadap
koran/majalah dengan persepsinya mengenai Nokia Life Tools juga dapat dilihat dari sebaran persepsi masing-masing kategori pada Tabel 24, dimana tidak terdapat perbedaan yang cukup berarti antara persepsi responden yang terdedah dengan koran/majalah setiap harinya dengan yang tidak. Sebagian besar mahasiswa yang menjadi responden, baik yang terdedah dengan koran/majalah setiap maupun yang tidak, mempersepsikan Nokia Life Tools sebagai suatu inovasi yang baik sebagai media informasi pertanian. Dari penjabaran hubungan keterdedahan responden terhadap masing-masing media massa (televisi, radio, internet, koran/majalah) dengan persepsinya mengenai Nokia Life Tools tidak terlihat adanya hubungan nyata antara keterdedahan media massa dengan persepsi mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang menjadi responden pada penelitian ini mengenai Nokia Life Tools. Apapun jenis media massa yang digunakan oleh mahasiswa dalam mendapatkan informasi setiap harinya, sebagian besar dari mereka dapat menerima Nokia Life Tools sebagai suatu inovasi yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa media massa apapun memberikan informasi yang sama mengenai Nokia Life Tools. Meskipun informasi mengenai Nokia Life Tools lebih banyak muncul melalui iklan di televisi, namun hal tersebut tidak memberikan perbedaan yang berarti pada persepsi mahasiswa. Apapun media massa yang digunakan responden untuk mencari informasi terbaru setiap harinya tidak memunculkan perbedaan pesepsi. Hal tersebut karena mahasiswa yang menjadi responden cenderung menerima informasi yang sama mengenai Nokia Life Tools. 6.9. Hubungan Tingkat Keterdedahan Iklan Layanan dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools Tingkat keterdedahan responden terhadap iklan layanan merupakan intensitas mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura yang menjadi responden pada penelitian ini dalam melihat atau mendengar iklan layanan Nokia Life Tools baik dari iklan di televisi maupun media lainnya. Tingkat keterdedahan responden terhadap iklan layanan Nokia Life Tools dikategorikan menjadi rendah,
63
sedang, dan tinggi. Dalam mempersepsikan Nokia Life Tools, diduga terdapat hubungan antara tingkat keterdedahan iklan layanan dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools. Hubungan antara tingkat keterdedahan iklan layanan dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools diuji dengan uji korelasi Rank Spearman. Uji ini dilakukan untuk menganalisis apakah perbedaan tingkat keterdedahan iklan layanan diikuti dengan perbedaan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools. Data hubungan tingkat keterdedahan iklan dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools disajikan pada Tabel 25. Tabel 25. Hubungan Tingkat Keterdedahan Iklan Layanan dengan Persepsi Responden mengenai Nokia Life Tools Kategori Tingkat Keterdedahan Iklan (skor) (3-4) Sedang (5-6) Tinggi Total
Persepsi (jumlah) Buruk 11 (27,5 %) 0 (0,0 %) 11 (27,5 %)
Baik 17 (42,5 %) 12 (30,0 %) 29 (72,5 %)
Total 28 (70,0 %) 12 (30,0 %) 40 (100,0 %)
Ket : Rank Spearman hitung = 0,403 dan nilai signifikansi = 0,010
Data pada Tabel 24 menunjukkan bahwa sebanyak 70 persen responden memiliki tingkat keterdedahan terhadap iklan layanan tergolong kategori sedang dan 30 persen memiliki tingkat keterdedahan terhadap iklan layanan tergolong kategori tinggi. Dari 70 persen responden yang memiliki tingkat keterdedahan sedang terhadap iklan layanan, sebanyak 27,5 persen mempersepsikan Nokia Life Tools buruk dan 42,5 persen lainnya mempersepsikan baik. Dari 30 persen responden yang memiliki tingkat keterdedahan tinggi terhadap iklan layanan seluruhnya mempersepsikan Nokia Life Tools baik. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,010 < 0,05), artinya terdapat hubungan signifikan antara tingkat keterdedahan iklan layanan dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools. Adanya hubungan yang signifikan antara tingkat keterdedahan responden terhadap iklan layanan Nokia Life Tools dengan persepsinya mengenai Nokia Life Tools juga dapat terlihat dari sebaran persepsi pada responden dengan tingkat keterdedahan iklan yang berbeda. Terdapat perbedaan persepsi yang cukup menonjol antara responden dengan tingkat keterdedahan iklan layanan sedang dengan responden dengan tingkat keterdedahan iklan yang tinggi. Dari perbedaan
64
persepsi tersebut dapat diketahui bahwa semakin tinggi tingkat keterdedahan iklan, persepsi responden mengenai Nokia Life Tools akan semakin baik. Iklan layanan merupakan salah satu bentuk stimulus dari Nokia yang dapat memberikan informasi bagi khalayaknya. Perbedaan tingkat penerimaan stimulus menghasilkan tingkat informasi yang berbeda. Dalam hal ini responden yang sering melihat iklan layanan Nokia Life Tools tentu akan menerima informasi yang lebih baik daripada responden lainnya yang jarang melihat iklannya. Dengan informasi yang lebih baik tentu proses seleksi informasi juga lebih baik, kemudian organisasi dari informasi yang diterimanya akan membentuk suatu interpretasi yang baik pula. Oleh karena itulah perbedaan tingkat keterdedahan iklan diikuti dengan perbedaan persepsi pula.
BAB VII PENUTUP
7.1. Kesimpulan 1. Karakteristik personal responden pada penelitian ini, diantaranya yaitu jenis kelamin lebih banyak perempuan dibandingkan dengan laki-laki, meskipun perbedaannya tidak signifikan. Asal daerah responden lebih banyak yang berasal dari kota, meskipun yang berasal dari desa juga tidak sedikit. Sebagian besar responden berasal dari latar belakang orang tua Pegawai Negeri Sipil, yang lainnya adalah karyawan swasta, wiraswasta, petani, dan lain-lain. Uang bulanan responden sebagian besar tergolong dalam kategori sedang, yaitu berkisar antara Rp. 500.000,00 – Rp. 1.000.00,000. Sebagian besar responden memiliki dan menggunakan ponsel merek Nokia, dengan tingkat penggunaan ponsel lebih banyak untuk SMS dibandingkan fitur lainnya seperti telepon dan internet. Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang tergolong dalam kategori sedang mengenai layanan Nokia Life Tools. 2. Tingkat
keterdedahan
responden
terhadap
informasi,
yaitu
tingkat
keterdedahan responden terhadap media massa sebagian besar terdedah dengan televisi, internet, koran/majalah, sedangkan yang memanfaatkan radio hanya sedikit dari responden. Tingkat keterdedahan responden terhadap iklan layanan Nokia Life Tools tergolong dalam kategori sedang. 3. Responden pada penelitian ini mempersepsikan Nokia Life Tools berdasarkan karakteristiknya sebagai inovasi, yaitu keuntungan relatif yang sedang, cukup sesuai, cukup rumit, cukup mudah untuk dicoba, dan cukup mudah untuk dilihat hasilnya. Secara umum mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun masuk 2006 yang menjadi responden mempersepsikan Nokia Life Tools sebagai inovasi yang baik dalam menyediakan informasi pertanian. 4. Karakteristik personal yang berhubungan nyata dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools adalah asal daerah responden dan tingkat pengetahuan responden mengenai Nokia Life Tools. Sedangkan jenis kelamin, besarnya uang bulanan, pekerjaan orang tua, kepemilikan ponsel, dan tingkat
66
penggunaan ponsel tidak berhubungan nyata dengan persepsi mahasiswa mengenai Nokia Life Tools. 5. Tingkat
keterdedahan
responden
terhadap
informasi
ditinjau
dari
keterdedahannya terhadap media massa dan tingkat keterdedahan terhadap iklan layanan Nokia Life Tools. Tingkat keterdedahan responden terhadap iklan layanan Nokia Life Tools memiliki hubungan signifikan dengan persepsi respponden mengenai layanan tersebut, sedangkan keterdedahan responden terhadap media massa tidak berhubungan dengan persepsi responden mengenai Nokia Life Tools.
67
7.2. Saran 1. Bagi penyedia layanan, pihak Nokia sebaiknya menambah promosinya untuk Nokia Life Tools terutama dalam hal manfaat dan cara menggunakannya melalui berbagai media informasi, sehingga dapat diterima masyarakat dengan baik. 2. Bagi masyarakat, sebaiknya mencoba layanan Nokia Life Tools sesuai dengan kebutuhannya. Terutama bagi masyarakat petani sebagai sasaran utama agar dapat merasakan manfaat informasi yang ditawarkan pada layanan tersebut dan dapat mengembangkan usaha pertaniannya. 3. Bagi sivitas akademika, sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai layanan Nokia Life Tools, terutama dalam hal persepsi masyarakat petani mengenai kesesuaian informasi pada layanan dengan kebutuhan masyarakat petani.
68
DAFTAR PUSTAKA Alisa, Ifa. 2007. Persepsi Petani terhadap Inovasi untuk Menggunakan Pupuk Kompos Ternak Produk P4S Bumi Lestari Sragen. Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan. Fakultas Peternakan. IPB. Anonim. 2009. www.nokia.co.id/tentang-nokia/perusahaan diakses tanggal 7 April 2010. Cangara, H. Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Dimas. 2009. Nokia Life Tools Resmi diluncurkan di Indonesia. www.tempointeraktif.com/.../brk,20091104-206360,id.html diakses tanggal 7 April 2010. Ibrahim, Jabal Tarik. 2003. Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian. Bayu-Media Publishing & UMM Press. Malang. Kartono. 2009. Persepsi Petani dan Penerapan Inovasi Pengelolaan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu Padi Sawah di Lokasi Prima Tani, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Tesis. Program Ilmu Penyuluhan Pembangunan Pasca Sarjana. IPB. Kristian. 2009. Apa sih Nokia Life Tools?. nokiaweblog.com/2009/11/04/apa-sihnokia-life-tools/ diakses tanggal 7 April 2010. Mardalis. 2004. Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal) Edisi 1, Cetakan 7. Bumi Aksara. Jakarta. Mardikanto, Totok. 1998. Komunikasi Pembangunan. Sebelas Maret University Press. Surakarta. Mugniesyah. 2010. Media Komunikasi dan Komunikasi Massa dalam Aida Vitayala ed. Dasar-dasar Komunikasi. Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. IPB. Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT Rosdakarya. Bandung. Mulyandari, Retno Sri Hartati, dan E. Eko Ananto. 2005. Teknik Implementasi Pengembangan Sumber Informasi Pertanian Nasional dan P4MI. Informatika Pertanian vol. 14. Mulyanta, Edi S. 2003. Kupas Tuntas Telepon Seluler Anda. ANDI. Yogyakarta. Puspitasari, Mayang Anggun. 2009. Persepsi Masyarakat terhadap Efektifitas Program Acara Televisi ”Charity Show”. Skripsi. Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. IPB. Rahardjo, Budi. 2002. Memahami Teknologi Informasi. Menyikapi dan Membekali Diri terhadap Peluang dan Tantangan Teknologi Informasi. PT. Elex Media. Jakarta.
69
Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Psikologi Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Rogers, Everett M. 2003. Diffusion of Innovation: fifth edition. The Free Press. New York. Sarwono, Sarlito Wirawan. 2002. Psikologi Sosial: Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial. Balai Pustaka. Jakarta. Setiadi, N.J. 2003. Perilaku Konsumen: Konsep dan Perilaku Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Prenada Media. Jakarta. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta. -------------------------------------------------. 1995. Metode Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta. Suhendar, A. 2003. Teknologi Pemrograman Mobile Commerce. Informatika Bandung. Bandung. Sunomo. 2003. Pengantar Sistem Komunikasi Nirkabel. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta. Suryantini, Heryati. 2003. Kebutuhan Informasi dan Motivasi Kognitif Penyuluh Pertanian serta Hubungannya dengan Penggunaan Sumber. Informasi. Jurnal Perpustakaan Pertanian vol. 1. Umar, Husein. 2003. Riset Sumber Daya Manusia. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Widiantoro, Fajar. 2009. Sekilas tentang Nokia Life Tools. www.detikinet.com diakses tanggal 7 April 2010.
70
LAMPIRAN
71
Lampiran 1. Contoh Menu Layanan Pertanian dalam Nokia Life Tools
Sumber: matanews.com
Lampiran 2. Tampilan Iklan Layanan Nokia Life Tools di Televisi
Sumber: 25-frames.com
Lampiran 3. Contoh Petani yang Menggunakan Nokia Life Tools
Sumber: politikana.com
72
Lampiran 4. Tagline Nokia Life Tools
Sumber: techtree.com
Lampiran 5. Tampilan Menu Utama pada Nokia Life Tools
Sumber: telecomshop.co.cc
Lampiran 6. Tampilan Aplikasi Nokia Life Tools pada Ponsel
73
Lampiran 7. Tampilan Menu Layanan pada Nokia Life Tools
Sumber: mobilemarketer.com
Sumber: antaranews.com
Sumber: tipsponselku.blogspot.com
Sumber: indianweb2.com
74
Sumber: indianweb2.com
Lampiran 9. Ponsel yang Kompatibel dengan Nokia Life Tools
Nokia 1616
Nokia 1800
Nokia 2690 Sumber: nokia.co.id
Nokia 2220 Nokia 2323 classic Nokia 2330 Classic
Nokia 1280