PERSEPSI KEMUDAHAN PENGGUNAAN……………..…………………………………..……(Setyowati & Respati )
PERSEPSI KEMUDAHAN PENGGUNAAN, PERSEPSI MANFAAT, COMPUTER SELF EFFICACY, DAN KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Elisabeth Octaviana Tri Setyowati Alumni Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta Email:
[email protected]
Agustini Dyah Respati Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta Email:
[email protected]
ABSTRACT This purpose of this research is to analyse the impact of perceived usefulness, perceived ease of use and computer self efficacy toward satisfaction of accounting information system users with a study at the coffee shops in Sleman Regency. The population was the employee of the coffee shops in Sleman Regency who were using accounting information system. The snowball sampling technique were used to select the sample. This research used primary data as the main data source. Instrument used in this research was a questionnaire. The data analysis method used was multiple regression analysis. The results showed that perceived usefulness and perceived ease of use had significant impact toward satisfaction of accounting information system users at the employee of the coffee shops in Sleman Regency. Contrary, computer self efficacy did not have significant impact toward satisfaction of accounting information system users at the employee of the coffee shops in Sleman Regency. Keywords: Accounting Information System Users’ Satisfaction, Perceived Usefulness, Perceived Ease Of Use, Computer Self Efficacy.
ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh persepsi kemudahan penggunaan, persepsi manfaat dan computer self efficacy terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi pada karyawan coffee shop di Kabupaten Sleman. Populasi yang diteliti adalah karyawan coffee shop yang memakai sistem informasi akuntansi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan pendekatan non-probability sampling, yaitu dengan cara snowball sampling. Data yang digunakan bersumber dari data primer. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan persepsi dan manfaat berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi pada karyawan coffee shop di Kabupaten Sleman. Sebaliknya, computer self efficacy tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi pada karyawan coffee shop di Kabupaten Sleman. Kata kunci: Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Akuntansi, Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Manfaat, Computer Self Efficacy,
PENDAHULUAN Pesatnya perkembangan dunia bisnis terlihat dengan semakin banyak pelaku usaha
membuka dan mengembangkan bisnis mereka. Salah satu bidang bisnis di Kabupaten Sleman yang mengalami perkembangan pesat dewasa ini adalah coffee shop. Hal ini terlihat dari data
63
JRAK, Volume 13, No 1 Februari 2017
menurut Tripadvisor (2016), dalam setahun terakhir tercatat lebih dari 73 coffee shop tumbuh berkembang di wilayah ini. Banyaknya mahasiswa yang kuliah di perguruan-perguruan tinggi yang ada di wilayah Kabupaten Sleman menjadi pasar yang potensial bagi usaha coffee shop di wilayah ini. Kabupaten Sleman adalah salah satu wilayah di DIY yang memiliki kampus perguruan tinggi terbanyak dibandingkan wilayah lainnya. Bagi kebanyakan mahasiswa, coffee shop juga dapat dijadikan alternatif tempat untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah, sehingga kebutuhan akan keberadaan coffee shop terus berkembang. Di samping sebagai tempat untuk minum kopi dan menyantap makanan ringan, coffee shop juga sebagai tempat untuk berkumpul, bersosialisasi, berkencan, bertukar pikiran, dan memperluas relasi. Coffee shop dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai kedai kopi. Pengertian coffee shop atau kedai kopi sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), coffee shop adalah sebuah tempat yang menjual kopi dan jenis minuman lain, serta makanan-makanan kecil dengan harga yang murah. Coffee shop merupakan gabungan dari karakter bar dan restoran yang pada mulanya hanya menyediakan tempat untuk minum kopi secara cepat dan biasanya buka untuk 24 jam. Pada awalnya coffee shop hanya berfungsi sebagai kedai kopi, tetapi sesuai dengan perkembangan jaman coffee shop telah memiliki banyak konsep. Bagian terpenting dari sebuah coffee shop adalah fungsi sosialnya, tersedianya tempat dimana orang-orang pergi untuk berkumpul, bercengkrama, menulis, membaca, bermain atau ketika menghabiskan waktu baik dalam kelompok/secara individu. Semakin banyak peminat dari usaha ini dan mempunyai pangsa pasar yang menjadi lebih berkembang, sehingga bisnis ini menjadi bisnis yang menguntungkan. Meskipun perkembangan bisnis coffee shop di Kabupaten Sleman masih relatif baru, omset bisnis ini cukup besar. Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis di beberapa coffee shop, omzet sebuah coffee shop per bulan rata-rata sekitar Rp 15 juta hingga Rp 30 juta dengan laba bersih 30 persen dari omzet. Perhitungan omzet ini dengan asumsi bisa menjual sekitar 50 cup hingga 100 cup sehari dengan kisaran harga Rp 7.000 hingga Rp 14.000 per cup.
64
Perputaran uang dan barang menjadi semakin cepat dan semakin besar. Hal ini menuntut pemilik usaha coffee shop untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi usahanya dengan mengadopsi sistem informasi akuntansi. Penggunaan atau pengadopsian sistem informasi akuntansi oleh usaha kecil dan menengah, khususnya coffee shop merupakan sesuatu yang menarik untuk dipelajari. Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu teknologi informasi yang dapat digunakan dalam proses menentukan kebijakan strategis perusahaan. Menurut Bodnar dan Hopwood (2006) sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi. Sistem informasi akuntansi memungkinkan pemakai laporan keuangan dapat melihat laporan keuangan setiap saat dengan lebih cepat dan akurat. Penyajian informasi keuangan dan non-keuangan dapat dilakukan dengan lebih mudah dengan adanya dukungan software atau program sistem informasi akuntansi yang dewasa ini semakin banyak variasinya dan dapat diperoleh dengan mudah. Pengelolaan data keuangan dengan menggunakan sistem informasi akuntansi mampu mengurangi terjadinya kesalahan. Dibandingkan dengan proses manual, pengolahan data keuangan dengan sistem informasi akuntansi dapat memproses dan menyajikan data dengan cepat dan up to date sehingga dapat digunakan setiap saat. Keandalan dan ketelitian sistem informasi akuntansi juga lebih tinggi dibandingkan dengan pengolahan data secara manual. Melihat kondisi tersebut maka sistem informasi akuntansi merupakan salah satu hal penting dalam mengelola suatu unit usaha. Aktivitas bisnis perusahaan yang semakin berkembang pesat membutuhkan informasi akuntansi yang dipercaya, relevan, tepat waktu, mudah dipahami dan teruji. Yang mana hal ini akan lebih mudah dipenuhi jika pengolahan data keuangan dilakukan dengan menggunakan komputer. Pada penerapannya, sistem informasi akuntansi sangat membawa manfaat bagi perusahaan, namun tidak semua usaha kecil dan menengah dalam menggunakan sistem informasi akuntansi. Organisasi bisnis skala kecil atau menengah, seperti coffee shop sering
PERSEPSI KEMUDAHAN PENGGUNAAN……………..…………………………………..……(Setyowati & Respati )
kali mengalami keterbatasan sumber daya manusia yang menghambat penggunaan sistem informasi akuntansi. Berdasarkan pengamatan, karyawan coffee shop yang sebagian besar tidak memiliki latar belakang pendidikan akuntansi dituntut untuk dapat mengoperasikan sistem informasi akuntansi yang ada di dalamnya untuk menunjang pekerjaan yang dilimpahkan kepadanya. Jika karyawan merasa kesulitan untuk mengoperasikan sistem tersebut dalam bekerja, maka akan menimbulkan ketidakpuasan pada sistem informasi perusahaan yang seharusnya dapat memberikan kemudahan bagi penggunanya. Sebaliknya karyawan dengan kemampuan menggunakan sistem informasi yang baik dapat menilai bagaimana kinerja sistem yang dijalankan. Apabila sistem tersebut mudah untuk digunakan dan bermanfaat maka harapan mereka terpenuhi. Dengan terpenuhinya harapan terhadap sistem yang dioperasikan maka karyawan akan merasa puas. Kepuasan pengguna sistem informasi merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan pengadopsian sistem informasi akuntansi. Dengan menunjukkan rasa puas terhadap sistem informasi akuntansi yang digunakannya dapat diartikan bahwa pengguna merasa sistem informasi mampu memenuhi harapan mereka (Doll dan Torkzadeh dalam Dastgir dan Mortezaie, 2012). Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) sebagai model yang digunakan untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan penggunaan teknologi informasi, khususnya sistem informasi akuntansi. TAM yang diperkenalkan pertama kali oleh Davis pada tahun 1989, dibuat khusus untuk pemodelan adopsi pengguna sistem informasi. Menurut Davis (1989), tujuan utama TAM adalah untuk mendirikan dasar penelusuran pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap (personalisasi), dan tujuan pengguna komputer. TAM dilandasi dari Theory of Reasoned Action (TRA) yang dikemukakan Ajzen dan Fisbein (1980). Berdasarkan TRA, pengguna sistem informasi akuntansi ditentukan dari persepsi individu dan sikap yang pada akhirnya akan membentuk perilaku seseorang dalam penggunaan suatu sistem informasi akuntansi.
TAM menganggap bahwa dua variabel utama dalam mengadopsi sistem informasi, yaitu persepsi pengguna terhadap manfaat (perceived usefulness) dan persepsi pengguna terhadap penggunaan (perceived ease of use). Perceived usefulness diartikan sebagai tingkat di mana seseorang berkeyakinan bahwa menggunakan sistem tertentu dapat meningkatkan kinerjanya, dan perceived ease of use diartikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tidak diperlukan usaha apapun (free of effort). Di samping persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) dan persepsi manfaat (perceived usefulness) yang selalu ada dalam suatu pemanfaatan teknologi, penulis memasukkan faktor computer self efficacy sebagai variabel yang dapat mempengaruhi kepuasan penggunaan teknologi informasi. Computer self efficacy didefinisikan oleh Compeau dan Higgins (1995) sebagai penilaian kapabilitas dan keahlian komputer seseorang untuk melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan teknologi informasi. Computer self efficacy tidak hanya menyangkut skill seseorang, tetapi meliputi judgements mengenai tindakan apa yang dapat dilakukannya untuk menyelesaikan tugas-tugas terkait dengan pengaplikasian komputer dan juga menjadi faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan sebuah sistem. Menurut Agarwal et al. (2000) computer self efficacy dipandang sebagai salah satu variabel yang penting untuk studi perilaku individual dalam bidang teknologi informasi. Dalam konteks penggunaan sistem informasi akuntansi computer self efficacy menggambarkan persepsi individu tentang kemampuannya menggunakan komputer untuk menyelesaikan tugas-tugas yang terkait dengan akuntansi, seperti menggunakan software akuntansi, menginput data, membuat laporan keuangan dan sebagainya. Berdasarkan uraian di atas, bisa dikatakan bahwa persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi manfaat, serta computer self efficacy merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan penggunaan sistem informasi akuntansi oleh karyawan coffee shop dalam mengelola data keuangan. Persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi manfaat yang dimaksud adalah anggapan bahwa sistem informasi akuntansi mudah digunakan dan
65
JRAK, Volume 13, No 1 Februari 2017
memberikan manfaat akan membuat pengguna merasa puas.
KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi adalah susunan berbagai dokumen, alat komunikasi, tenaga pelaksana, dan berbagai laporan yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi keuangan (Widjajanto, 2001). Husein dan Amin (2000) mendefinisikan sistem informasi seperangkat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi. Bodnar dan Hopwood (2006) mendefinisikan sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi. Informasi mengenai data keuangan tersebut dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan baik dengan sistem manual atau melalui sistem terkomputerisasi. Dari berbagai uraian mengenai pengertian sistem informasi akuntansi di atas dapat didefinisikan bahwa sistem informasi akuntansi adalah sistem informasi yang mendukung operasional organisasi berupa pemprosesan data akuntansi secara terkomputerisasi seperti pembelian, penjualan, pembayaran atau transaksi lainnya baik online atau offline, dan memberikan laporan keuangan. Kepuasan penggunaan informasi akuntansi merupakan sikap multidimensional dari pengguna terhadap aspek-aspek yang berbeda dalam sistem infomasi (Bayley dalam Guimaraes, Staples, dan McKeen, 2003). Definisi lain kepuasan penggunaan sistem informasi adalah seberapa jauh informasi yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang mereka butuhkan (Ives et al dalam Guimaraes, Staples, dan McKeen, 2003). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan pengguna menggambarkan keselarasan antara harapan seseorang dan hasil yang diperoleh dengan
66
adanya suatu sistem dimana tempat orang tersebut turut berpartisipasi dalam pengembangannya. Kepuasan pengguna akhir sistem informasi merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan sistem informasi akuntansi. Hal ini didasarkan pada teori menurut DeLone dan McLean (1992) yang disebut Information Success Model atau Model Kesuksesan Sistem Informasi. Model kesuksesan ini didasarkan pada proses dan hubungan kausal dari enam dimensi pengukur yaitu kualitas sistem (system quality); kualitas informasi (information quality); penggunaan (use); kepuasan pengguna (user satisfaction); dampak individual (individual impact) dan dampak organisasional (organizational impact). Model Kesuksesan Sistem Informasi dapat digambarkan secara sederhana dengan gambar sebagai berikut.
Gambar 1. Model Kesuksesan Sistem Informasi (DeLone dan McLean, 1992)
Kepuasan penggunaan merupakan penilaian menyangkut apakah kinerja suatu sistem informasi itu relatif bagus atau jelek, dan juga apakah sistem informasi yang disajikan cocok atau tidak cocok dengan tujuan pemakainya. Secara umum kepuasan pengguna adalah hasil yang dirasakan pengguna mengenai kinerja suatu sistem yang dioperasikan sesuai dengan harapan mereka. Pengguna merasa puas apabila harapan mereka terpenuhi. Pengguna yang puas cenderung tetap loyal lebih lama dan relatif lebih sering menggunakan (Chai, et al., 2004). Doll dan Torkzadeh (1988) dalam Dastgir dan Mortezaie (2012) mengembangkan model untuk mengukur kepuasan pengguna akhir komputer yang disebut dengan End-user Computing Satisfaction (EUCS). Instrumen EUCS yang terdiri dari lima komponen, yaitu (Dastgir dan Mortezaie, 2012): a. Isi informasi (content), menyangkut komponen dan substansi sistem informasi
PERSEPSI KEMUDAHAN PENGGUNAAN……………..…………………………………..……(Setyowati & Respati )
b.
c. d.
e.
dalam tugasnya menginput, mengolah dan menghasilkan output berupa informasi yang memadai. Akurasi (accuracy), merupakan keakuratan data dan kesesuaian informasi yang dihasilkan dengan harapan pengguna. Bentuk (format), merupakan tampilan suatu sistem informasi. Kemudahan (ease), menyangkut kemudahan operasionalisasi sistem dan tata cara penggunaan. Ketepatan waktu (timeliness), menyangkut efektifitas dan efisiensi output yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna.
Technology Acceptance Model Technology Acceptance Model (TAM) adalah model yang disusun oleh Davis (1989) untuk menjelaskan penerimaan teknologi yang akan digunakan oleh pengguna teknologi. Dalam memformulasikan TAM, Davis (1989) menggunakan TRA (Theory of Reasoned Action) sebagai grand theory-nya namun tidak mengakomodasi semua komponen dari teori TRA. Davis (1989) hanya memanfaatkan komponen “Belief” dan “Attitude” saja, sedangkan Normative Belief dan Subjective Norms tidak digunakannya. Menurut Davis (1989), perilaku menggunakan Teknologi Informasi diawali oleh adanya persepsi mengenai manfaat (usefulness) dan persepsi mengenai kemudahan menggunakan teknologi informasi (ease of use). Kedua komponen ini bila dikaitkan dengan TRA adalah bagian dari Belief. TAM sampai saat ini merupakan model yang paling banyak digunakan dalam memprediksi penerimaan teknologi informasi. Tujuan model ini untuk menjelaskan faktorfaktor utama dari perilaku pemakai teknologi informasi terhadap penerimaan penggunaan teknologi informasi itu sendiri. Model TAM secara lebih terperinci menjelaskan penerimaan-penerimaan teknologi informasi dengan dimensidimensi tertentu yang dapat mempengaruhi dengan mudah diterimanya teknologi informasi oleh pemakai. Technology Acceptance Model (TAM) mendefinisikan dua persepsi dari pemakai teknologi yang memiliki suatu dampak pada penerimaan mereka, yaitu persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) dan persepsi manfaat (perceived usefulness) (Chuttur, 2009).
Persepsi Kemudahan (Perceived Ease of Use)
Penggunaan
Davis (1989) mendefinisikan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) sebagai “the degree to which a person believes that using particular system wouldbe free of effort”. Artinya, suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa penggunaan suatu sistem tertentu akan terbebas dari usaha. Davis et al. (dalam Fullah dan Candra, 2012) lebih lanjut mengatakan bahwa usaha menurut setiap orang berbeda-beda tetapi pada umumnya untuk menghindari penolakan dari pengguna sistem atas sistem yang dikembangkan, maka sistem harus mudah diaplikasikan oleh pengguna tanpa mengeluarkan usaha yang dianggap memberatkan. Intensitas penggunaan dan interaksi antara pengguna (user) dengan sistem juga dapat menunjukkan kemudahan penggunaan. Sistem yang sering digunakan menunjukkan bahwa sistem tersebut lebih dikenal, lebih mudah dioperasikan dan lebih mudah digunakan oleh penggunanya (Davis, 1989). Menurut Adam et al (dalam Maharsi dan Mulyadi, 2007), intensitas penggunaan dan interaksi antara pengguna (user) dengan sistem juga dapat menunjukkan kemudahan penggunaan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan akan mengurangi usaha (baik waktu dan tenaga) seseorang di dalam mempelajari teknologi informasi. Artinya, konsep perceived ease of use menunjukkan tingkat dimana seseorang meyakini bahwa penggunaan sistem informasi adalah mudah dan tidak memerlukan usaha keras dari pemakainya untuk bisa menggunakannya. Kemudahan penggunaan merupakan tingkatan dimana seseorang percaya bahwa teknologi informasi mudah untuk dipahami. Intensitas penggunaan dan interaksi antara pengguna (user) dengan sistem juga dapat menunjukkan kemudahan penggunaan. Sistem yang sering digunakan menunjukkan bahwa sistem tersebut lebih dikenal, lebih mudah dioperasikan dan lebih mudah digunakan oleh penggunanya (Auraningtyas, 2012). Persepsi kemudahan penggunaan menunjukkan tingkat kepercayaan karyawan Coffee Shop seberapa mudahkah sistem
67
JRAK, Volume 13, No 1 Februari 2017
informasi akuntansi digunakan dalam bekerja dan mampu memenuhi harapan, sehingga mereka merasa puas telah menggunakannya. Karyawan Coffee Shop yang beranggapan bahwa sistem yang dioperasikan itu mudah akan cenderung terus menggunakan sistem tersebut. Kemudahan tersebut akan membuat karyawan merasa harapan mereka terhadap sistem tersebut telah terpenuhi sehingga mereka akan cenderung puas. Oleh karena itu tingkat persepsi kemudahan penggunaan sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap kepuasan penggunaan sistem informasi akuntansi pada Coffee Shop di Kabupaten Sleman. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut. H1: Persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi pada Coffee Shop di Kabupaten Sleman. Persepsi Manfaat (Perceived Usefulness) Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2008), persepsi didefinisikan sebagai tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu atau atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indra. Individu bertindak berdasarkan pada persepsinya tanpa memperhatikan apakah persepsi tersebut akurat atau tidak akurat dalam menggambarkan kenyataan. Penjelasan mengenai kenyataan mungkin akan sangat berbeda dari individu yang satu dengan individu yang lain. Kehadiran suatu teknologi akan dipersepsikan secara berbeda oleh seseorang. Ada seseorang yang menganggap teknologi tersebut akan memberikan kemudahan dan manfaat tetapi ada pula yang berfikir sebaliknya. Persepsi manfaat (perceived usefulness) didefinisikan sebagai “the degree to which a person believes that using particular system would enhance his or her job performance” (Davis, 1989). Artinya, persepsi manfaat adalah suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa penggunaan suatu sistem tertentu akan dapat meningkatkan prestasi kerja orang tersebut. Berdasarkan definisi tersebut dapat diartikan bahwa manfaat dari penggunaan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan prestasi kerja orang yang menggunakannya.
68
Manfaat teknologi informasi merupakan manfaat yang diharapkan oleh pengguna teknologi informasi dalam melaksanakan tugasnya. Pengukuran manfaat tersebut berdasarkan frekuensi penggunaan dan keragaman aplikasi yang dijalankan (Thompson et al. dalam Amijaya, 2010),. Thompson (dalam Amijaya, 2010) juga menyebutkan bahwa individu akan menggunakan teknologi informasi jika mengetahui manfaat positif atas penggunaannya. Aspek perilaku dalam penerapan sistem informasi mempunyai beberapa faktor yang cukup berperan terhadap penerimaan penggunaan sistem tersebut. Persepsi manfaat merupakan suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa penggunaan suatu sistem tertentu akan dapat meningkatkan prestasi kerja, menambah produktifitas dan efektifitas kerja orang tersebut (Koeswoyo, 2006)). Berdasarkan definisi tersebut dapat diartikan bahwa manfaat dari penggunaan teknologi informasi adalah dapat meningkatkan kinerja dan prestasi kerja orang yang menggunakannya. Karyawan yang memiliki persepsi manfaat yang tinggi maka akan termotivasi untuk menggunakan sistem tersebut sehingga mampu meningkatkan performa kerjanya. Seseorang karyawan Coffee Shop yang beranggapan bahwa sistem yang dikembangkan bermanfaat akan merasa bahwa harapan mereka terhadap sistem tersebut terpenuhi sehingga mereka cenderung puas ketika menggunakan sistem tersebut. Oleh karena itu persepsi manfaat berpengaruh terhadap kepuasan penggunaan sistem informasi akuntansi pada Coffee Shop di Kabupaten Sleman. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut. H2: Persepsi manfaat berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi pada Coffee Shop di Kabupaten Sleman. Computer Self Efficacy Computer Self Efficacy didefinisikan sebagai penilaian kapabilitas dan keahlian komputer seseorang untuk melakukan tugastugas yang berhubungan dengan teknologi informasi (Compeau dan Higgins, 1995). Menurut Hong, et al. (dalam Jogiyanto, 2007),
PERSEPSI KEMUDAHAN PENGGUNAAN……………..…………………………………..……(Setyowati & Respati )
Computer Self Efficacy adalah penilaian individu mengenai kemampuannya dalam menggunakan komputer. Menurut Indriantoro (2000), Computer Self Efficacy adalah kemampuan individu dalam menggunakan aplikasi komputer, sistem operasi, penanganan file dan perangkat keras, penyimpanan data dan menggunakan tombol keyboard. Keahlian seseorang dalam menggunakan komputer merupakan acuan dari individu dalam konteks penggunaan teknologi informasi. Self efficacy pada didasarkan pada teori kognitif sosial yang dikembangkan oleh Bandura (1986) yang didefinisikan sebagai kepercayaan seseorang yang mempunyai kemampuan untuk melakukan perilaku tertentu. Bandura menyatakan bahwa self efficacy yang dirasakan seseorang, memainkan peranan penting dalam mempengaruhi motivasi dan perilaku (Igbaria dan Iivari, 1995). Hal ini bukan merupakan judgement pada masa lalu seseorang dalam menggunakan komputer, tetapi menyangkut judgement yang akan dilakukan pada masa depan. Seseorang yang mempunyai self efficacy tinggi maka akan selalu dapat mengendalikan dirinya dengan baik dan mempunyai kinerja yang baik demikian sebaliknya seseorang dengan self efficacy rendah cenderung tidak dapat mengendalikan diri sehingga kinerja lebih jelek. Computer Self Efficacy diukur dengan menggunakan tiga dimensi CSE, yaitu magnitude, strength dan generalizability. Sebagaimana disebutkan oleh Compeau dan Higgins (1995) bahwa: First, the magnitude of computer self-efficacy refers to the levels of support needed. Users who possess high magnitude believe that they can accomplish tasks with less support. Second, the strength of computer self-efficacy is the confidence in beliefs of their capabilities in using computers. Lastly, the generalizability refers to the levels of beliefs in using computers in various platforms such as various software and operating systems. Artinya, dimensi pertama adalah magnitude dari Computer Self Efficacy yang mengacu pada tingkatan kemampuan dalam penggunaan komputer tanpa bantuan. Individu yang mempunyai magnitude yang tinggi memiliki keyakinan untuk mampu menyelesaikan tugas-tugas dengan sedikit bantuan orang lain. Dimensi kedua yakni
strength, mengacu pada tingkat kepercayaan individu untuk mampu menyelesaikan tugastugas komputasi dengan baik. Dimensi terakhir adalah generalizability yang mengacu pada kemampuan menggunakan komputer dengan beragam platform yang berbeda, misal paketpaket software atau sistem operasi yang berbeda. Studi tentang Computer Self Efficacy ini penting dalam rangka untuk menentukan perilaku individu dan kinerja dalam penggunaan teknologi informasi (Compeau dan Higgins, 1995). Computer Self Efficacy dipandang sebagai salah satu variabel yang penting untuk studi perilaku individual dalam bidang teknologi informasi (Agarwal et al., 2000). Jadi, Computer Self Efficacy merupakan sebuah variabel penting dalam penelitian teknologi informasi. Sebab, konsep Computer Self Efficacy merupakan sebuah konsep yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan masing-masing individu, khususnya dalam hal penggunaan sistem informasi akuntansi. Computer self efficacy menggambarkan persepsi individu tentang kemampuannya menggunakan sistem informasi untuk menyelesaikan tugas-tugas seperti menggunakan paket-paket software untuk menyelesaikan tugas lainnya (Suharno et al., 2014). Kemampuan dalam mengoperasikan program komputer dapat mendorong karyawan Coffee Shop memberikan pendapat mengenai kemudahan penggunaan sistem informasi yang ada. Bekerja dengan suatu sistem yang mampu menghasilkan kinerja yang baik serta cara mengoperasikannya tidak menimbulkan kesulitan akan membuat karyawan Coffee Shop berpendapat bahwa sistem tersebut mudah digunakan. Dengan kemudahan yang diberikan oleh sistem tersebut membuat karyawan senang untuk mengoperasikannya dan cenderung untuk tetap menggunakannya. Computer self efficacy dapat membantu pengguna untuk menilai apakah suatu sistem informasi itu lebih fleksibel, mudah dipahami dan mudah pengoperasiannya. Seseorang karyawan Coffee Shop yang memiliki computer self efficacy tinggi akan mudah untuk beradaptasi dengan teknologi yang baru dan tidak mengalami kesulitan dalam mengoperasikannya sehingga beranggapan sistem tersebut mudah. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa computer self
69
JRAK, Volume 13, No 1 Februari 2017
efficacy berpengaruh terhadap kepuasan penggunaan sistem informasi akuntansi pada Coffee Shop di Kabupaten Sleman. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut. H3: Computer self efficacy berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi pada Coffee Shop di Kabupaten Sleman.
METODA PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang hendak diteliti adalah karyawan coffee shop yang memakai sistem informasi akuntansi. Jumlah coffee shop yang ada di Kabupaten Sleman tidak terdata secara resmi, sehingga jumlah populasi karyawan coffee shop tidak dapat diketahui secara pasti. Dalam penelitian ini karena jumlah coffee shop di Kabupaten Sleman tidak dapat diketahui secara pasti, maka jumlah sampel penelitian ini ditentukan dengan metode sensus atau sampel jenuh. Artinya, karyawan pengguna sistem informasi akuntansi dari seluruh coffee shop yang ada digunakan sebagai sampel penelitian. Hal ini didasarkan pada pendapat Sugiyono (2007) yang menyatakan jika jumlah populasi sedikit maka seluruh populasi yang ada digunakan sebagai sampel penelitian. Jumlah pengguna sistem informasi akuntansi yang dipilih dari setiap coffee shop dapat berjumlah lebih dari satu. Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik snowball sampling. Menurut Sekaran (2003), snowball sampling adalah pengambilan sampel yang diibaratkan seperti bola salju yang menggelinding yang semakin lama semakin besar. Penentuan sampel dengan teknik snowball sampling dilakukan dengan memilih satu sampel coffee shop lalu secara berurutan sedikit demi sedikit mencari informasi mengenai coffee shop lain yang menyusun laporan keuangan dengan menggunakan sistem informasi akuntansi terkomputerisasi untuk ditambahkan sebagai responden penelitian. Variabel Penelitian Variabel penelitian yang diteliti adalah variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen adalah variabel yang
70
dipengaruhi, yang dalam penelitian ini adalah variabel kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi, yang dalam penelitian ini adalah persepsi kemudahan penggunaan, persepsi manfaat dan computer self efficacy. Variabel kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi diukur dengan indikator menurut Doll dan Torkzadeh (Dastgir dan Mortezaie, 2012) yang meliputi: a. Kepuasan pengguna terhadap isi informasi (content). b. Kepuasan pengguna terhadap akurasi data (accuracy). c. Kepuasan pengguna terhadap bentuk tampilan (format). d. Kepuasan pengguna terhadap kemudahan operasional (ease). e. Kepuasan pengguna terhadap ketepatan waktu (timeliness). Variabel persepsi kemudahan penggunaan diukur dengan indikator dari Davis (1989) yang meliputi: a. Mudah dipelajari b. Dapat dikendalikan dengan mudah c. Jelas dan dapat dimengerti d. Fleksibel digunakan e. Cepat terampil menggunakannya f. Mudah dipakai Variabel persepsi manfaat diukur dengan indikator menurut Davis (1989) yang meliputi: a. Pekerjaan selesai lebih cepat b. Meningkatkan performansi kerja c. Produkvitas kerja meningkat d. Efektivitas kerja meningkat e. Menjadikan pekerjaan lebih mudah f. Bermanfaat Variabel computer self efficacy diukur dengan indikator menurut Compeau dan Higgins (1995) yang meliputi: a. Magnitude b. Strength c. Generalizability Teknik Analisis Data Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis pengaruh persepsi kemudahan penggunaan, persepsi manfaat dan computer self-efficacy terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda.
PERSEPSI KEMUDAHAN PENGGUNAAN……………..…………………………………..……(Setyowati & Respati )
Model regresi berganda dalam penelitian ini adalah: KPSIA = a + b1PKP + b2PM + b3CSE + e Keterangan : KPSIA a bi PKP PM CSE e
: Kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi : Konstanta : Koefisien regresi : Persepsi kemudahan penggunaan : Persepsi manfaat : Computer self efficacy : Error
Tahap selanjut dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t dan koefisien determinansi. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakteristik Responden Karakteristik karyawan coffee shop pengguna sistem informasi akuntansi di Kabupaten Sleman yang menjadi responden dipaparkan pada Tabel 1. Tabel 1. Deskripsi Responden Karakteristik Jumlah Persentase Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Umur < 21 tahun 21 – 30 tahun < 30 – 40 tahun > 40 tahun Tingkat Pendidikan SMA/sederajat Diploma Sarjana Pascasarjana Jenis Pendidikan Ekonomi Teknik Lainnya Lama Pakai SIA < 1 tahun 1 – 3 tahun > 3 tahun Pengembangan SIA Mengembangkan sendiri Membeli sistem jadi Keduanya
Statistik Deskriptif Adapun deskripsi data meliputi nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai minimum dan maksimum setiap variabel penelitian dapat dilihat pada statistik deskriptif yang tersaji dalam Tabel 2. Tabel 2. Statistik Deskriptif Variabel Persepsi Kemudahan Penggunaan Persepsi Manfaat Computer SelfEfficacy Kepuasan Pengguna SIA
Mean
Std. Deviasi
Min.
Maks.
3,41
0,71
1,80
4,80
2,88
0,83
1,50
4,50
2,93
0,91
1,00
4,33
2,74
0,90
1,33
4,67
Analisis Regresi Berganda Analisis regresi ganda dilakukan untuk menguji pengaruh persepsi kemudahan penggunaan, persepsi manfaat dan computer self-efficacy terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi. Hasil perhitungan analisis regresi berganda dengan software SPSS disajikan pada Tabel 3.
15 18
45,5% 54,5%
6 21 6 0
18,2% 63,6% 18,2% 0,0%
0 6 27 0
0,0% 18,2% 81,8% 0,0%
Konstanta Persepsi Kemudahan Penggunaan Persepsi Manfaat Computer Self-Efficacy R Square = 0,734
24 0 9
72,7% 0,0% 27,3%
Uji Hipotesis
9 21 3
27,3% 63,6% 9,1%
0 12 21
0,0% 36,4% 63,6%
Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Berganda Variabel
Koefisien Regresi 1,061
P value 0,001
0,433
0,000
0,285 0,099
0,008 0,356
Pengujian Hipotesis Pertama Hasil analisis regresi ganda menunjukkan bahwa variabel Persepsi Kemudahan Penggunaan memiliki koefisien regresi sebesar 0,433 dengan nilai probabilitas atau p value sebesar 0,000. Oleh karena koefisien regresi bertanda positif dan p value < 0,01 maka persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
71
JRAK, Volume 13, No 1 Februari 2017
kepuasan akuntansi.
pengguna
sistem
informasi
Pengujian Hipotesis Kedua Hasil analisis regresi ganda menunjukkan bahwa variabel Persepsi Manfaat memiliki koefisien regresi sebesar 0,285 dengan nilai probabilitas atau p value sebesar 0,008. Oleh karena koefisien regresi bertanda positif dan p value < 0,01 maka persepsi manfaat berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi. Pengujian Hipotesis Ketiga Hasil analisis regresi ganda menunjukkan bahwa variabel Computer Self-Efficacy memiliki koefisien regresi sebesar 0,099 dengan nilai probabilitas atau p value sebesar 0,356. Oleh karena koefisien regresi bertanda positif tetapi p value > 0,01 maka computer self-efficacy tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi. Hasil koefisien determinasi (R2) pada Tabel 3 menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,734. Artinya, 73,4% kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi dipengaruhi oleh persepsi kemudahan penggunaan, persepsi manfaat, dan computer self-efficacy, sedangkan sisanya sebesar 26,6% kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti atau di luar ketiga variabel tersebut.
PEMBAHASAN Hasil uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi di kalangan karyawan coffee shop di Kabupaten Sleman. Artinya, semakin mudah menggunakan sistem informasi akuntansi menurut pengguna maka akan menyebabkan kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi juga akan meningkat. Karyawan yang beranggapan bahwa sistem yang dioperasikan itu mudah dipelajari, dapat dikendalikan dengan mudah, jelas dan dapat dimengerti, fleksibel digunakan, cepat terampil menggunakannya dan secara keseluruhan
72
mudah dipakai, maka mereka terus menggunakan sistem tersebut. Kemudahan tersebut akan membuat karyawan merasa harapan mereka terhadap sistem tersebut telah terpenuhi sehingga mereka akan merasa puas. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Doll dan Torkzadeh (dalam Dastgir dan Mortezaie, 2012), Hasil uji hipotesis kedua menunjukkan bahwa persepsi manfaat berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi. Artinya, manfaat menggunakan sistem informasi akuntansi semakin tinggi menyebabkan kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi juga akan meningkat. Seseorang yang memiliki persepsi manfaat yang tinggi dalam arti pekerjaan selesai lebih cepat, kinerja meningkat, produkvitas meningkat, bekerja lebih efektif, menjadikan pekerjaan lebih mudah dan secara keseluruhan bermanfaat maka akan termotivasi untuk menggunakan sistem tersebut sehingga mampu meningkatkan performa kerjanya. merasa bahwa harapan mereka terhadap sistem tersebut terpenuhi sehingga mereka akan puas ketika menggunakan sistem tersebut. Hasil uji hipotesis ketiga menunjukkan bahwa Computer Self-Efficacy tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi. Artinya, jika semakin tinggi computer self-efficacy pengguna sistem informasi akuntansi maka sistem informasi akuntansi tidak mengakibatkan meningkatnya kepuasan pengguna. Dengan kata lain, tingginya kapabilitas dan keahlian komputer untuk melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan teknologi informasi tidak menyebabkan karyawan coffee shop merasa dalam menggunakan sistem informasi akuntansi. Kemampuan dalam mengoperasikan program komputer yang mencakup tingkat kapabilitas yang diharapkan dalam penggunaan komputer, kemampuan menyelesaikan tugas-tugas komputasi dengan baik dan kompetensi menggunakan paketpaket software dan sistem komputer yang berbeda dapat mendorong karyawan merasa puas dalam memakai sistem informasi akuntansi. Hal ini disebabkan karena seseorang yang memiliki computer self efficacy tinggi akan mudah untuk beradaptasi dengan teknologi yang baru dan tidak
PERSEPSI KEMUDAHAN PENGGUNAAN……………..…………………………………..……(Setyowati & Respati )
mengalami kesulitan dalam mengoperasikannya sehingga beranggapan sistem tersebut mudah. Ives, Olson, dan Baroudi (dalam Koeswoyo, 2006) menemukan bahwa selain kualitas produk dari sistem informasi, ada faktor lain yang berpengaruh terhadap kepuasan pemakai informasi, yaitu tingkat pengetahuan mengenai sistem informasi. Faktor ini merupakan perluasan dari dimensi kepuasan sistem informasi yang sebelumnya hanya menitikberatkan pada kualitas produk informasi.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi. Artinya, pengguna akan lebih puas dalam menggunakan sistem informasi akuntansi untuk mengelola data keuangan jika mereka dapat dengan mudah menggunakan sistem informasi akuntansi. Oleh karena koefisien positif sebesar 0,433 dan signifikan pada level 1% maka hipotesis penelitian secara statistik terdukung. 2. Persepsi manfaat (perceived usefulness) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi. Artinya, jika DAFTAR REFERENSI Agarwal, R., V. Sambamurthy and R. M. Stair, (2000). “Research Report: The Solving Relationship between General and Specific Computer Self Efficacy: An Empirical Assessment.” Information Systems Research, 11(4). Ajzen, I. and M. Fishbein. 1980. Understanding Attitudes and Predicting Social Behavior. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall. Amijaya, G. R. 2010. Pengaruh Persepsi Teknologi Informasi, Kemudahan, Risiko dan Fitur Layanan terhadap Minat Ulang Nasabah Bank dalam Menggunakan Internet Banking (Studi pada Nasabah Bank BCA). Skripsi (Tidak diterbitkan),
seseorang merasa yakin bahwa sistem informasi akuntansi berguna maka dia akan merasa puas menggunakannya. Oleh karena koefisien positif sebesar 0,285 dan signifikan pada level 1% maka hipotesis penelitian secara statistik terdukung. 3. Computer self efficacy tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan penggunaan sistem informasi akuntansi. Artinya, tinggi rendahnya kemampuan pengguna dalam mengoperasikan komputer tidak menyebabkan pengguna puas dalam memakai sistem informasi akuntansi. Oleh karena koefisien positif sebesar 0,938 tetapi tidak signifikan pada level 1% maka hipotesis penelitian secara statistik tidak terdukung. Keterbatasan Penelitian ini tidak lepas dari adanya kekurangan dan keterbatasan. Salah satu keterbatasannya adalah penelitian ini tidak membahas secara spesifik mengenai sistem informasi akuntansi yang digunakan. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran yang dapat diberikan pada penelitian selanjutnya diharapkan untuk membahas secara spesifik mengenai sistem informasi akuntansi yang digunakan. Fakultas Ekonomi, Diponegoro, Semarang.
Universitas
Auraningtyas, S., 2012. Pengaruh Computer Self Efficacy, Persepsi Manfaat dan Persepsi Kemudahan Penggunaan Terhadap Kepuasan Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi: Studi Kasus pada Karyawan Bagian Keuangan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta. Bodnar, G. H., and W. S. Hopwood, (2006). Accounting Information System, diterjemahkan oleh J. A. Saputra dan L. Setiawati. Yogyakarta : Penerbit ANDI. Bandura, A., 1986. “Self-Efficacy Mechanism in Human Agency.” American Psychologist, 37(2): 122-147.
73
JRAK, Volume 13, No 1 Februari 2017
Chai, L., and P. A. Pavlou, 2004. “From ‘Ancient’ to ‘Modern’: a Cross-cultural Investigation of Electronic Commerce Adoption in Greece and the United States.” Journal of Enterprise Information Management, 17(6): 416-423. Chuttur, M. Y. 2009. “Overview of the Technology Acceptance Model: Origins, Developments and Future Directions,” Indiana University, USA. Sprouts: Working Papers on Information Systems, 9(37). Compeau, D. R., and C. A. Higgins. 1995. “Computer Self-Efficacy: Development of a Measure and Initial Test.” MIS Quarterly. 19 (2): 189-211. Dastgir, M., and A. S. Mortezaie. 2012. “Factors Affecting The End-User Computing Satisfaction.” Business Intelligence Journal, 5(2): 292-298. Davis, F. D., (1989). “Perceived Usefulness, Perceived Ease Of Use, and User Acceptance of Information Technology.” MIS Quarterly, 13(3): 319-340. DeLone, W. H., and E. R. McLean. 1992. “Information Systems Success: The Quest for the Dependent Variable.” Information Systems Research 3(1):60-95. Fullah, Latif dan Sevenpri Candra. 2012. Pengaruh Persepsi Manfaat, Kemudahan Penggunaan, Resiko, dan Kepercayaan terhadap Minat Nasabah dalam Menggunakan Internet Banking BRI (Studi Kasus: Seluruh Nasabah Bank BRI Jakarta). Tesis (Tidak diterbitkan), Universitas Bina Nusantara. Guimaraes, T., S. D. Staples, and J. D. McKeen. 2003. “Empirically Testing Some Main User-related Factors for Systems Development Quality.” The Quality Management Journal,10(4): 3954. Husein, M. F. dan W. Amin. 2000. Sistem Informasi Manajemen, Edisi Revisi, Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
74
Igbaria, M., and S. A. Iivari. 1995. “Correlates of User Satisfaction with End User Computing.” Information & Management, 19(2): 73-82. Indriantoro, N., (2000). “Pengaruh Computer Anxiety Terhadap Keahlian Dosen dalam Penggunaan Komputer”. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol. 4 No. 2. Desember. Jogiyanto, 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta: Andi Offset. Koeswoyo, F., 2006. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pemakai Software Akuntansi (Studi Empiris pada Perusahaan Pemakai Software Akuntansi K-System di Pulau Jawa), Tesis (Tidak diterbitkan), Magister Sains Akuntansi, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Maharsi, S., dan Y. Mulyadi, 2007. Faktorfaktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Menggunakan Internet Banking dengan Menggunakan Kerangka Technology Acceptance Model (TAM). Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra. http://puslit.petra.ac.id/ journals/ accountting. Montazemi, A. R., (1998). “Factors Affecting Information Satisfaction In The Context of Small Business Environment.” MIS Quarterly, 12(2): 239-258. Myers, B. L., L. A. Kappelman, and V. R. Prybutok, (2007). “A Comprehensive Model for Assessing the Quality of the Information System Function: Toward a Theory for Information System Assessment.” Information Resource Management Journal, 10(1): 6-25. Sekaran, U. 2003. Research Methods for Business, New York: John Wiley & Sons. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
PERSEPSI KEMUDAHAN PENGGUNAAN……………..…………………………………..……(Setyowati & Respati )
Suharno, Endang Siti Astuti, Kusdi Raharjo dan Kertahadi, 2014. “The Effect Of Computer Self-Efficacy Toward System Quality, Information Quality, Service Quality, Usage, User Satisfaction, and Individual Impact (A Study on University Students Using the E-Learning System at Kopertis III Jakarta)”. Journal of Information Engineering and Applications, 4 (4): 31-40.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa. Widjayanto, N. 2001. Sistem Akuntansi, Jakarta: Erlangga.
Informasi
75