PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN WORKSHOP KURIKULUM 2013 BAGI GURU SD DI SEKOLAH PILOTING KABUPATEN SLEMAN
ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Ari Wahyudi 11101241050
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FEBRUARI 2016
2 Jurnal Manajemen Pendidikan Edisi 1 Tahun 2016
PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN WORKSHOP KURIKULUM 2013 BAGI GURU SD DI SEKOLAH PILOTING KABUPATEN SLEMAN TEACHER PERCEPTION ABOUT IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 WORKSHOP FOR PRIMARY SCHOOL TEACHER AT SCHOOL PILOT IN SLEMAN Oleh: Ari Wahyudi, Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan : (1) mendeskripsikan ketercapaian tujuan workshop; (2) mendeskripsikan relevansi materi workshop dengan struktur kurikulum; (3) mendeskripsikan kepuasan pelaksanaan workshop; (4) mendeskripsikan pencegahan hambatan yang muncul saat workshop; dan (5) mendeskripsikan dampak /manfaat workshop terhadap efektivitas pembelajaran di sekolah. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Lokasi penelitian di SD Piloting Kurikulum 2013 Kabupaten Sleman. Subyek penelitian adalah para guru yang sudah mengikuti workshop kurikulum 2013. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: (1) pelaksanaan workshop meliputi ketercapaian tujuan workshop dengan hasil 63% responden menyatakan tercapai; (2) relevansi materi dengan hasil 85% responden menyatakan tercapai; (3) kepuasan pelaksanaan workshop dengan hasil 72% responden menyatakan tercapai; (4) pencegahan hambatan yang timbul selama workshop dengan hasil 67% responden menyatakan tercapai; dan (5) kebermanfaatan workshop dengan hasil 71% responden menyatakan tercapai. Kata kunci: kurikulum 2013, workshop, guru SD
Abstract
This study aims: (1) describe the workshop achievement of curriculum 2013; (2) dercribe the relevance of material; (3) dercribe workshop satisfaction; (4) dercribe the prevention of obstacles during workshop; and (5) dercribe the usefulness of workshop toward the efectivities of learning in school. This research is descriptive quantitative approach. The research was located in piloting of elemantary school that use curriculum 2013 in Sleman. The research subjects is the teachers who have attended the curriculum 2013 workshop. Data collection using a questionnaire technique. Data analyze used statistic descriptive analysis. The results as follows: (1) the result of workshop has been achieved 63% of respondent; (2) 85% of respondent said that relevance material achieved; (3) 72% of respondent said that workshop satisfaction achieved; (4) 67% of respondent achieved that obstacles prevention during workshop; and (5) 71% of respondent said the usefulness workshop achieved. Keywords: curriculum 2013, workshop, elemantary school teachers
PENDAHULUAN Perubahan kurikulum yang telah dilakukan
menghadapi tantangan internal maupun eksternal.
oleh Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan
Sesuai dalam Lampiran Permendikbud Nomor 67
dan Kebudayaan dilakukan untuk mencetak
Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
generasi yang siap untuk menghadapi masa
Kurikulum Sekolah Dasar /Madrasah Ibtidaiyah,
depan. Perubahan kurikulum dilakukan guna
perlu diketahui bahwa tantangan internal yang
PERSEPSI GURU TENTANG .... (ARI WAHYUDI) 3
harus dihadapi terkait dengan kondisi pendidikan
pelatihan implementasi Kurikulum 2013 adalah
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang
sebagai berikut.
mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Tantangan
internal
lainnya
terkait
dengan
perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan
penduduk
usia
produktif.
(1) Guru mampu melaksanakan tugas sesuai dengan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian Kurikulum 2013; (2) Kepala sekolah mampu mengerahkan sumber daya yang dimiliki dalam rangka menjamin keterlaksanaan implementasi Kurikulum 2013; dan (3) Pengawas sekolah mampu memberikan bantuan teknis secara benar Kepada Sekolah dalam mengatasi hambatan selama implementasi Kurikulum 2013. Hal ini sesuai dengan tujuan dan harapan
proses
yang dikatakan oleh Kepala Dinas Pendidikan
pendidikan yang dilaksanakan dan penguatan tata
Kabupaten Ciamis Jawa Barat dalam Harian
kelola kurikulum serta penguatan materi sehingga
Online Pikiran Rakyat, tanggal 19 November
dapat menjadikan pendidikan yang semakin
2013, bahwa Tujuan dilaksanakannya sosialisasi
berkualitas. Perlu diketahui bahwa perubahan
adalah untuk memberikan pemahaman dan
kurikulum juga digunakan untuk menjawab
gambaran mengenai metode pembelajaran yang
tantangan eksternal yang terkait dengan arus
diterapkan dalam kurikulum 2013. Sebab, dalam
globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan
kurikulum yang baru ini, berbeda dengan metode
masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi
kurikulum yang selama ini diterapkan (KTSP).
dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan
Tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah
budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat
diharapkan mampu mengetahui dan menguasai
internasional.
dengan
kurikulum pembelajarana yang baru, sehingga
pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh
dapat mengimplementasikan dalam pembelajaran
dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan
di kelas.
Penyempurnaan
pola
Hal
pikir
ini
terhadap
juga terkait
Workshop kurikulum 2013 dilaksanakan
transformasi bidang pendidikan. Sebagai langkah awal untuk mengenalkan
oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
serta untuk mengetahui tingkat kesesuaian dan
Pelaksanaan
ketepatan kurikulum 2013 serta melihat kesiapan
Kabupaten Sleman sendiri diselenggarakan oleh
stakeholder pendidikan terhadap kurikulum baru
Dinas Pendidikan Dasar, Pemuda dan Olahraga
perlu dilakukan sosialisasi kurikulum terhadap
Kabupaten Sleman sebagai pelaksana tingkat
semua pengawas sekolah, kepala sekolah dan
daerah serta Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan
guru baik jenjang SD, SMP maupun SMA.
(LPMP) DIY sebagai pelaksana tingkat pusat.
Seperti yang tercantum dalam Modul Materi
workshop
Pelaksanaan
Kurikulum
workshop
di
2013
di
Kabupaten
Pelatihan Guru Imlementasi Kurikulum 2013,
Sleman dilaksanakan dalam beberapa tahap. Hal
disebutkan
ini karena jumlah sekolah dasar dan jumlah
bahwa
tujuan
dilaksanakannya
kepala sekolah, guru serta pengawas sekolah yang
4 Jurnal Manajemen Pendidikan Edisi 1 Tahun 2016
berbanding dengan jumlah sekolah tersebut.
912 guru SD kelas 1, 2, 4 dan 5. Sementara guru
Jumlah sekolah dasar negeri dan swasta di
kelas 3 dan 6 baru akan mengikuti workshop pada
Kabupaten Sleman berjumlah 498 sekolah.
tahun 2015. Penyelenggaraannya dilaksanakan
Implementasi kurikulum 2013 yang akan
dengan kerjasama Dinas Pendidikan dan sekolah-
dilaksanakan terlebih dahulu diterapkan pada
sekolah yang mempunyai banyak gedung serta
beberapa sekolah piloting yang telah dianggap
yang berlokasi strategis.
mampu untuk melaksanakan kurikulum 2013.
Workshop kurikulum 2013 yang telah
Penerapan kurikulum 2013 pada sekolah piloting
dilaksanakan
ini
gambaran
adalah
untuk
memperkenalkan
dan
memberikan tentang
pemahaman
teori
maupun
pembelajaran
uji coba kurikulum baru tersebut. Maka dari itu,
kurikulum yang diajarkan kepada para guru
pelaksanaan
lebih
adalah menyangkut isi /bahan ajar, proses dan
diperuntukan untuk guru SD piloting yang akan
strategi belajar, media pembelajaran dan evaluasi
melaksanakan kurikulum 2013 terlebih dahulu.
pembelajaran.
kurikulum
Penerapan kurikulum 2013 pada sekolah
2013.
praktik
mengetahui sejauh mana keefektifan serta sebagai
workshop
kurikulum
dan
Komponen
Workshop yang dilakukan selama 5 hari
piloting di Kabupaten Sleman diselenggarakan
diharapkan
sesuai dengan Rapat Koordinasi antara Dinas
pelaksanaan pembelajaran di sekolah berjalan
Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten
dengan lancar. Bermodalkan dari materi-materi
Sleman dengan Sekolah Pelaksana Piloting
yang telah diberikan oleh nara sumber, proses
Kurikulum 2013 menghasilkan keputusan yakni
kegiatan belajar mengajar di kelas secara
Kecamatan Pakem: SD Percobaan 3; Kecamatan
perlahan harus sesuai dengan komponen dan
Depok: SD Muh. Condongcatur, SD Budi Mulia
indikator dalam kurikulum 2013. Penekanan
Dua
terhadap
Pandeansari,
SDN
Babarsari,
SDN
dapat
berpengaruh
kompetensi
sikap
terhadap
(karakter),
Nogopuro, dan SD Budi Mulia Dua Seturan;
pengetahuan dan ketrampilan setiap peserta didik
Kecamatan
Pajangan;
menuntut guru untuk dapat memberikan tauladan
Kecamatan Kalasan: SD Kalasan 1 dan SD
serta dapat mengamati perkembangan peserta
Purwomartani; Kecamatan Sleman: SD Tlacap;
didik.
Berbah:
SD
Muh.
Kecamatan Godean: SD Godean 1; Kecamatan
Namun, workshop kurikulum baru yang
Ngaglik: SD Gentan; dan Kecamatan Mlati: SD
hanya
Cebongan.
tersebut, belum dapat membekali guru dalam
Sementara kurikulum
2013
pelaksanaan untuk
semua
workshop
dilakukan
melakukan
sebentar
pembelajaran
secara
di
kelas
maraton
secara
sekolah
maksimal. Buku pegangan guru dan siswa yang
dilaksanakan secara bertahap. Hal ini karena
belum tersedia dengan lengkap juga membuat
melihat jumlah guru dan kepala sekolah yang
guru bingung terhadap pelaksanaan pembelajaran
banyak untuk mengikuti workshop kurikulum.
di
Jumlah guru SD di Kabupaten Sleman yang telah
pembelajaan sendiri sesuai dengan kurikulum
mengikuti workshop kurikulum adalah berjumlah
2013 yang didapatkan dari workshop.
kelas.
Guru
harus
merencanakan
isi
PERSEPSI GURU TENTANG .... (ARI WAHYUDI) 5
Guru kembali ke sekolah dengan membawa pengetahuan baru tentang pelaksanaan kurikulum baru
yang
sedikit
menimbulkan
guru belum mempunyai kematangan pengetahuan tentang kurikulum 2013.
berbagai
Berdasarkan
uraian
permasalahan yang muncul. Banyak guru yang
penyelenggaraan
belum memahami dengan benar komponen-
pelaksanaan
komponen kurikulum terbaru yang berbeda dari
masalah
kurikulum sebelumnya. Selain itu, pengawas
mengadakan
sekolah yang melakukan pembinaan terhadap
Pelaksanaan Workshop Kurikulum 2013 bagi
guru
Guru SD di Sekolah Piloting Kabupaten Sleman
juga
belum
menguasai
dengan
baik
kurikulum 2013. Sehingga antara supervisor dan
workshop
diatas,
kurikulum
yang
2013
ada,
dengan
rangka
dan
berbagai
peneliti
bermaksud
untuk
mengetahui
penelitian
yang berkaitan
dalam
peran
guru
dalam
mengikuti workshop kurikulum 2013.
METODE PENELITIAN menggunakan tipe probabilitas yaitu Simple
Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan
Random Sampling. Penentuan jumlah sampel
kuantitatif dengan jenis deskriptif. Penggunaan
sesuai dengan tabel penentuan jumlah sampel dari
metode
populasi Issac dan Michael berjumlah 109
kuantitatif
disini
karena
kegiatan
workshop merupakan suatu tindakan yang dapat
responden.
didefinisikan atau diukur. Sedangkan tujuan
Metode Pengumpulan Data
penelitian menggunakan jenis deskriptif adalah
Teknik pengumpulan data dalam penelitian
untuk melihat fakta-fakta yang terjadi pada
ini, menggunakan teknik pengambilan data
subjek penelitian.
kuesioner
Waktu dan Tempat Penelitian
dilakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu
tertutup
atau
angket.
Sebelum
Tempat penelitian ini dilaksanakan di SD
melakukan uji validitas dan uji reliabilitas
Piloting Kurikulum 2013 se-Kabupaten Sleman
menggunakan skala Guttman dengan koefisien
dengan subyek penelitian adalah guru yang sudah
reprodusibilitas dan koefisien skalabilitas.
mengikuti workshop /pelatihan Kurikulum 2013.
Teknik Analisis Data
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Pemuda
Teknis analisis data dilakukan ketika semua
dan Olahraga Kabupaten Sleman terdapat 14 SD
data telah diperoleh guna menarik kesimpulan
Piloting Kurikulum 2013. Adapun waktu dalam
penelitian. Dilakukan pencarian nilai persentase
penelitian ini pada bulan Agustus 2015.
menurut Riduan (2004: 71).
Subjek Penelitian Penelitian ini yang menjadi populasi semua guru SD Piloting se-Kabupaten Sleman yang telah mengikuti workshop kurikulum 2013 yang berjumlah 14 sekolah SD piloting terdiri dari 165 guru.
Teknik
pengambilan
sampling
Keterangan: DP
: deskriptif persentase (%)
n
: skor empirik (skor yang diperoleh)
N
: skor ideal untuk setiap item pertanyaan
6 Jurnal Manajemen Pendidikan Edisi 1 Tahun 2016
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian untuk
memperoleh dan mengembangkan sikap kerja
mengetahui pelaksanaan workshop kurikulum
yang positif. Sesuai gambaran tersebut, tujuan
2013 bagi guru SD. Penelitian ini mengambil data
dari pelaksanaan workshop kurikulum 2013
persepsi guru SD terhadap pelaksanaan kegiatan
adalah mampu mendukung terwujudnya guru SD
workshop yang telah mereka ikuti. Responden
yang
penelitian yaitu para guru yang sudah mengikuti
pelaksanaan
workshop baik dari Dinas Pendidikan Kabupaten
Kurikulum SD Tahun 2013.
atau LPMP DIY. Responden penelitian berasal
kompeten
dan
profesional
pembelajaran
berdasarkan
dalam pada
Menurut Musliar Kasim (2013 : 95)
dari 14 SD Piloting Kurikulum 2013 dengan
kegunaan
jumlah 109 guru SD. Responden terdiri dari guru
workshop Kurikulum 2013 dapat dilihat dari
kelas 1, 2, 4 dan 5 serta guru mata pelajaran.
indikator keberhasilan program ini yaitu adanya
Tabel 1. Hasil Analisis Data Variabel
Guru
dan
SD
yang
kemanfaatan
mengikuti
pelaksanaan
Bimtek
/diklat
Jawaban Ya Tidak
implementasi Kurikulum SD tahun 2013, dengan
menerapkan
No
Variabel
1.
Ketercapaian tujuan workshop
63%
2.
Relevansi materi
85%
15%
mutu pembelajaran serta peningkatan karier dan
3.
Kepuasan pelaksanaan workshop
72%
28%
kompetensi Guru SD.
4.
Hambatan workshop
67%
33%
proses mengajar. Maksudnya peserta harus
5.
Kebermanfaat-an workshop
71%
29%
memberikan tanggapan positif terhadap bahan
karakteristik peserta yang mampu memahami,
37%
kurikulum
2013,
meningkatkan
motivasi, frekuensi, intensitas dan meningkatkan
Sebagai upaya mencapai tujuan tersebut, diperlukan keserasian antara proses belajar dan
/materi,
dipihak
lain
nara
sumber
harus
Ketercapaian tujuan workshop merupakan
mengusahakan tumbuhnya tanggapan positif.
suatu hal yang ingin dicapai. Berdasarkan analisis
Hasil analisis data menunjukkan 85% responden
data tersebut,
63%
menyatakan tercapai. Menurut Musliar Kasim
responden yang menyatakan tercapai. Tujuan
(2013 : 30-31) pada struktur program bimtek
harus dijabarkan secara jelas dan spesifik untuk
/diklat untuk guru kelas dan guru mata pelajaran
memudahkan dalam menentukan keberhasilan
proses penyampaian materi harus disusun dengan
workshop. Menurut Sugiyono (1998 : 3) tujuan
baik, dalam arti sesuai dengan kebutuhan peserta
utama
(1)
workshop. Materi workshop yang diberikan
ketrampilan
adalah rasional, elemen perubahan kurikulum
dalam suatu pekerjaan tertentu; (2) memperoleh
2013, SKL, KI dan KD, strategi implementasi
dan
kurikulum 2013, analisis buku guru dan siswa,
variabel
latihan
memperoleh
bagi
dan
mendapat
pegawai
meningkatkan
meningkatkan
berhubungan
ini
dengan
adalah
pengetahuan pekerjaan;
yang dan
(3)
PERSEPSI GURU TENTANG .... (ARI WAHYUDI) 7
perancangan
RPP,
perancangan
penilaian,
simulasi, dan peer teaching. Kepuasan
secara humanis baik dengan tenaga administratif, panitia penyelenggara, pimpinan lembaga tempat
pelaksanaan
workshop
workshop dan lembaga terkait.
merupakan keinginan semua. Penyelenggara akan
Bila interaksi tersebut tidak berjalan dengan
merasa puas dengan terlaksananya workshop
lancar,
yang berjalan dengan baik. Sebagai nara sumber
hambatan.
Hambatan
akan merasa senang bila semua materi yang
stakeholder
yang
disampaikan dapat disampaikan dengan baik dan
penyelenggaraan
mudah dipahami. Nara sumber dapat memberi
bahwa 67% peserta menyatakan percegahan
masukan dan motivasi kepada peserta. Peserta
hambatan tercapai.
workshop merasa puas bila telah mendapatkan
maka
akan
Pembicara
menimbulkan tersebut
beberapa
muncul
dari
turut
andil
dalam
workshop.
Sesuai
analisis
memegang
peran
penting
materi dan bisa memahami dengan baik. Selain
terhadap pelaksanaan workshop
itu
terhadap
berdampak pada kelancaran dan keberhasilan
kurikulum baru yang harus dilaksanakan di kelas,
tujuan dari pelaksanaan workshop itu sendiri.
sehingga
satu
Musliar Kasim (2013 : 94 ) nara sumber bimtek
keinginan untuk diikuti oleh guru sebagai peserta
/diklat adalah guru inti (master teacher) yang
workshop. Hal ini sesuai dengan hasil analisis
sudah disiapkan oleh Pusbangprodik, BPSDMPK
bahwa 72% responden menyatakan tercapai
dan PMP, Kembdikbud. Maka penyelenggara
dalam hal kepuasan workshop.
diklat
peserta
mendapat
workshop
pencerahan
merupakan
salah
Pelaksanaan workshop yang padat, akan berdampak pada kondisi peserta. Sehingga perlu
Muhammad
Idris
(2011:
11)
melakukan
koordinasi
dengan
LPMP, P4TK, dan Pusbangprodik, BPSDMPK dan PMP.
didukung dengan lingkungan yang kondusif. Menurut
wajib
yang akan
Salah satu unsur pelatihan kurikulum yaitu senantiasa membutuhkan kelengkapan fasilitas,
Kenyamanan pembelajaran tidak hanya dengan
perlengkapan
lingkungan fisik yang bersih dan tertata, namun
Penyelenggara workshop harus memilih dan
juga lingkungan non fisik yang mendukung.
menyediakan perlengapan tersebut sesuai dengan
Lingkungan
keperluan, dan menyediakan fasilitas untuk
belajar
bukan
hanya
sekadar
dan
media
penataan ruang, kursi, meja, papan dan alat bantu
memperlancar
pembelajaran lain di kelas ataupun yang di luar
menjamin tersampainya materi kepada peserta
kelas. Namun juga lingkungan emosional berupa
workshop dan untuk menjadi pegangan peserta
interaksi antara nara sumber dengan peserta dan
workshop, perlu dilakukan penguatan antara lain
antara peserta dengan peserta. Workshop sebagai
dengan
salah satu proses pendidikan, komponen tersebut
pembelajaran yang terdiri dari buku pegangan
harus dikembangkan agar peserta dapat belajar
siswa
dengan senang dan nyaman. Selain itu interaksi
penggunaan media elektronik, terkait dengan alat-
antar
dalam
alat peraga, menurut Muhammad Idrus (2011: 10)
dilakukan
bahwa nara sumber sendiri adalah media paling
seluruh
penyelenggaraan
komponen workshop
yang harus
ada
kegiatan
pembelajaran.
memberikan
dan
buku
workshop.
buku
pegangan
Untuk
pegangan
guru.
Selain
8 Jurnal Manajemen Pendidikan Edisi 1 Tahun 2016
baik yang berfungsi sebagai human media. Ini
pembelajaran yang dilakukan dan 71% responden
yang sering dilupakan dalam penyelenggaraan
menyatakan tercapai.
pembelajaran, bahwa nara sumber sendiri adalah
Guru dalam melakukan pengajaran di kelas
media terbaik untuk menyampaikan materi yang
tidak hanya mengutamakan pengetahuan atau
sedang disampaikan. Untuk menjadi human
kemampuan intelektual yang dimilikinya saja,
media yang baik, salah satunya adalah dengan
melainkan
menggunakan bahasa non-verbal atau bahasa
perkembangan
tubuh.
diampunya, baik jasmani, rohani, sosial maupun
Menurut pemaparan Menteri Pendidikan
aspek
juga
harus
seluruh
lainnya
yang
memperhatikan
peserta
sesuai
didik
dengan
yang
tujuan
dan Kebudayaan (2013 : 100) disebutkan bahwa
pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar peserta
dengan penerapan kurikulum 2013 telah memberi
didik pada akhirnya akan dapat menjadi manusia
pengaruh yang bagus terhadap siswa dalam
yang mampu menghadapi tantangan-tantangan
pembentukan karakter, keaktifan, proses belajar,
dalam kehidupan bermasyarakat. Sesuai konsep
kreatifitas, pola pikir dan budaya baca. Berkaitan
dari Kurikulum 2013, peserta didik tidak dapat
dengan dukungan terhadap pembelajaran di kelas,
dipandang sebagai objek yang harus patuh dan
guru yang sudah mengikuti workshop kurikulum
menurut terhadap kehendak dan kemauan guru.
2013
dapat
meningkatkan
kinerja
dan
SIMPULAN DAN SARAN tercapai terhadap pemberian materi selama
Simpulan Berdasarkan data yang telah diperoleh dalam penelitian dan hasil analisis data, maka
pelaksanaan workshop. 3. Variabel kepuasan terhadap pelaksanaan
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
workshop memperoleh persentase sebesar
1. Workshop kurikulum merupakan bagian dari
72%. Banyak responden yang menyatakan
upaya implementasi kurikulum 2013 di
tercapai
Kabupaten Sleman yang diikuti oleh Guru
selama workshop.
SD Piloting. Berdasarkan variabel yang
terhadap
proses
pembelajaran
4. Pelaksanaan workshop tidak lepas dari
penelitian,
berbagai kendala, sehingga perlu dilakukan
ketercapaian tujuan workshop memperoleh
pencegahan hambatan yang dapat timbul
persentase sebesar 63%. Banyak responden
selama workshop. Sesuai persepsi guru
menyatakan
pencegahan
peneliti
gunakan
dalam
bahwa
tujuan
pelaksanaan
hambatan
memperoleh
persentase sebesar 67%. Banyak responden
workshop tercapai. 2. Pada variabel relevansi materi terhadap
yang
berpendapat
bahwa
penyelenggara
struktur kurikulum dan karakteristik kelas di
berhasil dalam melakukan upaya pencegahan
sekolah memperoleh persentase sebesar 85%.
hambatan.
Sebagian
besar
responden
menyatakan
PERSEPSI GURU TENTANG .... (ARI WAHYUDI) 9
5. Dampak
workshop
berpengaruh
proses
harus siap dan fokus terhadap materi yang
pembelajaran yang dilakukan di sekolah.
diberikan
Terlihat dari perolehan persentase sebesar
diharapkan tujuan workshop dapat tercapai.
71%
pada
variabel
kebermanfaatan
oleh
nara
4. Terlaksananya
sumber,
sehingga
kegiatan
workshop
workshop. Responden menyatakan tercapai
memerlukan kerjasama yang serasi antara
terhadap kemudahan pelaksanaan kegiatan
penyelenggara
belajar mengajar. Kerjasama Guru dan siswa
peserta
dapat
berkepentingan.
semakin
meningkat
sehingga
workshop,
dan
nara
stakeholder
sumber,
lainnya
Belum
yang
maksimal
menciptakan suasana pembelajaran yang
pencegahan hambatan yang dilakukan harus
kondusif, aktif, kreatif, berkarakter dan
diikuti dengan evaluasi dan perbaikan.
menyenangkan.
Manajemen
workshop
harus
diperbaiki
sehingga output dari workshop lebih matang
Saran Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
kesimpulan, maka saran yang dapat diberikan
dan dapat bermanfaat terhadap implementasi kurikulum 2013 di sekolah. 5. Seiring berjalannya waktu, guru dengan
penulis yaitu: 1. Workshop
kurikulum
2013
yang
telah
modal dasar pengetahuan kurikulum 2013
dilaksanakan masih menunjukkan beberapa
dari
hal belum maksimal. Ketercapaian tujuan
menggunakan kurikulum 2013. Terlebih bila
workshop yang masih rendahperlu dilakukan
guru memang sudah paham dan mengerti
evaluasi
terhadap
dan
penyelenggaraan
perbaikan workshop.
terhadap Tujuan
workshop
akan
konsep
terbiasa
kurikulum
dalam
2013
ini.
Pembelajaran akan lebih kondusif, aktif,
workshop seharusnya hal utama yang harus
kreatif,
berkarakter
dan
tercapai, karena hal ini merupakan inti dari
Tetapi
pelaksanaan workshop.
kompetensi-kompetensinya
kemampuan
menyenangkan. guru
terhadap
harus
selalu
2. Pada dasarnya materi workshop sudah diatur
ditingkatkan. Banyak kegiatan yang bisa
dalam pedoman pendampingan sosialisasi
diikuti antara lain mengikuti berbagai forum
kurikulum
penyelenggara
ilmiah, aktif dalam MGMP, tergabung dalam
workshop dapat menambah atau mengurangi
penelitian ilmiah, dll. Selain itu juga perlu
sesuai
terhadap
dilakukan pendampingan dan pembinaan dari
materi-materi yang esensial akan menjadikan
nara sumber kepada guru dalam proses
semakin paham dan menguasainya.
pembelajaran kurikulum 2013 di sekolah.
2013,
kebutuhan.
namun
Penekanan
workshop
Pengawas dan Kepala sekolah juga harus
diperlukan kerjasama yang serasi antara nara
semakin aktif dalam melakukan kontrol
sumber dengan peserta. Nara sumber harus
terhadap pembelajaran. Hal ini karena akan
pandai
muncul
3. Proses
pembelajaran
dalam
saat
membawakan
materi,
permasalahan-permasalahan
baru
mengolah suasana dan mengajak peserta
diluar perkiraan pada saat pelaksanaan
dalam bahasan yang dipelajari. Peserta juga
workshop.
10 Jurnal Manajemen Pendidikan Edisi 1 Tahun 2016
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2013. Disdik Ciamis Gelar Sosialisasi Kurikulum 2013. Diakses dari http://www.pikiran-rakyat.com-pendidikan2013-11-19-259161-disdik-ciamis-gelarsosialisasi-kurikulum-2013 pada tanggal 4 januari 2015 pukul 19:45 WIB. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar /Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kemdikbud. _______. (2014). Press workshop: Implementasi Kurikulum 2013. Diakses dari http://kemdikbud.go.id/kemdikbuddokumen-Paparan-Paparan-Mendikbudpada-Workshop-Pers.pdf pada tanggal 24 Desember 2015, pukul 19.45 WIB.
Muhammad Idrus. 2011. Mendesain Lingkungan Belajar yang Menyenangkan. Jurnal Mukaddimah Kopertais Wil III Yogyakarta. Hlm. 10-11. Musliar Kasim. 2013. Pedoman Pemberian Bantuan Implementasi Kurikulum Tahun 2013. Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Riduan. 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 1998. Manajemen Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT). Yogyakarta: FPTK IKIP Yogyakarta. Syawal Gultom. 2013. Materi Diklat Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Kepala Sekolah. Jakarta: Badan PSDMPK-PMP.