PERSEPSI KHALAYAK DALAM PENGGUNAAN MEDIA JEJARING SOSIAL UNTUK KAMPANYE POLITIK Farida Nurfalah, Welly Wihayati Prodi Ilmu Komunikasi, Fisip Unswagati-Cirebon
[email protected]
Abstract The election campaign has largely been considered as an arena of the ongoing process of political communication, a very high intensity. The method used deskripsif qualitative research results: 1. The public perception regarding the use of social media for political campaigns in the city of Cirebon is still within reasonable limits to be used as a medium for political campaigns, if not deceive people, not against the law and is considered effective; 2.Barriers the use of social networking media for political campaigns that not all people taking social networking media, when there are pros and cons of social networking media occurs intimidate each other, there is even a menghacker, plowing, as if the candidates and vilify candidates candidate; 3. Supporting the use of social media for political campaigns, which will be a lot of followers, respect for the candidate, can raise funds, can perform community service, and even personal photos and daily activities can be updated, the status of building realized in the real world, and comment -komentar building. Keywords: perception, social media, political campaigns
ABSTRAK
Kampanye pemilu pada dasarnya dianggap sebagai suatu ajang berlangsungnya proses komunikasi politik, yang sangat tinggi intensitasnya. Metode penelitian yang digunakan deskripsif kualitatif dengan hasil penelitian : 1. Persepsi masyarakat mengenai penggunaan media jejaring sosial untuk kampanye politik di kota Cirebon masih dalam batas wajar untuk digunakan sebagai media kampanye politik, jika tidak membohongi masyarakat, tidak melanggar hukum dan dinilai efektif; 2.Hambatan penggunaan media jejaring sosial untuk kampanye politik bahwa tidak semua masyarakat memakai media jejaring sosial, ketika ada pro dan kontra di media jejaring sosial terjadi saling mengintimidasi, bahkan ada yang menghacker, membajak, seolah-olah sebagai calon kandidat dan menjelek-jelekkan calon kandidat; 3. Penunjang penggunaan media jejaring sosial untuk kampanye politik, yaitu akan banyak follower, respek pada kandidat, dapat mengumpulkan dana, dapat melakukan pengabdian pada masyarakat, bahkan foto pribadi dan kegiatan harian dapat di update, status membangun yang direalisasikan di dunia nyata, dan komentar-komentar membangun.
Kata kunci : persepsi, sosial media, kampanye politik
1.1.
Pendahuluan
Perkembangan
demokrasi
di
Karena pertumbuhan jalan yang tidak
Indonesia telah mengalami pasang surut
sebanding dengan jumlah kendaraan yang
dari masa ke masa bahkan mempengaruhi
ada, ditambah lagi isu pengiritan bahan
stabilitas sistem politik pemerintahan.
bakar minyak, maka kampanye dengan
Secara sederhana sistem politik Indonesia
menggunakan motor dirasa kurang efektif.
merupakan keseluruhan kegiatan dalam
Efektifitas kampanye partai politik
negara yang bertujuan untuk kepentingan
dapat diukur dari banyaknya calon pemilih
umum. Sistem politik diperlukan untuk
(masyarakat)
mewujudkan cita-cita dan tujuan negara.
terhadap partai politik tersebut. Dewasa ini
Adapun sistem politik yang dianut oleh
masyarakat sudah semakin pintar dan kritis
negara Indonesia ialah sistem politik
dalam memilih calon pemimpin yang
demokrasi ideologis
Pancasila, Pancasila
menjatuhkan
karena
secara
tepat. Masyarakat sudah bosan dengan
merupakan
suatu
janji atau program sang calon setelah
ajaran demokrasi atau ajaran yang terbuka
berkuasa.
untuk
terkesan kurang tepat.
menuangkan
pilihannya
dan
menampung
Penempatan
iklannya
pun
aspirasi rakyat. Salah satu ciri demokrasi
Pada saat iklan politik sudah terlalu
Pancasila ialah mengenal adanya pemilu
banyak, dan dipasang di sela-sela ruang
yang luber (langsung, umum, bebas dan
publik,
rahasia).
mengganggu pemandangan, bahkan hal ini
Dewasa ini banyak kita lihat berbagai
fenomena
kampanye
hal
tersebut
bukan
hanya
dapat menjadi masalah, karena masyarakat
politik
mempunyai hak untuk mendapatkan ruang
dengan menggunakan media konvensional
publik/ruang hijau tanpa disuguhi dengan
seperti rontek, baliho, dan lain-lain dengan
kampanye partai politik.
ukuran yang bervariasi, menghiasi di
Pada akhirnya Partai Politik dapat
berbagai sudut ruang publik kota. Berbagai
kehilangan esensinya sebagai partai yang
pencitraan muncul untuk mendapatkan hati
menjunjung tinggi demokrasi tetapi dapat
masyarat.
dinilai
Dahulu
ketika
kampanye
memaksa
masyarakat
untuk
menggunakan media print belum semudah
mengenal partainya, oleh karena itu tim
dan semurah seperti sekarang, para partai
sukses parpol harus berfikir kreatif untuk
politik banyak menggunakan massa untuk
berkampanye melalui media yang ramah
berkampanye menggunakan sepeda motor.
lingkungan. (Kompas.com) Melihat yang terjadi
pada
kampanye
Presiden
AS
Barrack Obama, dapat diambil pelajaran
penggunaan Twitter di Indonesia sampai
mengenai cara beliau berkampanye dengan
Juni 2012 mencapai 29,4 juta pengguna
menggunakan media online. Terpilihnya
atau terbesar kelima di dunia setelah AS,
Obama sebagai Presiden AS yang 44 tidak
Brazil,
lepas dari upaya tim suksesnya yang
(http//:www.internetworldstats.com).
menggunakan
strategi
berkampanye
Jepang,
dan
Inggris.
Oleh karena itu apabila kita lihat
melalui internet. Selain untuk menggalang
hasil
dukungan suara teryata kampanye online
kemudian jika kita menggunakan teori
yang dilakukan oleh tim sukses Obama
jarum hipodermik, bahwa pemanfaatan
adalah
media
untuk
mendulang
dana
dari
pemilihan Presiden tahun lalu,
massa
yang
dalam
masyarakat. Dengan keampuhan dari tim
penggunaan
new
sukses Obama inilah tak heran kubu
mempengaruhi audience.
hal
media
ini dapat
Obama menghasilkan sedikitnya USD 1 miliar. Jumlah tersebut 12 kali lebih besar
1.2. Rumusan Masalah
dibanding dana yang berhasil dihimpun
Di Indonesia media online memang
John Kerry pada pilpres 2004. Terbukti
sudah digunakan tetapi hanya sebagai
kampanye melalui internet dan
pelengkap. Hal ini terjadi karena melihat
jejaring
sosial
sangat
efektif
berpengaruh
dan luas.
jumlah pengguna internet di Indonesia. Menurut
MarkPlus
Insight
“jumlah
http://sosbud.kompasiana.com/2013/04/12
pengguna Internet di Indonesia per akhir
/sosial-media-solusi-baru-kampanye-
tahun 2012 mencapai 61,08 juta orang.
politik-
Angka
550419.html).
ketimbang tahun 2011”. Di Indonesia,
tersebut
naik
sekitar
10%
Menurut Internet World States,
pengguna Facebook sudah mencapai lebih
jumlah pengguna Internet di Indonesia
dari 60 juta orang, atau ketiga terbesar di
sampai Juni 2012 mencapai 55.000.000
dunia.
pengguna. Mayoritas pengguna Internet ini
mencapai lebih dari 30 juta, atau peringkat
aktif menggunakan sosial media. Situs
ke-5 dunia.
Socialbakers melaporkan, sampai Maret
http://www.calegonline.com/kampanyecal
2013, jumlah pengguna Facebook di
eg-online/kampanye-politik-media-sosial/
Indonesia mencapai 47.165.080 pengguna
Pengguna
Angka
yang
Twitter
Indonesia
fantastis
tersebut
atau terbesar keempat di seluruh dunia
berhubungan langsung dengan efektifitas
setelah Amerika Serikat (AS), Brazil, dan
penggunaan
sosial
untuk
India, sedangkan Semiocast menyebutkan,
berkampanye politik, sehingga
semua
media
aktifitas yang diinginkan dapat terjadi di
lain-lain. Adapun dalam kajian Ilmu
Media Sosial, mulai dari profil, konten
Komunikasi,
tulisan, grafis dan audio-visual, hingga
dilihat sebagai suatu era media baru atau
promosi popularitas, kompetensi maupun
yang dikenal dengan istilah new media
program-program dari calon legislatif,
Little John (dalam Ardianto 2011:17)
yang
Kampanye dalam Pemilu pada dasarnya
kemudian
dapat
menggalang
fenomena
sosial
dukungan serta melakukan dialog langsung
dianggap
dengan para simpatisan, bahkan secara
berlangsungnya proses komunikasi politik
periodik mendapatkan laporan efektifitas
tertentu, yang sangat tinggi intensitasnya.
kampanye online yang dapat dipergunakan
Ini dikarenakan terutama dalam proses
untuk memperkuat program dan tujuan
kampanye
politik para calon legislatif.
berlangsung dalam tempo yang meningkat.
Dahulu di pilpres 2009 memang digital
marketing
belum
sepopuler
Setiap
sebagai
media
pemilu,
peserta
meyakinkan
suatu
ajang
interaksi
kampanye para
politik
berusaha pemberi
sekarang, tetapi di tahun 2013 ini Sosial
suara/konstituen, bahwa kelompok atau
media di Indonesia tumbuh sangat pesat,
golongannya adalah calon-calon yang
ada 55 juta pengguna internet, ada 51 juta
paling
pengguna facebook, ada 29 juta pengguna
kedudukan.http://www.waspada.co.id/inde
twitter, ada 5 juta blogger, ada 1 milliar
x.php?option=com_content&view=article
view di video youtube. Apakah kerumunan
&id=280971:kampanye -politik-. Dengan
di online ini sebuah peluang? jelas ini
demikian maka Rumusan Masalah :
adalah
peluang,
banyak
pemilih
di
layak
1. Bagaimana
untuk
persepsi
memenangkan
masyarakat
Indonesia yang berkerumun disini disertai
mengenai penggunaan media jejaring
kita memanfaatkan orang-orang tersebut
sosial untuk kampanye politik di kota
membantu kita untuk menjadi sarana yang
Cirebon?.
positif.
2. Apa saja yang yang menjadi faktor
(http://www.calegonline.com/kampanye-
hambatan dalam penggunaan media
caleg-online/kampanye-politik-media-
jejaring sosial untuk kampanye politik
sosial/).
di kota Cirebon ?.
Sementara
hasil
3. Apa saja yang yang menjadi faktor
observasi Peneliti, Para kandidat masih
penunjang dalam penggunaan media
jarang menggunakan media sosial, mereka
jejaring sosial untuk kampanye politik
masih
di kota Cirebon ?.
banyak
berdasarkan
menggunakan
media
tradisional seperti spanduk, baligho, dan
2. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan meliputi tiga tahapan, yaitu: pra penelitian dengan melakukan studi literatur dan observasi sebagai dasar penelitian. Penelitian tahap selanjutnya
Penulis
lakukan
dengan
wawancara
kepada
memulai
proses
beberapa
narasumber
di
Perumahan
Griyajati Kelurahan Argasunya Kecamatan
Harjamukti mengenai
untuk
dimintai
penggunaan
pendapat
media
jejaring
sosial untuk kampanye politik, kemudian Penyusunan
laporan
yang
merupakan
tahap akhir dalam proses penelitian ini. Data yang didapat dari hasil penilaian dan wawancara dengan beberapa narasumber diolah
dan
disajikan
dalam
bentuk
deskriptif. 2.1.
Demografis Informan
Tabel Profil Informan
IM
HN
EA
DV
YS
(Infroman 1)
(Infroman 2)
(Infroman 3)
(Infroman 4)
(Infroman 5)
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Usia
64 Tahun
46 Tahun
41 Tahun
31 Tahun
56 Tahun
Bidang Pekerjaan
Pensiunan
Pendidikan
Wiraswasta
Karyawan swasta
PNS
Penghasilan perbulan
Pensiunan
10 juta
Tidak tentu
5 juta
7 Juta
Pendidikan terakhir
S2
S2
S1
S2
S2
Informan dalam penelitian ini sebagian
sehingga
besar perempuan dengan usia informan
berpersepsi.
yang beragam
mulai
dari
sangat
kompeten
dalam
pensiunan
sampai dengan usia dewasa yaitu berumur.
3.2. Pembahasan
Adapun
3.2. 1. Persepsi Masyarakat mengenai Penggunaan Media Jejaring Sosial untuk Kampanye Politik di Kota Cirebon.
pendidikan
terakhir
mereka
mayoritas magister atau pasca sarjana (S2)
Pada saat melakukan kampanye, kegiatan
memilih
media
kampanye
beberapa
keuntungan,
penghematan
biaya
dibandingkan
misalnya
dan
dengan
waktu
media
jika massa
merupakan hal yang cukup strategis karena
konvensional serta kemutakhiran data dan
termasuk dalam manajemen perencanaan
informasi di dalamnya yang mudah dan
kampanye. Memilih media kampanye
cepat untuk diakses atau dilakukannya
tidak sekedar menentukan jenis media
penyesuaian-penyesuaian, untuk merespon
yang
perkembangan yang ada.
digunakan
untuk
berkampanye
semata, namun juga ketepatan dalam
Pertumbuhan jejaring sosial yang
menjalin dan mengintegrasikan berbagai
pesat tidak lepas dari banyaknya pengguna
unsur, yakni media (forum, wahana, model
yang aktif menggunakan internet dan
kampanye),
kampanye
jejaring sosial di mobile phone dan juga
(informasi,janji, citra, slogan, tema atau
perilaku manusia Indonesia yang senang
isu),
dan
bersosialisasi serta budaya narsis yang
tentang
aktifitas dalam media sosial semakin tidak
pesan
subyek
pemahaman
penyampai yang
pesan
memadai
khalayak yang dituju.
bisa lepas dari kehidupan sehari-hari.
Jenis media untuk kampanye yang
Aktifitas ini menjadi ritual kehidupan dan
tersedia di antaranya adalah jenis media
bertergantungan seperti menggunggah foto
cetak dan elektronik. Untuk kategori media
terbaru, membagikan kegiatan terkini dan
massa, jenis media cetak dapat berupa
saling berkomentar.
surat kabar, majalah, leaflet dan brosur,
Pengguna Facebook aktif pada
sementara media elektronik berupa radio,
tanggal 11 Pebruari 2013 tercatat 47 juta
televisi, film. Untuk media baru yang
lebih di Indonesia dan merupakan yang
bersifat interaktif misalnya adalah telepon
terbesar ke-4 di dunia. Indonesia juga
selular
tercatat
dan
internet
(Pawito,
2009).
nomor
3
sebagai
pengguna
Perkembangan jenis media kampanye
terbanyak jejaring Twitter di dunia per
berkembang cepat seiring perkembangan
Pebruari 20135. Karakter media sosial
teknologi. Salah satu perkembangan itu
adalah
adalah hadirnya media yang mampu
mendorong kontribusi dan umpan balik
menjangkau sasaran khalayak yang lebih
(feedback) dari setiap orang yang tertarik.
banyak, yaitu internet.
Setiap orang dapat melakukannnya secara
Penggunaan merupakan marketing
bentuk yang
media
internet
strategi dapat
a)
Partisipasi;
bersama-sama
Media
berdasarkan
sosial
kesadaran
online
sendiri, b) Keterbukaan; Setiap kata telah
memberikan
dipublikasikan dimedia sosial berpeluang
untuk ditanggapi oleh orang lain karena
meng-upload gambar tentang Pemilu (3%)
pada
bersifat
dan (12%) yang tidak memilih jawaban
terbuka untuk siapa saja, c) Saling
yang disediakan sebanyak (12%). Dapat
terhubung; Sifat media sosial adalah
disimpulkan
berjejaring, media sosial dapat melakukan
dalam penelitian ini masih lebih banyak
percakapan dua arah atau lebih, beda
berada di level menengah dalam aktifitas
halnya dengan media konvensional hanya
kepemiluan
memiliki satu arah. Antara satu dengan
facebook.
dasarnya
media
sosial
yang lainnya akan saling terhubung, dan
para
pengguna
facebook
pada
saat
mengakses
Berdasarkan
hasil
wawancara
keberhasilan media sosial terletak pada
dengan beberapa informan, penggunaan
link-link yang menghubungkan media
media jejaring sosial dinilai efektif, seperti
sosial dengan situs-situs, antara media
yang disampaikan informan :
sosial, juga perorangan, d) Advokasi;
Informan 1 menyatakan manfaat
Media sosial memungkinkan siapa saja
penggunaan
mampu menjangkau orang banyak serta
kampanye politik sebagai berikut :
mendapat dukungan terhadap satu isu yang
“Untuk
sedang mereka perjuangkan. Media ini
masyarakat maka dibutuhkan media, partai
juga memudahkan satu komunitas atau
politik atau calon kandidat yang tidak
lembaga nirlaba menyebarkan pesan sosial
memiliki
ke jaringan mereka.
mengalami
Gambaran Pemilu di media sosial dimaksudkan untuk mengukur sejauhmana
jejaringan
mendapatkan
akun
sosial dukungan
jejaring
kerepotan
untuk
sosial
untuk
dari
akan
bersaing
dengan kandidat lainnya” Infroman 2 menyatakan bahwa
tingkat aktifisme mengenai kepemiluan
informan mengetahuinya sebagai berikut :
saat facebook-an. Dari 873 pengguna
Informan 2 menyatakan :
Facebook, yang paling banyak dilakukan
“ ya tahu, untuk promosi partai politik,
adalah adalah tingkat terendah yaitu
menjaring pemilih untuk kemenangan
membaca postingan teman di facebook
partai politik tersebut”
tentang Pemilu yaitu sebanyak 313 (36%),
Begitu juga dengan Informan 3
diikuti oleh mengajak untuk mengundang
menyatakan sebagai berikut :
teman untuk peduli Pemilu sebanyak
Informan 3 :
(15%), mengomentari status teman tentang
“ jejaring sosial dapat digunakan untuk
Pemilu (13%), menyukai status teman
memperkenalkan diri calon kandidat dan
yang
memperkenalkan program kerja juga “
memposting
Pemilu
(11%),
mengupdate status tentang Pemilu (10%),
Informan 4 dan 5 menurut mereka
karena setiap orang bebas dan berhak
media jejaring sosial mengenai media
melakukan kampanye di berbagai media
jejaring sosial mereka menyatakan bahwa
asal tidak melanggar aturan”
ada
beberapa
calon
kandidat
yang
Berdasarkan hasil wawancara juga
memakai media sosial ini sebagai tempat
semua
alat untuk kampanye
media sosial untuk kampanye politik
Oleh karena itu, maka semua
informan
menilai
penggunaan
masih dalam batas wajar jika tidak
informan menyatakan mengetahui manfaat
membohongi
media jejaring sosial untuk digunakan
melanggar hukum dan dinilai efektif
dalam kampanye politik karena
apabila
karena tidak terbatas ruang dan waktu,
partai politik atau calon kandidat yang
banyak yang menggunakan media jejaring
tidak memiliki akun jejaring sosial akan
sosial sehingga beberapa orang bisa saja
mengalami
kurang peduli akan berita di koran dan
kerepotan
untuk
bersaing
dengan kandidat lainnya.
masyarakat,
dan
tidak
televisi mereka lebih tertarik mengetahui
Karena manfaatnya yang besar maka sikap informan pada jejaring sosial
jalannya pesta politik melalui media sosial yang mereka gunakan.
adalah sebagai berikut :
Adapun
Informan 1,3 dan 5 menyatakan
tindakan
yang
dipersepsikan oleh beberapa informan
sebagai berikut :
mengenai
“karena jangkauannya yang luas, efektif
menyatakan akan menjadi follower calon
digunakan,
kandidat
sah-sah
saja
untuk
pemanfaatan jejaring sosial
yang
dimanfaatkan, hanya saja jangan sampai
mengetahuinya
membohongi
beberapa alasan sebagai berikut :
masyarakat,
meresahkan
masyarakat, dan tidak melanggar hukum” Lain halnya dengan Informan 2 jejaring
sosial
dipercaya
banyak
mereka dengan
Informan 2 “ akan menjadi follower, karena calon tersebut sudah jelas kapabilitasnya”
menyatakan sebagai berikut : “
lebih
ingin
dapat
Begitu
juga
informan
3
menciptakan opini yang memungkinkan
menyatakan sebagai berikut :
untuk mendapatkan kemenangan dalam
“ya akan menjadi follower untuk melihat
kampanye politik”
siapa
Informan 4 menyatakan sebagai berikut : “ sikap saya terhadap fenomena tersebut menanggapinya sebagai hal yang wajar
dia, baik itu pribadinya
juga
toprecord nya” Infroman 4 menyatakan sebagai berikut :
“Iya untuk mengetahui sejauhmana kabar
Begitu
juga
Informan
5
dan kegiatan yang dilakukan oleh calon
menyatakan sebagai berikut :
kandidat yang saya pilih”
“informasi tentang hal-hal yang baik yang
Informan 5 menyatakan sebagai
telah dilakukan oleh calon kandidat dan
berikut :
untuk masa depan yang menjadi rencana
“ya tentunya, karena pilihan saya berarti
kandidat”
harus menjadi followernya” Sedangkan informan 1 tidak mengikuti karena tidak memiliki akun Dengan demikian informan yang
Ditambahkan
Informan
3
menyatakan sebagai berikut: “
Data
pribadi, kegiatan sehari-hari,
sebelumnya sudah memiliki akun jejaring
kesulitan-kesulitan yang bersifat solusi,
sosial akan menjadi follower dari calon
status yang bersifat tidak mengandung
kandidat yang dinilai memiliki kapabilitas,
pembohongan politik”
calon kandidat yang mereka pilih, ingin
Meskipun
informan
1
tidak
mengetahui siapa dia, baik itu pribadinya
memiliki akun jejaring sosial, akan tetapi
juga toprecord nya, sedangkan yang tidak
informan 1 menyatakan membutuhkan
memiliki akun tidak mengikutinya.
informasi dari calan kandidat sebagai
Dari akun yang di update dalam
berikut :
jejaring sosial calon kandidat, informasi
“Informasi tentang calon kandidat sangat
yang paling disukai informan dari calon
dibutuhkan apalagi antusiasme masyarakat
kandidat adalah sebagai berikut :
untuk mendapatkan informasi melalui
Informan 1 menyatakan sebagi
media sosial”
berikut : “Program kerja yang realistis” Infroman 2 menyatakan sebagi
Upaya penyampaian pesan dalam kampanye
bertumpu
pada
penyajian
pemikiran-pemikiran yang bersifat rasional
berikut pula :
dan
“ Tujuan, visi misi, dan kegiatan calon
kedalaman/pembobotan
kandidat sehari-hari”
relatif dapat berbeda antara satu dan
Informan 4 menyatakan hal yang
ilmiah.
Walau
nilai
yang
diberikan
lainnya, namun umumnya pesan kampanye
sama :
terdiri dari kombinasi tiga karakter utama
“ketika mereka turun ke jalan dan bertemu
berikut ini (Pawito, 2009):
masyarakat untuk mensosialisasikan visi
a. Informasi
dan misinya”
Informasi dalam kampanye memiliki sejumlah fungsi penting diantaranya:
(a) memberikan dan meningkatkan
pemerintahan. Citra yang ditangkap
pengetahuan publik mengenai politik
dengan
secara umum dan mengenai pemilihan
seorang pemilih dalam
secara
khusus
kuat
dapat
mempengaruhi mengambil
sesuai
kepentingan
keputusan politik. Upaya membangun
yang
melakukan
citra dengan pesan kampanye umumnya
kampanye, (b) menumbuhkan persepsi
berupa (a) penonjolan pada kesuksesan
dan penilaian publik dari sudut pandang
atau keberhasilan di masa lalu, (b)
partai/kandidat, (c) memperkuat sikap
menumbuhkan
dan
tentang
partai/kandidat
keyakinan
partai/kandidat,
publik (d)
terhadap
asosiasi
kebesaran
pemikiran
partai/kandidat
memperkokoh
dengan bentuk kata-kata, gambar atau
loyalitas terhadap partai/kandidat dan
simbol, (c) memberikan penonjolan
(e) menggalang kebersamaan antar
pada orientasi ke masa depa depan dan
sesama pendukung partai/kandidat.
(d) menghadirkan tokoh/figur tertentu
b. Persuasi
agar memperkokoh keyakinan atau
Fungsi persuasi dalam pesan kampanye
memperkuat dukungan.
direpresentasikan dalam bentuk bahasa
Keberhasilan
verbal
(lisan/tertulis)
kandidat
berupa
dalam meraih dukungan massa dapat
gambar, penampilan dan gerak tubuh
dilihat dari jumlah dan berfungsinya
dari
jaringan.
Jaringan
persuasi) kepada penerima (persuadee).
tampak
dan
Strategi untuk meyakinkan persuadee
cenderung/relative
(pihak
Kampanye memiliki tujuan agar calon
persuader
sasaran
atau
seorang
(sumber
pencipta
persuasi)
umunya
dilakukan dengan dua cara yaitu (a)
pemilih
secara
suaranya
intensif
partai/kandidat bersamaan
dan
dengan
mengekspos ide-idenya, langkah
(b)
yang
aktivitasnya
semarak
umumnya
membawa
memberikan kepada
hasil.
dukungan
partai
politik
atau atau
kandidat yang sedang berkompetisi dalam suatu pemilihan. Adapun pemilihan yang
menyamarkan atau menyembunyikan
dimaksud
aspek-aspek
parlemen, pemilihan presiden dan wakil
tertentu
yang
dapat
berdampak merugikan persuader.
adalah
pemilihan
anggota
presiden, pemilihan di tingkat daerah baik
c. Citra
untuk eksekutif maupun legislatif (Pawito,
Dalam konteks kampanye pemilihan,
2009).
citra adalah bayangan, kesan atau gambaran suatu obyek terutama parpol, kandidat,
elite
politik
atau
3.3.
Faktor-faktor yang menjadi Hambatan dalam Pemanfaatan
Media Jejaring Sosial untuk Kampanye Politik di Kota Cirebon Pada setiap kegiatan seringkali kita temukan hambatan. Begitu juga pada saat melakukan kampanye politik khususnya pada saat menggunakan media jejaring social persepsi khalayak. Berikut persepsi Informan
mengenai
pemanfaatan
hambatan
dalam
sosial
untuk
jejaring
1menyatakan
digunakan cenderung top-down dan satu arah sehingga tidak terjalin keterlibatan antara
dan
pendukungnya.
Minimnya penggunaan blog oleh para kandidat sebagai sarana komunikasi dan berbagi
ide-ide,
tujuan,
prestasi
dan
harapan-harapan yang diinginkan bersama juga menjadi indikasi kekurangpahaman
Ditambahkan
sebagai
Infroman
2
menyatakan sebagai berikut :
berikut : “Belum
semua
lapisan
masyarakat
memiliki akun jejaring social karena
“Media sosial kadang-kadang menjelekkan calon kandidat lainnya” Informan 4 menyatakan sebagai
tingkat ekonomi masyarakat Indonesia mayoritas golongan menengah ke bawah” Begitu juga dengan pernyataan
berikut : “yang menjadi hambatan ketika ada pro dan kontra di media jejaring sosial dan
Informan 3 “Tidak semua masyarakat memakai media
saling mengintimidasi” Informan 5
jejaring sosial dan mengetahui media
Sama dinyatakan
halnya situs
dengan kompas
yang dalam
http://politik.kompasiana.com/2013/07/03/ manfaat-social-media-untuk-kampanye-
“apabila ada yang menghacker, membajak, seolah-olah sebagai calon kandidat dan menjelek-jelekkan calon kandidat sehingga merugikan caol kandidat” Oleh karena itu maka, pada setiap
politik-573751. Penggunaan sosial media sebagai alat kampanye politik tergolong baru,
membuat
menyatakan sebagai
berikut :
jejaring sosial
masih
kandidat
pemanfaatan sosial media secara baik.
kampanye politik di kota Cirebon : Informan
Facebook dan Twitter. Komunikasi yang
beberapa
akun
sosial
politisi
telah
media
untuk
berkampanye pada Pemilu 2009 lalu Mereka menggunakan sosial media masih dengan cara-cara lama, dengan membanjiri pesan-pesan bagi para pengikutnya baik di
adopsi
teknologi
baru
dan
metode
komunikasi sebaiknya memiliki aturanaturan dan norma-norma tersendiri. Di sini, pemahaman tentang cara penggunaan dan
pemanfaatan
setiap
platform
diperlukan dalam mengintegrasikan sosial media ke dalam strategi kampanye secara menyeluruh.
Sebenarnya banyak manfaat yang
“Foto pribadi dan kegiatan harian dapat di
kita dapat dari social media, dan social
update, status yang membangun yang
media menjadi elemen penting untuk
direalisasikan
kampanye tetapi hal ini harus digabungkan
komentar-komentar yang membangun”
dengan beberapa kampanye konvensional
di
dunia
nyata,
dan
Infroman 4 dan 5 menyatakan
karena mengingat pemerataan internet di
sebagai berikut :
Indonesia yang masih kurang. jadi kita
“Media jejaring sosial dapat digunakan
harus
untuk kampanye politik”
dapat
mengintegrasikan
antara
kampanye yang dilakukan di offline dan di
Kampanye dengan menggunakan
online.
sosial media, memungkinkan pengguna
http://politik.kompasiana.com/2013/07/03/
untuk tidak sekedar mencari informasi
manfaat-social-media-untuk-kampanye-
tetapi juga berinteraksi dengan orang lain
politik-573751.html
melalui
aktivitas
online
seperti
memposting pandangan-pandangan politik 3.4.
Faktor-faktor Penunjang dalam Penggunaan Media Jejaring Sosial untuk Kampanye Politik di kota Cirebon
di blog dan jaringan sosial serta berbagi komentar secara multimedia. Pengguna
Facebook
mengekspresikan Faktor-faktor
penunjang
dalam
penggunaan media jejaring sosial untuk kampanye politik di kota cirebon menurut informan adalah sebagai berikut : Informan 1 menyatakan sebagai berikut : “sosial media memiliki peran penting dalam kampanye politik” Begitu juga dengan Informan 2 menyatakan sebagai berikut : “banyak follower yang respek, dapat mengumpulkan dana, dapat melakukan pengabdian pada masyarakat” Ditambahkan dengan pernyataan Informan 3 sebagai berikut :
diri
mereka
secara
politik melalui berbagai cara seperti penggalangan
dana
secara
online,
mendorong teman-teman untuk memilih, atau memposting foto/gambar dan mengupdate status yang mengekspresikan sikap dan opini politik mereka. Twitter dan blog digunakan oleh para kandidat dan pemilih untuk mengomentari isu-isu sosial dan politik, berbagi informasi dan mendorong partisipasi. Selain itu, YouTube dan CNN bermitra untuk mensponsori acara debat dimana para kandidat diberi pertanyaan dari
video-video
yang
dibuat
oleh
pengguna yang mendukung pihak lawan. Di Indonesia, pengguna Facebook sudah mencapai lebih dari 60 juta orang,
atau ketiga terbesar di dunia. Pengguna
melakukan integrasi dengan sumber daya
Twitter Indonesia mencapai lebih dari 30
internet dan kampanye offline lainnya.
juta, atau peringkat ke-5 dunia.Angka yang
Begitu juga menurut rinisdanudjaja
fantastis ini berhubungan langsung dengan
menyatakan bahwa menggunakan sosial
efektifitas penggunaan media sosial untuk
media sebagai alat kampanye politik relatif
berkampanye politik didalamnya, yang
lebih
bisa Anda manfaatkan untuk menyuarakan
tradisional lainnya seperti iklan di media
tujuan, kompetensi dan program-program
massa
Anda. Kemudian menggalang dukungan
kabar/majalah),
dan melakukan dialog langsung dengan
spanduk, poster dan brosur. Kuncinya
simpatisan.
terletak pada keterlibatan kandidat dengan
CalegOnline.com
mendukung
murah
dibanding
(televisi,
kampanye
radio,
surat
pengumpulan
massa,
konstituen dan pendukung serta komitmen
semua aktifitas yang diinginkan terjadi di
untuk meluangkan waktu secara online.
Media Sosial, mulai dari pembuatan profil,
visual, hingga promosi popularitas. Secara
http://rinisdanudjaja.blogspot.com/2013/04 /social-media-dalam-strategikampanye.html#.UsgZIFJ9a_I Kampanye dikatakan berhasil
periodik, kita akan mendapatkan laporan
dengan baik apabila memadukan cara-cara
efektifitas kampanye online kandidat, dan
online dan offline. Social media dalam hal
mulai memperoleh feedback langsung dari
ini dapat dintergrasikan kedalam strategi
pendukung dan simpatisan yang bisa
perencanaan
dipergunakan untuk semakin memperkuat
keseluruhan. Kampanye yang hanya fokus
program dan tujuan politik.
pada
pengisian konten tulisan, grafis dan audio-
Jadi, Media Sosial bukan sekedar
sosial
kemungkinan
kampanye
media tidak
secara
dan
efektif.
Internet Demikian
membuat akun dan mengisinya dengan
halnya,
kampanye
kata-kata setiap jam. Kampanye politik di
sosial
media
media sosial harus memiliki kegunaan
membangun kehadiran sosial media juga
yang tepat dan target yang sesuai sasaran,
akan terseok.
mulai
dari
kampanye
memahami
dan
kebutuhan
Untuk
yang mengabaikan
dan
enggan
mengintegrasikan
untuk
social
kesempatan/keunggulan
media ke dalam strategi kampanye politik,
yang dimiliki, implementasi di media
Anda dapat mengadopsi metode POST
sosial, membuat icon atau tanda ciri
(People, Objectives, Strategy, Technology)
kampanye
dari Forrester berikut ini:
kandidat,
komunitas mempromosikan
pendukung program
membangun dan kampanye,
a.
People
Kenali terlebih dulu siapa Anda dan
konstituen dan pendukung Anda?
siapa
Bagaimana
konstituen/pendukung
Identifikasi
juga
Anda.
kontennya?
dan
Seberapa sering konten akan di-update
influencer Anda. Apa yang akan Anda
dan siapa yang akan bertanggung
tawarkan untuk mereka? Pesan apa
jawab membuat konten, membagi dan
yang
merespon?.
ingin
stakeholder
strategi
Anda
bangun
dan
Banyaknya
fan
di
sampaikan? Siapa kompetitor Anda dan
Facebook, follower di Twitter atau
apa saja yang telah mereka lakukan di
visitor
social media? Survei dan penggunaan
parameter
data dalam hal ini sangat penting,
Anda. Hal terpenting dalam strategi
khususnya
adalah bagaimana memberdayakan
di
wilayah
pemilihan
masing-masing.
para
di
website/blog keberhasilan
pendukung
bukan
kampanye
online
menjadi
relawan-relawan nyata dan melakukan b.
Objectives
tindakan-tindakan
nyata
yang
mendukung suksesnya kampanye.
Tetapkan tujuan-tujuan dan target yang ingin Anda capai melalui social media. Misalnya untuk penggalangan dana,
mencari
relawan
dan
d.
Technology Langkah
terakhir
perlu
kontributor, mendorong pemilih, dan
dipersiapkan yaitu memilih saluran
sebagainya. Namun, perlu diingat
atau platform apa saja yang akan
bahwa
membangun
digunakan
kehadiran social media adalah untuk
memonitor
menjangkau
Misalnya
tujuan
utama
dan
membangun
serta
peralatan
dan
YouTube,
konstituen
Dan
Ingat, tidak semua platform social
hubungan yang baik tidak bisa diraih
media sesuai untuk kampanye Anda.
dalam sekejap, tapi membutuhkan
Pilih platform dimana konstituen dan
proses.
pendukung
pendukung.
Strategy Strategi
dan
Twitter,
hubungan lebih baik dengan para dan
Blog,
untuk
mengukurnya.
Facebook,
Anda
menggunakan c.
yang
dan
sebagainya.
paling
banyak
secara
aktif
berpartisipasi. di
sini
berfungsi
untuk
menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan Bagaimana
selama cara
kampanye.
terlibat
dengan
4. Simpulan 1. Persepsi
masyarakat
mengenai
penggunaan media jejaring sosial
untuk kampanye politik di kota
dapat mengumpulkan dana, dapat
Cirebon masih dalam batas wajar
melakukan
untuk digunakan sebagai media
masyarakat, bahkan foto pribadi
kampanye
politik,
membohongi melanggar
tidak
dan
masyarakat,
tidak
update, status yang membangun
dinilai
yang direalisasikan di dunia nyata,
dan
efektif juga karena tidak terbatas
dan
ruang dan waktu, banyak yang
membangun.
harian
pada
jika
hukum
kegiatan
pengabdian
dapat
komentar-komentar
di
yang
menggunakan media jejaring sosial
Daftar Pustaka
sehingga beberapa orang dapat saja
Ardianto, Elvirano. 2011. Komunikasi 2.0 Teriotisasi dan Implikasi. Yogyakarta : Padi Pressindo.
kurang peduli akan berita di koran dan televise, mereka lebih tertarik mengetahui jalannya pesta politik melalui media sosial yang mereka gunakan. 2. Faktor-faktor hambatan media
yang dalam
jejaring
menjadi
Nimmo, Dan. 2005. Komunikasi Politik. Bandung: Remaja Rosda Karya. Pawito, 2009. Komunikasi Politik: Media Massa Dan Kampanye Pemilihan, Edisi Pertama. Yogyakarta:Jalasutra,
penggunaan sosial
untuk
kampanye politik di kota cirebon
Tabroni, Roni. 2012. Komunikasi Politik pada Era Multimedia. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
tidak semua masyarakat memakai media
jejaring
sscial,
menjadi
http://rinisdanudjaja.blogspot.com/
hambatan pula ketika ada pro dan
2013/04/social-media-dalam-strategi
kontra di media jejaring sosial dan
kampanye.html. ( 29 Februari 2014 Jam
saling
22.12)
mengintimidasi,
bahkan
apabila ada yang menghacker, membajak, calon
seolah-olah
kandidat
dan
sebagai menjelek-
jelekkan calon kandidat sehingga
http://sorot.news.viva.co.id/news/re ad/337420-media-sosial--jurus-murahkampanye-politik.
merugikan calon kandidat. 3. Faktor-faktor
penunjang
dalam
penggunaan media jejaring sosial untuk
kampanye politik di kota
Cirebon,
yaitu
akan
banyak
follower, respek pada kandidat,
kompas.com. (29 Februari 2014 Jam 22.12)
http://calegbanten.com/sosialmedia-solusi-baru-kampanye-politik
http://politik.kompasiana.com/2013 (29
Februari 2014 Jam 22.12)
/07/03/manfaat-social-media-untukkampanye-politik-573751.html
http://politik.kompasiana.com/2013
CalegOnline.com
/07/03/manfaat-social-media-untukkampanye-politik-573751.html.
(29
Februari 2014 Jam 22.12)
http://politik.kompasiana.com/2013/07/03/ manfaat-social-media-untuk-kampanyepolitik-573751
http:www.internetworldstats.com. (29 Februari 2014 Jam 22.12)
http://www.waspada.co.id/index.ph p?option=com_content&view=article&id= 280971:kampanye-politik.
(29
Februari
2014 Jam 22.12)
http://mediakartu.wordpress.com/2 010/09/26/apa-itu-new-media. (26 Maret 2012 Jam 21.10) http://sosbud.kompasiana.com/2013/04/12/ sosial-media-solusi-baru-kampanyepolitik-550419.html. (29 Februari 2014 Jam 22.12)
http://www.scribd.com/doc/322382 27/Komunikasi-Politik-Melalui-Media (29 Februari 2014 Jam 22.12)
http://rinisdanudjaja.blogspot.com/ 2013/04/social-media-dalam-strategikampanye.html#.UsgZIFJ9a_I