Persepsi Dan Partisipasi Generasi Muda Terhadap Pelestarian Kebudayaan Dan Kesenian Tradisional Kuda Lumping Sardi (07140022) Mahasiswa Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Dalam perkembangan kehidupan budaya nasional yang beragam dalam kesatuan bangsa dewasa ini kiranya perlu bagi generasi muda memiliki persepsi yang positif dan perlu mendukung untuk perpartisipasi dalam upaya melestarikan budaya leluhurnya. Begitu pula seperti keberadaan kesenian tradisional kuda lumping yang sampai sekarang masih dilestarisukan oleh masyarakat, terutama masyarakat Desa Manggungmangu Kecamatan Plantungan Kabupaten Kendal. Seperti keberadaan kebudayan dan kesnian tradsional kuda lumping tersebut hingga saat ini tampak masih dilestarikan oleh sebagian masyarakat, khususnya generasi muda di Indonesia. Namun demikian dalam perkembanganya pola dan dinamika kehidupan masyarakat dengan adanya pengaruh kebudayaan modem dengan latar yang menjadi beragam dimungkinkan pula terjadinya pergeseran persepsi dan partisipasi masyarakat setempat terhadap upaya pelestarian kebudayaan dan kesenian tradisional Kuda Lumping di Desa Manggungmangu Kecamatan Plantungan Kabupaten Kendal.. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dirasa perlu dan penting artinya untuk dilakukan penelitian tentang persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap upaya pelestarian kebudayaan dan kesenian tradisional Kuda Lumping di Desa Manggungmangu Kecamatan Plantungan Kabupaten Kendal. Subjek penelitian adalah warga masyarakat, khususnya genrasi muda di Desa Manggungmangu Kecamatan Plantungan Kabupaten Kendal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, maka teknik sampling yang digunakan adalah dengan teknik purposive sampling , yaitu teknik cuplikan secara selektif dengan pemilihan dan penetapan sebanyak 25 informan sesuai kebutuhan penelitian.Analisis dengan menggunakan teknik model analisis interaktif dari Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini adalah : (1) generasi muda di Desa Manggungmangu Kecamatan Plantungan Kabupaten Kendal memiliki persepsi yang positif terhadap pelestarian kebudayaan dan kesenian tradisional kuda lumping di Desa Manggungmangu Kecamatan Plantungan Kabupaten Kendal ; (2) tingkat partisipasi generasi muda dalam upaya pelestarian kebudayan dan kesnian tradisional kuda lumping di Desa Manggungmangu Kecamatan Plantungan Kabupaten Kendal diketahui adanya sikap partisipatif yang tingi dari warga masyarakat, terutama bagi para genersi muda ; dan (3) masih ditemukannya adanya hambatan atau kendala mengenai masalah keterbatasan pendanaan untuk pengembangan budaya dan kesenian daerah.. Adanya bantuan dana dari pemerintah dan dari swadaya masyarakat irasa masih terbatas. Saran dari hasil penelitian ini adalah: (1) perlunya upaya peningkatan motivasi dan kesadaran masyarakat terhadap pelestarian budaya dan kesenial tradisional; dn (2) perlunya uluran bantuan dana dan dukungan berbagai pihak untuk upaya pelestariannya. Kata Kunci : Persepsi, partisipasi, kesenian tradisional, kuda lumping, pelestarian PENDAHULUAN Sejak zaman nenek moyng bangsa Indonesia telah memiliki kebudayaan yang bernilai tinggi. Di samping bentuk dan pola kehidupan masyarakat yang agraris, dalam dinamika kehidupan mereka juga dibarengi tumbuhnya kehidupan religi walaupun dalam bentuk dan jenis yang sederhana. Kepercayaan masyarakat umumnya banyak dikaitkan dengan nilai - nilai sakral terhadap alam sekitar dan benda -benda yang bertuah. Hal ini seperti pada jaman kuno adanya kepercayaan animisme dan dinamisme yang telah melekat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Seperti dijumpai dalam sebagian kehidupan masyarakat Jawa kuno, bahkan masih banyak sebagian diwarisi oleh generasi Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 50
sekarang yang telah terbentuk menjadi kebiasaan hidup turun - temurunn yang kemudian menjadi tradisi kehidupan masyarakat lokal atau menjadi budaya lokal. Perkembangan kehidupan budaya , baik fisik maupun nomn fisik diikuti pula dengan munculnya berbagai tradisi lokal . Perkembangan tradisi local banyak juga yang kemudian lahir berbagai bentuk dan jenis sastra dan kesenian tradisional yang dilator belakangi oleh pola kehidupan pada zaman tersebut. Seperti munculnya jenis kesenian tarian keprajuritan dan kuda lumping yang muncul ketika masyarakat menghadapi masa perjuangan melawan penjajah yang menggambarkan bentuk nilai-nilai kepahlawanan para prajurit dalam menentang penjajah. Sampai dengan mulai masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha, bahkan sampai pada masa pengaruh Islam dan pengaruh budaya Barat, nilai -nilai tradisional berbagai wilayah lokal di kepulauan Nusantara masih banyak yang dilestarikan oleh masyarakat pemilik dan pendukung tradisi tersebut. Seperti "nyadran" (Jawa) tradisi "bersih desa", tradisi "Sya'ban", "Apeman", tradisi "ruwatan"dan sebagainya merupakan warisan tradisional nenek moyang bangsa Indonesia. Keberadaan dan perkembangan tradisi tersebut pada umumnya berkaitan dengan pola kehidupan agraris yang banyak tergantung dengan kehidupan agraris, sehingga banyak unsur unsur tradisi tersebut diritualisasi dengan nuansa kehidupan mereka. Setelah berkembangnya kehidupan agamapun sebagian tradisi lama tersebut beralkulturasi dengan perkembangan kehidupan agama, bahkan tradisi tersebut diilestarikan dan dipergunakan sebagai media peneyebaran religi atau agama. Seperti tradisi "sekaten", "grebeg" kemudian menyatu dengan peristiwa - peristiwa peringatan hari - hari besar agama (Islam).Dalam perkembangan kehidupan budaya nasional yang beragam dalam kesatuan bangsa dewasa ini kiranya perlu bagi generasi muda memiliki persepsi yang positif dan perlu mendukung untuk perpartisipasi dalam upaya melestarikan budaya leluhurnya. Begitu pula seperti keberadaan kesenian tradisional kuda lumping yang sampai sekarang masih dilestarisukan oleh masyarakat, terutama masyarakat Desa Manggungmangu Kecamatan Plantungan Kabupaten Kendal Seperti keberadaan kebudayan dan kesnian tradsional kuda lumping tersebut hingga saat ini tampak masih dilestarikan oleh sebagian masyarakat, khususnya generasi muda di Indonesia. Namun demikian dalam perkembanganya pola dan dinamika kehidupan masyarakat dengan adanya pengaruh kebudayaan modem dengan latar yang menjadi beragam dimungkinkan pula terjadinya pergeseran persepsi dan partisipasi masyarakat setempat terhadap upaya pelestarian kebudayaan dan kesenian tradisional Kuda Lumping di Desa Manggungmangu Kecamatan Plantungan Kabupaten Kendal Pergeseran tersebut kemungkinan dirpengaruhi kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat, terutama masyarakat di lingkunagn keberadaan tradisi tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dirasa perlu dan penyting artinya untuk dilakukan penelitian tentang persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap upaya pelestarian kebudayaan dan kesenian tradisional Kuda Lumping di Desa Manggungmangu Kecamatan Plantungan Kabupaten Kendal
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 51
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Persepsi Persepsi adalah proses penginderan yang didapatkan dari pengalaman langsung kemudian diidentifikasi, dideskripsikan, dan diinformasikan kembali di lingkunagn kehidupannya. Makna persepsi dapat berupa kehidupan. Makna persepsi dapat berupa kesan, pendapat, anggapan dan /atau penilaian terhadap sesuatu atau keadaan tertentu dalam kehidupan.masyarakat tertentu. Berkaitan dengan kajian ini yang dimaksud adalah persepsi generasi muda terhadap pelestarian kebudayaan dan kesenian tradisional Kuda Lumping di Desa Manggungmangu Kecamatan Plantungan Kabupaten Kendal. Pengertian tentang Partisipasi Pengertian partisipasi mempunyai makna yang paralel/ sejajar dengan arti peran serta secara lafiah. Istilah partisipasi dapat diartikan sebagai "hal turut berperan serta dalam suatu kegiatan (Depdikbud, 1993 ;650). Makna partisipasi sngat berkaitan erat dengan makna persepsi. Makna yang berhasil ditangkap oleh masyarakat, baik itu positif maupun negatif akan menjadi pendorong atau penghambat keterlibatannya / peransertanya (partisipasinya) dalam suatu kegiatan di masyarakatnya. Kebudayaan dan Kesenian Tradisional Kuda Lumping Istilah “kebudayaan” berasal dari kata “ budhi” yang artiya pikiran atau akal dan dari kata “ daya” yang artinya kekuatan. Berdasarkan pengertian harfiah tersebut, maka segala sesustu yang ada karena daya atau kekuatan pikiran atau akal manusia disebut sebagai kebudayaan. Kebudayaan merupakan hasil karya cipta dari kemampuan pikiran atau akal manusia, baik yang bersifat budaya fisik maupun non fisik. Manusia berbudaya bertujuan memenuhi kebutuhannya untuk kelestarian hidupnya. Kemudian istilah kata “ kesenian” merupakan bentuk kata benda yang berasal dari kata dasar “ seni” yang berarti indah. Oleh karena itu istilah kesenian merupakan segala sesuatu yang mengandung unsur keindahan atau sesuatu yang menarik , baik dilihat dari gerak maupun bentuknya yang khas dan unik.
Kesenian merupakan bagian dari jenis kebudayaan manusia. Kebudayaan yang lazim
dikelompokkan dalam jenis kesenian missal,a : seni tari ( gerak), seni musik, seni suara , seni lukis dan seni sastra. Istiah kata “ tradisional” berasal dari kata dasar “ tradisi” yang berarti kebiasaan atau adat istiadat yang hidup dan dipelihara dalam kehidupan masyarakat Depdikbud, 1979). Istilah kata tradisional merupakan bentuk kata sifat dari tradisi atau adat istiadat yang umumnya bersifat turunmenurun yang ada dan terjadi sejak lama yang dilestarikan dalam kehidupan masyarakat tertentu. Dalam hal ini seperti kebudayaan dan kesenian tradisional kuda lumping yang ada dan masih dilestarikan di masyarakat Desa Manggungmangu KecamatanPlantungan Kabupaten Kendal.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 52
METODE PENELITIAN Bentuk Pendekatan yang Digunakan Berdasarkan fokus rumusan masalah yang dikaji, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pola studi kasus karena obyek yang dikaji bersifat dan kasuitik (Yin, 1987). Hal ini dipilih dan ditetapkan dengan pertimbangan dan pemikiran logis karena data yang diperlukan untuk menjawab/menjelaskan masalah yang diajukan adalah berbagai jenis data kualitatif, bukan sekedar deretan angka yang kurang bermakna. Pemilihan dan Penetapan Lokasi Penelitian Sehubungan dengan pertimbangan secara empirik, bahwa objek dan subjek yang diteliti terfokus pada keberadaan kebudayaan dan kesenian tradisional kuda lumping yang bersifat unik pada kehidupan masyarakat di Manggungmangu Kecamatan Plantungan Kabupaten Kendal, maka lokasi ditetapkan sebagai pusat lokasi penelitian ini. Disamping pertimbangan tersebut, kebetulan tempat tinggal (domisili) peneliti relatif dekat dengan pusat lokasi tersebut, sehingga mudah terjangkau dan lebih efisien (jangkauan waktu dan biayanya). Teknik Cuplikan Sesuai dengan pola pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, maka dalam penyusunan rancangan penelitian ini tidak terikat oleh perlunya penetapan populasi dan teknik penetapan populasi dan teknik penetapan sampel penelitian seperti yang lazim diikuti atau diterapkan dalam pola penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif atau acuan dengan teknik probability sampling. Pengumpulan Data a. Sumber Data Data penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber utama sebagai berikut: 1) Informan Data primer penelitian ini diperoleh dari 25 informan, yaitu unsur-unsur masyarakat Desan Manggungmangu Kecamatan Plantungan Kendal yang dipilih dan ditentukan secara purposif (selektif) sesuai kebutuhan penelitian. 2) Kepustakaan Data penelitian ini juga diperoleh dari sumber-sumber kepustakaan atau referensi bukubuku yang relevan dengan masalah yang diteliti, terutama untuk kepentingan kajian teoritis dan dalam pemilihan/serapan metodologi dalam penelitian ini. 3) Dokumen dan Momentum/Peristiwa Lapang Sebagai pelengkap dan pendukung data penelitian ini juga digunakan sumber dokumentasi, baik yang berada di kantor desa setempat yang dimungkinkan terdapat berbagai dokumen lapang yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Di samping itu data pendukung penelitian ini juga diperoleh dari observasi atau pengamatan langsung terhadap prosesi kegiatan kesatuan organisasi kesenian kuda lumpung di desa tersebut. Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 53
b. Alat Pengumpul Data Berdasarkan sumber data dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, maka akan digunakan beberapa alat pengumpulan data, antara lain : 1) Pedoman/panduan wawancara dan observasi. 2) Tape recorder (untuk keperluan rekaman wawancara). 3) Kamera foto untuk dokumentasi penelitian. 4) Buku catatan lapangan (field note) 5) Dan lain-lain (sesuai kebutuhan dilapangan)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Upaya Pelestarian Budaya dan Kesenian Tradisional Kuda Lumping di Desa Manggungmangu Kecamatan Plantungan Kab. Kendal Kondisi dan pola kehidupan masyarakat Desa Manggungmangu hingga keadaan tahun 2010 telah mengalami perubahan dan perkembangan yang signifikan. Artinya dibanding kondisi pada tahun-tahun sebelumnya , di desa tersebut dalam berbagai aspek kehidupan telah berkembang. Lebih baik dan peran serta atau partisipasi masyarakat , khuususnya para generasi muda dalam upaya pelestarian budaya dan kesenian tradidional kuda lumping.di desa tersebut semakin meningkat. Perkembangan tersebut menurut beberapa warga masyarakat yang diwawancarai dapat disimpulkan bahwa mereka ( warga masyarakat) telah merasa kondisi di desanya sekarang ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Perkembangan yang diketahui sekarang sudah lebih baik termasuk dalam upaya pelestarian budaya dan kesenin tradisional kuda lumpin yang telah dikembangkan di desa ini, khususnya oleh para generasi mudanya.. Berbagai kegiatan non fisik seperti arisan, pengajian, kerja bakti, dan berbagai kegiatan sosial lainnya juga diketahui menjadi semakin baik. Kesadaran masyarakat terhadap pendidikan juga telah meningkat. Kesadaran warga untuk menyekolahkan anak-anak mereka juga sudah semakin berkembang positif. Berdasarkan beberapa kondisi tersebut dapat dikemukakan bahwa upaya pelestarian budaya dan kesenian tradidional kuda lumping di Desa Manggungmangu telah berkembang secara dinamis yang mendapat dukungan dari potensi dan tingkat kesadaran warga masayarakat terutama oleh generasi mudanya. Selain karena bantuan suport dana APBD
ternyata terdukung juga dari keswadayaan
masyarakat Desa Manggungmangu. Kondisi tersebut cukup mendukung upaya pelestarian budaya dan kesenian tradidional kuda lumping di desa tersebut;. Oleh karena itu secara bertahap hasil pembangunan di desa tersebut dapat dikatakan berhasil baik. Keberhasilan pembangunan tersebut langsung dapat dinikmati oleh warga masyarakat di desa tersebut.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 54
Persepsi Generasi Muda terhadap Upaya Pelestarian Budaya dan Kesenial Tradisional Kuda Lumping di Desa Manggungmangu Kecamatan Plantungan Kab. Kendal Berdasarkan pengamatan secara langsung dan dari hasil wawancara dengan beberapa informan di Desa Manggungmangu diketahui bahwa upaya pelestarian budaya dan kesenian tradidional kuda lumping di Desa Manggungmangu telah berjalan dinamis seiring dengan program desa dan terdukung secara positif oleh potensi warga masyarakat, khususnya
para generasi mudanya di desa tersebut.
Masyarakat pada umumnya diketahui cukup respon dan mengemukakan pandangan serta pemahaman yang positif terhadap upaya pelestarian budaya dan kesenian tradidional kuda lumping karena termasuk bagian dari berbagai program pembangunan di desa mereka .. Pandangan dan pemahaman generasi muda terhadap upaya pelestarian budaya dan kesenian tradidional kuda lumping juga diketahui cukup kondosif dan positif. Hal ini dapat dibuktikan seprti pada berbagai kegiatan dan pengembangan seni budaya kuda lumping di desa tersebut. Warga masyarakat, khususnya genersai muda memiliki persepsi yang positif terhadap pesta demokrasi tersebut. Hal ini diketahui bahwa di desa tersebut selama ini tidak pernah terjadi konflik antar warga yang disebabkan oleh perkembangan kehidupan social budaya dan kesenian local daerah di Desa Manggungmangu selama ini. Partisipasi Generasi dalam Upaya Pelestarian Budaya dan Kesenin Tradisional Kuda Lumping di Desa Manggungmangu Kecamatan Plantungan Kabupaten Kendal Adanya pesersepsi yang positif dari warga masayarakat terutama komponen generasi muda terhadap berbagai hal dan keadaan kemerupakan dukungan secara nyata bahwa pemahaman atau persepsi tersebut akan dapat mendukung terjadinya sikap partisipasi masyarakat positif pula terhadap pola-pola kehidupan budaya di daerahnya, termasuh di sini adalah alam upaya pelestarian budaya dan kesenian tradidional kuda lumping yang merupakan bagian dari kehidupan buaya di desa mereka. Pada umumnya warga masyarakat, khususnya bagi generasi muda
mendukung sekali terhadap
keberadan dan upaya pelestarian budaya dan kesenian tradidional kuda lumping di desanya. Kendala yang Dihadapi, Upaya Pemecahan dan Hasil yang telah Dicapai Masyarakat dalam upaya pelestarian budaya dan kesenian tradisional Kuda Lumping di Desa Manggungmangu Kecamatan Palntungan Kab. Kendal
a. Kendala utama yang dihadapi dalam pelestarian budaya dan kesenian tradisional Desa Manggungmangu Sekalipun secara umum perkembangan budaya dan kesenial tradisional kuda lumping di Desa Manggungmangu yang selama ini diketahui telah berjalan baik dan lancar, namun masyarakat juga masih menghadapi beberapa kendala yang berarti . Kendala utamanya asdalah masalah keterbatasan dana pembangunan. Walaupun sudah relative banyak bantuan dana dari pemerntah setempat, baik untuk pembangunan fisik maupun non fisik, namun sesuai harapan masyarakat. Terutama bagi generasi muda yang tergabung dalam organisasi ini sangat Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 55
mengharapkan uluran bantuan dari pemerintah setempat.
Seperti pernyataan sekretaris desa
disebutkan bahwa “ kendala utama yang dihadapai adalah masalah pendanaan yang masih kurang pak, walaupun masyarakat sadar betul akan manfaat upaya pelestarian budaya dan kesenian tradidional kuda lumping , tetapi dalam menghadapai masalah pendanaan yang seringkali menjadi hambatan …” b. Beberapa upaya Pecemahan Hambatan yang Dihadapi Beberapa upaya pemecahan yang dapat dilakukan antara lain :Peningkatan peranserta masyarakat dan tanggung jawab para pengurus dan semua anggota paguyuban keseniankuda lumpinguntuk saling membantu satu sama lainnya. Juga .Hal ini seperti yang diungkapkan sekretaris desa
setempat bahwa peranserta masyarakat Desa Manggungmangu dalam upaya
pelestarian budaya dan kesenian tradidional kuda lumping perlu agar selalu diajak untuk meningkatkan peransertanya dalam membangun desanya serta agar ikut menjaga dan merawat ilainilai budaya warisaaan nenek moyang. Warga masyarakat diketahui juga telah memiliki sikap persepsi yang positif dan semakin antusias untuk upaya pelestarian budaya dan kesenian tradidional kuda lumping di desanya. Seperti yang dikemukakan oleh warga masyarakat disebutkan bahwa “untuk mendukung kelanjutan budaya dan kesenian tradisional kuda lumping perlu dukungan dari seluruh warga masyaraka, bukan hanya tanggung jawab para pemuda yang tergabung dalam kesenian tersebut …” c. Hasil yang Dicapai dalam Usaha Pemecahan Hambatan dalam Upaya Pelestarian Budaya dan Kesenian Tradisional Kuda Lumping Dari berbagai upaya pemecahan kendala atau hambatan yang diketahui telah dilakukan warga Desa Manggungmangu tersebutt hasilnya dapat dikatakan bagus . Artinya hasil koordinasi kemampuan dana swadaya masyarakat tersebut ternyata dapat dipergunakan sebagai daya pendukung upaya pelestarian budaya dan kesenian tradidional kuda lumping di Desa Manggungmangu. Dana bantuan dari pemerintah hasilnya dapat didukung dari tambahan potensi para pengurus dan anggota perastuan kuda lumping. Seperti ungkapan dari
anggota pengurus kuda lumping
ketika diwawancarai
mengemukakan bahwa “ … hampir setiap RT dan RW sering nanggap tarian kuda lumping dari pemuda-pemuda di sini pak … serig ada tanggapan … berarti sama-samadapat melestarikan kesenian kuda lumping ini….” Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian lapang dapat dikemukakan bahwa secara umum kondisi aktual di Desa Manggungmangu yang memiliki latar belakang sebagai komunitas masyarakat agraris memiliki potensi
yang cukup positif untuk mendukung keberadaan dan lestarinya buda
dan kesenian
tradisional kuda lumping di Desa Manggungmangu. Berbagai aspek kehidupan masyarakatnya yang bersifat komunal dan kolektif yang selama ini telah ada di desa tersebut diketahui telah mengalami kemajuan yang positif.utuk mendukung lestarinya budaya dan kesenian lokal. Dalam hal ini adalah Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 56
keberadaan dan pelestarian budaya dan kesenian tradisional kuda lumping di Desa Mnggungmangu Kecamatan Plantungan Kabupaten Kendal. Persepsi dan partisipasi masyarakat, khususnya generasi muda
di Desa Manggungmangu
sangat positif dan telah berjalan sesuai dengan kemampuan masyarakat dengan berbagai dinamika kehidupan dan perkembangan budaya dan kesenian tersebut yang juga telah melibatkan partisipai swadaya masyarakat secara menyeluruh bagi warga desa tersebut. Upaya pelestarian diketahui telah menyatu dengan adanya organisasai atau paguyuban kelompok kesenian kuda lumping di desa tersebut., Berbagai hambatan atau kendalayang dihaapai masyarakat, khususnya bagi para generasi muda dalam upaya pelestarian budaya dan kesenian tradidional kuda lumping di Desa Manggungmangu ternyata dapat diatasi secara swadaya dari potensi para generasi muda yangmendapat dukungan danpartisipasi positif dari seluruh komponen warga masyarakat di Desa Manggungmangu Kecamatan Plntungan Kabupaten Kendal .Dengan kondisi seperti tersebut ternyata budaya dan keseniantadisional kuda lumping tersebut sampai saat ini masih dapat dilestarikan oleh waga masyarkat , khususnya bagi para generasi muda di Desa Manggungmangu tersebut. Kesadaran masyarakat dalam upaya pelestarian budaya dan kesenian tradidional kuda lumping juga telah didukung oleh adanya kenyataan sikap masyarakat yang secara kolektif selalu berpartisipasi mendukung upaya pelestarian budaya dan kesenian tradidional kuda lumping di desa tersebut. Pelaksanaan program-program pembangunan sosial budaya juga sebagian warga masyarakat telah berupaya untuk ikut berpartisipasi dalam upaya pelestarian budaya dan kesenian tradidional kuda lumping.. Dalam hal ini seperti tanggapan kesenian tersebut oleh warga masyarakat setempat. Khususnya di lingkungan wilayah Desa Manggungmangu. Di bidang kehidupan religius, masyarakat Desa Manggungmangu juga sering mengkaitkan isi cerita tariankuda lumping tersebut dengan jaranagama ( Islam ) yang konon diwariskansejak masa Sunan Kalijogo Sifat-sifat kepahlawanan dan nuansa religius dalam tarian tersebut juga dapat memberikan pelajaran baik bagikehidupan moral dan religi bagiwarga masyarakat,khususnya di Desa Manggungmkangu selama ini. Upaya pemecahan juga telah dilakukan
dalam upaya pelestarian budaya dan kesenian
tradidional kuda lumping, yaitu dengan peningkatan kesadaran dan partisipasi warga terutama yang dipelopori oleh para generasi muda di desa Manggungmangu dengan dukkungan positif dari warga dan perangkat esa setempat. . Adapun hasil yang dicapai selama ini secara umum telah dinikmati oleh seluruh warga masyarakat di Desa Manggungmangu walaupun masyarakat di desa tersebut masih tetap mengharapkan partisipasi dari berbagai pihak terutama bantuan dana untuk pembinan dan pengembangan dalam upaya pelestarian budaya dan kesenian tradidional kuda lumping di desa ini.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 57
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan utama sebagai berikut 1. Kondisi umum keadaan masyarakat Desa Manggungmangu dapat dikatakan tergolong homogen, Masyarakat Desa Manggungmangu yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani dengan tingkat kehidupan ekonomi sedang ke bawah secara umum berpotensi untuk berkembang melalui pelaksanaan program-program pembangunan di desa tersebut. Keterbukaan masyarakat terhadap perkembangan budaya dan kesenian local perlu persepsi dan partisipasi yang positif dari seluruh warga masyarakat setempat. 2. Perkembangan upaya pelestarian budaya dan kesenian tradidional kuda lumping di Desa Manggungmangu dapat disimpulkan berjalan lancar dan kondosif. Upaya pelestarian budaya dan kesenian tradidional kuda lumping dapat diwujudkan dalambentuk kesatuan para pemuda di Desa Manggungmangu yang tergabung dalam pelestarian danpengembangan jenis kesenian tradisional kuda lumping sampai saat ini. 3. Hasil upaya pelestarian budaya dan kesenian tradidional kuda lumping dapat menunjang peningkatan kebutuhan kehidupan ekonomidanbudaya bagi warga desa tersebut, khususnya bagi para generasi muda . Hal tersebut karena didukung oleh adanya persepsi yang positif dan peran serta atau partisipasi warga semakin meningkat dari seluruh komponen masyarakat Desa Manggungmangu. 4. Pada umumnya tingkat pemahaman dan pandangan
atau persepsi warga masyarakat Desa
Manggungmangu dapat dikatakan cukup positif terhadap upaya pelestarian budaya dan kesenian tradidional kuda lumping. Oleh karena itu dapat disimnpulkan bahwa persepsi yang positif dan dimiliki warga masyarakat ternyata cukup mendukung terjadinya partisipasi warga masyarakat dalam upaya pelestarian budaya dan kesenian tradidional kuda lumping yang merupakan bagian darikeseluruhan kehidupanmasyarakat di Desa Mnggungmangu Kecamatan Plantungan Kabupaten Kendal. 5. Tingkat peran serta atau partisipasi warga masyarakat , khususnya agigenerasi muda Desa Manggungmangu
di desa tersebut diketahui
tampak sekali peran serta warga dalam upaya
pelestarian budaya dan kesenian tradidional kuda lumping. Keterlibatan secara aktif dari sebagian besar warga masyarakat di Desa Manggungmangu diketahui secara riil dalam upaya pelestarian budaya dan kesenian tradidional kuda lumping 6. Kendala
atau
hambatan
utama
yang
um,umnya
dihadapai
warga
masyarakat
Desa
Manggungmangu adalah masalah keterbatasan pendanaan untuk pengembangan budaya dan kesenian daerah Adanya bantuan dana dari bantuan Pemerintah andari swadaya masyarakat setempat dirasa masih terbatas
Adapun upaya pemecahan yang ditempuh warga adalah dengan
meningkatkan keswadayaan warga melalui penggalangan dana dari para pengurus dan anggota paguyuban kesenian tradisiona tersebut berdasarkan kemampuan yang dimilikinya., baik melalui Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 58
iuran uang yang dikoordinir oleh panitia pengurus paguyuban tersebut . Hasil yang dicapai selama ini diketahui cukup berhasil baik.Hasilnya dirasa sangat bermanfaat dan telah dinikmati oleh para anggota paguyuban kesenian tradisional kuda lumping di desa Manggugmangu.
DAFTAR PUSTAKA
Bigge. 1984. Learning Theory For Teacher. (4 th. Ed). New York : Horper and Row Publishers. Depdikbud. 1992. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta : Depdikbud Huntington, P. Samuel & Joan Nelson. 1990. Partisipasi Politik di Negara Berkembang. Jakarta : Bineka Cipta Krech, David. 1988. Individual in Society. Tokyo : MC. Grow Hill Kogakusha Koentjaraningrat. 1981. Antropologi Budaya Indonesia. Jakarta : Depdikbud. 1986 : Pengantar Antropologi. Jakarta : Aksara Baru Moeleong, L.J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Miles, M.B. dan Huberman, A.M. 1992. Analisis Data Kualitatif (Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta : UJ Press. Pasman Simanjuntak. 2000. Antropologi Budaya. Jakarta : Erlangga. Van Maanen, Dabbs, J.M. & Farukner, R.N. 1982. Varieties of Qualitative Research. Beverly Hill CA : Sage Publications. Wriglistman. 1973. Social Psychology in The Seven Thesis. BroffEd. California Belmond : Word Warth Publishing Co. Soekmono, 1978. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia. Jilid I. Jakarta : Gramedia. Soetrisno Hadi. 1981. Metodologi Research. Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM. Sutopo, HB. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 59