PERSEPSI GURU BK TENTANG PELAKSANAAN PEMINATAN PADA KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN
JURNAL
PUTRI NOLA SARI NIM : 10060010
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
PERSEPSI GURU BK TENTANG PELAKSANAAN PEMINATAN PADA KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Putri Nola Sari Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT This research is motivated by guidance and counseling teachers in determining the selection of specialization to students based on the demands of the curriculum in 2013 which has been carrying out in accordance with the demands of the curriculum, 2013. Being the focus of this study is the teacher's perception of the service implementation specialization guidance and counseling learners to the curriculum in 2013. This research is a descriptive qualitative research. Sampling using purposive random sampling technique. This study described the way in doing service counseling teacher learners specialization in the field as it is about the perception of teachers on the implementation of the guidance and counseling curriculum specialization in 2013. As for the research informants is 3 guidance and counseling teachers, representatives of the curriculum, and principals. Instruments that researchers use in this election is the interview, observation and documentation. This data was tested by performing triangulation after that proceed to conclusion. The results have been analyzed interviews revealed that, guidance and counseling teachers' perceptions about the implementation of the curriculum specialization in 2013 at SMAN 2 Regency Bayang West Pesisir, South Coastal District, then the conclusion can be drawn as follows: guidance and counseling teacher perceptions of service specialization of students in the curriculum in 2013, namely in terms of the level of direction specialization learners are already implementing guidance and counseling teacher level and the direction of specialization, in accordance with the procedures specified in the curriculum in 2013, viewed from the aspect of specialization learners, can also be seen from the main measures of service specialization specialization learners and comprehensive services to students who have conducted by SMA 2 Regency Bayang West Pesisir.
Key Word: Perception, specialisation learners to the curriculum in 2013 PENDAHULUAN Penyelenggaran pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan Negara Indonesia sepanjang zaman. Sebagaimana bunyi Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 butir 1 yang menyebutkan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Kualitas pendidikan merupakan salah satu indikator kemajuan sebuah bangsa dan Negara. Melalui pendidikan yang berkualitas pula karakter warga Negara dibentuk, karena itulah maka Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui beragam pembaharuan penyelenggaraan pendidikan. Perubahan demi perubahan pada kurikulum pendidikan sengaja dilakukan untuk semakin memperbaiki mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 menjadi salah satu bentuk upaya dari pembaharuan pendidikan, mulai dari pendidikan dasar hingga menengah. Ide cerdas kurikulum 2013 dimaksudkan untuk mengembangkan karakter peserta didik agar menjadi insan-insan yang kompetitif dan berkarakter positif. (http://abbah.yolasite.com) Karena dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangka lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai
instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi : (1) manusia berkualitas yang mampu dan produktif menjawab tantangan sepanjang zaman yang selalu berubah, (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan (3) Warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengembangan kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara terpadu. Menurut Kemendikbud (2013:6) menjelaskan rasional pengembangan kurikulum 2013 dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan yaitu dikembangkan berdasarkan berbagai faktor yaitu tantangan internal dan ekternal. Tantangan internal yaitu terkait dengan kondisi pendidikan, yaitu tuntutan pendidikan yang mengacu kepada delapan Standar Nasional yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan penilaian pendidikan. Kemudian tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan pendidikan Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Kemudian mengenai tantangan ekstenalnya yaitu terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan ditingkat internasional. Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi dan transformasi bidang pendidikan. Kemendikbud (2013:11) menjelaskan selain itu rasional pengembangan kurikulum juga berdasarkan penyempurnaan pola pikir, yaitu: 1. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik yang harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi kompetensi yang sama. 2. Pola pembelajaran satu arah (interaksi gurupeserta didik) menjadi pembelajaran interaktif
(interaktif guru-peserta didik-masyarakatlingkungan alam, sumber/media lainnya). 3. Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet). 4. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains). 5. Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim). Kurikulum 2013 dirancang dengan tujuan untuk mempersiapkan insan Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup yang sebagai pribadi dan warga Negara yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Kurikulum merupakan salah satu metode yang dapat membawa insan manusia memiliki kompetensi sikap, ilmu pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat menjadi pribadi dan warga Negara yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif. Program peminatan pada kurikulum 2013 yang dimaksudkan itu dapat dipahami merupakan program pendidikan yang menunjang pengembangan dan perwujudan peminatan peserta didik secara optimal dengan memperhatikan dan memanfaatkan sepenuhnya segenap unsurunsurnya, baik yang secara interen ada pada diri pribadi peserta didik, maupun segenap kondisi positif yang ada di lingkungan peserta didik (lingkungan keluarga, kelompok, masyarakat dan budaya), dan segenap fasilitas prasarana dan sarana kependidikan yang ada. Yang dimaksud dengan peminatan menurut Prayitno (2013:6) adalah “kecenderungan atau keinginan yang cukup kuat berkembang pada diri individu yang terarah dan terfokus pada terwujudkannya suatu kondisi dengan mempertimbangkan kemampuan dasar, bakat, minat dan kecenderungan pribadi individu. Kemendikbud (2013: 53) menjelaskan peminatan pada kurikulum 2013 ini lebih sensitif dan respek terhadap perbedaan kemampuan dan kecepatan belajar peserta didik, dan untuk SMA memberikan peluang yang lebih terbuka kepada peserta didik untuk memilih mata pelajaran yang diminati, mendalami materi mata pelajaran dan mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara fleksibel sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan karakteristik kepribadian. Dalam rangka implementasi kurikulum 2013 yang mengamati adanya peminatan peserta didik pada kelompok mata pelajaran, lintas mata pelajaran, dan pendalaman mata pelajaran maka diperlukan adanya pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh guru bimbingan dan
konseling atau konselor. Kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih luas demikian itu diisi dengan pelayanan bimbingan dan konseling peminatan yang membesarkan pendirian peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka masingmasing. Bidang peminatan ini menjadi substansi pokok para konselor atau guru bimbingan dan konseling di sekolah-sekolah atau madrasah. Meskipun demikian, pelayanan bimbingan dan konseling tentulah tidak hanya sekedar menangani program atau wilayah peminatan saja. Tugas konselor tentulah jauh lebih luas dari pada bidang peminatan itu sendiri, yaitu menyangkut pengembangan pribadi peserta didik kearah kemandirian diri mereka, yang juga mampu mengendalikan diri. Hal ini menjadi sangat penting ketika kita menyaksikan peserta didik yang kurang disiplin, nakal, dan sebagainya. Dalam kurikulum 2013 kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih luas itu diisi dengan pelayanan bimbingan dan konseling arah peminatan yang membesarkan pendirian peserta didik sesuai dengan potensi, bakat, dan minat mereka masing-masing. Dengan demikian pelayanan bimbingan dan konseling memberikan pelayanan arah peminatan peserta didik dengan sungguh-sungguh. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru BK pada tangal 20 Januari 2014 di SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan, hampir secara keseluruhan dari guru BK yang ada menyatakan bahwa mereka belum benar-benar memahami dengan baik mengenai kedudukan bimbingan dan konseling serta peran guru BK dalam kurikulum 2013. Dari hasil orservasi yang dilakukan di SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan, secara keseluruhan sudah mendapatkan Diklat atau Pelatihan mengenai kedudukan BK serta peranan guru BK mengenai kurikulum 2013. Berdasarkan fenomena di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana “Persepsi Guru BK tentang Pelaksanaan Peminatan Pada Kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan”. Fokus Masalah adalah persepsi guru BK tentang pelayanan peminatan peserta didik pada kurikulum 2013. Rumusan Masalah yaitu: bagaimana persepsi guru BK terhadap pelaksanaan peminatan pada kurikulum SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan ?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi guru BK tentang pelayanan peminatan peserta didik pada kurikulum 2013.
METODE PENELITIAN Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian, maka penelitian yang dilakukan termasuk penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Penulis menggambarkan persepsi guru BK tentang peminatan peserta didik pada kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Bayang . Menurut Moleong (2010:6): Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 2 Bayang terhadap guru BK yang telah mengimplementasikan kurikulum 2013. Disini akan dilihat apakah guru BK melihat peminatan peserta didik pada kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Bayang. Menurut Bungin (2011:76) bahwa informan penelitian adalah subjek yang memahami objek penelitian. Informan penelitian ini ditentukan setelah peneliti menentukan informan kunci (key informants) dan selanjutnya dari informan kunci ditetapkan informan berikutnya”. Informan kunci yang ditetapkan berdasarkan pertimbangan bahwa informan kunci harus mengetahui dengan jelas tujuan penelitian serta terkait dengan permasalahan yang diteliti yaitu Guru BK yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini ada tiga orang guru BK yang terlibat dalam implementasi kurikulum 2013. Informan tambahan ditetapkan melalui teknik purposive random sampling yaitu penentuan sampel yang dilandasi tujuan dan pertimbanganpertimbangan terlebih dahulu. Penentuan informan tambahan diperoleh dari saran informan kunci. Informan tambahan dalam penelitian ini adalah: kepala sekolah dan wakil kurikulum Teknik pengumpulan data agar memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa alat pengumpulan data berupa wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik keabsahan data dan kepercayaan data penelitian yang peneliti peroleh dapat dilakukan dengan cara sebagaimana dikemukakan Sugiyono (2011:302-311), yaitu: kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), dapat dipercaya (depenability). Teknik analisis data yang telah dikumpulkan seterusnya dianalisis, Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011:277-283) menjelaskan dalam penelitian kualitatif ada 3 tahapan analisis, yaitu: reduksi data (data reduction), penyajian data ( display data), penarikan kesimpulan (verifikasi) HASIL DAN PEMBAHASAN
Persepsi Guru BK tentang Pelaksanaan Peminatan pada Kurikulum 2013 dilihat dari Pelayanan Peminatan Peserta Didik . 1. Tingkat dan Arah Peminatan Menurut Kemendikbud (2013:55) menjelaskan implementasi kurikulum 2013 meliputi tingkat dan arah peminatan adalah hasil temuan peneliti melalui wawancara dilapangan dapat diketahui bahwa guru BK dalam menentukan tingkat dan arah peminatan peserta didik dalam kurikulum 2013 dapat dilihat dari peminatan di SD/MI, peminatan di SMP/MTs, peminatan di SMA, dan untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi dapat dilihat kecerdasan, minat, bakat dan karakteristik peserta didik. Sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 tentang tingkat dan arah peminatan dapat dilihat dari hasil belajar dari SD/MI, SMP/MTs dari sana dapat dilihat arah peminatan peserta didik. 2. Aspek Peminatan Menurut Kemendikbud (2013:56) menjelaskan implementasi kurikulum 2013 meliputi perencanaan program adalah sebagai berikut: Hasil temuan peneliti melalui wawancara dilapangan dapat diketahui bahwa guru BK dalam menentukan aspek peminatan peserta didik dapat dilihat dari kemampuan siswa, presrasi belajar peserta didik kelas VII, VIII, IX yang diperoleh di SMP/MTs, nilai ujian nasional (UN) peserta didik yang di peroleh di SMP/MTs, prestasi non akademik yang di peroleh dari SD/MI samapai SMP/MTs, minat belaja peserta didik yang dilihat berdasarkan dari hasil angket pada saat mendaftar, perhatian dari orang tua peserta didik, rekomendasi dari guru BK jika ada dan juga dilihat dari tes psikologi, cita-cita dan diteksi potensi. Jadi guru BK melakukan aspek peminatan peserta didik sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 yang sudah dilaksanakan di SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Mengenai aspek peminatan peserta didik yang telah dilaksanakansesuai dengan tuntutang kurikulum 2013. 3. Langkah Pokok Pelayanan Peminatan Menurut Kemendikbud (2013:60) menjelaskan implementasi kurikulum 2013 meliputi langkah pokok pelayanan peminatan pada peserta didik adalah sebagai berikut: Hasil temuan yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara dengan guru BK untuk mengetahui dalam memberikan langkah pokok kepada peserta didik dengan melalui pengisian angket yang telah dilakukan sekolah. Sehingga
ada siswa yang tidak memberikan data atau keterangan yang lengkap dari sekolah sebelumnya. Maka dapat dilihat peminatan peserta didik dari pengisian angket maka akan terlihat peminatan yang diinginkan peserta didik dan juga dilihat dari hasil tes psikologi yang dilalui oleh peserta didik untuk menentukan jurusan yang akan dia ambil nantinya. 4. Layanan Peminatan Secara Menyeluruh Guru BK melakukan sosialisali dalam penerimaan peserta didik atau dalam melakukan MOS yang dilakukan oleh sekolah dan mensosialisasi jurusan yang ada di SMA yang ada pada kurikulum 2013, juga melihat cara belajar yang ada pada kurikulum 2013, serta cara penilaian yang dilakukan dalam kurikulum 2013. Dalam melakukan pemberiaan layanan secara menyeluruh kepada peserta didik dikarenakan kurangnya waktu yang tersedia disekolah. Berdasarkan hasil wawancara penelti dengan subjek peneltian bahwa di dalam kajian teori membahas tentang peminatan peserta didik menurut kemendikbud (2013:56): prestasi peserta didik dapat pada kelas VII, VIII, dan IX merupakan profil kemampuan akademik peserta didik, yang dapat dijadikan dasar pertimbangan pokok dalam peminatan. Profil kondisi prestasi belajar yang dicapai dapat sebagai prediksi keberhasilan belajar selanjutnya. Prestasi non akademik yang telah dicapai, seperti kejuaraan dalam lomba melukis, menyanyi, menari, pidato, bulu tangkis, tenis meja, dll. Merupakan indikasi peserta didik memiliki kemampuan khusus/bakat tertentu. Terdapat relevansi antara kejuaraan suatu lomba dengan kemudahan melakukan aktivitas dan keberhasilan belajar mata pelajaran tertentu yang sesuai dengan kemampuan khusus yang dimiliki. Diasumsikan bahwa peserta didik tidak mengalami kecelakaan fisik atau psikis dan kebiasaan belajar tetap dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan, maka nilai UN tepat sebagai pertimbangan penetapan peminatan peserta didik sesuai kelompok mata pelajarannya. Peserta didik merasa senang, antusias, tidak merasa cepat lelah, sungguhsungguh dalam mengikuti pembelajaran di sekolah maupun aktivitas belajar di rumah disebabkan memiliki minat yang tinggi terhadap apa yang dipelajarinya. Restu orang tua merupakan kekuatan spiritual yang dapat memberikan kemudahan yang dirasakan oleh peserta didik dalam belajar dan mencapai keberhasilan belajar. Anak mempunyai hubungan emosional dengan orang tua, juga berkaitan dengan semangat belajar. Intensitas hubungan orang tua dengan anak dapat
menumbuhkan motivasi belajar yang berdampak kualitas proses dan hasil belajar. Selain informasi yang di berikan pada saat PPDB atau MOS, setelah pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik sesuai dengan satuan pendidikan yang dimasuki peserta didik, diperlukan informasi tentang : Sekolah ataupun program yang sedang mereka ikuti dan setamat dari sekolah atau selepas dari kelas yang mereka duduki sekarang, kurikulum dan berbagai mata pelajaran baik yang wajib maupun pilihan yang diikuti peserta didik, terutama berkenaan dengan pilihan arah minat kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran, pendalaman mata pelajaran serta lintas mata pelajaran, Informasi tentang karir atau jenis pekerjaan yang perlu dipahami dan/atau yang dapat dijangkau oleh tamatan pendidikan yang sedang ditempuh sekarang, terutama berkenaan dengan peminatan vokasi, Informasi tentang studi lanjutan setamat pendidikan yang sedang ditempuh sekarang. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tentang persepsi guru BK tentang pelaksanaan peminatan pada kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut: Persepsi guru BK tentang pelayanan peminatan peserta didik pada kurikulum 2013 yaitu: 1. Tingkat dan arah peminatan peserta didik yaitu guru BK sudah melaksanakan tingkat dan arah peminatan tersebut, sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan dalam kurikulum 2013. 2. Aspek peminatan peserta didik yaitu guru BK dapat melihat dari nilai yang diperoleh peserta didik di waktu SMP/MTs, dan juga dari hasil tes yang dilakukan sekolah. 3. Langkah pokok pelayanan peminatan peserta didik yaitu guru BK sudah melaksanakan pemilihan peminatan kepada peserta didik dengan menggunakan hasil tes psikologi, wawancara dan angket. 4. Layanan peminatan menyeluruh kepada peserta didik yang sudah dilaksanakan oleh SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka diajukan beberapa saran kepada berbagai pihak yang terkait, sebagai berikut: 1. Guru BK, lebih meningkatan dari sebelumnya dalam melakukan pemilihan 2. peminatan peserta didik untuk menentukan peminatan yang tepat untuk peserta didiknya nantinya.
3. Wakil kurikulum, agar lebih bisa kerja sama dengan guru BK dalam menentukan peminatan peserta didik. 4. Kepala sekolah, diharapkan dapat mendukung atau memberi motivasi atas kegiatan yang dilakukan oleh guru BK dalam melakukan pemilihan dan peminatan peserta didik yang dilakukan guru BK. 5. Prodi BK STKIP PGRI Sumatera Barat, untuk dapat melahirkan guru BK yang profesional sehingga mampu menerapkan ilmunya baik di sekolah maupun di masyarakat umum. 6. Peneliti selanjutnya, agar dapat melakukan penelitian lebih dalam lagi sterhadap pemilihan peminatan yang di alami oleh peserta didik, agar dalam pemilihan peminatan peserta didik tidak salah memilih jurusan yang dingikannya. KEPUSTAKAAN Bungin,
Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana. Mendikbud. 2013. Implementasi kurikulum 2013, (http://muhammadrusliharahap.blogspot.c om/2013/10/kurikulum-2013-rasionalkarakteristik.html).. Kemendikbud. 2013. Pedoman Peminatan Peserta Didik. Jakarta: Badan PSDMP dan PMP. Moleong, J Lexi. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Roskakarya. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.