Pengaruh Kepercayaan, Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan, dan Persepsi Keamanan Terhadap Minat Penggunaan Transaksi Online Disusun Oleh: Tania Yolandia Larasati Kuswanto Dr. Zaki Baridwan, Ak., CA., CPA. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Jl. MT. Haryono 165, Malang Email:
[email protected] atau
[email protected] Abstract This study tries to examine factors that influence the intention of using online transactions by modifying Technology Acceptance Model (TAM) developed by Davis in 1989. The survey to obtain data of this research was carried out on 220 university students majoring in Accounting of Economic and Business Faculty of Brawijaya University who had the experience of using online transaction as the respondent. The data was analyzed using Partial Least Square (PLS) ver. 2.0M3. The result of the analysis shows that the construct of trust, perceived usefulness, perceived ease of use, and perceived security affect the intention of using online transactions. The implications of this research are relevant for online businesses to give more attention especially in factors of trust, perceived usefulness, perceived ease of use, and perceived security, so they can improve their services. Keywords: Technology Acceptance Model (TAM), Trust, Perceived Security, Intention, Online Transaction. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi minat untuk menggunakan transaksi online dengan memodifikasi model Technology Acceptance Model (TAM) yang dikembangkan oleh Davis pada tahun 1989. Penelitian ini menggunakan metode survei untuk memperoleh data. Responden penelitian ini sebanyak 220 mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang pernah melakukan transaksi online. Peneliti menggunakan Partial Least Square (PLS) versi 2.0M3 untuk menguji data penelitian. Hasil analisis data menunjukkan bahwa konstruk kepercayaan, persepsi manfaat, persepsi kemudahan, dan persepsi keamanan berpengaruh terhadap minat untuk menggunakan transaksi online. Implikasi dari penelitian ini relevan bagi pihak pelaku bisnis online dan manajemen agar memperhatikan kembali faktor kepercayaan,
persepsi manfaat, persepsi kemudahan, dan persepsi keamanan untuk meningkatkan layanan bertransaksi online. Kata Kunci: Technology Acceptance Model (TAM), Kepercayaan, Persepsi Keamanan, Minat, Transaksi Online.
PENDAHULUAN Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang dapat membantu melakukan dan menyelesaikan pekerjaan ataupun tugas-tugas yang berhubungan dengan informasi (Haag dan Keen, 1996). Dalam perkembangannya, teknologi informasi berpengaruh besar untuk organisasi-organisasi modern dalam membuat keputusan, sehingga hal ini menyebabkan semua pekerjaan yang ada pada organisasi tersebut dapat terselesaikan secara cepat, akurat, dan efisien (Wardiningsih, 2009). Namun sejalan dengan perkembangannya, pengguna juga membutuhkan adanya inovasi teknologi informasi yang lebih canggih. Oleh karena itu, para peneliti berupaya untuk menciptakan suatu inovasi dalam bidang teknologi informasi yang saat ini dikenal dengan internet. Menurut Sidharta (1996), internet merupakan sumber informasi dan dipandang sebagai perpustakaan multimedia yang sangat lengkap, luas, dan mudah untuk dijangkau karena hampir semua aspek kegiatan masyarakat terdapat di internet. Banyaknya manfaat yang diberikan oleh internet menyebabkan para pengguna menggunakan internet sebagai media untuk melakukan transaksi jual-beli secara online. Transaksi online adalah aktivitas jual-beli yang dilakukan oleh penjual dan pembeli dimana menggunakan internet sebagai media penghubung. Menurut Purbo dan Wahyudi (2001), faktor utama yang menjadi penyebab perkembangan transaksi secara online adalah karena segala transaksi yang dibutuhkan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Selain itu terdapat beberapa faktor pendukung lainnya, yaitu yang pertama adalah jumlah pengguna internet yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dibuktikan dengan hasil riset nasional yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan PusKaKom UI yang menyebutkan bahwa selama tahun 2014 menunjukkan kenaikan pertumbuhan pengguna internet sebesar 16,2 juta pengguna dari tahun sebelumnya, yaitu dari 71,9 juta menjadi 88,1 juta pengguna (http://www.apjii.or.id/). Karena meningkatnya jumlah pengguna internet, maka para pelaku bisnis berlomba-lomba untuk menjalankan bisnisnya secara online. Kedua, meningkatnya daya beli masyarakat melalui internet. Hal ini sesuai dengan hasil riset nasional oleh APJII yang menyebutkan bahwa pada tahun 2014 transaksi jual-beli secara online yang saat ini sedang marak terjadi telah
mengalami kenaikan pengguna sebesar 6% dari tahun sebelumnya, yaitu 5% menjadi 11% (http://www.apjii.or.id/). Ketiga, inovasi dari teknologi informasi yang lebih mudah, cepat, dan murah dimana internet tidak hanya dapat diakses melalui komputer saja, namun saat ini dapat dilakukan melalui telepon genggam (handphone). Dengan menggunakan handphone, para pengguna dapat mengakses internet selama 24 jam dan dimanapun mereka berada. Manfaat yang diperoleh dari aktivitas transaksi online sangatlah banyak, baik bagi pelaku bisnis maupun konsumen. Namun banyaknya keuntungan yang diperoleh dalam melakukan aktivitas transaksi online ternyata belum dapat menarik perhatian pengguna internet secara keseluruhan meskipun dari tahun ke tahun masyarakat yang melakukan transaksi ini telah mengalami kenaikan sedikit demi sedikit. Sehingga penting bagi para pelaku bisnis untuk mempelajari mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat konsumen dalam menggunakan transaksi online. Terdapat beberapa teori yang membahas tentang faktor- faktor yang mempengaruhi minat keperilakuan individu. Salah satunya adalah Technology Acceptance Model (TAM) yang diperkenalkan oleh Davis (1989) dalam penelitiannya mengenai penerimaan teknologi informasi terhadap penggunaan komputer (Rahmawati, 2010). TAM merupakan model teori yang digunakan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan individu atas penggunaan sistem informasi berbasis teknologi. Konstruk utama yang terdapat dalam TAM adalah persepsi manfaat dan persepsi kemudahan dimana kedua konstruk ini dapat mempengaruhi minat konsumen dalam menggunakan transaksi berbasis online. Hal ini didukung oleh Jogiyanto (2007) yang menjelaskan bahwa individu akan berminat untuk menggunakan suatu teknologi jika merasa sistem teknologi tersebut bermanfaat dan mudah dalam penggunaannya. Telah banyak peneliti terdahulu yang menjadikan Technology Acceptance Model (TAM) sebagai landasan untuk penelitiannya. Yaobin dan Tao (2007) melakukan penelitian tentang kepercayaan awal konsumen pada toko online di China. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan dan persepsi manfaat mempunyai pengaruh positif terhadap minat pembelian pada toko online. Sin et. al. (2012) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat konsumen untuk melakukan pembelian secara online melalui website sosial media di Malaysia dengan memodifikasi Technology Acceptance Model (TAM). Selain variabel utama yang adalah pada TAM, Sin et. al. (2012) menambahkan variabel eksternal sebagai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap minat konsumen untuk bertransaksi online, yaitu norma subyektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh variabel dalam penelitian Sin et. al. (2012) berpengaruh positif terhadap minat konsumen untuk bertransaksi online. Meskaran et. al. (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh kepercayaan dan persepsi keamanan terhadap minat pembelian secara online di
Malaysia. Hasil penelitian ini mengimplikasikan bahwa adanya hubungan signifikan dan positif antara persepsi keamanan dan variabel-variabel lainnya dalam penelitian dengan minat penggunaan transaksi online. Berdasarkan fenomena tersebut, maka peneliti ingin meneliti faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi minat penggunaan transaksi online. Penelitian ini didasarkan pada penelitian yang telah dilakukan oleh Yaobin dan Tao (2007), Sin et. al. (2012), serta Meskaran et. al. (2013). Peneliti ingin menguji apakah hasil penelitian akan sama jika menggunakan sampel yang berbeda. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yaobin dan Tao (2007), peneliti mengambil satu variabel yang dapat mempengaruhi minat penggunaan transaksi online, yaitu variabel kepercayaan (trust). Untuk penelitian yang dilakukan oleh Sin et. al. (2012), peneliti mengambil dua variabel yang dapat mempengaruhi minat penggunaan transaksi online, yaitu variabel persepsi manfaat (usefulness) dan persepsi kemudahan (ease to use) yang merupakan konstruk utama dari salah satu teori sistem informasi keperilakuan yang dikenal dengan Technology Acceptance Model (TAM), sedangkan untuk penelitian yang dilakukan oleh Meskaran, et al (2013), peneliti mengambil satu variabel yang dapat mempengaruhi minat penggunaan transaksi online, yaitu variabel persepsi keamanan (security). Peneliti akan menggabungkan variabel-variabel yang ada pada ketiga penelitian tersebut. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah yang diteliti, yaitu: 1) Apakah kepercayaan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan transaksi online?, 2) Apakah persepsi manfaat berpengaruh positif terhadap minat penggunaan transaksi online?, 3) Apakah persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan transaksi online?, 4) Apakah persepsi keamanan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan transaksi online?. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi Teknologi informasi dalam perkembangannya sangat berperan penting dalam kemajuan sistem informasi akuntansi karena segala sesuatu yang berhubungan dengan informasi mudah didapatkan (Sunarta dan Astuti, 2005). Menurut Martin, Brown, De Hayes, Hoffer, dan Perkins (2005) dalam Suyanto (2005:8), teknologi informasi adalah gabungan dari teknologi komputer yang terdiri atas hardware dan software dengan teknologi komunikasi yang berguna untuk mengolah, menyimpan, dan menjadikan data sebagai informasi yang berguna, sedangkan Wardiana (2002) berpendapat bahwa teknologi informasi adalah suatu teknologi yang berfungsi untuk mengolah data baik memproses, mendapatkan, menyimpan data dengan segala cara guna menghasilkan informasi yang berkualitas dan dapat secara efektif serta efisien
digunakan untuk pengambilan keputusan oleh individu, pemerintah, maupun pelaku bisnis. Peran teknologi dalam sistem informasi akuntansi sangat penting karena pemrosesan dan pengolahan data-data menjadi suatu informasi dapat diperoleh secara cepat, tepat, efektif, dan efisien yang berguna untuk pengambilan keputusan. Sistem Informasi Akuntansi berbasis Teknologi adalah suatu sistem yang dapat memproses, mengolah, dan menyebarkan informasi yang berkaitan dengan akuntansi dimana dapat dilakukan secara lebih cepat dan ekonomis (Artha, 2011), sedangkan menurut Dewi (2015), sistem informasi akuntasi berbasis teknologi merupakan suatu sistem yang dioperasikan dengan menggunakan teknologi sebagai basis untuk menghasilkan informasi-informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan berbagai pihak yang berkepentingan. Kecanggihan sistem informasi dan teknologi juga mempengaruhi dunia bisnis salah satunya dalam aktivitas transaksi online yang saat ini sedang marak dilakukan. Model Teori Sistem Infomasi Keperilakuan Menurut Jogiyanto (2007), sistem informasi keperilakuan adalah suatu sistem yang dapat menjelaskan mengenai faktor-faktor keperilakuan dalam diri individu terhadap hubungannya dengan sistem informasi yang bersangkutan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor-faktor keperilakuan dari individu yang dapat mempengaruhi minat konsumen dalam menggunakan transaksi online. Dalam hal ini, faktor-faktor yang diteliti adalah kepercayaan, persepsi manfaat, persepsi kemudahan, dan persepsi keamanan. Faktor-faktor tersebut diteliti guna untuk mendukung dan memperkuat bukti empiris dari penelitian sebelumnya mengenai pengaruhnya terhadap minat penggunaan transaksi online. Beberapa varibel dalam penelitian ini didasarkan pada teori sistem informasi keperilakuan, yaitu Technology Acceptance Model (TAM) yang telah dimodifikasi. Variabel yang diadopsi dari TAM adalah persepsi manfaat dan persepsi kemudahan. Sedangkan untuk variabel kepercayaan dan persepsi keamanan digunakan sebagai konstruk tambahan. Technology Acceptance Model (TAM) adalah model teori perilaku yang dikembangkan oleh Davis pada tahun 1989. Tujuan dari TAM adalah untuk memberikan kerangka dasar dalam mengamati dan menelusuri pengaruh faktor eksternal terhadap minat keperilakuan. Model ini dapat menjelaskan mengenai beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan individu terhadap suatu sistem teknologi informasi. TAM merupakan adaptasi dari Theory of Reasoned Action (TRA) yang dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen pada tahun 1975. Dalam pengembangannya, TAM menambahkan dua konstruk ke model TRA, yaitu persepsi manfaat dan persepsi kemudahan. Teori TAM menjelaskan bahwa minat perilaku individu dipengaruhi oleh sikapnya terhadap penerimaan suatu produk yang
kemudian dipengaruhi oleh manfaat yang dirasakan dan kemudahan penggunaan atas produk yang bersangkutan. Kerangka Konseptual Penelitian Kerangka konseptual dalam penelitian ini merupakan penggabungan dari beberapa variabel dalam tiga penelitian terdahulu yang menguji tentang kepercayaan awal konsumen pada toko online di China (Yaobin dan Tao, 2007), faktor-faktor yang mempengaruhi minat konsumen untuk melakukan pembelian secara online melalui website sosial media di Malaysia (Sin et. al., 2012), dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat konsumen untuk melakukan pembelian secara online melalui website sosial media di Malaysia (Meskaran et. al., 2013). Peneliti menggabungkan beberapa variabel independen yang berhubungan secara signifikan terhadap variabel dependen berdasarkan ketiga penelitian terdahulu tersebut. Peneliti menguji pengaruh kepercayaan, persepsi manfaat, persepsi kemudahan, dan persepsi keamanan terhdap minat penggunaan transaksi online. Adapun model penelitian ini dapat dijelaskan pada gambar 2.1. Gambar 2.3 Model Penelitian
Yaobin dan Tao (2007)
Kepercayaan
Persepsi Manfaat Sin et. al. (2012) Persepsi Kemudahan
Meskaran et. al. (2013)
Persepsi Keamanan
Minat Penggunaan
Perumusan dan Pengembangan Hipotesis 1. Konsep Minat Penggunaan Transaksi Online Jogiyanto (2007:116) berpendapat bahwa minat merupakan keinginan yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu hal tertentu. Suryabrata (2002) menyebutkan bahwa minat adalah suatu perasaan suka dan tertarik pada diri seseorang akan suatu hal. Pada dasarnya minat merupakan suatu bentuk penerimaan oleh individu terhadap sesuatu hal diluar dirinya dimana semakin kuat penerimaan oleh individu tersebut, maka semakin besar pula minat yang dimiliki. Minat seseorang untuk menggunakan sistem teknologi informasi dalam memenuhi kebutuhannya sangat dipengaruhi oleh keyakinan oleh individu itu sendiri akan kegunaan sistem teknologi informasi (Thompson et. al., 1991). Menurut Arini (2010), beberapa penelitian terdahulu mengindikasikan bahwa minat dalam menggunakan sistem teknologi informasi merupakan salah satu indikator yang layak untuk mengukur penggunaan sistem teknologi informasi di masa yang akan datang. 2. Hipotesis Pengaruh Kepercayaan (trust) Terhadap Minat Penggunaan Transaksi Online Menurut Rofiq (2007), kepercayaan merupakan suatu keyakinan seseorang akan suatu hal dimana hal tersebut diyakini dapat memenuhi kewajibannya dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Kepercayaan merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi keberhasilan dari transaksi online. Karena suatu transaksi yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih tidak akan terjadi jika tidak ada kepercayaan dan kesepakatan di masing-masing pihak. Beberapa penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa kepercayaan berpengaruh terhadap minat penggunaan transaksi online adalah penelitian yang dilakukan oleh Yaobin dan Tao (2007), Chang dan Chen (2008), Chiu et. al. (2008), Greenberg et. al. (2012), dan Juwaheer et. al (2012). Dari beberapa penelitian terdahulu tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan pengujian mengenai kepercayaan terhadap minat penggunaan transaksi online. Peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut: H1: Kepercayaan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan transaksi online. 3. Hipotesis Pengaruh Persepsi Manfaat (perceived of use) Terhadap Minat Penggunaan Transaksi Online Wibowo (2008:10) menyatakan bahwa persepsi manfaat merupakan suatu ukuran seberapa besar keyakinan bahwa penggunaan teknologi akan memberikan manfaat bagi penggunanya. Menurut viginsha (2011), jika konsumen memiliki persepsi yang baik mengenai sistem teknologi informasi yaitu yakin bahwa hal tersebut dapat memberikan manfaat, maka konsumen akan menggunakan sistem tersebut.
Sebaliknya, jika konsumen memiliki persepsi bahwa sistem teknologi informasi tersebut tidak dapat memberikan manfaat, maka konsumen tidak akan menggunakan sistem tersebut. Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa persepsi manfaat berpengaruh terhadap minat penggunaan transaksi online, yaitu Sin et. al. (2012), Kallanmarthodi dan Vaithiyanathan (2012), Jalal et. al. (2011), dan Jin et. al. (2014). Oleh karena itu, peneliti memilih untuk menguji pengaruh persepsi manfaat terhadap minat penggunaan transaksi online dengan merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut: H2: Persepsi Manfaat berpengaruh positif terhadap minat penggunaan transaksi online. 4. Hipotesis Pengaruh Persepsi Kemudahan (perceived ease of use) Terhadap Minat Penggunaan Transaksi Online Menurut Jogiyanto (2007), persepsi kemudahan adalah keyakinan yang dimiliki oleh individu bahwa dalam menggunakan suatu teknologi tidak memerlukan usaha yang keras. Jika individu yakin bahwa teknologi tersebut mudah untuk digunakan, maka ia akan menggunakannya. Sebaliknya, jika individu tersebut yakin bahwa penggunaan dari teknologi tersebut rumit, maka ia tidak akan menggunakannya. Berbagai studi empiris telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya dalam menguji hubungan antara persepsi kemudahan dengan minat penggunaan transaksi online, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Chiu et. al. (2008), Mandilas et. al. (2013), Lee et. al. (2000), dan Ramayah dan Ignatius (2005). Dari beberapa penelitian terdahulu tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan pengujian mengenai persepsi kemudahan terhadap minat penggunaan transaksi online. Peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut: H3: Persepsi Kemudahan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan transaksi online. 5. Hipotesis Pengaruh Persepsi Keamanan (perceived security) Terhadap Minat Penggunaan Transaksi Online Suprapto (2014) berpendapat bahwa keamanan merupakan kunci utama dalam mengevaluasi kualitas dari transaksi online dimana keamanan ini mencakup perlindungan mengenai privasi dan penipuan serta hal-hal lainnya yang melibatkan masalah informasi keuangan maupun non-keuangan. Jika seseorang menganggap bahwa transaksi online aman untuk dilakukan, maka individu yang bersangkutan akan melakukan transaksi online. Begitu pula sebaliknya, jika seseorang berpersepsi bahwa transaksi online tidak aman, maka orang tersebut tidak akan melakukan transaksi online.
Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa persepsi keamanan berpengaruh terhadap minat penggunaan transaksi online, yaitu Meskaran et. al. (2013), Juwaheer et. al. (2012), dan Yousafzai (2009). Oleh karena itu, peneliti memilih untuk menguji pengaruh persepsi keamanan terhadap minat penggunaan transaksi online dengan merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut: H4: Persepsi Keamanan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan transaksi online. METODE PENELITIAN Metode dan Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Hal ini dikarenakan penelitian ini menekankan pada pengujian signifikansi hubungan antar variabel dan menganalisis data melalui prosedur statistik (Indriantoro dan Supomo, 2009:12). Jenis penelitian ini adalah pengujian hipotesis (hypothesis testing) karena hipotesis yang digunakan sudah ditentukan di awal penelitian, yaitu memiliki hubungan positif. Indriantoro dan Supomo (2009:89) berpendapat bahwa hal ini bertujuan untuk menguji hipotesis dan menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan sebab-akibat antar konstruk-kontruk. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan pencatatan peristiwa, keterangan-keterangan, dan karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian (Agung, 2012:61). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode survei. Indriantoro dan Supomo (2009:152) menjelaskan bahwa metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan secara lisan maupun tertulis. Metode ini memerlukan adanya kontak atau hubungan antara peneliti dengan subyek (responden) penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan sehingga metode survei merupakan metode pengumpulan data primer berdasarkan komunikasi antara peneliti dengan responden. Data penelitian berupa data subyek yang menyatakan opini, sikap, pengalaman, atau karakteristik subyek penelitian secara individual atau secara kelompok. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan secara langsung kepada responden. Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab. Kuesioner merupakan suatu mekanisme pengumpulan data yang efisien jika peneliti mengetahui dengan tepat apa yang diperlukan dan bagaimana mengukur variabel
penelitian (Sekaran, 2006:82). Data yang dihasilkan dalam penelitian ini merupakan data primer dimana merupakan data yang diperoleh langsung dari tangan pertama. Peneliti mengadapsi item pertanyaan dalam kuesioner dari beberapa peneliti, yaitu Lallmahamood (2007), Maduku (2013), Perkins dan Annan (2012), serta Cheng et al. (2006) yang diadopsi oleh Al-Smadi (2012). Dalam membuat kuesioner, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menerjemahkan instrumen penelitian dari bahasa inggris menjadi bahasa Indonesia. b. Peneliti melakukan pilot test kuesioner dengan menyebarkan kuesioner sebanyak 50 kepada responden non-sampel untuk menguji apakah responden dapat memahami makna dari setiap item pertanyaan pada kuesioner dan dapat menjalankan instruksi pengisian kuesioner dengan tepat dan benar, serta untuk menguji atas validitas dan reabilitas dari kuesioner tersebut. c. Peneliti melakukan penyebaran kuesioner kepada sampel.
AVE K PM PKM PK MP
0.65491 0.78846 0.79682 0.63772 0.81466
Tabel 1 Tabel Algoritma (pilot test) Composite R Cronbachs Reliability Square Alpha 0.883223 0.822848 0.948914 0.932101 0.951263 0.935277 0.838073 0.709785 0.929399 0.68642 0.885245
Communa lity 0.654905 0.788458 0.796822 0.637721 0.81466
Redundan cy
0.38625
Sumber: Data Primer (Diolah) Keterangan: X1 = Kepercayaan, X2 = Persepsi Manfaat, X3 = Pesepsi Kemudahan, X4 = Persepsi Keamanan, Y = Minat
K1 K2 K3 K4
K 0.76227 0.88983 0.79557 0.78349
Tabel 2 Tabel Outer Loading (pilot test) PM PKM PK
MP
Sumber: Data Primer (Diolah) Keterangan: X1 = Kepercayaan, X2 = Persepsi Manfaat, X3 = Pesepsi Kemudahan, X4 = Persepsi Keamanan, Y = Minat
K PM1 PM2 PM3 PM4 PM5 PKM1 PKM2 PKM3 PKM4 PKM5 PK1 PK2 PK3 MP1 MP2 MP3
Tabel 3.2 (lanjutan) Tabel Outer Loading (pilot test) PM PKM PK 0.842472 0.929067 0.811875 0.904934 0.944098 0.888176 0.945241 0.912737 0.775219 0.931515 0.86179 0.87852 0.73141
MP
0.923736 0.932216 0.849509
Sumber: Data Primer (Diolah) Keterangan: X1 = Kepercayaan, X2 = Persepsi Manfaat, X3 = Pesepsi Kemudahan, X4 = Persepsi Keamanan, Y = Minat
Dari hasil pilot test yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa nilai yang terdapat dalam pengujian alogaritma dan outer loading telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas. Maka dari itu, peneliti dapat melanjutkan untuk melakukan penyebaran kuesioner kepada responden yang dipilih. Populasi dan Sampel Populasi adalah sekelompok orang atau peristiwa yang berkualitas dan memiliki karakteristik tertentu yang dipilih oleh peneliti untuk diinvestigasi dan ditarik kesimpulannya (Indriantoro dan Supomo, 2009:115). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Peneliti memilih mahasiswa sebagai populasi karena mahasiswa sering berinteraksi dengan internet dan telah banyak mahasiswa yang mengetahui dan melakukan transaksi online, sehingga peneliti ingin mengukur seberapa besar minat mahasiswa tersebut untuk melakukan transaksi online. Pemilihan populasi dalam mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya dikarenakan peneliti merupakan mahasiswa akuntansi yang melakukan penelitian mengenai akuntansi dan peneliti ingin mengetahui apakah persepsi peneliti sebagai mahasiswa akuntansi mengenai minat penggunaan transaksi online sama dengan persepsi mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya secara umum. Selain itu, lokasi penelitian mudah dijangkau, sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan pengambilan data. Jumlah mahasiswa aktif mulai dari angkatan 2012 sampai dengan 2015 adalah sejumlah 1074, jumlah ini didapat melalui data yang dimiliki oleh bagian recording Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Berdasarkan data tersebut, maka jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian adalah sejumlah 1074 responden. Sampel merupakan sebagian dari elemen populasi yang dapat digunakan oleh peneliti untuk menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya dengan kriteria mahasiswa yang pernah melakukan transaksi online. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sampling nonprobabilitas, yaitu berdasarkan kemudahan atau convenience sampling. Metode sampling nonprobabilitas adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Agung, 2012:41). Menurut Indrianto dan Supomo (2009:130) menyebutkan bahwa convenience sampling merupakan metode dengan pemilihan sampel dari elemen populasi (orang atau kejadian) yang datanya mudah diperoleh peneliti. Elemen populasi yang dipilih sebagai subyek sampel adalah tidak terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat dan murah. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus Slovin dalam menentukan jumlah sampel yang digunakan, yaitu: n= Keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi α = tarif signifikansi (5%) Dari rumus diatas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini peneliti membutuhkan jumlah sampel sebanyak 291. Definisi Konstruk, Indikator, dan Pengukuran Dalam penelitian ini terdapat lima konstruk, yaitu kepercayaan, persepsi manfaat, persepsi kemudahan, persepsi keamanan, dan minat. Dari keempat konstruk tersebut akan diuraikan indikator dari masing-masing konstruk. Item-item pernyataan pada kuesioner mendasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Lallmahamood (2007), Maduku (2013), Perkins dan Annan (2012), serta Cheng et al. (2006) yang diadopsi oleh Al-Smadi (2012).
Pengukuran indikator konstruk dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan tujuh titik mulai dari sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), agak tidak setuju (ATS), netral (N), agak setuju (AS), setuju (S), sampai dengan sangat setuju (SS).. Hal ini dilakukan dengan meminta responden untuk menjawab pertanyaan berupa pernyataan dengan memilih salah satu angka dari skala 1 sampai 7. Evaluasi Model Penelitian ini menggunakan pengujian model pengukuran konstruk reflektif pada jenjang First Order Construct (FOC) dimana merupakan hubungan teoritikal antara variabel laten dengan parameter yang diestimasi atau indikatornya (Jogiyanto dan Abdillah, 2009:65). Evaluasi model PLS yang dilakukan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu (1) evaluasi outer model untuk menilai validitas dan reabilitas model. Uji validitas konstruk terdiri atas uji validitas konvergen dan uji validitas diskriminan. Sedangkan uji reliabilitas dengan menggunakan dua metode yaitu cronbach’s alpha dan composite reliability. (2) evaluasi inner model untuk memprediksi hubungan kausalitas antar variabel laten engan menggunakan R2 dan nilai koefisien path atau t-values tiap path. HASIL DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang yang berstatus aktif pada semester ganjil 2015/2016 dan pernah melakukan transaksi secara online. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan cara menyebarkan kuesioner kepada para responden secara langsung dan melalui perantara yang dilakukan selama kurang lebih sepuluh hari. Jumlah kuesioner yang disebar dalam penelitian ini adalah sebanyak 291 kuesioner. Adapun jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 289 kuesioner dimana terdapat dua kuesioner yang tidak kembali. Setelah dilakukan pemeriksaan, terdapat 69 kuesioner yang digugurkan karena tidak dapat digunakan. Kuesioner yang tidak dapat digunakan tersebut dikarenakan tidak memenuhi syarat penelitian dimana responden tidak melakukan transaksi online dan kuesioner tersebut mengandung bias. Kuesioner yang mengandung bias dikarenakan dalam satu konstruk responden memberikan respon yang sama pada pernyataan positif dan pernyataan negatif, sehingga peneliti menyimpulkan bahwa responden tidak serius dalam mengisi kuesioner yang telah diberikan. Untuk itu tingkat respon rate dalam penelitian ini adalah 99% dan kuesioner yang dapat diolah adalah sebanyak 220 kuesioner sebagai sampel dalam penelitian ini.
Tabel 3 Sampel dan Tingkat Pengembalian Jumlah kuesioner disebar Jumlah kuesioner yang tidak kembali Kuesioner yang kembali Kuesioner yang digugurkan Kuesioner yang digunakan Tingkat pengembalian (respon rate) Tingkat pengembalian yang digunakan (usable respon rate)
291 2 289 69 220 99% 76%
Sumber: Data Primer (diolah)
Analisis statistik deskriptif bertujuan agar data yang diperoleh dapat diolah lebih lanjut. Dalam penelitian ini, analisis statistik deskriptif dilakukan pada 220 responden. Pengukuran statistik atas sampel dapat membantu dalam penarikan kesimpulan dimana pengukuran ini menggambarkan pemusatan nilai-nilai observasi sampel sehingga dapat mempermudah proses penelitian. Pengukuran berupa nilai min, max, mean, median, modus dan standar deviasi. Melalui pengukuran ini akan dapat diperoleh gambaran umum mengenai sampel, sehingga dapat mendekati kebenaran populasi. Peneliti juga telah mendata mengenai karakteristik 220 responden dalam penelitian ini yang dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 1. Jenis Kelamin Pria Wanita 2. Umur <18 tahun 18-21 tahun 21-24 tahun >24 tahun 3. Semester Semester 1 Semester 3 Semester 5 Semester 7 4. Pengalaman <1 tahun 1-2 tahun 3-4 tahun >4 tahun
Jumlah
Persentase
80 140
36% 64%
6 171 43 0
3% 78% 20% 0%
32 30 58 100
15% 14% 26% 45%
57 67 61 35
26% 30% 28% 16%
5. Lama Bertransaksi <3 kali dalam sebulan 3-6 kali dalam sebulan 6-9 kali dalam sebulan >9 kali dalam sebulan
190 19 4 7
86% 9% 2% 3%
Sumber : Data Primer (diolah)
Peneliti melakukan evaluasi model dengan melalui 3 tahapan pengujian yaitu pengujian validitas konvergen, pengujian validitas diskriminan, dan pengujian reliabilitas. Alat analisis data dalam penelitian ini adalah Partial Least Squares (PLS) versi 2.0 M3. Hasil uji validitas konvergen didasarkan pada tiga parameter, yaitu nilai Average Variance Extracted (AVE) dan communality yang lebih dari 0,5 (> 0,5) serta nilai fktor loading yang lebih dari 0,7 (> 0,7). Berikut ini hasil uji validitas konvergen yang peneliti lakukan. Nilai faktor loading dapat dilihat dari tabel 6 sedangkan nilai AVE dan communality dapat dilihat dari tabel 5 dibawah ini.
Tabel 5 Tabel Alogaritma AVE
Composite Reliability
Cronbachs Alpha
Commun ality
K
0.824309
0.949394
0.928835
0.824309
PM
0.607005
0.885157
0.838887
0.607005
PKM
0.662591
0.907392
0.872158
0.662591
PK
0.777704
0.912881
0.85731
0.777704
MP
0.866875
0.951275
0.923058
0.866875
R Square
0.484926
Redunda ncy
0.110088
Sumber: Data Primer (diolah) Keterangan: K = Kepercayaan, MP = Minat Penggunaan, PK = Persepsi Keamanan, PKM = Persepsi Kemudahan, dan PM = Persepsi Manfaat
Tabel 6 Outer Loading K K1 K2 K3 K4 PM1 PM2
PM
0.889706 0.92835 0.921602 0.891334 0.748997 0.82159
PKM
PK
MP
PM3
0.733273
PM4 PM5 PKM1 PKM2 PKM3 PKM4 PKM5 PK1 PK2 PK3 MP1 MP2 MP3
0.774643 0.813177 0.792519 0.87991 0.819301 0.768991 0.805 0.850439 0.930816 0.862234 0.938251 0.954579 0.899494
Sumber: Data Primer (diolah) Keterangan: K = Kepercayaan, MP = Minat Penggunaan, PK = Persepsi Keamanan, PKM = Persepsi Kemudahan, dan PM = Persepsi Manfaat
Pada tabel 5 diatas dapat diketahui nilai AVE dan communality pada setiap variabel adalah lebih dari 0,5 (>0,5). Sedangkan pada tabel 6 dapat diketahui bahwa faktor loading pada setiap indikator di masing-masing variabel bernilai lebih dari 0,7 (>0,7). Hasil tersebut mengindikasikan bahwa validitas konvergen secara keseluruhan telah terpenuhi. Tahap berikutnya adalah melakukan pengujian terhadap validitas diskriminan. Hasil uji validitas diskriminan didasarkan pada dua pilihan parameter penilaian, yaitu dengan melihat nilai cross loadings yang lebih dari 0,7 (> 0,7) dalam satu variabel atau dengan membandingkan akar AVE terhadap korelasi variabel laten dimana akar AVE akan bernilai lebih besar dari korelasi variabel laten. Nilai cross loadings dapat dilihat dalam tabel 7. Tabel 7 Cross Loading K PM PKM PK MP 0.889706 0.428281 0.344744 0.427049 0.441615 K1 0.92835 0.486835 0.385319 0.487777 0.464453 K2 0.921602 0.405006 0.354046 0.511928 0.437116 K3 0.891334 0.422185 0.384238 0.467536 0.424203 K4 0.378673 0.748997 0.479701 0.287745 0.531658 PM1 0.453721 0.82159 0.572465 0.380497 0.512299 PM2
PM3 PM4 PM5 PKM1 PKM2 PKM3 PKM4 PKM5 PK1 PK2 PK3 MP1 MP2 MP3
0.342621 0.31851 0.370225 0.334737 0.335427 0.314113 0.281583 0.37136 0.49046 0.491795 0.39294 0.489516 0.43438 0.437017
0.733273 0.774643 0.813177 0.565769 0.60059 0.53087 0.497411 0.560728 0.36077 0.390041 0.301235 0.613849 0.647462 0.524228
0.480366 0.513457 0.587158 0.792519 0.87991 0.819301 0.768991 0.805 0.375519 0.449341 0.293521 0.521577 0.558496 0.448707
0.171123 0.276591 0.397365 0.341572 0.386079 0.318063 0.277821 0.410642 0.850439 0.930816 0.862234 0.39808 0.426914 0.445786
0.37829 0.453949 0.58238 0.455178 0.469516 0.421931 0.400998 0.480574 0.36077 0.390041 0.301235 0.938251 0.954579 0.899494
Sumber: Data Primer (diolah) Keterangan: K = Kepercayaan, MP = Minat Penggunaan, PK = Persepsi Keamanan, PKM = Persepsi Kemudahan, dan PM = Persepsi Manfaat
Bedasarkan tabel 7 mengenai parameter cross loading dapat dilihat bahwa setiap indikator pada masing-masing konstruk baik kepercayaan, minat penggunaan, persepsi keamanan, persepsi kemudahan, serta persepsi manfaat telah memiliki nilai lebih dari 0,7 (>0,7). Sehingga dapat disimpulkan bahwa validitas diskriminan pada penelitian ini telah terpenuhi dan dapat dikatakan valid. Setelah melakukan pengujian terhadap validitas konstruk dengan hasil uji validitas yang valid, maka selanjutnya dilakukan pengujian terhadap reliabilitas. Uji reliabilitas didasarkan pada dua penilaian yaitu nilai Cronbach’s Alpha harus lebih dari 0,6 (> 0,6) dan nilai Composite Reability yang harus lebih dari 0,7 (> 0,7). Berdasarkan Tabel 5 Tabel Algoritma ]dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha adalah lebih dari 0,6 dan nilai Composite Reability adalah lebih dari 0,7 (> 0,7). Maka dapat disimpulkan bahwa pengujian atas reliabilitas telah terpenuhi sehingga konstruk variabel dapat dinyatakan reliabel. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara melakukan pengolahan data melalui metode Bootstrapping dalam aplikasi PLS. Hasil pengolahan data melalui Bootstrapping tersebut dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Model Struktural
K -> MP PK -> MP PKM -> MP PM -> MP
Original Sample (O) 0.15498 0.145943 0.14593 0.409812
Sample Mean (M) 0.161224 0.148307 0.143598 0.406174
Standard Deviation (STDEV) 0.066807 0.059914 0.079785 0.087444
Standard Error (STERR) 0.066807 0.059914 0.079785 0.087444
T Statistics (|O/STERR|) 2.319808 2.435873 1.829054 4.686554
Sumber: Data Primer (diolah) Keterangan: K = Kepercayaan, MP = Minat Penggunaan, PK = Persepsi Keamanan, PKM = Persepsi Kemudahan, dan PM = Persepsi Manfaat
H1: Kepercayaan terhadap Minat Penggunaan Transaksi Online Kepercayaan merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi keputusan pengguna dalam melakukan transaksi online. Menurut Rofiq (2007) menyatakan bahwa kepercayaan adalah suatu keyakinan yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan hubungan transaksi dengan pihak lain yang dipercaya dapat memenuhi kewajiban dan komitmen yang telah disepakati sebelumnya oleh kedua belah pihak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan transaksi online. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Jin et. al. (2014), Yaobin dan Tao (2007), Chang dan Chen (2008), dan Chiu et. al. (2008). Jin et. al. (2014) membahas mengenai pengaruh persepsi kegunaan dan kepercayaan terhadap minat konsumen pada perspektif konsumen online shopping. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan cara menyebarkan kuesioner kepada konsumen di Malaysia Utara. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 600 responden yang terdiri dari kelompok usia, jenis kelamin, dan latar belakang yang berbeda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepercayaan berpengaruh positif terhadap minat konsumen dalam melakukan belanja online. Yaobin dan Tao (2007) membahas mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kepercayaan awal dalam online stores. Variabel yang digunakan oleh Yaobin dan Tao (2007) salah satunya adalah kepercayaan yang dikaitkan dengan minat melakukan pembelian secara online. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan cara menyebarkan kuesioner secara langsung kepada mahasiswa jurusan manajemen, Huazhong University of Science and Technology (HUST), Wuhan, China. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 200 responden dengan tingkat pengembalian 100%, namun yang dapat diolah adalah
sejumlah 193 kuesioner. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepercayaan berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen secara online. Chang dan Chen (2008) membahas mengenai dampak lingkungan online store terhadap minat pembelian secara online. Metode penelitian yang digunakan \ adalah metode survei dengan cara menyebarkan kuesioner melalui web. Link kuesioner ini disebarkan melalui papan diskusi online maupun email pribadi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 672 responden, namun yang dapat dikelola adalah sebanyak 628 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepercayaan berpengaruh positif terhadap minat konsumen dalam melakukan pembelian secara online. Chiu et. al. (2008) membahas mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi minat pelanggan untuk melakukan pembelian kembali secara online. Metode penelitian yang digunakan adalah survei kuesioner yang disebarkan melalui web, yaitu PCHome. Alat analisis data yang digunakan adalah menggunakan Partial Least Square (PLS). Populasi penelitian ini adalah pelanggan yang melakukan belanja online di PCHome. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 1.754 responden, namun hanya sejumlah 360 kuesioner yang dapat diolah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepercayaan pelanggan pada penjual online berpengaruh positif terhadap minat pelanggan untuk melakukan pembelian kembali. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kepercayaan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan transaksi online. Kepercayaan harus dibangun oleh vendor karena hal tersebut memberikan pengaruh yang positif pada konsumen untuk melakukan transaksi online. Kepercayaan merupakan kunci utama dari keberhasilan suatu aktivitas transaksi online. Semakin tinggi kepercayaan yang dimiliki oleh pelanggan, maka semakin tinggi pula loyalitas pelanggan terhadap suatu transaksi online. H2: Persepsi Manfaat terhadap Minat Penggunaan Transaksi Online Persepsi manfaat adalah suatu perasaan yang dimiliki oleh seseorang dimana orang tersebut yakin bahwa dengan menggunakan teknologi tertentu akan dapat meningkatkan kinerjanya (Davis, 1989). Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan Wibowo (2008) yang menyatakan bahwa seseorang cenderung akan memanfaatkan suatu teknologi jika teknologi tersebut memberikan banyak manfaat bagi dirinya, sehingga dapat meningkatkan produktivitasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi manfaat berpengaruh positif terhadap minat penggunaan transaksi online. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Koufaris dan Sosa (2002), Wang dan Tseng (2011), Gong et. al. (2013), Mandilas et. al. (2013), dan Rezaei et. al. (2014).
Koufaris dan Sosa (2002) membahas mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat menentukan persepsi awal kepercayaan suatu perusahaan online. Variabel yang digunakan oleh Koufaris dan Sosa (2002) salah satunya adalah persepsi manfaat yang dikaitkan dengan minat konsumen untuk melakukan pembelian kembali. Metode penelitian yang digunakan oleh Koufaris dan Sosa (2002) adalah metode survei dengan cara menyebarkan kuesioner secara online. Sampel dari penelitian ini adalah sebanyak 212 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi manfaat berpengaruh positif terhadap minat pembelian secara online. Wang dan Tseng (2011) membahas mengenai pengaruh dari kepercayaan dan sikap konsumen pada online shopping. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan cara menyebarkan kuesioner melalui situs web. Situs web yang dipilih untuk menyebarkan kuesioner adalah facebook, purk, dan puzze. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 206 responden dengan tingkat pengembalian 100% dan seluruh data yang didapat adalah valid dan dapat diolah lebih lanjut. Alat analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan partial least square (PLS). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi manfaat berpengaruh positif terhadap minat untuk melakukan online shopping. Gong et. al. (2013) membahas mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen untuk melakukan belanja online di Cina. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan cara menyebarkan kuesioner melalui email. Penyebaran kuesioner melalui email ini dilakukan secara acak dengan mengirimkan kepada total 8.000 responden dengan tingkat pengembalian sebesar 6,5% atau hanya 503 responden dan semua responden tersebut dianggap sebagai pengguna internet. Alat analisis data dalam penelitian ini menggunakan ordinary least squares (OLS). Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa persepsi manfaat terbukti berpengaruh positif terhadap minat konsumen Cina untuk melakukan belanja online. Mandilas et. al. (2013) membahas mengenai prediksi persepsi konsumen dalam online shopping. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei kuesioner yang disebarkan melalui internet, yaitu email dan facebook dan dilakukan pada saat musim panas tahun 2012. Populasi dalam penelitian konsumen di Yunani yang menggunakan internet dan melakukan belanja online. Sampel yang didapatkan sebanyak 124 responden yang dipilih melalui metode convenience sampling. Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa persepsi manfaat merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap minat pelanggan untuk melakukan belanja online. Rezaei et. al. (2014) membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat online repatronage oleh konsumen Malaysia yang telah berpengalaman. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan cara menyebarkan
kuesioner secara online. Pendistribusian kuesioner secara online dilakukan melalui email kepada mahasiswa dari lima universitas, yaitu UTM, UKM, UPM, MMU, dan Limkokwing. Sampel penelitian ini adalah sebanyak 290 responden, namun hanya sebanyak 219 responden yang dapat diolah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi manfaat berhubungan positif terhadap minat online repatronage. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persepsi manfaat berpengaruh positif terhadap minat penggunaan transaksi online. Pengaruh persepsi manfaat terhadap minat penggunaan transaksi online cukup signifikan dikarenakan sebagian besar konsumen merasa bahwa transaksi online memberikan banyak manfaat dibandingkan kerugiannya. Vendor harus dapat menjaga nilai manfaat dari transaksi online itu sendiri agar konsumen memiliki keinginan untuk terus menggunakan transaksi online. H3: Persepsi Kemudahan terhadap Minat Penggunaan Transaksi Online Menurut Wibowo (2007), persepsi kemudahan adalah suatu keyakinan yang dimiliki oleh individu bahwa sistem dapat digunakan dan dipahami dengan mudah. Semakin besar tingkat kemudahan dalam pengoperasian suatu teknologi, maka semakin besar pula kemungkinan individu untuk menggunakan teknologi tersebut. Sebaliknya, semakin rendah tingkat kemudahan dalam mengoperasikan suatu teknologi, maka semakin rendah pula kemungkinan individu untuk menggunakan teknologi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan transaksi online. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Jalal et. al. (2011), Al-Gahtani (2010), Sin et. al. (2012), dan Wang et. al. (2003). Jalal et. al. (2011) membahas mengenai evaluasi dampak dari faktor-faktor online banking dalam memotivasi proses e-banking. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei kuesioner. Pendistribusian kuesioner dilakukan secara langsung melalui teman atau kerabat peneliti dan juga didistribusikan melalui formulir online kepada pengguna ritel layanan perbankan dari kelompok usia yang berbeda dengan tingkat pendidikan yang berbeda pula di Bahrain. Sampel penelitian ini adalah sebanyak 171 responden yang dipilih secara acak dari universitas, mal, kafe internet maupun pengusaha dari sektor swasta dan publik. Alat analisis data yang digunakan adalah SPSS. Hasil penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa persepsi kemudahan memiliki dampak positif terhadap minat konsumen untuk menggunakan e-banking. Al-Gahtani (2010) membahas mengenai model penerimaan teknologi yang diperluas atau extended technology acceptance model (TAM) sebagai model penerimaan transaksi elektronik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
survei kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota fakultas, staf, dan mahasiswa dari sebuah universitas besar yang ada di Arab Saudi. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 300 responden, namun yang dapat diolah hanya sebanyak 128 responden yang terdiri dari 79,6% laki-laki dan 20,4% perempuan. Alat analisis data yang digunakan adalah partial least squares (PLS). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Al-Gahtani (2010) menyebutkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan internet website berpengaruh positif terhadap minat individu untuk bertransaksi online. Sin et. al. (2012) membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen muda Malaysia terhadap minat pembelian secara online di situs media sosial. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode survei kuesioner. Populasi yang dipilih adalah mahasiswa sekolah bisnis di salah satu universitas negeri di Malaysia. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 297 responden yang dipilih dengan menggunakan metode probability sampling. Hasil dalam penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif antara persepsi kemudahan terhadap minat pembelian online melalui media sosial. Wang et. al. (2003) membahas mengenai faktor-faktor yang menentukan penerimaan pengguna atas internet banking. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode survei wawancara. Responden yang dipilih hanyalah responden yang pernah melakukan transaksi perbankan. Dari 154 wawancara yang dilakukan, terdapat 123 wawancara yang digunakan untuk analisis data karena telah memenuhi syarat telah berpengalaman dalam melakukan transaksi perbankan. Hasil dalam penelitian ini membuktikan bahwa adanya pengaruh positif antara persepsi kemudahan terhadap minat penggunaan internet banking. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan transaksi online. Persepsi kemudahan merupakan salah satu konstruk TAM yang juga mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi minat penggunaan transaksi online selain persepsi manfaat. Penting bagi pelaku bisnis dan vendor untuk memastikan bahwa pengoperasian website di media sosial telah user-friendly dan tidak membutuhkan usaha keras dalam mengaplikasikannya. H4: Persepsi Keamanan terhadap Minat Penggunaan Transaksi Online Keamanan memiliki pengaruh besar terhadap minat penggunaan transaksi online. Karena jika konsumen merasa tidak aman untuk menggunakan suatu teknologi, maka hal tersebut dapat menumbuhkan rasa tidak percaya yang menyebabkan konsumen mengurungkan niatnya untuk menggunakan teknologi tersebut. Salisbury et.al. (2001) berpendapat bahwa persepsi keamanan merupakan suatu keyakinan dimana seseorang percaya bahwa suatu teknologi aman untuk digunakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi keamanan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan transaksi online. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad dan Pambudi (2014), Juwaheer et. al. (2012), dan Lallamahamood (2007). Ahmad dan Pambudi (2014) membahas mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat ulang nasabah dalam menggunakan internet banking. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan menyebarkan kuesioner. Populasi yang dipilih adalah nasabah BRI yang berdomisili di kota Bangkalan. Sedangkan untuk sampelnya adalah nasabah BRI yang telah terdaftar dan pernah melakukan transaksi melalui internet banking BRI yaitu sebanyak 50 responden dengan menggunakan metode purposive sampling. Alat analisis data dalam penelitian ini menggunakan SPSS. Hasil dari penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa persepsi keamanan memiliki pengaruh positif terhadap minat ulang nasabah untuk menggunakan layanan internet banking. Juwaheer et. al. (2012) membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengadopsian internet banking. Metode penelitian dalam penelitian yang dilakukan adalah metode survei dengan melakukan penyebaran kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah bank komersial di Mauritius dengan sampel sebanyak 384 responden dari berbagai lembaga perbankan di sembilan kabupaten di Mauritius. Alat analisis data yang digunakan adalah SPSS. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Juwaheer et. al. (2012) membuktikan bahwa adanya pengaruh positif antara keamanan dengan minat pelanggan untuk menggunakan layanan internet banking. Lallamahamood (2007) membahas mengenai penjelasan individu atas persepsi keamanan dan privasi internet di Malaysia dan pengaruhnya terhadap minat konsumen untuk menggunakan e-commerce. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan menyebarkan kuesioner. Pendistribusian kuesioner dilakukan di wilayah perkotaan kepada 500 responden. Sampel penelitian ini adalah responden yang merupakan anggota dari Malaysia Institute of Management di Malaysia. Tingkat pengembalian kuesioner sebesar 39,4% dimana sebanyak 197 responden dapat diolah lebih lanjut dan 10 responden tidak digunakan karena dianggap tidak valid. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lallamahamood (2007) membuktikan bahwa keamanan berpengaruh positif terhadap minat konsumen untuk menggunakan e-commerce. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persepsi keamanan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan transaksi online. Sebagian besar responden berpendapat bahwa keamanan merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi keinginannya untuk melakukan transaksi online. Karena pada saat melakukan transaksi online, konsumen tidak hanya melakukan transaksi keuangan saja namun juga memberikan identitas yang bersifat privasi. Jika vendor tidak dapat
menjamin keamanan dari suatu teknologi, maka konsumen cenderung untuk tidak melakukan transaksi online. KESIMPULAN DAN KETERBATASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat penggunaan transaksi online. Peneliti menguji konstruk utama dari model pengembangan Technology Acceptance Model (TAM), yaitu variabel persepsi manfaat dan persepsi kemudahan dalam konteks transaksi online dengan menambahkan variabel kepercayaan dan persepsi keamanan sebagai konstruk tambahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan, persepsi manfaat, persepsi kemudahan, dan persepsi keamanan berpengaruh positif terhadap minat individu melakukan transaksi berbasis online. Pada penelitian ini, konstruk yang memiliki pengaruh paling besar terhadap minat penggunaan transaksi online adalah konstruk persepsi manfaat. Hal ini dikarenakan kebanyakan responden lebih mementingkan manfaat yang ditawarkan oleh penggunaan transaksi online dan responden merasa bahwa transaksi online merupakan transaksi yang tidak merugikan. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kepercayaan, persepsi manfaat, persepsi kemudahan, dan persepsi keamanan yang dimiliki oleh konsumen, semakin tinggi pula minat konsumen untuk menggunakan transaksi berbasis online. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan untuk para pelaku bisnis online dan manajemen agar dapat membangun dan mempertahankan kepercayaan oleh konsumen, meningkatkan manfaat dari penggunaan sistem teknologi informasi yang ditawarkan, melakukan perbaikan dan menciptakan inovasi dari penggunaan sistem teknologi informasi secara berkala agar semakin memudahkan konsumen dalam memahami dan mengaplikasikan, serta memperhatikan dan menjamin keamanan dari transaksi online yang dilakukan. Hal ini bertujuan agar transaksi online di Indonesia semakin berkembang dari waktu ke waktu, sehingga transaksi online dapat dijadikan sebagai transaksi jual-beli alternatif yang efisien dan dapat memberikan kenyamanan bagi penggunanya. Keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti adalah ruang lingkup dari transaksi online dalam penelitian ini tergolong luas karena beragamnya transaksi online yang dilakukan oleh mahasiswa, sehingga peneliti tidak hanya fokus pada salah satu jenis transaksi online saja. Maka sebaiknya peneliti berikutnya lebih memfokuskan penelitian terhadap salah satu jenis transaksi online.
DAFTAR PUSTAKA Agung, A. A. P. (2012). Metodologi Penelitian Bisnis. Malang: UB Press. Ahmad dan Pambudi, B. S. (2014). Pengaruh Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan, Keamanan, dan Ketersediaan Fitur Terhadap Minat Ulang Nasabah Bank dalam Menggunakan Internet Banking (Studi pada Program Layanan Internet Banking BRI). Jurnal Studi Manajemen, Vol. 8, No. 1. Al-Gahtani, S. S. (2010). Modeling The Electronic Transactions Acceptance Using An Extended Technology Acceptance Model. Applied Computing and Informatics, 9, 47-77. Al-Smadi, M. O. (2012). Factors Affecting Adoption of Electronic Banking: An Analysis of the Perspectives of Bank’s Customers. International Journal of Business and Social Science, Vol. 3, No. 17. Anonim. (2014). Perkembangan Pengguna Internet untuk Transaksi Jual-Beli Online. Diakses dari http://www.apjii.or.id/, pada tanggal 12 November 2015. Arini, S. (2010). Penerapan Model Computer-Based Learning dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa. Skripsi. UPI Bandung. Artha, U. (2011). Pengaruh Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan, Persepsi Risiko, Kepercayaan, Inovasi Pribadi, dan Kesesuaian Terhadap Sikap Penggunaan E-Commerce. Skripsi. Universitas Brawijaya Malang. Chang, H. H. dan Chen, S. W. (2008). The Impact of Online Store Environment Cues On Purchase Intention. Online Information Review, Vol. 32, Iss. 6, pp. 818-841. Chiu, C. M., Chang, C. C., Cheng, H. L., dan Fang, Y. H. (2008). Determinants of Costumer Repurchase Intention in Online Shopping. Online Information Review, Vol. 33, No. 4, pp. 761-784. Davis, F. D. (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly, 13(3), 319-340. Dewi, B. K. (2015). Minat Keperilakuan Individu Menggunakan Sistem Online Shopping: Pendekatan Modifikasi Technology Acceptance Model dan Theory of Planned Behavior. Skripsi. Universitas Brawijaya Malang. Gong, W., Stump, R. L., dan Maddox, L. M. (2013). Factors Influencing Consumer’s Online Shopping in China. Journal of Asia Business Studies, Vol. 7, Iss. 3, pp. 214230.
Greenberg, R., Li, W., dan Wing, B. W. O. (2012). The Effect of Trust in System Reliability on The Intention to Adopt Online Accounting Systems. International Journal of Accounting and Information Management, Vol. 20, Iss 4, pp. 363-376. Haag, S. dan Keen, P. (1996). Information Technology: Tomorrow’s Advantage Today. Hammond: Mcgraw-Hill College. Indriantoro, N., dan Supomo, B. (2009). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE. Jalal, A., Marzooq, J., dan Nabi, H. A. (2011). Evaluating the Impacts of Online Banking Factors on Motivating the Process of E-banking. Journal of Management and Sustainabiliy, Vol. 1, No. 1. Jin, L. Y., Osman, A. B., dan AB.Halim, M. S. B. (2014). Perceived Usefulness and Trust Towards Consumer Behaviors: A Perspective of Consumer Online Shopping. Journal of Asian Scientific Research, 4(10): 541-546. Jogiyanto, H. M. (2007). Sistem Informasi Keperilakuan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi. Jogiyanto, H.M. dan Abdillah, W. (2009). Konsep dan Aplikasi PLS untuk Penelitian Empiris. Yogyakarta: BPFE. Juwaheer, T. D., Pudaruth, S., dan Ramdin, P. (2012). Factors Influencing The Adoption of Internet Banking: A Case Study of Commercial Banks in Mauritius. World Journal of Science, Technology and Sustainable Development, Vol. 9, Iss 3, pp. 204-234. Kallanmarthodi, G. dan Vaithiyanathan, M. (2012). Assessment of a Modified Technology Acceptance Model among E-banking Customers in Coimbatore City. International Journal of Innovation and Technology, Vol. 3, No. 2. Koufaris, M. dan Sosa, W. H. (2002). Initial Perceptions of Company Trustworthiness Online: A Comprehensive Model and Empirical Test. CIS Working Paper Series. Zicklin School of Business. Lallamahamood, M. (2007). An Examination of Individuals Perceived Security and Privacy of the Internet in Malaysia and the Influence of This on Their Intention to Use E-Commerce: Using An Extension of the Technology Acceptance Model. Journal of Internet Banking and Commerce, Vol. 12, No. 3. Lee, D., Park, J., dan Ahn, J. (2000). On The Explanation of Factors Affecting ECommerce Adoption. Working Paper.
Maduku, D. K. (2013). Predicting Retail Banking Costumers Attitude Towards Internet Banking Services in South Africa. Southern African Business Review, Vol 17, No. 3. Mandilas, A., Karasavvoglou, A., Nikolaidis, M., dan Tsourgiannis, L. (2013). Predicting Consumer’s Perceptions in On-line Shopping. Procedia Technology, 8, 435-444. Meskaran, F., Ismail, Z., dan Shanmugam, B. (2013). Online Purchase Intention: Effects of Trust and Security Perception. Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 7 (6), 307-315. Perkins, E. D. dan Annan, J. (2013). Factors Affecting the Adoption of Online Banking in Ghana: Implications for Bank Managers. International Journal of Business and Social Research, Vol. 3, No. 6. Purbo, O. W. dan Wahyudi, A. A. (2001). Mengenal E-Commerce. Jakarta: Elex Media Komputindo. Rahmawati, A. (2010). Minat Menggunakan Internet Banking yang Dipengaruhi oleh Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan Penggunaan, dan Persepsi Kredibilitas: Gender sebagai Variabel Moderating. Skripsi. Universitas Brawijaya Malang. Ramayah, T. dan Ignatius, J. (2005) Impact of Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and Perceived Enjoyment on Intention to Shop Online. ICFAI Journal of Management, Vol 3(3), 36-51. Rezaei, S., Amin, M., dan Ismail, W. K. W. (2014). Online Repatronage Intention: An Empirical Study among Malaysian Experienced Online Shoppers. International Journal of Retail and Distribution Management, Vol. 42, Iss. 5, pp. 390-421. Rofiq, A. (2007). Pengaruh Dimesi Kepercayaan (Trust) Terhadap Partisipasi Pelanggan E-Commerce (Studi pada Pelanggan E-Commerce di Indonesia). Tesis. Universitas Brawijaya Malang: tidak diterbitkan. Salisbury, W. D., Pearson, R. A., Pearson, A. W., dan Miller, D. W. (2001). Perceived Security and World Wide Web Purchase Intention. Industrial Management and Data Systems, Vol. 101, Iss. 4, pp. 165-177. Sekaran, U. (2006). Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat. Sekaran, U. (2006). Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jilid 2. Jakarta: Salemba Empat.
Sidharta, L. (1996). Internet: Informasi Bebas Hambatan. Jakarta: Gramedia. Sin, S. S., Nor, K. M., dan Al-Agaga, A. M. (2012). Factors Affecting Malaysian Young Consumers Online Purchase Intention in Social Media Websites. Social and Behavioral Sciences, 40, 326-333. Sunarta, I. Y. dan Astuti, P. D. (2005). Pengujian Terhadap Technology To Performance Chain: Pendekatan Structural Equation Modeling. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Suprapto, F. M. (2014). Pengaruh Persepsi Keamanan Web dan Kesesuaian Lifestyle Terhadap Minat Penggunaan Internet Banking: Technology Acceptance Model yang Dimodifikasi. Skripsi. Universitas Brawijaya Malang. Suryabrata, S. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Suyanto, M. (2005). Pengantar Teknologi Informasi untuk Bisnis. Yogyakarta: Andi. Thompson, R. L., Haggings, C. A., dan Howell, J. M. (1991), Personal Computing: Toward a Conceptual Model of Utilization, Mis Quarterly, pp. 125-143. Viginsha, A. (2011). Faktor Determinan Minat Keperilakuan Individu: Model Kesuksesan E-Commerce. Skripsi. Universitas Brawijaya Malang. Wang, T. L. dan Tseng, Y. F. (2011). A Study of the Effect on Trust and Attitude with Online Shopping. International Journal of Digital Society, Vol. 2, Iss. 2. Wang, Y. S., Wang, Y. M., Lin, H. H., dan Tang, T. I. (2003). Determinants of User Acceptance of Internet Banking: An Empirical Study. International Journal of Service Industry Management, Vol. 14, No. 5, pp. 501-519. Wardiana, W. (2002). Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia. www.informatika.lipi.go.id/jurnal/htm. Diakses pada tanggal 16 November 2015. Wardiningsih, S. S. (2009). Perkembangan Teknologi dan Sistem Informasi untuk Peningkatan E-Government dalam Pelayanan Publik. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi, Vol. 7, No. 1, 69-78. Wibowo, A. (2007). Kajian Tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi dengan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM). Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur Jakarta. Wibowo, M. S. (2008). Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Salemba Empat.
Yaobin, L. dan Tao, Z. (2007). A Research of Consumers Initial Trust in Online Stores in China. Journal of Research and Practice in Information Technology, Vol. 39, No. 3, 167-180. Yousafzai, S., Pallister, J., dan Foxall, G. (2009). Multidimensional Role of Trust in Interner Banking Adoption. The Service Industries Journal¸Vol. 29, No. 5, 591-605.